2. pengakuan dan pencatatan pajak
DESCRIPTION
AKUNTANSI PAJAK PENGAKUAN DAN PENCATATANTRANSCRIPT
Dipotong PajakDipungut PajakMemotong PajakMemungut PajakMembayar Pajak
Pengakuan PajakPerhitungan PajakPencatatan PajakPenyajian PajakPelaporan Pajak
Dilakukan oleh WP terhadap suatu transaksi antara WP dengan WP lain, yang atas transaksi tersebut sudah jelas-jelas merupakan penghasilan bagi WP yang menerima, seperti:- Pembayaran gaji dan sejenisnya- Pembayaran berbagai jasa- Pembayaran dividen dan sejenisnya- Pembayaran royalti dan sejenisnya- Pembayaran bunga- Pembayaran berbagai sewa
Pemotongan pajak hanya dilakukan terhadap transaksi yang sudah merupakan penghasilan bagi yang menerima
Memotong PPh dilakukan apabila WP
sebagai yang membayar penghasilan bagi WP lain
Dilakukan oleh WP terhadap transaksi yang dilakukan oleh yang memungkinkan atas transaksi tersebut nantinya WP akan mempunyai penghasilan.
Dipungut PPh terjadi apabila penghasilan atas transaksi yang dilakukan oleh WP baru akan terjadi setelah dilakukannya perhitungan lebih lanjut baik melalui penjualan maupun melalui pembelian.
Dipungut PPh melalui transaksi penjualan penjualan kepada bendaharawan pemerintah
Dipungut PPh melalui transaksi pembelian untuk pembelian secara impor, pembelian produk industri tertentu seperti kertas, baja, semen, migas, dan otomotif.
Memungut PPh dilakukan apabila WP badan sebagai pabrikan melakukan transaksi penjualan produk-produk industri tertentu.
Memungut PPN dilakukan oleh pengusaha kena pajak apabila menjual BKP atau JKP
Pajak yang diakui sebagai utang adalah Pajak-pajak yang telah dilakukan pemotongan atau pemungutan oleh WP sendiri berkaitan dengan transaksinya dengan WP lain (pajak masa), seperti:
Pemotongan PPh pasal 21 Pemotongan PPh pasal 22 Pemotongan PPh pasal 23 Pemotongan PPh pasal 26 Pemotongan PPh pasal 4 (2), pasal 15 dan pasal 17
ayat 2c Pemungutan PPN dan PPnBm
Utang pajak lainnya adalah PPh yang terutang pada akhir tahun yang dihitung dari penghasilan yang tidak terkena PPh final.
Utang Pajak dalam kaitan dengan pemotongan maupun pemungutan pajak adalah utang pajak dari WP kepada negara, atas pajak dari WP lainnya.
PPh terutang adalah utang PPh WP sendiri, yang dihitung atas penghasilan yang diperolehnya dalam setahun, dan harus dibayar setelah memperhitungkan piutang PPh atau kredit pajak.
PPh pasal 21 sebagai utang pajak terjadi apabila WP telah melakukan pembayaran gaji dan sejenisnya kepada pegawai, yang atas gaji dan sejenisnya tersebut terdapat PPh pasal 21 yang telah dipotong.
PPh yang telah dipotong tersebut paling lambat dibayarkan tanggal 10 bulan berikutnya sejak saat terjadinya pemotongan PPh.
Gaji beserta berbagai tunjanganUpahHonorariumGratifikasiHadiah KaryawanBonusRapel, THR, dan bentuk-bentuk
pembayaran lain yang dipersamakan dengan gaji, dan yang lainnya.
Terjadi apabila WP badan sebagai produsen industri tertentu melakukan penjualan atas produk-produknya kepada distributor, agen, atau pembeli lainnya.
Utang PPh pasal 22 tersebut merupakan hak dari pembeli, baik PPh pasal 22 tersebut final maupun tidak final, sehingga harus segera dibayarkan, dan selama belum dibayarkan harus diakui sebagai utang PPh pasal 22.
Terjadi apabila WP telah melakukan pembayaran yang merupakan penghasilan bagi yang menerimanya, seperti pembayaran jasa, pembayaran sewa, pembayaran dividen, pembayaran royalti, pembayaran bunga.
Pelunasan pajak tersebut dilakukan dengan cara dipotong oleh pemberi penghasilan, dan akan dibayarkan paling lambat tgl 10 bulan berikutnya sejak saat terjadinya pemotongan.
Terjadi apabila WP telah melakukan pembayaran yang merupakan penghasilan bagi WP luar negeri dalam bentuk transaksi pembayaran gaji dan sejenisnya, pembayaran jasa, pembayaran sewa, pembayaran dividen, pembayaran royalti, pembayaran bunga.
Pelunasan pajak tersebut dengan cara dipotong oleh pemberi penghasilan dan akan dibayar paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Terjadi apabila WP telah melakukan pembayaran yang merupakan penghasilan bagi penerimanya, dalam bentuk transaksi seperti: Pengalihan hak atas tanah dan bangunan, sewa tanah dan bangunan, real estate, bunga tabungan, deposito, obligasi, bunga simpanan anggota koperasi, transakso saham pada bursa efek, dan pengalihan penyertaan saham pada modal ventura.
Pelunasan pajak dilakukan dengan cara dipotong oleh pemberi penghasilan, dan oleh pemberi penghasilan alan dibayarkan paling lambat tgl 10 bulan berikutnya sejak tanggal pemotongan PPh pasal 4 (2).
Terjadi apabila WP sebagai pengusaha kena pajak menjual barang kena pajak atau jasa kena pajak kepada pembeli.
Utang PPN tersebut sama dengan pajak keluaran.
Utang PPN tersebut merupakan PPN yang dibayar oleh pembeli atas pembelian Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak kepada penjual sehingga utang PPN tersebut harus dibayar oleh Penjual.
Penjual membayar setelah terlebih dahulu memperhitungkan pajak masukannya.
Terjadi apabila WP sebagai pabrikan dan juga sebagai PKP menjual produk BKP yang bersifat mewah kepada pembeli.
Utang PPnBM hanya terjadi sekali, yaitu pada saat penjualan pertama atas produk barang mewah tersebut, dan tentu saja hal ini dilakukan oleh pabrikan yang memproduksi barang tersebut, atau oleh importir BKP tersebut, oleh perusahaan karoseri pada saat dilakukan perbaikan mobil.
Pajak yang sudah dipotong atau dipungut oleh WP lain atas transaksi terhadap diri WP, atau pajak yang telah dibayar sendiri oleh WP seperti:Dipotong PPh pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Dibayar angsuran PPh Pasal 25, Dibayar PPh pasal 15, dipungut PPN, dan dipungut PPnBM.
Pajak yang dipotong bersifat final diakui sebagai pelunasan PPh.
Pajak yang dipotong bersifat tidak final diakui sebagai piutang.
PPh pasal 21 yang dipotong pemberi kerja akan diperlakukan sebagai piutang PPh pasal 21 oleh karyawan, dan akan diperlakukan sebagai kredit pajak ketika menghitung PPh yang harus dibayar pada akhir tahun.
Pungutan PPh pasal 22 yang terjadi pada kegiatan penjualan barang kepada bendaharawan, dan PPh pasal 22 karena WP melakukan pembelian produksi industri tertentu, pungutan PPh pasal 22 yang dikenakan pada diri WP tersebut akan diperlakukan sebagai piutang PPh pasal 22.
PPh final pelunasan PPh tidak final dikreditkan dengan
PPh akhir tahun
PPh pasal 23 yang dipotong oleh pemberi kerja akan diperlakukan sebagai piutang PPh pasal 23 oleh yang memperoleh penghasilan, dan akan diperlakukan sebagai kredit pajak ketika menghitung besarnya PPh yang harus dibayar pada akhir tahun.
PPh pasal 4 (2) yang dipotong atau dipungut oleh pemberi penghasilan atau yang menjual saham akan diperlakukan sebagai pelunasan dan dibuat sebagai PPh final dijadikan sebagai biaya yang harus dikoreksi pada akhir tahun.
WP sebagai pengusaha diwajibkan membayar PPh pasal 25 setiap bulannya, yang dihitung berdasarkan laporan keuangan akhir tahun maupun triwulanan, ataupun berdasarkan ketetapan atau keputusan pajak.
Pembayaran PPh pasal 25 setiap bulan akan diperlakukan sebagai piutang yang akan menjadi kredit pajak, atau akan diperhitungkan dengan PPh terutang pada akhir tahun.
Terjadi apabila WP telah melakukan pembayaran atas setiap penghasilan dalam setiap kegiatan usahanya.
Jenis usahanya: Jasa pelayaran atau penerbangan internasional Jasa penerbagnan dalam negeri Jasa perusahaan asuransi luar negeri Jasa pengeboran minyak, gas, dan panas bumi Jasa perusahaan dagang asing Jasa perusahaan BOT
Pungutan PPN yang dilakukan oleh PKP lain pada saat WP membeli BKP atau JKP diperlakukan sebagai piutang PPN atau sebagai pajak masukan.
Pajak yang dipotong atau dipungut oleh WP berkaitan dengan kewajiban WP lain harus dibayarkan atau dilunasi pada bulan berikutnya setelah dilakukan pemotongan atau pemungutan, paling lambat tanggal 10 atau tanggal 15.
Pemotongan PPh pasal 21Pemungutan PPh pasal 22Pemotongan PPh pasal 23Pemotongan PPh pasal 26Pemotongan PPh pasal 4 (2)Pemungutan PPNPemungutan PPnBM
Pajak yang terutang ata penghasilan setiap tahun harus dilunasi 3 bulan setelah berakhirnya tahun pajak untuk WP pribadi dan 4 bulan untuk WP badan, setelah memperhitungkan piutang pajak.
Piutang pajak yang bersifat tidak final diperhitungkan atau dikreditkan dengan PPh terutang yang tidak terkait dengan potongan atau pungutan PPh final.
Piutang PPh final diperhitungkan atau dikreditkan terhadap PPh terutang yang terkait dengan pemotongan dan pemungutan PPh final.
Pada saat memotongGaji Karyawan xxx
Kas/Bank xxxUtang PPh pasal 21 xxx
Pada saat membayarUtang PPh pasal 21 xxx
Kas/Bank xxx
Pada saat memungut (Penjualan)Kas/Bank xxx
Penjualan xxxUtang PPh pasal 22 xxx
Pada saat membayarUtang PPh pasal 22 xxx
Kas/Bank xxx
Pada saat pembelianPembelian xxx
Kas/Bank xxxUtang PPh pasal 22 xxx
Pada saat membayarUtang PPh pasal 22 xxx
Kas/Bank xxx
Pada saat memungut (penjualan)Kas/Bank xxx
Penjualan xxxUtang PPh pasal 22 xxx
Pada saat membayarUtang PPh pasal 22 xxx
Kas/Bank xxx
Pada saat memotongBiaya jasa xxx
Kas/Bank xxxUtang PPh pasal 23 xxx
Pada saat membayarUtang PPh pasal 23 xxx
Kas/Bank xxx
Pada saat memotongGaji karyawan asing xxx
Kas/Bank xxxUtang PPh pasal 26 xxx
Pada saat membayarUtang PPh pasal 26 xxx
Kas/Bank xxx
Jasa KonstruksiPada saat memotongPembangunan konstruksi xxx
Kas/Bank xxxUtang PPh pasal 4 (2) xxx
Pada saat membayarUtang PPh pasal 4 (2) xxx
Kas/Bank xxx
Bunga tabungan, deposito, maupun SBI, atau WP yang membayar bunga obligasi melalui bursa efekPada saat memotongBiaya bunga xxx
Kas/Bank xxxUtang PPh pasal 4 (2) xxx
Pada saat membayarUtang PPh pasal 4 (2) xxx
Kas/Bank xxx
Menjual sahamnya melalui bursa efekPada saat memotongKas/Bank xxx
Modal A xxxUtang PPh pasal 4 (2)
xxx
Pada saat membayarUtang PPh pasal 4 (2) xxx
Kas/Bank xxx
Pada saat menerima gajiKas/Bank xxxPiutang PPh Pasal 21 xxx
Penghasilan gajixxx
Pada saat pembelianpembelian xxxPiutang PPh Pasal 22
xxxKas xxx
Pada saat menjualKas/Bank xxxPiutang PPh Pasal 22 xxx
Penjualan barang xxx
Pada saat pembelianPembelianbarang industri xxxPPh Pasal 22 final xxx
Kas/Bank xxx
Pada saat pembelianPembelianbarang industri xxxPiutang PPh Pasal 22 xxx
Kas/Bankxxx
Pada saat menerima pembayaran jasa, dividen, bunga, sewa, royaltiKas/Bank xxxPiutang PPh Pasal 23 xxx
Penghasilan Jasa xxx
Pada saat menerima penghasilan di LNKas/Bank xxxPiutang PPh Pasal 24 xxx
Penghasilan Luar Negerixxx
Pada saat membayar PPh Pasal 25Piutang PPh Pasal 25 xxx
Kas/Bankxxx
Pada saat menerima gajiKas/Bank xxxPiutang PPh Pasal 26 xxx
Penghasilan gaji karyawan asingxxx
Pada saat menerima penghasilanKas/Bank xxxPPh Pasal 4 (2) xxx
Penghasilan jasaxxx
Pada saat menerima penghasilanKas/Bank xxx
Penghasilan terutang PPh pasal 15 xxx
PPh Pasal 15 xxxKas/Bank xxx
Pada saat mengakui PPh Terutang
Pajak Penghasilan xxxUtang PPh
xxx
Pada saat mengakui PPh Pasal 29Utang PPh xxx
Piutang PPh pasal 22 xxxPiutang PPh pasal 23 xxxPiutang PPh pasal 24 xxxPiutang PPh pasal 25 xxxPPh pasal 29 xxx
Pada saat membayar PPh Pasal 29
PPh pasal 29 xxxKas xxx
Pada saat menjual BKP atau JKPPiutang dagang xxx
DPP penjualan xxxUtang PPN (PK) xxx
Pada saat melunasi Utang PPN (PK) xxx
Piutang PPN (PM) xxxKas/Bank xxx
Pada saat membeli BKP atau JKPDPP Pembelian xxxPiutang PPN (PM) xxx
Hutang dagangxxx
Pada saat menjual BKP ke Bendahara/Pemungut
Kas xxxPPh pasal 22 xxxPPN dibayar di muka xxx
Penjualanxxx
Utang PPN (PK)xxx
Pada saat menjual BKP atau JKPPiutang dagang xxx
DPP penjualan xxxUtang PPN xxxUtang PPnBM xxx
Pada saat melunasi Utang PPnBM xxx
Kas/Bank xxx
Pada saat membeli BKP atau JKPDPP pembelian xxxPPnBM xxxPiutang PPN xxx
Hutang dagangxxx
Pada saat membeli BKP atau JKP sebagai biaya
Biaya xxxDPP pembelian xxxPPnBM xxx
Pada saat membeli BKP atau JKP sebagai aktiva
Pengadaan aktiva xxxDPP pembelian xxxPPnBM xxx
Guntur mendapatkan penghasilan berupa jasa/komisi penjualan dari PT Dayatindo sebesar Rp10.000.000. Hitung PPh dan buatlah jurnalnya untuk Guntur dan PT Dayatindo
PT Dhuhita mendapat pesanan mukena dari Dispenda yang akan disumbangkan kepada masyarakat seharga Rp220jt. Hitung PPh dan PPN yang harus dipotong dan buatlah jurnalnya untuk PT Dhuhita
PT Wicaksono sebagai distributor kertas membeli produk kertas sebesar Rp330jt dari perusahaan kertas PT ABC. Hitung PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT Wicaksono dan PT ABC.
PT Baruna sebagai distributor baja membeli produk baja sebesar Rp440jt dari PT Krakatau Steel sebagai perusahaan produsen baja. Hitung PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT Baruna dan PT Krakatau Steel.
PT Rodasindo sebagai distributor otomotif membeli produk otomotif sebesar Rp660jt dari PT NOVA Indo sebagai ATPM Toyota. Hitung PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT Rodasindo.
PT Yasindo mendatangkan bahan baku obat dari Singapura senilai 1,100 USD dan kurs pajak pada saat itu adalah Rp10.000 per USD, sedangkan kurs bank adalah Rp9.500. Hitung PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT Yasindo.
PT Rosyda memesan makanan dari CV BUMUL senilai Rp 11jt. Hitung PPh dan buatlah jurnalnya untuk PT Rosyda dan CV BUMUL.
PT Rosyda dalam perawatan lingkungan gedung kantornya menggunakan jasa perawatan dari CV Indah Sarana Muda, yang setiap bulan memiliki kontrak Rp14jt. Hitung PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT Rosyda dan CV Indah Sarana Muda.
PT Yassindo mempunyai penghasilan kena pajak sebesar Rp800jt, di mana Rp100jt di antaranya di dapat dari Singapura yang telah dipotong pajak penghasilan sebesar 35%. Hitung PPh dan PPN, dan buatlah jurnalnya untuk PT Yassindo.