20301518-s42025-indida leli indah f

82
i UNIVERSITAS INDONESIA Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perineal Hygiene Di SMPIT As Salam Pasar Minggu SKRIPSI Nama : Indida Leli Indah F NPM : 1006823305 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA UNIVERSITAS INDONESIA JULI 2012 Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

Upload: dyah-putri-ayu-dinastyar

Post on 29-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

perineal higienis

TRANSCRIPT

  • iUNIVERSITAS INDONESIA

    Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perineal HygieneDi SMPIT As Salam Pasar Minggu

    SKRIPSI

    Nama : Indida Leli Indah FNPM : 1006823305

    FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM STUDI SARJANAUNIVERSITAS INDONESIA

    JULI 2012

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • iUNIVERSITAS INDONESIA

    Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perineal HygieneDi SMPIT As Salam Pasar Minggu

    SKRIPSIDiajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas akhir untuk memperoleh

    gelar sarjana keperawatan

    Nama : Indida Leli Indah FNPM : 1006823305

    FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM STUDI SARJANAUNIVERSITAS INDONESIA

    JULI 2012

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • ii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

    telah saya nyatakan dengan benar.

    Nama : Indida Leli Indah FNPM : 1006823305Tanda Tangan :

    Tanggal : 4 Juli 2012

    ii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

    telah saya nyatakan dengan benar.

    Nama : Indida Leli Indah FNPM : 1006823305Tanda Tangan :

    Tanggal : 4 Juli 2012

    ii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

    telah saya nyatakan dengan benar.

    Nama : Indida Leli Indah FNPM : 1006823305Tanda Tangan :

    Tanggal : 4 Juli 2012

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi ini diajukan oleh:Nama : Indida Leli Indah FNPM : 1006823305Program Sudi : Ilmu KeperawatanJudul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri

    Tentang Perineal Hygiene Di SMPIT As SalamPasar Minggu

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarSarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, FakultasIlmu Keperawatan, Universitas Indonesia.

    DEWAN PENGUJIPembimbing: Ns. Wiwit Kurniawati, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. Mat. ( )

    Penguji: Titin Ungsianik, S.Kp., M.B.A ( )

    Ditetapkan di : DepokTanggal : 4 Juli 2012

    iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi ini diajukan oleh:Nama : Indida Leli Indah FNPM : 1006823305Program Sudi : Ilmu KeperawatanJudul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri

    Tentang Perineal Hygiene Di SMPIT As SalamPasar Minggu

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarSarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, FakultasIlmu Keperawatan, Universitas Indonesia.

    DEWAN PENGUJIPembimbing: Ns. Wiwit Kurniawati, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. Mat. ( )

    Penguji: Titin Ungsianik, S.Kp., M.B.A ( )

    Ditetapkan di : DepokTanggal : 4 Juli 2012

    iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi ini diajukan oleh:Nama : Indida Leli Indah FNPM : 1006823305Program Sudi : Ilmu KeperawatanJudul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri

    Tentang Perineal Hygiene Di SMPIT As SalamPasar Minggu

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarSarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, FakultasIlmu Keperawatan, Universitas Indonesia.

    DEWAN PENGUJIPembimbing: Ns. Wiwit Kurniawati, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. Mat. ( )

    Penguji: Titin Ungsianik, S.Kp., M.B.A ( )

    Ditetapkan di : DepokTanggal : 4 Juli 2012

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat danrahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skipsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukandalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar SarjanaKeperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Sayamenyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlahsulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

    (1) Ns.Wiwit Kurniawati, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat., selaku dosenpembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untukmengarahkan dan membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini;

    (2) Kuntarti, SKp., M.Biomed., sebagai koordinator mata ajar Tugas Akhir,dan seluruh dosen pengajar yang memberikan banyak ilmu dan informasidi setiap perkuliahan.

    (3) Titin Ungsianik, S.Kp., M.B.A., selaku Dewan Penguji yang telahmemberikan banyak masukan dalam skripsi ini.

    (4) Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang telahmembantu dalam perijinan penelitian.

    (5) Pihak SMPIT As Salam Pasar Minggu yang telah banyak membantudalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;

    (6) Suami tercinta Rokib Mahendra, anak- anakku tersayang (Fadhiil AmmarSyauqi, Azura Zahran Nabiilah, Shuja Rayyan Athaya) , orang tua dankeluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral;

    (7) Sahabat tercinta Ekstensi 2010 di FIK atas dukungan moril, tenaga, ide-idenya dalam penyusunan skripsi;

    (8) Teman-teman di RS fatmawati yang telah banyak membantu saya dalammenyelesaikan skripsi ini.

    Saya menyadari penyusunan skipsi ini masih jauh dari sempurna dan kesalahan.Segala kritik dan saran diharap dapat menyempurnakan skripsi ini. Saya berharap

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • vTuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yangtelah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmudan khususnya pengembangan ilmu keperawatan maternitas.

    Depok, Juni 2012Penulis

    Indida Leli Indah F

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • vi

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawahini:Nama : Indida Leli Indah FebriantyNPM : 1006823305Program Studi : Ilmu KeperawatanFakultas : Ilmu keperawatanJenis karya : Skripsidemi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepadaUniversitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perineal Hygiene di SMPIT AsSalam Pasar Minggubeserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, danmemublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : DepokPada tanggal : 4 Juli 2012

    Yang menyatakan

    ( Indida Leli Indah F )

    vi

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawahini:Nama : Indida Leli Indah FebriantyNPM : 1006823305Program Studi : Ilmu KeperawatanFakultas : Ilmu keperawatanJenis karya : Skripsidemi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepadaUniversitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perineal Hygiene di SMPIT AsSalam Pasar Minggubeserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, danmemublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : DepokPada tanggal : 4 Juli 2012

    Yang menyatakan

    ( Indida Leli Indah F )

    vi

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawahini:Nama : Indida Leli Indah FebriantyNPM : 1006823305Program Studi : Ilmu KeperawatanFakultas : Ilmu keperawatanJenis karya : Skripsidemi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepadaUniversitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perineal Hygiene di SMPIT AsSalam Pasar Minggubeserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, danmemublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : DepokPada tanggal : 4 Juli 2012

    Yang menyatakan

    ( Indida Leli Indah F )

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • vii

    ABSTRAK

    Nama : Indida Leli Indah FProgram Studi : Ilmu KeperawatanJudul : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Perineal Hygiene

    Di SMPIT As Salam Pasar Minggu

    Perkembangan pubertas remaja putri memerlukan perhatian, khususnya dalamperineal hygiene. Tujuan penelitian ini menggambarkan pengetahuan remaja putritentang perineal hygiene di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu As SalamPasar Minggu. Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional denganteknik total sampling berjumlah 54 responden. Alat pengumpulan datamenggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 68,5% respondenberpengetahuan rendah. Hal ini disebabkan 53,7% responden belum mendapatkaninformasi tentang perineal hygiene. Diharapkan peran perawat dalam memberikanedukasi kesehatan tentang perineal hygiene remaja putri di sekolah.

    Kata kunci: Pengetahuan, remaja, perineal hygiene

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • viii

    ABSTRACT

    Name : Indida Leli Indah FStudy Program : Nursing ScienceTitle : The Description of Female Teenagers Knowledge Level

    of Perineal Hygiene

    Female Teenagers pubertal development needs attention, especially the perinealhygiene. The purpose of this study was to describe the female teenagersknowledge level of perineal hygiene at As Salam Islamic Integrated Junior HighSchool Pasar Minggu. This study used cross sectional descriptive design with 55respondents selected using total sampling techniques. Data were collected using aquestionnaire. The result showed that 68,5% of respondents had low level ofknowledge. It was caused by 53,7% of respondents who had not received anyinformation about perineal hygiene. It is expected that nurses provide healtheducation about perineal hygiene to female teenagers at schools.

    Keywords: Knowledge, Teenagers, Perineal Hygiene

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • ix

    DAFTAR ISI

    HalamanHALAMAN JUDUL ....................................................................................... iHALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ............................................. iiHALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iiiKATA PENGANTAR .................................................................................... ivABSTRAK ..................................................................................................... viiDAFTAR ISI ................................................................................................... ixDAFTAR SKEMA .......................................................................................... xiDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiiiBAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .......................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 71.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 71.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 8

    BAB 2 TINJAUAN TEORI2.1 Teori dan konsep terkait ........................................................... 92.2 Pengetahuan ............................................................................... 92.3 Remaja ...................................................................................... 142.4 Perineal Hygiene ........................................................................ 20

    BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL3.1 Kerangka Konsesp ..................................................................... 243.2 Definisi Operasional .................................................................. 26

    BAB 4 METODE PENELITIAN4.1 Desain Penelitian ....................................................................... 284.2 Populasi dan Sampel .................................................................. 284.3 Tempat Penelitian ....................................................................... 294.4 Waktu Penelitian ........................................................................ 294.5 Etika Penelitian .......................................................................... 294.6 Alat Pengumpulan Data ............................................................. 304.7 Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 314.8 Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 32

    BAB 5 HASIL PENELITIAN5.1 Karakteristik Responden ........................................................... 355.2 Gambaran Pengetahuan Responden ........................................... 395.3 Pengetahuan tentang perineal hygiene berdasar karakteristik

    responden ................................................................................... 395.3.1 Usia ................................................................................ 405.3.2 Kelas ............................................................................... 41

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • x5.3.3 Tingkat pendidikan orang tua ........................................ 425.3.4 Informasi yang pernah diterima responden .................... 43

    BAB 6 PEMBAHASAN6.1 Interpretasi dan Diskusi hasil ..................................................... 456.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 556.3 Implikasi bagi pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian .............. 55

    BAB 7 PENUTUP7.1 Kesimpulan ................................................................................ 567.2 Saran .......................................................................................... 57

    DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • xi

    DAFTAR SKEMA

    HalamanSkema 3.1 kerangka Konsep ........................................................................ 25Skema 3.2 DefinisiOperasional ................................................................... 26

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • xii

    DAFTAR GAMBARHalaman

    Gambar 5.1.1 Distribusi frekuensi usia responden ..................................... 35Gambar 5.1.2 Distribusi frekuensi kelas responden ..................................... 36Gambar 5.1.3 Distribusi frekuensi penghasilan orang tua responden........... 36Gambar 5.1.4 Distribusi frekuensi tingkat pendidikan orang tua ................. 37Gambar 5.1.5 Distribusi frekuensi responden yang mendapatkan informasi

    tentang perineal hygiene ........................................................ 38Gambar 5.1.6 Distribusi frekuensi sumber informasi pertama responden

    tentang perineal hygiene ........................................................ 38Gambar 5.1.7 Distribusi frekuensi sumber informasi sekunder responden

    tentang perineal hygiene ........................................................ 39Gambar 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan responden secara umum ... 40Gambar 5.3.1 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasar karakteristik

    usia ....................................................................................... 41Gambar 5.3.2 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasar karakteristik

    kelas........................................................................................ 42Gambar 5.3.3 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasar karakteristik

    tingkat pendidikan orang tua responden ............................... 43Gambar 5.3.4 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasar karakteristik

    informasi pertama yang diterima responden .......................... 44Gambar 5.3.5 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasar karakteristik

    informasi kedua yang diterima responden ............................. 45

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    HalamanLampiran 1 Persetujuan Tertulis untuk Partisipasi dalam PenelitianLampiran 2 Lembar Persetujuan Untuk respondenLampiran 3 KuesionerLampiran 4 Jadwal KegiatanLampiran 5 Permohonan Ijin Penelitian

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANGInternational Plan Parenthood Federation (IPPF dalam JEN & PKBI, 2009)menyatakan yang dimaksud kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi yangmencakup kesehatan fisik, mental dan sosial, yang berarti bahwa kesehatanreproduksi tidak semata-mata membahas tentang struktur biologis laki-lakidan perempuan tetapi juga meliputi pengetahuan sistem dan fungsireproduksi, penyakit menular seksual, AIDS dan mitos-mitos seksualitas.Pengetahuan fungsi reproduksi sangat penting bagi remaja dan harus dimulaisedini mungkin, karena pola yang dikembangkan pada masa remaja akancenderung bertahan ke dalam kehidupan dewasa.

    Piramida penduduk Indonesia dari BKKBN Tahun 2010 (Dinas KesehatanProvinsi DKI Jakarta, 2010) memperlihatkan proporsi usia remaja berkisar30% dari total populasi penduduk. Hal ini berarti remaja menjadi usiamayoritas di masyarakat, khususnya di masyarakat sekolah, karena usiaremaja identik dengan usia sekolah. Mayoritas usia remaja dengan segalapermasalahannya membutuhkan penanganan khusus apalagi berkaitan dengansegala perubahan baik fisik maupun psikologis yang terjadi.

    Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa.Pada periode ini remaja mengalami pubertas. Selama pubertas, remajamengalami perubahan hormonal dan mengalami perubahan dramatis dalambentuk perubahan fisik (Wong, et al., 2008). Perubahan fisik yang terjadipada remaja putri seperti pertumbuhan payudara, penumpukan lemak,kematangan organ reproduksi, dan pertumbuhan rambut genitalia yangmengiringi masa pubertas pada remaja.

    Perubahan fisik yang terjadi akibat pengaruh hormonal selama pubertasmenyebabkan pertumbuhan dan maturasi integumen meningkat. Kelenjar

    1Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 2keringat ekrin dan apokrin berfungsi penuh pada saat pubertas (Perry &Potter, 2005). Perubahan hormonal yang terjadi ini membuat kelenjar sebaseamenjadi lebih aktif, terutama kelenjar sebasea pada daaerah genital yangmengakibatkan produksi keringat meningkat pada daerah genitalia. Produksikeringat yang berlebih menimbulkan bau yang kurang sedap di daerahgenitalia bila tidak diatasi dengan baik.Selain pertumbuhan fisik, peningkatan konsentrasi hormon estrogen pada fasepra ovulasi selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untukmengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir yang bersifat basa bergunauntuk menetralkan sifat asam pada serviks dan Progesteron juga berfungsimerangsang sekresi lendir pada vagina (Bobak, Lowdermilk, & Jensen,2005). Remaja mungkin akan terjadi sedikit keputihan karena cairan vaginayang meningkat, yang dapat diyakinkan bahwa ini adalah normal. Keputihanatau flour albus normal tidak berbau, jernih, dan tidak menimbulkan rasagatal.

    Lingkungan vagina normal dilindungi oleh pH yang normalnya rendah (3,5sampai 4,5), yang dipertahankan oleh aksi basil Doderleines (bagian dariflora normal vagina) dan hormon estrogen (Smeltzer & Bare, 2002).Lingkungan flora normal dipertahankan untuk menghambat sebagian besarpertumbuhan organisme. Penggunaan douching, hygiene yang buruk, pakaianyang ketat dan tidak menyerap, pengaruh kelembapan yang tinggi padanegara Indonesia dapat mengubah lingkungan vagina dan memungkinkanorganisme patogen tumbuh sehingga timbul infeksi.

    Perubahan hormon yang lain yaitu pengaruh hormon yang dikendalikan olehkelenjar hipofisis anterior yang menstimulasi sekresi hormon estrogen danprogesteron yang mempengaruhi endometrium dalam siklus menstruasi.Menstruasi, atau menarche, terjadi sekitar 2 tahun setelah penampakanperubahan pubertas pertama. Rentang usia normal terjadinya menarchebiasanya adalah 10, 5 tahun sampai 15 tahun, dengan usia rata-rata yaitu 12tahun 9 bulan pada remaja putri Amerika Utara (Wong, et all., 2008).

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 3Menstruasi pada remaja dimulai 14 hari setelah ovulasi. Pada awal menstruasipengeluaran cairan berbentuk rabas yang berlanjut dengan darah menstruasi.Selama proses menstruasi, penggunaan pembalut, penggantian, dankebersihan daerah genitalia penting sekali diketahui oleh remaja. Pada saatmenstruasi perempuan menggunakan pembalut wanita. Penting diperhatikanbahwa pembalut itu harus berbahan lembut, menyerap dengan baik, tidakmengandung bahan yang menimbulkan alergi (misalnya parfum atau gel) danmerekat dengan baik pada celana dalam. Pembalut perlu diganti sekitar 4sampai 5 kali sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yangberkembang biak pada pembalut tersebut, juga agar bakteri tersebut tidakmasuk ke dalam vagina.

    Selain perubahan fisik dan hormon yang terjadi, anatomi genitalia eksternapada wanita yaitu orifisium uretra, orifisium vagina, dan anus salingberdekatan. Panjang uretra pada wanita juga lebih pendek dari uretra pria(Perry & Potter, 2005). Hal itu menyebabkan wanita lebih rentan terkenainfeksi karena jarak orifisium uretra, vagina, dan anus yang saling berdekatan.Cara dan arah yang salah dalam membersihkan perineum meningkatkanterjadinya resiko infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi pada daerahgenitalia.

    Perubahan fisik dan hormon pada remaja, juga posisi anatomi genitaliaeksternal yang saling berdekatan pada wanita menyebabkan remaja perlumelakukan perineal hygiene yang baik. Perineal hygiene yang baikdilakukan dengan cara membersihkan daerah perineal secara benar,penggunaan celana dalam yang kering, penggunaan panty liner (semacampembalut yang tipis) yang diperkenankan, penggantian pembalut saatmenstruasi (Bobak , Lowdermilk, & Jensen, 2004). Untuk melakukanperineal hygiene yang benar maka remaja membutuhkan pengetahuan tentanghal itu.

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 4Peningkatan kesehatan dengan cara meningkatkan pengetahuan pada remajasangat penting. Jika remaja tidak mengetahui cara-cara perineal hygiene yangbenar maka akan timbul beragam masalah seperti pengeluaran cairan vagina/flour albus, iritasi, timbulnya masalah infeksi pada saluran kemih, bau yangtidak menyenangkan, dan infeksi pada daerah vagina (vaginitis). Vaginitisterjadi ketika flora vagina telah terganggu oleh adanya mikroorganismepatogen atau perubahan lingkungan vagina yang memungkinkanmikroorganisme patogen berkembang biak/ berproliferasi. Iritasi perinealnonspesifik (vulvovaginitis) pada remaja umumnya disebabkan karenaperineal hygiene yang tidak adekuat (Leppert & peipert, 2004).

    Angka prevalensi dan penyebab vaginitis tidak diketahui pasti, sebagian besarkarena kondisi-kondisi ini sering didiagnosis sendiri dan diobati sendiri olehpenderita. Selain itu, vaginitis sering tidak menimbulkan gejala(asimptomatis) atau disebabkan oleh lebih dari satu organisme penyebab.Kebanyakan ahli meyakini bahwa sampai sekitar 90% kasus vaginitisdisebabkan oleh vaginosis bakterial, candidiasis vulvovaginal dantrikomoniasis. Faktor risiko tambahan untuk terjadinya bakterial vaginosistermasuk penggunaan douching. Penyebab non-infeksi termasuk vaginalatrophy, alergi dan iritasi kimiawi (Mari & Martin, 2004). Alergi dan iritasidapat disebabkan oleh sabun cuci dan pelembut pakaian, deodorant dansabun, cairan antiseptik untuk mandi, pembersih vagina (douching), celanayang ketat dan tidak menyerap keringat, dan kertas tisu toilet yang berwarna.Dr. Noroyono Wibowo SpOG (Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM) memaparkan candidiasis pada vagina (keputihan) timbul akibatperilaku dan gaya hidup, seperti kebiasaan menggunakan panty liner, berbalutdalaman lycra yang dirangkap dengan stocking, jins ketat yangmempersempit celah pertukaran udara dan meningkatkan kelembabansehingga candida berkoloni dan menyebabkan keputihan, dan betul tidaknyacara membasuh vagina usai berkemih. Cara membasuh vagina yang tepatmerupakan pendidikan dasar di Amerika yang hasilnya mampu menurunkanangka penderita keputihan. Sebanyak 75% wanita mengalami keputihan satu

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 5kali dalam fase hidupnya dan sebanyak 45 % mengalami kondisi berulang(rekuren). Penanganan candidiasis pada vagina adalah dengan membenahikebiasaan berupa higinitas, dan cara berpakaian (Farmacia, 2007).

    Selain vaginitis, kebersihan perineum yang buruk merupakan penyebabumum infeksi saluran kemih pada wanita. Infeksi akibat berkembang biaknyamikroorganisme di dalam saluran kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadipada pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelaminternyata wanita lebih sering menderita infeksi saluran kemih pria. Faktorpredisposisi terjadinya Infeksi saluran kemih (ISK) adalah praktik cuci tanganyang tidak adekuat, kebiasaan mengelap perineum yang salah yaitu dari arahbelakang ke depan setelah berkemih atau defekasi (Perry & Potter, 2005).Riset yang dilakukan pada pelajar di Texas-Houston oleh Markham (2004),dari 179 remaja, sebanyak 54,2% menggunakan douching (bilas vagina).Douching vagina dikaitkan dengan peningkatan risiko vaginosis bakteri,pelvic inflammatory disease (PID), infeksi menular seksual (IMS), kehamilanektopik, dan kanker serviks.

    Beberapa penelitian terkait masalah kesehatan reproduksi remaja yaitumenurut hasil penelitian faktor resiko ISK dengan leukositoria diantaranyafaktor arah cebok, riwayat keputihan dan pemasangan kateter (Gugun, 2007).Penelitian pada siswi SMU Muhamadiyah Metro pada tahun 2009menemukan personal hygiene daerah kewanitaan sebagian besar tidak baik(62,5%), dalam menjaga kebersihan saat menstruasi sebagian besar tidak baik(77,5%), prevalensi yang mengalami keputihan sebesar 75%. (Prasetyowati,Yuliawati, & Katharini, 2009). Leonora, S.E (2007) meneliti mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Perineal Hygiene pada Remaja Putri SMANegeri 58 Jakarta. Dalam penelitian diperoleh hasil hanya 6,7% dari 90responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang perineal hygiene.

    Sikap seseorang dalam melakukan hygiene perorangan dipengaruhi olehsejumlah faktor seperti citra tubuh, variabel kebudayaan, praktik sosial, status

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 6sosioekonomi, pilihan pribadi, dan pengetahuan (Perry & Potter, 2005).Semakin tinggi citra tubuh seseorang, maka orang tersebut akan melakukancara agar penampilannya terlihat baik di mata orang, termasuk dalam hal inikebersihan dirinya. Semakin tinggi pengetahuan seseorang, maka semakinbanyak pengetahuan yang dimiliki khususnya dalam hal perineal hygiene.

    Di Indonesia variabel kebudayaan masih mempengaruhi kesehatan khususnyamasalah kesehatan reproduksi di kalangan remaja, yang sebagian masihdianggap sebagai hal yang tabu. Keterbukaan antara guru, murid, ataupunorang tua dalam membahas kesehatan reproduksi sangatlah penting. Salahsatu permasalahan utama kesehatan reproduksi remaja di Indonesia yaitukurangnya informasi mengenai kesehatan reproduksi. Data KesehatanReproduksi yang dihimpun Jaringan Epidemiologi Nasional (JEN, 2002),informasi kesehatan reproduksi remaja (KRR ) secara benar dan bertanggungjawab masih sangat kurang. Pemberian informasi tentang KRR di beberapatempat masih dipertentangkan, apalagi jika diberi judul pendidikan seksual.

    Hal- hal yang telah peneliti uraikan diatas membuat peneliti tertarik untukmengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang perineal hygiene.Penelitian ini penting dilakukan karena masa pubertas diawali pada masaremaja. Pada masa remaja ini terjadi proses kematangan, peningkatanhormonal, dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulaiberfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong, et al., 2008).Selain itu terjadi peningkatan kelenjar sebasea terutama pada area genital,struktur eksterna daerah genital yang saling berdekatan, proses menstruasiyang terjadi pada saat masa ini, pH normal pada daerah genitalia membuatremaja membutuhkan pengetahuan lebih tentang cara- cara kebersihan daerahgenitalia.

    Penelitian yang dilakukan sebelumnya dilakukan di sekolah umum denganresponden Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian ini dilakukan padaresponden remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena pubertas dan

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 7kematangan organ reproduksi dialami pada masa ini. Penelitian terkaitmasalah kesehatan reproduksi yaitu perineal hygiene dilakukan di SMPIT AsSalam Pasar Minggu. Peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuanremaja SMPIT As Salam Pasar Minggu tentang perineal hygiene. Sekolahtersebut dipilih karena belum pernah ada yang melakukan penelitian, penelitijuga ingin melihat gambaran pengetahuan remaja tentang perineal hygiene diSekolah Menengah Pertama berbasis agama/ keyakinan, karena penelitiansebelumnya dilakukan di sekolah umum. Selain itu, sekolah tersebut terletakdi tengah kota di Jakarta Selatan, terdapat beberapa pusat perbelanjaan besar/mall, akses informasi mudah didapatkan remaja baik dari televisi, internet,maupun media massa.

    1.2 RUMUSAN MASALAHPubertas yang dialami remaja membuat remaja mengalami perubahan-perubahan dalam bentuk perubahan fisik dan hormonal. Perubahan yangterjadi dalam bentuk perubahan fisik seperti kematangan organ reproduksidan pertumbuhan rambut genitalia. Perubahan hormonal dalam bentuk prosesmenstruasi yang dialami remaja dan berfungsinya kelenjar sebasea menjadilebih aktif sehingga produksi keringat meningkat di daerah genitalia.Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja tersebut membuat remajamembutuhkan perineal hygiene yang baik untuk mencegah terjadinya infeksidi daerah genitalia. Perineal hygiene yang baik dapat dilakukan bila remajamemiliki pengetahuan mengenai cara-cara perineal hygiene yang baik. Halini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaranpengetahuan siswi remaja tentang perineal hygiene di SMPIT As Salam PasarMinggu.

    1.3 TUJUAN PENELITIAN1.3.1 Tujuan Umum

    Gambaran pengetahuan remaja putri tentang perineal hygiene di SMPITAs Salam.

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 81.3.2 Tujuan KhususDidentifikasi gambaran pengetahuan responden berdasar karakteristik:

    1.3.2.1 Usia responden.1.3.2.2 Kelas responden1.3.2.3 Tingkat pendidikan orang tua responden.1.3.2.4 Informasi tentang perineal hygiene yang pernah diterima responden.

    1.4 MANFAAT PENELITIAN1.4.1 Untuk Peneliti

    Mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya penelitiankesehatan.

    1.4.2 Untuk Lahan PenelitianMendapatkan gambaran pengetahuan siswi SMPIT As Salam tentangperineal hygiene sehingga dapat memberikan masukan pada pihak sekolahdalam melakukan Usaha kesehatan Sekolah (UKS) dengan pengetahuanperineal hygiene sebagai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    1.4.3 Pengembangan Keilmuan KeperawatanMemberikan masukan tentang hasil penelitian sebagai acuan atau masukankhususnya untuk kesehatan reproduksi remaja.

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini menjelaskan mengenai beberapa toeri yang terkait dalampenelitian ini, meliputi konsep tentang pengetahuan, remaja, perineal hygiene.

    2.1 TEORI DAN KONSEP TERKAIT2.1.1 PENGETAHUAN

    Konsep mengenai pengetahuan memiliki keterkaitan dengan konsepperilaku dan sikap. Skiner (1938), menyatakan bahwa perilaku merupakanrespon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).Penelitian Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum seseorangmengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi salah satuproses kesadaran, dan subyek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Dilihat dari bentuk responterhadap stimulus, maka perilaku dapat dibagi menjadi perilaku tertutupdan terbuka (Notoatmojo, 2007). Respon atau reaksi tertutup terhadapstimulus terbatas pada perhatian, persepsi dan pengetahuan yang belumdapat diamati, sedang perilaku terbuka respon dalam bentuk tindakan yangdapat diamati. Perilaku seseorang timbul karena adanya suatu proseskesadaran yang muncul berdasar pengetahuan yang dimiliki yangdimunculkan dalam bentuk perilaku atau tindakan berdasar stimulus.

    Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorangterhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmojo, 2007). Dalam penentuansikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosimemegang peranan penting. Jadi, sikap merupakan perilaku dalam bentuktertutup yang merupakan bentuk kesediaan seseorang untuk bertindakberdasar pengetahuan yang dimiliki.

    Teori perilaku yang berhubungan dengan kesehatan antara lain diungkapkan oleh teori Lawrence Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2007).

    9Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 10

    Teori ini menyatakan perilaku ditentukan dari salah satu faktor, yaitufaktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,keyakinan, nilai- nilai dan sebagainya. Fasilitas- fasilitas yang tersedia danlingkungan termasuk kedalam faktor pendukung. Sedangkan sikap danperilaku orang lain termasuk kedalam faktor pendorong. Perilakuseseorang tentang kesehatan berawal dari pengetahuan yang dimilikinyayang dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti pengalaman, keyakinan,fasilitas, dan sosio- budaya.Pengaruh ini dapat dilihat dalam bagan berikut:

    Bagan 2

    (Notoatmodjo, 2007)

    Pengaruh sosial ekonomi, dikaitkan dengan lingkungan sosial yang baiksehingga akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangekonomi dikaitkan dengan peningkatan pendidikan, ekonomi yang baikakan memfasilitaasi seseorang untuk mendapatkan fasilitas pendidikanyang lebih tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga. Budaya(keyakinan, agama) sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuanseseorang, karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidakdengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

    PengalamanKeyakinanFasilitasSosio- budaya

    PengetahuanPersepsiSikapKeinginanKehendakMotivasiNiat

    perilaku

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 11

    Pengalaman berkaitan dengan usia dan pendidikan seseorang. Pendidikanyang tinggi akan membuat seseorang lebih banyak menerima informasiyang beragam sehingga pengalaman yang dimiliki juga akan semakinberagam dan luas, sedangkan semakin tua usia seseorang makapengalaman hidup yang diterima juga akan semakin banyak yang akanmemperkaya pengetahuan seseorang.

    Tahun 1956, Benyamin Bloom dan beberapa peneliti menerbitkan ATaxonomy of Educational Objectives yang telah mempengaruhi secaraekstrim penelitian dan praktik pendidikan. Taksonomi adalah suatu sistemklasifikasi. Notoatmodjo (2007) menyatakan Taksonomi atau klasifikasitingkat pengetahuan berada dalam ranah kognitif (Cognitive domain) yangterdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, danevaluasi.

    Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalammembentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Benyamin Bloom(1908) menyatakan pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadisetelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuanmanusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007).

    Pengetahuan meliputi ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dandisimpan dalam ingatan yang dapat digali pada saat dibutuhkan melaluibentuk mengingat kembali. Hal itu dapat meliputi metode, kaidah, prinsip,dan fakta. (Djiwandono, 2008). Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007)merupakan khasanah kekayaan mental secara langsung atau tidak langsungturut memperkaya kehidupan kita. Setiap pengetahuan mempunyai ciri-ciriyang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistologi) dan untukapa (aksiologi).

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 12

    Beberapa definisi pengetahuan menurut Bloom (1908), Notoatmodjo(2007), dan Djiwandono (2008) bahwa pengetahuan merupakan hasil daritahu akan sesuatu dalam bentuk metode, prinsip dan fakta yang ditemukan,diperoleh dengan menggunakan seluruh pancaindra manusia yang akandisimpan dalam ingatan dalam bentuk mengingat kembali.

    Pengetahuan (Knowledge) diartikan sebagai mengingat suatu materi yangtelah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat iniadalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruhbahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itutahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Mengingatkembali hal-hal yang dipelajari akan memudahkan seseorangmengaplikasikan dalam perilaku, tetapi kemampuan sesorang dalammengingat sesuatu adalah berbeda dan tidak sama untuk semua orang.

    Pemahaman (Comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untukmenjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapatmenginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah fahamterhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yangdipelajari. Pengetahuan yang telah dipelajari akan membuat sesorangmemahami akan maksud dan tujuan dari sesuatu hal ataupun metode.

    Penerapan (Application), dapat diartikan sebagai kemampuan untukmenggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real(sebenarnya). Analisis (Analysis), merupakan suatu kemampuan untukmenjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapimasih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu samalain. Penerapan dilakukan seseorang berdasar pemahaman yang diyakiniberdasar pengetahuan yang telah dimiliki seseorang melalui analisis yangberbeda pada individu.

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 13

    Sintesis (Synthesis), menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkanatau menyambungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhanyang baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusunsuatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Evaluasi(Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasiatau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi ini dilandaskanpada kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang bersangkutanmisalnya mendukung, menentang dan merumuskan.

    Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari olehpengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasarioleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkap bahwa sebelumorang mengadosi perilaku baru, terjadi proses kesadaran (awareness),mulai tertarik kepada stimulus (interest), menimbang baik tidaknyastimulus tersebut bagi dirinya (evaluation), kemudian mulai mencobaperilaku baru (trial), dan berperilaku baru sesuai pengetahuan, kesadaran,dan sikapnya (adoption). Apabila perilaku baru melalui proses seperti inididasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, makaperilaku tersebut akan bersifat langgeng. Pengetahuan, kesadaran, motivasiremaja, akan mempengaruhi praktik hygiene seseorang dan implikasinyabagi kesehatan.

    Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan.Pendidikan akan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikanseseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima dan memberikaninformasi kepada orang lain. Dengan pendidikan tinggi maka seseorangakan cenderung mudah untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lainmaupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuksemakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

    Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan yaitu informasi media massa.Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 14

    dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehinggamenghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Faktor sosialbudaya dan ekonomi juga mempengaruhi pengetahuan. Status ekonomiseseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukanuntuk kegiatan tertentu, termasuk kesehatan. Lingkungan dan pengalamanjuga mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan. Faktor usiaturut berperan dalam seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Semakintinggi usia seseorang, semakin berkembang pula daya tangkap dan polapikirnya. (Notoatmodjo, 2007).

    2.1.2 REMAJAKonsep terkait remaja akan dijelaskan oleh peneliti mengenai periode masaremaja, tugas perkembangan remaja, pertumbuhan dan perkembanganselama masa remaja. Masa remaja merupakan suatu periode transisi antaramasa kanak-kanak dan masa dewasa. Periode ini biasanya digambarkanpertama kali dengan penampakan karakteristik seks sekunder pada sekitarusia 11 sampai 12 tahun dan berakhir dengan berhentinya pertumbuhantubuh pada usia 18 sampai 20 tahun. (Wong et al., 2008). Penampakankarakteristik seks sekunder pada remaja putri seperti pertambahan lemakpada tubuh, pertumbuhan payudara, dan tumbuhnya rambut di daerahgenitalia.

    Masa remaja, yang secara literatur berarti tumbuh hingga mencapaikematangan (Wong, et al., 2008). Secara umum berarti terjadi perubahandalam proses fisiologis, sosial, dan kematangan yang dimulai denganperubahan pubertas. Masa remaja terdiri dari tiga subfase, yaitu masaremaja awal (usia 11 sampai 14 tahun), masa remaja pertengahan (usia 15sampai 17 tahun), dan masa remaja akhir (usia 18 sampai 20 tahun).

    Beberapa istilah umum digunakan dalam menerangkan tahap pertumbuhandan perkembangan remaja. Potter & Perry, (2005) menyatakan remaja atauadolesens adalah periode perkembangan selama individu mengalami

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 15

    perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antarausia 13 dan 20 tahun. Periode remaja didefinisikan dimulai denganpermulaan puber, sekitar usia 11-13 tahun, dan berakhir dengan pencapaiankemandirian dari unit keluarga utama, sekitar 18-21 tahun. (Edelman &Mandel, 2006). Menurut Kozier (2004), pubertas merupakan tahapanpertama yang dialami remaja dimana organ reproduksi mulai tumbuh danmatur. Pubertas yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam bentukfisik, membuat remaja membutuhkan pengetahuan yang baik tentangperubahan yang terjadi khususnya dalam hal reproduksi remaja.

    Pubertas adalah proses kematangan, hormonal, dan pertumbuhan yangterjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik sekssekunder mulai muncul (Wong, et al., 2008). Pubertas menunjukkanperkembangan dan kematangan dari reproduksi, endokrin, dan prosesstruktural yang mengarah kesuburan. Perubahan secara cepat, dalam fisik,psikososial, moral, dan pertumbuhan kognitif, merupakan karakteristikkebanyakan sifat dari remaja (Edelman & Mandel, 2006).

    Tugas perkembangan masa remaja terdiri dari menerima citra tubuh,menerima identitas seksual, mengembangkan sistem nilai personal,membuat persiapan untuk hidup mandiri, menjadi mandiri/ bebas dari orangtua, mengembangkan keterampilan mengambil keputusan, danmengembangkan identitas seorang yang dewasa (Bobak, Lowdermilk, &Jensen, 2004). Setiap remaja adalah unik, tahap-tahap perkembangan padasetiap remaja akan berbeda, karena banyak faktor yang akan mempengaruhiseperti pendidikan dalam keluarga, pengaruh teman sebaya, masyarakat,agama, dan sosioekonomi.

    Berdasarkan ciri-ciri perkembangannya, maka secara umum remajamemiliki karakteristik dan kebutuhan seperti rasa ingin tahu yang besar,yang mendorong ke arah tindakan untuk membuktikan rasa ingin tahunyadan kebutuhan akan kemandirian. Rasa ingin tahu dan kebutuhan akan

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 16

    kemandirian tersebut mendorong remaja ke arah kematangan. Tetapi, jikarasa ingin tahu remaja ini tidak dijaga, dalam batasan tertentu yang tidakdapat dikuasainya akan membawanya kepada pengetahuan yang sebenarnyasecara emosional belum siap diterima remaja. Oleh sebab itu remajamembutuhkan bimbingan dari orang yang lebih dewasa dalam memberibatasan sejauh mana dia boleh mencoba dan dampak (resiko dan manfaat)dari setiap hasil percobaan tersebut (JEN & PKBI, 2009).

    Periode masa remaja ditandai dengan perubahan fisik yang sangat cepat.Perubahan fisik sangat jelas pada pertumbuhan peningkatan fisik danperkembangan karakteristik seks sekunder. Perubahan fisik pada pubertasmerupakan hasil aktifitas hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat.Perbedaan fisik ditentukan berdasarkan karakteristik seks primer yaitu organeksternal dan internal yang melaksanakan fungsi reproduktif (misalovarium, uterus, payudara, penis). Karakteristik seks sekunder merupakanperubahan yang terjadi diseluruh tubuh sebagai hasil dari perubahanhormonal (sebagai contoh perubahan suara, munculnya rambut pubertas,penumpukan lemak) tapi tidak berperan dalam reproduksi (Wong, et al.,2008).

    Pengaruh hormonal pada saat pubertas menyebabkan produksi kelenjarsebasea sangat aktif pada saat ini, terutama kelenjar sebasea pada genitaldan pada flush areas tubuh (misal, wajah, leher, bahu, dada, danpunggung). Kelenjar keringat apokrin, yang tidak berfungsi pada masakanak-kanak, mencapai kemampuan sekresi pada masa pubertas. Distribusikelenjar apokrin terbatas dan tumbuh diantaranya dalam area genital dananus. Kelenjar apokrin mensekresi zat yang kental akibat stimulasiemosional yang jika diaktifkan oleh bakteri permukaan, akan menghasilkanbau tidak sedap (Wong, et al., 2008). Peningkatan kesehatan selama masaremaja dilakukan karena perubahan tubuh yang menyertai pubertas yaitumeningkatnya produksi kelenjar sebasea, kelenjar keringat apokrin yang

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 17

    mulai berfungsi, menyebabkan remaja memiliki kebutuhan khusus terhadapkebersihan daerah perineal dan hygiene menstruasi.

    Proses terjadinya menstruasi dimulai dari ovum yang alami dikeluarkan darisatu ovarium atau ovarium yang lain pada setiap siklus menstruasi, sekitar14 hari setelah mulainya menstruasi sebelumnya. Fase menstruasi terjadibila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akanmenghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadarestrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterusyang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkanendometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis.Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah inilahyang menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahanini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkanrata sekitar 50 ml (Bobak, Lowdermilk, & jensen, 2005).

    Lingkungan vagina normal dilindungi oleh pH yang normalnya rendah (3,5sampai 4,5), yang dipertahankan oleh aksi basil Doderleines (bagian dariflora normal vagina) dan hormon estrogen (Smeltzer & Bare, 2002).Lingkungan flora normal dipertahankan untuk menghambat sebagian besarpertumbuhan organisme. Lingkungan vagina normal digambarkan olehadanya hubungan dinamis antara Lactobacillus acidophilus dan floraendogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan produk metabolisme floradan organisme patogen. L. acidophilus memproduksi hydrogen peroxide(H2O2), yang bersifat toksik terhadap organisme patogen dan menjaga pHvagina sehat antara 3.5 dan 4.5. Vaginitis muncul karena flora vaginadiganggu oleh adanya organisme patogen atau lingkungan vagina berubahsehingga memungkinkan organisme patogen berkembang biak. Antibiotik,kontrasepsi, hubungan seksual, douching, stress dan hormon dapatmengubah lingkungan vagina dan memungkinkan organisme patogentumbuh.

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 18

    Selain pertumbuhan fisik, remaja juga mengalami perkembangan dalampsikososial, kognitif, moral, spiritual, dan sosial. Perkembangan remajadipengaruhi oleh keluarga, masyarakat, kelompok sebaya, agama, dankondisi sosioekonomi (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004). Satu tugaspenting remaja ialah mengembangkan kemampuan mengambil keputusan.Keputusan yang berkenaan dengan aktifitas seksual, kehamilan, dan menjadiorang tua juga dihadapi remaja.

    Perkembangan psikososial (Erikson, 1963 dalam Wong, et al., 2008)menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkanterbentuknya identitas. Pada saat ini, remaja dihadapkan pada krisis identitaskelompok versus pengasingan diri, sehingga identitas kelompok menjadisangat penting untuk permulaan pembentukan identitas pribadi. Kelompokdapat memberi mereka status dan diterima sebagai bagian dari anggotakelompok.

    Pencarian identitas individu merupakan bagian dari proses identifikasi yangsedang berlangsung, remaja juga mencoba untuk menggabungkan berbagaiperubahan tubuh ke dalam suatu konsep diri. Proses perkembangan identitaspribadi merupakan proses yang memakan waktu dan penuh dengan periodekebingungan, depresi, dan keputusasaan. Namun demikian, jika setahapdemi setahap digantikan dan dilakukan pada tempat yang sesuai, identitasyang positif pada akhirnya akan muncul. Remaja yang mengalamikebingungan akibat perubahan fisik yang terjadi, bila diberikan pengetahuanberkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi saat remaja, akanmeningkatkan pemahaman dirinya sehingga identitas yang positif dapatmuncul.

    Kohlberg menyatakan remaja mengembangkan moral dengan membentuknorma-norma moral sendiri berdasarkan konsep benar-salah yang diubahdan diperbaikinya. Norma tersebut disesuaikan dengan tingkatperkembangan yang lebih matang dan telah dilengkapi hukum-hukum dan

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 19

    aturan-aturan dari orang tua, guru, orang dewasa lainnya, dilengkapi denganpengetahuan yang diperoleh dari pelajaran agama. Remaja mulaimengadaptasikan sebagian nilai-nilai yang diperolehnya di keluarga,menolak sebagian, dan mulai mengembangkan nilai-nilai baru yang lebihsesuai.

    Perkembangan kognitif (Piaget, dalam Wong, et all., 2008) remaja mencapaipuncaknya pada kemampuan berfikir abstrak. Pada tahap ini terjadi periodeformal operation yang ditunjukkan dengan karakteristik kemampuanberadaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan penalaran yang ilmiah dancara berfikir logis formal meningkat pada masa ini, sehingga remaja mulaimampu membedakan antara pikiran mereka sendiri dan pikiran orang lain.Perkembangan intelektual pada remaja merangsang adanya kebutuhan/kegelisahan akan sesuatu yang harus diketahui/ dipecahkan. Keingintahuanyang kuat ini biasanya beriringan dengan kebutuhan bereksplorasi terhadaphal-hal yang ada disekitarnya. Pada saat remaja akhir (17- 21 tahun)mencapai kematangan secara kognitif dan memperoleh pengalaman hiduptentang yang baik dan buruk, mereka mengembangkan aturan moral merekasendiri (Kohlberg, 1980 dalam Bobak., Lowdermilk, & Jensen, 2004).

    Pengaruh teman sebaya pada perkembangan sosial remaja sangatlah kuat.Kelompok sebaya merupakan panutan utama para remaja sejalan denganmakin menjauhnya remaja dari lingkungan keluarga dan orang dewasalainnya (Hurlock, 1973 dalam JEN & PKBI, 2009). Hal ini ini disebabkankarena mereka mengalami keadaan yang sama, mengalami perubahan yangsama, sehingga mereka sering tampak aneh bagi orang lain yang tidaksebaya, hal ini membuat remaja seringkali mencari informasi terkaitperubahan pubertas dari teman sebaya karena merasa nyaman danperubahan yang terjadi sama-sama mereka alami. Kelompok teman sebayamemberikan dukungan yang kuat pada remaja, dengan demikian kelompokteman sebaya memiliki pengaruh yang kuat pada evaluasi diri dan perilaku

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 20

    remaja. (Wong, et al., 2008). Hal ini membuat remaja berusaha untukmengikuti kelompoknya untuk mendapatkan dukungan dari teman sebaya.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik kebersihan diri menurut Kozier(2004), yaitu budaya, agama, lingkungan, tingkat perkembangan, kesehatandan energi. Faktor budaya, agama, membuat remaja enggan/ malu untukmencari informasi lebih lanjut. Remaja pada masa ini mencari identitas dirimelalui kelompok teman sebaya. kelompok sebaya memiliki peran pentingbagi remaja, mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian,berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya.

    2.1.3 PERINEAL HYGIENEStruktur genitalia eksterna atau vulva terdiri dari mons pubis (mons veneris),labia mayora dan minora, klitoris, preputium klitoris, vestibulum,fourchette, dan perineum. Mons pubis banyak mengandung kelenjar sebasea(minyak) dan ditumbuhi rambut pada masa pubertas. Labia mayora padapermukaan medial mengandung suplai kelenjar sebasea dan banyak kelenjarkeringat, serta mengandung banyak pembuluh darah (Bobak, Lowdermilk,& Jensen, 2004).

    Remaja aktif dengan banyak kegiatan, akan merangsang kelenjar sebaseamemproduksi keringat dan minyak lebih banyak. Keringat akan banyakdiproduksi pada daerah axila bahkan daerah genitalia. Produksi yangberlebih akibat aktifitas yang tinggi akan menimbulkan bau terutama daerahgenitalia. Banyak cara yang mungkin dilakukan remaja untuk mengatasi halini termasuk dengan penggunaan bilas vagina (douching), sabun mandi,deodorant/ pewangi. Hal ini bila dilakukan terus menerus dapatmenimbulkan iritasi dan matinya flora baik di daerah genitalia.

    Vestibulum terletak diantara labia minora, klitoris dan fourchette.Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina, dankelenjar paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau bartholin).

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 21

    Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi olehbahan kimia (deodorant semprot, garam-garaman busa sabun), panas, rabas,dan friksi (celana jins yang ketat) (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004).Pengetahuan remaja yang baik tentang cara kebersihan perineal,penggunaan pakaian atau pakaian dalam yang baik akan mencegahterjadinya masalah baik iritasi, timbulnya keputihan, ataupun infeksi padadaerah genitalia.

    Uretra pada wanita memiliki panjang sekitar 4 sampai 6,5 cm. Meatusurinarius (lubang) terletak di atas vagina dan di bawah klitoris, sertamemiliki kedekatan dengan daerah anus (Potter & Perry, 2005). Panjanguretra yang pendek pada wanita dan kedekatan antara meatus urinariusdengan anus menyebabkan faktor predisposisi terjadinya infeksi padawanita. Faktor lain yang berperan meningkatkan terjadinya infeksi akibatkebersihan daerah perineum yang kurang baik, selain itu membersihkandaerah perineum dengan arah yang salah (dari bagian anus ke atas/ meatusurinarius) dapat meningkatkan terjadinya infeksi, karena bakteri dapatmasuk dengan mudah ke meatus uretra dan naik ke lapisan mukosa bagiandalam sampai ke kandung kemih.

    Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,keamanan, dan kesehatan. Perineal hygiene merupakan bagian dariperawatan diri sendiri, yang bertujuan untuk membersihkan sekret dan baudari perineum, untuk mencegah terjadinya infeksi seperti infeksi salurankemih, dan untuk meningkatkan kenyamanan individu (Kozier, et al.,2004).

    Seiring dengan matangnya epitelium vagina selama tahun-tahun reproduktif,faktor-faktor potensial lainnya dapat menyebabkan infeksi, seperti hygieneyang buruk, dan pakaian yang ketat, tidak menyerap, dan menahan panas(Smeltzer & Bare, 2002). Remaja dengan perineal hygiene yang buruk,termasuk praktik kebersihan yang kurang baik pada remaja berkontribusi

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 22

    terjadinya masalah. Remaja mungkin mengalami pengeluaran vagina, rasagatal, iritasi perineal, atau selulitis (Leppert & Peipert, 2007). Selain itukebersihan perineum yang buruk merupakan penyebab umum infeksisaluran kemih (ISK) pada wanita. Faktor predisposisi terjadinya ISKdiantaranya praktik cuci tangan yang tidak adekuat, kebiasaan mengelapperineum yang salah, yaitu dari arah belakang ke depan setelah berkemihatau defekasi (Perry & Potter, 2005).

    Cara perineal hygiene sehari hari dilakukan dengan cara antara lainmenggunakan pakaian dalam yang bersih dan kering, sering menggantipembalut saat haid, membersihkan dan mengeringkan vagina dengan carabenar sehabis buang air yaitu dari arah depan ke belakang jangan arahsebaliknya karena hal ini akan membawa bakteri dari anus ke vagina danakan meningkatkan resiko infeksi, menghindari menggunakan cairanpembersih vagina kecuali sedang menderita keputihan, apalagi antiseptikyang cenderung membunuh 'flora baik' di vagina, mengganti pakaian dalam2-3 kali sehari, dan menghindari penggunaan pantyliner yang terlalu sering(Ocviyanti. D., 2008).

    Beberapa Kiat merawat organ intim (JEN & PKBI, 2009) yaitu denganmandi teratur, membasuh vagina dengan air hangat dan sabun yang lembut,mencuci tangan sebelum menyentuh vagina. Memakai celana dalam yangbersih dan terbuat dari bahan katun, karena bahan lain seperti nilon akanmembuat gerah dan panas di daerah sekitar vagina dan membuat vaginamenjadi lembab. Keadaan seperti ini (lembab) sangat disukai bakteri danjamur untuk berkembang biak. Hindari penggunaan bahan deodoran, cairanpembasuh (douches), sabun yang tidak lembut, tisu yang berwarna danberparfum karena bisa menimbulkan iritasi, menggunakan handuk atauhanduk kecil (washlap) milik orang lain untuk mengeringkan vagina. Kalaumemang merasa perlu membasuh vagina, gunakan air bersih biasa.

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 23

    Sebaiknya, gunakan tisu yang lembut dan menyerap air dan tidak diberiwewangian karena bisa menimbulkan iritasi. Wanita sebaiknyamenggunakan celana dalam dari katun dan tidak menggunakan celana ketatatau jins ketat untuk waktu yang lama. Panas dan kelembapan di daerahgenitalia dapat mempermudah pertumbuhan bakteri (Bobak, lowdermilk, &Jensen, 2004).

    Remaja harus memiliki pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi salahsatunya melalui perineal hygiene, pengetahuan remaja yang baik akanmeningkatkan pengetahuan dalam hal perineal hygiene Namun demikian,pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, remaja juga harus memilikikesadaran dan motivasi untuk memelihara perawatan diri dan menerapkanperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    BAB 3KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    Bab ini akan mendeskripsikan tentang rancangan penelitian yang digunakan untukmendapatkan gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang perineal hygiene.Berikut ini adalah penjelasan tentang kerangka konsep dan definisi operasional.

    .3.1 KERANGKA KONSEP

    Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubunganatau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antaravariabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti(Notoatmodjo,2010). Masing-masing variabel disusun definisi operasionalnyayang merupakan sebuah konsep atau variabel dengan prosedur spesifik yangdapat diukur dengan menggunakan alat ukur (Polit & Beck, 2005). Hal inimenunjukkan kerangka konsep merupakan kerangka pikir peneliti dalammengaitkan konsep-konsep berupa hubungan antara variabel yang satudengan variabel lainnya.

    Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk bagan yangdapat dilihat pada skema 3.1.

    24Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 25

    Skema 3.1 kerangka konsep penelitian

    Keterangan: Area yang tidak diteliti

    Area yang diteliti

    sikap

    perilaku- Pendidikan- Informasi mediamassa- Sosial budaya-Pengalaman

    - Perubahan fisikremaja- Pengaruh hormonal- pH normal padadaerah Genitalia- Anatomi genitaliaeksterna yangberdekatan

    Faktor ekstrinsik- Ekonomi- Lingkungan

    Faktor intrinsik- Usia

    Pengetahuan remajatentang perineal hygiene-Cara membasuh daerahperineal-Penggunaan pakaiandalam yang benar-Penggunaan sabunantiseptik dan cairanpembersih daerah genitalia-Penggunaan pembalut yangbenar

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 26

    3.2 DEFINISI OPERASIONALDefinisi operasional, cara ukur, hasil ukur dan skala ukur dari masing-masingvariabel diuraikan dan dapat dilihat pada tabel 3.2

    variabel Definisioperasional

    Cara ukur danalat ukur

    Hasil ukur Skala

    Pengetahuanremajatentangperinealhygiene

    Pengetahuanyang diukurberdasar tingkatpemahamanremaja ataukedalamaninformasi yangdimiliki remajamengenaiperinealhygiene

    Quesionertentang perinealhygiene yangberisi 26 pertanyaan yangmemiliki 2pilihan jawaban.Jika menjawabdengan benarakan diberibobot 1, jikasalah akan diberinilai 0 sehinggaakan diperolehnilai tinggi bilamenjawab lebihdari 20 pernyataan benar, cukupbila menjawabbenar 15- 20pernyataan, danrendah kurangdari 15 pernyataan benar.

    Dikategorikanmenjadi 3 yaitu:1=Tinggi, apabila skor 80%dari totaljawaban yangbenar2=cukup, apabila skor 60-80% dari totaljawaban yangbenar3=Rendah apabila skor 60%dari totaljawaban yangbenar

    Ordinal

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 27

    KarakteristikrespondenUsia Jumlah tahun

    sejak lahirhingga ulangtahun terakhir

    Alatpengumpulandata penelitianbagian datakarakteristikresponden

    Usiadalam tahun

    Interval

    Kelas Pendidikanformal yangsedang diikutiresponden

    Alat pengumpulan datapenelitian bagiandata karakteristikresponden

    1=SMP kelasVII2=SMP kelasVIII

    Ordinal

    Latarbelakangpendidikanorang tua

    Lamanyasekolah atautingkat sekolahyang telahdiikuti olehorang tua

    Alatpengumpulandata penelitianbagian datakarakteristikresponden

    1. Rendah (tidaksekolah dan SD)2. Menengah(SMP atauSMA).3. Tinggi (di atasSMA).

    Ordinal

    Pernahmendapatinformasitentangperinealhygiene

    Sumberinformasi yangdiperoleh olehresponden

    Memintarespondenmenjawabpertanyaan yangmemiliki 2pilihan jawaban

    1= Pernah2=Belum pernah

    Nominal

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • BAB 4METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini adalah penjelasan metodologi penelitian yang meliputi desainpenelitian, populasi dan sampel penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian,etika penelitian, alat pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan analisisdata.

    4.1 DESAIN PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desaincross-sectional. Dalam penelitian cross-sectional peneliti melakukanobservasi atau pengukuran variabel pengetahuan remaja yang merupakanvariabel dependen dilakukan pengukuran pada satu saat tertentu (Alatas &Karyomanggolo, 2010). Pengumpulan data dilakukan dengan mengajukanpernyataan berupa kuesioner mengenai karakteristik data demografi danpengetahuan remaja putri mengenai perineal hygiene yang terdiri dari 26pertanyaan.

    4.2 POPULASI DAN SAMPEL4.2.1 Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang dilakukan

    (Hastono & sabri, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswikelas VII dan VIII SMPIT As-Salam Pasar Minggu pada saat dilakukanpenelitian. Populasi siswi kelas VII dan VIII di SMPIT As Salam sebanyak54 orang.

    4.2.2 Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai/ karakteristiknya diukur danyang nantinya dipakai untuk menduga karakteristik dari populasi (Hastono& sabri, 2010). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakanteknik non probability sampling yaitu teknik sampling jenuh (Hidayat,2010). Pengambilan sampel dengan mengambil anggota populasi semuamenjadi sampel, yang dilakukan bila populasi kecil. Maka besar sampelpenelitian 54 responden.

    28Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 29

    Universitas Indonesia

    4.3 TEMPAT PENELITIANTempat penelitian dilakukan di SMPIT As-Salam Pasar Minggu. SMP itudipilih karena belum pernah dilakukan penelitian tentang perineal hygiene,study pendahuluan yang dilakukan di SMPIT tersebut, setiap tahun dilakukankegiatan ceramah dari Puskesmas setempat mengenai kesehatan remajasecara umum, tetapi tidak membahas mengenai perineal hygiene khususnyapada remaja putri. Selain itu peneliti tertarik untuk mengetahui budaya danreligi dengan pengetahuan remaja tentang perineal hygiene, karena SMPITAs Salam adalah sekolah khusus berbasis religi/ keyakinan.

    4.4 WAKTU PENELITIANWaktu penelitian dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 25 Mei 2012dan 28 mei 2012. Jadwal kegiatan penelitian terlampir (tabel 4.1)

    4.5 ETIKA PENELITIANSelama penelitian, beberapa prinsip etik yang ditekankan dalam penelitianmenurut Silva (1995) sebagai berikut:a. Menghormati otonomi responden ikut serta dalam penelitian dengan

    menentukan derajat dan lamanya berpartisipasi tanpa menimbulkandampak negatif.

    b. Mencegah atau meminimalkan kerugian dan bahaya yang dapat terjadiserta meningkatkan manfaat untuk seluruh responden

    c. Menghormati kepribadian responden, keluarga dan orang terdekat, sertamenghargai keanekaragaman mereka.

    d. Memastikan bahwa manfaat dan beban dari penelitian dirasakan secara adildalam pemilihan responden penelitian.

    e. Menjaga privasi responden semaksimal mungkin.f. Menjamin integritas etika dari proses penelitian (Polit & Beck, 2005).Prinsip etik di atas, untuk menghormati otonomi, responden diikutkan dalampenelitian tanpa unsur paksaan dan memiliki hak yang sama untukberpartisipasi dalam penelitian. Lembar persetujuan diberikan kepada

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 30

    Universitas Indonesia

    responden yang diteliti dan bersedia menjadi responden penelitian.Kesejahteraan responden tetap diperhatikan dengan memberikan bantuanuntuk mengisi kuesioner bagi responden yang mengalami kesulitan dan tetapmenjaga kerahasiaan responden baik dalam proses pengumpulan data maupunhasil penelitian. Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembarkuesioner, lembar kuesioner diberikan kode untuk menjaga kerahasiaanresponden.

    4.6 ALAT PENGUMPULAN DATAInstrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner yangterdiri dari karakteristik responden dan tingkat pengetahuan remaja tentangperineal hygiene. Instrumen tersebut terdiri dari :4.6.1 Instrumen karakteristik responden yang meliputi: usia, kelas, pekerjaan

    orang tua, penghasilan orang tua, latar belakang pendidikan orang tua,tempat tinggal dan pernah mendapat pengajaran tentang perinealhygiene (lampiran 3).

    4.6.2 Gambaran pengetahuan dengan instrumen berupa kuesioner berupachecklist atau daftar cek, berupa daftar yang berisi pernyataan ataupertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan jawabandengan memberikan cek () sesuai dengan hasil yang diinginkanpeneliti. Skala yang digunakan adalah skala Guttman, skala yangbersifat tegas seperti jawaban ya, dan tidak. Interpretasi penilaianapabila skor benar nilai 1 dan apabila salah nilai 0 (Hidayat, 2010).Pertanyaan negatif dan positif disusun secara acak. Pertanyaan positifpada pernyataan soal no 1, 2, 3, 6, 7, 8, 10, 11, 15, 20, 25, 26pertanyaan negatif pada pernyataan soal no 4, 5, 9, 12, 13, 14, 16, 17,18, 19, 21, 22, 23, 24.

    4.6.2 Setelah kuesioner sebagai alat ukur selesai disusun belum berartikuesioner tersebut dapat langsung digunakan untuk mengumpulkandata. Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian setelahdilakukan uji validitas dan reabilitas. Responden yang digunakan untukuji coba sebaiknya yang memiliki ciri- ciri responden dari tempat di

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 31

    Universitas Indonesia

    mana penelitian tersebut dilakukan. Agar diperoleh penelitian distribusinilai hasil pengukuran mendekati normal maka sebaiknya jumlahresponden untuk uji coba paling sedikit 20 orang. Hasil uji coba inikemudian digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur(kuesioner) yang telah disusun tadi memiliki validitas dan reliabilitas.Suatu alat ukur harus mempunyai kriteria validitas dan reliabilitas(Notoatmodjo, 2010).Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioneryang diukur mampu mengukur apa yang hendak diukur maka perludiuji korelasi skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors totalkuesioner tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitaskonstruk berarti semua item (pertanyaan) yang ada dalam kuesioner itumengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, 2010).Alat ukur yang dapat diterima sesuai dengan standar adalah alat ukuryang telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Uji validitasmenggunakan rumus Pearson Product Moment, kemudian setelah itudiuji dengan menggunakan distribusi t, apabila t hitung > t tabel berartivalid dan apabila t hitung < t tabel berarti tidak valid. Pengujianreliabilitas dengan menggunakan metode Cronbachs Alpha (Hidayat,2010).Pertanyaan/ pernyataan mengenai pengetahuan tentang perineal hygieneterdiri dari 30 pernyataan, setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitasdidapatkan 9 soal yang tidak valid dan reliabel yaitu soal no 1, 6, 7, 8, 9,12, 15, 27, dan 29. Setelah dilakukan revisi pada soal no 1, 7, 12, 27,dan 29, maka pernyataan yang digunakan untuk pengambilan datamenjadi 26 soal.

    4.7 PROSEDUR PENGUMPULAN DATAProsedur pengumpulan data terdiri dari prosedur administratif dan prosedurteknis. Prosedur tersebut adalah :4.7.1 Prosedur Administratif

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 32

    Universitas Indonesia

    Penelitian dilakukan setelah mendapat surat ijin penelitian dari DekanFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia serta ijin/ rekomendasipenelitian secara lisan dari Kepala Sekolah SMPIT As-Salam Pasar Minggu.

    4.7.2 Prosedur teknisProsedur teknis dalam penelitian ini yaitu:a). Mengajukan ijin kepada kepala sekolah SMPIT As Salam secara lisan

    dan tertulis, menyampaikan maksud dan tujuan penelitian yangdilakukan.

    b). Mengidentifikasi responden kelas VII dan VIII yang menjadi sampelpenelitian.

    c). Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat,prosedur penelitian, hak untuk menolak, dan jaminan kerahasiaansebagai responden.

    d). Menawarkan siswi untuk menjadi responden penelitian danmenandatangani lembar persetujuan jika bersedia menjadi responden.

    e). Data dikumpulkan oleh peneliti dengan responden mengisi kuesionerformat karakteristik responden, dilanjutkan dengan mengisi kuesionerpengetahuan tentang perineal hygiene.

    f). Waktu yang dibutuhkan untuk pengisian data adalah 40 menit setiapresponden. Selama pengisian kuesioner, responden dapat menanyakankepada peneliti jika ada hal yang kurang jelas.

    g). Instrumen penelitian yang sudah diisi oleh responden, dilakukanpengecekkan kelengkapan data, selanjutnya dikumpulkan, diolah dandianalisis.

    4.8 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATATahapan dalam pengolahan data meliputi: editing, coding, processing, dancleaning.4.8.1 Pengolahan data

    Prosedur dalam pengolahan data yang dilakukan adalah :4.8.1.1 Pengecekan Data (Editing)

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 33

    Universitas Indonesia

    Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikanisian formulir atau kuesioner. Apakah semua pertanyaan telah terisi,jawaban relevan dengan pertanyaan, tulisan masing-masing pertanyaancukup jelas dan terbaca. Apabila ada jawaban yang belum lengkap, bilamemungkinkan dilakukan pengambilan data ulang, bila tidak pertanyaanyang jawaban tidak lengkap dimasukkan dalam pengolahan datamissing.

    4.8.1.2 Pemberian Kode (Coding)Coding atau pemberian kode dari data yang diperoleh yakni mengubahdata berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.Dilakukan untuk mempercepat entry data dan mempermudah pada saatanalisis. Saat entry data, pemberian kode dilakukan pada data kategorikseperti tingkat pendidikan, penghasilan, usia, kelas.

    4.8.1.3 ProcessingProcessing dilakukan dengan cara memasukkan data dari kuesionerdalam bentuk kode (angka atau huruf) ke dalam komputer denganmenggunakan salah satu program komputer atau software komputer.

    4.8.1.4 Pembersihan Data (Cleaning)Proses pembersihan data dilakukan dengan mengecek kembali data yangsudah di-entry. Pengecekan dilakukan apakah ada data yang hilang(missing) dengan melakukan list, mengecek kembali apakah data yangsudah di-entry benar atau salah dengan melihat variasi data atau kodeyang digunakan, serta kekonsistenan data dengan membandingkan duatabel (Notoatmodjo, 2010).

    4.8.2 Analisa dataAnalisis Univariat (analisis deskriptif)Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikankarakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantungdari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkandistribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 34

    Universitas Indonesia

    Setelah data pasien dikategorikan, peneliti melakukan tahap selanjutnyauntuk mengetahui proporsi responden yang memiliki pengetahuan rendah,cukup, atau tinggi. Rumus yang digunakan adalah :

    P = jumlah responden yang berpengetahuan rendah atau tinggi x 100%Jumlah total responden

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 35

    Universitas Indonesia

    BAB 5HASIL PENELITIAN

    Bab ini menyajikan data hasil penelitian berdasar karakteristik responden,gambaran pengetahuan tentang perineal hygiene secara umum, dan gambaranpengetahuan berdasar karakteristik responden.Berikut ini hasil data dengan menggunakan analisis univariat:

    5.1 Karakteristik RespondenKarakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah menurutusia, kelas, penghasilan orang tua, tingkat pendidikan, dan informasi tentangperineal hygiene.

    Gambar 5.1.1Distribusi Frekuensi Usia Responden di SMPIT As Salam

    Pasar Minggu Tahun 2012Sumber: Data Primer, 2012

    Berdasarkan gambar usia responden di atas, mayoritas responden terdapatpada usia 13 tahun yaitu sejumlah 27 responden (50%).

    12 tahun18,5%

    13 tahun50%

    14 tahun31,5%

    35Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 36

    Universitas Indonesia

    Gambar 5.1.2Distribusi Frekuensi Kelas Respondendi SMPIT As Salam Pasar Minggu

    Tahun 2012Sumber: Data Primer, 2012

    Mayoritas responden berada pada kelas VIII yaitu sejumlah 33 responden(61,5%).

    Gambar 5.1.3Distribusi Frekuensi Penghasilan Orang Tua Responden

    di SMPIT As Salam Pasar Minggu Tahun 2012Sumber: Data Primer, 2012

    Penghasilan orang tua responden berdasar gambar diatas, mayoritas padarentang antara Rp 2.000.000,. sampai dengan Rp 5.000.000,. sejumlah 59,3%(32 responden).

    Kls VII38,9%

    Kls VIII61,1%

    Kurang dariRp

    2.000.000,.14,8%

    Rp2.000.000,.

    s/d Rp5.000.000,.

    59,3%

    Lebih dari Rp5.000.00025.9%

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 37

    Universitas Indonesia

    Gambar 5.1.4Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden

    di SMPIT As Salam Pasar Minggu tahun 2012Sumber: Data Primer, 2012

    Berdasar gambar tingkat pendidikan orang tua diatas, mayoritas pendidikanorang tua di jenjang Perguruan Tinggi sebanyak 53,7% (29 responden),terendah pada jenjang pendidikan SD sejumlah 7,4% (4 responden).

    Gambar 5.1.5Distribusi Frekuensi Responden Yang Mendapatkan Informasi Tentang

    Perineal Hygiene di SMPIT As Salam Pasar MingguTahun 2012

    Sumber: Data Primer, 2012Berdasarkan gambar di atas, responden yang tidak pernah mendapatkaninformasi tentang perineal hygiene sebanyak 53,7% (29 responden) dari total54 responden.

    SD7,4%

    SMA38,9%Perguruan

    Tinggi53,7%

    Pernah46,7%

    Tidakpernah53,7%

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 38

    Universitas Indonesia

    Gambar 5.1.6Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Pertama Responden Tentang

    perineal hygiene di SMPIT As Salam Pasar Minggu tahun 2012Sumber: Data Primer, 2012Berdasar gambar diatas, sumber informasi pertama responden, mayoritasdiperoleh dari orang tua yaitu sejumlah 76% (19 responden) dari total 25responden.

    Gambar 5.1.7Distribusi frekuensi Sumber Informasi Kedua Responden Tentangperineal hygiene di SMPIT As Salam Pasar Minggu tahun 2012

    Sumber: Data Primer, 2012Berdasar gambar diatas, sumber informasi kedua responden, mayoritasdiperoleh dari teman yaitu sejumlah 60% (6 responden) dari total 10responden.

    ortu76%

    Teman4%

    kakak4% Tv16%

    Teman60%Kakak10%

    Tv30%

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 39

    Universitas Indonesia

    5.2 Gambaran Pengetahuan Responden Tentang Perineal HygieneBagian ini menyajikan data yang menggambarkan pengetahuan respondensecara umum.

    Gambar 5.2Distribusi frekuensi Pengetahuan RespondenTentang Perineal Hygiene

    di SMPIT As Salam Pasar Minggu Tahun 2012Sumber: Data Primer, 2012

    Berdasarkan gambar diatas, mayoritas pengetahuan remaja putri tentangperineal hygiene berada pada pengetahuan rendah yaitu sejumlah 68,5 % (37responden).

    5.3 Pengetahuan Tentang Perineal Hygiene Berdasarkan KarakteristikRespondenBagian ini menyajikan data yang menggambarkan pengetahuan tentangperineal hygiene berdasarkan karakteristik responden.

    Rendah68,5%

    Cukup16,7%

    Tinggi14,8%

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 40

    Universitas Indonesia

    5.3.1 Usia Responden

    Gambar 5.3.1Distribusi frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Perineal Hygiene

    Berdasar Karakteristik Usia di SMPIT As Salam Tahun 2012Sumber: Data Primer, 2012

    Berdasar gambar di atas, mayoritas pengetahuan rendah berada pada usia 13 tahunsejumlah 35,19% (19 responden). Mayoritas pengetahuan tinggi juga berada padausia 13 tahun yaitu sejumlah 7,41% (4 responden).

    1.905

    10152025303540

    12 tahun

    40

    Universitas Indonesia

    5.3.1 Usia Responden

    Gambar 5.3.1Distribusi frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Perineal Hygiene

    Berdasar Karakteristik Usia di SMPIT As Salam Tahun 2012Sumber: Data Primer, 2012

    Berdasar gambar di atas, mayoritas pengetahuan rendah berada pada usia 13 tahunsejumlah 35,19% (19 responden). Mayoritas pengetahuan tinggi juga berada padausia 13 tahun yaitu sejumlah 7,41% (4 responden).

    1.97.4 5.6

    1.97.4 7.4

    14.8

    35.2

    18.5

    12 tahun 13 tahun 14 tahun

    tinggi cukup rendah

    40

    Universitas Indonesia

    5.3.1 Usia Responden

    Gambar 5.3.1Distribusi frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Perineal Hygiene

    Berdasar Karakteristik Usia di SMPIT As Salam Tahun 2012Sumber: Data Primer, 2012

    Berdasar gambar di atas, mayoritas pengetahuan rendah berada pada usia 13 tahunsejumlah 35,19% (19 responden). Mayoritas pengetahuan tinggi juga berada padausia 13 tahun yaitu sejumlah 7,41% (4 responden).

    18.5

    14 tahun

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 41

    Universitas Indonesia

    5.3.2 Kelas Responden

    Gambar 5.3.2Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Perineal Hygiene

    Berdasar Kelas di SMPIT As Salam Tahun 2012Sumber: Data Primer, 2012Mayoritas pengetahuan rendah dimiliki responden di kelas VIII yaitusejumlah 35,2% (19 responden), juga terdapat pada responden kelas VIIsebesar 33,3% (18 responden). Mayoritas pengetahuan tinggi terdapat dikelas VIII sejumlah 13% (7 responden).

    1.9 3.7

    33.3

    13 13

    35.2

    05

    10152025303540

    Tinggi Cukup Rendah

    kelas VII kelas VIII

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 42

    Universitas Indonesia

    5.3.3 Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden

    Gambar 5.3.3Distribusi frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Perineal Hygiene

    Berdasar Tingkat Pendidikan Orang Tuadi SMPIT As Salam Tahun 2012

    Sumber: Data Primer, 2012Mayoritas pengetahuan rendah terdapat pada orang tua responden denganpendidikan Perguruan Tinggi sejumlah 35,19% (19 responden). Mayoritaspengetahuan yang tinggi juga terdapat pada orang tua responden denganlatar belakang pendidikan Perguruan Tinggi sejumlah 9,26% (5 responden).

    05.6

    9.3

    07.4 9.37.4

    25.9

    35.2

    05

    10152025303540

    SD SMA PT

    Tinggi Cukup Rendah

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 43

    Universitas Indonesia

    5.3.4 Informasi Yang Pernah Diterima Responden

    Gambar 5.3.4Distribusi frekuensi Pengetahuan Tentang Perineal HygieneBerdasar Informasi Pertama Yang Diterima Responden

    di SMPIT As Salam Tahun 2012

    Sumber: Data Primer, 2012Berdasar gambar di atas, mayoritas pengetahuan rendah diterima respondenberdasar informasi pertama dari orang tua yaitu sejumlah 36% (9responden). Mayoritas pengetahuan tinggi juga diterima responden dariorang tua sejumlah 24% (6 responden).

    24

    0 04

    16

    0 04

    36

    4 48

    05

    10152025303540

    ortu teman kakak TV

    tinggi cukup rendah

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 44

    Universitas Indonesia

    Gambar 5.3.5Distribusi frekuensi Pengetahuan Tentang Perineal Hygiene

    Berdasar Informasi Kedua Yang Diterima Respondendi SMPIT As Salam Tahun 2012

    Sumber: Data Primer, 2012Berdasar gambar di atas, informasi kedua tentang pengetahuan perinealhygiene didapatkan dari teman dengan mayoritas pengetahuan cukup yaitusejumlah 30% (3 responden). Pengetahuan tinggi juga berasal dari informasiyang diperoleh dari teman sebesar 20%.

    20

    30

    10

    0 0

    1010 10 10

    05

    101520253035

    tinggi cukup rendah

    teman kakak Tv

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 45

    Universitas Indonesia

    BAB 6PEMBAHASAN

    Bab ini akan membahas mengenai dua hal yaitu interpretasi dan diskusihasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

    6.1 INTERPRETASI DAN DISKUSI HASILBerikut ini peneliti akan membahas hasil penelitian yang dikaitkan denganteori dan penelitian terdahulu.

    6.1.1 Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Perineal HygieneHasil penelitian menggambarkan pengetahuan remaja di SMPIT As SalamPasar Minggu mayoritas berada pada pengetahuan rendah yaitu sebesar68,5% (37 responden), hanya 8 responden (14,8%) yang memilikipengetahuan tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena responden tidak ataubelum pernah mendapatkan informasi mengenai pengetahuan tentangperineal hygiene. Berdasar data hasil penelitian yang diperoleh, sejumlah53,7% responden tidak pernah mendapatkan informasi mengenaipengetahuan tentang perineal hygiene. Berdasarkan teori yang telahdiuraikan sebelumnya, menurut Notoatmodjo (2007) terdapat beberapafaktor yang mempengaruhi pengetahuan. Informasi merupakan faktor yangmempengaruhi pengetahuan seseorang. Informasi yang diperoleh seseorangakan mempengaruhi pengetahuan yang dimilikinya. Semakin seringseseorang menerima dan terpapar akan suatu informasi maka semakinbanyak pula pengetahuan yang diperoleh.

    Pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki,makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untukmenerima dan memberikan informasi kepada orang lain. Dengan pendidikantinggi maka seseorang akan cenderung mudah untuk mendapatkaninformasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Selain itu faktorusia turut berperan dalam seseorang dalam memperoleh pengetahuan.

    45Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 46

    Universitas Indonesia

    Semakin tinggi usia seseorang, semakin berkembang pula daya tangkap danpola pikirnya (Notoatmodjo, 2007) sehingga pengetahuan yang diterimapunakan semakin baik dan mudah diterima.

    Hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang perineal hygiene di SMPITAs Salam yang mayoritas rendah ini sebanding dengan penelitiansebelumnya yang dilakukan oleh Fitriani & Rachmi (2006), mengenaiTingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi di SMAN 32Jakarta Selatan. Penelitian ini menunjukkan hasil dari 74 responden hanya32% yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.Penelitian oleh Leonora, S.E (2007) mengenai Gambaran TingkatPengetahuan Perineal Hygiene pada Remaja Putri SMA Negeri 58 Jakarta.Dalam penelitian diperoleh hasil hanya 6,7% dari 90 responden yangmempunyai pengetahuan baik tentang perineal hygiene dan 93,3% lainnyamasih rendah. Pengalaman berkaitan dengan usia dan pendidikan seseorang.Pendidikan yang tinggi akan membuat seseorang lebih banyak menerimainformasi yang beragam sehingga pengalaman yang dimiliki juga akansemakin beragam dan luas, sedangkan semakin tua usia seseorang makapengalaman hidup yang diterima juga akan semakin banyak yang akanmemperkaya pengetahuan seseorang.

    Hasil penelitian yang dilakukan pada siswi remaja SMP didapatkanmayoritas pengetahuan remaja masih rendah (68,5 %), hal ini sebandingdengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang masihrendah. Responden penelitian sebelumnya diambil pada tingkat SMAumum, hasil penelitian pada tingkat sekolah yang lebih tinggi (SMA)dibandingkan dengan tingkat sekolah yang lebih rendah (SMP) diperolehmayoritas pengetahuan remaja masih rendah, persentase pengetahuanrendah lebih tinggi pada responden SMA dibandingkan SMP.

    Semestinya tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada remaja SMAmemungkinkan remaja SMA memperoleh informasi yang lebih banyak dan

    Gambaran pengetahuan..., Indida Leli Indah F, FIK UI, 2012

  • 47

    Universitas Indonesia

    lebih beragam dibandingkan remaja SMP. Pendidikan yang diperoleh baikformal maupun informal akan semakin meningkatkan pengetahuan remajaSMA. Seperti konsep yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa adabeberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan,semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak informasi yangdiperoleh. Faktor usia juga berperan dalam seseorang memperolehpengetahuan. Semakin tinggi usia seseorang, semakin berkembang puladaya tangkap dan pola pikirnya (Notoatmodjo, 2007).

    Hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Leonora, S.E (2007),diperoleh pengetahuan remaja SMA masih rendah, tetapi persentasipengetahuan rendah masih lebih tinggi dibandingkan dengan remaja SMP.Hal ini tidak sesuai dengan konsep sebelumnya, bahwa semakin tinggitingkat pengetahuan dan usia seseorang semakin banyak informasi dansemakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Ketidaksesuaianantara konsep dengan hasil penelitian ini harus dicari faktor-faktor lain yangturut mempengaruhi rendahnya pengetahuan remaja tentang perinealhygiene. Informasi yang diperoleh remaja, sosial budaya dan ekonomi,fasilitas, lingkungan, juga pengalaman akan mempengaruhi individu dalammengambil keputusan berdasar pengetahuan yang dimiliki.

    Tingkat