1974 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1-20190807-095229-5012.pdf ·...
TRANSCRIPT
CJ\T1\TJ\N RJ\PJ\T
PJ\NITT/\ KIIUSUS H.i\NCJ\NCJ\N lJNlJJ\NG-UNDJ\NG
TENTJ\NG
KONSERVJ\SI SUMHER D/\Y/\ J\LJ\M 11/\YJ\TI D/\N EKOSISTEMNYA
··-·-······---------·--·-·-·---------
(BELUM DIKOREKSI) --- ·-·-------··---·
Tahun Sicl<Jng
Masa Persiclangan
1989 - 1990 IV 1 1 • Rapat Kc
Jenis Rap<Jt
Deng an
- · Rapat Kerja Pansus ke - 6.
Sifrit Rripat
Ilad /tangga l
W:iktu
Tern pat
Ke tua Ro pot
Sckret:iris /\car a
II au j r
Pemerintah cq. Menteri Kehutanan R.I. Terbuka Kamis, 14 Jun! 1990. 09.00 V!IB.
Ruang Pustakaloka (atas) Gedung DPR-RI. H. Djamaluddin Tambunan, S.H.
Drs. Moh. Siddiq Sutome. Pembabasan DIM RUU.
1 • Pansus DPR-RI. - 30 dari 30 erang Ang go ta Tetap. - 12 dari 17 orang Anggota Pengganti.
2. Pemerintah ca. Menteri Kehutanan R.I. dan Staf.
Anggota Pansus DPR-RI
1. H. Djamaluddin Tambunan, S.H. 10. Ir. Soewardje Adikeesoemo, B.Sc. 2. Ir. Abdurachman Rangkuti. 11. Ny. H.S.K.s. Sutopo Isnomo. 3. Drs. Affandi. 12. Drs. Soedarmadji. 4. H. Imam Churmen. 13. Drs. Syarif Said Alkadri. 5. Ir. H. Andjar Siswojo. 14. R. Ng. Barnbang Supangat. 6. Ir. H.E. Mack Bon. 15. H.M. Ali Sri Inderadjaya. 7. H. Jamar is Joenoes. 16. Drs. Awang Farouk Ishak. 8. R. Tubagus Hamzah. 17. Dra. Ny. Oelfah A.s. Harmanto. 9. Hardeyo. 18. Ir. Umbu Mehang Kunda.
- 2 -
19. Drs. Fransiskus Skera 3 1 • M • Di ran •
20. Ir. S.M. Tampubolon 32. Achmad Machmud. 21. H. Muhaminadiyah Hadji, S.H. 33. Oeng Rumadji, S.H. 22. D.A. Karim. 34. Drs. Tadjuddin Ibrahim. 23. Toto Mudjiharto, B.A. 35. Drs. Mardinsyah. 24. M. Rusdi Thahir, S.H. 36. Muhammad Dja'far Siddiq. 25. H. Subardjo Surosarojo. 37. Drs. H. Ali Sefwan. 26. R.P. Subagio. 38. Sukardi Effendi , S.H.
27. Zainuddin. 39. Djupri, S.H. 28. Drs. Ismuthiar Noerdin. 40. Drs. Subagye. 29. F. Sukorahardjo. 41. Nikelaas HE.M.TH. 30. Hasan Sapriyatno. 42. Drs. Markus Wauran.
Pcmcrintah:
l. Jr. l!asjrul llnrahnp Mcntcri Kchutanan RI
:z. Stttisnn \fartapulra lli 1·jcn PllP/\
3. K<11111diyo, Adi Sttsanto Biro IIukttm clan Organisasi
4. S id<nto llcp. Il11t.
5. Nurhadi Utomo P.11.P./\
:6. M;1ryanU P. 11. P. A
7. Toga Sialagan 11. II. P. A
B. Effendi Sumardja P. 11. P. A
9. Ny. Sircg:ir n i r o I I 11 k t1111 d an Organ i s a s i
10. Toni 0umardjo I'. 11. P. J\
ll. Socdjadi 11.IJ. Sck.llitjcn P.11.P.A
lZ. K o e s n o I'. I I. P. /\
13. lJ 11 ll 11. I I. P. /\
14. Budi Hiynnto B i r o I lu kt 1111 d an Organ is n s i
15. lln rtono Pc11ght1b1111g
16. Bintoro Pc11gh11h11ng
Kl:TUA ................ .
- 3 -
KETUA ( H. DJAMALUDDIN TAMBUNAN, SH.l:
Assalamu'alnikum Wr. Wb
Rapat rrnya buka kembali. Kita mulai dengan menyelesaikan yang pending yeitu mes~
lah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 usulnya FKP tapi dalam hal ini yang berperan utama jadinya Fraksi ABRI, dan · F.ABRI
yang akan menyampaikan kepada kitao Bagaimana perkembangan hari ini, den pendapat akhir.
Saye persilakan dengan hormat Freksi ABRI.
FABRI { R.P. SOEBAGIO ):
Terima kasih Bapak Pimpinan dan Saudara-seudare yang te£ hormat.
Mengenai hal yang pending yaitu mesalah Undang - undang Nomor 5 T9hun 1974, Fraksi ABRI tetap pads pendirien semula bahwa Undang-undang Nomor 5 tidakp.eriu dicantumkan delem
konsiderans,. Alasan kami bahwa masalah yang dipersoal -
kan di dalam Bab VIII penyerahan urusan den tugas pembantuen
itu berisi i m p 1 e m ·8 n t a s i dari pada Undang-undang Nomor 5. Jadi sudahbuilt in di dalem Ba
tang Tubuh ini, karena itu kami tetap pada pendirien kami
yaitu bahwa Undang-undang Nomor 5 tidak perlu kalau sudah
built in ini sudah kuat sekali disini. Dan kami menyarankan
kalau toh ada disebutkan di dalam pasal 34 ini dalam ayat
( 1 ) yai tu "l:Jahwa da lam ri=mgka pelaks an a an Konserva si Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Pemerintah dapat menyerah
kan sebagian urusan di bidang tersebut pada Pemerintah Dae
rah".
Ayat ( 2) "Ketentuirn lebih lanjut mengenai sebagian urusan d!
bidang pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya sebagaimana dimaksud dnlam ayat Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1974" jadi bisA dimuat disitu kami juga tidak keberatan.
Jadi ada 2 (dua) macam (dua versi) dimasukan di dalam
penjelasan jugs kami tidek keberatnn men~enai masaleh Un
dang-undang itu, tapi bilamana nanti masuk di dalam sini ka mi juga tidak keberatan.
Terima kasih rak.
-KETUA ••••••••••
- 4 -
KETUA (TI. DJAMALUDDIN TAMBUNAN, SH ): Kita lnnjutkRn saja kitR minta begeimana pendapat Frak
si Persatuan fembRngunen.
FP P ( DT~S • I-:!1.RDT A~l' SY l1J.Ll:
Assalamu' nlaikum ::rarelmntullahi ~,labaraJ{atuh.
Rapa k rim Pi nan, :3apak •ren f-1.,i, nnpa k-bara k dan Ibu yang
terhorma t.
Semula krmi mengharaj knn TTndang-undong Nomor 5 Tehun 1974 ten~eng Poko~-pokok Pemerintghan di Deerah dimesukan dalam -
. ,;mi,,., kons:iderann!ll ,et• 1 pi setelnh kami mendengarkan penjelasan d~
ri Bapak Mentri dar1 dari B~pak-bapak Fraksi lainnya,kami da
pat memahnmi dan memnsukan Und~mg-undang Nomor 5 Tahun 1974 ini
didalam pasal 34 ayat (1) untuk jelasnya kami sebutkan :"Se
telah kepada Pemerinteh Daerah ditambah sesuai dengan ketent~
an Undang-undang Nomor 5 ~ehun 1974 tentang Pokok-pokok Peme
rin ta hen di Dae rah " i tu yring in gin knmi tembahkan.
Sekian terima kasih.
Wessalamu'alaikum War8hmatullehi Waberekatu.h.
KEI'UA ( II. DJAMALUDDIN mAilBUNMr, SH ) : ~erima kasih.SilRhkan Fraksi Fartai Demokrasi Indonesia.
FPDI ( DJUFRI, SH ) :
Assalemu'alaikum ~erahmatullahi Wabarakatuh.
Saudara fimpinan den Sidang Fensus yang terhormat,Fraksi
PDI tetap berpendirian bnhwa Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 itu memang sPh~rusnya dituangkan didalam hel mengingat,karene
tidak biasa dan tidak mungkin terjadi penjabaran didalam Pa
sal-p'1sal Undang-undang yang tadi disebut oleh Rekan FABRI -
maupun FFP dic~intu•nkan dicfalern p.<=isal 3~/f~f;Konsekwensinya d~ ngan sendirjnya kaleu menyebut demikian hal mengingatnya ha
rus tercqntum, karena sebageimana berulang-ulang saya katakan
apa yang dij'.1bark:rn didPlnm p.'isal-prisal ini ? /\.pa yang di ja
bnrkan didalam Batang tubuh ini ? A~2lah mengambil landasan -
daripade konsiderans menging8t itu.Sehingga FPDI tetap berpe~
dapat bahwa konsiderans mcnp;ine_:at itu harus dicantumken Un
dang-undang Nomor 5 Tahun 1074, sepanjang penyerahan urusan -
den tugns pembentuan itu memnng dipertuhankan untuk tetap ter
cantum didalam rancanti;an TJndang-unclang int.
DemikiRn Seudnra Pimp1nan ·Terimn kasih.
KETUA •••••••••••
- 5 -
KETUA ( H. DJAMALUDDIN TAMBUNAN, SH ) :
TerimP irnsih.B9pak Men~i. silnhkari.
E !!ENI'HI KEHU'rANAN ( IH. HASJRUL HARAHAP ) :
Pemerlntah un~~;uk sernentara belum memberikan pendapat.
·rerima ka s-i11.
KETUA ( H. 0J:\MALUDDIN T1~MBUNAN, SH ) :
Terima kesih, f~ileken FrBksi Karya Pembangunano
FKP ( DRS. SOEDARMADJI ):
Pimpinan den Saudara-saudara yang saye hormati.
Sampal pagi ini saya sudah menBendap beberapa malam, se
betulnya Fraksi Karye tidRk ekan mengulas lagi alasan-alasan
yans telah discimpaitrnn tcrdnl-iulu otau dengan kata lain Frak
si Kary a b0l11m mcnemukan elas:in mengapa i tu diletakRn di pa
s al. Namun demikian Frnksl Karya menyadari bahwe masih ba
nyok Bab-b,,b y~rng men~hadang, bsnyak pasnl dan ayat yang me
nantang dan dengan menempntkan azas dan prinsip musyawarah
untuk mencapei mufakat dengan mengetengahkan prinsip kekelu
argaen den kebersamaan den prinsip 3S,
3S y-=d_ tu S y~rne; pei'tnrnn ~elesni ~ yang kedua, Santai den ke-3 Sukses. Dan Praksi Karyn tanpa meninggalkan keseriusan me-
sih mclih0t hRl yang lebih besar dari pada yang dihadapi pa
gi hari daD/•'!.!r:rd F~1ryn :!C'.1 1 i rl, mnka Fraksi Karya depot menerima : yg akan
ndapkan• himbauan d~111 nj9'.~8n dari p<ida re\rnn Fraksi ABRI untuk menem-
s. dasar patkan Hndang-1J.ndnng Nomor 5 Tahun 1974 tentang -Pokolipokok timbangan . _ . maka dgn Pemerintahen di Daereh pade pasal yang dimeksud.
ak mengurangi Demi\d an terimn kasih. lirian
KETUA ( H. DifAMALUDDIN 'I'AM3UNAN, SH ~:
Sidnrig yang t.erhormat,
Fraksi Karyfl reri1bane;unan sebasai penc;usul teleh menerime
rumusnn yana ditawarkan oleh Fraksi A9rI yaitu tidek dimasuk
annya di dcilmri kon1:;iderann mengingAt akan tetapi dicantumkan-
dalam tubuhnyn yaitu driJam prisnl ynnt:: be-rsengkuten pesal 34 eyat ('1), yGng diktumnyn se1 erti yang tedi diusulken oleh
Fraksi Persetuen Pembancunan.
Sebelum saya mints persetujuan sidnng, saya ingin mende
ngar Fraksi FDI arakah jni bisa diterima.
FPDI •••••••••••
- 6 -
FPDI ( DJUPRI, SH ): SaudarA Pimpinon, pertama kali saya·inE!in mengoreksi P!
ng~ntar dari Pimpinan tadi bahwa yang punya usul mengenai
Undnng-und.,ne; Hornor 5 '!'ahun 1g74 itu tid8k hRnya FKP tebipi
juga Fraksi EH. (
" .I-l e P •U!:"' • \.. '-" v ~· ..
FPDI ( DJUFRI, SH ): Sedanckan knlnu ~id0k sel8h juge FPP, den kami masih t!
tap berrendapnt b8hwa Und8ng-und<ing itu perlu dicantumkan.
Te rim a Im sih.
KETUA ( H. DJAMALUDDIN TAMBUNAN, SH ) :
Fraksi fDI tetap beY'1wndap1t perlunya i tu dicantumkan -
di dalam konsiderans men~in~at.
Saya pr-rsilakan Bapak }fenteri, thm barangkali bisa mem
berikan gongnya.
MENTEHI K!~IUTANAN { IR. HhS.JRULHARAHAP ) :
Saudarr Pimpinan den Saudara-saudara sekalian,
Kami dari Femerintah telah mendengar pendepat-pendapat
dari pada Frnksi, terima knsih ntns pembaharuan dari pada
pendapat inJ..
Pemeri n tnh ten tunya r:ikan melaks'lna\rnn sepenuhnya baik
apa yang disebUtknn di delam konsiderans maupun dalam Batang
Tubuh maupun d0lam penjelssnn umumnya,.sama kuatnya. Oleh se
bab itu Pemerintah dapnt menerima apa yanB dikemukakan, di
mn suken di dnlem Ratang Tubuh di pas~l 34. Dengan demikian
Pemerintah leblh terikat di dalsm Batang Tubuh itu di dalam
memberikan kewenangan etaupun kepada daerah itu, dasarn-,ya
adnlah berredoman kerndP UndnnB-undang mengenai Pemerintahan
di Dae rah, Peraturan Femed.n tah i tu-pun akan mengacu kesana.
Saye rase inilah pendapat femerintah, sehingga dengan -
demikian knmi berharar SUf'BYB hnl ini dapat kitri selesaikan
dengan bnik.
Terimn Im sih.
KETUA ••••••••
- 7 -
KETUA ( H. DJi\H/\LUDDIN TAMBUNAN, SH ) :
Sidang yang terhormat,
Karena kita belum menemukan kesepg\rnb:m mengenai ini, U,!!
tuk menghemat waktu Pimpinan mengusul\rnn -~it9 adaken lobby
saja mengenai ini. Setuju ?
( Rapat: ~etuju ).
(Rapat diskors Pukul 9.30-10.05)
KETUA ( H. DJAMALUDDIN rAMBUNAN, Em):
Rapat saya buka kembali.
Den mempArsilakAn Pak Andjar untuk menyampaikan hasil
lobby selama Bkorsing ini.
Silekan dengDn hormat.
(_!R.H. AN.DJAR SISHOJO ):
Assalamu'alaikum Wr. ~b.
Bapak l\etun yrmg tP.rl1o!·mat, Bapak-bnpak sekalien.
Kami akan melerorknn hasil lobby yang baru saje terselesaikan
tadi, mengenai dicantumkannya atau tidak Undang-undang Nomor-
5 T shun 197 4 tenbmg Pokok-pokok Pemerintah di Daer ah,. Fraksi
Karya, ABRI dnn PrP besert8 remer·intah menyetujui untuk dima
sukan dalam IJntan£j l'ubuh pasnl 34. Nnmun l'ra.ksi PDI masih
minta waktu s~mpei besok tentang kesepakatan bersama ini~ Je
di jelasnya Fraksi FDI minta pending sampai besok dan dalam acar·a pertamn besok aken dlL:ipor\rnn bngnimana hasil pending
dari pada .f:'r'll~sl fDI tersebut.
Namun menyaderi bnhwa 3 (tiga) Fraksi dan remerintah telah
menyetujui lrnl tersebut di dRlam :!atang Tubuh.
Dernikinn 'J[1rok Ketua, terinw kasih.
· \fas s al nmu' a 1 a i kum ~·! r. v.'b •
KETUA ( H. DJAMALUDDIN TAMBUNAN, SH ) :
Sidf'mg ynng terhormat, Retuju dipending sampii besok P,!;!
gi ? Setuju g~~udnra-snud::ira ? ( Rap8t : Setuju ) •
Ada 2 (duci) ln13i yans: dirending ynitu :
f ertwna, menc;erl8i "keaneknr•agaman j en is'' i tu yang die tur di
d11 l~rn1 '311b III rmu I ini setelah dikonsul tasi tadi d!:,
ngnn Bn;- ak Henteri bisa disArnpaikan pagi ini penje
las<1n I'emcrintDh.
Kedua,
- 8 -
Kedua, mcngenai mas·1l9h "dan atau" itu seperti yang dijanjikan oleh femerinteh itu ekan disampaikan besok, me-
mang sebenornyn juga besok yang sur~risebagi Pimpinan bah
wa keanekaragaman itu bisn disampaikan hari ini.
Alhamdulilleh,tndinya justru itu yang akan memakan waktu la
ma snya pildr bri:ru blsB muncul hari Rlenin. Oleh karena itu
se ka ligus cU sini man ti say 8 usullrnn k·epada ~idang, ki ta me.!!.
dengar penjelasan Femerintnh tapi kita tetar seperti vRn~
kite putuskon, klto teruskan pembahasa~ , . ·
, · <"ab VII, VIII, IX, X sampai selesai ba-
ru nonti kit"a kemudi~in kt'!l!"lbali kebelokang'.FLI,JiV,~,VIitu sa
linE terkait dengan era yang dijelaskan oleh Bapek Menteri
pagi inio
Silekan ~apak Menteri.
MENTlFI KFHUTAN An ( :-n .. HASJRUL HARAHAr ) :
Bapak fimpinan, Saudar3-saudera sekalian Frgksi yang
terhormat,
Setelah mendnlami, mendenger dan kami bersemedi d8n du
duk berssm8-.snma Departernen Kehutenan, memang sungguh rupa ..
panya tidak ada yang S"''llflll.t'nn. didunia ini dan adalah wajib
hukumnya untuk kita sesBma umat saling mengingatkan.
Dengan saling rnengingatkan ini kite mencoba dan memehami,
kalau salat1 tid8k salah diperbeiki, kelau benar, benar di -
pertahenkan. Dan berpedoman kepade apa yang pernah disam -
paikan oleh 8Rrelc Pre8iden yonc benar itu katakanlah yang -
bener, yang ;rn lBh i tu ka t2 k8n lah sn lah. Kekhi le pan kami, ka
mi tidak mencantumkan "keanekaragsman" karena pikiran kami
padR waktu b8b ini fHhlah mengenai jeriisnya sajao Sedangkan
acuan kepBdn yang lain adn "anekaragam" yaitu di pasel 4. Te
tapi kami be~T:i.kir p1la dalam renungan den semedi tedi, eko
sistemnya dimana ? Karena anekoragam jenis dan ekosistem -
nya ini adalnh meruprikan suntu kebulatan yang utuh. Oleh
sebab itu kami sudah menyir:ipkan pPrUb!Jhan-perubahannye yang
nantinya kalAu sampai padn pembiceraannya akan kita bahas
dan telah d1isampaj\rnn kepod8 seluruh Fraks~i dan Pimpinan.
Perubahnn-perubnhanny11 adAlah mencantumkan "keaneka -
ragaman" dan kemudian kaml mengharapknn nant:i. kalau kits sa
lah, kite lupa, karena toh belum ~lesni Fansusnya di pasal
4 kit a tambahkan "beserta clrnsisternnya",, seh:i.ngga ini bunyi
nanti ••••••••
- 9 -
nanti kaleu kite sudah sBmrni membehes ini, disini ada p~se1
pas~l yang bnru, sehingge knlnu boleh kemi katakan pengawet
an jenis tumbuhan dnn sritwo yang semula diejukan Pemerintah,
babnya berubah menjP(li ~~pi:::ng3webm ker:mekaragaman jenis tum
b11han dnn sntwa sertn ekosisternnya". linh ini nentinya kita
melihat ke pasal 4 b. dimana disini rengawetan keanekaregam
an jenis tumbuhen dPn satw8, make disitu perlu ditambah "be
serta ekosistemnya", dengon demi.kian rrnsol 4 seperti yrng k_!
ta kemuka\rnn kemarin ada ''kennekaragamen", kenapa ~i pa sol
9 dan seterusnye ini tidak di.cnntumkan. Inilah yang Perne
rintah kemukaken yang nantinya kite akan dalami, sekali lagi
terima kasih etas saran-saran den usul-usul maupun ape yang
saya katakan itu snling mengingatkan. Apalagi pada hari
ini adalah hnri Kamis besok Jum'at, meri kita saling mengi -
ngntkan bAh',Jn besok itu Jum'at. N8h aemgan demikian barang
kali k1rene kalau kitn berjanji bers~rna-sema tenggal 20,
Jum' atnya sesurfah t.,nggnl 20. Jedi snyri hanya berharap ma
ri kite saling mengingntken, Fraksi menginggtkan Pemerintah - -akan kekurangannya, PemerintAh mengingotkan kita semua ini
bahwa besok i tu ho ri J·um' at. Sehingga Jum' at yang akan da
tang baran~knli kit8 tidek begini lagi didalarn Pansusnya.
ferima kasih Seudara Pimrinan.
KETUA ( H. DJtJ·!ALUDDIN TAMBUNAN, SH):
Terima kasih Bepak Menteri, terima kasih etas penjelas-
8tl d 1m sek8 l igus sud nh di s<1mpn i k~rn kepada ki ta semua konsep
pemyempurnaan-penyempurnoan dari pa~nl-pasal ini dan nanti -
kite kembali membahasnya pada wektunya. nan kite teruskan
pagi ini untuk menyelesaikan yang masih tersisa, kite mulai
dengnn pas,11 36. Fasel 3~,snya persilakAn giliran pertama kami berikan -
kerada Fraks.i :rnr Q '.)il.,kan dengnn ~rnrmat.
FPDI ( DJupr-:or, .SH ) :
Soudara Pimpinan dnn sidan~ yang terhormat,
FrAkAi FDI, yang menyan~kut pasnl 3~ ini di d8lam DIM
disebut "tet::ip" ciisin1.,dene;~m rengertian bahwe memang mate
rinya tidak AdA usulan untuk diadaknn renyempurnaan, mungkin
hanya istllnh saja itu nanti, jadi meskirun disini saya se
but "tetep" t.ari sgya ingin sekal:l..gus nnnti untuk mengantar
kan jalannya rap~t ini. Mcnurut Fraksi PDI istilah Perbuatan
Pidama ••••••
- 10 -
Pidena i tu mr:nwng yr.mg_ sud eh lazim nrrindak Pidana 11 i tu sek!
ligus nanti. Kami berpendapat demikian menanggari usulan
Fraksi lain ynn~ belurn menyAmpaikan alas8nnya.
~erima kesih Seudara Pimpinan.
KE::'UA ( H. DJAMALUDDIN TAMBUNAN, SH ) :
Baik,terima kasih. Silekan Barak Menteri.
MGNTERI KEHUTANAN ( IR. HASJRUL HAPAHAF l: Menangga~l- apa yang dikemukan ol0h Ftaksi PDI ~eskipun
beliau itu "tetap 11 , tetapi kita telah mengkaitkan kata "Fida . . ~
na" dengan 11'Eindak'' ,dalam hal ini Pemerintah juga tidak keb~
ratan andaikata mempergunakan kata "1'indak Pidana" •
. Apabila mau diruboh 11 perbuatah pidana'i tu sebagaimana.dimaksud diganti dengnn ti.ndak pidanan.
Terima ka sih.
KETUA ( H. DJJ\MALUDDIN 'rAM3UNAN, SH ) :
Terima kasih Bapak Menteri, silRkan FKP.
FKP ( M. HUSDI THAHIR, SH ) :
Terima kasih Bapak Pimpinan, Bnpak Menteri yang kami
hormati,
'l'erhada-p-THrnal 36 RUU ini Fraksi kami hanya ingin mena!!! bahkan suatu perubahan sebrigaimana tercantum dnlam DIM yaitu
perubahan istilah "Perbuatan Pidana" digantikan menjadi "Ti,!!
dak Pidana".
Dan saya kira mun~kin pandnngan dari Freksi kami ini, seba -
gairnana kita dengar tadi dari PDI walaurun sebenarnya berlurn
termijn untuk menonggapi akan tetapi rupa-rupanya telah se -
pendapat demikian juga Menterio
Juga pada ay~t (2) nya sama cuma disini terlihat adanya perbedaan pasel,. ini karena men[ingat behwa konsep yang diajukan
oleh Fraksi Karya termasuk perubqhan dari bab-bab tersebut-
i tupun nantii§~~~~ujui. Jadi p8d8 prinsipnya substansi yang
disini h~inya . perubr.ihan istilah "l'erbuatan Pidana" menjadi "Tindak Fidana".
Terima kosih.
KETUA ••••••••
'
- 11 -
KETUA ( H. DJAr1ALUDDIN TAMBUNAN, SH ) :
Terima kesih silakan Fraksi ABRI.
FABRI ( DRS.'. ISMUTHIAR NOERDIN ) :
Terima kasih Bapak Pimpinan, Bapak Menteri dan Saudara
saudsra sekalian yang says hormati. Di dalam DIM sebetulnya Fraksi ABRI blank tetapi mudah
mudahan tidak blong, maksudnya knrena kite ini selalu dalam
suasana seperti apa yang dikatakan di dalam lobby terakhir -
itu semuanya serba berkembang. Nah Fraksi ABRI jugs masih -
berkembang tapi tidak berkembang blak. Walaupun hanya masa
lah baha:::o tetapi morilah ki ta dengan segn.la senang hati me!!!
perhatikan ape yang ingin says jelaskan ini. Sebagai puja kelamin, jadi kemarin seya mengatakan ber~
sal dari Sumgtera tapi sekarang "putra kelamin" singkatan -
dnri Putra Sumatera kelahiran Minang yang kebetulan barang
ka li bahasn Indonesianya sererti kemarin itulah. Kelau di -dalem pasal ini kite menyebut "Tindak Pidana" ataupun "per
buatan Pid<"Jna" menurutRUU sebagaimane yang dimaksudkan pa -
sal 35, dalam pasal 35 tidak pernah menyebutkan "Tindak Pid~ na" ataupun "Perbuatan Pidena", hanya barang siapa melakukan
ini, melekukan ini. Jedi sebetulnya kota-kata yang tepat, -kalau toh akan mengambil dari rumusan Bapek Menteri. ·. kata
kan sajalah Sapak Menteri gitu yah perbuatan saja, kalau . ,, kita mengambil sebagei ralat ad~ perubahen kata ya tindak
juga tidak apa-apa, tetapi tidak pakai "Pidana" kRrena belum merupakan Tindgk Pidana, itu pendapat ahli bahasa. Sekarang
ki ta aJ'Jl.bil o•urnr hukum Undnng-undeng Nomor 4 Tahun 1982 ya-
itu pasal 22 eyat (3) yang memang mengacu ke ates keperbual
an yang diancam itu, perbuatan sebagaimana tersebut dalam
ayat (1),pasal ini adaleh "kejahatan" dan perbuatan yang ter sebut dalam ayat (2) pasal ini adalah pala.nggara.n,
perbuatan •••••••
- 1? -
perbuatan tok/wungkul, mungkin
kalau mcmpergunakan istilah "tindak", kalau orang Jawa "tindak"
itu lain.
Jadi kami mohon pengertian, tcrutama FKP clan juga mungkin
Pemcrintah, dan mungkin juga rPDl clapat menerima penjelasan da
ri kami.
Sekian dan terima kasih.
KE TUA
Ini yang berkembang da] am mcnanggapi usu] -usul dari FKP clan
fPDI, bcrkemb;:rngnya scpcrti tadi yang diusulkan oleh FABRI yai
tu mbok ya --scbctulnya tadi sudal1 disinggung juga-- ticlak mema
kai "peristiwa", tidak memakc:ii "tindak"
INTERUPSI FABRl (DRS. ISMUTIIIAR NOERDIN)
Tidak mcmakai "pidana", "pcrbuatan", atau mungkin "tindak"
atau "tinclakan", bisa saja pak.
INTURUPSI FABRI (DRS. INSMUTIIIAR NOERDIN)
Mcnambah sccli kit pak. J ad i clengan usulan FABRI ini Pasal 36
akan berbunyi
ayat (l) "Pcrbuat<in scbagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)
<lan ayat (2) adalah kej aha tan", clan
ayat (2) "Perbu:1tan scbogaima11~1 climaksud dalam Pasal 35 ayat (3)
aclalah pelanggaran".
Tcrima kasih.
KE TUA
Kalau saya tidak silaf, yang dimaksud oleh FABRI, jadi bu
kan masalah apa yang kita sctujui "strarbaarfeit" itu kita pa
kai sebagai istilah baku "timlak pidana", i tu memang tetap. Te
tapi karcna ini belum lagi "tindak pidana", bukan "tindak Pida
na'', tetapi dikaitkan kcpada apa yang dimaksud tlalam Pasal 35
oyat (1) itu mas1Ji umum, jadi clisini dipakai istilah "perbuatan".
Saya putarkan sajalah. Bagaiman PPP ?
FPP ......................
- 13 -
Tcrima kasih Saudara Pimpinan. DalCJm DIM, kami juga mcng~
sulkan hampir sama clengan PKP, yaitu cliusulkan untuk adanya :
Pcrtama; kcscragaman istiloh, agar supaya konsisten dengan p3-
sal-pasal di atasny3 yang suclah mcnggunakan istilah
"tinclak picl;inn", climana d;Jlam RUU tertulis ay<1t ( i)
clan (2) masih menggunakan istilah "perbuatan pidana".
Jacli a las an pcrtanw mcnghcnclaki kons is tens i dalam RUU
ini.
Kcdua; sckaligus mcnanggapi usul clari rekan PABRI. Disini is
tilah "tindak pidana" aclalah merupakan istilah hukum
tcrjcmahan claripacla "strafhaarfeit". Jadi kalau t3di
cliusulkan agar supaya diseclcrhanakan dengan istilah
"pcrbu;itan" saja, atau "tinclak" saja, ini tidak mcru
pakan kclajinwn doJ;nn KUIIP. Karena yang diatur dalam
KUIIP hanyalah "str;1fbaarfcit" jacli "tinclak piclana".
Kalau "tindak" biasa atau "pcrbuatan" biasa itu ti
c.bk diatur dalam KUllP. Jacli yang cli<Jtur disini adalah
"tindak piclan3" yang melanggar, kalau ticlak melanggnr
i tu t i cl 8 k cl i a t u r (I i s i n :i • 01 c h k a r en a :i tu , i n i m c r up a -
kan suatu pakct, suatu kata majcmuk yang dinamakan
"tindak piclana" tcrjcmahan dari "str;1fbaarfeit". Itu
lah yang cliatur daiam KUIIP. Jadi ini jangan clipis:ih
rncnj ;1d:i_ "pcrbu<Jtan" biasa, a tau "tin<lak" biasa. Kalau
"pcrbuatan" atau "tlndak" biasa mengap;1 diatur disini,
kaLlll sudah mclanggar c.lan c.liancam nah itulah masuk da
lam KUIIP. Olch karcna i tu saya kira RUU i tu disini
tctap mcrupakan kaUmat majcmuk, hanya saja istilah
"pcrhuatan" diganti dcngan "tindakan" agar sama dcngan
Pasal-pas31 yang lain clan UU yang lain.
Saya kira dcniiki0n, tcrima kasih.
KETUJ\
Tcrima kasih. Ttu satu ronclc. Ki.ta m;1suk nrncle kedua.
Jacli kita fokuskan saja, kalau mcngcnai pemakaian istilah
"tindak pidana" scbagai pcngganti istilah "strafbaarfcit" sudah
ki ta sctujui ...•.....•.•..
- 14 -
kita sctujui, cuma sckarang a<la pcrkcmha11gan baru <lari FABRI itu
belum "tindak pidana", i tu masih "pcrbuatan", jadi bukan "perb~
atan piclana" tapi "perbuatan". Jni saya lihat FABRI masih berpi
kir-pikir, apakah perlu saya buka putaran ke<lua atau bisa mundur.
Saya persilahkan FPDI putaran keclua.
FPDI (DJUPRI, S.11.)
Sau<lara Pimpinan clan Si<lang yang terhormat.
Kemarinpun sebetulnya kita sudah memutuskan itu, jadi clalam
pasal sebelumnya yaitu Pasal 33 kita lihat ayat (1) ada istilah
"tin<lak piclana", kemuc:lr~rn ayat (2) hun1f ~ "peristiwa tindak pi:_
dana", "peristiwa"-nya itu dicoret mcnjadi "tindak pidana", saya
ini mcmang su<lah istilah bakt1, istilah hukum, di kamus juga dis~
hutnya begitu "tinclak piclana". Jacli saya kira ticlak ada masalah,
untuk keseragaman lanjutannya saya kira "tindak pidana"-nya itu
sudah tepat. Dcmikian Saudara Pimpinan.
KETUA :
Terima kasih. Pak Menteri silahkan.
MENTER I KEIIUTANAN (IR. IIJ\SJRU L IIJ\RJ\IIAP)
Pemcrintah melihat bahwa pacla mulanya kita suclah ada konscn
sus mcngcnai masalah ini, tctapi juga scperti yang <likemukakan
olch FPDI balnv8 ini_ su<lah ki ta sctuj ui kemarin. Dan kalau ki ta
melihat bahwa yang cliacu olch Pasal 35 ayat (1),
disini "d ipi<lana", ja<li sudal1 clikcmukakan bahwa ini "strafbaar",
scsuatu yang "stra[baar" scsuatu yang bisa dilrnkum,apakah itu be
lum pi clan a ? Di samping i tu say a me 1 iha t cli cl a lam kal ima t Pasal 36
ini aclalah "kejahatan". Jacli Pcmcrintah bersedi<l mengganti kata
'7 :1C'r;nrntan" ini sesu0i dcngan kcsep0katan scbelumnya, clan kemucli
an juga usul pcrub<lhan, kalah Ji DTM clikcmukakan oleh FKP tctapi
clikcmukakan lcbih dulu olch FPD I jug a FPP. f13nya perlu ki ta pcr
gunakan bahasa yang cnak apakah "pcrbuatan" sama clengan "tindak
an", apakah "pcrbuatan" itu djganti saja clengan "tindak pi<lana"?
kalau ticlak salah FPP tacli pernnh mcnycbutkan "tindakan pidana".
Dengan demikian "perbuatan" ini kalaupun perlu diganti dengan
"tindak" inipun saya mohonkan kcpada fABRI sesungguhnya penafsi.!:_
an hukum clan pcnafsiran bahasa Indonesia, fABRI menyatakan bahwa
Min an g i tu . . . . . . . . . . • . . . . .
- 15 -
orang Minang itu agak lclJih mahir scdikit berbahasa Melayu, tapi
saya juga scbcnarnya <libcsarkan di <lacrah Melayu (Sumatera Timur)
cuma karcna clari Batak "yu"-nya itu dipakai dcngan istilah "y"
sckarang "Mclaju". Jncli mcnurut saya barangkali saya usulkan ka-
1au1ah ini, kcnapa tidak kita pakai pcpatah Minang "Bulat air
de k prnnbuluh, bu lat kato dd: muf aka t, yo angku ? ". Bagaimana Pak?
Saya ini scbenarnyn orang Batak, tapi clibesarkan di daerah Suma
tcra Timur, scsungguhnya Sum;1tcra Timur i tulah Melayu bukan Minang
kabau. Nah barangka1i bagairnana kalau kita pakai pula ini, sepe.!:_
ti pepatah or~mg Sumatcra Barat "Bulat air clck pambuluh, bulat
kato clck mufakat, bRk kecek, ane;lrn, ah"· Tcrima kasih.
KETUJ\
Terima kasih Pak Mentcri, silahkan PKP.
F KP ( M . RU SD I TI LI\! 11 R , S . I I. )
Terima kasjh, Bapak Pirnpinan, Bapak Mentcri, clan Bapak/Ibu
sekalian, yang kami hormati. Tcrima kasih kcpacla semua fraksi
clan Pemerintah yang telah mcmbcrikan tanggapan terhadap usul cla
ri [raksi kamj.
Pada kcscmpatan ini acla baiknya juga kalau FKP mengcrnukakan
bebcrapa alasnn kcnapa kita mcnggunakan istilah "tindak pidana".
Memang cli clalam ilmu pcngetahuan hukurn, hahwa scjak kita mcmasu
ki pcrguruan tinggin, yang pcrtama- tanw yang mcrnbingungkan maha
siswa adalah soal pcristil~ihan ini. Karena ada cmpat aliran din~
gar a ki ta : ada yang mcngatakan "pcristiwa piclana", ada jug a yang
mcnganut "pc rbua tan p idan3" , all a yang mengat:Jk<i n "t indak pidan<1"
d an a cl a yang men ggun~1 k an is ti la h "d c 1 i ct". Akan tc tap i , bahwa k~
rcna b0hasa yang kita gunak;1n disini adalah bahasa hukurn, maka
kelajiman yang dipcrgunakan olch pcrnbuat UU tidak mcnggunkan is
lah "tinclak pidana", namun scbcna.rnya substansi antara pcngcrti
an "tindak pidana", "pcristiwa pidana" Jan "pcrbuatan pidana" m~
pun "dclict" scl1enarnya ticl°ak ada perbedaa.an pendapat. Kepada
FJ\BRI yang mengcmukakan bahwa Pasal 35 tidak a<la menyebut "perb~
atan pidana", mernang benar, olch karcna sebenarnya apabila kita
melihat Pasal 36, maka kita tidak bolch rneninggalkan Pasal 35
dan Pasal 35 ••....•.....•.
- 16 .•
yang mcngatur kctcnttwn pidan;1 schcnarnya perumusan <lelict.
Pcrumusan perhuatan pidan;1ny;1 schcnarnya ada di dalam Pasal 24
d an Pa s a 1 3 0 . J ad i P ;1 s al 3 6 i n i di cl a 1 mn i s t i 1 ah h u k um cl i s ch u t
kualifikasi perbuatc:rn, sua1u pcrbuatan apakah kualifik<1siny;1
pcrhuatan pida11;1, kcjahatan, Cltau pclanggaran. J;1di persoalannya
bukan karcna sud ah me L1 kukan pc rbua tan a tau t idak, akan tctapi
kualifikasi perbuatan i tu send i rj. AL1s8n <lari FABRI yang mengc
rnukakan bahwa ;1 da <la 1 am UU yang mcnycbut "perbua tan" tidak mcng~
takan "pcrbua t;rn pi clana", i tu hcnar. Disinilah scbenarnya kita h~
rus merenung u 1 ang b;1hwa scbcnarnya tckn i k pcrurnusan pcrundang
undangan kita hclum baku. Kita taliu bahwa Komisi III senantias8
mengcmukakan kcpada Menteri Kehakiman bahwa kita seharusnya pcr
lu memiliki pengganti /\lgcmcnc Bcpaltngcn Van Beschaving suatu ke
tcn tuan umum pcraturan pcrundong-uncfangan yang kita sekarang ini
bclum baku. Jacli kita bisa mcmaklumi, clan kita bisa mengerti bah
wa cl a lam pcrmHlang-un<langan yang 1<1 in toch cliscbut "perbuatan"
tidak mengatakan "pcrbuatan pidana", ticlak mengatakan "tindak pl:_
tlana", itu bcnar. 1hsinilnh scbcnarnya kita harus bcrperanan un
tuk mcnimbulk<111 su:1tu kclajim<m. KTta ticlak mcngntC1kan bahwa pc
rumu SCl n pc rund ang - unclang an i tu ticb k bcnar, i tu j uga benar, akan
tctapi kalau kita bcrtitik-tolak h<ilnJ:1 hants ada konsistcnsi, s~·
h:1 ikny;1 ad<1 kesa111aan. Ma.ka b:irangl«di Fi\BRT bi sa sepcnclap;:it dc
ngan fKP bahwa c.lalam perumusan "pcrbuatan pid<lna" lebih haik kita
mcnggunakan perurnusan "tindak pidana".
Sekian Bapak Pimpinan, tcrima kasih.
KETUA :
Tcrima kas i h. Sa ya per s ilahkan FADRI.
Tcrima k:Jsih Bapak Pimpi11;111, B<lp:1k Mcnteri, c.lan Saudara-sau
clara sekalian.
Pcrtama-tamCl saya sangat bcrbangga hati clan bergembira, scti
dak-ti<laknya pcnclirian saya clitcrima olch FKP, tidak berarti ha
rus tliterima olch Pansus, tetapi scticlak-ti<laknya bisa dimengcrti.
Jacli juga mendcngarkan wcjangon dari Bapak Mcnteri tacli, saya bi
sa mcnambah ynitu kCl]au clalam pribahasa Minangnya itu "lama knto
clipakotokan, 1<1111:1 l<lllk clikuny:1h-ku11ynh." .. l<ldi pcrlu ada unclangan
dari Bapak Mcnteri .••..•..
- 17 -
clari Bapak Mentcri untuk cntah kc S<1lcro Bagin<lo, entah kemana.
Bapak-bapak sckalian, s;1y;1 sud;1h mcndcngar semu<1 fraksi clan
kami dari FJ\BRl <fapat 111cnerinw pcndapat clari fraksi-fraksi yang la
in, juga dari Barrnk Mcntcri scndiri, dan kami mcnarik kembali
u s u 1 pcm b c tu 1 an y <:mg k am i a j u k an t <Hli . Tc r i ma k <1 s i h .
KETUA :
Lagi-lagi PPP akan mcnyampaikan pendapatnya, silahkan.
f PP (SU KAR D [ E FF END I , S • I l . )
Tcrima kasih Sauclara Pimpinan.
Atas nama scmua fraksi yang herpendapat sarna, tcrmasuk Pcmc
rintah yang sudah scjalan dengan mcnyctujui pcngganti;:in jstilah
"pcrbuatan pidarw" dj ganti clcngan "tindak pidana". Khusus untuk
rckan FABRI sclnin kmni turut mcndukung ucapan hagindo-bagindo,
ter ima kas i h ;:1 ta s ke se j al an an d an pcngcrt i an, men gen a i pcnrcmpu ~
1111;111 rcd~1k~.i ~ Teri.ma kasih.
KETUJ\ :
Terima k<:1sih. Dcngan dcmikian sudah kita sctujui untuk mcm~
kai apa yang sudah kita konsensuskan, kita memakai istilah "tin
dak pi<lana".
Kalau mcngenai pcrubahan pasal itu kita bicarakan di bcla
kang seperti yang tadi diusu1kan olch rckan PKP.
Sctuju ?
( l~1\P J\T SETUJll)
Scsu;.i dcng;ni kcsq1<1k<1t<111 kcm:1rin, r;1p:1t saya schors dulu untuk
kcpcntingan-kepcntingan yang macam-macam.
Ro.pat dischors pukul 10.tlO WIB.
Rapat dibuka kcmbalj pukul 10.55 WIB.
Rapat saya buka kembali.
Kita lanjutkan Bab Kctcntuan Peralihan. Pasal 37.
Pak Mcnteri, pass ?
MENTERI ...............•..
- 18 -
MENTER! KEHUTANAN ·
Pass ! !
KETUA :
Silahkan FKP.
FKP (HARDOYO)
Yang terhormnt Bnpak Pirnpinan, Bapak-bapnk dan Ibu~ibu sekn
lian yang terhormat.
Mcnanggapi Pasal 37 mengcnai Bab Ketcntuan Pcralihan. FKP
di dalarn DIM titlak rnengajukan scsuatu perrnasalahan, hanya ada
rencana untuk rnerubah pasal, apabila nanti konscp yang telah di
rencanakan oleh FKP rnendapat tanggapan untuk waktu yang akan d~
tang. Narnun dernikian sctclah kami rneneliti Pasal 37 istilah "hu
tan suaka alam" ini kalau tidak salah pada pengcrtian dari RUU
ini bclurn tercakup, dari 6 (cnam) pcngertian itu, tidak tercakup
"hutan suaka alam", clan "hutan wisata". Scdangkan di bawah diny~
takan bahwa "hutan suaka alam dan hutan wisata yang telah ditun
juk dan ditetapkan berdasarkan pcraturan perundang-undangan yang
berlaku sebelum berlakunya Undang-undang ini, tetap sebagai ka wasan suaka alam dan kawasan hutan wisata. Pengcrtian ini karni ki
ra perlu untuk Jchih Jijclaskan, bisa penyernpurnaan di dalam "p~
ngertian" a tau mung_kin dicantumkan di dalarn "Penj elasan".
Dernikianlah tanggapan FKP, terhadap Pasal 37, sekian, clan terima
kasih.
KE TUA
Terima kasih. Silahkan FABRI.
FABRI (R.P. SOEBAGIO)
Terima kasjh Bapak Pimpjnan, clan Saudara-saudara yang ter
hormat. FABRI di dalam menanggapi mengenai Pasal 37 tidak mengu
sulkan sesuatu perubahan, clan menyatakan itu tetap sesuai <lengan
RUU yang diajukan. Demikian, terirna kasih.
KE TUA
- Fl -
KETUA :
Itu dalam nerkcmbangannya ada usul. FKP barangkali, bagaima
na tanggapannya terhadap tanggapan FJ\BRI.
FABRI (R.P. SOEBAGIO)
Kami tidak mcnanggapi Pak.
KETUA :
Silahkan PPP.
FPP (SUKJ\RDI EFFENDI, S.I!.)
Terima kasih Pimpinan. Untuk mcnanggapi BJ\B X Ketentuan Per
alihan yang debit aclaJah Pasal 37, tctapi sebcnarnya secara umum
termasuk Pasal 38, tctapi ju<lul pa<la umumnya aclalah Ketentuan Per
alihan. Disini kami tidak mengajukan usul perubahan materi, namun
perlu untuk dikcmukakan dalam sidang Pansus ini bcrupa hirriliauan
berdasarkan pcngalaman praktck, h:ihk;111 kcnwrin dicontohkan oleh
Pak Mentcri dalam masalah ketcntuan-ketentuan peralihan ini. llim
bauan PPP aclalah berclasarkan kcnyataan obyek atau sasaran yang me~
j ad i permasal alw n yang di a tur <la lam RUU ini, a dalah berki sa r mas a
J ah Kawasan Hut an, clan kea<laan yang konkri t pula dis ana ti<lak ter
Iepas daripacla 1ingkungan manusianya. Lcbih konkrit lagi yang se
hari-hari bcrada disana umumnya a<lalah para pctani kecil, dit:injau
clari scgala aspck, tcrmasuk aspck hukurnnya, tcrrnasuk yang tidak ID£
nguasai pcrmasalahan hukum atau pertin<lang-undangan yang rnenyangkut
kawasan hutan itt1. Olch karcna itu himbauannya adalah dihimbaukan
kepada Pemerintah - - · c.1.1L1h dalarn bcntuk apa, apakah e<laran Ment_£
ri, atau Peraturan Pemcrintah dan sebagainya -- yang isinya de
ngan nanti akan diberlakukannya UU ini, diseyogyakan untuk diada
kan langkah-langkah pcnJahuluan scmacam pcnyuluhan ataupun pene
rangan kcpada masyarakat, lebih-lcbih yang kurang menguasai hukum,
atau lebih konkrit lagi, masyarakat kccil yang tidak menguasai h~
kum, diadakan pcnjelasan-pcnjclasan. Ilal ini saya kira tidak ha
nya terkena kepada mercka yang tidak menguasai hukum, bahkan Ila
kim di dalam mcrnutus scsuatu kasus yang sama--scbagai contoh yang
clisamapaikan olch Bapak Mentcri kemarin--yaitu kasus penangkapan
burung cendrawasih dalam kasus yang sarna, ternyata keputusan Ila
kim yang berbeda vonisnya at;1u kcputusannya juga bahkan berbc
cb jauh. Ini saya kira mcnyangkut rnasa-masa pengenaan peraturan,
di mana yang tcpat adalah bagaimana seharusnya menja<li pegangan;
- .?O -
menyangkut juga mqsalah RUU KonservAsi ini, andaikata juga nanti
diberlakukan, itu bisa didahului dengan adanya penyuluhan-penyu
luhan dari pihak Pemerintrih --sekc:ili lagi apakah ber11pa erlar~n
MentPri dan sebagainya, terserah keliijaksanaan Pemerintah-- un
tuk memberi penjelasan kepada mereka akan artenya peraturan peru
bahan baru yang menyangkut masalah Konservasi
Begi tu rula kalau kit8 hubungkan dengen pr.'1ktek hukum, ada
suatu ketentuan disana, y~nf menyatakan bahwa setiap adanva sua
tu perubahan ketentuan hiJkum itu harus diamhil keputusan etau sl kap, bahwa harus menguntungk~n kepada si terkenn hukum, kalauini
p.idana ya, si terpidRna. Int sudah mE>rupakan pedoman hukum, jadi
ancla j ka ta nanU ada pe ral ih8n pengcmrnn pera tur2 n ini, ,1anp;an SB!!! prd mereka-mer ebJ yang terken8 ini cLikenalrnn yang terber2t, tapi
menurut keten~uan hukum justru dikrnakan yang lebih menguntungkan
mereka, artinya yang terpidana.
Ini saya k_ir2 seb2g8i t;c~mbcihan, yang intinya per1u kebijak
'"':cinaan pendahuluan, sebelum d iberlakuk8nnya UU ini.
Sava kira demik.ian saja tidak ada usul perubahan.
KETUA :
Jlan Jtu hin1h; 1 uan.
Ya !
KETUA :
Mengenai Uf:Ul d2ri FKJ', h2g8immrn tanggapannya Fak.
Saudara KetuP, mem;:mg masalah k01imat ''hutan suaka alam"
dan "hutan wtsata" d8lam beberapa pembe>has8n kita yang kita kenal
ad8lah ''kawas::-in suak8 alam". Kalau dari definisi disini, defini
si berdasarkar: 1iteratur : Hutan suaka alam ada]ah sebuah kawas
an hutan yang 1:eTena sif.::>tnya yang khas diperuntukkan secara kh.!::!
sus untuk perlindungan alam \"'18yati driri/at8u manraat lainnya.
Jadi hutan sunka alam ini adalah -- kalau saya tidak salah-
bagian dari k8wasan hutan suak~~ alam, oleh karena itu penggunaan
kalimat inl pcrJu kiL:1 r·enungkan cfahulu, apakah ini memang b2gi
an dari kawasan suakn a1am, .in.i k.it;-i pertanyakan p;icla Mcntcri
nwksud clarip~1da
pPnempatan •••••••
- ?1 -
penempatan ini. na~i knmi tidnk k0beratnn,
kan harus diatur, sebab apakah r18nya hutan
peng~rtian hutan suaka alam adalah kawAsAD
kalau
suaka
hut~m
memc:ing itu rnerup~
a lam sa ja, seb::ib
yr:rnp: karena sifat
nya dj l indungi , sed2ngl-;an knw8 c- ~in ynnrr di liridunr:i i tu bar yak seY-~
li, kawas"n suaka alam, cagnr elam, su2ka margA satwa. Dan apakah
daJRm definisi kr,tentucrn umum sudrih ldtA m~1sukkan atau beJum, ini
juga saya 1 upa. Kei:iudian da ri FYP ad n t ~mbahan baru "hut an tarr:an
laut", den sebar'· 1 nya. .Jadi ini rerlu k i ta r·enunr:kan. Kami mj nta
penjelasan Pcmcrintah dulu. Terirna kasih.
KE TUA
Terima kasih. Sila.hkan FPDI.
FP DI •.......•..••.
- 2? -
I F .PDI ( NICOLAAS HE.M.TH ) :
Terima kasih Saudara Ketua untulc kese;,1patan ini, F.PDI terhadap Bab X
mengenai judulnya kami tidak mempunyai usul perubahan, jadi tetap saja.ae-
dangkeno~detniki~ juga terhadap materi pasal pasal (37) kami t~d~~empunyai usul perub2.han dan terhadap usul d8,ri F .KP, ka:ri:Jtetap mengacu pada RUU ,
Demikian,terina kasih.
KETUA :
Terima kasih, kami persila.kan pak Menter!.
MENTER.I KEHUTANAN :
Saudara Pimpinan kalau ka.Dd. melihat sebenarnya dari DIM tidak ad.a pe::t'
ma.salahan hanya ada himbauan dari F.PP yang tadi lebih dijelaakan lagi kemu
dia.n ada suatu hal pertanyaan tambahan dari F.KP.
Pemerintah memberikan penjelasan apa yang dikemukakan oleh F.PP adalah.
simpatik sekali dan memanG undang-undang in! perlu dikampanyekan untuk lebih
diketahui oleh masy~at baik Peraturan Pemerintah-nya nanti sehingga kita
memberikan penjelasan ... penjelasan kepada masyarakat atau kepada siapapun untuk
mengetahui bahwa undang-tmdang ini tel ah ada.
Mengenai tadi pertanyaan-pertanyaan pertama saya ingin menja.wa.b bahwa.
hutan suaka alam dan hutan wisata itu istilahnya ada disebut di Undang-Undang
Pokok Kehutanan pasal 3 sehingga inilah yang karni pergunakan dan untuk lebih
menjelaskan teknisnya kepada saudara-s".udara yanc; terhorma:t, kami persilakan
Saudara Dir.Jen. PHPA menjelskannya, terima kasih.
DIR.JEN. PHPA ~
Terima kasih bapak Menteri, bapak Pimpinan dan Bapak-bapak Pansus yang
kami hormati, didalam pasal 3 Undang-Undang Noinor 5 tahun 1967 ten tang keten
tuan-ketentua.n pokok Kehutanan mengatakan bahwa: '~Rutan berdasarkan fungsinya
dibagi atas hutan lindlll1g, hutan produksi dan hutan suaka alam yang dibagi
menjadi ca.gar a.lam dan suaka margasatwa, dan hutan wissta yang diba.gi menjadi
taman wisata dan taman burung.
Jadi-didala.m pasal 37 ini dikehendaki kawasan-kawasan yang sebelum bel."P
lakunya undang-undang atau mm ini diberlakukan untuk tetap sebagai huta.n su
aka alam dan hutan wisata, menurut pengertian kami begitu. Jadi didalam undang
-undang ketentuan p'?cok kehutanan itulah terdapat istilah itu, memang didala.m
RUU ini tidak terdapat istilah itu.
Jadi sekali lagi saya katakan bahwa berdasarka"lfungsinya huta.n itu dibagi
atas hutan produlcsi, hutan lindung dan hutan suaka alarn.
Hutan suaka a.lam ini dibagi atas cagar alam dan suaka margasatwa, kemudian
Rutan wisata dibagi berd.a:sar:~anfungsinya dibagi atas ta.man wisata dan ta.man
burung, demikian barangkali penjelasan kami.
KETUA :
Silakan F .KP.
F .KP ••••••••••
- ?3 -
F .KP ( HARDOYO ) :
Terima kasih kepada Pemerintah yang telah memberikan penjelasan tenta.ng
pengertian hutan suaka alam sesuai Undang-Undang Nomor 5 tahu 1967 tentang k,! tentuan-ketentuan pokok kehutanan. Mengingat pengertian -yang dimaksudan oleh
pasal 7 ini disebutkan: " Berdasarkan Undang-undang ini, jadi dala.m undang -
undang ini mestinya harus jelas setiap membaca undang-unda.ng ini berarti su
dah harus mengerti apa arti daripada hutan suaka itu.
Untuk ini mengingat didalarn RUU didalarn penjelasan belum dijelaskan ten
tang pasal 37, demi kejelaaan daripada pemaka.i undan:;-undang ini, kami sara.n
kan sekiranya pasal 37 khususnya yang menya.ngkut " Rutan suaka ala.m dan hutan
wisata serta kawasan sua.ka alam dan kawasan hutan wisata ", ini diberi penje
lasan dengan menunjuka.n Undang-Undang Nomor 5 tahun 1967 tentang ketentuan
pokok kehutanan, sekian saran kruni,Terima kasih.
KETUA :
Terima kasih, silakan F.ABRI.
F.A:Bnr ( R.P. SOEBAGIO ) :
Bapak Pimpinan yang terhormat, setelah kami teliti.fk~ kembali mere .. -
nungkan mengenai pokok kehutanan itu, benar apa yang dinyataka.n oleh F.KP, dan
ini perlu memang a.pa yang disampaikan ta.di untuk dijelaskan lebih lanjut, kami
mendukung sarantersebut, terima kasih.
KETUA :
Terima kasih, silakan F.PP.
F .PP ( SUKAHDI E:?FElIDI SH )
Terima kasih Saudara Pimpinan, untulc menanggapi usul penyempurnaa.n dari
rekan F.KP, ea.ya menyatakan salut dan mendukung untuk dapat kira.nya Pemerintah
nanti merancang kelengkapannya dalam penjelasan terhadap pasal 37 agar tidak
menimbulkan kerancuan ataupun keragu-raguan apa yang dima.ksud dengan jenis -
jenis suaka alam dan sebagainya tadi seperti apa yang telah dijelaskan oleh
Pemerintah tadi, terima kasih.
KEI'UA :
Terima kJ,sih, F.PDI saya kira masih dalam ronde pertarna tadi ya, seka.
rang terakhir silak8.n F. PDI.
F.PDI ( NICOLAAS HE.M.TH ) :
Terima kasih Saudara Pimpinan, F.PDI tetap saja seperti RUU.
KETUA :
Terima kasih, kalau be~itu sesuai dengan prosedur,rapat saya skors untuk
lobby.
(Ra.pat diskors jam 11.15 - 11.20 ).
KETUA Ra.pat saya buka kembali, Saya persilakan pak Andjar menya.mpaikan hasil
lobby. WA KIL ...•.........••....
WAKIL KETUA ( IR. H. ANDJAR SISWOJQ_j_:
Terima kasih bapak Ketua, kami sampaikan hasil lobby tentang pasal 37 khususnya yang menyangkut hutan suaka alam dan hutan wisata, diputuskan se
cara bulat bahwa hal ini dijelaskan didalam penjelasan pasal 37 • Jadi pasal tetap hanya yang menyangkut hutan suaka alam dan hutan wi
sa ta dijelaskan dalam pasal 37, terim::i, kasih bapak Xetua.
KETUA :
Sidang yanG terhormat setuju ?
( Rapat setuju ).
Kita lanjutkan dengan pasal 38, saya persilakan F.KP.
F.KP ( HARDOYO ) :
Bapak Pimpinan, F.KP dalam DIM hanya usul perubahan yaitu dari pasal
38 RUU menjadi pasal 44 rurnusan F.KP, adapun materinya sama dengan RUU ,
sekian.
KETUA
Terirna kasH1, mencerrai penggantian paotl i tu ki ta bicara'Y:an dibelakang,.
Saya persilakan F .Amn •
F .ABRI ( .HlL';AH SAPRIYATHO ) :
Terim::l b.Rih Pimpimn dan hadirin yang karni hormati, F.ABRI dalam hal
ini ·. menr;usulkan adanya perubahan namum ini tidak berarti peruballan
arti dari pasal itu, inti dari permasalahan tetap yang kita inginkan adalah
kejelasan, karena ki ta beranggapan bahwa lmdang-undan1; ini/!1a1sK¥ 8dimengerti
oleh sebagian besar masyarakat, kami tidak mengatakan seluruhnya karena mun~
kin bagi On\rlg yang buta lturuf akan susah.
Tetapi seba1:;ian besar masyarakat mudah mengerti• U.enurut pendapat kami
pasal 38 yang lama dari HUU i tu ada sediki t inembingimgbm1 k;ilau ki ta baca : 11 dengan berlakunya undang-undanr, ini semua ketentuan peraturan pelaksanaan
dibidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosisterrmya yang telah ada
te.tap berlaku sepanjang belum di tetapkan ". I ni yang belum di tetapkan un
dang-un0~nc-nya ataukah peraturan pelaksanaannya, ini dari pihak kami waktu
diskusipun sudeJ1 menjacli diskusi ya'lG rn.'nai 1:ntuk i tu kami mengusulkan untuk
dirubah saja kalimatnya seluruhnya : 11 semua peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan dibi -
dang konserva.si sumb0r daya alam hayati dan ekosistenmya yane telah
ada sepanjang tid<ik bertentanga.n dengan Undang-Und~mg ini tetap ber
laku sampai dikeluarkannya peraturan pelaksanaan yang baru berdasar
kan Undang-Undang ini.
Jadi jelas yang ditetapka.n "baru" itu adalah peratura.n pelaksa.naannya.
;.1 ohon pen{;ertian dari sernua Fraksi dan Pemerintah, kami tidak merubah arti
tetapi demi kejelasan, terima k~.dh.
KETUA
Terima kasih, silakan F.PP.
F .PP •••••••••••
- 25' -
F .PP ( SUKAHDI EFFENDI SH ) :
Terima k-isih Pirnpinan, untuk pasal 38 dari F .PP tidak mengajukan usul
perubahan hanya menghimbau nanti tentang penyesuaian sistimatika saja, ya -
i tu mengenai pasal-pasal dap Bab lGtaknya. ~.11udian untuk menanggapi usulan
dari rekan F.KP saya kira sama maksudny'.:l. yaitu penyesuaian pasal maupun Bab
jadi kai tannya dengan sistimatika ,sa'n8, den,:-an kami.
lemudian dari rel~an F .Amel ini memang rnakrmdny:?. baik untuk lebih men
jelas'~an daripada rnaksud dinyatakan tetapnya i tu, jangan sampai randu de -
ngan undang-undan~nya tapi yang tetap berlaku adalah peraturan pelaksanaan,
peraturan organiknya. Disini diusulka.n sepanjang tidak bertentangan dengan
undanG-undang in/e-~P berlaku sampai dikeluarkannya peraturan pelaksanaa.n
sebagai rincian dari kata-kata 11 ditetapkan dalam RUU "•
Dari usul penyempurnaan karnipun tidak keberatan karena aamua men~arah
kepada roenjelaskan, bahwa yang d.imaksudkan tetap berlaku itu adalah 11 per -
aturan pelaksan;;i.an " sepanjanc; belum dibuat ba:n1 dan sepanjang tidRk berten
tangan dengan unclanr~-undnng ini.
Jadi essnnsinya sarna, tinggal redaksi kami tidJk keberata.n untuk dise
suaiko.....~ ~·:->nc cocok, yan c- pas i tu y::i.nr~ mr:ma, terima kasih •
.KE'rUA :
Terima k;-:.sih, silakan F .PIH •
F. PDI _U:f.U_PRI_Q_l_~J.-: Saudara J'.'et11a clan siclang ygng terhorrn3.t, F .PDI menanggapi rumusa.n pasal
38 RUD ini tidrik men0a.jukan u::ml apa-apa karena memang rumusannya kelihata.n
nya sudah cukup balk ha.nya munr:;kin penyempurn:ian disana sin! kata-kata.nya ,
sebab disini sndah cukup jeln.s dencan berlakunya unda.ne;-undang ini semua ke
tetuan peraturm pela.ksa.rnmn dibidan'j konservasi, jadi peraturan pelaksanaa.n
yang sekarane ini masih ad::i., sumber daya a.lam hayati dan ekosiatem11ya yang
telah ada tetap berl:iku sepanjan;S belum di teta.pka.n yang baru,
a tau tidak bertentangan dengan unda.nc;-1mdang ini.
Jadi maksudnya. peraturan pelaksana:m Ya,tlf!, masih ada ini tidak berten
tangan dengan und:i,ng-undanc ini, jadi kemungkinan nanti hanya akan mengalami
penyempurnaa.n dari kata-kata.nya, s0hingea menjadi lobih jelas tapi sebetul -/3emua
nya rumusan ini su•lah jel8.s, yait.u ·yang menyangkut/ ketentuan peraturan
pelaksa.naan dibidang konserva.si, demikia.n Saur:lara Ketua terima kasih.
KETUA
Jadi dala,m prinsipnya setuju penyempurnaan, bagaimana dengan usul pe
nyempurnaan dari F .ABEI i tu sendir:i. bisa di tPrima tid8.k ?
F .PD!_{_:Q_.JUPIU SIIJ_: Sebetulnya t.idak a.da perbeda:m isi daripada usulan F .ABRI dengan RUU
itu, secara prinsip tid2,k acla. N::i.h ke.lau demikian ks.mi usulkan nantinya di
serahkan saja p1,da Tim Perumus.
KEI'UA •••••••••
- 26 -
,, KETUA :
.. Terima kaCJih, silakan pak Menteri.
MENTER! I\:ImJ'I'ANAN
Saudar=i Pimpinan, Saudara-nanaara sekalian, kalau rumusan Pemerintah
menekankan berlrikunya undang-\mdang ini, ini yang menjadi pokok, baru segala
sesuatu belum ada perubal1an masih teta,p ragu. Sedangkan yang diuaulkan oleh
F.ABRI segala peraturan itu tetap berlaku. kecuali sesudab ada undang-undang
ini perubahannyc-1 ' ?.mpir sama sebemi;rnya.
Pemerinta.h 'tidak keberatan k::i.lau ad.a perumusan yang lebih baik dan
baku didalam ketentua.n-ketentuan yang demikian ini, sa.ya rasa ad.a istilah
istilah atau kata-kata ya,ng disci.mpaikan disini kalau boleh kami acu kepada
undang-undang perikanan atau u.nd"'1.ne-undang yang lain rnana yang baik, isinya
ma.ksudnya sa.ma.
Pemerintah mr:>nyatakan berla1<u undang-u."ld.~g ini memakai yang lain itu
ya selama belum ada perubahan tetap bPrlaku, kalau dari F.ABRI segala. pe:l"
aturan yang auda.h ada itu sebelum dirubah undang-undang ini, yang mana ini
kira-kira yane; paling enak didalam kP.ten tuan-ketentua,r1 Bab peralihan ini.
Ini saja yang kami usulkan behwa nanti disampg,ikan kepada Tim Peru.mus teta
pi karni minta supaya ada pembakuan seperti pandangan-panclangan kita yang se
dang berkembang supaya ada pembakuan-pembakuen den seba,gainya, sekurang
kurangnya undang-mviang yang dimotori oleh Pansus dan Pemerintah yang part
nen1ya Komisi IV, k.lra-kira ada sesuatu demikianlah.
Ka.lau disini peraturan ketentwm peralihan semua peraturan pelaksanaan
dan peraturan peralihan dibidanG Perika.nan yang telah ada., dus sama dengan
yang dikemukaka.n oleh F.ABRI peraturannya ada, baru sepanjang tidak berten -
tangan dengan undang-undang ini tetap berlaku s:'l.mpai dikeluarkannya peraturan
pelak:sanaan yang ba.ru berda..garka.n undanr,-i1ndang ini, Ini sama dengan disi~
nah sedang yang kita .i.ni berlakunya undang-undant; ini.
Jadi mana yang baku sekura,nG-kurangnya apa yang terasnya Komisi IV da
pat kita pergunakan, jad:i. Pemerintah tid8k rnelihat perbedaan yang mendasar,
dengan demikian batangkali usulnya F.ADRI inilah yang sekarang kita jad.ika.n
pa.sal 38, yang mmtinya barangkali dapat ka.lau perlu ditambahi atau dikura.ngi
oleh Panitia Perumus.
Saya rasa demikian jadi tidak Jagi pasal 38-nya yang rencana Pemerintah
tetapi yang diusuU:e.n F .ABTII kalau perlu dilakuka,n perub::than kata-kata, sebab
disini tetap berlaku sampai dikeluarkan?V"' pqr3.t.ur.1n pPlaksanaan yang baru
berdasarkan undanr,-undang ini.
Nah saya hartya inein bertanya kala.u holeh .ini bapak kita dari Minangka
bau cocok tidak ini tetap berlaku sampai dikeluarkannya, atau tetap berlaku
sarnpai dikelu.ark:m peraturan yang ra.kai akhir.a.n "nya", j:i<li kita serahk::m
sebab ka<l.e..ng-kad::tng tt=>tap berlah.l samp.3.i dikeluarkan peraturan -
pelaksana...m yang barn, kadang-kadang dikeluarkannya.
Tetapi ••••••••
- ?7 -
Tetapi sudah menjad.i. kebiasaan, kalau di Minang itu bagaimana kira.
kira pak: ? Tapi tidek mengapa kami sera .. hkari. kembali kepada Pimpinan, Peme
rintah tidak k'::'beratan memakai sebagai da.sar rumusan da .. r~pada F.ABRI dan
kalau perlu d.iserahka.n kepada Tlm Perumus untuk membikin bahasanya yang
balk, .T::..di kam:i. drop usul darlpada Pemerintah, terima kasih.
KETUA :
Terlma kasih pak Menteri, jadi sudah k.ita lalui satu ronde kecende
rungan ini untuk disern .. hkm kepad::i .. Tim Perurrru.s, tapi ini ada suli tnya F .
.KP belum menangge.pi, ja.di dibuk11 satu ronde lagi, balk saya persilakan
F.KP.
F .KP ( HAHDOYO ) :
Bapak-bapa.k sekali.an, m:?nanc;gapl tanggapan d2...ri Fraksi-Fraksi serta
Pemerintah, pertania F.KP menyata..bn penghargaan kepada F.ABRI yang cukup
jell da.lam roe-nggunakan ~ferensi, jad.l sebenamya pada kita sudah dibagi
kan referensi tetapi rup0 .. :Qya F .Arnn leblh jeli dalarn menggunakan referen
si inl khususnya mengarah kepada. usaha pembakmm daripada penggunaan isti-
13..h-istilah dirJ=:ll:'m penyusunan pr:raturan porundangan.
Jadl sem1ai dengan uraian Pemerintah tadl, ka.rni menggarisbawahi, jad.i
rmnusan dari uul F.ABHI yang.identik dengnn Bab X ketentuan peralihan Un
dang-Undang Nomor 9 ta.J.-iun 1985 tentang perikana.n, dapa.t diambil sebagai
bahan perurousan, "untuk merumuskun rumusan barn pasal 38.
Demikian] ~h pernyata..an F .ICP, terima kasih.
KETUA :
Terima kasih, kita J.cmjutk".n,-,i1akan FJBRI.
F .ABRI ( HA ~AN SAPRIYATNO ) :
Pada semva l":r.aksi b·J..ik F .KP, F. PP clan F .I'DI, kc:un.i ucapkan terima ka -
sih demlkian juga kepad:'. Pcmerinbh sebaga .. i y:mg mempunyai konsep dengan
bersedi2 /li-FtfuS!R f~ai denc;an usnla.n k''ml, clan terns terang kami dislni
njiplak k3 .. :tern kg:mi buk n sn..:r.jam .. hnkum, jadi yang ada saja ki ta pindahkan
muni;kin bahasa ini yang terb.3..ik.
Untuk semna.nya sekali laGi h:i.mi ucapkan terima kasih.
KETUA : ----·-Teri ma kasih, sil8.kan F .P!).
F.PP ( SUKARDI EFFENDI SH )
F.PP idemdito saya kira cukup mantap, baik usul dari rekan F.ABRI yang
suda..h disetujuinya rumusan yang diant;gap lebih baik dibanding dari rumusan
semula yaitu RUU, saya kira dipersilakan nanti dalam Timus saja untuk lebih
menyempurnaka.n y'1..ng sebaik-baiknya dari rumusan yang dimaksud.
KETUA :
Terima kaslh, sllakan F .PIH.
F. PDI •••••••••
- ?P -
F.PDI ( DJUPRI SH )
F .PDI setuju untuJc diserahkan kepada Timus, untuk penyempuma.a.nn:ra.
Terima kasih.
KETUA :
Terima ka:,ih, silakan pak Hent?ri.
MENTERI KEIIUTANAN :
( Henteri setuju ).
KETUA :
Sidang yang terhormat, kita setujui ini supaya dibicarakan, disem -
pumakan didal:un Timus.
( Rapat setuju ).
Ki ta lar1jutka!1 Bab Fetentuan Prmutup pasal 39. Silakan F .ADRI.
F.ABHI (HASAN SAPhIYATNO )
Terima kasih Pimpinan, pada Pr:i,sal 39 ini F .ABHI mengusulkan kecil te
tapi menurut bmi adalah berakibat agak serius, karena ltalau kita katakan
seperti yang tersebut dalo.m RUU berlaku pad::o. tanggal i tu hanya pada saat
itu saja berlakunya, kita menginginkan sejak (menurut pengertian bahasa )
saat itu sa.mpai berikutnya, i tu tetap berlaku. Apakah ini te:rma.suk dalam
bahasa atau menurut kami mantik be·;itu pak, tetapi mungkin bahasa hukum-
nya 11 pada11 say.i. kurang jelas, tetapi meriurut kebia.<;aan i tu kalau 11 pada 11
i tu hanya pada s2"at i tu saja, itu pengertiannya.
Dan kami rnmlkan untuk diganti denr,an 11sejak", kemudian disarankan
juga kata-kata "dapat" itu dihilongkan.
Jadi agar seti p orang dapat mencetahuinya, seperti kemarin juga kalau da
pat i tu bis a t; i dn,kbisa ya, kami menginginkan bahwa U. U. ini diketahui
oleh selurtt11 orang maka "dapat"-nya dihapuskan.
Jadi agar setiap orang m~·n,rsetahuinya, memerj.ntahltan . per-
undangan-undanGan ini penempatennya dalam Lembaran Negara Republik Indo -
nesia.
Sekian usulan ki1mi Terima kasih.
KETUA :
Terima ka2ih, silakan F.PP.
F .PP ( SUKARDI EFFEHDI s:r ) Terima kasih Pimpin:m, untuk membahas meneenai Bab XI K~etentuan Pe
nutup, perkenankanlah kami untuk mcmperingatkan sidang ini, sebelum kita.
membahas permulaan pasal 39, perlu dikaitkan dengan usul penundaan yang su
dah disepakati ya~tu meu.genai masalah keputusan Dewan nanti untuk mencabut
semua ordonansi y'lng sudah tidak sesuai latji. Itu saya kira tepatnya untuk
ditempatkan adalah justru dalam Dab Penutup ini, sehinc;ga kelaziman yang
sudah ada disini penempatan menr;;enai pencabutcin i tu justru pada pasal P'ffftama
dalam ••••••••
- ~9 -
dalam k°P.tentuan penutup, sehine;ga pasal 39 yang ada itu nanti sesudahnya,
oleh karena i tu berhubung kami tidak mempunyai DIM--nya untuk rumusan pen
cabutan > nanti saya kira akan disempurnakan oleh yang usul yaitu rekan F •
PDI, namun sebagai redaksi yanc- sudah ada merupakan U.U. yang terakhir ya
itu U. U. No. 2 tahun 19.89 tentanr; Sis tern Pendidikan Hasional ini bisa kami
bacakan bunyinya awal s'lja_bukan keseluruhan yaitu berbunyi sebagai beri -
kut :
Pada saat mulai berlakru1ya U.U. ini : Ordonansi 1, 2, 3 dan sate-•' rusn;a dan seterusnya itu, lalu kalimat terakhirnya berbunyi dinyatakan
tidak berlaku." Jadi ordonansi-ordonansi yanG semula ditempatkan dalam
Bab memutus pac;al 1 tempo hari i tu dima.sukan disini dengan diarnbil alih
kalimat sebagai yang kami bacak n tadi, yaitu pada saat mulai berlakunya
u.u. ini 1, 2, 3, dan seterusnya diakhiri denc;an kalimat " dinyatakan ti-
dak berla.ku • Saya kir::l demikian tanggapan daripacla F.PP mengenai ketentuan penu
tup sebelum membahas pasal 39, te.dma kasih Saudara Pimpinan.
KETUA :
Ada dua usul clari F .Amn rnohon juga di tanggapi juga i tu.
F .PP ( STJKARDI EFFEllDI SH ) :
Maaf, kalau saya tadi memb::i,c.3.k;;i.n dari pa :al baru i tu memang aga.k la
in tidak dimulai dengan Und<1ng-Undcmg tetapi pada saat, sedangkan tanggapan
dari F .ADRI tadi adalah men,:ienai pasal 39 -nya, kalau pasal 39-nya konkordan
dengan U.U. Pendidikan ini bisa saya bacakan contohnya jadi pasal 39 nanti
bisa berbunyi :
Undanr;-Undang ini mulai berlaku pada tangr~al di undangka.n, agar se
tiap ora.ng mengotahuinya rnemerintahka.n pengundangan u. u. ini dengan
penempata.nnya dalam Lembaran Nega:r.2. Republik Indonesia.
Ini otom:::l.ti.s nanti kita bandingkan denc;an ini pasal 39 RUU yang saya
kira maksudnya hampir sama, jadi ko.mi masih bclum mendetail masalah pasal 39
karena kami lebih mengutarnakan sisipannya dulu yang pencabutan tadi.
Terima kasih.
KETUA :
Sekalian saja, FPP.
FPP (SUKAlillI EFFEl:JDI,SH)
Usul adanya sisipan "da9at 11 dihapus, ini lazim dipakai kata "dapat"
kalau rumusanny;,, panjnng, su"tu ,judul mm mis::ilnya itu biasanya disingkat.
Sehin,::;ga kalau ad.et usul penc;hapusnn 11 da)at 11,
11 •••• ac;ar setiap orang dapat
mengetahui •••••• 11; kalm1 y:mc; sayq bacakan contoh dcui HUU Pendidikan
tri di •.•••••
- 30 -
_tndi a.gar f;etia:p bra.ng mengeta.huinya. Jadi tanpa "da.pat 11
di sini.
XB'!UA :
Cocok. Sesuai dengan J!t.ABKI.
F-PP (SUXA~DI EJFENDI, SH) :
Xalau yang saya baoakan tadi "UU ini berla.ku pada.", bukan "se-
jalc 11 •
llTUA :
'Baik t~rima k~sih, 'Pendle,~-:.n.n F'--f'DI.
li'FPDI (DJUPi.U, SH)_ :
"t Sauc1cir<>, T\etua cl~m .')id~,n-0• Yrtn"'' t0r1 · ormat, serem.im~ma tel~h ki ta
--
ket~u:t bersarna, bahw:i, pada 1ri.pat Krrjn, Pnnsus l? Juni yan,"' lalu te-
la.h cli~11il kq1utu'~an !':~''C;:J.1''.1 l1ulnt lmrwa nrnc;-i,b11_{;~m UTJ ni tPmnatkan
di cal am B'"'b Krtentuan Pemrtun. r~an H;:>J:tu i t-t,1 l·~lurn dibahas materi
nya. tJalcim DJ'.~ kit;>, ci.j11}an 1 ''PlJ,..,r,:->,j_ 11r"tl}a!J. ftda11Un Tl0k01<-nokoknya
a.r" al~h ~,r1 a ? h al ·:
Prrtama, r:t(":->r n~rcduran l'Grundan,o:-uncan>"an -~.;r:in~ die~ but i tu,
:r-:n~ (i,,lam l1;i,l ini adltla"' or_r'on:m·-,i, c~inrrrunal:nn rlrnf'.'nn rurr.urian da n' -l?m baha.s~ lnclonrriin, -tn~J:rc1.'n.li menp:c·nn.i pPnulL'8!l ata:tsblad cl~n no
mornya..
Usulan it.ti denga::n satu alasa.n, seba;n,-n,imana ki ta ketahui sejak P:rokla
ma:>i Kcmc1'(~Pkann ada d.ua koiom:rok pcrn,tur·)n oerunrlnnf(-und;:inr:nn ynne;
berlaku rlo.n rli h.erlakukan di Indonesia. Y::i,i tu Y".1nt· pcrt01m;:i pPr"':tu.r,,,.n
:>C':cunr1• nr:-unc~'-n{U).n y011r: disurmn c-l<m diterbitkan oleh lembaea-lcmbar:11.
pcmbcntuY h1Lnrn ('.tciu ~1ej0,11,1_t :'';'.11:'': 1vr·•r11:-i.nr'.~ ;;-1embuat pernturrui perun
cang-unc1an~c'."l i:t:lai r1_nri Ter MVit nmnnr-,i -pcrn,turn.:n ynnp: palinP'. bawab,
ynitu UU, I'endur.:m Pemerintah Penere:anti UTJ, Fc1•,-,_turR.n prmerinta.h,
l)isamT'in,c;- i tu ;!>, r1rt l:elomDok yanrr kPdua ;'Tnl'lt" 11r'rd"': P.rki:m Fn"'e,l ~
Per,?.turan P<'rR.lihan UUD' ti5 ;yanl" t0t:=t11 c~inyata1:~an berlaku ~"lama h,..
111m r1 ie,r1n,kan ;van:· lir-ru,. a,tn.u bclum r1il)0ntnl< ~mnr· ba.ru, bn.U: i h1 r1~
Jam br·ntu1: T'''t\y«mn11:1'nr":',r t'"'')Tlm •'alam bentuk UU yang ba.ru yanp: diha, .. :
silkan oleh lcmbar;a _ _l_!rdsln,tif _yai tu DPR bersama-imma a .. m,"'an Pemeri!!_
tah;; Kemudian ci~ba,o:airnana ki ta 1rntahui, ciqmbil m-:nunp·r;u peraturM -oerun
dang.a..lindangan yanp; dimnlisud a,.., lam kelomnok yani:; kedua ini, P~meT'in
tah dengan ap,q,rFtt yan-; ada tela1" melA,kn1<an uenter.iemahan 8emua pera
turan nerun0nne-undan~qn Bel,q,nda ke nqlrun Bahasa Ind.onesia, ada nua
mac am .inP-"a ••.•••••••••
- 31 -
maoari ju~a yan~ diterjnmahkan atau rli"lempurnaka.n. Sebapai s~tu con
toh, Xitab UndB.n.o:-Und8Jl."" lTukuM Pidana. rtu ·~tlsamning Tria.<lih niter
jemabkan, juP,'a dirlernpurnalc:i.n rli s::in;:i.-sini. TanP' tid:lk coook dicabut,
kemudinn :ran.c" sudah tet;:i.p berlaku, kr>mudi;in ada n",...ubaha.n di "lana..-
sini. .. =· Wetback van strafreca t diter·jemahka.n dalrun Ki tab
tTndan,q;-undrmP" Hukum Pidana.. n"mikian .iu . .o:a peratur"'n ya)'l.g meny:mi;kut
Konservasi. Ini ~da beberapa peraturml yan~ -- di sini sudah dise
but dalam 1tm -- yai tu pert ama DierAnbescherminp.:s ordonantie 1931,
~ kedua Jacht Ordonantie 1931 Staatsblad 1931 Nomor 133 da.n Natuurbes
cherminp.:s Ordonnatie • S0muan;va kemurlian di drrlri.m usula.n F-P1lI di
usulkan rtenF"<in terjemFthan Bahasa Indonesia dan ini memanO' dilauti'D
d"l.ri pe,...nnrl'l.n.o:-und~nrr:->n y;oi.nrr ~ur1ah rU ter.iemahk::in tadi, ya.i tu
pertamFt, TJU P"!rlinnunr:an Binab,n."' J,iar 1931 ~taatsbla.d Tai·un 1q:n
nomor 13 .1),
Ye du?.., lnJ P~~li_n0.unaan Alam __ ( 9taat8blar1 Tar·un .1941 Nomor 1:\3)
Ketiga, rm Perburu8.n ('3taat"lblarl 1931 lTomor P3)
Keempat, UU Perburuan Jawa a.r-tn Madura. 19'10', kerimdi:m
yan."' kelim11, ini •:q:'!ba~;:i.i u~ul:m baru UU CaRar Alam rhn lhrp:asatwa,
1932 Staatsbla.d 1939 nomor 771.. ).
Usula.n yanp, terakhir ini, kruili mohonkan perh11tian supay-a dicantum
kan di dri.lam Pencabut~.n ini, kar~ma rnaterinya sud~Ji ditampunp, da-
lam imu ini d'.i.lam B;:i,b V yaitu Pa'>-il :::>O sampai denP:'a.n Pasal 26.
lJ"ne;an alas an bah Ha penef,asan pencabutan ini P"'!ntinP, karena ordo-
'nantie ini termasuk waris"n kolonial ya:I', isinya sud:ih tid::tk se
suai lagi a.~n.o:an nerkomb:-:>.n.r":in d:tn Jrn1Jutuhan B~p.:sa IndonP.sia;
bahwa peruba.han y11n.o: mrrn;v!'mP"kut asnek Pemeri.nt4be.n, perkemban,o:~n ke
pendurlnkcm rh.n perk:emhangan ilmu nenrcetahuan suaar-. tidak "lP.Suai laP'i.
Sebar,ai contor1 kami in.t;in m"mbacakan Pas!'!.l 2 dari neraturan ini.
A,yat (1)
A.yat (?.)
P~ni"uru""l.n atas cap:ar alam a~.n sw!'l.ka marRa s~.twa ht:-r
arfa 'li t angan Montr.ri P0rt::>nian.
~P, jauh i tu terletak di il'1.lam 1outan-hutmi negara rlila
k11l:an oleh - J'ln'a. pon~rus Yiut;m yantr berr:iangkutan •
. ~uabil"!. lotaknya di luar hutrm-hut."l.n n"'f,'ara baik di
JaNa d::i.n M:::i.dura, maurmn rli luar Jawa dM lfadura,
dil~cukan ale~ p~t-& Gttbernur.
J.qdi, kalau dil i.hat d"l.ri perkembang;:m tata pP.merintRhS) sudah tidllk
sesuai lagi, oleh karena i tu, k~,r8na: ,materinya sudah tertamnunP-' de.
lam mm ini a.an jup.:;:i. materinya sudah tidak sesuai dengan 'Perkemban~"""
an pemf->.rintahan drw k:Pn0ndnr'lutc,,n, rn~ka k1.rni u:orulk<tn unt.uk tlim~"'uk
an di rh.lam Or0onnatie yn.nf'" nic::i.but.
Lebih lan,iut •.••••...
- 32 -
LAhih lanjut k'1.mi 8k:i.n mrn1r,,.mn~.ibm informa~i bahwa. Pera.tura.n
nerunnanr-:-undn.nf'"~n ynn"'. di!"!ehut d..,l,,.m Ba.ha.sa Belanda ini, ol<>"'
Per::i.tur<>.n/uu :van.rr ter1khir, i tn .iur,-a. "1Udar ai terjem:ihkM kfl a~
] am Bah::t"l::l. !nnonAsia.. )nbaP.'ai cont oh, mJ Peradilqn ~P'ami:i., (! i
situ cli1rit~ in 9taat"lblad 'l'"l.:'un 1881, :vanP." M1.r11u9ann:va :
"Pad::i. s:i.at mulai bArl"l.1'1111'".,, Tm ini mab:i Peraturan
tent.<tn:,.-r Peraoil.<m Affi'>.r1 r•di Jaw,,. chm Harlura, Staat.:!_
blad Tahun 1A82 !Tornor 15? dA.n 9taat9blad 'l'a.hun 19
37 ·nomor 116 dan Fomor 610.
nan bnrL'rntnya juf"::i. rh ·iV.:i'1.n, krtrena. ini mem:i,nrr dikutip n.,.ri
nl"runn".n .,...,n yanp:, SUCT'"'l' r1 i.t':'r.iern:::i.hbrn :va.n1" ~"ka:ra.np; ini flihi.m
nun n·'l'1.r~ lml.cn ner1m0.1na--uncla.n.o::::in ..,0nnhl iJ.; Tnoonesia "lr·;i:tk:
'T'ahnn 1Qt15.
~"rriiJda.n s h"' .. "'t=ti n'"n,iel"!.rlan n0rtamn. rhri frak"1i. lcarrii.,
s 0 1, in."',o:P. akh irnya cH tuctn,.,.J..::qn r1i cln.l :i,m Kete ntuan p.onutun i tu,
nirurnn"1lrP.n nc>ba,~a.i bnrilrut: ( Ini ,iU{"a. sesua.i denp;an ~.'!"::). :V~P
ta.di swfah disin.r-P'UnP' oleh rekll.n !'fg.ya da.ri 11'-PP)
"P:::i.rra sa"l.t rnulai hr-rl::tknn:v~: trn ini,
-pert.,ma, UU Perlino.u.ri,o·an Binri;tmi,o: Liar, ~taat!'lbla.d lQ ...
31 Fomor P,'1,
_ L~dua, rm Pcrlindun,o:'ln ~lam, qtaakblad 19111 1romor B3.
Vetir:a, UU Pcrburu:m iq_H, Staatsbl1td 1931 Momor 113 t
Kef'.mnci.t, 1JTJ rerhnruri.n Ja1:a drtn f.farlu:ra 19110, Ston tsblnd
1939 Hornor 733;
Y.c lima, mr Ca.gar Alam dri.n S'·aka T0~arP:a Satwa 1932 <:;ta.at
sbla.d 193? "omor 773;
dinyat r:ikc:l.n rHc::i.hut a::i.n t id,-.Ji:: berl:i,ku l~u~i.
nemiki'1n <:;a.udar'1. Yetu.,, rumusan :van.-. rriu:~ul'<:i.n olP,}· F'-PTII flan
lla!1an-alA.s-:in van,.,, di <t.iu1<:ri.n ken;-i,nn. n°rat11rri.n ini di te-r jema""
kan kc rh1'1m baha"::i, Jnr'lnne"'il'l .• rrr-rirna. l<:a-ih.
Kr.:TU !\ :
P::tsri.1 39 'P;..PDI nikai tkan r10nri·an usul-usul F-AB~I.?
F-PDI (D.Ulf'RI, T-T) :
Fenr.i.noof'l'Pni 118ul n"..ri. F'-·~B'1I A.P:ri.r kat:i, 11 danat 11 ini dihi-
l"'nP'k"n. S:i.y:i kir"'. ini mr:m,,,nrr bC)t.ul, rh.n rumus;mnya i tu ~udah
bisri. ki t;i, ket".mukan pul". di dua 1m ~ran[" tafl.i saya sebut :vanP'
J1amnir s1ma, hah'·Ja UH ini mulai berlaku "agar setiap oranri: ·
menr.-et 11Jminya, Pemerint <i.h men!'.lln<Em::rkan Tm ini."
r--~ nka ......... . ~ ......... .
...
- 33 -
r~aka, 11 l\""ar "'."'tian OJ":'>,n!" m"!1P:'Pt'l,i'1l i_nya, mPmeri.nt11hka,n nr>nm_tnnan.""
nnn"'nrrrtn i.ni_ rl·-,n!"rtn nr>netnn"'t."l.nnya nA/l'l. Lr'mbaran Hr>,crara. ~enuhl ik
Indon.-,!'li;::i,.
Vernnr'l.ian, "lrtrri,n yarw nert '1mn .iuri:a rneman.rr hetul ''Unr'lAnp:-unrl."nP' ini
mulai berlaJcu -pada tan,c;,r:-al r'l.innd.,.n?"h'm" atau .,. ~e.iak tanf.'rral diun
rla.ngkan", i tu sama S;'>,ja.
Kami prinsinn:va tidAk koberatan, kata-kata ini, nanti diseauaikan
dengan mr ;y;:in,r~ barn saja diselesaikan oleli DPR hersama. aengan Pe
merintah
Kl1;TUA
'l"eri.ma kri,si' , sil::tkan P9.k ~~en+.eri.
M~MT?.lH K_ETTTTT \ 1! AU ( 1£r. H l\')JTI.UJJ n t\R l\H ~pl : Ki ta <".1ia.'l.' senakat nu :rnnf'" diC:'>,bUt di temnqtkan di Bab a.kh ir
ni Ketentu<'lr' Penutn'P, !"'.ehinrrr,,.,, harctn,crkctl i. su<'l:->} tiba sa.atnya ki ta
membaha~ i tu, 1':'.arena ini trrmn-uk n;i~aln:va Bab Kf>tentuan Penutuu.
'!adi F-PP telah. menr:emukR.kan tanr:.rr;i:pim a:pa. :vn,nP" di1<emukakM
oleh F-t\BJU, '10rinr:r~n isinkanlah saya imtuk menan~papi apa yanp:
dikemu..'cakan o]Jih F-ABIU terlehih aa1mlu.
Kami d!'lpri,t memahroni, bahwa apa yanr: dik0mukakan, ;:i,paka.h "~e jak",
da.n "pada11 • Yalau kita melihn,t behPrqpr-i, pP.rundnnr;-undangan kita
pad::i, umumnyn, ffi')IlyebutkJ,n "paaa tano:i:;al" tidak menyebutkan 11 tioa..lc 11 ,
tetapi ada yrmr: mem;i,kai 11 s0 .iak"' yai tu :vanrr t:'anii lihat ni Jtera
turan Per:ierint~th. ~ebagai. r.ontolH HU men~en::ii Perikanan, itu di
Rebutkan "n.'1.a,., t.'1np-rr;J,l", UU mr>nf"en~,i Fe-rindustririn" .iuta. "uana
tMp,-p:al", r'hn TTU Pokok Xehutn.mm, it11 men:vatakan "mula.i berla.ku
pada hari ". Jn,rH tinnk ma"alali a:pakah memakai tn.n,o:"al a.tau hari,
t~tani mema1 ~ri,i ''pad~!', r.e' inrrr·a kAJili conoonr: unt'1k meJ![yatakan "na-
Yernunin.n ta~1i q0r-t lnen..,.Ann.i kata 11 d'1,nat 11 • ~ 11.,<;ar "'etiap ora.nt"'
il.rtuat mf'.ln{"et ,-,hui.nya", 1carni .,nr 1 i.h A.t di !~r>muttu 11mJ ini mulai her
laku pa.na trin,"'f'"al diund-;n~krn1 11 ., "Agar <::etiap orruig " tid;ik di
katakan"dapat", tetal)i "l\,rrar f'Ptir-tn orFtn,"'. menrret'1)1mbnya". Sehinp.-
ga Pemerintah .iUfm tirl:ctk keber;'ltrm untuk mendrop kata, "danat" ini.
Kemudii:m ••••••••••
- 34 -
'YAri11oi..,,n .-m"nn-0m:ri. ari"l ·riwr-- ri.lrr-m111""1k::i,n olr-"· ii'-PDI, n"ltH!.t lca111i
.iP.la'3kan te:rlchil-- ocih"lU rn0n()"r11A.i m"l.tArin:vi;i. BaJ1wa kal;iu 11'-PUI me-
nyamnaikr:m S y,peruncln.nr:r:m ::i,tm1 or<fonnat.iP yanP" r1icri.but. P"'merint"h
mehrnrnulkan ff,, kci,rr na van.n· ri.., 0h1tk'ln ri"nP'.f'?n~i "Staats'blA.n 193Q
'Jnmor 7'B, r·0r1enarnya i tu ~u0:""l: c:Hcr---hut o ler' UU p0rl indunf!''ln 11.lrun
l'zil StM,tshVvl 19111, ini s11na' rHc;:i,hut. Kal~,, rli 9ini, kami mAnj~
wabkan Sta'1t,,blan 19111 lTomor 167, "UPnp:an menarik kP.mhal i ordonnrui
tie Cagar I\ lam dan SHa.'lca MC!.rf,a Satwa 1932, natuurbcscherminps n~
sebagainya, menetaT'l"an. ,J:vl~ rc'\:;ena1'n:va suoa,Y. tercA-kun dFtlnm ral
ini.
J(emhal i mcnr:enn,i kc lA.~iman. K:>.1:1.U kam i mel ihat' ba.hwa ni Pt"r 1..
ikanan i tu tirlnJ: di ter jemn}1kan, tet8,T'i kal nu mem:m ..... ini le bi' haik
nan seronok--!"cronok i tu se..,uni--aria. sala~ n:va ini rHcantumkan, ka
lau i.tu mer11T'nkan r-·'9Uatu. TT~nyn permas..,lahann:va anG.f"aliMl a.nakah
ornOI1l1<t'ti.? -it-n TnT. i"f\'1. Per;:i,tnrri.n prmerirt::>r. , t\rn OT"IOJ". ber::inppn.mut I
ordonnamtie ini ada) ah UU. rlinnf"'P'!'ln hahwa ~r.--, derl:::i.nns Indi~che Hu
merupakan !"U"l.tU kC!"atuan, n0rr::i.r:t terr-eniliri. 'T'~,ni n::i,r1a wa.ktu i tu
n/1a Y"'-·':IP" ~r('llV'' l;:i.kA.n +iaak, karmrn. n0rrarn, nrJanda men;iajah nan ri
f".;ma nam~ny:1. '''H't" baranr:kali pelak""l'!.naannya i tu nrunanya orflonnRn
tie. SP.YA. kr•111hi,likan, mana ~r;>.r.r- ,.,a1_in!"' cocok, kl'1.l::i.u diterjema'"l.-rm
nya supay.'1 nrmti .i"'.nran ~·,la'·, tetarii n;:i,n::i nrin!'1inn:V8- ana. :van!" Cli
cabut, ini ·•11c1·1r· jr'la·", yai i:ti .-:i:na :nmr· rJikemukakan oleh pemerint"'l'
;yn.i tu ncn·~r'n~·i O:rclonnantie io:n Staat!'1blao 1931 Nomor 1.~11, kemudi
an ;Jacbt-orr~onnati.r 1<131, .Tri.cl·t-ornonnatie Java en Madura lQl'O,
dan 1:11.tuurb· '.~chemrminp;n Ordonnatie ig,n ·c:;taatsblail 19111, se,,,,inp;p;a.
baranr:kali ini jnwahan kami kr-T'm1a F-PDI.
KF!TU A :
F - KP ....•.....•••.•.••••
- )11' -
F-KP (DRJ\. N_Y. OELFJ\11 J\ _ _:__§__:__llJ\R~!J\NTO)
Tcri111;1 kasih Bap;1k Pirnpinan, ini sckadnr komcnt<lr saja.
K;1lau b:1gi:111 tutup-rncnut11p itu dibcrikan kcp:1da W<lnita, h:1-
gian cabut-mcncabut itu laki-laki.
Pcrtama, lc1mi dari F-KP rncngcnai Pasal 39 ini ada rcncana
dari F-KP untuk mcrubah Pasal 39 ini mcnj::Hli Pasal haru hi
la disctujui nanti. Mudnh-rnudahan disctujui.
Mcngcnai usu1 penycmpunH1<:rn dar1 r:-J\BRJ, Kami mclihat
pada Pasal 38 t<.1di, f-J\BJ<l mcminta supayo kito 1ihat pa<fa
kctcntuan-kctcntuan yang haku clan yang su<lah lazim, saya
kir::i jug;:1 F-J\BRI tidak kcbcrot<:in kalau kata "scjak" itu
juga ki ta h;1pus scsuai dcngan hal-h;1 l yang sud;:ih baku cbn
sllll<lh umum y;mg kita pakai. Jni hany;:1 ikut s;1ja. Kalau Pa
s;il :rn tadi F-J\BRl mcngat(lkan bahwa ini sudah ada dan su-
d nh b;:iku, lc_cnapa ko:K- ini jug;i Liclak kit;i tcrima bahva usu1
R;1nc;rngnn Und:1ng-undang itu tidak kit;:1 pakai. Kemudian ada
s ;1 r ;i. n a t a s k ; 1 t ;:i " d a p ;1 t " i t u d i h <1 p u s , k a rn i j u g a me n g a cu p ;1 -
d;1 UU Pcrik;:rnan, balnva k;:1ta dapat itu memang ti<lak ada . .Ta
di kami sctuju, j;1di satu ditolak-satu ditcrim;:i.
Sclan_iutnya juga kcpada r-PP jug;1 tidak ad:i pcruhalwn
hanya pcrubah<:m pcncmp;:itan pasal-pasal nanti itu akan kami
i t ll a k an k "mi s ct u j u i mun g k i 11 11 ;1 n ti d ;11 am 1 ob by in g d c n g <111
h a r a p ;:i n k" ]; 1 u k a rn i rn c rub ;1 h _j u g a mun g k i n a lw 11 cl i s c tu j u i .
Sclan_illtnya dari r-PDI. F-Plll mcngusulkan tcntang P£.
mindah;:in di hclakang. J\laal masih ada komcntar 1ain mcngcn;1i
P-J\BRI tadi tcntang kata "scjak", sctclah kami buka buku-h~
ku dari pinjnman d;:iri F-Plll, ;irtinya F-PDI sudah sctu_ju dc
ngan ki ta. N;1h, sckar;ing k;1mi juga mohon ag;ir F-PDI sctuju
d c n g a n k i t ;:i b ah w 0 k ;:i m i m c n c mp ;1 t k a n i t u d i b c 1 a k ;in g s c s l w i
yang telah dihahas dari ;:nval, tcL1pi ;1da h;:1l tcntGng penc:i
butan pcrundang-undangan itu ak<:1n di tcrjc11whkan, barangkal i
--mungkin saya y:111g paling junior--Staatsb1ad ;:ipa scgal;:i ma
cam itu say;1 ticL1k mcngerti. 01ch knrcna itu barangkali a
g;1r anak cucl! kitn n<:inti tahu b;:1hwa ncla UU yang z<:iman clulu
i tu d i pa k a i kc 111 u d i ;:in di r II b ;1 h , n p ;1 k ;1 h ti d n k s a 1 ah k a J ;:i u B ;1
lw s a B c 1 an cfo di t ct a pk an s a j a den g :m bah as n it u .
Kcmudi :in ............ .
- 36 -
Kcmudian kal<111 mcmang ak:in clijclask;1n terjcmalwn11ya, bisa ki
t a ma s u k k a n k l' d a 1 am Pc 11 j c 1 as :i n :- I t u pun j u g a , d c n g ;:111 t i lL 1 k
mcngurangi interpreter Jcita yang ;1d;1 di F-PDI, saya khawatir
kalau-kalau :1da tcrjcnwhan ki t;1 yang kcli ru barangkali satu
Jc1ta atau d:1n scbagainya. Schinggn konkrit kami mcnyar;rnkan
;1g:1r itu dilcmpatk;rn p;1d;:1 Pcnjcl:1s:rn saj<1 tcrjc111ah;111ny;1.
Se J on j t 1 t n y ;i m c n g c n ;1 i pc 11 cm p ;1 t ;1 n n y ;1 i tu , k ;i 1 au b o I ch k ;1
mi mcngusulLrn baln.,ra scpcrti usu1 d;iri f-PP--k;ilau tid;1k s;1-
J;1h tadi--scpcrti yang tcnlapat dnJ;1m UU Pnrikan;i11 pada Kc-
tcntu:in Pcnutup, tidak lnngsung UU ini muL1i bcrlaku pad:1
tangg;1 l l1.iund;1ngka11ny;1, tct:1pi k i ta mcmakai "P:ida s:1a t mu-
1<1 i bcr L1kunya Undang-undang ini, maka •••• d<1n sctcrus11y:1."
S;1ya kir~1 bcgitu t<ldi cl;iri F-PP, dan tcr;:1khir ditutup "llc
ng:in scg:ila pcrub;1hnnya diny:1L1kan tidak hcr1:1ku l<1gi" .. T:idi
s c pc rt i u s u I F - r DJ , t er a k h i r n ya" d i n ya t ;1 k an d i c ;i bu t d an d i -
nyatakan tidak bcrlaku J;1gi".
Scpcrti yang say;1 k<lt:1L1n t:1di c1but-rnc'ncabut saya ngc
ri tuh. Cum;1 tutup-mcnutup saya ok~y.
Ada satu ••........ ,
- 37 -
· satu lagimeskipun tidak etis karena kami tidak masukan dalam DIM, ini hanya
pemanis barang kali. Dan seperti kemarin itu ada isti.lah anak beranak, Ibunya
bilang begini nanti anak dibilang anak beranak.
Saya tertarik sekali dengan isti.lah itu bahwa UU tentang Pokok Kebutanan ada
penamaan tentang UU it~, jaci kalau boleh saya bacakan tentang Ketentuan Penu
tup " UU ini dapat disebut UU Fokok Kehutanan" nah itu usul kami, apakah tidak
baik juga kalau kita memajukan usul " UU ini dapat disebut UU Konservasi Sum
bcr Daya Alam dan Ekosistemnya".
Ini usul kami meskipun di dalam DIM tidak ada, ini hanya pelemparan kami.
Terima kasih.
K E T U A :
Sebenarnya masih ada yang ketinggalan sedikit lagi Ib~, yaitu ada penambah
an yang min ta dicabut tetapi tadi sudahd1·awab _ oleh Pak Menteri, bahwa itu su
dah dicabut, apa perlu itu juga ditanggapi.
FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN ( DRA. NY. OELFAH A.S. HARMANTO)
Jadi kami setuju dengan Pak Menteri, supaya kamijuga disetujui nanti.
K E T U A
Terima kasih, kita masuki ronde kedua kami persilakan FABRI.
FRAKSI A B R I ( HASAN SAPRIYATNO )
Terima kasih Bapak Pimpinan kami akan membahas· Pasal 39 RUU ini dengan
memulai penghapusan kata "dapat", untuk ini kami ucapkan terima kasih kepada
Pemerintah dan seluruh Fraksiyang dapat mengerti ma,:sud kami sehingga tidak
mencantumkan kata "dapat"sekali lagi kami ucapkan terima kasih.
Untuk masalah ber.lakunya sejak, ini kebiasaan kami kalau menerima perintah
ini ada "sejak" . Jadi kami mencantumkan ini karena Ibu Oelfah khusus meminta
yang meminta kepada "pada" bukan karena kawan Fraksi yang lain, saya berse
dia mencabut karena Bu Oelfah ngeri kalau mencabut, jadi saya bersedia mencabut
mencabut sendiri saja. Jadi kita kembali kepada RUU ini jadi berlaku pada tang
gal diundangkan, karena dimulai dengan kata "mulai" jadi saya kira sama dengan
II sej.ak ". Sehingga berbunyi--" Undang-undring ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan ".
Jadi saya kira sudah pas jadi kata "satu diterima dan satu ditolak" kami
juga " satu menerima dan satu terima kasih".
Yang kedua masalah usulan FPDI, kawan kami Pak Oeng Rumadji akan memberikan
tanggapannya, sekian terima kasih.
FRAKSI ABRI ( OENG RUMADJI )
Bapak Pimpinan, serta Rekan-rekan Fraksi dan Pemerintah yang kami hormati.
Kami sependapat dengan FKP bahwa saran dari FPDI Gntuk diubahnya atau . ditede-'
mahkanr:y.a ordonansi ini menjadi UU seyogyanya tetap tulisan ordonansi.
Hanya perlu kita perhatikan atau perlu untuk dikaji di dalam pengertian ordo -
nansi ini, kalau memang ordonansi yang dicabut.ini kita sejajarkan atau kita
artikan dengan UU. Memang yang disarankan untuk pencabutan inikonsisten dcngan
ka~i:m~ng gunakan pedoman itu, memang harus diadakan suatu pencabutan.
Namun ............. .
- 3P -
Namun dengan saran kami pada Pasal 38 yang telah disetujui yaitu berlakunya
uu_ ini semua ketentuan pengaturan pelaksanaan dus kami maksudkan bahwa, bila -
mana ordonansi yancr dimaksudkan yang akan dicabut itu, seperti apa yang dikemu
kakan Pemerintah tadi disama-~~~~an suatu aturan atau suatu kesepakatan atau
atauran pelaksanaan. Bisa ditempatkan kepada penjelasan dibelakang bahwa pera
turan pelaksanaan yang dimaksud itu adalah ordonansi namer sekian dan seterus
nya. Namun bila mana disejajarkan ordonansi dengan UU tentunya ditempatkan ke
pada batang tubuh, tetapi kami menyarankan hendaknya tidak diterjemahkan
arti dari pada ordonansi itu seperti apa yanq telah ditegaskan oleh Rekan FKP
tadi supaya anak-anak kita atau gene~asi seterusnya bisa mengetahui apa sebena.::_
nya yang dicabut, kalau toh memang perlu dijelaskan , dijelaskan pada Bab pen -
jelasan apa yang dimaksudkan ordonansi itu.
Di Pasal atasnya adalah UU Perlindungan dan seterusnya, demikian saran dari
Fraksi ABRI dan terima kasih.
K E T U A :
Mengenai penambahan satu ordonansi yang dicabut itu,
FRAKSI ABRI ( OENG RUMADJI, SH )
Sesuai dengan Pemerintah bahwa itu sudah dicabut.
KE TUA:
Terima kasih kami persilakan FPP.
FRAKSI ~ERSATUAN PEMBANGUNAN ( SUKARDI EFFENDI, SH )
Terima kasih Pimpinan dalam menanggapi Bab XI Ketentuan Penutup, nampaknya
kita sudah bisa sekaligus membahas, nya secara simultan termasuk yaitu memasuk
kannya pindahan mengenai pencal:Sutan itu didalam ketentuan penutup ini.
Untuk itu baiklah kami urutkan satu persatu, berbicara mengenai '!Aturan"
yang akan dicabut dimana kedudukan dari pada peraturan itu karena produk _zaman
Hindia .. Belanda yai tu berkedudukan namanya ordonansi, tadi sudah disinggung
oleh Pak Menteritentang kedudukan ordonansi ini,seingat kami bahwa sebelum ta
hun 1945 dan diselingi 3~ tahun zaman Jepang yang umumnya produk-produk Belanda
itu belum banyak yang dicabut Itu kita mempunyai peninggalan perundang-undangan
yang beg itu banyak. Sepengetahuan kami htrarki dari pada perundang. ~ undangan
sesuatu negara_· · i tu memang tergantung pada status negara itu sendiri • knn
.Zaman Hindia Belanda Indonesia secara yuridis bukan merupiJ.f negara tapi adalah
daerah jajahan. Jajahan dari pada negara Belanda ( Nederland), menurut ketata
negaraan yang bisa membuat UU atau Wet ilu adalah n0gara. Dalam hal ini pada
waktu Hindia Belanda otomatis produk perundang-un,.dmgan yangbernama Undang
undang ituadalah hanya di Belanda sana, orang menambah kata-kata Negri Belanda
Kata-kata Negripun perlu di. Seritinarka9, ._setahu kami predikat Negri ini karena
disana itu adalah Kerajaan sehingga untuk menyebut Ibu Kotanya Negara itu biasa
nya pakai ·negeri 1 Negeri Belanda, Negeri Belgia dan sebagainya.
Tapi Negara Republik misalnya itu tidak lazim dinamakan Negeri Indonesia. jadi
UU pada waktu Hindia Belanda dinamakan "Wet" itu hanya di Belanda sana dan se-
bagai landasan pembuatan "Wet" adalah Undang-undang Dasar Negeri Belanda.-at21.u
Belanda saja, lalu kita membuat "Wet". Selanjutnya bagaimana di Indonesia
yang waktu ......... .
- 39 -
yang waktu itu namanya Nederland Indie, termasuk · Suriname dan sebagainya
itu hanya boleh terO.nggi namanya ordonansi, ordonansi semula hanya boleh dibu-
at oleh Gubernur Jenderal.
Tetapi par'!ri 1.1Akt\1 r·<"ra pe1uang kita menuntut adanya_;;Eerwakilan Rakyat -yang ter"""·
ahir namanya 'VolV.srnrrlRaad van Indie dahulu namanya menjadi VoJksr~•rtc\rang teE_
ahir itu menuntut supaya diberi kewenangan membentuk peraturan yang tertinggi.
Oleh Pemerintah Belanda namanya yang disetujui namanya Ordonantie, kalau
secara ketatanegaraan·- daerah jajahan pada waktu itu yang tertinggi peraturan
nya namanya ordonansi tadi.
Pelaksanaan clari ordonansi. adalah AMPB' atau Peraturan Pemerin-
, tah sampai Peraturan Presiden dan seterusnya.
Kemudian setelah Indo,nesia merdeke nampaknya merupakan
konvensi untuk dianalogkan, anggaplah Hindia Belanda itu negara
maka peraiuran yang tertinggi itu apa ? Untuk Negara RI berda
sarkan UUD 45, waktu itu konsensus walaupun tidak ada keputue
an tert.ulis disejajarkan dianalogkan yang tertinggi adalah,or
donansi itu dianalogkan Undang-unclang, kemudian AMP:B dianalog
kan dengan Peraturan Pemerintah dan seterusnya.
Saye kira riwayatnya kalau tidak keliru demikian, oleh ka
rena itu para pembuat UU sekarang ini umumnya kalau mau menca
but, cabut-mencabut itu adalah apabila UU itu untuk disejajar
kan dengan mencabut ordonansi yang lebih rendah mungkin dengan PP dan seterusnya.
Saya kira sekedar informasi mudah-mudahan tidak keliru,
jadi diantara Bapak-bapak saya banyak yang mantan-mantan zaman
Hindia Belanda maksudnya ilmunya.
Keroudian usul tentang langsung diterjemahkan dalam Bahasa lndQ nesia ini memang suatu kelambanan kita. Walaupun Sumpah Femuda
tahun 1928 kita sudah sepakat bahwa Bahasa Indonesia adalah ba
hasa negara atau bahasa resmi.
Namun di dalam perkembangannya terutama para pembentuk Undang
undang banyak tertinggal jauh ~umpni-sampai setiap mengadakan
RUU kita diberi PR sendiri mengenai masalah peristilahan dan
masalah sistematika. Masalahnya apa kita belum sempat membuat
suatu UU pengganti yang dahulu namanya AB artinya ketentuan
Umum tentang Perundang-undangan.
Itu sampai sekarang sudah dituntut oleh DPR, terutama oleh Ko
misi III kepada Menteri Kehakiman agar segera disiapkan ganti
nya AB ini, maksudnya apa? Ya memudahkan Pansus-Pansus ini
kalau bersidang masalah RUU tidak dihabiskan untuk debat ma
salah istilah, masalah sistematika dan se~againya. Inilah ke
lemahan kita mudah-mudahan saja segera lahir nanti dijanjikan
oleh Menteri Kehakiman dalam Felita ini juga akan diajukan ke
DPR tentane pengantinya AB tadi. Untuk jalan tengah bagaimana
seandatnya seperti usul FABRI, agar supaya aslinya itu walaupun
bahasa •••••••.
- 40 -
bahasa penjajah tapi biar otentik, dimana anak cucu kita tahu bahwa dahulu i~u
adalah produk Belanda istilahnya itu biar dilestarikan walaupun produk penja-
jah yaitu menggunakan bahasa asli Belandan17a.
Tetapi semangat ke Indonesiaan kita juga harus ditonjolkan, yaitu Bahasa Indo
nesia. Kami himbaukan bagaimana kalau dipadukan di dalam UU ini menggunakan
dua bahasa itu yaitu meng911nakan Bahasa Indonesia terjemahannyadan Bahasa Belan_
da aslinya. Karena belum ada peraturan yang · memerintahkan
untuk ~enterjemahkan ini, termasuk ~(Uf:ff inilah gara-gara belum diterjemahkan
secara resmi kami terpaksa agak ramai kemarin dengan rekan FKP yaitu masalah
terjemahan dari S tr~~fbrinr· itu karena apa ? Sampai sekarang UU atau peraturan
belum ada yang memerintahkan untuk menterjemahkan Hukum Pidana Indonesia yang
asli nya itu masih stra f. Wet Boek , stra f wet boek i tu masih asli belum ada . perintah untuk menterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sehingga KUHP yang ber
edar ini adalah KUHP partikelir atau swasta, artinya terjemahan tergantung
pada penterjemahnya.
Umumnya para Guru Besar di Perguruan Tinggi itu lalu menterjemahkan misalnya di Gajah Mada itu Almarhum Prof. Mulyatno yang banyak dan dianggap baku sampai sekarang masih dipo~1<ai, ada lagi mungkin dari UI menterjemahkan sendiri,
Erlangga dan sebagainya. ,
Jadi secara resmi belum ada perintah menterjemahkan dari Strnf, Wet boek v
termasuk ordonansi yang mau dicabut ini belum ada perintah untuk menterjemahkan belum ada, oleh karena itu jalan tengahnya sifat ke Indonesiaannya supa-
ya nasionalisme kita tertonjol juga disebutkan , Tapi otentiknya secara yuridis
biarlah.dimuat disini, sehingga besok kalau mau menafsirkan itu tahu aslinya,
maaf saja dalam l\l-Qur'u.n juga begitu, maaf saj0 di dalarn Kitab Suci Al·-Qur'an
juga begitu bolE'h ·1nenterjemahkan bahsa apa saja, Inggeris boleh, Indonesia
boleh , Jawa boleh clan Minang boleh tetapi yang Bahasa Arab supaya tetap. !tu maksudnya apa? Untuk mem°'udahkan pengecekekan terhadap tafsiran yang mungkin
!
berbeda termasuk ini saya kira simpatik andai kata duanya itu dipadukan nanti
bisa dikurungkan Bahasa Indonesia atau sebaliknya. Yang pertama Indonesia ku -
rung yang Bahasa Belanda ini, ini menonjolkan ke Indonesiaan kita, saya kira
demikian jadi Belanda malah dikurungkan saja artinya "atau".
Jadi yang dimuka itu Bahasa Indonesia selanjutnya kurung Bahasa Belanda
nya , kalau yang sudah maju memang di UU Peradilan Agama itu langsung terje -
mahan Bahasa Indonesia. Repotnya nanti kalau ada keliru penafsiran , itu mencari aslinya agak repot karena sudah terlanjur dalam Bahasa Indonesia langsung padahal bahasa itu dimana-mana punya sinonim-sinonim artinya satu perkataan
mempunyai arti yang bermacam-macam, jadi ini masalah bahasa sehingga kami him-
baukan sekiranya disetujui ya dipadukan, pertama kali dengan bahasa Indonesia
lalu dikurung Bahasa Belanda yang aslinya.
Kemudian mengenai pencabutan tadi'kalau memang betul ordonansi yang dise=
but oleh rekan FPDI itu memang sudah dicabut dengan UU Namer berapa tapi lupa
itu kalau memang betul sudah dicabut saya kira tidak perlu untuk dimasukan didalam rujukan.
Kemudian masalah penambahan dan pencabutan sementara kami demikian dan selanju!_
yang kedua masalah "pada" dan 'sejak" tadi saya kira sudah ada persesuaian dan ..-
FABRI nampaknya juga sudah tidak keberatan apabila dihapuskan, malah usul FABRI
sernua sepakat •.......•.
- 41
semua sepakat tad i. Selan jutnya ada himbauan taai walauptiti tidak masuk DIM,
namun kami juga ingin menanggapi karena yang menyampaikan ini Ibu dan tadi
juga supaya adil soal cabut··mencabut Bapak-·bapak tapi hal tutup-menutup Ibu
tadi , ini kami tanggapi yaitu menghimbau bagaimana walaupun dalam DIM tidak
menyebut.
Yaitu ada ayat baru yang menyatakan bahwa UU ini dapat disebut atau dinamakan
UU tentang ini, ini kembali kepada usulan tadi soal dapat-mendapat tadi.
Memang lebih tepat kata" dapat " itu ditempatkan dalam kasus ini yaitu apabi
la suatu RUU itu Panjang agar tidak menyulitkan orang yang menyebut itu lajim
ditambah kemudahannya itu dalam suatu singkatan, yaitu resmi dimuat didalam
Ketentuan disitu biasanya ketentuan umum atau dalam ketentuan penutup atau
peralihan yang menyatakan bahwa UU yang namanya panjang tadi bisa disebut de
ngan suatu ucapan yang mudah contohnya misalnya disini kepanjangannya adalah
Undang-undang tentang Konsevasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ini
memang sulit untuk menyebut_,_ini kalau menurut bahasa pelawak Asmuni dan Gepeng
tu kalau menyebut namanya itu panjang sekali "Kanjeng Sinuwun ini, ini ... "
padahal kawan yang diajak bicara itu sudah lewat, ini gara-gara mau melengkapi
nama yang panjang oleh karena itu memerlukan kata yang pendek.
Oleh karena itu andaikata ini nanti akan diusulkan dan diterima dengan
penambahan ayat baru yaitu menyebutkan UU ini dengan kalimat pendek misalnya UU
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Ilayati dan Ekosistenmya ini dapat disebut
atctu. clp_pat dinamakun UU tentang Konserva•a 1 Daya, Sumber Daya Alam misalnya.
Itu biar mudah orang mengucapkan dari pada harus panjang mengucapkan.
Saya kira himbauan dari rekan FKP dapat kami setujui dan menaruh simpati se
kali dan apabila disepakati.
Saya kira sudah kami tanggapi semua dari pendapat seluruh Fraksi·-fraksi
dan terima kasih.
KE TUA:
Terima kasih, tadi kami terlupa FABRI belum menanggapi dari !bu kita yang
manis ini rcemberikui; nama, kami persilakan.
FRAKSI A B R I (HASAN SAPRIYATNO ) _:
Terima kasih meskipun geraknya mundur lagi, saya kira sependapat seperti
tambahan uraian dari FPP tadi bahwa penambahan ayat untuk pemberian nama, kalau
nama itu terlalu panjang dan ini kita rasakan bahwa memang agak panjang itu
bisa . Kami mengatakan "bisa" bukan "dapat" lagi, dapat disingkat dalam hal
ini singkataanya kami serahkan pada Panja atau Timus atau mungkin Pemerintah
mungkin lebih tepat, mana yang dipentingkan Konservasi Sumber Daya-nya atau
Ekosistemnya dan sebagainya. Mungkin yang lebih mengena itu Pemerintah karena
teknis ini ada pada Pemerintah. Jadi kami sependapat untuk bisa disingkat na-
mun rumusannya kami serahkau.
K E T U A
Terima kasih, kami persilakan FPDI.
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA ( DJUPRI, SH )
Saudara Pimpinan danSidang Pansus yang kami hormati. Pertama ...•.•.....
- 1+2
Pertama kali kami ingin menyampaikan terima kasih atas tanggapan-tanggapan yang
disampaikan yang secara khusus menanggapi usulan dari FPDI.
Bahwa masalah penterjemahan ini memang saya masih ingat bersama-sama rekan
rekan yang mungkin ada pada disini pada waktu membahas RUU Peradilan Agama
yang mungkin pada waktu itu didiskusikan sangat mendalam akhirnya disepakati
untuk perlu adanya terjemahau. Disamping itu tadi didalampengantar kami sudah
kami utarakan bahwa peraturan--peraturan J)erundangan Belanda itu didalam kumpul
a.1 Undangt:mdang Republik 111.~onesia sejak tahun 1945 itu semuanya diterjemahkan
dan terjefuahan yang kami saksikan disini, kami terus terang saja bukan hasil
interpreter dari FPDI, Ibu dari FKP tadi tapi kami ambil dari buku yang ada
pada saya sudah ada. terjemahannya demikian. Kemudian ada usul-usul ciqur
cli:;c:unJ>ing· terjemahan itu juga perlu dicantumkan yang aslinya, kami prinsipnya
tidak keberatan .
Jadi memang pertimbangan pertama dahulu, dan sekarang ini ingin saya sam
paikan bahwa itu hanyapertimbangan secara psikologis politis jangan lalu yang
dicabut itu ordonansi itu, dan kita toh sudah mempunyai dan bisa menterjemah -
kan dalam Himpunan Undang-undang Republik Indonesia.
Terlepas dari siapa yang menyusun tetapi Pemerintah sendiri menurut ingatan
sayci pernah membentuk Panitia untuk menterjemahkan itu.
Jadi masalah kemudian terjemahan dicantumkan dan kemudian di kurung artinya
ditegaskan bahwa itli ordonansi saya kira Fraksi kami tidak keberatan.
Kemudian yang kedua menanggapi atas usulan dari Ibu FKP tadi tentang
istilah die abut seJ:5ertinya ka_\::.a.-kata ini, say a mengambil oper dari muka itu.
Jadi kalau Ibu menyatakan ya keberatan dan takut istilah cabut mencabut itu
kami kira hal itu bisa dihapuskan nantinya dan dinyatakan tidak berlaku lagi
''9]'crti halnya apa yang sudah bisa kita lihat dari UU lain yang pernah di
put>iskan oleh DPR ini, jadi rumusannya menjadi " Pada saat P.1ulai bcrlakunya
Undang-undang ini 1, 2 sampai 4 dinyatakan tidak berlaku lagi".
Kemudian atas jawaban Pemerintahkami ucapkan terima kasih dan setelah
sayi1. lihat kembali memang UU itu sudah dicabut yaitu UU tentang Cagar Alam dan
Suaka Margasatwa, Meskipun materi itu dituangkan lagi didalam Pasal 20 sampai
PasQL.26 didalam RUU ini itu persis isinya. Jadi setahu saya memang materinya
<H1a sehingga kami usulkan demikian tetapi kalau memang sudah dinyatakan tegas
dicabut kami tidal<. keberatan untuk saya tarik kembali yang lima itu, sehingga
akhirnya kami serahkan kepada sidang itu nanti, apakah nanti akan dirumuskan
dal0m Panitia Perumus.
Lalu masih ada lagi yang diusulkan U\mbahan oari1 dari FPP tadi mengenai
pcrlunya UU itu disebut dengan nama yang pendek memang ini sudah lajim disebut
dcmikian apakah nanti disebut nanti UU tentang Konservasi atau yang lain,
ya marilah kita nanti rumuskan bersama dan itu memang bisa dinyatakan demikian untuk memudahkan menyebut nama UU ini.
Saya kira sudah tidak ada lagi usul dari FABRI tadi saya sudah menyetujui ten
t<mg menghilangkan "dapat", dengan demikian sebaqai tambahan penjelasan dari
FPDI dan waktu saya serahkan pada Pimpinan Sidang, terima kasih.
K.ETUA
- L 3 -
KETUA : Teriina lu-1nih, t(n1Tli psr~'.ilr1lr:r1n B~ipnk Er:nt,;ri.
lI~NTBRI J .. !iHlL1r_hJJ1\N J. _IH. H/\_.S<THUJ, JV\RA~/111 l :
Pemerintc=1h menanggapi ada dua hal, yang tadi sudah meng~
nai kata-kata antara yang diusulkan oleh FABRI dan untuk itu
Pemerintah menyatakan terima kasih karena nkhjrnynkesepakat
an diperoleh mengenai kata-kata itu. Pemerintah melihat bahwa penterjemahan ini baik tetapi juga
Pemerintah telah melihat dan roendengar dari FPP mengenai ba -
gaimana pembuatan UU itu Wet Ordonansi di Negeri Helanda dan
sebagainya. Sehingga tacti beliau mengatakan perlu di seminar
kan mengenai Negeri dan Negara Belanda, hanya saya berharap
supaya kalau tidak salah Kerajaan itu Negeri kira-kira begitu.
Saya hanya ingin kembali kepada Pewayangan di Jogykarta
maupun Surakarta itu namanya didalam .Bahasa Jawa "Negoro atau
Negari" baik.
Dengan demikian kalau begitu Sumatra Barat itu "Negari" ber
arti Kerajaan, padahal-desa.
Kami mohonkan Pemei'intah inein sekali mencantumkan Bahasa Be
landanya supaya hal ini jelas.yang mana yang dicabut oleh ka
rena sampai sekarang belum ada t~rjernnhnn resmi terhadap ini.
Tetapi Pemerintah tidak keberatan jika dicantumkan dibelakang
nya hanya mohon ·ordon~~si itu tidak kita terjemahkan ke UU marilah kitabuat saja ordonansi sehingga nanti kita~tahu juga
apamnsnlohnyn. Pertimbangan Pemerintah adalah sebagni yang di sebut Pasal 5 Ayat l1) UU 1945, yaitu UU harus dibuat oleh
Presiden dan persetujuan vPR, inilah UU supaya nanti tidak
silap pada waktu dimasa-masa yang akan datang.
Mengenai UEul yang simpatik dari ~KP meneenai singkatan
dari pada UU ini kami tidak keberatan dan sangat menarik seka
li, bolehkah Pemerintah barangkali me~gsulknn kata yang pan -
jang ini, UU Konservasi Sumber Daya Alam Hnyati dan Ekosistem
nya Pemerintah menRunulkan singkatannya UU Konsevasi Hayati.
lni bukan karena sinekat saja oleh karena kebetulan yang meng
usulkan sinekaton ini adalah seorang ibu yang kaiau kita de -
ngar Hayati, baranekali kita mengenal " Nur Hayati ", maksud
nya tiada lain , bukan demikian dan sebenarnya ada Konservasi
Non Hayati nantinyi barangkali k~lau ini khusus mengenai hayati. ·Maka kita juga mengingat nanti bahwa usul ini diingatkan oleh seorang Ibu yang seperti "Nur" •.
Biasanya nur itu indah, terima kasih dan tadi kata "dicabut"
saya rasa karena dimula kita mengatakan mencabut dengan ini
memutuskan mencabut tetapi. sekarang kita alihkanlah dengan
kata yang baku. Dengan demikian ordonansi ini telah dicabut
dan dijepit • • • • • • 0
- 1+4 -
dan dijepit dengan UU yang baru nantinya, maka tertutuplah dia, tcrjmR kRsih.
KETUA : Terima knsih, kami persilakan FKP.
FKP .............. .
- 45 -
F-KP ( DHA. tJY.!.. ... OELF;\fl._ .. 6 . .-s!._HARIJMJ~ro_)_: .SeberTP~_-,l c1but rnenc.1but ini nw:ilnyn d::irJ F-ABRI, d:1n
s::iyn t:1hu F-Arn;1 itu sebennrny:1 sud1h mnu mencnbut, h::myn men
cnbutnyn itu pel1n-pclnn. Snyn jugn mengucnpknn terirnn knsih,
::it:is dukun[.1n F'-PP tent:-mg pP.nr:usul nn nnm:J t:1di, d:1n jugo bu
k:i n hnnya itu, B-1p 'lk trHH swbh men,je l 1sknn jnmrin penj::i,j nhan
d'ln seb:igninyo.
Mencen1i P-rDI mengennl Ordon'ln~i t:idi, sckednr sayn hn
ny:i rnernberi t::ihuk '1n b'lhWn kr:it::rnya, Beschermings Ordonnnsi i tu
odqlah satu koto, jncU buk::m 2 knt:'l. K:ilnu dilihat di RUU i tu
kelihntnnnya 2 krita k::iren::i tC'rpisoh.
PEMEIUNTAH/MI:~NTI··. U K~JI~TJ\I'JAli_:
Mengenni nnm::i todi, bor1ngknli supayn mnntnp knlnu mau di
singkat nom.'1 n'lmr:inya, -::ipoknh m::iu <l!~·r>r·rihk::m ke Perumus, atciuk::ih
bis::-i ki t::i k:itnk-:in UU ini tentnng Konserv:isi Hoy:iti, barongk:1ll.
belum diRel~sniknno
F-KP ( DRA. NY. OELFAH J\_. S. l!l\FU'1J\NTO 2 Itu simpatik seknli, nrtinyn mnma, eyang putri pernnh begi
ni, terimn knsih Pak.
KETUA SIDJ\f'JG
Terimn l~n~;ih, kltr1 sudah bisn mc:>ng~1rnbil keputusnn trmpn
diskors untuk 1wl'lobby, y.-:iitu kongkri tnyr1 sajn ki tn masuki ner
mnsnlohnnny:i y 'lnf~ sucbh ki tn setujui. Usul otnu snr~m F-ABRI un-i' 1'
tuk menggnnti J\:.1tn pr1dn dengrin sejnk, j tu sudnh dic.'lbut. Usul ,, ,, F-ABRI mengen::i i lcdtn dnpnt s un.1yri ib.i d ih:ipus, i tu sudnh ki trJ
terim:i semua. ~etuju mengenni itu ?
Ting[;al w;uJ F-FDI ynnt; sudnh d_i_.c;ptujui oleh ki tn semun,
termr1suk F-PDI. Y:1i tu usul p0n-1mbnhrm mencc1but 1 Ordon::msi 1'1gi
i tu sud oh didrop. J r1di t ingc;1l h tPt:ip srnerti RUU, setuju ?
- Sid~ng Pnnsus mcnyetujui =
Mengen.'li h'lb·1s~1 , cUterjcor1nhknn itu sebetulny:i memongm&riL'lh
pokokny:i, ki tr1n1m sud ·1h senendnn:1t :,ernun bnhwn kedu-,-dunnyn i tu
ki t'.l mnsuknn untu 1\: otr,rrt: ikny ri b1hnn ~1 DPLmdn, dnn ndn ter j ~~m-,hnn
ny '1 bnh::rnn Inclnnc~d .. 1. Ibny,1 y.~ing m'lnn cU.kurung i tu ki t:1 sernhkiln
snj::i ke Pnnjn, Timmus. Srtuju ?
IN Ti: RUPSI Pl':r JI;:: ) . .Jl...' l\~l/L!~J_:_T_;:JU. YL.fl .. ~JT fl:P.~l'J_;_ Sunny:i ,jrmr~r1 n d.i t0rj0mr1hk'ln Ordonnnsiny:i, tPtap Ordon:insi.
~ETU1\ .SID!J'.G : •••••••••
KETUA SIDAllG Betul tet.1p Ordon::msi dillilm tulis::rn Indonesia, setuju ?
= Sid'Jng Pnnsus mPnyetujui =
Kemudicin ndn himbaunn dnri F-KP, itu supay" ditambah sntu
oyot untuk memberi nomo, ado 1 Prtsal untuk memberi namn kepada RUU ini di Penutup. Itu semun kitn sudnh sependnpot, topi sayo
kiro supayci lebih monis kolciu ki to ycmg melnhirkcin, ynng men~1mr1-
kannya itu, jnns~h logi Pnnjn, Timmuso Gimana sciya usulkan rne
ngenoi usulnya Nurleila. Jnrli bunyi UU tentang Konservasi Hay::iti,
setuju ? = Sidnng Pnnsus menyetujui =
Jodi Bab ini mrnjodi 3 Pcisnl. Pnsal pertn~a itu pencabutan 4 Ordonansi dengon formul.'Jsi t::idi sud oh ki t.'l sep::ik:::iti, ki ta susun
t:::idi. ,, rl
Kedua menGPnoi Pnsol 39 RUU dengnn rnenghilnngkan kato dapat, dan Pnsal kE:>tig::i , _ _ycii tJ..i._Penut up mengerw i penamnnn. Jadi 3 Pasal, setuju ?
= Sidnng Ponsus menyetujui :
Dengnn demikian, selesoiloh sampoi dengrm penutup, hnnyo ado yang
tercecer, yai tu P~b lII, IV, V, VI. Untu!~ work next-nyn Pirnpinnn ingin berkonsul t.'lsi deng::m Pemerintnh. Untuk i tu rnpnt say a skors.
= Bid8ng diskors untuk berkonsultosi dengon PeMerintnh :
Ropnt dibuk:i kembcili, Pimpin::m telnh mengndnk::m konsul tasi dengnn Pemerintah meng0noi 1[1ngknh-lQngknh ynng ilknn kitn ambil
mulcti besok, bng;Limrmn p<=>mbnhnsnn selnnjutnya. Dnn hnsil konsultasi kami nkcin dis::rn1p:::tik'.Jn oleh Pok Ir. Abdurachmnn Rnngkuti.
W1\KIL KETUA PAtJs.y:3 ( El. ABDURJ\CHMi\N RANGKUTI ) . . Teri~., k'lsih •. Setelnh berkonsultnsi rnenyongkut langknh
longknh ynng nk'Jn dimulai hori ini dnn seterusnyo, rnokn Pimpinan dnn Pemerintnh sud.ah sepnkato
Pertama, ncora ini hnri. Knrena n::iskcih yang diberikan oleh Pe~erintah mnsih nerlu diperdnlam oleh semua frnksi yang baru ki
ta terimo hnri ini, menBenai keoneka ragnman. Maka Pirnpinan don Pemerintah sepnk:it untuk menund:i ropat ini snmpai besok pagi. Ini
juga terkait dengan, bcihwo bes6k pagi kitn aknn membicarakan me
ngenni 2 pendinrs. Pert:imo mengenai UU N-o o 5 Tahun 1974 (Pencanturn
annyn ituL
}~ndit:J, • • • • • • • • • • • • • • • • • •
- 47 -
Keduo, mcngenoi don otou. Y.:rg kita mintn, Pemerintah un
tuk berkonsul t.'Jsi dengan Menteri Keh::ikiman, S~tkab, dnn bahkan
kalau mungk.in M:'.'hknmah Agung untuk penggunoan koto ri:on ::itou. Alternatif maupun p0ristilah::mnya i tu d:iri segi hukumo Mulai besok
kito okan membicnrakon . . Pertnm::i, dun pending tadi. Selnnjutnyo kembali seperti yang
sudoh kito lnkukan dolnm bebernpa hnri Pnns11s ini, membnhas mo
teri P"ls'll -p'J.snl y.-:-ing tersedin dolnm DIM yang belum dibohas ten
tunyao Seknli lngi moteri ros::il-pnsol y::mg tersedio dolom DIM bnik RUU as Ji dori Pemer.intcih mciupun b:irong1r: c~l i :1ch usul-usul
b:Jru d1ri fr"1ksi- fr-:il.\ si cLL J -ilClm P;-ise1l-p:.1sal yang tercontum.
Kedun, '.ldnloh h::iri Snbtu, k::irenr-1 Bap::ik Menteri meme:dukan acorn yang ~~ngat penting podn hnri S::ibtu, kitn tidak nkon meng
hentik::m kef;inton P::rnsus ini, tapi setel::1h lobby kiri don kaunn, sesudah don sebelumnyo di d~lam Ropot dengan Pemerintah tndi,
mako Pansus ini 8knn mengadnknn lobby besar di suatu tempat yang
terkait den~nn opa ynng kitn bnhns, ynkni di Toman Nasional di Gunung Gede, kitn ke sono besok sore. Maaf soya ralnt, ini bukan koreno ado pErmintaan dnri Menterio Tnpi dari kita, knrena kita rnesti lebih bnnyak memahnmi teknis-teknis. Oleh karena itu perlu ke lopanr;nn.
Inilah ynng knmi siirnpulknn tndi. Terimn kasih atas perhati-annyao
INTLHUPSI PEJ.JEHINTAH/MJ ,~JTJ,:FU KEHUT i\NJ\N :
Di dnlnm lobby tadi, mengingnt nda kat::i-kata naar boven tetnpi kitn melihnt bnhwo Bnb ini sudnh snmpai kepada bob yang
teknis, npn sih ynng dikntnk::m SUClk:-> alam, crtgar a lam. Apokah yang dikntnknn mengenni in itu, eks ituo Pemerintah mengusulkan
snrnbil lobby ntnu dibnlik, tetapi lebih mendnlnmm mengenoi bab ini, k::imi mennwnrknn untuk rielihnt di lapnng::m, kunjungr_m ke
lnpClngan, ynitu Toman Srtfnri dimrtnn di situ kitn melihnt penang
kor::in hewan-hewano t~tapi jugn seknligus ke Cibodas, bngnirnnna puln di sann Tnmnn Nnsionnl dilnkukan Tnmon Gede Pongrango. Keb~tulan pulo hnwonyn dingin, bnrangknli beberapa hari ini bnik Pemerintoh m.1upun Frnksi sud rih lebih n::iik tempernturny8 ke sana
d::ipat didinginlrnn S8mbil berlobby. Kril:iu ini misolnya Pinipirn:mpimpinnn rop'lt meny:it:iknn bersedin, knmi sennng sekali dnpat
menyedinknn foRili tnsnya t('rm·1suk 1mginnp::mnyo. Mohon seknli penginop::m di beri tahu, ol0h k ::iren.'.:l pnda week end, k omnr-k::irnC1r
di sana i tu ng.'lk kurang, kn Liu terpnksn nanti misCllnya 2 orang
- sekamar tapi diusahnkon tidnk.
KETUl\ SIDJ\~·;G •••••••••••••••
48
KETUA SIDA'.NG
Terimn knsih Pnk Menter!.
Sidnng ynng terhormnt, npnknh kesepnkntnn kami ini jugn
sudc1h d::ip::it d i_~;etujui-oleh Sidnng, setuju ?
= Sidnng Pnnsus menyetujui =
WAKIL KETUA PANSUS ( IR /l.BDUHACI-IMAf: R.J\tlGKUTI )
Untuk bernngknt besok, knmi hnrr!pknn sudnh dipikir-pikir m;::ilnm ini d::m s ud:1h sinp-sL1p untuk bcrnngk<lt Pukul 15. 00 WIB,
don tolong di-dnftnrknn dirinyn ke Sekretnrint Pnnsus.
Tolong di hnw;::i nnsknh-nnsknh ynng terutnrnn bersifat tek
nis ini, untuk ki tci lobby-k~m.
KETUA SIDA.NG
WIB. Terimn k,sih, rnpnt snyn skors snmpni besok Pukul.OB.30
ASS'l1'1fT11l'nl~1ikurn wr. Wb.
= B~d,ng Pnnsus diskors Pkl. 13.20 WIB
J-:iknrta, 1l~ Juni 1990
<l.n. KETU/\ RAP/\T
DRS.