208133435 tinjauan khusus metode pelaksanaan pondasi tiang pancang
TRANSCRIPT
-
75
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS
4.1 Lingkup Tinjauan Khusus
Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode
pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan
metode pelaksanaan pekerjaan pondasi pada Gedung G dan H yang terdiri
dari pondasi tiang pancang dan pondasi telapak.
4.2 Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang (bored pile) digunakan sebagai salah satu jenis
pondasi pada Gedung G dan H proyek Renaissance Hotel & Resort.
Walaupun secara topografi kondisi tanah pada proyek ini merupakan tanah
keras, namun ada beberapa titik yang merupakan tanah urugan yang kurang
stabil. Sehingga digunakan pondasi tiang pancang pada titik titik tersebut,
dengan menggunakan tiang pancang beton prategang dengan dimensi 300 x
300 mm dan 250 x 250 mm. Terdapat 5 tipe (BP4, BP5, BP6, BP7, BP8)
pondasi tiang pancang yang digunakan pada proyek ini sesuai jumlah tiang
pancang yang dipancang pada satu pondasi dan detailnya dapat dilihat pada
lampiran.
Setelah dilakukan pemancangan, tiang pancang akan dikonfigurasi
dengan pile cap beton bertulang. Pile cap pada proyek ini terdiri dari dua
bentuk yaitu persegi dan heksagonal, pemilihan bentuk tersebut tergantung
dengan jumlah dan konfigurasi tiang pancangnya. Selain pekerjaan
pemasangan pile cap , ada beberapa perkejaan yang dilakukan setelah ataupun
sebelum pemancangan tiang pancang. Untuk memperjelas pada halaman
selanjutnya dicantumkan diagram alir langkah-langkah pelaksanaan pondasi
tiang pancang pada proyek Renaissance Hotel & Resort:
-
76
Gambar 4.1 Diagram Alir Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang
4.2.1 Pengukuran Site
Pekerjaan pengukuran site ditujukan untuk memberi informasi
mengenai posisi atau elevasi site yang harus dikerjakan sesuai dengan gambar
rencana. Alat alat pengukuran berupa meteran, waterpass, dan theodolit
untuk menentukan as, garis/bidang horizontal dan vertikal yang direncanakan
dalam membantu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Pada setiap proyek konstruksi terdapat satu titik acuan untuk
menentukan posisi atau titik-titik bangunan sebelum memulai pekerjaan
konstruksi. Titik tersebut dinamakan Benchmark. Benchmark adalah titik yang
telah mempunyai koordinat fixed, dan direpresentasikan dalam bentuk
monumen/patok di lapangan. Benchmark memiliki fungsi penting pada
kegiatan survey, yaitu sebagai titik ikat yang mereferensikan posisi obyek
pada suatu sistem koordinat global. Selain itu pengukuran elevasi site ini juga
menggunakan data elevasi tanah yang sudah ada sebelumnya sebagai acuan.
Pekerjaan Tanah
Setting out
Pemancangan Tiang
Pengukuran Site
Pembuatan Pile Cap
-
77
4.2.2 Pekerjaan Tanah
Setelah melakukan pengukuran site dilakukan pekerjaan tanah yang
meliputi penggalian dan pengurugan (cut and fill). Proyek pembangunan
Renaissance Hotel & Resort dilakukan pada jenis tanah kapur yang bersifat
keras, sehingga dibutuhkan alat berat excavator untuk membantu pekerjaan
ini. Pekerjaan penggalian dilakukan sesuai marking yang sudah dibuat pada
pekerjaan pengukuran site. Kemudian tanah hasil galian diangkut oleh dump
truck keluar dari lokasi karena tidak semua hasil galian dibutuhkan untuk
pengurugan. Untuk lokasi site yang perlu penambahan elevasi dilakukan
pengurugan dengan tanah hasil galian. Penggunaan tanah hasil galian kembali
ini dilakukan karena tanah yang digali tanah keras jadi tidak dikhawatirkan
akan terjadinya penurunan daya dukung tanah. Selama pekerjaan cut and fill
terdapat juga pekerjaan pemadatan tanah dengan bulldozer untuk membuat
tanah pada site datar dan padat. Pekerjaan selanjutnya adalah setting out dan
pemancangan tiang pancang, namun setelah pemancangan terdapat juga
pekerjaan cut and fill untuk pile cap.
Gambar 4.2 Pekerjaan Penggalian Site Dengan Excavator
-
78
4.2.3 Setting Out
Setting out dilakukan untuk menentukan titik-titik pemancangan agar
tepat sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini dilakukan oleh surveyor
dengan menggunakan meteran dan total station. Dan titik-titik pemancang
tersebut mengambil acuan dari benchmark yang sudah ditentukan pada
pekerjaan pengukuran site. Titik pemancangan berjumlah 250 titik
dipekerjakan beberapa surveyor dalam pekerjaan ini dan pekerjaan setting out
ini dilakukan secara bertahap agar efisien.
Tahap dari pekerjaan ini yaitu pertama surveyor menentukan titik
pemancangan pada site sesuai gambar rencana dengan total station. Terakhir
titik pemancangan itu ditandai (marking) dengan cat semprot. Cat semprot
digunakan agar mempermudah mengenali marking dengan warna yang
mencolok. Selain itu tidak perlu mengkhawatirkan posisi cat karena sudah
menempel permanen pada site, jika menggunakan patok kayu dikhawatirkan
akan berubah posisi ketika ada pergerakan alat berat yang melewatinya.
Gambar 4.3 Surveyor Melakukan Setting Out Dengan Total Station.
-
79
4.2.3 Pemancangan Tiang
Pada pekerjaan pemancangan tiang dijabarkan dalam lima tahap,
antara lain:
1. Persiapan alat pancang dan tiang pancang
Pada proyek pembangunan Renaissance Hotel & Resort ini pihak
pelaksana menyewa alat pancang beserta operatornya pada PT. Satria
Piling Bali. Alat pancang yang disewa ialah alat pancang hidrolik atau
disebut juga hydraulic static pile driver. Hydraulic static pile driver
digunakan karena alat ini lebih efisien daridapa drop hammer dan
tidak menimbulkan polusi udara maupun polusi suara, serta getaran
yang terjadi pada saat pemancangan tidak terasa signifikan.
Gambar 4.4 Hydraulic Static Pile Driver
Pertama alat pancang hidrolik ini diangkut oleh truk trailer ke lokasi
proyek. Kemudian ketika sudah di lokasi alat di rakit prosesnya seperti
gambar 4.5.
Gambar 4.5 Pengangkutan dan Perakitan Alat Pancang Hidrolik
-
80
Banyaknya titik pemancangan membuat alat pancang hidrolik ini
harus bekerja berpindah-pindah tempat. Gambar 4.6 memperlihatkan
mekanisme mobilisasi alat pancang ini. Pada nomor 1 alat ini bergerak
mendekati titik pemancangan dengan hidrolik yang ada pada kaki
panjangnya (long boat). Dan pada nomor 2 kaki terpendek (short boat)
yang terletak tengah alat ini menjadi tumpuan untuk pergerakan long
boat. Terakhir di nomor 3 alat sudah mencapai titik pancang dan
dikondisikan kembali ke kondisi semula dan siap melakukan
pemancangan.
short boat long boat
Gambar 4.6 Mobilisasi Alat Pancang Hidrolik
Tiang pancang yang digunakan tiang pancang berbentuk persegi,
dengan material beton prategang dimensi 300 x 300 mm dan 250 x
250 mm. Penempatan tiang sebelum dipancang diletakan dekat dengan
alat pemancang agar lebih efisien dalam pemancangan seperti terlihat
pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 Mobilisasi Alat Pancang Hidrolik
-
81
2. Pemancangan tiang
Ketika alat pancang sudah siap melakukan pemancangan, crane pada
alat pemancang akan mengangkat tiang pancang untuk dimasukan ke
alat hidroliknya (clamping box). Saat tiang pancang sudah dikunci
oleh clamping box, maka alat ini akan mendorong tiang pancang
kedalam tanah hingga mencapai titik kedalaman yang diinginkan.
Untuk memberikan tanda henti pemancangan tiang, pada tiang
pancang diberikan tanda dengan cat.
Jika panjang tiang kurang dari kedalaman tanah yang direncanakan
maka tiang pancang akan disambung. Penyambungan tiang pancang
ini dilakukan dengan cara mengelas ujung-ujung tiang pancang yang
bertemu. Pengelasan tersebut dilakukan dibawah alat pancang untuk
mempercepat proses pemancangan, seperti pada gambar 4.9.
clamping box
Gambar 4.8 Langkah-langkah Pemancangan Tiang Dengan
Alat Pancang Hidrolik
Gambar 4.9 Penyambungan Tiang Pancang
3. Penggalian dan pemotongan tiang
Penggalian ini bertujuan untuk membuat pile cap dan pekerjaan
dilakukan setelah pemancangan dilakukan dengan tenaga manusia dan
alat gali konvensional. Kedalaman penggalian hanya 75 cm, hal ini
karena elevasi atas pondasi (Top Of Foundation) sama dengan elevasi
-
82
finishing struktur (Structure Finish Level) yaitu +99.950 diatas
permukaan laut dan ketebalan pile cap 75 cm.
Gambar 4.10 Penyambungan Tiang Pancang
Setelah penggalian terlihat sisa ujung tiang pancang setinggi 1
meter, kemudian sisa tiang pancang itu akan dipotong menjadi 75 mm
setebebal beton decking. Pemotongan tiang pancang juga dilakukan
secara manua menggunakan tenaga manusia dengan palu dan jack
hammer.
Gambar 4.11 Jack Hammer
4.2.2 Pembuatan Pile Cap
Pile cap pada Gedung G & H memiliki 5 tipe yaitu BP4, BP5, BP6,
BP7, dan BP8. Diameter tulangan yang digunakan pada semua tipe pile cap
sama, digukankan tulangan D16 dengan jarak 150 pada tulangan bagi bagian
atas, tulangan D19 jarak 150 sebagai tulangan utama dan tulangan bagi bagian
bawah serta tulangan D13 sebagai tulangan samping seperti terlihat pada
gambar 4.12.
-
83
Gambar 4.12 Detail Pile Cap BP8
Pekerjaan pile cap dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :
1. Pembuatan lantai kerja
Lantai kerja pada proyek Renaissance Hotel & Resort terdiri dari pasir
urug dan cor beton rabat. Sebelum pembuatan lantai kerja terlebih
dahulu dibuat bekisting pile cap dari batako. Penggunaan batako ini
dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai
bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat
pengecoran.
Gambar 4.13 Bekisting Pondasi Pile Cap BP7
-
84
2. Pekerjaan marking
Pemasangan tulangan pile cap diawali dengan penandaan as kolom oleh
surveyor dengan menggunakan alat theodolit dan menentukan control
elevasi dengan waterpass. Pengukuran ini dilakukan dengan tujuan
untuk memastikan as kolom satu dengan yang lainnya berada tepat pada
posisi yang sesuai dengan gambar rencana.
Gambar 4.14 Penandaan Letak Tulangan Kolom
3. Pekerjaan Penulangan
Pemasangan tulangan pondasi dilakukan secara bertahap, dimulai
dengan pemasangan tulangan pile cap bagian bawah diikuti bersamaan
dengan pemasangan tulangan kolom. Beton decking juga sekaligus
dipasang pada bagian bawah tulangan pile cap untuk menjaga ketebalan
selimut beton agar ketebalan selimut beton sesuai dengan rencana yaitu
75 mm. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tulangan pile cap
bagian atas.
-
85
Gambar 4.15 Penulangan pile cap dan kolom
4. Pekerjaan Pengecoran
Sebelum dilakukan pengecoran, permukaan pada beton lama dilakukan
ciping agar permukaannya kasar dan disiram dengan bondage sebagai
perekat antar beton lama yang sudah kering dengan beton baru yang
akan dicor. Pengecorang dilakukan dengan menggunakan beton ready
mix mutu K 350 dengan nilai slump 120 mm 20 mm. Pengecoran
menggunakan bucket dengan alat pengangkut crane. Agar beton dapat
tersalurkan dengan baik dan mencegah terjadinya rongga pada beton
maka dilakukan penggetaran dengan vibrator.
4.3 Metode Pelaksanaan Pondasi Telapak
Pondasi telapak digunakan sebagai salah satu jenis pondasi pada
Gedung G dan H proyek Renaissance Hotel & Resort. Terdapat 4 tipe (F1, F2,
F2C, F4) pondasi telapak yang digunakan pada proyek ini. Kedalaman
pondasi masing-masing sesuai tipe pondasi, pondasi tipe F1 kedalamanya
rata-rata 1,5 meter. Pondasi telapak tipe F2 dan kedalamannya rata-rata 1,7
meter. Serta pondasi tipe F2C kedalamannya mencapai 2,7 meter dari finish
-
86
floor level. Untuk memperjelas maka dicantumkan diagram alir langkah-
langkah pelaksanaan pondasi telapak pada proyek Renaissance Hotel &
Resort:
Gambar 4.1 Diagram Alir Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang
4.2.1 Pengukuran Site
Pekerjaan pengukuran site ditujukan untuk memberi informasi
mengenai posisi atau elevasi site yang harus dikerjakan sesuai dengan gambar
rencana. Alat alat pengukuran berupa meteran, waterpass, dan theodolit
untuk menentukan as, garis/bidang horizontal dan vertikal yang direncanakan
dalam membantu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Pada setiap proyek konstruksi terdapat satu titik acuan untuk
menentukan posisi atau titik-titik bangunan sebelum memulai pekerjaan
konstruksi. Titik tersebut dinamakan Benchmark. Benchmark adalah titik yang
telah mempunyai koordinat fixed, dan direpresentasikan dalam bentuk
monumen/patok di lapangan. Benchmark memiliki fungsi penting pada
kegiatan survey, yaitu sebagai titik ikat yang mereferensikan posisi obyek
pada suatu sistem koordinat global. Selain itu pengukuran elevasi site ini juga
menggunakan data elevasi tanah yang sudah ada sebelumnya sebagai acuan.
Pekerjaan Tanah
Setting out
Pengukuran Site
Pembuatan Pondasi Telapak
-
87
4.2.2 Pekerjaan Tanah
Setelah melakukan pengukuran site dilakukan pekerjaan tanah yang
meliputi penggalian dan pengurugan (cut and fill). Proyek pembangunan
Renaissance Hotel & Resort dilakukan pada jenis tanah kapur yang bersifat
keras, sehingga dibutuhkan alat berat excavator untuk membantu pekerjaan
ini. Pekerjaan penggalian dilakukan sesuai marking yang sudah dibuat pada
pekerjaan pengukuran site. Kemudian tanah hasil galian diangkut oleh dump
truck keluar dari lokasi karena tidak semua hasil galian dibutuhkan untuk
pengurugan. Untuk lokasi site yang perlu penambahan elevasi dilakukan
pengurugan dengan tanah hasil galian. Penggunaan tanah hasil galian kembali
ini dilakukan karena tanah yang digali tanah keras jadi tidak dikhawatirkan
akan terjadinya penurunan daya dukung tanah. Selama pekerjaan cut and fill
terdapat juga pekerjaan pemadatan tanah dengan bulldozer untuk membuat
tanah pada site datar dan padat. Namun setelah pekerjaan setting out terdapat
pekerjaan penggalian untuk menggali tanah sesuai kedalaman pondasi. Dan
ketika pondasi selesai dicor ada pekerjaan pengurugan kembali, pekerjaan ini
dikerjaakan oleh excavator agar lebih cepat.
4.2.3 Setting Out
Setting out dilakukan untuk menentukan titik-titik penggalian
pondasi. Pekerjaan ini dilakukan oleh surveyor dengan menggunakan meteran
dan total station. Dan titik-titik pondasi tersebut mengambil acuan dari
benchmark yang sudah ditentukan pada pekerjaan pengukuran site.
Banayaknya jumlah titik pondasi dipekerjakan beberapa surveyor dalam
pekerjaan ini dan pekerjaan setting out ini dilakukan secara bertahap agar
efisien.
Tahap dari pekerjaan ini yaitu pertama surveyor menentukan titik
pondasi pada site sesuai gambar rencana dengan total station. Terakhir titik
pemancangan itu ditandai (marking) dengan cat semprot. Cat semprot
digunakan agar mempermudah mengenali marking dengan warna yang
-
88
mencolok. Selain itu tidak perlu mengkhawatirkan posisi cat karena sudah
menempel permanen pada site, jika menggunakan patok kayu dikhawatirkan
akan berubah posisi ketika ada pergerakan alat berat yang melewatinya.
4.2.2 Pembuatan Pondasi Telapak
Pondasi telapak pada Gedung G & H memiliki 4 tipe yaitu F1, F2,
F2C, F4. Diameter tulangan yang digunakan pada pondasi telapak F2, F2C,
dan F4 digukankan tulangan D16 dengan jarak 150 pada tulangan bagi bagian
atas, tulangan D16 jarak 150 sebagai tulangan utama bagian atas dan tulangan
D19 jarak 150 sebagai tulangan bagi dan tulangan utama bagian bawah serta
tulangan D13 sebagai tulangan samping. Untuk pondasi tipe F1 digukankan
tulangan D13 dengan jarak 125 pada tulangan bagi bagian atas dan tulangan
utama bagian atas dan tulangan D16 jarak 125 sebagai tulangan bagi dan
tulangan utama bagian bawah serta tulangan D13 sebagai tulangan
samping.Pekerjaan pile cap dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :
1. Pembuatan lantai kerja
Lantai kerja pada proyek Renaissance Hotel & Resort terdiri dari pasir
urug dan cor beton rabat setebal 50 mm. Sebelum pembuatan lantai
kerja terlebih dahulu dibuat bekisting pondasi telapak dari batako.
Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan
beban sebagai bekisting .
Gambar 4.16 Pembuatan Lantai Kerja
-
89
2. Pekerjaan marking
Pemasangan tulangan pondasi diawali dengan penandaan as kolom oleh
surveyor dengan menggunakan alat theodolit dan menentukan control
elevasi dengan waterpass. Pengukuran ini dilakukan dengan tujuan
untuk memastikan as kolom satu dengan yang lainnya berada tepat pada
posisi yang sesuai dengan gambar rencana.
Gambar 4.17 Penandaan Letak Tulangan Kolom
3. Pekerjaan Penulangan
Pemasangan tulangan pondasi dilakukan secara bertahap, dimulai
dengan pemasangan tulangan pondasi bagian bawah diikuti bersamaan
dengan pemasangan tulangan kolom. Beton decking juga sekaligus
dipasang pada bagian bawah tulangan pondasi untuk menjaga ketebalan
selimut beton agar ketebalan selimut beton sesuai dengan rencana yaitu
75 mm. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tulangan pondasi
bagian atas. Namun terkadang tulangan pondasi sudah dirakit
sebelumnya diluar pondasi seperti pada gambar 4.18.
-
90
Gambar 4.18 Tulangan Pondasi Telapak
Gambar 4.19 Penulangan Pondasi Telapak
4. Pekerjaan Pengecoran
Sebelum dilakukan pengecoran, permukaan pada beton lama dilakukan
ciping agar permukaannya kasar dan disiram dengan bondage sebagai
perekat antar beton lama yang sudah kering dengan beton baru yang
akan dicor. Pengecorang dilakukan dengan menggunakan beton ready
mix mutu K 350 dengan nilai slump 120 mm 20 mm. Pengecoran
menggunakan bucket dengan alat pengangkut crane ataupun langsung
dengan concrete pump. Agar beton dapat tersalurkan dengan baik dan
mencegah terjadinya rongga pada beton maka dilakukan penggetaran
dengan vibrator.
-
91
Gambar 4.20 Persiapan Pengecoran Pondasi Telapak