document1

10
SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DAUN KAMBOJA (Plumeria Acuminate) A. Nama daerah Kamboja, Kamoja, Cempaka malja, Cempaka sabakul B. Klasifikasi Tanaman Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Apocynales Suku : Apocyanaceae Marga : Plumeria Jenis : Plumeria acuminate, W.T.Ait C. Uraian tanaman Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5-6 m, bengkok, dan mengandung getah. Tumbuhan asal Amerika ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman, dan umumnya di daerah pekuburan, atau tumbuh secara liar. Tumbuh di daerah dataran rendah 1-700 m di atas permukaan laut. Rantingnya

Upload: iksar-lepertian

Post on 07-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kiki

TRANSCRIPT

Page 1: Document1

SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DAUN KAMBOJA (Plumeria Acuminate)

A. Nama daerah

Kamboja, Kamoja, Cempaka malja, Cempaka sabakul

B. Klasifikasi Tanaman

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Apocynales

Suku : Apocyanaceae

Marga : Plumeria

Jenis : Plumeria acuminate, W.T.Ait

C. Uraian tanaman

Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5-6 m,

bengkok, dan mengandung getah. Tumbuhan asal Amerika ini biasanya ditanam

sebagai tanaman hias di pekarangan, taman, dan umumnya di daerah pekuburan,

atau tumbuh secara liar. Tumbuh di daerah dataran rendah 1-700 m di atas

permukaan laut. Rantingnya besar, daun berkelompok rapat pada ujung ranting,

bertangkai panjang, memanjang berbentuk lanset, panjang daun 20-40 cm, lebar

6-12,5 cm, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, tulang daun menyirip.

Bunga dalam malai rata, berkumpul diujung ranting, kelopak kecil, sisi dalam

tanpa kelenjar, mahkota berbentuk corong, sisi dalam berambut, sisi luar

Page 2: Document1

kemerahan atau putih, sisi dalam agak kuning, putih atau merah, berbau harum.

Tangkai putik pendek, tumpul, lebar, bakal buah 1 atau 2, saling berjauhan,

berbentuk tabung gepeng memanjang, panjang 18-20 cm, lebar 1-2 cm, berbiji

banyak, biji bersayap, tanpa kuncung rambut, ketika masih muda berwarna hijau,

setelah tua hitam kecoklatan (Steenis, 1976; Dalimartha, 1999).

D. Kandungan kimia

Tanaman kamboja (Plumeria acuminate, W.T.Ait) mengandung senyawa

agoniadin, plumierid, asam plumerat, lipeol, dan asam serotinat, plumierid

merupakan suatu zat pahit beracun. Menurut Sastroamidjojo (1967). kandungan

kimia getah tanaman ini adalah damar dan asam plumeria C10H10O5 (oxymethyl

dioxykaneelzuur) sedangkan kulitnya mengandung zat pahit beracun. Menurut

Syamsulhidayat dan Hutapea (1991) akar dan daun Plumeria acuminate, W.T.Ait

mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol, selain itu daunnya juga

mengandung alkaloid. Tumbuhan ini mengandung fulvoplumierin, yang

memperlihatkan daya mencegah pertumbuhan bakteri, selain itu juga mengandung

minyak atsiri antara lain geraniol, farsenol, sitronelol, fenetilalkohol dan linalool

(Tampubolon, 1981). Kulit batang kamboja mengandung flavonoid, alkaloid,

polifenol (Dalimartha, 1999 ; Prihandono, 1996).

E. Manfaat

Tanaman kamboja itu ibarat paradoks dimana di satu sisi fisiknya

kelihatan sangat indah namun karena sering ditanam di sekitar kuburan membuat

tanaman ini identik dengan hal-hal yang menakutkan.

Sebetulnya, ada banyak sekali kegunaan dari tanaman kamboja ini, salah

satunya sebagai tanaman hias karena sudah banyak kerabat dari kamboja yang

dijadikan sebagai tanaman hias seperti adenium, mandevila, dan juga

pachypodium.

Tanaman kamboja ternyata mengandung banyak senyawa kimia yang

sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia, antara lain asam plumerat, asam

serotinat, plumierid, dan agoniadin. Sedangkan kulitnya mengandung zat pahit

Page 3: Document1

beracun dan getahnya mengandung damar dan asam plumeria. Sementara akar dan

daunnya mengandung saponin, Flavanoid, polifenol, alkaloid, dan juga

fenetilalkohol. Dan senyawa fulvoplumierin yang terdapat di hampir seluruh

bagian tanaman ini bermanfaat untuk menghambat disentri, radang saluran

pernafasan, TBC, maupun hepatitis.

Umumnya, mayoritas masyarakat di Indonesia belum memaksimalkan

fungsi tanaman kamboja ini selain sebagai penghias taman kuburan. Beruntung di

beberapa daerah termasuk di Bali, selain menggunakan kamboja sebagai tanaman

hias, tanaman kamboja telah digunakan untuk menggelar berbagai upacara

keagamaan, penenang jiwa, dan lainnya. Mungkin belum banyak yang tahu juga

bahwa bunga kamboja ini termasuk bunga yang bisa dimakan layaknya bunga-

bunga lainnya seperti bunga pepaya dan bunga turi. Khasiat dari memakan bunga

kamboja ini antara lain untuk meredakan demam, menghentikan batuk,

melancarkan keluarnya air seni, mencegah pingsan, menghentikan mencret, dan

lainnya. Dan berikut ini merupakan contoh pemanfaatan tanaman kamboja untuk

kesehatan.

1. Antibiotik dan Mengobati Sakit Gigi

Getah kamboja mengandung alkaloid, tanin, flavonoid dan triterpenoid

yang sangat bermanfaat untuk antibiotik, tentunya dengan dosis yang tepat.

Tanaman kamboja juga disebut sangat ampuh untuk mengobati sakit gigi

berlubang. Caranya yakni dengan mengambil beberapa tetes getah kamboja

dengan menggunakan kapas, kemudian letakkanlah kapas tersebut pada gigi yang

sakit. Dosisnya cukup 1-2 kali saja perhari. Meski demikian, perlu diperhatikan

bahwa pengobatan dengan getah tersebut sifatnya hanya sementara dan tidak bisa

difungsikan untuk menuntaskan rasa sakit gigi tersebut.

2. Teh Bunga Kamboja

Begitu juga dengan bunga kamboja yang dikonsumsi dengan cara

menyeduhnya dengan teh sangat berkhasiat untuk memberikan efek sejuk untuk

pencernaan Anda. Makanya sebaiknya Anda meminum teh bunga kamboja ini

secara rutin untuk merasakan khasiatnya secara nyata.

Page 4: Document1

3. Mengobati Bisul

Cara pemakaian untuk mengobati bisul ialah dengan cara memanaskan

daun kamboja di atas api sampai layu, kemudian olesi dengan minyak zaitun.

Lalu, daun tersebut ditempelkan pada bisul dalam keadaan masih panas.

4. Mengobati Kaki Bengkak

Akar dan batang kamboja juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati kaki

bengkak dan tumit yang pecah-pecah. Caranya dengan merebus akar dan daunnya

sampai mendidih kemudian tambahkan garam mineral. Lalu gunakan air rebusan

daun, akar, dan garam tersebut untuk merendam kaki yang bengkak dua kali

sehari.

5. Gonorrhoea dan Borok

Ada yang meyakini bahwa dengan meminum rebusan akar kamboja,

penderita penyakit menular seksual (PMS) kencing nanah atau gonorrhoea dapat

dibantu mengatasinya. Oleskan getah kamboja pada borok yang sudah dicuci

dengan air hangat.

Itulah beberapa manfaat dari tanaman kamboja yang besar kemungkinan

masih belum banyak disadari dan diketahui olah masyarakat. Mulai saat ini,

pengobatan dengan menggunakan media tanaman kamboja layak dilakukan

karena alasan murah dan mudah untuk mendapatkannya. Selain itu, kamboja juga

tidak memberikan efek samping apapun tak seperti obat-obatan kimia yang

apabila digunakan secara berkepanjangan maka rentan menimbulkan efek

samping yang berbahaya bagi kesehatan.

Page 5: Document1

6. Cara mendapatkannya (ekstraksi senyawa metabolit sekunder)

Tahapan yang dilakukan dalam analisis metabolit sekunder adalah sebagai

berikut :

Persiapan bahan baku

Pembuatan simplisia diawali dengan mengering anginkan bahan baku

tanpa dilakukan pemanasan sinar matahari selama 24 jam. Kemudian dilakukan

perajangan bahan baku, yaitu memotong-motong bahan baku menjadi bagian-

bagian yang kecil untuk memudahkan ekstraksi bahan. Lalu bahan dioven dalam

suhu ± 50 oC selama 24 jam sehingga benar-benar menghilangkan kandungan air

yang masih tersisa di dalam bahan. Setelah itu, bahan ditumbuk halus menjadi

serbuk simplisia yang siap untuk diekstrak.

Ekstraksi

Metode yang digunakan untuk mengekstrak simplisia adalah dengan cara

maserasi. Simplisia direndam dalam etanol 96 % teknis selama 24 jam pada suhu

kamar. Hasil maserasi kemudian disaring dan filtratnya diuapkan pada suhu 50 oC

dengan penangas air hingga didapatkan residunya. Setelah itu, dilakukan

pengujian kandungan metabolit sekunder pada masing-masing sampel.

Analisis metabolit sekunder yang dilakukan yaitu uji flavonoid dan dan uji

alkaloid

a. Uji flavanoid

Sampel segar (10 gram) setelah dihaluskan dalam lumpang

diekstraksi dengan metanol lalu disaring. Fitratnya diuapkan kemudian

diekstraksi dengan n-heksan. Residu diekstraksi dengan 10 mL Etanol 80 %

Page 6: Document1

dan ditambahkan 0,01 logam magnesium. Tabung dibagi dua, yang pertama

ditambah asam klorida pekat 0,5 mL (2-3 tetes). Warna merah muda atau ungu

menunjukan adanya flavonoid. Tabung kedua digunakan sebagai kontrol.

Gambar 1. Struktur senyawa flavonoid

b. Uji alkaloid

Sampel segar (2-4 gram) dicacah sampai halus dan digerus dengan

sedikit kloroform Kemudian diekstraksi dengan kloroform ammoniakal,

lalu disaring. Filtratnya dimasukkan ke dalam corong pisah dan

ditambahkan 10 mL asam sulfat 2 N, dikocok kuat-kuat lalu biarkan cairan

asam sulfat dan kloroform memisah. Kedalam masing-masing tabung

ditambahkan beberapa pereaksi Meyer yang sudah dibuat sebelumnya

dengan cara 1,36 gram HgCl2 dilarutka dalam 60 mL aquades (larutan I)

dan 5 g KI dilarutkan dalam 100 mL aquades (larutan II) kemudian kedua

larutan (larutan I dan II) dicampur dan diencerkan hingga 200 mL. Selain

itu pada masing-masing tabung ditambahkan juga beberapa tetes pereaksi

Dragendorf yang sudah dibuat sebelumnya dengan cara 2,72 g KI

Page 7: Document1

dilarutkan dalam 100 mL aquades kemudian ditambahkan 1 gram

Bi(NO3), dan 20 mL HNO3. Alkaloid positif bila penambahan pereaksi

Meyer ada endapan putih dan pada pereaksi Dragendorf ada endapan

coklat kemerahan.