2.2.2 sifat-sifat minyak atsiri -...

11
FTIP001654/020 [2] [3] [1] HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tanaman Sereh Wangi Tumbuhan sereh wangi termasuk ke dalam famili Gramineae. Genus Cymbopogon meliputi 80 spesies, tetapi hanya beberapa jenis yang menghasilkan minyak atsiri. Tanaman sereh wangi yang diusahakan di Indonesia terdiri dari dua varietas yaitu lemabatu dan mahapengiri. Kedua varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologi tanaman dan mutu minyaknya. Varietas lemabatu memiliki bentuk rumpun lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan varietas mahapengiri. Sedangkan varietas mahapengiri mempunyai mutu minyak lebih baik, tetapi produksi daun basahnya lebih rendah dari varietas lemabatu. (sumber: http://www.titiandigital.net ) Gambar 1. Tanaman Sereh Wangi Tanaman sereh wangi memiliki akar serabut yang banyak, sehingga potensial untuk menjaga erosi dan merehabilitasi lahan-lahan kritis. Budidaya sereh wangi tidak banyak memerlukan persyaratan. Tanaman ini dapat beradaptasi pada semua jenis tanah, sepanjang mendapatkan cukup air. Pada lahan-lahan marginal, pemberian pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan mutu minyak. Tanaman tumbuh subur pada lahan dengan kondisi pencahayaan penuh. Namun, pada kondisi kekurangan cahaya pertumbuhan tanaman tersebut akan terhambat sehingga mengurangi produksi dan kadar

Upload: dinhkhanh

Post on 20-Apr-2018

254 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/020

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Tanaman Sereh Wangi

Tumbuhan sereh wangi termasuk ke dalam famili Gramineae. Genus

Cymbopogon meliputi 80 spesies, tetapi hanya beberapa jenis yang menghasilkan

minyak atsiri. Tanaman sereh wangi yang diusahakan di Indonesia terdiri dari dua

varietas yaitu lemabatu dan mahapengiri. Kedua varietas tersebut dapat dibedakan

berdasarkan morfologi tanaman dan mutu minyaknya. Varietas lemabatu memiliki

bentuk rumpun lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan varietas mahapengiri.

Sedangkan varietas mahapengiri mempunyai mutu minyak lebih baik, tetapi

produksi daun basahnya lebih rendah dari varietas lemabatu.

(sumber: http://www.titiandigital.net)Gambar 1. Tanaman Sereh Wangi

Tanaman sereh wangi memiliki akar serabut yang banyak, sehingga

potensial untuk menjaga erosi dan merehabilitasi lahan-lahan kritis. Budidaya

sereh wangi tidak banyak memerlukan persyaratan. Tanaman ini dapat beradaptasi

pada semua jenis tanah, sepanjang mendapatkan cukup air. Pada lahan-lahan

marginal, pemberian pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas tanaman

dan mutu minyak. Tanaman tumbuh subur pada lahan dengan kondisi

pencahayaan penuh. Namun, pada kondisi kekurangan cahaya pertumbuhan

tanaman tersebut akan terhambat sehingga mengurangi produksi dan kadar

Page 2: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/021

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

8

minyak sereh wangi. Sereh wangi merupakan jenis tanaman penghasil minyak

atsiri yang tergolong sudah dikembangkan saat ini. Penanaman sebaiknya

dilakukan pada awal musim hujan (Miftakhurohmah, 2006).

2.1.1 Kandungan Tanaman Sereh Wangi

Minyak sereh wangi mengandung 3 komponen utama yaitu sitronellal,

sitronelol dan geraniol (Sastrohamidjojo, 2004). Kandungan dari sereh wangi

terutama minyak atsiri dengan komponen sitronellal 32%-45%, geraniol 12%-

18%, sitronelol 11%-15%, geranil asetat 3%-8%, sitronelil asetat 2%-4%, sitral,

kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanilin, limone dan kamfen. Hasil

penyulingan dari tanaman sereh wangi dapat diperoleh minyak atsiri yang disebut

oleum citronellae, terutama terdiri atas geraniol dan sitronellal yang dapat

digunakan untuk menghalau nyamuk (Tjitrosoepomo, 2005). Berdasarkan

penelitian, pada daun tanaman ini ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen

utama sitronella, geranil 25%-35%.

2.2 Minyak Atsiri

2.2.1 Definisi Minyak Atsiri

Menurut Armando (2009), minyak atsiri adalah zat cair yang mudah

menguap bercampur dengan pensenyawaan padat yang berbeda dalam hal

komposisi dan titik cairnya, kelarutan pelarut organik dan kelarutan dalam air.

Berdasarkan sifat tersebut, minyak atsiri dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu

penyulingan, ekstrasi dengan pelarut penguap (solvent extraction), ekstrasi dengan

lemak dingin (enfleurasi), ekstrasi dengan lemak panas (maserasi) dan

pengepressan (pressing).

Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau tumbuh dengan

sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk

diolah menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk

dikembangkan. Tanaman penghasil minyak atsiri yang termasuk unggulan adalah

tanaman yang memiliki volume produksi cukup besar di dalam negeri dan hasil

Page 3: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/022

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

9

minyaknya telah sangat dikenal di pasar dunia. Tanaman dalam kelompok ini

misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi.

2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri

Menurut Gunawan dan Mulyani (2004), sifat-sifat minyak atsiri dapat

diterangkan sebagai berikut :

1. Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa;

2. Memiliki bau khas, umumnya sama dengan bau tanaman asalnya. Bau

minyak atsiri satu dengan yang lainnya berbeda-beda, sangat tergantung

dari macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen

penyusunnya;

3. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, mengigit, memberi

kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit,

tergantung dari jenis komponen penyusunnya;

4. Dalam keadaan murni, mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila

diteteskan pada selembar kertas maka ketika dibiarkan menguap, tidak

meninggalkan bekas noda pada benda yang ditempel;

5. Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah

menjadi tengik (rancid);

6. Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen

udara, sinar matahari (terutama sinar ultraviolet) dan panas;

7. Indeks bias umumnya tinggi;

8. Pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan

rotasi yang spesifik karena banyak komponen penyusun yang memiliki

atom C simetrik;

9. Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut

hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutanya sangat

kecil;

10. Sangat mudah larut dalam pelarut organik.

Page 4: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/023

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

10

2.2.3 Komposisi Minyak Atsiri

Ditinjau dari segi kimia fisika, minyak atsiri hanya mengandung dua

golongan senyawa, yaitu oleoptena dan stearoptena. Pada dasarnya, semua

minyak atsiri mengandung campuran senyawa kimia dan biasanya campuran

tersebut sangat kompleks. Beberapa tipe senyawa organik mungkin tergantung

dalam minyak atsiri, seperti hidrokarbon, alkohol, oksida, ester, aldehida dan eter

(Agusta, 2000).

Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan

kimia yang terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) serta

beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur nitrogen (N) dan belerang

(S). Komponen kimia dalam minyak atsiri dibagi menjadi 2 golongan,yaitu:

1. Hidrokarbon

Persenyawaan yang termasuk golongan hidrokarbon terbentuk dari

unsur hidrogen (H) dan karbon (C). Komponen kimia yang termasuk

golongan hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas setiap

jenis minyak yaitu persenyawaan terpen.

Persenyawaan terpen berbau kurang wangi, sukar larut dalam alkohol

encer, terutama jika terkena cahaya matahari dan oksigen udara. Minyak yang

mengandung terpen jika disimpan dalam waktu lama akan membentuk sejenis

resin dan sukar larut dalam alkohol.

Untuk tujuan tertentu misalnya untuk pembuatan parfum, fraksi terpen

perlu dipisahkan sehingga didapatkan minyak atsiri yang bebas terpen.

Tujuan dari pemisahan fraksi terpen dari minyak atsiri yaitu memperbesar

kelarutan minyak dalam alkohol, memperbesar resistensi minyak terhadap

kerusakan yang diakibatkan oleh proses oksidasi cahaya dan memperbesar

konsentrasi senyawa kimia golongan “oxygenated hydrocarbon” yang berbau

lebih wangi.

2. Oxygenated hydrocarbon

Komponen kimia dari golongan ini terbentuk dari unsur karbon (C),

hidrogen (H) dan oksigen (O). Persenyawaan kimia yang merupakan

golongan ini yaitu alkohol, aldehid, keton, ester dan eter. Pada umumnya

Page 5: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/024

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

11

sebagian besar minyak atsiri terdiri dari campuran persenyawaan golongan

hidrokarbon dan “oxygenated hydrocarbon”. Disamping itu, minyak atsiri

mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan komponen

tidak menguap (Guenther, 1987).

2.3 Minyak Atsiri Sereh Wangi

Minyak atsiri tanaman sereh wangi mengandung senyawa bahan aktif

utama yang dihasilkan adalah senyawa aldehida (sitronella C10H16O), senyawa

alkohol (sitronella CH20O dan geraniol C10H18O) dan senyawa–senyawa lainnya

seperti sitral, nerol, metil heptenon dan dipentena. Kandungan kedua senyawa

utama ini dipengaruhi oleh suhu pada saat dilakukan asetilasi pada proses

penyulingan (Muchlis, 1978). Kegunaan dari senyawa utama minyak sereh wangi

sangat beragam, yakni digunakan sebagai pengusir serangga, sebagai bahan

campuran pada industri sabun, parfum, pasta gigi dan obat-obatan.

Mutu minyak sereh wangi tipe Ceylon tidak dapat menyaingi mutu tipe

Jawa. Daerah penanaman dan produksi minyak sereh wangi di Indonesia terutama

di Jawa, khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Daerah yang

mengembangkan sereh wangi hanya di Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan. Pangsa produksi minyak sereh wangi

Jawa Barat dan Jawa Tengah mencapai 95% dari total produksi Indonesia. Daerah

produksi di Jawa Barat yaitu di Pandeglang, Bandung, Sumedang, Ciamis,

Cianjur, Lebak, Garut dan Tasikmalaya. Daerah produksi di Jawa Tengah yaitu di

Cilacap dan Pemalang. Beberapa negara yang selalu aktif membeli minyak sereh

wangi Indonesia antara lain adalah Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Australia,

Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, India dan Taiwan. Pembeli utama

minyak sereh wangi Indonesia adalah Amerika Serikat, Perancis, Italia, Singapura

dan Taiwan.

Minyak sereh wangi dihasilkan dengan cara menyuling daun sereh wangi

yang mengandung kurang dari 0,5%-1,2% minyak. Bahan kimia yang terpenting

dalam minyak sereh wangi adalah persenyawaan aldehid dengan nama sitronellal

dan persenyawaan alkohol disebut geraniol sangat menentukan mutu minyak

Page 6: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/025

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

12

sereh wangi. Minyak sereh wangi mengadung 80%-97% total geraniol dan 30%-

45% sitronellal (Ketaren, 1985). Minyak atsiri sereh wangi terdiri dari citral,

citronelal, geraniol, mirsena, nerol, farsenol, metilheptenon, dipentena, eugenol

metil eter, kadinen, kadinol dan limonene (Wijayakusumah, 2001). Citral

merupakan kelompok senyawa terpen yang terdiri campuran isomer bioaktif nerol

dan geraniol serta merupakan komponen penyusun terbesar dalam minyak atsiri

sereh wangi yaitu 65%-80%. Senyawa tersebut memiliki sifat bakterisidal

terhadap beberapa spesies bakteri (Friedman et al., 2002).

Minyak sereh wangi banyak digunakan dalam berbagai industri, antara

lain industri parfum, obat, kosmetik, spray dan desinfektan. Selain itu, minyak

sereh wangi bermanfaat sebagai peluruh angin (karminatif), pereda kejang

(antispasmodik), penurun panas (antipirek), penambah nafsu makan (Depkes RI,

1989). Sebagai obat tradisional ekstrak sereh wangi sering diminum untuk

mengobati radang tenggorokan, radang usus, radang lambung, diare, obat kumur,

sakit perut (Wijayakusumah, 2001). Minyak sereh wangi dapat meredakan

penyakit seperti batuk, pilek dan sakit kepala (Leung dan Foster, 1996), juga

digunakan sebagai obat gosok, untuk mengobati eksema dan rematik (Oyen dan

Nguyen, 1999).

2.4 Karakteristik Minyak Sereh Wangi

2.4.1 Kadar Geraniol

Total geraniol dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perlakuan sebelum

penyulingan, metode penyulingan dan umur tanaman (Harris, 1987). Perlakuan

sebelum penyulingan seperti perajangan dan pelayuan sangat mempengaruhi total

geraniol. Metode penyulingan akan mempengaruhi kadar geraniol karena pada

suhu tinggi geraniol akan mudah terpolemirisasi sehingga akan mengurangi total

geraniol. Disamping itu, pada suhu tinggi geraniol akan mudah terdekomposisi

(Guenther, 1987).

Page 7: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/026

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

13

2.4.2 Kadar Sitronellal

Penyebab bau utama yang menyenangkan pada minyak sereh wangi adalah

sitronellal, yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan parfum. Oleh karena

itu, minyak sereh dengan kadar sitronellal yang tinggi akan lebih digemari. Mutu

minyak sereh ditentukan oleh kandungan komponen geraniol dan sitronellal,

terutama sitronellal. Sitronellal termasuk golongan alkanal. Sehingga dapat

ditetapkan dengan Metode Asidimetri, dimana sitronellal direaksikan dengan

hidroksilamin-HCl akan membebaskan HCl, lalu HCl direaksikan dengan KOH-

alkohol berlebih, maka kelebihan KOH-alkohol akan dititar oleh HCl. Dengan

dilakukan blanko, maka kadar sitronellal dapat diketahui.

2.4.3 Bobot Jenis

Nilai bobot jenis minyak atsiri sebagai perbandingan antara massa minyak

dengan massa air pada volume yang sama. Air digunakan untuk standar untuk zat

cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas. Bobot jenis merupakan salah satu

kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Semakin

tinggi nilai bobot jenis dan indeks bias semakin baik mutu minyak (Guenther,

1949). Bobot jenis sering dihubungkan dengan fraksi berat dari komponen-

komponen yang terkandung didalamnya. Semakin banyak fraksi berat yang

terkandung dalam minyak, maka semakin besar bobot jenisnya. Biasanya bobot

jenis komponen terpen teroksigenasi lebih besar dibandingkan dengan terpen tak

teroksigenasi (Feriyanto, 2007).

2.4.4 Indeks Bias

Indeks bias minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen-komponen

yang tersusun dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Indeks bias merupakan

perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara dengan kecepatan cahaya di

dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Sama halnya dengan berat jenis dimana

komponen penyusun minyak atsiri dapat mempengaruhi nilai indeks biasnya.

Semakin besar nilai indeks bias maka semakin baik mutunya (Rusli dan Hasanah

Page 8: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/027

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

14

1977). Menurut Guenther (1987), nilai indeks salah satunya dipengaruhi dengan

adanya air dalam kandungan minyak tersebut. Semakin banyak kandungan air

dalam minyak, maka semakin kecil nilai indek biasnya. Ini karena sifat dari air

yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Data karakteristik minyak

sereh wangi disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Standar Mutu Minyak Sereh Wangi (SNI 06-3953-1995)No Jenis Uji Satuan Persyaratan1 Warna - kuning pucat sampai kuning kecoklat-coklatan2 Bobot jenis, 20°C/20° - 0,880-0,9223 Indeks bias (nD 20) - 1,466-2,4754 Total geraniol (b/b) % (85-97)5 Sitronellal (b/b) % (30-45)

2.5 Salep

2.5.1 Pengertian dan Fungsi Salep

Menurut Farmakope Indonesia edisi ke empat, salep adalah sediaan

setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.

Salep tidak boleh berbau tengik. Salep merupakan salah satu obat untuk

pertolongan pertama, dan cara pembuatannya mudah. Formulasi salep yang ideal

harus bersifat antara lain tidak toksik, tidak mengiritasi, tidak menyebabkan

alergi, tidak meninggalkan bekas dan tidak melukai. Produk semi padat terdiri dari

salep, krim, pasta, jeli, cerata dan cetaplasma. Salep dapat berfungsi sebagai

bahan pembawa substansi obat untuk kulit, pelumas pada kulit dan pelindung kulit

untuk mencegah kontak permukaan kulit dengan rangsang kulit.

Sifat-sifat basis salep yang diharapkan:

Stabil secara fisik dan kimia, dalam kondisi normal penggunaan dan

penyimpanan;

Tidak toksik, tidak sensitif dan tidak iritatif;

Tidak reaktif dan kompatibel dengan berbagai jenis obat;

Mudah digunakan;

Bebas dari bau yang tidak menyenangkan;

Page 9: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/028

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

15

Dapat kontak dengan kulit sampai waktu penghilangan diinginkan, tetapi

saat penghilangan dapat dengan mudah dilakukan (Thompson, 2004).

2.5.2 Pengolongan Dasar Salep

Dasar Salep Hidrokarbon

Dasar salep hidrokarbon (bersifat lemak) bebas air, preparat yang berair

mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja, bila lebih minyak

sukar bercampur. Dasar hidrokarbon dipakai terutama untuk efek emolien. Dasar

salep tersebut bertahan pada kulit untuk waktu yang lama dan tidak

memungkinkan larinya lembab ke udara dan sukar dicuci. Kerjanya sebagai bahan

penutup saja. Contoh dasar salep hidrokarbon diantaranya adalah Vaseline,

paraffin dan minyak mineral (Ansel, 1989).

Dasar Salep Absorbsi

Dasar salep ini juga bermanfaat untuk percampuran larutan berair ke

dalam larutan berlemak. Contoh dasar salep absorbs diantaranya adalah

Petrolatum hidrofilik, lanolin anhidrida, lanolin dan cold cream (Ansel, 1989).

Dasar Salep Larut Dalam Air

Dasar yang larut dalam air dasar salep ini sangat mudah melunak dengan

penambahan air, maka larutan air tidak efektif dicampurkan ke dalam bahan dasar

ini. Dasar salep ini lebih baik digunakan untuk dicampurkan dengan bahan tidak

berair atau bahan padat. Contoh dasar salep larut dalam air yaitu Polietilenglikol

(Ansel, 1989).

2.5.3 Persyaratan Salep

Persyaratan salep menurut Farmakope Indonesia Edisi III :

Pemerian : tidak boleh berbau tidak menyenangkan.

Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat

keras atau obat narkotik, kadar bahan obat adalah 10%.

Dasar salep: kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basis

salep) digunakan vaselin putih (vaselin album). Tergantung dari sifat

Page 10: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/029

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

16

bahan obat dan tujuan pemakaian salep, dapat dipilih beberapa bahan dasar

salep sebagai berikut ;

a) Dasar salep senyawa hidrokarbon : vaselin putih, vaselin kuning

(vaselin flavum), malam putih (cera album), malam kuning (cera

flavum), atau campurannya.

b) Dasar salep serap : lemak bulu domba (adeps lanae), campuran 3

bagian kolesterol, 3 bagian stearil-alkohol, 8 bagian malam putih

dan 86 bagian vaselin putih, campuran 30 bagian malam kuning

dan 70 bagian minyak wijen.

c) Dasar salep yang dapat dicuci dengan air atau dasar salep emulsi,

misalnya emulsi minyak dalam air (m/a).

d) Dasar salep yang dapat larut dalam air, misalnya Polyethylene

glycol atau campurannya.

e) Homogenitas : jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan

transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang

homogen.

f) Penandaan : pada etiket harus tertera “obat luar”.

2.6 Keamanan Salep

Keamanan dari penggunaan suatu salep dapat dilakukan dengan uji iritasi

dan kepekaan kulit terhadap salep tersebut. Iritasi pada kulit terjadi karena adanya

reaksi yang timbul akibat pelekatan zat iritan pada kulit, bila iritasi terjadi sesaat

setelah pengolesan maka reaksi yang timbul disebut sebagai iritasi primer,

sedangkan bila iritasi terjadi setelah beberapa jam setelah pengolesan maka reaksi

disebut iritasi sekunder. Umumnya lokasi pengolesan salep dilakukan pada kulit

punggung atau daerah belakang telinga tetapi dapat juga dilakukan dengan

mengoleskan pada punggung tangan (Voight,1994).

Page 11: 2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_2_7571.pdf · misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh dan sereh wangi. 2.2.2

FTIP001654/030

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

17

2.7 Bakteri Staphylococcus Aureus

Habitat alami Staphylococcus aureus pada manusia adalah di daerah kulit,

hidung, mulut dan usus besar di mana pada keadaan sistem imun normal. Infeksi

serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan

hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat

lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang Infeksi

Staphylococcus aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi,

diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis dan arthritits. Sebagian besar

penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu

bakteri ini disebut piogenik (Wikipedia, 2011).

Staphylococcus aureus mudah tumbuh pada kebanyakan pembenihan

bakteriologik dalam keadaan aerobik atau mikroaerofilik. Bakteri ini tumbuh

paling cepat pada suhu 37oC. Pada pembenihan padat membentuk koloni bulat,

halus dan mengikat. Staphylococcus aureus biasa membentuk koloni abu-abu

hingga kuning emas. Staphylococcus aureus bersifat merugikan karbohidrat

dengan lambat menghasilkan asam laktat tapi tidak menghasilkan gas. Bakteri

tersebut menimbulkan penyakit melalui kemampuan berkembang biak dan

menyebar luas dalam jaringan karena kemampuannya menghasilkan banyak zat

yang ekstra selular (Jawetz dkk, 2001).