document1

Upload: astie-afriani

Post on 08-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

v vb yyyyteetuo,o,lim7htytgbtr5f

TRANSCRIPT

Zat dengan kerja tidak langsungZat-zat anti kolinesterase seperti pisostigmin, neoustigmin dan piridostigmin.Obat-obat ini menghambat penguraian ACh secara reversibel, yakni hanya untuk sementara. Setelah zat-zat tersebut habis diuraikan oleh kolinesterase, Ach segera akan dirombak lagi. Disamping itu ada pula zat-zat yang mengikat enzim secara irreversibel,misalnya Parathion dan organosfosfat lain. Kerjanya panjang karena bertahan sampai enzim terbentuk baru lagi. Zat ini banyak digunakan sebagai insektisid beracun kuat dibidang pertanian dan sebagai obat kutu rambut (malathion). Gas saraf yang digunakan sebagai senjata perang termasuk pula kelompok organosfosfta ini misalnya sarin dan soman.Atonia, yaitu kelemahan otot polos pada saluran cerna atau kandung kemih setelah operasi besar yang menyebabkan stres bagi tubuh. Akibatnya timbul aktivitas saraf adrenergik dengan efek obstipasi, sukar buang air kecil atau lumpuhnya gerakan peristaltik dengan tertutupnya usus (ielus paralitikus). Contohnya prostigmin (neostigmin)

Neostigmin : Digunakan pada niastenia grafis/nia usus dan kandung kemih. Dosis : oral 3 kali sehari , 15-30 mg.

Ileus Paralitik adalah obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus.Ileus lebih sering terjadi pada obstruksi usus halus daripada usus besar. Keduanya memiliki cara penanganan yang agak berbeda dengan tujuan yang berbeda pula. Obstruksi usus halus yang dibiarkan dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi usus dan memicu iskemia, nekrosis, perforasi dan kematian, sehingga penanganan obstruksi usus halus lebih ditujukan pada dekompresi dan menghilangkan penyebab untuk mencegah kematian.Ileus paralitik adalah keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus karena usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas), pasien tidak dapat buang air besar.(dr.Liza: 2008). Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik) adalah suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk sementara waktu berhenti. (www.medicastore.com). mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama karena usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas) dan menyebabkan pasien tidak dapat buang air besar.

Adapun etiologi dari ileus paralitik, antara lain: Pembedahan Abdomen Trauma abdomen : Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus Infeksi: peritonitis, appendicitis, diverticulitis Pneumonia Sepsis Serangan Jantung Ketidakseimbangan elektrolit, khususnya natrium Kelainan metabolik yang mempengaruhi fungsi otot Obat-obatan: Narkotika, Antihipertensi Mesenteric ischemia

Manifestasi KlinisAdapun klasifikasi dari ileus paralitik, yaitu:a.Obstruksi Usus HalusGejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan materi fekal dan tidak terdapat flatus. Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut. Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka muntah fekal dapat terjadi. Semakin kebawah obstruksi di area gastrointestinal yang terjadi, semakin jelas adanya distensi abdomen. Jika berlanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi syok hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.b.Obstruksi Usus BesarNyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah. Muntah muncul terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten. Pada pasien dengan obstruksi disigmoid dan rectum, konstipasi dapat menjadi gejala satu-satunya selama beberapa hari. Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi, loop dari usus besar menjadi dapat dilihat dari luar melalui dinding abdomen, dan pasien menderita kram akibat nyeri abdomen bawah.

Obat kolinergika bekerja terhadap reseptor yang diaktifkan oleh asetilkolin Kolinergika atau parasimpatomimetika adalah sekelompok zat yang dapat menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi Susunan Parasimpatis (SP), karena melepaskan neurohormon asetilkolin (Ach) diujung ujung neuronnya.

Obat kolinergika singkatnya disebut kolinergik juga disebut parasimpatomimetik, berarti obat yang kerja serupa perangsangan saraf parasimpatis. Tetapi karena ada saraf, yang secara anatomis termasuk saraf simpatis, yang transmitornya asetilkolin maka istilah obat kolinergik lebih tepat daripada istilah parasimpatomimetik.

Parasimpatomimetik (kolinergik),yang merangsang organ-organ yang dilayani saraf parasimpatik dan meniru efek perangsangan dengan asetilkolin, misalnya pilokarpin dan fisostigmin.

Neurotransmisi dalam neuron kolinergik meliputi 6 tahap, yaitu :1. Sintesis asetilkolin: kolin diangkut dari cairan ekstrasel ke dalam sitoplasma neuron kolinergik oleh suatu sistem pembawa yang bersamaan dengan masuknya natrium. Enzim koline asetiltransferase (CAT) mengkatalisis reaksi kolin dengan asetil CoA untuk membentuk asetilkolin dalam sitosol.2. Penyimpanan asetilkolin dalam vesikel :asetilkolin dikemas ke dalam vesikel-vesikel melalui suatu proses transpor aktif yang berpasangan dengan keluarnya proton dari sel. Vesikel yang matang tidak saja mengandung asetilkolin tetapi juga adenosin trifosfat dan proteoglikan.3. Pelepasan asetilkolin :jika suatu potensial kerja yang dipropagasi oleh kerja kanal bervoltase peka Na tiba pada suatu ujung saraf, maka kanal-kanal bervoltase peka Ca pada membran prasinaptik terbuka, yang menyebabkan peningkatan kadar Ca di dalam sel. Peningkatan kadar Ca ini memacu fusi vesikel-vesikel sinaptik dengan membran sel dan melepas kandungan asetilkolinnya ke dalam celah sinaps.4. Ikatan pada reseptor :asetilkolin yang dilepas dari vesikel sinaptik berdifusi melewati ruangan sinaptik dan mengikat baik reseptor pascasinaptik pada sel sasaran maupun reseptor prasinaptik pada membran neuron yang melepas asetilkolin. Ikatan pada reseptor ini menimbulkan suatu respons biologi dalam sel seperti mulainya suatu impuls saraf pada serabut pasca ganglionik atau aktivasi sejumlah enzim tertentu didalam sel efektor sebagai perantara pada reaksi molekul second messenger .5. Penghancuran asetilkolin :sinyal pada tempat efektor pasca sambungan secepatnya diakhiri. Proses ini terjadi di dalam celah sinaptik dengan enzim asetilkolinesterase memecah asetilkolin menjadi kolin dan asetat.6. Daur ulang kolin: kolin mungkin ditangkap kembali melalui suatu sistem ambilan kembali berafinitas tinggi yang berpasangan dengan Na ke dalam neuron, yang kemudian diasetilasi dan disimpan hingga dilepas lagi oleh potensial kerja berikutnya.

Bekerja tak langsung : zat-zat antikolinesterase seperti fisostigmin, neostigmin, piridostigmin. Obat-obat ini merintangi penguraian ACh secara reversibel, yakni hanya untuk sementara. Setelah zat-zat tersebut habis diuraikan oleh kolinesterase, ACh akan segera dirombak lagi.

NeostigminNeostigmin adalah suatu seyawa sintetik yang dapat menghambat asetilkolinesterase secara reversibel seperti fisostigmin. Tetapi tidak seperti fisostigmin, obat ini lebih polar dan oleh sebab itu tidak dapat masuk ke dalam SSP. Efeknya terhadap otot rangka lebih kuat dibanding fisostigmin, dan dapat memacu kontraktivitas sebelum terjadi kelumpuhan. Masa kerja obat ini sedang saja biasanya 2-4 jam. Obat ini digunakan untuk memacu kandung kemih, dan saluran cerna, serta sebagai antidotum keracunan tubokuranin dan obat penyekat neuronuskular kompetitif lainnya.

Efek samping neurotransmiter termasuk diantaranya kerja pacuan kolinergik secara umum seperti salivasi, muka merah dan panas, menurunnya tekanan darah, mual, nyeri perut, diare dan bronkopasme.Kegunaan klinis :Diagnosa dan pengobatan miastenia gravis, ileus paralitik, atoni otot detrusor kandung kemih, pemulihan blokade neuromuskular setelah anastesi.Farmakokinetik: Diserap secara parenteral, dihancurkan dalam saluran cerna. Molekul bermuatan. Tidak melewati sawar darah otak.

Nama Paten : Prostigmin ( Combiphar, ICN )Neostigmina sebagai garam metil sulfat 0,5 mg/ampul.Indikasi : pencegahan dan pengobatan distensi sesudah operasi dan retensi kemih, pembalikan efek zat blok neuromuskulus non depolarisasi.Kontra indikasi : Hipersensitifitas, pasien peka bromida, peritonitis atau penyumbatan mekanik saluran cerna atau saluran kemih.Efek samping : gangguan fungsi saraf, gangguan pembuluh darah, intoksikasi saluran cerna. Mual, muntah, diare, hipersalivasi, kejang perut (terutama dosis tinggi). ;Tanda kelebihan dosis meliputi: berkeringat,sekresi bronkus, rasa tak enak di saluran cerna, defekasi dan berkemih tak terkendali, miosis, nistagmus, bradikardia, hipotensi, agitasi, mimpi berlebihan, rasa lemah, akhirnya fasikulasi dan paralisisInteraksi obat : antibiotik tertentu seperti neomisina streptomisina, dan kanamisina, menunjukkan keaktifan blok depolar ringan tetapi nyata, yang dapat menguatkan blok neuromuskulus.Antikolinesterase meningkatkan transmisi neuromuskular dengan menghambat degradasi acetilkolin (ACh) sehingga menyebabkan relaksasiKemasan : Ampul 0,5 mg/ml, dos 5 ampul 1 ml