2011 kul-3 bagian warisan anak dan ortu

23
BAGIAN WARISAN UNTUK ANAK & ORANG TUA Yeni Salma Barlinti Rabu, 23 Februari 2011 Kelas A, FHUI Depok

Upload: nova-wijaya

Post on 05-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

perdata islam

TRANSCRIPT

BAGIAN WARISAN UNTUKANAK & ORANG TUA

Yeni Salma Barlinti

Rabu, 23 Februari 2011

Kelas A, FHUI Depok

١١النساء :

ظ� ي ح� ل� ث� م م� ح� ح� م�ل ث� ل� م� ث�لا ح� ث� م� �هللال ل� ل� ث� �م ثثث��م ن ث� ح� ح� ث� لا �ل

ح ن ح� ح! حا ح�ا لل ل# �ح� ل$ حل ح� �م ث� ح% ح& ث# � ح' ث) ح� ء( آا آ, م� �ح� ل� ث� ما ح� ل- ث. ظ& �� ح$ا حل ح� ء/ ح0 ح� ح�� ث2 ح� ح�ا ث3 م� ح�

BAGIAN WARISAN UNTUK ANAKQS An Nisa ayat 11:

a. Allah menentukan mengenai pembagian harta warisan untuk anak-anakmu ialah untuk seorang anak laki-laki sebanyak bagian dua orang anak perempuan.

b. Jika anak-anak kamu itu hanya anak perempuan saja dan jumlahnya ada dua orang atau lebih mereka mendapat dua pertiga bagian harta peninggalan.

c. Dan jika anak perempuan itu hanya seorang saja maka baginya seperdua harta peninggalan.

Bagian Anak-anak Perempuan Fa-in kunna nisaa-an fauqa-tsnataini falahunna tsulutsaa maa taraka = “Maka jika mereka (anak) perempuan di atas dua orang perempuan maka bagi mereka dua pertiga”

Rasulullah membagi warisan untuk dua orang anak perempuan Sa’ad bin Rabi’ adalah dua pertiga, isteri seperdelapan, dan sisanya untuk saudara laki-lakinya

KHI: Bagian warisan untuk anakPasal 176 KHI

Anak perempuan bila hanya seorang ia mendapat separoh bagian, bila dua orang atau lebih mereka bersama-sama mendapat dua pertiga bagian, dan apabila anak perempuan bersama-sama dengan anak laki-laki, maka bagian anak laki-laki adalah dua berbanding satu dengan anak perempuan.

Kedudukan Anak

Anak laki-laki Selalu berkedudukan sebagai dzul qarabat (bilateral Hazairin) atau asabah binnafsihi (patrilineal Syafi’i)

Anak perempuan Berkedudukan sebagai dzul faraid apabila tidak ada anak laki-laki yang menjadi ahli waris

Berkedudukan sebagai dzul qarabat (bilateral Hazairin) atau asabah bilghairi (patrilineal Syafi’i) apabila tampil mewaris bersama anak laki-laki

Cara Pembagian Warisan

1. Tentukan siapa yang menjadi ahli waris2. Tentukan golongan para ahli waris3. Perhitungkan lebih dulu bagian dzul faraid4. Perhitungkan kemudian bagian sisa/terbuka

(jika ada)5. Pembuktian jumlah seluruh bagian ahli

waris = 16. Jika terjadi kekurangan RADD atau jika

terjadi kelebihan ‘AWL7. Pembuktian kembali jumlah seluruh

bagian ahli waris yang telah diperhitungkan secara radd atau ‘awl = 1

Latihan 1

A B C E GD F H

M OI J LK N

1

654

32

Latihan 2

CB F KH JGEDA I

7 8

١١النساء : ث3 م� ح ح� ح! ح�4ا م ل5 ل0 ل�, �� ح4ا ل$ ث& ظ ح0 م� ح�� ظ� ل� م� م6 ث7 ح) ح8 حا م ل ح�

09 ن ح� ح� ل6 ح� ح3 ح�ا ل: ن لل ل�� �� م6 ظ لم; ح�ل ل= ح) ح8 ح� آل6 ح# م< ح� �� ح 09 ح� ح� ل6 �� ح �ث ل� ح7 ث� �� ح ث3 ما ح�

ل5 ل0 ل�, �� م6 ظ لم; ح�ل /9 ح) ث? م� آل6 ح� ح3 ح�ا ث3 ما ح�

BAGIAN WARISAN UNTUK ORANG TUA

QS An Nisa ayat 11:

d. Dan bagi dua orang ibu bapa, masing-masingnya mendapat seperenam dari harta peninggalan kalau pewaris meninggalkan anak.

e. Maka jika pewaris tidak meninggalkan anak dan mewarisinya ibu bapanya maka bagi ibunya sepertiga, yaitu jika tidak ada baginya beberapa saudara atau seorang saudara.

f. Maka jika pewaris tidak meninggalkan anak tetapi ada baginya beberapa saudara atau seorang saudara dan mewarisinya ibu bapaknya maka bagi ibunya seperenam.

Bagian Warisan Untuk Ibu Fa-in kaana lahuu ikhwatun fali-ummihi-ssudusu = “Maka jika baginya (ada) saudara-saudara bagi ibunya seperenam”

Sistem kewarisan bilateral: Hazairin ikhwatun adalah jamak (dua atau lebih saudara)

Sajuti Thalib ikhwatun adalah baik satu, dua atau lebih saudara

Dalam sistem kewarisan patrilineal syafi’i mengenai QS An Nisa ayat 11f: pengertian ikhwah (ikhwatun) adalah minimal dua orang saudara, dan ditafsirkan jamak, dapat lebih dari dua orang saudara. Dengan demikian, jika terdapat seorang saudara, maka ibu tetap mendapat sepertiga

Aplikasi: KHI Pasal 178 ayat (1)

KHI: Bagian warisan untuk orang tua

Pasal 177 KHI

Ayah mendapat sepertiga bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak, bila ada anak, ayah mendapat seperenam bagian.

(jo. SEMA No. II Tahun 1994 tentang Pengertian Pasal 177 KHI = ayah mendapat sepertiga apabila Pewaris tidak meninggalkan anak, tetapi meninggalkan suami dan ibu, bila ada anak, ayah mendapat 1/6)

Pasal 178 KHI

(1) Ibu mendapat seperenam bagian bila ada anak atau dua saudara atau lebih. Bila tidak ada anak atau dua orang saudara atau lebih, maka ia mendapat sepertiga bagian.

(2) Ibu mendapat sepertiga bagian dari sisa sesudah diambil oleh janda atau duda bila bersama-sama dengan ayah.

Kedudukan Bapak

Berkedudukan sebagai dzul faraid apabila tampil mewaris bersama anak-anak

Berkedudukan sebagai dzul qarabat (bilateral Hazairin) atau asabah binnafsihi (patrilineal Syafi’i) apabila tidak anak-anak yang mewaris bersamanya

Khusus dalam sistem kewarisan patrilineal Syafi’i, bapak berkedudukan sebagai dzul faraid dan asabah binnafsihi apabila tampil mewaris bersama seorang anak perempuan Hadis Ibn Abbas

Cont’d

HR Bukhari dari Ibnu Abbas:“Bayarkanlah fara’id kepada yang berhak menerima bagian tertentu (dzul fara’id) atau sisanya untuk laki-laki yang terdekat”

Kedudukan Ibu

Selalu berkedudukan sebagai dzul farai’d baik dengan atau tanpa anak(-anak) dan/atau saudara(-saudara)

Latihan 3

A B

G H

C D

E F

109

1211

I

Latihan 4

U T

Q

J I

H

O N

L MK

C B G F

A D E P SR

13 14 15 16 17

Latihan 5

C B

A

H G

E

K J O N U T

QIFD L M P SR

18 19 20 21 22

Latihan 6

C B

A

H G

E

K J O N U T

QIFD L M P SR

23 24 25 26 27

Latihan 7

C B

AH

28

C B

H

29

C B

A

30

C B

A

31

H

Tsulutsul Baqi atau Garrawain atau Umariyatain Ijtihad Umar bin Khattab: Ibu mendapat sepertiga dari sisa harta warisan apabila ibu mewaris bersama bapak dan suami atau isteri

Tujuan: mempertahankan kedudukan bapak (laki-laki) mendapat bagian lebih besar dari ibu (perempuan)

Aplikasi: SEMA No. II Tahun 1994, yang hanya menentukan bagian warisan untuk Bapak apabila mewaris bersama suami dan ibu; dan KHI Pasal 178 ayat (2)

Ibn Abbas berpendapat bahwa ibu mendapat sepertiga dari harta warisan, bukan dari sisa

Terima Kasih

WASSALAM