190245198 transcript of transcutaneous doppler flow detectors

Upload: agoeng-gak-neko

Post on 18-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Transcript of Transcutaneous Doppler Flow Detectors

    Efek Doppler Efek Doppler perangkat medis menggunakan efek doppler pada

    gel.ultrasonik untuk mendeteksi pergerakan. Ultrasound Aplikasi Block Diagram

    digunakan untuk memeriksa laju aliran darah pada pembuluh darah yang dekat

    dengan permukaan kulit

    untuk mendeteksi adanya emboli udara pada pasien neurosurgery gelombang suara

    dengan frekuensi > 20 kHz

    yang digunakan pada peralatan medis umumnya 2 - 10 MHz

    reflektivitas gelombang ultrasonik pada zat cair hampir sama dengan zat padat

    Transcutaneous Doppler Flow Detector Teknobiomedik Kelompok 4 perubahan

    frekuensi yang terjadi ketika transmitter dan receiver bergerak secara relatif terhadap

    satu sama lain

    v: kecepatan gelombang dalam medium

    vs: kecepatan sumber gelombang relatif thd medium

    vr: kecepatan penerima gelombang relatif thd medium fd: perubahan frekuensi

    fo: perubahan mula-mula

    Vd: kecepatan darah

    Vs: kecepatan suara

    teta: sudut dari arah sumber bunyi Ultrasound Transducer komponen yang paling

    efektif bekerja sebagai ultrasound transducer adalah piezoelektrik resonator (kristal)

    terdiri dari 2 kristal, yaitu kristal transmitter dan receiver

    Pre Amplifier tegangan dari receiver dikuatkan oleh amplifier 10 MHz

    lalu outputnya disalurkan ke detector untuk mendeteksi apakah hasil penguatan sudah

    sebesar 10 MHz

    Filter tegangan difilter untuk meminimalisasi noise Manipulasi Data Mixer

    menggabungkan tegangan yang belum dan telah difilter untuk mendapatkan ambang

    batas pada variabel tertentu/ Trigger pemicu sinyal yang dihasilkan oleh mixer lalu

    mengalirkan sinyal satu clock per satuan waktu Integrator mengubah sinyal untuk

    ditampilkan pada display

  • Prinsip Doppler yang digunakan untuk pengukuran alat akan dijelaskan

    melalui gambar (2.1) dan persamaan (2.3a). cadalah cepat rambat gelombang dalam

    media, fp dan f s

    masing-masing frekuensi pe ndengar dan sumber sedangkan v

    p

    dan v

    s

    adalah kecepatan pendengar dan sumber yang nilainya bergantung pada arah. Efek

    Doppler terjadi karena apabila sebuah sumber suara bergerak maka permukaan

    gelombang pada bagian depan sumber suara tadi menjadi termampat kan sedangkan

    gelombang pada bagian belakang sumber tersebut menjadi lebih renggang. Pada

    gambar (2.1) (a) sebuah sumber diam Amengeluarkan gelombang ultrasonik dan

    observer Bmendeteksi gelombang yang dikeluarkan tadi tanpa adanya pergeseran

    frekuensi. P ada gambar (b) sumber bergerak menjauhi observer dengan kecepatan v

    dan observer mendeteksi adanya perbedaan frekuensi. Perubahan frekuensi ini disebut

    dengan pergeseran Doppler. Besar dari pergeseran tersebut:

    (2.3 b)

    Dimana Df adalah pergesera n Doppler yang terjadi sedangkan f 0

    adalah

    frekuensi sumber dan fr

    adalah frekuensi yang diterima oleh observer.

    19

    Pada gambar (2.2) sebuah transduser ultrasonik yang menghasilkan

    gelombang ultrasonik dengan frekuensi f dan aliran darah dengan kecepatan V.

    Receiver mendeteksi gelombang pantul f. Dan sudut yang terbentuk antara berkas

  • gelombang ultrasonik dengan vektor kecepatan aliran darah adalah q.

    Gambar 2.2 Flowmeter Ultrasonik

    Apabila v(m/dtk) adalah kecepatan aliran darah, c merupakan kecepatan

    gelombang ultrasonik dalam jaringan (sekitar 1540 m/dtk), Df adalah pergeseran

    frekuensi Doppler dan f adalah frekuensi yang dikeluarkan transduser maka formula

    yang menghubungkan besaran - besaran tersebut adalah seperti pada persamaan (2.1)

    2.3 Akustika Gelombang Ultrasonik

    Ultrasonik didefinisikan sebagai suara yang memiliki frekuensi lebih tinggi

    dari suara yang mampu didengar manusia, yaitu lebih dari 20 kHz. Semua gelombang

    suara dapat direpresentasikan oleh kurva sinusoidal atau beberapa kurva sinuso idal.

    Gelombang elektromagnetik juga dapat direpresentasikan oleh kurva sinusoidal

    seperti suara. Tetapi ada beberapa perbedaan yang mendasar antara gelombang

    ultrasonik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik adalah

    gelombang transversal,sementara gelombang suara dan ultrasonik adalah gelombang

    longitudinal. Perbedaan antara gelombang transversal dan longitudinal terletak pada

    cara gelombang tersebut dipropagasikan, yaitu cara gelombang tersebut berjalan.

    Ada beberapa jenis gelombang yangmerambat dalam bahan, diantaranya

    adalah:

    1. Gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya tegak lurus

    dengan arah perambatan gelombang.

    20

    2. Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya searah

    dengan perambatan gelombang, sehingga pada bahan tersebut terjadi pemampatan

    di suatu tempat dan peregangan di tempat lainnya. Gelombang ini dapat merambat

    melalui medium padat, cair dan gas.

  • 3. Gelombang Rayleigh, adalah gelombang yang arah gerak partikelnya berbentuk

    ellips dan ha nya merambat pada permukaan medium padat sehingga sering

    disebut gelombang permukaan.

    4. Gelombang Lamb, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya berbentuk ellips

    seperti gelombang Rayleigh namun gelombang ini hanya dapat merambat didalam

    padatan berbentuk pelat. Gerak partikelnya dapat simetri dan asimetri terhadap

    sumbu perambatan gelombang.

    Gelombang longitudinal, misalnya ultrasonik, terbentuk dari pergerakan

    partikel sepanjang sumbu propagasinya. Untuk menghasilkan suara, sebuah sumber

    harus bergerak kedepan dan kebelakang secara mekanis. Pada saat alat mekanis

    tersebut terdorong kedepan, molekul yang berada dekat dengan alat tersebut

    terpadatkan. Kemudian alat tersebut bergerak kebelakang menuju posisi awalnya,

    pada saat ini molekul - molekul yang dekat dengan alat tersebut menjadi lebih

    renggang. Proses pergerakan sumber mekanis ini akhirnya menjadi tahap pemadatan

    dan tahap perenggangan. Gelombang suara dapat ditransmisikan dengan mengubah ubah tahap

    kepadatan dan kerenggangan molekul -molekul udara. Demikian juga

    dengan gelombang ultrasonik, gelombang ini dapat ditransmisikan dengan mengubah

    kerengggangan dan kepadatan molekul - molekul jaringan tubuh.

    Dua tipe emisi ultrasonik yang digunakan untuk keperluan pengukuran

    kecepatan aliran darah adalah :

    1. Gel ombang Kontinyu (Continuous Wave) disingkat CW.

    2. Gelombang Berpulsa (Pulsed Wave) disingkat PW.

    Sebuah gelombang kontinyu dihasilkan oleh vibrasi yang kontinyu dari

    kristal piezoelektrik yang ada di transduser. Pada alat yang menggunakan gelombang

    berpulsa (PW), kristal piezoelektrik hanya bergetar dalam waktu yang sangat singkat

    dan menghasilkan sekitar tiga sampai lima siklus gelombang. Kemudian piezoelektrik

  • diam dalam waktu yang relatif lama. Selama tidak bergetar, piezoelektrik

    mendengarkan sinyal ref leksi yang dipantulkan oleh sel darah merah dalam aliran

    21

    darah. Sebagai gambaran, pulsa yang ditransmisikan berdurasi sekitar 1 mdetik dan

    diam selama 999 mdetik.

    2.3.1 Kecepatan Gelombang Ultrasonik

    Dalam kasus ultrasonik, kecepatan suara berubah -uba h. Kecepatan ultrasonik

    berubah -ubah bergantung kepada dua karakteristik media tempat gelombangnya

    berpropagsi yaitu :

    1. densitas ( density ) media, yaitu banyaknya partikel atau molekul per satuan ruang.

    2. kompresabilitas ( compressibility ) media yang merupakan kemampuan suatu zat

    untuk dipadatkan sehingga volumenya lebih kecil dari volume asalnya.

    Kecepatan rambat gelombang akustik di dalam medium dapat dihitung dari:

    E(1 - n) 1/2

    v = ---------------------r(1 + n)(1 -2n)

    (2.4)

    dengan radalah rapat massa, E adalah modulus Young dan nperbandingan Poisson.

    Kecepatan gelombang dalam persamaan (2.4) adalah kecepatan untuk gelombang

    longitudinal.

    Persamaan gelombang akustik dengan perpindahan partikel dalam arah x

    adalah:

    2

    u = c

    2

  • 2

    u

    t

    2

    x

    2

    (2.5)

    u adalah perpindahan elemen dalam arah x. Solusi dari persamaan (2.5) adalah seperti

    pada persamaan (2.6).

    u = U1

    e

    j( wt kx)

    + U2

    e

    j(w t + kx)

    (2.6)

    dengan U1 adalah amplituda gelombang yang menjalar dalam arah positif, U2

    merupakan amplituda gelombang yang menjalar dalam arah negatif, w = 2 pf adalah

    frekuensi sudut dan k = w/c yaitu bilangan gelombang.

    22

    Sedangkan kecepatan partikel adalah turunan dari persamaan diatas terhadap

    waktu t, yaitu :

    v = j w [ U1

    e

  • j(w t kx)

    + U

    2

    e

    j(w t + kx)

    ] (2.7)

    Secara umum, lebih besar densitas sebuah media maka kecepatan ultrasonik

    yang melewati media itu juga semakin bes ar. Sebagai contoh, gelombang ultrasonik

    berjalan dengan kecepatan tinggi didalam logam karena densitas logam juga tinggi.

    Sebaliknya, gas memiliki densitas yang rendah dan kompresabilitas yang besar. Oleh

    karena itu kecepatan gelombang ultrasonik pada gas rendah. Tabel berikut

    mengemukakan beberapa kecepatan ultrasonik pada materi- materi yang berhubungan

    dengan dunia medis.

    Tabel 2.1 Kecepatan Gelombang Ultrasonik pada Beberapa Media

    Kecepatan Gelombang Ultrasonik

    Materi Kecepatan (m/detik)

    Udara 348

    Air 1.480

    Lemak 1.500

    Jaringan Tubuh (Rata-rata) 1.540

    Hati 1.550

    Darah 1.570

    Aluminium 2.700

    Tulang 4080

    Kecepatan ultrasonik di dalam jaringan tubuh adalah sebesar 1.540 m/det,

  • angka ini dipakai sebagai referensi untuk kalibrasi alat ukur kecepata n aliran darah.

    2.3.2 Karakteristik Gelombang Ultrasonik yang Bergantung pada Frekuensi

    Frekuensi juga merupakan parameter gelombang yang berperan penting

    untuk alat ukur kecepatan aliran darah karena ada tiga karakteristik gelombang

    ultrasonik yang ber gantung pada frekuensi, yaitu:

    1. Resolusi ( resolution )

    2. Penetrasi ( penetration)

    3. Keterarahan ( directionality )

    23

    Resolusi adalah kemampuan untuk membedakan obyek kecil yang terletak

    saling berdekatan. Resolusi berbanding lurus dengan frekuensi, sehingga frekuensi

    tinggi menghasilkan tingkat kejelasan yang lebih baik dibandingkan dengan frekuensi

    rendah.

    Walaupun frekuensi tinggi memberikan resolusi yang baik tetapi pemakaian

    frekuensi yang terlalu tinggi juga tidak disarankan karena ada variabel lain yang

    terlibat disini yaitu penetrasi. Pada saat frekuensi meningkat, atenuasi timbul karena

    adanya peningkatan interaksi gelombang ultrasonik dengan media yang dilaluinya.

    Oleh karena itu, frekuensi tinggi menghasilkan penetrasi yang kurang baik/dangkal.

    Keterarahan adalah karakteristik ultrasonik lain yang sangat bergantung pada

    frekuensi. Apabila frekuensi meningkat, gelombang ultrasonik menyebar tidak terlalu

    lebar dari sumbernya dan cenderung bereaksi seperti sinar yang berjalan lurus. Sebuah

    analogi dengan suara da ri speaker radio dapat memperjelas hal ini. Suara bass yang

    keluar dari speaker dapat terdengar dengan baik pada seluruh bagian ruangan, karena

    suara tersebut cenderung untuk menyebar dari sumbernya. Sedangkan suara treble

    terdengar paling baik didepan speakernya karena suara tersebut cenderung bergerak

  • lurus kedepan. Untuk keperluan simulasi pada bagian selanjutnya dari tugas akhir ini,

    frekuensi yang digunakan sebesar 8 Mhz.

    2.4 Interaksi Berkas Ultrasonik dengan Jaringan Tubuh

    Gelombang ultrasonik mengalami pengurangan kekuatan saat melalui

    jaringan tubuh. Hal ini dinamakan atenuasi. Semakin jauh gelombang berjalan

    kedalam jaringan tubuh, berkas tersebut akan menjadi semakin lemah. Atenuasi ini

    bergantung kepada beberapa faktor yaitu yang berhubungan de ngan karakteristik

    jaringan tubuh dan berkas ultrasonik itu sendiri.

    Atenuasi ini biasanya dinyatakan dengan penurunan intensitas dengan satuan

    decibel (dB) yang didefinisikan sebagai :

    10 log [ A0/ A x ] (2.8)

    A0 = intensitas awal

    Ax = in tensitas gelombang setelah menjalar sejauh x

    24

    Apabila dilihat secara rata -rata, berkas ultrasonik yang melalui jaringan

    tubuh manusia akan mengalami atenuasi sebesar satu desibel per cm per MHz (1

    dB/cm /MHz). Atenuasi terjadi karena tiga hal utama, yaitu:

    1. Absorpsi ( absorption ). Absorpsi adalah peristiwa terserapnya energi berkas

    ultrasonik. Energi yang terserap ini akan diubah menjadi panas. Absorpsi ini

    berbanding terbalik dengan frekeunsi yang digunakan.

    2. Penghamburan ( scattering). Penghamburan terjadi apabila berkas tertumbuk pada

    benda yang lebih kecil. Sebagian berkas akan terhambur diberbagai arah. Hanya

    sebagian kecil berkas saja yang mengalami penghamburan seperti ini.

    3. Refleksi ( reflection). Antarmuka akustik (acoustic interface) dan impedansi

    aku stik berperan penting dalam fenomena refleksi gelombang.

  • Antarmuka akustik terjadi jika ada dua jaringan dengan impedansi akustik

    yang berlainan saling menempel. Refleksi timbul apabila berkas ultrasonik melewati

    jaringan dengan impedansi akustik yang berlainan.

    Apabila gelombang ultrasonik datang tegak lurus pada bidang batas antara

    dua medium maka sebagian gelombang akan dipantulkan dan sisanya diteruskan.

    Koefisien refleksi didefinisikan sebagai perbandingan antara intensitas gelombang

    yang dipantulkan dan intensitas gelombang yang datang. Sedangkan koefisien

    transmisi adalah perbandingan antara intensitas gelombang yang diteruskan dan

    intensitas gelombang datang.

    Z 1 Z 2

    Gambar 2.3 Gelombang pada Bidang Batas Dua Medium

    Jika medium pertama memiliki impedansi akustik Z 1 dan medium kedua

    memiliki impedansi akustik Z 2 maka koefisien refleksi didefinisikan sebagai:

    ar= Z 2 -Z1

    2

    Z 2 + Z 1

    (2.9)

    25

    Sedangkan koefisien transmisi didefinisika n sebagai:

    at= 1 - ar (2.10)

    Atenuasi akibat absorbsi disebabkan oleh beberapa hal seperti konduktivitas

    panas, histerisis elastik dan struktur molekul. Penurunan intensitas akibat adanya

    atenuasi dalam medium dinyatakan dengan persamaan (2.1 1).

    I

    x

  • = I 0

    e

    - ax

    (2.11)

    I

    0 = intensitas awal

    Ix = intensitas gelombang setelah menjalar sejauh x

    a= koefisien atenuasi = Cf

    2

    C = konstanta yang besarnya berbeda- beda untuk tiap

    bahan

    Impedansi akustik didefinisikan sebagai hasil kal i densitas (kerapatan)

    jaringan dan kecepatan gelombang ultrasonik pada jaringan tersebut. Hanya

    dibutuhkan sedikit perbedaan kerapatan jaringan tubuh untuk menimbulkan

    antarmuka akustik. Dinding pembuluh darah dan sel darah merah sudah cukup baik

    untuk m enimbulkan antarmuka akustik.

    Z = r. n (2.12)

    Z = Impedansi akustik (rayls)

    r= rapat massa (kg/m

    3

    )

    n = kecepatan gelombang (m/s)

    Persamaan (2.12) berlaku apabila gelombang akustik hanya ditinjau dalam

    arah x positif saja. Semakin besar perbe daan impedansi akustik, semakin banyak

    energi yang dapat kembali ke transduser.

  • Tabel 2.2 Impedansi akustik longitudinal dari beberapa medium

    Bahan

    Rapat Massa r Kecepatan n Impedansi Akustik Z

    Udara 1.2 330 0.0004

    Aluminium 2700 6400 17

    Brass 8500 44 90 38

    Merkuri 13.600 1450 20

    26

    Air 1000 1480 1.5

    Darah 1060 1563 1.62

    Tulang 1380 1810 - 3,75 7,38

    Otot 1070 1550 1635 1,65 1,74

    Terlihat bahwa gelombang ultrasonik merambat dengan kecepatan tertinggi

    pada jenis padatan kemudian cairan dan terendah udara. Dan kecepatan ultrasonik

    dalam sel darah lebih cepat dibandingkan dalam air.

    Amplitudo sinyal refleksi bergantung kepada perbedaan impedansi akustik.

    Semakin besar perbedaan impedansi akustik maka pantulan sinyal refleksi juga

    semakin besar, d emikian juga sebaliknya.

    Ketidakhomogenan dalam bahan menimbulkan perbedaan impedansi akustik

    dalam medium yang sama, sehingga menimbulkan refleksi dan transmisi. Bahan,

    dalam hal ini darah dianggap homogen untuk keperluan simulasi. Hal -hal tersebut

    ditam bah dengan faktor atenuasi lainnya adalah penyebab utama sedikitnya energi

    yang sampai pada transduser receiver.

    2.5 Profil Aliran Darah

    Alat ukur aliran darah menggunakan efek Doppler mengukur kecepatan

  • aliran darah. Sedangkan kecepatan aliran darah tidak sama dengan kecepatan

    volumetrik aliran darah. Kecepatan volumetrik aliran darah bisa didapat dengan

    mengalikan kecepatan dengan luas penampang pembuluh darah apabila kecepatan

    aliran darah sama di setiap titik aliran darah. Namun darah seperti juga aliran lain

    pada umumnya memiliki profil kecepatan.

    Kecepatan volumetrik dapat didekati dengan mengalikan kecepatan rata -rata

    dengan penampang pembuluh darah.

    q (t) = A . v (t) (2.13)

    Dimana A adalah luas penampang pembuluh. Sedangkan v(t) adalah kece patan ratarata aliran darah.

    Penyebab kecepatan aliran darah berbeda - beda adalah viskositas dan gesekan

    yang terjadi antara darah dan pembuluh darah. Kecepatan aliran darah minimun pada

    dinding pembuluh darah dan maksimum pada bagian tengah pembuluh. Aks elarasi

    yang terjadi karena daya pompa jantung juga mempengaruhi profil kecepatan aliran.

    27

    Pada saat kecepatan aliran darah cukup tinggi, muncul turbulensi sehingga

    prrofil aliran yang tadinya seragam menjadi cepat berubah -ubah.

    2.5.1 Pantulan Gelombang Ultrasonik oleh Darah

    Jika gelombang ultrasonik melewati bahan yang mengandung banyak butiran

    dan partikel (misalnya darah), maka gelombang ultrasonik akan terpantul dan

    terhambur diantara butiran - butiran.

    Pengukuran kecepatan aliran darah yang akurat sa ngat bergantung pada efek

    Doppler. Efek Doppler timbul karena adanya gelombang ultrasonik yang terkena sel

    darah merah dan partikel lain yang mengalir didalam pembuluh darah. Baik

    transmitter maupun receiver sinyal pada alat ukur kecepatan aliran darah sifatnya

    stasioner (tidak bergerak), sedangkan gelombang akan dipantulkan oleh sel darah

  • merah atau partikel lain yang bergerak didalam pembuluh darah. Sel darah merah ini

    berfungsi seperti sebuah sumber yang mentransmisikan sinyal dengan frekuensi yang

    sed ikit bergeser dari frekuensi asalnya. Pergeseran sinyal ini besarnya ditentukan oleh

    efek Doppler. Kemudian, sinyal ini akan ditangkap oleh receiver.

    Darah manusia sebenarnya terdiri dari cairan darah yang disebut plasma

    darah, sel darah merah, sel darah p utih dan platelet. Sel darah merah berbentuk seperti

    piringan dengan permukaan yang bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron dan

    memiliki ketebalan rata-rata sekitar 2 mikron. Volume rata -rata sel darah merah

    adalah sekitar 90 mikron ada sekitar 5 milyar sel darah merah dalam satu milimeter

    kubik (1 mm

    3

    ) darah. Sel darah merah menyumbang sekitar 45% komposisi darah,

    sedangkan jumlah sel darah putih dan platelet sangat kecil apabila dibandingkan

    dengan sel darah merah.

    Sinyal yang direfleksikan oleh darah biasanya terhambur. Sel darah merah

    adalah penyebab utama terhamburnya gelombang ultrasonik karena sel darah merah

    jauh lebih besar dari plateletdan jauh lebih banyak dari sel darah putih.

    Terhamburnya gelombang ultrasonik oleh sel darah merah adalah sebuah proses yang

    acak. Proses acak ini mematuhi hukum penghamburan Rayleigh jika ukuran partikel

    penghambur jauh lebih kecil dibandingkan panjang gelombang yang jatuh kepadanya

    (dalam hal ini ukuran sel darah merah adalah 7x10

    -6

    meter dan panjang gelombang

    ultrasonik dengan frekuensi 4 MHz adalah 3,75x10

    - 4

  • meter). Panjang gelombang

    ultrasonik lebih besar sekitar 100 kali dibandingkan dengan sel darah merah, sehingga

    28

    sel darah merah berfungsi sebagai titik penghambur bagi gelombang ultrasonik yang

    datang.

    Gambar 2.4 Hamburan oleh Sel darah merah

    Gambar (2.4) adalah pembesaran dari sel darah merah. Sel darah merah ini

    bergerak dengan kecepatan tertentu sesuai dengan arah panah (38). Arah pergerakan

    sel darah merah ini membentuk sudut q dengan arah transmisi gelombang ultrasonik

    yang dihasilkan transduser piezoelektrik. Pantulan yang dihasilkan oleh sel darah

    merah akan memiliki pergeseran frekuensi yang sebanding dengan frekuensi

    gelombang datang dan kecepatan aliran darah. Pergerakan sel darah merah yang

    me nuju transduser akan memampatkan panjang gelombang yang terefleksi sehingga

    akan menambah frekuensi. Sebaliknya, pergerakan sel darah merah menjauhi

    transduser akan memperpanjang panjang gelombang yang terefleksi sehingga

    mengurangi frekuensi.

    2.6 Transd user Ultrasonik

    Gelombang ultrasonik dihasilkan oleh sebuah transduser. Transduser adalah

    alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sebuah transduser

    ultrasonik mengubah energi listrik menjadi gelombang ultrasonik, dan juga bisa

    berfungsi sebaliknya. Hal ini dimungkinkan oleh efek yang dinamakan efek

    piezoelektrik. Piezo berasal dari bahasa Yunani yang berarti tekanan, jadi efek ini

    berhubungan dengan listrik dan tekanan. Molekul kristal tersusun dalam struktur yang

    kaku dan tidak mudah untuk ditekan atau dideformasi. Jika kristal dideformasi oleh

    sumber energi dari luar, maka kristal tersebut akan mencoba untuk mencapai

  • kesetimbangan ( equilibrium) dengan cara menciptakan medan listrik internal yang

    menghasilkan beda potensial. Kristal piezoelektrik juga dapat melakukan sebaliknya

    yaitu mengubah energi elektrik ke energi mekanik. Apabila kristal diberi tegangan,

    bentuknya akan berubah.

    29

    Apabila beda potensial yang cukup tinggi diberikan pada ujung yang

    berlawanan dari sebuah kristal piezo elektrik, maka kristalnya akan menjadi lebih

    panjang. Jika tegangannya dimatikan maka kristal akan kembali ke ukuran asalnya.

    Dan jika tegangannya diberikan kembali tetapi dalam polaritas yang berbeda maka

    kristal piezoelektrik akan berkontraksi. Frekuen si gerakan kedepan dan kebelakang

    dari kristal piezoelektrik ini sesuai dengan frekuensi dari lisrik bolak - balik yang

    diberikan. Pada saat bahan piezoelektrik ini bersentuhan dengan kulit pasien maka

    gelombang yang dihasilkan oleh piezoelektrik ini akan diteruskan kedalam jaringan

    tubuh sebagai gelombang ultrasonik. Hal ini juga berlaku sebaliknya, sinyal pantulan

    dari jaringan tubuh yang ditangkap oleh bahan piezoelektrik akan menyebabkan

    sedikit deformasi pada kristal. Deformasi ini menghasilkan tegangan listrik. Semakin

    besar amplitudo sinyal pantulan berarti semakin besar juga perubahan bentuk yang

    dialami oleh bahan piezoelektik, sehingga tegangan yang dihasilkan juga semakin

    besar.

    2.6.1 Kristal Piezoelektrik

    Quartz adalah salah satu kristal alami yang dipakai untuk bahan

    piezoelektrik. Namun kebanyakan transduser ultrasonik yang dipakai sekarang terbuat

    dari bahan sintetis Lithium Sulfat. Transduser ultrasonik sintetis diproduksi dengan

    cara dipanaskan dalam medan listrik yang kuat supaya terjadi po larisasi. Polarisasi ini

    bisa hilang apabila bahan piezoelektrik dipanaskan begitu saja tanpa kehadiran medan

  • magnet.

    Ketebalan kristal piezoelektrik menentukan frekuensi ultrasonik yang

    dihasilkan. Ketebalan kristal harus setengah panjang gelombang yang diinginkan.

    Dikarenakan kecepatan ultrasonik pada jaringan tubuh dianggap konstan (1.540 m /

    dtk), maka ada nilai frekuensi tertentu untuk tiap panjang gelombang. Misalnya

    panjang gelombang transduser ultrasonik 2 MHz adalah 0,77 mm sehingga tebal

    bahan pie zoelektriknya 0,385 mm. Untuk transduser 10 MHz, ketebalan bahan kristal

    piezoelektik adalah 75 mm. diameter bahan piezoelektrik juga berperan penting dalam

    menentukan profil berkas ultrasonik atau keterarahan dari berkas tersebut. Semakin

    besar diameter, berkas semakin terarah.

    30

    2.6.2 Bandwidth

    Secara ideal, sebuah transduser memancarkan satu frekuensi ultrasonik saja,

    yaitu frekuensi yang ditentukan oleh ketebalan bahan. Tetapi dalam kenyataaannnya,

    karena ketidaksempurnaan dalam pembuatan dan faktor l ainnya, sebuah transduser

    bisa saja memancarkan sebuah range frekuensi yang cukup lebar. Hal ini dikenal

    dengan bandwidth frekuensi ultrasonik.

    2.6.3 Panjang Pulsa

    Ketika sinyal elektrik diberikan, kristal piezoelektrik tidak seketika berhenti

    apabila sinyal listriknya berhenti. Kristal tetap bergetar dalam waktu beberapa

    mikrodetik sebelum benar- benar diam. Jika ini terjadi maka akan dihasilkan pulsa

    yang cukup panjang sehingga pada akhirnya menurunkan resolusi. Sebuah damper

    biasanya ditempatkan dibela kang bahan sehingga dapat meredam getaran kristal yang

    tidak perlu. Damper ini terbuat dari bahan yang menyerap suara, fungsi lain dari

    damper ini adalah untuk menjaga agar sinyal ultrasonik tidak berinteraksi dengan

  • penutup transduser.

    2.6.4 Transduser Nonfokus

    Ada dua jenis transduser yaitu fokus atau nonfokus. Berkas ultrasonik dari

    transduser nonfokus memiliki dua macam area dengan karakteristik yang berbeda.

    Area yang lebih dekat dengan transduser disebut zone Fresnel atau daerah dekat.

    Dalam zone i ni berkas sangat terfokus dan diameternya relatif konstan. Didalam zone

    Fresnel ini juga terdapat intensitas dan amplitudo yang sangat bervariasi. Walaupun

    demikian, resolusi yang paling baik didapat pada zone ini.

    Daerah jauh dikenal dengan nama zone Fra unhofer. Karakteristiknya

    bertolak belakang dari zone Fresnel. Berkas dalam zone ini uniform dan lebar. Karena

    lebarnya berkas dalam zone ini, resolusi berkurang dan atenuasi muncul. Diameter

    dan panjang dari berkas yang terdapat pada masing - masing zone bergantung pada

    frekuensi. Secara umum apabila frekuensi dan diameter piezoelektrik ditingkatkan

    maka zone Fresnel akan bertambah panjang dan divergensi pada zone Fraunhofer.

    Intensitas pada zone Fresnel tidak uniform. Sedangkan panjang zone ini

    dapat dihit ung dengan persamaan :

    31

    dnf= D

    2

    4 l (2.14)

    dimana : d

    nf

    = panjang zone Fresnel

    D = diameter transduser

    l = panjang gelombang

  • Pada zone Fraunhofer gelombang ultrasonik menyebar sehingga

    intensitasnya berkurang yaitu berba nding terbalik dengan kuadrat jarak. Besarnya

    sudut penyebaran yang terjadi dapat dihitung dari :

    Sin q= 1,22 l

    2 D (2.15)

    dimana:

    q = Sudut Penyebaran Zone Fraunhofer

    D = diameter transduser

    l = panjang gelombang

    Dalam pemilihan frekuensi operasi beberapa faktor harus diperhatikan.

    Koefisien absorpsi kurang lebih sebanding dengan frekuensi, sehingga frekuensi

    operasi yang rendah relatif lebih disukai. Namun, model alat ukur aliran darah

    menggunakan ultrasonik seperti ini bergantung pada daya hamburan balik dari sel

    darah merah yang diukur. Sedangkan daya hamburan balik ini sebanding dengan f

    4

    ,

    sehingga diperlukan frekuensi yang cukup tinggi. Biasanya frekuensi yang dipakai

    berkisar antara 2 sampai 10 MHz, untukkeperluan simulasi diambil 8 MHz.

    2.6.5 Transduser Fokus

    Sebuah transduser yang sisi luarnya rata akan menghasilkan berkas

    ultrasonik yang relatif lebih tersebar. Transduser dengan sisi luar lebih melengkung

    dapat menghasilkan berkas yang lebih terfokus . Kekurangan dari metode ini adalah

    sulitnya terjadi kontak yang baik antara transduser dengan kulit. Oleh karena itu

    biasanya digunakan lensa akustik untuk memfokuskan berkas ultrasonik. Lensa

    akustik ini berfungsi serupa dengan lensa untuk memfokuskan ca haya. Selain itu, agar

  • 32

    terjadi kontak yang baik dengan kulit biasanya ditambahkan gelkhusus untuk

    keperluan ini. Pengukuran Aliran fluida kali ini dikhususkan menggunakan metoda diferensial

    tekanan. Pada aliran fluida itu dipasang suatu penghalang dengan diameter lubang yang lebih

    kecil dari diameter pipa , sehingga tekanan maupun kecepatannya berubah. Dengan mengukur

    perbedaan tekanan antara sebelum dan sesudah penghalang dapat ditentukan besarnya aliran

    fluida.

    Pada prinsipnya metode ini menggunakan hukum Bernoulli yaitu:

    dimana: P = tekanan fluida

    = masa jenis fluida

    v = kecepatan fulida

    g = gravitasi bumi

    h = tinggi fluida (elevasi)

    Gambar Hukum Kontiunitas

    Jika h1 dan h2 dibuat sama tingginya maka

    Perhatian : Rumus diatas hanya berlaku untuk aliran Laminer, yaitu aliran yang memenuhi

    prinsip kontinuitas.

    Pipa pitot, orifice plate, pipa venturi dan flow Nozzle menggunakan hukum Bernoulli

    diatas. Prinsip dasarnya adalah membentuk sedikit perubahan kecepatan dari aliran fluida

    sehingga diperoleh perubahan tekanan yang dapat diamati. Pengubahan kecepatan aliran

  • fluida dapat dilakukan dengan mengubah diameter pipa, hubungan ini diperoleh dari Hukum

    kontiunitas aliran fluida.

    - Orifice Plate

    Alat ukur terdiri dari pipa dimana dibagian dalamnya diberi pelat berlubang lebih kecil dari

    ukuran diameter pipa. Sensor tekanan diletakan disisi pelat bagian inlet (P1) dan satu lagi

    dibagian sisi pelat bagian outlet (P2). Jika terjadi aliran dari inlet ke outlet, maka tekanan

    P1 akan lebih besar dari tekanan outlet P2.

    Gambar Orifice Plate

    Jumlah fluida yang mengalir per satuan waktu ( m3/dt) adalah :

    di mana : Q = jumlah fluida yang mengalir ( m3/dt)

    K = konstanta pipa

    A2 = luas penampang pipa sempit

    P = tekanan fluida pada pipa 1 dan 2

    = masa jenis fluida

    g = gravitasi bumi

    Rumus ini juga berlaku untuk pipa venturi

    Keuntungan utama dari Orfice plate ini adalah dari :

    Konstruksi sederhana

    Ukuran pipa dapat dibuat persis sama dengan ukuran pipa sambungan.

    Harga pembuatan alat cukup murah

    Output cukup besar

    Kerugian menggunakan cara ini adalah :

    Jika terdapat bagian padat dari aliran fluida, maka padat bagian tersebut akan terkumpul pada

    bagian pelat disisi inlet.

  • Jangkauan pengukuran sangat rendah

    Dimungkinkan terjadinya aliran Turbulen sehingga menyebabkan kesalahan pengukuran jadi

    besar karena tidak mengikuti prinsip aliran Laminer.

    Tidak memungkinkan bila digunakan untuk mengukur aliran fluida yang bertekanan rendah.

    - Pipa Venturi

    Bentuk lain dari pengukuran aliran dengan beda tekanan adalah pipa venture. Pada pipa

    venture, pemercepat aliran fluida dilakukan dengan cara membentuk corong sehingga aliran

    masih dapat dijaga agar tetap laminar. Sensor tekana pertama (P1) diletakkan pada sudut

    tekanan pertama dan sensor tekanan kedua diletakkan pada bagian yang plaing menjorok ke

    tengah. Pipa venturi biasa dipergunakan untuk mengukur aliran cairan.

    Gambar Pipa Venturi

    Keuntungan dari pipa venturi adalah:

    Partikel padatan masih melewati alat ukur

    Kapasitas aliran cukup besar

    Pengukuran tekana lebih baik dibandingkan orifice plate.

    Tahan terhadapa gesakan fluida.

    Kerugiannya adalah:

    Ukuiran menjadi lebih besar

    Lebih mahal dari orifice plate

    Beda tekanan yang ditimbulkan menjadi lebih kecil dari orifice plate.

    - Flow Nozzle

    Tipe Flow Nozzle menggunakan sebuah corong yang diletakkan diantara sambungan pipa

    sensor tekanan P1dibagian inlet dan P2 dibagian outlet. Tekanan P2 lebih kecil dibandingkan P1.

  • Gambar Flow Nozzle

    Sensor jenis ini memiliki keunggulan dibanding venture dan orifice plate yaitu:

    Masih dapat melewatkan padatan

    Kapasitas aliran cukup besar

    Mudah dalam pemasangan

    Tahan terhadap gesekan fluida

    Beda tekanan yang diperoleh lebih besar daripada pipa venturi

    Hasil beda tekanan cukup baik karena aliran masih laminer

    - Pipa Pitot

    Konstruksi pipa ini adalah berupa pipa biasa sedang di bagian tengah pipa diselipkan pipa kecil

    yang dibengkokkan ke arah inlet. Jenis pipa ini jarang dipergunakan di industri karena dengan

    adanya pipa kecil di bagian tengah akan menyebabkan benturan yang sangat kuat terhadap

    aliran fluida. Alat ini hanya dipergunakan untuk mengukur aliran fluida yang sangat lambat.