2. bab i-yiyimay.docx
DESCRIPTION
bab 1 so far susut transmisiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Listrik merupakan kebutuhan vital untuk menjalankan roda aktivitas
masyarakat di berbagai sektor. Jumlah pelanggan PT PLN (Persero) pada tahun
2014 mencapai lima puluh juta pelanggan (data statistik PT PLN (Persero) tahun
2014 adalah 56.985.000 pelanggan, mengalami peningkatan tiga juta pelanggan
per tahun). Pertumbuhan penduduk dan perekonomian yang semakin pesat
menuntut PT PLN (Persero) sebagai perusahan penyedia listrik satu-satunya di
Indonesia untuk menyediakan pasokan daya yang memadai. Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, penyaluran listrik yang berkualitas dan kontinyu sangat
diharapkan. Maka kajian, perbaikan, dan pengembangan infrastruktur pendukung
tersedianya listrik tidak henti-hentinya dilakukan. Tidak terkecuali di Sulawesi,
khususnya sistem tenaga listrik Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (sistem
Sulselrabar).
Sistem tenaga listrik Sulselrabar merupakan sistem terbesar ke-3 di Indonesia
setelah sistem Jawa-Madura-Bali dan sistem Sumatera. Hingga akhir tahun 2013,
PT PLN (Persero) mengalami kerugian dari sisi teknis sebesar 21 Milyar secara
nasional. Salah satu alasan kerugian tersebut karena banyaknya pengoperasian
pembangkit BBM. Pembangkit BBM membutuhkan bahan bakar minyak sebagai
1
penggerak dengan biaya operasional yang tidak sedikit. Dengan pertimbangan
nilai ekonomis, maka pada tanggal 30 Desember 2012, dilakukan interkoneksi
dengan PLTA Poso sebagai salah satu pembangkit utama non BBM.
PLTA Poso dibangun dengan memanfaatkan Sungai Poso yang pada bagian
hulunya terdapat Danau Poso sebagai danau terbesar kedua di pulau Sulawesi.
Danau Poso memiliki luas permukaan kurang lebih 362 km2 dan daerah tangkapan
air seluas 1.340 km2 dengan sungai-sungai kecil yang mengelilinginya
Tampungan air danau dapat diatur untuk pengembangan PLTA di sepanjang
Sungai Poso hingga menghasilkan pembangkit berkapasitas 3 x 65 MW yang
memberi sumbangsih besar terhadap ketersediaan listrik di Sulawesi. PLTA Poso
diharapkan mampu menyediakan pasokan daya bagi industri besar di Sulawesi
Selatan dan menghemat biaya operasional dengan menghentikan operasi
pembangkit BBM di daerah selatan.
Dengan sistem interkoneksi PLTA Poso, sistem Sulselbar memiliki
karakteristik topologi yang unik. PLTA Poso sebagai salah satu pembangkit
utama non BBM yang terpusat di daerah utara, turut menyuplai daya ke beban
yang terkonsentrasi di daerah selatan. Sehingga diperlukan penyaluran daya
melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV. Saluran transmisi
dengan jarak yang jauh akan mempengaruhi susut transmisi yang terjadi.
Susut transmisi merupakan hilangnya energi listrik yang dibangkitkan pada
saat disalurkan melalui jaringan transmisi ke Gardu Induk. Berdasarkan kondisi
saluran transmisi sistem Sulselrabar, beban di daerah selatan akan menarik arus
reaktif melalui saluran transmisi dari daerah utara sehingga akan menimbulkan
2
susut transmisi yang semakin besar. Salah satu solusi alternatif yang dilakukan
adalah dengan menambahkan penggunaan kapasitor shunt di daerah selatan
sebagai kompensator daya reaktif bagi beban induktif. Kapasitor shunt pada
sistem Sulselrabar terdapat di empat tempat, yakni GI Tello Lama, GI Tello, GI
Pangkep, dan GI Daya. Kapasitor shunt diharapkan mampu menurunkan susut
transmisi yang juga berdampak pada penghematan biaya operasional.
Laporan Tugas Akhir ini secara khusus akan mempelajari mengenai seberapa
besar dampak sistem interkoneksi PLTA Poso yang melalui jaringan transmisi
cukup panjang, terhadap susut transmisi yang terjadi pada sistem Sulselrabar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Berapa nilai susut transmisi Sulselrabar sebelum dilakukan interkoneksi
PLTA Poso?
2. Berapa nilai susut transmisi Sulselrabar setelah dilakukan interkoneksi
PLTA Poso?
3. Bagaimana dampak sistem interkoneksi PLTA Poso terhadap susut
transmisi Sulselrabar?
C. Ruang Lingkup Penelitian
3
Susut transmisi terjadi di setiap saluran transmisi pada sistem Sulselrabar dan
nilainya dapat berubah tergantung kondisi yang terjadi. Tetapi dalam penulisan
Tugas Akhir ini, hanya akan melihat susut transmisi yang terjadi pada transmisi
sebelum dan setelah PLTA Poso terinterkoneksidengan menggunakan software
DIgSilent Power Factory 14.1.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Menentukan nilai susut transmisi sebelum dilakukan interkoneksi PLTA
Poso pada sistem Sulselrabar melalui proses perhitungan dan simulasi
dengan software DIgSilent Power Factory 4.1.
2. Menentukan nilai susut transmisi setelah dilakukan interkoneksi PLTA
Poso pada sistem Sulselrabar melalui proses perhitungan dan simulasi
dengan software DIgSilent Power Factory 4.1.
3. Menjelaskan dampak sistem interkoneksi PLTA Poso terhadap susut
transmisi Sulselrabar.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
4
1. Dengan melakukan penelitian ini, penulis diharapkan mampu menghitung
nilai susut transmisi sebelum dan sesudah dilakukaan interkoneksi suatu
pembangkit (PLTA Poso).
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak penyedia
listrik yakni PT PLN (Persero) untuk mengoptimalkan penyaluran daya ke
konsumen dan meminimalisir terjadinya susut transmisi pada jaringan.
3. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, mahasiswa(i) dan semua
pihak dapat memperoleh pengetahuan dan sekaligus menjadi bahan
referensi bagi penelitian selanjutnya.
5