· 2019-06-17 · kbli 2015, 2010 2016 _____ 52 tabel 27. perkembangan nilai fob ekspor subsektor...
TRANSCRIPT
-
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010–2016
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
ISBN: 978-602-438-195-0No. Publikasi: 06110.1804No. Katalog: 8202033Ukuran Buku: 17,6 x 25 cmJumlah Halaman: xvi + 243 halamanNaskah: Subdirektorat Statistik Ekspor Penyunting/Editor: Subdirektorat Statistik Ekspor Desain Kover : Badan Ekonomi KreatifDiterbitkan oleh: © Badan Pusat StatistikDicetak oleh: CV. Petratama Persada
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
iii
KATA PENGANTAR
Jakarta, Desember 2017Kepala Badan Pusat Statistik,
Dr. Suhariyanto
Ekonomi kreatif (ekraf ) sebagai konsep ekonomi baru yang mengandalkan ide kreatifitas, budaya, dan teknologi diyakini mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian nasional ke depan. Ekonomi kreatif menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik disusunnya Buku Statistik Ekonomi Kreatif sebagai perwujudan hasil kerjasama antara BPS
dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) tahun 2017. Buku ini menyajikan data Statistik Ekonomi Kreatif yang merupakan
bagian dari Big Data ekonomi kreatif. Gambaran tentang potensi dan pengembangan bidang ekonomi kreatif ini
dituangkan dalam 7 (tujuh) jenis output yang meliputi: Profil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan
Sensus Ekonomi 2016 (SE2016); Ekspor Ekonomi Kreatif 2010–2016; Klasifikasi Jabatan Ekraf dalam KBJI 2014; Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016; Laporan Penyusunan PDRB Ekraf 5
Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha; Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010–2016 dan Upah
Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010–2016; serta Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014.Buku ini diharapkan memberikan fakta dan data sebagai
basis pengambilan keputusan dan monitoring perkembangan dan kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Selain itu buku ini diwacanakan untuk memberikan perspektif terkini bagi para pelaku usaha ekraf maupun masyarakat luas tentang potensi ekraf di Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai penelitian dan pengembangan dunia usaha di bidang ekraf.Akhirnya ucapan syukur ke hadirat Allah SWT dan terima kasih serta penghargaan kepada seluruh Tim BPS yang telah bekerja sama dan bekerja keras untuk menyelesaikan seluruh publikasi dari 7 (tujuh) kegiatan utama yang menjadi cakupan dalam kerja sama BPS-Bekraf.Semoga buku ini dapat memberi manfaat tidak hanya kepada Bekraf dan BPS saja, tetapi juga bagi para pelaku usaha ekraf dan pengguna data di Indonesia maupun dunia internasional.Semoga Allah SWT meridhai upaya penerbitan buku ini.
konomimengandiyakiniperekon
katalisator baperlambatan pe
Badan Pusat StatEkonomi Kreatif
dengan Bamenyajika
bagian dpotens
dituaPro
TenTenagaOutput
Dr. SuSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS hariiiiiiiiiiiiiiyyyyayyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy nto
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
iv
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
v
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang bernilai ekspor tinggi. Meskipun demikian, ekspor sumber daya alam tidak dapat diandalkan selamanya. Sumber daya alam akan segera habis jika dieksploitasi secara berlebihan, sehingga diperlukan strategi ekspor lain yang lebih berkelanjutan. Sejak tahun 1980-an pemerintah telah menggalakkan industri
manufaktur sebagai alternatif ekspor yang lebih berkelanjutan. Hasilnya, dominasi ekspor minyak mulai menurun di tahun
1985, sebaliknya ekspor manufaktur pun semakin meningkat. Namun krisis ekonomi tahun 1997 membuat neraca perdagangan yang sebelumnya selalu surplus menjadi defisit. Faktanya, bahan baku dan bahan pendukung industri manufaktur Indonesia masih tergantung impor. Pada era industri keempat atau yang disebut juga era ekonomi kreatif, Indonesia memiliki peluang ekspor yang lebih besar. Penduduk Indonesia yang besar, merupakan aset yang dapat dimanfaatkan untuk
ekspor yang lebih berkelanjutan. Peluang ekspor pun semakin terbuka dengan ditandatanganinya berbagai
perjanjian perdagangan bebas. Tantangannya adalah, data ekspor ekonomi kreatif masih sangat terbatas.
Penyusunan buku Ekspor Ekonomi Kreatif 2010–2016 ini merupakan salah satu upaya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) untuk menyediakan data ekspor ekonomi kreatif. Buku ini menyajikan perkembangan ekspor ekonomi kreatif selama tujuh tahun ke belakang. Meskipun belum mencakup enam belas subsektor ekonomi kreatif karena keterbatasan metodologi, namun buku ini diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan tentang ekspor ekonomi kreatif. Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPS dan pihak-pihak yang terkait atas partisipasi-nya dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan dan memberikan pemahaman mengenai ekonomi kreatif ke seluruh masyarakat Indonesia.
ndonesiayang berndaya alamakan sege
diperlukan sSejak tahun
manufaktur sHasilnya,
1985menemp
spe
d t
Jakarta, Desember 2017Kepala Badan Ekonomi Kreatif,
Triawan Munaf
a Badan Ekooooooooooooooooooooooononoonoooononoonononononoononononoonnonononononnnononnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn mi K
Triawannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn MuMuMMuMuMuMuMMMuMMMMMuMMuMMuMuMuMMuMuuMMuMuMuMuMMMuMuMuMMuuMuMuMuMuuuMuMuuMMMuMuMMMMuMuuMMuMMMMMMMMMMMMMMMMM naf
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
vi
Naskah Subdirektorat Statistik Ekspor
Penanggung Jawab Umum Dr. Drs. Anggoro Dwitjahyono, M.Si
Penanggung Jawab Teknis Mila Hertinmalyana, M.Comm
Editor Rini Kusumastuti, S.Si, MSE Fadjar Herbowo, S.Si, MM Agus Suryono, S.Kom, M.Si
Penulis Naskah Purwaningsih, SST., MSE Eka Andriani, SST Fifi Nofrida, SST Sapto Rakhmawan, SST., M.Si Suheri, SST., M.Si Realita Eschachasthi, SST Aris Saryono, SAP, M.Si Untung Sumardi, SE
Pengolah Data Seta Baehera,S.Kom
PENYUSUN
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
vii
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR _______________________________________ iiiPENYUSUN ______________________________________________ viDAFTAR ISI ______________________________________________ viiDAFTAR TABEL __________________________________________ ixDAFTAR GAMBAR ________________________________________ xiRINGKASAN EKSEKUTIF ___________________________________ xiiiBab 1. Pendahuluan ______________________________________ 3 1.1 Latar Belakang ___________________________________ 3 1.2 Maksud dan Tujuan _______________________________ 4 1.3 Ruang Lingkup __________________________________ 4Bab 2. Metodologi _______________________________________ 7 2.1 Konsep dan Definisi _______________________________ 7 2.2 Metode Pengolahan Data __________________________ 10Bab 3. Pembahasan ______________________________________ 15 3.1 Gambaran Umum ________________________________ 15 3.1.1 Perbandingan Ekspor Ekonomi Kreatif dengan Ekspor Nonmigas Nasional _____________________ 16 3.1.2 Ekspor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor _______ 17 3.1.3 Ekspor Ekonomi Kreatif Menurut Negara Tujuan ___ 18 3.1.4 Ekspor Ekonomi Kreatif Menurut Pelabuhan Muat __ 20 3.1.5 Ekspor Ekonomi Kreatif Menurut Provinsi Asal _____ 22 3.2 Subsektor Film, Animasi, dan Video _________________ 23 3.2.1 Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video Menurut Negara Tujuan _________________ 24 3.2.2 Ekspor Subsektor Film, Animasi dan Video Menurut Pelabuhan Muat _____________________ 25 3.2.3 Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video Menurut Provinsi Asal ________________________ 25 3.3 Subsektor Kriya __________________________________ 26 3.3.1 Ekspor Subsektor Kriya Menurut Negara Tujuan ___ 27 3.3.2 Ekspor Subsektor Kriya Menurut Pelabuhan Muat ______________________________________ 28 3.3.3 Ekspor Subsektor Kriya Menurut Provinsi Asal _____ 30
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
viii
3.4 Subsektor Kuliner ________________________________ 31 3.4.1 Ekspor Subsektor Kuliner Menurut Negara Tujuan ____________________________________ 32 3.4.2 Ekspor Subsektor Kuliner Menurut Pelabuhan Muat ______________________________________ 34 3.4.3 Ekspor Subsektor Kuliner Menurut Provinsi Asal ___ 36 3.5 Subsektor Musik _________________________________ 38 3.5.1 Ekspor Subsektor Musik Menurut Negara Tujuan ___ 39 3.5.2 Ekspor Subsektor Musik Menurut Pelabuhan Muat ______________________________________ 41 3.5.3 Ekspor Subsektor Musik Menurut Provinsi Asal ____ 43 3.6 Subsektor Fashion ________________________________ 43 3.6.1 Ekspor Subsektor Fashion Menurut Negara Tujuan _____________________________________ 46 3.6.2 Ekspor Subsektor Fashion Menurut Pelabuhan Muat ______________________________________ 47 3.6.3 Ekspor Subsektor Fashion Menurut Provinsi Asal ___ 48 3.7 Subsektor Penerbitan _____________________________ 50 3.7.1 Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut Negara Tujuan _____________________________________ 52 3.7.2 Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut Pelabuhan Muat ______________________________________ 54 3.7.3 Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut Provinsi Asal _______________________________________ 56 3.8 Subsektor Seni Rupa ______________________________ 58 3.8.1 Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Negara Tujuan _____________________________________ 60 3.8.2 Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Pelabuhan Muat ______________________________________ 63 3.8.3 Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Provinsi Asal _______________________________________ 64Bab 4. Kesimpulan dan Saran ______________________________ 69 4.1 Kesimpulan _____________________________________ 69 4.1 Saran __________________________________________ 70LAMPIRAN
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
ix
DAFTAR TABELTabel 1. Perbandingan Nilai Ekspor Ekraf, Ekspor Nonmigas dan Ekspor Total, 2010–2016 ____________________________ 16Tabel 2. Nilai Ekspor Ekraf Menurut Subsektor (Ribu US$), 2010–2016 _______________________________________ 17Tabel 3. Nilai FOB, Peranan, dan Pertumbuhan Ekspor Ekraf Menurut Negara Tujuan, 2010–2016 __________________ 19Tabel 4. Nilai FOB, Peranan, dan Pertumbuhan Ekspor Ekraf Menurut Pelabuhan Muat, 2010–2016 _________________ 21Tabel 5. Berat Bersih, Peranan, dan Pertumbuhan Ekspor Ekraf Menurut Pelabuhan Muat, 2010−2016 ________________ 21Tabel 6. Nilai FOB Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video Menurut Negara Tujuan, 2010–2016 __________________ 25Tabel 7. Nilai FOB Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video Menurut Pelabuhan Muat, 2010–2016 _________________ 25Tabel 8. Nilai FOB Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video Menurut Provinsi Asal, 2010−2016 ____________________ 25Tabel 9. Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya Menurut Negara Tujuan, 2010–2016 _______________________________________ 28Tabel 10. Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya Menurut Pelabuhan Muat, 2010−2016 _________________________________ 29Tabel 11. Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor 5 Kelompok KBLI Utama Subsektor Kriya Melalui Bandar Udara Juanda, 2015−2016 ________________________________ 30Tabel 12. Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya Menurut Provinsi Asal, 2010−2016 _______________________________________ 30Tabel 13. Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner Menurut Provinsi Asal, 2010−2016 _______________________________________ 36Tabel 14. Berat Bersih Ekspor Subsektor Kuliner Menurut Provinsi Asal, 2010–2016 ___________________________ 38Tabel 15. Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor Subsektor Musik, 2010–2016 _______________________________________ 38
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
x
Tabel 16. Nilai FOB Ekspor Subsektor Musik Menurut KBLI, 2010–2016 _______________________________________ 39Tabel 17. Nilai Ekspor Subsektor Musik Menurut Negara Tujuan, 2010–2016 _______________________________________ 40Tabel 18. Berat Bersih Ekspor Subsektor Musik Menurut Negara Tujuan, 2010–2016 ________________________________ 41Tabel 19. Nilai Ekspor Subsektor Musik Menurut Pelabuhan Muat, 2010–2016 _______________________________________ 42Tabel 20. Berat Bersih Ekspor Subsektor Musik Menurut Pelabuhan Muat, 2010–2016 __________________________________ 42Tabel 21. Nilai Ekspor Subsektor Musik Menurut Provinsi Asal, 2010–2016 _______________________________________ 43Tabel 22. Nilai FOB Ekspor Subsektor Fashion Menurut KBLI, 2010–2016 _______________________________________ 45Tabel 23. Ekspor Subsektor Fashion Menurut Negara Tujuan, 2010–2016 _______________________________________ 46Tabel 24. Nilai FOB Ekspor Subsektor Fashion Menurut Pelabuhan Muat, 2010–2016 __________________________________ 47Tabel 25. Nilai FOB Ekspor Subsektor Fashion Menurut Provinsi Asal Barang, 2010–2016 _____________________ 49Tabel 26. Nilai FOB Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut KBLI 2015, 2010–2016 ______________________________ 52Tabel 27. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut 10 Negara Tujuan Utama, 2010–2016 __________ 53Tabel 28. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut 10 Pelabuhan Muat Utama, 2010–2016 ________ 55Tabel 29. Perkembangan Nilai Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut 10 Provinsi Asal Utama, 2010–2016 ___________ 57Tabel 30. Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor Subsektor Seni Rupa, 2010–2016 _______________________________________ 58Tabel 31. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Seni Rupa, 2010–2016 _______________________________________ 59Tabel 32. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Negara Tujuan, 2010–2016 __________________ 62Tabel 33. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Pelabuhan Muat, 2010–2016 _________________ 63Tabel 34. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Provinsi Asal Barang, 2010–2016______________ 64
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
xi
DAFTAR GAMBARGambar 1. Perkembangan Nilai Ekspor Ekraf dan Ekspor Total, 2010–2016 _____________________________________ 15Gambar 2. Peranan Ekspor Ekraf Menurut Subsektor, 2015 dan 2016 __________________________________ 18Gambar 3. Peranan Ekspor Ekraf ke 10 Negara Tujuan Terbesar (%), 2015–2016 __________________________ 20Gambar 4. Berat Bersih Ekspor Ekraf Melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Tanjung Emas Menurut Subsektor (Ribu ton), 2016 _________________________________ 22Gambar 5. Nilai FOB dan Peranan Ekspor Ekraf Menurut Provinsi Asal, 2016 ______________________________ 23Gambar 6. Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video, 2010–2016 _______________ 24Gambar 7. Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya, 2010–2016 ____________________________________ 26Gambar 8. Pertumbuhan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya (%), 2011–2016 _____________________________________ 27Gambar 9. Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya ke Lima Negara Tujuan Utama, 2010–2016 ________________________ 28Gambar 10. Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner, 2010–2016 ____________________________________ 31Gambar 11. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner Menurut 5 Negara Utama, 2010–2016 ______________ 32Gambar 12. Pertumbuhan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner 2016 terhadap 2015 Menurut Negara Tujuan (%) _____ 32Gambar 13. Perkembangan Berat Bersih Ekspor Subsektor Kuliner Menurut 5 Negara Tujuan Utama, 2010–2016 ____________________________________ 33Gambar 14. Pertumbuhan Berat Bersih Ekspor Subsektor Kuliner 2016 terhadap 2015 Menurut Negara Tujuan (%) _____ 33
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
xii
Gambar 15. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner Menurut 5 Pelabuhan Muat Utama, 2010–2016 ______ 34Gambar 16. Pertumbuhan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner 2016 terhadap 2015 Menurut Pelabuhan Muat (%) ____ 35Gambar 17. Perkembangan Berat Bersih Ekspor Subsektor Kuliner Menurut 5 Pelabuhan Muat Utama, 2010–2016 ____________________________________ 35Gambar 18. Pertumbuhan Berat Bersih Ekspor Subsektor Kuliner 2016 terhadap 2015 Menurut Pelabuhan Muat (%) ______________________________________ 36Gambar 19. Komoditas Utama yang Diekspor dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta, 2016 ________ 37Gambar 20. Perkembangan Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor Subsektor Fashion, 2010–2016 ____________________ 44Gambar 21. Persentase Peranan Nilai FOB Ekspor Subsektor Fashion Menurut Negara Tujuan, 2016 ______________ 46Gambar 22. Perkembangan Berat Bersih Ekspor Subsektor Fashion Menurut Provinsi Asal Barang, 2010–2016 ____ 49Gambar 23. Nilai FOB Ekspor Subsektor Penerbitan, 2010–2016 ____________________________________ 50Gambar 24. Perkembangan Berat Bersih Ekspor Subsektor Penerbitan, 2010–2016 __________________________ 51Gambar 25. Pangsa Pasar Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut Negara Tujuan, 2016 ____________________________ 54Gambar 26. Peranan Nilai Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut Pelabuhan Muat Utama, 2015–2016 ________ 56Gambar 27. Peranan Nilai Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut Provinsi Asal Utama, 2015–2016 ___________ 58Gambar 28. Perkembangan Nilai dan Berat Ekspor Subsektor Seni Rupa dan Perubahannya, 2010–2016 ___________ 59Gambar 29. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Kawasan Negara, 2015–2016 ____ 60Gambar 30. Pangsa Pasar Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Kawasan Negara, 2010–2015 _____________________ 61Gambar 31. Pangsa Pasar Ekspor Subsektor Seni Rupa, 2015–2016 ____________________________________ 61Gambar 32. Pangsa Pasar Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Negara Tujuan Utama, 2010–2016 _________ 62
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF2010-2016
xiii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Ekonomi kreatif merupakan era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.1 Adanya hubungan antara tingkat kebutuhan manusia dan tingkat interaksi sosial yang semakin tinggi menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu pusat perhatian yang diyakini dapat berkontribusi secara positif terhadap perekonomian global saat ini.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2015, kegiatan ekonomi kreatif mencakup 16 subsektor. Namun tidak semua komoditas subsektor-subsektor ekraf ada dalam seri data ekspor Indonesia. Selama periode 2010–2016 hanya ada tujuh subsektor ekraf yang komoditasnya diekspor ke luar negeri yaitu film, animasi, dan video; kriya; kuliner; musik; fashion; penerbitan; dan seni rupa. Dari ketujuh subsektor tersebut, 90 persen lebih merupakan ekspor komoditas fashion dan kriya, sekitar enam persen adalah ekspor komoditas subsektor kuliner dan sisanya adalah ekspor dari komoditas subsektor penerbitan; seni rupa; musik; serta film, animasi, dan video.
Selama periode tahun 2010 hingga 2016 nilai ekspor komoditas ekonomi kreatif mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Dibuka dengan nilai US$13,51 miliar di tahun 2010 hingga mencapai US$19,99 miliar di tahun 2016. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ekspor komoditas ekonomi kreatif Indonesia di masa yang akan datang merupakan salah satu potensi besar yang bisa diharapkan mampu mendorong kembali peningkatan ekspor Indonesia secara keseluruhan.
Jika dilihat menurut negara tujuan, Amerika Serikat menjadi negara tujuan dengan nilai ekspor terbesar. Komoditas ekraf utama yang diekspor ke Amerika Serikat adalah komoditas dari subsektor fashion yaitu pakaian jadi (konveksi) dari tekstil.
Pelabuhan muat utama ekspor ekraf pada tahun 2016 adalah Pelabuhan Tanjung Priok, Bandar Udara Juanda, dan Pelabuhan Tanjung Emas sedangkan provinsi asal utama ekspor ekraf pada tahun 2016 adalah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.
1 Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2009-2015 (2008)
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
PENDAHULUAN
1
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
3
1.1 Latar Belakang
Menurut Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009, ekonomi kreatif (ekraf ) adalah kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, ketrampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara diharapkan tidak lagi hanya mengandalkan sumber daya alam sebagai aset utama.
Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang menjadi harapan baru bagi perekonomian Indonesia. Berbeda dengan sektor lain yang sangat tergantung pada eksploitasi sumber daya alam, kekuatan ekonomi kreatif lebih bertumpu kepada keunggulan sumber daya manusia. Karya seni, arsitektur, buku, inovasi teknologi, dan animasi, berasal dari ide-ide kreatif pemikiran manusia.
Pengembangan ekonomi kreatif tentunya membutuhkan data-data salah satunya adalah data ekspor ekonomi kreatif. Melanjutkan kegiatan penyediaan data series mengenai ekspor ekonomi kreatif, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) bekerja sama untuk menyusun data series ekspor ekonomi kreatif tersebut. Selanjutnya laporan ini disusun sebagai penjelasan ringkas dari data series tersebut.
Bab 1. Pendahuluan
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
4
1.2 Maksud dan Tujuan
Secara umum maksud dan tujuan dari laporan ini adalah:
1. Mengidentifikasi subsektor apa saja yang menjadi ekspor andalan dari sektor ekraf.
2. Mengidentifikasi perkembangan ekspor beberapa subsektor yang menjadi bagian dari sektor ekraf.
1.3 Ruang Lingkup
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2015, kegiatan ekonomi kreatif mencakup 16 subsektor. Subsektor-subsektor tersebut adalah arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; film, animasi, dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; fashion; aplikasi dan game developer; penerbitan; periklanan; televisi dan radio; seni pertunjukan; dan seni rupa.
Laporan ini hanya akan membahas tujuh subsektor ekraf yang terdapat dalam series data ekspor Indonesia periode 2010–2016. Subsektor-subsektor tersebut adalah film, animasi, dan video; kriya; kuliner; musik; fashion; penerbitan; dan seni rupa.
Cakupan dari ekspor Indonesia yang dimaksud dalam laporan ini hanya mencakup ekspor barang saja. Data ekspor barang diolah dari dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan dokumen non-PEB. Dokumen PEB diperoleh dari Dirjen Bea dan Cukai, sedangkan dokumen non-PEB diperoleh dari data administrasi instansi di perbatasan, PT. Pos Indonesia, serta data survei perbatasan laut.
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
METODOLOGI
2
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
7
2.1 Konsep dan Definisi
Beberapa konsep dan definisi variabel-variabel terkait dengan ekspor ekonomi kreatif adalah sebagai berikut:
1. Harmonized System (HS) merupakan suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan mempermudah penarifan, transaksi perdagangan, pengangkutan dan statistik yang telah diperbaiki dari sistem klasifikasi sebelumnya. HS juga didefinisikan sebagai standar internasional atas sistem penamaan dan penomoran yang digunakan untuk pengklasifikasian produk perdagangan dan turunannya yang dikelola oleh World Customs Organization (WCO).
2. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia, yang dirinci menurut kategori. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal atau informal.
3. Pelabuhan muat merupakan pelabuhan tempat muat barang yang akan diekspor.
4. Provinsi muat merupakan provinsi tempat muat barang yang akan diekspor.
Bab 2. Metodologi
Harmonized System (HS) merupakan
suatu daftar penggolongan
barang yang dibuat secara
sistematis
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
8
5. Provinsi asal merupakan provinsi asal barang yang akan diekspor.
6. Negara tujuan merupakan negara tujuan akhir ekspor yang diketahui (last known destination).
7. Berat bersih merupakan berat bersih barang tanpa kemasan (dalam satuan Kg).
8. Nilai FOB (Free on Board) merupakan nilai ekspor (dalam satuan US$). Dalam FOB pihak eksportir hanya bertanggung jawab sampai barang berada di atas kapal (vessel).
9. Ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari suatu kekayaan intelektual yang lahir dari kreativitas manusia berbasis ilmu pengetahuan, warisan budaya, dan teknologi. Ekonomi kreatif ini terbagi menjadi 16 subsektor.
10. Subsektor Arsitektur merupakan wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang.
11. Subsektor Desain Interior merupakan kegiatan yang memecahkan masalah fungsi dan kualitas interior; menyediakan layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan kualitas hidup; dan memenuhi aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan publik.
12. Subsektor Desain Komunikasi Visual merupakan seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedangkan bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya.
13. Subsektor Desain Produk merupakan salah satu unsur memajukan industri agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan sebagainya. Industrial Design Society of America (IDSA) mendefinisikan desain produk sebagai layanan profesional yang menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan penampilan suatu produk dan sistem untuk keuntungan pengguna maupun pabrik.
Ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari suatu kekayaan intelektual yang lahir dari kreativitas manusia
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
9
14. Subsektor Film, Animasi, dan Video. Film merupakan karya seni gambar bergerak yang memuat berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audio visual, serta dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah sinematografi. Animasi merupakan tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk menciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan sehingga tampilan terlihat seolah-olah hidup atau mempunyai nyawa. Video merupakan sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam (capture) atau membuat gambar bergerak, yang ditampilkan melalui media presentasi, yang mampu memberikan karya gambar bergerak alternatif yang berdaya saing, dan memberikan nilai tambah budaya, sosial, dan ekonomi.
15. Subsektor Fotografi merupakan sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan juga kesempatan kerja.
16. Subsektor Kriya merupakan bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu antara seni dan desain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif, serta dapat dikelompokkan berdasarkan material dan eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan juga tematik produknya.
17. Subsektor Kuliner merupakan kegiatan persiapan, pengolahan, penyajian produk makanan dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/atau kearifan lokal; sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk tersebut, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen.
18. Subsektor Musik merupakan segala jenis usaha dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pendidikan, kreasi/komposisi, rekaman, promosi, distribusi, penjualan, dan pertunjukan karya seni musik.
19. Subsektor Fashion merupakan suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas diri atau kelompok.
20. Subsektor Aplikasi dan Game Developer merupakan suatu media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objective)
Subsektor Fashion
merupakan suatu gaya
hidup dalam berpenampilan
yang mencerminkan
identitas diri atau kelompok
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
10
dan aturan (rules).
21. Subsektor Penerbitan merupakan suatu usaha atau kegiatan mengelola informasi dan daya imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar, dan/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi untuk dikonsumsi publik, melalui media cetak, media elektronik, ataupun media daring untuk mendapatkan nilai ekonomi, sosial ataupun seni dan budaya yang lebih tinggi.
22. Subsektor Periklanan merupakan bentuk komunikasi melalui media tentang produk dan/atau merek kepada khalayak sasarannya agar memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa.
23. Subsektor Televisi dan Radio. Televisi merupakan kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara dan gambar yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan. Radio merupakan kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.
24. Subsektor Seni Pertunjukan merupakan cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan kepada penonton (audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan kini (hic et nunc).
25. Subsektor Seni Rupa merupakan penciptaan karya dan saling berbagi pengetahuan yang merupakan manifestasi intelektual dan keahlian kreatif, yang mendorong terjadinya perkembangan budaya dan perkembangan industri dengan nilai ekonomi untuk keberlanjutan ekosistemnya.
2.2 Metode Pengolahan Data
Data ekspor ekonomi kreatif (ekraf ) yang tersedia merupakan data ekspor barang bulanan tahun 2010 sampai dengan 2016. Dalam melakukan pengolahan data digunakan Software Microsoft Visual Foxpro dan Microsoft Office.
Pengolahan data menggunakan Software Microsoft Visual Foxpro dan Microsoft
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
11
Variabel-variabel yang diolah adalah Harmonized System (HS), Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), subsektor ekraf, pelabuhan muat, provinsi muat, provinsi asal, negara tujuan, berat bersih, dan nilai FOB.
Dari 16 subsektor ekraf, dilakukan identifikasi terhadap kode KBLI 2009. Setelah itu dilakukan pengecekan korespondensi terhadap kode HS 2012 sehingga didapatkan 8 subsektor aktivitas ekspor ekraf Indonesia.Komoditas ekspor yang diperoleh dari dokumen PEB awalnya masih dalam kode HS, selanjutnya dikonversi ke dalam kode KBLI ekraf yang telah disusun sebelumnya.
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
12
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
PEMBAHASAN
3
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
15
3.1 Gambaran Umum
Nilai ekspor Indonesia tahun 2010 secara total mencapai US$157,78 miliar. Selanjutnya pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 28,98 persen menjadi US$203,50 miliar. Selama tahun 2012 sampai 2016, nilai ekspor Indonesia cenderung terus mengalami penurunan. Namun sebaliknya ekspor komoditas ekraf Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan.
Gambar 1. Perkembangan Nilai Ekspor Ekraf dan Ekspor Total, 2010–2016
Bab 3. Pembahasan
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Ekspor komoditas
ekraf Indonesia cenderung terus
mengalami peningkatan
0
50 000
100 000
150 000
200 000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Nila
i (Ju
ta U
S$)
Ekspor Ekraf Total Ekspor
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
16
Tahun 2010 nilai ekspor ekraf hanya sebesar US$13,51 miliar, terus mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga mencapai US$19,99 miliar pada tahun 2016. Jika nilai ekspor ekraf Indonesia terus meningkat maka lambat laun ekspor Indonesia secara total tentu juga akan meningkat. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ekspor ekraf Indonesia di masa yang akan datang merupakan salah satu potensi besar yang bisa diharapkan mampu mendorong kembali peningkatan ekspor Indonesia secara keseluruhan.
3.1.1 Perbandingan Ekspor Ekonomi Kreatif dengan Ekspor Nonmigas Nasional
Selama periode 2010 sampai 2016, ekspor nonmigas Indonesia cenderung mengalami penurunan. Ekspor nonmigas hanya mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 24,88 persen, selanjutnya terus mengalami penurunan sampai tahun 2015. Pada tahun 2016 ekspor nonmigas mengalami peningkatan tipis yaitu 0,22 persen. Peningkatan ekspor nonmigas 2016 belum mampu mendorong peningkatan ekspor Indonesia secara keseluruhan karena ekspor migas Indonesia pada tahun tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 29,44 persen.
Berbeda dengan ekspor nonmigas, nilai ekspor ekraf justru menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 sampai 2016, ekspor ekraf hanya mengalami penurunan sedikit pada tahun 2012 sebesar 1,29 persen. Selanjutnya ekspor ekraf terus mengalami peningkatan sampai tahun 2016. Secara rata-rata selama periode 2010−2016 ekspor ekraf mengalami peningkatan sebesar 6,93 persen per tahun. Peningkatan terbesar ekspor ekraf terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar US$2.294,3 juta atau sebesar 14,46 persen.
Dari tahun ke tahun peranan ekspor ekraf terus mengalami peningkatan
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Deskripsi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Nilai Ekspor
Ekraf (miliar US$) 13,51 15,64 15,44 15,87 18,16 19,36 19,99Nonmigas (miliar US$) 129,74 162,02 153,04 149,92 145,96 131,79 132,08Total Migas dan Nonmigas (miliar US$)
157,78 203,50 190,02 182,55 175,98 150,37 145,19
Perubahan Ekspor
Ekraf (%) - 15,80 -1,29 2,79 14,46 6,60 3,23Nonmigas (%) - 24,88 -5,54 -2,04 -2,64 -9,71 0,22Total Migas dan Nonmigas (%) - 28,98 -6,62 -3,93 -3,60 -14,55 -3,44
Peranan Ekspor Ekraf
thd Ekspor Nonmigas (%) 10,41 9,65 10,09 10,59 12,45 14,69 15,13thd Ekspor Total (%) 8,56 7,69 8,13 8,69 10,32 12,88 13,77
Tabel 1. Perbandingan Nilai Ekspor Ekraf, Ekspor Nonmigas dan Ekspor Total, 2010–2016
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
17
Jika dibandingkan dengan ekspor komoditas nonmigas, secara rata-rata selama periode 2010 sampai 2016 ekspor komoditas ekraf mencapai 11,86 persen dari keseluruhan ekspor nonmigas. Dari tahun ke tahun peranan ekspor ekraf terus mengalami peningkatan, dari awalnya hanya mencapai 10,41 persen pada tahun 2010 selanjutnya terus mengalami peningkatan hingga mencapai 15,13 persen pada tahun 2016.
3.1.2 Ekspor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2015, kegiatan ekonomi kreatif mencakup 16 subsektor. Subsektor-subsektor tersebut adalah: arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; film, animasi dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; fashion; aplikasi dan game developer; penerbitan; periklanan; televisi dan radio; seni pertunjukan; dan seni rupa. Masing-masing subsektor tersebut terdiri dari beberapa kelompok Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2015 lima digit.
Tidak semua komoditas subsektor-subsektor ekraf ada dalam seri data ekspor Indonesia. Selama periode 2010–2016 hanya ada tujuh subsektor ekraf yang komoditasnya diekspor ke luar negeri yaitu film, animasi dan video; kriya; kuliner; musik; fashion; penerbitan; dan seni rupa. Dari ketujuh subsektor tersebut, 90 persen lebih merupakan ekspor komoditas fashion dan kriya, sekitar enam persen adalah ekspor komoditas subsektor kuliner dan sisanya adalah ekspor dari komoditas subsektor penerbitan; seni rupa; musik; serta film, animasi, dan video. Subsektor film, animasi, dan video merupakan subsektor yang memiliki nilai ekspor terkecil selama periode 2010−2016, dan ekspor komoditas ini hanya ada pada tahun 2011, 2015, dan 2016.
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Film, Animasi, Video 0,0 2,0 0,0 0,0 0,0 0,1 1,2
Kriya 4 294 196,8 4 390 189,6 4 358 484,7 4 282 512,5 6 363 369,8 7 264 504,8 7 797 661,1
Kuliner 594 239,5 863 166,3 960 895,4 956 934,0 1 081 180,1 1 178 955,6 1 260 503,6
Musik 14,6 2,5 20,4 56,9 10,6 29,0 14,5
Fashion 8 584 325,1 10 356 882,4 10 084 407,5 10 593 408,8 10 698 835,3 10 895 217,7 10 901 481,5
Penerbitan 28 602,7 22 210,7 21 200,0 27 159,6 15 983,6 22 334,5 26 166,8
Seni Rupa 5 631,9 8 943,7 14 573,6 10 556,6 5 550,6 3 035,7 3 039,9
Selama periode 2010–2016 hanya ada
tujuh subsektor ekraf yang
komoditasnya diekspor ke luar
negeri
Tabel 2. Nilai Ekspor Ekraf Menurut Subsektor (Ribu US$), 2010–2016
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
18
Pada tahun 2016 nilai ekspor subsektor fashion mencapai US$10,90 miliar, meningkat sebesar 0,06 persen dibandingkan tahun 2015. Sedangkan ekspor komoditas subsektor kriya pada tahun 2016 nilainya mencapai US$7,80 miliar, meningkat sebesar 7,34 persen dibandingkan ekspor komoditas ini tahun 2015.
Jika kontribusi ekspor komoditas subsektor fashion dan kriya dibandingkan, maka terlihat bahwa pada tahun 2016 kontribusi ekspor komoditas subsektor fashion menurun sedangkan kontribusi ekspor komoditas subsektor kriya meningkat. Penurunan kontribusi dari ekspor komoditas subsektor fashion tidak disebabkan oleh penurunan nilai dari ekspor komoditas tersebut pada tahun 2016, tetapi lebih disebabkan karena presentase kenaikan nilai ekspornya lebih kecil dibandingkan peningkatan ekspor komoditas subsektor kriya.
Gambar 2. Peranan Ekspor Ekraf Menurut Subsektor, 2015 dan 2016
3.1.3 Ekspor Ekonomi Kreatif Menurut Negara Tujuan
Nilai ekspor ke sepuluh negara tujuan ekspor ekraf terbesar selama periode 2010–2016 terdapat pada Tabel 3. Pada tahun 2016 nilai ekspor kesepuluh negara tersebut mencapai US$14,67 miliar atau 73,41 persen dari ekspor ekraf secara keseluruhan. Jika dibandingkan dengan tahun 2015, ekspor ke sepuluh negara tersebut pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 13,43 persen. Nilai ekspor yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah nilai ekspor ke Swiss yaitu sebesar 117,37 persen.
Pada tahun 2015 nilai ekspor ke Swiss hanya sebesar US$960,9 juta dan meningkat menjadi US$2,09 miliar pada tahun 2016. Peningkatan ekspor yang cukup besar ke Swiss disebabkan oleh permintaan akan komoditas hasil subsektor kriya yaitu hasil industri barang perhiasan dari logam mulia untuk keperluan pribadi naik cukup tajam sebesar US$1,13
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
54,54%39,01%
6,31% 0,14%
2016
56,27%37,52%
6,09% 0,12%
2015
Fashion
Kriya
Kuliner
Lainnya
Tahun 2016 kontribusi ekspor komoditas subsektor fashion menurun sedangkan kontribusi ekspor komoditas subsektor kriya meningkat
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
19
miliar. Peningkatan nilai ekspor komoditas subsektor kriya yang cukup signifikan tersebut menjadikan Swiss sebagai negara kedua tujuan ekspor ekraf pada tahun 2016, menggeser posisi Jepang.
Dari kesepuluh negara tujuan ekspor tersebut, ekspor ekraf yang terus menerus mengalami peningkatan adalah ekspor ekraf ke negara Korea Selatan, Tiongkok, dan Hongkong. Tiongkok merupakan negara yang selalu mengalami pertumbuhan di atas 20 persen selama periode 2011–2015, namun tahun 2016 terjadi perlambatan pertumbuhan. Nilai ekspornya hanya tumbuh sebesar 18,57 persen. Sedangkan negara tujuan ekspor ekraf yang terus mengalami penurunan selama periode 2010–2016 adalah Inggris. Pada tahun 2010 nilai ekspor ekraf ke Inggris mencapai US$689,8 juta, selanjutnya terus mengalami penurunan hingga pada tahun 2016 nilai ekspor ekrafnya menjadi US$511,6 juta atau turun sebesar 7,52 persen bila dibandingkan dengan tahun 2015.
Selama periode 2010–2016, Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor komoditas ekraf Indonesia yang terbesar. Rata-rata setiap tahun peranan ekspor komoditas subsektor ekraf ke negara tersebut mencapai 36,24 persen terhadap keseluruhan ekspor ekraf Indonesia. Pada tahun 2016 peranannya mencapai 30,24 persen, mengalami penurunan sebesar 1,48 persen dibandingkan dengan peranannya pada tahun 2015. Begitu pula secara nilai absolut, ekspor ekraf ke Amerika Serikat tahun 2016 menurun sebesar 1,60 persen dibanding tahun 2015.
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
NegaraNilai FOB (juta US$) % Peran
thd Total Ekraf 2016
% Perubahan
2016 thd 20152010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Amerika Serikat 5 647,3 6 221,8 5 891,1 6 125,0 6 058,7 6 142,8 6 044,6 30,24 -1,60Swiss 25,1 25,2 24,0 22,7 39,3 960,9 2 088,6 10,45 117,37Jepang 773,2 1 047,2 1 244,6 1 336,5 1 342,4 1 305,3 1 357,4 6,79 3,99Singapura 299,3 302,3 345,0 325,8 539,5 740,2 1 227,8 6,14 65,87Jerman 833,2 981,9 888,5 846,1 924,0 882,5 886,1 4,43 0,40Tiongkok 170,7 292,4 362,2 446,0 551,0 675,7 801,2 4,01 18,57Hongkong 88,8 132,9 157,7 166,5 532,5 584,7 652,3 3,26 11,57Belgia 438,1 534,3 526,3 503,5 584,0 567,8 576,0 2,88 1,44Korea Selatan 198,9 329,0 405,7 496,2 514,2 523,3 527,7 2,64 0,84Inggris 689,8 656,0 638,4 596,1 590,8 553,2 511,6 2,56 -7,52Total 10 Negara 9 164,5 10 523,0 10 483,5 10 864,4 11 676,6 12 936,5 14 673,3 73,41 13,43Lainnya 4 342,5 5 118,4 4 956,1 5 006,2 6 488,4 6 427,6 5 315,6 26,59 -17,30Total Ekspor Ekraf 13 507,0 15 641,4 15 439,6 15 870,6 18 164,9 19 364,1 19 988,9 100,00 3,23
Ekspor ekraf yang terus
menerus mengalami
peningkatan adalah ekspor
ekraf ke negara Korea Selatan, Tiongkok, dan
Hongkong
Tabel 3. Nilai FOB, Peranan, dan Pertumbuhan Ekspor Ekraf Menurut Negara Tujuan, 2010–2016
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
20
Selanjutnya negara tujuan ekspor terbesar ketiga adalah Jepang. Pada tahun 2016 ekspor ekraf Indonesia ke negara ini mencapai US$1,36 miliar, naik sebesar 3,99 persen dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 2015 yang mencapai US$1,31 miliar. Pada tahun 2016, peranan ekspor ekraf ke Jepang mencapai 6,79 persen. Peranan ini mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai 6,74 persen. Secara rata-rata selama periode 2010–2016 peranan ekspor ekraf ke negara ini sebesar 7,12 persen setiap tahunnya.
Gambar 3. Peranan Ekspor Ekraf ke 10 Negara Tujuan Terbesar (%), 2015–2016
2015
2016
Amerika Serikat
Amerika Serikat
31,72 %
30,24 %
Belgia
2,93 %
Belgia
2,88 %
Inggris
2,86 %
Inggris
2,56 %
Jerman
4,56 %
4,43 %
Jerman
Swiss
4,96 %
Swiss
10,45 %
Korea Selatan2,70 %
Korea Selatan
2,64 %
Jepang
6,74 %
Jepang
6,79 %
Hongkong
3,02 %
Hongkong
3,26 %
Tiongkok
3,49 %
Tiongkok
4,01 %
Singapura
3,82 %
Singapura
6,14 %
3.1.4 Ekspor Ekonomi Kreatif Menurut Pelabuhan Muat
Tabel 4 menunjukkan nilai ekspor dari sepuluh pelabuhan muat ekspor terbesar selama periode 2010–2016. Pada tahun 2016, sepuluh pelabuhan muat tersebut mengangkut ekspor ekraf senilai US$19,90 miliar atau 99,54 persen dari keseluruhan ekspor ekraf Indonesia. Jika dilihat secara series selama periode 2010–2016, maka setiap tahunnya rata-rata sebanyak 98,74 persen nilai ekspor ekraf diangkut dari sepuluh pelabuhan tersebut dan hanya 1,26 persen diangkut dari pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia.
Dari peranan sebesar 99,54 persen; 53,44 persen ekspor ekraf tahun 2016 diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok; 17,34 persen diekspor melalui Bandar Udara Juanda; 10,55 persen diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Emas; 8,63 persen diekspor melalui Bandar Udara Soekarno Hatta; 6,93 persen diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Perak; serta sisanya melalui Pelabuhan Batu Ampar, Ngurah Rai, Sungai Guntung, Sekupang dan Belawan. Dari sepuluh pelabuhan muat tersebut, ekspor ekraf tahun 2016 yang melalui Bandar Udara Juanda mengalami peningkatan paling tinggi yaitu sebesar 32,07 persen jika dibandingkan ekspor ekraf tahun 2015. Sedangkan ekspor ekraf melalui Pelabuhan Sekupang mengalami penurunan nilai paling tajam yaitu sebesar 17,84 persen.
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Negara tujuan ekspor ekraf terbesar ketiga adalah Jepang
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
21
Tabel 4. Nilai FOB, Peranan, dan Pertumbuhan Ekspor Ekraf Menurut Pelabuhan Muat, 2010–2016
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Jika dilihat berdasarkan berat bersihnya, pada tahun 2016 sebanyak 98,94 persen ekspor komoditas ekraf dimuat melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Batu Ampar, Belawan, Sungai Guntung, Sekupang, Ujung Pandang, Tembilahan, dan Bandar Udara Soekarno-Hatta. Berat bersih ekspor dari sepuluh pelabuhan muat tersebut mengalami penurunan sebesar 1,34 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015.
PelabuhanNilai FOB (Juta US$) % Peran thd total
Ekraf 2016
% Perubahan
2016 thd 20152010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Tanjung Priok 8 832,5 10 621,3 10 619,7 10 736,6 10 922,9 10 917,9 10 681,9 53,44 -2,16Juanda (U) 23,3 122,9 71,2 74,2 1 848,5 2 624,8 3 466,6 17,34 32,07Tanjung Emas 1 664,7 1 655,8 1 561,1 1 682,2 1 901,7 2 018,6 2 108,9 10,55 4,47Soekarno-Hatta (U) 1 021,0 1 094,3 961,6 1 130,5 1 257,6 1 688,0 1 724,1 8,63 2,14Tanjung Perak 1 290,5 1 372,3 1 388,9 1 400,3 1 412,3 1 416,6 1 385,7 6,93 -2,18Batu Ampar 157,7 298,6 296,6 275,7 253,6 253,7 219,2 1,10 -13,61Ngurah Rai (U) 143,1 151,2 136,8 128,5 123,8 113,3 114,0 0,57 0,59Sungai Guntung 0,0 - 38,6 42,7 62,2 69,6 82,9 0,41 19,13Sekupang 33,0 43,9 61,7 68,9 61,3 69,6 57,2 0,29 -17,84Belawan 80,1 84,4 83,6 71,2 64,4 52,2 55,9 0,28 7,09Total 10 Pelabuhan 13 245,8 15 444,8 15 219,7 15 610,6 17 908,4 19 224,5 19 896,4 99,54 3,49Lainnya 261,2 196,6 219,8 260,0 256,5 139,6 92,5 0,46 -33,73Total Ekspor Ekraf 13 507,0 15 641,4 15 439,6 15 870,6 18 164,9 19 364,1 19 988,9 100,00 3,23
PelabuhanBerat Bersih (Ribu Ton) % Peran thd total
Ekraf 2016
% Perubahan
2016 thd 20152010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Tanjung Priok 1 381,7 1 466,4 1 447,9 1 327,9 1 330,0 1 318,0 1 296,6 53,94 -1,62Tanjung Perak 536,6 501,7 493,0 480,4 501,3 507,2 496,2 20,64 -2,16Tanjung Emas 401,9 320,1 273,7 271,6 301,1 325,9 313,2 13,03 -3,89Batu Ampar 67,1 76,7 95,1 80,5 76,3 90,0 81,3 3,38 -9,68Belawan 48,4 42,2 47,4 47,0 48,7 47,4 54,8 2,28 15,67Sungai Guntung 0,0 - 24,0 31,6 39,8 44,2 53,2 2,21 20,39Soekarno-Hatta (U) 41,5 39,4 39,1 41,9 40,2 44,3 45,5 1,89 2,66Sekupang 8,1 8,6 9,7 17,2 12,1 11,6 15,2 0,63 31,03Ujung Pandang 26,0 19,4 15,1 14,3 12,6 11,0 13,2 0,55 20,04Tembilahan 0,0 0,0 7,5 7,9 9,7 11,3 9,3 0,39 -17,85Total 10 Pelabuhan 2 511,3 2 474,5 2 452,4 2 320,3 2 371,8 2 410,8 2 378,5 98,94 -1,34Lainnya 45,3 42,5 45,4 51,4 105,8 91,2 25,5 1,06 -72,02Total Ekspor Ekraf 2 556,6 2 517,0 2 497,7 2 371,6 2 477,6 2 502,0 2 404,0 100,00 -3,92
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Tabel 5. Berat Bersih, Peranan, dan Pertumbuhan Ekspor Ekraf Menurut Pelabuhan Muat, 2010−2016
Pelabuhan Tanjung
Priok tetap merupakan
pelabuhan yang memuat ekspor ekraf terbanyak ht
tps:
//www
.bps
.go.
id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
22
Berdasarkan berat bersihnya, Pelabuhan Tanjung Priok tetap merupakan pelabuhan yang memuat ekspor ekraf terbanyak selama periode 2010–2016. Pada tahun 2016, berat bersih ekspor ekraf yang dimuat dari pelabuhan ini sebesar 1,30 juta ton atau 53,94 persen terhadap keseluruhan berat ekspor ekraf. Jika dibandingkan dengan tahun 2015, berat bersih ekspor ekraf yang dimuat dari pelabuhan ini mengalami penurunan sebesar 1,62 persen.
Pelabuhan yang memuat ekspor ekraf terbanyak kedua adalah Pelabuhan Tanjung Perak. Pada tahun 2016 berat bersih ekspor ekraf yang melalui pelabuhan ini adalah 0,50 juta ton atau 20,64 persen dari keseluruhan berat bersih ekspor ekraf. Selanjutnya pelabuhan terbesar ketiga adalah Pelabuhan Tanjung Emas. Pada tahun 2016 berat bersih ekspor yang dimuat adalah sebanyak 0,31 juta ton atau 13,03 persen dari keseluruhan berat bersih ekspor ekraf Indonesia. Jika dilihat lebih lanjut, komoditas-komoditas yang diangkut dari ketiga pelabuhan tersebut sebagian besar adalah komoditas dari subsektor kriya, fashion dan kuliner.
Gambar 4. Berat Bersih Ekspor Ekraf Melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak dan
Pelabuhan Tanjung Emas Menurut Subsektor (Ribu ton), 2016
76,4
40,0
0,3
0,1
0 100 2
FASHION
KRIYA
KULINER
PENERBITAN
SENI RUPA
Tanjung Emas
20,1
386,3
89,1
0,4
0,3
0 200 400
FASHION
KRIYA
KULINER
PENERBITAN
SENI RUPA
Tanjung Perak
493,8
538,4
261,3
3,0
0,1
0 200 400 600
FASHION
KRIYA
KULINER
PENERBITAN
SENI RUPA
Tanjung Priok
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
3.1.5 Ekspor Ekonomi Kreatif Menurut Provinsi Asal
Jika dirinci menurut provinsi asal barang, sepuluh provinsi asal utama ekspor ekraf selama tahun 2016 adalah seperti yang terdapat pada Gambar 5. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa pada tahun 2016, ekspor ekraf dari sepuluh provinsi tersebut mencapai 99,67 persen dari keseluruhan ekspor ekraf Indonesia 2016. Provinsi asal utama ekspor ekraf adalah Jawa Barat dengan nilai ekspor sebesar US$6,39 miliar atau 31,96 persen dari keseluruhan ekspor ekraf Indonesia. Walaupun memiliki nilai ekspor tertinggi namun ekspor ekraf dari Jawa Barat mengalami
Komoditas yang diangkut dari Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas sebagian besar adalah komoditas dari subsektor kriya, fashion dan kuliner
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
23
penurunan sebesar 1,72 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015.
Provinsi asal ekspor ekraf terbesar kedua setelah Jawa Barat adalah Jawa Timur. Pada tahun 2016 ekspor ekraf dari provinsi ini mencapai nilai sebesar US$4,87 miliar atau 24,36 persen dari keseluruhan ekspor ekraf Indonesia. Berbeda dengan ekspor ekraf dari Jawa Barat yang mengalami penurunan, pada tahun 2016 ekspor ekraf dari Jawa Timur mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu 20,61 persen. Selanjutnya provinsi asal terbesar ketiga adalah Banten. Seperti Jawa Timur, Banten juga mengalami peningkatan nilai ekspor ekraf pada tahun 2016, meskipun kecil yaitu sebesar 0,36 persen. Nilai ekspor ekraf Banten pada tahun 2016 mencapai US$3,04 miliar atau 15,23 persen terhadap keseluruhan ekspor ekraf Indonesia.
Gambar 5. Nilai FOB dan Peranan Ekspor Ekraf Menurut Provinsi Asal, 2016
JAWA BARAT (31,96%)US$6,39 Miliar JAWA TIMUR (24,36%)
US$4,87 Miliar
BANTEN (15,23%)US$3,04 Miliar
DKI JAKARTA (8,97%)US$1,79 Miliar JAWA TENGAH (14,49%)
US$2,90 Miliar
KEPULAUAN RIAU (1,45%)US$0,29 Miliar
RIAU (0,49%)US$0,10 Miliar
BALI (1,24%)US$0,25 Miliar
DIY (1,19%)US$0,24 Miliar
SUMATERA UTARA (0,28%)US$56,8 Juta
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Dari sepuluh provinsi utama yang melakukan ekspor ekraf tahun 2016, penurunan nilai ekspor terbesar terjadi di DKI Jakarta yaitu mencapai nilai US$239,4 juta. Penurunan ini terjadi karena turunnya nilai ekspor seluruh subsektor ekonomi kreatif. Penurunan nilai ekspor di DKI Jakarta terbesar terjadi pada subsektor fashion mencapai nilai US$167,4 juta atau sebesar 15,41 persen dan subsektor kriya mencapai nilai US$66,7 juta atau sebesar 8,47 persen.
3.2 Subsektor Film, Animasi, dan Video
Film adalah karya seni berupa gambar bergerak yang berasal dari berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audio visual serta dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah sinematografi. Sedangkan yang dimaksud dengan animasi adalah tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk menciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan sehingga tampilan terlihat seolah-olah hidup atau mempunyai nyawa.
Provinsi asal ekspor ekraf
terbesar kedua setelah Jawa Barat adalah
Jawa Timur
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
24
Selanjutnya video adalah sebuah aktivitas kreatif berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam atau membuat gambar bergerak yang ditampilkan melalui media presentasi yang mampu memberikan karya gambar bergerak alternatif yang berdaya saing dan memberikan nilai tambahan budaya, sosial, dan ekonomi.
Berdasarkan data dari tahun 2010–2016, ekspor ekraf menurut subsektor film, animasi dan video hanya melakukan kegiatan ekspor di tahun 2011, 2015 dan 2016. Pada tahun 2010, 2012, 2013 dan 2014 tidak ada kegiatan ekspor untuk subsektor film, animasi dan video. Pada tahun 2011 nilai ekspornya mencapai US$2.000,0 sementara di tahun 2015 nilainya US$94,0. Penurunan juga terjadi pada volume ekspor subsektor film, animasi dan video dari 24 kilogram di tahun 2011 menjadi 2 kilogram di tahun 2015. Namun di tahun 2016 nilai ekspornya meningkat menjadi US$1.161,0. Demikian pula dengan volumenya meningkat dari 2 kilogram di tahun 2015 menjadi 28,5 kilogram di tahun 2016.
Gambar 6. Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video, 2010–2016
0
500
1 000
1 500
2 000
2 500
0
5
10
15
20
25
30
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
US$Kg
Berat Bersih (Kg) Nilai FOB (US$)
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
3.2.1 Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video Menurut Negara Tujuan
Kegiatan ekspor pada subsektor film, animasi, dan video hanya dilakukan pada tahun 2011, 2015 dan 2016. Hal ini terjadi karena kebutuhan film dan animasi masih banyak dipenuhi karya dari luar negeri atau impor. Pada tahun 2011, ekspor subsektor film, animasi, dan video hanya ditujukan ke Singapura dengan nilai US$2.000,0. Sedangkan pada tahun 2015 ditujukan ke Hongkong dengan nilai ekspor sebesar US$94,0. Pada tahun 2016 negara tujuan subsektor film, animasi dan video masih ditujukan ke Singapura dan ke Hongkong, dengan nilai ekspor masing–masing US$898,0 dan US$263,0.
Ekspor ekraf subsektor film, animasi dan video hanya melakukan kegiatan ekspor di tahun 2011, 2015 dan 2016h
ttps:
//www
.bps
.go.
id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
25
Tabel 6. Nilai FOB Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video Menurut Negara Tujuan, 2010–2016
Negara TujuanNilai FOB (US$)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Singapura - 2 000,0 - - - - 898,0Hongkong - - - - - 94,0 263,0
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
3.2.2 Ekspor Subsektor Film, Animasi dan Video Menurut Pelabuhan Muat
Pada tahun 2011, ekspor subsektor film, animasi dan video hanya melalui Bandar Udara Soekarno Hatta dengan nilai US$2.000,0. Sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 ekspor subsektor ini melalui Bandar Udara Ngurah Rai dengan nilai US$94,0 di tahun 2015 dan mengalami peningkatan di tahun 2016 dengan nilai US$1.161,0.
Tabel 7. Nilai FOB Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video Menurut Pelabuhan Muat, 2010–2016
Pelabuhan MuatNilai FOB (US$)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Soekarno-Hatta (U) - 2 000,0 - - - - -Ngurah Rai (U) - - - - - 94,0 1 161,0
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
3.2.3 Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video Menurut Provinsi Asal
Provinsi asal ekspor subsektor film, animasi, dan video pada tahun 2011 adalah DKI Jakarta dengan nilai sebesar US$2.000,0, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang hanya sebesar US$94,0 dari Bali. Provinsi asal ekspor subsektor film, animasi dan video tahun 2016 adalah Bali. Nilai ekspor di tahun 2016 mengalami peningkatan yang signifikan dibanding 2015, yaitu dari US$94,0 menjadi US$1.161,0.
Tabel 8. Nilai FOB Ekspor Subsektor Film, Animasi, dan Video Menurut Provinsi Asal, 2010−2016
Provinsi AsalNilai FOB (US$)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
DKI Jakarta - 2 000,0 - - - - -Bali - - - - - 94,0 1 161,0
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Tahun 2016 negara tujuan
subsektor film, animasi dan
video adalah Singapura dan
Hongkong
Tahun 2016 ekspor
subsektor film, animasi, dan video dimuat
melalui Bandar Udara Ngurah
Rai
Tahun 2016 ekspor
subsektor film, animasi, dan
video berasal dari DKI Jakarta
dan Bali
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
26
3.3 Subsektor Kriya
Seni kriya merupakan salah satu subsektor yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dan sangat dekat dengan industri pariwisata. Kriya adalah bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu antara seni dan desain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif, serta dapat dikelompokkan berdasarkan material dan eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan juga tematik produknya.
Indonesia memiliki banyak pelaku seni kriya yang kreatif. Banyak dari mereka yang berhasil memasarkan produknya hingga ke luar negeri. Hal ini dibuktikan oleh rata-rata besarnya kontribusi ekspor subsektor kriya terhadap total ekspor ekraf sepanjang tahun 2010 hingga 2016 yaitu sebesar 32,38 persen. Dimana posisi ekspor subsektor kriya ini menempati urutan kedua setelah subsektor fashion dalam dominasi ekspor ekraf.
Gambar 7. Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya, 2010–2016
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Perkembangan ekspor subsektor kriya dari tahun 2010 hingga 2016 menunjukkan tren yang meningkat dari sisi nilai, namun menunjukkan tren yang menurun dari sisi volume. Pada tahun 2011 nilai ekspor subsektor kriya mengalami peningkatan sebesar 2,24 persen, namun pada tahun 2012 dan 2013 ekspor subsektor kriya mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,72 persen dan 1,74 persen.
Pada tahun 2014 kondisi ekspor subsektor kriya menunjukkan kinerja yang sangat positif yaitu naik sebesar 48,59 persen. Kenaikan pada tahun tersebut merupakan pertumbuhan yang tertinggi selama tahun 2010 hingga 2016. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan industri permata (KBLI
1 692,4 1 575,1 1 528,4 1 343,2 1 402,9 1 377,6 1 254,2
4 294,2 4 390,1 4 358,4 4 282,5
6 363,37 264,5
7 797,7
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Berat Bersih (Ribu Ton) Nilai FOB (Juta US$)
Perkembangan ekspor subsektor kriya dari tahun 2010 hingga 2016 menunjukkan tren yang meningkat dari sisi nilai, namun menunjukkan tren yang menurun dari sisi volume
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
27
32111) dan industri barang perhiasan dari logam mulia untuk keperluan pribadi (KBLI 32112) yang sangat besar pada tahun 2014 masing-masing sebesar 775.576,00 persen dan 1.366,46 persen. Pada tahun 2015 perkembangan ekspor subsektor kriya terus meningkat sebesar 14,16 persen dibandingkan tahun 2014. Peningkatan ini terus dipertahankan di tahun 2016, walau kenaikannya tidak sebesar dibanding tahun sebelumnya yaitu 7,34 persen.
Gambar 8. Pertumbuhan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya (%), 2011–2016
2,24-0,72 -1,74
48,59
14,16
7,34
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
3.3.1 Ekspor Subsektor Kriya Menurut Negara Tujuan
Sepanjang tahun 2011 hingga 2015 negara tujuan utama dari ekspor subsektor kriya adalah Amerika Serikat. Komoditas utama yang diekspor ke negara tersebut diantaranya komoditas industri furnitur dari kayu (KBLI 31001), industri alat musik bukan tradisional (KBLI 32202), dan industri barang perhiasan dari logam mulia untuk keperluan pribadi (KBLI 32112).
Ekspor subsektor kriya ke Amerika Serikat terus mengalami pertumbuhan yang positif hingga tahun 2014. Namun pada tahun 2015 ekspor subsektor ini mengalami penurunan sebesar 1,57 persen. Selanjutnya pada tahun 2016 ekspor subsektor ini kembali mengalami penurunan sebesar 3,63 persen sehingga nilainya menjadi US$1.256,3 juta.
Pada tahun 2016, negara tujuan utama dari ekspor subsektor kriya adalah Swiss. Adapun komoditas utama yang diekspor adalah komoditas dari industri barang perhiasan dari logam mulia untuk keperluan pribadi (KBLI 32112). Pada tahun 2016, ekspor ke Swiss mengalami peningkatan sangat signifikan yaitu sebesar 119,81 persen dan nilai ekspornya mencapai US$2.068,4 juta.
Pada tahun 2014 nilai ekspor
subsektor kriya mengalami
pertumbuhan tertinggi
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
28
Negara TujuanNilai FOB (Juta US$) %
Perubahan 2016 thd
20152010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Swiss 7,3 6,3 8,0 4,8 19,0 941,0 2 068,4 119,81Amerika Serikat 1 149,2 1 174,1 1 203,0 1 302,6 1 324,4 1 303,6 1 256,3 -3,63Singapura 204,8 185,3 182,1 154,0 370,0 549,0 1 049,3 91,13Hongkong 29,9 51,1 61,1 64,8 418,8 452,8 503,0 11,09Jepang 490,2 571,8 591,8 497,3 472,0 375,8 399,9 6,42
Uni Emirat Arab 89,5 97,9 93,2 88,1 449,9 313,6 285,7 -8,91Taiwan 51,6 56,5 45,5 58,8 456,9 861,3 171,3 -80,11Australia 173,4 181,7 184,2 167,1 263,1 194,2 168,7 -13,13Jerman 187,6 201,4 179,9 153,3 172,8 165,1 156,2 -5,38Malaysia 128,7 133,8 114,3 133,3 185,4 192,7 147,1 -23,67
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Negara tujuan ekspor berikutnya yang merupakan pangsa pasar strategis bagi ekspor subsektor kriya Indonesia adalah Singapura, Hongkong, dan Jepang. Selama tahun 2016 perkembangan nilai ekspor subsektor kriya ke negara-negara tersebut mengalami peningkatan yang positif. Ekspor ke negara Singapura mengalami peningkatan yang paling besar yaitu 91,13 persen dengan nilai ekspor mencapai US$1.049,3 juta.
Gambar 9. Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya ke Lima Negara Tujuan Utama, 2010–2016
0
500
1 000
1 500
2 000
2 500
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Juta
US$
Swiss Amerika Serikat Singapura Hongkong Jepang
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
3.3.2 Ekspor Subsektor Kriya Menurut Pelabuhan Muat
Tabel 10 menyajikan perkembangan nilai ekspor subsektor kriya menurut pelabuhan muat dari tahun 2010 hingga tahun 2016. Pelabuhan muat yang menunjukkan kinerja positif selama tahun 2016 adalah Bandar
Tabel 9. Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya Menurut Negara Tujuan, 2010–2016
Pada tahun 2016 ekspor subsektor kriya ke Swiss mengalami peningkatan yang signifikan
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
29
Udara Juanda, Bandar Udara Soekarno-Hatta, Pelabuhan Batu Ampar, Bandar Udara Ngurah Rai, Pelabuhan Belawan, dan Pelabuhan Ujung Pandang. Ekspor melalui Bandar Udara Juanda mengalami peningkatan yang tertinggi di tahun 2016 yaitu 32,35 persen. Nilainya pada tahun 2016 mencapai US$3.449,4 juta sedangkan nilainya pada tahun 2015 mencapai US$2.606,3 juta. Ekspor melalui Pelabuhan Batu Ampar meningkat sebesar 12,74 persen dan nilainya menjadi US$84,5 juta, selanjutnya ekspor melalui Pelabuhan Belawan meningkat sebesar 9,83 persen menjadi US$45,8 juta.
Pelabuhan MuatNilai FOB (Juta US$) %
Perubahan 2016 thd
20152010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Juanda (U) 10,0 111,9 43,9 57,9 1 827,9 2 606,3 3 449,4 32,35Tanjung Priok 1 860,7 2 054,2 2 177,1 2 030,7 2 101,9 2 004,1 1 777,2 -11,32Tanjung Perak 1 073,6 1 073,8 1 099,6 1 092,0 1 061,9 1 008,5 943,7 -6,43Soekarno-Hatta (U) 200,2 201,0 171,0 222,6 347,4 705,5 747,2 5,91Tanjung Emas 832,9 675,4 585,0 563,8 647,7 653,5 625,2 -4,33Batu Ampar 44,0 41,0 48,5 80,0 125,3 75,0 84,5 12,74Ngurah Rai (U) 56,6 59,8 50,4 48,5 45,1 44,6 47,4 6,17Belawan 64,6 62,1 60,2 56,3 53,6 41,7 45,8 9,83Sekupang 29,3 33,2 50,8 46,3 36,5 33,2 32,6 -1,93Ujung Pandang 20,3 19,2 15,2 14,1 12,6 11,1 11,9 7,50
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Berdasarkan nilai ekspor pada tahun 2016, Bandar Udara Juanda masih menempati urutan pertama dengan nilai US$3.449,4 juta. Hal ini dipengaruhi oleh ekspor industri barang perhiasan dari logam mulia untuk keperluan pribadi (KBLI 32112) yang memiliki peranan sebesar 99,68 persen terhadap total ekspor kriya yang dimuat dari Bandar Udara Juanda. Kelompok KBLI tersebut meningkat sebesar 32,29 persen di tahun 2016 dengan nilai US$3.438,4 juta dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya mencapai US$2.599,2 juta.
Peningkatan nilai ekspor Bandar Udara Juanda di tahun 2016 yang cukup signifikan juga terjadi pada kelompok KBLI industri alat musik bukan tradisional (KBLI 32202). Kelompok KBLI tersebut meningkat sebesar 100,71 persen dengan nilai US$6.265,7 ribu dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya sebesar US$3.121,7 ribu. Selain kelompok KBLI tersebut, kelompok industri barang logam lainnya ytdl (KBLI 25999) juga mengalami peningkatan sebesar 5.739,40 persen. Nilai ekspornya pada tahun 2016 mencapai US$969,9 ribu sedangkan pada tahun 2015 mencapai US$16,6 ribu.
Tabel 10. Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya Menurut Pelabuhan Muat, 2010−2016
Peningkatan nilai ekspor Bandar
Udara Juanda di tahun 2016 yang cukup signifikan juga terjadi pada
kelompok KBLI industri alat
musik bukan tradisional
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
30
Kelompok KBLI2015 2016 %
Perubahan 2016 thd
2015Berat Bersih (Ton)
Nilai FOB (Juta US$)
Berat Bersih (Ton)
Nilai FOB (Juta US$)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulia untuk Keperluan Pribadi (KBLI 32112)
74,90 2 599,20 91,00 3 438,40 32,29
Industri Alat Musik Bukan Tradisional (KBLI 32202) 53,70 3,10 83,50 6,30 100,71
Industri Pengolahan Lainnya YTDL (KBLI 32909) 52,90 1,40 33,00 1,00 -28,55
Industri Barang Logam Lainnya YTDL (KBLI 25999) 3,20 0,02 6,90 1,00 5 739,40
Industri Perhiasan Mutiara (KBLI 32115) 0,01 0,03 0,03 0,70 2 227,87Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
3.3.3 Ekspor Subsektor Kriya Menurut Provinsi Asal
Pada tahun 2016 ekspor subsektor kriya menurut provinsi asal didominasi oleh ekspor dari Pulau Jawa dan sekitarnya. Nilai ekspor tertinggi berasal dari Jawa Timur yang mencapai US$4.371,1 juta, dengan kenaikan sebesar 22,25 persen dibandingkan pada tahun 2015. Kemudian diikuti oleh Jawa Barat sebesar US$1.174,0 juta. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2015, ekspor subsektor kriya yang berasal dari Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 11,95 persen. Jawa Tengah mengalami peningkatan nilai ekspor sebesar 0,94 persen dengan nilai US$807,6 juta. Sementara itu DKI Jakarta dan Banten mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,47 persen dan 17,85 persen.
Provinsi AsalNilai FOB (Juta US$) %
Perubahan 2016 thd
2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Jawa Timur 992,1 1 091,1 1 054,6 1 077,2 2 808,1 3 575,4 4 371,1 22,25Jawa Barat 1 277,5 1 352,4 1 425,0 1 374,7 1 384,9 1 333,4 1 174,0 -11,95Jawa Tengah 868,0 769,4 700,1 694,5 777,1 800,1 807,6 0,94DKI Jakarta 343,9 378,7 387,9 349,6 542,1 787,5 720,7 -8,47Banten 309,4 343,7 340,7 325,2 314,1 340,5 279,7 -17,85
Bali 219,2 223,3 192,6 173,4 175,1 160,4 156,5 -2,47Kepulauan Riau 68,6 76,6 10,3 81,1 93,7 146,8 125,0 -14,83DI Yogyakarta 59,1 50,9 48,8 46,2 54,7 53,4 64,2 20,36Sumatera Utara 64,9 62,3 60,6 56,6 53,9 42,0 46,2 10,19Sulawesi Selatan 20,5 19,6 16,9 16,2 14,2 13,2 13,9 5,08
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Tabel 11. Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor 5 Kelompok KBLI Utama Subsektor Kriya Melalui Bandar Udara Juanda, 2015−2016
Pada tahun 2016 ekspor subsektor kriya menurut provinsi asal didominasi oleh ekspor dari Pulau Jawa dan sekitarnya
Tabel 12. Nilai FOB Ekspor Subsektor Kriya Menurut Provinsi Asal,2010−2016
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
31
DI Yogyakarta yang menempati urutan ke-8 menunjukkan kinerja positif sebesar 20,36 persen. Pada tahun 2015 nilai ekspor subsektor kriya yang berasal dari provinsi tersebut hanya mencapai US$53,4 juta sedangkan pada tahun 2016 nilai ekspornya mencapai US$64,2 juta. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya kelompok industri furnitur dari kayu (KBLI 31001) sebesar 4,94 persen dibandingkan tahun 2015.
3.4 Subsektor Kuliner
Perkembangan ekspor ekraf Indonesia, khususnya untuk subsektor kuliner dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 mengalami peningkatan, baik secara nilai maupun berat bersihnya seperti terlihat pada Gambar 10. Secara rata-rata perkembangan nilai ekspor subsektor kuliner dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 sebesar 14,18 persen, sedangkan rata-rata perkembangan berat bersih ekspor subsektor kuliner sebesar 12,01 persen.
Pertumbuhan nilai ekspor subsektor kuliner pada tahun 2016 meningkat sebesar 6,92 persen dari tahun 2015. Pertumbuhan tertinggi nilai ekspor subsektor kuliner terjadi pada tahun 2011 yang mencapai 45,26 persen, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu turun 0,41 persen.
Gambar 10. Berat Bersih dan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner, 2010–2016
256,8317,1 346,9 363,7
422,2 465,0502,7
594,2
863,2960,9 956,9
1 081,21 179,0
1 260,5
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Berat Bersih (Ribu Ton) Nilai FOB (Juta US$)
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Selama kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2016, nilai ekspor subsektor kuliner terbesar terjadi pada tahun 2016 yang mencapai US$1.260,5 juta. Sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2010 yang mencapai US$594,2 juta. Komoditas yang mendominasi ekspor subsektor kuliner adalah industri produk roti dan kue. Pada tahun 2016, sebanyak 41,32 persen ekspor subsektor kuliner berupa komoditas ini. Jika dilihat dari berat bersih ekspor subsektor kuliner, berat bersih ekspor terbesar
Pertumbuhan nilai ekspor
subsektor kuliner pada tahun 2016 meningkat
sebesar 6,92 persen
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
32
terjadi pada tahun 2016 yang mencapai 502,7 ribu ton, sedangkan berat bersih ekspor terkecil terjadi pada tahun 2010 yaitu mencapai 256,8 ribu ton.
3.4.1 Ekspor Subsektor Kuliner Menurut Negara Tujuan
Pada tahun 2016, Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor subsektor kuliner Indonesia terbesar dengan nilai US$194,9 juta. Negara tujuan ekspor terbesar kedua adalah Malaysia, ketiga adalah Vietnam, keempat adalah Filipina, dan kelima adalah Singapura dengan masing-masing mencapai US$175,9 juta, US$129,8 juta, US$127,1 juta, dan US$93,1 juta.
Gambar 11. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner Menurut 5 Negara Utama, 2010–2016
0
50
100
150
200
250
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Nila
i FO
B (J
uta
US$
)
Tiongkok Malaysia Vietnam Filipina Singapura
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, perkembangan ekspor subsektor kuliner ke Tiongkok tahun 2016 naik sebesar 22,33 persen, Malaysia naik sebesar 6,76 persen, Vietnam naik sebesar 19,03 persen, Singapura naik sebesar 7,10 persen, sedangkan Filipina turun sebesar 0,09 persen.
Gambar 12. Pertumbuhan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner 2016 terhadap 2015 Menurut Negara Tujuan (%)
-13,39
-3,14
-0,13
-0,09
4,36
6,76
7,10
10,90
15,73
19,03
22,33
-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
Jerman
Australia
Lainnya
Filipina
Thailand
Malaysia
Singapura
Korea Selatan
Amerika Serikat
Vietnam
Tiongkok
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Pada tahun 2016, Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor subsektor kuliner Indonesia terbesar dengan komoditas industri produk roti dan kue
Ekspor subsektor kuliner ke Tiongkok tahun 2016 naik 22,33 persen
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
33
Diantara 10 besar negara tujuan ekspor subsektor kuliner, peningkatan tertinggi terjadi ke negara Tiongkok yaitu sebesar 22,33 persen, sedangkan penurunan tertinggi terjadi ke negara Jerman yaitu minus 13,39 persen. Perkembangan nilai ekspor subsektor kuliner menurut negara tujuan yang lebih rinci dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12.
Gambar 13. Perkembangan Berat Bersih Ekspor Subsektor Kuliner Menurut 5 Negara Tujuan Utama, 2010–2016
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Bera
t Ber
sih
(Rib
u To
n)
Tiongkok Malaysia Vietnam Filipina Singapura
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Perkembangan ekspor Indonesia subsektor kuliner menurut negara tujuan jika dilihat dari sisi berat bersihnya dapat dilihat pada Gambar 13 dan Gambar 14. Pada tahun 2016 berat bersih ekspor subsektor kuliner ke Tiongkok mencapai 57,2 ribu ton, atau meningkat sebesar 41,18 persen jika dibandingkan tahun 2015. Berat bersih ekspor subsektor kuliner ke Malaysia mencapai 77,6 ribu ton, ke Vietnam mencapai 39,4 ribu ton, ke Filipina mencapai 51,5 ribu ton, dan ke Singapura mencapai 55,1 ribu ton.
Gambar 14. Pertumbuhan Berat Bersih Ekspor Subsektor Kuliner 2016 terhadap 2015 Menurut Negara Tujuan (%)
41,18
-9,71
30,56
1,31
19,64
-1,88
13,01 13,38
-5,15
1,02
6,42
Tiongkok Malaysia Vietnam Filipina Singapura Thailand AmerikaSerikat
Australia Jerman KoreaSelatan
Lainnya
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Pada tahun 2016 berat
bersih ekspor subsektor kuliner ke Malaysia
mencapai 77,6 ribu ton
Persentase pertumbuhan
berat bersih ekspor
subsektor kuliner tahun
2016 yang terbesar adalah
Tiongkok
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
34
Diantara sepuluh negara tujuan utama, persentase pertumbuhan berat bersih ekspor subsektor kuliner tahun 2016 terhadap tahun 2015 yang terbesar adalah Tiongkok, yaitu sebesar 41,18 persen. Persentase pertumbuhan berat bersih ekspor subsektor kuliner yang terkecil adalah Malaysia, yaitu turun sebesar 9,71 persen.
3.4.2 Ekspor Subsektor Kuliner Menurut Pelabuhan Muat
Pada tahun 2016, Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan muat ekspor subsektor kuliner Indonesia terbesar dengan nilai US$786,0 juta atau peranannya mencapai 62,36 persen terhadap nasional. Pelabuhan muat ekspor terbesar kedua adalah Pelabuhan Tanjung Perak, ketiga adalah Pelabuhan Batu Ampar, keempat adalah Pelabuhan Sungai Guntung, dan kelima adalah Pelabuhan Tanjung Emas masing-masing mencapai US$190,1 juta, US$84,1 juta, US$82,9 juta, dan US$62,0 juta.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, perkembangan ekspor subsektor kuliner dari Pelabuhan Tanjung Priok naik sebesar 4,96 persen, Pelabuhan Tanjung Perak naik sebesar 28,84 persen, Pelabuhan Sungai Guntung naik sebesar 19,13 persen. Sedangkan Pelabuhan Batu Ampar turun sebesar 8,03 persen dan Pelabuhan Tanjung Emas turun sebesar 10,40 persen.
Gambar 15. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner Menurut 5 Pelabuhan Muat Utama, 2010–2016
0 200 400 600 800 1000
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Nilai FOB (Juta US$)
Tahu
n
Tanjung Emas Sungai Guntung Batu Ampar Tanjung Perak Tanjung Priok
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Diantara 10 besar pelabuhan muat ekspor subsektor kuliner, peningkatan tertinggi terjadi di Bandar Udara Soekarno Hatta yaitu sebesar 49,67 persen, sedangkan penurunan terbesar terjadi di Pelabuhan Padang/Teluk Bayur yaitu sebesar 23,27 persen. Perkembangan nilai ekspor subsektor kuliner menurut pelabuhan muat yang lebih rinci dapat dilihat pada Gambar 15 dan Gambar 16.
Pada tahun 2016, Tanjung Priok merupakan pelabuhan muat ekspor subsektor kuliner Indonesia terbesar
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
35
Gambar 16. Pertumbuhan Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner 2016 terhadap 2015 Menurut Pelabuhan Muat (%)
4,96
28,84
-8,03
19,13
-10,40
49,67
-14,30
1,38
-23,27
41,08
18,37
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Perkembangan ekspor Indonesia subsektor kuliner menurut pelabuhan muat jika dilihat dari sisi berat bersihnya dapat dilihat pada Gambar 17 dan Gambar 18. Pelabuhan muat ekspor subsektor kuliner terbesar selama tujuh tahun terakhir ini adalah Pelabuhan Tanjung Priok. Pada tahun 2016 berat bersih ekspornya mencapai 261,3 ribu ton, atau meningkat sebesar 6,21 persen jika dibandingkan tahun 2015. Peranannya mencapai 51,99 persen terhadap nasional.
Gambar 17. Perkembangan Berat Bersih Ekspor Subsektor Kuliner Menurut 5 Pelabuhan Muat Utama, 2010–2016
0 50 100 150 200 250 300
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Berat Bersih (Ribu Ton)
Tahu
n
Tanjung Emas Sungai Guntung Batu Ampar Tanjung Perak Tanjung Priok
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Diantara sepuluh pelabuhan muat utama, persentase pertumbuhan berat bersih ekspor subsektor kuliner tahun 2016 terhadap tahun 2015 yang terbesar adalah Pelabuhan Tanjung Perak, yaitu naik sebesar 24,30 persen. Persentase pertumbuhan berat bersih ekspor subsektor kuliner yang terkecil adalah Pelabuhan Padang/Teluk Bayur, yaitu turun sebesar 31,94 persen.
Persentase pertumbuhan
berat bersih ekspor
subsektor kuliner tahun
2016 yang terbesar adalah
di Pelabuhan Tanjung Perak
Diantara 10 besar pelabuhan
muat ekspor subsektor
kuliner, peningkatan
tertinggi terjadi di Bandar Udara Soekarno Hatta
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
36
Gambar 18. Pertumbuhan Berat Bersih Ekspor Subsektor Kuliner 2016 terhadap 2015 Menurut Pelabuhan Muat (%)
6,21
24,30
-14,37
20,39 16,84 18,77
-17,85-7,55
-31,94
6,48
25,42
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
3.4.3 Ekspor Subsektor Kuliner Menurut Provinsi Asal
Pada tahun 2016, Jawa Barat merupakan provinsi asal ekspor subsektor kuliner Indonesia terbesar dengan nilai US$543,3 juta atau peranannya mencapai 43,10 persen terhadap nasional. Provinsi asal ekspor terbesar kedua adalah Jawa Timur, ketiga adalah DKI Jakarta, keempat adalah Banten, dan kelima adalah Riau masing-masing mencapai US$189,3 juta; US$147,4 juta; US$114,9 juta; dan US$98,4 juta.
Provinsi AsalNilai FOB (Juta US$) %
Perubahan 2016 thd
20152010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Jawa Barat 287,2 382,6 397,7 420,3 480,7 529,8 543,3 2,54Jawa Timur 53,9 74,3 84,2 83,8 120,6 147,2 189,3 28,57DKI Jakarta 93,4 126,3 137,2 144,6 141,9 151,8 147,4 -2,94Banten 50,8 83,9 80,8 73,4 76,3 78,9 114,9 45,77Riau 1,7 15,4 155,1 99,1 112,5 86,7 98,4 13,47
Kepulauan Riau 0,7 72,3 7,6 33,2 32,9 91,6 84,2 -8,02Jawa Tengah 78,1 84,7 75,3 85,6 94,7 70,7 63,0 -10,95Sumatera Utara 12,6 19,0 19,8 11,3 8,0 8,2 8,2 0,59Sumatera Barat 0,0 0,9 0,1 0,3 8,1 9,9 7,5 -23,78Kalimantan Barat 0,4 0,5 0,4 0,4 0,9 1,1 1,5 40,53Lainnya 15,4 3,3 2,7 5,0 4,4 3,1 2,7 -10,77Total 594,2 863,2 960,9 956,9 1 081,2 1 179,0 1 260,5 6,92
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Persentase perubahan berat bersih ekspor subsektor kuliner yang terkecil adalah Padang/Teluk Bayur
Tabel 13. Nilai FOB Ekspor Subsektor Kuliner Menurut Provinsi Asal, 2010−2016
Jika dibandingkan tahun 2015, dari sepuluh provinsi asal yang ada pada Tabel 13, nilai ekspor subsektor kuliner yang berasal dari Banten mengalami peningkatan yang paling besar yaitu 45,77 persen. Sedangkan
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
37
nilai ekspor subsektor kuliner yang mengalami penurunan terbesar adalah nilai ekspor dari Sumatera Barat yaitu sebesar 23,78 persen.
Jika dilihat berdasarkan provinsi asalnya, sebagian besar komoditas subsektor kuliner yang diekspor dari Jawa Barat berupa komoditas industri produk roti dan kue (66,47 persen) dan komoditas industri makanan dari coklat dan kembang gula ( 19,36 persen).
Gambar 19. Komoditas Utama yang Diekspor dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta, 2016
66,47%
19,36%
14,17%
Jawa Barat
Industri Produk Roti dan Kue
Industri Makanan dari Cokelatdan Kembang GulaLainnya
38,10%
27,91%
33,99%
Jawa Timur
Industri Makanan dari Cokelatdan Kembang GulaIndustri Produk Roti dan Kue
Lainnya
56,37%21,12%
22,51%
DKI Jakarta
Industri Produk MakananLainnyaIndustri Produk Roti danKueLainnya
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Komoditas yang diekspor dari Jawa Timur sebagian besar berupa komoditas industri makanan dari coklat dan kembang gula (38,10 persen) dan industri komoditas industri produk roti dan kue (27,91 persen). Selanjutnya komoditas yang diekspor dari DKI Jakarta sebagian besar komoditas industri makanan lainnya (56,37 persen) dan komoditas industri produk roti dan kue (21,12 persen).
Perkembangan ekspor Indonesia subsektor kuliner menurut provinsi asal jika dilihat dari sisi berat bersihnya dapat dilihat pada Tabel 14. Provinsi asal ekspor subsektor kuliner dengan berat bersih terbesar selama tujuh tahun terakhir ini adalah Jawa Barat. Pada tahun 2016 berat bersih ekspornya mencapai 190,1 ribu ton, atau meningkat sebesar 4,45 persen jika dibandingkan tahun 2015. Peranannya mencapai 37,83 persen terhadap nasional.
Diantara sepuluh provinsi asal utama, persentase perubahan berat bersih ekspor subsektor kuliner tahun 2016 terhadap tahun 2015 yang terbesar adalah Banten, yaitu sebesar 25,07 persen. Persentase perubahan berat bersih ekspor subsektor kuliner yang terkecil adalah Sumatera Barat, yaitu turun sebesar 32,10 persen.
Komoditas yang diekspor dari Provinsi Jawa
Timur sebagian besar berupa
komoditas industri
makanan dari coklat dan
kembang gula
http
s://w
ww.b
ps.g
o.id
-
EKSPOR EKONOMI KREATIF 2010-2016
38
Tabel 14. Berat Bersih Ekspor Subsektor Kuliner Menurut Provinsi Asal, 2010–2016
Provinsi AsalBerat Bersih (Ribu Ton) %
Perubahan 2016 thd
20152010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Jawa Barat 113,5 139,4 138,2 140,8 157,4 182,0 190,1 4,45Jawa Timur 31,0 37,1 37,7 43,1 62,6 71,5 88,6 23,92DKI Jakarta 32,2 41,6 38,0 36,9 35,6 34,8 35,1 0,89Banten 20,2 24,8 23,4 23,5 27,1 30,2 37,8 25,07Riau 0,9 4,3 61,3 56,0 66,9 55,6 63,0 13,28
Kepulauan Riau 0,3 18,5 2,1 11,4 16,7 43,7 37,5 -14,33Jawa Tengah 47,8 43,3 34,5 42,8 43,6 34,9 40,7 16,49Sumatera Utara 4,9 6,0 6,6 5,8 4,1 4,1 3,8 -8,13Sumatera Barat 0,0 0,4 0,0 0,2 5,3 6,2 4,2 -32,10Kalimantan Barat 0,2 0,2 0,