2014 - bab3 (data dan informasi)

12
BAB III DATA DAN INFORMASI Bagian ini akan memaparkan Data dan Informasi tentang 1. Pengguna: identifikasi para pengguna (individu maupun kelompok/organisasi), aktivitas dan atribusi yang terjadi pada setting tertentu. 2. Tapak : identifikasi dimana tapak berada, demensi tapak, kondisi topografi dan klimatologi pada tapak, dll 3. Konteks : mengorganisir informasi-infomrasi yang harus diperhatikan sebagai konteks (codes atau peraturan/ kebijakan yang berlaku, kondisi dan situasi sosial dan budaya masyarakat, kondisi dan situasi lingkungan fisik. Kumpulan data dan informasi yang diperoleh akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan hotel bintang tiga. A. Data Pengguna/User dan Aktivitas 1. Pengelola Hotel NO RUANG USER/PENGGUNA AKTIVITAS 1 General Manager Office General Manager Memimpin hotel, mengawasi dan mengorganisasi kegiatan pengelola. 2 Assistance General Manager Office Assistance General Manager Mewakili General Manager mengelola hotel ketika General Manager tidak ditempat. 3 Food and Beverage Office Food and Beverage Manager Menampung kegiatan administrasi yang berkaitan dengan makanan dan minuman. 4 Sales Manager Office Sales Manager Manager Menampung kegiatan pemasaran hotel. 5 Personal Manager Office Personal Manager Manager Menampung kegiatan administrasi yang berkaitan dengan personalia karyawan. 44

Upload: imas-kartika

Post on 24-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

2014 - Bab3 (Data Dan Informasi) konsep konsep konsep konsep konsep

TRANSCRIPT

Page 1: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

BAB III

DATA DAN INFORMASI

Bagian ini akan memaparkan Data dan Informasi tentang

1. Pengguna: identifikasi para pengguna (individu maupun

kelompok/organisasi), aktivitas dan atribusi yang terjadi pada setting

tertentu.

2. Tapak : identifikasi dimana tapak berada, demensi tapak, kondisi topografi

dan klimatologi pada tapak, dll

3. Konteks : mengorganisir informasi-infomrasi yang harus diperhatikan sebagai

konteks (codes atau peraturan/ kebijakan yang berlaku, kondisi dan situasi

sosial dan budaya masyarakat, kondisi dan situasi lingkungan fisik.

Kumpulan data dan informasi yang diperoleh akan digunakan sebagai acuan

untuk merencanakan hotel bintang tiga.

A. Data Pengguna/User dan Aktivitas

1. Pengelola Hotel

NO

RUANG USER/PENGGUNA

AKTIVITAS

1 General Manager Office

General Manager Memimpin hotel, mengawasi dan mengorganisasi kegiatan pengelola.

2 Assistance General Manager Office

Assistance General Manager

Mewakili General Manager mengelola hotel ketika General Manager tidak ditempat.

3 Food and Beverage Office

Food and Beverage Manager

Menampung kegiatan administrasi yang berkaitan dengan makanan dan minuman.

4Sales Manager Office

Sales Manager Manager

Menampung kegiatan pemasaran hotel.

5Personal Manager Office

Personal Manager Manager

Menampung kegiatan administrasi yang berkaitan dengan personalia karyawan.

6Purchasing Manager Office

Purchasing Manager Manager

Menampung kegiatan administrasi pembelian barang yang berkaitan dengan utilitas hotel.

7 Accounting Office

Accounting Manager

Menampung kegiatan pengendalian keuangan hotel.

44

Page 2: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

8Engineering Office Engineering

ManagerMenampung kegiatan yang berkaitan dengan ruang mekanikal.

9Housekeeping office Housekeeping

ManagerRuang yang melayani kebutuhan bagi kegiatan kerumahtanggaan hotel

45

Page 3: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

2. Karyawan Hotel

NO

RUANG USER/PENGGUNA

AKTIVITAS

1Information room

Front Office Staff Bagian Informasi: sebagai ruang tempat penerangan

Receptionist and reservation room

Bagian Resepsionis: sebagai ruang penerima tamu yang memesan kamar hotel

Cashier room

Bagian Kasir: sebagai tempat pembayaran rekening tamu saat check out

Lugagge room

Bagian Penitipan Barang: sebagai tempat sementara meletakkan koper pengunjung hotel

Lost and found room

Bagian Lost and Found: sebagai ruang informasi berita kehilangan dan penemuan barang

2Food and Beverage Office

Food and Beverage Staff

Pelayanan room service pada tamu hotel

3Room boy station

Room Boy StaffMenyambut tamu hotel yang datang dan kemudian mengantarkan ke kamar reservasi

4Cleaning service room

Cleaning ServiceMenjaga ruang-ruang didalam hotel tetap bersih

5Laundry room

Laundry and dry cleaning Staff

Bagian Laundry: menampung aktifitas cuci mencuci dan menyetrika kain untuk keperluan hotel dan tamu

Dry cleaning room

Bagian Penyimpanan: menyimpan dan mempersiapkan perlengkapan kamar seperti handuk, sprei, dan lain-lain

6Engineering Office

Engineering Staffmenyimpan barang-barang diantaranya barang terpakai, peralatan, dan perlengkapan dan barang engineering

7Security room

Security StaffMengatur atau menjaga keamanan hotel

3. Pengunjung Hotel

No RUANG USER/PENGGUNA

AKTIVITAS

1Standard roomDeluxe room

Tamu menginap Menginap di hotel selama waktu yang diinginkan.

46

Page 4: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

Suite roomMempergunakan fasilitas yang disediakan hotel seperti olahraga, restoran, bar, dan lain-lain

2Meeting roomsBallroomCoffee ShopMinimarketRestaurantSwimming poolFitness RoomKaraoke hall

Tamu tidak menginap

Menggunakan fasilitas hotel yang ada seperti olahraga, ruang pertemuan, restoran, bar, dan lain-lain

B. Data Tapak

1. Lokasi

Jalan Slamet Riyadi No.361, Jawa Tengah, Indonesia

47

Page 5: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

Gambar. akses dari jalan slamet riyadi ke jalan di gang kelurahan putwosari, sumber : google earth

2. Kondisi Fisik Site

48

Page 6: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

45

50

1595

50

35

U

3. Batas – Batas Site

UTARA : Jalan pedestrian Slamet Riyadi (city walk)

BARAT : Gang perkampungan warga

SELATAN : Gang perkampungan warga

TIMUR : Bank DKI

49

a. Luas site 3925 m2

b. KDB 60% *3925 = 2355c. Kontur tanah relatif datard. Orientasi site menghadap ke Utarae. Antara jalan raya dengan site

terdapat jalur lambat yang memiliki lebar 3 m

f. Di barat dan selatan site terdapat gang yang memiliki ukuran 3 m

g. Jalan raya memiliki lebar ± 12 meter dan merupakan sumber kebisingan

Page 7: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

C. Konteks

Menurut PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2009

TENTANG BANGUNAN

1. Bagian Ketiga, Persyaratan Teknis Bangunan

a. Pasal 14

(1) Setiap bangunan selain harus memenuhi persyaratan administrasi juga

harus memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan,

yang meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan

bangunan.

2. Bagian Keempat, Persyaratan Tata Bangunan

a. Pasal 18

(1) Setiap bangunan yang dibangun dimanfaatkan harus memenuhi

kepadatan bangunan diatur dalam KDB sesuai yang ditetapkan untuk

lokasi yang bersangkutan.

(2) KDB ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian

lingkungan/resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap

bahaya kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi

bangunan, keselamatan dan kenyamanan bangunan.

(3) Besaran KDB ditentukan sebesar maksimal 85 % sebagaimana

tersebut dalam Lampiran I kecuali lokasi tertentu sebagaimana

tersebut dalam Lampiran II yang menjadi bagian tidak terpisahkan

dengan Peraturan Daerah ini.

b. Pasal 19

(1) KLB ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian lingkungan/

resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap bahaya

kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan,

keselamatan dan kenyamanan bangunan.

(2) Besaran KLB ditentukan sebesar maksimal 360 % dari KDB, kecuali

lokasi tertentu sebagaimana tersebut dalam Lampiran II yang menjadi

bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

c. Pasal 20

(1) KDH ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian lingkungan/

resapan air permukaan tanah.

(2) Besaran KDH ditentukan sebesar minimal 10 %, sebagaimana

tersebut dalam Lampiran I, kecuali lokasi tertentu sebagaimana

50

Page 8: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

tersebut dalam Lampiran II yang menjadi bagian tidak terpisahkan

dengan Peraturan Daerah ini.

d. Pasal 21

(1) Ketinggian bangunan ditentukan atas dasar lokasi, struktur tanah, luas

kavling dan kondisi prasarana kota.

(2) Ketinggian bangunan maksimal 4 lantai, kecuali lokasi tertentu

sebagaimana tersebut dalam Lampiran II yang menjadi bagian tidak

terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

e. Pasal 22

(1) Garis sempadan bangunan terluar yang sejajar dengan arah jalan,

apabila tidak ditentukan lain dapat berhimpit dengan garis sempadan

jalan.

(2) Letak garis sempadan bangunan terluar sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) apabila tidak ditentukan lain adalah separoh lebar

ruang milik jalan atau daerah milik jalan (damija) ditambah

satu meter dihitung dari as jalan.

(3) Letak garis sempadan bangunan terluar pada bagian samping

dan / atau belakang yang berbatasan dengan tetangga apabila tidak

ditentukan lain adalah minimal 2 meter dari batas kapling, atau atas

dasar peraturan lain yang berlaku.

(4) Apabila garis sempadan bangunan ditetapkan berimpit dengan garis

sempadan jalan, cucuran atap suatu teritis / oversteck maksimal 1.5

meter, ketinggian minimal 3 meter dari ketinggian/pile lantai dasar,

harus diberi talang dan pipa talang harus disalurkan sampai ke saluran

air hujan

(5) Garis sempadan bangunan yang dibangun di bawah permukaan tanah,

apabila tidak ditentukan lain, maksimum berimpit dengan garis

sempadan jalan, dan tidak diperbolehkan melewati batas KDB.

f. Pasal 23

(1) Arsitektur bangunan meliputi persyaratan penampilan bangunan, tata

ruang dalam bentuk bangunan, keseimbangan, keserasian, dan

keselarasan bangunan dengan lingkungannya, serta pertimbangan

adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya daerah terhadap

berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.

(2) Penampilan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirancang

dengan :

51

Page 9: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

a. memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan

yang ada disekitarnya;

b. memperhatikan kaidah pelestarian di kawasan cagar budaya; dan

c. mempertimbangkan kaidah estetika bentuk dan karakteristik dari

arsitektur bangunan yang dilestarikan bagi bangunan yang

berdampingan.

(3) Tata ruang dalam bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus memperhatikan fungsi ruang, arsitektur bangunan dan

keandalan bangunan.

(4) Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan dengan

lingkungannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan, ruang terbuka

hijau yang seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya.

(5) Walikota dapat menetapkan arsitektur bangunan tertentu pada suatu

kawasan setelah mendapat pertimbangan teknis tim ahli bangunan

dan mempertimbangkan pendapat publik.

3. Bagian Kelima, Persyaratan Keandalan Bangunan

a. Pasal 25

(1) Setiap bangunan harus dibangun dengan mempertimbangkan

kekuatan, kekakuan, daktailitas, keawetan dan kestabilan dari

strukturnya, sesuai umur layanan yang direncanakan, diperhitungkan

terhadap beban mati, beban hidup, beban angin, getaran, dan gaya

gempa sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(2)Setiap bangunan harus direncanakan berdasarkan peraturan/ standar

teknik bangunan.

b. Pasal 26

(1) Setiap bangunan untuk kepentingan umum, seperti bangunan

peribadatan, bangunan perkantoran, bangunan pasar/pertokoan/pusat

perbelanjaan, bangunan perhotelan, bangunan kesehatan,

bangunan pendidikan, bangunan pertemuan, bangunan pelayanan

umum, dan bangunan industri, serta bangunan hunian susun harus

mempunyai sistem pencegahan dan penanggulangan terhadap

bahaya kebakaran, baik sistem proteksi pasif maupun sistem

proteksi aktif dan bahaya petir.

52

Page 10: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

(2) Setiap bangunan yang berdasarkan letak, sifat geografis, bentuk, dan

penggunaannya beresiko terkena sambaran petir harus dilengkapi

dengan instalasi penangkal petir.

(3)Pemenuhan sistem pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya

kebakaran dan bahaya petir mengikuti ketentuan dalam pedoman dan

standar teknis yang berlaku.

c. Pasal 30

(1) Semua air kotor yang berasal dari dapur, kamar mandi, WC dan tempat

cuci, pembuangannya harus melalui pipa-pipa tertutup dan sesuai

dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan.

(2) Pembuangan air kotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dialirkan ke saluran air limbah kota.

(3) Apabila tidak dialirkan ke saluran air limbah kota, maka pembuangan

air kotor harus dilakukan melalui proses septic tank dan peresapan

ataupun cara-cara lain yang ditentukan oleh instansi yang

membidangi.

d. Pasal 31

(1) Setiap bangunan diharuskan melengkapi dengan tempat/kotak

pembuangan sampah.

e. Pasal 32

(1) Setiap bangunan harus mempunyai ventilasi alami dan/atau ventilasi

mekanik/buatan, sesuai dengan fungsinya.

(2) Kebutuhan ventilasi diperhitungkan untuk memenuhi kebutuhan

sirkulasi dan pertukaran udara dalam ruang sesuai dengan fungsi

ruang.

(3) Ventilasi alami dapat berupa bukaan permanen, jendela, pintu, atau

sarana lain yang dapat dibuka sesuai dengan kebutuhan dan standar

teknis yang berlaku.

(4) Ventilasi alami diperhitungkan minimum seluas 5 % (lima persen) dari

luas lantai ruangan yang diventilasi.

f. Pasal 33

(1) Setiap bangunan harus mempunyai pencahayaan alami dan / atau

buatan, sesuai dengan fungsinya.

g. Pasal 36

53

Page 11: 2014 - Bab3 (Data Dan Informasi)

(1) Kemudahan hubungan vertikal dalam bangunan, termasuk sarana

transportasi vertikal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2)

berupa penyediaan tangga, ramp dan sejenisnya serta lift dan / atau

tangga berjalan dalam bangunan.

(2) Bangunan fungsi umum yang bertingkat harus menyediakan tangga

darurat yang menghubungkan lantai yang satu dengan yang lainnya

dengan mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan dan

kesehatan pengguna.

(3) Bangunan untuk parkir harus menyediakan ramp dengan kemiringan

tertentu dan / atau sarana akses vertikal lainnya dengan

mempertimbangkan kemudahan dan keamanan pengguna sesuai

standar teknis yang berlaku.

(4) Bangunan dengan jumlah lantai di atas 4 lapis harus dilengkapi dengan

sarana transportasi vertikal (lift) yang dipasang sesuai dengan

kebutuhan dan fungsi bangunan.

4. Lampiran II PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA, Nomor 8

Tahun 2009

No

Nama Jalan (M2) Luas

Kapling

Max Tinggi

Bangunan

KDBMax%

KLBMax %

KDHMin %

ARPMin %

Jalan – Jalan Arteri

1 Jl. Slamet Riyadi <500 4 lps (20m)

90 360 >/5 >/5

Segmen ¼ Gladag – ¼ Ps.Pon

500-< 1000

5 lps (24m)

85 425 >10 >5

1000-<2000

7 lps (32m)

70 490 15 15

2000-<3000

9 lps (40m)

65 585 15 20

3000-<5000

9 lps (40m)

60 650 20 20

>5000 9 lps (40m)

60 750 20 20

Tabel . Konsep Tabel Ketinggian Dan Koefisien Bangunan

54