244336622-makalah-blok-15

16
 Tinjauan Pustaka Dermatitis Atopik Janetty E7  [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no.6 J akarta !" #e lepon $ "%&!6'( %"6) Fa* $ "%&!6+7+ ,enda-uluan Dermatitis adala- penyakit kulit atal&atal/ kerin/ dan kemera-an. Dematitis jua dapat dide0inisikan se1aai peradanan pada kulit/ 1aik karena kontak lansun denan 2at kimia yan menaki1atkan iritasi/ atau reaksi aleri. Denan kata lain/ dermatitis adala- jenis aleri kulit. ,enyakit ini dialami sekitar "&%"3 anak. ,ada 7"3 kasus dermatitis atopik umumnya dimulai saat anak&anak di1a4a- ! ta-un dan "3 saat remaja 5 de4asa. #ipe dermatitis yan serin terjadi pada anak&anak yaitu dermatitis atopik yan merupakan suatu ejala eksim terutama tim1ul pada masa kanak&kanak. Dermatitis atopik DA merupakan suatu penyak it perada nan kulit yan kronik/ ditand ai dena n rasa atal/ eritema/ edema / vesike l/ dan luka pada stadium akut/ pada stadium kronik ditandai denan pene1alan kulit likeni0ikasi dan distri1usi lesi spesi0ik sesuai 0ase DA/ keadaan ini jua 1er-u1unan denan kondisi atopik lain  pada penderita ataupun keluarany a. 8esuai denan skenario/ seoran laki&laki " ta-un datan ke poliklinik denan 1eruntus  1ersisik kemera-an yan terasa atal pada 1adan serta kedua tunkai atas dan 1a4a- sejak % minu lalu/ dan kulit jua terli-at sanat kerin. 9aka dari itu/ untuk meneta-ui secara lenkap dan jel as/ penuli s aka n mem1a- as tentan der mat iti s mulai dar i ana mnesis / pemerik saan 0isi k/ dianosis dan lain se1aainya. Anamnesis Anamnesis merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter/ peminta 1antuan dan  pem1eri 1antuan. #uju an anamnesa pertama&tama menumpulkan keteranan yan 1erkaitan denan penyakit pasien dan yan dapat menjadi dasar penentuan dianosis. Anamnesis meliputi  pencatatan rekaman ri4ayat penyakit sejak ejala pertama dan kemudian perkem1anan ejala 1

Upload: oktaviani-dewi-ratih

Post on 06-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 1/16

 Tinjauan Pustaka

Dermatitis Atopik 

Janetty

E7

 [email protected]

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no.6 Jakarta !"

#elepon $ "%&!6'( %"6) Fa* $ "%&!6+7+

,enda-uluan

Dermatitis adala- penyakit kulit atal&atal/ kerin/ dan kemera-an. Dematitis jua dapat

dide0inisikan se1aai peradanan pada kulit/ 1aik karena kontak lansun denan 2at kimia yan

menaki1atkan iritasi/ atau reaksi aleri. Denan kata lain/ dermatitis adala- jenis aleri kulit.

,enyakit ini dialami sekitar "&%"3 anak. ,ada 7"3 kasus dermatitis atopik umumnya dimulai saat

anak&anak di1a4a- ! ta-un dan "3 saat remaja 5 de4asa.

#ipe dermatitis yan serin terjadi pada anak&anak yaitu dermatitis atopik yan merupakan

suatu ejala eksim terutama tim1ul pada masa kanak&kanak. Dermatitis atopik DA merupakan

suatu penyakit peradanan kulit yan kronik/ ditandai denan rasa atal/ eritema/ edema/ vesikel/

dan luka pada stadium akut/ pada stadium kronik ditandai denan pene1alan kulit likeni0ikasi dan

distri1usi lesi spesi0ik sesuai 0ase DA/ keadaan ini jua 1er-u1unan denan kondisi atopik lain

 pada penderita ataupun keluaranya.

8esuai denan skenario/ seoran laki&laki " ta-un datan ke poliklinik denan 1eruntus

 1ersisik kemera-an yan terasa atal pada 1adan serta kedua tunkai atas dan 1a4a- sejak %

minu lalu/ dan kulit jua terli-at sanat kerin. 9aka dari itu/ untuk meneta-ui secara lenkap

dan jelas/ penulis akan mem1a-as tentan dermatitis mulai dari anamnesis/ pemeriksaan 0isik/

dianosis dan lain se1aainya.

Anamnesis

Anamnesis merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter/ peminta 1antuan dan

 pem1eri 1antuan. #ujuan anamnesa pertama&tama menumpulkan keteranan yan 1erkaitan

denan penyakit pasien dan yan dapat menjadi dasar penentuan dianosis. Anamnesis meliputi

 pencatatan rekaman ri4ayat penyakit sejak ejala pertama dan kemudian perkem1anan ejala

1

Page 2: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 2/16

serta kelu-an. :al ini sanat pentin karena perjalanan penyakit -ampir selalu k-as untuk setiap

 penyakit yan 1ersankutan.

8elain itu tujuan melakukan anamnesa dan pemeriksaan 0isik adala- menem1ankan

 pema-aman menenai masala- medis pasien dan mem1uat dianosis 1andin. 8elain itu/ proses ini

 jua memunkinkan dokter untuk menenal pasiennya/ jua se1aliknya/ serta mema-ami masala-

medis dalam konteks kepri1adian dan latar 1elakan sosial pasien. Anamnesis yan 1aik akan

terdiri dari identitas mencakup nama/ alamat/ pekerjaan/ keadaan sosial ekonomi/ 1udaya/

ke1iasaan/ o1at&o1atan/ kelu-an utama/ ri4ayat penyakit sekaran/ ri4ayat penyakit da-ulu/

ri4ayat penyakit dalam keluara/ kondisi linkunan tempat tinalnya/ apaka- 1ersi- atau kotor/

di ruma-nya terdapat 1erapa oran yan tinal 1ersamanya/ yan memunkinkan dokter untuk 

meneta-ui apaka- penyakitnya terse1ut merupakan penyakit 1a4aan atau ia tertular penyakit

terse1ut. Anamnesis yan dapat dilakukan pada pasien di skenario adala- se1aai 1erikut $

. Anamnesa Umum

& ;ama/ umur/ alamat/ pekerjaan 1isa secara auto maupun alloanamnesis

,ada skenario dikatakan 1a-4a anak terse1ut 1erusia " ta-un dan didampini ole- i1unya

maka se1aiknya dilakukan anamnesis umum secara alloanamnesis

%. Kelu-an Utama

& <eruntus 1ersisik kemera-an yan terasa atal pada 1adan serta kedua tunkai atas dan

 1a4a- sejak % minu lalu.

 

+. =i4ayat ,enyakit 8ekaran

& >atal yan dirasakan dimana/ sejak kapan/ apaka- atal terus&menerus atau tidak 4aktu

kapan atalnya/ disertai peri- atau tidak.

& <eruntus 1ersisik kemera-an apaka- meluas atau tidak 

& Apaka- disertai denan adanya nana- atau tidak 

(. =i4ayat ,enyakit Da-ulu

& Apaka- se1elumnya perna- menalami seperti ini atau tidak? Apaka- penyakitnya

 1erulan?

& 8e1elumnya perna- menderita penyakit apa? Apaka- perna- menderita radan kulit?

& Ada reaksi aleri yan perna- tim1ul?

!. =i4ayat ,enyakit Keluara

2

Page 3: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 3/16

& Apaka- di keluaranya perna- ada yan menalami -al yan sama?

6. =i4ayat ,eno1atan

& 8e1elumnya apaka- suda- perna- 1ero1at ke dokter lain? Kalau suda- terapi apa yan

tela- diterima? 1at&o1atan apa yan tela- dikonsumsi? Apaka- keadaan mem1aik?

7. =i4ayat inkunan dan 8osial

& 8e1elumnya apaka- pasien memiliki ke1iasan memakai sesuatu atau memakan sesuatu

seperti udan/ keran yan dapat memicu aleri? Apaka- pasien memiliki aleri ter-adap makanan

atau 1a-an tertentu?

9indmap

,emeriksaan

Dianosis suatu penyakit dapat diteakkan 1erdasarkan ejala klinik yan ditemukan pada

 pemeriksaan 0isik/ terutama sekali 1ai penyakit yan memiliki ejala klinik spesi0ik. ,emeriksaan

yan dilakukan dapat 1erupa pemeriksaan 0isik namun 1ai penyakit yan tidak memiliki ejala

klinik k-as/ untuk meneakkan dianosisnya kadan&kadan diperlukan pemeriksaan la1oratorium

dianosis la1oratorium.

3

Page 4: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 4/16

,emeriksaan Fisik 

Dari pemeriksaan umum dan 0isik serin didapat keteranan B keteranan yan menuju ke

ara- tertentu dalam usa-a mem1uat dianosis. ,emeriksaan 0isik dilakukan denan 1er1aai cara di

antaranya adala- pemeriksaan 0isik dan pemeriksaan penunjan.

,emeriksaan 0isik dermatitis atopik dilakukan pemeriksaan kulit yan di1ai menjadi dua

 1erdasarkan $%

. okalisasi

a. <ayi $ kedua pipi/ kepala/ 1adan/ serta ekstremitas terutama 1aian ekstensor.

 1. Anak $ tenkuk/ lipat siku/ lipat lutut/ le-er/ perelanan tanan serta 1aian 0leksor.

c. De4asa $ tenkuk/ lipat lutut/ lipat siku/ le-er dan dapat menenai kelopak mata.

 %. E00loresensi dan si0atnya

a. <ayi $ eritema 1er1atas teas/ papupa dan vesikula milier disertai erosi dan eksudasi serta

krusta.

 1. Anak $ papula&paula millier/ likeni0ikasi/ sedikit skuama/ kulit kerin dan tidak eksudati0.

c. De4asa $ 1iasanya -iperpimentasi/ kerin dan terdapat likeni0ikasi.

,ada pemeriksaan 0isik pasien didapat adala- terdapat 1ercak dan 1eruntus yan terasa atal pada

 1adan/ kedua tunkai atas dan 1a4a- serta kulit tampak 1ersisik kemera-an dan kerin.

,emeriksaan ,enunjan

Keunaan dari pemeriksaan penunjan adala- untuk keakuratan dianosis suatu penyakit.

. ,emeriksaan la1oratorium/ pemeriksaan yan dapat dilakukan $

- CE serum

CE serum dapat diperiksa denan metode EC8A. Ditemukan pada "3 penderita dermatitis atopik 

menunjukkan peninkatan kadar CE dalam serum terutama 1ila disertai ejala atopi aleri.

- Eosino0il

Kadar eosino0il yan meninkat dapat ditemukan dalam serum penderita dermatitis atopik.

- 8el #

im0osit # di daera- tepi pada penderita dermatitis atopik mempunyai jumla- a1solut yan normal

atau 1erkuran. Dapat diperiksa denan pemeriksaan imuno0luouresensi terli-at aktivitas sel #&

-elper menye1a1kan pelepasan sitokin yan 1erperan pada patoenesis dermatitis atopik.

4

Page 5: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 5/16

%. Dermatora0isme ,uti-

,enoresan pada kulit normal akan menim1ulkan + respon/ yakni akan tampak aris mera-

di lokasi penoresan selama ! menit/ selanjutnya menye1ar ke daera- sekitar kemudian tim1ul

edema setela- 1e1erapa menit. ;amun/ pada penderita atopik 1ereaksi lain. >aris mera- tidak 

disusul 4arna kemera-an/ tetapi tim1ul kepucatan dan tidak tim1ul edema.

+. ,erco1aan Asetilkolin

8untikan secara intrakutan solusio asetilkolin 5!""" akan menye1a1kan -iperemia pada

oran normal. ,ada oran Dermatitis Atopik. akan tim1ul vasokontriksi se-ina terli-at kepucatan

selama jam.

(. ,erco1aan :istaminJika histamin fosfat disuntikkan pada lesi penderita Dermatitis Atopik maka eritema akan

berkurang. Jika disuntikkan parenteral, tampak eritema bertambah pada kulit yang normal.

Diagnosis

Proses diagnosis medis merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk menangani suatu

penyakit. Proses diagnosis adalah proses yang dilakukan seorang ahli kesehatan untuk menentukan

 jenis penyakit yang diderita oleh pasien, kemudian menentukan diagnosis penyakit pasien tersebut

sehingga dapat memberi pengobatan yang tepat dengan jenis penyakit (etiologik) maupun gejalanya

(simptomatik).3

Diagnosis dilakukan berdasarkan prinsip bahwa suatu penyakit dapat dikenali dengan

memperhatikan ciri gejala klinis pada tubuh pasien yang ditimbulkan penyakit tersebut. Keadaan

penyakit yang diderita dapat juga diukur dengan memperhatikan gejala klinis. Semua gejala yang

teramati kemudian dibandingkan dengan pengetahuan mengenai penyakit dan ciri-cirinya yang

dimiliki ahli tersebut, bila terdapat kecocokan maka ahli tersebut dapat menentukan jenis

penyakitnya.3

1. Differential Diagnosis

Differential diagnosis atau diagnosis pembanding merupakan diagnosis yang dilakukan dengan

membanding-bandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis penyakit lain. Berdasarkan

hasil pemeriksaan fisik dan gejala yang dialami pasien, pasien bisa dicurigai menderita beberapa

penyakit seperti :

a. Dermatitis kontak 

5

Page 6: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 6/16

Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan

iritan eksternal yang mengenai kulit.4

Dermatitis kontak terbagi 2 yaitu :

- Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)

-Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik)

Dermatitis Kontak Iritan

Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan

oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, dalam

beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran

untuk merusak lisosom, mitokondria dankomponen-komponen inti sel. Dengan rusaknya membran

lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik akan

membebaskan prostaglandin dan leukotrien yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan

transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan system kinin.5

Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratisonit dan keluarnya mediator-mediator.

Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak alergik sangat tipis yaitu dermatitis

kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi.

Ada dua jenis bahan iritan yaitu :4

1. Iritan kuat yang akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan hampir semua orang

2. Iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang.

Faktor kontribusi, misalnya kelembapan udara, tekanan, gesekan, dan oklusi mempunya

andil pada terjadinya kerusakan tersebut.

Dermatitis Kontak Alergi

Pada dermatitis kontak alergi, ada dua fase terjadinya respon imun tipe IV yang

menyebabkan timbulnya lesi dermatitis ini yaitu :

1. Fase Sensitisasi

Fase sensitisasi disebut juga fase induksi atau fase aferen. Pada fase ini terjadi sensitisasi

terhadap individu yang semula belum peka, oleh bahan kontaktan yang disebut alergen kontak atau

pemeka. Hal ini terjadi bila hapten menempel pada kulit selama 18-24 jam kemudian hapten

diproses dengan jalan pinositosis atau endositosis oleh sel LE (Langerhans Epidermal), kemudian

6

Page 7: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 7/16

sel LE menuju duktus Limfatikus dan terjadilah proses penyajian antigen kepada molekul CD4+

(Cluster of Diferantiation 4+) dan molekul CD3. Selanjutnya sel Langerhans dirangsang untuk 

mengeluarkan IL-1 (interleukin-1) yang akan merangsang sel T untuk mengeluarkan IL-2. IL-2

akan mengakibatkan proliferasi sel T sehingga terbentuk primed memory T cells, yang

akan bersirkulasi ke seluruh tubuh meninggalkan limfonodi dan akan memasuki fase elisitasi bila

kontak berikut dengan alergen yang sama. Proses ini pada manusia berlangsung selama 14-21 hari,

dan belum terdapat ruam pada kulit. Pada saat ini individu tersebut telah tersensitisasi yang berarti

mempunyai resiko untuk mengalami dermatitis kontak alergik.5

2. Fase Elisitasi

Fase elisitasi atau fase eferen terjadi apabila timbul pajanan kedua dari antigen yang sama

dan sel yang telah tersensitisasi telah tersedia di dalam kompartemen dermis. Sel Langerhans akan

mensekresi IL-1 yang akan merangsang sel T untuk mensekresi Il-2. Selanjutnya IL-2 akan

merangsang INF (interferon) gamma. IL-1 danINF gamma akan merangsang keratinosit

memproduksi ICAM-1 (intercellular adhesion molecule-1) yang langsung beraksi dengan limfosit T

dan lekosit, serta sekresi eikosanoid. Eikosanoid akan mengaktifkan sel mast dan makrofag

untuk melepaskan histamin sehingga terjadi vasodilatasi dan permeabilitas yang meningkat.

Akibatnya timbul berbagai macam kelainan kulit seperti eritema, edema dan vesikula yang akan

tampak sebagai dermatitis.

5

Tabel 1. Perbedaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik.

 ;o. Dermatitis Kontak Critan Dermatitis Kontak Alerik 

,enye1a1 Critan primer Aleren kontak 8.sensiti2er  

% ,ermulaan ,ada kontak pertama ,ada kontak 1erulan

+ ,enderita 8emua oran :anya oran yan alerik  

( esi <atas le1i- jelas/ eritema sanat

 jelas

<atas tidak 1eitu jelas/

eritema kuran jelas

! Uji #empel 8esuda- ditempel %( jam/ 1ila

iritan diankat reaksi akan seera

 1er-enti

<ila sesuda- %( jam 1a-an

aleren diankat/ reaksi

menetap atau meluas

Dalam anamnesis penting ditanyakan apakah pasien memakan sesuatu atau terkena suatu

bahan yang dapat memicu terjadinya proses pelepasan mediator-mediator sehingga terjadinya reaksi

alergi tersebut. Jika tidak, maka dermatitis kontak baik iritan maupun alergik dapat dieliminasi dari

7

Page 8: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 8/16

working diagnosis sehingga mempersempit kemungkinan-kemungkinan penyakit. Dermatitis

kontak ini termasuk mirip dengan dermatitis atopik sebab sama-sama merupakan peradangan kulit

namun bedanya dermatitis atopik bisa merupakan dermatitis rekurens atau perulangan dari penyakit

yang diderita pasien saat bayi. Sebaiknya juga dilakukan uji tempel untuk lebih memastikan

diagnosis.

b. Dermatitis Numularis

Dermatitis numularis adalah dermatitis dengan lesi-lesi khas berbentuk bulat numular

(seperti koin), berbatas tegas, dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah

sehingga basah (mandidans). Staphylococcus aureus, stress, emosi, trauma local baik fisik/kimiawi,

kulit penderita yang cenderung kering diduga berpengaruh munculnya dermatitis numularis.

Dermatitis numularis ini biasanya perkembangan / manifestasi dari dermatitis atopik yang terjadi

pada bayi dan anak di bawah 10 tahun, namun pada orang dewasa tidak berhubungan dengan

gangguan atopi.

Gejala klinis secara subyektif sangatlah gatal sedangkan secara obyektif dermatitis sebesar

uang logam, terdiri atas eritem, edema, kadang-kadang ada vesikel, krusta, atau papul.

Predileksinya ialah ekstensor ekstremitas terutama tungkai bawah, bahu dan bokong.

Cara membedakan dengan dermatitis atopik adalah dengan melakukan pemeriksaan fisik 

yaitu melihat lesi kulit pada pasien apakah berbentuk numuler atau tidak karena dermatitis numular

merupakan perkembangan dari dermatitis atopik 

c. Skabies

Skabies, juga dikenal sebagai seven-year itch, adalah suatu kondisi medis yang ditandai

dengan suatu ruam yang sangat gatal (terutama malam hari), kadang-kadang disertai nyeri, nodul,

dan alur-alur yang tipis pada kulit. Kondisi ini merupakan salah satu penyakit kulit yang paling

sering terjadi pada anak-anak, dan paling sering terlihat pada individu yang tinggal dalam

lingkungan yang penuh dan sesak, dengan keadaan yang tidak bersih, serta mereka yang sering

melakukan hubungan seksual. Skabies mudah untuk diobati tanpa terjadi rekurensi dengan

pemakaian bahan-bahan topikal, dengan komplikasi seperti infeksi kulit sekunder yang terjadi

hanya sebagai akibat keseringan untuk menggaruk atau mengusap-usap lesi. Bentuk yang lebih

serius terjadi pada individu penderita imunodefisiensi (skabies berkrusta) dan memiliki prognosis

8

Page 9: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 9/16

yang buruk. Kondisi ini disebabkan oleh serangan tungau yang dapat ditularkan melalui pemakaian

benda secara bersama-sama atau kontak langsung (lebih sering terjadi), dengan resiko pada yang

berkontak langsung meningkat seiring dengan waktu. Tanda dan gejala Skabies yang mungkin

timbul adalah benjolan dan gumpalan merah kecil serta rasa gatal di sekitar daerah yang terkena.

Untuk mengeliminasi skabies dari work diagnosis, maka penting ditanyakan onset gatal

yang dirasakan pasien serta predileksinya. Skabies terkenal dengan rasa gatal yang khas, yaitu pada

malam hari serta predileksinya biasanya di daerah kulit dengan mukosa yang tipis seperti di sela-

sela jari atau pada bayi bisa generalisata karena kulitnya yang tipis dan lembab.

d. Varicella

Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi pada anak-

anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zoster. Varicella pada anak,

mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan

adanya bercak gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya krusta, walaupun

banyak juga lesi kult yang tidak berkembang sampai vesikel. Varicella memiliki gambaran lesi

polimorfi pada kulit.

Normalnya pada anak, gejala sistemik biasanya ringan. Komplikasi yang serius biasanya terjadi

pada dewasa dan pada anak dengan defisiensi imunitas seluler, dimana penyakit dapat

bermanifestasi klinis berupa, erupsi sangat luas, gejala konstitusional berat, dan pneumonia.

Terdapat kemungkinan fatal jika tidak ada terapi antivirus yang diberikan. Kemerahan pada kulit ini

lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak 

nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera

mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di

kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa

waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi.

Untuk mengeliminasi varicella dari working diagnosis maka penting diperhatikan adanya

pustul atau tidak pada lesi kulit pasien. Jika ada pustul dan gatal maka kemungkinan besar varicella.

Selain itu penting juga ditanyakan apakah ini merupakan penyakit berulang atau penyakit yang

pernah diderita sebelumnya atau tidak. Varicella kebanyakan hanya diderita sekali seumur hidup

pada manusia, jika ada reaktivasi maka berbentuk herpes zooster dengan lesi kulit yang lebih sedikit

dan waktu penyembuhan yang relatif lebih singkat dari varicella. Selain itu tanyakan juga apakah

ada gejala penyerta lain seperti demam, pegal-pegal, dan sebagainya. Varicella biasanya disertai

gejala demam yang tidak terlalu tinggi dan pegal-pegal karena merupakan penyakit dalam sistemik.

9

Page 10: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 10/16

e. Pyoderma

Pyoderma adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau

Streptococcus beta hemoliticus. Infeksi pada kulit ini dapat bersifat superfisial (hanya sebatas di

epidermis) atau profunda (lebih dalam mencapai dermis).

Jenis infeksi superfisial contohnya seperti, impetigo non-bulosa, impetigo bulosa, ektima,

folikulitis, furunkel, dan karbunkel. Jenis infeksi profunda adalah selulitis, erisipelas, flegmon,

abses multiple kelenjar keringat, hidradenitis. Pyoderma dapat berupa infeksi primer dan infeksi

sekunder. Penyakit kulit yang disertai pyoderma sekunder disebut impetiginisata. Tandanya adalah

pus, pustul, bula purulen.

Untuk mengeliminasi pyoderma dari working diagnosis maka harus ditanyakan apakah lesi

mengandung pus atau tidak karena pyoderma pasti menghasilkan lesi bernanah atau mengeluarkan

pus. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik untuk benar-benar memastikan tidak adanya nanah

dari lesi kulit. Predileksi juga penting untuk ditanyakan karena pyoderma memiliki predileksi di

daerah muka terutama sekitar lubang hidung dan mulut karena tempat-tempat tersebut merupakan

tempat dimana dapat ditemukannya banyak bakteri penyebab pyoderma.

f. Campak (Rubeola)

Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus

campak.virus campak merupakan virus RNA, genus Morbilivirus, family Paramyxoviridae. Selama

periode prodromal dan beberapa saat setelah rash terlihat, virus dapat ditemukan pada sekret

nasofaringeal, darah dan urin. Virus dapat hidup pada temperatur ruangan selama 34 jam.

Penyakit ini sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari

setelah munculnya ruam. Penyebaran infeksi terjadi dengan perantara droplet ditandai dengan

adanya demam tinggi terus-menerus 38,5°C atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata

merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam

timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Pada saat ini anak 

dapat mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare dapat bertambah parah

sehingga anak mengalami sesak napas atau dehidrasi. Adanya kulit kehitaman dan bersisik 

(hiperpigmentasi) dapat merupakan tanda penyembuhan. Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-

12 hari, terdiri dari tiga stadium:

10

Page 11: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 11/16

- Stadium prodromal, berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk,

pilek, faring merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomosis

timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak koplik.

- Stadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam makulo-papular yang bertahan selama 5-6 hari.

Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah,

leher dan akhirnya ke ekstremitas.

- Stadium penyembuhan (konvalensi), setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai

urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah

1-2 minggu.

Untuk mengeliminasi Rubeola dari working diagnosis maka harus ditanyakan apakah ini

merupakan penyakit berulang atau bukan. Selain itu gejala penyerta juga harus ditanyakan karena

biasanya campak disertai dengan demam, gejala coryza (seperti flu), batuk-pilek, radang pada

konjungtiva, dan sebagainya. Rubeola tidak gatal karena itu perlu ditanyakan juga apakah

effloresensi pada pasien terasa gatal atau tidak.

2. Work Diagnosis

Work Diagnosis atau diagnosis kerja merupakan suatu kesimpulan berupa hipotesis tentang

kemungkinan penyakit yang ada pada pasien. Setiap diagnosis kerja haruslah diiringi dengan

diagnosis banding.6

Berdasarkan gejala-gejala yang timbul dapat diduga kalau pasien anak laki-laki tersebut

menderita Dermatitis Atopik. Dermatitis Atopik merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan

residif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering

berhubungan dengan peningkatan IgE dalam serum dan riwayat atopi keluarga atau penderita.

Manifestasi Klinik 

Kulit penderita dermatitis atopik umumnya kering, pucat/redup, kadar lipid di epidermis

berkurang, dan kehilangan air lewat epidermis meningkat, jari tangan teraba dingin. Penderita

dermatitis atopik cenderung tipe astenik, dengan inteligensia di atas rata-rata, sering merasa cemas,

egois, frustasi, agresif, atau merasa tertekan. Gejala klinis yang spesifik yaitu rasa gatal yang khas

dengan predileksi yang khas, berlangsung kronis dan residif. Penderita dermatitis atopik 

mempunyai tingkat ambang rasa gatal yang rendah, gatal dapat hilang timbul sepanjang hari tetapi

umunya lebih hebat pada malam hari serta adanya stigmata atopik pada pasien maupun keluarga

11

Page 12: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 12/16

yang lain. Tempat predileksi adalah hal yang paling penting untuk diketahui dari pasien dermatitis

atopik. Manifestasi klinis dermatitis atopik berbeda pada setiap tahapan atau fase perkembangan

kehidupan, mulai dari saat bayi hingga saat dewasa. Pada setiap anak didapatkan derajat keparahan

yang bervariasi, tetapi secara umum mengalami pola distribusi lesi yang serupa.7

Dermatitis atopik dikelompokkan dalam 3 fase yaitu :8

- Dermatitis atopik infantile (2 bulan-2 tahun)

Biasanya timbul pada usia 2 bulan sampai usia 2 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada usia 2-

3 minggu. Bentuk yang paling sering adalah bentuk basah. Mula-mula berupa papula milier

kemudian timbul eritem, papulovesikel yang bila pecah akan menimbulkan erosi dan eksudasi.

Biasanya terjadi pada muka terutama pipi, dapat meluas ke dahi, kulit kepala, leher, pergelangan

tangan, ekstremitas bagian ekstensor dan bokong. Bentuk lain yang jarang terjadi adalah bentuk 

kering. Kelainan dapat berupa papula kecil, skuama halus, likenifikasi dan erosi. Biasanya terjadi

pada anak yang lebih besar. Eksaserbasi bisa terjadi karena tindakan vaksinasi, makanan, bulu

binatang atau perubahan suhu.

- Dermatitis atopik fase anak (3-10 tahun)

Kelainan dapat berupa papula, likenifikasi, skuama, erosi dan krusta. Biasanya terjadi pada

fossa poplitea, antekubiti, pergelangan tangan, muka dan leher. Eksaserbasi tipe anak lebih sering

karena iritasi dan kadang-kadang karena makanan. Stigmata Atopik pada anak :

1. Temperamen, anak tak pernah diam, iritabel dan agresif.

2. Lipatan bawah mata (tanda Dennie-Morgan).

3. Penipisan alis bagian lateral (tanda Hertoghe).

4. Kulit kering atau xerotik.

5. Pitiriasis alba.

6. Keratosis pilaris.

7. Muka pucat (paranasal dan periorbita).

8. Lipatan garis tangan berlebihan.

9. Keratokonus dan katarak juvenile.

10. Mudah terkena infeksi.

- Dermatitis atopik fase remaja dan dewasa (13-30 tahun)

Kelainan yang ditemukan berupa bercak kering dengan likenifikasi, skuama halus dan

hiperpigmentasi atau hipopigmentasi. Biasanya terjadi pada daerah ekstremitas bagian fleksor,

12

Page 13: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 13/16

leher, dahi dan mata. Eksaserbasi pada DA tipe dewasa sering terjadi karena tekanan mental, iritasi

dan makanan.

Kriteria Diagnostik Dermatitis Atopik 

Kriteria diagnostik DA pada mulanya didasarkan atas fenomena klinis yang menonjol, yaitu

gejala gatal. George Rajka menyatakan bahwa diagnosis DA tidak dapat dibuat tanpa adanya

riwayat gatal. Pada tahun 1980 Hanifin dan Rajka membuat kriteria diagnostik DA yang masih

sering digunakan hingga saat ini :8

a. Kriteria Mayor

- Pruritus (gatal)

- Morfologi sesuai umur dan distribusi lesi yang khas

- Bersifat kronik eksaserbasi

- Ada riwayat atopi individu atau keluarga

b. Kriteria Minor

- Tanda Dennie-Morgan - Gatal bila berkeringat

- Keratokonus - Awitan dini- Konjungtivitis rekuren - Peningkatan Ig E serum

- Katarak subkapsuler anterior - Reaktivitas kulit tipe cepat (tipe 2)

- Cheilitis pada bibir - Eczema of the nipple

- White dermatographisme - Intoleransi makanan tertentu

 - Pitiriasis Alba - Intoleransi beberapa jenis bulu binatang

- Fissura pre aurikular - Tanda Hertoghe (kerontokan pada alis bagian lateral).

- Dermatitis di lipatan leher anterior - Facial pallor

- Xerotic - Iktiosis pada kaki

- Hiperliniar palmaris - Papul perifokular hiperkeratosis

- Keratosis palmaris - Hiperpigmentasi daerah periorbita

- Kemudahan mendapat infeksi Stafilokokus dan Herpes Simpleks

- Perjalanan penyakit dipengaruhi faktor lingkungan dan emosi

Untuk membuat diagnosis DA berdasarkan kriteria menurut Hanifin dan Rajka di atas dibutuhkan

sedikitnya 3 kriteria mayor ditambah 3 atau lebih kriteria minor.8

13

Page 14: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 14/16

Komplikasi

- Pada anak penderita dermatitis atopik, 75% akan disertai penyakit alergi lain di kemudian hari.

Penderita dermatitis atopik mempunyai kecenderungan untuk mudah mendapat infeksi virus

maupun bakteri (impetigo, folikulitis, abses, vaksinia Molluscum contagiosum dan herpes).

- Infeksi virus umumnya disebabkan oleh Herpes simplex atau vaksinia dan disebut eksema

herpetikum atau eksema vaksinatum. Eksema vaksinatum ini sudah jarang dijumpai, biasanya

terjadi pada pemberian vaksin varisela, baik pada keluarga maupun penderita. lnfeksi Herpes

simplex terjadi akibat tertular oleh salah seorang anggota keluarga. Hal yang biasa terjadi adalah

timbulnya vesikel pada daerah dermatitis, mudah pecah dan membentuk krusta, kemudian

terjadi penyebaran ke daerah kulit normal.

-Penderita dermatitis atopik mempunyai kecenderungan meningkatnya jumlah koloni

Staphylococcus aureus.

Penatalaksanaan

Pengobatan dibagi atas atas medica mentosa (menggunakan obat – obat yang diminum) dan juga

non-medica mentosa (tidak mengonsumsi obat).

a) Medika mentosa

Pengobatan DA tidak bersifat menghilangkan penyakit tapi untuk menghilangkan gejala dan

mencegah kekambuhan. Secara konvensional pengobatan DA pada umumnya menurut

Boguniewicz & Leung tahun 1996 adalah sebagai berikut :

1) Antibiotik : ditujukan pada DA dengan infeksi sekunder

2) Antihistamin : Antihistamin digunakan sebagai antipruritus yang cukup memuaskan dan banyak 

digunakan untuk terapi DA.

Pengobatan Topikal :8

 

1. Hidrasi kulit: pada kulit diberikan pelembab misalnya krim hidrofilik urea 10%; dapat pula

ditambahkan hidrokortison 1% didalamnya.

2. Kortikosteroid topikal: pengobatan yang paling sering digunakan sebagai anti-inflamasi lesi kulit.

Pada bayi dapat digunakan salap steroid berpotensi rendah misalnya hidrokortison 1-2,5%.

14

Page 15: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 15/16

Pengobatan Sistemik :8

 

1. Kortikosteroid: hanya digunakan untuk mengendalikan eksaserbasi akut dalam jangka pendek 

dan dosis rendah diberikan berselang seling atau dosis diturunkan secara bertahap, kemudian

diganti dengan pemberian kortikosteroid topikal.

2. Antihistamin: untuk mengurangi rasa gatal yang hebat terutama malam hari, sehingga

menggangu tidur.

3. Anti-infeksi: bagi yang belum resisten dapat diberikan eritromisin, asitromisin, atauklaritromisin,

sedang yang telah resisten dapat diberikan dikloksasin,oksasilin, ataugenerasi pertama

sefalosporin.

4. Interferon: menekan respon IgE dan menurunkan fungsi dan proliferasi sel TH2.

5. Siklosporin: untuk DA yang sulit diatasi dengan pengobatan konvensional dapat

diberikan pengobatan dengan siklosporin dalam jangka pendek.

6. Terapi sinar: dapat digunakan PUVA untuk DA yang berat dan luas. Terapi UVBatau

Goeckerman dengan UVB dan ter juga efektif.

b) Non-medica mentosa

 

1. Menghindari bahan iritan : bahan seperti sabun, detergen, bahan kimiawi karena penderita DA

mempunyai nilai ambang rendah dalam merespon berbagai iritan.

2. Mengeliminasi alergen yang telah terbukti : pemicu kekambuhan yang telah terbukti misal

makanan, debu rumah, bulu binatang dan sebagainya harus disingkirkan.

3. Mengurangi stress : stress pada penderita DA merupakan pemicu kekambuhan, bukan sebagai

penyebab.

4. Pemberian pelembab kulit dan menghilangkan pengeringan kulit : pemakaian pelembab dapat

mempebaiki barier stratum korneum.9

Kesimpulan

Berdasarkan gejala-gejala yang timbul pada pasien, dan setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,

pasien diduga menderita dermatitis atopik. Namun karena kurangnya hasil-hasil lain yang

mendukung, diagnosis tidak dapat ditegakan secara jelas dan pasti. Diagnosis DA ditegakkan

15

Page 16: 244336622-Makalah-Blok-15

8/18/2019 244336622-Makalah-Blok-15

http://slidepdf.com/reader/full/244336622-makalah-blok-15 16/16

berdasarkan kriteria diagnostik menurut Hanifin dan Rajka pada tahun 1980 yang sampai sekarang

masih digunakan. Dengan penanganan yang baik dan teratur, penyakit ini dapat segera diatasi.

Daftar Pustaka

1. Jong WD. Kanker, apakah itu? Jakarta: Arcan; 2005.h.104.

2. Alimul A. Diagnosa fisik pada anak. Edisi ke-2. Jakarta: CV Sagung Seto; 2003.h.71-3.

3. Juanda HA. Solusi tepat bagi penderita TORCH. Solo: PT Wangsa Jatra Lesatari;2007.h.19.

4. Isselbacher, Braunwald, Wilson, dkk. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam.Jakarta:

EGC; 2004.h.316-9.

5. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson ilmu kesehatan anak. Edisi ke-15. Jakarta:

EGC;2000.h.2256-60.

6. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;2005.h.33.

7. Handoko RP. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-6. Jakarta; EGC; 2010.h.122-4

8. RED BOOK. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Jakarta:Gramedia;

2005.h.1386-8,1393-5.

9. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2009.h.111-3

16