2. narkotika
DESCRIPTION
narkotikaTRANSCRIPT
L/O/G/OL/O/G/O
NARKOTIKA
Pengertian
• Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
DASAR, ASAS dan TUJUAN
• Dasar Pancasila Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
• Asas keadilan pengayoman kemanusiaan ketertiban perlindungan keamanan nilai-nilai ilmiah kepastian hukum
TUJUAN
Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa indonesia dari penyalahgunaan narkotika;
Memberantas peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika; dan
Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalah guna dan pecandu narkotika.
Perkembangan Peraturan Narkotika
SE Menkes No. 17/Ph/Circ/1962
SK Menkes No. 3242/Dirjen/Sk/1969
SK Menkes No.2882/Dirjen/Sk/1970
SK Menkes No.680/A/Sk/1974
SE Dirjen No. 9/EE/SE/1976UU No. 8 tahun 1976UU No. 9 tahun 1976
Surat Dirjen POM No. 1246/A/VI/1982
Kepmenkes No. 740/Menkes/Sk/XI/1987
UU No. 7 tahun 1997UU No. 22 tahun 1997UU no 35 tahun 2009
Peraturan Narkotika Lain
Kepmenkes No. 65/Menkes/SK/IV/1977
SE Dirjen POM No. 06/EE/SE/1977
Kepmenkes No. 196/Menkes/SK/VIII/1977
Permenkes No. 28/Menkes/Per/I/1978
Kepmenkes No. 349/Menkes/SK/IX/1980
Kepmenkes No. 48/Menkes/SK/I/1989
Kepmenkes No. 318/Menkes/SK/VI/1990
Narkotika Gol 1
• Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan
Contoh: Tanaman Papaver Somniferum L Opium mentah/masak Tanaman koka, Daun koka Tanaman ganja Kokain mentah dsb.
Narkotika Gol II
• Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan sertamempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan
Contoh: benzil morfina Fentanil Metadona Petidina dsb.
Narkotika Gol III
• Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Nikokodina Etilmorfina Dihidrokodeina dll.
Rencana Kebutuhan Tahunan• Disusun berdasarkan data pencatatan dan
pelaporan rencana dan realisasi produksi tahunan yang diaudit secara komprehensif dan menjadi pedoman pengadaan, pengendalian, dan pengawasan Narkotika secara nasional
Jalur ekspor-impor&peredaran Narkotika
Suplier
PBF (milik Negara)
Pabrik Obat PBF tertentu SPSF Pem
LIP PBF Apotik RS EksportirTertentu tertentu
PuskesmasRS PemBP Pem.ttt
Penyaluran Golongan I
Suplier
PBF (milik Negara) dan/atau Pabrik Obat tertentu
LIP tertentu untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan
Penyerahan Suplier
PBF (milik Negara)
Pabrik Obat PBF tertentu
Dokter BP Apotik RS Puskesmas
RS Apotik BP Pasien Puskesmas Dokter Pasien dg R/
lain
Pasien dg R/
Penyerahan Narkotika oleh dokter
Hanya dapat dilaksanakan dalam hal :– Menjalankan praktik dokter dan diberikan
melalui suntikan;– Menolong orang sakit dalam keadaan
darurat atau– Menjalankan tugas di daerah terpencil
yang tidak ada apotik
Narkotika dalam bentuk suntikan dalam jumlah
tertentu yang diserahkan dokter hanya dapat
diperoleh di apotik
SE Dirjen POM DepKes RINo. 336/E/SE/77
Apotik dilarang melayani salinan resep yang mengandung narkotika, walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali.
Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali, Apotik boleh membuat salinan resep, tetapi salinan resep tersebut hanya boleh dilayani di Apotik yang menyimpan resep aslinya.
Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani sama sekali
Label & Publikasi
1) Pabrik obat wajib mencantumkan label pada kemasan narkotika baik dalam bentuk obat jadi maupun bahan baku narkotika
2) Label pada kemasan narkotika dapat berbentuk tulisan, gambar, kombinasi tulisan dan gambar, atau bentuk lain yang disertakan pada kemasan atau dimasukkan dalam kemasan, ditempelkan atau merupakan bagian dari wadah dan/atau kemasannya
3) Setiap keterangan yang dicantumkan dalam label narkotika harus lengkap dan tidak menyesatkan.
Label & Publikasi
Narkotika hanya dapat Dipublikasikan pada media cetak
ilmiah kedokteran atau media cetak ilmiah farmasi
Pengobatan & Rehabilitasi
– Untuk kepentingan pengobatan dan/atau perawatan, pengguna narkotika dapat memiliki, menyimpan, dan/atau membawa narkotika
– Pengguna tersebut harus mempunyai buktibahwa narkotika yang dimiliki, disimpan, dan/atau dibawa untuk digunakan, diperoleh secara sah.
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
• Badan Narkotika Nasional (BNN) bertanggungjawab kpd presiden
TUGAS BNN• menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika• mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika• berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
• meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;
• memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
• memantau, mengarahkan, dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
• melakukan kerja sama bilateral dan multilateral, baik regional maupun internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkotika
• mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;• melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;• membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.
Pemusnahan
Pemusnahan dapat dilakukan dalam hal:
a. Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyartan yang berlaku dan/atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi;
b. Kadaluwarsa;
c. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan; atau
d. Berkaitan dengan tindak pidana.
Ketentuan Pidana
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 10(sepuluh)tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00(dua ratus juta rupiah), bagi:
– Pimpinan RS,Puskesmas,BP,SPSF Pemerintah, Apotik dan dokter yang mengedarkan norkotika Gol.II dan III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan.
– Pimpinan LIP yang menanam,membeli, menyimpan, atau menguasai tanaman narkotika bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.
– Pimpinan pabrik obat tertentu yg memproduksi narkotika gol.I bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, atau
– Pimpinan PBF yg mengedarkan Narkotika Gol.I yg bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan atau mengedarkan narkotika Gol.II & III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.