169014897 pemeriksaan denyut arteri denyut nadi
DESCRIPTION
Pemeriksaan Denyut Arteri Denyut NadiTRANSCRIPT
1
PRAKTIKUM I
PEMERIKSAAN DENYUT ARTERI (DENYUT NADI)
Pendahuluan
Denyut jantung akan dilanjutkan di dalam pembuluh darah arteri dikenal
sebagai denyut arteri. Pemeriksa denyut arteri ini dapat dilaksanakan secara
manual dengan meraba pembuluh darah yang letaknya dekat permukaan kulit.
Untuk memeriksa denyut jantung dapat dilakukan dengan cara meraba daerah
apeks kordis (pelajari batas-batas jantung). Pembuluh darah yang dapat diraba
misalnya : a. Karotis eksterna, a. Fasialis, a. Korotis komunis, a. Subklavia, a.
Brahkaialis, a. Radialis, a. Ulnaris, a. Femoralis, a. Poplitea, a. Tibialis Posterior,
a. Dorsalis Pedis.
Denyut arteri juga disebut denyut nadi dan merupakan dari penjalaran
perubahan-perubahan tekanan pada waktu sistolik ventikel. Denyut ndai
dipengaruhi oleh faktor-faktor aliran darah (hermodinamik) seperti : elasitas
arteri, tekanan pembuluh darah, viskositas darah, bentuk aliran darah (laminar
atau turbulen)
Contoh dari turbulen yang bisa dibuat adalah dengan memasang manset
kemudian memompakan kedalam manset air raksa sampai 100 mmHg (diatas
tekanan diastole), maka aliran darah pada pembuluh darah arteri yang sebelah
distal manset yang semula laminar berubah menjadi turbulen. Pada praktek klinis
denyut nadi dihubungkan dengan daya kontraksi jantung saat systole ventrikel dan
diadakan kriteria denyut nadi sebagai berikut :
1. Laju denyut nadi dibedakan dalam tipe cepat (pulsus frekuents) dan tipe
lambat (pulsus rarus).
2. Ukuran denyut nadi yang dibedakan dalam tipe besar (pulsus magnus) dan
tipe kecil (pulsus parsus).
3. Gelombang denyut nadi yang dibedakan dalam tipe tajam atau runcing
(pulsus celer) dan landai (pulsus tardus).
4. Tegangan denyut ndai (tension) yang berbeda dalam bentuk kertas (pulsus
duries) dan lunak (pulsus molis).
2
Jadi dengan perabaan menggunakan tiga ujung jari tangan nomor 2,3,4 secara
sejajar pada permukaan kulit dimana terdapat pembuluh darah di bawahnya.
Mahasiswa dapat mengukur kelima hal tersebut diatas. Mungkin dari hasil kelima
hal tersebut diatas di dapatkan batas-batas normal.
Akan tetapi mahasiswa yang memiliki pulse pressure kecil (selisih antara
tekanan sistole dan diastole kecil) atau pulse pressure batas normal tetapi lemak
subkutannya tebal, maka akan didapat denyut nadi dengan ukuran kecil (pulsus
parvus) dan gelombang landai (pulsus tardus).
Sedangkan pada penyakit tertentu misalnya aouta insuficiency dimana didapat
pulse pressure yang tinggi, maka didapat nadi dengan ukuran besar atau pulsus
magnus dengan diikuti gelombang yang tajam atau pulsus celer yaitu gelombang
yang cepat timbul dan cepat hilang. Hal tersebut diatas keadaannya berlawanan
dengan keadaan aouta stenosis. Istilah denyut nadi yang perlu diketahui oleh
mahasiswa adalah :
Pulsus alternan, Pulsus Paradoxus, Pulsus Bigeminus, Pulsus Defisit (Baca buku
Kardiovaskuler atau Diagnosis Fisik).
3
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN DENYUT ARTERI
IDENTITAS
Nama Mahasiswa : Fahimatus Saadah
Semester : 1
Nama Klien : Ismiati Halimah
Umur : 45
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Pemeriksaan Denyut Arteri
ARTERI DENYUT
RATE RITME SIZE WAVE TENSION
Arteri Cubitis D 22.1 Reguler Besar Tajam Kuat
S 20.5 Ireguler Kecil Tumpul Lemah
Arteri Carotis Comunis/ Gularis D 19 Reguler Besar Tajam Kuat
S 15.6 Ireguler Kecil Tumpul Lemah
Arteri Radialis D 19 Reguler Kecil Tumpul Lemah
S 19.5 Ireguler Besar Tumpul Lemah
Arteri Femolaris D 13.33 Reguler Besar Tumpul Lemah
S 15.66 Ireguler Besar Tajam Kuat
4
PRAKTIKUM II
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Pada dasarnya pengukuran tekanan darah langsung dapat dilakukan
dengan cara :
Menghubungkan pembuluh darah arteri dengan suatu selang plastik
(kanula) dan ujung selang yang lain dihubungkan dengan alat pengukur tekanan
yaitu Manometer air raksa atau dengan alat “pressure producers” jika ingin
melihat perubahan yang lebih nyata dan untuk merekam diperlukan alat polygraph
yang dilengkapi dengan recording paper.
Namun demikian ; pengukuran secara langsung ini tidak mudah
memerlukan ketrampilan tersebut dengan segala perlengkapan dan persyaratannya
(steril dan bebas dari pirogen). Maka untuk segi praktisnya, pengukuran tekanan
darah dilakukan secara tidak lansung dan sebagai pilihan alternatif yang paling
mudah dan dapat dilakukan oleh setiap orang yang dikenal dengan metode palpasi
dan auskultasi dan alat sphgymo manometer (tensimeter).
Pengukuran tekanan datrah secara tidak langsung ini dapat dipakai
menentukan tekanan darah sistole, yaitu tekanan tinggi saat kontraksi vertikel dan
tekan distole yaitu tekanan terendah saat ventrikel relaksasi maksimal memakai
stetoscope antara tekanan systole dan diastole dapat dikenal lima tingkat bunyi
yang dikenal dengan nama Korotkoff sound. Kelima tingkat bunyi tersebut yang
paling diperhatikan adalah Korotkoff sound I, yang selaras dengan tekanan sistole
yaitu bunyi letupan pertama yang halus yang dapat didengar manakala tekanan
udara dalam manset diturunkan secara perlahan lahan dan besarnya nilai tekanan
dapat dipaca pada tinggi air raksa sphygmo manometer.
Penurunan selanjutnya dari tekana udara dalam manset akan menimbulkan
bunyi yang makin keras dan jelas terdengar dengan stetoscope. Suatu tersebut
timbul akibat desakan aliran darah melalui lubang (pembuluh darah) yang terjepit
manset sehingga terjadi aliran turbulens. Kemudian apabila tekanan udara dalam
manset diturunkan terus, suara letupan berangsur angsur melemah dan akibatnya
sama sekali menghilang. Bunyi letupan terakhir sebelum menghilang suara
letupan dikenal sebagai Korotkoff sound V dan ini selaras dengan tekanan
diastole pada pembacaan tinggi air raksa di sphygmo manometer.
Hilangkan bunyi tersebut terjadi karena darah mengalir tanpa hambatan,
sehingga terjadi aliran laminer, dimana tidak terjadi vibrasi suara pada dinding
pembuluh darah. Melemahnya suara tersebut dapat didengar dengan bantuan
stetoscope. Jadi ini merupakan pengukuran tekanan darah secara tidak langsung
dengan cara auskultasi.
5
Pengukuran tekanan darah sengan cara palpasi pada pemeriksaan tekanan
darah tidak langsung dengan hanya menggunakan sphygmo manometer saja .
Karena dengan palpasi ujung ujung jari tangan, setelah udara dalam
manset dikeluarkan secara perlahan lahan dan serta turunnya air raksa didalam
tabung, pada suatu saat teraba denyut yang paling awal terasa dan sesuaikan
dengan tinggi air raksa yang terbaca pada tabung, maka itulah nilai tekanan
systole. Kelemahan cara palpasi ini ialah tidak terukurnya tekanan darah diastole.
Kelebihannya cara ini dapat memeriksa tekanan darah paling rendah pada sistem
sirkulasi (baik oleh karena perdarahan atau gagal jantung dehidrasi).
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Melakukan pemeriksaan denyut arteri secara palapasi
2. Melakukan pengukuran tekanan darah dengan metode tidak langsung :
- Palpasi
- Auskultasi
3. Mengamati pengaruh perubahan posisi/sikap tubuh (berbaring, duduk, dan
berdiri) terhadap tekanan darah dan denyut arteri/nadi.
4. Menganalisa serta menyimpulkan hasil pemeriksaan/pengukuran pada
poin 1,2,dan 3.
SARANA PRAKTIKUM
1. Tempat tidur periksa/ meja periksa
2. Stopwatch/ jam tangan / timer.
3. Spygmomanometer/ tensi meter yang terdiri dari :
a. Manometer air raksa dan klep pembuka dan penutup
b. Pompa karet dan kran pembuka dan penutup.
4. Stetoscope
TATA KERJA PRAKTIKUM
1. Pemeriksaan denyut arteri secara palpasi
Mahasiswa coba diminta berbaring istirahat minimal 5 menit.
Pemeriksaan denyut arteri dilakukan pada :
a. Facialis, a. Radialis, a. Carotis comunis a. Poplitea
a. Brachialis, a. Dorsalis pedis.
6
Menggunakan ujung jari ke 2,3, dan 4 yang diletakkan sejajar satu
terhadap dengan yang lain diatas arteri yang diperiksa denyutnya.
Selanjutnya tentukan :
Kecepatannya (rate) ..............................................Jumlah denyut/menit
Iramanya (rhythme)...............................................Reguler/Irreguler
Ukurannya (size)....................................................Parvus/normal/tardus
Tegangannya (tension)...........................................Soft/normal/hard
Catatan : Yang diperiksa adalah arteri dextra dan sinistra
Untuk perhitungan yang mendesak atau praktis dapat dilakukan
sebagai berikut.
Hitung denyut nadi selama 30 detik kemudian bila waktu nol
denyutan dihitung, maka frekwensi denyut nadi selama satu menit adalah
dua kali hitungan selama 30 detik.
2. Pengukuran tekanan darah dengan metode tidak langsung
a. Cara palpasi
- Mahasiswa coba berbaring dan istirahat selama 5 menit
- Letakkan lengan yang akan diukur tekanan darahnya diatas tempat
tidur periksa/diisi tubuh dengan kedudukan volar (lengan kanan)
- Pasang manset pada lengan kanan atas, kurang lebih 3cm diatas
fosacubiti (jangan terlalu ketat atau terlalu longgar)
- Raba serta rasakan denyut arteri radialis dextra
- Pompakan udara kedalam manset sampai denyut a. Radialis dextra
menghilang, (catat tinggi air raksa pada manometer dimana denyut a.
Radialis menghilang). Ini sesuai dengan tekanan systole cara palpasi.
- Pompakan terus udara kedalam manset sampai tinggi air raksa kurang
lebih 20mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis tak
teraba.
- Keluarkan udara dalam manset secara pelan pelan dan
berkesinambungan (dengan membuka kain pada pompa karet) sampai
denyut a. Radialis teraba kembali (catat tinggi air raksa pada
manometer dimana denyut a. Radialis teraba kembali untuk pertama
kalinya). Ini sesuai denggan tekana systole cara palpasi.
Catatan : pengukuran ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan
arteri dextra
7
b. Cara aukultasi
- Mahasiswa coba berbaring dan istirahat selama 5 menit
- Letakkan lengan yang akan diukur tekanan darahnya diatas tempat
tidur periksa/diisi tubuh dengan kedudukan volar (lengan kanan)
- Pasang manset pada lengan kanan atas 3cm diatas fosacubiti (jangan
terlalu ketat atau terlalu longgar)
- Tentukan letak a. Brakialis secara palpasi pada fossa cubiti dan
letakkan bel stetoscope diatas a. Brakialis tersebut
- Pompa udara kedalam manset sampai tinggi air raksa dalam
manometer 20mmHg lebih tinggi dari tekan systole cara palpasi
- Keluarkan udara dalam manset secara perlahan lahan dan
berkesinambungan (dengan membuka kran pada pompa karet) serta
catatlah tinggi air raksa pada manometer.
a) Pada saat pertama kali terdengar denyut arteri brakialis (korot koffs
sound I) ini sesuai dengan tekanan systole
b) Pada saat suara denyut arteri brakialis mengilangkan (korot koffs
sound V) ini sesuai dengan tekan diastole
c) Pengaruh perubahan posisi/sikap tubuh (terbaring-duduk-berdiri)
terdapat tekanan darah dan denyut arteri/nadi
- Mahasiswa coba berbaring istirahat minimal 5 menit
- Periksa denyut nadi (a. Radialis sinistra) 3x. Ukur tekanan
darah secara uskultasi (dextra) 3x
- Duduk tenang sekitar 2 menit. Periksa denyut nadi (a. Radialis
sinistra) 3x. Ukuran tekanan darah secara auskultasi 3x
- Berdiri tenang dengan sikap berdiri siap selama kurang lebih
dua menit. Periksa denyut nadi (a. Radialis sinistra) 3x.
Catatan : untuk setiap percobaan, maka diperlukan satu mahasiswa
untuk memeriksa denyut nadi serta satu mahasiswa
lainnya untuk mengukur tekanan darahnya (untuk
mencapai waktu praktikum).
Pemeriksaan Tekanan Darah
Metode pengukuran
Secara tidak langsung
TEKANAN DARAH
SISTOLE DIASTOLE
PALPASI Saat denyut menghilang Mm Hg 100
Saat denyut teraba kembali Mm Hg 60
AUSKULTASI Mm Hg Mm Hg
8
PEMBAHASAN
Pertanyaan untuk pemeriksaan denyut Arteri
1. Berapa rata-rata denyut arteri per menit : ..................................................?
2. Apa kesimpulan dari pengamatan anda : ...................................................?
3. Asal denyut arteri dari:................................................................................?
4. Syarat apa yang mempengaruhinya :...........................................................?
5. Kebiasan seorang dokter untuk meraba denyut arteri radialis adalah untuk :
......................................................................................................................?
6. Sebutkan sifat dan macam-macam denyut yang mungkin teraba disitu :
.........?
Jawaban :
1.
Arteri cubitis : Diastole : 22,1
: Systole : 20.5
Arteri gularis : Diastole : 19
: Systole : 15.6
Arteri radialis : Diastole : 19
: Systole : 19.5
Arteri femolaris : Diastole : 13.3
: Systole : 15.6
2. Dari hasil pengamatan arteri tersebut terdapat pada batas batas normal
3. Asal denyut arteri dari denyut jantung
4. Denyut nadi dipengaruhi faktor-faktor aliran darah (hemodinamik) seperti
: ealatisitas arteri, tekanan pembuluh darah, viskositas darah, bentuk aliran
darah, (laminar atau turbulens)
5. Mengukur denyut jantung
6. Sifat-sifatnya :
1. Laju denyut nadi dibedakan dalam tipe cepat (pulsus frequents) dan
tipe lambat (pulsus rarus)
2. Ukuran denyut nadi yang dibedakan dalam tipe besar (pulsus magnus)
dan tipe kecil (pulsus parsus)
3. Gelombang denyut nadi yang dibedakan dalam tipe tajam atau runcing
(pulsus celer) dan landai (pulsus tardus)
4. Tegangan denyut nadi (tension) yang dibedakan dalam bentuk keras
(pulsus duries) dan lunak (pulsus molis)
9
Pertanyaan untuk pemeriksaan tekanan darah
1. Apa kesimpulan pada pengamatan anda ...................................................?
2. Apa yang disebut tekanan darah ................................................................?
3. Faktor apa yang menentukan aliran darah yang melalui suatu pembuluh
darah ..........................................................................................................?
4. Sebutkan dan jelaskan macamnya aliran darah
5. Apa tujuan orang diperiksa diistirahatkan terlebih dahulu selama 5 menit
.....................................................................................................................?
6. Apa tujuan pemeriksaan atau pengukuran denyut arteri dan tekanan darah
dilakukan 3 kali ..........................................................................................?
Jawabannya :
1. Dari hasil pengamatan saya, klien saya dalam pemeriksaan tekanan darah
dalam batas normal
2. Tekanan darah adalah : kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh
darah yang menampung nya, tekanan darah ini merubah- ubah pada tahap
siklus jantung.
3. Faktor yang menentukan aliran darah yang melalui suatu pembuluh darah
darah adalah :
kekuatan pompa jantung
Jumlah dan kepekatan darah
Daya tahan / resistensi pembuluh darah
4. Macam aliran darah adalah :
peredaran darah panjang / kecil/ sistemik adalah peredaran darah
yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik ( vintrikel )
kiri jantung lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh .
peredaran darah pendek / kecil / pulmunol adalah peredaran darah
yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke
jantung.
5. Tujuan nya adalah supaya hasil pemeriksaannya dalam keadaan tenang
tidak berdebar–debar
6. Tujuannya untuk mengulang agar tidak terjadi kesalahannya dalam
pengukuran denyut arteri dan tekanan darah.