2. bab iv.ok
DESCRIPTION
NMTRANSCRIPT
![Page 1: 2. BAB IV.ok](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082902/577c7c511a28abe0549a1a8b/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IV
PRELIMINARY DESIGN
4.1. Tinjauan Perhitungan Konstruksi
Pada perhitungan redesign konstruksi ini, penulis akan meninjau bagian
konstruksi yaitu :
1. Portal As. 13 ( A-F )
2. Pelat Lantai
3. Balok dan Kolom
4.2. Analisa Konstruksi
4.2.1. Akibat Beban Vertikal ( Gaya Gravitasi )
Analisa portal menggunakan program SAP 2000, sedangkan untuk penulangan
menggunakan peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 - 2847 - 2002) yaitu Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung dan SKSNI T-15-1991-03.
4.2.2. Akibat Beban Horizontal ( Gaya Gempa )
Analisa Gempa menggunakan peraturan Standar Nasinal Indonesia (SNI-1726-
2002) untuk Analisa Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung dan SKSNI T-15-1991-
03 yang di analisis menggunakan program SAP 2000.
4.3. Pembebanan, Mutu Bahan Dan Tegangan Izin
4.3.1. Pembebanan
Pembebanan struktur telah ditentukan dengan Peraturan Pembebanan Indonesia
untuk Gedung tahun1983, sedangkan kombinasi Pembebanan berdasarkan pada
Peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2847-2002) dan SK-SNI-T-15-1993-03.
U = 1,2 DL + 1,6 LL
U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EL
U = 0,9 DL + 1,0 EL
53
![Page 2: 2. BAB IV.ok](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082902/577c7c511a28abe0549a1a8b/html5/thumbnails/2.jpg)
4.3.2. Mutu Bahan
Mutu bahan yang dugunakan dalam redesign perencanaan struktur gedung lantai
5 (lima) kantor Bupati Indragiri Hilir ini adalah :
1. Balok + pelat = K 275 Mpa
2. Kolom + pondasi = K 275 Mpa
3. Tulangan pokok = U 32
4. Tulangan sengkang = U 24
4.3.3. Tegangan Izin
Tegangan izin desesuaikan dengan ketentuan-ketentuan atau peraturan yang
berlaku pada Peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 - 2847 - 2002) dan SK-SNI
T-15-1991-03.
4.4. Ukuran-Ukuran Elemen Konstruksi
Ukuran elemen-elemen konstruksi yang digunakan berdasarkan gambar
perencanaan struktur gedung lantai 5 (lima) kantor Bupati Indragiri Hilir, adapun
ukuran-ukuran elemen tersebut adalah :
1. Lantai 1
a. Tebal pelat lantai 1 : 13 cm
b. Dimensi kolom (1K1) : 80 x 80 cm
c. Dimensi kolom (1K2) : 50 x 50 cm
d. Dimensi balok (1B1) : 60 x 100 cm
e. Dimensi balok (1B2) : 40 x 80 cm
2. Lantai 2
a. Tebal pelat lantai 2 : 13 cm
b. Dimensi kolom (2K1) : 80 x 80 cm
c. Dimensi kolom (2K2) : 50 x 50 cm
d. Dimensi balok (2B1) : 60 x 100 cm
e. Dimensi balok (2B2) : 40 x 80 cm
54
![Page 3: 2. BAB IV.ok](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082902/577c7c511a28abe0549a1a8b/html5/thumbnails/3.jpg)
3. Lantai 3
a. Tebal pelat lantai 3 : 13 cm
b. Dimensi kolom (3K1) : 80 x 80 cm
c. Dimensi kolom (3K2) : 50 x 50 cm
d. Dimensi balok (3B1) : 60 x 100 cm
e. Dimensi balok (3B2) : 40 x 80 cm
4. Lantai 4
a. Tebal pelat lantai 4 : 13 cm
b. Dimensi kolom (4K1) : 50 x 50 cm
c. Dimensi balok (4B1) : 40 x 80 cm
d. Dimensi balok (4B2) : 30 x 60 cm
5. Lantai 5
a. Tebal pelat lantai 5 : 13 cm
b. Dimensi kolom (5K1) : 50 x 50 cm
c. Dimensi balok (5B1) : 40 x 80 cm
d. Dimensi balok (5B2) : 30 x 60 cm
6. Lantai dug (Atap)
a. Tebal pelat lantai Dug : 13 cm
b. Dimensi balok (6B1) : 20 x 50 cm
4.4.1. Pelat Lantai
Pada Redesign Gedung ini, penulis mengambil keadaan pelat terjepit penuh,
maka pelat harus dikontrol terlebih dahulu pada penampang terkecil berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI03 - 2847 - 2002) dan SK-SNI T-15-1991-03.
Peninjauan perhitungan berdasarkan portal As. 13 (A-F).
55
![Page 4: 2. BAB IV.ok](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082902/577c7c511a28abe0549a1a8b/html5/thumbnails/4.jpg)
Gambar 4.1 Pelat Lantai 6
(Sumber : Disadur dari Gambar Rencana Gedung kantor Bupati Indragiri Hilir)
Data perencanaan awal :
1. Tebal pelat lantai 6 : 13 cm
2. Dimensi balok pinggir : 20 x 50 cm
3. Dimensi balok tengah : 20 x 50 cm
4. Dimensi kolom : 50 x 50 cm
5. Mutu beton (fc’) : 27,5 MPa
6. Mutu baja (fy)
a. Tulangan pokok : 320 MPa
b. Tulangan sengkang : 240 MPa
4.4.2. Kontrol Balok Pinggir (L)
Gambar 4.2 Analisa Penampang Balok Pinggir (L)
(Sumber : Prof. Dr. Ir. Bambang Budiono, M. E)
56
![Page 5: 2. BAB IV.ok](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082902/577c7c511a28abe0549a1a8b/html5/thumbnails/5.jpg)
1. Check penampang rencanan balok L
a. Lebar Balok (bw)
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, pasal 10.10 butir 3, bahwa :
Bw ≥ 1/40 L
20 ≥ 1/40 (600 cm)
20 ≥ 15,00 cm .......... Ok
c. Tinggi Balok (h)
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, pasal 10.10 butir 3, bahwa :
Bw ≥ 1/16 L
50 ≥ 1/16 (600 cm)
50 ≥ 37,50 cm .......... Ok
d. Check tebal pelat lantai (hf)
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, pasal 11.5 butir 3, bahwa :
hf ≥ ln ( 0,80 + fy/1500 ) dimana : ln = 480 cm
36 + 9β β = ln terpanjang
13 ≥480 ( 0,80 + 320/1500 ) ln terpendek
36 + 9 (1.2) = 580 cm / 480 cm = 1.2
13 ≥10,39 cm .......... Ok
Menentukan tinggi (hw)
hw = h – hf
= 50 – 13 = 37 cm
e. Menentukan lebar effektif (be) balok L
be ≤ 6 hf + bw be ≤ 0,5 ln + bw
≤ 6 (13) + 20 ≤ 0,5 (480) + 20
≤ 98 cm ≤ 260 cm
be ≤ 1/12 L + bw
≤ 1/12 (500) + 20
≤ 61 cm
57
![Page 6: 2. BAB IV.ok](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082902/577c7c511a28abe0549a1a8b/html5/thumbnails/6.jpg)
Dari persamaan diatas maka nilai be yang diambil adalah nilai terkecil 61 cm.
f. Menentukan inersia / kekakuan balok L
Gambar 4.3 Analisa Kekakuan Penampang Balok Pinggir (L)
(Sumber : Prof. Dr. Ir. Bambang Budiono, M. E)
Luas penampang balok L
A1 = be x hf A2 = bw x hw
= 61 x 13 = 20 x 37
= 793 cm2 = 740 cm2
Garis netral balok L
=
=
=18.567 cm
Inersia / kekakuan balok L
Ib =
=212.580 cm4
58
![Page 7: 2. BAB IV.ok](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082902/577c7c511a28abe0549a1a8b/html5/thumbnails/7.jpg)
4.4.3. Kontrol Balok Tengah (T)
Gambar 4.4 Analisa Penampang Balok Tengah (T)
(Sumber : Prof. Dr. Ir. Bambang Budiono, M. E)
1. Check penampang rencanan balok T
a. Lebar Balok (bw)
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, pasal 10.10 butir 3, bahwa :
Bw ≥ 1/40 L
20 ≥ 1/40 (600 cm)
20 ≥ 15,00 cm .......... Ok
b. Tinggi Balok (h)
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, pasal 10.10 butir 3, bahwa :
Bw ≥ 1/16 L
50 ≥ 1/16 (600 cm)
50 ≥ 37,50 cm .......... Ok
c. Check tebal pelat lantai (hf)
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, pasal 11.5 butir 3, bahwa :
hf ≥ ln ( 0,80 + fy/1500 ) dimana : ln = 580 cm
36 + 9β β = ln terpanjang
13 ≥ 580 ( 0,80 + 320/1500 ) ln terpendek
36 + 9 (1.2) = 580 cm / 480 cm = 1.2
13 ≥ 12,5 cm .......... Ok
59
![Page 8: 2. BAB IV.ok](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082902/577c7c511a28abe0549a1a8b/html5/thumbnails/8.jpg)
Menentukan tinggi (hw)
hw = h – hf
= 50 – 13 = 37 cm
d. Menentukan lebar effektif (be) balok T
be ≤ 8 hf + bw be ≤ 0,5 ln + bw
≤ 8 (13) + 20 ≤ 0,5 (580) + 20
≤ 124 cm ≤ 310 cm
be ≤ 1/4 L + bw
≤ 1/4 (600) + 20
≤ 170 cm
Dari persamaan diatas maka nilai be yang diambil adalah nilai terkecil 124
cm.
e. Menentukan inersia / kekakuan balok T
Gambar 4.5 Analisa Kekakuan Penampang Balok Tengah (T)
(Sumber : Prof. Dr. Ir. Bambang Budiono, M. E)
Luas penampang balok T
A1 = be x hf A2 = bw x hw
= 124 x 13 = 20 x 37
= 1.612 cm2 = 740 cm2
60
![Page 9: 2. BAB IV.ok](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082902/577c7c511a28abe0549a1a8b/html5/thumbnails/9.jpg)
Garis netral balok T
=
=
=14,366 cm
Inersia / kekakuan balok T
Ib =
= 230.354 cm4
4.4.4. Kontrol Kolom
Kolom merupakan struktur yang berfungsi untuk memikul gaya-gaya aksial
yang terjadi dari beban terfaktor yang bekerja pada semua lantai dan maksimum yang
berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai yang ditinjau. Pada
redesign gedung ini, pengontrolan penampang kolom mengacu standar nasional
indonesia (SK SNI T-15-1991-03 dan SNI 03-2847-2002).
Gambar 4.6 Analisa Penampang Kolom
(Sumber : Prof. Dr. Ir. Bambang Budiono, M. E)
Check penampang kolom :
b ≥ L/30 h ≥ L/20
50 ≥ 400/30 50 ≥ 400/20
50 ≥ 13 cm .......... Ok 50 ≥ 20 cm .......... Ok
61