165230577 makalah alat pelindung diri
DESCRIPTION
alat pelindung diri K3TRANSCRIPT
ALAT PELINDUNG DIRI
DISUSUN OLEH :
NAMA : ALI SATRIA WIJAYA
DEVINA SANCHIA SAMOSIR
FATMA CAHYANI
R.A DWI PUTRI A.S.R
KELOMPOK : 3 (TIGA)
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAPROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam
makalah ini, kami mengangkat topik “ Penggunaan Alat Pelindung Diri ”.
Penulis menyadari bahwa tidak mungkin tugas ini dapat selesai bila dilakukan tanpa
bantuan, bimbingan, dorongan dan nasihat dari berbagai pihak yang telah membantu kami.
Karena itu kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada
semua pihak yang bersangkutan dalam pembuatan tugas ini .
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan sehingga tugas ini tidak sempurna
karena masih banyak kekurangannya. Terlepas dari itu , saya berharap agar tugas ini dapat
bermanfaat dikemudian hari untuk segala pihak yang membutuhkan.
Sekian yang dapat kami sampaikan semoga tugas ini dapat bermanfaat. Akhir kata,
‘Wasalamualaikum Wr.Wb.’
Palembang 10 Desember 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia dewasa ini sudah mulai berkembang tingkat perindustriannya. Alat
perindustrian yang biasanya dilakukan secara manual , sudah mulai ditinggalkan dengan
beralih ke teknik yang lebih cepat dan efisien. Akan tetapi, disamping cepat dan efisien,
masih ada efek pengikut lainnya yang tidak bisa diabaikan begitu saja, seperti misalnya
peluang kecelakan kerja yang meningkat dan juga penyakit yang bisa ditimbulkan baik
pada pekerja maupun lingkungan sekitarnya.
Kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah bagi sebuah perusahaan. Kerugian
yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi namun timbulnya korban jiwa pekerjap.
Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian bagi perusahaan karena
diperlukan waktu untuk mencari atau mendidik sumber daya manusia yang sesuai
perusahaan. Kerugian yang langsung yang nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah
biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang tidak
nampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih
baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu kerja.
Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi resiko
kecelakaan dalam pekerjaan terutama di industry. Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah
seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerjauntuk melindungi seluruh/sebagian
tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai
sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa
(engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.2.1. Apa definisi APD ?
1.2.2. Sejauh apa ruang lingkup APD ?
1.2.3. Apa tujuan, manfaat, jenis dan kegunaan APD ?
1.2.4. Apa saja kekurangan dan kelebihan APD?
1.2.5. Bagaimana cara memilih dan merawat APD?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1. Untuk memperdalam pemahaman pentingnya APD dalam melakukan pekerjaan dibidang industri .
1.3.2. Untuk mengetahui fungsi dari APD
1.3.3. Untuk menambah wawasan pada masyarakat luas mengenai APD, sehingga
Kecelakaan dapat berkurang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ALAT PELINDUNG DIRI
Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau bisa juga disebut alat
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk
menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila
usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun
pemakaian APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya
kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar
dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :
APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang
spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
Bentuknya harus cukup menarik.
Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam
menggunakannya.
Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
2.2 DASAR HUKUM
1. Undang-undang No.1 tahun 1970
a. Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
untuk memberikan APD
b. Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan untuk menunjukkan dan
menjelaskanpada tiap tenaga kerja baru tentang APD
c. Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk memakai APD
d. Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara Cuma-Cuma
2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajipan pengurus menyediakan alat pelindung diri
dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit
akibat kerja
3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir 1 menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan, dan gizi
serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja
4. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1986
Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola pestisida harus memakai
alat-alat pelindung diri yang berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan,
kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernapasan.
2.3 TUJUAN, MANFAAT, JENIS DAN KEGUNAAN DARI ALAT PELINDUNG
DIRI
2.2.1 Tujuan
Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik.
Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
2.2.2 Manfaat
Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
Mengurangi resiko akibat kecelakaan
.
2.2.3 Jenis
Alat Pelindung Diri (APD) di bagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. APD bagian kepala meliputi :
Alat Pelindung Kepala : Alat ini adalah kombiansi dari alat pelindung
mata,pernapasan dan mata contohnya Topi Pelindung/Pengaman (Safety
Helmet), Tutup Kepala, Hats/cap, Topi pengaman.
Alat Pelindung Kepala Bagian Atas : Topi Pelindung/Pengaman (Safety
Helmet)
Alat Pelindung Muka : Safety Glasses, Face Shields, Goggles.
Alat Pelindung Penglihatan : Kaca Mata
Alat Pelindung Telinga : Tutup Telinga (Ear muff ), Sumbat Telinga (Ear
Plug)
Alat Pelindung Pernafasan : Masker, Respirator.
2. APD bagian badan meliputi :
Alat Pelindung Seluruh Badan : jas laboratorium
Alat Pelindung Badan Bagian Muka : Apron
Alat Pelindung Bagian Dada : Rompi Pelindung
3. APD bagian anggota badan meliputi :
Alat Pelindung Tangan : Sarung Tangan (Safety Gloves).
Alat Pelindung Kaki : sepatu bot.
2.2.4 Kegunaan
Alat Pelindung Kepala :
Alat Pelindung Kepala Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet) : Melindungi
kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.
Tutup Kepala : Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas/dingin.
Hats/cap : Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin
berputar.
Topi pengaman : untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari
tegangan listrik yang terbatas. Tahan terhadap tegangan listrik. Biasanya digunakan
oleh pemadam kebakaran.
Alat Pelindung Muka Dan Mata :
Melindungi muka dan mata dari:
Lemparan benda-benda kecil.
Lemparan benda-benda panas
Pengaruh cahaya
Alat Pelindung Telinga :
Sumbat Telinga (Ear plugs ) yang baik adalah menahan frekuensi Daya atenuasi
(daya lindung) : 25-30 dB, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi)
tak terganggu.
Tutup Telinga (Ear muff ) frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB)
Untuk frekuensi biasa 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan
antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi;
tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.
Alat Pelindung Pernafasan :
Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti:
Kekurangan oksigen
Pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam)
Pencemaran oleh gas atau uap.
Alat Pelindung Tangan :
Sarung Tangan (Gloves) Jenis pekerjaan yang membutuhkan sarung tangan :
Pengelasan/ pemotongan (bahan kulit)
Bekerja dengan bahan kimia (bahan karet)
Beberapa pekerjaan mekanikal di workshop dimana ada potensi cedera bila tidak
menggunakan sarung tangan (seperti benda yang masih panas, benda yang sisinya
tajam dlsb.).
Beberapa pekerjaan perawatan.
Alat Pelindung Kaki :
Untuk mencegah tusukan
Untuk mencegah tergelincir
Tahan terhadap bahaya listrik
Alat Pelindung Badan :
Pakaian Pelindung: digunakan untuk melindungi tubuh dari benda berbahaya, misal
api, asap, bakteri, zat-zat kimia, dsb.
Safety Belt :
Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan
pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.
Alat pelindung diri untuk tugas khusus :
Apron untuk bekerja dengan bahan kimia ataupun pekerjaan pengelasan.
Full body harness untuk bekerja di ketinggian melebihi 1,24 meter.
Tutup telinga (ear plugs) untuk bekerja di tempat dengan kebisingan melebihi 85
dB.
Sepatu boot karet (rubber boot) untuk semua pekerjaan di kebun yang dimulai dari
survey lahan, pembibitan, penanaman hingga panen.
2.4 KEKURANGAN DAN KELEBIHAN ALAT PELINDUNG DIRI
1. Kekurangan
Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai Alat pelindung
diri yang kurang tepat
Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk menguragi akibat dari kondisi
yang berpotensi menimbulkan bahaya.
Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan
Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah,
Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar)
Alat Pelindung Diri yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter
dan penyerap (cartridge).
Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.
2. Kelebihan
Mengurangi resiko akibat kecelakan
Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi
tidak berfungsi dengan baik.
Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.
2.5 CARA MEMILIH DAN MERAWAT ALAT PELINDUNG DIRI
1. Cara memilih
Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai.
Alat Pelindung Diri yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis pekerjaannya
harus selalu digunakan selama mengerjakan tugas tersebut atau selama berada di
areal pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Alat Pelindung Diri tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor, ruang
istirahat, atau tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.
Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.
2. Cara merawat
Meletakkan Alat pelindung diri pada tempatnya setelah selesai digunakan.
Melakukan pembersihan secara berkala.
Memeriksa Alat pelindung diri sebelum dipakai untuk mengetahui adanya
kerusakan atau tidak layak pakai.
Memastikan Alat pelindung diri yang digunakan aman untuk keselamatan jika
tidak sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.
Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan
3. Secara spesifik cara merawat alat pelindung diri sebagai berikut :
a. Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat) Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa system suspensinya).
Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki helm
kerja dan telah mengikuti training.
b. Kacamata Safety (Safety Glasses)
Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut
cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
Penyimpanan kacamata safety harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi
yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan
tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki
kacamata safety dan telah mengikuti training.
c. Sepatu Safety (Safety Shoes)
Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya tidak
sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki
sepatu safety dan telah mengikuti training.
d. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)
Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan
untuk dipergunakan.
Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab
karyawan yang bersangkutan,
Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen
lini.
e. Sarung tangan
Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi
yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan
tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
BAB III
PENUTUP
A .KESIMPULAN
Alat Pelindung Diri atau APD sangat penting dan diperlukan oleh
pegawai,karyawan, engineering, administratif atau siapapun yang memiliki resiko
kecelakaan atauapun bahaya dalam bekerja. Oleh karena itu APD harus benar-benar di
pelajari dan di pahami baik dalam penggunaannya ataupun pemeliharaannya agar APD
bias berfungsi dengan baik. Berikut pembahasan mengenai Alat Pelindung Diri :
Alat Perlindungan Diri merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi resiko
akibat kecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itu sendiri.
Alat Perlindungan Diri dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
Alat Perlindungan Diri harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat pekerjaan.
Alat Perlindungan Diri harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai dengan
ketentuan.
B.SARAN
Setiap pekerja sebaiknya menggunakan Alat Pelindung Diri.
Penyuluhan tentang Alat Pelindung Diri kepada semua masyarakat agar dapat
mengurangi angka kecelakaan.
Penggunaan Alat Pelindung Diri sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.
Pemantauan terhadap Alat Pelindung Diri harus rutin dilakukan, agar dalam
penggunaan lebih optimal.
LAMPIRAN
Safety helmet Safety helmet dengan pelindung wajah
Safety helmet pemadam kebakaran Safety glasses
Goggles Masker Respirator
Ear plug Ear muff
Hand gloves untuk panas Hand gloves karet Safety belts
Safety shoes
DAFTAR PUSTAKA
1. Suma’mur, P. K. 1987. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Cetakan
Pertama.
CV. Haji Mas Ahung. Jakarta
2. Silalahi, Bennet MA, DR & Silalahi, Rumondang B. MPH, 1985. Manajemen
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, PT. Pustaka Binaman Pressindo.Jakarta.
3. Budiono, A.M. 1992. Hiperkes dan Keselamatan Kerja. PT. Tri Tunggal Tata Fajar.
Jakarta.
4. Gill F.S 2003, Buku Saku Kesehatan Kerja, EGC, Jakarta
5. Teja H. MT et al Konsul Sehat Divisi Kesehatan Sutera Foundation; Alat Pelindung Diri;
4 April 2008 hiperkes.wordpress.com accessed 23 Agustus 2013