2 kuliah 2

Upload: zenithfiel4878

Post on 13-Jul-2015

365 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KULIAH 2 SISTEM KEUANGAN INTERNASIOAL DAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2 Setelah mengkuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan tentang :

Sistem Keuangan Internasional. Neraca Pembayaran Internasional.

2.1

Sistem Keuangan Internasional

a. Latar Belakang Sistem Moneter Internasional sangat erat hubungannya dengan konsep konvertibilitas mata uang (currency convertibility). Konsep ini secara implisit menekankan pentingnya penggunaan mata uang yang dapat dengan mudah ditukarkan dengan mata uang asing, atau disebut internasionally convertible currency. Tapi jika mata uang tersebut tidak mudah ditukarkan dengan mata uang asing, maka mata uang tersebut dikatakan tidak memiliki konvertibilitas atau inconvertible currency.

Konsep konvertibilitas berkaitan erat dengan perbedaan antara hard currencies dan soft currencies. Suatu mata uang dinamakan hard currency apabila sangat mudah diperoleh dan ditukarkan di pasar, yang mana apabila memenuhi syarat bahwa mata uang negara tersebut diterima secara luas sebagai bukti pembayaran intemasional dan digunakan sebagai alat tukar dalam transaksi intemasional. Sedangkan soft currency adalah mata uang yang tidak secara luas diterima sebagai media dalam transaksi keuangan internasional, karena adanya kontrol dari pemerintah. Biasanya tidak mempunyai pasar bebas atau valuta asing yang memperdagangkan, sehingga tidak mudah diperoleh dan dijual. Sistem moneter internasional berfungsi sebagai dasar pertukaran mata uang dengan menetapkan kerangka yang diterima secara internasional serta metodologi penilaiannya.

b.Sejarah Perkembangan Sistem Moneter Internasional Secara historis, Sistem Moneter Internasional mengalami evolusi sebagai berikut: 1). Sistem Standar Emas Cara penentuan nilai mata uang dengan standar emas relatif sederhana, yaitu dengan menentukan berapa nilai uang dari setiap satuan berat emas ertentu. Dalam sistem ini, suatu negara harus memiliki cadangan emas yang cukup untuk menjamin mata uangnya.

2). Non System Goncangnya sistem perbankan dunia akibat perang, menimbulkan krisis kepercayaan terhadap kemampuan menjaga konvertibilitas mata uang terhadap emas. Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan Non System, yaitu nilai mata uang ditentukan secara penuh oleh penguasa dan mekanisme pasar. Banyak negara yang mendevaluasi mata uangnya untuk mempertahankan daya saing produk perdagangannya, sehingga dapat menaikkan ekspor dan menurunkan impor.

3). Sistem Bretton Woods Konfensi Bretton Woods berhasil menciptakan dua lembaga baru, yaitu Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Dunia (World Bank) yang bertugas melaksanakan sistem moneter internasional baru yang dikenal dengan Sistem Bretton Woods. Peran kunci emas dalam sistem Bretton Woods sering dikaitkan dengan konvertibilitas US$ terhadap emas pada harga konstan. Dalam prakteknya, ternyata tidak mudah menerapkan sistem Bretton Woods. Sebab utama tidak bekerjanya sistem ini adalah apa yang disebut dengan Dilema Triffin. Di satu sisi AS dalam memecahkan masalah likuiditas dunia membuat hutang AS meningkat terhadap negara lain, di sisi lain peran AS dalam menjaga kepercayaan terhadap konvertibilitas dollar terhadap emas telah lemah, akibat ekspansi hutang dollar. Pada 1971 AS mengumumkan konvertibilitas emas atas dollar, dasar pengaturan kurs tetap di bawah sistem Bretton Woods yang berakhir.

c. Sistem Nilai Tukar Pada dasarnya ada tiga sistem nilai tukar yang diterapkan pada berbagai negara, yaitu : 1). Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange Rates System) (Kelompok 1) Dalam sistem ini, suatu negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata uangnya dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk membeli atau menjual valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Apabila nilai kurs tidak lagi dapat dipertahankan, maka bank sentral melakukan devaluasi atau revaluasi atas nilai kurs yang ditetapkan. Penetapan nilai kurs dapat dilakukan dengan beberapa cara :

a). Sistem Kurs Terlambat (Pegged to a Currency) Penetapan nilai mata uang oleh suatu negara berdasarkan nilai mata uang lain. Perubahan mata uangnya bergerak mengikuti nilai mata uang negara yang ditambatnya. (Kelompok 2) b). Sistem Kurs Tertambat pada Sekeranjang Mata Uang (Pegged to a Basket) (kelompok 3) Penetapan nilai mata uangnya pada sekeranjang mata uang lain. Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam keranjang, umumnya, ditentukan oleh peranannya dalam perdagangan dan investasi.

2). Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate System)(Kel 4) Pada sistem ini, kurs dibiarkan bergerak dalam batas tertentu sesuai dengan pita investasi (Intervention Band) yang ditetapkan bank sentral. Apabila kurs menembus batas atas / bawah dari pita investasi, maka secara otomatis bank sentral akan membeli atau menjual cadangan devisa yang diperlukan oleh pasar, sehingga kurs bergerak dalam batas pita intervensi. Penetapan besarnya pita intervensi tergantung pada besarnya cadangan devisa yang dimiliki oleh negara tersebut.

3). Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas (Clean Floating or Pure / Freely Floating Exchange Rate System) (Kel 6) Pada sistem ini, penentuan kurs sepenuhnya dilakukan oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan pemerintah, kurs dibiarkan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Pemerintah / bank sentral akan campur tangan, jika terjadi gejolak kurs yang berlebihan dalam waktu yang sangat singkat.

4). Pengaturan Zona Target (Target Zona Arrangement) System (Kel 7) Sistem dewan mata uang atau yang sering disebut dengan Currency Board System atau Currency Board Arrangement, yaitu merupakan sistem manajemen nilai tukar dengan satu lembaga yang diberikan wewenang mutlak berdasarkan undang-undang untuk menerbitkan atau menciptakan uang inti (monetary base).

5)

Sistem Moneter Eropa (EMS) (Kel 8) Sistem Moneter Eropa (EMS) adalah sistem moneter yang ditentukan secara bersama-sama di antara dua belas anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Negara-negara yang tergabung dalam MEE ini membentuk satu blok nilai tukar tetap di antara mereka di tengah sistem nilai tukar bebas sekarang ini. Sistem Moneter Eropa (EMS) mulai beroperasi pada 1979. Tujuan utamanya adalah untuk membantu stabilitas moneter terutama negara-negara Eropa dengan menciptakan mata uang tunggal yang disebut dengan Euro Currency. Untuk menjamin pelaksanaan mata uang tunggal, diperlukan bank sentral yang sangat kuat, yang kemudian dikenal dengan European Central Bank atau Bank Sentral Eropa.

Tugas

utamanya adalah untuk menjamin stabilitas harga. Dalam sistem ini para anggota menetapkan unit mata uang Eropa (European Currency Unit), yang memainkan peranan penting dalam menjalankan Sistem Moneter Eropa. Euro merupakan mata uang bersama yang merupakan penjumlahan dari 12 mata uang negara anggota EMS. Sedang indeks yang digunakan sebagai nilai pari dinamakan Exchange Rate Mechanism (ERM) yaitu indeks keseluruhan dari mata uang negara-negara Eropa yang membatasi fluktuasi mata uang negara anggota EMS dengan menentukan batas bawah atau atas. Tujuan ditetapkannya ERM adalah untuk menjaga ekuilibrium kurs di pasar uang internasional.

2.2 Neraca Pembayaran Internasional (Balance of Payment) a. Pengertian Neraca pembayaran (Balance of Payment) adalah suatu sistem akuntansi yang mencatat seluruh transaksi ekonomi antara penduduk satu negara dengan penduduk Negara lain selama kurun waktu tertentu. Transaksi ekonomi meliputi ekspor daan impor barang atau jasa, arus modal yang masuk, hibah dan pembayaran transfer lain serta perubahan cadangan devisa suatu negara.

Neraca pembayaran suatu negara sangat penting bagi manajer, investor, konsumen, dan pejabat-pejabat pemerintah. Karena, neraca pembayaran mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel makro seperti pendapatan nasional, kesempatan kerja, inflasi, kurs, dan tingkat bunga. Bagi manajer dan investor, neraca pembayaran berguna untuk : 1). Membantu dalam meramalkan potensi pasar suatu negara. 2). Sebagai indikator penting adanya tekanan terhadap kurs suatu negara (keuntungan atau kerugian dalam valas).

3) Indikator akan terjadinya kontrol terhadap pergerakan modal (pembayaran deviden, fee, bunga terhadap investor asing), jika neraca pembayaran mengalami defisit secara terus menerus.Prosedur sistematis mencatat transaksi-transaksi ekonomi yang dilakukan tersebut dibuat dengan model tata buku (double-entrybookeeping), yang mempunyai sisi kredit dan debit. Total kredit dan debit akan sama bila neraca pembayaran negara tersebut dalam kondisi seimbang. Meskipun demikian, bisa saja terjadi defisit atau surplus pada beberapa bagian dari neraca pembayaran.

Bila pengeluaran luar negeri yang dilakukan penduduk suatu negara melebihi jumlah penghasilan atau penerimaan yang diterima oleh penduduk negara itu, maka negara tersebut umumnya dikatakan mengalami "defisit" dalam neraca pembayarannya. Namun, bila suatu negara lebih banyak menerima daripada mengeluarkan dalam transaksi luar negerinya, maka negara tersebut mengalami "surplus". Neraca pembayaran dimaksudkan untuk menunjukkan seberapa besar defisit atau surplus dan bagaimana cara membiayainya. Pada dasarnya, neraca pembayaran mempunyai dua bagian yang utama, yaitu:

1). Rekenlng Transaksi Berjalan (Current Account) Mencatat seluruh transaksi barang dan jasa. Rekening transaksi berjalan terdiri atas tiga bagian yaitu : a). Neraca Perdagangan (Balance of Trade) Yang mencatat selisih antara ekspor dan impor barang yang diperdagangkan dalam perdagangan internasional. b). Neraca Jasa (Service Balance) Yang mencatat transaksi ekspor dan impor jasa, termasuk pembayaran bunga dan deviden, pengeluaran militer dan turis. c).Neraca Transfer Unilateral (Unilateral Transfers Balance) Yang mencatat hubah, baik dari perseorangan maupun pemerintah (misalnya bantuan luar neger dan bantuan militer). Sumber-sumber dana ditunjukkan oleh tanda positif (kredit), sedang penggunaan dana ditunjukkan oleh tanda negatif (debit).

2). Rekening Modal (Capital Account) Menunjukkan aliran modal finansial, baik yang langsung diperdagangkan (saham, obligasi dan surat berharga internasional yang lain), maupun untuk membayar barang dan jasa. Dengan demikian, maka transaksi dalam rekening modal diklasifikasikan sebagai: a). Investasi portofolio (pembelian aset finansial dengan masa jatuh tempo lebih dari satu tahun).

b). Investasi jangka pendek (surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun).

c). Investasi asing langsung. d). Pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah. Karena jumlah seluruh pos-pos debit dengan kredit selalu nol, berarti penjumlahan rekening transaksi berjalan dan modal juga sama dengan nol. Dengan kata lain, surplus transaksi berjalan sama dengan defisit rekening modal, dan sebaliknya defisit transaksi berjalan sama dengan surplus rekening modal.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transaksi Berjalan Banyak faktor yang mempengaruhi keseimbangan rekening transaksi berjalan suatu negara. Meskipun demikian, faktor yang paling mempengaruhi transaksi berjalan adalah: 1). Inflasi domestik : Bila inflasi suatu negara naik relatif terhadap partner dagang utamanya. 2). Pendapatan domestik : Bila pendapatan suatu negara meningkat dalam persentase yang lebih tinggi dibanding partner dagang utamanya. 3). Kurs valuta asing : Bila mata uang suatu negara mulai mengalami apresiasi relatif terhadap partner dagang utamanya. 4). Restriksi pemerintah : Pemerintah pusat dapat mempengaruhi keseimbangan transaksi berjalannya dengan mengenakan bea masuk maupun kuota terhadap barangbarang produksi luar negeri dan subsidi produksi domestik, sehingga impor menjadi mahal dan menurunkan permintaan domestik terhadap impor.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Neraca Modal Bila rekening modal mengalami surplus berarti terjadi arus modal netto yang masuk ke dalam negara tersebut. Dengan kata lain, penduduk domestik menjual asset finansial keluar negeri daripada membeli dari luar negeri, artinya negara tersebut meminjam dari luar negeri. Adapun faktor-faktor kunci yang mempengaruhi keseimbangan rekening modal adalah: 1. Suatu negara dapat mengenakan pajak penghasilan khusus terhadap investor asing yang melakukan investasi di negara tersebut. 2. Liberalisasi atas kontrol terhadap aliran modal internasional secara bertahap. 3. Antisipasi pergerakan kurs valas oleh para investor surat berharga.

d. Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran Pengertian defisit atau surplus neraca pembayaran telah berubah sejak munculnya sistem kurs mengambang. Secara tradisional, ini sering digunakan sebagai bukti adanya tekanan terhadap kurs suatu negara. Agar lebih mudah memahami hubungan antara neraca pembayaran dan kurs. Lihat model sederhana di bawah ini yang merangkum data neraca pembayaran : { X - M } + { CI + CO } + FXB - BOP dimana : { X - M } adalah neraca transaksi berjaian, yang merupakan selisih antara ekspor { X } dan impor { M } barang dan jasa. { CI + CO } adalah neraca transaksi modal yang merupakan selisih antara capital inflow { CI} dan capital outflow { CO }. FXB adalah cadangan devisa negara tersebut. BOP adalah neraca pembayaran. Mekanisme penyesuaian terhadap ketidakseimbangan neraca pembayaran amat bervariasi dan tergantung dari sistem kurs yang dianut neraca tersebut.

e.

Penyesuaian Dalam Sistem Kurs Tetap

Sistem kurs tetap (Fixed Rates) ditandai dengan adanya nilai kurs yang konstan atau sesekali berfluktuasi, namun dalam batas-batas yang sempit. Dalam sistem kurs bebas, merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk menjaga agar neraca pembayaran sama dengan nol. Bila jumlah neraaca transaksi berjalan dengan neraca modal tidaak sama dengan nol, maka pemerintah bertanggung jawab untuk melakukan intervensi dalam pasar valas dengan menggunakan cadangan devisa yang dimilikinya. Bila jumlah neraca transaksi berjalan dan neraca modal lebih besar dari nol, ini berarti ada kelebihan permintaan terhadap mata uang domestik. Dalam hal ini, harus ada campur tangan pemerintah ke dalam pasar dan menjual uang domestik, untuk membeli mata uang asing dan emas, agar mencapai ekuilibrium neraca pembayaran. Bila jumlah neraca transaksi berjalan dan neraca jasa adalah negatif (terjadi kelebihan penawaran mata uang domestik di pasar dunia), maka pemerintah harus melakukan intervensi dengan membeli mata uang domestik dengan cadangan mata uang asing dan emasnya, sehingga penting bagi pemerintah untuk menjaga sejumlah cadangan devisa agar dapat melakukan intervensi secara efektif.

f. Penyesuaian Dalam Sistem Kurs Mengambang

Dalam sistem kurs mengambang bebas (Freely Floating Rates), pemerintah suatu negara tidak perlu campur tangan dalam pasar valas, karena suatu mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar. Fakta menunjukkan, bila neraca transaksi berjalan dan neraca modal tidaksama dengan nol, maka secara otomatis pasar akan mengubah kurs valas ke arah yang diperlukan agar BOP sama dengan nol. Dalam sistem kurs mengambang terkendali di Indonesia, kurs ditentukan oleh mekanisme pasar. Pemerintah masih perlu untuk mengambil tindakan dalam menjaga kurs pada nilai yang dikehendaki. Pemerintah biasanya berupaya agar penilaian pasar mengenai suatu kurs mata uang berubah dengan mempengaruhi motivasi aktivitas pasar dan bukan lewat intevensi langsung di pasar valas. Bila suatu negara hendak mempertahankan nilai mata uangnya, maka ia dapat menaikkan suku bunga domestiknya untuk menarik modal dari luar negeri. Tindakan ini akan mengubah kekuatan pasar dan menciptakan tambahan permintaan akan mata uang domestik. Dalam proses ini, maka pemerintah, ingin memberitahukan kepada pasar bahwa ia ingin menjaga mata uangnya dalam suatu batas tertentu.

g. Lembaga-Lembaga Keuangan Internasional 1). Dana Moneter Internasonal (International Monetary Fund) Tujuan utama IMF adaalah untuk mengembangkan kerjasama antar negara dalam maasalah moneter internasional, meningkatkan stabilitas kurs, menyediakan dana pinjaman untuk memperbaiki ketidak-seimbangan neraca pembayaran. 2). Bank Dunia (World Bank) Bank dunia atau International Bank for Recontruction and Development (IBRD) didirikan guna memberikan pinjaman kepada negara-negara dalam kaitannya dengan peningkatan pembangunan ekonomi. 3). Selain dua lembaga di atas, banyak lagi lembaga-lembaga keuangan internasioanl yang bertujuan untuk memudahkan jalannya transaksi keuangan dan perdagangan internasional, seperti : Asian Development Bank (ABD), Islamic Development Bank (IDB), Bank for International Settlements (BIS), dan Iain-lain.

2.3 Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang : a. Hard Currencies b. Soft Currencies 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Currency Board System? 3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi Transaksi Berjalan dan neraca Modal? 4. Jelskan bagaimana cara penentuan nilai suatu mata uang dengan standar emas relatif sederhana dan jelas. Nilai mata uang suatu negara atau yang ditentukan oleh berapa nilai mata uang dari setiap satuan berat emas tertentu. Kasus : AS mengumumkan bahwa 1 ons emas dapat dibeli dengan US$ 30.87. Sementara Inggris mematok pada tingkat D6.2527 / ons. Jadi berapa nilai uang dari setiap saatuan berat emas tertentu? 5. Misalkan CO = Rp. 7500,- dan CI = Rp. 8.800,- maka US$ dikatakan mengalami apresiasi terhadap rupiah dan sebaliknya. Berapa besar kecilnya depresiasi dan apresiasinya? 6. Misalnya France dikutip dengan FF 7.70960-65, maka berapa besarnya spread FF?

7. Hitung berapa besar spread untuk Germany Mark dengan DM 1.7424 67 dalam persentase?. 8). Pada bulan Agustus 1998 nilai tukar Rupiah adalah Rp. 9.200,-/$ dan pada bulan April 1999 menurun menjadi Rp. 13.700,-/$. Berapakah depresiasi rupiah terhadap Dollar? Berapa presentase Dollar mengalami apresiasi terhadap Rupiah?

Tips sukses dalam Mata Kuliah MKI : 1. Adanya niatan dalam diri Anda untuk menyediakan waktu agar MEMBACA materi sebelum perkuliahan dimulai. 2. Budayakan lah MALU BERTANYA SESAT DI WC. 3. Anda adalah MAHASISWA bukan lagi SISWA jadi seharusnya yang berperan besar dalam kegiatan perkuliahan di kelas adalah ANDA bukan DOSEN. 4. Yang terakhir adalah MENGERJAKAN semua TUGAS yang diberikan dengan SENANG HATI.