2. landasan teori dan identifikasi data 2.1. landasan teori · 2013. 3. 11. · 2.1. landasan teori...
TRANSCRIPT
7 Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA
2.1. Landasan Teori
Dalam seni rupa, fotografi merupakan proses pembuatan lukisan dengan
menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau
metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam
pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.
Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Prinsip fotografi adalah menfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah
dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan
identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut
lensa).
Fotografi sendiri telah ada beberapa abad sebelum munculnya kamera,
namun fotografi mulai berkembang setelah ditemukannya kamera hand-held
pertama oleh George Eastman pada tahun 1888. kemudian, perkembangan
fotografi baik secara teknis maupun dari segi nilai estetis mulai dirasa cukup
pesat. Pada tahun 1952 E. Leitz dan Oscar Barnack menciptakan kamera film
35mm pertama. Kemudian mulai bermunculan kamera yang lebih moderen dan
mendukung perkembangan fotografi itu sendiri hingga akhirnya pada akhir abad
ke-20 kamera digital mulai berkembang menggantikan kamera dengan teknologi
film. Hal ini tentunya membuat kamera menjadi semakin praktis dan mendukung
perkembangan fotografi ke arah yang lebih moderen untuk berbagai macam
keperluan.
Saat ini, fotografi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu fotografi
jurnalisme, fotografi komersial dan fotografi seni. Fotografi jurnalisme
merupakan kategori fotografi dimana foto yang dihasilkan lebih bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pada bidang jurnalisme. Foto ini meliputi foto Human
Inetrest, fotografi Portraiture, fotografi dokumentasi, serta fotografi alam (flora
dan fauna). Fotografi komersial merupakan kategori fotografi dimana foto yang
dihasilkan bertujuan untuk menjual suatu produk secara komersil. Yang termasuk
8 Universitas Kristen Petra
di dalam kategori ini adalah fotografi fashion, fotografi beuty shot, Fotografi still-
life, Fotografi Wedding, Fotografi Food and Beverages, Fotografi Architectural,
dan Advertisement. Sedangkan Fotografi seni merupakan kategori fotografi
dimana foto yang dihasilkan merupakan hasil cipta rasa fotografer secara subjektif
dengan acuan seni murni. Yang termasuk dalam kategori ini adalah fotografi
abstrak dan surealis. Namun seiring dengan perkembangan zaman, klasifikasi ini
tidak lagi memiliki nilai yang pasti, hal ini dikarenakan berbagai macam
kebutuhan sehingga sering kali fotografi yang semula dimaksud untuk seni semata
dapat menjadi sebuah karya komersil dan fotografi komersil yang menggunakan
pendektan seni, maupun pendekatan jurnalistik. Hal ini menyebabkan
perkembangan fotografi tidak lagi terbatas pada suatu bidang saja.
1.2. Data Primer
2.2.1. Fotografi Beauty Shot
Menurut Stephanus Yusanto Gunawan., ST., fotografer Magazine
Photoboutique, fotografi Beauty Shot merupakan salah satu jenis fotografi yang
memiliki kecenderungan untuk bekerja dengan objek seorang model.
Pengambilan foto pun memiliki kecenderungan untuk dibatasi hanya sebatas
pundak ke atas atau lebih umum dikenal dengan teknik pengambilan gambar close
up. Pada umumnya, dalam fotografi ini kita bekerja secara lebih mendetail
terhadap tata rias wajah dan tata rias rambut, dimana hal ini harus diperhatikan
dengan seksama karena ada kecenderungan warna-warna yang digunakan dalam
tata rias menjadi kurang tampak di dalam foto. Selain itu sebagai seorang
fotografer yang ingin memotret beauty shot, kita harus memiliki pengetahuan
tentang tata rias dasar dan warna, karena terdapat beberapa warna yang kurang
tampak di dalam foto tetapi juga bergantung dengan kondisi warna kulit sesorang.
Dalam pengambilan foto beauty shot, sering kali digunakan background
polos supaya lebih menampilkan dimensi dalam foto dan membuat model menjadi
lebih menonjol dan tetap menjadi pusat perhatian dalam sebuah karya foto.
Penataan lampu studio yang digunakan juga beraneka ragam bergantung pada
konsep pencahayaan yang dinginkan. Apa bila konsep pencahayaan yang
digunakan menggunakan teknik high key, maka lampu studio yang digunakan
9 Universitas Kristen Petra
akan lebih dari 3 lampu, yaitu main light yang bias berasal dari soft box, ataupun
beauty disc, fill in light yang bertuuan untuk mengisi bayangan agar tidak terlihat
pekat, biasanya menggunakan soft box, ataupun strip light. Kemudian ditambah
penggunaan effect light yang bertujuan untuk memberi efek pencahayaan
tambahan pada objek, umumnya menggunakan background light dan jika
disesuaikan dengan konsep tatanan rambut, maka digunakan juga hair light.
Penggunaan lampu ini akan menghasilkan pencahayaan yang terang dan merata
sehingga detail dari tata rias wajah dan rambut akan nampak. Sedangkan jika
ingin menggunakan teknik pencahayaan low light, maka dapat digunakan dua
buah lampu saja, sebagai main light dan sebagai fill in light. Penggunaan aksesoris
untuk lampu studio dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konsep yang telah
ada.
Untuk konsep, foto beauty shot cenderung mengankat sisi kecantaikan
dari model, sering kali juga digunakan untuk promosi produk-produk tata rias.
Karena banyaknya foto beauty shot yang telah ada, maka sebaiknya konsep yang
digunakan dalam pembuatan karya beauty shot dapat lebih unik, ekspresif dan
jarang ditemukan dalam karya publik.
2.2.2. Tata Rias
Menurut Marina Adia Indra, Pimpinan dari Rêver Hair and Make Up
Academy Surabaya, secara global, tata rias dibagi menjadi dua bagian, yaitu tata
rias wajah dan tata rias rambut, dimana keduanya saling berhubungan dan saling
mendukung kesempurnaan dari tampilan seseorang. Jika dikaitkan dengan
fotografi, maka kesempurnaan tampilan seseorang adalah sesuatu yang mutlak
dibutuhkan, Karena dengan tata rias yang baik dan detail, maka foto yang
dihasilkan juga akan tampak baik. Hal ini dikarenakan apapun yang menjadi suatu
kesalahan dalam tata rias walaupun hal tersebut adalah hal yang kecil, akan sangat
tampak dalam sebuat foto.
Untuk tata rias yang baik jika digunakan dalam sebuah sesi pemotretan
adalah tata rias yang menggunakan warna-warna cerah dan kontras dengan warna
kulit, warna yang digunakan juga harus tegas, karena kecenderungan warna tata
rias menjadi lebih pudar dalam sebuah foto. Hal ini lah yang menyebabkan
10 Universitas Kristen Petra
tampilan warna yang digunakan berbeda dengan kebutuhan tata rias untuk
kebutuhan sehari-hari.
Untuk tata rias rambut dalam sesi pemotretan, rambut harus dibuat
sehingga memiliki volume dan serat rambut masih tetap terlihat dengan jelas dan
pewarnaan pun disesuaikan dengan kebutuhan sehingga rambut dapat tampak
lebih indah di dalam sebuah foto.
Dalam segi konsep, tentunya konsep-konsep yang unik dapat lebih
menarik perhatian masyarakat akan foto tersebut karena foto-foto yang dihasilkan
akan nampak lebih eye cathing bagi para benikmat foto. Maka dari itu foto yang
baik harus disertai dengan konsep yang menarik, teknis fotografi yang baik, serta
tidak lupa tata ras wajah dan rambut yang baik sehingga tampilan foto yang
dihasilkan akan sempurna.
2.2.3. Konsep Pemilihan Makanan
Pemilihan makanan yang akan digunakan sebagai aksesoris dalam
tatanan rambut nantinya adalah makanan dari kategoti buah, sayur dan pastry dan
bakery. Untuk pemilihan makanan ini didasarkan pada elemen-elemen dasar pada
desain yaitu elemen bentuk, warna dan tekstur atau karakteristik makanan
tersebut.
Untuk makanan dari kategori buah-buahan, pemilihan buah yang akan
digunakan didasarkan pada ketiga unsur desain tersebut. Warna yang dipilih
merupakan warna-warna cerah dan buah dengan nilai karakteristikyang unik.
Pemilihan bahan tersebut adalah apel dengan warna merah mengkilap, nanas
dengan warna kuning keemasan dan karakteristik kulitnya yang bersisik,
semangka dengan wana hijau bergaris.
Untuk kategori sayuran, makanan yang dipilih juga merupakan bentuk
refleksi dari ketiga elemen desain yang telah disebutkan. Jagung dipilih karena
warnanya serta tekstur permukaannya yang berbijbiji, cabai dipilih karena
warnanya yang merah dan karakteistiknya yang panas, kemudian kacang panjang
dipilih karena tekstur dan karakteristiknya yang lentur.
Untuk kategori pastry dan bakery pun, pemilihan makanan juga
memiliki dasar yang sama dengan kedua kategori makanan yang lain. Roti
11 Universitas Kristen Petra
perancis atau sering disebut dengan roti banquette dipilih karena warna yang
menarik dan pentuknya yang panjang dan lonjong, spaghetti dipilih karena
bentuknya yang ramping dan panjang, kon es krim dipilih karena bentuk
kerucutnya yang unik, onde-onde dipilih karena warnanya yang keemasan dan
tekstur permukaannya yang menarik, pizza dipilih karena bentuknya yang bulat
pipih seperti piring, donat dipilih karena keunikan bentuknya dan warna yang
beragam, coklat dipilih karena teksturnya yang kental dan unik.
1.3. Data Sekunder
2.3.1. Sejarah Fotografi
Kamera telah ada beberapa abad sebelum munculnya fotografi. Kamera
pertama yang dietmukan tentunya tidak memiliki tampilan fisik seperti kamera
yang umum digunakan saat ini. Kamera Pertama berbentuk sebuah bilik gelap
dengan lubang kecil tempat masuknya cahaya. Kamera ini dikenal dengan nama
camera obscura, berasal dari bahasa Italia, yaitu camera yang artinya kamar dan
obscura yang artinya gelap (Webster New World Italian Dictionary 40). Kamera
ini memproyeksikan gambar dari suatu pemandangan luar ruang dalam suatu
kamar gelap, yang dipusatkan melalui suatu lubang kecil pada dinding, untuk
menghasilkan gambar pada dinding yang berseberangan.
Pada akhir abad ke-17, Johann Zahn (Jerman) membuat versi kecil
kamera, secara fisik kamera ini berbentuk sebuah kotak sebesar 9 inci kali 2 kaki,
kamera ini memiliki lensa yang dapat difokuskan, dan juga memiliki diafragma
untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera. Pada tahun 1888,
George Eastman dari London, Inggris berhasil menemukan kamera hand-held
pertama, tetapi masih sederhana dan hanya untuk keperluan praktis, bukan teknis
maupun seni. Lalu pada Tahun 1952, Ahli Optik dari Jerman bernama E. Leitz
bekerja sama dengan Oskar Barnack berhasil menemukan dan memasarkan
kamera kecil dengan nama Leica (Leitz camera). Kamera ini menggunakan film
35mm, dengan lensa f/3.5. Kamera ini merupakan cikal bakal dari kamera
moderen yang digunakan saat ini. Kemudian seiring dengan berkembangnya
teknologi, maka kamerapun juga mengalami berbagi perkembangan yang cukup
signifikan dan pada akhirnya, saat ini kita menjumpai kamera digital.
12 Universitas Kristen Petra
2.3.2. Teknik dan Klasifikasi Fotografi
Ditinjau dari jenisnya, fotografi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu:
a. Fotografi Jurnalisme, merupakan kategori fotografi dimana foto yang
dihasilkan bertujuan untuk kebutuhan jurnalistik. Foto yang dihasilkan ada
kategori ini memiliki hubungan yang kuat terhadap objek yang difoto.
Kategori ini meliputi fotografi dokumentasi, fotografi Human Interest,
fotografi portraiture, fotografi wildlife, dan fotografi landscape.
b. Fotografi Komersial, merupakan kategori fotografi dimana foto yang
dihasilkan bertujuan untuk memasarkan suatu produk. Foto yang dihasilkan
ini memiliki unsur daya jual yang tinggi terhadap objek. Pada kategori ini,
fotografer ditntut untuk berhubungan dengan klien dan memenuhi apa yang
diinginkan oleh klien. Kategori ini meliputi Fotografi Fashion, Beauty Shot,
Advertising, Produk atau Still Life, Food and Beverages, Architectural,
Interior, dan Wedding.
c. Fotografi seni atau fine-art, merupakan kategori fotografi dimana foto yang
dihasilkan merupakan hasil cipta rasa sepenuhnya dari sang fotogrfer. Foto
yang dihasilkan merupakan foto yang bersifat subjektif. Kategori ini meliputi
Fotografi abstrak dan fotografi surealis.
Dalam segi teknis, angle atau sudut pengambilan gambar dalam
fotografi pada prinsipnya ada 3, yaitu:
a. Eye Level
Pengambilan gambar dilakukan dengan posisi kamera sejajar dengan objek.
Secara teknis gambar yang dihasilkan memiliki proporsi normal seuai dengan
apa yang dilihat oleh mata. Eye level merupakan sudut pengambilan gambar
yang umum dan paling sering digunakan dalam berbagai bidang dalam
fotografi.
b. High Level
Pengambilan gambar dilakukan dengan posisi kamera berada lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi obyek. Secara teknis gambar yang dihasilkan
13 Universitas Kristen Petra
memiliki ditorsi yang terjadi pada bagian atas dari objek yang berada di dekat
kamera, dimana objek yang ada di dekat kamera menjadi lebih besar daripada
proporsi awalnya. High level merupakan variasi pengambilan gambar yang
cukup sering digunakan dalam pengambilan foto.
c. Low Level
Pengambilan gambar dilakukan dengan posisi kamera berada lebih rendah
daripada obyek. Secara teknis gambar yang dihasilkan akan memiliki distorsi
yang berlawanan dari high level, dimana bagian bawah obyek yang berada di
dekat kamera akan mengalami distorsi sehingga akan tampak lebih besar
daripada proporsi awalnya. Tingkat besarnya distorsi yang terjadi bergantung
pada derajat pengambilan gambar yang dilakukan.
Sedangkan jenis pengambilan gambar juga terbagi lagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
a. Long Shot
Jarak pengambilan yang luas sehingga menampilkan situasi dan kondisi di
sekeliling obyek. Teknik ini umumnya digunakan dalam fotografi landscape
dengan tujuan untuk menunjukkan detail keindahan alam yang di atur dalam
komposisi sedemikian rupa. Untuk obyek manusia, karakteristik umum yang
dapat dilihat dari teknis ini adalah semua bagian tubuh terlihat dengan
perbandingan 1:5 antara obyek dan latar.
b. Medium Long Shot
Jarak pengambilan gambar tidak seluas long shot. Untuk obyek manusia,
karakteristik umum yang dapat dilihat adalah semua bagian tubuh terlihat
dengan perbandingan 1:3 antara obyek dan latar sehingga masih ada ruang
bagi latar atau background ikut terekam dalam hasil foto.
c. Full Shot
Jarak pengambilan gambar tidak seluas Medium Long Shot. Untuk objek
manusia, karakteristik umum yang dapat dilihat adalah ukuran obyek dalam
sebuah frame, dari ujung kaki hingga kepala terlihat pas dengan perbandingan
1:2 antara obyek dan latar sehingga background hanya tampak sedikit saja.
14 Universitas Kristen Petra
d. Medium Shot
Teknik Medium shot, pada pemotretan yang melibatkan model manusia,
memiliki karakteristik dimana obyek manusia itu ditampilkan lebih detail dari
pusar atau pinggang hingga kepala. Umumnya background masih dapat
terlihat sedikit.
e. Medium Close Up
Teknik Medium close up, memiliki karakteristik dimana obyek manusia
ditampilkan dengan lebih detail dari bagian dada hingga kepala. Umumnya
background sudah tidak lagi terlihat, meskipun ada hanya sedikit saja.
Medium close up pada umumnya digunakan untuk fotografi beauty shot untuk
mempromosikan salon atau produk kosmetik dan kecantikan dengan
menunjukkan detail tata rias.
f. Close Up
Teknik Close Up, memiliki karakteristik dimana obyek ditampilkan sebatas
leher hingga batas atas kepala. Sama hal nya dengan Medium Close Up, Close
up juga digunakan dalam pemotretan beauty shot namun kecenderungannya
untuk menonjolkan tata rias dan promosi komersial produk kosmetik.
g. Extreme Close Up
Teknik Extreme Close Up, memiliki karakteristik dengan menghasilkan
gambar obyek dengan penekanan pada satu anggota atau bagian tubuh. Teknik
ini digunakan dalam pemotretan beauty shot yang ingin menunjukkan detail
tata rias dan tekstur.
2.3.3. Beauty Shot
Beauty shot lebih menonjolkan karakter dan ekspresi model dengan
pencahayaan terfokus pada bagian-bagian tertentu dari obyek tersebut dengan
teknik-teknik spesial lighting (Urs Recher, par 1).
Rentang perjalanan dunia kecantikan telah ada seiring dengan perjalanan
peradapan manusia itu sendiri, kecantikan tidak pernah terlepas dari diri manusia
khususnya wanita. Tata rias wajah dan tata rias rambut yang digunakan dan
bagaimana menerapkan dan menyesuaikannya terhadap linkungan dan budaya
15 Universitas Kristen Petra
yang ada pada tiap-tiap daerah memiliki suatu keterkaitan yang kuat. Tetapi,
seiring dengan perkembangan peradaban manusia menuju ke dunia yang lebih
moderen, tata rias rambut maupun tata rias wajah mulai terlepas dari kekangan-
kekangan yang ada sehingga muncul tata rias eksperimental yang terkesan
berkarakter dan berani yang memunculkan daya imajinasi dan ekspresi yang
tinggi sehingga menghasilkan sebuah karya seni yang dapat dinikmati oleh
masyarakat luas.
Fotografi fashion dan beauty merupakan salah satu jenis dari fotografi
yang dinamis. Hal ini dikarenakan pada foto fashion dan beauty, perubahan yang
ada pada dunia mode juka akan turut merubah tren yang ada dalam dunia
fotografi.
Berkembang seiring dengan dunia mode, beauty shot menciptakan
secara pasti sebuah aliran yang juga turut berkembang secara beriringan dengan
perkembangan dunia kecantikan yang saat ini mulai dirasa cukup signifikan jika
dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya, dan nuansa yang lahir tak lagi
menjadi apa yang awalnya diciptakan, tidak lagi sebagai medium acuan ataupun
sekedar foto dengan esensi indah, namun sudah berevolusi menjadi sebuah bentuk
hasil olah rasa yang tinggi. Fotografi beauty shot kini bukan lagi sekedar media
penyampaian karya seni dalam dunia kecantikan namun juga sebuah karya seni itu
sendiri. Lebih mengutamakan tingginya nilai artistik yang mewakili kecantikan
itu sendiri dengan tingkat persaingan dalam menjual ide, konsep dan tidak hanya
dari sisi tata rias wajah dan rambut, tapi juga dari sehi teknis dalam fotografi, tata
gaya, tata ruang dan lain sebagainya yang secara keseluruhan dapat menghasilkan
sebuah karya seni yang patut untuk dinikmati.
Menurut Peter Tjahjadi (dalam The Light vol. 13, 2008, p. 24), ada dua
gaya fotografi dalam dunia fashion dan beauty, yaitu:
a. Gaya Amerika
Gaya ini lebih mengedepankan intelegent concept di mana sebuah foto lebih
ada maknanya.
b. Gaya Eropa
Gaya ini lebih banyak bereksperimen dalam konsep dan pemotretan sehingga
tampak lebih berani.
16 Universitas Kristen Petra
Dalam fotografi beauty shot dituntut standar Kerapihan dan
kesempurnaan detail yang tinggi. Hal ini dikarenakan bidang fokus yang lebih
sempit yang berpusat pada area wajah, itulah yang membedakan antara foto
beauty dan foto fashion. Dalam hal ini selain harus memiliki kemampuan teknis
yang baik dalam hal pencahayaan, fotografer juga harus mengerti karakter make
up dan aksesoris yang digunakan oleh model. Karena baik tata rias maupun
aksesoris yang digunakan akan turut mendukung tampilan model dalam sebuah
foto.
Menurut Darwis Triadi, isitilah beauty shot mengandung arti bahwa
segala sesuatu yang dihasilkan dan di tampilkan sebagai hasil akhir pemotretan
harus tampak cantik, menarik, serta mengeluarkan aura dari foto tersebut (”......”
par.1).
2.3.4. Sejarah Tata Rias
Pada abad ke-19, wanita menganggap dirinya sebagai sesuatu yang
lemah. mereka menganggap dirinya bagaikan bunga yang indah. Pada era ini,
penggunaan kosmetik pada wanita dilakukan secara diam-diam dikarenakan
adanya pandangan dalam norma masyarakat pada saat itu yang menganggap
wanita yang mengenakan kosmetik adalah wanita penghibur. namun demikian
terdapat pengecualian terhadap para artis. Penggunaan kosmetik baru dapat
diterima oleh masyarakat luas sekitar tahun 1870 dimana norma dalam
masyarakat tentang penggunaan kosmetik sudah mulai melunak.
Pada masa ini, wanita menganggap dirinya sebagai bunga yang rapuh.
mereka menganggap warna kulit yang pucat sebagai sesuatu yang melambangkan
kelembutan. Hal ini menyebabkan wanita tidak diperkenankan melakukan
aktifitas di luar ruangan secara belebihan. Wanita yang melakukan aktifitas di luar
ruangan selalu menggunakan payung sebagai pelindung dari sinar matahari.
Bahkan di dalam ruangan, mereka menutup jendela dengan kain gelap untuk
mencegah cahaya matahari masuk secara berlebihan. Beberapa usaha yang
dilakukan wanita pada masa ini untuk mendapatkan kulit pucat adalah dengan
menggambar garis biru (pembuluh darah) pada kulit mereka untuk menampilkan
kulit yang pucat.
17 Universitas Kristen Petra
Pada tahun 1909, sebuah toko bernama Selfridges dibuka di London, dan
toko ini merupakan toko pertama yang menjual kosmetik secara terang-terangan.
Kemudian pada tahun 1910, balet Rusia milik Sergei Diaghilev
memberikan pengaruh yang cukup besar pada dunia fashion. Terisnpirasi dari
balet ini, wanita mulai mengenakan pakaian dengan warna-warna yang lebih
cerah dan mengenakan kosmetik dengan warna-warna yang lebih terang. pada
masa ini, tato menjadi populer di kalangan wanita.
Sekitar tahun 1920, kosmetik mulai kembali digunakan setelah cukup
lama tidak digunakan. pada masa ini, perkembangan kosmetik mengalami
kemajuan yang cukup pesat. Elizabeth Arden mengembangkan pembersih wajah,
pelembab, tonik dan krim wajah. pada masa ini juga Helena Rubenstein
mengembangkan krim untuk melindungi kulit dari sinar matahari, selanjutnya
Rubenstein juga mengembangkan bedak dan lipstik.
Sekitar tahun 1930, lipstik menjadi berkembang sesuai dengan mode,
bahkan warna lipstik berubah tiap tahun. Lipstik selalu digunakan oleh para
wanita, bahkan pada masa ini koran menyebutkan bahwa berciuman sudah
ketinggalan jaman karena harga lipstik yang mahal. pada masa ini, pewarna kuku
juga berkembang pesat. Jika dibandingkan dengan tahun 1920-an, pada tahun
1930-an, wanita saudah mulai lebih banyak menggunakan perona pipi, alis
mereka dibuat lebih tebal menggunakan pensil alis.
Sekitar tahun 1940, penggunaan kosmetik dan tata rias pada wajah
menjadi sangat minimum karena dianggap membuang-buang waktu dalam
pengaplikasiannya.
Pada tahun 1950-an, ditemukannya film warna membawa pengaruh yang
sangat besar dalam dunia kosmetik dan tata rias. pada masa ini dikembangkan
foundation yang digunakan untuk menutupi ketidak sempurnaan pada kulit
misalnya jerawat dan bekas luka. pada masa ini juga muncul banyak sekali varian
warna pada lipstik dan eyeshadow. pada akhir tahun 1950-an, titanium
ditambahkan ke dalam bahan kosmetik untuk menurunkn tingkat kecerahan warna
pada produk kosmetik sehingga menghasilkan warna-warna pucat yang bersinar.
18 Universitas Kristen Petra
Sejak tahun 1970-an hingga saat ini, wanita sudah mulai menggunakan
kosmetik untuk memlulas wajahnya. penggunaan kosmetik berkembang melalui
majalah-majalah.
Saat ini, kosmetik tidak hanya digunakan dalam tata rias wajah secara
umum saja, namun tata rias juga digunakan untuk mendukung karakter dan
keunikan wajah bahkan digunakan untuk menampilkan seguah ekspresi seni
dalam dunia fashion.
2.3.5. Tata Rias Dalam Dunia Fotografi Fashion dan Beauty Shot
fotografi fashion & beauty tidak dapat dipisahkan dengan tata rias. Tata
rias memang sudah menjadi sesuatu yang memberi porsi cukup dominan pada
foto-foto fashion dan beauty, terutama dalam foto yang menggunakan model.
Tata rias wajah adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli
sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah tata rias lebih sering
ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh
bisa di hias.
Tata rias wajah membutuhkan banyak pengetahuan tentang:
a. Anatomi (untuk memberikan bentuk ideal anggota tubuh).
b. Karakterisasi Warna dan garis (untuk memberikan karakterisasi personal).
c. Gradasi Warna (untuk memperhalus hasil akhir tata rias).
d. Komposisi Warna.
tata rias dalam fotografi dibagi dalam 3 kelompok besar berdasarkan
tujuannya, yaitu:
a. Tata rias korektif
adalah tata rias yang bisa digunakan untuk membuat bentuk lebih indah,
menutupi kekurangan dan membuat wajah seseorang menjadi tampak lebih
ideal. Aplikasinya adalah untuk menutupi jerawat, mengkoreksi mata, hidung,
rahang, dan lainnya.
b. Tata rias dekoratif
Tata rias ini tujuannya untuk mnyampaikan tren, menciptakan gambaran dari
suatu waktu yang berbeda. Aplikasinya misalnya pada saat ingin menonjolkan
19 Universitas Kristen Petra
motif-motif floral pada wajah model. Hal ini biasa digunakan untuk keperluan
dalam bidang seni dan fashion.
c. Tata rias karakter
Banyak digunakan untuk kepentingan dunia akting dan hiburan. Setiap warna
dan bahan kosmetika yang digunakan ditujukan untuk membentuk karakter
atau watak tertentu, misalnya penggunaan eye shadow gelap untuk memberi
karakter galak
Menurut Teddy Lim, “Make up artis adalah bagian penting dalam tim
tersebut, jadi jangan baru dilibatkan pada saat pemotretan. Ajak diskusi pada saat
pre produksi. Bahkan akan lebih baik lagi jika Digital Imaging artis juga ikut
berkonsultasi dengan Make Up artis dalam melakukan proses retouching. Karena
bagaimanapun yang tau tata rias kan Make Up artisnya […] Kerjasama dalam
sebuah pemotretan layaknya sebuah puzzle, semua penting maka dari itu
semuanya harus dilibatkan dengan lebih optimal. Karena bagian apapun yang
kurang dalam puzzle membuat gambar besarnya jadi cacat” (dalam The Light vol.
8, 2007, p. 31)
20 Universitas Kristen Petra
2.3.6. Referensi Visual
Gambar 2.1. AJ, by: Tracy Bayne,
Sumber: American Next Top Model
Cycle 7
Gambar 2.2. Michelle, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 7
Gambar 2.3. Amanda, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 7
Gambar 2.4. Anchal, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 7
21 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.5. Broke, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 7
Gambar 2.6. CariDee, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 7
Gambar 2.7. Eugena, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 7
Gambar 2.8. Jaeda, by: Tracy Bayne,
Sumber: American Next Top Model
Cycle 7
22 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.9. Megan, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 7
Gambar 2.10. Meeg, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 7
Gambar 2.11. Melrose, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 7
Gambar 2.12. Monique, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 7
23 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.13. Katarzyna, by: Peter
B, Sumber: American Next Top
Model Cycle 10
Gambar 2.14. Brittany, by: Joseph
Cultice, Sumber: American Next
Top Model Cycle 8
Gambar 2.15. Shandy, by: Massimo
Costoli, Sumber: American Next
Top Model Cycle 2
Gambar 2.16. Sampul bonus majalah
Bazzar edisi Juli 2008
24 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.17. Adrianne, by: Troy
Ward, Sumber: American Next Top
Model Cycle 1
Gambar 2.18. Cassandra, by: Tracy
Bayne, Sumber: American Next Top
Model Cycle 5
Gambar 2.19. April, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next Top
Model Cycle 2
Gambar 2.20. Heather, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next
Top Model Cycle 2
25 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.21. Analeigh, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next Top
Model Cycle 11
Gambar 2.22. Clarck, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next
Top Model Cycle 11
Gambar 2.23. Elina, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next Top
Model Cycle 11
Gambar 2.24. Isis, by: Nigel Barker,
Sumber: American Next Top Model
Cycle 11
Gambar 2.25. Joslyn, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next Top
Model Cycle 11
Gambar 2.26. Lauren, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next
Top Model Cycle 11
26 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.27. McKey, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next Top
Model Cycle 11
Gambar 2.28. Marjorie, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next
Top Model Cycle 11
Gambar 2.29. Samantha, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next Top
Model Cycle 11
Gambar 2.30. Sheena, by: Nigel
Barker, Sumber: American Next
Top Model Cycle 11
Gambar 2.31. Amis, by: Trevor O.
Shana, Sumber: American Next Top
Model Cycle 10
Gambar 2.30. Laura, by: Hengky C.,
The light Vol. 3
Universitas Kristen Petra
27
2.4. Analisa Data
Dari data yang telah didapatkan , foto beauty shot yang baik, merupakan
penggabungan dari konsep yang menarik, teknis fotografi yang baik, serta
didukung dengan tampilan tata rias wajah dan rambut yang baik. Hal ini
menyebabkan tata rias yang digunakan pun lebih mengarah ke arah tata rias
dengan tingkat seni yang tinggi disesuakan dengan konsep yang diinginkan, yaitu
makanan sebagai aksesoris pada tatanan rambut. Hal ini ditujukan supaya
tampilan ekstrim namun tetap memiliki nilai estetis yang tinggi dan menarik dapat
berpadu dalam sebuah karya foto.
Untuk jenis bahan makanan yang digunakan menggunakan bahan
makanan berupa beberapa jenis buah-buahan, beberapa jenis sayuran, dan
beberapa jenis dari pastry maupun bakery. Pemilihan makanan yang digunakan
sebagai aksesoris dalam tatanan rambut ini juga dipengaruhi oleh tapilan fisik
ataupun bentuk dan kaakteristik bahan makanan tersebut, warnanya, serta
keunikannya apabila digunakan sebagai aksesois pada rambut apakah dpat tampild
engan baik ataukah tidak. Beberapa jenis bahan makanan yang dipilih adalah,
apel, nanas, dan semangka untuk kategori buah, kacang panjang, cabai, dan
jagung untuk kategori sayuran, roti banquette, donat, coklat, spagethi, pizza,
onde-onde, dan kon es krim dalam kategori pastry dan bakery. Bahan makanan
tersebut dipilih berdasarkan keunikan karakternya masing-masing apabila
dipadukan dengan tatanan rambut tertentu.
Untuk tata rias wajah yang digunakan, menggunakan warna-warna
kontras maupun warna-warna senada dengan tiap-tiap bahan makanan yang
digunakan sehingga dapat memunculkan kesan yang dramatis sehingga
mendukung tampilan akhir di dalam foto.
2.5. Kesimpulan Analisa Data
Berdasarkan analisa yang telah ada, maka dapat disimpulkan konsep-
konsep yang digunakan adalah sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra
28
a. Apple Eve, apel menunjukkan kedewasaan dan kecantikan dari seorang
perempuan.
b. Chocolate Lady, coklat menampilkan sesuatu yang manis namun tetap
berkesan mewah.
c. Corn De’Ville, jagung menampilkan sisi garang dan misterius namun tetap
sederhana.
d. Donnut Rings, kue donat menampilkan sisi keceriaan dan sisi manis namun
tetap kuat dan sederhana.
e. Golden Ball, onde-onde dengan warnanya yang kuning keemasan ingin
menampilkan sisi mewah dan glamour namun tetap sederhana.
f. Green Stalk, kacang panjang dengan karakteristiknya yang lentur, ingin
menampilkan kesan yang natural dan etnis.
g. Lady Banquetta, Roti perancis (Banquette) menampilkan kekuatan, elegan dan
ke-glamor-an seorang wanita.
h. Liberty Cone, kon es kirm digunakan untuk memberikan kesan kebebasan,
keceriaan, namun tetap lembut dan feminin.
i. Orientalism Spagethi, ingin menampilkan kesan sederhana.
j. Picnic Pizza, pizza digunakan untuk menampilkan kesan sederhana,
kenikmatan dan suasana santai.
k. Pineapple Fiesta, nanas digunakan untuk menampilkan keunikan dan sisi
wanita yang menyenangkan.
l. Spicylicious Chili, cabai dengan warnanya yang merah membara
menampilkan kesan sensual dan berani.
m. Watermelon Addict, semangka dengan warnanya yang hijau menampilkan
kesan yang segar dan ceria.