22.terapi medis napza picu

12
MODUL V.E. TERAPI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN PENYALAHGUNAAN NAPZA Masalah penyalahgunaan napza yang terjadi pada individu dan keluarga di masyarakat membutuhkan penanganan praktisi kesehatan. Keperawatan, sebagai salah satu profesi kesehatan, meyakini adanya kolaborasi dan kerja tim untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami individu, keluarga maupun masyarakat sehingga beberapa tindakan keperawatan membutuhkan kolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan lainnya; salah satunya adalah dokter. Agar tidak terjadi kesalahan komunikasi dan persepsi dalam melaksanakan peran kolaborasi maka perawat perlu memahami cara pandang profesi kedokteran terhadap masalah kesehatan terutama napza. Modul ini akan menjelaskan untuk memahami konsep tentang adiksi dari sudut pandang medis. Masalah medis yang akan dipelajari pada modul ini adalah overdosis dan detoksifikasi napza khususnya jenis opioid. A. Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu : 1. Melakukan rapid assessment 2. Membuat diagnosis yang akurat 3. Memberi terapi yang akurat 4. Melakukan evaluasi psikiatri 242

Upload: putrie-khoirina

Post on 25-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

gadar

TRANSCRIPT

Page 1: 22.Terapi Medis Napza PICU

MODUL V.E.

TERAPI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Masalah penyalahgunaan napza yang terjadi pada individu dan keluarga di masyarakat

membutuhkan penanganan praktisi kesehatan. Keperawatan, sebagai salah satu profesi

kesehatan, meyakini adanya kolaborasi dan kerja tim untuk mengatasi masalah kesehatan yang

dialami individu, keluarga maupun masyarakat sehingga beberapa tindakan keperawatan

membutuhkan kolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan lainnya; salah satunya adalah

dokter. Agar tidak terjadi kesalahan komunikasi dan persepsi dalam melaksanakan peran

kolaborasi maka perawat perlu memahami cara pandang profesi kedokteran terhadap masalah

kesehatan terutama napza.

Modul ini akan menjelaskan untuk memahami konsep tentang adiksi dari sudut pandang medis.

Masalah medis yang akan dipelajari pada modul ini adalah overdosis dan detoksifikasi napza

khususnya jenis opioid.

A. Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu :

1. Melakukan rapid assessment

2. Membuat diagnosis yang akurat

3. Memberi terapi yang akurat

4. Melakukan evaluasi psikiatri

5. Melakukan rujukan ke pelayanan yang tepat

B. Pengertian

Adiksi adalah keadaan secara psikis maupun fisik yang diakibatkan dari interaksi antara

semua makhluk hidup dan napza yang akan mempengaruhi proses yang berhubungan dengan

kehidupan. Prinsip dasar terapi adiksi melalui pendekatan penanganan secara medis, mental dan

sosial. Pasien dengan putus zat dan overdosis napza, perlu segera dilakukan penanganan secara

medis.

242

Page 2: 22.Terapi Medis Napza PICU

Detoksifikasi adalah suatu tahap menghentikan penggunaan narkoba melalui proses

fisiologi untuk mengatasi gejala putus zat. Tujuannya agar pasien aman dan mampu bebas dari

penggunaan napza sehingga siap untuk pengobatan selanjutnya.

Overdosis adalah keadaan penggunaan obat/ zat/ alkohol dalam dosis tinggi sehingga dapat

menimbukan toksisitas yang hebat, koma atau kematian.

Berdasarkan penelitian, dari 70% IDU (injecting Drug User ) 2 % meninggal karena overdosis.

1. Putus zat napza (withdrawl)

Keadaan putus zat merupakan sekelompok gejala dengan aneka bentuk dan keparahannya yang

terjadi pada penghentian penggunaan zat secara absolut atau sesudah penggunaaan zat secara

terus menerus dan dalam jangka panjang.

a.Manifestasi klinis secara umum :

1. Adanya keinginan atau dorongan yang kuat dan memaksa (kompulsi ) untuk terus

menerus menyalahgunakan napza. Pasien sulit mengendalikan perilakunya tersebut dan

usaha penghentian selalu gagal. Ketika penghentian atau pengurangan pemakaian zat ,

akan timbul gejala putus zat.

2. Terdapat efek toleransi, dimana frekuensi pemakaian semakin sering.

3. Anamnesis : zat apa yang disalahgunakan , tunggal atau multiple

4. Gejala putus zat sangat bervariasi :

- pilek, - batuk,

- menguap, - lakrimasi,

- pupil dilatasi, - mual ,

- muntah, - diare,

- perubahan suhu tubuh, - insomnia.

5. Melalui pemeriksaan tanda-tanda vital :

- takikardi, - tensi meningkat,

- frekuensi nafas meningkat, - suhu tubuh meningkat atau sub febris

Pengkajian secara umum dan objektif untuk melihat tanda dan gejala reaksi napza dapat

dilakukan melalui pemeriksaan fisik seperti tabel di bawah ini.

243

Page 3: 22.Terapi Medis Napza PICU

b. Diagnosis banding

Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk putus zat ini karena dimungkinkan adanya

gangguan lain yang bisa menimbulkan gejala putus zat, yaitu gangguan mental organik dan

gangguan psikotik

c. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah :

1. Laboratorium darah dan urine (Drug Abuse Test )

2. EKG

3. Rotgen foto thorax

4. Bila perlu, echokardiografi

5. Rotgen foto kepala bila perlu

d. Pengobatan

Penanganan medis untuk putus zat, tergantung dari jenis zat yang dikomsumsi pasien

1. Gejala putus zat opioid dengan terapi simtomatik

Pemberian terapi disesuaikan dengan keluhan putus zat pasien dengan pemberian

- analgesik, - ansiolitik,

- hipnotik, - antiemetik,

- antiagitasi, - anti diare,

- antispasmodik dan lain lain sesuai indikasi.

Terapi yang bisa diberikan :

Tramal 3 x 50 Mg ( Intensif 1 dan 2)

Tramal 2x 50 Mg (intensif 3)

2. Gejala putus zat ampetamin

Terjadi karena pengurangan atau penghentian pemakaian ampetamin, dengan gejala berupa

mood disforik dan diikuti 2 gejala atau lebih :

- lelah, - mimpi buruk,

- insomnia, - nafsu makan meningkat dan

- agitasi.

Penanganannya :

a. Agitasi diredakan dengan haloperidol

244

Page 4: 22.Terapi Medis Napza PICU

b. Kegelisahan dapat diatasi dengan ansiliotik

c. Rawat inap bila perlu

3. Gejala putus zat cannabis

Gejala sangat ringan, tak ada terapi khusus.

4. Gejala putus zat alkohol

a. Berikan gabapentin atau dilantin sesuai protocol dan skala CIWA

Gabapentin adalah suatu antikonvulsan baru yang telah ditemukan kegunaannya dalam

penanganan withdrawal alcohol dan sedative dengan menekan rasa tidak nyaman serendah

mungkin.

Nerontin 400mg H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10Gid Jam 07:00 √ √ √ √ √ √ √ Jam 12 :00 √ √ √ √ √ √ √ Jam 17 :00 √ √ √ √ √ √ √ Jam 21 : 00 √ √ √ √ √ √ √Tid Jam 07:00 √ Jam 12 :00 √ Jam 17 :00 √Bid Jam 07:00 √ Jam 12 :00 √ Jam 17 :00 √

Dilantin diberikan untuk mencegah kejang pada withdrawal pada pasien yang dilaporkan

mempunyai riwayat kejang.

Dilantin H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8Dilantin 300mg Jam 07 :00 √

Jam 12 :00 √

Jam 17 :00 √

Dilantin 100mg Jam 07 :00 √ √ √ √ √ √ √

Jam 12 :00 √ √ √ √ √ √ √

Jam 17 :00 √ √ √ √ √ √ √

2. Overdosis

Overdosis adalah merupakan kondisi yang timbul akibat menggunakan napza dengan dosis

tinggi sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilaku atau

fungsi dan respon psikologis lainnya yang bisa menimbulkan kematian.

a. Manifestasi secara umum

245

Page 5: 22.Terapi Medis Napza PICU

1. Gejala overdosis :

- depresi nafas, - pupil midriasis atau miosis,

- edema paru, - hipotensi atau hipertensi,

- takikardi atau bradikardi , - kesadaran menurun,

- hipotermia, - bising usus menurun,

- hiporefleksi.

2. Gejala yang dapat mengancam jiwa :

- koma, - kejang,

- henti nafas, - henti jantung.

b. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah :

1. Laboratorium darah dan urine (Drug Abuse Test )

2. EKG

3. Rotgen foto thorax

4. Bila perlu, echokardiografi

5. Rotgen foto kepala bila perlu

c.Pengobatan

Penanganan medis untuk putus zat, tergantung dari jenis zat yang dikomsumsi pasien

1. Overdosis opioid

- Terdapat perilaku maladaptif, mula-mula euphoria kemudian berganti apatis,

agitasi atau retardasi psikomotor,

- persepsi pikiran terganggu,

- sosialisasi terganggu.

Tanda dan gejala meliputi

- needle track sign,

- frekuensi pernafasan 12x permenit ,

- pinpoint pupil, atau terjadi midiriasis pada keadaan anoksia atau overdosis berat.

Kemudian diikuti 1 gejala atau lebih seperti koma, bicara kacau dan gangguan pemusatan

perhatian.

246

Page 6: 22.Terapi Medis Napza PICU

Penatalaksanaan

1. Bebaskan jalan nafas

2. Pasang 02 100 % sesuai kebutuhan

3. IVFD NaCl 0.9 % atau dextrose 4 %

4. Pasang kateter untuk cek urine

5. Pemberian antidotum naloxon :

-Tanpa hipoventilasi : dosis awal 0,4 mg intravena

- Dengan hipoventilasi : dosis awal 1,2 mg intravena

- Bila tidak ada respon dalam 5 menit : ulangi sampai dosis maksimal 10 mg, bila

tidak ada perubahan, lapor konsulen

- Bila berespon drip naloxon diberikan I ampul dalan 500 cc NaCl 0,9 % atau

dextrose 5% dalam 6 jam

6. ETT dilakukan , bila lebih dari 3 jam pernafasan tidak adekuat, oksigenasi kurang dan

hipoventilasi menetap

7. Puasa selam 6 jam untuk menghindari aspirasi

8. Jika kesadaran compos mentis dan Tanda-tanda vital normal, terapi diberikan

simptomatik sesuai keluhan putus zat.

2. Overdosis amfetamin

a. Menciptakan suasana yang tenang, sehingga pasien dapat diajak bicara

b. Tidak ada yang spesifik, awasi vital sign

c. Berikan terapi berikut jika ada gejala :

- Agitasi : diazepam 10 Mg Intramuskular atau per oral 5-10 mg tiap 3 jam

- Takiaritmia : berikan propanolol atau inderal 10-20 mg per oral tiap 4 jam

- Vitamin C 500 mg 4 X sehari untuk meningkatkan ekskresi urine

- Bila ada gejala psikotik berikan antipsikotik potensi tinggi dengan dosis rendah

Haloperidol 2-5 ng dua kali sehari

3. Overdosis cannabis

a.Menciptakan suasana yang tenang, sehingga pasien dapat diajak bicara

b. Tidak ada yang spesifik, awasi vital sign

c.Bila diperlukan, berikan diazepam 10-30 mg per oral atau parenteral.

247

Page 7: 22.Terapi Medis Napza PICU

4. Overdosis alcohol

a. Untuk delirium berikan diazepam 5-10 mg

b. Untuk halusinasi berikan haloperidol 1-4 mg tiap 6 jam per oral

Pengkajian secara umum dan objektif untuk melihat tanda dan gejala reaksi napza dapat

dilakukan melalui pemeriksaan fisik seperti tabel di bawah ini.

Tanda dan gejala Over dosis Putus zatTanda-tanda vital -Tekanan darah Meningkat

-Nadi Meningkat

-Suhu Irreguler Meningkat

Menurun

-Respirasi Menurun

Kepala -Mata

Pupil Pinpoint Dilatasi Reaktif Sluggish

Tidak reaktifSklera Bloodshoot

NystagmusKeluar air mata

-Hidung RhinorrheaKeringUlcer di membran atau

septum

Over dosis Stimulant / LSD

Overdosis Stimulant

Overdosis SolventOverdosis Jenis atropin, stimulan, LSD

Overdosis Opiate atau depresan

Overdosis Opiate

Overdosis halusinogen,Overdosis Gluthethimide atau stimulantOverdosis Jenis atropine

Overdosis Marijuana atau solventOverdosis Depresan

Overdosis Jenis atropin

Pemakaian kronik Kokain

Putus zat Depresan

Putus zat Depresan

Putus zat Opiate atau depresan

Withdrawal opiate

Putus zat Opiate

Putus zat Opiate

248

Page 8: 22.Terapi Medis Napza PICU

KulitHangat Kering LembabNeedle track

Merinding

Rash sekitar mulut/hidungKomunikasi Lambat dan pelan

Not slurred Slurred Cepat

TanganTremor

TremorNeurologis

RefleksMeningkatMenurunConvulsion

Paru-paru

Udem pulmonal

Overdosis Jenis atropinOverdosis StimulantPemakaian lama Opiate, Stimulant, DepresanOver dosis LSD

Overdosis Solvents/inhalan

Overdosis OpiateOverdosis DepresanOverdosis Stimulant

Overdosis Stimulant atau halusinogen

Overdosis StimulantOverdosis DepresanOverdosis Stimulant, Kodein, Propoxyphene, metaquoloneOverdosis Opiate atau depresan

Putus zat Opiate

Putus zat Opiate

Putus zat Depresan

249