2013-03-30 radiofarmasi m-06
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
1/35
Kimia RadiofarmasiRadiochemical atau senyawa radiokimia adalah senyawa kimia yang
mengadung atom radioaktif di dalam struktur kimianya.
Senyawa radiokimia akan menjadi radiofarmaka (radiopharmaceutical) bila telah
teruji di manusia untuk tujuan penggunaannya berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh Badan POM kalau di Indonesia atau oleh US Food and Drug
Administration (FDA) kalau di Amerika Serikat, dan diketahui aman dan efektif
untuk tujuan diagnosa dan terapi penyakit.
Bentuk fisiko-kimia radiofarmaka mulai dari senyawa unsur sederhana sampai
molekul bertanda atom radioaktif yang kompleks, unsur-unsur sel darah, dan
partikel yang kemudian diberikan ke pasien:
dalam bentuk sedian oral seperti kapsul dan larutan
dengan cara inhalasi sebagai gas dan aerosol
dengan berbagai rute injeksi, paling sering secara intravena
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
2/35
Sifat-sifat radiofarmaka injeksi
1. Harus steril dan bebas pirogen
2. Harus isotonik dan mempunyai pH fisiologis
3. Keradioaktifannya harus dikalibrasi
http://lunis.luc.edu/nucmed/tutorial/radpharm/sect-c2.htmhttp://lunis.luc.edu/nucmed/tutorial/radpharm/sect-c3.htmhttp://lunis.luc.edu/nucmed/tutorial/radpharm/sect-c3.htmhttp://lunis.luc.edu/nucmed/tutorial/radpharm/sect-c2.htm -
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
3/35
Radiofarmaka
hampir semua radiofarmaka merupakan senyawa organik atau
anorganik sederhana yang memiliki komposisi tertentu. Radiofarmakajenis ini dapat dikelompokkan sebagai radiofarmaka tidak spesifiksubstrat karena tidak berpartisipasi dalam reaksi kimia spesifik.
ada beberapa radiofarmaka yang terbentuk dari molekul makro
(macromolecules), seperti antibodi monoklonal (monoclonal antibody)atau fragmen-fragmen antibodi, yang ditandai tidak secara stokiometridengan suatu radionuklida. Radiofarmaka jenis ini disebut radiofarmakaspesifik substrat, karena harus berpartisipasi dalam reaksi kimia spesifikatau mengambil peranan dalam suatu interaksi ligand spesifik-substrat.
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
4/35
Mekanisme Lokalisasi (1)
1. Transport aktif (active transport) melalui jalur metabolisme yang
bekerja secara normal di dalam tubuh dengan cara menggerakan atamemindahkan radiofarmaka melintasi membran sel kemudian masukkedalam bagian dalam sel.
2. Fagositosis (phagocytosis), terperangkapnya partikel koloid oleh sel
Kupffer di dalam sistem reticuloendothelialsetelah injeksi intravena
3. Blokade kapiler dengan melibatkan microembolisasi pada jaringankapiler oleh partikel sehingga aliran (perfusion) jaringan kapilertersebut dapat divisualisasi secara eksternal.
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
5/35
Mekanisme Lokalisasi (2)4. Cell sequestration melalui penandaan sel darah merah yang telah
dirusak dengan cara pemanasan, kemudian diinjeksikan dalam upaya
mendapatkan sidik spleen tanpa visualisasi liver.
5. Difusi sederhana perunut radioaktif (radiotracer) dengan melintasimembran sel dan selanjutnya mendistribusikan dirinya ditempat laindi dalam tubuh; sedangkan difusi pertukaran (exchange diffusion)diawali dengan proses difusi perunut radioaktif kedalam suatu selkemudian diikuti dengan pertukaran kimia (chemical exchange).
6. Lokalisasi kompartemen (compartmental localization) dengan caramenempatkan radiofarmaka dalam ruang fluida (fluid space)kemudian ruang fluida tersebut disidik.
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
6/35
Mekanisme Lokalisasi (3)
7. Serapan kimia (chemisorption) dengan terbentuknya ikatan
permukaan (surface binding) suatu radiofarmaka terhadap strukturpermukaan.
8. Reaksi antigen-antibodi, yaitu terjadinya uptake pada dudukantumor (tumor site) disebabkan oleh ikatan spesifik antibodibertanda nuklida radioaktif pada permukaan antigen yang berada di
dalam tumor.9. Ikat reseptor (receptor binding), yaitu pengikatan radiofarmaka
terhadapan dudukan reseptor afinitas tinggi (high-affinity receptorsites).
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
7/35
Klasifikasi Radiofarmaka
[berdasarkan mekanisme lokalisasi]
Kelompok radiofarmaka yang memiliki pola biodistribusi yang secara
esklusif sangat ditentukan oleh sifat fisika dan kimia dari radiofarmaka
itu sendiri.
Kelompok radiofarmaka yang biodistribusinya sangat ditentukan olehikat reseptor (receptor binding) atau oleh interaksi biologi lainnya.
Kelompok radiofarmaka yang terakhir ini sering disebut sebagai
radiofarmaka spesifik organ sasaran (target-specific
radiopharmaceuticals).
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
8/35
Kimia Radiofarmasi
Klasifiksi umum radiofarmaka berdasarkan fungsi tindakan atau prosedur
penggunaannya:
Radiofarmaka diagnosa
Radiofarmaka terapi
Prosedur imaging : memberikan informasi diagnosa berdasarka
pola distribusi keradioaktifan di dalam tubuh
Studi fungsi secara in vivo: mengukur fungsi suatu organ atau
sistem berdasarkan absorpsi, pengenceran, penumpukkan, atau
ekskresi keradioaktifan setelah pemberian radiofarmaka.
Kuratif
Paliatif
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
9/35
Radiofarmaka Diagnosa
Ada dua kategori: in vivo function agents dan imaging agents
In vivo function agents: melacak suatu proses fisiologis tanpa mempengaruhi atau mengganggu pros
tersebut sehingga ukuran atau kinerja sesungguhnya dari fungsi dapa
diperoleh.
Misal: pengukuran fungsi kelenjar thyroid dengan 131I-natrium iodida
pengkajian metabolisme vitamin B12 dengn 57Co-cyanocobalamin
pengukuran laju filtrasi glomerular (GFR) dengan
99m
Tc-diethylenetriaminetetraaceticac(99mTc-DTPA atau 99mTc-pentetate) atau 125I-iothalamat
penentuan volume darah dengan sel darah merah bertanda 51Cr atau 125I-HAS (humanserum albumin)
Selama studi fungsi in vivo, senyawa radioaktif atau radiofarmaka diagnosa yang diberikan
ke pasien dan fungsi spesifik tubuh dikaji dengan mengukur radiasi yang dipancarkan secalangsung dari organ yang diteliti atau dengan menganalisis cuplikan (sample) urin atau
darah. Tentunya radiotracer harus fisiologis, artinya harus berpartisipasi dalam fungsi
biologis yang sedang dipelajari tanpa mempengaruhi fungsi dalam cara apapun.
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
10/35
Radiofarmaka diagnosaDiagnostic imaging agents dirancang untuk terlokalisasi dalam organ spesifik
Citra distribusi radiotracer dalam organ yang diperoleh melalui kamera gamma
(gamma camera) digunakan untuk mengkaji morfologi organ (ukuran, bentuk,
posisi, atau keberadaan lesi yang menempati ruang) dan fungsi organ.
Diagnostic imaging agents yang ideal harus terlokalisasi dengan cepat dan
terikat kuat di organ yang diamati, dan tetap berada disana selama pengkajian,
dan terekskresi cepat setelah pengkajian
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
11/35
Sifat-sifat radiofarmaka diagnostik imaging yang ideal
1. Pemancar gamma murni
2. 100 keV < energi gamma < 250 keV
3. Waktu paruh efektif = 1.5 x lamanya pemeriksaan.
4. Target to non-target ratio tinggi.
5. Dosis radiasi yang diterima pasien dan petugas kedokteran nuklir minimal.
6. Keselamatan pasien
7. Reaktivitas kimia
8. Tidak mahal dan tersedia dengan mudah.
9. Penyiapan serta kendali kualitasnya sederhana jika dibuat ditempat (rumah sakit).
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
12/35
Sifat-sifat radiofarmaka diagnostik imaging yang ideal
1. Pemancar gamma murni
Meluruh melalui electron capture atau isomeric transition.
Radiasi yang mempunyai daya tembus rendah, seperti partikel alfa
dan beta tidak diinginkan, karena:
linear energy transfer (LET) tinggi, fraksi energi yang didepositkan pe
cm jarak tempuh sangat tinggi, yang mengakibatkan absorpsi kuantitdi dalam tubuh
sedikit partikel yang sampai ke detektor, sehingga partikel alfa dan be
tidak memberikan citra
Partikel dengan LET yang tinggi mengakibatkan dosis radiasi sangatsignificant terhadap pasien.
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
13/35
Sifat-sifat radiofarmaka diagnostik imaging yang ideal
2. 100 keV < energi gamma < 250 keV
Umumnya peralatan imaging (kamera gamma) didisain untuk berfungsi dengan baik,
memberikan kualitas citra (image) optimal, di daerah rentang energi ini.
Radionuklida tertentu dengan energi sinar gamma dibawah 100 keV:
misalnya 201 Tl dan 133 Xe dengan energi gamma kira-kira 70-80 keV,
atau diatas 250 keV:
seperti 67Ga dan 131I dengan energi gamma masing-masing 300 dan 364.5 keV,
telah umum digunakan secara klinis. Radionuklida energi tinggi jenis ini memerlukan kolim
lebih tinggi untuk mendapatkan kualitas citra yang lebih baik, tetapi akibatnya akan
menurunkan sensitivitas dan resolusi.
Radionuklida yang ideal dan umum digunakan untuk rentang energi 100 keV 250 keV
adalah 99m Tc, 111In, dan 123 I.
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
14/35
Energy (keV)
Im
ageQuality
Hubungan kualitas citra dengan energi
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
15/35
Sifat-sifat radiofarmaka diagnostik imaging yang ideal
3. Waktu paruh efektif = 1.5 x lamanya pemeriksaan. Batasan waktu ini memberikan kesesuaian antara kenginan meminimalkan dosis yang
diterima pasien dan memaksimalkan dosis yang diinjeksikan agar statistik pencacahan dakualitas citra memberikan hasil yang optimal. 133Xe atau gas mulia lain yg digunakan unt
ventilation studymerupakan perkecualian.
Radiofarmaka harus bisa dikeluarkan dari tubuh secara kuantitatif dalam beberapa meni
setelah diagnosa selesai. Kebanyakan radiofarmaka menunjukkan pola clearance
eksponensial sehingga waktu paruh efektifnya cukup panjang (dalam hitungan jam atau
hari bukan detik atau menit). Hubungan antara waktu paruh efektif, waktu paruh biologis, dan waktu paruh fisis
dinyatakan dengan persamaan berikut:
t1/2(efektif)
1
= t1/2(biologi)
1
t1/2(fisika)
1
+
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
16/35
Laju efektif hilangnya keradioaktifan (Reff) dari suatu organ atau tubuh berbanding
lurus dengan laju peluruhan fisis (Rp) radionuklida dan laju ekskresi biologis (Rb)
radiofarmaka, dan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan:
Reff= Rp+ Rb
Laju hilangnya (removal) dari kedua proses tersebut berbanding terbalik dengan
waktu paruh proses:
1R (removal rate) ~
t1/2
t1/2(efektif)
1=t1/2(biologi)
1
t1/2(fisika)
1+
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
17/35
Sifat-sifat radiofarmaka diagnostik yang ideal
4. Target to non-target ratio tinggi.
Jika ratio tidak cukup tinggi (5:1 minimum untuk planar imaging, kira-kira 2:1 for SPECT imaging), scan menunjukkan adanya nondiagnostic scan dan ini menyulitkan atau tidak memungkinkan un
membedakan organ berpenyakit (pathology) dari latar-belakang.
Misalnya, untuk thyroid scan, idealnya semua radioaktivitas berada di dalam thyroid dan tidak a
tempat lain di daerah sekitar leher.
Tetapi untuk kepentingan dosimetri, liver uptake dari radioiodida tidak diinginkan sama sekali,
disamping tentunya tidak mempunyai dampak di dalam proses penyidikan (imaging) yang
sesungguhnya karena tidak berada dalam daerah pandang.
Rendahnya ratio juga menimbulkan radiasi yang tidak perlu yang diterima pasien.
f f d f k d k d l
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
18/35
5. Dosimetri Radiasi Internal
Sifat-sifat radiofarmaka diagnostik yang ideal
Dosimetri radiasi terhadap pasien maupun petugas kedokteran nuklir harus memerlukan perhatian
khusus, terutama dalam memenuhi persyaratan sesuai dengan panduan ALARA (As Low As ReasonabAchievable).
Untuk pekerja radiasi Maximum Permissible Dose (MPD) untuk keseluruhan tubuh adalah 1 Rem per
tahun untuk tiap tahun umur pekerja radiasi tersebut. Misal: jika pekerja berumur 30 tahun, maka M
adalah 30 R.
Konsep ALARA didasarkan terhadap upaya mempertahankan dosis radiasi serendah
mungkin yang dapat dicapai.
Dengan konsep ini telah dapat diimplementasikan pengurangan menyeluruh dosis terha
pekerja radiasi.
Tentunya meskipun dosis radiasi yang diinjeksikan ke pasien harus sekecil mungkin, tetaharus konsisten memberikan kualitas citra yang baik.
Sif if di f k di ik id l
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
19/35
6. Keselamatan pasien
Sifat-sifat radiofarmaka diagnostik yang ideal
Radiofarmaka harus memperlihatkan tidak adanya toksisitas terhadap
pasien.
Misalnya, mengapa kita tidak pernah mempersoalkan 201Tl dalam bentuk thallo
klorida, TlCl, yang dewasa ini diinjeksikan secara rutin ke pasien untuk sidik ata
diagnosa kelainan jantung?
Telah diketahui umum bahwa ion thallous (Tl+) merupakan cardiotoxin yang po
Hal ini bisa diterima dalam praktek sehari-hari, karena keaktifan jenis (specific
activity), 201Tl yang bebas pengemban adalah sangat tinggi dan jumlah Tl-201
yang terkandung di dalam sediaan dengan aktivitas 3 mCi hanya sekitar 42 ng,
suatu jumlah yang sangat kecil dan berada di bawah tingkat yang signifikan untdapat memberikan respon fisiologis dari pasien.
Sif t if t di f k di tik id l
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
20/35
Sifat-sifat radiofarmaka diagnostik yang ideal
7. Reaktivitas kimia
Senyawa yang menunjukkan biodistribusi yang dapat diterima, sering menjadi tidak bergu
bila telah ditandai logam radioaktif atau telah mengalami iodinasi. Bahkan perubahan sed
saja dilakukan terhadap struktur molekul sering akan menyebabkan perubahan biodistribyang drastis. Karena itu penelitian ekstensif perlu dilakukan untuk menentukan struktur
molekul optimal agar penandaan dapat dilakukan dengan menggunakan isotop spesifik.
Misalnya, salah satu ciri khas 99mTc sebagai radioisotop yang ideal untuk sidik diagnosa ad
kemampuannya untuk terikat dengan mudah terhadap berbagai jenis senyawa dalam kon
fisiologis, mulai dari molekul yang sederhana, seperti pyrophosphate, sampai sejenis gulaseperti glucoheptonat; dari peptida sampai antibodi; dari koloid yang tidak larut sampai d
makroaggregat dan antibiotik dan molekul komplek yang lain.
Harus tersedia substrate atau tempat didalam molekul dimana memungkinkan reaksi
penandaan dengan atom radioaktif dapat dilakukan.
Tidak setiap senyawa dapat ditandai dengan setiap isotop. Dalam kenyataannyapenandaan sering memerlukan suatu posisi yang selektif di dalam molekul atau
senyawa.
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
21/35
Sifat-sifat radiofarmaka diagnostik yang ideal
8. Tidak mahal dan tersedia dengan mudah.
Radiofarmaka harus stabil baik sebelum dan sesudah proses penandaan (pre- and
post-reconstitution).
Apabila suatu senyawa tertentu memperlihatkan kinerja yang baik untuk suatu
prosedur tertentu, dan hanya tersedia di suatu rumah sakit besar, makapenggunaanya dengan jelas akan sangat terbatas. Karena itu dengan melihat kondisi
ekonomi dewasa ini, maka radiofarmaka yang sangat mahal tentu penggunaanya akan
terbatas dan tidak populer, apalagi bila ada metoda alternatif yang lebih murah.
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
22/35
Sifat-sifat radiofarmaka diagnostik yang ideal
9. Penyiapan dan kendali kualitasnya sederhana jika dibuat
ditempat (rumah sakit).
Penyiapan suatu obat tentu harus sederhana dengan tahapan pengerjaan yang relatif
sedikit. Prosedur dengan tahapan lebih dari tifa tahap umumnya tidak memenhui
persyaratan inin. Disamping itu tidak diperlukan suatu peralatan yang rumit dan tidak
ada tahap dengan waktu pengerjaan yang lama.
Jika radiofarmaka dibuat ditempat (in-house), maka sangatlah penting kendali kualitas
(quality control) dilaksanakan untuk setiap batch yang disiapkan dalam upaya menjami
bahwa tiap-tiap sediaan akan memberikan citra (image) kualitas tinggi sementara bisa
meminimalkan dosis radiasi terhadap pasien.
Radiopharmaceuticals for Molecular Imaging and Therapy
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
23/35
GMP Based
Radiopharmaceutical
Production Facility
Cyclotron CS30
Nuclear Reactor
PET-CT
SPECT-CT
Hospitals
Radiopharmaceuticals for Molecular Imaging and Therapy
18F,124I,96Zr,123I,
201Tl,111In,64Cu
PET RPs of18F,124I, 96Zr,
64Cu
SPECT RPs
of123I,111In,201Tl,99mTc
131I
99mTc,131I,153Sm,166Ho,
177Lu,186/188Re
RPs= Radiopharmaceuticals based on simple
organic molecules and biomolecules (peptides,
monoclonal antibodies, hormones, etc.)
Therapeutic RPs of131I,153Sm,
166Ho,177Lu, 186
/188Re
Therapy
C ll l T t
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
24/35
mRNA
DNA
mRNA
Receptor Mapping
Enzyme Activity:Inhibition, Conc.,
Synthesis
Accumulation viaAA Transport orProtein Synthesis
OligonucleotidesmRNA Binding
Reporter ProbeReporter Gene DNA
AAT
glut 4
Accumulation viaPhosphorylation
[18F]FDG
MAb, Fragments
Hormones
Drugs and LigandsPeptides
Accumulation via
DNA-Synthesis
Internalization
Hexokinase
Cellular Target
Limitation of Spatial Resolution for PET
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
25/35
180o25o
Positron
Electron
11C11B
1. Positron range
2. Colinearity Deviation
Limitation of Spatial Resolution for PET
Factors leading to degradation of PET image resolution
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
26/35
a. True coincidence; b. tissue absorption; c. in-plane scatter; and d. out-
plane scatter.
g g g
Coincidence
circuit
Detector 1
Detector 2
Line of response
for coincidence
detection
a
b
c
d
Detector 3
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
27/35
Properties of Scintillator Crystals for PET
Property NaI(Tl) BGO LSO GSO
Efficiency (%, 12.5 mm)
Relative emission intensity
Light decay constant (nsec)
Energy resolution
34
100
230
8
68
15
300
12
64
75
40
12
57
30
60
8
BGO (bismuth germanate); LSO (lutetium oxyorthosilicate);
GSO (gadolinium orthosilicate)
Comparison of detection probabilities and the ratio of unusable to
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
28/35
.
Comparison of detection probabilities and the ratio of unusable to
usable events for typical detectors used in PET and dedicated PET
scanners
Scanner DetectorProbability of
detectingsingle g-ray
(%)
Probability ofdetecting both g-rays
(coincidence) (%)
Ratio of usable(coincidence) to un
usable (unpaired)
events
GCPET
GCPET
PET
9.5 mm NaI(Tl)
19 mm NaI (Tl)
30 mm BGO
12
26
70
1.4
6.8
49
0.14:1
0.35:1
2.3:1
PET =positron emission tomography; GCPET = gamma camera PET; NaI (Tl) = sodiumiodide; BGO = bismuth germanate
The advantages of PET
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
29/35
The advantages of PET
Its specificity being able to label a given molecule
with radioisotopes such as carbon-11
without perturbing its biologicalfunction
Its sensitivity the use of coincidence, electronic
collimation counting
Its ability to quantify
tissue
concentrations of
tracer.
the ability to correct for signal loss due
to tissue attenuation of emitted
photons
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
30/35
PET Application
Clinical assessment
Drug development Assessment of drug distribution in tumours and normal tissues including
assessment of mechanism of action of new agents (Pharmacokinetics).
Assessment of efficacy of therapeutic agents (Pharmacodynamics).
Oncology
Cardiology
Neurology and psychiatry
Basically, there are three major disciplines that have to interact and
/
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
31/35
collaborate closely to enable the successful application of PET/CT in a clinica
setting: medical physics, radiopharmaceutical sciences and clinical imaging
The protagonists of these disciplines each covering its specific field in depth haveunderstand the basic principles and comprehend the different scientific language
Hence, understanding of radiopharmaceutical issues is pivotal to understanding imag
on a molecular level!
What is a PET radiopharmaceutical
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
32/35
What is a PET radiopharmaceutical
Principally, a PET radiopharmaceutical consists of two components:
(1) a molecular structure (vector, vehicle, ligand) and
(2) a positron emitting radionuclide.
The vehicle molecules have to provide a high degree of specificity and selectivity toward
the target site.
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
33/35
The targets can be:
selected receptor systems,
antigens, enzymes,
transporters,
specific metabolic alterations,
such as up-regulated conditions,
hypo-oxygenation of tissue,
different energy demand of cells,
changes in gene and protein expression,
differences in vascularisation and perfusion.
R di lid C l U d i PET
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
34/35
Radionuclides Commonly Used in PET
Nuclide Half-life Emax (MeV)
15
O13N
11C
18F
82
Rb68Ga
2 min10 min
20 min
110 min
76 sec68 min
1.71.2
1.0
0.7
3.41.9
The selection of the PET radionuclide has to be based on the following considerations:
(1) Availability of the radionuclide;
(2) physical characteristics of the radionuclide;
(3) radiochemical issues;
(4) radiopharmacological issues.
PET radiopharmaceuticals used to study pathophysiology inoncology cardiology and neurology
-
7/30/2019 2013-03-30 Radiofarmasi M-06
35/35
Radiotracer Process studied Utility
Oncology
[18F]fluorodeoxyglucose Tumour glucose utilization Clinica
3`-[18F]fluorothymidine Cell proliferation Clinica
[18F]fluoromisonidazole Tumour hypoxia Clinica
16a-[18F]fluoro-17b-estradiol Estrogen receptor status Clinica
5-[124I]iodo-2-fluoro-1b-D-arabinofuranosyluracil Gene expression (HSV1tk reporter) Preclinic
9-[(1-[18F]fluoro-3-hydroxy-2-propoxy)methylguanine Gene expression (HSV1tk reporter) Preclinic
[124I]Annexin-V Apoptosis Preclinic
[124I]VG76e VEGF levels Preclinic
Cardiology
[18F]fluorodeoxyglucose Cardiac glucose utilization Clinica
[18F]fluoromisonidazole Myocardial ischemia Preclinic
[124I]Annexin-V Apoptosis during transplant rejection Preclinic
Neurology and psychiatry
[18F]fluorodeoxyglucose Cerebral glucose utilization Clinica
[18F]fluorodopa Dopaminergic neuron density Clinica
oncology, cardiology and neurology