2020 petunjuk teknis pertanggungjawaban keuangan (edisi
TRANSCRIPT
BIRO UMUM DAN SUMBERDAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 2020
Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban
Keuangan
(Edisi Khusus)
2020
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................................... 2
C. Sasaran dan Ruang Lingkup ............................................................................................. 2
1. Sasaran .......................................................................................................................... 2
2. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 2
D. Dasar Hukum .................................................................................................................... 2
BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN .................................................................................. 4
A. Perubahan Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab Pejabat Perbendaharaan................. 4
B. Perubahan Standar Biaya Masukan .................................................................................. 4
1. Honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan ............................................................. 4
2. Tugas dan Wewenang PjPHP ....................................................................................... 5
3. Uang Saku Pemeriksa ................................................................................................... 5
C. Penambahan Kebijakan Baru terkait Pelaksanaan Kegiatan selama Masa Pandemi
Covid-19 ........................................................................................................................... 5
D. Biaya/Belanja yang dapat Dibebankan pada DIPA Satker dalam Masa Darurat Pan-
demi Covid-19 .................................................................................................................. 6
E. Pemutakhiran Akun Belanja dalam Rangka Penanganan Pandemi Covid-19. ................ 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 16
LAMPIRAN
1
PETUNJUK TEKNIS
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN TAHUN 2020 (EDISI KHUSUS)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, mengamanatkan bahwa pengelolaan keuangan negara perlu
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, yang diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(Menteri PPPA) selaku Pengguna Anggaran dituntut untuk mewujudkan pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tertib, efektif, efisien,
akuntabel, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan negara
yaitu tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, bertanggung jawab, dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Pengguna Anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Kemen PPPA) juga melakukan fungsi pengujian tagihan dan pembebanan
serta perintah membayar atas pengeluaran yang dilakukan.
Peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan anggaran dan besaran standar biaya
masukan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan setiap tahunnya mengalami
pembaharuan, terlebih selama masa pandemi Covid-19 kali ini. Oleh karena itu,
dibutuhkan pemahaman yang memadai akan peraturan-peraturan baru tersebut.
Peran perangkat pengelola anggaran yang berada pada Pengguna Anggaran Kemen
PPPA menjadi sangat penting dalam menentukan kesuksesan dan kelancaran dalam
penyerapan anggaran sesuai dengan program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan pedoman bagi para pengelola
anggaran berupa Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2020,
Edisi Khusus.
2
B. Tujuan
Buku Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2020 ini bertujuan
untuk memberikan panduan bagi penanggung jawab kegiatan dan perangkat
pengelola anggaran agar memahami sepenuhnya apa yang menjadi tugas dan
kewenangannya sehingga dapat mengelola, mempertanggungjawabkan, dan
melaporkan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, terutama di masa pandemi Covid-19.
C. Sasaran dan Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2020 terdiri atas:
a. Pejabat perbendaharaan negara;
b. Perangkat Pengelola Anggaran;
c. Tim Sistem Akuntansi Instansi (SAI);
d. Tim Sistem Informasi Manajemen Keuangan Barang Milik Negara (SIMAK-
BMN);
e. Pejabat/Panitia Pengadaan Barang dan Jasa; dan
f. Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2020
meliputi perubahan yang terjadi akibat adanya perubahan kebijakan (regulasi)
terkait pelaksanaan anggaran selama masa pandemi Covid-19 yang berakibat pada
perubahan atas:
a. Tugas, kewenangan, dan tanggung jawab Pejabat/Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan Kemen PPPA;
b. Perubahan Standar Biaya Masukan;
c. Penambahan kebijakan baru terkait pelaksanaan kegiatan selama masa
pandemi Covid-19;
d. Biaya/belanja yang dapat dibebankan pada DIPA Satker dalam masa darurat
pandemi Covid-19; dan
e. Pemutakhiran akun belanja dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.
3
D. Dasar Hukum
Ketentuan dalam Buku Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2019
diubah sebagai berikut:
1. Nomor 4 diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2019 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6410;
2. Nomor 19 diubah menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019
tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 567);
3. Penambahan kebijakan (regulasi) selama masa pandemi Covid-19, yaitu:
a. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 38/PMK.02/2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan;
b. Instruksi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pembayaran Biaya/Belanja Kegiatan
Selama Pelaksanaan Work From Home dalam Masa Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019;
c. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: S-308/PB/2020 tanggal 9
April 2020 tentang Penegasan Biaya/Belanja yang dapat Dibebankan pada
DIPA Satker dalam Masa Darurat Covid-19;
d. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: S-369/PB/2020 tanggal 27
April 2020 tentang Pemuktahiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19); dan
e. Surat Direktur Jenderal Anggaran Nomor: S-1200/AG/2020 tanggal 19 Juli
2020 tentang Penjelasan Standar Biaya Masukan dalam Pelaksanaan Tatanan
Normal Baru.
4
BAB II
PERUBAHAN KEBIJAKAN
A. Perubahan Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab Pejabat Perbenda-
haraan
Dengan berlakunya Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai aturan terbaru di bidang pengadaan
barang dan jasa, maka tugas, wewenang, dan tanggungjawab pejabat
perbendaharan, khususnya bagi Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mengalami
perubahan, yaitu:
1. Istilah Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan diubah menjadi Pejabat Pemeriksa
Hasil Pekerjaan (PjPHP); dan
2. Tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya sebagaimana tercantum di dalam
Buku Petunjuk Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2019 diubah menjadi
melakukan pemeriksaan administrasi hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa
konstruksi/jasa lainnya yang bernilai paling banyak di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan jasa konsultansi yang bernilai
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
B. Perubahan Standar Biaya Masukan
Sesuai dengan peraturan terbaru terkait biaya masukan, yakni Peraturan Menteri
Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2020 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020, maka
terdapat beberapa perubahan yang meliputi:
1. Honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan
Satuan jam yang digunakan dalam pemberian honorarium Narasumber/Pembahas
Kegiatan adalah 60 (enam puluh) menit, baik dilakukan secara panel maupun
individual.
a. Honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan dapat diberikan dengan ketentuan:
1) Narasumber/Pembahas Kegiatan berasal dari luar unit organisasi eselon I
penyelenggara; dan/atau
5
2) Narasumber/Pembahas Kegiatan berasal dari dalam unit organisasi eselon
I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan
berasal dari luar unit organisasi eselon I penyelenggara/masyarakat.
b. Dalam hal Narasumber/Pembahas Kegiatan tersebut berasal dari dalam unit
organisasi eselon I penyelenggara, maka diberikan honorarium sebesar 50%
(lima puluh persen) dari besaran honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan
yang berlaku sesuai Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020.
2. Tugas dan Wewenang PjPHP
Dengan adanya perubahan tugas, wewenang, dan tanggungjawab PjPHP
sebagaimana mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, maka berimbas pada pemberian honorarium
bagi pejabat tersebut. Di dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020,
honorarium bagi PjPHP untuk Tahun Anggaran 2020 tidak dapat dibayarkan
lagi.
3. Uang Saku Pemeriksaan
Uang saku pemeriksaan bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang
melaksanakan tugas pengawasan di bidang keuangan negara, untuk Tahun
Anggaran 2020 juga tidak dapat dibayarkan lagi.
C. Penambahan Kebijakan Baru terkait Pelaksanaan Kegiatan selama Masa
Pandemi Covid-19
Selain adanya perubahan terhadap Standar Biaya Masukan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2020, perubahan yang cukup signifikan dalam
pelaksanaan anggaran tahun 2020 ini adalah dengan terbitnya aturan-aturan baru yang
mengatur tentang belanja/biaya yang dikeluarkan selama masa kedaruratan pandemi
Covid-19. Di antaranya adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19);
6
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai
Bencana Nasional;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 38/PMK.02/2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan;
4. Surat Edaran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: S-308/PB/2020
tentang Penegasan Biaya/Belanja yang dapat Dibebankan pada DIPA Satker
dalam masa Darurat Covid-19;
5. Surat Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor: S-
369/PB/2020 tentang Pemuktahiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19); dan
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Nomor: SE-
1/AG/2020 tentang Penjelasan Standar Biaya Masukan dalam Pelaksanaan Work
From Home (WFH).
D. Biaya/Belanja yang dapat Dibebankan pada DIPA Satker dalam Masa Darurat
Pandemi Covid-19
Biaya/belanja yang timbul dalam rangka menunjang pegawai untuk dapat
menjalankan tugas dan fungsinya selama masa darurat Covid-19 dapat dibebankan
pada DIPA Satker bersangkutan, biaya/belanja dimaksud adalah:
1. Biaya komunikasi pulsa telepon dan/atau paket data internet.
a. Biaya komunikasi dalam bentuk pulsa telepon dan/atau paket data internet
dapat dibayarkan dengan ketentuan berikut:
1) Biaya komunikasi berupa pulsa telepon dan/atau paket data internet
digunakan untuk pelaksanaan teleconference/video conference atau
bentuk kegiatan daring lainnya dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi pegawai Kemen PPPA selama sistem kerja Work From
Home (WFH);
2) Terdapat dokumentasi atas pelaksanaan teleconference/video conference
atau bentuk kegiatan daring lainnya;
7
3) Penerima biaya komunikasi tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) berdasarkan usulan dari penanggung
jawab kegiatan minimal Eselon II yang disahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dengan memperhatikan beban kerja dengan frekuensi
akses masing-masing penerima;
4) Terdapat dokumen pertanggungjawaban biaya komunikasi pulsa telepon
dan/atau paket data internet sebagaimana terlampir di dalam Buku
Petunjuk Teknis ini;
5) Pembebanan pembayaran biaya komunikasi dimaksud menggunakan akun
521111 (Belanja Keperluan Perkantoran); dan
6) Pembayaran biaya komunikasi pulsa telepon diberikan kepada pegawai
dengan besaran paling banyak Rp30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) per
hari selama kegiatan daring berlangsung dan besaran paling banyak yang
dapat diberikan kepada 1 (satu) orang pegawai paling banyak sebesar
360.000,00 (tiga ratus enam puluh ribu rupiah) untuk periode April
s.d. Juni 2020 dan sebesar Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu)
untuk periode Juli s.d. Desember 2020.
b. Surat Keputusan KPA sebagaimana dimaksud pada huruf (a) angka (3)
diterbitkan berdasarkan:
1) Permohonan penerbitan SK KPA dari PPK;
2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada angka (1) disertai dengan
konsep Surat Keputusan dan daftar rekapitulasi pemberian biaya
komunikasi yang memuat nama pegawai, nomor telepon, dan nilai biaya
komunikasi yang akan diberikan;
3) Penentuan besaran pemberian biaya komunikasi dengan memperhatikan
aspek efisiensi, efektivitas, serta kepatutan/kewajaran, antara lain:
a) durasi pelaksanaan teleconference/video conference atau kegiatan
daring lainnya;
b) perkiraan kebutuhan pemakaian biaya komunikasi selama kegiatan
berlangsung; dan/atau
c) perkiraan harga biaya komunikasi pulsa telepon dan/atau paket data
internet yang berlaku (agar didokumentasikan).
8
c. Dokumen pertanggungjawaban biaya komunikasi pulsa telepon dan/atau
paket data internet sebagaimana dimaksud pada huruf (a) angka (4) antara lain:
1) Undangan rapat teleconference/video conference atau bentuk kegiatan
daring lainnya dalam bentuk surat atau publikasi media sosial;
2) Bukti kehadiran melalui daftar hadir online yang dicetak atau screenshot
pada aplikasi rapat teleconference, video conference;
3) Laporan/notulen rapat;
4) Daftar penerimaan pembayaran biaya komunikasi pulsa telepon dan/atau
paket data internet yang disahkan oleh PPK dan BPP;
a) Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran; dan
b) Dokumen pendukung lainnya.
d. Biaya komunikasi pulsa telepon dan/atau paket data internet tidak dapat
diberikan kepada pegawai yang melaksanakan Work From Office (WFO).
2. Honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator melalui sarana
teleconference/video conference.
a. Pembayaran honorarium bagi Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator
dapat dibebankan pada APBN dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Narasumber/Pembahas Kegiatan memberikan informasi/pengetahuan
dalam kegiatan Rapat/Seminar/Sosialisasi/Bimbingan Teknis/Workshop/
FGD/kegiatan sejenis lainnya melalui sarana teleconference/video confe-
rence, tidak termasuk untuk kegiatan diklat/pelatihan;
2) Satuan jam yang digunakan dalam pemberian honorarium
Narasumber/Pembahas Kegiatan adalah 60 (enam puluh) menit, baik
dilakukan secara panel maupun individual, dengan besaran honorarium
sesuai dengan satuan biaya yang tercantum di dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2020;
3) Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator dari luar unit organisasi
Eselon I penyelenggara;
4) Dalam hal Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator berasal dari dalam
unit organisasi Eselon I penyelenggara, peserta yang menjadi sasaran
9
utama kegiatan harus berasal dari luar unit organisasi Eselon I
penyelenggara/ masyarakat;
5) Narasumber/Pembahas Kegiatan dari dalam unit organisasi Eselon I
penyelenggara yang memenuhi ketentuan di atas, dibayarkan honorarium
sebesar 50% (lima puluh persen) dari satuan biaya honorarium
Narasumber/Pembahas Kegiatan sebagaimana tercantum di dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang Standar
Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020;
6) Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator melalui sarana telecon-
ference/video conference ditetapkan melalui Surat Keputusan Penanggung
jawab Kegiatan yang disahkan oleh PPK;
7) Undangan kegiatan dan permohonan Narasumber/Pembahas Kegiatan
diterbitkan oleh pejabat minimal oleh Eselon II;
8) Terdapat dokumen laporan/bukti dokumentasi atas pelaksanaan
teleconference/video conference yang menggunakan Narasumber/ Pemba-
has Kegiatan/Moderator; dan
9) Pembebanan pembayaran honorarium Narasumber/Pembahas
Kegiatan/Moderator dimaksud menggunakan akun 522151 (Belanja Jasa
Profesi).
b. Dokumen laporan/bukti dokumentasi sebagaimana dimaksud pada huruf (a)
angka (8) antara lain:
1) Surat Keputusan Penanggung jawab kegiatan tentang Narasumber/
Pembahas Kegiatan/Moderator yang disahkan oleh PPK;
2) Daftar penerimaan pembayaran biaya honorarium Narasumber/Pembahas
Kegiatan/Moderator yang disahkan oleh PPK dan BPP yang memuat data
penerima (nama, jabatan/eselon, golongan, NPWP, nomor rekening
penerima);
3) Bukti kehadiran Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator, yang dapat
berupa tangkapan layar (screenshot) aplikasi rapat teleconference/video
conference;
4) Undangan kegiatan kepada para peserta;
5) Permohonan Narasumber;
10
6) Agenda kegiatan;
7) Materi Narasumber;
8) Surat Setoran Pajak (jika terdapat pajak) ; dan
9) Dokumen pendukung lainnya apabila diperlukan.
3. Biaya konsumsi bagi pegawai yang melakukan Work From Office.
a. Pembayaran biaya konsumsi dapat dibayarkan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Pemberian konsumsi diberikan sebagai kompensasi kepada pegawai yang
melakukan Work From Office karena mengalami kesulitan pemenuhan
pangan selama menjalani tugas;
2) Pegawai yang ditugaskan untuk melakukan Work From Office ditetapkan
melalui Surat Tugas dari Menteri/Eselon I/Eselon II di lingkup satuan
kerja masing-masing yang disahkan oleh PPK;
3) Pembayaran konsumsi kepada pegawai Work From Office hanya diberikan
1 (satu) kali uang makan siang tanpa kudapan (snack) per hari kerja,
4) Pegawai yang ditugaskan Work From Office hingga mencapai pukul 19.00
tanpa lembur atau rapat di dalam kantor, dapat diberikan tambahan 1 (satu)
kali uang makan malam tanpa kudapan (snack);
5) Pemberian konsumsi kepada pegawai Work From Office dikecualikan
apabila konsumsi telah ditanggung oleh pihak lain/penyelenggara
kegiatan;
6) Besaran biaya konsumsi dimaksud mengacu pada satuan biaya konsumsi
rapat sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020;
7) Terdapat dokumen pertanggungjawaban pembayaran konsumsi;
8) Pegawai yang ditugaskan Work From Office termasuk di dalamnya adalah
pegawai yang melaksanakan tugas bukan dari rumah, selain di dalam
kantor Kemen PPPA yang dibuktikan dengan surat tugas dari
Menteri/Eselon I/Eselon II di lingkup satuan kerja masing-masing;
9) Pembebanan biaya konsumsi pegawai yang melaksanakan Work From
Office menggunakan kode akun 521211 (Belanja Bahan); dan
11
10) Pembayaran biaya konsumsi dapat diberikan kepada pegawai yang
melaksanakan Work From Office dilakukan selama masa penerapan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yaitu mulai dari periode
tanggal 14 April s.d. 4 Juni 2020.
b. Dokumen pertanggungjawaban pembayaran konsumsi sebagaimana dimak-
sud pada huruf (a) angka (7) antara lain:
1) Work From Office dari atasan langsung yang disahkan oleh PPK
(tercantum durasi penugasan dan pemberian hak konsumsi);
2) Daftar penerimaan pembayaran uang konsumsi kepada pegawai yang
disahkan oleh PPK dan BPP;
3) Bukti kehadiran yang diketahui penanggung jawab kegiatan/pemberi
tugas dilengkapi dengan uraian/resume/laporan pekerjaan selama Work
From Office; dan
4) Dokumen pendukung lainnya apabila diperlukan.
4. Biaya transport bagi pegawai yang melakukan Work From Office dalam hal tidak
menggunakan kendaraan dinas.
a. Pembayaran biaya transport dapat dibayarkan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Pemberian biaya transport bagi pegawai yang melaksanakan Work From
Office merupakan kompensasi kepada pegawai karena mengalami
kesulitan transportasi atau membutuhan biaya yang lebih besar selama
menjalankan tugas Work From Office;
2) Pegawai yang ditugaskan untuk melakukan Work From Office ditetapkan
melalui Surat Tugas dari Menteri/Eselon I/Eselon II di lingkup satuan
kerja masing-masing yang disahkan oleh PPK;
3) Besaran biaya transport mengacu pada ketentuan satuan biaya transport
kegiatan dalam kabupaten/kota pergi pulang (PP) sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020;
4) Terdapat dokumen pertanggungjawaban pembayaran biaya transport;
5) Pegawai yang ditugaskan Work From Office termasuk di dalamnya adalah
pegawai yang melaksanakan tugas bukan dari rumah, selain di dalam
12
Kantor Kemen PPPA, yang dibuktikan dengan Surat Tugas dari
Menteri/Eselon I/Eselon II di lingkup satuan kerja masing-masing;
6) Pembayaran biaya transport pegawai yang melaksanakan Work From
Office menggunakan akun 524113 (Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Kota);
7) Pembayaran biaya transport pegawai yang melaksanakan Work From
Office dilakukan selama masa penerapan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB), yaitu dari periode tanggal 14 April s.d. 4 Juni 2020.
b. Dokumen pertanggungjawaban pembayaran biaya transport sebagaimana
dimaksud pada huruf (a) angka (4) antara lain:
1) Surat Tugas yang diterbitkan oleh Menteri/Eselon I/Eselon II yang
disahkan oleh PPK (tercantum pemberian hak transport lokal);
2) Undangan kegiatan (jika ada);
3) Bukti kehadiran yang diketahui penanggung jawab kegiatan/pemberi
tugas dilengkapi dengan uraian/resume/laporan pekerjaan selama Work
From Office;
4) Form kehadiran perjalanan dinas dalam kota sampai dengan 8 jam bagi
yang bertugas di luar rumah, selain di dalam kantor Kemen PPPA;
5) Daftar penerimaan pembayaran biaya transport kepada pegawai yang
disahkan oleh PPK dan BPP; dan
6) Dokumen pendukung lainnya apabila diperlukan.
5. Pengadaan lisensi aplikasi video conference.
Pengadaan lisensi aplikasi video conference dapat dibayarkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Pengadaan lisensi aplikasi untuk penyelenggaraan rapat secara online/
video conference berbayar (masa hak penggunaan kurang dari atau sampai
dengan 1 tahun);
2) Pengadaan lisensi aplikasi video conference dilakukan dalam rangka
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pegawai selama bekerja dari
rumah;
3) Terdapat dokumen pertanggungjawaban pembayaran lisensi aplikasi
video conference; dan
13
4) Pembayaran lisensi aplikasi menggunakan video conference dibebankan
pada kode akun 521111 (Belanja Keperluan Perkantoran) atau 521119
(Belanja Barang Operasional Lainnya).
6. Satuan biaya uang lembur dan uang makan lembur.
Biaya uang lembur dan uang makan lembur dapat diberikan sepanjang memenuhi
syarat dan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020 dan
diberikan kepada pegawai yang menjalankan tugas Work From Office.
7. Satuan biaya konsumsi rapat dan/atau satuan biaya uang saku rapat di dalam
kantor di luar jam kerja.
Biaya konsumsi rapat dan/atau satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor di
luar dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Memenuhi syarat dan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2020; dan
2) Hanya diberikan kepada peserta rapat yang hadir di kantor/Satker
penyelenggara.
8. Satuan biaya makanan penambah daya tahan tubuh.
Biaya makanan penambah daya tahan tubuh dapat diberikan kepada pegawai yang
mendapat penugasan untuk bekerja di kantor Work From Office selama periode
tanggal 14 Juni s.d. 18 Juli 2020.
9. Satuan biaya lainnya tetap dapat dibayarkan sepanjang memenuhi syarat dan
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.02/
2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020.
E. Pemuktahiran Akun Belanja dalam Rangka Penanganan Pandemi Covid-19.
Dalam rangka pengalokasian dana penanganan Pandemi Covid-19 disampaikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
38/PMK.02/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau
Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau
14
Stabilitas Sistem Keuangan, untuk penanganan pandemi Covid-19 memudahkan
perencanaan kegiatan, kordinasi kegiatan, dan monitoring dan evaluasi kinerja,
termasuk pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar fungsi, dan/atau antar
program dalam penanganan pandemi Covid-19 harus dilakukan berdasarkan
klasifikasi akun khusus Covid-19;
2. Belanja/biaya beserta akun yang dapat dibebankan pada DIPA Satker dalam masa
penanganan pandemi Covid-19 telah diatur pada Surat Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor: 369/PB/2020 tentang
Pemuktahiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19), dan penjelasan standar biaya masukan dalam rangka
pelaksanaan Work From Home pada masa darurat Covid-19 telah diatur pada
Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor: S-1/AG/2020 tentang
Penjelasan Standar Biaya Masukan dalam Pelaksanaan Work From Home (WFH);
3. Berkenaan dengan hal yang tersebut pada angka (1), Kementerian/Lembaga atau
Satker dalam melakukan perencaaan/pengalokasian/revisi DIPA dan pelaksanaan
anggaran dalam penanganan pandemi Covid-19 agar menggunakan klasifikasi
akun khusus Covid-19 sebagaimana tercantum dalam lampiran II Surat Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor: 369/PB/2020 tentang
Pemuktahiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19).
4. Dalam hal Kementerian/Lembaga atau Satker telah mengalokasikan atau
menggunakan akun-akun sesuai dengan kententuan Surat Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor: 369/PB/2020 tentang
Pemuktahiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) dan belum menggunaka akun khusus Covid-19,
Kementerian/Lembaga atau Satker agar melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Kementerian/Lembaga atau Satker yang telah melakukan revisi DIPA dengan
menggunakan akun lama agar melakukan revisi Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK) dengan menggunaka akun khusus Covid-19 sebagaimana
dimaksud pada huruf (E) angka (4) dan menyampaikan pemuktahiran data
15
POK tersebut kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
sebagai mitra kerjanya;
b. Kementerian/Lembaga atau Satker yang telah melakukan revisi DIPA dan
telah merealisasikan belanjanya (telah terbit SP2D) untuk saat ini tidak perlu
melakukan revisi terhadap realisasi yang telah terbit SP2D. Namun Demikian,
Kementerian/Lembaga atau Satker agar melakukan revisi POK terhadap sisa
pagu yang belum terealisasi menggunakan akun khusus Covid-19;
c. Kementerian/Lembaga atau Satker menghimpun informasi tentang realisasi
belanja dalam rangka penanganan Covid-19 yang telah terbit SP2Dnya
dengan menggunakan akun lama. Informasi tentang realisasi belanja akan
diminta oleh KPPN sebagai mitra kerjanya; dan
d. Perubahan/revisi akun lama ke akun khusus Covid-19, dalam rangka
penanganan pandemi Covid-19 agar dilakukan secepat mungkin dengan tidak
menghambat realisasi APBN.
16
BAB III
PENUTUP
Dengan adanya Buku Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun
2020 dalam Edisi Khusus ini, diharapkan para pengelola anggaran dapat mengerti,
memahami, dan melaksanakan perubahan aturan-aturan di bidang pelaksanaan anggaran
di tahun 2020, terutama yang berkaitan dengan penanganan pandemi Covid-19. Harapan
kami adalah seluruh pengelolaan keuangan negara yang terjadi atas beban APBN di
Tahun Anggaran 2020 dapat dilakukan secara cepat, tepat, akurat, dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Setiap kebijakan yang diambil akan menimbulkan konsekuensi yang berbeda-
beda, baik terhadap pelaksanaan anggaran maupun terhadap akuntansi dan pelaporan
keuangan. Manajemen dituntut agar mampu memetakan permasalahan yang dihadapi
Satkernya dan dapat menentukan solusi yang paling tepat/sesuai dari berbagai alternatif
solusi yang tersedia.
Kondisi darurat akibat pandemi Covid-19 bukanlah alasan untuk mengabaikan
prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Menjaga
kualitas pelaksanaan anggaran adalah salah satu bentuk kontribusi konkrit kita dalam
menjaga good governance di masa-masa penuh tantangan ini.
Buku Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2020 ini pada
dasarnya merupakan penjabaran teknis dari beberapa ketentuan yang ada. Dengan
demikian, apabila ketentuan tersebut mengalami perubahan, dengan sendirinya petunjuk
teknis ini akan disesuaikan dengan ketentuan yang baru.
LAMPIRAN
1. Pemuktahiran Akun Belanja Penanganan Covid-19
2. Contoh Tanda Terima Biaya Komunikasi
TANDA TERIMA BIAYA KOMUNIKASI
KEGIATAN KOORDINASI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2020
JAKARTA, …2020
No. Nama NIP Jabatan/Instansi Biaya
Komunikasi Tanda Tangan/Bukti Transfer
1. … … … Rp30.000,00 1.
2. … … … Rp30.000,00 2.
3. … … … Rp30.000,00 3.
… dst. … … Rp30.000,00 ...
10. … … … Rp30.000,00 10.
Jumlah Rp300.000,00
Terbilang: Tiga Ratus Ribu Rupiah
Jakarta, ….2020
Setuju dibayar:
Pejabat Pembuat Komitmen Satker…,
(Nama Lengkap)
NIP. …
Lunas dibayar:
Bendahara Pengeluaran,
(Nama Lengkap)
NIP. …
Yang Membayarkan,
(diisi nama ketua panitia kegiatan)
(Nama Lengkap)
NIP. …
3. Contoh Tanda Terima Honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator
TANDA TERIMA HONORARIUM NARASUMBER DAN MODERATOR
KEGIATAN KOORDINASI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2020
JAKARTA, …2020
No. Nama Gol. Jabatan
dalam Instansi
Jabatan
dalam Tim
Honor per
Jam/OK
JP/
OK
Jumlah
Honor PPh Psl. 21 Diterimakan
Tanda Tangan/
Bukti Transfer
1. … … … Narasumber Rp 700.000,00 2 Rp 1.400.000,00 Rp 210.000,00 Rp 1.190.000,00
2. … … … Narasumber Rp 1.000.000,00 2 Rp 2.000.000,00 Rp 300.000,00 Rp 1.700.000,00
3. … … … Narasumber Rp 450.000,00 2 Rp 900.000,00 Rp 135.000,00 Rp 765.000,00
4. dst. … … Moderator Rp 700.000,00 1 Rp 700.000,00 Rp 35.000,00 Rp 665.000,00
Jumlah Rp 5.000.000,00 Rp 680.000,00 Rp 4.320.000,00
Terbilang : Lima Juta Rupiah
Jakarta, ….2020
Setuju dibayar:
Pejabat Pembuat Komitmen Satker…,
(Nama Lengkap)
NIP. …
Lunas dibayar:
Bendahara Pengeluaran,
(Nama Lengkap)
NIP. …
Yang Membayarkan,
(diisi nama ketua panitia kegiatan)
(Nama Lengkap)
NIP. …
4. Contoh Tanda Terima Biaya Konsumsi bagi Pegawai yang Melaksanakan Work From Office
TANDA TERIMA KONSUMSI
WORK FROM OFFICE
JAKARTA, …2020
No. Nama Jabatan/Unit Kerja Gol. L/P Tanda Tangan
1. … … … …
2. … … … …
3. … … … …
4. dst. … … …
5. Contoh Tanda Terima Biaya Transport bagi Pegawai yang Melakukan Work From Office
TANDA TERIMA BIAYA TRANSPORTASI
WORK FROM OFFICE
JAKARTA, …2020
No. Nama NIP Jabatan/Instansi Biaya
Transportasi Tanda Tangan
1. … … … Rp150.000,00 1.
2. … … … Rp150.000,00 2.
3. … … … Rp150.000,00 3.
4. … … … Rp150.000,00 ...
Jumlah Rp600.000,00
Terbilang: Enam Ratus Ribu Rupiah
Jakarta, ….2020
Setuju dibayar:
Pejabat Pembuat Komitmen Satker…,
(Nama Lengkap)
NIP. …
Lunas dibayar:
Bendahara Pengeluaran,
(Nama Lengkap)
NIP. …
6. Contoh Bukti Pembayaran Biaya Lisensi Aplikasi Video Conference
TA : 2020
Nomor Bukti :
Mata Anggaran : 521111/ 521119
KUITANSI
No: 001/KW/04/2020
Sudah terima dari : PPK Satker …
Jumlah uang : Rp 13.000.000
Terbilang : Tiga Belas Juta Rupiah
Untuk pembayaran : Pembelian Lisensi Aplikasi Video Conference
Jakarta, 13 Februari 2020
CV. CAKRA PINTAN
Ovi Luciansari
(Kuitansi Perusahaan atau
Penyedia Barang/Jasa)
Setuju dibebankan pada
mata anggaran berkenaan:
a.n. Kuasa Pengguna Anggaran
Pejabat Pembuat Komitmen
Satker …,
(NAMA LENGKAP)
NIP. …
Materai 6000
CV. Cakra Pintan
Lunas dibayar tanggal:
Bendahara Pengeluaran,
(NAMA LENGKAP)
NIP. …