2. indikasi ventilasi mekanik 1

Upload: agustinus-fatolla

Post on 11-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 2. Indikasi Ventilasi Mekanik 1

    1/8

    Indikasi Ventilasi Mekanik

    Selain berperan sebagai pendukung pada pasien yang akan menjalaniprosedur operatif, bantuan ventilasi mekanik diindikasikan bila ventilasi spontan

    tidak memadai untuk mempertahankan hidup.

    Kata bantuan ditekankan, karena ventilasi mekanik bukan merupakan

    suatu obat untuk penyakit; namun sebagai bentuk dukungan yang terbaik,

    memberi waktu dan istirahat untuk pasien sampai proses penyakit dasarnya

    terselesaikan. Hasil dengan ventilasi mekanik secara konsisten lebih baik bila

    bantuan ventilasi mekanik dimulai sejak dini dan direncanakan bukan dalam

    situasi darurat.

    Indikasi ventilasi mekanis dapat dibagi beberapa kategori (Tabel 2.1).

    Indikasi intubasi Indikasi ventilasi

    Mengamankan jalan nafas

    Depresi sensorik

    Depresi reflex jalan nafas Instabilitas jalan nafas atas

    akibat trauma

    Penurunan patensi jalan nafas

    Diperlukan untuk sedasi dalam

    mengontrol jalan nafas yang

    buruk

    Imaging ( CT, MRI) dantrasportasi untuk pasien tidak

    stabil

    Hipoksia : gagal nafas hipoksemi

    akut

    Hipoventilasi

    Kerja nafas tinggi

    Hemodinamik yang

    membahayakan

    Cardiorespiratory arrest

    Syok refrakter

    Peningkatan tekanan intra

    kranial

    Flail chest

    Gambar 2.1 indikasi intubasi dan ventilasi

    2.1 Hipoksia

    Ventilasi mekanis sering dipilh pada keadaan jika tidak mungkin

    mempertahankan saturasi oksigen hemoglobin yang adekuat. Sementara

    oksigenasi jaringan yang optimal adalah tujuan utama, dimana jarang dan sulit

    1

  • 7/22/2019 2. Indikasi Ventilasi Mekanik 1

    2/8

    untuk menilai sejauh mana jaringan mengalami hipoksia. Sebaliknya, saturasi

    oksigen dalam darah lebih perlu ditingkatkan. Peningkatan fraksi oksigen inspirasi

    (FiO2) dalam upaya untuk meningkatkan oksigenasi, tidak perlu dipikirkan

    bahaya toksisitas oksigen. Ventilasi mekanis memungkinkan keadaan kontrol

    yang lebih baik dengan hipoksemia dengan konsentrasi O2 inspirasi yang relatif

    rendah, sehingga mengurangi risiko toksisitas oksigen.

    2.2 Hipoventilasi

    Indikasi utama untuk ventilasi mekanis adalah ketika ventilasi alveolar lebih

    rendah dari kebutuhan pasien. Depresi pusat pernapasan menyebabkan penurunan

    ventilasi alveolar dengan kenaikan tekanan CO2 arteri. Peningkatan PaCO2 dapat

    hasilkan dari hipoventilasi yang terjadi ketika otot pernapasan lelah dan tidak

    dapat mempertahankan ventilasi, seperti pada pasien yang berusaha kuat dalam

    menggerakkan udara ke paru-paru menegang atau terhambat.

    Dalam keadaan seperti itu, ventilasi mekanis dapat digunakan untuk mendukung

    pertukaran gas sampai jalur pernapasan pasien kembali normal, atau otot

    pernafasan yang lelah kembali terkoordinasi, serta keadaan patologi penyebabutama telah diselesaikan.

    (Gambar 2.2)

    2

  • 7/22/2019 2. Indikasi Ventilasi Mekanik 1

    3/8

    Hipoventilasi disebabkan oleh penurunan aliran kedalam dan keluar paru-paru

    Inspirasi menghasilkan aliran besar dari udara ke paru-paru, hingga level

    bronchiolus terkecil. Kemajuan lebih lanjut dari molekul gas adalah dengan

    mekanisme difusi perifer

    Gangguan aliran ke paru-paru

    Depresi susunan

    saraf pusat

    Efek sedasi

    Gangguancerebrovask

    ular

    Alkalosis

    metabolik

    Myxedema

    Hiperoxia

    (hiperoxic

    hipoventilasi

    )

    Gangguan saraf

    spinal atau saraf

    perifer

    Trauma

    spinalis

    Amyotropic

    lateral

    sclerosis

    Polio

    Multiple

    sclerosis

    Guillian

    Barre

    Syndrome

    Botulism

    Gangguan neuro-

    muskular

    Paralisis

    aminoglikosid

    a

    Steroid

    miopati

    Myasthenia

    gravis

    Distrofi otot

    Dyselectrolyte

    gizi buruk

    kelelahan

    otot nafas

    Gangguan pada

    penyangga toraks

    kiposcoliosis

    flail chest ankylosing

    spondylosis

    Obstruksi jalan

    nafas

    (extrapulmonar

    y)

    obstruksi

    trakea

    (stenosis,

    tumor)

    epiglotittis

    obstruktive

    sleep apnea

    Gambar 2.2 penyebab hipoventilasi

    2.3 Peningkatan kerja nafas

    Kategori utama lainnya di mana ventilasi bantu digunakan adalah dalam

    situasi di mana kerja nafas yang berlebihan menghasilkan masalah hemodinamik.

    Meskipun pertukaran gas mungkin tidak benar-benar terganggu, peningkatan

    kerja pernapasan karena resistensi tinggi atau keadaan paru-paru yang buruk dapat

    memberikan beban besar, misalnya kompensasi miokardium.

    Ketika pengiriman oksigen ke jaringan terganggu karena gangguan fungsi

    miokard, ventilasi mekanik berfungsi untuk mengistirahatkan otot-otot

    pernapasan sehingga dapat mengurangi kerja pernapasan. Hal ini mengurangi

    3

  • 7/22/2019 2. Indikasi Ventilasi Mekanik 1

    4/8

    konsumsi oksigen otot-otot pernapasan dan mengakibatkan perfusi lebih baik dari

    miokardium itu sendiri.

    2.4 Indikasi lainnya

    Selain indikasi utama, penggunaan ventilasi mekanis mungkin

    dipertimbangkan dalam kondisi spesifik tertentu. vasokonstriksi yang disebabkan

    oleh hiperventilasi dapat mengurangi volume kompartemen vaskular serebral,

    membantu mengurangi tekanan intrakranial. Pada flail chest, ventilasi mekanis

    dapat digunakan untuk memberikan stabilisasi internal dada ketika patah tulang

    rusuk membahayakan keutuhan dinding dada; dalam kasus tersebut, ventilasi

    mekanis menggunakan positif end expiratory pressure (PEEP) menormalkan

    mekanisme dada dan paru-paru, sehingga pertukaran gas yang memadai menjadi

    mungkin.

    Dalam keadaan dimana rasa sakit pasca operasi atau penyakit

    neuromuskuler membatasi ekspansi paru-paru, ventilasi mekanis dapat digunakan

    untuk mempertahankan kapasitas residual fungsional yang wajar dalam paru-paru

    dan mencegah atelektasis.

    2.5 Kriteria Intubasi dan Ventilasi

    Kriteria yang berlaku untuk menentukan kebutuhan intubasi dan ventilasi

    dari pasien dengan kegagalan pernafasan secara umum yang dibuat berdasarkan

    penilaian subjektif dari kondisi pasien (Gambar 2.3 dan Tabel 2.1).

    Kriteria objektif yang sedang digunakan saat ini adalahforced expiratory

    volume in the first second (FEV1) kurang dari 10 mL / kg berat badan dan forced

    vital capacity (FVC) kurang dari 15 mL / kg berat badan, yang keduanya

    menunjukkan kapasitas ventilasi buruk.

    Laju pernapasan lebih dari 35 kali / menit menunjukkan kerja nafas sangat

    tinggi dan derajat besar gangguan pernapasan, dan merupakan salah satu kriteria

    untuk intubasi dan ventilasi . Keadaan PaCO2 lebih dari 55 mmHg (terutama jika

    naik, dan timbulnya asidosis) juga menunjukkan timbulnya kelelahan otot

    4

  • 7/22/2019 2. Indikasi Ventilasi Mekanik 1

    5/8

    pernapasan. Kecuali dalam penahanan CO2, PaCO2 lebih dari 55 mmHg biasanya

    mencerminkan disfungsi otot pernapasan yang parah.

    PaCO2 yang dicatat dari tahap awal penyakit pasien mungkin memilikihubungan yang bermakna antara tingkat PaCO2 berikutnya (Gambar 2.3).

    Misalnya, pada pasien asma eksaserbasi akut, bronkospasme yang diinduksi oleh

    hiperventilasi dapat diharapkan untuk menurunkan kadar CO2 dari darah,

    memproduksi pernapasan alkalosis. Jika demikian, analisis gas darah bertujuan

    untuk menunjukkan tingkat PaCO2 normal, hal ini berarti bahwa hipoventilasi

    yang disebabkan oleh kelelahan otot pernafasan memungkinkan PaCO2

    meningkat kembali normal. Meskipun PaCO2 yang sekarang dalam kisaran

    normal, hal ini sebenarnya dalam perjalanan, dan jika hal ini tidak dimengerti,

    baik PaCO2 maupun si pasien tidak akan menjadi normal untuk waktu yang lama.

    PaCO2 diatas normal dalam status asmatikus tentu harus menjadi penyebab alarm

    dan memperkuat untuk kebutuhan support mekanik ventilasi.

    PaO2 kurang dari 55-60 mmHg pada 0,5 FiO2 atau kelebaran gradien A-a

    DO2 (dari 450 mmHg dan seterusnya pada O2 100% ) berarti bahwa mekanisme

    pertukaran gas di paru-paru tidak dapat didukung oleh perangkat oksigen

    eksternal saja, dan intubasi dan ventilasi diperlukan untuk dukungan yang efektif.

    Penting untuk ditekankan bahwa kriteria untuk intubasi dan ventilasi

    dimaksudkan untuk memberi panduan bagi dokter yang harus menilai dalam

    konteks situasi klinis. Sebaliknya, pasien tidak perlu harus memenuhi setiap

    kriteria untuk intubasi dan ventilasi agar mendapat manajemen ventilasi invasif.

    Hal ini juga harus menunjukkan bahwa dengan munculnya ventilasi tekanan

    positif noninvasif dapat digunakan sebagai alat yang potensial untuk mengobati

    kegagalan pernapasan awal.

    Tabel 2.1 kriteria ventilasi

    5

  • 7/22/2019 2. Indikasi Ventilasi Mekanik 1

    6/8

    Kriteria Batas

    normal

    Batas

    kritis

    Keterangan

    Maximum

    inspiratory

    pressure

    (MIP)

    -50

    sampai

    -100

    cmH2O

    -20

    cmH2O

    Berguna pada pasien gangguan

    neuromuskuler. Dapat diukur

    dengan Bourdon manometer

    dihubungkan ke pasien dengan

    masker, corong, atau ET adaptor.

    Idealnya, pengukuran MIP harus

    dilakukan setelah nafas maksimal

    Maximum

    expiratory

    pressure

    (MEP)

    +100

    cmH2O

    40

    cmH2O

    Vital

    Capacity

    (VC)

    65-75

    mL/kg

    15 ml/kg Diukur di samping tempat tidur

    dengan pneumotachometer atau

    spirometer

    TidalVolume

    (VL)

    5-8 ml/kg 5 ml/kg Diukur di samping tempat tidur

    dengan pneumotachometer atau

    spirometer

    Respiratory

    frequent

    12-20

    /menit

    35/menit Frekuensi pernapasan yang tinggi

    menunjukkan peningkatan kerja

    pernapasan, dan menyebabkan

    kelelahan otot pernapasan

    Forced

    expired

    volume at

    1 s (FEV1)

    50-60

    mL/kg

    10 mL/kg Penting dalam mengevaluasi tingkat

    obstruksi jalan napas pada PPOK /

    asma. Mungkin sulit untuk pasien

    obstruktif berat.

    Peak

    Expiratory

    Flow

    350-600

    L/min

    100 L/min Penting dalam mengevaluasi tingkat

    obstruksi jalan napas pada PPOK /

    asma. Mungkin sulit untuk pasien

    6

  • 7/22/2019 2. Indikasi Ventilasi Mekanik 1

    7/8

    obstruktif berat.

    PH 7.35-7.45 7.25 Penurunan pH, asidosis

    respiratory, disebabkan karena

    kelelahan otot nafas

    PaCO2 35-45

    mmHg

    55mmHg Peningkatan PaCO2 dari

    alkalosis respiratorik

    disebabkan oleh kelelahan otot

    nafas

    VD/VT 0.3-0.4 0.6 Ruang mati ventilasi dapat

    dengan mudah dihitung di

    samping tempat tidur

    menggunakan capnometrydan

    analisis gas darah

    Oksigenasi (nilai rendah menunjukkan kebutuhan untuk terapi oksigen

    atau PEEP / CPAP; ventilasi mekanis mungkin diperlukan jika

    hipoksemia berat)

    PaO2 80-100

    mmHg

    60mmHg

    (FiO2 0.5)

    PaO2 60 mmHg merupakan

    titik perkiraan dimana lerengdari kurva disosiasi oxy-

    hemoglobin tiba-tiba berubah.

    PaO2 turun di bawah 60

    mmHg, SPO2dapat

    diperkirakan turun tajam

    Alveolar to

    arterial

    oxygen

    3-30 mmHg 450mmH

    g (pada

    konsentra

    si O2

    tinggi)

    A-DO2 adalah perbedaan

    antara tekanan alveolar O2

    (PAO 2) dengan ketegangan

    arteri oksigen (PaO2), Dan

    merupakan ukuran kemudahan

    untuk oksigen dapat berdifusi

    ke dalam kapiler darah

    pulmoner

    Arterial/

    alveolar

    0.75 0.15 Ratio PaO2/PAO2 adalah

    proporsi oksigen di alveolus

    7

  • 7/22/2019 2. Indikasi Ventilasi Mekanik 1

    8/8

    PO2 yang

    masuk ke dalam darah kapiler

    paru. PaO2 mudah dibaca dari

    AGD, tapi PAO2 tidak dapat

    secara langsung

    diukur dan harus dihitung dari

    persamaan gas alveolar

    PaO2/FiO2 475 200 Ratio PaO2/FIO2 dibuat

    sehingga PAO2

    tidak perlu dinilai lagi

    8