(1959-1965) disusun oleh : dwi hatmoko, s.pd a. · pdf filemasa demokrasi terpimpin s/d...

3
Masa Demokrasi Terpimpin s/d G30S/PKI (1959-1965) KD : Kehidupan pasca pengakuan kedaulatan sampai dengan berakhirnya Orde Lama Disusun oleh : Dwi Hatmoko, S.Pd http://dwihatmoko.wordpress.com A. Penataan Politik Dekrit Presiden telah mengubah kehidupan bernegara Indonesia. Saat pengumuman dekrit, kabinet yang sedang memerintah adalah kabinet Djuanda/Kabinet Karya yang memiliki Triprogram, yaitu sandang-pangan, keamanan, dan Irian Barat. Program tersebut dijalankan dengan pedoman pidato presiden yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita (Manipol/ Manifesto Politik Republik Indonesia), yang dijadikan GBHN oleh MPRS. Manipol berintikan USDEK (UUD’45, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian Indonesia). 1. Pembentukan Lembaga Negara Pembentukan MPRS : dipilih dan diangkat oleh presiden berdasar Penpres No.2 tahun 1959, pengangkatan presiden seumur hidup, manipol sebagai GBHN, pidato presiden BERDIKARI (berdiri di atas kaki sendiri) dijadikan pedoman revolusi dan politk luar negeri, diketuai Chaerul Saleh sesuai Penpres No.2 th 1962. Pembentukan DPAS: ketuanya presiden dan wakilnya Roeslan Abdulgani pada tanggal 15 Agustus 1959 Pembentukan Depernas (Dewan Perancang Nasional): ketua Moh. Yamin pada tanggal 15 Agustus 1959 Pembentukan BPKAN (Badan Pengawas kegiatan Aparatur Negara): ketua Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 15 Agustus 1959 Pembentukan DPRGR: Presiden membubarkan DPR pemilu 1955 dan diganti dengan DPRGR yang dibentuk presiden 2. Penanganan masalah ekonomi Inflasi yang tinggi terjadi di masa ini ditangani dengan jalan devaluasi (penurunan nilai mata uang) Banyak pergolakan daerah yang membutuhkan dana untuk penanggulangannya Nasionalisasi perusahaan Belanda tidak dimanfaatkan dengan baik karena kekurangan tenaga yang cakap dan berpengalaman Pemodal asing enggan menanamkan modal di Indonesia karena situasi politik yang tidak stabil Banyak dana yang dibutuhkan dalam perjuangan Irian Barat Penerapan ekonomi Berdiri di Atas Kaki Sendiri (berdikari) Melakukan Pembangunan Semesta berencana 8 tahun Adanya Program Benteng oleh Soemitro Djojohadikusumo, yang berisi perlindungan usaha nasional dengan pemberian kredit 3. Sentralisasi Pemerintahan Demi keselamatan negara, presiden mengganti paham liberal dengan demokrasi terpimpin (masa Liberal partai mementingkan golongan) Untuk melaksanakannya maka presiden menetapkan NASAKOM sebagai landasan berbangsa Menetapkan ajaran Resopim (Revolusi, Sosialisme Indonesia, Pimpinan Nasional) Manifesto Politik dijadikan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Pembatasan partai: dengan dibubarkannya Masyumi dan PSI, dengan alasan banyak anggotanya yang terlibat PRRI&Permesta. B. Kehidupan luar negeri 1. Konfrontasi dengan Malaysia Presiden Soekarno menganggap pembentukan Federasi Malaysia adalah buatan Nekolim (Neo Kolonialisme) Inggris, dan ini membahayakan revolusi Indonesia. Keberatan Indonesia juga didasari oleh perjuangan partai rakyat Kalimantan Utara pimpinan A.M Azahari yang menentang Inggris

Upload: hanhu

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (1959-1965) Disusun oleh : Dwi Hatmoko, S.Pd A. · PDF fileMasa Demokrasi Terpimpin s/d G30S/PKI (1959-1965) KD : Kehidupan pasca pengakuan kedaulatan sampai dengan berakhirnya Orde

Masa Demokrasi Terpimpin s/d G30S/PKI

(1959-1965)

KD : Kehidupan pasca pengakuan kedaulatan sampai dengan berakhirnya Orde Lama

Disusun oleh : Dwi Hatmoko, S.Pd

http://dwihatmoko.wordpress.com

A. Penataan Politik

Dekrit Presiden telah mengubah kehidupan bernegara Indonesia. Saat pengumuman

dekrit, kabinet yang sedang memerintah adalah kabinet Djuanda/Kabinet Karya yang memiliki

Triprogram, yaitu sandang-pangan, keamanan, dan Irian Barat. Program tersebut dijalankan

dengan pedoman pidato presiden yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita (Manipol/

Manifesto Politik Republik Indonesia), yang dijadikan GBHN oleh MPRS. Manipol berintikan

USDEK (UUD’45, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian Indonesia).

1. Pembentukan Lembaga Negara

Pembentukan MPRS: dipilih dan diangkat oleh presiden berdasar Penpres

No.2 tahun 1959, pengangkatan presiden seumur hidup, manipol sebagai

GBHN, pidato presiden BERDIKARI (berdiri di atas kaki sendiri) dijadikan

pedoman revolusi dan politk luar negeri, diketuai Chaerul Saleh sesuai

Penpres No.2 th 1962.

Pembentukan DPAS: ketuanya presiden dan wakilnya Roeslan Abdulgani

pada tanggal 15 Agustus 1959

Pembentukan Depernas (Dewan Perancang Nasional): ketua Moh. Yamin

pada tanggal 15 Agustus 1959

Pembentukan BPKAN (Badan Pengawas kegiatan Aparatur Negara): ketua Sri

Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 15 Agustus 1959

Pembentukan DPRGR: Presiden membubarkan DPR pemilu 1955 dan diganti

dengan DPRGR yang dibentuk presiden

2. Penanganan masalah ekonomi

Inflasi yang tinggi terjadi di masa ini ditangani dengan jalan devaluasi

(penurunan nilai mata uang)

Banyak pergolakan daerah yang membutuhkan dana untuk

penanggulangannya

Nasionalisasi perusahaan Belanda tidak dimanfaatkan dengan baik karena

kekurangan tenaga yang cakap dan berpengalaman

Pemodal asing enggan menanamkan modal di Indonesia karena situasi politik

yang tidak stabil

Banyak dana yang dibutuhkan dalam perjuangan Irian Barat

Penerapan ekonomi Berdiri di Atas Kaki Sendiri (berdikari)

Melakukan Pembangunan Semesta berencana 8 tahun

Adanya Program Benteng oleh Soemitro Djojohadikusumo, yang berisi

perlindungan usaha nasional dengan pemberian kredit

3. Sentralisasi Pemerintahan

Demi keselamatan negara, presiden mengganti paham liberal dengan

demokrasi terpimpin (masa Liberal partai mementingkan golongan)

Untuk melaksanakannya maka presiden menetapkan NASAKOM sebagai

landasan berbangsa

Menetapkan ajaran Resopim (Revolusi, Sosialisme Indonesia, Pimpinan

Nasional)

Manifesto Politik dijadikan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)

Pembatasan partai: dengan dibubarkannya Masyumi dan PSI, dengan alasan

banyak anggotanya yang terlibat PRRI&Permesta.

B. Kehidupan luar negeri

1. Konfrontasi dengan Malaysia

Presiden Soekarno menganggap pembentukan Federasi Malaysia adalah

buatan Nekolim (Neo Kolonialisme) Inggris, dan ini membahayakan revolusi

Indonesia.

Keberatan Indonesia juga didasari oleh perjuangan partai rakyat Kalimantan

Utara pimpinan A.M Azahari yang menentang Inggris

Page 2: (1959-1965) Disusun oleh : Dwi Hatmoko, S.Pd A. · PDF fileMasa Demokrasi Terpimpin s/d G30S/PKI (1959-1965) KD : Kehidupan pasca pengakuan kedaulatan sampai dengan berakhirnya Orde

Presiden Soekarno mengumandangkan Dwikora: (1) Perhebat ketahanan

revolusi kita, (2) Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura,

Sabah, Serawak, Brunei untuk memerdekakan diri dan membubarkan negara

boneka Malaysia.

Pembentukan “Komando Mandala Siaga” pimpinan Marsekal Madya Oemar

Dani untuk mengirimkan pasukan dan sukarelawan ke Malaysia.

Indonesia keluar dari PBB (7 Jan 1965) karena protes/tidak setuju atas

masuknya Malaysia kedalam DK PBB

3. Politik Oldefo dan Nefo

Merupakan pembagian dunia menurut Indonesia yaitu Oldefo dan Nefo.

Oldefo (Old established Forces) yang merupakan kekuatan lama dan

cenderung kolonialis, kapitalis, meliputi negara Barat. Nefo (New Emerging

Forces) yang merupakan kekuatan baru, antikapitalis, anti kolonialis, banyak

yang terdiri dari Blok Timur.

Indonesia merasa sebagai Nefo

Indonesia mulai membentuk poros Jakarta-Peking (Indonesia-Cina)

C. Pemberontakan G30S/PKI

1. Peristiwa Pendahuluan/aksi sepihak

Peristiwa Jengkol: perebutan tanah negara oleh BTI/PKI di Jengkol, Kediri

Peristiwa Bandarbetsi: perebutan tanah perkebunan oleh BTI/PKI

Peristiwa Kanigoro: penyerbuan pondok pesantren oleh PKI

Pelatihan militer bagi anggota organisasi PKI di Lubang Buaya

Desakan agar pemerintah membentuk angkatan kelima dari buruh dan tani

yang bersenjata

Adanya isu “Dewan Jenderal” yang akan kudeta berdasarkan dokumen

Gilchrist

2. Alasan TNI AD yang menjadi sasaran

Adanya Dwi fungsi ABRI atas saran Jend. Nasution, membuat TNI AD

menduduki banyak jabatan politik

Operasi pembebasan Irian Barat banyak didukung TNI AD, karena pemimpin

operasinya dari TNI AD

Nasionalisasi perusahaan Belanda banyak yang jatuh ke tangan TNI AD

sehingga secara ekonomi kuat

TNI AD sering menentang kebijakan PKI

3. Faktor pendukung PKI

Merupakan partai empat besar nasional dan dua besar di Jawa

Ajaran Nasakom banyak menguntungkan PKI

Dwikora yang dikumandangkan Soekarno banyak didukung PKI sehingga

rakyat berpikir bahwa PKI pendukung Soekarno

4. Pemberontakan dan Penumpasan

Pemberontakan dilakukan dengan penculikan/pembunuhan terhadap enam

perwira tinggi AD dan satu perwira pertama AD, serta jatuh korban pula

seorang polisi. Semuanya ada di Jakarta, sedang di Yogyakarta ada dua

korban dari TNI AD.

Penumpasan dipimpin oleh Mayjend Soeharto selaku Pangkostrad dibantu Kol

Sarwo Edhie Wibowo selaku Komandan RPKAD (sekarang Kopassus).

5. Tokoh PKI

Non Militer

DN Aidit (ketua CC PKI)

Syam Kamaruzaman (politbiro PKI)

Nyoto

Pono

Militer

Letkol Untung Sutopo

Kolonel Latief

Lettu Dul Arief

Marsda Oemar Dani

Ajun Polisi Anwas

Page 3: (1959-1965) Disusun oleh : Dwi Hatmoko, S.Pd A. · PDF fileMasa Demokrasi Terpimpin s/d G30S/PKI (1959-1965) KD : Kehidupan pasca pengakuan kedaulatan sampai dengan berakhirnya Orde

D. Daftar Pustaka

Sukmayani, Ratna dkk . 2008. Ilmu pengetahuan sosial 3: untuk SMP/MTs kelas

IX. Jakarta : Pusat Perbukuan-Departemen Pendidikan Nasional,

Sutarto, dkk. 2008. IPS 3: untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional,

Fattah, Sanus dkk. 2008. Ilmu pengetahuan sosial : untuk SMP/MTs kelas IX.

Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,

Wayan Legawa, I dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan

Sosial: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,

Budi Sutanto, Hasan dkk. 2005. Geografi untuk SMP kelas IX. Jakarta : Erlangga,

Widyaningsih, Titik Sunarti dkk. 2010. Sukses Ujian IPS SMP/MTs. Jakarta :

Yudhistira

Matroji, Drs. 2003. IPS Sejarah SLTP Jilid III. Jakarta : Erlangga

Ginting, Penerangan dkk. 2006. Geografi SMP jilid 3 untuk kelas IX.Jakarta:

Erlangga