document1

Upload: fickrhy-chamboshy

Post on 03-Mar-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ads

TRANSCRIPT

1. 1.Iodimetri dan IodometriTitrasi dengan iodium ada dua macam yaitu iodimetri (secara langsung), dan iodometri (cara tidak langsung). Dalam iodimetri iodin digunakan sebagai oksidator, sedangkan dalam iodometri ion iodida digunakan sebagai reduktor. Baik dalam iodometri ataupun iodimetri penentuan titik akhir titrasi didasarkan adanya I2yang bebas. Dalam iodometri digunakan larutan tiosulfat untuk mentitrasi iodium yang dibebaskan. Larutan natrium tiosulfat merupakan standar sekunder dan dapat distandarisasi dengan kalium dikromat atau kalium iodidat. Dalam suatu titrasi, bila larutan titran dibuat dari zat yang kemurniannya tidak pasti, perlu dilakukan pembakuan. Untuk pembakuan tersebut digunakan zat baku yang disebut larutan baku primer, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara penimbangan zat secara seksama yang digunakan untuk standarisasi suatu larutan karena zatnya relatif stabil. Selain itu, pembakuan juga bisa dilakukan dengan menggunakan larutan baku sekunder, yaitu larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara dibakukan oleh larutan baku primer, karena sifatnya yang labil, mudah terurai, dan higroskopis (Khopkar, 1990).Teknik ini dikembangkan berdasarkan reaksi redoks dari senyawa iodine dengan natrium tiosulfat. Oksidasi dari senyawa iodine ditunjukkan oleh reaksi dibawah iniI2+ 2 e 2 I- Eo = + 0,535 voltSifat khas iodine cukup menarik berwarna biru didalam larutan amilosa dan berwarna merah pada larutan amilopektin. Dengan dasar reaksi diatas reaksi redoks dapat diikuti dengan menggunaka indikator amilosa atau amilopektin.Analisa dengan menggunakan iodine secara langsung disebut dengan titrasi iodimetri. Namun titrasi juga dapat dilakukan dengan cara menggunakan larutan iodida, dimana larutan tersebut diubah menjadi iodine, dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan natrium tiosulfat, titrasi tidak iodine secara tidak langsung disebut dengan iodometri. Dalam titrasi ini digunakan indikator amilosa, amilopektin, indikator carbon tetraklorida juga digunakan yang berwarna ungu jika mengandung iodine.Day & Underwood (2002) dalam Steven (2012), larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sabagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer, larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. Tembaga murni dapat digunakan sebagi standar primer untuk natrium tiosulfat.1. 2.PermanganometriPermanganometri merupakan titrasi redoks menggunakan larutan standar Kalium permanganat. Reaksi redoks ini dapat berlangsung dalam suasana asam maupun dalam suasana basa. Dalam suasana asam, kalium permanganat akan tereduksi menjadi Mn2+ dengan persamaan reaksi :MnO4- + 8 H+ + 5 e Mn2+ + 4 H2OBerdasarkan jumlah ellektron yang ditangkap perubahan bilangan oksidasinya, maka berat ekivalen Dengan demikian berat ekivalennya seperlima dari berat molekulnya atau 31,606. Dalam reaksi redoks ini, suasana terjadi karena penambahan asam sulfat, dan asam sulfat cukup baik karena tidak bereaksi dengan permanganat. Larutan permanganat berwarna ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan yang tidak berwarna, indikator tidak diperlukan. Namun jika larutan permangant yang kita pergunakan encer, maka penambahanindikator dapat dilakukan. Beberapa indikator yang dapat dipergunakan seperti feroin, asam N-fenil antranilat. Analisa dengan cara titrasi redoks telah banyak dimanfaatkan, seperti dalam analisis vitamin C (asam askorbat). Dalam analisis ini teknik iodimetri dipergunakan. Pertama-tama, sampel ditimbang seberat 400 mg kemudian dilarutkan kedalam air yang sudah terbebas dari gas carbondioksida (CO2), selanjutnya larutan ini diasamkan dengan penambahan asam sulfat encer sebanyak 10 mL. Titrasi dengan iodine, untuk mengetahui titik akhir titrasi gunakan larutan kanji atau amilosa (Steven, 2012).1. 3.DikromatometriDikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa dikromat sebagai oksidator. Senyawa dikromat merupakan oksidator kuat, tetapi lebih lemah dari permanganat. Kalium dikromat merupakan standar primer. Penggunaan utama dikromatometri adalah untuk penentuan besi(II) dalam asam klorida (Zulfikar, 2010).1. 4.SerimetriSerimetri adalah titrasi menggunakan larutan baku serium sulfat, untuk zat uji yang bersifat reduktor.Contoh : Titrasi zat uji yang mengandung ion ferro.Prinsip :Larutan zat uji dalam suasana asam dititrasi dengan larutan baku serium sulfat (Ce(SO4)2).Reaksi :(untuk zat uji yang mengandung ion ferro)Fe2+ Fe3++ eoksidasiCe4++ e Ce3+reduksiFe2++ Ce4+ Fe3++ Ce3+redoksReaksi yang terjadi:Perubahan warna indikator pada titik akhir titrasi adalah dari merah menjadi biru pucat.Titrasi dilakukan dalam suasana asam , karena pada kebasaan yang relatif rendah mudah terjadi hidrolisis dari garam serium (IV) sulfat menjadi serium hidroksida yang mengendap, oleh karena itu titrasi harus dilakukan pada media asam kuat.kebaikan serium sulfat:1. Sangat stabil pada penyimpanan yang lama dan tidak perlu terlindung dari cahaya dan pada pendidihan yang terlalu lama tidak mengalami perubahan konsentrasi.2. Reaksi ion serium (IV) dengan reduktor dalam larutan asam memberikan perubahan valensi yang sederhana (valensinya satu) Ce4++ e Ce3+sehingga berat ekivalennya adalah sama dengan berat molekulnya.3. Merupakan oksidator yang baik sehingga semua senyawa yang dapat ditetapkan dengan kalium permanganat dapat ditetapkan dengan serium (IV) sulfat.4. Kurang berwarna sehingga tidak mengkaburkan pengamatan titik akhir dengan indikator.5. Dapat digunakan untuk menetapkan kadar larutan yang mengandung klorida dalam konsentrasi tinggi.keburukan serium sulfat:Larutan serium (IV) sulfat dalam asam klorida pada suhu didih tidak stabil karena terjadi reduksi oleh asam dan terjadi pelepasan klorin (Zulfikar, 2010).1. 5.NitrimetriMetode Nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antara fenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garam diazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan persamaan yang berlangsung dalam dua tahap seperti dibawah ini :NaNO2 + HCl NaCl + HONOAr- NH2 + HONO + HCl Ar-N2Cl + H2OReaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentu mudah tergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu dibawah 15oC. Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida.Reaksi dilakukan dibawah 15oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akan terurai menjadi fenol dan nitrogen. Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkan kalium bromida.Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan warna dari pasta kanji iodide atau kertas iodida sebagai indicator luar.Kelebihan asam nitrit terjadi karena senyawa fenil sudah bereaksi seluruhnya, kelebihan ini dapat berekasi dengan yodida yang ada dalam pasta kanji atas kertas, reaksi ini akan mengubah yodida menjadi iodine diikuti dengan perubahan warna menjadi biru. Kejadian ini dapat ditunjukkan setelah larutan didiamkan selama beberapa menit. Reaksi perubahan warna yang dijadikan infikator dalam titrasi ini adalah :KI +HCl KCl + HI2 HI + 2 HONO I2 + 2 NO + H2OI2 + Kanji yod (biru)Penetapan titik akhir dapat juga ditunjukkan dengan campuran tropiolin dan metilen blue sebagai indikator dalam larutan. Titik akhir titrasi juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometri menggunakan platina sebagai indikator elektroda dan saturated calomel elektroda sebagai elektroda acuan (Zulfikar, 2010).1. 6.BromometridanBromatometriBromometrimerupakan penentuan kadar senyawa berdasarkanreaksi reduksi-oksidasi dimana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan bromine berjalan lambat) sehingga dilakukan titrasi secara tidak langsung dengan menambahkan bromine berlebih. Sedangkan bromatometri dilakukan dengan titrasi secara langsung karena proses titrasi berjalan cepat.Bromatometrimerupakan salah satu metode oksidimetri dengandasar reaksi oksidasi dari ion bromat ( BrO3 ).BrO3 + 6 H + 6 e -> Br + 3 H2ODari persamaan reaksi ini ternyata bahwa satu gram ekuivalen samasengan 1/6 gram molekul. Disini dibutuhkan lingkungan asam karenakepekatan ion H+ berpengharuh terhadap perubahan ion bromat menjadi ion bromida.Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator yang kuat. Hanya saja kecepatanreaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat.Seperti yang terlihat dari reaksi di atas, ion bromat direduksi menjadi ion bromide selama titrasi. Adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromide bereaksi dengan ion bromatBrO3 + 6 H + 5 Br -> 3Br2+ 3 HBromine yang dilepaskan akan merubah larutan menjadi warna kuningpucat. Warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir. Bromine yang dilepaskan tidak stabil karena mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah menguap. Karena itu penetapan harus dilakukan pada suhu serendah mungkin, serta labu yang dipakai harus ditutup.Jika reaksi antara senyawa reduktor dan bromine dalam lingkungan asam berjalam cepat, maka titrasi dapat dijalankan langsung, dimana titik akhir titrasi ditunjukkan denghan munculnya warna bromine dalam larutan.Tetapi jika reaksi antara bromine dan zat yang akan ditetapkan berjalan lambat, maka dilakukan titrasi secara tidak langsung, yaitu dengan menambahkan bromine yang berlebih dan bromine yang berlebih ini ditetapkan secara iodometri dengan dititrasi dengan natrium tiosulfat baku.(3). Dengan terbentunya brom, titik akhir titrasi dapat ditentukandengan terjadinya warna kuning dari brom, akan tetapi supaya warna inimenjadi jelas maka perlu ditambah indicator seperti jingga metal, merahfiuchsin, dan lain-lain (Zulfikar, 2010).1. C.Prinsip Kerja Titrasi RedoksReaksi oksidasi reduksi atau reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron. Dalam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada dua cara untuk menyetarakan persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi (metode ion elektron). Hubungan reaksi redoks dan perubahan energi adalah sebagai berikut: Reaksi redoks melibatkan perpindahan elektron; Arus listrik adalah perpindahan elektron; Reaksi redoks dapat menghasilkan arus listrik, contoh: sel galvani; Arus listrik dapat menghasilkan reaksi redoks, contoh sel elektrolisis. Sel galvani dan sel elektrolisis adalah sel elektrokimia.Persamaan elektrokimia yang berguna dalam perhitungan potensial sel adalah persamaan Nernst. Reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis volumetri bila memenuhi syarat. Titrasi redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu reduktor atau sebaliknya, dasarnya adalah reaksi oksidasi-reduksi antara analit dengan titran (Steven, 2012).Alkohol :1. Sebagian gugus alkohol larut dalam air, tetapihanya alkohol dengan struktur yangkecil saja/berat molekul ringan.2. Baik alkohol maupun fenol tidak larutdalam n-heksan.3.Jika diberi reagen Lucas, alkohol primer--> tidak terjadi pemisahan fase, alkoholsekunder -> terjadi pemisahan fase jika dipanaskan, alkohol tersier -> terjadipemisahan fase tanpa pemanasan.4.Jika diuji asam kromat, alkohol primer -> asam karboksilat, alkohol sekuner ->keton dan alkohol tersier -> tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat.5.Alkohol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3.6.Keasaman alkohol lebih rendah dibandingkan fenol.Fenol :1. Kelarutan fenol dalam air akan berkurang jika gugus nonpolar terikat pada cincinaromatik.2. Baik alkohol maupun fenol tidak larut dalam n-heksan3. Jika diberi reagen lucas, tidak terjadi reaksi.4.Fenol tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat.5.Fenol bereaksi dengan FeCl3 dan memberikan warna merah-ungu.6.Keasaman fenol lebih tinggi dari alkohol.FenolAlkanol

Bersifat asamBersifat netral

Bereaksi dengan NaOH (basa), membentuk garam natrium fenolatTidak bereaksi dengan basa

Tidak bereaksi dengan logam Na atau PX3Bereaksi dengan logam Na atau PX3

Tidak bereaksi dengan RCOOH namun bereaksi dengan asil halida (RCOX) membentuk esterBereaksi dengan RCOOH namun bereaksi dengan asil halida (RCOX) membentuk ester

Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Salah satu contoh senyawa hidrokarbon yang sederhana adalah metana, dengan rumus struktur CH4.Dalam kimia karbon adalah penting bagi kita untuk dapat menuliskanrumus molekuldanrumus struktur. Rumus molekul menyatakan jumlah atom setiap unsur yang ada dalam suatu molekul. Sedangkan rumus struktur menggambarkan bagaimana atom-atom itu terikat satu sama lain.Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Namun demikian, hidrokarbon merupakan sumber utama untuk membentuk senyawa hidrokarbon yang lebih besar dan kompleks.Untuk membuktikan bahwa senyawa hidrokarbon terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen, dapat kita lakukan percobaan sederhana, yaitu dengan memanaskan gula dalam tabung reaksi. Bintik air yang terbentuk pada dinding dalam tabung reaksi membuktikan adanya hidrogen.selain itu, pada pembakaran kayu atau kertas akan diperoleh zat berwarna hitam. Zat yang berwarna hitam tersebut merupakan karbon atau arang.Secara kimiawi, adanya karbon dan hidrogen dapat dilihat ada rumus atom pembentuk molekul atau senyawa tersebut. Misalnya metana (CH4) yang terdiri dari atom C dan atom H.Dalam kehidupan sehari-hari, karbon lebih dikenal dalam bentuk arang, grafit dan intan. Arang merupakan karbon yang berasal dari kayu atau kertas yang terbakar. Arang sering digunakan sebagai bahan pengadsorpsi zat warna dan sebagai obat sakit perut. Grafit merupakan karbon yang bersifat licin dan dapat menghantarkan listrik. Grafit digunakan sebagai elektroda, bahan pelumas, bahan pembuat pensil, dan juga sebagai bahan pembuat komposit. Intan adalah zat padat bening yang berkilauan dan merupakan zat yang paling keras. Intan digunakan untuk perhiasan dan sebagai alat pemotong. Intan bubuk dugunakan sebagai ampelas.Pada mulanya, senyawa karbon disebut sebagai senyawa organik karena senyawa itu berasal dari makhluk hidup. Namun seiring berjalannya waktu, senyawa karbon ternyata juga dapat dibuat oleh manusia, maka senyawa organik berubah namanya menjadi senyawa karbon.Senyawa karbon dapat dibedakan menjadi 2, yaitu senyawa organik (berasal dari makhluk hidup) dan senyawa anorganik (bukan berasal dari makhluk hidup). Senyawa organik dan anorganik memiliki beberapa perbedaan yang terletak pada kereaktifan, titik cair, titik didih, dan juga kelarutannya. Kereaktifan, titik didih, dan titik cair senyawa organik lebih rendah daripada senyawa anorganik. Namun, dalam hal kelarutan, senyawa organik memiliki tingkat kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan senyawa anorganik.A. Penggolongan HidrokarbonHidrokarbon terbagi menjadi dua kelompok utama yaituhidrokarbon alifatikdanhidrokarbon aromatik.Yang termasuk hidrokarbon alifatik adalah hidrokarbon yang memiliki rantai lurus, rantai bercabang atau rantai melingkar. Sedangkan untuk hidrokarbon aromatik, rantainya mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil.

Berdasarkan pada hasil percobaan dan data pada tabel hasil percobaan di atas dapat diuraikan bahwa dalam membuat suatu larutan yang paling utama adalah jumlah zatnya (mol). Karena dengan diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan berapa massa yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaCl 0,1 M, C6H12O60,2 M dan C11H22O110,02 M, yang paling utama dalam membuat larutan adalah mengetahui berapa gram zat yang digunakan. Dalam pembuatan larutan ini tiap-tiap bahan akan diberi perlakuan pembuatan larutan murni, pembuatan larutan dengan pengenceran dan dengan pencampuran. Sesuai dengan hasil pengamatan diatas, dapa di ketahui massa garam 0,299 gram, massa glukosa 1,8 gram dan masa sukrosa 0,33 gram. Pelarut dalam pembuatn 100ml NaCl 0,1 M, C6H12O60,2 M dan C11H22O110,02 M yang digunakan adalah air sedangkan ketiga zat tersebut zat terlarut. Dalam pembuatan ketiga larutan tersebut semua bahan terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di dalam labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan larutan.Perlakuan selanjutnya adalah mengencerkan larutan yang telah dibuat tadi. Proses pengencerannya hanya mengambil sampel dari 100 ml larutan dari masing-masing bahan tersebut 10 ml kemudian ditambahkan 90 ml air untuk mengencerkannya. Sehingga terjadi perubahan volume dan perubahan konsentrasi.Dari semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari ketiga larutan tersebut ketika diencerkan konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau mengalami penurunan konsentrasi sehingga larutannya lebih encer dari semula. Bisa dilihat larutan garam dapur mulanya berkonsentrasi 0,1 M kemudian setelah pengenceran konsentrasinya menjadi 0,01 M, begitu pula larutan glukosa mulanya konsentrasi sebesar 0,2 M setelah ditambahkan 90 ml air konsentrasinya turun menjadi 0,02 M dan pada larutan sukrosa atau gula pasir juga demikian awalnya berkonsentrasi 0,02 M setelah diencerkan konsentrasinya berubah menjadi 0,002 M. dan untuk volumenya, mulanya volume ketiga larutan yang diambil untuk proses pengenceran hanya sebesar 10 ml/larutan dan setelah penambahan 90 ml air volumenya menjadi 100 ml. sedangkan untuk jumlah zatnya (mol) tetap. Hal itu bias dilihat saja dari rumus pengenceran, adalahM1.V1= M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah zat (mol), sehingga mol awal = mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan larutan dengan pengenceran hasil yang didapat adalah sesuai dengan teori yang mendasari,yakni bahwa mengencerkan larutan yaitu memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut. Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut tidak berubah.

Achmad, Hiskia. 2001.Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti : BandungBaroroh, Umi L.U. 2004.Diktat Kimia Dasar 1.Universitas Lambung Mangkurat:Banjar BaruGunawan, Adi dan Roeswati. 2004.Tangkas Kimia. Kartika : SurabayaJohn dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. PT. Penerbit Erlangga: jakartaKhopkar, S.M. 1990.Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitasn Indonesia : JakartaSyukri, S. 1999.Kimia Dasar 2. Bandung: ITB