2. identifikasi dan analisis data 2.1 tinjauan literatur ......ringan, cenderung dengan gaya...

33
Universitas Kristen Petra 7 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur Tentang Cergam 2.1.1 Pengertian Cergam Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku gambar adalah buku yang berisi gambar cetak, sedangkan cerita merupakan tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal; karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang; kejadian dsb (baik yang sungguh terjadi maupun hanya rekaan belaka); lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan dalam gambar hidup (sandiwara, wayang, dsb). Definisi cergam (kependekan dari cerita bergambar) memang masih agak kabur. Cergam, menurut majalah Concept vol 04 edisi 20 th 2007, diidentikkan dengan komik Indonesia jaman dulu yang lebih condong ke arah sequential art, masksudnya gambar yang lebih bersifat naratif dalam bentuk panel-panel (walaupun ditunjang dengan kata-kata). Tetapi jika ditinjau dari arti harafiah, cergam tidak identik dengan komik. Menurut Djair Warni, pengarang komik “Jaka Sembung”, cergam berbeda dengan komik, cergam tidak menggunakan sistem panel tetapi kombinasi teks dengan visual pada layout, kemudian gambar pada cergam cenderung lebih umum, tidak mendetail seperti pada komik. Komik memang salah satu bentuk cergam, tetapi aplikasi cergam tidak hanya dengan komik, melainkan bisa dengan cerita bergambar (cergam) itu sendiri. Cergam atau buku bergambar atau picture book atau apapun sebutan lainnya memang melekat dengan label ‘untuk anak-anak’. Dalam karya tulisnya tentang buku ilustrasi, Dr. A. Waller Hastings dari Northern State Univeristy, menyatakan bahwa buku ilustrasi tidak hanya diciptakan untuk kalangan anak-anak, melainkan juga bagi pembaca dewasa. Sebut saja judul “Fly Away Home”, “The Wall”, dan Smoky Night” karya Eve Bunting atau “Cathedral, Underground, Unbuilding” karya David Macaulay maupu “Cowboy Stories” karya Barry Moser dan Peter Glassman yang mengangkat tema-tema yang

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

7  

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1 Tinjauan Literatur Tentang Cergam

2.1.1 Pengertian Cergam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku gambar adalah

buku yang berisi gambar cetak, sedangkan cerita merupakan tuturan

yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal; karangan yang

menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang; kejadian

dsb (baik yang sungguh terjadi maupun hanya rekaan belaka); lakon

yang diwujudkan atau dipertunjukkan dalam gambar hidup (sandiwara,

wayang, dsb).

Definisi cergam (kependekan dari cerita bergambar) memang

masih agak kabur. Cergam, menurut majalah Concept vol 04 edisi 20

th 2007, diidentikkan dengan komik Indonesia jaman dulu yang lebih

condong ke arah sequential art, masksudnya gambar yang lebih

bersifat naratif dalam bentuk panel-panel (walaupun ditunjang dengan

kata-kata). Tetapi jika ditinjau dari arti harafiah, cergam tidak identik

dengan komik. Menurut Djair Warni, pengarang komik “Jaka

Sembung”, cergam berbeda dengan komik, cergam tidak menggunakan

sistem panel tetapi kombinasi teks dengan visual pada layout,

kemudian gambar pada cergam cenderung lebih umum, tidak

mendetail seperti pada komik. Komik memang salah satu bentuk

cergam, tetapi aplikasi cergam tidak hanya dengan komik, melainkan

bisa dengan cerita bergambar (cergam) itu sendiri.

Cergam atau buku bergambar atau picture book atau apapun

sebutan lainnya memang melekat dengan label ‘untuk anak-anak’.

Dalam karya tulisnya tentang buku ilustrasi, Dr. A. Waller Hastings

dari Northern State Univeristy, menyatakan bahwa buku ilustrasi tidak

hanya diciptakan untuk kalangan anak-anak, melainkan juga bagi

pembaca dewasa. Sebut saja judul “Fly Away Home”, “The Wall”, dan

“Smoky Night” karya Eve Bunting atau “Cathedral, Underground,

Unbuilding” karya David Macaulay maupu “Cowboy Stories” karya

Barry Moser dan Peter Glassman yang mengangkat tema-tema yang

Page 2: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

8  

lebih dewasa namun tetap bertahan di jalur cergam dari pada komik

yang berpanel.

“….A picture storybook as one having a structured, if minimal

plot that “really tell a story”. Sutherland and Arbuthnot (1984) note

that the illustrations in picture storybooks are just as important as text.

According to Sutherland and Arbuthnot (1991), picture storybooks

share the following characteristic: (1). They are brief and

straightforward, (2). They contain a limited number of concepts, (3).

They contain concepts that children and comprehend, (4). They are

written in a style that is direct and simple, (5). They include

illustrations that complement the text. (Owen&Nowel, 33).

Pendapat di atas mengandung makna bahwa buku cerita

bergambar memiliki alur yang benar-benar bercerita, ilustrasi dalam

buku cerita bergambar memiliki peran yang sama pentingnya dengan

teksnya. Beberapa karakteristik buku cerita bergambar menurut

Sutherland antara lain adalah: (1) buku cerita bergambar bersifat

ringkas dan langsung; (2) buku cerita bergambar berisi konsep-konsep

yang berseri; (3) konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak;

(4) gaya penulisannya sederhana; (5) terdapat ilustrasi yang

melengkapi teks.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

cerita bergambar adalah sebuah cerita ditulis dengan gaya bahasa

ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar

yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan fakta atau

gagasan tertentu.

2.1.2 Fungsi dan Peranan Cergam Dalam Kehidupan Sosial

Cergam merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi

yang bisa dimanfaatkan oleh cergam antara lain adalah untuk

pendidikan, untuk advertising, maupun sebagai sarana hiburan. Tiap

jenis cergam memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi

agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas.

Page 3: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

9  

Fungsi cergam antara lain:

a. Cergam untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya

dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan.

Inti pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya “jangan

mengabaikan orang yang butuh pertolonganmu”.

b. Cergam sebagai media advertising. Maskot suatu produk dapat

dijadikan tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang

diinginkan produk atau brand tersebut. Sementara pembaca

membaca cergam, pesan-pesan promosi produk atau brand dapat

tersampaikan.

c. Cergam sebagai sarana hiburan merupakan jenis yang paling umum

dibaca oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan

sekalipun. Cergam dapat memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai

seperti kesetiakawanan, persahabatan, dan pantang menyerah dapat

digambarkan secara dramatis dan menggugah hati pembaca.

Cerita bergambar dapat mendorong kecintaan anak dalam

membaca, sebagaimana yang diungkapkan oleh Liz Rothlein dan Anita

Meyer Meinbach (86), “picture books encourage an appreciation and

love for reading as they allow children to participate in the literate

community”. Menurut Sheu Hsiu-Chih (51), fungsi gambar dalam

cerita setidaknya memiliki dua fungsi, yakni: (1) memberikan

pemahaman yang menyeluruh/lengkap (comprehension), dan (2)

memberikan rangsangan imajinasi.

Hurlock (338) mengemukakan bahwa anak-anak usia sekolah

menyukai cerita bergambar karena beberapa hal di antaranya: (1) anak

memperoleh kesempatan yang baik untuk mendapat wawasan

mengenal masalah pribadi dan sosialnya. Hal ini akan membantu

memecahkan masalahnya; (2) menarik imajinasi anak dan rasa ingin

tahu tentang masalah supranatural; (3) memberi anak pelarian

sementara hiruk pikuk hidup sehari-hari; (4) mudah dibaca, bahkan

anak yang kurang mampu membaca dapat memahami arti dari

gambarnya; (5) mendorong anak untuk membaca yang tidak banyak

diberikan buku lain; (6) memberi sesuatu yang diharapkan (bila

berbentuk serial); (7) tokoh sering melakukan atau mengatakan hal-hal

Page 4: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

10  

yang tidak berani dilakukan sendiri oleh anak-anak, walaupun mereka

ingin melakukannya, ini memberikan kegembiraan; (8) tokohnya

dalam cerita sering kuat, berani, dan berwajah tampan, jadi

memberikan tokoh pahlawan bagi anak untuk mengidentifikasikannya;

(9) gambar dalam cerita bergambar berwarna-warni dan cukup

sederhana untuk dimengerti anak-anak.

Para siswa pada sekolah dasar memiliki ketertarikan yang

tinggi terhadap gambar visual, dan juga terhadap cerita. Ketertarikan

tersebut sangat penting bagi ketercapaian tujuan pembelajaran

sebagaimana yang disampaikan oleh Cris F. berikut.

“The most efficient way to learn is through doing something

you love. People tend to learn & remember information better if they

are having fun while learning and simply just can’t get enough of it.

Remember learning the alphabet song? I imagine you can still recall

that song today. That’s because you had fun learning it. Your brain has

a special place for such learning—long term memory.”

(http://www.learningimpulse.com/index-2.html)

Menurutnya, untuk mencapai hasil belajar yang paling efisien

adalah dengan menyukai yang dipelajari atau daya tarik pembelajaran

itu. Orang cenderung belajar dan mengingat informasi lebih baik jika

mereka suka atau tertarik pada apa yang mereka pelajari. Otak manusia

memiliki tempat khusus untuk sejumlah pembelajaran, yang disebut

ingatan jangka panjang.

Beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan cerita bergambar secara

tidak langsung akan menarik minat siswa setidaknya pada keinginan

untuk menyimak dan membaca, serta membantu siswa memahami

konsep yang bersifat abstrak dalam hal ini berupa nilai-nilai moral.

2.1.3 Sejarah Perkembangan Cergam

2.1.3.1 Perkembangan Cergam Dunia

Bila mengacu pada pengertian yang dikemukakan oleh McCloud,

komik sudah ada sejak ratusan ratusan tahun yang lalu, bahkan ribuan

tahun lalu. Namun “komik” yang ada dimasa itu belum seperti komik

Page 5: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

11  

yang dijumpai dewasa ini.

Manusia mengenal gambar jauh sebelum manusia mengenal

bahasa maupun tulisan. Hal itu diyakini melalui banyaknya temuan

gambar-gambar prasejarah. Baik dari coretan-coretan manusia primitif

di dinding gua yang ditemukan sekitar 10.000 tahun SM di Eropa

Barat, hieroglif dan lukisan bangsa mesir kuno hingga relief-relief pada

dinding candi. Semua gambar tersebut merupakan gambar berurutan

(sequential art) yang menceritakan suatu kisah tertentu, yang notabene

memiliki fungsi tidak jauh berbeda dari komik di masa kini.

Gambar 2.1 Lukisan Gua

Sumber: Lubis 1993, 7, Sejarah Komik : Menuju Masa Depan

Pada tahun 1519 seorang penakluk asal Spanyol bernama Hernan

Cortes menemukan lipatan manuskrip bergambar dan berwarna, yang

menceritakan tentang seorang pahlawan bernama 8-Deer “Tiger’s

Claw”(Understanding Comics, Harper Perennial, 1993).

Page 6: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

12  

Gambar 2.2 Oselot’s Claw

Sumber : McCloud 1993,12, Understanding Comics

Ratusan tahun sebelum Cortes menemukan manuskrip di

Meksiko, di Eropa tepatnya di Perancis ditemukan sebuah karya yang

mirip dengan temuan Cortes, yang dikenal dengan Bayeux Tapestry,

berupa hamparan serupa permadani sepanjang 230 kaki, yang

bergambarkan detail tentang penaklukan bangsa Normandia terhadap

Inggris di tahun 1066 (Understanding Comics, Harper Perennial, 1993,

h.12).

Gambar 2.3 Bayeux Tapestry

Sumber : Lubis, 1993, 15, Sejarah Komik : Menuju Masa Depan

Sebuah lukisan yang dibuat sekitar 32 abad yang lalu dalam

kuburan “Menna”.

Gambar 2.4 Lukisan Mesir Kuno

Sumber : http://blog-senirupa.blogspot.com/2012/10/sejarah-senirupa-

mesir-egyptian-art.html

Bapak dari seni komik modern menurut McCloud adalah

Rodolphe Töpffer (1799-1846), yang terkenal dengan cerita satir

bergambarnya sejak pertengahan tahun 1800. Töpffer adalah yang

Page 7: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

13  

membuat gambar kartun pada sekat-sekat panel dan juga yang pertama

kali memperkenalkan kombinasi antara gambar dan tulisan sehingga

saling mendukung satu sama lain. (Understanding Comics, Harper

Perennial, 1993, h.17).

Gambar 2.5 Komik Karya Töpffer

Sumber : http://www.paperpapers.net/2010/09/me-pasa-carlos-guyot-

otro-antecedente.html

The Kanzenjammer Kids karya Rudolf Dirks tahun 1897 dalam

American Humorist, suplemen surat kabar New York Journal

merupakan komik pertama yang menggunakan balon kata.

Gambar 2.6 The Kanzenjammer Kids

Sumber : Lubis, 1993, 23, Sejarah Komik : Menuju Masa Depan

Pada tahun 1929 munculah The Adventure of Tin Tin oleh Herge

pada sebuah surat kabar Belgia dalam bentuk komik strip. Setelah Tin

Tin, di Eropa komik untuk anak-anak semakin banyak bermunculan,

Page 8: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

14  

seperti Smurf, Johan & Pirlouit, Siprou, Asterix dan banyak lagi.

Sementara di Amerika sekitar tahun 1930-an Walt Disney membawa

tokoh Mickey Mouse dan kawan-kawan kehadapan publik dunia

melalui Mickey Mouse Magazine dan mendapat sambutan hangat.

Juni 1938 menjadi awal kebangkitan bagi komik-komik

bertemakan pahlawan atau superhero dengan debut pemunculan tokoh

Superman dan Batman. Komik-komik superhero tersebut turut

membentuk ciri khas komik Amerika, yakni banyak menyajikan cerita

dan adegan yang mengandung kekerasan.

Di 1950 muncul Peanuts, komik dengan tokoh utama seekor

anjing bernama Snoopy. Kehadiran komik ini merubah wajah komik

dunia menjadi lebih intelektual.

Memasuki awal tahun 1960 komik bertemakan pahlawan super

kembali bangkit dengan terbitnya Fantastic Four dan Spiderman. Di

tahun ini pula muncul genre baru dalam dunia komik yaitu graphic

novel (novel grafis). Tokoh yang terkenal dan banyak mengeluarkan

karya-karya novel grafis pada masa itu adalah Will Eisner, yang sering

disebut sebagai bapak novel grafis dunia.

Setelah Perang Dunia II, komik Jepang yang dikenal dengan

istilah manga mulai beranjak menuju era modernisasi. Salah satu karya

muncul saat itu dan menjadi karya yang sangat terkenal dan diakui oleh

dunia adalah Astro Boy oleh Osamu Tezuka.

2.1.3.2 Perkembangan Cergam Indonesia

Pada masa kejayaan Hindu dan Budha, candi-candi yang

dibangun kala itu memiliki relief-relief pada dindingnya. Yang jika

mengacu pada pengertian komik sebagai gambar yang berurutan

seperti yang dikemukakan oleh Will Eisner, dan juga definisi komik

oleh Scott McCloud, maka gambar pada dinding-dinding candi dapat

dikategorikan sebagai komik, karena merupakan gambar yang

berurutan dan merupakan rangkaian suatu cerita tertentu.

Page 9: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

15  

Gambar 2.7 Relief Candi Borobudur

Sumber : http://nla.gov.au/nla.pic-vn3413493-v

Cerita bergambar atau komik modern pertama kali terbit di

Indonesia pada saat munculnya media massa berbahasa Melayu-Cina

pada masa penjajahan Belanda. Cerita bergambar (cergam) Put On

karya Kho Wan Gie (Sopoiku) pada tahun 1931 diharian Sin Po adalah

komik Indonesia yang pertama kali terbit. (Panji Tengkorak,

Kebudayaan dalam Perbincangan, KPG, 2011).

Gambar 2.8 Komik Put On

Sumber : Boneff, 1998, 17, Komik Indonesia

Cerita bergambar Put On merupakan cerita bergambar dengan

gaya kartun yang menggunakan pendekatan humor. Sedangkan komik

atau cerita bergambar memiliki gaya realistik pertama kali muncul

pada tahun 1939, yaitu Mencari Putri Hijau karya Nasroen AS yang

dimuat dalam harian Ratoe Timoer.

Sekitar tahun 1947, pengaruh komik Amerika mulai memasuki

pasar Indonesia dengan terbitnya Tarzan oleh penerbit Keng Po. Untuk

menandingi peredaran dan pengaruh komik asing pada masa itu,

muncul komik Sie Djie Koei, yang bergaya gambar Cina. Komik Sie

Page 10: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

16  

Djie Koei ini dapat dikatakan sebagai pelopor komik-komik silat yang

popular di tanah air sekitar tahun 1968.

Gambar 2.9 Komik Sie Djie Koei

Sumber : Boneff, 1998,18, Komik Indonesia

Beberapa komik yang bertemakan cerita daerah antara lain

Lutung Kasarung, Berdirinya Majapahit, Damar Wulan dan

sebagainya (Marcel Boneff, Komik Indonesia, KPG 1998).

Gambar 2.10 Contoh Komik Budaya

Sumber : Boneff, 1998, 23, Komik Indonesia

Pada era awal tahun 1960-an dikenal sebagai “Periode Medan”,

dikarenakan terpusatnya peredaran komik Indonesia di kota Medan

akibat lesunya peredaran di pulau Jawa dan juga banyaknya komik-

komik yang terbit bertemakan budaya, kisah dan legenda dari

Minangkabau.

Page 11: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

17  

Gambar 2.11 Komik Indonesia Periode Medan

Sumber : Boneff, 1998, 24 Komik Indonesia

Pada masa awal orde baru seluruh media massa diawasi secara

ketat oleh pemerintah. Di masa ini komik Indonesia kembali marak dan

menjadi awal kemunculan komik-komik bertema silat yang dahulu

sempat dipelopori oleh komik Sie Djie Koei. Munculnya karya-karya

seperti Si Buta Dari Gua Hantu (Ganesh TH), Panji Tengkorak (Jan

Jaladara), Godam (Wid NS) dan Gundala (Hasmi) merupakan

beberapa karya yang sangat populer pada masa itu.

Gambar 2.12 Komik Gundala

Sumber : oldcomics.wordpress.com

Page 12: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

18  

Gambar 2.13 Si Buta dari Gua Hantu

Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/_6xLb70caNWI/TRk3jBOrpSI/AAAAAAAA

IBQ/dO2Jm8KueS0/s320/Sibuta%2BDari%2BGua%2BHantu%2BLa

ma%2B2.jpg

Memasuki era tahun 1980-an aktivitas komik di Indonesia seakan

menghilang. Pasar komik tanah air mulai dibanjiri oleh komik-komik

dari Jepang yang dikenal dengan istilah manga yang menghapus habis

sejarah panjang perkembangan komik Indonesia. Kini industri komik

di Indonesia perlahan mulai bangkit meskipun masih kalah bersaing

dari komik-komik asing. (Marcel Boneff, Komik Indonesia, KPG

1998).

2.1.4 Bentuk dan Jenis Cergam

Jenis-jenis cergam berdasarkan isi dari cerita antara lain:

a. Cerita mengenai hewan

Adalah cerita realis yang bertokoh utamakan hewan/binatang

atau benda-benda mati. Hewan-hewan diceritakan bisa berbicara,

berjalan, berpakaian dan berkelakuan layaknya manusia. Biasanya

menyertakan kemampuan/hal-hal magis baik itu dalam porsi sedikit

atau bahkan tidak ada, karena hewan atau benda mati digambarkan

memiliki karakteristik manusia yang membawakan kemampuan luar

biasa. Setting cerita bisa nyata maupun fiksi.

Page 13: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

19  

Gambar 2.14 Peter Rabbit

Sumber:

http://books.peterrabbit.com/static/spreads/all/2/0/97807

23267102L_004.jpg

b. Cerita kehidupan sehari-hari atau nyata

Menampilkan tokoh-tokoh simpatis yang menimbulkan rasa

empati dari anak-anak. Topik yang biasa diangkat seperti sejarah,

persahabatan, cinta.

Gambar 2.15 Hellen Keller

Sumber:

http://a5.mzstatic.com/us/r30/Purple/v4/12/23/46/12234

68e-4cf7-8c88-b1ef-3301c21ffc79/screen480x480.jpeg

c. Cerita petualangan fantasi

Merupakan gabungan dari realita dan imajinasi. Kesan

petualangan seakan dimasukkan dalam kegiatan sehari-hari,

segalanya mungkin terjadi, seperti seorang anak laki-laki

mengambil sebuah crayon ungu dan menciptakan dunia impian yang

indah, suatu permainan bisa menjadi nyata, atau sebuah perahu yang

membawa seorang anak ke suatu pulau impian.

Page 14: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

20  

Gambar 2.16 Khoya

Sumber:

http://a4.mzstatic.com/us/r30/Purple/v4/84/fc/aa/84fcaa3

2-f448-02ab-4199-af97d1c7e60e/screen480x480.jpeg

d. Cerita tradisional

Meliputi dongeng, cerita rakyat, mitos, legenda, cerita tentang

monster, cerita pembentukan, mother goose, dan fable. Cerita ini

menampilkan pola-pola bercerita,kaya akan bahasa dan elemen-

elemen fantasi. Setting cerita bisa fiksi dan nyata. (Cristine, 2003)

Gambar 2.17 Asal Mula Candi Roro Jonggrang

Sumber: http://yesiamdefidee.files.wordpress.com/2012/10/img03840-

20121015-1931.jpg

2.1.5 Basis Media Cergam

Basis media dari cergam adalah kertas. Kertas merupakan media yang

paling lama digunakan dan masih bertahan hingga saat ini.

Page 15: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

21  

2.1.6 Elemen Cergam

2.1.6.1 Cerita

Dalam sebuah cerita naratif seorang pengarang mempunyai

konsep sentral berupa tema itu sendiri. Tema merupakan komponen

utama yang merupakan pusat dari cerita, dan mempunyai pengaruh

yang kuat dalam suatu karya sastra.

“The theme is the central idea or meaning of story. It provides a

unifying point around which the plot, character, setting, point of view,

symbols, or other elements of story are organized.” (Meyer, 196)

2.1.6.2 Ilustrasi

Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atau suatu maksud atau tujuan

secara visual. (Kusrianto,140)

Ilustrasi sangat dekat kaitannya dengan komik, perbedaannya

ilustrasi terdiri dari beberapa gambar yang menceriterakan suatu kisah,

sementara komik merupakan kumpulan gambar yang

memvisualisasikan seluruh isi cerita. Ilustrasi dianggap sebagai

gambaran pesan yang dapat mengurai cerita. Dengan demikian pesan

yang ingin disampaikan akan lebih berkesan karena pembaca akan

lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata. (Kusrianto, 154).

Ilustrasi yang digunakan dalam cerita anak biasanya merupakan

ilustrasi kartun. Menurut McCloud (28), ilustrasi kartun merujuk pada

bentuk abstrak dan sederhana sehingga semakin jauh dari citra foto

yang asli.

Berdasarkan cara pembuatannya, terdapat dua cara pembuatan

ilustrasi yakni manual drawing dan computer graphic. Manual

drawing diartikan sebagai membuat goresan pada permukaan dengan

menekankan alat pada permukaan tersebut, dengan menggunakan alat

seperti pensil, kuas, krayon, dan lain sebagainya.

Sedangkan ilustrasi computer graphic dibuat menggunakan

software ilustrasi baik yang berbasis vector maupun bitmap. Beberapa

software yang sering digunakan seperti Corel Draw, Adobe Photoshop,

Adobe lllustrator, atau Freehand.

Page 16: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

22  

2.1.6.3 Warna

Warna dapat menarik perhatian dan membantu menciptakan

suasana. Teori Brewster (1831) mengelompokkan warna menjadi 4,

antara lain warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral.

Warna primer merupakan warna dasar yang tidak merupakan

campuran dari warna-warna lain. (merah, biru, kuning).

Warna sekunder merupakan hasil pencampuran warna-warna

primer dengan proporsi 1:1. Sebagai contoh, hasil pencampuran warna

merah dan kuning adalah jingga, sedangkan pencampuran warna merah

dan biru menghasilkan warna ungu, dan pencampuran warna biru dan

kuning menghasilkan warna hijau.

Warna tersier merupakan campuran salah satu warna primer

dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna kuning dan jingga

menghasilkan warna jingga kekuningan.

Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar

dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang

warna-warna kontras. Campuran yang tepat akan menghasilkan warna

hitam.

Pada lingkaran warna, warna dapat dikategorikan menjadi

kelompok warna panas dan dingin. Warna panas dimulai dari kuning

kehijauan hingga merah. Sedangkan warna dingin dimulai dari ungu

kemerahan hingga hijau.

Teori Brewster memuat hubungan antara warna;

a. Kontras komplementer, yakni dua warna yang saling

berseberangan (memiliki sudut 180’) di lingkaran warna,

misalnya ungu dengan kuning.

b. Kontras split komplementer, yaitu dua warna yang saling

berseberangan (memiliki sudut mendekati 180’), misalnya

jingga dengan hijau kebiruan.

c. Kontras triad komplementer, yaitu tiga warna di lingkaran

warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut

60’.

Page 17: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

23  

d. Kontras tetrad komplementer atau double komplementer,

yakni empat warna yang membentuk bangun segi empat

(dengan sudut 90’).

2.1.6.4 Garis

Lillian Gareth mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik

yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol

dan sosoknya disebut dengan garis. Terbentuknya garis merupakan

gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya sehingga

terbentuk suatu goresan. Garis sering pula disebut dengan kontur,

sebuah kata yang samar dan jarang dipergunakan. Di samping potensi

garis sebagai pembentuk kontur, garis merupakan elemen untuk

mengungkapkan gerak dan bentuk, baik dua dimensi maupun tiga

dimensi.

Dalam hubungannya sebagai elemen seni rupa, garis memiliki

kemampuan untuk mengungkapkan suasana. Garis lurus cenderung

mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan, sementara garis

lengkung mengesankan keanggunan, gerakan, pertumbuhan.

2.1.6.5 Kualitas Terang Gelap (Value)

Menurut Wong, nilai terang dan gelap membedakan sebuah

bentuk dengan jelas dari lingkungannya, dan dapat berupa warna alam

maupun buatan. Warna alam menampilkan warna asli bahan sementara

warna buatan menutup atau mengubah warna asli bahan.

Value disebut juga tone, nada, atau nuansa. Tanpa cahaya, seni

rupa tidak akan eksis. Cahaya dikontrol dengan value, dan diubah

menjadi warna-warna dengan menggunakan pigmen (Sanyoto, 61).

2.1.6.6 Bentuk dan Ruang (Shape and Space)

Bentuk merupakan gambaran umum formasi atau jalur yang

tertutup. Banyak cara melukiskan bentuk pada permukaan dua dimensi.

Berdasarkan sifatnya, bentuk dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Huruf (character): direpresentasikan dalam bentuk visual

yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai

Page 18: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

24  

wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung,

seperti A, B, C, dan sebagainya.

b. Simbol (symbol): direpresentasikan dalam bentuk visual

yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat

dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk

menggambarkan suatu bentuk benda nyata.

c. Bentuk Nyata (form): mencerminkan kondisi fisik dari

suatu objek, seperti gambar manusia secara detail, hewan,

atau benda lainnya. (Sanyoto, 42)

Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian

bidang atau jarak antar objek berunsur titik, garis, bidang, dan warna.

Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang

dapat dibagi menjadi ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai

salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tapi dapat

dimengerti (Kusrianto, 31).

2.1.6.7 Pola (Pattern)

H.W. Fowler dan F.G Fowler mengartikan pola sebagai desain

dekoratif yang digunakan pada karpet, wallpaper, dsb.

2.1.6.8 Tekstur (Texture)

“Texture is the surface character of a material that can be

experienced through touch, or the illusion of touch. Texture is

produced by natural forces or through an artist’s manipulation of the

art elements.” (Ocvirk, 95).

Dapat diartikan bahwa tekstur merupakan karakter dari suatu

permukaan bahan atau material yang dapat dirasakan dari indera

peraba, atau ilusi dari sentuhan. Tekstur diproduksi oleh alam atau

lewat manipulasi elemen-elemen seni oleh seorang seniman.

2.1.7 Kategori Teknik Pembuatan Cergam

2.1.7.1 Pembuatan Cergam Secara Manual

Disebut juga manual production, proses pembuatan cergam ini

seluruhnya dilakukan secara manual. Dalam proses pembuatannya

Page 19: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

25  

mulai dari sketsa, penulisan teks dan gambar, layout, sampai finishing

semua dilakukan dengan manual drawing tanpa bantuan komputer

sama sekali.

Proses pembuatan cergam secara manual ini dilakukan para

kartunis pada jaman dulu, karena pada masa itu teknologi masih belum

berkembang pesat seperti pada saat ini.

2.1.7.2 Pembuatan Cergam Secara Digital

Proses pembuatan cergam ini seluruhnya dilakukan secara

digital dengan bantuan komputer serta perangkat penunjang lain,

sehingga sering disebut juga digital production. Untuk itu diperlukan

wawasan yang baik tentang komputer dan segala perangkat penunjang

lainnya.

2.1.8 Kriteria Cergam yang Baik

2.1.8.1 Teknik Menggambar

Keunikan cergam terletak pada bahasa gambarnya, oleh karena

itu teknik gambar yang baik merupakan unsur yang penting.

Diperlukan pula pemilihan subjek dan karakter sesuai dengan target.

Alur cerita yang dipaparkan dalam tiap adegan haruslah dapat

dipahami dan jangan sampai membuat pembacanya bingung.

2.1.8.2 Noveltry (Kebaruan)

Cerita bergambar lebih baik bila disesuaikan dengan hal-hal

yang sedang disukai pasar saat itu.

2.1.8.3 Keluasan Orientasi

Karya yang diciptakan hendakmya bersifat universal dan tidak

mengandung SARA, sehingga masyarakat dapat menerima karya

tersebut dengan baik.

Page 20: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

26  

2.1.8.4 Kedalaman Observasi

Pembuatan cergam disesuaikan dengan hasil observasi yang

didapat dari berbagai sumber pustaka, diskusi, dan riset yang

dilakukan.

2.1.8.5 Profesionalisme

Diperlukan profesionalisme khususnya dalam pengaturan

waktu, karena adanya deadline dalam pembuatan karya. Selain itu,

pengarang hendaknya terbuka untuk kritik dan saran yang membangun.

2.1.9 Prosedur Proses Perancangan Cergam

2.1.9.1 Sinopsis Cerita

Tema dikatakan sebagai suatu unsur dasar yang terdapat dalam

sebuah cerita. Tema cergam dapat bermacam-macam, seperti tema

silat, roman, petualangan, dan lain-lain. Penentuan tema ini bergantung

pada kreatifitas senimannya. Selain tema, hal lain yang sama

pentingnya adalah setting cerita. Ada tiga macam setting yaitu past

(masa lalu), present (masa kini), dan future (masa depan). Penentuan

setting ini menentukan segala atribut yang menyertai latar cerita

tersebut. Kelengkapan data visual maupun verbal yang diperoleh akan

membuat karya semakin baik.

2.1.9.2 Pembuatan Storyline

Pada dasarnya, storyline merupakan penataan adegan secara

tertulis. Storyline berguna untuk memudahkan identifikasi cerita dalam

setiap halaman, dengan pencantuman lengkap tentang detail angle serta

ukuran gambar yang akan digunakan. Di samping itu, storyline juga

digunakan sebagai acuan dalam proses pembuatan sket.

2.1.9.3 Pembuatan Karakter Tokoh Verbal dan Visual

Karakter tokoh verbal berarti penjelasan tokoh-tokoh dalam

cerita secara tekstual, dideskripsikan dengan lengkap mulai dari nama,

jenis kelamin, usia, ciri-ciri fisik, dan sifat-sifatnya.

Page 21: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

27  

Setelah itu dilakukan sket model karakter berdasarkan deskripsi

verbalnya. Kartunis dituntut untuk dapat menciptakan gambaran tokoh

yang tepat sesuai dengan wataknya.

2.1.9.4 Sket Layout

Merupakan visualisasi dengan sket berdasarkan storyline yang

telah dibuat. Deskripsi verbal tiap halaman divisualisasikan dengan

ilustrasi lengkap dengan teksnya.

2.1.9.5 Penintaan dan Pewarnaan

Sket ilustrasi yang telah dibuat diberi tinta hitam dengan

menggunakan drawing pen, kuas atau media lain. Setelah penintaan

selesai maka bekas sket pensil dihapus dan kemudian sketsa

dipindahkan dalam format digital melalui scanner. Pewarnaan dapat

dilakukan dengan software seperti Adobe Photoshop ataupun Adobe

Illustrator.

2.1.9.6 Pembuatan Cover

Cover mewakili keseluruhan cerita yang ada dalam cergam.

Artinya, ilustrasi dalam cover buku harus dapat mengarahkan pembaca

untuk mengetahui garis besar tema cerita tanpa terlebih dulu melihat

isinya. Maka dari itu, cover harus tampil menarik baik sebagai

representasi dari isi maupun sebagai penunjang daya saing dari buku-

buku lain.

Unsur yang harus ada dalam cover adalah cergam, ilustrasi,

nama pengarang atau penerbit. Judul merujuk pada tema yang diangkat

dalam cerita tersebut, sedangkan ilustrasi merujuk pada ilustrasi dalam

panel yang menggambarkan inti dari keseluruhan cerita.

2.1.9.7 Layout pada Cergam

Merupakan format yang dipakai dalam pembuatan cergam

tersebut sebelum proses produksi. Tahap ini termasuk penentuan

komposisi penempatan unsur-unsur yang ada dalam cover sekaligus

bentuk dari cergam tersebut.

Page 22: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

28  

2.1.9.8 Finishing

Pada tahap ini dilakukan proses pemeriksaan seluruh teks dan

ilustrasi yang sudah dibuat sekaligus cover dan bentuk kemasan

cergam yang nanti akan dibuat. Kemudian dilakukan proses percetakan

dan penggandaan cergam sesuai dengan kebutuhan.

2.2 Tinjauan Buku Cergam yang Akan Dirancang

2.2.1 Tinjauan Dari Segi Ide dan Tema Cerita

Pada masa ini banyak buku cerita petualangan bergambar untuk

anak yang beredar di pasaran, baik tentang kisah fiksi ataupun fakta

yang telah diolah sedemikian rupa. Meskipun begitu, kebanyakan buku

cerita bergambar hanya mengakhiri kisahnya hanya dengan satu ending

saja. Hal ini menutup kemungkinan akan adanya beberapa alternatif

ending lain yang bisa saja terjadi dan membuat anak bertanya-tamya,

apa yang seandainya akan terjadi bila sang tokoh melakukan hal lain?

Apakah ceritanya akan berakhir berbeda?

Dengan adanya perancangan buku cerita petualangan

bergambar ini diharapkan tercipta terobosan baru seputar buku cerita

petualangan bergambar. Pada buku ini terdapat lima alternatif ending

cerita berbeda yang bergantung dari pilihan pembaca. Anak-anak juga

dapat membaca kisah yang dituturkan dalam dua bahasa; Inggris dan

Indonesia, sehingga mereka dapat sekaligus menambah pengetahuan.

2.2.2 Tinjauan Dari Aspek Dasar Filosofis

Dengan adanya buku cerita bergambar ini, anak-anak dapat

kembali menikmati buku cerita bergambar sebagai media hiburan yang

tak kalah oleh berbagai game modern. Di samping itu, buku cergam ini

juga dapat mengedukasi anak baik dari sisi akademis dengan adanya

aspek bilingual dalam cerita, maupun dari sisi etika dengan adanya

pesan-pesan moral dalam cerita yang dapat membantu dalam

pembentukan karakter anak.

Page 23: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

29  

2.2.3 Tinjauan Faktor Eksternal atau Faktor Sosial

2.2.3.1 Aspek Sosial Lingkungan

Dalam hidup bermasyarakat perlu adanya penanaman nilai-nilai

moral serta etika sejak kecil. Seringkali nilai-nilai tersebut disampaikan

lewat berbagai cerita agar mudah dipahami oleh anak-anak.

Pada tiap ending dari kisah dalam buku cerita bergambar ini,

terdapat pelajaran yang dapat dipetik dan diharapkan dapat membantu

anak dalam pembentukan moralnya.

2.2.3.2 Aspek Sosial Budaya

Pada era ini bahasa Inggris sudah sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Bahkan sudah banyak sekolah-sekolah dasar

ataupun playgroup yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa

pengantar. Buku cerita bergambar ini diharapkan mampu membantu

anak-anak untuk dapat membaca dan memahami bahasa Inggris

dengan cara yang menyenangkan.

2.2.4 Tinjauan Fungsi dan Peranan Cergam Sebagai Media untuk

Menyampaikan Pesan

Buku cerita bergambar ini berfungsi sebagai sarana hiburan

serta dapat melatih daya imajinasi anak saat mereka dihadapkan dalam

situasi di mana mereka harus mengambil sebuah keputusan, juga

membantu anak dalam pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu, adanya

pesan moral yang disertakan dalam cerita dapat membantu anak untuk

menangkap pesan yang ingin disampaikan dengan lebih mudah,

sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Tinjauan Buku Cergam Pesaing

2.3.1 Tinjauan Aspek Bentuk

Buku cerita bergambar anak yang banyak beredar kebanyakan

tidak terlalu tebal, dengan hardcover atau softcover. Isi buku

kebanyakan menggunakan kertas artpaper atau karton tebal dan full

color.

Page 24: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

30  

Gambar 2.18 Frozen

Sumber: http://topbestappsforkids.com/bestappsforkids/Frozen-Disneys-Deluxe-Storybook-app-for-kids-13.jpg

2.3.2 Tinjauan Aspek Ide Cerita

Sebagian besar buku cerita bergambar yang ada di pasaran

berkisah tentang dongeng atau cerita rakyat yang populer di jaman

dahulu, dengan pesan moral di akhir cerita.

Gambar 2.19 Cinderella

Sumber: http://www.lpsoncd.com/Category/peterpan  

2.3.3 Tinjauan Aspek Visual

2.3.3.1 Realisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, realisme adalah aliran

yang berpegang pada kenyataan, dan dalam kesenian aliran ini

mengungkapkan sesuatu sebagaimana kenyataan yang ada. Realisme

sosialis, metode dasar kesusasteraan dan kritik sastra Soviet, menuntut

pengarang untuk memberikan penggambaran kenyataan yang penuh

Page 25: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

31  

kebenaran dan konkret secara historis dalam perkembangan

revolusinya. Adapun realisme sebenarnya merupakan penggambaran

kehidupan sedemikian rupa meliputi aspek jasmani dan rohani secara

logis dan mendalam (Banua, 5).

Gambar 2.20 Self Portrait karya Jean Baptiste Simeon Chardin

Sumber: http://awakendreamer.tumblr.com.

2.3.3.2 Kubisme

Kubisme merupakan sebuah gerakan modern seni rupa pada

awal abad 20, dipelopori oleh Picasso dan Braque. Prinsip daasar pada

aliran tersebut adalah penggambaran suatu objek dengan memotong,

distorsi, overlap, menyederhanakan, transparansi, deformasi,

menyusun, dan aneka tampak. Karya-karya seni kubisme

menggunakan bentuk geometris.

Terdapat tiga fase kubisme, yaitu kubisme awal (1906-1908)

ketika gerakan ini mulai dikembangkan di studio Picasso dan Braque;

fase kedua disebut kubisme tinggi (1909-1914) ketika Juan Gris

muncul sebagai seniman berpengaruh; dan akhirnya kubisme akhir

(1914-1921) sebagai fase terakhir kubisme sebagai gerakan avant-

garde radikal (Cooper, The Cubist Epoch).

Page 26: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

32  

Gambar 2.21 Girl Before A Mirror karya Pablo Picasso

Sumber: http://awakendreamer.tumblr.com

2.3.3.3 Dekoratif

Definisi seni lukis dekoratif menurut Kusnadi (1976:29) adalah

“Seni lukis yang menggayakan segala bentuk menjadi elemen luas

dengan memberikan warna-warna juga sebagai unsur luas”. Jadi seni

lukis dekoratif menggunakan penggayaan bentuk dan penggunaan

warna untuk menciptakan keindahan.

Gambar 2.22 La Primevere oleh Alphonse Marie Mucha dari Perancis

Sumber:

http://cmsimg.desmoinesregister.com/apps/pbcsi.dll/bilde?Site=D2&D

ate=

Page 27: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

33  

20120713&Category=LIFE&ArtNo=307140007&Ref=AR&MaxW=3

00&Border=0&Exhibition-Czech-artist-s-work-featured-Cedar-

Rapids-museum-s-reopening

2.3.3.4 Kartun

Istilah kartun menurut Sunarto berasal dari kata bahasa Inggris

cartoon yang berarti kertas tebal yang digunakan untuk membuat

sketsa rancangan dalam pembuatan fresco (lukisan dinding). Secara

sederhana, Sunarto mendefinisikan kartun sebagai gambar yang berisi

kritikan, cerita jenaka, atau humor. Kartun biasa digambar dalam satu

panel dengan atau tidak disertai kalimat penjelas (caption).

Bonneff secara luas mengungkapkan bahwa tokoh di dalam

kartun yang sama dari hari ke hari, dari minggu ke minggu seringkali

menjadi juru bicara kritik sosial atau sebaliknya, menjadi korban dari

sebuah sistem. Di tengah banyolan, tokoh yang sangat dikenal itu

membentuk ciri khas, berjuang dalam kehidupan sehari-hari yang

penuh suka duka. Tokoh tersebut juga bergerak dalam lingkungan

sehari-hari, punya kenalan, kerabat, dan kenalan, bergantung pada

suasana yang ingin diciptakan kartunis.

Gambar 2.23 The Powerpuff Girls

Sumber: http://www.wallpaperklix.com/wp-

content/uploads/2014/01/Powerpuff-Girls.jpg.

Page 28: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

34  

2.3.3.5 Karikatur

Kata karikatur berasal dari bahasa Italia, caricature/caricatura

yang berarti memuat, istilah ini diperkenalkan oleh Sir Thomas

Browne di majalah Christian Morals pada tahun 1716.

Secara sederhana, karikatur didefinisikan sebagai ilustrasi

humor yang melebih-lebihkan atau menyimpang dari bentuk dasar dari

manusia (biasanya selebritis atau politikus) atau sesuatu yang

diidentikkan atau memungkinkan untuk diidentifikasi dengan

kesamaan penggambaran.

Gambar 2.24 Karikatur Rowan Atkinson (Mr. Bean)

Sumber: http://www.laurenqhill.com/wp-

content/uploads/2013/01/celebrity-caricatures-mr-bean.jpg

2.3.4 Tinjauan Aspek Content-Message

Buku cerita bergambar yang banyak beredar menyampaikan

pesan moral dari dongeng atau cerita rakyat yang disampaikan.

Kebanyakan pesan yang sering ditemui adalah agar anak-anak patuh

dan berbakti pada orangtua, menyayangi keluarga, belajar dari

kesalahan, melaksanakan ibadah, pembelajaran tentang perayaan

keagamaan, dan hal-hal positif lain.

Page 29: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

35  

2.3.5 Data Visual

Gambar 2. 25 Naughty Little Bunny

Sumber: dokumentasi pribadi, toko buku ak’sa’ra

Gambar 2. 26 It’s Really Not A Good Idea!

Sumber: dokumentasi pribadi, toko buku ak’sa’ra

Page 30: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

36  

Gambar 2. 27 Bart Simpson: How To Pull A Prank

Sumber: dokumentasi pribadi, toko buku kinokuniya

Gambar 2. 28 Lonely Hippopotamus

Sumber: dokumentasi pribadi, toko buku ak’sa’ra

Page 31: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

37  

Gambar 2. 29 What Is It For?

Sumber: dokumentasi pribadi, toko buku ak’sa’ra

Gambar 2. 30 Frozen

Sumber: http://topbestappsforkids.com/bestappsforkids/Frozen-

Disneys-Deluxe-Storybook-app-for-kids-13.jpg

Page 32: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

38  

Gambar 2. 31 The Jesus Storybook Bible

Sumber: http://www.mychristtheking.com/wp-

content/uploads/2013/05/the-jesus-storybook-bible.jpg

2.4 Analisis Data Lapangan

2.4.1 Analisis Profil Pembaca

Anak usia 6-10 tahun mulai menunjukkan kecenderungan sikap

dan kegemaran. Kita perlu mempertimbangkan karakter anak untuk

memilihkan buku bagi mereka. Bila perlu, dapat ditanyakan apa

preferensi mereka. Kebanyakan anak lebih menyukai buku-buku yang

berkisah tentang petualangan, fantasi, dan humor.

Menurut Ibu Risna, wali kelas 3 di sebuah sekolah dasar

bertaraf internasional, anak cenderung lebih mudah memahami dan

memperhatikan hal-hal yang diajarkan bila ada gambar yang

menyertainya.

2.4.2 Analisis Kelemahan dan Kelebihan

2.4.2.1 Kelemahan

Anak akan cenderung lebih fokus pada gambar sehingga teks

cerita mungkin akan kurang diperhatikan.

Page 33: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Tinjauan Literatur ......ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan

Universitas Kristen Petra

39  

2.4.2.2 Kelebihan

Buku cerita bergambar dapat menarik minat anak dan dapat

membantu mempermudah anak untuk memahami isi cerita, serta

membangkitkan kreativitas mereka sendiri untuk dikembangkan.

2.4.3 Analisis Prediksi Dampak Positif

Dengan buku cerita bergambar, anak akan lebih mudah

memahami perihal yang ingin disampaikan. Dari gambar yang

tercantum, anak juga dapat mempraktekkan hal yang mereka pelajari

dari apa yang telah mereka baca.

2.5 Simpulan

Buku cerita bergambar di Indonesia sudah ada sejak dulu.

Kebanyakan bercerita tentang kepahlawanan, kemudian berkembang ke

genre lain seperti roman, petualangan, fiksi ilmiah, horor, ataupun detektif.

Sekarang, buku cerita bergambar mengikuti cerita terjemahan.

Sebagian besar buku cerita bergambar di Indonesia saat ini

berkisah mengenai dongeng-dongeng klasik yang terkenal dari berbagai

negara dan tentang edukasi yang memberikan pengetahuan melalui cerita

bergambar. Namun, belum banyak terdapat buku cerita petualangan

bergambar yang memiliki beberapa alternatif ending sekaligus, apalagi

dituturkan dalam dua bahasa.

2.6 Usulan Pemecahan Masalah

Saat ini koleksi buku cerita bergambar di Indonesia belum ada atau

belum banyak terdapat buku cerita petualangan bergambar yang memiliki

beberapa alternatif ending sekaligus. Dengan adanya buku cerita

petualangan bergambar ini, anak-anak dapat lebih terhibur karena mereka

bisa membaca buku tersebut berulang kali dengan ending yang berbeda.

Dari sisi edukasi pun perancangan buku cergam ini dapat membantu anak

dalam belajar bahasa Inggris serta membentuk moralitas anak.