1.konjungtivitis alergika

Upload: rani-benawa

Post on 19-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Konjungtivitis AlergiMeilan Tahir RefraKelompok D110-2010-026Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaAlamat: Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510E-mail: [email protected] adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat kompleks, menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral. Seluruh lobus otak, lobus oksipital, ditujukan khusus untuk menterjemahkan citra visual. Selain itu, ada tujuh saraf kranial yang memilki hubungan dengan mata dan hubungan batang otak memungkinkan koordinasi gerakan mata.Konjungtiva merupakan membrane mucus yang tipis dan transparan. Permukaan dalam kolopak mata disebut konjungtiva palpebra, merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi. Pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe dan pembuluh darah. Peradanagan konjungtiva disebut konjungtivitis. Konjungtiva adalah membrane mukosa (selaput lendir) yang melapisi kelopak dan melipat ke bola mata untuk melapisi bagian depan bola mata sampai limbus, di mana konjungtiva berbatasan dengan lapisan superficial kornea.Konjungtiva yang melapisi kelopak, yaitu konjuntiva palpebrae, sangat vaskuler (banyak mengandung pembuluh darah), dan lewat konjungtiva ini dapat dilihat kelenjar sebasea pada tepi kelopak. Konjungtiva palpebrae lebih tebal daripada konjungtiva bulbi yang menutupibagian depan bola mata sampai tepi kornea. Sclera dapat dilihat lewat konjungtiva bulbi.Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.Pada kali ini akang lebih dibahas tentang konjungtivitis alergi. Konjungtivitis alergi biasanya timbul pada musim semi dan panas, dan disebabkan oleh pajanan dengan alergen misalnya polen (serbuk sari). Pasien akan mengeluh rasa tidak enak dan iritasi yang berlebihan. Terbentuk papilla yang dapat dikonjungtiva, dan kornea biasa terlibat. Konjungtivitis alergi dapat terjadi bersama dengan reaksi alergi yang lain. Misalnya astma dan hay fever.1-2Anamnesis dan Gejala KlinisKeluhan utama : gatal pada kedua mataKeluhan tambahan : disertai mata merah terdapat kotoran, sering batuk pilek, dan adanya riwayat alergi debu dan panas.Riwayat penyakit sekarang : Untuk mengetahui keluhan lain yang terjadi pada pasien, maka pada riwayat penyakit sekarang perlu pertanyaan tambahan sebagai berikut: Apakah merah di kedua mata timbul bersamaan? Apakah merah pada mata bersifat progresif? Apakah mata terasa gatal? Apakah mata mengeluarkan sekret? Bila ya bagaimana warna dan konsistensinya? Apakah terdapat keluhan lain yang menyertai? Apakah keluhan tersebut mengganggu pekerjaan atau aktivitas? Apakah terdapat faktor yang meringankan keluhan tersebut? Apakah sebelumnya terdapat kontak dengan seseorang yang mengalami keluhan serupa?Riwayat penyakit dahulu : Untuk melengkapi keterangan mengenai riwayat penyakit dahulu, maka perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut: Apakah pernah mengalami penyakit mata yang lain? Apakah terdapat riwayat DM, hipertensi atau penyakit sistemik lainnya? Apakah memiliki riwayat alergi? Bila ya apa alergennya? Apakah terdapat riwayat perawatan di rumah sakit?Riwayat penyakit keluarga : Apakah ada anggota keluarga atau orang sekitar yang mengalami keluhan yang sama? Apakah terdapat riwayat DM dan hipertensi pada keluarga? Apakah memiliki riwayat penyakit herediter seperti leukemia, buta warna atau glaukoma? Apakah ada anggota keluarga yang terinfeksi TB atau HIV?2GejalaKonjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi. Gejala lainnya adalah: mata berair mata terasa nyeri mata terasa gatal pandangan kabur peka terhadap cahaya terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.2Pemeriksaan Fisik dan Tanda KlinisAnatomi konjungtivaKonjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjungtiva divaskularisasi oleh arteri konjungtiva posterior dan arteri siliaris anterior, dipersarafi oleh nervus trigeminus (N.Opthalmicus).2Konjungtiva terdiri dari tiga bagian, yaitu:2 Konjungtiva palpebra, hubungannya dengan tarsus sangat erat. Gambaran dari glandula Meibom yang ada di dalamnya tampak membayang sebagai garis sejajar berwarna putih. Permukaan licin, dicelah konjungtiva terdapat kelenjar Henle. Histologis: terdiri dari sel epitel silindris. Di bawahnya stroma dengan bentuk adenoid dengan banyak pembuluh darah. Konjungtiva forniks, strukturnya sama dengan konjungtiva palpebra. Tetapi hubungan dengan jaringan di bawahnya lebih lemah dan membentuk lekukan-lekukan. Juga mengandung banyak pembuluh darah. Oleh karena itu, pembengkakan pada tempat ini mudah terjadi, bila terdapat peradangan mata. Dengan berkelok-keloknya konjungtiva ini pergerakan mata menjadi lebih mudah. Di bawah konjungtiva forniks superior terdapat glandula lakrimal dari Kraus. Melalui konjungtiva forniks superior juga terdapat muara saluran air mata. Konjungtiva bulbi, tipis dan tenbus pandang meliputi bagian anterior bulbus okuli. Di bawah konjungtiva bulbi terdapat kapsula tenon. Strukturnya sama dengan konjungtiva palpebra, tetapi tak mempunyai kelenjar. Dari limbus, epitel konjungtiva meneruskan diri sebagai epitel kornea. Di dekat kantus internus, konjungtiva bulbi membentuk plika semilunaris yang mengelilingi suatu pulau kecil terdiri dari kulit yang mengandung rambut dan kelenjar yang disebut caruncle.Pemeriksaan Keadaan Umum Untuk melihat tingkat kesadaran pasien.Tanda-Tanda VitalStatus OfthalmikusFunduskopiFunduskopi merupakan tes untuk melihat dan menilai kelainan dan keadaan pada fundus okuli. Cahaya yang dimasukkan kedalam fundus akan memberikan refleks fundus dan gambaran fundus mata akan terlihat bila fundus diberi sinar.Alat yang diperlukan adalah oftalmoskopTeknikOftalmoskopi direk Mata kanan pasien dengan mata kanan pemeriksa, mata kiri pasien dengan mata kiri pemeriksa kecuali bila pasien dalam keadaan tidur dapat dilakukan dari atas. Mula-mula diputar roda lensa oftalmoskop sehingga menunjukkan angka +12 D Oftalmoskop diletakkan 10 cm dari mata pasien. Pada saat ini fokus terletak pada kornea atau pada lensa mata. Bila ada kekeruhan pada kornea atau lensa mata akan terlihat bayangan yang hitam pada dasar yang jingga.( oftalmoskop jarak jauh) Selanjutnya oftalmoskop lebih didekatkan pada mata pasien dan roda lensa oftalmoskop diputar, sehingga roda lensa menunjukkan angka mendekati nol. Sinar difokuskan pada papil saraf optik. Diperhatikan warna, tepi, dan pembuluh darah yang keluar dari papil saraf optik. Mata pasien diminta melihat sumber cahaya oftalmoskop yang dipegangpemeriksa, dan pemeriksa dapat melihat keadaan makula lutea pasien Dilakukan pemeriksaan pada seluruh bagian retinaTeknik Oftalmoskopi indirek Pemeriksa menggunakan kedua mata Alat diletakkan tepat didepan kedua mata dengan bantuan pengikat di sekeliling kepala Pada celah oftalmoskop dipasang lensa konveks +4D yang menghasilkan bayangan jernih bila akomodasi diistirahatkan Jarak dengan penderita kurang lebih 40cm Pemeriksaan juga membutuhkan suatu lensa tambahan , disebut lensa objektif yang berkekuatan S +13 D, ditempatkan 7-10 cm didepan mata penderita Bila belum memproleh bayangan yang baik, lensa objektif ini digeser mendekat dan menjauh.

Gambar 1. a. Oftalmoskopi direkdan b. Oftalmoskopi indirek

Gambar 2. Prosedur Oftalmoskopi

Gambar 3. Fundus Normal. Pembuluh darah retina tidak menyebrangi fovea.Dapat dilihat keadaan normal dan patologik pada fundus mata kelainan yang dapatdilihat1. Pada papil saraf optik Papiledema (normal C/D ratio 0,3-0,5) Hilangnya pulsasi vena saraf optik Ekskavasi papil saraf optik pada glaukoma Atrofi saraf optik2. Pada retina Perdarahan subhialoid Perdarahan intra retina, lidah api, dots, blots Edema retina Edema makula3. Pembuluh darah retina Perbandingan atau rasio arteri vena (normal=2:3) Perdarahan dari arteri atau vena Adanya mikroaneurisma dari vena.1,3-4

Pemeriksaan Tajam PenglihatanIni biasa dilakukan ketika pasien datang dengan keluhan, penglihatan memburam atau perkiraan mata menjadi minus atau plus. Biasanya pasien akan diminta duduk dalam sebuah kursi dan di hadapannya diberikan papan tulisan huruf (papan Snellen) atau angka sekitar 5 atau 6 meter di depan.Pasien akan diminta untuk membaca tulisan dari atas (terbesar) hingga tulisan terbawah yang bisa dibaca. Masing-masing tulisan memiliki nilai visus atau ketajaman mata. Misalnya bila pasien bisa membaca tulisan teratas, maka ketajaman mata adalah 6/60 (enam per enampuluh). Pemeriksaan dilanjutkan hingga tulisan terkecil yang dapat dibaca. Setelah diketahui nilai visus, pasien biasanya akan diberikan kacamata periksa, dimana lensanya dapat digonta-ganti. Tujuannya adalah agar mata dapat dengan baik membaca tulisan terbawah dalam papan Snellen dengan visus 6/6. Ketajaman 6/6 adalah ketajaman terbaik.

Bila visus mata sangat buruk, atau tulisan terbesar pun tak terbaca, biasanya pemeriksa akan melakukan dengan memperagakan jumlah jari pada 1 meter di hadapan pasien. Pasien harus menghitung jumlah jarinya. Bila tidak terlihat, maka akan dilakukan dengan lambaian tangan. Bila bahkan lambaian tak terlihat, maka dilakukan uji dengan cahaya senter. Bila cahaya pun tak terlihat, maka mata mungkin mengalami kebutaan.Pemeriksaan ini memang sangat subjektif (tergantung dari persepsi pasien sendiri). Namun, kini sudah ada pemeriksaan yang lebih objektif yaitu dengan pemeriksaan komputer, yang jelas sangat cepat, dibandingkan dengan menggunakan papan Snellen.1,3-4Pemeriksaan Posisi Bola Mata dan Otot MataPosisi bola mata penting untuk pemeriksaan, apakah ada perubahan posisi mata, apakah terdapat kejulingan mata. Dokter akan melakukan inspeksi bola mata dan ia akan meminta pasien untuk menggerakkan bola mata, ke delapan arah mata angin. Bila ada masalah pada otot atau juling dapat diketahui melalui pemeriksaan ini.1,3-4Pemeriksaan Kelopak MataKelopak mata akan diperiksa bila terjadi trauma atau luka pada kelopak atau terjadinya mata merah. Kelopak akan diamati apakah ada luka atau kemerahan karena pembesaran pembuluh darah atau berdarah.1,3-4Pemeriksaan Bagian Mata DepanPemeriksaan ini untuk melihat beberapa keadaan di mata depan yaitu bagian kornea, konjungtiva, iris, pupil, sklera, dan lensa.Pada pemeriksaan kornea, biasanya dokter ingin mengetahui apakah ada luka pada kornea. Dokter akan melakukan tes floresensi. Pasien akan diberikan obat floresen, kemudian dibilas dengan air suling, dan dilihat dengan lampu kobalt biru. Bila ada luka, maka akan terlihat cahaya berpendar. Tes ini dilakukan bila terjadi luka pada bola mata. Namun saat ini pemeriksaan juga dibantu dengan alat slit lamp, yang lebih mempermudah pemeriksaan bagian mata depan. Yang sering pula adalah pemeriksaan lensa. Lensa diamati dan dilihat apakah terjadi kekeruhan, seperti yang sering terjadi pada penderita katarak. 1,3-4Pemeriksaan Bagian Mata BelakangPemeriksaan ini untuk mengamati bagian mata belakang dan dalam seperti retina dan pembuluh darah mata. Dokter menggunakan alat yang disebut oftalmoskop. Biasanya pasien akan ditetesi obat (obat midriatikum) untuk memperbesar pupil sehingga dapat mempermudah pemeriksaan.1,3-4Pemeriksaan Tekanan Bola Mata Ini dilakukan bila pasien diduga menderita glaukoma atau perubahan tekanan bola mata lainnya. Pasien diminta berbaring dan diberikan obat bius lokal pada mata. Dokter akan menggunakan alat yang disebut tonometri Schiotz. Alat ini diletakkan di atas kornea mata dan dapat didapati angka tekanan bola matanya.1,3-4Tanda KlinisTanda-tanda konjungtivitis, yakni: Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak. produksi air mata berlebihan (epifora). kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas. pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik peradangan. pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya. terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein). dijumpai sekret dengan berbagai bentuk.2Pemeriksaan PenunjangLaboratoriumPemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan yang diwarnai dengan pewarnaan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pewarnaan dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.Pemeriksaan lainnyaAda banyak pemeriksaan penunjang lainnya pada mata seperti keratoskope ( bentuk kornea), tes buta warna (Ishihara), Eksoptalmometer dari Hertel, Optalmodinamometer ( pengukur tekanan arteri di retina), x-ray : Foto orbita, Comberg tes, FFA (Flourecein Fundus angiografi), USG, CT scan, MRI, elektroretinografi, metaloloketer, Visual Evoked Potensial untuk menilai transmisi impuls dari retina sampai korteks oksipital.2Diagnosis KerjaKonjungtivitis AlergiRiwayat: Gambaran utama konjungtivitis alergi adalah gatal. Kedua- dua mata terkena dan menghasilkan sekret jernih. Kemungkinan terdapat riwayat atopi keluarga atau baru saja kontak dengan bahan kimia atau obat tetes mata. Simptom yang sama berlaku seperti pada musim- musim lepas. Harus dibedakan antara reaksi alergi akut dan penyakit alergi mata kronik. Pemeriksaan: Berlakunya injeksi konjungtiva difus dan mungkin bengkak(kemosis). Sekret jernih dan seperti tali. Oleh karena septum fibrous yang melekat pada kelopak mata(konjungtiva tarsal), menyebabkan oedem pada papil. Apabila ia membesar, dikenal sebagai cobblestone.2,5Diagnosis BandingKonjungtivitis ViralKonjungtivitis viral biasanya dikaitkan dengan infeksi saluran napas atas yang biasanya disebabkan oleh adenovirus. Ini adalah jenis konjungtivitis yang tejadi pada epidemik pink eye.Riwayat: Pasien biasanya mengeluh kedua belah mata seperti berpasir dan tidak selesa, walaupun simptomnya bermula dari satu mata sahaja. Mungkin terdapat simptoms yang berkaitan seperti selsema dan batuk. Biasanya sekret yang keluar berair. Konjungtivitis virus biasanya lebih lama, berlanjut kepada beberapa minggu berbanding konjungtivitis bakterial.Pemeriksaan: Kedua belah mata merah dengan injeksi konjungtiva difus (pelebaran pembuluh darah konjungtiva) dan bisa saja terdapat sekret jernih. Terdapat folikel limfoid kecil- kecil. Bagian fokal yang kecil pada imflamasi kornea dengan erosi dan berkaitan opasiti boleh menimbulkan simptom, walaubagaimanapun sukar untuk melihat tanpa magnifikasi yang tinggi. Ini mungkin juga berkaitan dengan limfadenopati kepala dan leher yang menandakan lmfadenopati pre-aurikular.Penatalaksanaan: Konjungtivitis virus umumnya self-limiting, tetapi antibiotik tetes mata ( Kloramfenikol) dapat melegakan gejala simptomatik dan membantu mengelakkan infeksi sekunder bakteri. Konjungtivitis virus menular, jadi hygiene pasien perlu diambil berat. Infeksi virus biasanya lebih lama sehingga beberapa minggu dan pasien harus dimaklumkan. Sesetengah pasien mungkin berlangsung kronik dan tetes mata steroid boleh diindikasikan jika lesi kornea dan simptomnya persisten. Jika diperlukan penggunaan steroid jangka lama, pasien perlu dibawah pengawasan dokter mata.2,6Konjungtivitis BakteriKonjungtivitis bakterial adalah peradangan pada konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri dan biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah yang banyak dan berwarna kuning kehijauan. Terdapat dua bentuk konjungtivitis bakterial yaitu akut dan menahun. Konjungtivitis bakterial akut dapat sembuh sendiri. Namun sekiranya tidak diobati, penyakit ini dapat berterusan selama 2 minggu dan mampu menjadi konjungtivitis bakterial menahun.

Konjungtivitis bakterial akut terdiri dari; Konjungtivitis bakterial hiperakut terdiri daripada konjungtivitis purulen dan mukopurulen. Konjungtivitis purulen disebabkan oleh bakteri Neisseria sp. dan ditandai banyak eksudat purulen. Setiap konjungtivitis berat dengan banyak eksudat perlu segera diperiksa laboratoris untuk pengobatan karena jika ditunda mungkin terjadi kerusakan kornea dan gangguan penglihatan. Konjungtivitis mukopurulen akut sering dalam bentuk ependemik dan disebut mata merah oleh orang awam. Penyakit ini ditandai dengan hiperemia konjungtiva akut dan sekret mukopurulen sedang.

Konjungtivitis bakterial subakut paling sering disebabkan oleh Haemophilus influenza dan ditandai dengan eksudat berair tipis atau berawan. Kadang-kadang dapat disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus sp.Konjungtivitis bakterial menahun terjadi pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis dan dakriosistitis menahun, yang biasanya mengenai sebelah mata. Infeksi ini dapat menyertai bleferitis bakterial menahun atau disfungsi kelenjar meibom. Pasien dengan sindrom palpebra lemas dan ektropion dapat menimbulkan konjungtivitis bakterial sekunder. Konjungtivitis bakterial jarang dapat disebabkan oleh Corynebacbterium diphteriae dan Streptococcus pyogenes. Pseudomembran atau membran yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat terbentuk pada konjungtiva palpebra.2,5Konjungtivitis Klamidia (Trakoma)Riwayat: Pasien biasanya umur muda, mempunyai riwayat konjungtivitis bilateral kronik dengan sekret mukopurulen. Ini mungkin berkaitan dengan simptom penyakit venereal. Umumnya pasien tidak menerangkan tentang simptom- simptom genitourinaria apabila beserta konjuntivitis, perlu didapatkan dari anamnesis yang benar.Pemeriksaan: Terdapat injeksi konjungtiva bilateral dengan sekret mukopurulen. Terdapat banyak agregasi limfoid pada konjungtiva(folikel). Biasanya melibatkan kornea(keratitis) dan infiltrat pada kornea bagian atas( pannus).Penatalaksanaan: Diagnosis selalunya sukar dan uji bakteriologis harus dilakukan untuk memastikan bersesuaian dengan gejala klinik. Pengobatan dengan tetrasiklin sekurang- kurangnya sebulan bisa mengatasi masalah tersebut, tetapi compliance yang buruk bisa menyebabkan simptom kambuh. Tetrasiklin sistemik memberi kesan kepada pertumbuhan gigi dan tulang dan tidak boleh digunakan pada anak- anak dan perempuan hamil.Penyakit venereal harus juga diobati, dan ia penting untuk memeriksa pasangan mengenai simptom atau tanda- tanda penyakit venereal karena wanita yang terkena biasanya asimptomatik. Perlu dilakukan test mikrobiologi sejak awal. Pada negara membangun, infeksi Chlamydia trachomatis menyebabkan parut pada konjungtiva dan menutupi plat tarsal. Perubahan sikatrik menyebabkan kelopak mata atas turun ( entropion) dan parut permanent akan merusakkan kornea. Di dunia, trakoma masih merupakan penyebab utama kebutaan.2,5EtiologiKonjungtivitis alergi dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti : Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang Iritasi oleh angin, debu, asap, dan polusi udara Pemakaian lensa kontak terutama dalam jangka panjang.Konjungtivitis alergi dimana biasanya timbul pada musim semi dan panas, dan disebabkan oleh pajanan dengan alergen misalnya polen (serbuk sari). Pasien akan mengeluh rasa tidak enak dan iritasi yang berlebihan. Terbentuk papilla yang terdapat dikonjungtiva, dan kornea biasa terlibat. Konjungtivitis alergi dapat terjadi bersama dengan reaksi alergi yang lain. Misalnya astma dan hay fever seperti yang sudah di sebutkan diatas.2KlasifikasiKonjungtivitis alergi terbagi kepada beberapa tipe yaitu : Konjungtivitis hay fever (konjungtivitis simpleks) : Seasonal Allergic Conjunctivitis (SAC) dan Perennial Allergic Conjunctivitis (PAC) Keratokonjungtivitis vernal Keratokonjuntgivitis atopic Konjungtivitis flikten Konjungtivits iatrogenik Giant Papillary Conjunctivitis.2,5-6Konjungtivitis hay feverKonjungtiva adalah permukaan mukosa yang sama dengan mukosa nasal. Oleh karena itu, allergen yang bisa mencetuskan rhinitis allergi juga dapat menyebabkan konjuntivitis alergi. Alergen airborne seperti serbuk sari, rumput, bulu hewan dan lain-lain dapat memprovokasi terjadinya gejala pada serangan akut konjuntivitis alergi.Perbedaan konjungtivitis alergi sesonal dan perennial adalah waktu timbulnya gejala. Gejala pada individu dengan konjungtivitis alergi seasonal timbul pada waktu tertentu seperti pada musim bunga di mana serbuk sari merupakan allergen utama. Pada musim panas, allergen yang dominan adalah rumput dan pada musim dingin tidak ada gejala karena menurunnya tranmisi allergen airborne. Sedangkan individu dengan konjungtivitis alergi perennial akan menunjukkan gejala sepanjang tahun. Alergen utama yang berperan adalah debu rumah, asap rokok, dan bulu hewan.Gambaran patologi pada konjunktivitis hay fever berupa: respon vascular di mana terjadi vasodilatasi dan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya eksudasi. respon seluler berupa infiltrasi konjungtiva dan eksudasi eosinofil, sel plasma dan mediator lain.respon konjungtiva berupa pembengkakan konjungtiva, diikuti dengan meningkatnya pembentukan jaringan ikatKeratokonjungtivitis vernalKeratokonjungtivitis vernal adalah inflamasi konjungtiva yang rekuren, bilateral, interstitial dan self-limiting. Pada Keratokonjungtivitis vernal terjadi perubahan-perubahan akibat dari reaksi alergi. Epitel konjungtiva mengalami hiperplasia dan membuat proyeksi ke dalam jaringan subepitel. Pada lapisan adenoid terdapat infiltrasi oleh eosinophil, sel plasma, limfosit dan histiosit. Juga ditemukan proliferasi lapisan fibrous yang kemudian terjadi perubahan hialin. Selain itu, terdapat juga proliferasi pembuluh darah konjungtiva, peningkatan permeabilitas dan vasodilatasi. Semua perubahan ini menyebabkan terbentuknya banyak papil pada konjungtiva tarsalis superior.2,5-6Ada dua tipe keratokonjungtivitis vernalis: bentuk palpebra.Pada tipe palpebra ini terutama mengenai konjungtiva tarsal superior, terdapat pertumbuhan papil yang besar atau cobblestone yang diliputi secret yang mukoid. Konjungtiva inferior hiperemi dan edema dengan kelainan kornea lebih berat disbanding bentuk limbal. Secara klinis, papil besar ini tampak sebagai tonjolan bersegi banyak dengan permukaan yang rata dan dengan kapiler di tengahnya. Bentuk limbalPada tipe limbal terdapat hipertrofi pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatin. Terdapat juga panus dengan sedikit eosinofil.Konjungtivitis FliktenMerupakan konjungtivitis nodular yang disebabkan alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu. Konjungtivitis flikten disebabkan oleh karna alergi (hipersensivitas tipe IV) terhadap tuberkuloprotein, stafilokok, limfogranuloma venerea,leismaniasis, infeksi parasit dan infekso ditempat lain tubuh.Kelainan ini lebih sering ditemukan pada anak-anak didaerah padat, yang biasanya dengan gizi kurang atau sering mendapat radang saluran napas atas.Secara histopatogik terlihat kumpulan sel leukosit neutrofil dikelilingi sel limfosit, makrofag, dan kadang-kadang se dan kadang-kadang sel datia berinti banyak. Flikten merupakan infiltrasi selular subepitel yang terutama terdiri atas sel monokular limfosit.Biasanya konjungtivitis flikten terlihat unilateral dan kadang-kadang mengenai kedua mata. Pada konjungtiva terlihat sebagai bintik putih yang dikelilingi daerah hiperemis.Pada pasien akan terlihat kumpulan pembuluh darah yang mengelilingi suatu tonjolan bulat dengan warna kuning kelabu seperti suatu mikroabses yang biasanya terletak didekat limbus.Biasanya abses ini menjalar ke daerah sentral.Gejala mata berair,iritasi dengan rasa sakit,fotofobia dapat ringan hingga berat.2,5

Konjungtivitis IatrogenikKonjungtivitis akibat pengobatan yang diberikan dokter.Berbagai obat dapat memberikan efek samping pada tubuh, demikian pula pada mata yang dapat terjadi dalam bentuk konjungtivitis.5Konjungtivitis Giant PapillarryKonjungtivitis Giant Papillarry adalah yang diperantarai reaksi imun yang mengenai konjungtiva tarsalis superior. Penyebabnya masih belum diketahui secara pasti dan diperkirakan kombinasi reaksi hipersensitivitas tipe 1 dan 4 mendasari patofisiolginya. Antigen yang terdapat konjungtiva seperti lensa kontak dan benang operasi akan menstimulasi timbulnya reaksi imun pada individu yang mempunyai faktor predisposisi. Iritasi mekanis yang terus-menerus terhadap konjungtiva tarsalis superior juga menjadi salah satu faktor terjadinya konjungtivitis Giant Papillarry.2,5PatofisiologiTipe reaksi immunologi yang didapatkan pada konjungtivitis alergi berupa reaksi hipersensitivitas tipe 1 (tipe cepat) yang berlaku apabila individu yang sudah tersentisisasi sebelumnya berkontak dengan antigen yang spesifik. Imunoglobulin E (IgE) mempunyai afinitas yang kuat terhadap sel mast, dan cross-link 2 IgE oleh antigen akan menyebabkan degranulasi sel mast.Degranulasi sel mast mengeluarkan mediator-mediator inflamasi di antaranya histamin, triptase, chymase, heparin, chondroitin sulfat, prostaglandin, thromboxane, and leukotriene. Mediator-mediator ini bersama dengan faktor-faktor kemotaksis akan menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular dan migrasi sel neutrophil dan eosinophil. Ini merupakan reaksi alergi yang paling sering pada mata.2,6EpidemiologiPenyakit ini lebih jarang di daerah beriklim sedang daripada di daerah dingin. Penyakit ini hampir selalu lebih parah selama musim semi, musim panas dan musim gugur daripada di musim dinginDi daerah yang panas, didapatkan sepanjang masa, terutama pada musim panas.6PenatalaksanaanAntihistamin per-oral merupakan pengobatan utama untuk konjungtivitis alergika. Antihistamin juga bisa diberikan dalam bentuk tetes mata, yang biasanya dikombinasikan dengan vasokonstriktor untuk mengurangi kemerahan. Tetapi Antihistaminnya sendiri maupun sesuatu di dalam larutan tetes mata kadang bisa memperburuk reaksi alergi yang terjadi, sehingga biasanya lebih disukai Antihistamin per-oral.1. Tetes mata yang mengandung kortikosteroid bisa digunakan pada kasus akut, tetapi bisa menyebabkan komplikasi (misalnya glaukoma). Jika pengobatan lainnya tidak memberikan hasil yang memuaskan, maka dianjurkan untuk menjalani immunoterapi alergen. 5-6PencegahanMencuci mata dengan cairan pencuci mata yang lunak bisa membantu mengurangi iritasi. Penderita sebaiknya menghindari bahan yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Selama terjadi konjungtivitis, sebaiknya lensa kontak tidak dipasang.2Komplikasi dan PrognosisPada dasarnya konjungtivitis adalah penyakit ringan, namun pada beberapa kasus dapat berlanjut menjadi penyakit yang serius jika tidak ditangani dengan cepat dan benar. Pada umumnya konjungtivitis tidak menimbulkan komplikasi melainkan efek terhadap kualitas hidup penderita. Iritasi pada mata menyebabkan penderita susah untuk keluar rumah pada waktu tertentu. Konjungtivitis juga dapat mengganggu konsentrasi sewaktu bekerja ataupun di sekolah.2,6Pada konjungtivitis giant papillary, iritasi kronis akan menyebabkan keratitis yaitu inflamasi pada kornea dan dapat menyebabkan kebutaan permanen karena terjadi ulserasi pada permukaan kornea. Pada keratokonjungtivitis vernal juga dapat menyebabkan keratitis jika tidak ditatalaksana.6 KesimpulanKonjungtivitis adalah keadaan inflamasi pada konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.Dan pada konjungtivitis alergi meupakan salah satu bagian dari peradangan mata yang biasanya timbul pada musim semi dan panas, dan disebabkan oleh pajanan dengan alergen misalnya polen (serbuk sari). Pasien akan mengeluh rasa tidak enak dan iritasi yang berlebihan.

Daftar Pustaka1. Hollwich f. Buku panduan oftalmologi. Edisi 2. Jakarta: Binarupa Aksara, 2009.p.57- 81. 2. Vaughan dg, Asbury t. Oftalmologi Umum. In: Ivan R. Schwab, MD, Chandler R. Dawson, md editors. Konjungtiva: konjungtivitis. 14th ed. Jakarta: Widya Medika; 2000.p.99-113.3. Lang k, gerhard. Opthamology. New York: Thieme, 2000.4. Retinoskopi. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3440/1/09E01856.pdf : 25Maret 2013.5. Ilyas s. Ilmu penyakit mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009.p.133-138.6. Ikarowina Tarigan. Tips kenali dan atasi mata merah. Diunduh dari http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/03/09/928/4/Tips-Kenali-dan-Atasi-Mata-Merah: 25 Maret 2013.

16