194493399 tugas-kti
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DIPUSKESMAS
LUBUK BUIAYA PADANG TAHUN 2012
PROPOSAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian dalam Rangka Penulisan Karya Tulis Ilmiah Diploma III Kebidanan Akademi
Kebidanan Mitra Husada Padang
Oleh
PUTRI AMRIANI0910418106096
AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA PADANG2012
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Proposal karya tulis ilmiah berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehatan Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di Kelurahan Limau Manis Di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Padang Tahun 2012” ini telah diperiksa, disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Mitra Husada Padan
Pembimbing
Elpi Sri Rahayu , S.ST
Direktur Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang
Elpi Sri Rahayu , S.ST
i
PERNYATAAN PENGUJI
Proposal Karya Tulis Ilmiah berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehatan Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di Kelurahan Limau Manis Di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Padang Tahun 2012” ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji seminar proposal Karya Tulis Ilmiah Program D-III Kebidanan Mitra Husada Padang.
Tim Penguji
Ketua
Penguji I
Penguji II
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan
Tindakan Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Puskesmas Lubuk
Buaya Padang Tahun 2012”.
Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk melakukan penelitian dan
untuk menyelesailkan Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Mitra Husada
Padang. Dalam menyelesaikan proposal ini, penulis banyak menemukan kesulitan-
kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan kerjasama berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi yaitu :
1. Ibu Elpi Sri Rahayu, S.ST selaku direktur Akademi Kebidanan Mitra Husada
Padang, serta dalam proposal ini menjadi pembimbing dan juga telah ikut
meluangkan waktu, memberikan petunjuk, bimbingan, nasehat, dan arahan
selama penyusunan proposal ini.
2. Ibu Hj. Reflita,S.Kp.M.Kep selaku ketua Yayasan Akademi Kebidanan Mitra
Husada Padang.
3. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf D-III Akademi Kebidanan Mitra Husada
Padang yang telah membantu dan memberikan kemudahan bagi penulis
dalam penyusunan proposal ini.
iii
4. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga yang tidak henti-hentinya
memberikan dukungan, Doa dan materi sehingga penulis tetap kuat dan
semangat dalam menyusun proposal.
5. Teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam
menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata dengan kerendahan hati, peneliti berharap semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Padang, Mei 2012
Penulis
iv
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... i
PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI.................................................... ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 4
1.4 Manfaat penelitian........................................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian............................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dukungan Keluarga......................................................................................... 8
2.2. Dukungan Petugas Kesehatan........................................................................ 12
2.3 Konsep Posyandu Lansia................................................................................ 14
2.4 Kerangka Teori................................................................................................ 20
2.5 Kerangka Konsep............................................................................................ 20
2.6 Hipotesis.......................................................................................................... 21
2.7 Defenisi Operasional....................................................................................... 21
v
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian ............................................................................................ 22
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 22
3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 22
3.4 Teknik Pengumpulan data .............................................................................. 24
3.5 Teknik Pengolahan Data ................................................................................. 24
3.6 Analisa Data ................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
No.Tabel
2.7 Defenisi Operasional..................................................................................... 20
vii
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Halaman
2.4 Kerangka Teori Faktor-faktor mempengaruhi Tingkat kunjungan lansia............19
2.5 Kerangka Konsep Hubungan dukungan keluarga dan petugas kesehatan dengan
kunjungan lansia ke posyandu lansia tahun 2012……………………………… 19
DAFTAR LAMPIRAN
viii
1. Jadwal kegiatan penelitian
2. Pemohonan kepada responden
3. Format persetujuan
4. Kisi-kisi kuesioner
5. Kuesioner Penelitian
6. Master tabel
7. Dummy tabel
8. Lembar konsultasi
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut WHO (2002), saat ini sedang terjadi pergeseran penduduk dunia ke
arah usia lanjut, yang merupakan kisah sukses terbesar manusia. Sebagai
implikasinya, dunia medis dan keperawatan disibukkan oleh meningkatnya tuntunan
(demand) untuk merawat dan mengobati para penderita berusia lanjut. Dengan
meningkatnya jumlah lansia, timbul beragam masalah antara lain masalah medis
tekhnis, mental psikologis, dan sosial ekonomi. Kebutuhan pelayanan kesehatan akan
mengalami peningkatan karena terjadinya pergeseran pola penyakit serta perubahan
tuntunan dan kebutuhan masyarakat. Pengalaman di negara maju menunjukkan
bahwa perawatan penderita lansia memerlukan perhatian khusus dan lebih besar
karena berbagai hal, antara lain bermacam penyakit yang diderita (disebut
multipatologi), fungsi organ yang sudah menurun, rentan terhadap penyakit dan stres,
lebih sering memerlukan bantuan, serta fase pemulihan penyakitnya yang lama,
sehingga membutuhkan penanganan yang tepat, perhatian serius serta upaya khusus
dibidang pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan
ini, diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, khususnya
keluarga yang mempunyai lansia.(Noorkasiani,2011:106)
Di zaman modernisasi, hubungan orang muda dan orang tua semakin
renggang. Kesibukan yang melanda kaum muda hampir menyita seluruh waktunya,
sehingga mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk memikirkan orang tua. Kondisi
seperti ini menyebabkan kurangnya komunikasi antara orangtua dan anak, kurangnya
1
perhatian dan pemberian perawatan terhadap orang tua dan adapun keluarga adalah
support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya, peranan
keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga dan merawat lansia,
mempertahankan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial
ekonomi, serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spirtual bagi
lansia (Maryam dkk 2011 : 42).
Selain kesenjangan mutu pelayanan kesehatan diberbagai daerah, masalah
juga terletak dikompetisi sumber daya manusia. Tidak semua tenaga kesehatan
terlatih menangani aspek kesehatan pada lansia. Hal tersebut tak terlepas dari
kenyataan bahwa setiap daerah tak selalu mengutamakan pelayanan kesehatan pada
lansia sehingga menyebabkan lansia menderita di usia senja mereka. (Media
Aesculapius.2012 : 11)
Saat ini, diseluruh dunia, jumlah usia lanjut diperkirakan lebih dari 629 jiwa
(satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025, lanjut usia
akan mencapai 1,2 miliar. Di negara maju, pertambahan populasi/penduduk lanjut
usia telah diantisipasi sejak awal abad ke -20. Tidak heran bila masyarakat di negara
maju sudah lebih siap mengahadapi pertambahan populasi lanjut usia dengan
tantangannya. Namun, saat ini, negara berkembang mulai menghadapi masalah yang
sama. Fenomena ini jelas mendatangkan sejumlah konsekuensi, antara lain timbulnya
masalah fisik, mental, sosial serta kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan
terutama kelainan degeneratif (Nugroho,2012:1).
Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat (1999), jumlah populasi
lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan
diproyeksikan menjadi 2 miliar pada tahun 2050, pada saat itu lansia akan melebihi
jumlah populasi anak (0-14 tahun). Dan BPS juga menggambarkan bahwa antara
2
tahun 2005-2010 jumlah lansia akan sama dengan jumlah jumlah anak balita, yaitu
sekitar 19 juta jiwa atau 8,5 % dari seluruh jumlah penduduk (Maryam dkk,2011:10)
Menurut Kinsella dan Teauber (1993) pada tahun 2000 jumlah lansia di
Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28 % dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34
% (BPS). Bahkan data Biro Statistik Amerika Serikat memperkirakan Indonesia akan
mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada tahun 1990-
2025, yaitu sebesar 414 % (Maryam dkk,2011:9).
Menurut profil Kesehatan Propinsi sumatera Barat 2007 jumlah populasi
lansia yang berusia > 60 tahun adalah 144.577 sedangkan yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sebanyak 107.954 (81 %) dari jumlah lansia, Menurut Dinas
Kesehatan Kota Padang tahun 2011 Target kunjungan lansia sebanyak 15,0 % dan
Data program kunjungan lansia tahun 2011 Puskesmas Pauh mempunyai sasaran
lansia terbanyak yang berjumlah 6003 orang, dari sasaran tersebut yang berkunjung
ke posyandu lansia sebanyak 2220 orang. Dari sembilan kelurahan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Pauh, kunjungan lansia terendah terdapat didesa Limau
Manis Selatan yaitu 139 lansia yang berkunjung ke posyandu lansia.
Salah satu usaha sosial dari pemerintah untuk tetap melakukan pembinaan
terhadap kesejahteraan lansia adalah melalui sarana pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh puskesmas. Puskesmas kemudian membentuk posyandu lansia
dengan melaksanakan posyandu lansia maka akan menciptakan lansia yang sehat
fisik, mental serta mampu mempertahankan kesehatan dan kemandirian lansia
tersebut. (Media Aesculapius. 2012 : 11)
Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat PKK 2 di Puskesmas Padang
Pasir, peneliti pernah mengikuti kegiatan posyandu lansia bersama tenaga kesehatan
dari Puskesmas. Peneliti melihat tingkat kunjungan lansia masih rendah, sehingga
3
memunculkan rasa ingin tahu peneliti penyebab dari rendahnya kunjungan lansia
dengan melontarkan pertanyaan kepada beberapa lansia yang datang pada saat itu.
Beberapa lansia mengatakan bahwa sebagian lansia yang tidak datang ke posyandu
kurang berkemauan dan tidak bersemangat karena keluarga lansia tidak
memerhatikan dan mengabaikan program kegiatan lansia yang terlaksana.
Dari survey awal yang dilakukan peneliti melalui wawancara terhadap 10
orang lansia yang tidak datang ke posyandu lansia yang diadakan pada hari Kamis
tanggal 3-Mei-2012 peneliti memperoleh hasil wawancaranya yaitu Enam orang
lansia tidak mendapatkan izin dari keluarga untuk ke posyandu dengan alasan
mereka merasa dalam keadaan sehat, serta keluarga kurang membantu dalam hal
transportasi sedangkan Empat orang lansia lainnya mengatakan bahwa merasa tidak
puas dengan pelayanan dan sikap tenaga kesehatan yang tidak ramah dalam
menerima berbagai bentuk keluhan yang dirasakannya.
Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan diatas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan dukungan keluarga dan
dukungan petugas dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Limau
Manis Selatan di wilayah kerja Pauh Padang tahun 2012.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis ingin mengetahui “Apakah
ada Hubungan dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan
kunjungan lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Limau Manis Selatan di wilayah
kerja Puskesmas Pauh Padang tahun 2012.
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan
dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di
Kelurahan Limau Manis Selatan di wilayah kerja Puskesmas Pauh Padang
tahun 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahui distribusi frekuensi kunjungan lansia ke posyandu lansia di
Kelurahan Limau Manis Selatan di wilayah kerja Puskesmas Pauh Padang
tahun 2012.
1.3.2.2 Diketahui distribusi frekuensi dukungan keluarga dengan kunjungan lansia
ke Posyandu lansia Kelurahan Limau Manis Selatan di wilayah kerja Pauh
Puskesmas Padang tahun 2012.
1.3.2.3 Diketahui distribusi frekuensi dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan
lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Limau Manis Selatan di wilayah kerja
Puskesmas Pauh Padang tahun 2012.
1.3.2.4 Diketahui Hubungan dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan
dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Limau Manis
Selatan di wilayah kerja Puskesmas Pauh Padang tahun 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Bermanfaat sebagai bahan pengembangan diri, kemampuan, dan menambah
wawasan, ilmu pengetahuan serta pengalaman peneliti dalam mengumpulkan,
menganalisa, dan menginformasikan data temuan serta untuk menerapkan
5
kemampuan ilmiah yang telah di dapatkan di bangku kuliah dan
mengaplikasikannya dilapangan.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan kepustakaan untuk peningkatan dan pengembangan
pendidikan serta ilmu pengetahuan.
1.4.3 Bagi Peneliti selanjutnya
Sebagai bahan acuan dan gambaran bagi peneliti yang akan datang.
1.4.4 Bagi Puskesmas
Puskesmas Pauh untuk dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan didalam
pelayanan Posyandu lansia.
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini membahas tentang Hubungan dukungan keluarga dan
petugas kesehatan dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di Kelurahan
Limau Manis Selatan di wilayah kerja Pauh Padang tahun 2012. Penelitian akan
dilakukan di Kelurahan Limau Manis Selatan wilayah kerja Puskesmas Pauh
Padang bulan Mei – Agustus 2012. Dimana populasinya adalah seluruh lansia di
kelurahan Limau Manis Selatan sebanyak 139 orang. Data yang dikumpulkan
dengan menggunakan kuisioner yang diisi langsung oleh peneliti melalui
wawancara dengan responde
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dukungan Keluarga
Keluarga merupakan support sistem utama bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatannya, Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain
menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental,
mengantisipasi perubahan sosial ekonnomi serta memberikan motivasi dan
memfasilitasi kebutuhan spritural bagi lansia.
Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri
terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang
pada tahap selanjutnya. Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya
melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan
yang serasi dengan orang-orang disekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap
melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya
seperti olahraga mengembangakan hobi, dan lain-lain.
Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.
2. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.
4. Mempersiapkan kehidupan baru.
5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai.
6. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.
Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga
memiliki peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
anggota keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu:
7
1. Melakukan pembicaraan terarah.
2. Mempertahankan kehangatan keluarga.
3. Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia.
4. Membantu dalam transportasi.
5. Menghormati dan menghargai.
6. Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia.
7. Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu, serta perhatian.
8. Jangan menganggap sebagai beban.
9. Memberikan kesempatan tinggal bersama.
10. Mintalah nasihatnya dalam peristiwa-peristiwa penting.
11. Mengajaknya dalam acara-acara keluarga.
12. Membantu mencukupi kebutuhannya.
13. Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah
termasuk pengembangan hobi.
14. Membantu mengatur keuangan.
15. Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk rekreasi.
16. Memeriksakan kesehatan secara teratur.
17. Memberikan dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat.
18. Mencegah terjadinya kecelakaan, baik didalam maupun diluar rumah.
19. Pemelihraan kesehatan usia lanjut adalah tanggung jawab bersama.
20. Memberi perhatian yang bp orang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut,
maka anak-anak kita kelak akan bersikap yang sama.
(Maryam dkk, 2011 : 41)
Menurut Carter dan McGoldrick (1998) dalam Nugroho 2011, tugas
perkembangan keluarga dengan lansia sebagai berikut :
8
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat
penting dalam mendukung kesejahteraan lansia. Perpindahan tempat
tinggal bagi lansia merupakan suatu pengalaman traumatis, karena pindah
ke tempat tinggal berarti akan mengubah kebiasaan-kebiasaan selama ini
dilakukan oleh lansia dilingkungan tempat tinggalnya selain itu, dengan
pindah tempat tinggal berarti lansia akan kehilangan teman dan tetangga
yang selama ini berinteraksi serta telah memberikan rasa aman pada lansia.
2. Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun
Ketika lansia memasuki pensiun, maka terjadi penurunan pendapatan
secara tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya hidup terus
meningkat sementara tabungan /pendapatan berkurang.
Dengan sering munculnya masalah kesehatan, pengeluaran untuk
biaya kesehatan merupakan masalah fungsional yang utama. Adanya
harapan hidup yang meningkat memungkinkan lansia untuk dapat hidup
lebih lama dengan maslah kesehatan yang ada.
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
Hal ini menjadi lebih penting dalam mewujudkan kebahagiaan
keluarga. Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan akt
ifitas yang berlangsung dari pasangan lansia.
Salah satu mitos tentang lansia adalah dorongan seks dan aktifitas
sosialnnya tidak ada lagi. Mitos itu tidak benar, karena menurut hasil
penelitian memperlihatkan keadaan yang sebaliknya. Studi-studi yang
semacam ini menentukan bahwa meskipun terjadi penurunan kapasitas
seksual secara perlahan-lahan pada lansia, namun keinginan dalam kegiatan
9
seksual terus ada, bahkan meningkat (Lobsenz,1975). Salah satu penyebab
yang dapat menurunkan aktifitas seksual adalah masalah psikologis.
4. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan
Tugas perkembangan ini secara umum merupkan tugas perkembangan
yang paling traumatis. Lansia biasanya telah menyadari bahwa kematian
adalah bagian dari kehidupan normal, tetapi kesadar akan kematian tidak
berarti bahwa pasangan yang ditinggalkan akan menemukan penyesuaian
kematian dengan mudah.
Hilangnya pasangan menuntut reorganisasi fungsi keluarga secara
total, karena kehilangan pasangan akan mengurangi sumber-sumber
emosional dan ekonomi serta diperlukan penyesuaian untuk menghadapi
perubahan tersebut.
5. Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi
Ada kecendrungan bagi lansia untuk menjauhkan diri dari hubungan
sosial, tetapi keluarga tetap menjadi foku interaksi lansia dan sumber utama
dukungan sosial. Oleh karena lansia menarik diri dari aktifitas dunia
sekitarnya, maka hubungan dengan pasangan, anak-anak, cucu, serta
saudaranya menjadi lebih penting.
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
Hal ini dipandang penting, bahwa penelaahan kehidupan memudakan
penyesuaian terhadap situasi-situasi sulit yang memberikan pandangan
terhadap kejadian-kejadian masa lalu. Lansia sangat peduli terhadap
kualitas hidup mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dengan
kemegahan dan penuh arti (Duvall, 1977).
10
Selain itu, lansia sendiri harus dapat melakukan perawatan dirinya
sendiri, keluarga, dan orang-orang disekitarnya pun perlu memahami
bagaimana melakukan perawatan yang tepat bagi lansia tersebut. Oleh
karena selama individu tersebut memiliki semangat untuk hidup serta
melakukan kegiatan-kegiatan, maka ia akan tetap produktif dan berbahagia
meskipun usianya telah lanjut.
(Maryam dkk, 2011 : 42)
2.2 Dukungan Tenaga kesehatan
Pengertian tenaga kesehatan menurut PP.No32 tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
Kegiatan petugas kesehatan dalam melaksanakan pembinaan kesehatan lansia
adalah :
1. Melaksanakan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sesuai
kebutuhan melalui berbagai media mengenai kesehatan lansia.Upaya ini
dilakukan terhadap berbagai kelompok sasaran yaitu lansia sendiri, keluarga
dan masyarakat dilingkungan lansia.
2. Melaksanakan penjaringan lansia resiko tinggi, pemeriksaan berkala lansia
dan memberikan petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial
dan bahaya yang dapat terjadi pada lansia.
3. Melaksanakan diagnosa dini, pengobatan, perawatan dan pelayanan
rehabilitatif kepada lansia yang membutuhkan dan memberi petunjuk
11
mengenai tindakan kuratif atau rehabilitatif yang harus dijalani, baik kepada
lansia maupun keluarga.
4. Melaksanakan rujukan medik ke falititas rumah sakit untuk pengobatan,
perawatan atau rehabilitatif bagi lansia yang membutuhkan termasuk
mengusahakan kemudahannya.
(Depkes RI, 2005 : 13)
2.2.1 Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan,
kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan
fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih biasa dicapai dan
dikembangkan dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan
progresivitasnya.
2. Pendekatan psikis
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan
edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, dan
perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan
kesempatan dan waktu yang cukup hanya untuk menerima berbagai bentuk
keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Untuk itu perawat harus selalu
menciptakan suasana yang aman dan nyaman.
3. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran dan bercerita merupakan salah satu
upaya tenaga kesehatan dalam pendekatan sosial. Jadi, pendekatan sosial ini
merupakan suatau pegangan bagi tenaga kesehatan bahwa orang yang
dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.
12
4. Pendekatan spiritual
Tenaga kesehatan harus memberikan ketenangan dan kepuasan bathin
dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya. Terutama
bila klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.
(Bandiyah,siti,2009:80)
2.3 Konsep Posyandu Lansia
2.3.1 Pengertian Lansia (Lanjut Usia)
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budi Anna Keliat, 1991) sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU
No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam,dkk,2011:32)
2.3.2 Klasifikasi Lansia
Menurut Maryam dkk (2011) Ada lima klasifikasi pada lansia yaitu :
1. Pralansia (Prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45 – 59 tahun.
2. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3. Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan.
4. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang/jasa.
13
5. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung
pada bantuan orang lain.
2.3.3 Posyandu Lansia
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia
yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya.
Posyandu juga merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk
bersama-sama menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk
melaksanakan, memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai
kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2005), Posyandu lansia adalah suatu
bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia ditingkat desa/ kelurahan
dalam masing-masing wilayah kerja puskesmas. Keterpaduan dalam posyandu lansia
berupa keterpaduan pada pelayanan yang dilatar belakangi oleh criteria lansia yang
memiliki berbagai macam penyakit. Dasar pembentukan Posyandu lansia adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama lansia.
2.3.3.1 Tujuan Posyandu Lansia
Menurut Erfandi (2008), Tujuan Posyandu secara garis besar adalah
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
14
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam pelayanan kesehatan, disamping meningkatkan komunikasi
antara masyarakat usia lanjut.
2.3.3.2 Manfaat Posyandu Lansia
Manfaat dari posyandu lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat,
yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau
motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga
lebih percaya diri dihari tuanya.
2.3.3.3 Sasaran Posyandu Lansia
Sasaran posyandu lansia adalah :
1. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok
usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi
(70 tahun ke atas).
2. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi sosial
yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas.
2.3.3.4 Kegiatan Posyandu Lansia
1. Upaya promotif
Adalah upaya untuk menggairahkan semangat hidup dan
meningkatkan derajat kesehatan lansia agar tetap berguna, baik bagi dirinya,
keluarga, maupun masyarakat. Kegiatan tersebut berupa penyuluhan atau
pelatihan pengetahuan mengenai masalah gizi, perawatan dasar kesehatan,
bimbingan rohani, pembinaan masalah mental, pembinaan pengembangan
kegemaran lansia dan kegiatan lain yang dapat memelihara kemandirian serta
produktifitas lansia.
15
2. Upaya Preventif
Adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan dan komplikasinya.
Kegiatan yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan berkala dengan
menggunakan KMS Lansia, dan lakukan pemantauan kesehatan oleh dirinya
sendiri dengan bantuan petugas kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan
lansia.
3. Upaya Kuratif
Adalah upaya pengobatan bagi lansia oleh petugas kesehatan sesuai
kebutuhannya seperti pelayanan kesehatan dasar, pengobatan jalan
puskesmas, serta rujukan ke RS, dokter spesialis, atau ahli kesehatan yang
diperlukan.
4. Upaya rehabilitatif
Adalah upaya untuk mempertahankan fungsi organ seoptimal
mungkin. Kegiatan ini dapat berupa rehabilitasi mentaldan kegiatan fisik dan
dibantu oleh tenaga kesehatan yang telah dilatih.
(http///puskesmas-oke.blogspot.com/2009/04/pengelolaan-posyandu-lansia.html)
2.3.3.5 KMS usia lanjut
1. Pengertian :
KMS usia lanjut adalah alat untuk mencatat kesehatan pribadi usia
lanjut baik fisisk maupun mental emosionalnya. KMS ini diisi tiap bulan oleh
petugas kesehatan bekerjasama dengan kader pada kegiatan kelompok Usila /
kunjungan Puskesmas. KMS ini disimpan oleh usila dan keluarga dan selalu
dibawa pada setiap kunjungan ke Puskesmas atau kelompoknya.
16
2. Kegunaan KMS :
a. Memantau dan menilai kemajuan usia lanjut
b. Mernnemukan secara dini penyakit pada usia lanjut
c. Sebagai bahan informasi bagi usia lanjut dan keluarga nya dalm
mememlihara dan meningkatkan kesehatannya.
2.3.3.6 Pemeriksaan yang dicatat dalam KMS Lansia :
1. Status mental
Lakukan pemeriksaan status mental yang berhubungan dengan keadaan
mental emosional, dengan menggunakan pedoman berikut yang disebut
metode 2 menit. :Pada tahap ini perlu dipersiapkan oleh petugas/ kader, hal-
hal sebagai berikut :Ciptakan lingkungan dan suasana yang nyaman agar usia
lanjut betah, Sikap ramah dan penuih perhatian akan kebutuhan usia lanjut
secara menyeluruh sehingga mempermudah hubungan yang terbuka dan
lancara antara usia lanjut dan petugas/kader dan Ajukan pertanyaan dengan
ramah dan tanpa menyinggung perasaan.
2. Indeks Masa Tubuh
Pada masa kunjungan, timbanglah berat badan tanpa alas kaki dan catat
di kolom yang tersedia.
3. Tekanan darah
Ukur tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop.
4. Hemoglobin(Hb)
Periksa Hb dengan salah satu cara, yaitu talquist, sahli, atau cupri sulfat.
5. Kadar gula darah
Periksalah kadar gula melalui pemeriksaan reduksi urine.
17
6. Proitein dalam urine
Periksalah kadar protein urine selalui pemeriksaan dalam urine dan
Pemeriksaan portein dalam urine dilakukan tiap tiga bulan sekali atau bila ada
indikasi.
2.3.3.7 Catatan keluhan dan tindakan
Jika diperlukan tindakan maka petugas kesehatan/ kader melakukan
tindakan atau merujuk sesuai prosedur yang berlaku. Apabila tindakan atau
rujukan sudah selesai dilakukan, serahkan KMS kepada usia lanjut san
sarankan untuk kembali sesuai jadwal.
(www.library.usu.ac.id : Posyandu dan Kader Kesehatan 2010)
2.3.3.8 Kunjungan Posyandu lansia dapat dilihat dari :
1. Baik bila kunjungan lansia lebih dari 6 kali dalam setahun.
2. Kurang bila kunjungan lansia kurang dari 6 kali dalam setahun.
(Depkes,2003 : 27)
18
2.3 Kerangka Teori
Menggunakan teori Lawrence Green dalam Notoadmodjo 2010, menggunakan
bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor :
Keterangan :
: Diteliti
:Tidak diteliti
Gambar 2.1 :Faktor-faktor mempengaruhi Tingkat kunjungan lansia
2.4 Kerangka konsep
Variable independen Variable dependen
Gambar 2.2Hubungan dukungan keluarga dan petugas kesehatan
dengan kunjungan lansia ke posyandu lansiatahun 2012
19
Faktor predisposisi : Pengetahuan Sikap Pendidikan Persepsi sikap
Faktor pendukung :
Transportasi Persediaan waktu
Tingkat kunjungan lansia
Dukungan keluarga
Dukungan petugas kesehatan
Kunjungan lansia ke posyandu lansia
Faktor pendorong Keluarga Petugas kesehatan
20
2.5 Hipotesis
Ha : Ada Hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke posyandu
lansia.
Ha : Ada Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan lansia ke
posyandu lansia
2.6 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur skala1 Dukungan
KeluargaPartisipasi atas tindakan dari keluarga lansia terhadap kunjungan lansia dalam memotivasi, mengingatkan, mendampingi.
Wawancara Kuisioner Baik, jika nilai skor ≥ dari mean
Buruk, jika nilai skor < dari mean
Ordinal
2 Dukungan Petugas Kesehatan
Respon atau tanggapan responden terhadap sikap petugas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan posyandu lansia, diukur melalui pernyataan yang berhubungan dengan sikap – sikap petugas dalam melaksanakan kegiatan posyandu lansia.
Wawancara Kuisioner Baik, jika nilai skor ≥ dari mean
Buruk, jika nilai skor < daari mean
Ordinal
3 Tingkat Kunjungan Lansia
Kehadiran responden ke posyandu lansia dan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan diposyandu lansia.
Wawancara Kuisioner Baik : > 4 kali dalam 6 bulan
Kurang : < 4 kali dalam 6 bulan
Ordinal
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei analitik
dengan pendekatan Cross Sectional dimana peneliti mengukur variabel bebas dan
variabel terikat yang dikumpulkan dalam waktu bersamaan dalam suatu sampel
populasi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di Posyandu kelurahan Limau Manis Selatan di
wilayah kerja puskesmas Pauh Padang.
3.2.2 Waktu
Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari-Agustus 2012.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang didata pada bulan januari
2012, dan berada di Kelurahan Limau Manis Selatan di wilayah kerja Pauh Padang
tahun 2012 berjumlah 139 orang.
3.3.2 Sampel
Pada penelitian ini teknik dalam pengambilan sampel adalah simple random
sampling. Besar sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
22
n= N1+N ¿¿
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah responden
d =Presisi 10%
Jadi sampel penelitian adalah :
maka n= 139N+139¿¿
n= 1392,39
n= 1392,39
n=58,1
n=58 orang
Adapun kriteria sampel adalah
1. Kriteria inklusi
a. Mampu berkomunikasi dengan baik.
b. Berusia > 60 tahun
c. Bersedia menjadi responden
d. Responden merupakan lansia yang bertempat tinggal dilokasi penelitian
dan berada ditempat saat diwawancarai.
2. Kriteria eklusi
a. Mempunyai kelainan fisik dan mental yang dapat mengahambat dan
menganggu pelaksanaan penelitian.
b. Sedang menderita penyakit berat.
(Setiadi,2007:179)
23
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui :
3.4.1 Data primer
Data yang diambil langsung dari responden menggunakan pengisian
kuisioner, prosesnya yaitu pertama-tama peneliti memperkenalkan diri pada
responden kemudian menjelaskan maksud dan tujuan pengisian kuisioner lalu
meminta kesediaan responden untuk mengisi kuisioner tersebut data diperoleh dari
laporan-laporan kunjungan lansia dikelurahan Limau Manis Selatan.
3.4.2 Data sekunder
Diperoleh dari laporan-laporan dan kunjungan ke posyandu lansia
dikelurahan Limau Manis Selatan.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus
ditempuh, yaitu
3.5.1 Pemeriksaan Data (Editing)
Setelah kuisioner diisi, peneliti memeriksa kembali untuk memastikan data
yang diperoleh adalah data yang benar, bersih, dan berisi lengkap.
3.5.2 Pengkodean Data (Coding)
Memberikan kode pada setiap jawaban agar memudahkan dalam pengolahan
data.
3.5.3 Memasukkan Data (Entry Data)
Memasukkan data yang dikumpulkan dan yang diberikan kode kedalam tabel
dan diolah dengan komputer.
24
3.5.4 Pembersihan Data (cleaning)
Data yang akan dimasukkan diperiksa kembali untuk memastikan data
tersebut telah bersih dari kesalahan.
3.5.5 Penyusunan Data (Tabulasi)
Pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah,
disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.
(Setiadi,2007:189)
3.6 Analisis Data
Data yang akan disajikan meliputi data yang menggunakan analisis univariat dan
analisis bivariat
3.6.1 Analisa Univariat
Analisa univariat untuk mengetahui gambaran dari variabel penelitian,
Analisis univariat ini mengahasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap
variabel.
3.6.2 Analisa Bivariat
Analisi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independent dan
variabel dependen menggunakan uji chisquare. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa nilai p < 0,05 maka secara statistic disebut ada hubungan yang bermakna
(Notoadmojdo,2010:183)
25
DAFTAR PUSTAKA
Akbid Mitra Husada.2011.Pedoman Penulisan Proposal Penelitian Diploma III Kebidanan Padang. Akbid Mitra Husada Padang
Bandiyah,Siti.2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta
Dalam Media Aesculapius.1 Maret-April 2012.Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2005.Pedoman pembinaan Usia Lanjut bagi petugas Kesehatan. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2003.Pedoman pengelolaan Kegiatan Kesehatan dikelompok usia lanjut. Jakarta
http : //puskesmas-oke.blogspot.com/2009/04/pengelolaan-posyandu-lansia.html
Maryam,dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Lansia. Jakarta : Salemba Medika
Maryam,dkk.2011. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika Noorkasiani. 2011.
Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
Notoadmodjo,Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta
Notoadmodjo,Soekidjo.2010.Metode Penelitian Kesehatan,Jakarta, Rineka Cipta
Nugroho,Wahyudi.2012. Keperawatan Gerontik. Jakarta : Gramedia
Riduan.2002.Metode variable-variabel penelitian.Bandung : Salemba Medika
Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
www.library.usu.ac.id : Posyandu dan Kader Kesehatan. 2010
26
Lampiran 2
PERMOHOHAN KEPADA RESPONDEN
kepada Yth: Calon Responden
dengan Hormat,
Saya yang bertanda dibawah ini adalah mahasiswi program Studi Kebidanan
Akbid Mitra Husada Padang semester IV (enam) yang bermaksud akan mengadakan
penelitian.
Nama: Areni Juliani
Npm : 0910418106002
Menyatakan bahwa akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehatan Dengan Kunjungan Lansia Ke
Posyandu Lansia Di Kelurahan Limau Manis Selatan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pauh Padang Tahun 2012”. Untuk itu penulis mengharapkan kesediaan untuk
menjadi responden dalam penelitian yang akan penulis lakukan ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sikap,
tidak akan menimbulkan kerugian bagi bapak/ibu semua kerahasiaan dan informasi
yang di berikan akan dijaga dan hanya digunakan kepentingan penelitian.
Apabila bapak/ibu menyetujui, maka dengan ini penulis mohon kesediaan
untuk mendatangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan yang penulis
ajukan. Atas perhatian bapak/ibu sebagai responden, saya ucapkan terima kasih.
Padang, Mei 2012
Penulis
27
Lampiran 3
FORMAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Setelah membaca penjelasan lembaran pertama dan saya mengerti, bahwa
penelitian ini tidak berakibat buruk kepada saya serta identitas dan informasi yang
saya berikan dijaga kerahasiaannya dan betul-betul hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Maka saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang
akan dilakukan oleh mahasisiwi AKBID Mitra Husada Padang yang bernama Areni
juliani dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehatan Dengan
Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di Kelurahan Limau Manis Selatan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Padang Tahun 2012”. Untuk bermanfaatnya
penelitian ini, saya berjanji akan memberikan jawaban yang sebenarnya.
Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
Padang, Mei 2011
Yang menyatakan
(........................................)
28
Lampiran 4
KISI-KISI KUESIONER
Tujuan Aspek yang dinilaiNo. Halaman
pertanyaan
Jumlah
Pertanyaan
Mengetahui
Hubungan Dukungan
Keluarga Dan Petugas
Kesehatan Dengan
Kunjungan Lansia Ke
Posyandu Lansia
Dukungan keluarga 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10
Dukungan petugas
kesehatan1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10
Tingkat kunjungan
lansia1 1
29
Lampiran 5
KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN KUNJUNGAN LANSIA
KE POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN LIMAU MANIS SELATAN DI WILAYAH KERJA
PAUH PADANG TAHUN 2012
Tanggal wawancara :
NO Sampel :
A. Identitas Responden
Nama Responden :
Umur Responden : tahun
Jenis kelamin Responden :
Pendidikan terakhir Responden :
Pekerjaan Responden :
Alamat responden :
B. Dukungan Keluarga
Beri tanda (√)checklist pada kolom untuk jawaban yang diberikan oleh responden
Selalu (SL) bila setiap bulan berkunjung ke posyanndu
Sering (SR) bila tidak setiap bulan berkunjung ke posyandu
Kadang-kadang (KK) bila jarang datang ke posyandu
Tidak pernah (TP)
30
Pernyataan ini dinyatakan untuk 6 bulan terakhir
NO PERNYATAAN SL SR KK TP
1 Setiap bulan anggota keluarga mengingatkan saya jadwal
posyandu lansia
2 Setiap bulan anggota keluarga mengantarkan saya jadwal
posyandu lansia
3 Anggota keluarga melarang saya mengikuti posyandu lansia
4 Anggota keluarga merasa bosan/malas mengatarkan saya
posyandu lansia
5 Anggota kelurga mengatakan senang apabila saya mengikuti
posyandu lansia
6 Anggota kelurga menanyakan hasil pemeriksaan saya
diposyandu lansia
7 Anggota keluarga memeriksa KMS setelah saya pulang dari
posyandu lansia
8 Anggota kelurga merasa ada manfaat bagi saya posyandu
lansia
9 Anggota kelurga menunggui saya setiap mengikuti posyandu
lansia
10 Anggota keluarga membiarkan saya datang ke posyandu
sendirian
31
C. Dukungan Petugas Kesehatan
Beri tanda (√)checklist pada kolom untuk jawaban yang diberikan oleh responden
Selalu (SL) bila setiap bulan berkunjung ke posyanndu
Sering (SR) bila tidak setiap bulab berkunjung ke posyandu
Kadang-kadang (KK) bila jarang datang ke posyandu
Tidak pernah (TP)
Pernyataan ini dinyatakan untuk 6 bulan terakhir
NO PERNYATAAN SL SR KK TP
1 Petugas kesehatan dari Puskesmas datang setiap kali diadakan
posyandu lansia di tempat saya
2 Petugas kesehatan tidak melayani saya dengan ramah dan sopan
3 Petugas kesehatan melayani saya dengan sabar dan penuh
perhatian
4 Petugas kesehatanmendengar keluhan yang saya sampaikan
tentang masalah kesehatan saya
5 Petugas kesehatan tidak melakukan pemeriksaan fisik di
posyandu lansia
6 Petugas kesehatan memberikan penyuluhan kepada saya di
posyandu setiap bulannya
7 Petugas kesehatan hanya memberi obat saja saat saya datang ke
posyandu lansia
8 Petugas kesehatan merujuk saya ke puskesmas untuk
pemeriksaan lebih lanjut jika saya sakit
9 Petugas kesehatan membujuk saya untuk datang ke posyandu
setiap bulan
10 Petugas kesehatan sering datang terlambat saat posyandu
D. Tingkat kunjungan lansia
1. Dalam 6 (Enam) bulan terakhir berapa kali bapak/ibuk mengikuti kegiatan
posyadu
lansia......kali
32
Lampiran 7
DUMMY TABEL
Tabel 1 Diketahui distribusi frekuensi dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia Kelurahan Limau Manis Selatan di wilayah kerja Pauh Padang
tahun 2012.
Dukungan kelurga frekuensi %Kurang
BaikJumlah
Tabel 2 Diketahui distribusi frekuensi dukungan petugas kesehatan dengan
kunjungan lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Limau Manis Selatan di wilayah kerja Pauh Padang
tahun 2012.
Dukungan kelurga frekuensi %Kurang
BaikJumlah
Tabel 3 Diketahui distribusi frekuensi kunjungan lansia ke posyandu lansia di
Kelurahan Limau Manis Selatan di wilayah kerja Pauh Padang tahun 2012
Dukungan keluarga frekuensi %Kurang
BaikJumlah
33
LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL
Nama Mahasiswa : Areni Juliani
NPM : 0910418106002
Pembimbing : Elpi Sri Rahayu, S.ST
Judul Proposal : Hubungan Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehatan
Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di
Kelurahan Limau Manis Selatan Puskesmas Pauh Padang
Bimbingan ke Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing
I ACC Judul
II BAB I
III BAB I,II,III
IVPerbaikan BAB
I,II,IIIdan Kuesioner
V
VI
34