document1
DESCRIPTION
kikiTRANSCRIPT
SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DAUN KAMBOJA (Plumeria Acuminate)
A. Nama daerah
Kamboja, Kamoja, Cempaka malja, Cempaka sabakul
B. Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Apocynales
Suku : Apocyanaceae
Marga : Plumeria
Jenis : Plumeria acuminate, W.T.Ait
C. Uraian tanaman
Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5-6 m,
bengkok, dan mengandung getah. Tumbuhan asal Amerika ini biasanya ditanam
sebagai tanaman hias di pekarangan, taman, dan umumnya di daerah pekuburan,
atau tumbuh secara liar. Tumbuh di daerah dataran rendah 1-700 m di atas
permukaan laut. Rantingnya besar, daun berkelompok rapat pada ujung ranting,
bertangkai panjang, memanjang berbentuk lanset, panjang daun 20-40 cm, lebar
6-12,5 cm, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, tulang daun menyirip.
Bunga dalam malai rata, berkumpul diujung ranting, kelopak kecil, sisi dalam
tanpa kelenjar, mahkota berbentuk corong, sisi dalam berambut, sisi luar
kemerahan atau putih, sisi dalam agak kuning, putih atau merah, berbau harum.
Tangkai putik pendek, tumpul, lebar, bakal buah 1 atau 2, saling berjauhan,
berbentuk tabung gepeng memanjang, panjang 18-20 cm, lebar 1-2 cm, berbiji
banyak, biji bersayap, tanpa kuncung rambut, ketika masih muda berwarna hijau,
setelah tua hitam kecoklatan (Steenis, 1976; Dalimartha, 1999).
D. Kandungan kimia
Tanaman kamboja (Plumeria acuminate, W.T.Ait) mengandung senyawa
agoniadin, plumierid, asam plumerat, lipeol, dan asam serotinat, plumierid
merupakan suatu zat pahit beracun. Menurut Sastroamidjojo (1967). kandungan
kimia getah tanaman ini adalah damar dan asam plumeria C10H10O5 (oxymethyl
dioxykaneelzuur) sedangkan kulitnya mengandung zat pahit beracun. Menurut
Syamsulhidayat dan Hutapea (1991) akar dan daun Plumeria acuminate, W.T.Ait
mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol, selain itu daunnya juga
mengandung alkaloid. Tumbuhan ini mengandung fulvoplumierin, yang
memperlihatkan daya mencegah pertumbuhan bakteri, selain itu juga mengandung
minyak atsiri antara lain geraniol, farsenol, sitronelol, fenetilalkohol dan linalool
(Tampubolon, 1981). Kulit batang kamboja mengandung flavonoid, alkaloid,
polifenol (Dalimartha, 1999 ; Prihandono, 1996).
E. Manfaat
Tanaman kamboja itu ibarat paradoks dimana di satu sisi fisiknya
kelihatan sangat indah namun karena sering ditanam di sekitar kuburan membuat
tanaman ini identik dengan hal-hal yang menakutkan.
Sebetulnya, ada banyak sekali kegunaan dari tanaman kamboja ini, salah
satunya sebagai tanaman hias karena sudah banyak kerabat dari kamboja yang
dijadikan sebagai tanaman hias seperti adenium, mandevila, dan juga
pachypodium.
Tanaman kamboja ternyata mengandung banyak senyawa kimia yang
sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia, antara lain asam plumerat, asam
serotinat, plumierid, dan agoniadin. Sedangkan kulitnya mengandung zat pahit
beracun dan getahnya mengandung damar dan asam plumeria. Sementara akar dan
daunnya mengandung saponin, Flavanoid, polifenol, alkaloid, dan juga
fenetilalkohol. Dan senyawa fulvoplumierin yang terdapat di hampir seluruh
bagian tanaman ini bermanfaat untuk menghambat disentri, radang saluran
pernafasan, TBC, maupun hepatitis.
Umumnya, mayoritas masyarakat di Indonesia belum memaksimalkan
fungsi tanaman kamboja ini selain sebagai penghias taman kuburan. Beruntung di
beberapa daerah termasuk di Bali, selain menggunakan kamboja sebagai tanaman
hias, tanaman kamboja telah digunakan untuk menggelar berbagai upacara
keagamaan, penenang jiwa, dan lainnya. Mungkin belum banyak yang tahu juga
bahwa bunga kamboja ini termasuk bunga yang bisa dimakan layaknya bunga-
bunga lainnya seperti bunga pepaya dan bunga turi. Khasiat dari memakan bunga
kamboja ini antara lain untuk meredakan demam, menghentikan batuk,
melancarkan keluarnya air seni, mencegah pingsan, menghentikan mencret, dan
lainnya. Dan berikut ini merupakan contoh pemanfaatan tanaman kamboja untuk
kesehatan.
1. Antibiotik dan Mengobati Sakit Gigi
Getah kamboja mengandung alkaloid, tanin, flavonoid dan triterpenoid
yang sangat bermanfaat untuk antibiotik, tentunya dengan dosis yang tepat.
Tanaman kamboja juga disebut sangat ampuh untuk mengobati sakit gigi
berlubang. Caranya yakni dengan mengambil beberapa tetes getah kamboja
dengan menggunakan kapas, kemudian letakkanlah kapas tersebut pada gigi yang
sakit. Dosisnya cukup 1-2 kali saja perhari. Meski demikian, perlu diperhatikan
bahwa pengobatan dengan getah tersebut sifatnya hanya sementara dan tidak bisa
difungsikan untuk menuntaskan rasa sakit gigi tersebut.
2. Teh Bunga Kamboja
Begitu juga dengan bunga kamboja yang dikonsumsi dengan cara
menyeduhnya dengan teh sangat berkhasiat untuk memberikan efek sejuk untuk
pencernaan Anda. Makanya sebaiknya Anda meminum teh bunga kamboja ini
secara rutin untuk merasakan khasiatnya secara nyata.
3. Mengobati Bisul
Cara pemakaian untuk mengobati bisul ialah dengan cara memanaskan
daun kamboja di atas api sampai layu, kemudian olesi dengan minyak zaitun.
Lalu, daun tersebut ditempelkan pada bisul dalam keadaan masih panas.
4. Mengobati Kaki Bengkak
Akar dan batang kamboja juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati kaki
bengkak dan tumit yang pecah-pecah. Caranya dengan merebus akar dan daunnya
sampai mendidih kemudian tambahkan garam mineral. Lalu gunakan air rebusan
daun, akar, dan garam tersebut untuk merendam kaki yang bengkak dua kali
sehari.
5. Gonorrhoea dan Borok
Ada yang meyakini bahwa dengan meminum rebusan akar kamboja,
penderita penyakit menular seksual (PMS) kencing nanah atau gonorrhoea dapat
dibantu mengatasinya. Oleskan getah kamboja pada borok yang sudah dicuci
dengan air hangat.
Itulah beberapa manfaat dari tanaman kamboja yang besar kemungkinan
masih belum banyak disadari dan diketahui olah masyarakat. Mulai saat ini,
pengobatan dengan menggunakan media tanaman kamboja layak dilakukan
karena alasan murah dan mudah untuk mendapatkannya. Selain itu, kamboja juga
tidak memberikan efek samping apapun tak seperti obat-obatan kimia yang
apabila digunakan secara berkepanjangan maka rentan menimbulkan efek
samping yang berbahaya bagi kesehatan.
6. Cara mendapatkannya (ekstraksi senyawa metabolit sekunder)
Tahapan yang dilakukan dalam analisis metabolit sekunder adalah sebagai
berikut :
Persiapan bahan baku
Pembuatan simplisia diawali dengan mengering anginkan bahan baku
tanpa dilakukan pemanasan sinar matahari selama 24 jam. Kemudian dilakukan
perajangan bahan baku, yaitu memotong-motong bahan baku menjadi bagian-
bagian yang kecil untuk memudahkan ekstraksi bahan. Lalu bahan dioven dalam
suhu ± 50 oC selama 24 jam sehingga benar-benar menghilangkan kandungan air
yang masih tersisa di dalam bahan. Setelah itu, bahan ditumbuk halus menjadi
serbuk simplisia yang siap untuk diekstrak.
Ekstraksi
Metode yang digunakan untuk mengekstrak simplisia adalah dengan cara
maserasi. Simplisia direndam dalam etanol 96 % teknis selama 24 jam pada suhu
kamar. Hasil maserasi kemudian disaring dan filtratnya diuapkan pada suhu 50 oC
dengan penangas air hingga didapatkan residunya. Setelah itu, dilakukan
pengujian kandungan metabolit sekunder pada masing-masing sampel.
Analisis metabolit sekunder yang dilakukan yaitu uji flavonoid dan dan uji
alkaloid
a. Uji flavanoid
Sampel segar (10 gram) setelah dihaluskan dalam lumpang
diekstraksi dengan metanol lalu disaring. Fitratnya diuapkan kemudian
diekstraksi dengan n-heksan. Residu diekstraksi dengan 10 mL Etanol 80 %
dan ditambahkan 0,01 logam magnesium. Tabung dibagi dua, yang pertama
ditambah asam klorida pekat 0,5 mL (2-3 tetes). Warna merah muda atau ungu
menunjukan adanya flavonoid. Tabung kedua digunakan sebagai kontrol.
Gambar 1. Struktur senyawa flavonoid
b. Uji alkaloid
Sampel segar (2-4 gram) dicacah sampai halus dan digerus dengan
sedikit kloroform Kemudian diekstraksi dengan kloroform ammoniakal,
lalu disaring. Filtratnya dimasukkan ke dalam corong pisah dan
ditambahkan 10 mL asam sulfat 2 N, dikocok kuat-kuat lalu biarkan cairan
asam sulfat dan kloroform memisah. Kedalam masing-masing tabung
ditambahkan beberapa pereaksi Meyer yang sudah dibuat sebelumnya
dengan cara 1,36 gram HgCl2 dilarutka dalam 60 mL aquades (larutan I)
dan 5 g KI dilarutkan dalam 100 mL aquades (larutan II) kemudian kedua
larutan (larutan I dan II) dicampur dan diencerkan hingga 200 mL. Selain
itu pada masing-masing tabung ditambahkan juga beberapa tetes pereaksi
Dragendorf yang sudah dibuat sebelumnya dengan cara 2,72 g KI
dilarutkan dalam 100 mL aquades kemudian ditambahkan 1 gram
Bi(NO3), dan 20 mL HNO3. Alkaloid positif bila penambahan pereaksi
Meyer ada endapan putih dan pada pereaksi Dragendorf ada endapan
coklat kemerahan.