patengan.bandungkab.go.id 2017-2021.pdf · s u r a t k e p u t u s a n nomor : 050/ 2279/ sekr....
TRANSCRIPT
DINAS PERHUBUNGAN KAB. BANDUNG Jl. Gandasari No. 151 Telp.589153 Fax. 5891948 Katapang 40971
website: dishub.bandungkab.go.id
S U R A T K E P U T U S A N
Nomor : 050/ 2279/ Sekr.
TENTANG
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2016 – 2021 DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. bahwa RENSTRA Perangkat Daerah harus selaras dengan rincian tugas
fungsi perangkat daerah. b. bahwa tahapan perencanaan bagan struktur organisasi perangkat daerah
dan rincian tugas fungsinya yang akan diberlakukan per Januari 2017 belum selesai dan belum ditetapkan dengan Peraturan Bupati, sehingga penetapan RENSTRA Perangkat Daerah oleh Kepala Perangkat Daerah melebihi waktu 7 (tujuh) hari setelah RENSTRA SKPD disahkan oleh Kepala Daerah.
c. bahwa Peraturan Bupati Bandung tentang RENSTRA Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021 telah ditetapkan pada Tanggal 16 September 2016, dan selanjutnya harus ditindaklanjuti dengan Penetapan RENSTRA Perangkat Daerah oleh Kepala Perangkat Daerah untuk dijadikan pedoman di lingkungan perangkat daerah dalam menyusun program dan kegiatan prioritas di Tahun 2016 - 2021.
d. bahwa untuk menetapkan RENSTRA Perangkat Daerah perlu dibuatkan Keputusan Kepala Dinas.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
Tanggal 15 Juni 2016. 3. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
4. PERDA Kab. Bandung Nomor 7 Tahun 2016 tentang RPJMD Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021, Tanggal 16 Agustus 2016.
5. PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Tanggal 14 September 2016.
6. Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2016 tentang RKPD Kab. Bandung Tahun 2017, Tanggal 28 Mei 2016.
7. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kebijakan Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Berdasarkan PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016, Tanggal 15 September 2016.
8. Peraturan Bupati Bandung Nomor 48 Tahun 2016 tentang RENSTRA Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021, Tanggal 16 September 2016.
9. Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2016 tentang RKPD Kab. Bandung Tahun 2017, Tanggal 10 Oktober 2016.
10. Surat Edaran Bupati Bandung Nomor 050/2352A/BAPPEDA Tanggal 21 Desember 2015 tentang Agenda Penyusunan Perencanaan Kabupaten Bandung Tahun 2017.
Memutuskan
Menetapkan PERTAMA KEDUA KETIGA
: : :
:
Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021, untuk digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja di Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung dalam menyusun program dan kegiatan prioritas di Tahun 2016 – 2021. Keputusan dan dokumen RENSTRA Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021 yang menjadi lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Soreang Pada Tanggal : 27 Oktober 2016
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si. NIP. 19631020 198503 1 007
Lampiran: Dokumen RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021
S U R A T K E P U T U S A N
Nomor : 050/ 2565 / Sekr.
TENTANG
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PERANGKAT DAERAH DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2016 – 2020
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. bahwa RENSTRA DISHUB Kab. Bandung telah ditetapkan.
b. bahwa program dan kegiatan yang ditetapkan dalam RENSTRA ditujukan untuk mencapai tujuan dan sasaran Perangkat Daerah, untuk mendukung serta menopang tujuan dan sasaran Kepala Daerah.
c. bahwa pencapaian tujuan dan sasaran dimaksud pada poin (b) harus terukur berdasarkan indikator kinerja.
d. bahwa perjanjian kinerja antara Kepala Daerah dengan Kepala Perangkat Daerah, dan seterusnya ke jenjang terendah, yang merupakan komitmen integritas, akuntabilitas, dan kinerja harus disusun berdasarkan indikator kinerja yang terukur/akuntabel, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;
e. bahwa indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada poin (c) dan (d) harus ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) Perangkat Daerah, dan perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perangkat Daerah.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama.
5. PERDA Kab. Bandung Nomor 7 Tahun 2016 tentang RPJMD Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021, Tanggal 16 Agustus 2016.
6. PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Tanggal 14 September 2016.
7. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kebijakan Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Berdasarkan PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016, Tanggal 15 September 2016.
8. Peraturan Bupati Bandung Nomor 48 Tahun 2016 tentang RENSTRA
Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021, Tanggal 16 September 2016.
9. Surat Edaran Bupati Bandung Nomor 050/2352A/BAPPEDA Tanggal 21 Desember 2015 tentang Agenda Penyusunan Perencanaan Kabupaten Bandung Tahun 2017.
10. Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Nomor 050/2279/Sekr Tanggal 27 Oktober 2016 tentang Penetapan Rencana Strategis Tahun 2016 – 2021 Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung.
Memutuskan
Menetapkan PERTAMA KEDUA KETIGA
: : :
:
Indikator Kinerja Utama Dinas Perhubungan Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2020, untuk dipedomani komitmen dan kesepakatan antara penerima amanah dengan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Indikator Kinerja Utama digunakan sebagai pedoman penyusunan perjanjian kinerja tahunan antara Bupati Bandung dengan Kepala Dinas, serta antara pimpinan yang lebih tinggi dengan bawahan yang lebih rendah dalam unit kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung. Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Soreang Pada Tanggal : 24 November 2016
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si. NIP. 19631020 198503 1 007
Lampiran: Indikator Kinerja Utama DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 s.d. 2020
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %
16,01 20,79 26,97 29,48 32,00 Rata-rata
*Target 100%
1.784 11,03 2.164 13,38 2.579 15,95 2.729 16,87 2.894 17,89 Rambu lalu lintas (16.170 unit)
72.625 2,34 78.246 2,52 86.446 2,79 94.646 3,05 102.846 3,31 Marka Jalan (3.108.875 meter1)
42 30,22 58 41,73 68 48,93 78 56,12 88 63,32 Warning Light (139 unit)
5 16,13 5 16,13 7 22,58 9 29,03 11 35,49 Traffic Light (31 unit)
178 15,41 229 19,83 279 24,15 329 28,48 379 32,81 Guardrail (1.155 beam )
43 5,17 112 13,48 132 15,87 152 18,28 172 20,68 Cermin Tikungan (831 buah)
758 34,27 784 35,44 799 36,12 814 36,80 829 37,48 Traffic cone , water barrier dan rambu portable (2.212 buah)
6 19,35 6 19,35 6 19,35 6 19,35 6 19,35 Kamera pantau lalu lintas (31 titik)
0,75 1,21 0,75 1,21 4 6,05 7 10,89 10 15,73 Lajur sepeda (62 km)
98 35,38 133 48,01 148 53,43 163 58,85 178 64,26 Zebra cross dan ZoSS (277 titik)
2 13,33 2 13,33 2 13,33 2 13,33 2 13,33 Pelican Crossing (15 unit)
85 3,12 93 3,41 97 3,56 101 3,71 105 3,85 Halte dan shelter (2.728 unit)
656 21,22 1.312 42,45 2.735 88,47 2.735 88,47 2.735 88,47 Ruang parkir on dan off street (3.091 SRP)
2Tingkat pencapaian target PAD
Bidang Perhubungan (%)100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3Ketersediaan layanan angkutan
umum (seat per hari)358.158 520.458 666.467 812.476 958.486 Target Tahun 2016 berdasarkan data primer
4Jumlah pengguna angkutan umum
(penumpang per hari)262.114 364.321 466.527 568.734 670.940 Target Tahun 2016 berdasarkan data primer
5Tingkat ketersediaan ruang
operasional terminal 31.256 53,79 31.256 53,79 31.256 53,79 32.044 55,15 33.417 57,51
Total kebutuhan luas lahan dan gedung 9 terminal di Kab. Bandung
58.108 m2
Kolom nilai adalah luas lahan dan gedung yang efektif digunakan di 9
terminal eksisting
6
Tingkat kelaikan jalan sarana
transportasi (% kendaraan wajib
uji yang melaksanakan uji baru dan
uji berkala)
100 100 100 100 100
No.
Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kab. Bandung
Nomor: 050/2565/Sekr Tanggal: 24 November 2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PERHUBUNGAN
TAHUN 2016 SAMPAI DENGAN TAHUN 2020
2018 (Tahun 3) 2019 (Tahun 4) 2020 (Tahun 5)
Urusan Pemerintahan: Bidang Perhubungan
1Tingkat ketersediaan perlengkapan
jalan (%)
Indikator Kinerja Utama
(IKU)
Target Kinerja Sasaran pada Tahun
Keterangan2016 (Tahun 1) 2017 (Tahun 2)
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %
No. 2018 (Tahun 3) 2019 (Tahun 4) 2020 (Tahun 5)Indikator Kinerja Utama
(IKU)
Target Kinerja Sasaran pada Tahun
Keterangan2016 (Tahun 1) 2017 (Tahun 2)
7
Penurunan ratio jumlah pelanggaran
lalu lintas terhadap LHR dibanding
tahun 0 (%)
10 11 12 13 14Jumlah Pelanggaran Tahun 2015 sebanyak 168.038 kasus (yang terjaring
pada saat Operasi Wasdal Lalin)
8Jumlah hari yang dampak LLAJ-nya
terkendali (hari)366 100 365 100 365 100 365 100 366 100
9
Peningkatan peran serta
stakeholders dalam pembinaan
keselamatan lalu lintas dari Tahun
0 (%)
10.887 38,46 11.401 45,00 15.212 55,00 16.512 65,00 21.109 75,00
% peningkatan peran serta stakeholders adalah peningkatan jumlah
follower dan visitor fasilitas informasi lalu lintas dan angkutan
(website,fb,fanspage,instagram,tweeter), serta jumlah partisipan aktif
Forum LLAJ dan WTN s.d. tahun rencana dibandingkan dengan jumlah di
Tahun 0
10
Peningkatan jumlah kendaraan
melakukan uji emisi dibanding
Tahun 0 (%)
417 53,87 379 40 433 60 487 80 542 100Jumlah Kendaraan melakukan uji emisi di tahun 0 (2015 = 271 kendaraan)
Nilai tahun 2016 = realisasi
11Nilai rata-rata kinerja pegawai
pada LPTJ/SKP pegawai90 91 92 93 95
12IKM terhadap pelayanan publik
bidang perhubungan3,4 3,7 3,8 3,9 4 tahun 2014 dan 2015 belum dilaksanakan survey IKM
13
Tingkat kesiapan pengelolaan
retribusi pengendalian menara
telekomunikasi
55,56
14Persentase perencanaan penataan
infrastruktur postel37,50
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN BANDUNG
Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si.NIP. 19631020 198503 1 007
indikator tahun 2016
tahun 2017 dst. kewenangan dihilangkan dari DISHUB berdasarkan UU
No. 23 Tahun 2014
Manajemen Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Konkuren
Urusan Pemerintahan 25: 'Sebagian' Bidang Komunikasi dan Informasi (berdasar Perbup No. 5 Tahun 2008, yang hilang mulai Tahun 2017)
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Berkah
Karunia-Nya, Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung
Tahun 2016 - 2021 dapat disusun dengan baik tepat pada waktunya. Penyusunan
RENSTRA ini dilakukan seiring dengan agenda restrukturisasi kelembagaan perangkat
daerah di Kabupaten Bandung, sehingga dalam prosesnya berlaku pedoman transisi
dan kaidah pelaksanaan sebagaimana BAB 10 RPJMD Kabupaten Bandung
Tahun 2016 – 2021 dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Kebijakan Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Berdasarkan PERDA
Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016.
Dokumen RENSTRA beserta naskah penetapannya merupakan satu kesatuan
utuh, yang menjadi dasar bagi penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas
Perhubungan Kabupaten Bandung untuk Tahun 2016 s.d. 2020, menjadi pedoman
dalam penyusunan perjanjian kinerja antara Kepala Perangkat Daerah sampai dengan
tingkat terbawah di Dinas Perhubungan Kab. Bandung dengan pimpinannya, serta
menjadi dasar bagi penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Perhubungan Kab.
Bandung hingga Tahun 2020. Dokumen ini menjadi acuan komitmen bagi seluruh
stakeholder bidang perhubungan di Kabupaten Bandung dalam pencapaian tujuan,
sasaran dan program dalam 5 (lima) tahun ke depan.
Kami menyadari bahwa dokumen ini masih memiliki kekurangan, baik
disebabkan oleh keterbatasan sumber daya tim penyusun, maupun dikarenakan
keterbatasan ketersediaan anggaran yang tidak sebanding dengan kebutuhan
pembangunan bidang perhubungan. Namun pun demikian pada akhirnya, dengan
telah disusun dan ditetapkannya dokumen RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun
2016 – 2021, diharapkan Pemerintah Kabupaten Bandung tetap dapat memberikan
kinerja yang berkontribusi bagi kemaslahatan aparatur sipil negara serta bagi
umat/masyarakat di Kabupaten Bandung. Aammiin.
Soreang, 27 Oktober 2016
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN BANDUNG
Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si.
NIP. 19631020 198503 1 007
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang I-1
B. Landasan Hukum I-5
C. Maksud dan Tujuan I-8
D. Sistematika Penulisan I-8
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG
A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dishub Kab. Bandung II-1
B. Sumberdaya Dishub Kabupaten Bandung II-33
C. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah II-37
D. Tantangan dan Peluang Pegembangan Pelayanan Dishub Kab. Bandung II-43
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi III-1
Pelayanan Dishub Kab. Bandung
B. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Bandung III-3
C. Telaahan Renstra Kementrian Perhubungan Tahun 2015 – 2019 III-10
(KM Nomor: KP 430 Tahun 2015)
D. Telaahan Renstra Dishub Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III-10
E. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup III-18
Strategis Kabupaten Bandung
F. Telaahan Teknis Sistem Transportasi Darat di Kabupaten Bandung III-21
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN
A. Visi dan Misi Bupati Bandung IV-1
B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dishub Kab. Bandung IV-2
C. Strategi dan Kebijakan IV-9
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 iii
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, V-1
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA VI-1
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I-1 Rancangan BSO Dishub Kab. Bandung Mulai Tahun 2017 I-2
Gambar I-2 BSO Dishub Kab. Bandung Eksisting I-3
Gambar III-1 Moda Split di Kab. Bandung Tahun 2013 III-29
Gambar III-2 Maksud Perjalanan di Kab. Bandung Tahun 2013 III-30
Gambar III-3 Moda Share Angkutan Umum di Kota-kota Best Practice Dunia III-47
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 v
DAFTAR TABEL
TABEL II-1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Kepangkatan dan Jabatan II-33
TABEL II-2 Data Terminal Penumpang Umum di Kab. Bandung II-36
TABEL II-3 Pencapaian Kinerja Pencapaian Dishub Kab. Bandung II-38
berdasarkan Renstra 2010 - 2020
TABEL II-4 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dishub Kab. Bandung II-42
Periode Renstra 2010-2015
TABEL III-1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan Dishub Kab. Bandung III-2
TABEL III-2 Demografi Kabupaten Bandung III-21
TABEL III-3 Pertumbuhan Kendaraan Bermotor III-24
TABEL III-4 Profil Perjalanan di Kabupaten Bandung III-25
TABEL III-5 Prediksi Jumlah Penduduk per Zona di Kab. Bandung Th 2016-2021 III-32
TABEL III-6 Proyeksi Perjalanan di Kab. Bandung untuk Tahun 2016-2021 III-35
TABEL III-7 Growth Rate dari pada Jumlah Perjalanan di Kab. Bandung III-36
TABEL III-8 Trip Rate di Kab. Bandung Tahun 2016 - 2021 III-37
TABEL III-9 Crow Fly Distance Ratio Tertimbang di Kab. Bandung III-38
TABEL III-10 Road Density di Kab. Bandung III-40
TABEL III-11 Tingkat Pelayanan Jalan di Kab. Bandung III-44
TABEL III-12 Load Factor Angkutan Penumpang Umum di Kab. Bandung III-45
TABEL III-13 Data Kecelakaan Lalu Lintas 2011 s.d. 2015 III-49
TABEL IV-1 Ekspektasi Moda Share di Kab. Bandung terhadap Target IV-5
Penyediaan Layanan Angkutan Umum
TABEL IV-2 Tingkat Ketersediaan Gedung Parkir Off-Street IV-6
TABEL IV-3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan IV-8
Dishub Kab. Bandung Tahun 2016 - 2020
TABEL IV-4 Penentuan Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran Th 2016 - 2020 IV-9
TABEL V-1 Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok V-2
Sasaran dan Pendanaan Indikatif
TABEL V-2 Perbedaan Kode Rekening Kegiatan dan Pagu Indikatif Th 2016 - 2020 V-3
TABEL VI-1 Indikator Kinerja Dishub yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD VI-5
TABEL VI-2 Target Capaian Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang VI-10
Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 I-1
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. LATAR BELAKANG
Berdasar amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 5 (lima) tahun. Perangkat Daerah menyusun rencana strategis dengan berpedoman
pada RPJMD. Rencana Strategis Perangkat Daerah (RENSTRA) memuat tujuan, sasaran,
program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan wajib
dan/atau urusan pemerintahan pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap perangkat
daerah. Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam RENSTRA
diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan
dalam RENSTRA Kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya
sasaran pembangunan nasional. RENSTRA Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perkada
setelah RPJMD ditetapkan. RENSTRA Perangkat Daerah kemudian dirumuskan ke dalam
rancangan rencana kerja perangkat daerah (RENJA) dan digunakan sebagai bahan penyusunan
rancangan RKPD. RENJA merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 1
(satu) tahun.
Walaupun PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, ditetapkan lebih awal dan tidak mengacu pada UU No. 23
Tahun 2014, untuk hal-hal yang tidak bertentangan di dalam keduanya masih dijadikan acuan
dalam penyusunan RENSTRA Dinas Perhubungan Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021. Dokumen
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021 disusun untuk periode 5 (lima) tahun
tahapan program kegiatan dari Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2020 – bukan sampai dengan
Tahun 2021. Judul dokumen menunjukkan bahwa periode RENSTRA berakhir di Tahun 2021,
dikarenakan jabatan Bupati Bandung berakhir di Bulan Februari Tahun 2021.
RENSTRA ini sangat dipengaruhi oleh perubahan signifikan terkait pembagian urusan
pemerintahan, sebagaimana ketetapan dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah. Menimbang bahwa RENSTRA Perangkat Daerah harus selaras dengan rincian tugas
fungsi perangkat daerah, sementara tahapan perencanaan bagan struktur organisasi
perangkat daerah dan rincian tugas fungsinya yang akan diberlakukan per Januari 2017 belum
selesai dan belum ditetapkan dengan Peraturan Bupati, maka dokumen RENSTRA ini pun
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 I-2
diselaraskan dengan Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 yang ditetapkan pada
Tanggal 15 September 2016, tentang Kebijakan Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat
Daerah Berdasarkan PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016.
Pendekatan program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan dalam
RENSTRA Perangkat Daerah disusun berdasarkan:
1. pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta perencanaan dan
penganggaran terpadu;
2. kerangka pendanaan dan pagu indikatif; dan
3. urusan wajib yang mengacu pada standar pelayanan minimal (SPM) sesuai dengan kondisi
nyata daerah dan kebutuhan masyarakat, atau urusan pilihan yang menjadi tanggung jawab
perangkat daerah.
Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kinerja adalah bahwa program dan kegiatan
yang direncanakan mengutamakan keluaran/hasil yang terukur, dan pengalokasian sumberdaya
dalam anggaran untuk melaksanakannya, secara efektif dan efisien telah sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan. Perumusan capaian kinerja setiap program dan kegiatan, harus berpedoman
pada rencana pencapaian SPM berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
disesuaikan dengan kemampuan daerah. Walaupun memang, untuk urusan perhubungan sudah
tidak terikat lagi dengan SPM, dikarenakan UU No. 23 Tahun 2014 mengkategorikan urusan
perhubungan sebagai urusan wajib yang tidak berkaitan dengan ‘Pelayanan Dasar’, sementara
SPM adalah ketentuan mengenai standar minimal mutu ‘Pelayanan Dasar’ yang berhak
diperoleh warga.
Kerangka pengeluaran jangka menengah menekankan pengambilan keputusan terhadap
program dan kegiatan prioritas pembangunan, mempertimbangkan perspektif penganggaran
lebih dari satu tahun anggaran dan implikasi terhadap pendanaan pada tahun berikutnya yang
dituangkan dalam prakiraan maju. Perencanaan dan penganggaran terpadu mengarahkan
pengambilan keputusan penetapan program dan kegiatan yang direncanakan, merupakan satu
kesatuan proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat,
untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan daerah.
Pagu indikatif yang disusun dalam RENSTRA merupakan jumlah dana yang tersedia
untuk mendanai program dan kegiatan tahunan yang penghitungannya berdasarkan standar
satuan harga yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pagu
indikatif dimaksud digunakan untuk penyusunan RENJA.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 I-3
Adapun keterkaitan antara RENSTRA dengan RPJMD adalah bahwa, kebijakan umum
dalam RPJMD dijadikan arah perumusan rencana program prioritas pembangunan yang
disertai kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, dan menjadi pedoman bagi perangkat
daerah dalam menyusun program dan kegiatan strategis. RENSTRA disusun sesuai dengan
tugas dan fungsi perangkat daerah, berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif.
Muatan lain dalam RPJMD yang harus dipedomani dalam menyusun RENSTRA adalah:
1. visi, misi, dan program kepala daerah;
2. arah kebijakan keuangan daerah;
3. strategi pembangunan daerah;
4. kebijakan umum;
5. program PD;
6. program lintas PD;
7. program kewilayahan;
8. rencana kerja dalam kerangka regulasi yang bersifat indikatif; dan
9. rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;
yang mana dari muatan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa RENSTRA dan RPJMD memiliki
orientasi waktu yang sama, dan ruang lingkup materi RENSTRA merupakan himpunan bagian
dari RPJMD. Hubungan feed back juga terbangun antara RPJMD dengan RENSTRA, di mana
RANWAL RPJMD menjadi pedoman perangkat daerah dalam menyusun Rancangan RENSTRA,
sementara Rancangan RENSTRA Perangkat Daerah yang telah diverifikasi dijadikan bahan
masukan untuk penyempurnaan rancangan awal RPJMD menjadi rancangan RPJMD. Kebijakan
umum dan program pembangunan jangka menengah daerah serta indikasi rencana program
prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan yang telah disepakati Bupati dan DPRD dalam
RANWAL RPJMD menjadi acuan Kepala Perangkat Daerah untuk merumuskan kegiatan dalam
Rancangan RENSTRA.
Rancangan RENSTRA disampaikan kepada BAPPEDA paling lama 14 (empat belas) hari
kerja sejak Surat Edaran Bupati terkait penyampaian RANWAL RPJMD diterima oleh
perangkat daerah. BAPPEDA melakukan verifikasi terhadap Rancangan RENSTRA untuk
mengintegrasikan dan menjamin kesesuaiannya dengan RANWAL RPJMD, antara lain dalam
hal:
1. mitigasi isu srategis sesuai dengan tugas fungsi perangkat daerah;
2. penyelarasan visi, misi, tujuan dan sasaran;
3. penyelarasan strategi dan arah kebijakan;
4. penyelarasan kebijakan umum dan program pembangunan daerah; dan
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 I-4
5. penyelarasan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan.
RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA menjadi pedoman penetapan RENSTRA dan
penyusunan RKPD, serta digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
RENSTRA disusun dengan tahapan sebagai berikut:
1. persiapan penyusunan RENSTRA Perangkat Daerah;
2. penyusunan rancangan RENSTRA Perangkat Daerah;
3. penyusunan rancangan akhir RENSTRA Perangkat Daerah; dan
4. penetapan RENSTRA Perangkat Daerah.
Perumusan Rancangan RENSTRA merupakan proses yang tidak terpisahkan dan dilakukan
bersamaan dengan tahap perumusan RANWAL RPJMD, dan salah satu tahapannya adalah
pelaksanaan Forum SKPD.
Selain terkait dengan RPJMD, RKPD, dan RENJA sebagaimana diuraikan di atas,
RENSTRA pun memiliki keterkaitan dengan RENSTRA Kementerian dan RENSTRA SKPD
Provinsi, yang mana bahwa dalam merumuskan Rancangan RENSTRA harus mencakup di
antaranya:
1. review RENSTRA Kementerian/Lembaga (dalam hal ini Kementerin Perhubungan);
2. review RENSTRA Perangkat Daerah Provinsi (dalam hal ini DISHUB Prov. Jabar);
3. penelaahan RTRW Kabupaten Bandung;
4. analisis terhadap dokumen hasil kajian lingkungan hidup strategis (KLHS).
Tahapan penyusunan RENSTRA terkait RPJMD secara utuh adalah sebagai berikut:
1. Penyajian RANWAL RPJMD.
2. Nota kesepakatan KUA-PPAS yang ditandatangani oleh Bupati dan Ketua DPRD.
3. Perumusan Rancangan RENSTRA dan Forum SKPD.
4. Penyajian Rancangan RENSTRA untuk diverifikasi oleh BAPPEDA.
5. Penyajian Rancangan RPJMD dan Musrenbang Kabupaten.
6. Perumusan RANHIR RPJMD dan pembahasannya oleh seluruh Kepala PD, untuk
memastikan program pembangunan jangka menengah sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing PD telah tertampung dalam RANHIR RPJMD.
Pembahasan RANHIR RPJMD paling lambat dilakukan pada akhir bulan ke-4 setelah Bupati
terpilih dilantik.
7. Konsultasi RANHIR RPJMD kepada Gubernur.
8. Penetapan PERDA tentang RPJMD paling lama 6 bulan setelah Bupati terpilih dilantik.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 I-5
9. Penyajian RANHIR RENSTRA untuk diverifikasi oleh BAPPEDA.
10. Penghimpunan RANHIR RENSTRA seluruh perangkat daerah oleh BAPPEDA untuk
diajukan kepada Bupati guna memperoleh pengesahan dan ditetapkan dengan Keputusan
Bupati, paling lama 1 bulan setelah PERDA tentang RPJMD ditetapkan.
11. Penetapan RENSTRA oleh Kepala Perangkat Daerah sebagai pedoman unit kerja di
lingkungan perangkat daerah dalam menyusun Rancangan RENJA Perangkat Daerah, paling
lama 7 hari setelah Keputusan Bupati tentang Pengesahan RENSTRA Perangkat Daerah.
Memperhatikan poin 11 di atas, yang dijadikanan catatan dalam RENSTRA ini adalah
sebagaimana diuraikan dalam paragraph awal BAB ini, bahwa UU No. 23 Tahun 2014
mengamanatkan RENSTRA Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perkada – bukan disahkan
dengan Keputusan Kepala Daerah sebagaimana Lampiran IV Permendagri No. 54 Tahun 2010.
Dan menimbang bahwa RENSTRA Perangkat Daerah harus selaras dengan rincian tugas fungsi
perangkat daerah, sementara tahapan perencanaan bagan struktur organisasi perangkat
daerah dan rincian tugas fungsinya yang akan diberlakukan per Januari 2017 belum selesai
dan belum ditetapkan dengan Peraturan Bupati, dengan demikian sehingga penetapan
RENSTRA Perangkat Daerah oleh Kepala Perangkat Daerah melebihi waktu 7 (tujuh) hari
setelah RENSTRA SKPD disahkan oleh Kepala Daerah.
B. LANDASAN HUKUM
Penyusunan perencanaan dan penganggaran perangkat daerah DISHUB Kab. Bandung
mengacu pada:
1. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
3. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 Tanggal 15 September 2016, tentang
Kebijakan Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Berdasarkan PERDA Kab.
Bandung Nomor 12 Tahun 2016.
Adapun output outcome untuk perencanaan dan penganggaran yang dilaksanakan,
merupakan penjabaran dari tugas fungsi urusan perhubungan, dengan mempedomani:
1. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
2. UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
3. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 I-6
4. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
5. UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
6. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
7. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
8. PP RI Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
9. PP No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkerataapian.
10. PP No. 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
11. PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan.
12. PP No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian.
13. PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan.
14. PP No. 37 Tahun 2011 tentang Forum LLAJ.
15. PP No. 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda.
16. PP No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas.
17. PP No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
18. PP No. 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
19. PP No. 55 Tahun 2013 tentang Kendaraan.
20. PP No.74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan.
21. PERPRES Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun RPJMN Tahun 2015 – 2019.
22. PERMENHUB Nomor PM. 83 Tahun 2010 tentang Panduan Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi.
23. PERMENHUB Nomor PM. 8 Tahun 2014 tentang Kompetensi Sumber Daya Manusia di
Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Sungai,
Danau, dan Penyeberangan.
24. KEPMENHUB Nomor KP. 430 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kemneterian
Perhubungan Tahun 2015 – 2019.
25. PERDA Prov. Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013 – 2018.
26. PERDA Kab. Bandung Nomor 7 Tahun 2011 tentang RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025
(khususnya periode Tahun ketiga Tahun 2016 – 2020).
27. PERDA Kab. Bandung No. 11 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum.
28. PERDA Kab. Bandung No. 12 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 I-7
29. PERDA Kab. Bandung No. 13 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu.
30. PERDA Kab. Bandung No. 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Transportasi.
31. PERDA Kab. Bandung No. 7 Tahun 2016 (Tanggal 16 Agustus 2016) tentang RPJMD
Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021.
32. PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016 (Tanggal 14 September 2016) tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
33. Keputusan Kepala DISHUB Prov. Jawa Barat Nomor 188.4/020A/KD-Sekre/2014 tentang
RENSTRA DISHUB Prov. Jawa Barat Tahun 2013 – 2018.
34. Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2016 tentang RKPD Kab. Bandung Tahun 2017,
Tanggal 28 Mei 2016
35. Peraturan Bupati Bandung Nomor 48 Tahun 2016 tentang Penetapan RENSTRA Perangkat
Daerah, Tgl 16 September 2016.
36. Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2016 tentang RKPD Perubahan Tahun 2017,
tanggal 10 Oktober 2016.
Berdasarkan Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun 2008, DISHUB Kab. Bandung
memiliki tugas dalam pelaksanaan urusan pemerintah di bidang perhubungan dan sebagian
bidang komunikasi dan informatika. Tugas dalam pelaksanaan sebagian bidang komunikasi dan
informatika merupakan fungsi salah satu seksi di Bidang Teknik Prasarana, yaitu Seksi Postel.
Namun mengingat UU NO. 23 Tahun 2014, bahwa:
1. Pembagian urusan komunikasi dan informatika untuk sub urusan pos di tingkat kabupaten
tidak ada;
2. Fungsi yang tertuang dalam Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun 2008 terkait
pelaksanaan perhitungan teknis dasar penetapan retribusi IMB menara telekomunikasi
sebagai bangunan sarana dan prasarana telekomunikasi, serta pemberian izin galian untuk
keperluan penggelaran kabel telekomunikasi (ducting, pengembangan jaringan fiber optic,
dll.) dipertimbangkan DISHUB Kab. Bandung sebagai sub urusan di Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang, namun saat penetapan RENSTRA ini masih dalam proses
pembahasan oleh tim penataan kelembagaan di Kab. Bandung;
3. Perbengkelan tidak lagi menjadi sub urusan perhubungan di tingkat kabupaten;
maka pentahapan program kegiatan terkait ke-3 hal tersebut dihilangkan mulai dari
Tahun 2017, dan alokasi anggarannya digeser ke output kegiatan lainnya (bahkan selama
kegiatannya belum dilaksanakan, dalam penyusunan RENJA Perubahan Tahun 2016 pun sudah
mulai diinventarisir untuk dijadikan objek pergeseran output kegiatan).
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 I-8
Atas amanat PERDA Kab. Bandung No. 7 Tahun 2016 tentang RPJMD Kab. Bandung
Tahun 2016 – 2021 dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kebijakan
Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah, bahwa DISHUB Kab. Bandung merupakan
perangkat daerah yang melaksanakan urusan perhubungan dan tidak mengelola urusan lainnya,
maka pagu yang diindikasikan seluruhnya dialokasikan untuk pelaksanaan urusan perhubungan.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021 dimaksudkan agar
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan selama lima tahun dari
Tahun 2016 sampai dengan 2020 dapat:
1. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode RENSTRA
Tahun 2010 – 2015.
2. Selaras dengan RPJPD dan RPJMD Kabupaten Bandung dalam pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan jangka menengah urusan perhubungan.
3. Selaras dengan RENSTRA Kementerian Perhubungan dan DISHUB Provinsi Jawa Barat.
4. Merespon isu-isu strategis terkait urusan perhubungan dan sebagian urusan komunikasi
dan informasi.
5. Mengakomodir usulan program dan kegiatan dari masyarakat.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai melalui Penyusunan RENSTRA DISHUB Kab.
Bandung Tahun 2016 – 2021 adalah untuk:
1. Memecahkan masalah bidang perhubungan yang dihadapi; serta
2. Menjawab isu-isu strategis terkait dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi DISHUB
Kab. Bandung.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Pokok bahasan dalam RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021 serta
susunan garis besar isi dokumen ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan latar belakang penyusunan RENSTRA, landasan hukum, maksud
tujuan, dan sistematika penulisannya.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 I-9
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG
Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) DISHUB Kab. Bandung,
mengulas secara ringkas sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsi DISHUB, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah
dihasilkan melalui pelaksanaan RENSTRA periode sebelumnya (2010 – 2015),
mengemukakan capaian program prioritas DISHUB yang telah dihasilkan melalui
pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan
utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui RENSTRA ini.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Mengidentifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi, menelaah visi misi
dan program Kepala Daerah terpilih, menelaah RENSTRA Kementerian dan
RENSTRA DISHUB Provinsi Jawa Barat, menelaah RTRW dan KLHS, serta
menentukan isi-isu strategis atas dasar implikasi dokumen-dokumen tersebut
yang akan ditangani melalui RENSTRA ini.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Mengemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah, serta
strategi dan kebijakan DISHUB Kab. Bandung dalam rangka mendukung visi, misi,
tujuan dan sasaran Bupati Bandung sampai dengan masa akhir jabatannya.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Merumuskan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran,
dan pendanaan indikatif untuk Tahun 2016 s.d. 2020.
BAB VI INDIKATOR KINERJA DISHUB KAB. BANDUNG YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KAB. BANDUNG
Mengemukakan indikator kinerja DISHUB Kab. Bandung yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai DISHUB Kab. Bandung dalam lima tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD Kab. Bandung.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-1
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG
A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DISHUB KAB. BANDUNG
Atas dasar PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah, bahwa DISHUB Kab. Bandung merupakan Dinas Tipe A, yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan. PERDA tersebut mencabut
PERDA Kab. Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah
Kabupaten Bandung.
Pada saaat ditetapkannya RENSTRA ini, bagan struktur organisasi DISHUB Kab.
Bandung dan rincian tugas fungsinya belum ditetapkan. Namun pun demikian, rancangan
Peraturan Bupati Bandung tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Pelaksana
Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar sudah disepakati
antara tim restrukturisasi kelembagaan di internal DISHUB Kab. Bandung dengan tim di
Kabupaten Bandung atas koordinasi Bagian Organisasi, pada rapat pembahasan finalisasi
penetapan struktur organisasi Perangkat Daerah dan rencana pembentukan UPT sebagaimana
Surat Asisten Administrasi Nomor 060/1990/Org Tanggal 11 Oktober 2016, yang mana
struktur organisasi Dinas Perhubungan Kab. Bandung yang baru sudah menyesuaikan dengan
rencana pembentukan UPTD bidang perhubungan. Namun pun demikian, pembentukan 9 UPTD
Bidang Perhubungan (3 UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor, 3 UPTD Pengelolaan Parkir, 3
UPTD Pengelolaan Terminal) serta rancangan Peraturan Bupati tentang Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja DISHUB Kab. Bandung belum selesai dibahas. Oleh karena itu, RENSTRA ini
mengasumsikan struktur organisasi dan tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung adalah
sebagaimana konsep yang diusulkan oleh tim restrukturisasi kelembagaan di internal DISHUB.
Adapun yang menjadi catatan adalah:
1. Urusan perhubungan terkait alat penerangan jalan sebagai bagian dari perlengkapan jalan
tidak menjadi tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung (catatan dari tim restrukturisasi
kelembagaan tingkat Kab. Bandung).
2. Alokasi pagu yang diindikasikan sama sekali belum mengakomodir kebutuhan kegiatan dan
anggarannya di UPTD. Sebelum ditetapkannya UPTD Bidang Perhubungan, maka kebutuhan
kegiatan dan anggarannya diasumsikan diakomodir oleh Subag Umpeg dan ketiga seksi di
Bidang Prasarana Perhubungan.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-2
Gambar III-1:
Rancangan BSO DISHUB Kab. Bandung Mulai Tahun 2017
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-3
Gambar III-2: BSO DISHUB Kabupaten Bandung Eksisting
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-4
Namun pun demikian, dikarenakan dokumen RENSTRA ini juga merekam program dan
kegiatan di Tahun 2016, maka struktur organisasi dan tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung
eksisting berdasarkan PERDA No. 20 Tahun 2007 dan Peraturan Bupati Bandung No. 5
Tahun 2008 masih dijadikan sebagai dasar pengkajian atas program dan kegiatan di
Tahun 2016. Adapun yang menjadi catatan adalah bahwa di Tahun 2016 masih terdapat
kegiatan pembinaan perbengkelan, yang mana berdasar UU No. 23 Tahun 2014 tidak lagi
menjadi sub urusan bidang perhubungan. Selain itu juga, masih ada kegiatan terkait tugas
fungsi DISHUB dalam pelaksanaan sebagian urusan komunikasi dan informasi.
Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun 2008 menetapkan bahwa kebijakan teknis
memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan di bidang perhubungan dan sebagian bidang komunikasi dan
informatika di Kabupaten Bandung merupakan tugas pokok Dinas Perhubungan Kabupaten
Bandung yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung membawahkan:
1. Sekretariat, membawahkan:
a. Sub Bagian Penyusunan Program;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Sub Bagian Keuangan;
dengan fungsi perencanaan, penetapan rumusan kebijakan, pelaporan dan evaluasi serta
koordinasi pelayanan kesekretariatan, meliputi:
a. koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara
terpadu;
b. pelayanan administratif Dinas, pengelolaan administrasi umum dan kerumahtanggaan;
c. pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta hubungan masyarakat;
d. pengelolaan administrasi kepegawaian;
e. administrasi pengelolaan keuangan;
f. pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas;
g. pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas Dinas;
h. pengkoordinasian penyusunan dan penyampaian bahan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas Dinas.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-5
2. Bidang Lalu Lintas, membawahkan:
a. Seksi Manajemen Lalu Lintas;
b. Seksi Rekayasa Lalu Lintas;
c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian;
dengan fungsi:
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan lalu
lintas;
b. penetapan rencana umum jaringan lalu lintas jalan;
c. penetapan pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan selain
untuk kepentingan lalu lintas;
d. penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kabupaten;
e. penetapan penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan
rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan
pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di wilayah kabupaten;
f. penetapan penyelenggaraan andalalin di wilayah kabupaten;
g. penetapan penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di
jalan kabupaten;
h. penetapan penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia dan / atau yang menjadi isu kabupaten;
i. penetapan pelayanan perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di
jalan kabupaten;
j. penetapan pengumpulan, pengolahan data dan analisis kecelakaan lalu lintas;
k. penetapan pelayanan pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan
mengemudi;
l. penetapan pemberian rekomendasi pemasangan periklanan pada kawasan selektif;
m. pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan lalu lintas.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-6
3. Bidang Angkutan, membawahkan:
a. Seksi Angkutan Orang;
b. Seksi Angkutan barang;
c. Seksi Angkutan Khusus dan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP);
dengan fungsi:
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan angkutan;
b. penetapan penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk
angkutan dalam trayek dan angkutan perintis;
c. penetapan pemberian izin trayek angkutan perdesaan / angkutan kota yang wilayah
pelayanannya dalam satu wilayah kabupaten;
d. penetapan penyusunan jaringan lintas angkutan barang;
e. penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi;
f. penetapan pemberian izin operasi angkutan taksi;
g. penetapan pemberian rekomendasi operasi angkutan sewa;
h. penetapan pemberian izin usaha angkutan pariwisata dan angkutan barang;
i. penetapan pemberian ijin dispensasi angkutan umum dalam trayek;
j. penetapan tarif penumpang kelas ekonomi angkutan dalam kabupaten;
k. penetapan penyusunan rencana umum jaringan sungai dan danau;
l. penetapan lokasi pelabuhan sungai dan danau;
m. penetapan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu penyeberangan;
n. penetapan pemberian izin pembuatan tempat penimbunan kayu (logpon), jaring
terapung dan kerambah di sungai dan danau;
o. penetapan pemetaan alur sungai untuk kebutuhan transportasi;
p. penetapan pembangunan, pemeliharaan, pengerukan alur pelayaran sungai dan danau;
q. penetapan pengawasan pengoperasian angkutan sungai dan danau;
r. penetapan rumusan kebijakan penggunaan kendaraan tidak bermotor;
s. pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan angkutan.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-7
4. Bidang Teknik Prasarana, membawahkan:
a. Seksi Terminal;
b. Seksi Parkir;
c. Seksi Pos dan Telekomunikasi;
dengan fungsi:
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan teknik prasarana;
b. penetapan penentuan lokasi fasilitas parkir untuk umum di jalan kabupaten;
c. penetapan pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di jalan kabupaten;
d. penetapan pemberian izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk
umum;
e. pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang;
f. penetapan lokasi terminal penumpang Tipe C;
g. penetapan pengesahan rancang bangun terminal penumpang Tipe C;
h. penetapan pembangunan pengoperasian terminal penumpang Tipe A, Tipe B dan Tipe C;
i. penetapan pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang;
j. penetapan penunjukan lokasi penimbangan muatan kendaraan angkutan barang;
k. penetapan penyelenggaraan pelayanan pos di perdesaan;
l. penetapan pemberian rekomendasi untuk pendirian kantor pusat jasa titipan;
m. penetapan pemberian izin dan penertiban jasa titipan untuk kantor agen;
n. penetapan pemberian izin penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan
pemerintah dan badan hukum sepanjang tidak menggunakan spektrum frekuensi radio;
o. penetapan pemberian rekomendasi terhadap permohonan izin penyelenggaraan
jaringan tetap tertutup lokal wireline (end to end);
p. penetapan pemberian rekomendasi wilayah prioritas untuk pembangunan kewajiban
pelayanan universal di bidang telekomunikasi;
q. penetapan pemberian izin Instalatur Kabel Rumah/Gedung (IKR/G);
r. penetapan pengawasan / pengendalian pelaksanaan pembangunan telekomunikasi
perdesaan, penyelenggaraan warung telekomunikasi, warung seluler atau sejenisnya;
s. penetapan pemberian izin kantor cabang dan loket pelayanan operator;
t. penetapan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menara telekomunikasi sebagai
sarana dan prasarana telekomunikasi;
u. penetapan pemberian izin galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi;
v. pelaksanaan perhitungan teknis sebagai dasar penetapan retribusi izin hinder
ordonantie (ordonansi gangguan);
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-8
w. penetapan pemberian izin instalansi penangkal petir dan genset;
x. penetapan pengendalian dan penertiban terhadap pelanggaran standarisasi pos dan
telekomunikasi;
y. penetapan pemberian izin usaha perdagangan alat perangkat telekomunikasi;
z. pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan teknik prasarana.
5. Bidang Teknik Keselamatan, membawahkan:
a. Seksi Pemeriksaan Kendaraan Bermotor (PKB);
b. Seksi Teknik Perbengkelan;
c. Seksi Penyuluhan;
dengan fungsi:
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan teknik keselamatan;
b. penetapan pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor;
c. penetapan pelaksanaan pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya;
d. pelaksanaan penunjukan lokasi dan pengelolaan pemeriksaan kendaraan bermotor;
e. pelaksanaan penilaian dan penghapusan kendaraan bermotor;
f. pelaksanaan pelayanan administrasi pendaftaran dan registrasi dan mutasi serta
numpang uji kendaraan bermotor;
g. pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemeriksaan kendaraan bermotor;
h. pelaksanaan pengaturan tentang pembatasan mengangkut orang dengan kendaraan
tidak bermotor;
i. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengelolaan
teknik perbengkelan;
j. pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan bemotor;
k. pelaksanaan pemeriksaan persyaratan teknis oleh bengkel umum kendaraan bermotor;
l. pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pembuatan karoseri kereta gandengan, kereta
tempelan, bak muatan, modifikasi serta alat wajib memenuhi persyaratan teknis
kendaraan bermotor;
m. pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pemberian pelayanan perijinan penyelenggaraan
bengkel umum kendaraan bermotor;
n. pelaksanaan penetapan ketentuan tambahan susunan alat – alat tambahan pada mobil
bus dan penumpang umum sebagai kendaraan umum;
o. pelaksanaan pembinaan operasional bengkel di bidang peningkatan profesionalisme bagi
tenaga mekanik melalui pendidikan dan pelatihan, bimbingan dan arahan terhadap
ketentuan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-9
p. pelaksanaan penelitian dan pengembangan pelayanan penyuluhan perhubungan;
q. pelaksanaan pelayanan penyuluhan perhubungan;
r. pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan
penyuluhan perhubungan;
s. pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana pendukung pelayanan penyuluhan
perhubungan;
t. pelaksanaan penyusunan penyuluhan dan pembinaan pemakai jalan;
u. pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan teknik keselamatan.
Adapun rancangan tugas dan fungsi DISHUB Kab. Bandung mulai Tahun 2017 adalah
sebagai berikut. Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur,
merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan
kebijakan dan pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perhubungan di Kabupaten Bandung.
Uraian tugas Kepala Dinas Perhubungan meliputi:
1. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis bidang perhubungan;
2. menyelenggarakan sub urusan lalu lintas dan angkutan jalan, sub urusan pelayaran terkait
lalu lintas dan angkutan sungai dan danau, sub urusan penerbangan, dan sub urusan
perkeretaapian di Kabupaten Bandung;
3. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup
tugas dan fungsinya.
Kepala Dinas membawahkan:
1. Sekretariat, yang dikepalai oleh Sekretaris dengan uraian tugas:
a. menyusun rencana kerja kesekretariatan sebagai pedoman kerja dalam hal
pengkoordinasian perencanaan program dan kegiatan Dinas, pengkoordinasian
penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang pelaksanaan tugas
Dinas, pengkoordinasian penyusunan laporan kinerja Dinas, pengelolaan administrasi
umum perkantoran dan kerumahtanggaan Dinas, pengelolaan administrasi kepegawaian
Dinas serta pengelolaan administrasi keuangan Dinas;
b. mengatur pemberian layanan administratif kepada unit kerja di lingkungan Dinas agar
terwujud tertib administrasi;
c. menyelenggarakan pengkoordinasian perencanaan program dan kegiatan Dinas;
d. menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan penunjang pelaksanaan tugas Dinas;
e. menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan laporan kinerja dan keuangan Dinas;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-10
f. menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum perkantoran dan kerumahtanggaan
Dinas;
g. menilai dan memeriksa konsep naskah dinas dari staf dan unit kerja lainnya di
lingkungan Dinas berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–
undangan yang berlaku;
h. menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian dalam lingkup Dinas;
i. menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan dalam lingkup Dinas;
j. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
k. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Sekretariat untuk mengetahui
kesesuaiannya dengan rencana;
l. melaporkan pelaksanaan tugas kesekretariatan terkait langkah atau tindakan yang
diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;
m. menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja kesekretariatan;
n. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya;
o. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugasnya.
Sekretaris membawahkan:
a. Kepala Subbagian Penyusunan Program, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Subbagian Penyusunan Program sebagai pedoman kerja
dalam hal perencanaan program dan kegiatan Dinas, penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan penunjang pelaksanaan tugas Dinas, dan penyusunan
laporan kinerja Dinas;
2) mengumpulkan bahan, data dan informasi terkait indikator kinerja program dan
kegiatan dari seluruh Subbagian dan Seksi dalam rangka perencanaan program dan
kegiatan Dinas, baik yang diusulkan untuk didanai oleh APBD Kabupaten, APBD
Provinsi, maupun APBN;
3) mengumpulkan, merekapitulasi, mengkompilasi dan mengkaji usulan program dan
kegiatan dari seluruh Subbagian dan Seksi sebagai bahan pimpinan dalam
menetapkan prioritas program dan kegiatan;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-11
4) mengkaji dan memimpin perencanaan program dan kegiatan Dinas yang meliputi
penyusunan data pokok perencanaan dan sistem informasi pembangunan daerah
bidang perhubungan, perencanaan anggaran belanja dan pendapatan Dinas,
perencanaan strategis (RENSTRA) lima tahunan, rencana kerja (RENJA) tahunan,
indikator kinerja utama (IKU), rencana kerja anggaran (RKA), dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA), dan perjanjian kinerja (PK);
5) mengumpulkan bahan, data dan informasi terkait ruang lingkup kebutuhan
penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, dari seluruh Subbagian dan
Seksi dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas Dinas;
6) mengkaji dan memimpin penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan
penunjang pelaksanaan tugas Dinas;
7) mengumpulkan bahan, data dan informasi terkait laporan kinerja hasil pelaksanaan
program dan kegiatan dari seluruh Subbagian dan Seksi dalam rangka penyusunan
laporan kinerja Dinas;
8) mengelola data kinerja dan melaksanakan pengukuran kinerja Dinas;
9) mengkaji dan memimpin penyusunan laporan kinerja Dinas yang meliputi evaluasi
hasil rencana kerja dalam setiap triwulan, laporan tahunan, laporan kinerja instansi
pemerintah (LKIP), laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah (LPPD) bidang
perhubungan, laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah untuk
bidang perhubungan;
10) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Subbagian Penyusunan
Program berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja
Dinas;
11) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Subag Penyusunan Program
berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku;
12) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
13) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Subbagian Penyusunan Program untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
14) melaporkan pelaksanaan tugas Subbagian Penyusunan Program terkait langkah atau
tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada
pimpinan;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-12
15) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Subbagian Penyusunan
Program;
16) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
17) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
b. Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian sebagai pedoman kerja
dalam hal pelayanan administrasi umum perkantoran dan kerumahtanggaan Dinas,
serta administrasi kepegawaian Dinas;
2) melaksanakan tata naskah dinas, surat-menyurat, kehumasan dan keprotokolan,
kearsipan, perpustakaan, dan penyediaan peralatan kerja;
3) melaksanakan pelayanan dan pengelolaan kelembagaan;
4) mempersiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP), Standar Pelayanan (SP) Dinas;
5) melaksanakan pengelolaan administrasi barang milik daerah/aset Dinas;
6) mempersiapkan rencana kebutuhan sarana dan prasarana penunjang tugas Dinas.
7) melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan,
perawatan, inventarisasi serta pelaporan dan usulan penghapusan barang milik
daerah/aset daerah yang digunakan oleh Dinas;
8) melaksanakan pengurusan rumah tangga, kebersihan, ketertiban dan keamanan
ruang kerja serta lingkungan Dinas;
9) melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan
informasi Dinas;
10) menyusun rencana kebutuhan/formasi pegawai untuk kepentingan Dinas;
11) melaksanakan penyiapan administrasi dan teknis pengusulan pegawai yang akan
pensiun, peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan;
12) mempersiapkan bahan kenaikan pangkat, Daftar Urut Kepangkatan (DUK),
sumpah/janji pegawai, kenaikan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan
pegawai;
13) mempersiapkan bahan rotasi dan mutasi serta pemberhentian pegawai dalam
lingkup Dinas;
14) memberikan pelayanan/fasilitasi kepada pegawai yang akan mengikuti pendidikan
dan pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-13
15) memberikan pelayanan/fasilitasi kepada pegawai yang akan mengikuti ujian Dinas
dan izin/tugas belajar;
16) mempersiapkan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai;
17) mempersiapkan bahan dan melaksanakan analisis jabatan, analisis beban kerja,
evaluasi jabatan, standar kompetensi pegawai tenaga teknis dan fungsional;
18) melaksanakan pelayanan sistem informasi dan manajemen kepegawaian lingkup
dinas;
19) mempersiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan perpustakaan sebagai media
referensi, peraturan perundang-undangan dan dokumen lainnya sesuai kepentingan
Dinas;
20) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Subbagian Umum dan
Kepegawaian berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program
kerja Dinas;
21) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Subag Umum dan Kepegawaian
berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku;
22) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
23) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Subbagian Umum dan Kepegawaian untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
24) melaporkan pelaksanaan tugas Subbagian Umum dan Kepegawaian terkait langkah
atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan
kepada pimpinan;
25) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Subbagian Umum dan
Kepegawaian;
26) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
27) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-14
c. Kepala Subbagian Keuangan, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Subbagian Keuangan sebagai pedoman kerja dalam hal
pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Dinas
2) meneliti kelengkapan dan verifikasi SPP-LS pengadaan barang dan jasa, SPP-UP,
SPP-GU, SPP-TU, SPP-LS Gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang
diajukan oleh Bendahara dan diketahui oleh PPTK;
3) mempersiapkan Surat Perintah Membayar (SPM);
4) mempersiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan administrasi dan pembukuan
keuangan;
5) melakukan verifikasi terhadap pelaksanaan anggaran;
6) melaksanakan akuntansi keuangan;
7) melaksanakan penyusunan laporan keuangan;
8) melaksanakan administrasi penyetoran dan pelaporan pajak sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
9) mempersiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran;
10) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Subbagian Keuangan
berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas;
11) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Subbagian Keuangan
berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku;
12) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
13) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Subbagian Keuangan untuk mengetahui
kesesuaiannya dengan rencana;
14) melaporkan pelaksanaan tugas Subbagian Keuangan terkait langkah atau tindakan
yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;
15) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Subbagian Keuangan;
16) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
17) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-15
2. Bidang Lalu Lintas; yang dikepalai oleh Kepala Bidang dengan uraian tugas:
a. menyusun rencana kerja Bidang Lalu Lintas sebagai pedoman kerja dalam hal
manajemen lalu lintas, rekayasa lalu lintas, dan pengaturan dan pengawasan lalu lintas;
b. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang Lalu Lintas;
c. merencanakan dan melaksanakan manajemen rekayasa lalu lintas untuk jaringan jalan
kabupaten.
d. melaksanakan perencanaan, pengadaan, pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan
perlengkapan jalan di jalan kabupaten, serta melaksanakan pengaturan dan pengawasan
lalu lintas dalam rangka manajemen rekayasa lalu lintas jalan;
e. menilai dan memeriksa konsep naskah dinas dari staf berdasarkan tata naskah dinas
dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku;
f. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
g. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Lalu Lintas untuk mengetahui
kesesuaiannya dengan rencana;
h. melaporkan pelaksanaan tugas Bidang Lalu Lintas terkait langkah atau tindakan yang
diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;
i. menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Bidang Lalu Lintas;
j. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya;
k. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugasnya.
Kepala Bidang Lalu Lintas membawahkan:
a. Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Manajemen Lalu Lintas sebagai pedoman kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Manajemen
Lalu Lintas;
3) menyusun dan mempersiapkan bahan penetapan Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan Kabupaten;
4) menginventarisasi dan menganalisa kebutuhan angkutan orang dan barang
berdasarkan bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas;
5) menginventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-16
6) mempersiapkan bahan penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan
jaringan jalan, kelas jalan, dan gerakan lalu lintas pada jaringan jalan kabupaten,
bersama dengan Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan serta
dengan Kepolisian;
7) mengidentifikasi masalah lalu lintas, inventarisasi dan analisis situasi arus lalu
lintas bersama dengan Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan
serta dengan Kepolisian;
8) menginventarisasi dan melaksanakan analisis dampak lalu lintas bersama dengan
Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan, serta dengan
Kepolisian;
9) memimpin tim evaluasi dokumen hasil analisis dampak lalu lintas dan mempersiapkan
bahan penerbitan Persetujuan Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas untuk jalan
kabupaten;
10) memimpin tim pengawas pelaksanaan persetujuan analisis dampak lalu lintas di jalan
kabupaten;
11) mempersiapkan bahan penetapan tingkat pelayanan jalan bersama dengan
Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan.
12) mempersiapkan bahan penetapan sirkulasi lalu lintas di wilayah Kabupaten Bandung;
13) mempersiapkan bahan penetapan jaringan lintas angkutan barang, pengendalian jam
operasional, serta penunjukan lokasi dan penetapan waktu bongkar muat angkutan
barang di badan jalan dalam wilayah Kabupaten Bandung;
14) menyusun rencana manajemen lalu lintas di seluruh wilayah Kabupaten Bandung
sebagai bahan rencana kerja Seksi Rekayasa Lalu Lintas;
15) menyusun rencana kebutuhan jaringan fasilitas pejalan kaki sebagai bahan masukan
kepada Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan dalam
membangun trotoar;
16) memberikan rekomendasi teknis terkait kebutuhan alat penerangan jalan di jalan-
jalan tertentu kepada Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan;
17) memberikan rekomendasi teknis pemasangan marka jalan pada jalan baru, pada
jalan yang perkerasannya ditingkatkan, serta pada jalan dengan pelapisan baru,
atas permintaan dan untuk dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang berwenang
dalam Sub Urusan Jalan;
18) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Manajemen Lalu Lintas
berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-17
19) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Manajemen Lalu Lintas
berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku;
20) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
21) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Seksi Manajemen Lalu Lintas untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
22) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Manajemen Lalu Lintas terkait langkah atau
tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada
pimpinan;
23) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Manajemen Lalu
Lintas;
24) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
25) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
b. Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Rekayasa Lalu Lintas sebagai pedoman kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Rekayasa Lalu
Lintas;
3) melaksanakan pengadaan, pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan perlengkapan
jalan di jalan kabupaten, yang meliputi rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi
isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan
dan pengamanan jalan, fasilitas untuk ‘sepeda, pejalan kaki dan penyandang cacat’
di badan jalan, fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang
berada di jalan dan di luar badan jalan;
4) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Rekayasa Lalu Lintas
berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas;
5) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Rekayasa Lalu Lintas
berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku;
6) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-18
7) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Seksi Rekayasa Lalu Lintas untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
8) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Rekayasa Lalu Lintas terkait langkah atau
tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada
pimpinan;
9) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Rekayasa Lalu
Lintas;
10) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
11) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
c. Kepala Seksi Pengaturan dan Pengawasan Lalu Lintas, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Pengaturan dan Pengawasan Lalu Lintas sebagai
pedoman kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Pengaturan
dan Pengawasan Lalu Lintas;
3) mempersiapkan bahan penetapan kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan
dan gerakan lalu lintas pada jaringan jalan tertentu;
4) melaksanakan optimalisasi operasional rekayasa lalu lintas dalam rangka
meningkatkan ketertiban, kelancaran, dan efektivitas penegakan hukum, bersama
dengan Kepolisian;
5) melaksanakan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan lalu lintas dan angkutan,
pelaksanaan tindakan korektif terhadap kebijakan lalu lintas dan angkutan,
penyidikan terhadap pelanggaran perizinan angkutan umum, persyaratan teknis dan
kelaikan jalan kendaraan bermotor di jalan bersama dengan unit kerja lain yang
terkait dan dengan Kepolisian;
6) menyelenggarakan penerbitan izin mendirikan bangunan tempat pendaratan dan
lepas landas helikopter;
7) melaksanakan patroli pengawasan kegiatan lalu lintas dan angkutan di jalan;
8) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Rekayasa Lalu Lintas
berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas;
9) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Rekayasa Lalu Lintas
berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-19
10) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
11) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Seksi Rekayasa Lalu Lintas untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
12) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Rekayasa Lalu Lintas terkait langkah atau
tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada
pimpinan;
13) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Rekayasa Lalu
Lintas;
14) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
15) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
3. Bidang Angkutan, yang dikepalai oleh Kepala Bidang dengan uraian tugas:
a. menyusun rencana kerja Bidang Angkutan sebagai pedoman kerja dalam hal
penyelenggaraan angkutan orang berbasis jalan, penyelenggaraan angkutan barang dan
ASD (angkutan sungai dan danau), serta pengembangan sarana transportasi;
b. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang Angkutan;
c. mempersiapkan bahan penetapan kawasan dan jaringan pelayanan angkutan umum;
d. mempersiapkan penerbitan perizinan angkutan umum untuk jasa angkutan orang
berbasis jalan, sungai, danau dan kereta api;
e. menyelenggarakan penyediaan angkutan umum berbasis jalan untuk jasa angkutan
orang dan barang dalam 1 (satu) daerah kabupaten;
f. menyelenggarakan penutupan perlintasan kereta api sebidang di jalan kabupaten;
g. mempersiapkan bahan penetapan tarif kelas ekonomi untuk angkutan orang yang
melayani trayek antarkota dalam daerah Kabupaten Bandung serta angkutan perkotaan
dan perdesaan di Kabupaten Bandung;
h. menilai dan memeriksa konsep naskah dinas dari staf berdasarkan tata naskah dinas
dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku;
i. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
j. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Angkutan untuk mengetahui
kesesuaiannya dengan rencana;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-20
k. melaporkan pelaksanaan tugas Bidang Angkutan terkait langkah atau tindakan yang
diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;
l. menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Bidang Angkutan;
m. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya;
n. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugasnya.
Kepala Bidang Angkutan, membawahkan :
a. Kepala Seksi Angkutan Orang Berbasis Jalan, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Angkutan Orang Berbasis Jalan sebagai pedoman
kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Angkutan
Orang Berbasis Jalan;
3) mempersiapkan bahan penetapan kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan
perkotaan dan penetapan rencana umum jaringan trayek perkotaan di Kabupaten
Bandung;
4) mempersiapkan bahan penetapan rencana umum jaringan trayek pedesaan di
Kabupaten Bandung;
5) mempersiapkan bahan penetapan wilayah operasi angkutan orang dengan
menggunakan taksi dalam kawasan perkotaan yang wilayah operasinya berada di
Kabupaten Bandung.
6) mempersiapkan bahan penetapan wilayah operasi angkutan kawasan tertentu yang
wilayah operasinya di Kabupaten Bandung;
7) menginventarisasi kebutuhan prasarana dan fasilitas pendukung angkutan umum
sebagai bahan tindak lanjut Seksi Prasarana Terminal pada Bidang Prasarana
Perhubungan dan Seksi Rekayasa Lalu Lintas pada Bidang Lalu Lintas;
8) menyediakan kendaraan bermotor umum untuk jasa angkutan orang di Kabupaten
Bandung;
9) melaksanakan penerbitan izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek
perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Bandung;
10) melaksanakan penerbitan izin penyelenggaraan taksi dan angkutan kawasan
tertentu yang wilayah operasinya berada di Kabupaten Bandung;
11) mempersiapkan bahan penetapan tarif kelas ekonomi untuk angkutan orang yang
melayani trayek antarkota dalam daerah kabupaten serta angkutan perkotaan dan
perdesaan yang wilayah pelayanannya di Kabupaten Bandung;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-21
12) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal yang
telah ditetapkan untuk angkutan orang di Kabupaten Bandung;
13) menciptakan persaingan yang sehat pada industri jasa angkutan penumpang umum
yang menggunakan moda transportasi konvensional;
14) melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di industri jasa angkutan
penumpang umum yang menggunakan moda transportasi konvensional;
15) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Angkutan Orang
Berbasis Jalan berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program
kerja Dinas;
16) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Angkutan Orang Berbasis
Jalan berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–
undangan yang berlaku;
17) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
18) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Seksi Angkutan Orang Berbasis Jalan
untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
19) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Angkutan Orang Berbasis Jalan terkait
langkah atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai
kebutuhan kepada pimpinan;
20) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Angkutan Orang
Berbasis Jalan;
21) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
22) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
b. Kepala Seksi Angkutan Barang dan ASD, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Angkutan Barang dan ASD sebagai pedoman kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Angkutan
Barang dan ASD;
3) mempersiapkan bahan penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan
terminal barang di Kabupaten Bandung;
4) menyediakan kendaraan bermotor umum untuk jasa angkutan barang di Kabupaten
Bandung;
5) menetapkan rencana induk dan DLKR/DLKP untuk pelabuhan sungai dan danau;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-22
6) melaksanakan penerbitan izin usaha penyelenggaraan angkutan sungai dan danau di
Kabupaten Bandung;
7) melaksanakan penerbitan izin trayek penyelenggaraan angkutan sungai dan danau
untuk kapal yang melayani trayek di Kabupaten Bandung;
8) melaksanakan penerbitan izin usaha jasa terkait dengan perawatan dan perbaikan
kapal;
9) melaksanakan pembangunan dan penerbitan izin pembangunan dan pengoperasian
pelabuhan sungai dan danau;
10) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal yang
telah ditetapkan untuk angkutan barang dan ASD di Kabupaten Bandung;
11) menciptakan persaingan yang sehat pada industri jasa angkutan umum untuk barang
dan ASD;
12) melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di industri jasa angkutan umum
untuk barang dan ASD;
13) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Angkutan Barang dan
ASD berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas;
14) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Angkutan Barang dan ASD
berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku;
15) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
16) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Seksi Angkutan Barang dan ASD untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
17) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Angkutan Barang dan ASD terkait langkah
atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan
kepada pimpinan;
18) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Angkutan Barang
dan ASD;
19) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
20) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-23
c. Kepala Seksi Pengembangan Sarana Transportasi, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Pengembangan Sarana Transportasi sebagai
pedoman kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi
Pengembangan Sarana Transportasi;
3) mempersiapkan pengelolaan kebijakan lingkungan hidup dampak sektor
transportasi, adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim;
4) mempersiapkan pengelolaan kebijakan peningkatan sistem dan inovasi pelayanan
sarana dan prasarana transportasi;
5) merencanakan dan mempersiapkan bahan penetapan kebijakan pengembangan,
serta pengelolaan dan pembinaan angkutan masal di Kabupaten Bandung;
6) mempersiapkan bahan penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan
perkeretaapian di Kabupaten Bandung;
7) mempersiapkan bahan penetapan rencana induk perkeretaapian di Kabupaten
Bandung;
8) mempersiapkan bahan penetapan jaringan jalur kereta api yang jaringannya di
Kabupaten Bandung;
9) mempersiapkan bahan penetapan jaringan pelayanan perkeretaapian pada jaringan
jalur perkeretaapian di Kabupaten Bandung;
10) mempersiapkan bahan penetapan kelas stasiun untuk stasiun pada jaringan jalur
kereta api di Kabupaten Bandung;
11) memberikan arahan, bimbingan, pelatihan, dan bantuan teknis kepada
penyelenggara dan pengguna jasa perkeretaapian;
12) melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan perkeretaapian umum di
Kabupaten Bandung;
13) menyusun rencana integrasi layanan perekeretaapian dengan moda transportasi
lainnya;
14) melaksanakan penutupan perlintasan sebidang yang tidak mempunyai izin dari
pemilik prasarana perkeretaapian, antara jalur kereta api dan jalur lalu lintas jalan,
di jalan kabupaten sesuai dengan kemampuan Pemerintah Kabupaten Bandung;
15) menyelenggarakan tahapan penetapan tarif angkutan orang dengan keretaapi untuk
pelayanan kelas ekonomi dan angkutan perintis sesuai ketentuan yang berlaku;
16) melaksanakan penerbitan izin usaha, izin pembangunan dan izin operasi prasarana
perkeretaapian umum yang jaringan jalurnya di Kabupaten Bandung;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-24
17) melaksanakan penerbitan izin operasi sarana perkeretaapian umum yang jaringan
jalurnya di Kabupaten Bandung;
18) melaksanakan penerbitan izin pengadaan atau pembangunan perkeretapian khusus,
izin operasi, dan penetapan jalur kereta api khusus yang jaringannya di Kabupaten
Bandung;
19) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Pengembangan Sarana
Transportasi berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program
kerja Dinas;
20) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Pengembangan Sarana
Transportasi berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–
undangan yang berlaku;
21) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Pengembangan Sarana Transportasi terkait
langkah atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai
kebutuhan kepada pimpinan;
22) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Pengembangan
Sarana Transportasi;
23) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
24) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
4. Bidang Prasarana Perhubungan, yang dikepalai oleh Kepala Bidang dengan uraian tugas:
a. menyusun rencana kerja Bidang Prasarana Perhubungan sebagai pedoman kerja dalam
hal pembinaan layanan dan pengembangan prasarana terminal, parkir, dan pengujian
kendaraan bermotor;
b. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang Prasarana
Perhubungan;
c. melaksanakan pembinaan layanan dan pengembangan prasarana terminal penumpang
tipe C;
d. melaksanakan pembinaan layanan dan pengembangan prasarana parkir;
e. melaksanakan pembinaan layanan dan pengembangan prasarana pengujian berkala
kendaraan bermotor.
f. menilai dan memeriksa konsep naskah dinas dari staf berdasarkan tata naskah dinas
dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-25
g. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
h. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Prasarana Perhubungan untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
i. melaporkan pelaksanaan tugas Bidang Prasarana Perhubungan terkait langkah atau
tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada
pimpinan;
j. menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Bidang Prasarana
Perhubungan;
k. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya;
l. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugasnya.
Kepala Bidang Prasarana Perhubungan, membawahkan :
a. Kepala Seksi Prasarana Terminal, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Prasarana Terminal sebagai pedoman kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Prasarana
Terminal;
3) mempersiapkan bahan penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan
terminal penumpang umum di Kabupaten Bandung;
4) melaksanakan pembinaan teknis terkait pengelolaan terminal penumpang tipe C
kepada unit pelayanan teknis;
5) melaksanakan pembangunan, perbaikan, dan pemeliharaan prasarana terminal
penumpang tipe C;
6) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Prasarana Terminal
berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas;
7) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Prasarana Terminal
berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku;
8) mendistribusikan tugas kepada staf di lingkup Seksi Prasarana Terminal sesuai
bidang tugasnya;
9) memberi petunjuk kerja dan mengendalikan staf di lingkup Seksi Prasarana
Terminal agar dapat melaksanakan tugas dengan baik;
10) mengatur pelaksanaan kegiatan staf berdasarkan prioritas penyelesaian tugas
Seksi Prasarana Terminal agar selesai tepat pada waktunya;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-26
11) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Prasarana Terminal terkait langkah atau
tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada
pimpinan;
12) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Prasarana
Terminal;
13) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
14) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
b. Kepala Seksi Prasarana Parkir, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Prasarana Parkir sebagai pedoman kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Prasarana
Parkir;
3) mempersiapkan bahan penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan
prasarana parkir di Kabupaten Bandung;
4) melaksanakan pembinaan teknis terkait pengelolaan parkir kepada unit pelayanan
teknis dan perorangan/badan usaha di bidang layanan parkir;
5) melaksanakan pembangunan, perbaikan, dan pemeliharaan prasarana parkir di
badan jalan, dan prasarana parkir di luar badan jalan yang berbentuk gedung parkir
yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bandung;
6) melaksanakan penerbitan izin penyelenggaraan parkir oleh perorangan/badan
usaha;
7) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Prasarana Parkir
berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas;
8) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Prasarana Parkir
berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku;
9) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
10) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Seksi Prasarana Parkir untuk mengetahui
kesesuaiannya dengan rencana;
11) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Prasarana Parkir terkait langkah atau
tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada
pimpinan;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-27
12) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Prasarana Parkir;
13) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
14) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
c. Kepala Seksi Prasarana Pengujian Kendaraan Bermotor; dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Prasarana Pengujian Kendaraan Bermotor sebagai
pedoman kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Prasarana
Pengujian Kendaraan Bermotor;
3) mempersiapkan bahan penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan
Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten Bandung;
4) melaksanakan pembinaan teknis terkait pengelolaan Pengujian Kendaraan Bermotor
kepada unit pelayanan teknis;
5) melaksanakan pembangunan, perbaikan, dan pemeliharaan prasarana Pengujian
Kendaraan Bermotor;
6) melaksanakan pembinaan persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor di
luar lingkup layanan unit pelayanan teknis, di antaranya pelayanan terpadu dengan
Perangkat Daerah lainnya, pelayanan pengujian kendaraan bermotor insidentil atau
uji petik kelaikan jalan kendaraan bermotor;
7) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Prasarana Pengujian
Kendaraan Bermotor berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam
program kerja Dinas;
8) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Prasarana Pengujian
Kendaraan Bermotor berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan
perundang–undangan yang berlaku;
9) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
10) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Seksi Prasarana Pengujian Kendaraan
Bermotor untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
11) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Prasarana Pengujian Kendaraan Bermotor
terkait langkah atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau
sesuai kebutuhan kepada pimpinan;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-28
12) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Prasarana
Pengujian Kendaraan Bermotor;
13) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
14) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
5. Bidang Pembinaan Keselamatan, yang dikepalai oleh Kepala Bidang dengan uraian tugas:
a. menyusun rencana kerja Bidang Pembinaan Keselamatan sebagai pedoman kerja dalam
hal manajemen keselamatan, audit dan inspeksi keselamatan, serta promosi dan
kemitraan keselamatan terkait lalu lintas dan angkutan;
b. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang Pembinaan
Keselamatan;
c. melaksanakan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan
keselamatan;
d. mengembangkan sistem informasi dan komunikasi di bidang sarana dan prasarana lalu
lintas dan angkutan jalan, perkeretaapian, sungai dan danau untuk pembinaan
keselamatan dan pemberian informasi kepada masyarakat;
e. menilai dan memeriksa konsep naskah dinas dari staf berdasarkan tata naskah dinas
dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku;
f. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
g. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Prasarana Perhubungan untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
h. melaporkan pelaksanaan tugas Bidang Prasarana Perhubungan terkait langkah atau
tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada
pimpinan;
i. menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Bidang Prasarana
Perhubungan;
j. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya;
k. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugasnya.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-29
Kepala Bidang Pembinaan Keselamatan, membawahkan :
a. Kepala Seksi Manajemen Keselamatan, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Manajemen Keselamatan sebagai pedoman kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Manajemen
Keselamatan;
3) mempersiapkan bahan penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan
manajemen keselamatan transportasi di Kabupaten Bandung;
4) mempersiapkan bahan penetapan rencana umum manajemen keselamatan
transportasi;
5) melaksanakan pengkajian keselamatan transportasi;
6) mengembangkan teknologi dan sistem informasi keselamatan transportasi,
keselamatan pengusahaan angkutan umum, dan sistem manajemen keselamatan
angkutan umum;
7) mengembangkan sistem informasi dan komunikasi di bidang sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan, perkeretaapian, sungai dan danau;
8) melaksanakan harmonisasi dan standardisasi regulasi bidang keselamatan
transportasi darat tingkat lokal, regional, nasional dan internasional serta
keselamatan pengusahaan angkutan umum dan sistem manajemen keselamatan
angkutan umum;
9) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Manajemen
Keselamatan berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program
kerja Dinas;
10) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Manajemen Keselamatan
berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku;
11) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
12) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Seksi Manajemen Keselamatan untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
13) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Manajemen Keselamatan terkait langkah atau
tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada
pimpinan;
14) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Manajemen
Keselamatan;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-30
15) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
16) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
b. Kepala Seksi Audit dan Inspeksi Keselamatan, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Audit dan Inspeksi Keselamatan sebagai pedoman
kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Audit dan
Inspeksi Keselamatan;
3) mempersiapkan bahan penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan audit
dan inspeksi keselamatan transportasi di Kabupaten Bandung;
4) melaksanakan audit keselamatan transportasi;
5) melaksanakan identifikasi lokasi potensi kecelakaan dan lokasi rawan kecelakaan,
inventarisasi dan analisis angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas;
6) melaksanakan inspeksi, pengamatan, dan pemantauan keselamatan transportasi, di
antaranya inspeksi keselamatan terhadap sarana dan prasarana transportasi serta
pengemudi angkutan di hari-hari besar atau liburan panjang;
7) melaksanakan inspeksi laik fungsi jalan kabupaten;
8) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Audit dan Inspeksi
Keselamatan berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program
kerja Dinas;
9) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Audit dan Inspeksi
Keselamatan berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–
undangan yang berlaku;
10) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
11) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Seksi Audit dan Inspeksi Keselamatan
untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
12) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Audit dan Inspeksi Keselamatan terkait
langkah atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai
kebutuhan kepada pimpinan;
13) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Audit dan
Inspeksi Keselamatan ;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-31
14) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
15) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
c. Kepala Seksi Promosi dan Kemitraan Keselamatan, dengan uraian tugas:
1) menyusun rencana kerja Seksi Promosi dan Kemitraan Keselamatan sebagai
pedoman kerja;
2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Promosi dan
Kemitraan Keselamatan;
3) mempersiapkan bahan penetapan arah dan sasaran kebijakan pengembangan
promosi dan kemitraan keselamatan transportasi di Kabupaten Bandung;
4) melaksanakan promosi keselamatan transportasi;
5) melaksanakan pengembangan kemitraan keselamatan antara lembaga dengan
masyarakat bidang lalu lintas dan angkutan jalan, sungai dan danau serta awak
kendaraan angkutan umum dan awak kapal sungai dan danau;
6) memberikan arahan dan pembinaan sumber daya manusia penyelenggara sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, perkeretaapian, sungai dan danau;
7) memberikan informasi kepada masyarakat tentang kebijakan lalu lintas yang telah
ditetapkan;
8) melaksanakan penyuluhan dan publikasi keselamatan tarnsportasi;
9) melaksanakan bimbingan teknis di bidang pembinaan keselamatan transportasi;
10) melaksanakan promosi dan pengembangan kemitraan dalam rangka pembinaan
keselamatan transportasi, di antaranya pada hari-hari besar atau selama periode
liburan panjang;
11) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Promosi dan Kemitraan
Keselamatan berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program
kerja Dinas;
12) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Seksi Promosi dan Kemitraan
Keselamatan berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–
undangan yang berlaku;
13) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi
terkait dalam lingkup tugasnya;
14) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Seksi Promosi dan Kemitraan
Keselamatan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-32
15) melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Promosi dan Kemitraan Keselamatan terkait
langkah atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai
kebutuhan kepada pimpinan;
16) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Seksi Promosi dan
Kemitraan Keselamatan ;
17) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya;
18) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugasnya.
Adapun melekat pada tugas pokok dan fungsi yang diemban, bahwa Dinas Perhubungan
juga dibebani tugas selaku pengelola PAD Bidang Perhubungan dari sektor:
1. Retrbusi Pelayanan Parkir untuk Umum;
Retribusi penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum dan tempat parkir khusus yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah.
2. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
Retribusi pelayanan pengujian kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor air.
3. Retribusi Terminal;
Retribusi atas pelayananan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis
umum, tempat kegiatan usaha dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal.
4. Retribusi Izin Trayek Angkutan Penumpang Umum;
Retribusi pemberian izin untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada
suatu atau beberapa trayek tertentu.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-33
B. SUMBER DAYA DISHUB KAB. BANDUNG
1. Sumber Daya Manusia.
Kekuatan sumber daya manusia (SDM) di DISHUB Kab. Bandung pada posisi
Tanggal 30 September 2016 adalah seperti tergambar pada Tabel II-1.
Tabel II-1: Jumlah Pegawai Berdasarkan Kepangkatan dan Jabatan
NO. JABATAN JUMLAH
1 STRUKTURAL 21
2 FUNGSIONAL PKB PENYELIA 5
3 FUNGSIONAL PKB PELAKSANA LANJUTAN 2
4 FUNGSIONAL PKB PELAKSANA 6
5 FUNGSIONAL PKB PEMULA 4
6 FUNGSIONAL ARSIPARIS PELAKSANA LANJUTAN 1
7 FUNGSIONAL UMUM 185
8 Non PNS 485
T O T A L J U M L A H 709
Dari Tabel II-1 tergambar bahwa untuk melaksanakan tugas fungsi Dinas Perhubungan
Kabupaten Bandung diperlukan kekuatan sumber daya manusia yang cukup banyak (709 orang).
Namun secara komposisi, jumlah SDM dengan status kepegawaian PNS hanya
mencapai 31,59% (224 orang), sisanya sebanyak 68,41% merupakan pegawai Non-PNS.
Komposisi kepegawaian tersebut tentunya akan berdampak pada kinerja anggaran, output
serta outcome kegiatan.
Menelaah lebih lanjut, terkait analisis jabatan dan analisis beban kerja (ANJAB-ABK)
DISHUB Kab. Bandung Tahun 2015, terpetakan bahwa DISHUB Kab. Bandung perlu dikelola
oleh 88 jenis jabatan (struktural, fungsional tertentu, fungsional umum) dengan jumlah
kebutuhan pegawai sebanyak 888 orang. Terhitung pada Tanggal 30 September 2016, jumlah
PNS yang ada baru 224 orang (kurang 664 orang dari kebutuhan).
Menelaah kompetensi SDM LLAJ, ASD, dan Kereta Api berdasar Permenhub No. PM. 8
Tahun 2014, jumlah aparatur yang memiliki kompetensi teknis transportasi darat melalui
pendidikan formal maupun diklat teknis adalah sebanyak 68 orang terhitung pada tanggal 31
Desember 2015 dan mencapai jumlah 87 orang di Bulan Oktober 2016 (38,84% dari 224
orang).
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-34
2. Sumber Daya Asset/Modal.
Adapun hal yang perlu digarisbawahi terkait sumber daya asset yang bersumber dari
belanja modal, yang dikelola dan digunakan oleh Dinas Perhubungan Kab. Bandung sebagai
sarana prasarana per 30 September 2016, di antaranya:
1. Bangunan dan ruang prasarana serta sarana kerja, penataan dan pengembangannya sangat
signifikan dan cukup tertata baik selama periode RENSTRA sebelumnya. Namun pun
demikian, pemenuhan standar ruang kerja masih perlu ditingkatkan melalui RENSTRA ini.
Berdasar pertimbangan Kasubag Umum dan Kepegawaian, pemenuhan kuantitas dan
kualitas sarana prasarana kerja di Tahun 2016 sekiranya akan mencapai kisaran 65%
(dengan asumsi termasuk kebutuhan sarana prasarana kerja UPTD).
2. Kendaraan operasional, yang dimiliki terkait pelaksanaan tugas fungsi urusan perhubungan
di antaranya mobil unit pelayanan pengujian kendaraan bermotor (PKB) keliling, mobil
derek dan kendaraan patroli tingkat pelayanan jalan (inventarisasi perlengkapan jalan,
inventarisasi dan pengendalian kemacetan lalu lintas dan angkutan jalan). Total jumlah
kendaraan jabatan dan kendaraan operasional dinas yang dimiliki per Oktober 2016 adalah
sebanyak 48 kendaraan (roda 4 sebanyak 20 kendaraan, roda 2 sebanyak 28 kendaraan).
3. Unit Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB), yang dimiliki DISHUB Kab. Bandung
sampai dengan Tahun 2015 adalah sebanyak 4 (empat) unit. Dari keempat unit layanan
tersebut, 1 (satu) unit berupa pelayanan statis di kantor induk Soreang. Selebihnya 2
(dua) unit berupa mobil pelayanan keliling yang digunakan untuk pengujian kendaraan
bermotor di titik layanan Cileunyi dan Baleendah, serta untuk pelayanan PKB jemput bola
di daerah. Sementara 1 (satu) unit lainnya berupa mobil pelayanan keliling digunakan
khusus untuk layanan uji emisi gas buang, di antaranya dalam rangka Pelayanan Terpadu
Sabilulungan. Dalam Tahun 2016 berjalan ini, sedang dilaksanakan tahap pengadaan alat
uji PKB statis untuk dipasangkan di gedung pelayanan PKB Baleendah.
4. Terminal Penumpang Umum, merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan
mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang, untuk
perpindahan moda angkutan (intra dan/atau antar moda transportasi) yang terpadu, serta
untuk keperluan pengawasan angkutan. Terminal merupakan bagian dari simpul jaringan
lalu lintas dan angkutan jalan sebagai perwujudan dari Rencana Induk Jaringan LLAJ.
Terminal penumpang dikelompokkan menjadi (PP Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan):
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-35
a. Terminal Penumpang Tipe A, merupakan terminal yang fungsi utamanya melayani
kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara dan/atau angkutan antarkota
antarprovinsi (AKAP). Terminal Tipe A dipadukan dengan pelayanan angkutan
antarkota dalam provinsi (AKDP), angkutan perkotaan, dan/atau angkutan perdesaan.
b. Terminal Penumpang Tipe B, merupakan terminal yang fungsi utamanya melayani
kendaraan umum untuk AKDP. Terminal Tipe B dipadukan dengan pelayanan angkutan
perkotaan dan/atau angkutan perdesaan.
c. Terminal Penumpang Tipe C, merupakan Terminal yang fungsi utamanya melayani
kendaraan umum untuk angkutan perkotaan atau perdesaan.
Dengan diundangkannya UU No. 23 Tahun 2014, Kabupaten Bandung berwenang dalam
pengelolaan Terminal Tipe C saja. Menindaklanjuti UU dimaksud, 2 (dua) terminal di Kab.
Bandung yaitu Terminal Soreang dan Terminal Cileunyi semula terinventarisir sebagai
objek penyerahan P3D ke Pemprov. Jawa Barat, karena berdasar SK Gubernur Jawa Barat
Nomor 593/Kep.1188-Dishub/2013, Terminal Soreang dan Terminal Cileunyi ditetapkan
sebagai Terminal Tipe B. Namun berdasar verifikasi Pemprov Jawa Barat di bulan
Oktober 2016, bahwasanya SK dimaksud dianggap hanya menetapkan lokasi, bukan
penetapan terminal eksisting sebagai Terminal Tipe B.
Berdasarkan Keputusan Bupati Bandung Nomor 550/ Kep. 129- Dishub/ 2013 tentang
Penetapan Lokasi Terminal Penumpang Umum di Wilayah Kab. Bandung, ditetapkan bahwa
jumlah terminal di Kabupaten Bandung ada 9 (sembilan). Secara de facto, ke-9 terminal
tersebut beroperasi dan tidak hanya melayani trayek perkotaan/perdesaan, tetapi juga
melayani trayek AKDP, yang mana trayek AKDP ditetapkan dan dibina oleh Pemprov Jawa
Barat, berawal dan berakhir di terminal dalam wilayah Kabupaten Bandung.
Namun di sisi lain, secara de jure Pemprov Jawa Barat hanya menetapkan 2 (dua) lokasi
terminal dalam wilayah Kab. Bandung sebagai lokasi Terminal Tipe B. Menindaklanjuti hal
ini, kiranya DISHUB Kab. Bandung perlu menelaah lebih dalam terkait rencana induk
terminal di Kab. Bandung, karena akan berdampak besar pada skala prioritas perencanaan
pembangunan transportasi – khususnya terminal.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-36
Tabel II-2. Terminal Penumpang Umum di Kab. Bandung
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-37
Memperhatikan data terminal penumpang umum di Kab. Bandung dalam Tabel II-2 di atas,
terlihat bahwa dari ke-9 terminal yang ada baru 6 terminal yang lahannya dimiliki oleh
Pemkab Bandung dan peruntukannya memang untuk digunakan sebagai terminal. Terminal
Ciparay masih menggunakan lahan desa, sementara Terminal Ciwidey menggunakan lahan
swasta, yang mana keduanya disewa dengan sistem bagi hasil pendapatan retribusi
terminal. Adapun Terminal Cileunyi, beroperasi di lahan Pemkab yang telah disewakan
kepada PT. BILADI KARYA ABADI selaku pengelola PASAR SEHAT CILEUNYI.
Total jumlah kendaraan yang seharusnya tertampung di ke-9 terminal dimaksud untuk saat
ini adalah sebanyak 847 kendaraan, yang membutuhkan luas lahan dan gedung terminal
sekitar 58.108 m2. Adapun total luasan lahan dan gedung eksisting yang efektif dapat
digunakan adalah seluas 31.256,49 m2 dan hanya mampu menampung 357 kendaraan
(42,15%). Sementara secara luasan lahan dan gedung, tingkat ketersediaan ruang
operasional terminal di Tahun 2016 baru mencapai 53,79%.
5. Prasarana posko pengendalian dan pengamanan lalu lintas di Nagreg, merupakan salah satu
fasilitas pendukung kegiatan LLAJ yang dimiliki DISHUB Kab. Bandung yang digunakan
terutama pada masa Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru setiap tahunnya.
C. KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Pencapaian kinerja pelayanan DISHUB Kab. Bandung beserta anggaran dan realisasi
pendanaan pelayanan SKPD berdasarkan RENSTRA periode sebelumnya (2010 – 2015) adalah
sebagaimana terangkum dalam Tabel II-3 dan Tabel II-4. Pencapaian atas indikator kinerja
yang ditampilkan adalah terkait pentahapan program dan kegiatan di Tahun 2011 s.d. 2015.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021
II-38
Tabel II-3: Pencapaian Kinerja Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Berdasar RENSTRA
2010 – 2015 (excel)
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-39
Keterangan Kinerja:
1. Data kinerja pada Tabel II-3 merupakan adopsi dari dokumen LKIP DISHUB Kab. Bandung
Tahun 2015.
2. Tingkat ketersediaan angkutan umum di Kabupaten Bandung secara angka menunjukkan
fluktuatif kinerja dari Tahun 2011 s.d. 2015. Hal ini dikarenakan:
a. Angkutan umum terdiri dari ‘Angkutan Umum Dalam Trayek’ dan ‘Angkutan Umum
Tidak Dalam Trayek’.
b. Alokasi ‘Angkutan Umum Dalam Trayek’ dari Tahun 2011 s.d. 2015 adalah 7078
kendaraan dan terealisasi sebanyak 2401 kendaraan.
c. Alokasi ‘Angkutan Umum Tidak Dalam Trayek’ baru ditetapkan di Tahun 2012 sebanyak
200 kendaraan dan terealisasi mulai Tahun 2013 sebanyak 21 kendaraan. Di Tahun
2014 terealisasi sebanyak 27 kendaraan, dan Tahun 2015 terealisasi sebanyak 20
kendaraan.
d. Mengingat hal di atas, maka angka kinerja Tahun 2011 dan 2012 adalah sama (pembilang
dan penyebut angka kinerja sebagaimana poin b).
Mulai Tahun 2013, penyebut angka kinerja menjadi = 7078 + 200 = 7278.
Sementara pembilang angka kinerja berubah sejumlah penambahan realisasi
kendaraan angkutan umum tidak dalam trayek.
Adapun data kinerja yang ditampilkan di Tabel II-3 merupakan revisi data kinerja
yang sudah dirilis dalam RENSTRA Perubahan 2010 – 2015 (Tabel II-2).
3. Angka ‘rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang dari Tahun 2011 s.d. 2015
menunjukkan tren kinerja yang meningkat, yang mana jumlah penumpang/pengguna
angkutan umum per hari-nya dari tahun ke tahun meningkat. Adapun kinerja dianggap
meningkat, jika jumlah penumpang per kendaraan.hari masih di bawah 108 orang. Angka
rasio capaian kinerja yang ditampilkan di Tabel II-3 sudah merevisi angka yang
ditampilkan dalam dokumen LKIP DISHUB Kab. Bandung Tahun 2015 (perubahan rumus
pengukuran kinerja).
4. Indikator kinerja ‘tersedianya halte di lokasi yang telah dilayani angkutan umum dalam
trayek’ terus meningkat dari Tahun 2011 s.d. 2015 seiring penambahan jumlah
halte/shelter angkutan umum setiap tahunnya.
5. Indikator kinerja ‘tersedianya terminal angkutan penumpang di wilayah yang telah dilayani
angkutan umum dalam trayek’ tetap dari Tahun 2011 s.d. 2015 dikarenakan jumlah terminal
di Kabupaten Bandung tidak bertambah.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-40
6. Indikator kinerja ‘persentase rata-rata ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan
(a. Rambu b. Marka c. Guardrail)’ terus meningkat dari Tahun 2011 s.d. 2015 seiring
penambahan jumlah perlengkapan jalan yang terpasang setiap tahunnya.
7. Tren kinerja untuk indikator ‘VCR (Volume Capacity Ratio) dan LoS (Level of Service)’
mengalami penurunan. Hal ini dapat dicermati sebagai suatu hal yang wajar, dikarenakan
volume lalu lintas dan jumlah pergerakan orang maupun barang setiap tahun terus
meningkat. Sementara kapasitas jalan sampai dengan Tahun 2015 belum meningkat,
mengingat bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung masih menargetkan kondisi jalan mantap
(belum masuk ke tahap peningkatan jalan nyaman dan peningkatan kapasitas jalan).
8. Tren kinerja untuk indikator ‘jumlah maksimal penanganan kasus kecelakaan lalu lintas’
mengalami penurunan. Namun pun demikian sepatutnya diakui bahwa data yang tersedia
untuk mendukung analisa kinerja ini kurang memadai. Terlebih lagi, ‘jumlah maksimal
penanganan kasus kecelakaan’ pun kurang tepat untuk dijadikan indikator kinerja, karena
indikator yang tepat sesungguhnya adalah ‘jumlah kejadian kasus kecelakaan lalu lintas’.
Dan kembali lagi bahwa, data terkait ‘jumlah kejadian’ adalah jauh lebih sulit didapat
karena tidak semua kecelakaan terdeteksi oleh instansi berwenang.
Catatan berikutnya, bahwa penilaian tren capaian kinerja tidak didasarkan pada rasio
capaian. Hal ini dikarenakan target kinerja untuk tahun 2011 – 2013 sudah merekam angka
realisasi, sebagaimana dokumen RENSTRA Perubahan 2010 – 2015 di Bulan Februari 2014.
9. Indikator kinerja ‘tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor per 4000 populasi
kendaraan wajib uji’ meningkat di akhir tahun periode pembangunan jangka menengah,
seiring penambahan jumlah unit pelayan pengujian kendaraan bermotor di Tahun 2015,
sebagai upaya untuk mendorong capain target Standar Pelayanan Minimal (SPM Bidang
Perhubungan).
10. Memperhatikan realisasi kinerja untuk indikator ‘terpenuhinya standar keselamatan bagi
angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten (persentase kendaraan wajib
uji yang melaksanakan pengujian kendaraan bermotor)’, tren kinerja dari Tahun 2011
s.d. 2015 menunjukkan peningkatan.
Adapun data kinerja yang ditampilkan di Tabel II-3 merupakan revisi data kinerja yang
sudah dirilis dalam RENSTRA Perubahan 2010 – 2015 (Tabel II-2). Tabel II-3
menghitung realisasi kinerja indikator ke-9 dengan cara seperti Laporan Kinerja
Tahun 2014 (realisasi didasarkan pada kendaraan yang melakukan uji baru dan uji berkala,
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-41
sementara target didasarkan pada volume kendaraan untuk uji baru dan uji berkala dalam
DPA Pendapatan).
Catatan tren kinerja didasarkan pada realisasi kinerja dari tahun ke-1 s.d. ke-5 (bukan
berdasar rasio capaian), dikarenakan target kinerja untuk tahun 2011 – 2013 sudah
merekam angka realisasi, sebagaimana dokumen RENSTRA Perubahan 2010 – 2015 di
Bulan Februari 2014.
11. Kinerja ‘capaian target PAD Bidang Perhubungan’ mengalami peningkatan.
12. Indikator kinerja ‘terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai daan danau yang
beroperasi di Kab. Bandung’ baru ditargetkan untuk dicapai di Tahun 2015.
13. Indikator kinerja ‘terpenuhinya tahapan pengendalian komunikasi dan informasi’ tetap,
karena tahapan kegiatan yang dilaksanakan masih mempertimbangkan hal-hal terkait
kewenangan daerah untuk urusan komunikasi dan informasi, penataan kelembagaan, serta
proses penyusunan PERDA baik penyelenggaraan maupun retribusi.
14. Kinerja ‘terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik bidang perhubungan’
mengalami peningkatan.
15. Indikator kinerja ‘rata-rata nilai kinerja pegawai / LPTJ’ baru ditargetkan untuk dicapai
di Tahun 2015.
16. Kinerja ‘persentase akuntabilitas kinerja dan keuangan’ mengalami peningkatan seiring
update data manajemen dan rekayasa lalu lintas dan angkutan, sehingga pengukuran
kinerja outcome program dan kegiatan menjadi lebih akuntabel dan reliable.
Sementara berdasarkan Tabel II-4, dapat disimpulkan bahwa kinerja Dinas
Perhubungan Kabupaten Bandung dalam hal pengelolaan hasil retribusi daerah memiliki trend
yang sangat baik, di mana rata-rata pertumbuhan angka realisasi mencapai Rp. 489.194.000,-
(lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan target yang hanya mencapai
Rp. 413.050.000,-. Dari perbandingan angka tersebut dapat dilihat bahwa upaya yang
dilakukan oleh DISHUB Kab. Bandung setiap tahunnya membuahkan hasil yang cukup signifikan
dalam hal pengelolaan retribusi daerah bidang perhubungan. Angka rata-rata pertumbuhan
diperoleh dari rumusan sebagai berikut:
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 =∑[𝑅𝑝 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 (𝑥 − 𝑛) − Rp tahun (𝑥 − n − 1)]
(n + 1)
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-42
Tabel II-4: Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Periode Renstra 2010 – 2015
Uraian Anggaran pada Tahun (Rp 000,-) Realisasi pada Tahun (Rp 000,-)
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah 3.250.000 4.000.000 4.675.000 4.737.182,5 4.902.200 2.878.980 3.138.687,5 4.261.528,5 4.476.721,8 4.835.754,75
BELANJA
Belanja Tidak Langsung 8.892.382 9.532.842,5 10.879.362 10.422.709,025 13.249.517 8.613.426,508 9.032.970,227 9.585.328,405 9.306.524,556 12.060.119,345
Belanja Langsung 5.784.868 9.446.988,2 8.882.471,336 12.505.003,845 18.899.154,569 5.648.141,25 7.556.140,662 8.722.490,034 12.148.325,508 19.331.996,241
Uraian Rasio antara Realisasi dan Anggaran pada Tahun Rata-rata Pertumbuhan
2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.)
(1) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah 88,58% 78,47% 91,16% 94,50% 98,64% 413.050.000 489.194.000
BELANJA
Belanja Tidak Langsung 96,86% 94,76% 88,11% 89,29% 91,02% 1.089.284.000 861.673.000
Belanja Langsung 97,64% 79,98% 98,20% 97,15% 97,00% 3.278.572.000 3.420.964.000
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 II-43
D. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN
DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
Permendagri No. 54 Tahun 2010 mengarahkan bahwa Sub BAB ini mengemukakan macam
pelayanan urusan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan
pelayanan yang dibutuhkan. Analisa tantangan dan peluang pengembangan pelayanan DISHUB
Kab. Bandung pada lima tahun mendatang s.d. Tahun 2020, didasarkan pada pengaruh
lingkungan eksternal yang bersumber dari RENSTRA Kementerian Perhubungan dan
RENSTRA DISHUB Prov. Jawa Barat, RTRW serta KLHS.
RENSTRA Kementerian Perhubungan Tahun 2015 – 2019 adalah sebagaimana Keputusan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP. 430 Tahun 2015. Adapun RENSTRA
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 adalah sebagaimana Keputusan
Kepala DISHUB Prov. Jawa Barat Nomor 188.4/020A/KD-Sekre/2014. Sementara RTRW
Kabupaten Bandung adalah sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung
Tahun 2007 – 2027. KLHS Kabupaten Bandung diadop dari Laporan Akhir Penyusunan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Bandung, kegiatan pada Badan Pengendalian
Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2013.
Memperhatikan sistematika penulisan RENSTRA dalam Permendagri No. 54 Tahun 2010,
bahwa materi pada BAB II.D diulas kembali pembahasannya dalam BAB III, maka dalam
rangka efisiensi pemaparan materi dokumen RENSTRA, analisa tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan DISHUB Kab. Bandung yang didasarkan pada RENSTRA
Kementerian Perhubungan, RENSTRA DISHUB Prov. JABAR, RTRW serta KLHS, akan
dipaparkan di BAB III.
Namun pun demikian, sebagai prolog dapat disampaikan bahwa tantangan dan peluang
untuk pengembangan pelayanan DISHUB Kab. Bandung yang muncul atas pengaruh dari
lingkungan eksternal di antaranya meliputi:
1. Indikator Kinerja Utama, Program dan Kegiatan Strategis untuk pelaksanaan Urusan
Perhubungan di tingkat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.
2. Kajian lingkungan strategis global, nasional dan regional terkait sektor transportasi.
Tabel II-2. Data Terminal Penumpang Umum di Kab. Bandung
Lahan Gedung TotalEfektif
DigunakanMPU
Mini
Bus
Bus
BesarMPU
Mini
BusBus MPU
Mini
BusBus
1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 = 8+18+19+20 22 23 24 = 22+23 25 = 8/24 (%)
1. Soreang Ds. Soreang
Kec. Soreang
Pemkab 1.902,89 42,00 1.944,89 1.677,29 249 23 15 75 7 5 40 4 0 267,60 42,00 433,00 2.419,89 1.249 3.748 4.997 33,57%
2. Baleendah Kel. Baleendah
Kec. Baleendah
Pemkab 7.196,35 127,50 7.323,85 5.644,16 282 75 15 85 23 5 43 9 4 0,00 0,00 240,00 5.884,16 1.654 4.961 6.615 85,32%
3. Cileunyi Ds. Cileunyi Wetan
Kec. Cileunyi
Pemkab
(disewakan ke PT
BILADI KARYA
ABADI pengelola
PASAR SEHAT
CILEUNYI)
6.580,00 0,00 6.580,00 1.437,00 630 100 52 189 30 16 30 14 0 0,00 0,00 0,00 1.437,00 3.566 10.697 14.263 10,08%
4. Pangalengan Ds. Pangalengan
Kec. Pangalengan
Pemkab 4.358,00 62,00 4.420,00 4.589,00 26 43 11 8 13 3 10 19 4 0,00 420,00 0,00 5.009,00 470 4.539 5.009 91,62%
5. Ciwidey Ds. Ciwidey
Kec. Ciwidey
PT. Primatama 5.960,00 82,50 6.042,50 5.960,00 45 24 16 14 7 5 40 50 20 0,00 100,00 0,00 6.060,00 502 5.558 6.060 98,35%
6. Ciparay Ds. Pakutandang
Kec. Pakutandang
Ds. Pakutandang 2.850,00 0,00 2.850,00 2.200,00 238 35 10 71 11 3 18 0 0 0,00 100,00 2.000,00 4.300,00 1.209 3.627 4.836 45,49%
7. Cicalengka Ds. Cicalengka Kulon
Kec. Cicalengka
Pemkab 4.800,00 303,00 5.103,00 4.600,50 245 75 15 74 23 5 25 0 0 1.162,50 210,00 0,00 5.973,00 1.515 4.545 6.060 75,92%
8. Banjaran Ds. Banjaran Kulon
Kec. Banjaran
Pemkab 3.420,00 107,00 3.527,00 2.739,00 328 30 7 98 9 2 12 0 0 788,00 0,00 0,00 3.527,00 1.481 4.444 5.925 46,23%
9. Majalaya Ds. Majakerta
Kec. Majalaya
Pemkab 3.526,00 383,54 3.909,54 2.409,54 160 38 22 48 11 7 11 0 4 1.200,00 0,00 0,00 3.609,54 1.086 3.257 4.343 55,48%
40.593,24 1.107,54 41.700,78 31.256,49 2.203 443 163 662 134 51 229 96 32 3.418,10 872,00 2.673,00 38.219,59 12.732 45.376 58.108 53,79%JUMLAH
NONAMA
TERMINALLOKASI PEMILIK LAHAN
Optimalisasi
Lahan
Eksisting
Penambahan
Luasan
Gedung
Penambahan
Lahan
Rencana Total
Luas Terminal
Th. 2020
Prediksi Kebutuhan Terminal (m2)
Luas Ruang
Parkir
Kendaraan
Umum
Luas
Fasilitas
Pendukung
Total
Rencana Pengembangan Lahan Terminal s.d. Th. 2020 (m2)
Kebutuhan
Daya Tampung Terminal (kend)
Jml Kend Bermotor
Umum dlm TrayekLuas Terminal Eksisting (m
2)
Tahun 2016
Tingkat
Ketersediaan
Ruang
Operasional
Terminal Tahun
2016
Eksisting
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1
Tersedianya angkutan umum yang melayani
wilayah yang telah tersedia jaringan jalan
untuk jaringan jalan kabupaten
SPM 38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 38,52% 33,92% 33,92% 33,28% 33,65% 33,92% 88,06% 88,06% 86,40% 87,36% 88,06% Fluktuatif
1:12 1:19 1:53,87 1:15 1:15 1:12 1:19 1:53,87 1:56,07 1:74
Atau Atau atau Atau Atau Atau Atau atau Atau Atau
8,33% 5,26% 1,86% 1,78% 0,07% 8,33% 5,26% 1,86% 1,78% 1,35%
3Tersedianya halte di lokasi yang telah
dilayani angkutan umum dalam trayekSPM 0,37% 0,37% 1,10% 1,47% 2,57% 0,37% 0,37% 1,10% 1,47% 2,57% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Meningkat
4
Tersedianya terminal angkutan penumpang
di wilayah yang telah dilayani angkutan
umum dalam trayek
SPM 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Tetap
5
Persentase rata-rata ketersediaan fasilitas
perlengkapan jalan (a. Rambu b. Marka c.
Guardrail)
SPM 1,195 3,04% 4,24% 5,99% 7,70% 1,195 3,04% 4,24% 5,99% 7,70% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Meningkat
VCR 0,84 VCR 0,84 VCR 0,35 VCR 0,84 VCR 0,84 VCR 0,84 VCR 0,84 VCR 0,35 VCR 0,28 VCR 0,31
LoS D (3) LoS D (3) LoS D (3) LoS D (3) LoS D (3) LoS D (3) LoS D (3) LoS D (3) LoS D (2,84) LoS D (2,83)
7Jumlah maksimal penanganan kasus
kecelakaan lalu lintasLAINNYA 539 kasus/th
461
kasus/th
429
kasus/th
248
kasus/th
248
kasus/th
539
kasus/th
461
kasus/th
429
kasus/th
447
kasus/th
430
kasus/th100% 100% 100% 19,76% 26,61% Kinerja meningkat (angka kecelakaan menurun)
8
Tersedianya unit pengujian kendaraan
bermotor per 4000 populasi kendaraan
wajib uji
SPM 33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 66,67% 33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 66,67% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Meningkat
9
Terpenuhinya standar keselamatan bagi
angkutan umum yang melayani trayek di
dalam Kabupaten (persentase kendaraan
wajib uji yang melaksanakan pengujian
kendaraan bermotor)
SPM 95,84% 76,20% 80,57% 100,00% 100,00% 95,84% 76,20% 80,57% 86,56% 98,48% 100,00% 100,00% 100,00% 86,56% 98,48% Meningkat
10 Capaian target PAD Bidang Perhubungan LAINNYA 88,59% 78,47% 91,16% 93,00% 95,00% 88,59% 78,47% 91,16% 94,50% 98,64% 100,00% 100,00% 100,00% 101,61% 103,83% Meningkat
11
Terpenuhinya Standar keselamatan bagi
kapal sungai daan danau yang beroperasi di
Kab. Bandung
SPM 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 10,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 10,00% N/A N/A N/A N/A 100,00%Baru ditetapkan di akhir periode pembangunan
jangka menengah
12Terpenuhinya tahapan pengendalian
komunikasi dan informasiLAINNYA 40,00% 40,00% 75,00% 75,00% 75,00% 40,00% 40,00% 75,00% 75,00% 75,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Tetap di Tahun Terakhir
13Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan
pelayanan publik bidang perhubunganLAINNYA 50,00% 50,00% 70,00% 75,00% 80,00% 50,00% 50,00% 70,00% 75,00% 80,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Meningkat
14 Rata-rata Nilai Kinerja / LPTJ LAINNYA 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 70,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 70,00% N/A N/A N/A N/A 100,00% Ditetapkan di tahun terakhir
15Persentase akuntabilitas kinerja dan
keuanganLAINNYA 97,64% 90,01% 98,87% 85,00% 85,00% 97,64% 90,01% 98,87% 100,89% 98,17% 100,00% 100,00% 100,00% 118,69% 115,49% Fluktuatif
LAINNYA
Realisasi Kinerja pada Tahun
6
2Rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
penumpang
Fungsi kinerja berbentuk parabola. 0% berada
pada posisi penumpang 0, 100% berada pada
posisi penumpang 15 dan 108 orang, antara 15-108
orang kinerja >100%, penumpang <15 orang atau
>108 orang maka kinerja <100%.
Kinerja (-) jika penumpang >123 orang yang
artinya tidak dimungkinkan atau sudah melewati
batas/standar pengangkutan normal.
Rasio Capaian Kinerja pada Tahun
82,22% 121,98%
SPM/IKK/
INDIKATOR
LAINNYA
IKK
Tabel II-3: Pencapaian Kinerja Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Berdasar RENSTRA 2010 – 2015
VCR (volume capacity ratio) dan LoS (level
of service)
229,88% 231,65% 223,83%
100% 100% 100% 94,67% 94,33%
99,91%
Menurun
No. Indikator KinerjaTarget Kinerja pada Tahun
Keterangan Kinerja
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-1
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Bab ini memaparkan permasalahan-permasalahan pelayanan perangkat daerah (PD)
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, tugas dan fungsi PD yang terkait dengan visi,
misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selebihnya juga diuraikan
tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan DISHUB Kab. Bandung yang
dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah, telaahan
RENSTRA Kementerian Perhubungan dan RENSTRA DISHUB Prov. Jawa Barat, implikasi
RTRW serta KLHS. Bab ini ditutup dengan penyimpulan telaahan-telaahan tersebut di atas
dalam bentuk perumusan isu strategis yang akan ditangani melalui RENSTRA DISHUB Kab.
Bandung 2016 – 2021.
A. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
Identifikasi permasalahan pada bagian ini dipaparkan berdasarkan pada kekuatan dan
kelemahan yang ada lingkungan internal DISHUB, serta potensi peluang hambatan serta
tantangan yang muncul dari lingkungan eksternal. Inventarisasi kekuatan, kelemahan, peluang
dan tantangan yang ada adalah sebagaimana Tabel III-1 berikut.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-2
Tabel III-1: Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan DISHUB Kab. Bandung
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Peluang (Opportunities) Hambatan dan Tantangan (Threaths and Challenges)
1. Tugas fungsi yang luas dalam hal perencanaan dan manajemen
angkutan, pembinaan angkutan umum dalam trayek maupun tidak
dalam trayek, serta kendaraan tidak bermotor.
2. Tugas fungsi yang luas dalam hal pembinaan terminal, parkir.
3. Pemahaman di tingkat lokal tentang peran penting angkutan umum
sebagai moda masa depan, solusi kemacetan, solusi konservasi
lingkungan dalam sektor transportasi sudah mulai digelorakan
(pengembangan angkutan masal, TOD, manajemen lalu lintas
‘berkelanjutan’, pedestrianization).
4. Peraturan Daerah yang memayungi pelaksanaan tugas urusan
transportasi/perhubungan yang lebih update (tidak terbatas pada
LLAJ, mengakomodir perkeretaapian). PERDA 15/2015 tentang
Penyelenggaraan Transportasi, mencabut PERDA 9/2012 tentang
Penyelenggaraan LLAJ.
5. Dokumen perencanaan transportasi yang masih update:
Rencana Induk Jaringan LLAJ (2014)
Pembatasan Umur Operasi Kendaraan Penumpang Umum (2014)
Perencanaan Kebutuhan Prasarana Terminal (2014)
Pengembangan Database Berbasis RFID (2014)
Manajemen Rekayasa LLAJ Persimpangan Jalan Kopo (2014)
Kajian Teknis Kawasan Uji Emisi (2014)
Penyusunan Masterplan Transportasi Darat (2015)
Study Optimalisasi Terminal Cicalengka (2015)
Kajian OD Angkutan Barang dan Penetapan Jaringan Lintas
Angkutan Barang (2016)
Rencana Pelelangan Penyelenggaraan Angkutan Umum Massal
Berbasis Jalan dalam Jaringan Trayek Lokal (2016)
Penyusunan Rencana Induk Terminal (2016)
Perencanaan Penataan Parkir di Kabupaten Bandung (2016)
6. Tugas fungsi penyuluhan/promosi dan kemitraan/pemberdayaan
lalu lintas menjadi gerbang pembangunan SDM di lingkungan
internal dan eksternal DISHUB atau stakeholders secara luas,
SDM yang tertib dan menjaga keselamatan lalu lintas.
7. Ketersediaan jumlah unit pelayanan pengujian kendaraan bermotor
sudah hampir mendekati target SPM yang pernah ditetapkan
(ditargetkan tersedia 2 unit layanan statis dan 3 unit layanan
keliling s.d. akhir Tahun 2016 dari 6 unit yang distandarkan).
1. Kelemahan kelembagaan dalam melaksanakan urusan perhubungan:
terdapat fungsi yang dilaksanakan di instansi lain
(penyelenggaraan Alat Penerangan Jalan).
fungsi terkait penyelenggaraan perkeretaapian dan ASDP yang
masih minim tersentuh di periode RENSTRA sebelumnya.
pemilahan kewenangan antara kabupaten dengan provinsi terkait
terminal type B, AKDP dan manajemen rekayasa lalu lintas di
jalan provinsi. Hal ini mengingat bahwa:
a. jumlah pergerakan tertinggi di Kab. Bandung adalah
pergerakan internal-eksternal (Kabupaten menuju dan dari
Kota Bandung).
b. ruas-ruas jalan yang macet atau LoS-nya rendah adalah
koridor-koridor utama penghubung antara Kota Bandung
dengan Kab. Bandung.
c. banyak trayek AKDP di bawah binaan Pemprov yang berawal
dan berakhir di Kab. Bandung tetapi Pemprov tidak
melegalisasi terminal-terminal di Kab. Bandung sebagai
terminal type B (melayani AKDP).
2. Amanat UU 22/2009 tentang LLAJ belum secara menyeluruh
dapat ditindaklanjuti.
3. UU 23/2007 tentang Perkeretaapian belum diakomodir sama
sekali dalam bentuk program/kegiatan yang teranggarkan dalam
RENSTRA periode sebelumnya.
4. Keterbatasan SDM secara kualitatif, secara kuantitatif
didominasi PHL dan Tenaga Kontrak, komposisi pegawai untuk
kompetensi perhubungan yang minimalis.
5. Fungsi DISHUB dalam penyelenggaraan transportasi yang handal,
sering kali bertentangan dengan fungsi DISHUB dalam pengelolaan
PAD.
6. Lahan dan bangunan terminal penumpang umum yang ada belum
secara representative memadai dan mampu melayani aktivitas
angkutan umum dan penumpangnya.
1. Pemahaman global, nasional dan regional
tentang peran penting angkutan umum
sebagai moda masa depan, solusi
kemacetan, solusi konservasi lingkungan
dalam sektor transportasi.
2. Operasional angkutan umum di lapangan
masih cukup potensial (terlihat dari
realisasi PAD Retribusi Terminal yang
sangat baik setiap tahunnya).
3. Bangkitan kebutuhan angkutan taksi
mulai ada di Kabupaten Bandung (terlihat
dari operasional taksi kab./kota lain di
Bandung Raya yang membawa penumpang
dari/ke Kota Bandung, aktifitas gojek
online).
4. Pembangunan Jalan Tol SOROJA yang
ditargetkan beroperasi di Februari 2017.
5. RPJMD Kabupaten Bandung 2016 – 2021,
menetapkan 5 Fokus Pembangunan yang
di antaranya adalah isu kemacetan, yang
sangat berkaitan dengan tugas fungsi
DISHUB. Sementara penetapan 2 Super
Fokus yaitu banjir dan pencemaran,
dapat diterjemahkan dalam pelaksanaan
fungsi DISHUB terkait manajemen
rekayasa lalu lintas di saat terjadi
bencana banjir, serta pengawasan emisi
gas buang kendaraan bermotor sebagai
mitigasi terhadap pencemaran udara dari
sektor transportasi.
6. Proses penataan kelembagaan sedang
berlangsung di Kabupaten Bandung di
bawah koordinasi Bagian Organisasi
Setda Kab. Bandung (seiring proses
penetapan RPP pengganti PP 41 Tahun
2007).
1. Jumlah kendaraan dan bangkitan tarikan perjalanan yang terus meningkat drastis.
2. Sulitnya menyelaraskan pelaksanaan penyelenggaran perhubungan/transportasi yang melibatkan multi
stakeholders (perangkat daerah yang bertanggung jawab di bidang perhubungan, bidang jalan, bidang
penataan ruang, bidang perencanaan, POLRI, ORGANDA, Operator Pengusahaan Angkutan Umum,
Pengguna Jalan, Pengguna Angkutan Umum, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, masyarakat/publik).
3. Sampai dengan periode RENSTRA sebelumnya, hal baru terkait pengembangan angkutan masal, TOD,
manajemen lalu lintas ‘berkelanjutan’, masih sulit difasilitasi/diterima baik oleh banyak stakeholders.
4. Keterbatasan alokasi anggaran untuk pengembangan sistem transportasi berkelanjutan.
5. Pengendalian mobilitas dan aksesibilitas sektor transportasi sangat tergantung pada ketersediaan
kapasitas jalan yang dikelola oleh DBM).
6. Banyak fungsi terkait manajemen transportasi perkotaan di Kab. Bandung yang tergantung pada kinerja
Pemerintah Provinsi. Misal (1) ruas-ruas jalan yang macet di koridor utama menuju Kab. Bandung sebagian
besar merupakan Jalan Provinsi, seperti Jalan Kopo, Jalan Bojongsoang, Jalan M. Toha, Jalan Cinunuk,
Jalan Banjaran-Soreang-Ciwidey. (2) pelayanan angkutan penumpang umum di ruas-ruas tersebut
didominasi oleh AKDP tetapi modanya kecil (3) sampai dengan periode RENSTRA sebelumnya, ke-9
terminal yang ada di Kab. Bandung beroperasi selayaknya terminal type B, karena merupakan awal/akhir
lintasan trayek AKDP. Namun Pemprov tidak melegalisasi semua terminal di Kab. Bandung sebagai
terminal type B.
7. Masyarakat hanya tahu bahwa wilayah ada di Kabupaten Bandung, sehingga menganggap seluruh
permasalahan di Kab. Bandung merupakan tanggung jawab Pemkab Bandung (mengabaikan kewenangan
Pemerintah Provinsi dan Pusat).
8. Kebutuhan terminal barang di Kabupaten Bandung sudah teridentifikasi dari Tahun 2012, tetapi sekarang
pengelolaan terminal barang sepenuhnya dikelola oleh Pemerintah Pusat.
9. Belum terciptanya pemahaman dan koordinasi yang baik antar SKPD untuk pengembangan TOD (transit
oriented development) sebagai salah satu bagian inti daripada pembangunan yang berkelanjutan.
10. Kebutuhan angkutan yang tinggi direspon secara kurang tepat (meningkatnya jumlah dan lokasi sebaran
ojeg maupun penggunaan kendaraan pribadi, sementara peningkatan okupansi dan moda share angkutan
umum kalah tinggi).
11. Kendaraan tidak bermotor yang ditarik hewan masih banyak beroperasi tanpa pembatasan wilayah
operasi dan jumlah kendaraan.
12. Masih ada terminal yang terbangun di atas lahan milik non-Pemkab Bandung (desa dan/atau swasta), yang
disewa dengan sistem bagi hasil retribusi terminal, dan terkadang muncul silang kepentingan antara
pemilik lahan dengan fungsi pelayanan terminal.
13. Pengarusutamaan gender (strategi mengintegrasikan gender dalam perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan monev), perencanaan penganggaran responsif gender (PPRG, perencanaan
program/kegiatan dengan memperhatikan kebutuhan laki-laki dan perempuan), Perlindungan dan
Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (P3A-KS).
14. Rencana Aksi Daerah dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (RAD-PPK).
Irisan antara Peluang (Opportunities) dengan Hambatan dan Tantangan (Threaths and Challenges)
15. Fungsi manajemen rekayasa lalu lintas beririsan dengan fungsi Kepolisian, menjadi peluang namun juga tantangan dalam berkinerja.
16. Luasan wilayah Kabupaten Bandung ± 176.238,67 Ha sebagai peluang maupun tantangan dalam menciptakan pelayanan transportasi optimal.Penduduk
Kabupaten Bandung Tahun 2015 berjumlah 3.534.112 jiwa, naik 1,8% dari Tahun 2014 (RPJMD Kab. Bandung 2016 – 2021). Menempati posisi
kabupaten/kota ke-2 terbanyak penduduknya di Prov. Jawa Barat pada Tahun 2013, melebihi Kab. dan Kota Bekasi serta Kota Bandung
(http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/data-94-Kependudukan.html). Laju pertumbuhan penduduknya masih di atas laju provinsi, sementara
angka laju penurunan di Kota Bandung menunjukkan bahwa sebaran penduduk mulai bergeser ke Kabupaten Bandung selaku penopang Kota Bandung
(http://jabar.bps.go.id/linkTabelStatis/print/id/81).
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-3
B. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG
Visi Bupati dan Wakil Bupati Bandung adalah peningkatan kualitas pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan peningkatan perekonomian daerah yang berdaya saing. Visi ini
menggarisbawahi bahwa pembangunan di Kabupaten Bandung ditargetkan senantiasa
responsive terhadap isu lingkungan. Selain itu tentu saja bahwa pada akhirnya seluruh
program pembangunan ditujukan untuk pertumbuhan ekonomi. Sehingga Visi Pemerintah Kab.
Bandung dalam RPJMD Tahun 2016 – 2021 memantapkan visi sebelumnya, ‘Memantapkan
Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Pedesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan’.
Penjelasan daripada pokok-pokok visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Maju:
Kondisi Kabupaten Bandung yang unggul yang didukung oleh sumber daya manusia yang
memiliki intelektualitas tinggi, memiliki moral yang baik, kreatif, dan inovatif sehingga
membentuk masyarakat yang produktif serta dikung oleh kondisi lingkungan yang lestari
yang dapat mendukung terselenggaranya berbagai aktivitas yang sejalan untuk mencapai
kemajuan daerah.
2. Mandiri:
Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri, untuk
lebih maju serta mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan daerah
lain yang telah maju, dengan mengandalkan potensi dan kemampuan yang dimiliki.
3. Berdayasaing:
Kondisi Kabupaten Bandung yang didukung oleh perekonomian yang kompetitif melalui
pengembangan ekonomi kreatif dan pembangunan infrastruktur penunjang dengan
ditunjang oleh kondisi masyarakat yang memiliki kemampuan untuk menempatkan diri
unggul dalam kontek sektoral, mampu membuka diri terhadap tindak inovatif untuk
memperoleh keuntungan dari persaingan, baik pada tingkat regional, nasional dan
internasional.
4. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik:
Kondisi Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Bandung yang dilakukan secara
bersama- sama antara Pemerintah, Masyarakat dan Swasta, dan bertanggungjawab,
dengan menjaga sinergitas interaksi yang bersifat konstruktif diantara tiga dominan
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-4
utama, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan mempertimbangkan efisiensi,
efektivitas, partisipatif yang berlandaskan hukum, menjunjung tinggi keadilan, demokrasi,
transparan, responsif serta berorientasi pada konsensus, kesetaraan dan akuntabel.
5. Sinergi Pembangunan Perdesaan:
Kondisi pelaksanaan pembangunan pembangunan perdesaan di Kabupaten Bandung yang
melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan menyeluruh dalam berbagai aspek
pembangunan, dengan memperhatikan peningkatkan kualitas SDM kelembagaan perdesaan,
peningkatan ketersediaan infrastruktur perdesaan, penyediaan sistem transportasi
perdesaan yang memadai, peningkatan produk pertanian yang berdaya saing, pemenuhan
kebutuhan pangan masyarakat serta pemberdayaan masyarakat perdesaan.
6. Religius:
Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai- nilai, norma, semangat dan
kaidah agama, yang harus menjiwai, mewarnai dan menjadi ruh atau pedoman bagi seluruh
aktivitas kehidupan, termasuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pemangunan, dengan tetap menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan hidup beragama.
7. Kultural:
Kondisi masyarakat Kabupaten Bandun yang memiliki nilai- nilai budaya sunda yang baik,
melekat dan menjadi jati diri, yang harus terus tumbuh dan berkembang seiring dengan
laju pembangunan, serta menjadi perekat bagi keselarasan dan kestabilan sosial.
Pengembangan budaya sunda tersebut dilakukan dengan tetap menghargai pluralitas
kehidupan masayrakat secara proporsional.
8. Berwawasan Lingkungan:
Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung memiliki pengertian dan kepedulian yang tinggi
terhadap keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan yang didasari oleh kesadaran akan
fungsi strategis lingkungan terhadap keberlangsungan hidup manusia. Daya dukung dan
kualitas lingkungan, harus menjadi acuan utama segala aktivitas pembangunan, agar
tercipta tatanan kehidupan yang seimbang, nyaman dan berkelanjutan.
Misi yang dirumuskan dalam upaya pencapaian visi tersebut di Tahun 2020 adalah
sebanyak 9 (sembilan) misi. Untuk beberapa misi yang berkaitan langsung dengan Dinas
Perhubungan, keterkaitan antara isu strategis dan misi pembangunan sebagaimana terekam
dalam RPJMD Kab. Bandung 2016 – 2021, dipaparkan setelah misinya.
Misi (1) meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan.
Misi (2) mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-5
Misi (3) mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu dengan tata ruang wilayah
serta memperhatikan aspek kebencanaan.
Isu:
Masih terbatasnya infrastruktur dasar dan kurangnya sarana pelayanan publik
yang aman dan nyaman bagi wanita, anak- anak, lansia, dan difabel.
Belum optimalnya penanganan banjir dan kekeringan.
Misi (4) meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Misi (5) menciptakan pembangunan ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif.
Isu:
Perlunya peningkatan peran infrastruktur wilayah dalam mendorong daya saing
perekonomian produk unggulan.
Peningkatan pendapatan asli daerah.
Misi (6) meningkatkan kelestarian lingkungan hidup.
Isu:
Belum efektifnya pengendalian pencemaran lingkungan dan masih terbatasnya
luas ruang terbuka hijau.
Misi (7) meningkatkan kemandirian desa.
Misi (8) meningkatkan reformasi birokrasi.
Isu:
Peningkatan kapasitas aparatur.
Penataan kelembagaan.
Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (pengelolaan belanja, pendapatan,
aset).
Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik.
Kesesuaian dokumen perencanaan kinerja dengan program, kegiatan serta
dokumen anggaran.
Misi (9) meningkatkan kemanan dan ketertiban umum wilayah.
Isu:
Belum optimalnya kinerja pemerintahan dan kerjasama dalam penyelenggaraan
ketertiban umum dan keamanan.
Tugas dan fungsi DISHUB Kab. Bandung jelas sangat terkait dengan visi Bupati dan
Wakilnya. Bahwasanya fungsi utama DISHUB adalah melaksanakan urusan perhubungan atau
manajemen sistem transportasi, yang merupakan sistem jaringan lalu lintas dan angkutan yang
memfasilitasi pergerakan/perjalanan/distribusi orang dan/atau barang. Pergerakan orang
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-6
dan/atau barang terjadi akibat kegiatan ekonomi maupun sosial, oleh karena itu sistem
ekonomi yang tumbuh berkembang dan berdaya saing tentunya harus ditunjang dengan dan
didorong oleh sistem transportasi yang handal. Seiring dengan gelora isu sustainable
transport system, bahwa sistem transportasi yang handal harus mengadopsi azas
keseimbangan antara kepentingan ekonomi-sosial-lingkungan, mengedepankan peningkatan
aksesibilitas publik terhadap layanan transportasi umum yang handal dibandingkan mobilitas
kendaraan pribadi, untuk meminimalisir dampak negatif lingkungan dari sektor transportasi,
baik dari sisi emisi gas buang kendaraan bermotor maupun penggunaan bahan bakar minyak.
Sementara dari 9 misi yang dirumuskan, Misi (3) ‘Mewujudkan Pembangunan
Infrastruktur yang Terpadu dengan Tata Ruang Wilayah serta Memperhatikan Aspek
Kebencanaan’ merupakan misi yang sangat bertalian erat dengan fungsi DISHUB, baik dalam
melaksanakan urusan transportasi maupun sebagian urusan komunikasi dan informasi. Misi ini
menggarisbawahi bahwa peran DISHUB dalam pembangunan di Kabupaten Bandung harus
senantiasa responsive terhadap isu lingkungan, terutama terkait banjir dan pencemaran
lingkungan. Terkait juga dengan Misi (5) ‘Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang Memiliki
Keunggulan Kompetitif’, bahwa pelaksanaan fungsi DISHUB melalui program pembangunan
transportasi dan komunikasi-informasi harus mampu mendorong daya kompetisi sektor
ekonomi Kabupaten Bandung.
Sementara Misi (6) dan (9) memberikan arahan bahwa pelaksanaan fungsi DISHUB
dalam urusan perhubungan/transportasi harus mampu meningkatkan kelestarian lingkungan
hidup serta meningkatkan kemanan dan ketertiban umum wilayah, melalui program
peningkatan pelayanan angkutan umum, program pengendalian dan pengamanan lalu lintas,
serta program peningkatan kelaikan kendaraan bermotor. Sementara Misi (8) sebagian besar
akan terakomodir dalam belanja rutin perangkat daerah.
Adapun faktor penghambat dan pendorong pelayanan DISHUB Kab. Bandung yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi dan misi tersebut di atas adalah sebagai berikut.
1. Jumlah kendaraan dan bangkitan tarikan perjalanan yang terus meningkat drastis
menunjukkan terjadinya peningkatan perekonomian daerah. Sehingga hal ini menuntut
adanya pembangunan infrastruktur transportasi yang terpadu dengan tata ruang wilayah
serta memperhatikan aspek kebencanaan, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan hidup
(Misi 3).
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-7
Misi (3) menjadi penguat tugas fungsi pelayanan DISHUB Kab. Bandung dalam penyediaan
dan peningkatan sarana prasarana perhubungan sebagai katalisator pencapaian
pembangunan pada bidang lainnya. Titikberat kepada aspek kebencanaan merespon
terhadap potensi bencana yang kerap terjadi di Kabupaten Bandung seperti banjir,
longsor/gerakan tanah dan gempa.
Bertolak dengan upaya pelestarian lingkungan, kebutuhan angkutan yang tinggi direspon
sektor riil secara kurang tepat (meningkatnya jumlah dan lokasi sebaran ojeg maupun
penggunaan kendaraan pribadi, sementara peningkatan okupansi dan moda share angkutan
umum kalah tinggi). Sementara kendaraan tidak bermotor yang ditarik hewan masih
banyak beroperasi (tanda demand masih tinggi) tanpa pembatasan wilayah operasi dan
pengaturan jumlah kendaraan.
Misi (7): “meningkatkan kemandirian desa”, akan mengurangi beban dan kewajiban wilayah
perkotaan dalam menyediakan sistem pelayanan. Hal ini sejalan dengan solusi permasalahan
transportasi, di mana untuk meminimalisir perjalanan maka setiap wilayah termasuk
perdesaan harus mampu melayani kebutuhan dasar penduduknya, sehingga tidak harus
menempuh perjalanan menuju wilayah lain, terutama perkotaan.
Konsep ekonomi perdesaan One Village One Product, pengembangan kawasan agropolitan,
pembangunan dan pengembangan kawasan wisata serta penataan pedagang kaki lima dan
asongan, menjadi faktor penghambat sekaligus pendorong pelaksanaan tugas fungsi
DISHUB Kab. Bandung dalam hal manajemen rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan.
2. Pemahaman di tingkat lokal tentang peran penting angkutan umum sebagai moda masa
depan, solusi kemacetan, solusi konservasi lingkungan dalam sektor transportasi sudah
mulai digelorakan (pengembangan angkutan masal, TOD, manajemen lalu lintas
‘berkelanjutan’, pedestrianization).
Sejalan dengan isu global tentang climate change dan sustainable development
(pembangunan yang berkelanjutan), maka paradigma sustainable transport system (sistem
transportasi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan) dan transit oriented
development (pembangunan yang berorientasi kepada optimalisasi pelayanan angkutan
umum), seharusnya menjadi acuan utama dalam pelaksanaan tugas fungsi bidang
perhubungan di Kabupaten Bandung, agar tercipta tatanan kehidupan yang seimbang,
nyaman dan berkelanjutan.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-8
3. Peraturan Daerah yang memayungi pelaksanaan tugas urusan transportasi/perhubungan
yang lebih update (tidak terbatas pada LLAJ, mengakomodir perkeretaapian).
PERDA 15/2015 tentang Penyelenggaraan Transportasi, mencabut PERDA 9/2012 tentang
Penyelenggaraan LLAJ.
4. Ketersediaan jumlah unit pelayanan pengujian kendaraan bermotor sudah hampir
mendekati target (4 unit dari 6 unit yang distandarkan).
5. Fungsi terkait penyelenggaraan perkeretaapian dan ASDP yang masih minim tersentuh di
periode RENSTRA sebelumnya.
6. Fungsi DISHUB dalam penyelenggaraan transportasi yang handal, sering kali
bertentangan dengan fungsi DISHUB dalam pengelolaan PAD.
7. Lahan dan bangunan terminal penumpang umum yang ada belum secara representative
memadai dan mampu melayani aktivitas angkutan umum dan penumpangnya.
8. Peran DISHUB Kab. Bandung dalam manajemen/perencanaan/pengendalian angkutan
barang dan jaringan logistik masih belum optimal.
9. RPJMD Kabupaten Bandung 2016 – 2021, menetapkan 5 Fokus Pembangunan yang di
antaranya adalah isu kemacetan, yang sangat berkaitan dengan tugas fungsi DISHUB.
Sementara penetapan 2 Super Fokus yaitu banjir dan pencemaran, dapat diterjemahkan
dalam pelaksanaan fungsi DISHUB terkait manajemen rekayasa lalu lintas di saat terjadi
bencana banjir, serta pengawasan emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai mitigasi
terhadap pencemaran udara dari sektor transportasi.
10. Kelemahan kelembagaan DISHUB terkait struktur dan tata kerja dalam melaksanakan
fungsi urusan perhubungan direncanakan tersolusikan melalui proses penataan
kelembagaan yang sedang berlangsung di Kabupaten Bandung di bawah koordinasi Bagian
Organisasi Setda Kab. Bandung (seiring proses penetapan RPP pengganti PP 41
Tahun 2007).
11. Sulitnya menyelaraskan pelaksanaan penyelenggaran perhubungan/transportasi yang
melibatkan multi stakeholders (DISHUB, DBM, BAPPEDA, POLRI, ORGANDA, Operator
Pengusahaan Angkutan Umum, Pengguna Jalan, Pengguna Angkutan Umum, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Pusat, Masyarakat/Publik).
Budaya sunda yang boga wani, wanoh, wiwaha tur wijaksana bekerja secara sabilulungan,
dengan pengertian sareundeuk, saigel, sabobot sapihanean, rempug jukung sauyunan,
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-9
rampag gawe babarengan (kerjasama satu tujuan), dapat digelorakan sebagai solusi bagi
isu multi stakeholders yang menuntut intensif kooordinasi.
Sampai dengan periode RENSTRA sebelumnya, hal terkait pengembangan angkutan masal
dan TOD sebagai salah satu bagian inti dari pembangunan yang ‘berkelanjutan’ (khususnya
manajemen lalu lintas), masih sulit terkoordinasikan dengan/ difasilitasi oleh /diterima
baik oleh, banyak stakeholders. Selain itu, keterbatasan alokasi anggaran pun menjadi
salah satu hambatan untuk pengembangan sistem transportasi berkelanjutan, walaupun
memang sudah mulai tersolusikan melalui prosedur bantuan anggaran dari Pemerintah
Pusat dan Provinsi, ataupun kerjasama dengan swasta.
Banyak fungsi terkait manajemen transportasi perkotaan di Kab. Bandung yang tergantung
pada kinerja Pemerintah Provinsi. Misal (1) ruas-ruas jalan yang macet di koridor utama
menuju Kab. Bandung sebagian besar merupakan Jalan Provinsi, seperti Jalan Kopo, Jalan
Bojongsoang, Jalan M. Toha, Jalan Cinunuk, Jalan Banjaran-Soreang-Ciwidey. (2)
pelayanan angkutan penumpang umum di ruas-ruas tersebut didominasi oleh AKDP tetapi
modanya kecil (3) sampai dengan periode RENSTRA sebelumnya, ke-9 terminal yang ada
di Kab. Bandung beroperasi selayaknya terminal type B, karena merupakan awal/akhir
lintasan trayek AKDP. Namun menindaklanjuti UU 23/2014 bahwa terminal type B dikelola
oleh Pemprov, yang diakui sebagai terminal type B oleh Pemprov semula hanya 2 terminal
dan diakhir periode penyerahan P3D urusan yang beralih ke provinsi ternyata tidak satu
pun diakui Pemprov bahwa terminal di Kab. Bandung adalah terminal type B.
12. Pengendalian mobilitas dan aksesibilitas sektor transportasi sangat tergantung pada
ketersediaan kapasitas jalan yang dikelola oleh DBM.
13. Masyarakat hanya tahu bahwa wilayah ada di Kabupaten Bandung, sehingga menganggap
seluruh permasalahan di Kab. Bandung merupakan tanggung jawab Pemkab Bandung
(mengabaikan kewenangan Pemerintah Provinsi dan Pusat).
14. Kebutuhan terminal barang di Kabupaten Bandung sudah teridentifikasi dari Tahun 2012,
tetapi sekarang pengelolaan terminal barang sepenuhnya dikelola oleh Pemerintah Pusat.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-10
C. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015 – 2019
(KM NOMOR: KP 430 TAHUN 2015)
1. Lingkungan Strategis Global
Menelaah kependudukan dan urbanisasi, jumlah penduduk Indonesia menempati
peringkat 4 terbanyak di dunia setelah China, India, Amerika Serikat. Implikasi dari jumlah
penduduk yang bertambah pesat ini terhadap transportasi sangat luar biasa besar dan
kompleks. Pergerakan antar pulau, antar provinsi, antar kabupaten/kota, bahkan antar desa
menjadi beban besar bagi sistem dan jaringan transportasi yang saat ini sudah sangat jenuh
dan rapuh menahan beban ekonomi yang ada.
Negara Indonesia beserta 5 negara Asia lainnya (China, India, Singapura, Thailand,
Korea, Jepang) diprediksi akan menyumbang 91% dari perekonomian Asia di Tahun 2050,
seiring pergeseran pendulum perekonomian dunia ke Asia hingga 52%. Walaupun saat ini
ekonomi tumbuh positif, namun masih lebih banyak ditopang oleh konsumsi dibanding investasi
dan ekspor, baik konsumsi pemerintah maupun masyarakat .
Di sisi lain, Global Competitiveness Index (GCI) Indonesia berada pada peringkat 34
dari 144 negara (di bawah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand), dengan skor 4,6
dalam skala 7. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih sangat perlu meningkatkan daya
saingnya dalam kancah global. Salah satu penyebab belum maksimalnya daya saing Indonesia
adalah kualitas infrastruktur (terutama di dalamnya infrastruktur transportasi) dengan
skor 4,2 dalam skala 7, di peringkat 72 (World Economic Forum / WEF, 2014 – 2015).
Transportasi Indonesia, khususnya pelabuhan dan akses transportasi darat ke pelabuhan,
harus mengantisipasi berkembangnya perdagangan internasional ini.
Begitu pula dengan Kabupaten Bandung seraya memperhatikan Visi Bupati Bandung,
bahwa program pembangunan Kabupaten Bandung ditujukan agar perekonomiannya mampu
berdaya saing. Memperhatikan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB serta produktivitasnya
(Tabel 2.5, Tabel 2.6, Tabel 2.80 RPJMD Kab. Bandung 2016 – 2021), terlihat bahwa sektor
paling dominan di Kabupaten Bandung secara urutan dari yang tertinggi adalah:
a. Industri pengolahan (±56%).
b. Perdagangan, hotel dan restoran (±19%).
c. Pertanian (±7%).
d. Pengangkutan dan komunikasi (±4%).
e. 5 sektor lainnya (±14%).
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-11
Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk meningkatkan daya saing perekonomiannya,
Pemerintah Kabupaten Bandung harus mengembangkan sistem transportasi yang mendukung
kegiatan industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pertanian.
2. Lingkungan Strategis Transportasi
Sebagai tindak lanjut dari komitmen Indonesia untuk G-20 dalam menghadapi
permasalahan perubahan iklim ‘bahwa Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK
(gas rumah kaca) sebesar 26% pada tahun 2020 dari tingkat BAU (business as usual) dengan
usaha sendiri dan mencapai 41% apabila mendapat dukungan internasional’, Pemerintah
Indonesia mencanangkan program Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
(RAN GRK) yang diterbitkan dalam bentuk Perpres No. 61/2011, dan diikuti dengan
penyusunan dan penerbitan 33 Peraturan Gubenur tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) dan Pelaksanaan Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan (PEP)
dari pelaksanaan RAN-GRK dan RAD-GRK. Sektor transportasi pada Tahun 2012
diperhitungkan menyumbang sekitar 60%-70% emisi GRK Nasional (Kementerian ESDM dan
Kementerian Lingkungan Hidup), yang artinya masalah transportasi menjadi salah satu
komponen utama yang perlu ditangani, karena kontribusinya luar biasa besar terhadap
masalah-masalah perubahan iklim global.
Di lain sisi, LPI (Logistics Performance Index) Indonesia berada pada rangking 53
dunia (World Bank, 2014). Perkiraan total biaya logistik Indonesia yakni di atas 25% dari PDB,
ini menunjukkan bahwa biaya logistik di Indonesia masih relatif sangat tinggi, jika
dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Singapura (8%), Malaysia (13%), dan
Thailand (20%). Pengembangan moda transportasi sangat penting dalam upaya meningkatkan
kinerja transportasi, untuk meningkatkan nilai LPI Indonesia. Upaya tersebut akan menekan
biaya logistik menjadi lebih rendah, sehingga mampu memberikan jaminan kemudahan dalam
sistem distribusi komoditas.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-12
3. Intelligent Transport System (ITS)
ITS atau Sistem Transportasi Cerdas adalah pengembangan teknologi transportasi
berupa sistem pengendalian lalu lintas yang dilakukan melalui teknologi informasi di mana
pengumpulan data primer diolah sedemikian rupa, sehingga hasil olahan tersebut dapat
diakses oleh pengguna jalan dalam bentuk informasi berteknologi. Pengembangan ITS pada
dasarnya ditujukan untuk mengurai kemacetan lalu lintas, memberikan kenyamanan dan
keselamatan bagi pengguna jalan. Dengan ITS diharapkan operasional prasarana dan sarana
transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan.
4. Isu Gender dan Anak Berkebutuhan Khusus dalam Transportasi
Rencana pembangunan transportasi yang berkeadilan perlu mengintegrasikan aspek
gender dan aspek sosial inklusif lainnya. Konsep adil dan setara antara laki-laki dengan
perempuan, serta bagi kelompok masyarakat lain yang berkebutuhan khusus, harus terwujud
dengan baik, sehingga aspirasi kebutuhan dan kepentingan mereka dalam ber-transportasi
dapat terakomodir dengan baik.Termasuk dalam hal ini adalah kebijakan perlindungan dan
layanan transportasi bagi lansia, penyandang cacat, perempuan khususnya perempuan hamil
dan ‘perempuan dengan balita’.
Dari beberapa aspek layanan transportasi (aksesibilitas, kenyamanan, keselamatan,
keamanan, keterjangkauan), aspek keamanan sering menjadi persoalan bagi perempuan, anak-
anak, lansia serta penyandang cacat. Layanan dan sarana transportasi seyogyanya dapat
diakses secara aman oleh mereka termasuk aman dari segala tindak kriminalitas dan
kekerasan seksual.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-13
5. Angkutan Umum Massal
Permasalahan transportasi jalan yang teridentifikasi dalam RENSTRA Kementerian
Perhubungan, antara lain:
a. Tingginya tingkat penggunaan kendaraan pribadi mengakibatkan penggunaan ruang jalan
tidak efektif dan efisien, yang berdampak pada kemacetan lalu lintas.
b. Belum memadainya pelayanan angkutan umum secara kualitas (catatan DISHUB Kab.
Bandung: secara kuantitas pun bisa jadi masih belum memadai).
c. Peningkatan pencemaran udara (catatan DISHUB Kab. Bandung: dikarenakan semakin
meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor, tingginya volume lalu lintas, semakin
panjangnya travel time, modal share angkutan umum masih sangat rendah).
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, pemerintah telah membuat 5
Pilar Kebijakan, yaitu:
a. Peningkatan Peran Angkutan Umum (Prioritas).
b. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas (MRLL).
c. Penurunan Polusi Udara dan Suara.
d. Transportastion Demand Management (TDM).
e. Pengembangan Non Motorized Transport (NMT).
Sebagai salah satu bentuk dari implementasi 5 pilar tersebut adalah penerapan sistem
Angkutan Umum Massal. Indonesia dipandang sangat perlu untuk mengimplementasikan sistem
angkutan umum massal karena dengan memprioritaskan angkutan umum sebagai alat
transportasi utama, dengan integrasi dan konektivitas sebagai penunjang utamanya, sistem
ini dapat menekan angka penggunaan kendaraan pribadi.
6. Aspek Keselamatan dan Keamanan Transportasi
Permasalahan terkait aspek keselamatan dan keamanan transportasi yang
teridentifikasi dalam RENSTRA Kementerian Perhubungan, antara lain:
a. Belum optimalnya fungsi kelembagaan dalam peningkatan keselamatan transportasi secara
terintegrasi.
b. Minimnya kesadaran masyarakat akan dan peran sertanya dalam ‘keselamatan dan
keamanan transportasi’.
c. Belum optimalnya pengawasan dan penegakan hukum dalam pemenuhan standar
keselamatan dan keamanan transportasi (disebabkan keterbatasan kapasitas sumber daya
manusia serta tingginya toleransi terhadap pelanggaran).
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-14
d. Minimnya kualitas dan kuantitas SDM Transportasi sesuai kompetensi standar
keselamatan dan keamanan transportasi.
e. Tingginya tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas jalan, di antaranya dikarenakan
dominasi pengguna sepeda motor di jalan.
f. Belum terintegrasinya data kecelakaan yang dapat digunakan untuk analisa dan
peningkatan keselamatan jalan.
g. Belum optimalnya penanganan perlintasan sebidang jalur KA dengan jalan sesuai
UU 23/2009 tentang Perkeretaapian. Pada dasarnya perlintasan jalur KA dengan jalan
diarahkan menjadi tidak sebidang, dengan pertimbangan keselamatan serta untuk
meminimalisir hambatan lalu lintas jalan. Namun pada keadaan tertentu (seperti pada
perlintasan sebidang yang telah terbangun sebelum terbitnya UU dimaksud), perlintasan
sebidang dapat ditangani melalui upaya penutupan perlintasan, yang mana kewenangannya
diserahkan kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah, sesuai dengan kewenangan
pengelola jalan. Namun pun demikian, kendala yang kerap dirasakan adalah terkait dengan
masalah pendanaan/penganggaran. Berdasar keterangan Direktur Jenderal
Perkeretapian, bahwa satuan harga pintu perlintasan relatif tinggi, harga satu pintu single
Rp 1,6 Milyar sementara yang double Rp 2 Milyar (Desfika, 2015).
7. Indikator Kinerja Utama
Sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia, Kementerian Perhubungan
menargetkan bahwa ‘pembangunan transportasi menjadi bagian upaya mewujudkan Indonesia
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong’. Pembangunan
transportasi ditujukan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan
memberikan nilai tambah, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, daya
saing nasional, serta meningkatkan kapasitas distribusi barang dan komoditas antar wilayah.
Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman, selamat, nyaman,
tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu
mengkoneksikan seluruh pelosok tanah air.
Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien,
terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang berdaya saing
internasional, profesional, mandiri, dan produktif.
Nilai Tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong
perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional (national security dan
sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya,
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-15
pertahanan dan keamanan) secara berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainable
development).
Mempedomani 9 Agenda Prioritas Pembangunan Presiden (NAWACITA), Kementerian
Perhubungan menetapkan 3 aspek utama yang menjadi tujuan pembangunan transportasi
dalam RENSTRA 2015 – 2019. Berikut ini adalah uraian ketiga aspek dimaksud dan sasarannya,
disertai indikator dan kegiatan strategis yang dipertimbangkan bertautan erat dengan isu
strategis di Kabupaten Bandung.
Tujuan 1: Keselamatan dan Keamanan Transportasi.
Sasaran:
a. Menurunnya angka kecelakaan transportasi.
Indikator: jumlah sarana dan prasarana keselamatan.
Kegiatan Strategis: jumlah perlengkapan jalan terpasang (m2 marka, unit rambu, unit
APILL, m1 guardrail).
b. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi.
Tujuan 2: Pelayanan Transportasi.
Sasaran:
a. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi.
b. Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan.
Indikator: jumlah SDM transportasi bersertifikat.
c. Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan.
d. Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good
governance.
Indikator: Nilai AKIP.
Kegiatan Strategis: E-Performance.
e. Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan.
f. Menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah
lingkungan pada sektor transportasi.
Indikator: Jumlah emisi GRK dari sektor transportasi yang dapat diturunkan.
Kegiatan Strategis: smart driving, pengadaan bus BRT, pembangunan
trotoar/fasilitas integrasi moda dan jalur sepeda, ATCS, anadalalin.
g. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean governance.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-16
Tujuan 3: Kapasitas Transportasi
Sasaran:
a. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem
transportasi antarmoda dan multimoda.
b. Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang.
c. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan
khususnya wilayah timur Indonesia.
1) Indikator: peningkatan kapasitas prasarana.
Kegiatan Strategis: pembangunan/rehabilitasi terminal, pengembangan rute
angkutan.
2) Indikator: peningkatan kapasitas sarana.
Kegiatan Strategis: pengadaan bus BRT.
3) Indikator: jumlah lintasan/rute angkutan perintis.
Kegiatan Strategis: subsidi operasional angkutan perintis.
4) Indikator: jumlah lintasan/rute angkutan perintis yang menjadi komersil.
Kegiatan Strategis: monitoring kinerja.
d. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan.
Indikator: rasio modal share angkutan umum perkotaan BRT (pangsa pasar)
tergunakan terhadap jumlah angkutan umum.
Kegiatan Strategis: pengadaan bus BRT.
e. Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi
perkotaan.
Indikator: jumlah kota yang menerapkan ATCS.
Kegiatan Strategis: pengadaan dan pemasangan ATCS di kota metropolitan.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-17
D. TELAAHAN RENSTRA DISHUB PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2013 – 2018
Menelaah RENSTRA DISHUB Prov. Jawa Barat, bahwa salah satu tujuan perencanaan
jangka menengah DISHUB Provinsi adalah ‘terwujudnya pelayanan transportasi darat yang
efisien’ dengan sasaran:
1. Meningkatnya kualitas prasarana dan fasilitas LLAJ (menuju zero accident) melalui
peningkatan ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan di ruas jalan provinsi dan
pengembangan informasi teknologi untuk mengatasi persoalan lalu lintas jalan.
2. Mengembangkan sistem transportasi publik regional yang nyaman.
3. Terlaksananya pengembangan angkutan massal:
a. Shortcut Cibungur Tanjung Rasa;
b. Monorail Metropolitan Bandung;
c. Kereta api cepat Jakarta-Bandung-Kertajati-Cirebon;
d. Jalur KA Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang;
e. Reaktivasi jalur KA Bandung-Tanjungsari, Kadipaten-Cirebon, Bandung-Ciwidey,
Banjar-Pangandaran, Garut-Cikajang;
f. KRL Padalarang-Kiaracondong-Cicalengka;
g. Elektrifikasi rel ganda KA antar kota Cikarang-Cikampek;
h. Jalur ganda KA dan KRL Kiaracondong-Rancaekek dan Rancaekek-Cicalengka;
i. Rel ganda parsial jalur KA Cisomang-Cikadondong;
j. Rel ganda KA perkotaan Parung Panjang-Tenjo;
k. Rel ganda parsial Purwakarta-Ciganea;
l. Pengembangan jalur KA baru serta optimalisasi jalur eksisting;
m. Pembangunan jalur kereta api khusus barang/kargo;
n. Pengembangan jalur KA dan sarana transportasi massal strategis atas dasar
kesepakatan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.
Adapun indikator sasaran di atas meliputi:
1. Tingkat ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan guardrail) dan
penerangan jalan umum pada jalan provinsi.
2. Tingkat pelayanan angkutan di jaringan jalan provinsi.
3. Jumlah AKDP jenis bus kecil.
4. Jumlah partisipasi Kab/Kota dalam lomba ‘Tata Tertib Lalu Lintas’.
5. Jumlah siswa berpartisipasi dalam diklat pelajar pelopor keselamatan.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-18
6. Jumlah pengemudi yang berpartisipasi dalam diklat AKUT ‘Awak Kendaraan Umum
Teladan’.
7. Tingkat pelayanan jalan.
8. Ketersediaan prasarana jalur kereta api di Jawa Barat.
E. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN
HIDUP STRATEGIS KABUPATEN BANDUNG
RTRW Kab. Bandung memaparklan rencana pengembangan sistem transportasi di
Kabupaten Bandung sebagai berikut:
1. Pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan Soreang (Pusat Pemerintahan) dengan
wilayah pengembangan lainnya.
2. Pengembangan sistem angkutan umum massal dan terminal.
3. Pembangunan Jalan Tol Soroja, Jalan Tol Cisumdawu, Jalan Tol Gedebage-Tegalluar-
Majalaya.
4. Pengembangan AKAP dan AKDP.
5. Pembangunan terminal penumpang.
6. Pengembangan angkutan berbasis rel.
7. Pengembangan angkutan massal berbasis jalan pada ruas Bandung–Soreang, Bandung–
Banjaran, Bandung–Majalaya, Bandung–Cileunyi–Rancaekek.
8. Pembangunan LRT Batununggal-Soreang (24,2 km) dan Alun-alun Bandung–Dayeuhkolot
(8,4 km).
Menyimpulkan uraian dalam BAB II pada sub bab D, bahwa DISHUB Kab. Bandung
memerlukan beberapa penekanan di dalam RTRW Kabupaten Bandung tentang perencanaan
ruang transportasi terutama untuk angkutan jalan sebagai faktor pendorong pelaksanaan
tugas dan fungsinya dalam membina urusan perhubungan/transportasi sebagai berikut:
1. Penetapan koridor angkutan massal berbasis jalan, agar dapat mendorong Pemerintah
Provinsi Jawa Barat untuk segera membina AKDP yang memasuki wilayah Kabupaten
Bandung menjadi angkutan massal.
2. Rencana pembangunan prasarana jalan sebagai respon perencanaan pembangunan
terhadap pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor.
3. Pengembangan terminal penumpang umum (tipe A, B maupun C) yang representative serta
pengembangan terminal barang.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-19
4. Pengembangan Simpul Transit Moda di Alamendah sebagai tindak lanjut penanganan
daerah rawan kecelakaan, rawan kemacetan, serta pengembangan agrowisata. Hal ini bisa
jadi mampu merespon sebagian tantangan pertumbuhan signifikan volume lalu lintas pasca
pembangunan Tol Soroja.
5. Aplikasi transit oriented development pada wilayah-wilayah pengembangan serta
koridor-koridor utama di Kabupaten Bandung, melalui penetapan kriteria jenis tata guna
lahan (mixed use dan batasannya), jenis permukiman (horizontal dan/atau vertikal),
serta jaringan jalan dan jaringan fasilitas pejalan kaki (pedestrianization) pada radius
layanan optimal angkutan umum.
Sementara mereview KLHS Kabupaten Bandung, terdapat beberapa hal yang perlu
digarisbawahi sebagai berikut:
1. Secara topografi, Kabupaten Bandung merupakan daerah perbukitan dengan dominasi
morfologi perbukitan landai hingga pegunungan mencapai 62,56% dari total luas wilayah
Kabupaten Bandung. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh pada karakteristik pergerakan
dan pemilihan moda transportasinya.
2. Kepadatan penduduk di seluruh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bandung rata-rata
termasuk dalam kategori ‘tinggi’ dengan angka kepadatan penduduk > 1000 jiwa/km2. Ini
tentu akan sangat berpengaruh pada tingginya bangkitan perjalanan di Kabupaten
Bandung.
3. Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, berdasarkan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB
serta produktivitasnya, terlihat bahwa sektor paling dominan di Kabupaten Bandung
secara urutan dari yang tertinggi adalah industri pengolahan, perdagangan hotel
restoran, dan pertanian.
Berbanding lurus dengan sektor dominan terhadap PDRB, mata pencaharian penduduk
Kabupaten Bandung pun sebagian besar bergerak dalam kegiatan industri, perdagangan,
pertanian dan jasa.
Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk meningkatkan daya saing perekonomiannya,
Pemerintah Kabupaten Bandung harus mengembangkan sistem transportasi yang
mendukung kegiatan industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta
pertanian, baik untuk pergerakan tenaga kerjanya maupun distribusi produknya.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-20
4. Bersumber dari ‘Buku Fakta dan Analisis Fisik Sosial dan Ekonomi untuk RTRW’ (BAPPEDA
Kab. Bandung, 2012) pergerakan internal-eksternal eksternal-internal, untuk orang
maupun barang di Kabupaten Bandung, sebagian besar adalah pergerakan menuju dan dari
Kota Bandung, dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Jawa Barat.
a. Menuju Kota Bandung:
246.003.585 ton/tahun (94,10%) dan 32.670.332 orang/tahun (40,53%).
b. Dari Kota Bandung:
290.286.668 ton/tahun (90,78%) dan 43.837.311 orang/tahun (52,58%).
Data pergerakan ini menjadi dasar kebutuhan sarana, prasarana dan layanan
transportasi antar kota.
5. Rekomendasi KLHS untuk pengembangan sistem transportasi:
a. Peningkatan kapasitas jalan utama.
b. Manajemen transportasi.
c. Pengaturan pertumbuhan industri di sepanjang koridor utama, karena selain masalah
transportasi juga merespon masalah konversi lahan dan beban pencemaran.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-21
F. TELAAHAN TEKNIS SISTEM TRANSPORTASI DARAT DI KABUPATEN BANDUNG.
1. GAMBARAN UMUM
Gambaran umum Kabupaten Bandung yang ditelaah di sini adalah gambaran tentang Kabupaten Bandung yang akan berdampak pada intensitas pergerakan
orang/barang di Kab. Bandung, serta yang akan mempengaruhi kebutuhan serta penyediaan layanan dalam sistem transportasi. Luas Wilayah Kabupaten Bandung
adalah 176.238,67 ha berbatasan dengan Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut.
Sementara demografi kependudukan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:
Tabel III-2: Demografi Kabupaten Bandung
No. Tahun Jml.
Laki-laki
Jml.
Perempuan Total Laju Pertumbuhan
Kec.
Berpenduduk
Terbanyak
Kec.
Berpenduduk
Terendah
Rata-rata
Kepadatan
Penduduk
Kec. Berpenduduk Terpadat Kepadatan
Soreang
1. 2010 1.620.274 1.558.269 3.178.543
3,52%
1.754
org/km2
2. 2011 1.677.112 1.613.325 3.290.437
1,84%
Baleendah
(233.345)
Cilengkrang
(48.248)
1.872
org/km2
3. 2012 1.703.535 1.647.513 3.351.048
1,93%
1.901
org/km2
4. 2013 1.712.839 1.702.861 3.415.700
1,6%
Baleendah
(248.024)
Rancabali
(49.103)
1.938
org/km2
Margahayu (11.777 org/km2)
Dayeuhkolot
Margaasih
Katapang
Majalaya
4.354
org/km2
5. 2014 1.761.460 1.708.933 3.470.393
1.963
org/km2
Margahayu & Dayeuhkolot
(> 10.000 org/km2)
Sumber:
Database LLAJ Tahun 2013
Laporan Umum Tim PKL Kabupaten Bandung, Taruna DIV STTD Tahun 2013
Masterplan Transportasi Darat Tahun 2015 RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2015
RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2016
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-22
Dari tabel di atas dan data lainnya dalam sumber tabel dapat disimpulkan:
a. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir seimbang, dengan posisi jumlah laki-
laki masih lebih banyak.
b. Kecamatan Baleendah merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak, namun
yang terpadat adalah Margahayu, Dayeuhkolot, Margaasih, Katapang dan Majalaya.
c. Komposisi penduduk produktif (usia 15-64 tahun) adalah sebesar 67,3% di Tahun 2014,
sehingga demikian ‘dependency ratio’-nya mencapai 51,11% - dalam artian bahwa
setiap 100 penduduk produktif harus menanggung 51-52 orang penduduk tidak produktif
(kelompok usia muda 0-14 tahun dan tua >65 tahun).
d. Kelompok usia sekolah 7-18 tahun di Tahun 2014 berjumlah 762.492 orang (21,97%).
e. Jumlah rumah tangga di Tahun 2013 adalah sebanyak 865.623, dan 85,88%-nya tinggal
di rumah layak huni (714.491).
Mengingat uraian sebelumnya terkait sektor paling dominan yang berkontribusi
terhadap PDRB, maka sebaran lokasi serta intensitas kegiatan di sektor industri,
perdagangan-hotel-restoran, serta pertanian, patut digarisbawahi dalam telaahan teknis
transportasi.
Wilayah dengan jumlah perusahaan industri terbanyak ada di sekitar ‘Kecamatan
Majalaya, Ibun, Paseh, Solokan Jeruk’. Disusul oleh wilayah sekitar ‘Kecamatan Margaasih
dan Margahayu’, wilayah Kec. Katapang, dan wilayah Kec. Bojongsoang (Masterplan
Transportasi, 2015).
Data sektor pertanian menunjukkan bahwa Kec. Ciparay dan Kec. Pacet merupakan
lumbung padi terbesar di Kabupaten Bandung, sebesar 90.186 ton per tahun (15,8% dari total
produksi se-Kab. Bandung). Sementara di wilayah timur, lumbung padi terbesar ada di Kec.
Rancaekek sebesar 42.939 ton per tahun (7,52% dari total produksi se-Kab. Bandung). Dan
di kisaran masing-masing 5%, kecamatan-kecamatan seperti Bojongsoang, Kutawaringin,
Arjasari, Cimaung dan Ciwidey pun menyumbang lumbung padi Kab. Bandung (Masterplan
Transportasi, 2015). Dari data sebaran lumbung padi dan porsinya sebagaimana tersebut di
atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh wilayah Kab. Bandung memiliki sumber pangan mandiri.
Sementara untuk produksi sayur mayur, Kecamatan Pangalengan merupakan penghasil
terbanyak, disusul oleh Kec. Pasirjambu, Ciwidey, Rancabali. Selain sayur mayur, Kec.
Rancabali juga merupakan penghasil terbesar produk buah-buahan.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-23
2. JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR
Memperhatikan gaya hidup masyarakat saat ini, dengan asumsi sedikitnya saja, 2/3
rumah tangga yang tinggal di rumah layak huni dapat dipastikan memiliki 1 (satu) unit
sepeda motor =2
3× 714.491 = 476.328 kepemilikan.
Dan dari ke-476.328 rumah tangga yang memiliki sepeda motor
tersebut, sedikitnya 35%-nya juga memiliki 1 (satu) unit
mobil = 35% × 476.328 = 166.715 kepemilikan.
Sementara berdasar realisasi pelayanan pengujian kendaraan bermotor di Tahun 2013
(LAPTAH DISHUB Tahun 2013), terdapat sebanyak 40.793 kendaraan melakukan uji baru
maupun uji berkala, yang berarti bahwa terdapat 20.397 kendaraan wajib uji di
Tahun 2013.
Dengan demikian, total kepemilikan kendaraan di Kabupaten Bandung pada Tahun 2013
diperkirakan mencapai 663.440 kendaran bermotor.
Sementara dalam Profil dan Kinerja Perhubungan Darat di Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013 (http://hubdat.dephub.go.id/data-a-informasi/profil-hubdat-per-
provinsi/pulau-jawa/tahun-2013/1571-profil-kinerja-prov/download), ditampilkan data angka
jumlah kendaraan bermotor jenis mobil penumpang, bus, truk dan sepeda motor di Jawa Barat
dari Tahun 2009 s.d. 2012 yang bersumber dari BPS dan Kepolisian. Dari data tersebut dapat
diproyeksikan bahwa pertumbuhan jumlah kendaraan di Kab. Bandung adalah sebagaimana
Tabel III-3.
Adapun formula prediksi jumlah kendaraan di tahun prediksi adalah sebagai berikut:
𝑃𝑡 = 𝑃𝑜 × (1 + 𝑖)𝑛
Pt = jumlah kendaraan di Tahun ke-n
Po = jumlah kendaraan di Tahun baseline (2013)
i = angka pertumbuhan
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-24
Tabel III-3: Pertumbuhan Kendaraan Bermotor
Jenis
Kendaraan
Angka Pertumbuhan
(%) Prediksi Jumlah Kendaraan (Terendah s.d. Tertinggi)
Range
Terendah
Rata-
rata 2013 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Mobil
Penumpang 6,32% 11,98% 166.715 188.454 198.486 200.364 222.265 213.027 248.892 226.491 278.709 240.805 312.099 256.024 349.488 272.204 391.357
MPU dan
Bus 0,19% 1,48% 15.031 8.594 8.594 11.835 11.988 11.858 12.165 11.880 12.345 11.903 12.528 11.926 12.713 11.948 12.902
Mobil
Barang 3,86% 5,18% 5.366 39.036 39.036 23.058 23.351 23.948 24.561 24.872 25.833 25.832 27.171 26.830 28.578 27.865 30.059
Sepeda
Motor 13,11% 26,56% 476.328 609.408 681.873 689.301 862.978 779.669 1.092.186 881.883 1.382.270 997.498 1.749.401 1.128.270 2.214.042 1.276.187 2.802.091
Keseluruhan 11,15% 21,49% 663.440 845.492 927.989 924.558 1.120.582 1.028.502 1.377.804 1.145.126 1.699.157 1.276.038 2.101.199 1.423.050 2.604.821 1.588.204 3.236.409
Angka realisasi pengujian kendaraan bermotor 2013
Angka realisasi pengujian kendaraan bermotor 2015
Berdasar rata-rata angka realisasi pengujian kendaraan bermotor 2013 dan 2015
Berdasar angka pertumbuhan terendah
Berdasar rata-rata angka pertumbuhan
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-25
3. PROFIL PERGERAKAN LALU LINTAS (DATA TAHUN 2013)
Analisa data Tahun 2013 (Laporan Umum Tim PKL Kabupaten Bandung, Taruna DIV
STTD), membagi wilayah Kabupaten Bandung menjadi 31 zona internal ditambah dengan 7
zona eksternal.
Tabel III-4: Profil Perjalanan di Kab. Bandung
Zona
Pergerakan Peringkat
Bangkitan per Hari Tarikan per Hari
Zona Jumlah
Perjalanan Zona
Jumlah
Perjalanan
Internal-
Internal
Tertinggi
1 11 Banjaran-
Cimaung 306.290 28 Majalaya 283.047
2 15 Baleendah 285.565 10 Cangkuang-
Pameungpeuk 282.165
3 18 Bojongsoang 239.732 11 Banjaran-
Cimaung 247.883
Terendah
29 7 Kutawaringin 111.954 2 Soreang-
Kutawaringin 102.922
30 6 Kutawaringin 111.317 13 Ciwidey-
Rancabali 88.421
31 2 Soreang-
Kutawaringin 107.255 12 Pasirjambu 85.473
Internal-
Eksternal
Tertinggi
1 14 Dayeuhkolot 37.999 28 Majalaya 43.242
2 27 Solokan
Jeruk 35.400 25 Ciparay 33.892
3 9 Margahayu 34.123 10
Cangkuang-
Pameungpeuk
-Banjaran-
Arjasari-
32.312
Terendah
29 12 Pasirjambu 3.524 21 Pacet-
Kertasari 2.919
30 21 Pacet-
Kertasari 3.147 13
Ciwidey-
Rancabali 2.620
31 22 Cimenyan-
Cilengkrang 2.089 22
Cimenyan-
Cilengkrang 2.609
Eksternal-
Eksternal
Tertinggi
1 38
Kota Bandung
dan Kota
Cimahi (Utara
Rel KA)
68.102 32 Jatinangor/
Sumedang 54.882
2 32 Jatinangor/
Sumedang 48.750 38
Kota
Bandung dan
Kota Cimahi
(Utara Rel
KA)
51.225
3 33 Kab. Garut
(dari Nagreg) 30.336 33
Kab. Garut
(dari
Nagreg)
35.540
Terendah 7 36 KBB 750 35
Kab. Cianjur
(dari
Rancabali)
2.231
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-26
Zona
Pergerakan Peringkat
Bangkitan per Hari Tarikan per Hari
Zona Jumlah
Perjalanan Zona
Jumlah
Perjalanan
Semua Zona
Tertinggi
1 11 Banjaran-
Cimaung 329.901 28 Majalaya 326.289
2 15 Baleendah 319.572 37
Kota
Bandung dan
Kota Cimahi
(Selatan Rel
KA)
322.150
3 37
Kota Bandung
dan Kota
Cimahi
(Selatan Rel
KA)
306.568 10
Cangkuang-
Pameungpeuk
-Banjaran-
Arjasari-
314.477
Terendah
29 36 KBB 18.076 36 KBB 20.661
30 34
Kab. Garut
(dari
Pangalengan)
6.313 34
Kab. Garut
(dari
Pangalengan)
10.978
31 35
Kab. Cianjur
(dari
Rancabali)
6.035 35
Kab. Cianjur
(dari
Rancabali)
9.242
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-27
Zona
Pergerakan Peringkat
Total Bangkitan dan Tarikan per Hari
Zona Jumlah
Perjalanan
Semua
Zona
1 37 Kota Bandung dan Kota Cimahi (Selatan
Rel KA) 628.718
2 28 Majalaya 598.194
3 11 Banjaran-Cimaung 595.531
4 10 Cangkuang-Banjaran-Pameungpeuk-
Arjasari 572.282
5 15 Baleendah 537.717
6 14 Dayeuhkolot 526.086
7 9 Margahayu 488.333
8 18 Bojongsoang 483.154
9 23 Cileunyi 478.684
10 24 Bojongsoang/Tegalluar-Rancaekek 463.485
11 20 Ciparay 450.652
12 8 Margaasih 442.624
13 3 Katapang 440.731
14 29 Cicalengka-Nagreg 438.985
15 31 Ibun 420.981
16 27 Solokan Jeruk 413.966
17 1 Soreang 407.534
18 21 Pacet-Kertasari 403.084
19 17 Pangalengan 400.205
20 19 Balendah 395.133
21 26 Rancaekek 386.699
22 38 Kota Bandung dan Kota Cimahi (Utara Rel KA) 376.889
23 25 Ciparay 361.616
24 4 Cangkuang-Katapang 354.060
25 22 Cimenyan-Cilengkrang 320.034
26 5 Soreang 296.472
27 6 Kutawaringin 286.619
28 16 Arjasari 278.125
29 7 Kutawaringin 263.922
30 30 Cikancung 260.983
31 13 Ciwidey 249.227
32 2 Soreang-Kutawaringin 232.462
33 12 Pasirjambu 215.077
34 32 Jatinangor/Sumedang 180.777
35 33 Kab. Garut (dari Nagreg) 158.696
36 36 KBB 38.737
37 34 Kab. Garut (dari Pangalegan) 17.291
38 35 Kab. Cianjur (dari Rancabali) 15.277
Rata-rata 365.238
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-28
Dari data tersebut (sebagaimana terinci dalam Tabel III-4) dapat disimpulkan bahwa:
a. Untuk pergerakan internal, Kecamatan Banjaran, Baleendah, Majalaya, Pameungpeuk dan
Bojongsoang memiliki jumlah pergerakan tertinggi. Hal ini berarti bahwa wilayah
kecamatan-kecamatan tersebut perlu mendapat prioritas penyediaan prasarana lalu lintas
dan sarana layanan angkutan dalam wilayah lokal (jaringan jalan sekunder dan jaringan
trayek lokal).
Sementara Kecamatan Kutawaringin, Soreang, Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali memiliki
jumlah pergerakan internal-internal terendah. Namun pun demikian, kecamatan-
kecamatan ini merupakan kecamatan-kecamatan wilayah pengembangan untuk layanan
pemerintahan, fasilitas olah raga serta wisata. Didukung dengan adanya progres
pembangunan Jalan Tol SOROJA (Soreang-Pasirkoja), tentunya akan menjadi katup
pembuka bagi pergerakan dari dan ke zona eksternal. Hal tersebut dipastikan menjadi
pemicu kebutuhan pengembangan jaringan jalan primer maupun sekunder, serta sarana
layanan angkutan baik lokal, AKDP bahkan AKAP, yang setidaknya menghubungkan tolgate
dengan pusat-pusat kegiatan pemerintahan, olah raga dan wisata.
b. Untuk pergerakan internal-eksternal, Kecamatan Majalaya, Dayeuhkolot, Solokan Jeruk,
Margahayu, Cangkuang-Pameungpeuk-Banjaran-Arjasari, memiliki jumlah pergerakan
tertinggi. Hal ini berarti bahwa wilayah kecamatan-kecamatan tersebut perlu mendapat
prioritas penyediaan prasarana lalu lintas dan sarana layanan angkutan regional (jaringan
jalan primer dan jaringan trayek AKDP/AKAP) yang menghubungkan Kabupaten Bandung
dengan zona 37 (Kota Bandung dan Kota Cimahi wilayah selatan rel KA).
Sementara Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, Rancabali, Pacet-Kertasari, Cimenyan-
Cilengkrang memiliki jumlah pergerakan internal-eksternal terendah. Namun kembali lagi
bahwa, untuk Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali, tentunya akan terdampak
oleh progres pembangunan Jalan Tol SOROJA.
Kecamatan Cimenyan-Cilengkrang, Pacet-Kertasari, boleh jadi rendahnya jumlah
pergerakan yang terdeteksi adalah disebabkan oleh keterbatasan akses keluar/masuk
wilayah kecamatan tersebut, yang kurang dapat mengimbangi jaraknya dengan wilayah lain.
Sehingga demikian, setidaknya jaringan prasarana jalan yang dibangun di kecamatan-
kecamatan ini memenuhi syarat dimensi minimal untuk jalan lokal primer, berikut disertai
dengan penyediaan layanan jasa angkutan lokal.
c. Memperhatikan pergerakan semua zona, bangkitan dan tarikan tertinggi adalah
pergerakan internal-eksternal yang menghubungkan wilayah Kabupaten Bandung
(Majalaya-Solokan Jeruk, Banjaran-Pameungpeuk, Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang,
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-29
Soreang, Katapang, Margahayu, Margaasih, dengan Kota Bandung dan Kota Cimahi (Selatan
Rel KA), melalui keempat koridor utama Jalan Kopo, Jalan M. Toha, Jalan Bojongsoang,
Jalan Cinunuk,dan Jalan Tegalluar.
d. Dari ke-38 zona yang dianalisa, 22 zona memiliki total perjalanan lebih besar dari rata-
rata perjalanan zona se-Kabupaten Bandung (365.238).
e. Menyimpulkan poin a s.d. d di atas (terutama poin c dan d), bahwasanya seluruh wilayah
Kabupaten Bandung sudah berada pada titik urgensi kebutuhan penyediaan jaringan
prasarana jalan maupun sarana layanan angkutan yang memadai.
Komposisi pemilihan moda atau jenis kendaraan (moda split) di Kabupaten Bandung pada
Tahun 2013, sebagaimana gambaran realita yang terlihat sehari-hari bahwa pergerakan lalu
lintas masih didominasi oleh kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, dengan urutan
sebagai berikut:
a. Sepeda motor 74,67%.
b. Mobil 15,46%.
c. Angkutan umum 5,89%.
d. Sepeda 1,31%.
e. Becak 0,82%.
f. Delman 0,87%.
g. Berjalan kaki 0,98%.
Namun kembali lagi patut dipertimbangkan bahwa, seluruh pergerakan dengan moda apapun
sejatinya pasti diawali dan diakhiri dengan berjalan kaki. Oleh karena itu, pengembangan
jaringan fasilitas pejalan kaki (pedestrianization) merupakan hal yang penting dan mendasar
dalam urban design. Kebutuhan ini tentunya wajib ditangkap oleh stakeholders terkait,
instansi yang memiliki kewenangan dalam pembangunan trotoar.
Gambar III-1
75%
15%
6%
1%
1%
1%
1%
Moda Split di Kab. Bandung Th. 2013
sepeda motor
mobil
angkutan umum
sepeda
becak
delman
jalan kaki
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-30
Berbicara tentang angka ideal moda split sebagaimana telah direkam dalam PERDA Kab.
Bandung Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Transportasi, bahwa untuk
mewujudkan sistem transportasi yang efektif, efisien, lancar dan terintegrasi, Pemerintah
Daerah harus mengupayakan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum di daerah
sebesar 60%. Melihat gambar di atas, disimpulkan bahwa di Tahun 2013, perjalanan dengan
menggunakan angkutan umum di Kabupaten Bandung baru sebesar 5,89% (angka
kinerja 9,82%).
Adapun maksud perjalanan yang dilakukan oleh penduduk Kab. Bandung didominasi oleh
maksud untuk untuk bekerja, belajar, belanja serta kegiatan sosial. Dari Gambar III-2
terlihat bahwa perjalanan di Kabupaten Bandung didominasi oleh kegiatan rutin harian yaitu
bekerja dan belajar. Kegiatan yang mendominasi juga yaitu kegiatan belanja, yang merupakan
kegiatan rutin mingguan atau setidaknya bulanan.
Sejalan dengan angka ideal moda split, dapat disimpulkan bahwa setidaknya 65%
perjalanan yang terbangkitkan di Kabupaten Bandung harus bisa terfasilitasi oleh angkutan
umum, karena merupakan kegiatan rutin harian. Hal ini merupakan potensi untuk mengurangi
tingkat kemacetan melalui penyediaan jasa layanan angkutan umum yang handal dan
terandalkan, dalam memfasilitasi perjalanan untuk bekerja dan belajar.
Gambar III-2
39%
26%
3%5%
11%
10%6%
Maksud Perjalanan di Kab. Bandung
bekerja belajar
ibadah rekreasi
belanja sosial
lain-lain
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-31
4. PROYEKSI PERGERAKAN LALU LINTAS (2016 – 2021)
Perjalanan yang terbangkitkan/tertarik (generated/attracted) di suatu zona diyakini
sebagai akibat dari atau dipengaruhi di antaranya oleh ‘jumlah penduduk’, ‘kepemilikan
kendaraan’, serta ‘pendapatan penduduk’. Melalui metode pemodelan perjalanan ke dalam
sebuah persamaam regresi (Laporan Umum Tim PKL Kabupaten Bandung, Taruna DIV STTD),
disimpulkan bahwa:
a. Jumlah perjalanan merupakan variabel terikat ( y ).
b. Variabel bebas ditetapkan x1 = jumlah penduduk, x2 = kepemilikan kendaraan,
x3 = pendapatan penduduk.
c. Uji korelasi antar variabel tersebut di atas menunjukkan bahwa, variabel x di Kab.
Bandung yang sangat mempengaruhi variabel y adalah variabel x1 (jumlah penduduk).
Variabel x2 (kepemilikan kendaraan) hanya berpengaruh pada jumlah perjalanan di Zona 2
(Soreang-Kutawaringin), Zona 4 (Cangkuang-Katapang), Zona 5 (Soreang), dan Zona 8
(Margaasih).
Variabel x3 (pendapatan penduduk) dalam pemodelan jumlah perjalanan di Kab. Bandung
memiliki korelasi yang rendah, sehingga tidak dijadikan variabel penentu jumlah
perjalanan.
d. Prediksi jumlah penduduk Kabupaten Bandung per zona untuk Tahun 2016 s.d. 2021 (atas
dasar analisis data jumlah penduduk Tahun 2013 dan 2014 sebagaimana terekam dalam
RKPD Kab. Bandung Tahun 2015 dan RKPD Kab. Bandung Tahun 2016), adalah sebagai
berikut:
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-32
Tabel III-5: Prediksi Jumlah Penduduk per Zona di Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021
ZONA 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Soreang 56.044 56.943 57.855 58.781 59.722 60.678 61.650 62.637 63.640
2 Soreang-Kutawaringin 45.074 45.797 46.530 47.275 48.032 48.801 49.582 50.376 51.183
3 Katapang 100.567 102.178 103.814 105.476 107.165 108.881 110.624 112.395 114.195
4 Cangkuang-Katapang 77.258 78.496 79.753 81.030 82.327 83.645 84.984 86.345 87.728
5 Soreang 37.091 37.686 38.289 38.902 39.525 40.158 40.801 41.454 42.118
6 Kutawaringin 42.236 42.914 43.601 44.299 45.008 45.729 46.461 47.205 47.961
7 Kutawaringin 43.548 44.247 44.955 45.675 46.406 47.149 47.904 48.671 49.450
8 Margaasih 143.073 145.364 147.692 150.057 152.460 154.901 157.381 159.901 162.461
9 Margahayu 126.473 128.499 130.557 132.648 134.772 136.930 139.123 141.351 143.614
10 Cangkuang-Banjaran-Pameungpeuk-Arjasari 124.363 126.354 128.377 130.433 132.522 134.644 136.800 138.990 141.216
11 Banjaran-Cimaung 185.708 188.680 191.701 194.771 197.890 201.059 204.278 207.549 210.872
12 Pasirjambu 83.202 84.534 85.888 87.263 88.660 90.080 91.522 92.987 94.476
13 Ciwidey 139.032 141.258 143.520 145.818 148.153 150.525 152.935 155.384 157.872
14 Dayeuhkolot 117.806 119.692 121.609 123.556 125.534 127.544 129.586 131.661 133.769
15 Baleendah 160.953 163.529 166.147 168.807 171.510 174.256 177.046 179.881 182.761
16 Arjasari 63.209 64.221 65.249 66.294 67.356 68.435 69.531 70.644 71.775
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-33
ZONA 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
17 Pangalengan 145.583 147.913 150.281 152.687 155.132 157.616 160.140 162.704 165.309
18 Bojongsoang 95.247 96.772 98.322 99.896 101.496 103.121 104.772 106.450 108.155
19 Balendah 79.384 80.655 81.946 83.258 84.591 85.945 87.321 88.719 90.140
20 Ciparay 101.363 102.986 104.635 106.310 108.012 109.742 111.499 113.284 115.098
21 Pacet-Kertasari 174.973 177.774 180.621 183.513 186.451 189.436 192.469 195.551 198.682
22 Cimenyan-Cilengkrang 160.478 163.047 165.658 168.311 171.006 173.744 176.526 179.353 182.225
23 Cileunyi 164.837 167.475 170.157 172.882 175.650 178.463 181.321 184.224 187.174
24 Bojongsoang/Tegalluar-Rancaekek 120.732 122.665 124.629 126.625 128.653 130.713 132.806 134.933 137.094
25 Ciparay 56.174 57.074 57.988 58.917 59.860 60.818 61.792 62.781 63.786
26 Rancaekek 70.361 71.488 72.633 73.796 74.978 76.179 77.399 78.638 79.897
27 Solokan Jeruk 80.789 82.083 83.397 84.732 86.089 87.467 88.868 90.291 91.737
28 Majalaya 158.979 161.524 164.110 166.738 169.408 172.121 174.877 177.677 180.522
29 Cicalengka-Nagreg 166.133 168.792 171.495 174.241 177.031 179.866 182.746 185.672 188.645
30 Cikancung 86.481 87.866 89.273 90.702 92.154 93.630 95.129 96.652 98.200
31 Ibun 208.549 211.887 215.280 218.727 222.229 225.787 229.402 233.075 236.807
J U M L A H 3.415.700 3.470.393 3.525.962 3.582.420 3.639.782 3.698.063 3.757.275 3.817.435 3.878.562
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-34
e. Pemodelan jumlah perjalanan di Kabupaten Bandung, persamaan regresi setiap zona, serta proyeksi perjalanan di Kabupaten Bandung untuk periode Tahun 2016-
2021 adalah sebagaimana Tabel III-6 berikut:
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-35
Tabel III-6
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-36
f. Menelaah lebih jauh poin e di atas, disimpulkan bahwa jumlah perjalanan di Kabupaten
Bandung meningkat rata-rata 4,2% setiap tahunnya – sebagaimana disajikan dalam
Tabel III-7 berikut ini.
Tabel III-7: Growth Rate daripada Jml. Perjalanan di Kab. Bandung
Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jml.
Perjalanan
per Hari
18.554.693 19.262.192 20.031.737 20.870.781 21.787.732 22.792.068
Growth
Rate
1,038130461
1,039951061
1,041885734
1,043934676
1,0460964
1,041999666
g. Trip rate di Kabupaten Bandung Tahun 2013 adalah sebesar 2 perjalanan/orang.hari.
Berdasar persamaan regresi untuk memproyeksikan jumlah perjalanan, serta prediksi
jumlah penduduk yang melakukan perjalanan (penduduk usia sekolah dan usia produktif –
usia 7 s.d. 64 tahun), maka diperoleh angka trip rate di Tahun 2016 – 2021 berkisar
antara 3,1 s.d. 3,52 perjalanan/orang.hari.
Mengingat metode analisa perjalanan yang diadop di sini adalah “home based trip”, maka
sedikitnya untuk maksud perjalanan dominan (bekerja dan belajar), setiap orang yang
bekerja atau orang yang belajar melakukan 2 kali perjalanan dalam satu hari (1 kali
berangkat dari rumah, 1 kali pulang ke rumah). Sementara data Tabel III-8 menunjukkan
bahwa, dalam 1 hari penduduk Kab. Bandung melakukan lebih dari 1 maksud perjalanan,
karena kisaran trip rate sudah di angka >3.
5. ANALISIS AKSESIBILITAS
a. Crow Fly Distance Ratio
Crow Fly Distance Ratio (CFDR) adalah analisis perbandingan antara jarak sebenarnya
(JS) dengan jarak lurus (JL). Semakin tinggi nilai JS/JL maka semakin rendah tingkat
aksesibilitasnya (berbanding terbalik). Dengan analisa yang lebih mendalam lagi, CFDR
antar zona dikalikan dengan jumlah perjalanan yang terjadi, sehingga diperoleh rasio
tertimbang. Untuk itu, diperoleh tingkat aksesibilitas antar zona sebagaimana
Tabel III-9.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-37
Tabel III-8
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-38
Tabel III-9
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-39
Dari Tabel III-9, dengan dasar pertimbangan besarnya beban perjalanan yang terjadi di
antara zona, serta atas dasar tingginya CFDR prasarana jalan yang menghubungkan zona,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Zona-zona dengan rasio tertimbang terburuk, menunjukkan kebutuhan akan fasilitasi
pembangunan prasarana jalan baru, di antaranya:
a) dari ‘Cimenyan-Cilengkrang’ ke ‘Bojongsoang/Tegalluar-Rancaekek’, serta
sebaliknya.
b) dari ‘Margaasih’ ke ‘Kutawaringin’, serta sebaliknya.
c) dari ‘Cikancung’ ke ‘Cicalengka-Nagreg’, serta sebaliknya.
2) Zona-zona dengan rasio tertimbang terburuk, menunjukkan kebutuhan akan
peningkatan kapasitas prasarana jalan, di antaranya:
a) dari ‘Arjasari’ ke ‘Cangkuang-Banjaran-Pameungpeuk’.
b) dari ‘Katapang’ ke ‘Cangkuang-Banjaran-Pameungpeuk-Arjasari’.
3) Zona yang relatif berdekatan tetapi tidak ada jalan yang menghubungkan secara
langsung, dan memerlukan jalan penghubung yang lebih dekat (shortcut):
a) dari ‘Pangalengan’ ke ‘Arjasari’ dan sebaliknya.
b) dari ‘Bojongsoang/Tegalluar-Rancaekek’ ke ‘Cileunyi’ (shortcut sudah terespon
dengan progress pembangunan Tolgate Gedebage).
4) Zona yang memerlukan jalan penghubung yang lebih dekat (shortcut) dikarenakan
CFDR-nya tinggi, walaupun kondisi eksisting pembebanan perjalanannya masih relatif
rendah:
a) dari ‘Arjasari’ ke ‘Baleendah’.
b) dari ‘Pasirjambu’ ke ‘Pangalengan’.
b. Road Ratio dan Road Density
Mengingat PERDA Kab. Bandung No. 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Transportasi
Pasal 14, bahwa untuk mewujudkan sistem transportasi yang handal, Pemerintah Daerah
mengupayakan rasio luas jalan terhadap luas wilayah daerah sebesar 14%, dan pencapaian
upaya dimaksud dievaluasi secara bertahap melalui pembangunan transportasi 5 tahunan.
Pasal tersebut menggarisbawahi bahwa dalam RPJMD Kab. Bandung dan RENSTRA
Perangkat Daerah yang membidangi jalan harus meengevaluasi secara bertahap terkait
road ratio dan road density.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-40
Road ratio adalah perbandingan antara luas jalan terhadap luas wilayah secara
keseluruhan, sementara road density adalah perbandingan antara luas jalan terhadap luas
wilayah.
Tabel III-10: Road Density di Kab. Bandung
No. Jalan Panjang (km) Lebar
(rata-rata km)
Luas
(km2)
1 Nasional 81,14 0,014 1,14
2 Provinsi 160,04 0,007 1,12
3 Kabupaten 1.155,34 0,007 8,09
4 Total Luas Jalan (km2) 10,34
5 Luas Wilayah Kab. Bandung (km2) 1.762,39
6 Road Ratio (= 4 / 5) 0,59%
7 Luas Wilayah Terbangun (km2) 191,56
8 Road Density (= 4 / 7) 5,40%
Sumber: Masterplan Transdar, 2015
RPJMD Kab. Bandung 2016 – 2021 (hal. II-8)
Tabel III-10 menunjukkan bahwa road ratio Kab. Bandung adalah sebesar 0,59%
sementara road density di Kab. Bandung sebesar 5,4%. Dengan demikian, merespon luas
wilayah terbangun eksisting, Pemerintah Kabupaten Bandung perlu mengupayakan
pembangunan jalan baru sekitar 16,48 km2 atau setara dengan panjang 2.353,45 km
(asumsi lebar jalan 7 meter) dan luasan ini dipastikan akan terus harus ditingkatkan
dengan adanya perkembangan luasan wilayah terbangun.
6. Traffic Engineering (Manajemen Rekayasa Lalu Lintas)
Lokus analisis kinerja di bidang manajemen rekayasa lalu lintas adalah ruas dan jaringan
jalan, serta persimpangan. Analisis kinerja untuk ruas jalan dan persimpangan ditentukan
berdasar indikator-indikator sebagai berikut:
a. Indikator pada ruas jalan:
1) Kecepatan lalu lintas (km/jam), berkaitan erat dengan waktu tempuh perjalanan di
sepanjang ruas jalan.
2) Volume Capacity Ratio (VCR) adalah rasio volume lalu lintas tersibuk (dalam satuan
mobil penumpang atau smp) terhadap kapasitas jalan.
3) Kepadatan (smp.menit/km), merupakan indikator sekunder yang didasarkan pada
data volume lalu lintas dan kecepatan lalu lintas.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-41
b. Indikator pada persimpangan:
1) Degree of saturation (DS), yaitu derajat kejenuhan suatu simpang yang merupakan
perbandingan antara arus lalu lintas yang melalui simpang dengan kapasitas
simpang.
2) Peluang antrian (smp), yaitu jumlah kendaraan yang mengalami antrian di simpang
selama waktu merah dalam 1 siklus.
3) Tundaan (detik), yaitu waktu tambahan yang diperlukan untuk melewati suatu
simpang, dihitung sejak mobil paling belakang berhenti terkena antrian saat lampu
merah, sampai dengan mobil tersebut melewati mulut simpang/garis henti.
4) Rasio belok kanan, yaitu rasio jumlah kendaraan yang membelok ke kanan terhadap
jumlah kendaraan di setiap kaki simpang.
5) Proporsi kendaraan berat, yaitu rasio volume kendaraan berat yang melewati
simpang terhadap volume kendaraan secara keseluruhan.
Analisis kinerja yang diadop adalah analisis kinerja dinamis, karena analisis kinerja statis
secara garis besar sudah terukur saat penghitungan kapasitas ruas maupun simpang.
Selebihnya dari itu, analisis kinerja statis cenderung merupakan indikator kinerja urusan
di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang – sub urusan jalan dan sub urusan penataan
ruang, karena lebih didasarkan kepada indikator geometrik jalan/simpang, kondisi
perkerasan atau rasio kerusakan jalan, jumlah akses serta hambatan samping.
Walaupun memang, analisis kinerja statis pun dipengaruhi oleh ketersediaan perlengkapan
jalan, yang merupakan indikator kinerja urusan perhubungan – sub urusan LLAJ.
Analisis kinerja dinamis, didasarkan pada indikator-indikator untuk ruas jalan dan
persimpangan sebagaimana tersebut di atas, sehingga diperoleh gambaran terkait dengan
level of service (LoS) atau tingkat pelayanan jalan.
LoS menurut PP No. 32/2011 adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan kondisi operasional lalu lintas. Penetapan tingkat pelayanan jalan di jalan
kabupaten ditetapkan oleh Peraturan Bupati, meliputi:
a. rasio antara volume dan kapasitas jalan;
b. kecepatan;
c. waktu perjalanan;
d. kebebasan bergerak;
e. keamanan;
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-42
f. keselamatan;
g. ketertiban;
h. kelancaran; dan
i. penilaian pengemudi terhadap kondisi arus lalu lintas.
Dalam Permenhub No. KM. 14 Tahun 2006, dijelaskan bahwa pengklasifikasian tingkat
pelayanan terdiri atas:
a. Tingkat pelayanan A:
1) Indeks kuantitatif 6.
2) Kondisi kualitatif:
arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi.
kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat dikendalikan
oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan maksimum/minimum dan
kondisi fisik jalan.
pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau
dengan sedikit tundaan.
b. Tingkat pelayanan B:
1) Indeks kuantitatif 5.
2) Kondisi kualitatif:
arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh
kondisi lalu lintas.
kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum mempengaruhi
kecepatan.
pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan lajur
jalan yang digunakan.
c. Tingkat pelayanan C:
1) Indeks kuantitatif 4.
2) Kondisi kualitatif:
arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan oleh
volume lalu lintas yang lebih tinggi.
kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas meningkat.
pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau
mendahului.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-43
d. Tingkat pelayanan D:
1) Indeks kuantitatif 3.
2) Kondisi kualitatif:
arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan kecepatan
masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi arus.
kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan
temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar.
pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam menjalankan
kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat ditolerir untuk
waktu yang singkat.
e. Tingkat pelayanan E:
1) Indeks kuantitatif 2.
2) Kondisi kualitatif:
arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu lintas
mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah.
kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi.
pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek.
f. Tingkat pelayanan F:
1) Indeks kuantitatif 1.
2) Kondisi kualitatif:
arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang.
kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi kemacetan
untuk durasi yang cukup lama.
dalam keadaan antrian, kecepatan maupun volume turun sampai 0.
Tingkat pelayanan yang diinginkan seharusnya ditetapkan oleh Menteri/Gubernur/Bupati
sesuai dengan kewenangan jalannya. Namun merujuk pada Permenhub No. KM. 14
Tahun 2006, tingkat pelayanan yang diinginkan sekurang-kurangnya adalah:
a. Untuk jaringan jalan primer:
1) jalan arteri primer, tingkat pelayanan B.
2) jalan kolektor primer, tingkat pelayanan B.
3) jalan lokal primer, tingkat pelayanan C.
4) jalan tol, tingkat pelayanan B.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-44
b. Untuk jaringan jalan sekunder:
1) jalan arteri sekunder, tingkat pelayanan C.
2) jalan kolektor sekunder, tingkat pelayanan C.
3) jalan lokal sekunder, tingkat pelayanan D.
4) jalan lingkungan, tingkat pelayanan D.
Adapun tingkat pelayanan jalan di wilayah Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:
Tabel III-11: Tingkat Pelayanan Jalan di Kab. Bandung
No. Fungsi Jalan Kewenangan LoS
Eksisting
LoS
Seharusnya Contoh Ruas Jalan
1 Arteri primer Provinsi/Pusat 1,21 (E) B
Jl. Kopo, Jl. Cinunuk,
Jl. Raya Rancaekek,
Jl. M. Toha,
Jl. Ry. Bojongsoang
2 Arteri sekunder Kabupaten 1,17 (E) C
Jaringan jalan kawasan
perumahan TKI,
Jl. Al-Fathu dan
terusannya
3 Kolektor primer Kabupaten 3,38 (C) B Ruas Banjaran-Soreang
4 Kolektor sekunder Kabupaten 2,89 (D) C
5 Lokal Kabupaten 4,5 (B) D
6 Keseluruhan Kabupaten 2,83 (D) Sumber: Dinas Bina Marga, 2013
Laporan Umum Tim PKL Kabupaten Bandung, Taruna DIV STTD Tahun 2013
Masterplan Transportasi, 2015
Berkaitan dengan Tabel III-10, bahwa kapasitas jalan di Kab. Bandung masih jauh dari
memadai (analisis kinerja statis). Hal tersebut mempengaruhi tingkat pelayanan jalan
terhadap lalu lintas (analisis kinerja dinamis) sebagaimana ditunjukkan dalam
Tabel III-11, di mana seluruh jalan di Kabupaten Bandung berada di bawah rentang kinerja
standar.
Adapun tugas DISHUB Kab. Bandung yang harus segera dilaksanakan adalah pelaksanaan
manajemen dan rekayasa lalu lintas terkait aktivasi layanan Jalan Tol SOROJA.
Selebihnya, di Kabupaten Bandung terinventaris sejumlah 31 persimpangan yang perlu
dilengkapi dengan APILL Traffic Light, dan berdasar histori musrenbang 2013 s.d. 2016
diperkirakan permintaan masyarakat akan APILL Warning Light mencapai 139 titik.
Sampai dengan Tahun 2016 (sebelum RENJA Perubahan), baru terpasang 3 APILL Traffic
Light.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-45
7. Public Transport (Pelayanan Angkutan Umum)
Menganalisa hasil survey update data perencanaan (Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian
Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Bulan Agustus Tahun 2016), kinerja angkutan
penumpang umum dalam trayek di Kab. Bandung adalah sebagaimana Tabel III-12 berikut.
Tabel III-12: Load Factor Angkutan Penumpang Umum di Kab. Bandung
No.
Jenis Layanan
Angkutan Penumpang Umum
dalam Trayek
∑Seat/Hari ∑Penumpang/Hari Load
Factor
1 2 3 4 5=(4/3)*100%
1 Trayek Lokal Kab. Bandung
(kewenangan DISHUB Kab. Bandung) 126.186 84.508 66,97%
2
Trayek AKDP
(angkutan kota dalam provinsi,
kewenangan DISHUB Prov. JABAR)
212.004 164.420 77,56%
3
Trayek perbatasan
(AKDP yang di-MoU-kan untuk
dikelola bersama oleh kabupaten/kota
yang berbatasan)
19.968 13.186 66,04%
4 Keseluruhan 358.158 262.114 73,18%
Sebetulnya angka load factor 73,18% merupakan angka yang sangat baik, karena hal
tersebut menunjukkan bahwa pengguna angkutan umum masih cukup banyak, dibandingkan
dengan jumlah kendaraan yang beroperasi. Namun kembali lagi mengingat uraian
sebelumnya, bahwa perjalanan dengan menggunakan angkutan umum di Kabupaten Bandung
pada Tahun 2013 adalah sebesar 5,89% dari 11.391.178 total perjalanan yang
terbangkitkan, atau setara dengan 670.940 penumpang per hari. Dan dengan prediksi total
perjalanan yang terbangkitkan di 2016 sebanyak 18.554.693, moda share Tahun 2016
menurun menjadi 1,41% pada posisi jumlah penumpang angkutan umum sebanyak 262.114
orang per hari.
Sehingga dengan memperhatikan jumlah penumpang angkutan umum serta moda share dari
tahun ke tahun, maka predikat kinerja baik pada kisaran angka load factor 73,18% menjadi
gugur. Angka tersebut hanya menggarisbawahi bahwa jumlah layanan angkutan umum
(∑Seat/Hari) harus ditingkatkan agar mampu mendorong peningkatan ∑Penumpang/Hari.
Data tersebut dipertimbangkan wajar, mengingat bahwa:
a. Jumlah perjalanan meningkat rata-rata sebesar 4,2% per tahun. Dari Tahun 2013
ke 2016 diprediksi jumlah perjalanan meningkat sebanyak 7.163.515.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-46
b. Kinerja layanan angkutan umum tidak berubah, dan semakin ditinggalkan para potential
users-nya baik pelaku perjalanan rutin seperti orang bekerja dan anak sekolah, maupun
orang yang memiliki keterbatasan akses terhadap kendaraan pribadi (anak-anak, orang
lanjut usia, orang yang tidak dapat mengemudikan kendaraan, keluarga berpendapatan
rendah). Seiring peningkatan PDRB, semakin banyak orang yang ‘memaksakan’ mampu
membeli kendaraan, di mana efisiensi waktu dan uang menjadi bahan pertimbangan,
dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum.
c. Angka pertumbuhan jumlah perjalanan yang jauh lebih cepat, dari stagnasi bahkan
angka penurunan kinerja layanan angkutan umum, menyebabkan moda share menurun
drastis dalam kurun waktu 3 tahun (4,07% setara dengan 332.818 penumpang beralih
ke moda lainnya).
Sebagai pembanding, di Gambar III-3 terlihat bahwa moda share penggunaan angkutan
penumpang umum di kota-kota best practice dalam pengembangan sistem transportasi dan
layanan perkotaannya di Australia, berada pada kisaran 5% s.d. 10% dari Tahun 1977
s.d. 2007 (Australian Social Trends, 2008). Capaian moda share tersebut dirasakan wajar,
di mana berdasarkan hasil observasi atau survey data primer di Melbourne, bahwa
penggunaan angkutan umum sangatlah nyaman dan mudah bahkan untuk pendatang
sekalipun, seiring dengan kebijakan disinsentif bagi pengguna kendaraan pribadi, seperti
pembatasan akses ke pusat kota, tarif parkir yang tinggi, pembatasan durasi parkir, dll.
Di kota-kota lainnya di dunia, tingkat penggunaan angkutan umum bervariasi. Untuk sekelas
Melbourne saja, tingkat moda share-nya masih rendah jika dibandingkan dengan London
dan Paris (19%), Tokyo dan Hongkong (30%). Walaupun memang masih lebih tinggi
tingkatannya jika dibandingkan dengan moda share di Los Angeles dan New York (3%).
Tingkat penggunaan angkutan umum biasanya berbanding lurus dengan tingkat penggunaan
sarana tidak bermotor.
Memperhatikan angka load factor (LF) atau faktor muatan eksisting pada Tabel III-12,
seharusnya jumlah layanan angkutan penumpang umum di Kab. Bandung adalah
sebanyak 374.449 seat/hari. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bandung bersama dengan
stakeholders (terutama Pemerintah Provinsi Jawa Barat) harus segera meningkatkan
kapasitas layanan angkutan umum. Hal ini merujuk Keputusan Menteri Perhubungan No.
KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan
Umum, yang mengatur bahwa dalam rangka perencanaan jumlah kebutuhan kendaraan
angkutan penumpang umum dalam trayek, harus mempertimbangkan faktor muatan 70%.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-47
Hal ini tidak serta merta diartikan sebagai penambahan kendaraan, karena jenis
kendaraan yang digunakan sangat mempengaruhi tingkat kinerja layanan. Jenis moda kecil
yang digunakan saat ini, sangat jelas terbukti tidak mampu mendorong peningkatan moda
share. Peningkatan kapasitas layanan harus berorientasi pada ketersediaan jumlah seat
atau kursi dalam moda yang relatif besar, bukan jumlah kendaraan dengan kapasitas kecil
setara mobil penumpang.
Gambar III-3:
Moda Share Angkutan Umum di Kota-kota Best Practice Dunia
PROPORTION OF PASSENGER-KILOMETRES TRAVELLED BY MOTORISED VEHICLE
Source: Bureau of Transport and Regional Economics (BTRE), 2007 Estimating urban traffic and
congestion cost trends for Australian cities, Working Paper 71; BTRE unpublished data (1945-1976).
MODES OF TRANSPORT: CITIES IN SELECTED REGIONS
(a) Refers to average rates across selected major cities.
(b) Based on 1995 data.
Source: Kenworthy, JR 2003, Transport Energy Use and Greenhouse Gases in Urban Passenger
Transport Systems: A Study of 84 Global Cities.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-48
Selebihnya, DISHUB Kab. Bandung masih harus menata jaringan trayek di Kab. Bandung,
mengingat masih terdapat beberapa zona di Kabupaten Bandung yang memiliki
keterbatasan akses bahkan tidak terlayani sama sekali oleh angkutan penumpang umum
dalam jaringan trayek lokal (walaupun beberapa masih terlayani oleh AKDP), seperti:
a. Zona 6 (kutawaringin).
b. Zona 12 (pasirjambu).
c. Zona 18 (bojongsoang).
d. Zona 19 (baleendah).
e. Zona 22 (cimenyan-cilengkrang).
f. Zona 23 (cileunyi).
g. Zona 25 (ciparay).
Selain hal-hal tersebut di atas, pengendalian terhadap ketertiban operasional layanan
angkutan umum pun perlu digarisbawahi, memperhatikan bahwa masih adanya beberapa
penyimpangan layanan trayek di lapangan yang dilakukan oleh penyedia jasa angkutan
umum.
Untuk pengembangan sarana transportasi umum, hal-hal yang perlu dipertimbangkan
antara lain:
a. Peningkatan kinerja layanan eksisting di antaranya melalui penataan tarif/tiket,
pengendalian standar pelayanan, pemberian insentif/subsidi, pengembangan urban
design yang mengadop transit oriented development.
b. Pengembangan sarana angkutan massal, terutama merespon kereta api cepat Jakarta-
Bandung, aktivasi layanan Tol Soroja, seiring dengan poin a.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-49
8. Safety Transport (Keselamatan Lalu Lintas)
Profil keselamatan lalu lintas terkait erat dengan seberapa besar peluang atau resiko
kecelakaan lalu lintas di suatu ruas jalan. Data kecelakaan yang diperoleh dari POLRES
Bandung, serta beberapa data online, sebagaimana terekap dalam LKIP DISHUB Kab.
Bandung Tahun 2015 (Tabel III-13) menunjukkan bahwa jumlah penanganan kasus
kecelakaan lalu lintas rata-rata menurun sebesar 8,69% per tahunnya.
Tabel III-13:
Data Kecelakaan Lalu Lintas 2011 s.d. 2015
No. Penanganan Kasus
Kecelakaan Lalu Lintas Jumlah Pertumbuhan/(Penurunan)
1 Tahun 2010 695 (22,45%)
2 Tahun 2011 539 (14,47%)
3 Tahun 2012 461
(6,94%)
4 Tahun 2013 429
4,20%
5 Tahun 2014 447 (3,8%)
6 Tahun 2015 430
Rata-rata (8,69%)
Ruas-ruas jalan yang terinventaris oleh pihak POLRES Bandung sebagai ruas rawan
kecelakaan adalah:
a. Jalan Raya Pasirjambu – Ciwidey – Rancabali.
b. Jalan Raya Banjaran – Pameungpeuk.
c. Jalan Laswi.
d. Jalan Siliwangi.
e. Jalan Raya Rancaekek.
f. Jalan Raya Nagreg km 35 s.d. 38.
Sementara ruas-ruas jalan yang terinventaris oleh masyarakat (hasil survey home
interview Tahun 2013) sebagai ruas rawan kecelakaan adalah:
a. Jalan Raya Kopo.
b. Jalan Raya Bandung – Banjaran.
c. Jalan Raya Soreang – Batujajar.
d. Jalan Raya Cinunuk.
e. Jalan Raya Bojongsoang.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-50
f. Jalan Raya Banjaran – Pangalengan.
g. Jalan Pangalengan – Cukul.
h. Jalan Majalaya – Panggilingan.
i. Jalan Cicalengka – Sawahbera.
Dan dalam kurun waktu Tahun 2009 s.d. September 2013 tercatat sebanyak 553 kejadian
kecelakaan di ke-6 ruas tersebut, atau setara dengan 27,79% dari total kecelakaan di
Kab. Bandung. Adapun profil korban kecelakaan dalam kurun waktu tersebut adal:
a. Rentang usia dominan 5 s.d. 15 tahun (44,07%) dan 16 s.d. 25 tahun (34,90%).
b. Profesi dominan karyawan swasta (74,72%).
c. Latar belakang pendidikan dominan setingkat SMP dan SMA (64,88%).
d. Kendaraan yang digunakan dominan sepeda motor (66%) dan sisanya roda >4 (34%).
e. Jam kejadian kecelakaan pukul 00-06 (19,32%), 06-12 (28,47%), 12-18 (30,85%), dan
pukul 18-24 (21,36%).
9. Multimodal Transport (Multimoda)
Dalam Penjelasan Pasal 165 UU 22/2009, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
“angkutan multimoda” adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua)
moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak yang menggunakan dokumen
angkutan multimoda dari 1 (satu) tempat penerimaan barang oleh operator angkutan
multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang tersebut.
Pengertian tersebut, memang sudah menjadi pengertian yang mendunia berdasar
beberapa referensi. Namun, menelaah fugsinya, multimoda juga difahami sebagai bentuk
fungsi integrasi antar moda transportasi yang digunakan oleh orang dan/atau barang.
Dengan fokus dan lokus analisa multimoda pada simpul-simpul transportasi berbasis rel,
yaitu stasiun, disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Belum adanya fasilitas integrasi moda yang baik, seperti:
Urban design yang mengadop transit oriented development, integrasi antara
rencana induk terminal, stasiun, jaringan trayek, halte, dan pedestrianization.
Informasi di simpul-simpul transportasi, yang memberi keterangan jelas bagi
pengguna layanan angkutan terutama para pendatang, terkait cara menuju tempat
tujuan.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-51
Fasilitas menunggu kendaraan yang nyaman bagi para penumpang. terutama setelah
kelelahan berjalan jauh, menunggu lama dan berdiri.
Tiket terpadu layanan angkutan umum.
b. Belum tersedianya angkutan pemadu moda yang baik, di mana simpul transportasi
seperti stasiun belum terlayani oleh jaringan trayek angkutan umum.
c. Aksesibilitas menuju stasiun masih buruk.
d. Jaringan lintas angkutan barang belum ditetapkan dalam bentuk produk hukum yang
mengikat, sehingga angkutan barang secara de facto bebas melewati semua jalan di
Kabupaten Bandung.
e. Letak pusat perindustrian dan perdagangan tersebar di banyak kecamatan tanpa
panduan urban design yang baik, sehingga berdampak pada sporadis rute angkutan
barang.
G. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Isu-isu strategis dalam Sub Bab ini merupakan review kembali atas faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan tugas fungsi dan pelayanan yang diberikan oleh DISHUB Kab.
Bandung. Faktor-faktor dimaksud berdasar tinjauan terhadap beberapa aspek sebagai
berikut.
1. Isu Strategis Meninjau Gambaran Pelayanan DISHUB Kab. Bandung.
a. Restrukturisasi kelembagaan sebagai tindaklanjut UU No. 23 Tahun 2014.
b. Pengarusutamaan gender dan perencanaan responsive gender.
c. Rencana aksi daerah dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi.
d. SAKIP, capaian kinerja output outcome daripada program kegiatan, serta kesesuaian
dokumen perencanaan kinerja dengan program, kegiatan dan dokumen anggaran.
e. Indeks kepuasan masyarakat.
f. Keterbatasan kapasitas prasarana terminal.
g. Pemenuhan kompetensi teknis aparatur perhubungan.
h. Pengelolaan PAD Bidang Perhubungan.
i. Kinerja pegawai.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-52
2. Isu Strategis Meninjau Sasaran Jangka Menengah pada Renstra Kementerian
Perhubungan.
a. Penurunan emisi GRK dari sektor transportasi, melalui kegiatan smart driving,
penggunaan APILL-ATCS, peningkatan kualitas andalalin, pengadaan bus massal atau
BRT, transit oriented development (TOD) dan pedestrianization.
b. Subsidi untuk angkutan perintis.
c. SAKIP.
3. Isu Strategis Meninjau Sasaran Jangka Menengah pada Renstra DISHUB Provinsi
Jawa Barat.
Pengembangan rencana perkeretaapian, terdiri dari:
Monorail Metro Bandung;
Kereta api cepat Jakarta – Bandung – Kertajati - Cirebon;
Elektrifikasi, pengembangan KRL Padalarang – Cicalengka;
Pembangunan jalur ganda Kiaracondong – Rancaekek – Cicalengka;
Pengembangan jalur kereta api khusus cargo;
Reaktivasi jalur KA Bandung - Ciwidey.
4. Isu Strategis Meninjau Implikasi RTRW bagi Pelayanan DISHUB Kab. Bandung.
a. Pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan Soreang (Pusat Pemerintahan)
dengan wilayah pengembangan lainnya.
b. Pengembangan sistem angkutan umum massal.
c. Pembangunan Jalan Tol Soroja, Jalan Tol Cisumdawu, Jalan Tol Gedebage-Tegalluar-
Majalaya.
d. Pengembangan AKAP dan AKDP.
e. Pembangunan terminal penumpang.
f. Pengembangan angkutan berbasis rel.
g. Pengembangan angkutan massal berbasis jalan pada ruas Bandung–Soreang, Bandung–
Banjaran, Bandung–Majalaya, Bandung–Cileunyi–Rancaekek.
h. Pembangunan LRT Batununggal-Soreang (24,2 km) dan Alun-alun Bandung–Dayeuhkolot
(8,4 km).
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-53
5. Isu Strategis Meninjau Implikasi KLHS bagi Pelayanan DISHUB Kab. Bandung.
a. Topografi Kab. Bandung 62,56% perbukitan landai hingga pegunungan, berpengaruh
pada karakteristik pergerakan dan pemilihan moda transportasi.
b. Kabupaten Bandung harus mengembangkan sistem transportasi yang mendukung
kegiatan industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pertanian (mata
pencaharian penduduk dominan, sektor dengan nilai dan kontribusi tertinggi tertinggi
bagi PDRB).
c. Pergerakan internal-eksternal eksternal-internal antara Kab. Bandung dengan Kota
Bandung menjadi data dasar kebutuhan sarana, prasarana dan layanan transportasi
antar kota.
d. Perlunya peningkatan kapasitas jalan utama, manajemen transportasi serta pengaturan
pertumbuhan industri di sepanjang koridor utama.
6. Isu Strategis Meninjau Telaahan Teknis Sistem Transportasi Darat di Kabupaten
Bandung.
a. Urgensitas kebutuhan peningkatan kapasitas prasarana jalan serta layanan sarana
transportasi umum.
b. Road density Kab. Bandung adalah sebesar 5,4%, sehingga merespon luas wilayah
terbangun eksisting saja perlu dibangun jalan seluas 16,48 km2 atau setara
dengan 2.353,45 km panjang jalan (asumsi rata-rata lebar 7 meter). Dengan semakin
bertambahnya luas wilayah terbangun di Kab. Bandung, maka kebutuhan penambahan
ruas jalan pun semakin meningkat.
c. Jumlah perjalanan yang terbangkitkan meningkat 4,2% per tahunnya, dengan trip
rate >3.
d. Akselerasi penyepakatan solusi permasalahan transportasi di Kab. Bandung dengan
Pemprov Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung. Hal ini menimbang bahwa, lalu
lintas tertinggi untuk orang maupun barang adalah lalu lintas menuju dan dari Kota
Bandung, ruas-ruas jalan yang sangat macet pun adalah ruas-ruas yang menghubungkan
Kab. Bandung dengan Kota Bandung, yang mana layanan angkutan umum yang beroperasi
di sana adalah angkutan umum pada trayek AKDP.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-54
e. Berdasarkan CFDR rasio tertimbang, terdeteksi kebutuhan pengembangan prasarana
jalan sebagai berikut:
1) Pembangunan jalan baru, yang menghubungkan:
Cimenyan/Cilengkrang – Bojongsoang/Tegalluar/Rancaekek.
Margaasih - Kutawaringin.
Cikancung - Cicalengka/Nagreg.
2) Peningkatan kapasitas jalan, yang menghubungkan:
Arjasari – Cangkuang/Banjaran/Pameungpeuk.
Katapang - Cangkuang/Banjaran/Pameungpeuk/Arjasari.
3) Pembangunan jalan pintas yang lebih dekat:
Pangalengan – Arjasari.
Bojongsoang/Tegalluar – Cileunyi/Rancaekek (direspon dengan pembukaan
Tolgate di Gedebage/Tegalluar).
f. Di Tahun 2013, moda share angkutan umum dari total perjalanan hanya berkisar 5,89%
sementara sepeda motor mendominasi hingga 74,67%.
g. Potensi perjalanan yang dapat didorong untuk dialihkan ke angkutan umum, adalah
perjalanan untuk maksud kegiatan rutin seperti bekerja dan belajar, dengan kisaran
moda share 65%.
h. Perlunya pengembangan sarana angkutan umum, baik dalam rangka peningkatan
kapasitas layanan, kenyamanan, maupun kehandalan.
i. Pengembangan konsep TOD dan pedestrianization, serta penetapannya dengan produk
hukum yang mengikat.
j. Manajemen rekayasa lalu lintas, yang sekaligus merespon aspek penurunan resiko
kecelakaan lalu lintas, peningkatan keselamatan, serta penanganan banjir dan longsor.
k. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi Kab. Bandung, prioritas manajemen
rekayasa lalu lintas di setiap kecamatan yang merupakan lokus produk-produk unggulan,
yang berkontribusi tinggi terhadap PDRB Kab. Bandung (industri pengolahan,
perdagangan, hotel restoran, pertanian).
l. Pengembangan simpul transportasi di Alamendah dan seputaran exit Tol Soroja.
m. Mendukung Misi Bupati dalam meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah, di
sektor transportasi melalui pelaksanaan pengaturan dan pengawasan arus lalu lintas
harian dan hari-hari tertentu.
n. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban
berlalu lintas.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 III-55
o. Peningkatan frekwensi layanan uji emisi dalam rangka penurunan polusi udara.
p. Peningkatan perolehan PAD Bidang Perhubungan.
q. Mendorong aparat perhubungan untuk meningkatkan profesionalitas dirinya dengan
kompetensi teknis perhubungan.
r. Peningkatan nilai AKIP, melalui penyusunan, sosialisasi dan akselerasi SAKIP.
s. Pengendalian indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas pelayanan publik bidang
perhubungan.
Ke-6 kelompok isu strategis tersebut di atas, kemudian akan dijadikan landasan dalam
menetapkan fokus dan lokus program kegiatan, serta pentahapan pencapaian target
kinerjanya, sebagaimana diuraikan dalam BAB IV, V, dan VI.
Tabel III-6: Proyeksi Perjalanan di Kabupaten Bandung untuk Periode Tahun 2016-2021
BANGKITAN TARIKAN JML PERJALANAN MODEL/PERSAMAAM REGRESI JML PENDUDUK BANGKITAN JML PERJALANAN
2 3 7 8 9 10
Pi Aj Pi' (based on 5) Aj'= (Aj * Pi')/Pi (∑Pi'/∑Aj')*Aj' 7 + 9
1 137.580 207.351 344.931 Y = 0.391 + 2.171 X1 58.781 127.614 192.331 196.388 324.002
2 107.255 102.922 210.177 Y = 1.203 + 1.150 X1 + 0.818 X2 47.275 810.656 777.903 794.314 1.604.969
3 177.750 228.328 406.078 Y = 0.866 + 2.020 X1 105.476 213.062 273.688 279.462 492.524
4 166.375 163.423 329.798 Y = 1.009 + 1.621 X1 + 0.459 X2 81.030 555.723 545.864 557.380 1.113.102
5 120.741 139.660 260.401 Y = 0.289 + 1.858 X1 + 0.552 X2 38.902 582.636 673.926 688.144 1.270.779
6 111.317 160.761 272.078 Y = 0.432 + 2.128 X1 44.299 94.269 136.140 139.012 233.281
7 111.954 137.613 249.567 Y = 0.917 + 1.901 X1 45.675 86.829 106.729 108.981 195.810
8 227.464 202.338 429.802 Y = 0.510 + 1.695 X1 + 0.473 X2 150.057 691.663 615.261 628.241 1.319.904
9 229.048 203.535 432.584 Y = 0.469 + 2.032 X1 132.648 269.541 239.518 244.571 514.112
10 238.289 282.165 520.454 Y = 0.653 + 1.981 X1 130.433 258.388 305.965 312.420 570.808
11 306.290 247.883 554.172 Y = 0.547 + 2.056 X1 194.771 400.450 324.087 330.924 731.374
12 121.642 85.473 207.115 Y = 0.822 + 1.883 X1 87.263 164.317 115.459 117.895 282.212
13 152.149 88.421 240.570 Y = 0.683 + 1.986 X1 145.818 289.595 168.299 171.849 461.444
14 226.407 236.241 462.648 Y = 0.445 + 2.031 X1 123.556 250.943 261.842 267.366 518.309
15 285.565 187.623 473.188 Y = 0.188 + 2.151 X1 168.807 363.104 238.568 243.601 606.705
16 144.320 112.666 256.985 Y = 0.411+ 2.079 X1 66.294 137.826 107.596 109.866 247.691
17 212.939 177.125 390.064 Y = 0.740 + 1.960 X1 152.687 299.267 248.933 254.185 553.452
18 239.732 200.068 439.800 Y = 0.338 + 2.046 X1 99.896 204.388 170.571 174.170 378.557
19 164.445 192.441 356.886 Y = 0.530 + 2.069 X1 83.258 223.965 262.093 267.622 491.587
20 176.172 238.653 414.825 Y = 0.738 + 2.013 X1 106.310 214.003 289.900 296.016 510.019
21 215.546 181.473 397.019 Y = 0.807 + 1.955 X1 183.513 358.769 302.056 308.429 667.197
22 177.380 137.956 315.337 Y = 0.339 + 2.090 X1 168.311 351.770 273.588 279.359 631.130
23 226.057 203.539 429.596 Y = 0.491 + 2.089 X1 172.882 361.151 325.176 332.036 693.187
24 195.807 210.749 406.556 Y = 0.751 + 2.010 X1 126.625 254.517 273.939 279.718 534.235
25 112.000 193.038 305.038 Y = 0.751 + 1.979 X1 58.917 116.597 200.961 205.201 321.798
26 144.641 197.304 341.944 Y = 0.723 + 1.994 X1 73.796 147.150 200.726 204.961 352.111
27 169.292 193.523 362.815 Y = 0.953 + 2.025 X1 84.732 171.583 196.143 200.280 371.864
28 236.504 283.047 519.551 Y = 0.515 + 2.046 X1 166.738 341.146 408.283 416.896 758.043
29 213.502 194.965 408.467 Y = 0.875 + 1.818 X1 174.241 316.771 289.268 295.370 612.141
30 140.061 104.729 244.790 Y = 0.674 + 1.934 X1 90.702 175.418 131.168 133.935 309.353
31 207.365 200.577 407.943 Y = 0.455 + 2.031 X1 218.727 444.235 429.692 438.757 882.992
JML PERJALANAN DI KAB. BDG 5.695.589 5.695.589 11.391.178 Y = 0.455 + 2.031 X2 3.582.420 9.277.346 9.085.675 9.277.346 18.554.693
JML KEND DI KAB. BDG 663.440 924.558
1 4 5
TAHUN 2016ZONA
TAHUN 2013
TARIKAN
6
Tabel III-6: Proyeksi Perjalanan di Kabupaten Bandung untuk Periode Tahun 2016-2021
BANGKITAN TARIKAN JML PERJALANAN MODEL/PERSAMAAM REGRESI
2 3
Pi Aj
1 137.580 207.351 344.931 Y = 0.391 + 2.171 X1
2 107.255 102.922 210.177 Y = 1.203 + 1.150 X1 + 0.818 X2
3 177.750 228.328 406.078 Y = 0.866 + 2.020 X1
4 166.375 163.423 329.798 Y = 1.009 + 1.621 X1 + 0.459 X2
5 120.741 139.660 260.401 Y = 0.289 + 1.858 X1 + 0.552 X2
6 111.317 160.761 272.078 Y = 0.432 + 2.128 X1
7 111.954 137.613 249.567 Y = 0.917 + 1.901 X1
8 227.464 202.338 429.802 Y = 0.510 + 1.695 X1 + 0.473 X2
9 229.048 203.535 432.584 Y = 0.469 + 2.032 X1
10 238.289 282.165 520.454 Y = 0.653 + 1.981 X1
11 306.290 247.883 554.172 Y = 0.547 + 2.056 X1
12 121.642 85.473 207.115 Y = 0.822 + 1.883 X1
13 152.149 88.421 240.570 Y = 0.683 + 1.986 X1
14 226.407 236.241 462.648 Y = 0.445 + 2.031 X1
15 285.565 187.623 473.188 Y = 0.188 + 2.151 X1
16 144.320 112.666 256.985 Y = 0.411+ 2.079 X1
17 212.939 177.125 390.064 Y = 0.740 + 1.960 X1
18 239.732 200.068 439.800 Y = 0.338 + 2.046 X1
19 164.445 192.441 356.886 Y = 0.530 + 2.069 X1
20 176.172 238.653 414.825 Y = 0.738 + 2.013 X1
21 215.546 181.473 397.019 Y = 0.807 + 1.955 X1
22 177.380 137.956 315.337 Y = 0.339 + 2.090 X1
23 226.057 203.539 429.596 Y = 0.491 + 2.089 X1
24 195.807 210.749 406.556 Y = 0.751 + 2.010 X1
25 112.000 193.038 305.038 Y = 0.751 + 1.979 X1
26 144.641 197.304 341.944 Y = 0.723 + 1.994 X1
27 169.292 193.523 362.815 Y = 0.953 + 2.025 X1
28 236.504 283.047 519.551 Y = 0.515 + 2.046 X1
29 213.502 194.965 408.467 Y = 0.875 + 1.818 X1
30 140.061 104.729 244.790 Y = 0.674 + 1.934 X1
31 207.365 200.577 407.943 Y = 0.455 + 2.031 X1
JML PERJALANAN DI KAB. BDG 5.695.589 5.695.589 11.391.178 Y = 0.455 + 2.031 X2
JML KEND DI KAB. BDG 663.440
1 4 5
ZONATAHUN 2013
JML PENDUDUK BANGKITAN JML PERJALANAN
12 13 14 15
Pi' (based on 5) Aj'= (Aj * Pi')/Pi (∑Pi'/∑Aj')*Aj' 12 + 14
59.722 129.657 195.410 199.455 329.112
48.032 896.553 860.329 878.142 1.774.694
107.165 216.474 278.071 283.828 500.302
82.327 605.535 594.793 607.108 1.212.643
39.525 641.171 741.632 756.988 1.398.158
45.008 95.777 138.319 141.183 236.961
46.406 88.219 108.437 110.682 198.901
152.460 744.902 662.619 676.338 1.421.240
134.772 273.857 243.353 248.391 522.249
132.522 262.527 310.865 317.302 579.828
197.890 406.862 329.277 336.095 742.957
88.660 166.948 117.307 119.736 286.684
148.153 294.233 170.994 174.534 468.767
125.534 254.960 266.034 271.542 526.502
171.510 368.918 242.388 247.406 616.324
67.356 140.034 109.320 111.583 251.616
155.132 304.059 252.920 258.156 562.216
101.496 207.661 173.303 176.892 384.553
84.591 227.550 266.289 271.803 499.353
108.012 217.429 294.542 300.640 518.069
186.451 364.513 306.892 313.246 677.759
171.006 357.403 277.968 283.724 641.126
175.650 366.933 330.383 337.223 704.157
128.653 258.593 278.326 284.089 542.682
59.860 118.464 204.178 208.405 326.869
74.978 149.507 203.941 208.164 357.671
86.089 174.331 199.284 203.410 377.741
169.408 346.609 414.821 423.409 770.019
177.031 321.843 293.899 299.985 621.828
92.154 178.227 133.267 136.027 314.253
222.229 451.348 436.572 445.611 896.959
3.639.782 9.631.096 9.435.735 9.631.096 19.262.192
1.028.502
TAHUN 2017
TARIKAN
11
Tabel III-6: Proyeksi Perjalanan di Kabupaten Bandung untuk Periode Tahun 2016-2021
BANGKITAN TARIKAN JML PERJALANAN MODEL/PERSAMAAM REGRESI
2 3
Pi Aj
1 137.580 207.351 344.931 Y = 0.391 + 2.171 X1
2 107.255 102.922 210.177 Y = 1.203 + 1.150 X1 + 0.818 X2
3 177.750 228.328 406.078 Y = 0.866 + 2.020 X1
4 166.375 163.423 329.798 Y = 1.009 + 1.621 X1 + 0.459 X2
5 120.741 139.660 260.401 Y = 0.289 + 1.858 X1 + 0.552 X2
6 111.317 160.761 272.078 Y = 0.432 + 2.128 X1
7 111.954 137.613 249.567 Y = 0.917 + 1.901 X1
8 227.464 202.338 429.802 Y = 0.510 + 1.695 X1 + 0.473 X2
9 229.048 203.535 432.584 Y = 0.469 + 2.032 X1
10 238.289 282.165 520.454 Y = 0.653 + 1.981 X1
11 306.290 247.883 554.172 Y = 0.547 + 2.056 X1
12 121.642 85.473 207.115 Y = 0.822 + 1.883 X1
13 152.149 88.421 240.570 Y = 0.683 + 1.986 X1
14 226.407 236.241 462.648 Y = 0.445 + 2.031 X1
15 285.565 187.623 473.188 Y = 0.188 + 2.151 X1
16 144.320 112.666 256.985 Y = 0.411+ 2.079 X1
17 212.939 177.125 390.064 Y = 0.740 + 1.960 X1
18 239.732 200.068 439.800 Y = 0.338 + 2.046 X1
19 164.445 192.441 356.886 Y = 0.530 + 2.069 X1
20 176.172 238.653 414.825 Y = 0.738 + 2.013 X1
21 215.546 181.473 397.019 Y = 0.807 + 1.955 X1
22 177.380 137.956 315.337 Y = 0.339 + 2.090 X1
23 226.057 203.539 429.596 Y = 0.491 + 2.089 X1
24 195.807 210.749 406.556 Y = 0.751 + 2.010 X1
25 112.000 193.038 305.038 Y = 0.751 + 1.979 X1
26 144.641 197.304 341.944 Y = 0.723 + 1.994 X1
27 169.292 193.523 362.815 Y = 0.953 + 2.025 X1
28 236.504 283.047 519.551 Y = 0.515 + 2.046 X1
29 213.502 194.965 408.467 Y = 0.875 + 1.818 X1
30 140.061 104.729 244.790 Y = 0.674 + 1.934 X1
31 207.365 200.577 407.943 Y = 0.455 + 2.031 X1
JML PERJALANAN DI KAB. BDG 5.695.589 5.695.589 11.391.178 Y = 0.455 + 2.031 X2
JML KEND DI KAB. BDG 663.440
1 4 5
ZONATAHUN 2013
JML PENDUDUK BANGKITAN JML PERJALANAN
17 18 19 20
Pi' (based on 5) Aj'= (Aj * Pi')/Pi (∑Pi'/∑Aj')*Aj' 17 + 19
60.678 131.732 198.538 202.566 334.298
48.801 992.835 952.722 972.053 1.964.889
108.881 219.940 282.523 288.256 508.196
83.645 661.202 649.472 662.651 1.323.853
40.158 706.723 817.456 834.043 1.540.766
45.729 97.312 140.535 143.387 240.698
47.149 89.631 110.173 112.409 202.040
154.901 804.202 715.369 729.884 1.534.087
136.930 278.242 247.250 252.266 530.509
134.644 266.730 315.843 322.252 588.982
201.059 413.378 334.550 341.338 754.716
90.080 169.621 119.186 121.604 291.226
150.525 298.943 173.731 177.257 476.200
127.544 259.042 270.294 275.778 534.820
174.256 374.825 246.269 251.266 626.090
68.435 142.277 111.071 113.324 255.601
157.616 308.928 256.969 262.183 571.112
103.121 210.986 176.078 179.651 390.637
85.945 231.193 270.552 276.041 507.234
109.742 220.911 299.259 305.331 526.243
189.436 370.348 311.805 318.132 688.480
173.744 363.125 282.419 288.149 651.275
178.463 372.810 335.674 342.485 715.295
130.713 262.734 282.783 288.521 551.255
60.818 120.360 207.445 211.654 332.014
76.179 151.902 207.208 211.413 363.314
87.467 177.122 202.474 206.582 383.704
172.121 352.160 421.464 430.016 782.176
179.866 326.997 298.606 304.665 631.662
93.630 181.081 135.402 138.149 319.230
225.787 458.574 443.562 452.562 911.136
3.698.063 10.015.868 9.816.682 10.015.868 20.031.737
1.145.126
TAHUN 2018
TARIKAN
16
Tabel III-6: Proyeksi Perjalanan di Kabupaten Bandung untuk Periode Tahun 2016-2021
BANGKITAN TARIKAN JML PERJALANAN MODEL/PERSAMAAM REGRESI
2 3
Pi Aj
1 137.580 207.351 344.931 Y = 0.391 + 2.171 X1
2 107.255 102.922 210.177 Y = 1.203 + 1.150 X1 + 0.818 X2
3 177.750 228.328 406.078 Y = 0.866 + 2.020 X1
4 166.375 163.423 329.798 Y = 1.009 + 1.621 X1 + 0.459 X2
5 120.741 139.660 260.401 Y = 0.289 + 1.858 X1 + 0.552 X2
6 111.317 160.761 272.078 Y = 0.432 + 2.128 X1
7 111.954 137.613 249.567 Y = 0.917 + 1.901 X1
8 227.464 202.338 429.802 Y = 0.510 + 1.695 X1 + 0.473 X2
9 229.048 203.535 432.584 Y = 0.469 + 2.032 X1
10 238.289 282.165 520.454 Y = 0.653 + 1.981 X1
11 306.290 247.883 554.172 Y = 0.547 + 2.056 X1
12 121.642 85.473 207.115 Y = 0.822 + 1.883 X1
13 152.149 88.421 240.570 Y = 0.683 + 1.986 X1
14 226.407 236.241 462.648 Y = 0.445 + 2.031 X1
15 285.565 187.623 473.188 Y = 0.188 + 2.151 X1
16 144.320 112.666 256.985 Y = 0.411+ 2.079 X1
17 212.939 177.125 390.064 Y = 0.740 + 1.960 X1
18 239.732 200.068 439.800 Y = 0.338 + 2.046 X1
19 164.445 192.441 356.886 Y = 0.530 + 2.069 X1
20 176.172 238.653 414.825 Y = 0.738 + 2.013 X1
21 215.546 181.473 397.019 Y = 0.807 + 1.955 X1
22 177.380 137.956 315.337 Y = 0.339 + 2.090 X1
23 226.057 203.539 429.596 Y = 0.491 + 2.089 X1
24 195.807 210.749 406.556 Y = 0.751 + 2.010 X1
25 112.000 193.038 305.038 Y = 0.751 + 1.979 X1
26 144.641 197.304 341.944 Y = 0.723 + 1.994 X1
27 169.292 193.523 362.815 Y = 0.953 + 2.025 X1
28 236.504 283.047 519.551 Y = 0.515 + 2.046 X1
29 213.502 194.965 408.467 Y = 0.875 + 1.818 X1
30 140.061 104.729 244.790 Y = 0.674 + 1.934 X1
31 207.365 200.577 407.943 Y = 0.455 + 2.031 X1
JML PERJALANAN DI KAB. BDG 5.695.589 5.695.589 11.391.178 Y = 0.455 + 2.031 X2
JML KEND DI KAB. BDG 663.440
1 4 5
ZONATAHUN 2013
JML PENDUDUK BANGKITAN JML PERJALANAN
22 23 24 25
Pi' (based on 5) Aj'= (Aj * Pi')/Pi (∑Pi'/∑Aj')*Aj' 22 + 24
61.650 133.843 201.718 205.723 339.566
49.582 1.100.820 1.056.343 1.077.316 2.178.136
110.624 223.461 287.046 292.745 516.207
84.984 723.462 710.627 724.736 1.448.198
40.801 780.181 902.424 920.341 1.700.523
46.461 98.869 142.785 145.620 244.489
47.904 91.066 111.938 114.160 205.227
157.381 870.327 774.190 789.561 1.659.888
139.123 282.698 251.209 256.197 538.895
136.800 271.001 320.900 327.272 598.273
204.278 419.996 339.906 346.655 766.651
91.522 172.337 121.094 123.498 295.835
152.935 303.730 176.513 180.018 483.747
129.586 263.190 274.621 280.073 543.263
177.046 380.826 250.212 255.179 636.006
69.531 144.555 112.850 115.090 259.646
160.140 313.875 261.084 266.268 580.143
104.772 214.364 178.897 182.449 396.813
87.321 234.894 274.883 280.341 515.235
111.499 224.448 304.050 310.087 534.535
192.469 376.278 316.798 323.088 699.365
176.526 368.940 286.941 292.638 661.578
181.321 378.780 341.049 347.821 726.601
132.806 266.941 287.311 293.015 559.956
61.792 122.287 210.767 214.952 337.239
77.399 154.334 210.527 214.707 369.041
88.868 179.959 205.717 209.801 389.760
174.877 357.799 428.212 436.714 794.513
182.746 332.233 303.387 309.411 641.644
95.129 183.980 137.570 140.301 324.281
229.402 465.916 450.664 459.611 925.527
3.757.275 10.435.390 10.232.234 10.435.390 20.870.781
1.276.038
TAHUN 2019
TARIKAN
21
Tabel III-6: Proyeksi Perjalanan di Kabupaten Bandung untuk Periode Tahun 2016-2021
BANGKITAN TARIKAN JML PERJALANAN MODEL/PERSAMAAM REGRESI
2 3
Pi Aj
1 137.580 207.351 344.931 Y = 0.391 + 2.171 X1
2 107.255 102.922 210.177 Y = 1.203 + 1.150 X1 + 0.818 X2
3 177.750 228.328 406.078 Y = 0.866 + 2.020 X1
4 166.375 163.423 329.798 Y = 1.009 + 1.621 X1 + 0.459 X2
5 120.741 139.660 260.401 Y = 0.289 + 1.858 X1 + 0.552 X2
6 111.317 160.761 272.078 Y = 0.432 + 2.128 X1
7 111.954 137.613 249.567 Y = 0.917 + 1.901 X1
8 227.464 202.338 429.802 Y = 0.510 + 1.695 X1 + 0.473 X2
9 229.048 203.535 432.584 Y = 0.469 + 2.032 X1
10 238.289 282.165 520.454 Y = 0.653 + 1.981 X1
11 306.290 247.883 554.172 Y = 0.547 + 2.056 X1
12 121.642 85.473 207.115 Y = 0.822 + 1.883 X1
13 152.149 88.421 240.570 Y = 0.683 + 1.986 X1
14 226.407 236.241 462.648 Y = 0.445 + 2.031 X1
15 285.565 187.623 473.188 Y = 0.188 + 2.151 X1
16 144.320 112.666 256.985 Y = 0.411+ 2.079 X1
17 212.939 177.125 390.064 Y = 0.740 + 1.960 X1
18 239.732 200.068 439.800 Y = 0.338 + 2.046 X1
19 164.445 192.441 356.886 Y = 0.530 + 2.069 X1
20 176.172 238.653 414.825 Y = 0.738 + 2.013 X1
21 215.546 181.473 397.019 Y = 0.807 + 1.955 X1
22 177.380 137.956 315.337 Y = 0.339 + 2.090 X1
23 226.057 203.539 429.596 Y = 0.491 + 2.089 X1
24 195.807 210.749 406.556 Y = 0.751 + 2.010 X1
25 112.000 193.038 305.038 Y = 0.751 + 1.979 X1
26 144.641 197.304 341.944 Y = 0.723 + 1.994 X1
27 169.292 193.523 362.815 Y = 0.953 + 2.025 X1
28 236.504 283.047 519.551 Y = 0.515 + 2.046 X1
29 213.502 194.965 408.467 Y = 0.875 + 1.818 X1
30 140.061 104.729 244.790 Y = 0.674 + 1.934 X1
31 207.365 200.577 407.943 Y = 0.455 + 2.031 X1
JML PERJALANAN DI KAB. BDG 5.695.589 5.695.589 11.391.178 Y = 0.455 + 2.031 X2
JML KEND DI KAB. BDG 663.440
1 4 5
ZONATAHUN 2013
JML PENDUDUK BANGKITAN JML PERJALANAN
27 28 29 30
Pi' (based on 5) Aj'= (Aj * Pi')/Pi (∑Pi'/∑Aj')*Aj' 27 + 29
62.637 135.985 204.947 208.923 344.908
50.376 1.221.989 1.172.616 1.195.362 2.417.351
112.395 227.039 291.641 297.298 524.337
86.345 793.146 779.076 794.188 1.587.334
41.454 862.545 997.693 1.017.046 1.879.591
47.205 100.453 145.071 147.885 248.338
48.671 92.524 113.730 115.936 208.460
159.901 944.135 839.845 856.136 1.800.271
141.351 287.226 255.232 260.183 547.409
138.990 275.340 326.038 332.362 607.702
207.549 426.721 345.349 352.048 778.769
92.987 175.095 123.032 125.419 300.514
155.384 308.593 179.340 182.818 491.412
131.661 267.404 279.018 284.431 551.835
179.881 386.924 254.218 259.149 646.074
70.644 146.869 114.656 116.880 263.749
162.704 318.901 265.265 270.410 589.311
106.450 217.797 181.762 185.288 403.085
88.719 238.655 279.284 284.701 523.356
113.284 228.041 308.918 314.910 542.951
195.551 382.303 321.871 328.114 710.417
179.353 374.848 291.536 297.191 672.039
184.224 384.844 346.510 353.231 738.076
134.933 271.216 291.912 297.575 568.791
62.781 124.244 214.141 218.295 342.539
78.638 156.805 213.897 218.046 374.851
90.291 182.840 209.011 213.065 395.905
177.677 363.528 435.069 443.508 807.035
185.672 337.553 308.245 314.224 651.777
96.652 186.926 139.772 142.483 329.409
233.075 473.376 457.879 466.761 940.137
3.817.435 10.893.866 10.686.574 10.893.866 21.787.732
1.423.050
TARIKAN
TAHUN 2020
26
Tabel III-6: Proyeksi Perjalanan di Kabupaten Bandung untuk Periode Tahun 2016-2021
BANGKITAN TARIKAN JML PERJALANAN MODEL/PERSAMAAM REGRESI
2 3
Pi Aj
1 137.580 207.351 344.931 Y = 0.391 + 2.171 X1
2 107.255 102.922 210.177 Y = 1.203 + 1.150 X1 + 0.818 X2
3 177.750 228.328 406.078 Y = 0.866 + 2.020 X1
4 166.375 163.423 329.798 Y = 1.009 + 1.621 X1 + 0.459 X2
5 120.741 139.660 260.401 Y = 0.289 + 1.858 X1 + 0.552 X2
6 111.317 160.761 272.078 Y = 0.432 + 2.128 X1
7 111.954 137.613 249.567 Y = 0.917 + 1.901 X1
8 227.464 202.338 429.802 Y = 0.510 + 1.695 X1 + 0.473 X2
9 229.048 203.535 432.584 Y = 0.469 + 2.032 X1
10 238.289 282.165 520.454 Y = 0.653 + 1.981 X1
11 306.290 247.883 554.172 Y = 0.547 + 2.056 X1
12 121.642 85.473 207.115 Y = 0.822 + 1.883 X1
13 152.149 88.421 240.570 Y = 0.683 + 1.986 X1
14 226.407 236.241 462.648 Y = 0.445 + 2.031 X1
15 285.565 187.623 473.188 Y = 0.188 + 2.151 X1
16 144.320 112.666 256.985 Y = 0.411+ 2.079 X1
17 212.939 177.125 390.064 Y = 0.740 + 1.960 X1
18 239.732 200.068 439.800 Y = 0.338 + 2.046 X1
19 164.445 192.441 356.886 Y = 0.530 + 2.069 X1
20 176.172 238.653 414.825 Y = 0.738 + 2.013 X1
21 215.546 181.473 397.019 Y = 0.807 + 1.955 X1
22 177.380 137.956 315.337 Y = 0.339 + 2.090 X1
23 226.057 203.539 429.596 Y = 0.491 + 2.089 X1
24 195.807 210.749 406.556 Y = 0.751 + 2.010 X1
25 112.000 193.038 305.038 Y = 0.751 + 1.979 X1
26 144.641 197.304 341.944 Y = 0.723 + 1.994 X1
27 169.292 193.523 362.815 Y = 0.953 + 2.025 X1
28 236.504 283.047 519.551 Y = 0.515 + 2.046 X1
29 213.502 194.965 408.467 Y = 0.875 + 1.818 X1
30 140.061 104.729 244.790 Y = 0.674 + 1.934 X1
31 207.365 200.577 407.943 Y = 0.455 + 2.031 X1
JML PERJALANAN DI KAB. BDG 5.695.589 5.695.589 11.391.178 Y = 0.455 + 2.031 X2
JML KEND DI KAB. BDG 663.440
1 4 5
ZONATAHUN 2013
JML PENDUDUK BANGKITAN JML PERJALANAN
32 33 34 35
Pi' (based on 5) Aj'= (Aj * Pi')/Pi (∑Pi'/∑Aj')*Aj' 32 + 34
63.640 138.163 208.229 212.169 350.332
51.183 1.358.013 1.303.145 1.327.799 2.685.812
114.195 230.675 296.312 301.918 532.593
87.728 871.194 855.738 871.928 1.743.122
42.118 954.944 1.104.569 1.125.467 2.080.411
47.961 102.061 147.395 150.183 252.245
49.450 94.005 115.550 117.736 211.742
162.461 1.026.592 913.194 930.470 1.957.063
143.614 291.824 259.319 264.225 556.049
141.216 279.750 331.259 337.526 617.276
210.872 433.553 350.878 357.517 791.070
94.476 177.899 125.002 127.367 305.266
157.872 313.534 182.211 185.658 499.193
133.769 271.685 283.486 288.849 560.534
182.761 393.119 258.288 263.175 656.294
71.775 149.221 116.492 118.696 267.916
165.309 324.006 269.512 274.611 598.617
108.155 221.285 184.674 188.167 409.453
90.140 242.477 283.757 289.126 531.603
115.098 231.693 313.864 319.803 551.496
198.682 388.424 327.024 333.211 721.635
182.225 380.851 296.205 301.809 682.659
187.174 391.007 352.058 358.719 749.726
137.094 275.560 296.587 302.199 577.758
63.786 126.233 217.569 221.685 347.918
79.897 159.315 217.321 221.433 380.748
91.737 185.768 212.358 216.376 402.144
180.522 369.349 442.035 450.398 819.746
188.645 342.957 313.181 319.106 662.063
98.200 189.919 142.011 144.697 334.617
236.807 480.955 465.211 474.012 954.968
3.878.562 11.396.034 11.184.434 11.396.034 22.792.068
1.588.204
31
TARIKAN
TAHUN 2021
Tabel III-8: Trip Rate di Kab. Bandung Tahun 2016 - 2021
JML PENDUDUK
PENDUDUK USIA
SEKOLAH DAN USIA
PRODUKTIF
(7 S.D. 64 TAHUN)
BANGKITAN
PERJALANANTRIP RATE JML PENDUDUK
PENDUDUK USIA SEKOLAH
DAN USIA PRODUKTIF
(7 S.D. 64 TAHUN)
JML PENDUDUK
PENDUDUK USIA SEKOLAH
DAN USIA PRODUKTIF
(7 S.D. 64 TAHUN)
BANGKITAN
PERJALANANTRIP RATE
1 2 3 4 5 = (4) / (3) 6 7 8 9 = (8) / (7)
1 56.044 46.638 137.580 2,95 56.943 47.720 58.781 49.088 127.614 2,60
2 45.074 37.509 107.255 2,86 45.797 38.379 47.275 39.480 810.656 20,53
3 100.567 83.689 177.750 2,12 102.178 85.629 105.476 88.084 213.062 2,42
4 77.258 64.292 166.375 2,59 78.496 65.782 81.030 67.669 555.723 8,21
5 37.091 30.866 120.741 3,91 37.686 31.582 38.902 32.487 582.636 17,93
6 42.236 35.148 111.317 3,17 42.914 35.963 44.299 36.994 94.269 2,55
7 43.548 36.240 111.954 3,09 44.247 37.081 45.675 38.143 86.829 2,28
8 143.073 119.062 227.464 1,91 145.364 121.820 150.057 125.313 691.663 5,52
9 126.473 105.248 229.048 2,18 128.499 107.687 132.648 110.775 269.541 2,43
10 124.363 103.492 238.289 2,30 126.354 105.889 130.433 108.925 258.388 2,37
11 185.708 154.541 306.290 1,98 188.680 158.120 194.771 162.654 400.450 2,46
12 83.202 69.239 121.642 1,76 84.534 70.842 87.263 72.874 164.317 2,25
13 139.032 115.699 152.149 1,32 141.258 118.379 145.818 121.773 289.595 2,38
14 117.806 98.035 226.407 2,31 119.692 100.306 123.556 103.182 250.943 2,43
15 160.953 133.941 285.565 2,13 163.529 137.043 168.807 140.972 363.104 2,58
16 63.209 52.601 144.320 2,74 64.221 53.819 66.294 55.362 137.826 2,49
17 145.583 121.150 212.939 1,76 147.913 123.956 152.687 127.510 299.267 2,35
18 95.247 79.262 239.732 3,02 96.772 81.098 99.896 83.424 204.388 2,45
19 79.384 66.061 164.445 2,49 80.655 67.592 83.258 69.529 223.965 3,22
20 101.363 84.352 176.172 2,09 102.986 86.306 106.310 88.780 214.003 2,41
21 174.973 145.608 215.546 1,48 177.774 148.981 183.513 153.253 358.769 2,34
22 160.478 133.546 177.380 1,33 163.047 136.639 168.311 140.557 351.770 2,50
23 164.837 137.173 226.057 1,65 167.475 140.350 172.882 144.375 361.151 2,50
24 120.732 100.470 195.807 1,95 122.665 102.798 126.625 105.745 254.517 2,41
25 56.174 46.747 112.000 2,40 57.074 47.830 58.917 49.202 116.597 2,37
26 70.361 58.553 144.641 2,47 71.488 59.909 73.796 61.627 147.150 2,39
27 80.789 67.231 169.292 2,52 82.083 68.788 84.732 70.760 171.583 2,42
28 158.979 132.298 236.504 1,79 161.524 135.363 166.738 139.244 341.146 2,45
29 166.133 138.252 213.502 1,54 168.792 141.454 174.241 145.510 316.771 2,18
30 86.481 71.967 140.061 1,95 87.866 73.635 90.702 75.746 175.418 2,32
31 208.549 173.549 207.365 1,19 211.887 177.569 218.727 182.660 444.235 2,43
KABUPATEN 3.415.700 2.842.459 5.695.589 2,00 3.470.393 2.908.311 3.582.420 2.991.696 9.277.346 3,10
ZONA
20162013 2014
JML PENDUDUK
PENDUDUK USIA SEKOLAH
DAN USIA PRODUKTIF
(7 S.D. 64 TAHUN)
BANGKITAN
PERJALANANTRIP RATE JML PENDUDUK
PENDUDUK USIA SEKOLAH
DAN USIA PRODUKTIF
(7 S.D. 64 TAHUN)
BANGKITAN
PERJALANANTRIP RATE JML PENDUDUK
PENDUDUK USIA SEKOLAH
DAN USIA PRODUKTIF
(7 S.D. 64 TAHUN)
BANGKITAN
PERJALANAN
8 9 = (8) / (7) 8 9 = (8) / (7) 8
59.722 49.874 129.657 2,60 60.678 50.672 131.732 2,60 61.650 51.484 133.843
48.032 40.112 896.553 22,35 48.801 40.754 992.835 24,36 49.582 41.406 1.100.820
107.165 89.494 216.474 2,42 108.881 90.927 219.940 2,42 110.624 92.383 223.461
82.327 68.752 605.535 8,81 83.645 69.852 661.202 9,47 84.984 70.971 723.462
39.525 33.008 641.171 19,42 40.158 33.536 706.723 21,07 40.801 34.073 780.181
45.008 37.586 95.777 2,55 45.729 38.189 97.312 2,55 46.461 38.800 98.869
46.406 38.754 88.219 2,28 47.149 39.374 89.631 2,28 47.904 40.005 91.066
152.460 127.320 744.902 5,85 154.901 129.359 804.202 6,22 157.381 131.430 870.327
134.772 112.549 273.857 2,43 136.930 114.351 278.242 2,43 139.123 116.182 282.698
132.522 110.670 262.527 2,37 134.644 112.442 266.730 2,37 136.800 114.242 271.001
197.890 165.259 406.862 2,46 201.059 167.905 413.378 2,46 204.278 170.594 419.996
88.660 74.040 166.948 2,25 90.080 75.226 169.621 2,25 91.522 76.430 172.337
148.153 123.723 294.233 2,38 150.525 125.704 298.943 2,38 152.935 127.717 303.730
125.534 104.834 254.960 2,43 127.544 106.513 259.042 2,43 129.586 108.218 263.190
171.510 143.229 368.918 2,58 174.256 145.522 374.825 2,58 177.046 147.852 380.826
67.356 56.249 140.034 2,49 68.435 57.150 142.277 2,49 69.531 58.066 144.555
155.132 129.551 304.059 2,35 157.616 131.626 308.928 2,35 160.140 133.734 313.875
101.496 84.760 207.661 2,45 103.121 86.117 210.986 2,45 104.772 87.496 214.364
84.591 70.642 227.550 3,22 85.945 71.773 231.193 3,22 87.321 72.922 234.894
108.012 90.201 217.429 2,41 109.742 91.646 220.911 2,41 111.499 93.113 224.448
186.451 155.706 364.513 2,34 189.436 158.199 370.348 2,34 192.469 160.732 376.278
171.006 142.808 357.403 2,50 173.744 145.094 363.125 2,50 176.526 147.418 368.940
175.650 146.686 366.933 2,50 178.463 149.035 372.810 2,50 181.321 151.422 378.780
128.653 107.439 258.593 2,41 130.713 109.159 262.734 2,41 132.806 110.907 266.941
59.860 49.989 118.464 2,37 60.818 50.789 120.360 2,37 61.792 51.603 122.287
74.978 62.614 149.507 2,39 76.179 63.617 151.902 2,39 77.399 64.636 154.334
86.089 71.893 174.331 2,42 87.467 73.044 177.122 2,42 88.868 74.214 179.959
169.408 141.473 346.609 2,45 172.121 143.739 352.160 2,45 174.877 146.041 357.799
177.031 147.839 321.843 2,18 179.866 150.207 326.997 2,18 182.746 152.612 332.233
92.154 76.958 178.227 2,32 93.630 78.191 181.081 2,32 95.129 79.443 183.980
222.229 185.585 451.348 2,43 225.787 188.556 458.574 2,43 229.402 191.575 465.916
3.639.782 3.039.600 9.631.096 3,17 3.698.063 3.088.270 10.015.868 3,24 3.757.275 3.137.719 10.435.390
20192017 2018
TRIP RATE JML PENDUDUK
PENDUDUK USIA SEKOLAH
DAN USIA PRODUKTIF
(7 S.D. 64 TAHUN)
BANGKITAN
PERJALANANTRIP RATE JML PENDUDUK
PENDUDUK USIA SEKOLAH DAN
USIA PRODUKTIF
(7 S.D. 64 TAHUN)
BANGKITAN
PERJALANANTRIP RATE
9 = (8) / (7) 8 9 = (8) / (7) 8 9 = (8) / (7)
2,60 62.637 52.308 135.985 2,60 63.640 53.146 138.163 2,60
26,59 50.376 42.069 1.221.989 29,05 51.183 42.743 1.358.013 31,77
2,42 112.395 93.862 227.039 2,42 114.195 95.365 230.675 2,42
10,19 86.345 72.107 793.146 11,00 87.728 73.262 871.194 11,89
22,90 41.454 34.618 862.545 24,92 42.118 35.173 954.944 27,15
2,55 47.205 39.421 100.453 2,55 47.961 40.052 102.061 2,55
2,28 48.671 40.645 92.524 2,28 49.450 41.296 94.005 2,28
6,62 159.901 133.534 944.135 7,07 162.461 135.672 1.026.592 7,57
2,43 141.351 118.043 287.226 2,43 143.614 119.933 291.824 2,43
2,37 138.990 116.071 275.340 2,37 141.216 117.930 279.750 2,37
2,46 207.549 173.325 426.721 2,46 210.872 176.100 433.553 2,46
2,25 92.987 77.654 175.095 2,25 94.476 78.897 177.899 2,25
2,38 155.384 129.762 308.593 2,38 157.872 131.840 313.534 2,38
2,43 131.661 109.951 267.404 2,43 133.769 111.711 271.685 2,43
2,58 179.881 150.219 386.924 2,58 182.761 152.625 393.119 2,58
2,49 70.644 58.995 146.869 2,49 71.775 59.940 149.221 2,49
2,35 162.704 135.875 318.901 2,35 165.309 138.050 324.006 2,35
2,45 106.450 88.897 217.797 2,45 108.155 90.321 221.285 2,45
3,22 88.719 74.090 238.655 3,22 90.140 75.276 242.477 3,22
2,41 113.284 94.604 228.041 2,41 115.098 96.119 231.693 2,41
2,34 195.551 163.306 382.303 2,34 198.682 165.920 388.424 2,34
2,50 179.353 149.779 374.848 2,50 182.225 152.177 380.851 2,50
2,50 184.224 153.846 384.844 2,50 187.174 156.310 391.007 2,50
2,41 134.933 112.683 271.216 2,41 137.094 114.488 275.560 2,41
2,37 62.781 52.429 124.244 2,37 63.786 53.268 126.233 2,37
2,39 78.638 65.671 156.805 2,39 79.897 66.722 159.315 2,39
2,42 90.291 75.402 182.840 2,42 91.737 76.610 185.768 2,42
2,45 177.677 148.379 363.528 2,45 180.522 150.755 369.349 2,45
2,18 185.672 155.056 337.553 2,18 188.645 157.538 342.957 2,18
2,32 96.652 80.715 186.926 2,32 98.200 82.007 189.919 2,32
2,43 233.075 194.642 473.376 2,43 236.807 197.759 480.955 2,43
3,33 3.817.435 3.187.958 10.893.866 3,42 3.878.562 3.239.006 11.396.034 3,52
2019 2020 2021
JS JL JS/JLCFDR
TERBAIK
CFDR
TERBURUK
PERJALANAN
2013
2 3 4 = 3/2 5 6 7
16 Arjasari 19 Balendah 28,8 8,4 3,43 1
22 Cimenyan-Cilengkrang 24 Bojongsoang/Tegalluar-Rancaekek 35,2 11,3 3,12 2
16 Arjasari 17 Pangalengan 32,9 11,7 2,81 3
16 Arjasari 24 Bojongsoang/Tegalluar-Rancaekek 40,4 14,5 2,79 4
12 Pasirjambu 17 Pangalengan 40,6 14,9 2,72 5
2 Soreang-Kutawaringin 7 Kutawaringin 2,2 2,2 1,00 1
25 Ciparay 28 Majalaya 4,2 4,1 1,02 2
20 Ciparay 21 Pacet-Kertasari 8,6 8,3 1,04 3
1 Soreang 11 Banjaran-Cimaung 8,3 8,0 1,04 4
4 Cangkuang-Katapang 11 Banjaran-Cimaung 5,2 4,9 1,06 5
22 Cimenyan-Cilengkrang 24 Bojongsoang/Tegalluar-Rancaekek 35,2 11,3 3,12 17.618 54.880,85 1
8 Margaasih 7 Kutawaringin 9,1 3,8 2,39 20.751 49.693,18 2
24 Bojongsoang/Tegalluar-Rancaekek 22 Cimenyan-Cilengkrang 35,2 11,3 3,12 15.042 46.856,50 3
7 Kutawaringin 8 Margaasih 9,1 3,8 2,39 19.365 46.374,08 4
30 Cikancung 29 Cicalengka-Nagreg 11,5 6,7 1,72 26.812 46.020,60 5
16 Arjasari 10 Cangkuang-Banjaran-Pameungpeuk-Arjasari 18,5 7,2 2,57 17.318 44.497,64 6
29 Cicalengka-Nagreg 30 Cikancung 11,5 6,7 1,72 23.033 39.534,25 7
17 Pangalengan 16 Arjasari 32,9 11,7 2,81 13.822 38.866,99 8
24 Bojongsoang/Tegalluar-Rancaekek 23 Cileunyi 15,5 6,8 2,28 16.549 37.721,99 9
3 Katapang 10 Cangkuang-Banjaran-Pameungpeuk-Arjasari 13,9 6,2 2,24 16.795 37.653,31 10
28 Majalaya 4 Cangkuang-Katapang 27,9 21,8 1,28 200 255,96 1
30 Cikancung 4 Cangkuang-Katapang 37,8 29,3 1,29 200 258,02 2
3 Katapang 29 Cicalengka-Nagreg 44,8 34,2 1,31 200 261,99 3
3 Katapang 23 Cileunyi 30,4 22,7 1,34 200 267,84 4
3 Katapang 28 Majalaya 29,5 21,7 1,36 200 271,89 5
29 Cicalengka-Nagreg 4 Cangkuang-Katapang 48,8 35,3 1,38 200 276,49 6
3 Katapang 25 Ciparay 25,9 18,3 1,42 200 283,06 7
30 Cikancung 2 Soreang-Kutawaringin 44,2 31,2 1,42 200 283,33 8
28 Majalaya 2 Soreang-Kutawaringin 34,3 24,2 1,42 200 283,47 9
2 Soreang-Kutawaringin 28 Majalaya 34,3 24,2 1,42 201 284,89 10
Tabel III-9: Crow Fly Distance Ratio Tertimbang di Kab. Bandung
ZONA ASAL TUJUAN DAN SEBALIKNYA
1
RASIO TERTIMBANG
TERBAIK
RASIO TERTIMBANG
TERBURUK
9 = 4 * 78 = 4 * 7
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-1
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Merujuk pada Pasal 272 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa
RENSTRA Perangkat Daerah yang mempedomani RPJMD memuat tujuan, sasaran, program
dan kegiatan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Dengan demikian, melalui RENSTRA 2016 – 2021 ini Perangkat Daerah di
Kabupaten Bandung tidak perlu lagi menetapkan visi dan misi. Tujuan, sasaran jangka
menengah, strategi dan kebijakan yang ditetapkan, diarahkan untuk dapat mendorong
pencapaian visi dan misi Bupati Bandung, selaras dengan pencapaian sasaran, program dan
kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam RENSTRA Kementerian Perhubungan untuk
tercapainya sasaran pembangunan nasional.
A. VISI DAN MISI BUPATI BANDUNG
Mengulas ulang yang telah dipaparkan dalam BAB II, bahwa Visi Bupati dan Wakil Bupati
Bandung dalam RPJMD Tahun 2016 – 2021 adalah ‘Memantapkan Kabupaten Bandung yang
Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan
Pembangunan Pedesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan’.
Misi yang dirumuskan dalam upaya pencapaian visi tersebut di Tahun 2020 adalah
sebanyak 9 (sembilan) misi.
Misi (1) meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan.
Misi (2) mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan.
Misi (3) mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu dengan tata ruang wilayah
serta memperhatikan aspek kebencanaan.
Misi (4) meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Misi (5) menciptakan pembangunan ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif.
Misi (6) meningkatkan kelestarian lingkungan hidup.
Misi (7) meningkatkan kemandirian desa.
Misi (8) meningkatkan reformasi birokrasi.
Misi (9) meningkatkan kemanan dan ketertiban umum wilayah.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-2
Tugas dan fungsi DISHUB Kab. Bandung dalam melaksanakan urusan perhubungan atau
manajemen sistem transportasi, diarahkan untuk menunjang sistem ekonomi yang tumbuh
berkembang dan berdaya saing. Sistem transportasi yang handal mengadopsi azas
keseimbangan antara kepentingan ekonomi-sosial-lingkungan, mengedepankan peningkatan
aksesibilitas publik terhadap layanan transportasi umum yang handal dibandingkan mobilitas
kendaraan pribadi, untuk meminimalisir dampak negatif lingkungan dari sektor transportasi,
baik dari sisi emisi gas buang kendaraan bermotor maupun penggunaan bahan bakar minyak.
Pelaksanaan tugas fungsi DISHUB berkaitan langsung dengan pencapaian Misi (3)
Misi (5) Misi (6) Misi (8) dan Misi (9).
B. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DISHUB KAB. BANDUNG
Dengan mengacu kepada, mendasari serta menyelaraskan dengan:
1. Pernyataan visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kab. Bandung 2016 – 2021;
2. Tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan;
3. Isu-isu dan analisis strategis;
tujuan DISHUB Kab. Bandung dalam melaksanakan urusan perhubungan di Kab. Bandung,
ditetapkan sebagai sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)
sampai dengan 5 (lima) tahun. Adapun sasaran yang ditetapkan merupakan hasil yang akan
dicapai secara nyata atau kuantitatif dalam rumusan yang lebih spesifik dan lebih terukur
dibanding tujuan.
Sehingga demikian, pernyataan tujuan dan sasaran strategis jangka menengah DISHUB
Kab. Bandung untuk pentahapan pembangunan Tahun 2016 – 2020 beserta indikator kinerja
yang ditargetkan per tahunnya, dirumuskan dengan memahami konsep tersebut. Dan
mengingat tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung saat ditetapkannya RENSTRA ini masih
merujuk pada Perbup 5 Tahun 2008, sementara dokumen RENSTRA ini harus sudah
mengakomodir ketentuan pemetaan urusan dalam UU No. 23 Tahun 2014 dan proses
restrukturisasi kelembagaan perangkat daerah yang tengah berlangsung di Kabupaten
Bandung, maka matriks tujuan dan sasaran jangka menengah DISHUB Kab. Bandung untuk
Tahun 2016 s.d. 2020 dipilah berdasar jenis urusan perhubungan, urusan pekerjaan umum
dan penataan ruang, serta manajemen penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren (yang
umumnya berkaitan dengan belanja rutin atau belanja perangkat daerah).
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-3
Sebagai kesimpulan, tujuan dan sasaran pelaksanaan tugas dan fungsi DISHUB Kab.
Bandung untuk jangka menengah Tahun 2016 s.d. 2020, adalah:
1. Urusan Pemerintahan: Bidang Perhubungan.
a. Tujuan 1: Meningkatkan kapasitas layanan transportasi.
Sasaran 1: Perbaikan tingkat pelayanan jalan pada level LoS C di Tahun 2020.
Sasaran 2: Peningkatan kontribusi layanan transportasi terhadap perekonomian.
b. Tujuan 2: Meningkatkan penggunaan angkutan umum.
Sasaran 1: Pencapaian angka moda share 2,16% di Tahun 2020.
c. Tujuan 3: Meningkatkan keselamatan dan pengawasan ketertiban transportasi.
Sasaran 1: Peningkatan kelaikan jalan sarana transportasi.
Sasaran 2: Penurunan jumlah gangguan ketertiban transportasi (hari biasa, hari
raya, dan periode bencana).
Sasaran 3: Peningkatan promosi dan kemitraan keselamatan.
d. Tujuan 4: Mengendalikan polusi udara dari sektor transportasi.
Sasaran 1: Penurunan emisi GRK dari sektor transportasi.
2. Manajemen Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Konkuren.
Tujuan 1: Meningkatkan pelayanan publik bidang perhubungan.
Sasaran 1: Peningkatan kapasitas aparatur perhubungan.
Sasaran 2: Terwujudnya good governance.
Sementara terkait pelaksanaan sebagian urusan bidang komunikasi dan informatika di
Tahun 2016 (catatan: mulai Tahun 2017 tugas fungsi ini dihapus dari kelembagaan DISHUB),
tujuan dan sasarannya adalah:
1. Tujuan: Menyediakan jaringan infrastruktur wilayah perkotaan.
2. Sasaran: Pengendalian dan pengembangan jaringan telekomunikasi.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-4
Adapun mengingat Pasal 7 UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
bahwa penyelenggaraan LLAJ oleh Pemerintah dilaksanakan oleh beberapa instansi yang
memiliki tugas dan fungsi di bidang jalan, bidang sarana dan prasarana LLAJ, bidang
pengembangan industri LLAJ, bidang pengembangan teknologi LLAJ, serta di bidang
‘registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakan hukum,
operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu lintas’.
Sementara literatur perencanaan wilayah menyatakan bahwa kegiatan transportasi
merupakan akibat dari fungsi tata guna lahan. Oleh karena itu, dalam konsep tujuan dan
sasaran pelaksanaan tugas dan fungsi DISHUB Kab. Bandung untuk jangka menengah
Tahun 2016 s.d. 2020 tersebut di atas, terdapat dua sasaran yang merupakan sasaran yang
harus dicapai bersama oleh beberapa instansi, sehingga bahasa sasaran dimaksud didorong
untuk menjadi indikator kinerja daerah.
1. Tingkat pelayanan jalan (Level of Service – LoS); dapat terukur dengan sangat dominan
oleh kecepatan lalu lintas dan kapasitas jalan, di mana hal ini menjadi fungsi instansi
pengelola bidang jalan. Peran DISHUB dalam perbaikan tingkat pelayanan jalan adalah
mengatur dan mengendalikan pergerakan kendaraan, melalui penyediaan perlengkapan
jalan sebagai wujud dari manajemen dan rekayasa lalu lintas, sehingga pada akhirnya
akan mempengaruhi volume lalu lintas sebagai salah satu alat ukur tingkat pelayanan jalan.
Target LoS sebagaimana tertuang dalam BAB 9 RPJMD Kab. Bandung 2016 – 2021 adalah
sebagai berikut:
Th 2015 = D (2,89)
Th 2016 = D (3)
Th 2017 = D (3,2)
Th 2018 = D (3,5)
Th 2019 = D (3,7)
Th 2020 = C (4)
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-5
2. Tingkat penggunaan angkutan umum (moda share); terukur dengan membandingkan
jumlah pengguna angkutan umum, terhadap total pergerakan lalu lintas yang terbangkitkan
di suatu wilayah. Mengingat bahwa pergerakan lalu lintas merupakan dampak dari fungsi
tata guna lahan, maka sasaran ini menjadi sangat dipengaruhi oleh kebijakan guna lahan
yang mengadopsi transit oriented development, yang perlu diinisiasi oleh peran instansi
di bidang penataan ruang. Peran DISHUB dalam peningkatan moda share adalah
penyediaan layanan angkutan umum dan fasilitasnya seperti terminal.
Merujuk data primer Tahun 2016, bahwa jumlah penumpang angkutan umum yang
beroperasi di Kabupaten Bandung (baik trayek lokal, AKDP, maupun perbatasan) di Tahun
2016 terhitung mencapai 262.114 orang per hari, dengan ketersediaan layanan angkutan
sebanyak 358.158 seat per hari.
Target seat yang disediakan setiap tahunnya, diharapkan mampu mendorong jumlah
pengguna angkutan umum, yang mana jumlah pengguna yang diharapkan di Tahun 2020
‘setidaknya’ sama dengan pengguna di Tahun 2013 (setara dengan 670.940 penumpang per
hari). Dengan prinsip ‘planning by design, not by demand ‘ maka jumlah layanan angkutan
umum yang harus tersedia di Tahun 2020 = 𝟏
𝟕𝟎% x target jumlah penumpang = 958.486
seat per hari.
Adapun jumlah seat dan penumpang untuk Tahun 2017 s.d. 2019, dihitung dengan distribusi
normal atas range angka penumpang dan seat dari Tahun 2016 s.d. 2020 untuk
interval 5 tahun. Dengan demikian, orientasi moda share Kabupaten Bandung yang
diharapkan, melalui penyediaan layanan angkutan umum, adalah sebagai berikut:
Tabel IV-1: Ekspektasi Moda Share di Kabupaten Bandung
terhadap Target Penyediaan Layanan Angkutan Umum
Tahun
Target ketersediaan
layanan angkutan umum
(seat per hari)
Jumlah penumpang
yang diharapkan
per hari
Prediksi jumlah
perjalanan per
hari
Moda share
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) / (4)
2016 358.158 262.114 18.554.693 1,41%
2017 520.458 364.321 19.262.192 1,45%
2018 666.467 466.527 20.031.737 1,57%
2019 812.476 568.734 20.870.781 1,84%
2020 958.486 670.940 21.787.732 2,16%
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-6
Adapun terkait target pembangunan gedung parkir off street (dalam BAB V ditampilkan
sebagai indikator program urusan perhubungan pada rekening 07.15 Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas Perhubungan), peng-kuantitatif-an pemenuhan kebutuhan atau
targetnya s.d. 100% yang didasarkan pada jumlah perjalanan di setiap kecamatan, serta
pembobotan tahapannya, adalah sebagaimana Tabel IV-2 berikut ini.
Tabel IV-2: Pengukuran
Tingkat Ketersediaan Gedung Parkir Off Street di Kabupaten Bandung
No. Kecamatan
Jml
perjalanan
per hari
(Th. 2013)
Bobot tahapan pembangunan gedung parkir
per kecamatan
FS Pengadaan
lahan DED Konstruksi
% target
dari seluruh
kecamatan
15% 20% 15% 50% 100%
1 Soreang 820.237 0,87% 1,16% 0,87% 2,90% 5,80%
2 Cileunyi 816.641 0,87% 1,15% 0,87% 2,89% 5,77%
3 Ciparay 812.268 0,86% 1,15% 0,86% 2,87% 5,74%
4 Katapang 760.832 0,81% 1,08% 0,81% 2,69% 5,38%
5 Banjaran 738.602 0,78% 1,04% 0,78% 2,61% 5,22%
6 Dayeuhkolot 683.266 0,72% 0,97% 0,72% 2,41% 4,83%
7 Kutawaringin 666.772 0,71% 0,94% 0,71% 2,36% 4,71%
8 Margahayu 645.513 0,68% 0,91% 0,68% 2,28% 4,56%
9 Bojongsoang 640.334 0,68% 0,91% 0,68% 2,26% 4,53%
10 Margaasih 606.991 0,64% 0,86% 0,64% 2,15% 4,29%
11 Majalaya 598.194 0,63% 0,85% 0,63% 2,11% 4,23%
12 Baleendah 537.717 0,57% 0,76% 0,57% 1,90% 3,80%
13 Rancaekek 463.485 0,49% 0,66% 0,49% 1,64% 3,28%
14 Arjasari 421.196 0,45% 0,60% 0,45% 1,49% 2,98%
15 Ibun 420.981 0,45% 0,60% 0,45% 1,49% 2,98%
16 Pangalengan 417.496 0,44% 0,59% 0,44% 1,48% 2,95%
17 Solokan
Jeruk 413.966 0,44% 0,59% 0,44% 1,46% 2,93%
18 Cilengkrang 411.276 0,44% 0,58% 0,44% 1,45% 2,91%
19 Pacet-
Kertasari 403.084 0,43% 0,57% 0,43% 1,42% 2,85%
20 Balendah 395.133 0,42% 0,56% 0,42% 1,40% 2,79%
21 Rancaekek 386.699 0,41% 0,55% 0,41% 1,37% 2,73%
22 Nagreg 378.189 0,40% 0,53% 0,40% 1,34% 2,67%
23 Cangkuang 320.101 0,34% 0,45% 0,34% 1,13% 2,26%
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-7
No. Kecamatan
Jml
perjalanan
per hari
(Th. 2013)
Bobot tahapan pembangunan gedung parkir
per kecamatan
FS Pengadaan
lahan DED Konstruksi
% target
dari seluruh
kecamatan
15% 20% 15% 50% 100%
24 Cimenyan 285.647 0,30% 0,40% 0,30% 1,01% 2,02%
25 Cikancung 260.983 0,28% 0,37% 0,28% 0,92% 1,84%
26 Ciwidey 249.227 0,26% 0,35% 0,26% 0,88% 1,76%
27 Cicalengka 219.493 0,23% 0,31% 0,23% 0,78% 1,55%
28 Pasirjambu 215.077 0,23% 0,30% 0,23% 0,76% 1,52%
29 pameungpeuk 143.071 0,15% 0,20% 0,15% 0,51% 1,01%
30 Rancabali 15.277 0,02% 0,02% 0,02% 0,05% 0,11%
JUMLAH 14.147.742 15,00% 20,00% 15,00% 50,00% 100,00%
Maksud dari Tabel IV-2 di atas adalah bahwa, seandainya di Tahun 2018, terlaksanakan
kajian FS dan pembebasan lahan untuk gedung parkir off street di Kec. Dayeuhkolot, maka
capaian target pembangunan gedung parkir off street di Kab. Bandung baru sekitar 1,69%.
Dan jika di Tahun 2018 dilaksanakan hal yang sama untuk Kec. Rancaekek, maka capaian target
pembangunan gedung parkir off street di Kab. Bandung mencapai 2,84%.
Sebagai kesimpulan, Tabel IV-3 merangkum tujuan, sasaran, beserta indikator kinerja
DISHUB Kab. Bandung yang ditargetkan per tahunnya untuk pentahapan pembangunan Tahun
2016 s.d. 2020 ke dalam bentuk matriks.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-8
Tabel IV-3: Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2020
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-9
C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Strategi dan kebijakan dalam RENSTRA ini adalah strategi dan kebijakan DISHUB Kab. Bandung untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah,
yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalam Perubahan RPJMD. Kebijakan merupakan pedoman yang wajib dipatuhi
dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Tabel IV-4 merangkum strategi dan
kebijakan untuk mencapai sasaran sesuai target indikator yang ditetapkan.
Tabel IV-4: Penentuan Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran Tahun 2016 – 2020
No Sasaran Indikator Sasaran Strategi Kebijakan
1
Perbaikan tingkat
pelayanan jalan pada
level LoS C di Tahun
2020
Tingkat ketersediaan
perlengkapan jalan (%)
Dilaksanakan dalam konteks manajemen dan rekayasa lalu lintas
secara utuh per kawasan (integrasi manajemen lalu lintas dengan
manajemen angkutan jalan serta dengan andalalin/pengendalian
tata ruang)
Melibatkan peran serta stakeholders Forum LLAJ dalam
perencanaannya.
Urutan prioritas pemasangan: daerah
rawan kecelakaan, lintasan angkutan
umum, kawasan yang sudah final
penetapan RDTR-nya, hasil bottom
up planning.
2
Peningkatan
kontribusi layanan
transportasi
terhadap
perekonomian
Persentase pemilik kendaraan
angkutan umum yang secara
finansial mampu memenuhi
persyaratan administrasi
pengusahaan angkutan umum (%)
Inovasi peningkatan nilai ekonomi pengusahaan angkutan umum,
dengan menjadikan aspek kesetaraan sosial (responsive gender)
sebagai nilai jual pelayanan
Subsidi terhadap penyedia jasa
angkutan umum
Pengembangan sistem pemberian
insentif bagi penyedia jasa yang
bernilai ekonomi
Tingkat pencapaian target PAD
Bidang Perhubungan (%)
Memantapkan fungsi PAD sebagai alat pengendalian jaringan
trayek
Akurasi data potensi
Pengendalian layanan melalui
prosedur administratif
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-10
No Sasaran Indikator Sasaran Strategi Kebijakan
3
Pencapaian angka
moda share 2,16%
di Tahun 2020
Ketersediaan layanan angkutan
umum (seat per hari) Review jaringan trayek eksisting, tidak hanya trayek
lokal, tetapi juga trayek AKDP dan kebutuhan AKAP.
Inovasi pengembangan sarana transportasi
Inovasi peningkatan nilai ekonomi pengusahaan
angkutan umum, dengan menjadikan aspek kesetaraan
sosial (responsive gender) sebagai nilai jual pelayanan
Mengintensifkan koordinasi dengan Pemkot Bandung
dan Pemprov Jawa Barat dalam rangka fasilitasi
pergerakan dominan di Kabupaten Bandung
menuju/dari Kota Bandung
Subsidi terhadap penyedia jasa dan pengguna
angkutan umum
Pengembangan sistem pemberian insentif bagi
penyedia jasa dan pengguna angkutan umum, yang
bernilai ekonomi atau peningkatan kualitas
pelayanan
Target untuk mengembalikan moda share di
Tahun 2013 (setara dengan 670.940 penumpang
per tahun)
Seat yang disediakan = 𝟏
𝟕𝟎% x jumlah pengguna
angkutan umum yang ditargetkan
Jumlah pengguna angkutan umum
(penumpang per hari)
Tingkat ketersediaan ruang
operasional terminal (%)
Rancang bangun terminal dengan memperhatikan
konsep TOD
Perencanaan kebutuhan pemeliharaan terminal
Optimalisasi sumber daya yang dimiliki (lahan
terminal eksisting)
Perencanaan kebijakan bagi investor
pembangunan terminal
4
Peningkatan
kelaikan jalan
sarana
transportasi
Tingkat kelaikan jalan sarana
transportasi (% kendaraan wajib
uji yang melaksanakan uji baru
dan uji berkala)
Memaksimalkan layanan pengujian kendaraan
bermotor yang ada
Meningkatkan peran kegiatan pemeriksaan kendaraan
di jalan
Pengendalian kelaikan jalan sarana transportasi
melalui prosedur administratif
5
Penurunan jumlah
gangguan
ketertiban
transportasi (hari
biasa, hari raya,
dan periode
bencana)
Ketersediaan alat pengendali
dan pengaman jalan portable,
terdiri dari traffic cone, water
barrier, rambu portable (buah)
Manajemen pengelolaan barang
Koordinasi penggunaan dan pemeliharaan bersama
dengan Kepolisian dan masyarakat pengguna lahan di
pinggir jalan
Meningkatkan peran serta masyarakat pengguna jalan
dalam menjaga perlengkapan jalan
Penggunaan alat pengendali dan pengaman jalan
dengan fokus utama antisipasi traffic
pengendalian bencana dan hari raya
Penurunan ratio jumlah
pelanggaran lalu lintas terhadap
LHR dibanding tahun 0 (%) Memaksimalkan kegiatan pengaturan dan pengawasan
lalu lintas di jalan
Kegiatan pengaturan dan pengawasan
dilaksanakan melalui koordinasi dengan Kepolisian Jumlah hari yang dampak LLAJ-
nya terkendali (hari)
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 IV-11
No Sasaran Indikator Sasaran Strategi Kebijakan
6
Peningkatan promosi
dan kemitraan
keselamatan
Tingkat aksesibilitas publik terhadap kamera pantau
lalu lintas (%) Memaksimalkan teknologi informasi Pemilahan jenis informasi
Tingkatan peran serta stakeholders dalam
pembinaan keselamatan lalu lintas dari Tahun 0 (%)
7
Penurunan emisi
GRK dari sektor
transportasi
Peningkatan jumlah kendaraan melakukan uji emisi
dari Tahun 0 (%)
Mendorong persyaratan lulua uji emisi
dalam perpanjangan STNK Koordinasi dengan pengelola SAMSAT
Peningkatan jumlah pengemudi terlatih smart driving
dari Tahun 0 (orang) Pelaksanaan pelatihan Prioritas bagi pengemudi angkutan umum
8
Peningkatan
kapasitas aparatur
perhubungan
Peningkatan jumlah aparatur yang lulus diklat teknis
transportasi darat dari Tahun 0 (%)
Optimalisasi diklat teknis yang
diselenggarakan oleh Badan
Pengembangan SDM Perhubungan di
Kemenhub
Manajemen distribusi peluang peningkatan
kompetensi kepada seluruh pegawai
Nilai rata-rata kinerja pegawai pada LPTJ/SKP
pegawai
Intensifikasi pengawasan melekat
Profesionalitas pengelolaan belanja
tidak langsung,pada rekening
tambahan penghasilan berbasis
kinerja (TPP)
Objektifitas dan profesionalitas penilaian
dari atasan langsung
9 Upaya mewujudkan
good governance
IKM terhadap pelayanan publik bidang perhubungan Pelayanan yang berorientasi pada
konsumen
Pelaksanaan survey pengukuran kinerja dan
IKM secara rutin tiap tahun
Capaian kinerja output dan outcome (%) Meningkatkan integritas para
pengelola kegiatan
Penjadwalan penyusunan dokumen
SAKIP
Sosialisasi rencana kinerja di
lingkungan internal
Dokumen SAKIP merupakan output tim
yang dibentuk oleh kepala perangkat
daerah
Komitmen di antara seluruh pejabat
struktural
10
Pengembangan
jaringan
telekomunikasi fiber
optik
Tingkat kesiapan pengelolaan retribusi pengendalian
menara telekomunikasi Pelaksanaan kegiatan dalam rangka
pengembangan infrastruktur
perkotaan
Menyesuaikan dengan rencana
restrukturisasi kelembagaan Persentase perencanaan penataan infrastruktur
postel
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %
12,04 16,01 20,79 26,97 29,48 32,00 Rata-rata
*Target 100%
1.393 8,61 1.784 11,03 2.164 13,38 2.579 15,95 2.729 16,87 2.894 17,89 Rambu lalu lintas (16.170 unit)
48.415 1,56 72.625 2,34 78.246 2,52 86.446 2,79 94.646 3,05 102.846 3,31 Marka Jalan (3.108.875 meter1)
22 15,83 42 30,22 58 41,73 68 48,93 78 56,12 88 63,32 Warning Light (139 unit)
3 9,68 5 16,13 5 16,13 7 22,58 9 29,03 11 35,49 Traffic Light (31 unit)
146 12,64 178 15,41 229 19,83 279 24,15 329 28,48 379 32,81 Guardrail (1.155 beam )
18 2,19 43 5,17 112 13,48 132 15,87 152 18,28 172 20,68 Cermin Tikungan (831 buah)
728 32,91 758 34,27 784 35,44 799 36,12 814 36,80 829 37,48 Traffic cone , water barrier dan rambu portable (2.212 buah)
6 19,35 6 19,35 6 19,35 6 19,35 6 19,35 6 19,35 Kamera pantau lalu lintas (31 titik)
0,75 1,21 0,75 1,21 0,75 1,21 4 6,05 7 10,89 10 15,73 Lajur sepeda (62 km)
83 29,96 98 35,38 133 48,01 148 53,43 163 58,85 178 64,26 Zebra cross dan ZoSS (277 titik)
- 0,00 2 13,33 2 13,33 2 13,33 2 13,33 2 13,33 Pelican Crossing (15 unit)
70 2,57 85 3,12 93 3,41 97 3,56 101 3,71 105 3,85 Halte dan shelter (2.728 unit)
620 20,06 656 21,22 1.312 42,45 2.735 88,47 2.735 88,47 2.735 88,47 Ruang parkir on dan off street (3.091 SRP)
Nilai adalah jumlah kendaraan yang memiliki kelengkapan
administrasi izin penyelenggaraan angkutan (izin trayek)
Total kendaraan yang seharusnya memiliki kelengkapan administrasi
izin penyelenggaraan angkutan dari DISHUB Kab. Bandung s.d.
Tahun 2016 (trayek lokal 2093 kend, trayek perbatasan 308 kend, dan
angkutan kawasan tertentu 95 kend)
= 2.496 kendaraan
Tingkat pencapaian target PAD
Bidang Perhubungan (%)98,64 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tabel IV-3: Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2020
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Target Kinerja Sasaran pada Tahun
Keterangan2015 2016 (Tahun 1) 2017 (Tahun 2) 2018 (Tahun 3) 2019 (Tahun 4) 2020 (Tahun 5)
Urusan Pemerintahan: Bidang Perhubungan
Perbaikan tingkat pelayanan
jalan pada level LoS C di Tahun
2020
Tingkat ketersediaan perlengkapan
jalan (%)
Meningkatkan
kapasitas layanan
transportasi
Peningkatan kontribusi layanan
transportasi terhadap
perekonomian
Persentase pemilik kendaraan
angkutan umum yang secara
finansial mampu memenuhi
persyaratan administrasi
pengusahaan angkutan umum (%)
dalam
trayek
2073
tidak
dalam
trayek
68
90,00 95,00 100,0085,78
dalam
trayek
1961
tidak
dalam
trayek
75
81,57 85,00
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Target Kinerja Sasaran pada Tahun
Keterangan2015 2016 (Tahun 1) 2017 (Tahun 2) 2018 (Tahun 3) 2019 (Tahun 4) 2020 (Tahun 5)
Ketersediaan layanan angkutan
umum (seat per hari)358.158 358.158 520.458 666.467 812.476 958.486 Target Tahun 2016 berdasarkan data primer
Jumlah pengguna angkutan umum
(penumpang per hari)398.389 262.114 364.321 466.527 568.734 670.940 Target Tahun 2016 berdasarkan data primer
Tingkat ketersediaan ruang
operasional terminal 31.256 53,79 31.256 53,79 31.256 53,79 31.256 53,79 32.044 55,15 33.417 57,51
Total kebutuhan luas lahan dan gedung 9 terminal di Kab. Bandung
58.108 m2
Kolom nilai adalah luas lahan dan gedung yang efektif digunakan di 9
terminal eksisting
Peningkatan kelaikan jalan
sarana transportasi
Tingkat kelaikan jalan sarana
transportasi (% kendaraan wajib
uji yang melaksanakan uji baru dan
uji berkala)
100 100 100 100 100 100
Ketersediaan alat pengendali dan
pengaman jalan portable, terdiri
dari traffic cone , water barrier ,
rambu portable (buah)
728 758 784 799 814 829 ketersediaan alat s.d. tahun rencana
Penurunan ratio jumlah pelanggaran
lalu lintas terhadap LHR dibanding
tahun 0 (%)
0 10 11 12 13 14Jumlah Pelanggaran Tahun 2015 sebanyak 168.038 kasus (yang terjaring
pada saat Operasi Wasdal Lalin)
Jumlah hari yang dampak LLAJ-nya
terkendali (hari)365 100 366 100 365 100 365 100 365 100 366 100
Tingkat aksesibilitas publik
terhadap kamera pantau lalu lintas
(%)
10,00 26,67 43,33 60,00 60,00 60,00
Jumlah kamera pantau lalu lintas s.d. tahun 2014 adalah 3 unit, dan s.d.
tahun 2015 adalah 6 unit dari total kebutuhan yang direncanakan
sebanyak 30 unit (2016 s.d. 2020 belum teralokasikan rencana
pengadaan kamera pantau lalu lintas).
Tahapan akses publik terhadap kamera pantau lalu lintas tahun 2016
adalah 33,33%, tahun 2017 33,33% dan 2018 adalah 33,33% sehingga
akses publik terhadapa kamera pantau lalu lintas terlaksana 100% di
tahun 2018
Peningkatan peran serta
stakeholders dalam pembinaan
keselamatan lalu lintas dari Tahun
0 (%)
7.863 0 10.887 38,46 11.401 45,00 15.212 55,00 16.512 65,00 21.109 75,00
% peningkatan peran serta stakeholders adalah peningkatan jumlah
follower dan visitor fasilitas informasi lalu lintas dan angkutan
(website,fb,fanspage,instagram,tweeter), serta jumlah partisipan aktif
Forum LLAJ dan WTN s.d. tahun rencana dibandingkan dengan jumlah di
Tahun 0
Mengendalikan
polusi udara dari
sektor
transportasi
Penurunan emisi GRK dari
sektor transportasi
Peningkatan jumlah kendaraan
melakukan uji emisi dibanding
Tahun 0 (%)
271 - 417 53,87 379 40 433 60 487 80 542 100
Jumlah Kendaraan melakukan uji emisi di tahun 0 (2015 = 271
kendaraan)
Nilai tahun 2016 = realisasi
Penurunan jumlah gangguan
ketertiban transportasi (hari
biasa, hari raya, dan periode
bencana)
Peningkatan promosi dan
kemitraan keselamatan
Meningkatkan
penggunaan
angkutan umum
Meningkatkan
keselamatan dan
pengawasan
ketertiban
transportasi
Pencapaian angka moda share
2,16% di Tahun 2020
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Target Kinerja Sasaran pada Tahun
Keterangan2015 2016 (Tahun 1) 2017 (Tahun 2) 2018 (Tahun 3) 2019 (Tahun 4) 2020 (Tahun 5)
Peningkatan jumlah aparatur yang
lulus diklat teknis transportasi
darat dari Tahun 0 (%)
68 0,00 87 3,00 91 5,00 96 8,00 100 10,00 104 13,00Merujuk kompetensi SDM LLAJ, ASD, dan Kereta Api berdasar
Permenhub No. PM. 8 Tahun 2014
Nilai rata-rata kinerja pegawai
pada LPTJ/SKP pegawai84,03 90 91 92 93 95
IKM terhadap pelayanan publik
bidang perhubungann/a 3,4 3,7 3,8 3,9 4 tahun 2014 dan 2015 belum dilaksanakan survey IKM
Capaian kinerja output dan
outcome program-kegiatan (%)115,49 100 100 100 100 100
Tingkat kesiapan pengelolaan
retribusi pengendalian menara
telekomunikasi
55,56
Persentase perencanaan penataan
infrastruktur postel37,50
Menyediakan
jaringan
infrastruktur
wilayah
perkotaan
Pengembangan jaringan
telekomunikasi fiber optik
indikator tahun 2016
tahun 2017 dst. Kewenangan dihilangkan dari DISHUB
Manajemen Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Konkuren
Meningkatkan
pelayanan publik
bidang
perhubungan
Peningkatan kapasitas
aparatur perhubungan
Terwujudnya good governance
Urusan Pemerintahan: 'Sebagian' Bidang Komunikasi dan Informasi (berdasar Perbup No. 5 Tahun 2008, yang hilang mulai Tahun 2017)
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 V-1
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Dalam Bab V dikemukakan rencana program dan kegiatan beserta pendanaan indikatif
untuk mencapai target sasaran yang diindikasikan. Program yang dietapkan dalam RENSTRA
ini adalah program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi DISHUB Kab.
Bandung selaku perangkat daerah yang menangani urusan perhubungan. Namun pun demikian
program dan kegiatan Tahun 2016 masih merekam program dan kegiatan terkait urusan
kominfo, mengingat bahwa DISHUB masih melaksanakan tugas terkait sebagian urusan
kominfo pada Seksi Postel berdasar Perbup 5 Tahun 2008, yang sekiranya dalam rencana
restrukturisasi kelembagaan di Tahun 2017, tidak lagi menjadi tugas fungsi DISHUB Kab.
Bandung.
Rencana program prioritas beserta indikator keluaran program dan pagu perangkat
daerah dalam RPJMD Kab. Bandung, dalam Bab ini dijabarkan ke dalam rencana kegiatan
perangkat daerah. Pemilihan kegiatan didasarkan pada strategi dan kebijakan jangka
menengah DISHUB Kab. Bandung. Indikator keluaran program prioritas diarahkan untuk
dijadikan indikator kinerja program yang berisi outcome program, dengan beberapa
penyelarasan berdasarkan pertimbangan teknis operasional dan literatur.
Selain program, kegiatan, dan pagu indikatif, Bab ini juga menginventarisir kelompok
sasaran kegiatan, yang menunjukkan pihak penerima manfaat langsung dari kegiatan dimaksud.
Akuntabilitas kinerja kegiatan-kegiatan yang ditetapkan terlihat dari indikator output dan
indikator outcome, sebagaimana indikator sasaran yang ditetapkan dalam Bab IV.
Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan
indikatif untuk setiap kegiatan di Tahun 2016 s.d. 2020 pada Dinas Perhubungan Kab. Bandung
dituangkan dalam Tabel V-1. Dari Tabel V-1 dapat ditelaah bahwa masih terdapat beberapa
perbedaan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan
indikatif antara RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021 dengan RENSTRA Dinas
Perhubungan Kabupaten Bandung. Perbedaan kode rekening kegiatan dan pagu indikatif
dipaparkan lebih terinci dalam Tabel V-2, sementara pertimbangan-pertimbangan yang
melatarbelakangi perbedaan-perbedaan dimaksud ditampilkan dalam Tabel V-1 dengan latar
belakang warna ‘shading coklat muda’.
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-2
Tabel V-1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan
Indikatif
Perangkat Daerah: DISHUB Kab. Bandung
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-3
Tabel V-2: Perbedaan Kode Rekening Kegiatan dan Pagu Indikatif Tahun 2016 - 2020
Perubahan Renstra DISHUB Kab. Bandung Tahun 2010 – 2015 V-4
Adapun berikut ini beberapa penjelasan lanjutan terkait perbedaan-perbedaan yang
ada dan diputuskan untuk tetap terekam dalam RENSTRA:
1. Di tahun rencana 2017, dalam RPJM/RKPD masih terdapat rekening kegiatan 10.11 yang
mana merupakan rekaman hasil kegiatan Musrenbang. Adapun rekening yang digunakan
untuk kegiatan dimaksud tidak tepat, mengingat tidak ada rekening program 10 untuk
urusan perhubungan. Adapun output dan pagu kegiatan sudah dialihkan ke rekening 19.11.
2. Terdapat beberapa rekening program dan kegiatan yang diganti, tanpa mengganti output
kegiatannya. Hal tersebut dilakukan dengan alasan:
a. penyelarasan nomenklatur kegiatan dengan nomenklatur program, sehingga indikator
capaian program dan outcome kegiatan lebih selaras.
b. pemilahan output kegiatan berdasarkan struktur organisasi perangkat daerah yang
baru di Tahun 2017.
3. Rekening program 18 tidak lagi digunakan mulai Tahun 2017, mempertimbangkan
ketidaksesuaian antara nomenklatur program dengan nomenklatur kegiatan di bawahnya.
Adapun output kegiatan dialihkan ke rekening lain yang dipertimbangkan lebih sesuai
berdasar literature maupun rincian tugas fungsi organisasi yang baru.
4. Dokumen RPJMD masih mengakomodir pelaksanaan sebagian urusan komunikasi dan
informasi oleh Dinas Perhubungan Kab. Bandung, namun mengingat mulai Tahun 2017 Seksi
Postel selaku pelaksana fungsi urusan dimaksud direncanakan dihapuskan dari BSO
DISHUB Kab. Bandung maka dalam dokumen RENSTRA ini tidak lagi dianggarkan.
5. Dalam RKPD Perubahan 2017, kegiatan pembinaan bengkel kendaraan bermotor masih
terekam sebagai kegiatan mandiri. Namun dalam dokumen RENSTRA ini, sementara
kegiatan pembinaan bengkel tidak lagi dimunculkan sebagai kegiatan mandiri, dikarenakan
BSO Tahun 2017 tidak lagi memunculkan Seksi Perbengkelan. Sebagian fungsi Seksi
Perbengekelan menjadi bagian dari fungsi Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor mulai
Tahun 2017.
Target (DPA) Rp (RENJA) Rp (DPA) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp TargetRp
(2016 berdasar RENJA)
Rp
(2016 berdasar DPA)1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21
12,04% 16,02% 20,79% 20,79% 26,97% 29,48% 32,00% 32,00%
Tingkat ketersediaan ruang
parkir on street bermarka
sampai dengan tahun rencana
(%)
20,06% 21,22% 42,45% 42,45% 88,47% 88,47 88,47 88,47%
Tingkat ketersediaan gedung
parkir off street dari seluruh
kecamatan (%)
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,55% 15,69% 17,33% 85,93
Pengadaan marka (SRP) - 656 150.000.000 118.550.000 656 125.000.000 300 SRP 62.500.000 1779 SRP di 3
kecamatan 495.000.000 0 - 0 -
Pengadaan rambu parkir (buah) N/A 25 25.000.000 21.250.000 50 50.000.000 50 50.000.000 225 191.250.000 0 - 0 -
pengadaan papan tarif parkir - - - - - - - - - 57 buah 28.500.000
1 Dokumen untuk se-
Kab. Bandung
(RENJA hanya se-
Kec. Soreang)
100.000.000 264.275.450 - -
Pembangunan gedung parkir off
street N/A 0 - - 0 - 0 -
pengadaan 1 lahan
untuk gedung parkir
off street di dekat
Stasiun Rancaekek
atau di Kec.
Dayeuhkolot
1.313.750.000
* 1 DED untuk
gedung parkir off
street di dekat
Stasiun Rancaekek
atau di Kec.
Dayeuhkolot
* 1 FS gedung
parkir off street di
seluruh Kab.
Bandung
717.969.626
Pembangunan 1
gedung parkir off
street di dekat
Stasiun Rancaekek
atau di Kec.
Dayeuhkolot
2.000.000.000
rambu lalu lintas (unit) 1.393 1.784 2.164 2.164 2.314 2464 2614 2614
marka jalan (meter1) 48.415 72.625 78.246 78.246 86.446 94646 102846 102846
warning light (unit) 22 42 58 58 68 78 88 88
traffic light (unit) 3 5 5 5 7 9 11 11
guardrail (beam) 146 178 229 229 279 329 379 379
cermin tikungan (buah) 18 43 112 112 132 152 172 172
kamera pantau lalu lintas (titik) 6 6 6 6 6 6 6 6
lajur sepeda (km) 1 1 0,75 0,75 3,75 6,75 9,75 9,75
zebra cross dan ZoSS (titik) 83 98 133 133 148 163 178 178
pelican crossing (unit) - 2 2 2 2 2 2 2
halte dan shelter (unit) 70 85 93 93 97 101 105 105
Traffic cone, water barrier
dan rambu portable (buah) 728 758 784 784 784 814 829 829
Tingkat ketersediaan
Masterplan Transportasi yang
masih dapat digunakan atau
updated (dokumen)
2 7 10 10 15 20 25 25
1 LHR di 30 ruas
jalan, MRLL di 1
Kec. Soreang
5 kawasan (1 KTL,
3 kecamatan, 1 LHR
Kabupaten)
50.000.000 183.360.000
3 kawasan (2
kecamatan, 1 LHR
Kabupaten)
135.000.000
3 kawasan (2
kecamatan, 1 LHR
Kabupaten)
153.000.000
5 Dokumen (3
kecamatan, 1 LHR
Kabupaten,
Inventaris
Perlengkapan Jalan)
220.000.000
5 Dokumen (3
kecamatan, 1 LHR
Kabupaten,
Inventaris
Perlengkapan
Jalan)
220.000.000
5 Dokumen (3
kecamatan, 1 LHR
Kabupaten,
Inventaris
Perlengkapan
Jalan)
220.000.000
penyusunan 1
perbup MRLLAJ di
sepanjang Jalan
Kopo
rambu lalu lintas (unit) 27 RPPJ - 396.980.000
zebra cross dan ZoSS (titik) 1 ZoSS - 142.450.000
260 577.000.000 977.845.000 160 210.000.000
165 (Overhead, Uk.
75x75, Portable,
RPPJ, RPPJ Wisata,
Implementasi MR
Kota Kecamatan)
1.222.500.000
165 (Overhead, Uk.
75x75, Portable,
RPPJ,
Implementasi MR
Kota Kecamatan)
922.500.000
165 (Overhead, Uk.
75x75, Portable,
RPPJ)
722.500.000
marka jalan (meter1) 10.250 44.000.000 384.890.000 5.621 124.600.000 5.621 124.600.000 820 (Marka Jalan
dan Paku Jalan) 478.800.000
820 (Marka Jalan
dan Paku Jalan) 478.800.000
820 (Marka Jalan
dan Paku Jalan) 478.800.000
warning light (unit) 20 705.000.000 571.545.000 16 506.297.000 16 506.297.000 10 400.000.000 10 400.000.000 10 400.000.000
2 150.000.000 653.285.000 - -
guardrail (beam) 32 232.000.000 207.500.000 51 252.500.000 51 252.500.000 50 300.000.000 50 300.000.000 50 300.000.000
cermin tikungan (buah) 25 88.000.000 87.500.000 69 313.402.343 69 313.400.000 20 100.000.000 20 100.000.000 20 100.000.000
kamera pantau lalu lintas (titik) - - - - - 1 Titik 200.000.000 1 Titik 200.000.000 1 Titik 200.000.000
lajur sepeda (km) 0,75 - - - 3000 102.000.000 3000 102.000.000 3000 102.000.000
zebra cross dan ZoSS (titik) 18 179.000.000 35 263.000.000 35 263.000.000 15 27.200.000 15 27.200.000 15 27.200.000
2 335.000.000 320.000.000
halte dan shelter (unit) 15 - 12.750.000 8 164.000.000
Pemeliharaan perlengkapan
jalan 1 paket per tahun 1 paket per tahun - 106.840.000 1 paket per tahun 200.000.000 1 paket per tahun 200.000.000 1 paket per tahun 200.000.000
OD angkutan barang dan
penetapan jaringan lintas
angkutan barang
2 kegiatan 200.000.000 233.010.000
Pengadaan rambu kelas jalan 108 rambu 198.100.000
Sosialisasi Jaringan Lintas
Angkutan Barang 2 kegiatan 48.890.000
02.09.19,12Pengendalian angkutan
barang
Seksi Manajemen Lalu
Lintas
Pegawai DISHUB dan penyedia-
pengguna jasa angkutan barang
/ Kab. Bandung 345.000.000
320.000.000 Dalam RKPD online untuk RENJA 2016, 2 unit terekam dalam kegiatan
07.19.04 akibat orientasi fungsi manajemen kawasan yang tidak sama
dengan orientasi kelembagaan yang lintas seksi.
8 164.000.000 232.500.000 232.500.000 232.500.000
2 320.000.000 2
1.400.000.000 2 (Traffic Light,
ATCS Jalan Kopo) 1.400.000.000
Dalam RKPD online untuk RENJA 2016, 1 unit terekam dalam kegiatan
07.19.04 akibat orientasi fungsi manajemen kawasan yang tidak sama
dengan orientasi kelembagaan yang lintas seksi.
terekam dalam Rp marka
pelican crossing (unit) - -
380 488.227.000
Seksi Rekayasa Lalu
Lintas
Masyarakat pengguna jalan/Kab.
Bandung
Dalam RKPD online untuk RENJA 2016, 1 rambu senilai 10 juta terekam
sebagai kegiatan 07,15,01 akibat kesalahan input saat Musrenbang. 1 VMS
senilai 100 juta terekam dalam kegiatan 07.19.04 akibat orientasi fungsi
manajemen kawasan yang tidak sama dengan orientasi kelembagaa n
(melibatkan 2 Kepala Seksi sebagai PPTK)
traffic light (unit)2 (Traffic Light,
ATCS Jalan Kopo) 1.400.000.000
2 (Traffic Light,
ATCS Jalan Kopo)
02.09.19,11Pengadaan dan pemasangan
perlengkapan jalan
rambu lalu lintas (unit) 380 488.227.000
Dalam DPA 2016 masih terekam pada rekening 07.18.02. Dialihkan dengan
pertimbangan nomenklatur program 18 yang kurang tepat, serta untuk
menyelaraskan program/kegiatan dengan indikatornya.
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terekam secara tersebar pada rekening
07,10,11 rekening 07,15,09 rekening
07,19,01 rekening 07,19,02 rekening
07,19,03 (salah rekam rekening kegiatan
yang terjadi pada masa musrenbang
kecamatan, atau terekam di perangkat
daerah lainnya dan dialihkan pada saat
Forum SKPD tanpa memperbaiki kode
rekening kegiatan), pada rekening 07.18.02
(pertimbangan nomenklatur program 18 yang
kurang tepat, serta untuk menyelaraskan
program/kegiatan dengan indikatornya),
serta pada rekening 07.19.11
Seksi Manajemen Lalu
LintasPegawai DISHUB/Soreang
02.09.19,09Pengadaan dan pemasangan
perlengkapan jalan (DAK)
Seksi Rekayasa Lalu
Lintas
Masyarakat pengguna jalan/Kab.
Bandung
02.09.19,04
Manajemen dan rekayasa lalu
lintas dan angkutan jalan di
kawasan
Jumlah dokumen perencanaan
transportasi
Dalam RKPD online untuk RENJA 2016 masih tercatat sebagai kegiatan
15.01. Pengalihan dilakukan dalam rangka penyelarasan nomenklatur
kegiatan dengan personil PPTK 1 orang kepala seksi per kegiatan.
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017 masih
tercatat sebagai kegiatan 15.01. Pengalihan
dilakukan dalam rangka penyelarasan
nomenklatur kegiatan dengan personil PPTK 1
orang kepala seksi per kegiatan.
02.09.19
PENGENDALIAN DAN
PENGAMANAN LALU
LINTAS
J u m l a h P e r l e n g k a p a n J a l a n s.d. T a h u n R e n c a n a
- 0 -
Perencanaan dan
pembangunan fasilitas parkir
Seksi Prasarana
Parkir
Masyarakat pengguna jalan/Kab.
Bandung
Rencana penataan parkir N/A - - - - 0
9 19
Urusan Pemerintahan 07: Bidang Perhubungan
Meningkatkan
kapasitas
layanan
transportasi
Perbaikan tingkat
pelayanan jalan pada level
LoS C di Tahun 2020
Tingkat ketersediaan
perlengkapan jalan
02.09.15
PROGRAM PEMBANGUNAN
PRASARANA DAN
FASILITAS PERHUBUNGAN
02.09.15,10
Unit Kerja PD
PenanggungjawabKelompok Sasaran/Lokasi
Tahun 1 (2016) Tahun 2 (RENJA 2017) Tahun 2 (RENJA Perubahan 2017) Tahun 3 (2018) Tahun 4 (2019) Tahun 5 (2020) Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RENSTRA PD
Tabel V-1: Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Perangkat Daerah
Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome ) dan Kegiatan
(output )
Data Capaian pada
Tahun Awal
Perencanaan
(2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target (DPA) Rp (RENJA) Rp (DPA) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp TargetRp
(2016 berdasar RENJA)
Rp
(2016 berdasar DPA)1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 219 19
Unit Kerja PD
PenanggungjawabKelompok Sasaran/Lokasi
Tahun 1 (2016) Tahun 2 (RENJA 2017) Tahun 2 (RENJA Perubahan 2017) Tahun 3 (2018) Tahun 4 (2019) Tahun 5 (2020) Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RENSTRA PDTujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome ) dan Kegiatan
(output )
Data Capaian pada
Tahun Awal
Perencanaan
(2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
85,82% 81,57% 85,00% 85,00% 90,00% 95,00% 100% 100%
02.09.17PENINGKATAN PELAYANAN
ANGKUTAN
Persentase pemilik kendaraan
angkutan umum yang secara
finansial mampu memenuhi
persyaratan administrasi
pengusahaan angkutan umum (%)
88,79% 81,57% 85,00% 85,00% 90,00% 95,00% 100% 100%
pengawasan di 9
wilayah 40.000.000
Kontrol administrasi kendaraan
angkutan dalam trayek
Penyusunan one file
one car,
pemasangan 2350
stiker nomor urut
kendaraan
Pembinaan angkutan berbadan
hukum
sosialisasi
terhadap 50 orang
penyedia jasa,
sosialisasi di 8
daerah, penyusunan
perbup penyedia
jasa berbadan
hukum
1 kegiatan (30
peserta) 22.300.000
98,64% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
01
PELAYANAN
ADMINISTRASI
PERKANTORAN
Tingkat ketersediaan alat dan
fasilitas bekerja (%)60% 65% 67% 67% 68% 69% 70% 70%
01,13Penyediaan peralatan dan
perlengkapan kantor
belanja flash light stick juru
parkirN/A 0 - - 0 - 0 - 0 - 224 buah 29.120.000 0 -
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
03PENINGKATAN DISIPLIN
APARATUR
Tingkat kesesuaian pakaian
dinas yang dikenakan pegawai
dengan aturan (%)
100% 100% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
pengadaan jas hujan81 buah untuk
petugas terminal
525 stel untuk juru
parkir 135.000.000
525 stel untuk juru
parkir 105.000.000 300 80.000.000 300 80.000.000 300 80.000.000
525 pasang untuk
juru parkir 60.000.000 300 35.000.000 300 35.000.000 300 35.000.000
Topi dan Baju525 set rompi untuk
juru parkir
525 set topi dan
rompi untuk Juru
Parkir
- 60.375.000 525 Stel Rompi dan
Topi Jukir 66.150.000 300 baju dan topi 85.000.000 300 baju dan topi 85.000.000 300 baju dan topi 94.620.000
02.09.15
PEMBANGUNAN
PRASARANA DAN
FASILITAS PERHUBUNGAN
Tingkat ketersediaan
Masterplan Transportasi yang
masih dapat digunakan atau
updated (dokumen)
1 1 1 2 2 3 3 3
02.09.15,01
Perencanaan pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan
Penyusunan dokumen
perencanaan fasilitas layanan
perhubungan
N/A FS dan/atau DED
Kantor UPTD 417.969.626
Seksi Prasarana
terminal/Parkir/PKBPegawai UPTD
02.09.15,02
Penyusunan kebijakan, norma,
standar dan prosedur bidang
perhubungan
Penyusunan NSPK dan peraturan
perundang-undangan bidang
perhubungan
1 dokumen raperda
penyelenggaraan
transportasi
Penyusunan
RAPERBUP
tindaklanjut
PERDA, Tahap I
(perubahan nominal
retribusi PKB,
terminal dan parkir)
18.500.000 Subbagian
Penyusunan Program
Pegawai UPTD dan masyarakat
pengguna layanan publik bidang
perhubungan
02.09.16
REHABILITASI DAN
PEMELIHARAAN
PRASARANA DAN
FASILITAS LLAJ
Terpeliharanya prasarana dan
fasilitas LLAJ sumber PAD (%)100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
02.09.16,01
Rehabilitasi/pemeliharaan
alat pengujian kendaraan
bermotor
pemeliharaan dan kalibrasi alat
uji PKB (set alat)
pemeliharaan 1 set
alat dan
rehabilitasi 1 unit
mobil pelayanan
keliling
pemeliharaan 1 set
alat 130.000.000 130.000.000
pemeliharaan dan
kalibrasi 2 set alat
statis
210.000.000
pemeliharaan dan
kalibrasi 2 set alat
statis
123.305.000
pemeliharaan dan
kalibrasi 2 set alat
statis dan 3 set alat
pada mobil layanan
keliling
475.000.000
pemeliharaan dan
kalibrasi 2 set alat
statis dan 3 set alat
pada mobil layanan
keliling
500.000.000
pemeliharaan dan
kalibrasi 2 set alat
statis dan 3 set alat
pada mobil layanan
keliling
525.000.000 Seksi Prasarana PKB Pegawai Seksi PKB/Soreang
0 1.857.000.000 -
Output dan pagu dihilangkan dalam DPA atas rekomendasi DPRD, karena
ketidakjelasan kewenangan untuk pengelolaan terminal type B yang belum
diakui secara de jure oleh SK Gubernur, terkait UU 23/2014
Seksi Prasarana
TerminalPengguna angkutan umum 452.870.000 3 terminal 1.000.000.000
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terekam dalam kegiatan 07.15.01.
Direncanakan akan dialihkan ke kegiatan
rutin 03.02 (berdasar history penelitian
TAPD dan evaluasi gubernur untuk RKA
2016)
02.09.16,04Rehabilitasi/pemeliharaan
terminal/pelabuhan
pemeliharaan/rehab prasarana
dan fasilitas terminal (lokasi
terminal)
rehabilitasi 4
terminal3 terminal 452.871.442 3 terminal
Tingkat pencapaian target PAD
Bidang Perhubungan (%)
03,02Pengadaan pakaian dinas
beserta perlengkapannya
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai Seksi Parkir/Kab.
Bandung
pengadaan sepatu boot525 pasang untuk
juru parkir 49.875.000
Seksi Angkutan Orang
Berbasis Jalan
Penyedia jasa angkutan
penumpang umum
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terekam sebagai rekening 07.17.13. Kegiatan
Fasilitasi Perijinan di Bidang Perhubungan.
Dalam rangka menyelaraskan dengan rencana
restrukturisasi perangkat daerah di Tahun
2017, maka nomenklatur kegiatan disesuaikan
dengan rencana nomenklatur seksi dan
fungsinya. Selebihnya menimbang evaluasi
gubernur atas RKA Tahun 2015, nomenklatur
'fasilitasi' disarankan untuk ditiadakan.
pengawasan di 9
wilayah 50.000.000
pengawasan di 9
wilayah 50.000.000
pengawasan di 9
wilayah 50.000.000
pengawasan di 9
wilayah
pengawasan di 7
wilayah 30.000.000
Peningkatan kontribusi
layanan transportasi
terhadap perekonomian
Persentase pemilik kendaraan
angkutan umum yang secara
finansial mampu memenuhi
persyaratan administrasi
pengusahaan angkutan umum
(%)
02.09.17,21
Pembinaan Angkutan
Penumpang Umum dalam
Trayek
Pengawasan di jalan atas izin
penyelenggaraan angkutan
Meningkatkan
kapasitas
layanan
transportasi
Target (DPA) Rp (RENJA) Rp (DPA) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp TargetRp
(2016 berdasar RENJA)
Rp
(2016 berdasar DPA)1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 219 19
Unit Kerja PD
PenanggungjawabKelompok Sasaran/Lokasi
Tahun 1 (2016) Tahun 2 (RENJA 2017) Tahun 2 (RENJA Perubahan 2017) Tahun 3 (2018) Tahun 4 (2019) Tahun 5 (2020) Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RENSTRA PDTujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome ) dan Kegiatan
(output )
Data Capaian pada
Tahun Awal
Perencanaan
(2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
358.158 358.158 520.458 520.458 666.467 812.476 958.486 958.486
02.09.17PENINGKATAN PELAYANAN
ANGKUTAN
Ketersediaan layanan angkutan
umum pada trayek lokal dan
perbatasan (seat per hari)
358.158 358.158 520.458 520.458 666.467 812.476 958.486 958.486
Pengadaan stiker kampanye
angkutan umum
stiker @Seksi
penyuluhan 2500 buah - 52.975.000 0 - 3154 buah 16.155.000 0 -
RIP Kabupaten
Bandung (LRT
included )
250.000.000 DED LRT (1
lintasan) 150.000.000
Persiapan reaktivasi
jalur KA Bandung -
Ciwidey (penertiban
kegiatan di
sepanjang jalur dan
pembebasan trase)
862.678.168
Persiapan reaktivasi
jalur KA Bandung -
Ciwidey
(penertiban
kegiatan di
sepanjang jalur dan
pembebasan trase)
1.500.000.000
Persiapan reaktivasi
jalur KA Bandung -
Ciwidey
(penertiban
kegiatan di
sepanjang jalur dan
pembebasan trase)
1.500.000.000
Restrukturisasi jaringan trayek
angkutan penumpang umum
1 Dokumen Rencana
Penyelenggaraan
Angkutan Umum
Massal Berbasis
jalan dalam
Jaringan Trayek
Lokal
350.000.000 283.305.000
1 kegiatan (follow
up Rencana
Angkutan Umum
Massal Berbasis
Jalan 2016 dan SK
Jaringan Trayek
yang belum update)
150.000.000
1 kegiatan (follow
up Rencana
Angkutan Umum
Massal Berbasis
Jalan 2016 dan SK
Jaringan Trayek
yang belum update)
84.252.325
Lelang operator
angkutan massal
berbasis jalan
200.000.000 DED TOD Kab.
Bandung 200.000.000
Pendataan penyedia dan
pengguna angkutan karyawan
data penyedia
(jenis kendaraan,
lintasan, domisili)
70 perusahaan 75.000.000 81.166.000 0 - 0 - 0 -
Pembinaan angkutan karyawan 100 orang - 26.475.000 50 perusahaan 35.000.000 0 - 0 -
Kajian angkutan karyawan - - 1 dokumen 45.632.616 0 - 0 -
Pengawasan dan pengendalian
layanan angkutan di kawasan
tertentu (kegiatan)
- - 1 15.000.000 0 - 0 -
50 orang 24.000.000
50 orang 24.000.000
Kajian jaringan trayek
pembuatan 1 GIS
untuk kaji kinerja,
pengkajian alokasi
trayek baru,
penataan lintasan
angkutan
lokal,/perbatasan/
AKDP
- -
Penyusunan SK Bupati Bandung
tentang Jaringan Trayek1 Dokumen - 85.425.000 0 - 0 - 0 -
2100 buah - 101.795.000
Pengembangan angkutan umum
dalam trayek
pembinaan 154
kendaraan trayek
percontohan
uji publik pembukaan
trayek baru (Tahap
I)
150.000.000
uji publik
pembukaan trayek
baru (Tahap II)
150.000.000
uji publik
pembukaan trayek
baru (Tahap
III/Final)
125.000.000
Inventarisasi data
kegiatan di
sepanjang sungai
yang berpotensi
memberi dampak
pada
bangkitan/tarikan
lalu lintas
20.000.000
Brainstorming dan
FGD dalam rangka
formulasi potensi
pembinaan angkutan
sungai (engembangan
trayek)
75.000.000
Perencanaan angkutan danau
Brainstorming dan
FGD dalam rangka
formulasi potensi
pembinaan angkutan
danau (penerbitan
izin usaha, izin
trayek, uji kelaikan
kapal)
75.000.000
Dalam DPA 2016 masih terekam dalam kegiatan 07.17.12. Mulai Tahun
2017, output ini dialihkan ke kegiatan 07.17.21 karena merujuk rencana
restrukturisasi kelembagaan, ini merupakan fungsi seksi angkutan orang
berbasis jalan, bukan fungsi seksi pengembangan sarana transportasi
02.09.17,18Pembinaan angkutan sungai
dan danau
Perencanaan angkutan sungai
Seksi Angkutan
Barang dan ASDPenyedia jasa ASD
- 0 - - 0 - 0 - 0
Seksi Angkutan
Barang dan ASDPenyedia jasa angkutan barang
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017 masih
terekam dalam kegiatan 07.17.12. Dalam
rangka penyelarasan dengan rencana
restrukturisasi organisasi, direncanakan
mulai Tahun 2017 dicatat sebagai kegiatan
07.17.20
02.09.17,21
Pembinaan angkutan
penumpang umum dalam
trayek
Seksi Angkutan Orang
Berbasis Jalan
Penyedia jasa angkutan
penumpang umum
Pengadaan kartu identitas
pengemudi angkutan umum0
100.000.000 75 orang 100.000.000 54.070.000 50 orang 24.000.000 75 orang 75.000.000 75 orang02.09.17,20 Pembinaan angkutan barangPembinaan awak angkutan
barang N/A 50 orang -
- 0 - 52.359.000 0 - 0 - 0
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017 masih
terekam dalam kegiatan 07.17.12. Dalam
rangka penyelarasan dengan rencana
restrukturisasi organisasi, direncanakan
mulai Tahun 2017 dicatat sebagai kegiatan
07.17.19
02.09.17,19
Pembinaan angkutan
penumpang umum tidak dalam
trayek
Seksi Angkutan Orang
Berbasis Jalan
Penyedia jasa angkutan
penumpang umum Kab. Bandung
Pembinaan teknis bagi penyedia
jasa angkutan kawasan tertentu110 awak -
N/A
Meningkatkan
penggunaan
angkutan umum
Pencapaian angka moda
share 2,16% di Tahun
2020
Ketersediaan layanan angkutan
umum (seat per hari)
02.09.17,12
Pengembangan sarana dan
prasarana pelayanan jasa
angkutan
Seksi Pengembangan
Sarana Transportasi
Penyedia jasa angkutan
penumpang umum Kab. Bandung
Rencana penyelenggaraan
angkutan umum berbasis rel
Target (DPA) Rp (RENJA) Rp (DPA) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp TargetRp
(2016 berdasar RENJA)
Rp
(2016 berdasar DPA)1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 219 19
Unit Kerja PD
PenanggungjawabKelompok Sasaran/Lokasi
Tahun 1 (2016) Tahun 2 (RENJA 2017) Tahun 2 (RENJA Perubahan 2017) Tahun 3 (2018) Tahun 4 (2019) Tahun 5 (2020) Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RENSTRA PDTujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome ) dan Kegiatan
(output )
Data Capaian pada
Tahun Awal
Perencanaan
(2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
398.389 262.114 364.321 364.321 466.527 568.734 670.940
02.09.15
PEMBANGUNAN
PRASARANA DAN
FASILITAS PERHUBUNGAN
Tingkat ketersediaan ruang
operasional terminal53,79% 53,79% 53,79 53,79 53,79% 55,15% 57,51% 57,51%
02.09.15,04Sosialisasi kebijakan di
bidang perhubungan
Promosi penggunaan angkutan
umumN/A 0 - - 0 - 0 - 0 - 0 -
pembuatan iklan
layanan masyarakat
menggunakan
angkutan umum
150.000.000
Seksi Promosi dan
Kemitraan
Keselamatan
02.09.17PENINGKATAN PELAYANAN
ANGKUTAN
Persentase awak kendaraan
angkutan umum yang
terlatih/terbina dari
keseluruhan
6,01% 7,21% 10,82% 10,82% 12,82% 16,43% 20,03% 20,03%
02.09.17,12
Pengembangan sarana dan
prasarana pelayanan jasa
angkutan
Pembinaan membudayakan naik
angkutan umum
Subsidi naik
angkutan umum
gratis di hari-hari
besar
125.000.082
Kampanye
penggunaan angkutan
umum oleh anak
sekolah/subsidi
angkutan umum
200.000.000
Kampanye
penggunaan
angkutan umum oleh
karyawan
pabrik/subsidi
angkutan umum
200.000.000
Kampanye
penggunaan
angkutan umum oleh
publik/subsidi pada
hari-hari tertentu
400.000.000 Seksi Pengembangan
Sarana Transportasi
Penyuluhan awak angkutan
penumpang umum (orang per
tahun)
30 awak 30 75.000.000 122.310.000 50 95.000.000 50 69.975.000 50 140.000.000 50 140.000.000 50 140.000.000 Awak angkutan penumpang umum
Penyertaan AKUT Kab. Bandung
ke tingkat provinsi (orang per
tahun)
2 awak - 2.490.000 3 5.000.000 3 5.000.000 3 10.000.000 3 10.000.000 3 10.000.000 Juara AKUT Kab.
Bandung/Pemprov Jawa Barat
Penyuluhan pengurus/badan
hukum penyedia jasa angkutan
penumpang umum (orang per
tahun)
- - 40 35.000.000 40 23.325.000 40 50.000.000 40 50.000.000
Pengurus/badan hukum penyedia
jasa angkutan penumpang umum
(Kab. Bandung)
Pendataan awak kendaraan
angkutan umum
Pendataan
pengemudi di 9
terminal
02.09.17,19
Pembinaan angkutan
penumpang umum tidak dalam
trayek
Pembinaan angkutan penumpang
umum tidak dalam trayekN/A
Pembinaan
awak/pengusaha
angkutan umum tidak
dalam trayek
50.000.000
Pembinaan
awak/pengusaha
angkutan umum
tidak dalam trayek
50.000.000
Pembinaan
awak/pengusaha
angkutan umum
tidak dalam trayek
50.000.000 Seksi Angkutan Orang
Berbasis Jalan
Penyedia jasa angkutan
penumpang umum / Kab. bandung
02.09.17,18Pembinaan angkutan sungai
dan danauPembinaan awak ASD 20 awak
Pelatihan rescue
untuk 30 awak ASD
di Situ Cileunca
70.000.000 Pelatihan rescue 100
awak ASD 200.000.000
Seksi Angkutan
Barang dan ASD
Penyedia jasa ASD / Situ
Cileunca dan Situ Patengan
53,79% 53,79% 53,79% 53,79% 53,79% 55,15% 57,51% 57,51%
02.09.15
PEMBANGUNAN
PRASARANA DAN
FASILITAS PERHUBUNGAN
Tingkat ketersediaan ruang
operasional terminal53,79% 53,79% 53,79 53,79 53,79% 55,15% 57,51% 57,51%
6 terminal 300.000.000
1 dokumen rencana
induk 150.000.000 371.125.000
100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100%
02.09.20
PENINGKATAN KELAIKAN
PENGOPERASIAN
KENDARAAN BERMOTOR
Tingkat kelaikan jalan sarana
transportasi (% kendaraan
wajib uji yang melaksanakan uji
baru dan uji berkala)
100,00% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sewa lahan pelayanan PKB
(lokasi per tahun)0 - 140.000.000 1 lokasi di Cileunyi 140.000.000 1 lokasi di Cileunyi 140.000.000
2 lokasi (Cileunyi dan
Margaasih) 250.000.000
2 lokasi (Cileunyi
dan Margaasih) 270.000.000
2 lokasi (Cileunyi
dan Margaasih) 280.000.000 Cileunyi
Pembangunan gedung pelayanan
PKB (paket.lokasi)
1 paket di
Baleendah
1 paket (lanjutan)
di Baleendah - 145.310.000
rehab atap gedung
unit layanan PKB
Soreang
557.478.009
rehab atap gedung
unit layanan PKB
Soreang dan
pembangunan
fasilitas
pemeriksaan bagian
bawah kendaraan
129.410.000
rehab landasan dan
dinding gedung unit
layanan PKB Soreang
742.521.991 Pegawai DISHUB dan pemilik
kendaraan wajib uji/Baleendah
02.09.20,02Pengadaan alat pengujian
kendaraan bermotor
Pengadaan alat pengujian
kendaraan bermotor (unit atau
set)
3 set mobil dan alat
pelayanan keliling,
1 set alat statis
tidak terkalibrasi
di unit pelayanan
Soreang
1 set alat statis
untuk unit layanan
PKB Baleendah
1.500.000.000 2.993.789.000 pengadaan 2 unit
alat uji 250.000.000
pengadaan alat uji
emisi (alih
indikator)
-
pengadaan dan
pemasangan 1 set alat
statis di unit layanan
PKB Soreang
(menggantikan yang
lama, sudah tidak
bisa terkalibrasi)
2.250.000.000 1.000.000.000 500.000.000 Seksi Prasarana PKB
02.09.20,03Pelaksanaan uji petik
kendaraan bermotor
Penghapusan kendaraan
bermotor 4 kegiatan 2 kegiatan - 1.650.000 Seksi Prasarana PKB
Pemilik kendaraan wajib
uji/Kab. Bandung
0 -
Pemilik/pengguna bengkel
kendaraan bermotor
Pagu kegiatan dialihkan ke Kegiatan 07.15.04
karena perbengkelan tidak lagi menjadi sub
urusan dalam urusan pemerintahan bidang
perhubungan.
Seksi Prasarana PKB
02.09.20,05Pembinaan bengkel kendaraan
bermotor
Pendataan dan pembinaan
bengkel serta mekaniknya2 kegiatan 120.000.000 134.225.000 Seksi Perbengkelan
Pengguna dan penyedia jasa
angkutan penumpang umum /
Cicalengka, Banjaran, Kab.
Bandung
Dalam RKPD online untuk RENJA 2016, masih terekam sebagai kegiatan
Pembangunan Gedung Terminal rekening 07.18.01. Dalam rangka
penyelarasan rumpun program/kegiatan dengan indikatornya, program 18
tidak akan digunakan lagi, karena nomenklatur dan fokusnya beririsan
dengan program 15 dan program 19, juga karena penggunaan nomenklatur
'pembangunan sarana' kurang tepat (sarana dalam ilmu transportasi
berarti moda kendaraan).
Meningkatkan
keselamatan dan
pengawasan
ketertiban
transportasi
Peningkatan kelaikan jalan
sarana transportasi
Tingkat kelaikan jalan sarana
transportasi (% kendaraan
wajib uji yang melaksanakan uji
baru dan uji berkala)
02.09.20,01Pembangunan balai pengujian
kendaraan bermotor
DED 2 terminal
(Cicalengka dan
Banjaran)
600.000.000
* Pembangunan
Terminal
Cicalengka dan
Banjaran (Tahap I)
* FS dan DED
terminal tipe C
selain 9 terminal
tertunjuk
5.417.969.626
* Pembangunan
Terminal
Cicalengka dan
Banjaran (Tahap
II)
* Pembangunan
Terminal Tipe C
kelas 3
5.329.846.354
Seksi Prasarana
Terminal
Pengguna dan penyedia jasa
angkutan penumpang umum /
Sayati, Ciwidey, Ciparay,
Cileunyi, Ibun, Pangalengan
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terekam sebagai kegiatan Pembangunan
Gedung Terminal rekening 07.18.01. Dalam
rangka penyelarasan rumpun
program/kegiatan dengan indikatornya,
program 18 tidak akan digunakan lagi, karena
nomenklatur dan fokusnya beririsan dengan
program 15 dan program 19, juga karena
penggunaan nomenklatur 'pembangunan
sarana' kurang tepat (sarana dalam ilmu
transportasi berarti moda kendaraan)
Pembangunan terminal
Study optimalisasi
Terminal
Cicalengka
6 terminal 350.000.000 6 terminal 400.000.000 400.000.000 161.880.000 6 terminal 300.000.000 6 terminal 330.000.000
Tingkat ketersediaan ruang
operasional terminal
02.09.15,11
Perencanaan dan
operasionalisasi terminal
angkutan penumpang
Sewa lahan terminal 6 lokasi 5 lokasi
Jumlah pengguna angkutan
umum (penumpang per hari)
02.09.17,15
Pemilihan dan pemberian
penghargaan sopir/ juru
mudi/ awak kendaraan
angkutan umum teladan
Seksi Angkutan Orang
Berbasis Jalan
Meningkatkan
penggunaan
angkutan umum
Pencapaian angka moda
share 2,16% di Tahun
2020
Target (DPA) Rp (RENJA) Rp (DPA) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp TargetRp
(2016 berdasar RENJA)
Rp
(2016 berdasar DPA)1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 219 19
Unit Kerja PD
PenanggungjawabKelompok Sasaran/Lokasi
Tahun 1 (2016) Tahun 2 (RENJA 2017) Tahun 2 (RENJA Perubahan 2017) Tahun 3 (2018) Tahun 4 (2019) Tahun 5 (2020) Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RENSTRA PDTujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome ) dan Kegiatan
(output )
Data Capaian pada
Tahun Awal
Perencanaan
(2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
728 758 784 784 799 814 829 829
02.09.19
PENGENDALIAN DAN
PENGAMANAN LALU
LINTAS
Ketersediaan alat pengendali
dan pengaman jalan portable,
terdiri dari traffic cone, water
barrier, rambu portable (buah)
728 758 784 784 799 814 829 829
30 rambu portable - 25.500.000 26 traffic cone 7.800.000 0 -
RPPJ Portable 250.000.000 RPPJ Portable 250.000.000 RPPJ Portable 250.000.000 Seksi Rekayasa Lalu
Lintas
0% 10% 11% 11% 12% 13% 14% 14%
02.09.15
PROGRAM PEMBANGUNAN
PRASARANA DAN
FASILITAS PERHUBUNGAN
Peningkatan jumlah kecamatan
yang ruang parkir on street-nya
ditertibkan dari tahun 0 (%)
0,00% 0,00% - - 0,00% - 0,00% - 3,23% 9,68% 16,13% 16,13%
02.09.15,10Perencanaan dan
pembangunan fasilitas parkir
Penertiban lokasi parkir liar
(gabungan dengan kepolisian
dan Pol.PP.)
N/A 0,00% - - 0,00% - 0,00% - 1 kecamatan 100.000.000 2 kecamatan 200.000.000 2 kecamatan 200.000.000 Seksi Prasarana
Parkir
Sosialisasi lokasi parkir, tarif
dan aturannya di kecamatan31 kecamatan 280.000.000
02.09.19
PENGENDALIAN DAN
PENGAMANAN LALU
LINTAS
Penurunan jumlah pelanggaran
lalu lintas dari Tahun 0 (%)0 10 11 11 12 13 14 14
Penyuluhan ketertiban lalu
lintas dan angkutan7 kelompok sasaran 7 kelompok sasaran 114.000.000 100.955.000 7 kelompok sasaran 80.000.000 7 kelompok sasaran 70.000.000 7 kelompok sasaran 100.000.000 7 kelompok sasaran 100.000.000 7 kelompok sasaran 105.000.000
20 orang
pemilihan/seleksi di
tingkat kabupaten,
3 orang dikirim ke
tingkat provinsi
- 29.350.000
20 orang
pemilihan/seleksi di
tingkat kabupaten,
3 orang dikirim ke
tingkat provinsi
30.000.000
20 orang
pemilihan/seleksi di
tingkat kabupaten, 3
orang dikirim ke
tingkat provinsi
50.000.000
20 orang
pemilihan/seleksi di
tingkat kabupaten,
3 orang dikirim ke
tingkat provinsi
50.000.000
20 orang
pemilihan/seleksi di
tingkat kabupaten,
3 orang dikirim ke
tingkat provinsi
50.000.000
3 kegiatan 150.000.000
365 366 365 365 365 365 366
02.09.15
PEMBANGUNAN
PRASARANA DAN
FASILITAS PERHUBUNGAN
Jumlah kegiatan audit dan
inspeksi keselamatan
transportasi
0 - - 4 4 4 4 4
02.09.15,09Audit dan inspeksi
keselamatan transportasi
Identifikasi lokasi potensi
kecelakaan dan lokasi rawan
kecelakaan, inventarisasi dan
analisis angka pelanggaran dan
kecelakaan lalu lintas, inspeksi
laik fungsi jalan kabupaten
4 kegiatan
(identifikasi rawan
laka, analisa
pelanggaran dan
laka, inspeksi laik
fungsi jalan,
inspeksi angkutan
lebaran)
90.000.000 Survey Data dan
Lokasi Kecelakaan 35.000.000
Survey Data dan
Lokasi Kecelakaan 35.000.000
Survey Data dan
Lokasi Kecelakaan 35.000.000
Seksi Audit dan
Inspeksi Keselamatan
02.09.19
PENGENDALIAN DAN
PENGAMANAN LALU
LINTAS
Jumlah hari yang dampak LLAJ-
nya terkendali (hari)364 365 364 364 364 364 366 366
Pengaturan dan pengawasan lalu
lintas rutin di koridor utama
wilayah Kab. Bandung
282 hari 282 hari 1.195.435.000 281 hari 281 hari 281 hari 1.698.000.000 281 hari 1.698.000.000 282 hari 1.698.000.000
Pengaturan dan pengawasan
Angkutan Lebaran 16 hari 16 hari 373.595.000 16 hari 16 hari 16 hari 546.000.000 16 hari 546.000.000 16 hari 546.000.000
Pengaturan dan pengawasan
Angkutan Natal dan Tahun Baru 8 hari 8 hari 87.000.000 8 hari 8 hari 8 hari 109.000.000 8 hari 109.000.000 8 hari 109.000.000
Pengaturan dan pengawasan lalu
lintas insidentil
10 kegiatan
insidentil
13 hari PON dan 10
kegiatan insidentil 423.600.000
10 kegiatan
insidentil
10 kegiatan
insidentil10 kegiatan insidentil 9.500.000
10 kegiatan
insidentil 9.500.000
10 kegiatan
insidentil 9.500.000
Pengaturan dan pengawasan
angkutan barang di Jalan0 12 kegiatan 65.000.000 0 0 0
Operasi pengaturan dan
pengawasan gabungan di jalan 14 kegiatan 25 kegiatan 43.750.000 0 0
Honorarium Tim,
Perjadin, Gembok
Mobil
445.000.000
Honorarium Tim,
Perjadin, Gembok
Mobil
445.000.000
Honorarium Tim,
Perjadin, Gembok
Mobil
445.000.000
12 bulan/tahun 50.400.000 0 12 bulan/tahun 60.000.000 12 bulan/tahun 60.000.000 12 bulan/tahun 60.000.000
16 hari - 45.295.000 16 hari 79.000.000 16 hari 85.000.000 16 hari 90.000.000 16 hari 95.000.000
02.09.20
PENINGKATAN KELAIKAN
PENGOPERASIAN
KENDARAAN BERMOTOR
Jumlah KWU Kab. Bandung yang
terlibat kecelakaan lalu lintas
selama periode angkutan
lebaran (kend)
0 0 0 0 0 0 0 0
02.09.20,03Pelaksanaan uji petik
kendaraan bermotor
Uji petik kendaraan di
perusahaan angkutan bus umum
sebelum masa angkutan lebaran
(perusahaan)
6 lokasi 7 perusahaan - 66.486.000 8 perusahaan 10.000.000 8 perusahaan 7.400.000 8 perusahaan 25.000.000 8 perusahaan 30.000.000 8 perusahaan 30.000.000 Seksi Prasarana PKBPemilik kendaraan wajib
uji/Kab. Bandung
Ramp check (pengujian
kendaraan bermotor periode
angkutan lebaran)
N/A N/A - - - - - - 16 hari 35.000.000 16 hari 35.000.000 16 hari 40.000.000
Seksi Promosi dan
Kemitraan
Keselamatan
Pengguna jalan periode
angkutan lebaran/Kab. BandungDalam DPA 2016 masih terekam sebagai bagian dari rekening 07.20,03.
Direncanakan akan dialihkan ke rekening 07.19.15 dalam rangka
penyelarasan dengan rencana restrukturisasi kelembagaan
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terekam sebagai bagian dari rekening
07.20,03. Direncanakan mulai dialihkan ke
rekening 07.19.15 dalam rangka penyelarasan
dengan rencana restrukturisasi kelembagaan
02.09.19,15
Promosi dan penyuluhan
ketertiban lalu lintas dan
angkutan
Pelaksanaan posko keselamatan
angkutan lebaran (hari)16 hari 16 hari 45.650.000
Seksi Pengaturan dan
Pengawasan Lalu
Lintas
Masyarakat pengguna jalan/Kab.
Bandung
Patroli pengawasan
perlengkapan jalan 12 bulan/tahun 0
Dalam RKPD online untuk RENJA 2016, masih tercatat sebagai kegiatan
07,17,05. Dalam rangka penyelarasan rumpun program/kegiatan dengan
indikator kinerja, mulai sejak penyusunan DPA 2016 dialihkan sebagai
kegiatan 07.19.14
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terekam sebagai rekening 07.17.05.
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terekam sebagai rekening 07.17.02.
Promosi dan kemitraan untuk
pembinaan keselamataanN/A
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017,
terdapat pagu maju untuk 2018 di kegiatan
07.20.04 Pembinaan Bengkel Kendaraan
Bermotor, sementara perbengkelan tidak lagi
menjadi sub urusan dalam urusan pemerintahan
bidang perhubungan. Maka dari itu, output
pembinaan teknisi bengkel dialihkan untuk
promosi dan kemitraan dalam rangka
pembinaan keselamatan lalu lintas dan
angkutan bagi kelompok pengguna jalan yang
rawan terlibat kecelakaan lalu lintas di
Kegiatan 07.19.15
Jumlah hari yang dampak LLAJ-
nya terkendali (hari)
02.09.19,14Optimalisasi Operasional
Rekayasa Lalu Lintas
1.000.000.000 900.000.000
850.000.000
Penurunan ratio jumlah
pelanggaran lalu lintas terhadap
LHR dibanding tahun 0 (%)
02.09.19,15
Promosi dan penyuluhan
ketertiban lalu lintas dan
angkutan
Seksi Promosi dan
Kemitraan
Keselamatan
Masyarakat pengguna jalan di
Kab. Bandung (SD, SMP, SMA,
Desa Layak Anak, BBGRM,
BSMSS, TMMD, kelompok
masyarakat tertentu yang
teridentifikasi dalam BAB III
sebagai rawan terlibat dalam
kecelakaan lalu lintas)
Pemilihan dan pengiriman
pelajar pelopor keselamatan ke
Tingkat Provinsi
N/A
20 orang
pemilihan/seleksi di
tingkat kabupaten,
3 orang dikirim ke
tingkat provinsi
27.880.000 Dalam RKPD online untuk RENJA 2016 masih tercatat pada kegiatan
7,17,02. Dalam DPA 2016, tercatat pada kegiatan 07.17.14. Dalam rangka
penyelarasan rumpun program/kegiatan dengan indikatornya, serta
menyelaraskan dengan rencana restrukturisasi perangkat daerah di
Tahun 2017, mulai Tahun 2017 direncanakan ditempatkan pada kegiatan
07.19.15.
Penurunan jumlah
gangguan ketertiban
transportasi (hari biasa,
hari raya, dan periode
bencana)
Ketersediaan alat pengendali
dan pengaman jalan portable,
terdiri dari traffic cone, water
barrier, rambu portable (buah)
02.09.19,11Pengadaan dan pemasangan
perlengkapan jalan
Pengadaan perlengkapan jalan
portable (buah)26 traffic cone 7.800.000
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terekam pada rekening kegiatan 07.19.01
(terinput pada saat Musrenbang Kecamatan).
Dalam rangka penyelarasan
program/kegiatan dengan indikator
kinerjanya, rekening 07.19.01 sejak 2013
tidak pernah digunakan lagi.
Meningkatkan
keselamatan dan
pengawasan
ketertiban
transportasi
Target (DPA) Rp (RENJA) Rp (DPA) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp TargetRp
(2016 berdasar RENJA)
Rp
(2016 berdasar DPA)1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 219 19
Unit Kerja PD
PenanggungjawabKelompok Sasaran/Lokasi
Tahun 1 (2016) Tahun 2 (RENJA 2017) Tahun 2 (RENJA Perubahan 2017) Tahun 3 (2018) Tahun 4 (2019) Tahun 5 (2020) Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RENSTRA PDTujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome ) dan Kegiatan
(output )
Data Capaian pada
Tahun Awal
Perencanaan
(2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
10% 27% 43% 43% 60% 60% 60% 60%
02.09.19
PENGENDALIAN DAN
PENGAMANAN LALU
LINTAS
Tingkat aksesibilitas publik
terhadap kamera pantau lalu
lintas (%)
Pengembangan akses publik
terhadap kamera pantau lalu
lintas
1 kegiatan 150.000.000 141.800.000
Upgrade aksesibilitas kamera
pantau dan automatic traffic
counter (paket pekerjaan)
2 83.862.783 2 75.000.000 2 84.123.000 Seksi Manajemen Lalu
Lintas
Masyarakat pengguna jalan/Kab.
Bandung
0% = .7863 Orang 38,46% 45% 45% 55% 65% 75% 75%
02.09.15
PEMBANGUNAN
PRASARANA DAN
FASILITAS PERHUBUNGAN
Tingkat ketergunaan hasil
kegiatan koordinasi bidang
perhubungan per tahun (%)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
02.09.15,02
Penyusunan kebijakan, norma,
standar dan prosedur bidang
perhubungan
Penyusunan NSPK dan peraturan
perundang-undangan bidang
perhubungan
PERDA
penyelenggaraan
transportasi dan
PERDA retribusi
Penyusunan
RAPERBUP
tindaklanjut
PERDA, Tahap I
(masterplan
transportasi,
renduk LLAJ,
andalalin,
penyelenggaraan
angkutan umum
dalam trayek,
renduk terminal)
91.820.000
Penyusunan
RAPERBUP
tindaklanjut PERDA,
Tahap II
(kelalulintasan,
keselamatan, parkir,
penyelenggaraan
angkutan umum tidak
dalam trayek/massal
berbasis jalan)
250.000.000 Subbagian
Penyusunan Program
RAKOR Urusan
Perhubungan
Tingkat Kab.
Bandung
96.875.443
02.09.15,03
Koordinasi dalam
pembangunan prasarana dan
fasilitas perhubungan
Jumlah kegiatan koordinasi
bidang perhubungan per tahun4 kegiatan 4 kegiatan 195.000.000 187.480.000 4 kegiatan 195.000.000
Forum LLAJ, WTN,
Rakor Provinsi,
Rakor Nasional
112.000.000 4 kegiatan 195.000.000 4 kegiatan 195.000.000 4 kegiatan 195.000.000 Seksi Manajemen
KeselamatanStakeholders /Indonesia
02.09.15,04Sosialisasi kebijakan di
bidang perhubungan
Sosialisasi PERDA No. 15 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan
Transportasi
N/A 0 - - sosialisasi Tahap I 70.000.000 sosialisasi Tahap II 115.000.000
Seksi Promosi dan
Kemitraan
Keselamatan
0 % = 271
kendaraan53,87% 40% 40% 60% 80% 100% 100%
02.09.20
PENINGKATAN KELAIKAN
PENGOPERASIAN
KENDARAAN BERMOTOR
Peningkatan jumlah kendaraan
melakukan uji emisi dari Tahun
0 (%)
0 % = 271
kendaraan53,87 40 40 60 80 100
02.09.20,02Pengadaan alat pengujian
kendaraan bermotor
Pengadaan alat uji emisi gas
buang
1 unit alat uji untuk
jenis bahan bakar
solar
1 unit kendaraan
pelayanan keliling 180.000.000 2 alat uji emisi 186.310.000 0 - Seksi Prasarana PKB
Pegawai DISHUB dan pemilik
kendaraan wajib uji Gedung dan
Mobil Pelayanan Keliling
PKB/Kantor DISHUB
Uji emisi gas buang kendaraan
bermotor pada kegiatan
Pelayanan Terpadu
Sabilulungan (lokasi)
10 bulan 40 lokasi 240.000.000 114.875.000 44 lokasi 40.000.000 44 lokasi 38.837.500 44 lokasi 78.000.000 44 lokasi 80.000.000 44 lokasi 85.000.000 Pemilik kendaraan wajib
uji/Kab. Bandung
Uji emisi gas buang kendaraan
bermotor ke pabrik-pabrik
(lokasi)
8 bulan 35 lokasi 14.000.000 43.175.000 50 lokasi 40.000.000 25 lokasi 18.837.500 50 lokasi 77.500.000 60 lokasi 85.000.000 60 lokasi 85.000.000 Pemilik kendaraan wajib
uji/Kab. Bandung
Seksi Prasarana PKB
50.290.000
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017,
terdapat kegiatan 07.20.04 Pembinaan
Bengkel Kendaraan Bermotor, sementara
perbengkelan tidak lagi menjadi sub urusan
dalam urusan pemerintahan bidang
perhubungan. Maka dari itu, output
pembinaan teknisi bengkel dialihkan untuk
sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan
di Kegiatan 07.15.04
Mengendalikan
polusi udara dari
sektor
transportasi
Penurunan emisi GRK dari
sektor transportasi
Peningkatan jumlah kendaraan
melakukan uji emisi dari Tahun
0 (%)
02.09.20,03Pelaksanaan uji petik
kendaraan bermotor
Peningkatan promosi dan
kemitraan keselamatan
Tingkat aksesibilitas publik
terhadap kamera pantau lalu
lintas (%)
02.09.19,04
Manajemen dan rekayasa lalu
lintas dan angkutan jalan di
kawasan
Peningkatan peran serta
stakeholders dalam pembinaan
keselamatan lalu lintas dari
Tahun 0 (%)
sosialisasi Tahap I
Meningkatkan
keselamatan dan
pengawasan
ketertiban
transportasi
Target (DPA) Rp (RENJA) Rp (DPA) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp TargetRp
(2016 berdasar RENJA)
Rp
(2016 berdasar DPA)1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 219 19
Unit Kerja PD
PenanggungjawabKelompok Sasaran/Lokasi
Tahun 1 (2016) Tahun 2 (RENJA 2017) Tahun 2 (RENJA Perubahan 2017) Tahun 3 (2018) Tahun 4 (2019) Tahun 5 (2020) Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RENSTRA PDTujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome ) dan Kegiatan
(output )
Data Capaian pada
Tahun Awal
Perencanaan
(2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
0 % = 68 orang 3% 5% 5% 8% 10% 13% 13%
05PENINGKATAN KAPASITAS
SUMBER DAYA APARATUR
Peningkatan jumlah aparatur
yang mengikuti diklat teknis
transportasi darat dari Tahun 0
(%)
0 % = 68 orang 3% 5% 5% 8% 10% 13% 13%
05,01Pendidikan dan pelatihan
formal
Jumlah peserta diklat yang
diberangkatkan per tahunN/A 123.229.500 176.229.500 350.000.000
Workshop/Diklat
(Outbound), Honor
Tim PAK
130.734.177
Workshop/Diklat
(Outbound), Honor
Tim PAK
134.656.202
Workshop/Diklat
(Outbound), Honor
Tim PAK
138.695.888 Subbagian Umum dan
KepegawaianPegawai DISHUB/Indonesia
1 kegiatan 27.450.000 27.950.000
05,04Pembinaan Kompetensi
Pegawaijenis kompetensi N/A
Honorarium Tim
Penilaian Angka
Kredit Jabatan
Fungsional Tertentu
(2 x 10 orang)
13.300.000
Kegiatan character
building (latihan
PBB)
55.800.000
84,03 90 91 91 92 93 94
01
PELAYANAN
ADMINISTRASI
PERKANTORAN
Tingkat ketersediaan sarana
dan prasarana bekerja (%)60% 65% 67% 67% 68% 69% 70% 70%
01,02Penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik
belanja listrik, belanja air,
belanja internet12 bulan/tahun 12 bulan/tahun 412.580.240 378.000.000 12 bulan/tahun 325.000.000 12 bulan/tahun 245.500.000
PDAM, Listrik dan
Internet 263.500.000
PDAM, Listrik dan
Internet 263.500.000
PDAM, Listrik dan
Internet 263.500.000
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
01,09Penyediaan jasa perbaikan
peralatan kerja
belanja jasa perbaikan
peralatan kerja1 tahun 1 tahun 14.950.000 59.875.000 1 tahun 60.000.000 1 tahun 58.000.000
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
01,10 Penyediaan alat tulis kantor belanja alat tulis kantor 1 tahun 1 tahun 48.477.250 48.000.000 1 tahun 49.600.000 1 tahun 49.597.520 Alat Tulis Kantor 49.756.375 Alat Tulis Kantor 49.756.375 Alat Tulis Kantor 49.756.375 Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
01,12
Penyediaan komponen
instalasi listrik/penerangan
bangunan kantor
belanja komponen instalasi
listrik dan penerangan bangunan
kantor
1 tahun 1 tahun 12.607.500 20.000.000 1 tahun 23.000.000 1 tahun 30.175.500 Alat Listrik dan
Elektronik 23.024.750
Alat Listrik dan
Elektronik 23.024.750
Alat Listrik dan
Elektronik 23.024.750
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
belanja peralatan dan
perlengkapan kantor1 tahun 1 tahun 127.550.000 153.550.000 1 tahun 250.000.000 1 tahun 302.075.000
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
Peralatan PAM Lebaran 2 jenis - 3.350.000 2 jenis 3.400.000
50 jaket lifeguard 100.000.000 15.000.000
Dalam RKPD online
untuk RENJA 2016,
masih tercatat sebagai
kegiatan 07,17,18.
Dalam rangka
penyelarasan rumpun
program/kegiatan
dengan subjek
pelaksana, TAPD
mengarahkan untuk
dialihkan pada kegiatan
01.13 mulai sejak
penyusunan DPA 2016
01,15
Penyediaan bahan bacaan dan
peraturan perundang-
undangan
belanja bahan bacaan dan
peraturan perundang-undangan1 tahun 1 tahun 56.786.000 25.536.000 1 tahun 60.000.000 1 tahun 25.536.000
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
01,17Penyediaan makanan dan
minuman
belanja makanan dan minuman
rapat dan tamu12 bulan/tahun 12 bulan/tahun 99.450.000 99.435.000 12 bulan/tahun 120.000.000 12 bulan/tahun 104.020.000
Makan dan minum
Rapat dan Tamu 58.750.000
Makan dan minum
Pegawai dan Rapat 58.750.000
Makan dan minum
Pegawai dan Rapat 58.750.000
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
01,18Rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi ke luar daerah
belanja perjalanan dinas luar
daerah1 tahun 1 tahun 187.000.000 187.500.000 1 tahun 250.000.000 1 tahun 94.930.000
sppd dalam provinsi
jawa barat 36.500.000
sppd dalam provinsi
jawa barat 36.500.000
sppd dalam provinsi
jawa barat 36.500.000
Subbagian Umum dan
KepegawaianPegawai DISHUB/Indonesia
01,20Rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi dalam daerah
belanja perjalanan dinas dalam
daerah1 tahun 1 tahun 91.250.000 91.250.000 1 tahun 100.000.000 1 tahun 82.500.000
SPPD DALAM
DAERAH 58.750.000
SPPD DALAM
DAERAH 58.750.000
SPPD DALAM
DAERAH 68.750.000
Subbagian Umum dan
KepegawaianPegawai DISHUB/Kab. Bandung
02
PENINGKATAN SARANA
DAN PRASARANA
APARATUR
Tingkat ketergunaan kendaraan
dinas/operasional (%)100 100 100 100 100 100 100 100
belanja BBM (kendaraan dan
genset)
20 kendaraan dan 1
genset
32 KENDARAAN
DAN 2 GENSET 466.800.000 447.240.000
30 KENDARAAN
DAN 2 GENSET 475.000.000
32 KENDARAAN
DAN 2 GENSET 485.688.000
34 KENDARAAN
DAN 2 GENSET 520.644.000
34 KENDARAAN
DAN 2 GENSET 520.644.000
34 KENDARAAN
DAN 2 GENSET 520.644.000
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
belanja jasa service
(kendaraan)38 kendaraan 33 kendaraan 178.400.000 186.400.000 40 kendaraan 250.000.000 34 kendaraan 261.500.000
38 kendaraan dan 2
Genset 338.000.000
38 kendaraan dan
2 Genset 338.000.000
38 kendaraan dan
2 Genset 338.000.000
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
belanja STNK (kendaraan) 27 kendaraan 52 kendaraan 20.000.000 25.000.000 40 kendaraan 35.000.000 46 kendaraan 35.000.000 49 Kendaraan 30.000.000 49 Kendaraan 30.000.000 49 Kendaraan 30.000.000 Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
03PENINGKATAN DISIPLIN
APARATUR
Tingkat kesesuaian pakaian
dinas yang dikenakan pegawai
dengan aturan (%)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pengadaan pakaian dinas
beserta atribut196 197 stel 102.800.000 92.300.000 350 stel 200.000.000 231 Stel 93.450.000 231 Stel 94.290.000 231 Stel 93.450.000
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
PDL 85 100 stel - 45.000.000 135 Stel 60.750.000
PDO
215 kaos 50 pasang
sepatu 50 stel
traning
60 stel training - 13.500.000 60 Stel Pakaian
Training 15.000.000 60 Stel 15.600.000 60 Stel 18.000.000 60 Stel 18.000.000
Kaos DISHUB 60 Stel 4.200.000
JAS HUJAN 150 stel - 37.500.000 200 stel 50.000.000
JAKET PETUGAS WASDAL
LALIN100 stel - 17.500.000
HELM PETUGAS WASDAL
LALIN150 buah - 45.000.000
ID Card Pegawai 600 set - 14.700.000
Mut 220 buah - 11.000.000
Topi dan Rompi Petugas Posko
Keselamatan30 set - 4.350.000 30 set 4.350.000 30 set 4.350.000 30 set 4.350.000 30 set 4.350.000
Topi dan Rompi Petugas PAM
Lebaran200 set - 29.000.000 250 Stel 49.115.000 250 Stel 47.500.000 250 Stel 47.500.000 250 Stel 47.500.000
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
03,02Pengadaan pakaian dinas
beserta perlengkapannya
Nilai rata-rata kinerja pegawai
pada LPTJ/SKP pegawai
01,13Penyediaan peralatan dan
perlengkapan kantorN/A
Peralatan Pembinaan ASD
02,24Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional
Manajemen Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Konkuren
Peningkatan
pelayanan publik
bidang
perhubungan
Peningkatan kapasitas
aparatur perhubungan
Peningkatan jumlah aparatur
yang lulus diklat teknis
transportasi darat dari Tahun 0
(%)
05,03
Bimbingan Teknis
Implementasi Peraturan
Perundang-undangan
Bimtek Perencanaan dan Monev
Program Kegiatan (SAKIP)
Bimtek SAP, bimtek
tata naskah, bimtek
LLAJ
Dalam RKPD online untuk RENJA 2016 masih terekam sebagai kegiatan
01.07 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan, dialihkan ke 05.03 di DPA
sebagai hasil penelitian TAPD atas RKA 2016
Target (DPA) Rp (RENJA) Rp (DPA) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp TargetRp
(2016 berdasar RENJA)
Rp
(2016 berdasar DPA)1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 219 19
Unit Kerja PD
PenanggungjawabKelompok Sasaran/Lokasi
Tahun 1 (2016) Tahun 2 (RENJA 2017) Tahun 2 (RENJA Perubahan 2017) Tahun 3 (2018) Tahun 4 (2019) Tahun 5 (2020) Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RENSTRA PDTujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome ) dan Kegiatan
(output )
Data Capaian pada
Tahun Awal
Perencanaan
(2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
N/A (tidak
disurvey)3,4 3,7 3,7 3,8 3,9 4
01
PELAYANAN
ADMINISTRASI
PERKANTORAN
Tingkat ketersediaan alat
pelayanan (%)100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
01,08Penyediaan Jasa Kebersihan
Kantor
belanja alat dan jasa
kebersihan12 bulan/tahun 12 bulan/tahun 58.812.000 180.362.000 12 bulan/tahun 180.000.000 12 bulan/tahun 215.438.200
Alat Kebersihan,
Petugas Kebersihan
dan OB
196.189.500
Alat Kebersihan,
Petugas Kebersihan
dan OB
196.189.500
Alat Kebersihan,
Petugas Kebersihan
dan OB
196.189.500 Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB dan
tamu/Kantor DISHUB
belanja cetak quasi (karcis
retribusi jasa perhubungan)
2 jenis karcis
retribusi per tahun
2 jenis karcis
retribusi per tahun 202.502.500 266.907.500
2 jenis karcis
retribusi per tahun 325.000.000
2 jenis karcis
retribusi per tahun 282.695.000
2 jenis karcis
retribusi per tahun 282.695.000
2 jenis karcis
retribusi per tahun 282.695.000
2 jenis karcis
retribusi per tahun 282.695.000
Penyedia dan pengguna
pelayanan terminal dan
parkir/Kab. Bandung
belanja cetak non quasi 1 tahun 1 tahun 107.485.300 177.351.300 1 tahun 185.000.000 1 tahun 109.665.750 NON QUASI 104.286.250 NON QUASI 104.286.250 NON QUASI 104.286.250 Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
belanja cetak form izin
penyelenggaraan angkutan umum30 buku 60 buku 1.890.000 3.780.000 30 buku 6.479.850 40 buku 2.600.000 28 Buku 1.820.000 28 Buku 1.820.000 28 Buku 1.820.000
Bidang Angkutan dan penyedia
jasa angkutan/Kantor DISHUB
belanja bahan baku pengujian
kendaraan bermotor (buku uji,
plat uji dan stiker uji)
3 item, 38000 set 3 item, 23500 set 278.750.000 591.650.000 75000 set 600.000.000
50ribu set stiker,
50ribu set plat,
30ribu buku uji
1.019.066.505
45.000 set (Stiker
dan Tanda Uji),
24.000 Buku Uji
889.500.000
45.000 set (Stiker
dan Tanda Uji),
24.000 Buku Uji
889.500.000
45.000 set (Stiker
dan Tanda Uji),
24.000 Buku Uji
889.500.000
Seksi PKB dan pemilik
kendaraan wajib uji/Kantor
DISHUB
belanja penggandaan dan
belanja pengelolaan barang1 tahun 1 tahun 71.155.000 1 tahun 95.000.000 1 tahun 87.000.000
Peenggandaan, Honor
Pengelolaan Barang
dan Aset
85.885.953
Peenggandaan,
Honor Pengelolaan
Barang dan Aset
86.405.453
Peenggandaan,
Honor Pengelolaan
Barang dan Aset
86.933.510 Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
180 materai dan 5
buku cek12 bulan/tahun 2.960.000 12 bulan/tahun 3.000.000
belanja spanduk 30 buah - 10.500.000
belanja buku agenda 65 buah - 6.500.000
Cetakan peraturan perundang-
undangan1 paket - 10.000.000
01,19
Penyediaan Tenaga
Pendukung Adminitrasi Teknis
dan Perkantoran
Belanja jasa pengamanan,
tenaga teknis dan tenaga
administrasi
1 tahun 1 tahun 218.000.000 379.800.000 1 tahun 450.000.000 1 tahun 450.000.000
Security, PTT,
Pendukung Kegiatan
Perkantoran
289.200.000
Security, PTT,
Pendukung Kegiatan
Perkantoran
289.200.000
Security, PTT,
Pendukung Kegiatan
Perkantoran
289.200.000 Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
02
PENINGKATAN SARANA
DAN PRASARANA
APARATUR
Tingkat kesesuaian prasarana
tempat pelayanan dengan
standar aturan (%)
60% 65% 67% 67% 68% 69% 70% 70%
02,07Pengadaan perlengkapan
gedung kantor
belanja perlengkapan gedung
kantor1 tahun 1 tahun 268.009.950 284.009.950 1 tahun 250.000.000 1 tahun 294.350.000
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
02,42Rehabilitasi sedang/berat
gedung kantorrehabilitasi gedung kantor 1 tahun 1 tahun 100.000.000 317.115.000 1 tahun 1.700.000.000 1 tahun 1.311.437.622
Pengadaan Gudang
Kantor 95.000.000
Rehab Gedung
Kantor,
Pemeliharaan Posko
Induk Nagreg,
Pengadaaan Kantin
DISHUB dan
Garasi Pegawai
184.500.000 Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Pegawai DISHUB/Kantor
DISHUB
02.09.17PENINGKATAN PELAYANAN
ANGKUTAN
Tingkat ketersediaan alat
pelayanan (%)60% 65% 67% 67% 68% 69% 70% 70
02.09.17,19
Pembinaan angkutan
penumpang umum tidak dalam
trayek
Pengadaan aplikasi pelayanan
izin penyelenggaraan angkutan
Update SIMAPU
untuk angkutan tidak
dalam trayek dan
SMS gateway
150.000.000
Pengadaan aplikasi pelayanan
izin penyelenggaraan angkutan
1 set aplikasi
SIMAPU berbasis
data penyedia jasa
berbadan hukum
1 SET LAN
SIMAPU 150.000.000
1 SET LAN
SIMAPU 75.000.000
Pegawai Bidang Angkutan dan
penyedia jasa angkutan/Kab.
Bandung
2000 SET 45.000.000 2000 SET 44.400.000
02.09.20
PENINGKATAN KELAIKAN
PENGOPERASIAN
KENDARAAN BERMOTOR
Tingkat ketersediaan alat
pelayanan (%)60% 65% 67% 67% 68% 69% 70% 70
inputing di 3 lokasi 57.000.000 inputing di 3 lokasi 97.500.000
1 aplikasi 200.000.000 -
Operasional alat dan layanan
PKBper tahun
operasional alat
dan layanan 1 tahun 167.650.000
Pembuatan profil
pengujian
kendaraan
bermotor
0 26.350.000
200.000.000
Pengadaan CCTV
yang terintegrasi
dengan database
dan SIM PKB, untuk
rekam foto
kendaraan di unit
layanan PKB
Soreang
50.000.000
Pengadaan CCTV
yang terintegrasi
dengan database
dan SIM PKB, untuk
rekam foto
kendaraan di unit
layanan PKB
Baleendah
50.000.000 Dalam DPA 2016 masih tercatat pada rekening 07.20.03. Dalam rangka
penyelarasan program/kegiatan dengan indikator kinerjanya serta
menyesuaikan dengan restrukutrisasi kelembagaan akan dialihkan pada
rekening 07.20.02
Seksi Prasarana PKB
Pegawai DISHUB dan pemilik
kendaraan wajib uji/ Unit
Pelayanan PKB Soreang dan PKB
Baleendah
Dalam DPA 2016 masih tercatat pada rekening 07.20.01. dikarenakan
arahan TAPD atas penelitian DPA, sebagai upaya efisiensi jumlah
kegiatan. Dalam rangka penyelarasan program/kegiatan dengan indikator
kinerjanya, akan dialihkan pada rekening 07.20.02
Pemberian informasi layanan N/A 0 - 0 -
Papan informasi
digital pada setiap
alat PKB terkait nama
alat dan fungsinya di
unit layanan PKB
Soreang dan
Baleendah
SIM PKB integrasi
Soreang dan
Baleendah (Tahap
II)
615.000.000
SIM PKB integrasi
Soreang dan
Baleendah (Tahap
III)
640.000.000 Updating SIM PKB 300.000.000
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017,
output inputing database PKB masih terekam
sebagai bagian dari kegiatan 07.20.03.
Dalam rangka penyelarasan rumpun indikator
kinerja dengan program/kegiatan, dialihkan
ke Kegiatan 07.20.02
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017,
output inputing database PKB masih terekam
sebagai bagian dari kegiatan 07.20.03.
Dalam rangka penyelarasan rumpun indikator
kinerja dengan program/kegiatan, dialihkan
ke Kegiatan 07.20.02
Pengadaan sistem informasi
manajemen PKBN/A
SIM PKB integrasi
Soreang dan
Baleendah (Tahap
I)
180.000.000
SIM PKB integrasi
Soreang dan
Baleendah (Tahap
I)
195.080.000
inputing di 4 lokasi 80.000.000 inputing di 4 lokasi 82.000.000 inputing di 4 lokasi 82.000.000
Penyedia jasa angkutan
penumpang umum/Kab. Bandung
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terekam sebagai rekening 07.17.13. Kegiatan
Fasilitasi Perijinan di Bidang Perhubungan.
Dalam rangka menyelaraskan dengan rencana
restrukturisasi perangkat daerah di Tahun
2017, maka nomenklatur kegiatan disesuaikan
dengan rencana nomenklatur seksi dan
fungsinya. Selebihnya menimbang evaluasi
gubernur atas RKA Tahun 2015, nomenklatur
'fasilitasi' disarankan untuk ditiadakan.
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terekam sebagai rekening 07.17.13. Kegiatan
Fasilitasi Perijinan di Bidang Perhubungan.
Dalam rangka menyelaraskan dengan rencana
restrukturisasi perangkat daerah di Tahun
2017, maka nomenklatur kegiatan disesuaikan
dengan rencana nomenklatur seksi dan
fungsinya. Selebihnya menimbang evaluasi
gubernur atas RKA Tahun 2015, nomenklatur
'fasilitasi' disarankan untuk ditiadakan.
02.09.20,02Pengadaan alat pengujian
kendaraan bermotor
Database PKB
pemasangan
jaringan koneksitas
di 3 lokasi
(Soreang,
Baleendah,
Cileunyi)
1 paket updating
dan pemeliharaan - 94.190.000
Seksi Angkutan Orang
Berbasis Jalan
Pengadaan stiker jurusan
angkutan penumpang umum2500 set 50.000.000
12 bulan/tahun 3.000.000 Dalam DPA 2015 dan RKPD online untuk RENJA 2016 masih terekam sebagai kegiatan 01.07
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan, dialihkan ke 01.11 di DPA 2016 sebagai hasil
penelitian TAPD atas RKA 2016
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017,
terekam sebagai kegiatan 01.07. Mengingat
history penelitian atas RKA 2016,
direncanakan Tahun 2017 s.d. 2020 akan
diakomodir dalam Kegiatan 01.11 Penyediaan
Barang Cetakan dan Penggandaan
02.09.17,21
Pembinaan Angkutan
Penumpang Umum dalam
Trayek
Upaya mewujudkan good
governance
IKM terhadap pelayanan publik
bidang perhubungan
01,11Penyediaan Barang cetakan
dan Penggandaan
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
63.000.000
belanja barang/jasa dalam
rangka pertanggungjawaban
anggaran (belanja materai, cek
dan penggandaan)
Peningkatan
pelayanan publik
bidang
perhubungan
Target (DPA) Rp (RENJA) Rp (DPA) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp TargetRp
(2016 berdasar RENJA)
Rp
(2016 berdasar DPA)1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 219 19
Unit Kerja PD
PenanggungjawabKelompok Sasaran/Lokasi
Tahun 1 (2016) Tahun 2 (RENJA 2017) Tahun 2 (RENJA Perubahan 2017) Tahun 3 (2018) Tahun 4 (2019) Tahun 5 (2020) Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RENSTRA PDTujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome ) dan Kegiatan
(output )
Data Capaian pada
Tahun Awal
Perencanaan
(2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
115,49% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
ketersediaan dokumen SAKIP
(%)100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Tingkat kesesuaian dokumen
perencanaan kinerja dengan
program, kegiatan serta
dokumen anggaran (%)
90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
06,01
Penyusunan laporan capaian
kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
Penyusunan rencana kinerja,
perjanjian kinerja, pendataan
realisasi dan laporan capaian
kinerja
4 jenis
kegiatan/tahun
4jenis
kegiatan/tahun 150.115.000 173.660.000
4jenis
kegiatan/tahun 290.000.000
4jenis
kegiatan/tahun 125.000.000
4jenis
kegiatan/tahun 150.000.000
4jenis
kegiatan/tahun 157.776.530
4jenis
kegiatan/tahun 150.000.000
Subbagian
Penyusunan Program
Pegawai DISHUB dan
stakeholders /Kantor DISHUB
06,04Penyusunan laporan keuangan
akhir tahun
penyusunan laporan keuangan
akhir tahun
1 jenis
kegiatan/tahun
1 jenis
kegiatan/tahun 8.000.000 -
1 jenis
kegiatan/tahun 10.000.000
1 jenis
kegiatan/tahun 10.000.000
1 jenis
kegiatan/tahun 15.000.000
1 jenis
kegiatan/tahun 15.000.000
1 jenis
kegiatan/tahun 15.000.000 Subbagian Keuangan
Pegawai DISHUB dan
stakeholders /Kantor DISHUB
penyusunan RAPERDA Postel 1 RAPERDA 150.000.000 187.163.000
Pendataan layanan
pos/ekspedisi di
desa/kelurahan
1 kegiatan 50.000.000
Pengawasan dan
pengendalian
menara
telekomunikasi
150.000.000
Persentase perencanaan
penataan infrastruktur postel25.15,07
Perencanaan dan
pengembangan kebijakan
komunikasi dan informasi
Pengembangan jaringan
telekomunikasi
Penyusunan
masterplan jaringan
fiber optik
0 - - 0 -
3.537.010.240 4.779.176.250 6.837.079.850 6.157.515.097 3.885.136.005 4.024.714.060 4.104.865.273
9.750.000.000 12.983.605.450 6.948.671.193 6.359.946.850 20.920.323.159 20.894.908.879 20.932.346.354
150.000.000 368.918.000 200.000.000
13.437.010.240 18.131.699.700 13.985.751.043 12.517.461.947 24.805.459.164 24.919.622.939 25.037.211.627
JUMLAH BELANJA RUTIN/BELANJA PD
JUMLAH BELANJA URUSAN PERHUBUNGAN
JUMLAH BELANJA 'SEBAGIAN' URUSAN KOMINFO
JUMLAH TOTAL BELANJA
Pemilik dan pengguna menara
telekomunikasi/Kab. BandungPengawasan dan pengendalian
menara telekomunikasi
pembuatan 1
aplikasi
SIDAMENTEL,
pengadaan 1 set
alat ukur menara
telekomunikasi
Kajian perhitungan
retribusi
pengendalian
menara
telekomunikasi
- 181.755.000
Dalam RKPD online untuk RENJA 2017, masih
terdapat output kegiatan 'pendataan
pos/ekspedisi di deas/kelurahan' yang mana
berdasar UU 23/2014 kewenangan terkait
pos di Kabupaten/Kota sudah tidak ada lagi.
Sehingga pagu dialihkan utuh untuk
pengendalian menara telekomunikasi.
Capaian kinerja output dan
outcome (%)
06
PENGEMBANGAN SISTEM
CAPAIAN KINERJA DAN
KEUANGAN
Urusan Pemerintahan 25: 'Sebagian' Bidang Komunikasi dan Informasi (berdasar Perbup No. 5 Tahun 2008, yang hilang mulai Tahun 2017)
Menyediakan
jaringan
infrastruktur
wilayah
perkotaan
Pengembangan jaringan
telekomunikasi fiber optik
Tingkat kesiapan pengelolaan
retribusi pengendalian menara
telekomunikasi
25.15,07
Perencanaan dan
pengembangan kebijakan
komunikasi dan informasi Seksi Postel
(berdasar struktur
eksisting)
Upaya mewujudkan good
governance
Peningkatan
pelayanan publik
bidang
perhubungan
RPJMD/RKPD RENJASELISIH RENJA >
RPJMDDPA
SELISIH DPA >
RPJMDRPJMD/RKPD RKPD PERUBAHAN RENSTRA
SELISIH RENSTRA
> RPJMD
SELISIH
RENSTRA > RKPD
PERUBAHAN
RPJMD RENSTRA
SELISIH
RENSTRA >
RPJMD
RPJMD RENSTRA
SELISIH
RENSTRA >
RPJMD
RPJMD RENSTRA
SELISIH
RENSTRA >
RPJMD
3.437.010.240 3.437.010.240 - 4.779.176.250 4.779.176.250 6.642.079.850 6.031.008.505 6.157.515.097 (484.564.753) 126.506.592 3.646.324.164 3.885.136.005 238.811.841 3.755.713.889 4.024.714.061 269.000.172 3.868.385.305 4.104.865.273 236.479.968
01PELAYANAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN 2.019.655.790 2.592.073.740 572.417.950 2.771.346.800 2.198.928.850 3.082.079.850 2.798.528.505 3.165.199.475 83.119.625 366.670.970 2.142.652.827 2.339.857.828 197.205.001 2.206.932.412 2.369.497.329 162.564.917 2.273.140.385 2.350.905.385 77.765.000
01,02Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
dan listrik 412.580.240 408.980.240 (3.600.000) 378.000.000 381.600.000 325.000.000 295.100.000 245.500.000 (79.500.000) (49.600.000) 263.500.000 263.500.000 263.500.000 263.500.000 263.500.000 263.500.000
01,07 Penyediaan jasa administrasi keuangan 30.410.000 30.410.000 - - - 3.000.000 2.724.000 - (3.000.000) (2.724.000) - - -
01,08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 58.812.000 113.412.000 54.600.000 180.362.000 125.762.000 180.000.000 163.440.000 215.438.200 35.438.200 51.998.200 196.189.500 196.189.500 196.189.500 196.189.500 196.189.500 196.189.500
01,09 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 14.950.000 37.350.000 22.400.000 59.875.000 37.475.000 60.000.000 54.480.000 58.000.000 (2.000.000) 3.520.000 - - -
01,10 Penyediaan alat tulis kantor 48.477.250 48.477.250 - 48.000.000 48.000.000 49.600.000 45.036.801 49.597.520 (2.480) 4.560.719 49.756.375 49.756.375 49.756.375 49.756.375 49.756.375 49.756.375
01,11 Penyediaan Barang cetakan dan Penggandaan 661.782.800 1.339.058.300 677.275.500 1.129.688.800 452.413.300 1.211.479.850 1.100.023.704 1.504.027.255 292.547.405 404.003.551 1.364.187.203 1.364.187.203 1.364.706.704 1.364.706.704 1.365.234.760 1.365.234.760
01,12Penyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantor 12.607.500 15.374.500 2.767.000 20.000.000 17.233.000 23.000.000 20.884.000 30.175.500 7.175.500 9.291.500 23.024.750 23.024.750 23.024.750 23.024.750 23.024.750 23.024.750
01,13 Penyediaan peralatan dan perlengkapan 127.550.000 - (127.550.000) 171.900.000 299.450.000 250.000.000 227.000.000 305.475.000 55.475.000 78.475.000 - 29.120.000 29.120.000 -
01,15Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan 56.786.000 25.536.000 (31.250.000) 25.536.000 56.786.000 60.000.000 54.480.000 25.536.000 (34.464.000) (28.944.000) - - -
01,17 Penyediaan makanan dan minuman 99.450.000 64.020.000 (35.430.000) 99.435.000 134.865.000 120.000.000 108.960.000 104.020.000 (15.980.000) (4.940.000) 58.750.000 58.750.000 58.750.000 58.750.000 58.750.000 58.750.000
01,18Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar
daerah 187.000.000 157.500.000 (29.500.000) 187.500.000 217.000.000 250.000.000 227.000.000 94.930.000 (155.070.000) (132.070.000) 36.500.000 36.500.000 36.500.000 36.500.000 36.500.000 36.500.000
01,19Penyediaan Tenaga Pendukung Adminitrasi
Teknis dan Perkantoran 218.000.000 306.955.450 88.955.450 379.800.000 290.844.550 450.000.000 408.600.000 450.000.000 - 41.400.000 289.200.000 289.200.000 289.200.000 289.200.000 289.200.000 289.200.000
01,20Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam
daerah 91.250.000 45.000.000 (46.250.000) 91.250.000 137.500.000 100.000.000 90.800.000 82.500.000 (17.500.000) (8.300.000) 58.750.000 58.750.000 58.750.000 58.750.000 68.750.000 68.750.000
02PENINGKATAN SARANA DAN
PRASARANA APARATUR 1.033.209.950 563.592.000 (469.617.950) 1.259.764.950 1.729.382.900 2.710.000.000 2.460.680.000 2.387.975.622 (322.024.378) (72.704.378) 1.096.132.436 888.644.000 (207.488.436) 1.129.016.409 983.644.000 (145.372.409) 1.162.886.901 1.073.144.000 (89.742.901)
02,07 Pengadaan perlengkapan gedung kantor 268.009.950 - (268.009.950) 284.009.950 552.019.900 250.000.000 227.000.000 294.350.000 44.350.000 67.350.000 - - -
02,24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan 665.200.000 563.592.000 (101.608.000) 658.640.000 760.248.000 760.000.000 690.080.000 782.188.000 22.188.000 92.108.000 888.644.000 888.644.000 888.644.000 888.644.000 888.644.000 888.644.000
02,42 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 100.000.000 - (100.000.000) 317.115.000 417.115.000 1.700.000.000 1.543.600.000 1.311.437.622 (388.562.378) (232.162.378) - 95.000.000 95.000.000 184.500.000 184.500.000
03 PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR 102.800.000 - (102.800.000) 370.225.000 473.025.000 200.000.000 181.600.000 400.240.000 200.240.000 218.640.000 109.060.520 360.900.000 251.839.480 112.332.336 364.140.000 251.807.664 115.702.306 377.120.000 261.417.694
03,02 Pengadaan pakaian dinas beserta 102.800.000 - (102.800.000) 370.225.000 473.025.000 200.000.000 181.600.000 400.240.000 200.240.000 218.640.000 360.900.000 360.900.000 364.140.000 364.140.000 377.120.000 377.120.000
05PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER
DAYA APARATUR 123.229.500 123.229.500 - 204.179.500 204.179.500 350.000.000 317.800.000 69.100.000 (280.900.000) (248.700.000) 130.734.177 130.734.177 - 134.656.202 134.656.202 - 138.695.888 138.695.888 -
05,01 Pendidikan dan pelatihan formal 123.229.500 123.229.500 - 176.229.500 176.229.500 350.000.000 317.800.000 - (350.000.000) (317.800.000) 130.734.177 130.734.177 134.656.202 134.656.202 138.695.888 138.695.888
05,03Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan
Perundang-undangan - - - 27.950.000 27.950.000 - - - - - - - -
05,04 Pembinaan Kompetensi Pegawai - - - - - - - 69.100.000 69.100.000 69.100.000 - - -
06PENGEMBANGAN SISTEM CAPAIAN
KINERJA DAN KEUANGAN 158.115.000 158.115.000 - 173.660.000 173.660.000 300.000.000 272.400.000 135.000.000 (165.000.000) (137.400.000) 167.744.204 165.000.000 (2.744.204) 172.776.530 172.776.530 - 177.959.825 165.000.000 (12.959.825)
06,01Penyusunan laporan capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi kinerja SKPD 150.115.000 150.115.000 - 173.660.000 173.660.000 290.000.000 263.320.000 125.000.000 (165.000.000) (138.320.000) 150.000.000 150.000.000 157.776.530 157.776.530 150.000.000 150.000.000
06,04 Penyusunan laporan keuangan akhir tahun 8.000.000 8.000.000 - - - 10.000.000 9.080.000 10.000.000 - 920.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000
9.850.000.000 9.850.000.000 - 12.983.605.450 12.983.605.450 7.143.671.193 6.486.453.442 6.359.946.850 (783.724.343) (126.506.592) 21.000.000.000 20.920.323.159 (79.676.841) 21.000.000.000 20.894.908.878 (105.091.122) 21.000.000.000 20.932.346.354 (67.653.646)
02.09.10Program Manajemen Rekayasa dan
Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan - - - - - 105.850.000 96.111.800 - (105.850.000) (96.111.800) - - -
02.09.10,11Pengadaan dan pemasangan perlengkapan
jalan - - - - - 105.850.000 96.111.800 - (105.850.000) (96.111.800) - - -
02.09.15PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA
DAN FASILITAS PERHUBUNGAN 480.000.000 470.000.000 (10.000.000) 1.124.560.450 1.134.560.450 680.800.000 618.166.400 871.985.443 191.185.443 253.819.043 3.000.000.000 3.905.000.000 905.000.000 3.000.000.000 7.362.408.878 4.362.408.878 3.000.000.000 8.309.846.354 5.309.846.354
02.09.15,01Perencanaan pembangunan prasarana dan
fasilitas perhubungan 285.000.000 275.000.000 (10.000.000) - 10.000.000 370.000.000 335.960.000 - (370.000.000) (335.960.000) - 417.969.626 417.969.626 -
02.09.15,02 Penyusunan kebijakan, norma, standar dan - - - - - - - 207.195.443 207.195.443 207.195.443 250.000.000 250.000.000 - -
02.09.15,03Koordinasi dalam pembangunan prasarana dan
fasilitas perhubungan 195.000.000 195.000.000 - 187.480.000 187.480.000 195.000.000 177.060.000 112.000.000 (83.000.000) (65.060.000) 195.000.000 195.000.000 195.000.000 195.000.000 195.000.000 195.000.000
02.09.15,04 Sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan - - - - - - - 50.290.000 50.290.000 50.290.000 115.000.000 115.000.000 - 150.000.000 150.000.000
02.09.15,09Pembangunan pemeliharaan penerangan jalan
umum - - - 115.800.000 105.146.400 - (115.800.000) (105.146.400) - - -
02.09.15,10Perencanaan dan pembangunan fasilitas
parkir - - - 404.075.450 404.075.450 - - 112.500.000 112.500.000 112.500.000 2.380.000.000 2.380.000.000 946.469.626 946.469.626 2.200.000.000 2.200.000.000
02.09.15,11Perencanaan dan operasionalisasi terminal
angkutan penumpang - - - 533.005.000 533.005.000 - - 300.000.000 300.000.000 300.000.000 930.000.000 930.000.000 5.767.969.626 5.767.969.626 5.729.846.354 5.729.846.354
02.09.15,13 Audit dan inspeksi keselamatan transportasi - - - - - 0 - 90.000.000 90.000.000 90.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000
02.09.16REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN
PRASARANA DAN FASILITAS LLAJ 1.987.000.000 1.987.000.000 - 130.000.000 130.000.000 662.871.442 601.887.269 576.175.000 (86.696.442) (25.712.269) 2.000.000.000 1.475.000.000 (525.000.000) 2.000.000.000 500.000.000 (1.500.000.000) 2.000.000.000 525.000.000 (1.475.000.000)
02.09.16,01Rehabilitasi/pemeliharaan alat pengujian
kendaraan bermotor 130.000.000 130.000.000 - 130.000.000 130.000.000 210.000.000 190.680.000 123.305.000 (86.695.000) (67.375.000) 475.000.000 475.000.000 500.000.000 500.000.000 525.000.000 525.000.000
02.09.16,04Rehabilitasi/pemeliharaan
terminal/pelabuhan 1.857.000.000 1.857.000.000 - - - 452.871.442 411.207.269 452.870.000 (1.442) 41.662.731 1.000.000.000 1.000.000.000 - -
02.09.17 PENINGKATAN PELAYANAN ANGKUTAN 1.714.000.000 1.714.000.000 - 992.675.000 992.675.000 1.673.632.616 1.519.658.415 589.407.407 (1.084.225.209) (930.251.008) 6.500.000.000 2.507.678.168 (3.992.321.832) 6.500.000.000 2.500.000.000 (4.000.000.000) 6.500.000.000 2.575.000.000 (3.925.000.000)
02.09.17,02Peningkatan disiplin masyarakat menggunakan
angkutan 114.000.000 114.000.000 - - - 110.000.000 99.880.000 - (110.000.000) (99.880.000) - - -
02.09.17,05Pengendalian disiplin pengoperasian angkutan
umum di jalan raya 1.000.000.000 1.000.000.000 - - - 900.000.000 817.200.000 - (900.000.000) (817.200.000) - - -
02.09.17,12Pengembangan sarana dan prasarana
pelayanan jasa angkutan 350.000.000 350.000.000 - 523.500.000 523.500.000 293.632.616 266.618.415 225.407.407 (68.225.209) (41.211.008) 1.512.678.168 1.512.678.168 1.900.000.000 1.900.000.000 2.050.000.000 2.050.000.000
02.09.17,13 Fasilitasi perijinan di bidang perhubungan - - - 235.000.000 213.380.000 - (235.000.000) (213.380.000) - - -
02.09.17,14Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu lintas
dan angkutan - - - 130.305.000 130.305.000 - - - - - - - -
02.09.17,15
Pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/
juru mudi/ awak kendaraan angkutan umum
teladan
75.000.000 75.000.000 - 124.800.000 124.800.000 135.000.000 122.580.000 98.300.000 (36.700.000) (24.280.000) 150.000.000 150.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000
02.09.17,18 Pembinaan angkutan sungai dan danau 100.000.000 100.000.000 - - - - - 70.000.000 70.000.000 70.000.000 370.000.000 370.000.000 - -
02.09.17,19Pembinaan angkutan penumpang umum tidak
dalam trayek 75.000.000 75.000.000 - 160.000.000 160.000.000 - - - - - 200.000.000 200.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000
02.09.17,20 Pembinaan angkutan barang - - - 54.070.000 54.070.000 - - 24.000.000 24.000.000 24.000.000 75.000.000 75.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000
02.09.17,21Pembinaan Angkutan Penumpang Umum dalam
Trayek - - - - - - - 171.700.000 171.700.000 171.700.000 200.000.000 200.000.000 250.000.000 250.000.000 175.000.000 175.000.000
02.09.18Program Pembangunan Sarana dan
Prasarana Perhubungan 550.000.000 550.000.000 - 12.750.000 12.750.000 408.000.000 370.464.000 - (408.000.000) (370.464.000) 2.000.000.000 (2.000.000.000) 2.000.000.000 (2.000.000.000) 2.000.000.000 (2.000.000.000)
02.09.18,01 Pembangunan gedung terminal 550.000.000 550.000.000 - - - 300.000.000 272.400.000 - (300.000.000) (272.400.000) - - -
02.09.18,02Pembangunan halte bus, taksi, gedung
terminal - - - 12.750.000 12.750.000 108.000.000 98.064.000 - (108.000.000) (98.064.000) - - -
02.09.19PENGENDALIAN DAN PENGAMANAN
LALU LINTAS 3.045.000.000 3.055.000.000 10.000.000 6.918.275.000 6.908.275.000 2.009.039.126 1.824.207.526 3.341.354.000 1.332.314.874 1.517.146.474 5.000.000.000 8.679.623.000 3.679.623.000 5.000.000.000 8.260.500.000 3.260.500.000 5.000.000.000 8.070.500.000 3.070.500.000
02.09.19,01 Pengadaan rambu-rambu lalu lintas - - - 1.115.576.343 1.012.943.319 - (1.115.576.343) (1.012.943.319) - - -
02.09.19,02 Pengadaan marka jalan - - - 221.600.000 201.212.800 - (221.600.000) (201.212.800) - - -
02.09.19,03 Pengadaan pagar pengaman jalan - - - 64.500.000 58.566.000 (64.500.000) (58.566.000) - - -
Tabel V-2: Perbedaan Kode Rekening Kegiatan dan Pagu Indikatif Tahun 2016 - 2020
BELANJA URUSAN PERUHUBUNGAN
2019 2020
BELANJA RUTIN
Kode Program dan Kegiatan
2016 2017 2018
RPJMD/RKPD RENJASELISIH RENJA >
RPJMDDPA
SELISIH DPA >
RPJMDRPJMD/RKPD RKPD PERUBAHAN RENSTRA
SELISIH RENSTRA
> RPJMD
SELISIH
RENSTRA > RKPD
PERUBAHAN
RPJMD RENSTRA
SELISIH
RENSTRA >
RPJMD
RPJMD RENSTRA
SELISIH
RENSTRA >
RPJMD
RPJMD RENSTRA
SELISIH
RENSTRA >
RPJMD
2019 2020
Kode Program dan Kegiatan
2016 2017 2018
02.09.19,04Manajemen dan rekayasa lalu lintas dan
angkutan jalan di kawasan 510.000.000 510.000.000 - 325.160.000 325.160.000 218.862.783 198.727.407 228.000.000 9.137.217 29.272.593 304.123.000 304.123.000 220.000.000 220.000.000 220.000.000 220.000.000
02.09.19,09Pengadaan dan pemasangan perlengkapan
jalan (DAK) - - - 539.430.000 539.430.000 - - - - - - - -
02.09.19,11Pengadaan dan pemasangan perlengkapan
jalan 1.990.000.000 2.000.000.000 10.000.000 3.334.905.000 3.324.905.000 388.500.000 352.758.000 2.119.824.000 1.731.324.000 1.767.066.000 5.123.000.000 5.123.000.000 4.933.000.000 4.933.000.000 4.733.000.000 4.733.000.000
02.09.19,12 Pengendalian angkutan barang 545.000.000 545.000.000 - 480.000.000 480.000.000 - - 0 0 0 - - -
02.09.19,14 Optimalisasi Operasional Rekayasa Lalu - - - 2.238.780.000 2.238.780.000 - - 850.000.000 850.000.000 850.000.000 2.867.500.000 2.867.500.000 2.867.500.000 2.867.500.000 2.867.500.000 2.867.500.000
02.09.19,15Promosi dan penyuluhan ketertiban lalu lintas
dan angkutan - - - - - - - 143.530.000 143.530.000 143.530.000 385.000.000 385.000.000 240.000.000 240.000.000 250.000.000 250.000.000
02.09.20
PENINGKATAN KELAIKAN
PENGOPERASIAN KENDARAAN
BERMOTOR
2.074.000.000 2.074.000.000 - 3.805.345.000 3.805.345.000 1.603.478.009 1.455.958.032 981.025.000 (622.453.009) (474.933.032) 2.500.000.000 4.353.021.991 1.853.021.991 2.500.000.000 2.272.000.000 (228.000.000) 2.500.000.000 1.452.000.000 (1.048.000.000)
02.09.20,01 Pembangunan balai pengujian kendaraan - - - 3.373.289.000 3.373.289.000 697.478.009 633.310.032 269.410.000 (428.068.009) (363.900.032) 992.521.991 992.521.991 270.000.000 270.000.000 280.000.000 280.000.000
02.09.20,02Pengadaan alat pengujian kendaraan
bermotor 1.700.000.000 1.700.000.000 - - - 610.000.000 553.880.000 646.540.000 36.540.000 92.660.000 3.145.000.000 3.145.000.000 1.772.000.000 1.772.000.000 932.000.000 932.000.000
02.09.20,03 Pelaksanaan uji petik kendaraan bermotor 254.000.000 254.000.000 - 297.831.000 297.831.000 226.000.000 205.208.000 65.075.000 (160.925.000) (140.133.000) 215.500.000 215.500.000 230.000.000 230.000.000 240.000.000 240.000.000
02.09.20,05 Pembinaan bengkel kendaraan bermotor 120.000.000 120.000.000 - 134.225.000 134.225.000 70.000.000 63.560.000 (70.000.000) (63.560.000) - - -
150.000.000 150.000.000 - 368.918.000 368.918.000 200.000.000 - - (200.000.000) - 159.135.000 - (159.135.000) 163.909.050 - (163.909.050) 168.826.322 - (168.826.322)
25.15,07Program Pengembangan Komunikasi,
Informasi dan Media Massa 150.000.000 150.000.000 - 368.918.000 368.918.000 200.000.000 - - (200.000.000) - 159.135.000 - (159.135.000) 163.909.050 - (163.909.050) 168.826.322 - (168.826.322)
25.15,07Perencanaan dan pengembangan kebijakan
komunikasi dan informasi 150.000.000 150.000.000 - 368.918.000 368.918.000 200.000.000 - (200.000.000) - - - -
13.437.010.240 13.437.010.240 - 18.131.699.700 18.131.699.700 13.985.751.043 12.517.461.947 12.517.461.947 (1.468.289.096) - 24.805.459.164 24.805.459.164 - 24.919.622.939 24.919.622.939 - 25.037.211.627 25.037.211.627 - TOTAL BELANJA
BELANJA URUSAN KOMINFO
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-1
BAB VI
INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH
YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RJMD
Bab VI mengemukakan indikator kinerja DISHUB Kab. Bandung yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai oleh DISHUB Kab. Bandung dalam lima tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD
sebagaimana indikator yang disajikan dalam BAB 5, BAB 7 dan BAB 9 RPJMD Kb. Bandung
Tahun 2016 – 2021.
Dalam BAB 9 RPJMD Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021 ditetapkan indikator kinerja
daerah, yang memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati
dan Wakil Bupati Bandung pada akhir periode masa jabatannya. BAB tersebut juga
menyatakan bahwa suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan analisis
pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome). Indikator
kinerja daerah yang menjadi acuan DISHUB Kab. Bandung adalah indikator aspek pelayanan
umum, fokus layanan urusan perhubungan, sebagaimana uraian berikut.
1. Level of Service (LoS)
LoS adalah penilaian dinamis atas kinerja suatu ruas jalan, atau disebut tingkat pelayanan
jalan. LoS dinilai berdasarkan kecepatan lalu lintas kendaraan (km/jam), kepadatan lalu
lintas (smp.menit/km), dan volume capacity ratio (VCR) ruas jalan. Kecepatan memiliki
bobot terbesar dalam penentuan LoS, dikarenakan kecepatan lalu lintas kendaraan
merupakan indikator yang paling berpengaruh dan paling menentukan gambaran kinerja
ruas jalan.
Menimbang bahwa penilaian LoS sangat tergantung pada kapasitas jalan, komposisi
penggunaan moda atau tingkat penggunaan angkutan umum dari total perjalanan di Kab.
Bandung (moda share), juga perilaku tertib berlalu lintas, maka LoS merupakan
indikator kinerja daerah yang dipengaruhi oleh lebih dari satu indikator capaian kinerja
program (outcome) yang berada di beberapa perangkat daerah. Perangkat daerah
dimaksud, sedikitnya adalah perangkat daerah yang memegang urusan perhubungan pada
sub urusan LLAJ, dan perangkat daerah yang memegang urusan pekerjaan umum dan
penataan ruang.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-2
Indikator kinerja daerah yang mempengaruhi LoS, yang merupakan indikator urusan
‘selain perhubungan’ dan berada dalam kewenangan perangkat daerah lainnya adalah:
a. Rata-rata persentase jalan mantap (baik dan sedang).
Indikator ini mempengaruhi VCR, karena sangat menetukan kapasitas jalan.
b. Persentase keterpaduan kerjasama perencanaan penyediaan sarana, prasarana dan
pelayanan publik, antar daerah yang berbatasan.
Indikator ini mempengaruhi pola pergerakan lalu lintas serta preferensi pemilihan
moda atau moda share (komposisi penggunaan moda).
Salah satu indikator urusan perhubungan yang mengacu/mempengaruhi indikator LoS
adalah tingkat ketersediaan perlengkapan jalan. Namun dari sekian jenis perlengkapan
jalan sebagaimana ketentuan dalam Pasal 25 UU 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, sampai
dengan saat RENSTRA ini ditetapkan, kewenangan pengelolaan alat penerangan jalan di
Kabupaten Bandung tidak direncanakan sebagai tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung,
tetapi menjadi tugas fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Adapun indikator kinerja DISHUB Kab. Bandung selaku perangkat daerah yang
berwenang dalam urusan perhubungan, yang mengacu pada dan/atau mempengaruhi
indikator LoS adalah:
a. Tingkat ketersediaan perlengkapan jalan, meliputi ketersediaan jenis-jenis
perlengkapan jalan sebagai berikut:
Rambu lalu lintas (rambu, RPPJ, selain rambu halte; dalam satuan unit).
Marka Jalan (seluruh jenis marka kecuali zebra cross dan ZoSS; dalam satuan m1).
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas / APILL (warning light dan traffic light).
Alat Pengendali dan Pengaman Jalan (guardrail, cermin tikungan, traffic cone, water
barrier).
Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan (kamera pantau lalu lintas).
Fasilitas untuk Sepeda, Pejalan Kaki, dan Penyandang Cacat (lajur sepeda, zebra
cross dan ZoSS, pelican crossing).
Fasilitas Pendukung Kegiatan LLAJ yang berada di Jalan dan di Luar Badan Jalan
(halte dan shelter, ruang parkir on dan off street).
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-3
b. Ketersediaan layanan angkutan umum (seat per tahun).
Indikator ini mempengaruhi tingkat penggunaan angkutan umum (moda share), yaitu
perbandingan jumlah pengguna angkutan umum, terhadap total pergerakan lalu lintas
yang terbangkitkan di suatu wilayah. Dalam ilmu perencanaan wilayah yang
berkembang saat ini, angkutan umum memiliki peran penting dalam peningkatan LoS
jalan. Peningkatan LoS jalan tidak lagi hanya berfokus pada peningkatan kapasitas
jalan.
Moda share harus dicapai by design melalui penyediaan layanan angkutan umum
yang handal-memadai, sehingga mampu mendorong minat pelaku pergerakan lalu
lintas untuk menggunakan angkutan umum, mengurangi volume lalu lintas kendaraan
pribadi, dan pada akhirnya mampu meningkatkan LoS.
Moda share sejatinya merupakan indikator yang sejajar dengan LoS, sepatutnya
menjadi indikator kinerja daerah, karena dipengaruhi oleh lebih dari satu indikator
capaian kinerja program (outcome) yang berada di beberapa perangkat daerah.
Penyediaan layanan angkutan umum secara ideal adalah
=𝟏
𝟕𝟎%× 𝒕𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒎𝒐𝒅𝒂 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒕𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒖𝒎𝒖𝒎
(nilai 70% merujuk pada Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 Tahun 2003
tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum).
2. Persentase Terbangunnya Jaringan Fiber Optik
Mengingat Perbup Bandung No. 5 Tahun 2008, indikator ini terkait dengan salah satu
tugas pokok DISHUB Kab. Bandung dalam pengelolaan ‘sebagian’ urusan bidang
komunikasi dan informatika. Tugas ini menjadi fungsi salah satu seksi di Bidang Teknik
Prasarana, yaitu Seksi Postel.
Menindaklanjuti UU No. 23 Tahun 2014, kewenangan kabupaten/kota dalam urusan
bidang komunikasi dan informatika terbatas hanya pada pengelolaan informasi dan
komunikasi publik, e-government, serta pengelolaan nama domain.
Fungsi Seksi Postel terkait penyelenggaraan pos, secara keseluruhan menjadi gugur
dengan diundangkannya UU No. 23 Tahun 2014.
Sementara fungsi-fungsi lainnya yang terkait dengan jaringan infrastruktur/ utilitas/
fasilitas pelayanan perkotaan, saat penetapan RENSTRA ini masih dalam proses
pembahasan oleh tim penataan kelembagaan di Kab. Bandung sebagai tindak lanjut
UU No. 23 Tahun 2014, yang mana sepertinya diarahkan menjadi bagian fungsi dari Seksi
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-4
Infrastruktur dan Teknologi pada Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi di Dinas
Komunikasi, Informatika dan Statistik.
Sejalan dengan BAB II pada sub Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil
Bupati Bandung, indikator kinerja DISHUB Kab. Bandung yang mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD adalah sebagaimana Tabel VI-1. Adapun target capaian indikator kinerja
utama DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 s.d 2020 tertuang dalam Tabel VI-2.
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-5
Tabel VI-1: Indikator Kinerja DISHUB Kab. Bandung yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Misi
Kepala Daerah Tujuan RPJMD
Indikator
Tujuan RPJMD Sasaran RPJMD
Indikator
Sasaran RPJMD
Indikator Sasaran
Perangkat Daerah
Indikator Kinerja Utama
Perangkat Daerah
Urusan Pemerintahan: Bidang Perhubungan
Misi Ketiga:
“Mewujudkan
pembangunan
infrastruktur
dasar yang
terpadu dengan
tata ruang
wilayah serta
memperhatikan
aspek
kebencanaan”
Meningkatkan
ketersediaan
dan kualitas
infrastruktur
dasar yang
tahan terhadap
bencana serta
mewujudkan
keserasian
pembangunan
dengan tata
ruang wilayah
LPE 1. Meningkatnya
aksesibilitas,
kapasitas dan
keselamatan
terhadap
pelayanan sarana
dan prasarana
transportasi (%)
3. Meningkatnya
penataan
kawasan ibu kota
Kabupaten
Bandung
Level of Service
(LoS) Jalan
Tahun 2015:
LoS D (indeks
2,83)
Tahun 2020:
LoS C (indeks 4)
Tingkat ketersediaan perlengkapan
jalan
Tingkat ketersediaan perlengkapan
jalan
Jumlah pengguna angkutan umum
(penumpang per hari)
Jumlah pengguna angkutan umum
(penumpang per hari)
Ketersediaan layanan angkutan umum
(seat per hari)
Ketersediaan layanan angkutan umum
(seat per hari)
Tingkat ketersediaan ruang operasional
terminal
Tingkat ketersediaan ruang operasional
terminal
Tingkat kelaikan jalan sarana
transportasi (% kendaraan wajib uji
yang melaksanakan uji baru dan uji
berkala)
Tingkat kelaikan jalan sarana
transportasi (% kendaraan wajib uji
yang melaksanakan uji baru dan uji
berkala)
Tingkat aksesibilitas publik terhadap
kamera pantau lalu lintas
11. Meningkatnya
upaya
penanganan
masyarakat yang
tergenang banjir
Tertanganinya
wilayah
berpotensi banjir
seluas 14.937,9
m2
Ketersediaan alat pengendali dan
pengaman jalan portable, terdiri dari
traffic cone, water barrier, rambu
portable
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-6
Misi
Kepala Daerah Tujuan RPJMD
Indikator Tujuan
RPJMD Sasaran RPJMD
Indikator
Sasaran RPJMD
Indikator Sasaran
Perangkat Daerah
Indikator Kinerja Utama
Perangkat Daerah
Urusan Pemerintahan: Bidang Perhubungan
Misi Kelima:
“Menciptakan
Pembangunan
Ekonomi yang
Memiliki
Keunggulan
Kompetitif
Meningkatkan daya
saing perekonomian
Kabupaten Bandung
sebagai upaya
optimalisasi
kontribusi sektor
ekonomi terhadap
pembangunan
daerah
Meningkatnya
pendapatan asli
daerah
(Tahun 2015 Rp
672.548.761.361,-
Tahun 2020 Rp
2.022.438.056.758,-
meningkat tiga
kali lipat dalam 5
tahun, atau setara
dengan meningkat
60% per tahun dari
2016 s.d. 2020)
Meningkatnya
transaksi pada
sektor jasa di
Kabupaten
Bandung
LPE dan omzet Persentase pemilik kendaraan
angkutan umum yang secara
finansial mampu memenuhi
persyaratan administrasi
pengusahaan angkutan umum
Tingkat pencapaian target PAD
Bidang Perhubungan
Tingkat pencapaian target PAD
Bidang Perhubungan
Misi Keenam:
“Meningkatkan
Kelestarian
Lingkungan
Hidup”
Menciptakan
lingkungan yang
serasi dan seimbang
dengan
memperhatikan daya
dukung lingkungan,
daya tampung
lingkungan serta
perubahan iklim
Menurunnya tingkat
pencemaran udara
1. Meningkatkan
pengawasan
dan
pengendalian
terhadap
pencemaran
dan kerusakan
lingkungan
Pengendalian
pencemaran
udara 87% di
2015, 91,44% di
2020)
Peningkatan jumlah kendaraan
melakukan uji emisi dari tahun 0
(tahun 2015)
Peningkatan jumlah kendaraan
melakukan uji emisi dari Tahun 0
(tahun 2015)
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-7
Misi
Kepala Daerah Tujuan RPJMD
Indikator Tujuan
RPJMD Sasaran RPJMD
Indikator
Sasaran RPJMD
Indikator Sasaran
Perangkat Daerah
Indikator Kinerja Utama
Perangkat Daerah
Urusan Pemerintahan: Bidang Perhubungan
Misi
Kesembilan:
“Meningkatkan
keamanan dan
ketertiban
wilayah”
Meningkatkan
stabilitas kemanan
yang kondusif bagi
pembangunan
wilayah
1. Meningkatnya
keamanan dan
ketertiban
masyarakat
Penurunan ratio jumlah pelanggaran
lalu lintas terhadap LHR dibanding
tahun 0 (tahun 2015)
Penurunan ratio jumlah pelanggaran
lalu lintas terhadap LHR dibanding
tahun 0 (tahun 2015)
Jumlah hari yang dampak LLAJ-nya
terkendali
Jumlah hari yang dampak LLAJ-nya
terkendali
2. Meningkatkan
peran serta
masyarakat
dalam
menjaga
keamanan dan
ketertiban
masyarakat
Peningkatan peran serta
stakeholders dalam pembinaan
keselamatan lalu lintas dari tahun 0
(tahun 2015)
Peningkatan peran serta
stakeholders dalam pembinaan
keselamatan lalu lintas dari tahun 0
(tahun 2015)
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-8
Misi Kepala Daerah Tujuan RPJMD
Indikator
Tujuan
RPJMD
Sasaran RPJMD Indikator Sasaran
RPJMD
Indikator Sasaran
Perangkat Daerah
Indikator
Kinerja Utama
Perangkat Daerah
Urusan Pemerintahan: Sebagian Bidang Komunikasi dan Informatika (kewenangan eksisting berdasar Perbup No. 5 Tahun 2008)
dilaksanakan hanya untuk Tahun 2016
Misi Ketiga:
“Mewujudkan
pembangunan
infrastruktur dasar yang
terpadu dengan tata
ruang wilayah serta
memperhatikan aspek
kebencanaan”
Meningkatkan
Ketersediaan dan
kualitas Infrastruktur
dasar yang tahan
terhadap bencana serta
mewujudkan keserasian
pembangunan dengan
tata ruang wilayah
5. Optimalnya sistem
telekomunikasi dan
informatika yang
terpadu melalui
pemanfaatan
teknologi dan
komunikasi
Persentase
terbangunnya
jaringan fiber optik
(100% di Tahun
2020)
Tingkat kesiapan pengelolaan
retribusi pengendalian
menara telekomunikasi
Tingkat kesiapan pengelolaan
retribusi pengendalian
menara telekomunikasi
Persentase perencanaan
penataan infrastruktur
postel
Persentase perencanaan
penataan infrastruktur
postel
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-9
Misi Kepala
Daerah Tujuan RPJMD
Indikator Tujuan
RPJMD Sasaran RPJMD
Indikator Sasaran
RPJMD
Indikator Sasaran
Perangkat Daerah
Indikator Kinerja Utama
Perangkat Daerah
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
Misi Kedelapan:
“Meningkatkan
reformasi
birokrasi”
Meningkatkan kinerja
aparatur dan
kelembagaan
penyelenggara
pelayanan publik
Indeks Kepuasan
Masyarakat
(Tahun 2014 74,23,
Tahun 2020 78,77)
1. Meningkatnya
kualitas kinerja
aparatur pemerintah
Presentase Peningkatan
Kapasitas Aparatur
(Tahun 2015 20%
Tahun 2020 23,19%)
Peningkatan jumlah
aparatur yang lulus diklat
teknis transportasi darat
dari Tahun 0 (%)
Nilai rata-rata kinerja
pegawai pada LPTJ/SKP
pegawai
Nilai rata-rata kinerja
pegawai pada LPTJ/SKP
pegawai
2. Meningkatkan
efisiensi pelayanan
administrasi publik
IKM terhadap pelayanan
publik bidang perhubungan
IKM terhadap pelayanan
publik bidang perhubungan
6. Meningkatnya
kapasitas dan
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan dan aset
daerah
Opini BPK (WTP di 2020) Capaian kinerja output dan
outcome program-kegiatan
(%)
8. Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan
daerah
Persentase kesesuaian
program pada dokumen
perencanaan terhadap
program pada dokumen
anggaran (2015= 94%,
2020= 100%)
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-10
Tabel VI-2: Target Capaian Indikator Kinerja Utama DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2020
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2021 VI-11
Selain indikator-indikator kinerja utama perangkat daerah DISHUB Kab. Bandung
sebagaimana terinci dalam Tabel VI-2 di atas, DISHUB Kab. Bandung juga memiliki tugas
untuk menghitung indikator kinerja berikut:
1. LoS sebagai indikator kinerja daerah, berdasarkan indikator kecepatan lalu lintas,
kepadatan lalu lintas, serta volume capacity ratio (VCR, perbandingan volume lalu lintas
terhadap kapasitas jalan);
2. Moda share sebagai indikator kinerja daerah;
3. Indikator kinerja kunci (IKK), sebagaimana ketetapan dalam PP RI No. 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
S U R A T K E P U T U S A N
Nomor : 050/2095/Sekr.
TENTANG
TIM PENYUSUNAN DAN PENYELARASAN RENCANA STRATEGIS 2016 – 2021 DAN RENCANA KERJA 2017
DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG Menimbang
Mengingat
:
:
1. Bahwa salah satu tahapan persiapan penyusunan RENSTRA dan RENJA Perangkat Daerah adalah pembentukan tim penyusun.
2. Bahwa tim penyusun RENSTRA dan RENJA Perangkat Daerah terdiri dari sumber daya manusia yang siap bertugas penuh, memiliki kompetensi teknis, memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman di bidang perencanaan daerah, serta paham substansi urusan perhubungan.
3. Bahwa dalam menyongsong restrukturisasi organisasi perangkat daerah di Kabupaten Bandung Tahun 2017, perlu dilaksanakan penyelerasan RENSTRA dan RENJA Perangkat Daerah.
4. Bahwa untuk memastikan hal pada poin 1 s.d. 3, maka pembentukan tim penyusun RENSTRA 2016 – 2021 dan RENJA 2017 DISHUB Kab. Bandung perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan.
1. UU No. 23 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah Tanggal 15 Juni 2016. 3. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
4. PERDA Kab. Bandung Nomor 7 Tahun 2016 tentang RPJMD Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021, Tanggal 16 Agustus 2016.
5. PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Tanggal 14 September 2016.
6. Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2016 tentang RKPD Kab. Bandung Tahun 2017, Tanggal 28 Mei 2016.
7. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kebijakan Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Berdasarkan PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016, Tanggal 15 September 2016.
8. Peraturan Bupati Bandung Nomor 48 Tahun 2016 tentang RENSTRA Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021, Tanggal 16 September 2016.
9. Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2016 tentang RKPD Kab. Bandung Tahun 2017, Tanggal 10 Oktober 2016.
10. Surat Edaran Bupati Bandung Nomor 050/2352A/BAPPEDA Tanggal 21 Desember 2015 tentang Agenda Penyusunan Perencanaan Kabupaten Bandung Tahun 2017.
11. Surat Keputusan Kepala DISHUB Kab. Bandung Nomor 050/1381/Sekr Tanggal 1 Juli 2016 tentang Penetapan RENJA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2017.
Memutuskan
Menetapkan PERTAMA KEDUA KETIGA
: : : :
Membentuk Tim Penyusunan dan Penyelarasan RENSTRA 2016 – 2021 dan RENJA 2017 Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung. Menunjuk nama-nama sebagaimana terlampir sebagai Tim Penyusunan dan Penyelarasan RENSTRA 2016 – 2021 dan RENJA 2017 Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung. Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Soreang Pada Tanggal : 10 Oktober 2016
a.n. BUPATI BANDUNG
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si. NIP. 19631020 198503 1 007
Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Nomor : 050/2095/Sekr. Tanggal : 10 Oktober 2016
TIM PENYUSUNAN DAN PENYELARASAN RESNTRA RENJA SKPD DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016
No. JABATAN DALAM TIM NAMA DAN JABATAN
1. Penanggung Jawab Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si. Kepala DISHUB Kab. Bandung
2. Ketua IIS RATNA KOMALA, MUP. Kasubag Penyusunan Program, DISHUB Kab. Bandung
3. Wakil Ketua ERIC ALAM PRABOWO, S.Sos. Kasi Perbengkelan, DISHUB Kab. Bandung
4. Anggota 1 ISNURI WINARKO, S.Si.T. Kepala Seksi Terminal
5. Anggota 2 ABI BASARAH, ST., M.Si. Kepala Seksi Angkutan Orang
6. Anggota 3 RUDI FIRMANSYAH, SIP. Pelaksana pada Seksi Terminal
7. Anggota 4 RUDDY HERYADI, A.Md. LLAJ. Pelaksana pada Seksi Manajemen Lalu Lintas
8. Anggota 5 AHMAD BINTAN SUARDIKA, SST.(TD.) Tenaga Pendukung Konsultasi Perencanaan pada Sub Bagian Penyusunan Program
9. Anggota 6 RHIAN PRINANDA PUTRA, SST.(TD.) Tenaga Pendukung Konsultasi Perencanaan pada Sub Bagian Penyusunan Program
a.n. BUPATI BANDUNG
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si. NIP. 19631020 198503 1 007
Permendagri No. 54 Tahun 2010
Formulir VII. G. 7 Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan RENSTRA SKPD
Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung
No. Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Penyebab
Ketidaksesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak Ada
Tidak Ada
1 2 3 4 5 6
1. Pembentukan tim penyusun RENSTRA SKPD dan Penyusunan Agenda Kerja
√
2. Penyiapan data dan informasi √
3. Analisis gambaran pelayanan SKPD kabupaten/kota
√
4. Review RENSTRA K/L dan RENSTRA SKPD Provinsi
√
5. Penelaahan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota
√
6.
Analisis terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai dengan pelayanan SKPD kabupaten/kota
√
7. Perumusan isu-isu strategis √
8. Perumusan visi dan misi SKPD kabupaten/kota
√
9.
Perumusan visi dan misi SKPD kabupaten/kota berpedoman pada visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah
√
10. Perumusan tujuan pelayanan jangka menengah SKPD kabupaten/kota
√
11. Perumusan sasaran pelayanan jangka menengah SKPD kabupaten/kota
√
12.
Mempelajari Surat Edaran Bupati/Walikota perihal Penyusunan Rancangan RENSTRA SKPD kabupaten/kota beserta lampirannya yaitu rancangan awal RPJMD kabupaten/kota yang memuat indikator keluaran program dan pagu per-SKPD kabupaten/kota
√
13.
Perumusan strategi dan kebijakan jangka menengah SKPD kabupaten/kota guna mencapai target kinerja program prioritas RPJMD kabupaten/kota yang menjadi tugas dan fungsi SKPD kabupaten/kota
√
Permendagri No. 54 Tahun 2010
No. Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Penyebab
Ketidaksesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak Ada
Tidak Ada
1 2 3 4 5 6
14.
Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif selama 5 (lima) tahun, termasuk lokasi kegiatan
√
15.
Perumusan indikator kinerja SKPD kabupaten/kota yag mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD kabupaten/kota
√
16. Pelaksanaan forum SKPD kabupaten/kota
√
17.
Perumusan indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif SKPD kabupaten/kota berpedoman pada indikasi rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan pembangunan jangka menengah daerah
√
18. Perumusan rancangan akhir RENSTRA SKPD kabupaten/kota
√
19.
Pentahapan pelaksanaan program SKPD kabupaten/kota sesuai dengan pentahapan pelaksanaan program pembangunan jangak menengah daerah kabupaten/kota
√
20. Dokumen RENSTRA SKPD kabupaten/kota yang telah disyahkan
√
Soreang, 15 September 2016
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN BANDUNG
Drs. TEDDY KUSDIANA, M.Si. NIP. 19631020 198503 1 007
Permendagri No. 54 Tahun 2010
Formulir VII. G. 8 Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan RENJA SKPD
Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung
No.
Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Penyebab
Ketidaksesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak Ada
Tidak Ada
1 2 3 4 5 6
1. Pembentukan tim penyusun RENJA SKPD dan Penyusunan Agenda Kerja
√
2. Pengolahan data dan informasi √
3. Analisis gambaran pelayanan SKPD kabupaten/kota
√
4. Mengkaji hasil evaluasi RENJA SKPD kabupaten/kota tahun lalu berdasarkan RENSTRA kabupaten/kota
√
5. Penentuan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD kabupaten/kota
√
6. Penelaahan rancangan awal RKPD kabupaten/kota
√
7. Perumusan tujuan dan sasaran √
8. Penelaahan usulan masyarakat √
9. Perumusan kegiatan prioritas √
10. Pelaksanaan forum SKPD kabupaten/kota
√
a.
Menyelaraskan program dan kegiatan SKPD kabupaten/kota dengan usulan program dan kegiatan hasil Musrenbang kecamatan
√
b.
Mempertajam indikator dan target kinerja program dan kegiatan SKPD kabupaten/kota sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD kabupaten/kota
√
c.
Mensinkronkan program dan kegiatan antar SKPD kabupaten/kota dalam rangka optimalisasi pencapaian sasaran sesuai dengan kewenangan dan sinergitas pelaksanaan
√
d.
Menyesuaikan pendanaan program dan kegiatan prioritas berdasarkan pagu indikatif untuk masing-masing SKPD kabupaten/kota sesuai surat edaran Bupati/Walikota
√
11.
Sasaran program dan kegiatan SKPD kabupaten/kota disusun berdasarkan pendekatan kinerja, perencanaan dan penganggaran terpadu
√
Permendagri No. 54 Tahun 2010
No.
Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Penyebab
Ketidaksesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak Ada
Tidak Ada
1 2 3 4 5 6
12.
Program dan kegiatan antar SKPD kabupaten/kota dengan SKPD lainnya dalam rangka optimalisasi pencapaian sasaran prioritas pembangunan daerah telah dibahas dalam forum SKPD kabupaten/kota
√
13.
Pendanaan program dan kegiatan prioritas berdasarkan pagu indikatif untuk masing-masing SKPD kabupaten/kota telah menyusun dan memperhitungkan prakiraan maju
√
14. Dokumen RENJA SKPD kabupaten/okta yang telah disyahkan
√
Soreang, 21 Oktober 2016
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN BANDUNG
Drs. H TEDDY KUSDIANA, M.Si. NIP. 19631020 198503 1 007