22.-analisis-materi-sistem-reproduksi-manusia-pada-buku-teks-ipa-smpmts-kelas-ix-berbasis-nilai-keimanan...
DESCRIPTION
analisis materi sistem reproduksiTRANSCRIPT
-
ANALISIS MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA PADA
BUKU TEKS IPA SMP/MTS KELAS IX BERBASIS NILAI
KEIMANAN
Andi Ryansyah
Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta
Jakarta, 13430, [email protected]
Abstrak
Salah satu materi IPA SMP/MTs yang mendesak untuk ditanamkan nilai keimanannya adalah sistem
reproduksi manusia. Sebab hasil penelitian Australian National University (ANU) dan Pusat Penelitian
Kesehatan Universitas Indonesia di Jakarta, Tangerang dan Bekasi (JATABEK) tahun 2010 dengan
jumlah sampel 3.006 responden (usia
-
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selama ini sains sering dipandang
bersifat netral nilai. Namun menurut
Zarkasy, pengertian netral yang dilekatkan
pada sains bukan berarti sains tidak
mengandung nilai-nilai, melainkan sains
Barat tidak memberikan tempat bagi wahyu,
agama, bahkan Tuhan.1 Jadi netral disini
lebih kepada netral terhadap nilai-nilai
agama. Sains dan agama menjadi seperti air
dan minyak. Pemisahan ilmu, yang dalam
konteks ini adalah sains dengan agama
inilah yang disebut al-Attas sebagai
sekularisasi. Sekularisasi bermakna
pembebasan manusia pertama dari
kungkungan agama dan kemudian dari
kungkungan metafisika yang mengatur akal
dan bahasanya.2
Bila sains disekularkan, maka
bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Menurut Bakar, Islam bukanlah agama yang
mengatur ibadah saja, melainkan jalan hidup
yang lengkap dan sempurna, bahkan sebuah
peradaban yang integral dan menyeluruh
serta melingkupi segala aspek kehidupan
manusia.3 Oleh karena itu, tidak ada satu hal
pun dalam kehidupan manusia yang tidak
diatur oleh Islam, termasuk pendidikan IPA.
Sebagian ulama menyamakan pentingnya
1 Hamid Fahmi Zarkasy, 2008, Makna Sains
Islam, Jurnal Islamia, Vol. III. No.4 2 Syed Muhammad Naquib al-Attas, 2011, Islam
dan Sekularisme,Bandung:PIMPIN, hlm. 19 3 Osman Bakar, 2008,Tauhid dan Sains:
Perspektif Tentang Agama dan Sains, Bandung: Pustaka Hidayah ,hlm. 35
memahami dan merenungkan alam dengan
Al-Quran. Bisa dilihat dari penggunaan
istilah yang sama untuk menyebut
kandungan Al-Quran sebagai ayat
qauliyyah, sementara alam sebagai ayat
kauliyyah. Keduanya sama-sama ayat Allah.
Zaidi, mengutip istilah Ibn Arabi
menyebutkan Al-Quran sebagai kitab kecil,
sementara alam semesta sebagai kitab
besar.4 Keduanya sama-sama kitab. Bakar
menambahkan bahwa alam merupakan
wahyu juga, karena alam merupakan sarana
manusia untuk mengetahui Tuhan.5
Pendidikan IPA di Indonesia pada
umumnya berkiblat kepada negara-negara
Barat. Hal ini karena negara-negara tersebut
dipandang sebagai negara maju dalam sains
dan teknologi. Indikasi sederhananya dapat
dilihat dari isi buku sains yang menokohkan
ilmuwan-ilmuwan Barat seperti Darwin,
Eistein, Newton, Copernicus, Aristoteles,
Pascal, Mendel, Boyle, dan lain sebagainya.
Sains Barat yang dikembangkan dengan
sekularisasi, sementara pendidikan IPA di
Indonesia umumnya meniru model sains
Barat, akibatnya nilai sekularistik mewarnai
pendidikan IPA di Indonesia, walaupun
tidak seluruhnya. Sebab pembelajaran dan
penanaman nilai adalah dua hal yang tidak
mungkin dipisahkan. Fraenkel mengatakan,
4 Mohd Zaidi bin Ismail, 2008Kosmos dalam
Pandangan Hidup Islam dan Orientasi Sains Masyarakat Muslim, Jurnal Islamia, Vol. III. No.4 5 Osman Bakar, 2008, Tauhid dan Sains :
Perspektif Islam mengenai Agama dan Sains, Edisi Revisi, Bandung: Pustaka Hidayah ,hlm.100
-
Teaching is value oriented enterprise. The
teaching of value,in fact,is unavoidable.6
Indonesia sebagai negara yang
didirikan atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa sepatutnya menjadikan nilai-
nilai agama sebagai dasar dalam seluruh
bidang kehidupan rakyat Indonesia,
termasuk bidang pendidikan IPA. Sila
pertama pancasila yang bunyinya Ketuhanan
Yang Maha Esa semakin menguatkan hal ini
karena mencerminkan konsep manusia ideal
menurut bangsa Indonesia yaitu manusia
yang berketuhanan yang maha esa atau bisa
disebut juga manusia yang beriman.
Kemudian salah satu tujuan pendidikan
nasional dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
adalah untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Sauri menyebutkan bahwa tujuan ini
menunjukkan bahwa nilai inti pembangunan
karakter bangsa berorientasi
mengembangkan manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.7
Ini menunjukkan bahwa nilai keimanan
menjadi tujuan utama pendidikan di
Indonesia sehingga pendikan IPA harus
dilandasi oleh tujuan ini.
Pendidikan IPA di sekolah umumnya
terdapat ketidaksesuaian antara falsafah
6 Jack R.Fraenkel, 1997,How to Teach About
Values: An Analytic Approach, New Jersey: Prentice Hall, hlm.1 7 Sofyan Sauri, Deskripsi Nilai Iman dan Takwa
dalam Pembelajaran, hlm. 1
negara serta undang-undang dengan
penerapan pendidikan di lapangan.
Indikasinya terlihat dari standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan pada tahun 2006. Di dalam
standar isi tersebut disebutkan bahwa salah
satu tujuan mata pelajaran IPA SMP/MTS
adalah meningkatkan keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan,dan
keteraturan alam ciptaan-Nya. Namun
menurut Zarman tujuan itu hampir tidak ada
di dalam rincian standar kompetensi dan
kompetensi dasar.8
Program pemerintah seperti
kurikulum 2013 yang mengedepankan
pendidikan karakter memberikan alasan
yang lebih kuat perlunya pendidikan IPA
berbasis nilai keimanan. Dalam kurikulum
2013, kompetensi inti dan kompetensi dasar
IPA SMP/MTS yang pertama kali
disebutkan mengenai penanaman dan
penerapan nilai keimanan. Menurut Sabiq
keimanan bukan sekadar ucapan dalam hati
atau keyakinan yang memenuhi hati, tapi
terwujud dalam tingkah lakunya.9 Demikian
juga Buya Hamka mengatakan bahwa
tidaklah disebut beriman jika tidak diikuti
amal shalih, begitu juga tidak disebut
8 Wendi Zarman, 2012, Studi Pengembangan
Buku Teks Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama Berbasis Nilai Keimanan, Bogor: UIKA, hlm.6 9 Sayid Sabiq,2006, Aqidah Islamiyah,
Jakarta:Robbani Press, hlm.118
-
beramal shalih jika tidak timbul dari iman.10
Artinya akhlak mulia hanya dapat
diwujudkan oleh seseorang yang memiliki
keimanan.
Salah satu materi IPA yang mendesak
untuk ditanamkan nilai keimanan adalah
sistem reproduksi manusia. Sebab hasil
penelitian Australian National University
(ANU) dan Pusat Penelitian Kesehatan
Universitas Indonesia di Jakarta, Tangerang
dan Bekasi (JATABEK) tahun 2010 dengan
jumlah sampel 3.006 responden (usia
-
Judul Buku : Ilmu Pengetahuan Alam 3
untuk SMP/MTs Kelas IX
Penulis : Nenden Fauziah, Berlian
Nurcahya, dan Naeli
Nurlaeli
Editor : -
Tahun : 2009
Penerbit : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan
Nasional
Kajian ini menghasilkan bahwa materi
sistem reproduksi manusia tidak
mengandung nilai keimanan. Pertama, tidak
ada kata Allah dalam materi ini. Prilaku
Allah sebagai Maha Pencipta ditiadakan.
Dalil Al-Quran dan hadis tidak dituliskan
sebagai rujukan ilmiah. Pada halaman 7
ditemukan kalimat sebagai berikut:
Organ reproduksi laki-laki terdiri atas
testis, saluran pengeluaran, dan penis.
Kalimat tersebut perlu disisipkan kata Allah
dan prilaku-Nya seperti berikut ini:
Allah telah menciptakan organ
reproduksi laki-laki yang terdiri atas
testis, saluran pengeluaran, dan penis.
Pada halaman 8 ditemukan kalimat sebagai
berikut:
Proses kehamilan akan terjadi jika ovum
dibuahi oleh sperma. Peristiwa
pembuahan ovum oleh sperma disebut
fertilisasi. Fertilisasi terjadi pada tuba
Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi
disebut zigot. Zigot bergerak menuju
rahim. Dalam perjalanannya menuju
rahim, zigot membelah berulang kali
membentuk embrio. Selanjutnya, embrio
akan menempel pada dinding rahim.
Embrio akan tumbuh dan berkembang di
dalam rahim membentuk janin.
Perlu ditambahkan surat Al-
Muminun ayat 12-14 dan surat Al-Alaq
ayat 2. Dalam terjemahan surat Al-
Muminun ayat 12 berbunyi:
yang artinya
Dan sungguh, Kami Allah telah
menciptakan manusia dari saripati berasal
dari tanah.
Ayat 13 berbunyi:
yang artinya
Kemudian kami menjadikan air mani(yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).
Ayat 14 berbunyi:
yang artinya Kemudian air mani itu Kami
jadikan sesuatu yang melekat, lalu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu lalu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging.
Kemudian,Kami menjadikannya makhluk
(yang berbentuk) lain. Mahasuci Allah,
Pencipta yang terbaik. Kemudian dalam
surat Al-Alaq ayat 2 berbunyi:
yang artinya Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.
-
Kedua, tujuan pembelajarannya masih
jauh dari tujuan yang Islami. Lebih kepada
tujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis
duniawi. Pada halaman 1, ditemukan tujuan
pembelajaran sebagai berikut:
Mendeskripsikan sistem reproduksi dan
penyakit yang berhubungan dengan sistem
reproduksi pada manusia.
Tujuan pembelajaran tersebut perlu
ditambahkan seperti peserta didik dapat:
1. Mengenal Allah sebagai pencipta dan
pengatur sistem reproduksi.
2. Mensyukuri nikmat yang Allah berikan
berupa organ reproduksi yang sehat saat
ini.
3. Menumbuhkan rasa takut bila melanggar
ajaran Islam yang dihubungkan dengan
penyakit dalam sistem reproduksi
manusia.
Ketiga, tidak terdapat larangan dan
ancaman yang berlandaskan syariat Islam.
Pada halaman 9 ditemukan kalimat sebagai
berikut:
Namun pada umumnya penyakit kelamin
yang mematikan disebabkan oleh
sikap hidup manusia seperti seks bebas
dan penggunaan narkoba dengan jarum
suntik.
Kalimat tersebut perlu diganti dan
ditegaskan dengan surat Al-Isra ayat 32 dan
Al-Furqan ayat 68-69 seperti berikut:
Selain disebabkan oleh virus dan bakteri,
pada umumnya penyakit kelamin seperti
AIDS, sifilis dan gonorhoe disebabkan
oleh perzinahan, hubungan seks dengan
berganti-ganti pasangan, hubungan seks
dengan pekerja seks atau tuna susila.
Allah melarang dalam Alquran surat
Al-Isra ayat 32 yang berbunyi:
artinya Dan janganlah kamu mendekati zina,
sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk. Kemudian Allah mengingatkan
kepada kita dalam Alquran surat Al-Furqan
ayat 68-69 yang artinya Dan orang-orang
yang tidak menyekutukan Allah dengan
sembahan lain dan tidak membunuh orang
yang diharamkan Allah kecuali
dengan(alasan) yang benar, dan tidak
berzina. Barang siapa melakukan demikian
itu, niscaya dia mendapat hukuman yang
berat, yakni akan dilipatgandakan azab
untuknya pada hari kiamat dan dia akan
kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.
SIMPULAN
Materi sistem reproduksi manusia
pada buku teks IPA SMP/MTS kelas IX
tidak mengandung nilai keimanan.
PUSTAKA RUJUKAN
Alquran dan Terjemahannya
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. 2011.
Islam dan Sekularisme. Bandung:
PIMPIN.
-
Badan Standar Nasional Pendidikan,Standar
Isi Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2006 Bakar, Osman. 2008.
Tauhid dan Sains:Perspektif Tentang
Agama dan Sains. Bandung: Pustaka
Hidayah
Bakar, Osman. 2008. Tauhid dan
Sains:Perspektif Islam mengenai
Agama dan Sains Edisi Revisi.
Bandung: Pustaka Hidayah
BKKBN. 2011. GENRE GOES TO
SCHOOL: YANG MUDA HARUS
BERENCANA. (Online). Tersedia:
http://www.bkkbn.go.id/ViewSiaranP
ers.aspx?SiaranPersID=7. (25 Oktober
2013).
Buku Sekolah Elektronik. 2013. Buku Teks
IPA SMP/MTS Kelas IX. (Online).
Tersedia: http://bse.kemdikbud.go.id/.
(21 Oktober 2013).
Hamka.1956. Pelajaran Agama Islam.
Jakarta: Bulan Bintang.
Ismail, Mohd Zaidi bin. 2008. Kosmos
dalam Pandangan Hidup Islam dan
Orientasi Sains Masyarakat Muslim
dalam Islamia Vol.III No.4.
Pancasila
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003
Sabiq, Sayid. 2006. Aqidah Islamiyah.
Jakarta: Robbani Press.
Sauri, Sofyan. Deskripsi Nilai Iman dan
Taqwa dalam Pembelajaran.
Zarkasy,Hamid Fahmy. 2008. Makna Sains
Islam dalam Islamia Vol. III No.4
Zarman,Wendy.2012.Studi Pengembangan
Buku Teks IPA SMP Berbasis Nilai
Keimanan. Bogor: UIKA.
Fraenkel, Jack R. 1997. How to Teach
About Values:An Analytic Approach.
Jersey: Prentice Hall.