20140617 - pelanggaran hukum sektor sumber daya alam

Upload: grahat-nagara

Post on 14-Oct-2015

560 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dalam presentasi ini dipaparkan beberapa hal yaitu:Pertama. Persoalan umum sektor sumber daya alam. Kedua. Karakteristik kejahatan di sektor sumber daya alamKetiga. Modus dan tipologi kejahatan dan penegakan hukum sektor sumber daya alam.

TRANSCRIPT

Kejahatan Kehutanan Dan Tipologinya

Pelanggaran Hukum Sektor Sumber Daya AlamGRAHAT NAGARA, Yayasan Silvagama2014Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam1Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya AlamSumberdaya alam hanya dipandang sebagai komoditas semata. Didominasi pertimbangan politik jangka pendek - mekanisme transaksional.Konflik regulasi dan kebijakan pengelolaan SDA setidaknya 13 UU yang berkonflik terkait sumberdaya alam. Ketidakpastian tatakelola ruang. Kevakuman tataruang hanya 18 dari 34 provinsi yang sudah punya RTRWP (yang belum tentu dipatuhi) dan ketidakmantapan kawasan hutan (penetapan 12%).Lemahnya penegakan hukum.Membiakkan konfilk agraria: 1970-2001 1.753 konflik di 2.834 desa/kecamatan. - Kuartal pertama 2012 setidaknya 30 konflik di 12 provinsi.Pengabaian ekosistem.Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya AlamManfaat dari sumber daya alam tidak pernah secara riil dinikmati oleh masyarakat. Jika dikalkulasi dengan luasan yang dikelola, eksploitasi hutan hanya menyumbang pemasukan ke negara 70 ribu rupiah per hektar per tahun.Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam1. Sekelumit Persoalan Sumber Daya AlamPertama. Kejahatan dengan motif ekonomi dan dilakukan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, melibatkan jumlah uang yang besar juga.Uang adalah darah dari kejahatannya (life and blood of the crime).TATA USAHA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYUPERIZINAN DAN PENYIAPAN KAWASANRENTE IZINPermohonanPersiapan permohonanPenilaianIzinIIUPTATA USAHA PENGANGKUTANLHPRENTE HASIL HUTAN KAYURKTDR-PSDHSKSKBIHMBRKULHCWorking AreaIndikasi state capturePotensi suap, pemerasan, penjualan pengaruhEVALUASI & WASDALSertifikasi PHPL/LKTata BatasPengalihan Izin&SahamSanksi AdministratifSanksi PidanaRekonsiliasi PNBP KPK, 201425 juta10 milyar300 juta1 milyarPuluhan juta200 juta560 jutaPungutan liar6 milyar200 jutaGambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Karakteristik KejahatanKedua. Satu peristiwa kejahatan sebenarnya dapat terdiri atas berbagai perbuatan pidana.Cockroach theory.Bupati menerbitkan izinOperasional usaha sebelum izinPembukaan lahan pembakaranPenebangan di luar areal izinPermohonan izin dengan suapPenjualan kayu ilegalHarta hasil TP dialihkan ke shell companyTanpa/dokumen angkut (SKSKB) aspalTidak bayar PNBPSuap aparatTransfer pricing dan penggelapan pajakKredit investasi untuk kegiatan usahaBupati menjadi pemegang sahamIzin di luar peruntukkannyaProses perencanaan ruangPengusul suap perubahan ruangPs 13 UU 31/99Ps. 13 UU 31/99Ps. 3 UU 31/99Ps. 13 UU 31/99Ps. 50(3) e UU 41/99Psl. 3 UU 31/99Ps. 50(3) g UU 41/99Ps. 158 UU 4/2009Ps. 50(3) d UU 41/99Ps. 50(3) f UU 41/99Ps. 73 UU 26/07Pasal 2, 3 UU 8/10Ps. 50(3) h UU 41/99Ps. 12e UU 13/2013Ps. 20 UU 20/97Ps. 39 UU 28/07Pasal 2, 3 UU 8/10Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Karakteristik KejahatanKetiga. Dampaknya masif, merugikan negara luar biasa, tapi dapat terlihat dengan jelas.

200420062009Gambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Karakteristik KejahatanKeempat. Berlindung dibalik kecacatan atau kelemahan regulasi atau kebijakan.

Kelemahan ini berupa:Tidak harmonisnya antar regulasi.Konflik kepentingan antara sektor dan institusi pemerintah.Asimetri informasi.UU 4/2009Wilayah PertambanganUU 18/2004UU 41/1999UU 26/2007Blok PemanfaatanKawasan BudidayaKawasan LindungBd. HutanIUP KebunBd. KebunIUP KebunBd. TambangIUP TambangIUP TambangKawasan Hutan ProduksiKws Hutan Lindung/KonsIUPHHKIUP TambangGambaran Umum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Karakteristik KejahatanKredibilitas data, masih banyak data dan informasi yang berkaitan dengan sumber daya alam, tidak memiliki kategori informasi publik yang jelas. Beberapa diantaranya bahkan didefinisikan sebagai sumber PNBP, sehingga seringkali menyebabkan inefisiensi bagi pemerintah sendiri. Kelembagaan data, dari beberapa tes pengumpulan data, kerap ditemukan bahwa oknum pejabat pemerintah menyalah gunakan kewenangannya untuk menjual data dan informasi publik tersebut. Terindikasi pula, data yang ada di suatu lembaga pemerintah hanya dimiliki dan dikelola oleh orang tertentu, ketimbang institusinya. Kapasitas dan perhatian publik, sifat terbuka data tidak serta merta menjamin data dan informasi tersebut dapat termanfaatkan.

9Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya ALam2Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam1. Pasal-Pasal PidanaUU 41/1999UU 26/2007UU 31/1999 jo. 20/2001UU 8/2010Perbuatan melawan hukumPerbuatan di dalam kawasan hutan tanpa hak/izin, perbuatan atas hasil hutan tanpa izin, perusakan hutan, dll.

Pasal 50 ayat (2) dan (3).Perbuatan di dalam ruang yang tidak sesuai peruntukan.

Pasal 73.Perbuatan melawan hukum yang merugikan negara dan menguntungkan diri sendiri dan atau orang lain, penyalahgunaan wewenang, menerima suap terkait jabatan, memberi suap.

Pasal 2, 3, 11, 13, dll.Menempatkan, mentransfer, mengalihkan, menerima pembayaran untuk menyamarkan asal usul harta hasil tindak pidana.

Pasal 3, 4, 5, dll.Kejahatan korporasiDiatur.Diatur.Diatur. Diatur.Pidana terkait jabatanTidak.Diatur.Diatur.Tidak.Pengembalian kerugian negaraTidak.Tidak.Diatur.Tidak.Alat buktiKUHAPKUHAPKUHAP dan penambahanKUHAP dan penambahanModus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam1. Pasal-Pasal PidanaUU 18/2004UU 18/2013UU 4/2009UU 32/2009Perbuatan melawan hukumPerbuatan di dalam kawasan hutan tanpa hak/izin, perbuatan atas hasil hutan tanpa izin, perusakan hutan, dll.

Pasal 50 ayat (2) dan (3).Idem UU 41/99, kualifikasi privilese masy. sekitar hutan, penggunaan kawasan hutan tanpa izin.

Tanpa izin, dengan sengaja laporan tidak benar, transaksi atas hasil tambang tanpa izin, penyalah gunaan wewenang.

Pasal 158-165.Kriteria lingkungan, pengelolaan B3, dumping tanpa izin, usaha tanpa izin lingkungan (AMDAL, UKL-UPL).

Pasal 98, 103, 104, dan 109.Kejahatan korporasiDiatur.Diatur.Diatur.Diatur.Pidana terkait jabatanTidak.Diatur.Diatur.Tidak.Pengembalian kerugian negaraTidak.Diatur.Diatur.Diatur.Alat buktiKUHAPKUHAP dan penambahanKUHAPKUHAPModus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Kasus 1. Tengku Azmun JafarPerkara.TPK dalam pemberian ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (UIPHHK-HT) di kabupaten palalawan tahun 2001 2007

Dakwaan.Primair : Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidanaSubsidair : Pasal 3 jo Pasal 18 Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidanaPeradilan.PUTUSAN PN JAKARTA PUSAT : Terbukti korupsi, pasal 2Pidana penjara 11 tahun dan denda Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan Uang penganti rp 12.367.780.000PUTUSAN PT DKI JAKARTA : Terbukti tPk pasal 3 pidana penjara 16 tahun dan denda Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan Uang penganti rp 12.367.780.000PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG : Terbukti tPk pasal 2 pidana penjara 11 tahun dan denda Rp500 jt subsidair 6 bulan kurungan Uang penganti rp 12.367.780.000

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Kasus 1. Tengku Azmun JafarPerbuatan melawan hukum.menerbitkan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) bertentangan dengan ketentuan teknis dibidang pemanfaatan hutan kayu hutan tanaman sebagaimana diatur dalam:SK Menhut No. 10.1/Kpts-II/2000 tanggal 6 November 2000 tentang Pedoman pemberian IUPHK-HT yaitu : Memberikan iuphhk-ht kepada perusahaan-perusahaan yang : Tidak memiliki komitmen yang baik terhadap pengelolaan hutan lestari dan aspek-aspek lngkungan lainnya, tidak mempunyai kemampuan finansial yang memadai dan tidak memiliki tenaga teknis dibidang kehutanan, permohonan tidak dilengkapi dengan peta citra satelit TM 542 proses digital serta peta penafsiran.Meminta Kepala Dinas untuk memproses permohonan IUPHHK-HT padahal mengetahui perusahaan-perusahaan tersebut tidak memenuhi persyaratan untuk mengajukan permohonan IUPHHK-HT SK Menhut No. 21/Kpts-II/2001 tanggal 31 Januari 2001 tentang Kriteria dan standar Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Usaha Kayu Hutan Tanaman pada Hutan Produksi yaitu: Lahan yang dimohonkan perusahaan tidak memenuhi persyaratan yaitu bukan PADA AERAL KOSONG NAMUN PADA LAHAN YANG MEMILIKI POTENSI KAYU perusahaan belum memenuhi kewajibannya membayar Iuran Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan TanamanTERBUKTI GRATIFIKASI ATAU SUAP SENILAI RP 600 JUTA ATAS DIKELUARKANNYA IZIN-IZIN TERSEBUT Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Kasus 1. Tengku Azmun JafarAzmun mendapatkan kompensasi sebesar 19 milyar atas izin yang dikeluarkannya.TATA USAHA PRODUKSI HASIL HUTAN KAYUPERIZINAN DAN PENYIAPAN KAWASANRENTE IZINPermohonanPersiapan permohonanPenilaianIzinIIUPTATA USAHA PENGANGKUTANLHPRENTE HASIL HUTAN KAYURKTDR-PSDHSKSKBIHMBRKULHCWorking AreaIndikasi state capturePotensi suap, pemerasan, penjualan pengaruhEVALUASI & WASDALSertifikasi PHPL/LKTata BatasPengalihan Izin&SahamSanksi AdministratifSanksi PidanaRekonsiliasi PNBP KPK, 201419 milyar600 jutaModus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Kasus 1. Tengku Azmun JafarSubyek hukumMelawan hukumKesalahanDampak dan kausalitasPerbuatanSanksi pidanaPasal 3 UU 31/1999 jo. UU 20/2001

Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)mengkonstruksikan pasal pidana bukan hanya sekedar memenuhi fakta yang ada ke dalam rumusan pasal pidanaRumusan PidanaMelawan hukum (wederrechtelijk)Kesalahan (schuld)Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Kasus 1. Tengku Azmun JafarElemen DelikAnalisisPembuktianSetiap orangNorm Adressat. Azmun sebagai pejabat BupatiIdentitas tersangka.tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasiUnsur Akibat dan Kesalahan. Dalam kasus ini KPK membuktikan keuntungan yang diterima Azmun dari menjual izin dan keuntungan (opzet als oogmerk). Saksi dan bukti yang menyatakan bahwa Bupati menerima uang sebagai kompensasi. Selain itu, diobyektifikasi dari keterangan saksi bahwa sejak awal izin sudah direncanakan diterbitkan untuk memperoleh keuntungan. menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukanUnsur Melawan Hukum. Diterjemahkan sebagai (detournement du povoir) memiliki kewenangan tapi melanggar tujuan. Prof. Muladi menjabarkan agar tidak terjebak melawan hukum dalam HAN (maladm.) dan HPer (onrecht), maka unsur melawan hukum dalam UU 31/99 harus mengandung akal-akalan, manipulasi, kecurangan, pengelakan aturan, dll.Kewenangan Bupati untuk menerbitkan izin. Namun, penerbitan tersebut dijelaskan bertentangan dengan tujuan karena digunakan untuk memperoleh kompensasi/gratifikasi/suap dari pemegang izin.Saksi (Disprov) menyatakan bahwa ia dipaksa Bupati untuk meloloskan pertimbangan teknis, disusunlah manipulasi di dalamnya.dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negaraUnsur Akibat Lain Sebagai Kualifikasi Tambahan. Kata dapat di dalam unsur menegaskan bahwa kerugian negara hanya kualifikasi tambahan. Pembuktian dilakukan dengan perhitungan yang dilakukan oleh BPKP. Sementara asumsi kalkulasi berdasarkan jumlah kayu yang ditebang berdasarkan dokumen angkut (SKSHH). Elemen kausalitasConditio sine qua non, adequat, individualisasi. Dalam dakwaannya, KPK menegaskan sejak awal apa yang dilakukan Azmun sebagai perbuatan yang direncanakan.Sebagaimana dijelaskan juga dalam unsur kesalahan yang dilakukan dengan maksud, akibat keuntungan tersebut mutlak terjadi.Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Kasus 1. Tengku Azmun JafarKerugian Negara.Total kerugian mencapai 1,2 trilyun rupiah dan harus dikembalikan kepada negara.Hanya diperhitungkan dari nilai kayu, belum memperhatikan kerugian lingkungan.Dikurangi dengan setoran kas negara.

Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Kasus 2. PT. Kahayan Agro LestariDirektur PT KAHAYAN AGRO LESTARI divonisi bersalah melanggar Pasal 50 (3) huruf a. UU 41/1999.Terbukti, menduduki kawasan hutan secara tidak sah. Pidana denda 1 milyar, penjara 2 tahun.

Areal yang sudah dilakukan pembukaan lahan seluas 1.140 hektar. Sementara 906 diantaranya sudah ditanami.IUP dari Bupati Kapuas SK No.522/1586/Disbun/X/2005Modus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Kasus 2. PT. Kahayan Agro LestariMengetahui, dan bahkan sudah mengirimkan permohonan pelepasan kawasan, tetapi tetap melakukan pembukaan lahan seluas sekitar 1140 hektar.Meskipun pertentangan dengan Perda 8/2003 dinyatakan bukan kewenangan PN.Tidak ada pertimbangan teknis ketersediaan lahan dari instansi kehutanan. PP HGU, HGU tidak boleh di atas kawasan hutanUU 26/07, IPR tidak boleh bertentangan peruntukanPermenhut, hanya dapat dilakukan pada HPKUU 18/2004, di atas 25 hektar wajib IUPUU 18/2013 atau UU 41/1999 merambah kawasan hutanModus dan Penegakan Hukum Kejahatan Sumber Daya Alam2. Kasus 3. PT. Kalista AlamSetelah dipidana, PT. Kalista Alam juga kemudian digugat melawan hukum perdata oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Lihat Put. 12/PDT.G/2012/PN.MBO.Actus reus dilihat dari pelanggaran PermenLH 10/2010, Ps. 3, wajib pembukaan lahan tanpa bakar. Mens rea diobyektifikasi dari perbuatan yang diketahuinya berakibat pada kebakaran. Klausula bakar dalam SPK dengan pihak ketiga.Dasar ganti rugi Ps. 90 UU PPLH dan 1365 KUH Perdata.Perhitungan ganti rugi berdasarkan PermenLH 13/2011 tentang Ganti Kerugian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup.

TERIMA KASIH