1pendahuluan - petra christian university
TRANSCRIPT
1PENDAHULUAN
Laporan Tugas Akhir ini terbagi atas tiga bab utama, dengan topik
"Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres di Surabaya". Bab pertama
menguraikan tentang latar belakang perencanaan, tujuan dan sasaran proyek,
fungsi dan manfaat proyek, batasan proyek serta metode pengumpulan data.
Selain itu juga diuraikan lebih dalam lagi mengenai "Pelayanan Konseling dan
Pemulihan Stres" dalam pengertian judul proyek, batasan pelayanan konseling
dan pemulihan stres yang dimaksud, serta lingkup pelayanan proyek.
Bab kedua berisi tentang perencanaan tapak, yang meliputi pencapaian
tapak, pendaerahan, sirkulasi dalam tapak, sistem parkir dalam tapak, serta pola
penataan ruang luar.
Bab ketiga berisi tentang perencanaan bangunan, yang meliputi pola
penataan massa bangunan, bentuk dan penampilan bangunan, sistem struktur,
serta sistem utilitas.
1.1 Latar belakang
Modernisasi dan revolusi industri sering menimbulkan adanya perubahan di
bidang ekonomi, budaya, filsafat, struktur, interaksi sosial, pemerintah, dan
agama. Begitu pula di dalam keluarga, adanya perceraian, memiliki orang tua
tunggal, kedua orang tuanya bekerja, dan sebagainya, dimana semuanya itu
menuntut setiap individu untuk menunjukkan sederetan kemampuan adaptasi
dalam rangka meresponi secara fleksibel dan kreatif terhadap pilihan kehidupan
yang berubah dengan cepat. Kemampuan ini, dalam era globalisasi, merupakan
2
syarat utama untuk bisa tetap bertahan hidup. Namun tidak semua orang mampu
beradaptasi dan mengikuti perubahan jaman. Ketidakmampuan untuk
mengendalikan kehidupannya menimbulkan terjadinya penumpukan masalah,
tekanan batin, dan akhirnya timbul stres.
Tujuan universal manusia di mana-mana adalah memperoleh damai dan
kebahagiaan. Dalam setiap kebudayaan, bangsa, dan lapisan masyarakat, orang-
orang merindukan kepuasan hati. Di seluruh dunia sejumlah besar dokter,
pendeta, ahli ilrau jiwa, dokter jiwa, pekerja sosial, dan Iain-lain, sibuk dalam
usaha menolong orang-orang untuk mendapatkan kebahagiaan. Namun walau
bagaimanapun kita berusaha, damai dan kebahagiaan itu sukar diperoleh. Dalam
usaha mencari kepuasan pribadi, berjuta-juta orang akhirnya menemui kegagalan
yang menyedihkan, dan lebih banyak lagi orang yang bersedia hanya menerima
kebahagiaan yang terbatas. Ketidakbahagiaan itu meliputi seluruh tingkatan, dari
yang paling ringan, sampai yang paling parah. Sebagian orang hanya mengalami
kekuatiran atau kecemasan yang ringan sedangkan sebagian lainnya menderita
gangguan emosi yang hebat yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
Di tengah-tengah kehidupan dunia yang penuh dengan gejolak sosial
ekonomi, sosial, budaya. dan politik ini, banyak orang mengalami saat-saat di
mana ia merasa bingung atau putus asa, saat-saat dimana segala sesuatu tampak
serba salah. Karena kehidupan ini penuh dengan "turun-naik", perasaan itu
merupakan bagian dari kehidupan yang wajar. Namun apabila dari hari ke hari
seseorang mengalami kemurungan terus-menerus, hal ini menunjukkan suatu
keadaan putus asa dan stres yang tidak normal. Banyak orang yang mengalami
stres yang hebat dan terus-menerus akhirnya terpaksa dirawat di rumah sakit
3
jiwa, bahkan sebagian orang ada yang mempunyai kecenderungan untuk bunuh
diri. Seorang dokter menemukan bahwa stres dapat menyebabkan sakit, penuaan
terlalu dini, pengerasan urat nadi, dan kematian dini.
Menurut hasil penelitian para pakar Universitas Washington pada tikus
percobaan membuktikan bahwa stres merangsang produksi hormon yang
membahayakan hippocampus (komponen fingsional di system limbic, otak
besar).' Perlu diketahui, di hippocampus inilah letak pembelajaran dan
mengingat. Jika hippocampus rusak, tikus tidak lagi bisa mengingat, dan
kerusakan ini bersifat selamanya. KM penelitian ini dikembangkan pada
manusia. Jika manusia atau hewan mengalami stres, ia akan mengeluarkan
hormon yang disebut kortisol. Para ahli menduga, jika kortisol yang diproduksi
cukup tinggi, hormon ini akan meninggalkan jejak di otak. Melalui alat yang
disebut MRS {Magnetic Resonance Scanner), Yvette I. She line, asisten profesor
prsikiater Universitas Washington, melihat perbedaan otak-otak wanita yang
pernah mengidap stres dan yang tidak pernah kena stres. Wanita yang sering
terkena stres memiliki ukuran hippocampus 12 % lebih kecil dari wanita normal.
Menyusutnya hippocampus inilah yang membuat orang jadi sulit berpikir dan
menjadi pikun.
Fakta lain yaitu bahwa stres bisa menyebabkan kanker, penyakit jantung, dan
liver.2 Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa stres ternyata sangat erat
kaitannya dengan enam penyebab kematian utama, yaitu jantung di urutan
teratas, kemudian kanker, liver, paru-paru, dan bunuh diri. Menurut Prof. Dr. H.
1 Jawa Pos, tanggal 14 Agustus 1996, halaman 7. 2 Jawa Pos, tanggal 20 Agustus 1996, halaman 7.
4
Dadang Hawaii, Presiden ASEAN Federation for Psychiatry and Mental Health
(AFPMH), apabila seseorang selalu dalam keadaan tekanan kejiwaan (stres),
apalagi trauma-trauma yang berkepanjangan, maka lama-kelamaan akan
menurunkan imunitas tubuhnya, sistem hormonal tubuhnya. Akibatnya sistem
hormonalnya menjadi kacau dan menyebabkan orang sakit. Hasil penelitian
menunjukkan, semakin modern suatu masyarakat, semakin maju industri dalam
kehidupan suatu masyarakat, semakin tinggi pula tingkat stresnya. Selain itu
menurut Dadang, yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Ahli Jiwa
Indonesia (IDAJI), berlipatgandanya tekanan, baik dalam kehidupan pribadi
maupun pekerjaan, sering membuat seseorang memaksakan diri berbuat
melampaui batas kemampuannya. Dan ini banyak dialami oleh kalangan
eksekutif, akibatnya tidak jarang para eksekutif terserang stres.
Istilah stres bukanlah merupakan suatu istilah yang asing lagi bagi kita.
Tidak perlu diragukan lagi bahwa tekanan-tekanan masyarakat modern itulah
yang telah menyebabkan pertambahan yang besar dalam penyakit ini. Penyakit
ini telah membayang-bayangi setiap golongan masyarakat dan dapat dialami oleh
orang-orang dari setiap tingkatan umur, dan tidak jarang, orang-orang Kristen
juga menjadi korban keputusasaan dan stres. Orang Kristen yang tidak bahagia
itu, tidak hanya menderita sendiri tetapi ia juga merupakan suatu teladan yang
tidak baik bagi ke-Kristenannya. Dengan sikap menyerah kalah dan pandangan
yang pesimis terhadap kehidupan, ia sebenarnya merupakan saksi yang tidak baik
bagi maksud Kristus.
Orang yang mengalami depresi tidak hanya mengalami ketidakbahagiaan
secara pribadi, tetapi ketidakmampuannya untuk menyesuaikan diri serta bisa
5
menggerogoti inti kehidupan rumah tangganya, antara lain hubungan-hubungan
pernikahan menjadi tegang5. Sebaliknya kehidupan keluarga justru merupakan
stres yang utama saat ini. Unsur-unsur yang sangat umum yang kita baca di surat-
surat kabar dan kita lihat di televisi, yaitu perceraian, pisah tempat tinggal, bunuh
diri, pengasingan diri, merupakan contoh-contoh yang dramatis mengenai
keluarga yang mengalami stres. Menurut Suster Joanita dari Putri Karmel
Tumpang-Ngadireso, bahwa akar dari stres adalah luka batin, antara lain karena
mengalami penolakan sejak dalam kandungan, diperlakukan tidak adil, dibeda-
bedakan oleh orang tuanya, mengalami peristiwa yang menyakitkan, sehingga
sering merasa kesepian, kurang dapat perhatian, cepat emosi, dan orang-orang
yang demikian tidak tahan menghadapi tekanan hidup, akhirnya timbul stres4.
Menurut penelitian beberapa dokter bahwa orang stres 99 % disebabkan luka
batin di dalam dirinya5. Seorang konselor yang bekerja di Pusat Pelayanan Stres
Shekinah Jakarta mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai keturunan
penyakit jiwa, tidak akan jadi gila kalau hidupnya bahagia (dalam hal ini kadar
luka batinnya sedikit), sedangkan seseorang yang tidak mempunyai keturunan
penyakit jiwa, tetapi dalam perjalanan hidupnya mengalami trauma yang sangat
banyak, bisa menjadi stres dan akhirnya menjurus ke gila. Setiap usaha untuk
memperoleh kebahagiaan manusiawi tampaknya selalu mengalami kegagalan.
Kelegaan mungkin dicapai hanya sebagai selingan, dan kebahagiaan hanya
' Sehnert, Keith W. MD, Mengendalikan Stres dalam Rumah Tangga dan Pekerjaan, (Jakarta, Yayasan Kalam Hidup, 1981). 4 Wawancara dengan Suster Joanita dari Putri Karmel di Tumpang-Ngadireso, Malang, yang menjabat sebagai biarawati yang memberikan konseling penyembuhan luka batin. ' Wawancara dengan Ibu Winny Setjadi yang menjabat sebagai konselor (pembina) Pusat Pelayanan Konseling Shekinah, Jakarta.
6
sementara, tetapi perasaan putus asa segera muncul kembali. Berikut ini
diuraikan bagaimana seorang yang beriman mengungkapkan tentang stres:
Stres itu Sungguh-sungguh nyata Anda tidak dapat melarikan diri daripadanya, Kecuali untuk sementara, Karena stres itu kembali Perlahan-lahan seperti kucing berjalan akan Menangkap mangsanya. Stres merusak ambisi, Melesukan vitalitas, Dan melemahkan stabilitas emosi. Anda selalu berpikir, Dan merenung. Apa gunanya? Bagaimana aku dapat mengusirnya? Kapan itu berakhir? Kemudian, pada suatu hari, Anda tiba-tiba menyadari la menghilang! Anda bebas! Tetapi. kembali di dalam lubuk hati, Di sana pikiran itu timbul Berapa lagi sampai Stres itu menyerang lagi?
JEAN GALLOWAY
Orang yang menderita stres pada dasarnya merasa tidak tenteram jiwanya,
orang yang selama bertahun-tahun selalu merasa bahwa dirinya tidak ada
gunanya. la kurang percaya pada dirinya sendiri. la selalu diliputi rasa takut,
salah dan cemas, serta merasa tidak memenuhi standar teman-temannya,
keluarganya, dan Tuhannya. Oleh karena itu ia terus-menerus terganggu oleh
perasaan-perasaan gagal dan depresi".
6 Narramore, Ed. D. Clyde M, Mengatasi Rasa Depresi, (Jakarta, Yayasan Kalam Hidup, 1969).
7
Dari fakta-fakta yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
yang menjadi pokok permasalahannya adalah tidak menentunya perjalanan di
dalam hidup ini, banyaknya masalah yang tidak bisa dihindari. sementara banyak
orang tidak mampu mengatasi tekanan-tekanan di dalam hidupnya, yang pada
dasarnya disebabkan kurangnya kasih hingga menyebabkan luka-luka batin, serta
tidak adanya pengenalan yang mendalam dengan Allah sehingga saat cobaan
datang, banyak orang malah jadi stres, dan kalau terjadi terus-menerus maka bisa
menimbulkan penyakit, menjadi gila atau bahkan bunuh diri. Surabaya, yang
sudah termasuk dalam klasifikasi kota Metropolis, mau tidak mau mengalami
ekses negatif modernisme seperti Jakarta, sehingga banyak orang terserang
depresi. Sementara itu fasilitas-fasilitas yang ada di Surabaya kurang baik bahkan
pelayanan khusus untuk orang-orang stres belum ada, yang ada hanya berupa
rumah sakit jiwa.
1.2 Tujuan dan sasaran proyek
Tujuan proyek Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres:
• Menghasilkan suatu desain yang sesuai dengan fungsinya dengan
pemenuhan faktor kenyamanan dan tuntutan kebutuhan perilaku penderita
stres.
• Mencegah bahaya-bahaya, baik jasmani maupun rohani. yang timbul akibat
adanya gangguan stres.
Sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pelayanan konseling dan
pemulihan stres ini antara lain:
• Kesehatanjiwa dan mental masyarakat.
8
• Kehidupan rohani para penderita stres sebagai dasar proses penyembuhan.
• Masyarakat kota mampu mengatasi dan mengendalikan tekanan-tekanan
hidup yang dihadapi.
1.3 Fungsi dan manfaat proyek
Fungsi proyek ini adalah:
• Sebagai wadah yang memberikan sarana penyembuhan dan pemulihan stres
secara rohani.
• Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mengalami stres berupa
konsultasi dan rawat tinggal dalam rangka pemenuhan kebutuhan mereka
akan kasih.
• Menyembuhkan luka-luka batin para penderita stres, dan membantu mereka
untuk menumbuhkan iman serta mendorong mereka memahami arti hidup.
Manfaat proyek ini adalah:
Bagi pemerintah:
• Ikut melayani masyarakat kota yang mengalami tekanan-tekanan hidup
akibat kehidupan di kota yang tidak menentu.
• Mengurangi angka penderita stres atau sakit jiwa.
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama golongan usia muda.
Bagi masyarakat :
• Masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan yang ada untuk penyembuhan.
• Masyarakat tidak mengalami stres yang berkepanjangan melainkan bisa
mengendalikannya.
9
• Dengan berkurangnya angka penderita stres, masyarakat bisa hidup dengan
aman dan tenteram, baik di dalam keluarga maupun di dalam pekerjaan.
Bagi Gereja:
• Penderita stres, bila sudah sembuh dan pulih, nantinya mampu berkarya aktif
di ladang- ladang pelayanan gereja yang membutuhkan.
1.4 Batasan proyek
Batasan proyek ini dijabarkan sebagai berikut:
• Semua data yang diperoleh dari hasil survey dianggap relevan dan benar.
• Data yang kurang jelas akan diselesaikan dengan asumsi dan perbandingan.
• Perencanaan dan perancangan arsitektur lebih dititikberatkan pada
perancangan bangunan.
• Penentuan lokasi sesuai dengan tata guna lahan yang telah ditentukan dalam
Master Plan 2000 Surabaya dan Rencana Detail Tata Ruang Kota.
• Pendanaan proyek Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres ini didapat dari
komunitas Kristen di Indonesia yang diatur dan ditangani oleh Badan
Pelayanan Karismatik di Surabaya dimana sudah merupakan kewajiban
untuk mengumpulkan dana sebagai ungkapan kasih dan perintah Tuhan
sendiri. Bagi komunitas Kristiani, membayar persembahan untuk kehidupan
gereja merupakan suatu ungkapan rasa syukur kepada Tuhan (Maleakhi 3 :
6-12, Alkitab), atas berkat yang telah diberikan.
• Pengelolaan sarana dan prasarana proyek berwawasan keagamaan, yang
ditangani oleh Badan Pelayanan Keuskupan Surabaya. Tanggung jawab
10
sepenuhnya akan berada di bawah kuasa teritorial hirarkis gereja, dalam hal
ini adalah Keuskupan Surabaya.
1.5 Metode pengumpulan data
Metode penelitian yang dipakai untuk melengkapi laporan perencanaan dan
perancangan adalah sebagai berikut:
• Studi komparatif
Studi yang bertujuan untuk memperoleh gambaran objektif tentang arah
perencanaan yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan, yaitu
dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap fasilitas-fasilitas yang
ada, luasan ruang, sirkulasi, perilaku pengderita, interaksi pasien dan
psikiater, struktur organisasi, kapasitas, program-programnya, dan
sebagainya. Data-data yang ada tersebut merupakan acuan untuk memahami
proyek lebih baik dan untuk dikembangkan, bukan menjadi penghambat dan
pengikat kreativitas dalam gubahan massa dan konstruksi.
• Studi literatur
Studi pengenalan masalah yang berhubungan dengan proyek yang
direncanakan untuk memperoleh data-data yang dapat membantu
pemahaman secara lebih mendalam serta melengkapi data masukan dalam
proses perencanaan dan perancangan. Studi literatur yang dilakukan
sehubungan dengan proyek ini adalah dari berbagai literatur mengenai
pendekatan secara psikologis orang stres dan perilakunya, serta bagaimana
cara mengatasinya.
• Wawancara
11
Proses tanya jawab dengan psikiater, pembina rohani, suster-pastor, dan
pihak-pihak lain yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan, yang
dapat membantu dalam penyusunan program maupun konsep perancangan
arsitektur.
• Tinjauan lapangan
Peninjauan langsung ke lapangan dengan mengadakan pengamatan terhadap
tapak dan lingkungannya serta mencari potensi yang ada pada tapak yang
dapat menunjang proses perencanaan dan perancangan arsitektur. Dari data-
data yang telah diproses tersebut dilakukan penyusunan data, analisa dan
evaluasi yang diperlukan untuk disusun dalam bentuk laporan. Generalisasi
serta kesimpulan dari hasil pengumpulan data dituangkan dalam bentuk
desain bangunan yang akan disajikan dalam bentuk konsep dan gambar
arsitektur.
1.6 Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres di Surabaya
1.6.1 Pengertian Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres di Surabaya
• Pelayanan: perihal atau cara melayani yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan suatu
gangguan kesehatan tertentu (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).
• Konseling: berembuk atau bertukar pikiran, menasehati, menyarankan
(Salim, Peter, The Contemporary English-Indonesian Dictionary, 1985).
• Pemulihan: penyembuhan {Salim, Peter, The Contemporary English-
Indonesian Dictionary, 1985).
12
• Stres : gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan
oleh faktor-faktor luar ; ketegangan (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).
• Surabaya : nama kota yang terdapat di Propinsi Jawa Timur, Pusat Wilayah
Pembangunan Utama C, Pusat Perwilayahan Regional Gerbang Kertasusila,
dan merupakan ibukota dengan klasifikasi kota metropolis.
Jadi Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres di Surabaya merupakan:
• Suatu tempat di Surabaya yang melayani orang yang mengalami gangguan
mental dan emosional dengan mengutamakan penyembuhan luka batin
melalui sarana konsultasi antara penderita dengan konsultan sehingga
penderita menemukan kembali jalan keluar untuk permasalahan yang
dihadapi dan mengalami pemulihan dari stresnya.
• Pelayanan di tempat ini dibagi menjadi dua bagian. Pelayanan yang pertama
adalah pelayanan konseling dimana penderita datang secara rutin dan tidak
menginap. Pelayanan yang kedua adalah pelayanan rawat tinggal, dimana
penderita menginap untuk jangka waktu tertentu dengan mengutamakan
penyembuhan yang bersifat kebersamaan. Baik pelayanan konseling maupun
rawat tinggal, keduanya didasari atas ajaran Kristiani yang membantu
penderita mengoreksi konsepsi yang salah tentang kasih baik dengan Tuhan,
keluarga, sesama, dan lingkungan sekitarnya.
• Tempat ini tidak hanya melayani penderita yang bersangkutan namun juga
memulihkan hubungannya dengan anggota keluarga penderita sehingga
nantinya diharapkan keluarga tersebut bisa ikut mendukung dalam proses
penyembuhan.
13
1.6.2 Batasan Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres
Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres ini melayani orang-orang yang
menderita stres. Batasan stres yang dimaksud adalah stres dengan kategori
gangguan neurotik. Gangguan neurotik merupakan suatu kesalahan penyesuaian
diri secara emosional karena tidak dapat diselesaikannya suatu konflik, di rnana
penderita masih mengetahui dan merasakan kesukaran yang dialami, masih
mempunyai kepribadian yang tidak jauh dari realita dan masih hidup di alam
kenyataan, dan perilakunya dapat saja terganggu tetapi masih di dalam batas-
batas norma sosial.
Kondisi yang termasuk gangguan neurotik adalah:
• Neurosa cemas: kecemasan yang ketat pada penderita sehingga menimbulkan
keadaan panik. Penderita menjadi berbahaya dengan sikap agresif dan
mengancam. Penderita menjadi tegang terus-menerus dan tidak mampu
berlaku santai.
• Neurosa fabih: ditandai rasa takut yang hebat sekali terhadap suatu benda
atau keadaan yang oleh individu disadari bukan sebagai ancaman,
menimbulkan perasaan akan pingsan, rasa lelah, mual, dan Iain-lain.
• Neurosa Obsesif-kompulsif. penderita menghilangkan kecemasan dengan
perbuatan atau pikiran yang berulang-ulang. Bila tidak melakukannya akan
menimbulkan kecemasan yang hebat.
• Neurosa depresif. semangat berkurang, rasa harga diri yang rendah,
menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan.
• Neurosa nerastenik: ditandai kelesuan umum yang menahun, mudah lelah,
dan kadang kehabisan tenaga, selalu merasa tidak puas dan ditolak.
14
• Neurosa hipokondrik: pikiran individu yang terpaku pada kesehatan fisik atau
mentalnya. Penderita takut adanya penyakit pada tubuhnya dan mengeluh
terus-menerus.
Selain itu gangguan stres bisa disebabkan karena gangguan kepribadian,
ciri-cirinya antara lain:
• Sifat curiga yang demikian menonjol sehingga menimbulkan sikap agresif.
• Gangguan alam perasaan yang terjadi terus-menerus, dan berselang-seling.
• Malu yang berlebihan, suka menyendiri, dan mengasingkan diri.
• Sifat pemarah dan agresif yang berlebihan.
• Sifat perfeksionis, kaku, pengawasan diri yang tinggi.
• Sikap sombong, egosentrik, ketidakstabilan emosi, menarik perhatian dengan
alam perasaan yang labil.
• Tidak punya gairah untuk menikmati kehidupan, selalu merasa lesu dan lelah.
• Orang yang pada dasarnya tidak tersosialisasi, tidak mempunyai loyalitas
terhadap kelompoknya.
• Kepribadian yang selalu merasa bahwa kebutuhannya akan terpenuhi secara
menakjubkan. Perilakunya sering merupakan pencerminan rasa permusuhan,
yang tidak dinyatakan secara terang-terangan.
• Tidak dapat memenuhi harapan lingkungannya, dalam hal respon terhadap
tuntutan emosional, intelektual, sosial, dan fisik.
Jadi, dari semua yang telah dijabarkan di atas, tempat ini akan melayani
orang yang masih dalam batas stres, yang pada dasarnya orang tersebut tidak
hilang ingatan, masih sadar dengan dirinya sendiri, dan belum gila.
15
1.6.2 Lingkup dan sasaran pelayanan
Lingkup pelayanan dari Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres ini
meliputi kota Surabaya tetapi tidak menutup kemungkinan melayani masyarakat
di sekitar Surabaya, seperti Sidoarjo.
Secara umum, pemakai Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres di
Surabaya ini dikelompokkan berdasarkan:
• Tingkat kesehatan
Orang yang akan dilayani di tempat ini bukan orang yang tergolong gila.
Mereka bisa dikatakan orang yang sehat, masih bisa bekerja, berpikir, tetapi
karena beban hidup yang ditanggung terlalu berat, maka butuh pertolongan
untuk meringankannya.
• Jangkauan wilayah prioritas
Ditujukan untuk melayani penduduk Kota Surabaya dan sekitarnya yang
diperkirakan akan sangat membutuhkan fasilitas pelayanan ini, mengingat
Kota Surabaya sebagai kota metropolis merupakan salah satu sumber stres.
• Status sosial
Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres di Surabaya ini ditujukan terutama
pada golongan menengah ke atas, yang diperkirakan lebih banyak mengalami
kasus-kasus stres atau hal-hal yang berhubungan dengan stres.
• Kelompok usia dan jenis kelamin
Pelayanan Konseling dan Pemulihan Stres ini bisa dipakai oleh segala
kelomok usia dan jenis kelamin, dengan ketentuan: pelayanan konseling
terbuka untuk semua kelompok usia dan jenis kelamin, sedangkan pelayanan
rawat inap yang memberikan fasilitas pengajaran Alkitab, pelajaran umum,
16
olahraga, dan sebagainya, terbuka untuk kelompok umur 10-60 tahun
(dianggap mampu mengikuti kegiatan di atas). Pelayanan ini terbuka untuk
jenis kelamin pria dan wanita dengan ketentuan boleh melakukan kegiatan
bersama-sama tetapi ruang tidur harus dipisah sama sekali.
1.7 Konsep perancangan
1.7.1 Hakekat filosofi
Sesuai dengan konsumen proyek yang mengharapkan adanya pemulihan
dari kondisi stres, maka konsep perancangan menggunakan pendekatan suatu
kondisi orang yang tidak mengalami stres sehingga penderita yang datang tidak
bertambah stres tetapi bisa mengalami kesembuhan.
Pada dasarnya stres merupakan suatu kondisi yang tercipta bila transaksi
orang yang mengalami stres dan hal yang dianggap mendatangkan stres membuat
orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan, entah nyata atau tidak nyata,
antara keadaan atau kondisi, dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan
sosial yang ada padanya7. Ketidaksepadanan di sini dengan kata lain adalah antara
tuntutan atau beban dengan sumber daya biologis, psikologis, dan sosial dari
manusia itu tidak ada keseimbangan sehingga orang bisa menjadi stres. Namun
sebaliknya bila antara tuntutan atau beban yang ada dengan manusia itu ada
keseimbangan, sebesar apapun beban itu maka orang tersebut tidak akan menjadi
stres8. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pada hakekatnya orang yang tidak
7 Hardjana, Agus M, Stres tanpa Distres: Seni Mengolah Stres, (Yogyakarta, Kanisius, 1994). 8 Wawancara dengan Ibu Hosiana K. Hosea yang menjabat sebagai konselor Universitas Kristen Petra.
17
stres adalah orang yang mempunyai keseimbangan dengan apapun yang ada di
sekitarnya, entah itu dengan pekerjaan, budaya, agama, teknologi, keluarga,
lingkungannya, dan sebagainya. Jadi dari penjabaran hakekat filosofi dari kondisi
orang yang tidak mengalami stres maka konsep awal yang mendasari
perancangan proyek ini adalah keseimbangan.
1.7.2 Konsep dasar
Berdasarkan penjelasan di atas, keseimbangan yang dimaksud adalah
keseimbangan antara beban atau tuntutan yang menimpa manusia, dengan daya
tahan tubuh manusia itu sendiri. Beban atau tuntutan itu digambarkan sebagai
sesuatu yang sifatnya tidak menentu, tidak teratur baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya, terkadang bisa merupakan sesuatu yang baik atau buruk,
terkadang bisa dalam jumlah yang banyak atau sedikit. Namun beban itu sendiri
sebenarnya mempunyai keteraturan hanya seringkali datang pada saat yang tidak
tepat. Jadi ketidakteraturan di sini maksudnya adalah ketidakteraturan yang
teratur, bukan ketidakteraturan yang berantakan. Daya tahan tubuh manusia
digambarkan sebagai sesuatu yang sifatnya teratur, mapan, yang menunjukkan
kondisi dimana manusia itu mengalami keseimbangan.
Konsep dasar inilah yang nantinya digunakan sebagai konsep perancangan
yang mendasari perancangan yang meliputi penataan massa bangunan, penataan
ruang luar, sampai pada detail bangunan, sehingga nantinya ada bagian yang
teratur dan ada bagian lain yang tidak teratur dimana keduanya menjadi suatu
komposisi yang seimbang.
18
Ketahanan tubuh dan mental seseorang
T Mapan, teratur,tenang
P E N Y E I M B A N G
Beban atau masalah yang menimpa
V Berat, aktif, tidak menentu, tidak
teratur
Gambar 1.1 Skema konsep dasar
1.7.3 Pemikiran arsitektur
Konsep dasar tersebut di atas kemudian ditransfer ke dalam suatu
pemikiran arsitektur. Penerapan konsep keseimbangan pada perancangan proyek
ini pertama-tama dilakukan pada dua hal antara lain:
• Keseimbangan dengan lingkungan
Keseimbangan dengan lingkungan ini dicapai dengan memasukkan garis-
garis yang ada di lingkungan sekitar tapak. Garis yang pertama adalah garis
dari Mc Donald, yang terletak di sebelah utara tapak, dengan menjajarkan
modul yang tegak lurus dengan tapak, masuk ke dalam tapak. Garis yang
kedua adalah garis Jalan Abdul Wahab Siamin yang mempunyai pengaruh
sangat kuat terhadap tapak. Modul yang digunakan adalah jarak dari as jalur
hijau sampai as trotoar kemudian disejajarkan masuk ke dalam tapak. Garis
yang ketiga adalah garis dari Taman Makam Pahlawan. Garis tersebut
19
merupakan gabungan dari titik-titik simpul yang terdapat di sana, dan
dengan modul yang ada disejajarkan masuk ke dalam tapak. Dengan
demikian pada tapak terbentuk grid, dan pertemuan tepat ketiga garis tadi
ditemukan titik-titik, kemudian dihubungkan satu sama lain, ditemukanlah
garis-garis keseimbangan untuk tapak ini.
dongon memosukkon G R I D - G R I P »ki tar tapaK .dengon
modu,-modul .ang ado. - * d „ e m u K a n GAR1S* KESEMMGAU
dalam TAPAK
rebagoi oaion daia<n
mtfnderat'n / penaUion rnoioa .
TeKniK pctanconqoi :
Jui-MPOs'irion ( penjajaran")
adoloh e*Rlf ' KE?E -IM&ANG^M f^P/,K ffrnadap
doom* / Kondin 'ehtnr.
«2>
Gambar 1.2 Garis-garis keseimbangan pada tapak
20
• Keseimbangan dengan aktivitas
Keseimbangan ini didapat tidak terlepas dari analisa-analisa yang ada untuk
menemukan zona-zona yang tepat untuk setiap aktivitas sehingga
keberadaan atau aktivitas tetangga yang ada tidak sampai mengganggu
aktivitas proyek, dan sebaliknya aktivitas proyek sedapat mungkin tidak
mengganggu sekitarnya. Dengan demikian tercapai apa yang menjadi konsep
perancangan proyek yaitu keseimbangan.
Bangunan dirancang dengan mengacu pada grid-grid dan garis-garis
keseimbangan yang telah didapatkan tadi. Zona-zona aktivitas yang terbentuk
dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan menjadi dua bagian dimana yang
satu sifatnya teratur, terjadwal, dan bagian yang lainnya yang sifatnya lebih aktif,
tidak terjadwal. Secara arsitektural, sesuatu dapat dikatakan seimbang apabila ada
tolak ukur, dalam hal ini adalah penyeimbang. Dengan melihat adanya
pembagian dua zona ini, maka penyeimbangnya adalah garis keseimbangan yang
terletak diantaranya. Selanjutnya bangunan yang terletak dalam zona aktif
dirancang mewakili konsep beban yang tidak menentu, dan bangunan yang
terletak dalam zona yang tenang dirancang mewakili konsep daya tahan tubuh
manusia yang tenang dan teratur.