246066271-kesehatan-lansia

Upload: gugun-guntur-gunawan

Post on 15-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    1/27

    1

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPeningkatan usia harapan hidup penduduk merupakan salah satuindikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Namun demikian, kondisitersebut akan diikuti oleh peningkatan jumlah penduduk lanjut usia ataulansia dengan berbagai permasalahannya (Kemenkokesra, 2012).World Health Organization (WHO) mencatat bahwa terdapat 600 jutajiwa lansia pada tahun 2012 di seluruh dunia. WHO juga mencatat terdapat142 juta jiwa lansia di wilayah regional Asia Tenggara. Sedangkan menurutBadan Pusat Statistik (BPS), tercatat jumlah lansia Indonesia mencapaijumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dari yang hanya 19 juta jiwa pada tahun2006. Hasil rekapitulasi data dinas kesehatan Jawa tengah mencatat 3 jutajiwa lansia terdapat di Jawa tengah. Angka ini menunjukkan peningkatanjumlah lansia sebesar 22,5% dari 2.323.541 pada tahun 2010. Secarakuantitatif parameter tersebut lebih tinggi dari ukuran nasional (Depkes, 2012

    ; BPS, 2012).Gangguan tidur merupakan salah satu masalah kesehatan yang seringdihadapi oleh lansia. Kondisi ini membutuhkan perhatian yang serius.Buruknya kualitas tidur lansia disebabkan oleh meningkatnya latensi tidur,berkurangnya efisiensi tidur dan terbangun lebih awal karena proses penuaan.Proses penuaan tersebut menyebabkan penurunan fungsi neurontransmiter2

    yang ditandai dengan menurunnya distribusi norepinefrin. Hal itumenyebabkan perubahan irama sirkadian, dimana terjadi perubahan tidurlansia pada fase NREM 3 dan 4. Sehingga lansia hampir tidak memiliki fase4 atau tidur dalam (Stanley, 2006 ; Khasanah dan Hidayati, 2012).

    Lansia membutuhkan kualitas tidur yang baik untuk meningkatkankesehatan dan memulihkan kondisi dari sakit. Kualitas tidur yang buruk dapatmenyebabkan gangguan-gangguan antara lain, seperti : kecenderungan lebihrentan terhadap penyakit, pelupa, konfusi, disorientasi serta menurunnyakemampuan berkonsentrasi dan membuat keputusan. Selain itu kemandirianlansia juga berkurang yang ditandai dengan menurunnya partisipasi dalamaktivitas harian. Hal ini tentu berdampak buruk terhadap kualitas hiduplansia. Oleh karena itu masalah kualitas tidur pada lansia harus segeraditangani (Potter & Perry, 2006; Stanley, 2006; Olivera, 2010).Metode penatalaksanaan yang bertujuan meningkatkan kualitas tidurpada lansia pada umumnya terbagi atas terapi farmakologis dan non

    farmakologis. Terapi farmakologis memiliki efek yang cepat. Namundemikian, penggunaan obat-obatan ini menimbulkan dampak jangka panjangyang berbahaya bagi kesehatan lansia. Hal ini ditunjukkan dari hasilpenelitian bahwa terjadi peningkatan angka mortalitas pada lansia yangmenggunakan obat tidur. Penggunaan obat tidur secara terus menerus padalansia menimbulkan efek toksisitas yang tinggi. Toksisitas ini meningkatkarena adanya penurunan aliran darah dan motilitas gastrointestinal.Penurunan fungsi ginjal pada lansia yang diperburuk dengan konsumsi obat-

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    2/27

    3

    obatan secara terus menerus akan menyebabkan gagal ginjal. Hal inilah yangmenyebabkan terjadinya peningkatan angka mortalitas pada lansia. Dengandemikian diperlukan terapi non farmakologis yang efektif dan aman untukmeningkatkan kualitas tidur lansia (Stanley, 2006).Prinsip penatalaksanaan non farmakologis untuk mengatasi gangguantidur adalah peningkatan kenyamanan dan penurunan kecemasan (Potter &Perry, 2006). Salah satu terapi non farmakologi yang berpotensi memperbaikikualitas tidur lansia adalah terapi suara dengan Murottal Al Qur'an. Terapimurottal Al Qur'an dengan tempo yang lambat serta harmonis dapatmenurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami(serotonin). Mekanisme ini dapat meningkatkan perasaan rileks, mengurangiperasaan takut, cemas, dan tegang, serta memperbaiki sistem kimia tubuhsehingga menurunkan tekanan darah, memperlambat pernafasan, detakjantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak (Heru, 2008). Oleh karenainilah terapi murottal Al Qur'an memiliki potensi untuk meningkatkankualitas tidur.Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di UnitRehabilitasi Sosial Dewanata Kesugihan Cilacap pada bulan april 2013,

    terdapat 90 lansia yang dirawat di sana. Wawancara dengan 20 lansia terdapat10 diantaranya mengalami gangguan tidur. Lansia mengeluh sulit untuktertidur pada malam hari, sering terbangun malam hari, merasa tidakpuasdengan tidurnya dan rata-rata mereka tidur hanya 4-5 jam perhari. Padahalmenurut Stanley (2006), seorang lansia membutuhkan waktu tidur minimal4

    sekitar 6 jam perhari, berarti dalam hal ini lansia memiliki kualitas tidur yangburuk. Selain itu penggunaan terapi alternatif non farmakologis juga belum

    diterapkan di Unit Rehabilitasi Sosial. Berdasarkan hal tersebut di ataspeneliti tertarik untuk meneliti pangaruh terapi Murottal Al Qur'an terhadapkualitas tidur lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap.

    B. Rumusan MasalahPeningkatan jumlah lansia di satu sisi menunjukkan membaiknyapembangunan negara tetapi di sisi lain diikuti dengan munculnya berbagaipermasalahan pada lansia. Kualitas tidur yang buruk merupakan salah satumasalah kesehatan yang sering dihadapi oleh lansia. Penatalaksanaan kualitas

    tidur yang buruk masih mengacu pada terapi farmakologis yang memilikiefek samping bagi kesehatan lansia. Dengan demikian dibutuhkan terapialternatif yang efektif dan aman. Terapi suara Murottal Al Qur'an merupakansalah satu terapi non farmakologi yang berpotensi memperbaiki kualitas tidurpada lansia. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan penelitian ini adalah :Bagaimanakah pengaruh terapi Murottal Al Qur'an terhadap kualitas tidurlansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap?

    C. Tujuan1. Tujuan Umum

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    3/27

    Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruhterapi murottal Al Qur'an terhadap peningkatan kualitas tidur lansia5

    2. Tujuan KhususTujuan Khusus penelitian ini adalah :a. Mengidentifikasi karakteristik (jenis kelamin, umur, pendidikan, dankualitas tidur) responden di Unit Rehabilitasi Sosial DewanataCilacap.b. Mengidentifikasi perbedaan kualitas tidur sebelum dan sesudahpengamatan pada kelompok kontrol.c. Mengidentifikasi perbedaan kualitas tidur sebelum dan sesudahintervensi pada kelompok perlakuan.d. Mengidentifikasi perbedaan peningkatan kualitas tidur antarakelompok intervensi dan kelompok kontrol.

    D. Manfaat Penelitian1. Manfaat TeoritisHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkanatau memantapkan pemberian intervensi keperawatan yaitu terapiMurottal Al Qur'an terhadap kualitas tidur lansia.2. Manfaat Praktisa. Bagi PenelitiSebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai faktor

    yang berpengaruh terhadap pengaruh pemberian terapi murottal AlQur'an terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia melalui6

    penggalian faktor yang lebih luas jangkauan populasi yang lebihbesar dan pendekatan metodologi yang lebih akurat.b. Bagi Unit Rehabilitasi SosialHasil penelitian ini dapat menjadi acuan pemberian terapi MurottalAl Qur'an di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap.c. Bagi MasyarakatHasil penelitian ini dapat mejadi terapi alternatif untuk penangananmasalah tidur pada lansia di masyarakat.

    E. Keaslian PenelitianBerdasarkan pengetahuan peneliti, belum pernah dilakukan penelitianyang serupa atau sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitutentang pengaruh terapi murottal Al Qur'an terhadap kulaitas tidur lansia diUnit Rehabilitasi Sosial Cilacap. Penelitian lain yang berkaitan dengan terapimurottal Al Qur'an dan kualitas tidur yaitu:1. Penelitian yang dilakukan oleh Eskandari Siswatinah (2012), denganjudul Pengaruh Terapi Murottal Al Qur'an Terhadap KecemasanPasien Gagal Ginjal Kronik yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa diRSUD Kraton Kabupaten di Pekalongan. Penelitian ini menggunakanmetode quasi experiment. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30pasien gagal ginjal kronik yang dibagi tanpa acak ke dalam dua

    kelompok. Hasil penelitian ini terdapat pengaruh pemberian terapimurottal Al Qur'an terhadap kecemasan (p=0,001). Jadi disimpulkan7

    bahwa terapi murrotal Al Qur'an dapat dipertimbangkan untuk penuruntingkat kecemasan.Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukanadalah pada variabel bebas, yaitu terapi murottal. Sedangkanperbedaannya adalah pada variabel terikat yaitu kualitas tidur dankecemasan.

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    4/27

    2. Penelitian dengan judul Role of Qur'an recitation in mental health ofthe elderly oleh Sooki, Sharifi dan Tagharobi (2011) yang dilakukan diRumah Perawatan Golabchi Iran. Metode penelitian ini menggunakandesain cross sectional, dengan jumlah responden sebanyak 56 lansiayang dipilih dengan teknik purposive sampling. Responden di uji dengankuisioner berisi 28 artikel formulir dari kuisioner standar kesehatan jiwa.Setelah dihitung secara statistik dengan analisa Chi-square dan ujimultivariat regresi linear disimpulkan bahwa 41,1% lansia memilikikesehatan mental yang lemah. Status kesehatan mental menunjukanhubungan yang bermakna dengan persetujuan untuk tinggal dipanti danmembaca Al-Qur'an ketika dipanti. 55,4% menunjukan nilai yangbervariasi dari kesehatan mental lansia (p

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    5/27

    10

    BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori1. Lanjut Usiaa. Pengertian LansiaLanjut usia (lansia) adalah setiap warga negara Indonesia priaatau wanita yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, baik potensialmaupun tidak potensial (UU no.13 1998). Sedangkan menurutStanley (2007) seseorang memasuki usia lanjut ketika berusia 60atau 65 tahun. Lansia adalah fase menurunnya kemampuan akal danfisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup(Darmojo, 2004). Sehingga dapat disimpulkan bahwa lansia

    merupakan seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas yangdisertai dengan menurunnya kemampuan akal dan fisik.b. Klasifikasi LansiaWHO mengklasifikasikan lansia menjadi beberapa, yaitu :lansia usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lansia (elderly)60-74 tahun, lansia tua (old) 75-90 tahun, dan lansia sangat tua (veryold) di atas 90 tahun (Nugroho, 2008). Klasifikasi lansia menurutMaryam (2003), antara lain pralansia (prasenilis), lansia, lansiarisiko tinggi, lansia potensial, lansia tidak potensial.

    11

    c. Teori Penuaan

    Penuaan merupakan proses yang normal, dengan perubahanfisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan akan terjadi padasemua orang pada saat mereka mencapai tahap usia danperkembangan tertentu (Stanley, 2007).Menurut Donion dalam Stanley (2007), teori-teori yangmenjelaskan tentang terjadinya penuaan secara umum dibagi menjadi2 (dua) bagian umum, yaitu : teori biologi dan psikososial.1) Teori BiologiTeori biologi menjelaskan proses fisik penuaan, termasukperubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dankematian. Perubahan dalam tubuh terutama perubahan secaramolekuler dan seluler dalam sistem organ utama, kemampuanuntuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. Teori

    biologis juga menjelaskan mengapa orang mengalami penuaandengan cara berbeda dari waktu ke waktu dan faktor apa yangmempengaruhi umur panjang, perlawanan terhadap organisme,dan kematian atau perubahan seluler. Teori biologi terdiri atas :teori genetika, teori wear and tear, riwayat lingkungan, teoriimunitas, dan teori neuroendokrin.

    12

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    6/27

    (a) Teori GenetikaPenuaan merupakan suatu proses perubahan struktursel dan jaringan yang secara tidak sadar diwariskan dariwaktu ke waktu. Teori genetika terdiri dari teori asamdeoksiribonukleat (DNA), teori ketepatan dan kesalahan,mutasi somatik, dan teori glikogen. Proses replikasi padatingkatan seluler menjadi tidak teratur karena adanyainformasi yang tidak sesuai dari inti sel. Molekul DNAmenjadi saling bersilangan (crosslink) dengan unsur lainsehingga mengubah informasi genetik. Hal tersebutmenyebabkan terjadinya kesalahan tingkat seluler yangmengakibatkan sistem dan organ tubuh tidak berfungsi.(b) Teori wear and tearTeori wear and tear (dipakai dan rusak) menjelaskanbahwa penumpukan sampah metabolik atau zat nutrisi dapatmerusak sintesis DNA sehingga mengakibatkan terjadinyakesalahan tingkat seluler dan akhirnya organ tubuh tidakberfungsi dengan baik. Radikal bebas adalah contoh sampahmetabolisme yang akan menyebabkan kerusakan. Radikalbebas dapat berupa atom atau molekul dengan suatu elektronyang tidak berpasangan hasil dari metabolisme. Hal inimenyebabkan radikal bebas sangat reaktif. Pada keadaannormal radikal bebas aka dihancurkan dengan cepat oleh

    13

    enzim pelindung tetapi beberapa radikal bebas dapat lolosdari proses perusakan tersebut dan akhirnya menumpuk didalam struktur bioligis. Hingga akhirnya hal inimenyebabkan kerusakan.(c) Riwayat LingkunganDalam teori ini terdapat faktor-faktor yangmempengaruhi penuaan, antara lain zat karsinogen dariindustri, cahaya matahari, trauma, dan infeksi. Faktor-faktortersebut tidak menjadi faktor utama dalam penuaan tetapimerupakan faktor yang mempercepat penuaan.(d) Teori Imunitas

    Teori ini menjelaskan bahwa pada usia lanjut terjadipenurunan sistem imun seseorang. Seiring bertambahnya usiamaka fungsi endokrin juga menurun sehingga sering munculpenyakit autoimun seperti arthritis rheumatoid dan alergiterhadap makanan dan faktor lingkungan lainnya.(e) Teori NeuroendokrinTeori ini menitikberatkan pada kelainan sekresihormon yang dipengaruhi oleh sistem saraf. Salah satu areaneurologi yang mengalami gangguan akibat penuaan adalahwaktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memprosesdan bereaksi terhadap perintah. Hal ini diinterpretasikan14

    dengan adanya tindakan melawan, ketulian dan kurangnyapengetahuan.2) Teori PsikososialDalam teori ini terdapat beberapa teori antara lain : teorikepribadian, teori tugas perkembangan, teori disengagement, teoriaktivitas, dan teori kontinuitas.(a) Teori KepribadianKepribadian manusia adalah aspek yang berkembangpesat pada tahun akhir perkembangannya. Penuaan jugaberpengaruh pada kepribadian lansia tersebut.

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    7/27

    (b) Teori Tugas PerkembanganTugas perkembangan adalah aktivitas dan tantanganyang harus dipenuhi oleh seseorang sebagai tahap-tahapspesifik dalam kehidupannya. Pencapaian dan kepuasan yangpernah dicapai akan mempengaruhi perasaan lansia.(c) Teori DisengagementTeori Disengagement (pemutusan hubungan)menjelaskan bahwa lansi akan mengalami suatu tahapanmenarik diri dari kegiatan bermasyarakat dan tanggungjawabnya. Lansia akan merasa bahagia apabila perannyadalam masyarakat telah berkurang dan tanggung jawabnyasudah dilanjutkan oleh generasi muda. Namun bagi banyak15

    individu pengurangan peran dalam masyarakat tidakdiinginkan.(d) Teori AktivitasTeori ini merupakan teori lawan dari teoridisengagement, menurut teori ini untuk menuju lansia yangsukses diperlukan aktivitas yang terus berlanjut. Selain itu,aktivitas juga sangat penting untuk mencegah kehilangan danpemeliharaan kesehatan sepanjang kehidupan manusia.(e) Teori KontinuitasTeori ini juga dikenal sebagai teori perkembangan.

    Teori ini menjelaskan tentang dampak dari kepribadian padakebutuhan untuk tetap melakukan aktivitas atau memisahkandiri agar mencapai kebahagiaan dimasa tua.2. Tidura. Definisi TidurTidur adalah keadaan perilaku ritmik dan siklik yang terjadidalam lima tahap [empat tahap non-rapid eye movement (NREM) dansatu tahap rapid eye movement (REM)]. Istirahat dan tidur merupakansalah satu kebutuhan dasar manusia yang penting dan harus terpenuhi.Tidur yang normal melibatkan 2 fase yaitu gerakan bola mata cepatatau rapid eye movement (REM) dan gerakan bola mata lambat ataunon-rapid eye movement (NREM). Selama tahap NREM seseorangmengalami 4 tahapan siklus tidur. Tahap 1 dan 2 merupakan

    16

    karakteristik tidur dangkal dan seseorang lebih mudah terbangun.Tahap 3 dan 4 merupakan tidur dalam (Stanley, 2006 ; Potter & Perry,2006).b. Fisiologi TidurTidur merupakan irama biologis yang kompleks. Apabila jambiologis seseorang sama dengan pola terjaga dan tidur, orang tersebutberada dalam sinkronisasi sirkadian. Hal ini berarti seseorang terjagaketika fungsi fisiologis dan psikologisnya paling aktif dan tertidurketika fungsi fisiologis dan psikolgisnya paling tidak aktif. Perubahanirama sirkadian seeorang berubah sesuai pola kebiasaan yang terjadilebih dari 5 kali berturut-turut. Irama sirkadian ini dimulai saat minggu

    ketiga kehidupan seseorang (Kozier et al., 2011; Potter & Perry, 2006).Tahapan tidur pada manusia melalui dua tahap yaitu tidurNREM (Non Rapid Eye Movement) dan REM (Rapid Eye Movement).Tidur NREM terbagi atas empat tahap, antara lain :1) Tahap ITidur sangat ringan dimana individu merasa mengantuk dan rileks,bola mata bergerak-gerak dari satu sisi ke sisi lain. Tidur iniberlangsung beberapa menit dan pada tahap ini individu mudahsekali untuk terbangun.

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    8/27

    17

    2) Tahap IITahap ini individu tertidur ringan dan diikuti dengan penurunanproses tubuh. Tidur ini berlangsung antara 10-15 menit danmerupakan 40-45% dari total tidur.3) Tahap IIITahap ini frekuensi jantung dan proses tubuh menurun. Individusulit untuk bangun dan kehilangan refleknya.4) Tahap IV.Tahap terakhir tidur NREM, dimana disebut sebagai tidur dalam.Tubuh menjadi sangat rileks dan sering terjadi mimpi sertadengkuran.Tahap tidur yang kedua merupakan tidur REM (Rapid EyeMovement) biasanya kembali setiap 90 menit dan berlangsung sekitar5 sampai 10 menit. Selama tidur REM otak menjadi sangat aktif danmetabolism otak meningkat 20%. Pada fase ini individu bisa sangatsulit dibangunkan dan dapat terbangun secara spontan (Kozier et al.,2011).Siklus tidur individu melalui tahapan NREM dan REM. Siklustidur komplit biasanya berlangsung 1,5 jam. Dalam siklus tidurpertama seseorang melalui tiga tahap tidur NREM pertama dengan

    total waktu 20 sampai 30 menit. Kemudian tidur memasuki tahap IVNREM dengan waktu 39 menit. Setelah itu tidur kembali ke tahap IIIdan II selama 20 menit. Kemudian individu masuk ke siklus tidur18

    REM pertama selama 10 menit. Dan akhirnya kembali ke tahap I tidurNREM (Kozier et al.,2011).c. Pola dan Kebutuhan Tidur LansiaKebutuhan tidur lansia adalah sekitar 6 jam setiap malam.Sekitar 20% sampai 25% tidur berupa tidur REM. Tidur tahap ke IVmenurun dan pada beberapa keadaan tidak terjadi tahap IV. Banyaklansia terbangun di malam hari dan seringkali mereka memerlukanwaktu yang lama untuk dapat kembali tidur (Kozier et al., 2011).

    Menurut Stanley dalam Khasanah (2012), perubahan tidurnormal pada lansia adalah terdapat penurunan pada NREM 3 dan 4,dimana lansia hampir tidak memiliki tahap 4 atau tidur dalam.Perubahan pola tidur lansia disebabkan oleh perubahan sistemneurologis yang secara fisiologis akan mengalami penurunan jumlahdan ukuran neuron pada sistem saraf pusat. Hal ini mengakibatkanfungsi neurontransmiter pada sistem fisiologi neurologi menurun,sehingga distribusi norepinefrin yang merupakan zat yang merangsangtidur juga menurun. Lansia yang mengalami hal tersebut akanmengalami gangguan tidur. Menurut Oliveira (2010), perubahan tiduryang mempengaruhi kualitas tidur dan berhubungan dengan prosespenuaan antara lain peningkatkan latensi tidur, penurunan efisiensitidur, bangun lebih awal, mengurangi tahapan tidur nyenyak dan

    gangguan irama sirkardian, peningkatan tidur siang. Selain itu, jumlah19

    waktu yang diperlukan untuk tidur lebih dalam menurun. Lansia jugamerasa sulit untuk tertidur dan tetap tidur.d. Kualitas tidurKualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalaniseorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran ketikaterbangun. Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif seperti durasitidur, latensi tidur, serta aspek subjektif seperti tidur dalam dan

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    9/27

    istirahat (Khasanah & Hidayati, 2012).Menurut Hidayat dalam Khasanah & Hidayati (2012), kualitastidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukan tanda-tandakekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya.Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibedakan menjadi tanda fisik dantanda psikologis.Tanda tanda fisik akibat kekurangan tidur antara lain :ekspresi wajah (area gelap disekitar mata, bengkak di kelopak mata,konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yangberlebihan, tidak mampu berkonsentrasi, terlihat tanda tandakeletihan. Sedangkan tanda tanda psikologis antara lain : menarikdiri, apatis, merasa tidak enak badan, malas, daya ingat menurun,bingung, halusinasi, ilusi penglihatan dan kemampuan mengambilkeputusan menurun.

    20

    Kualitas tidur dapat diukur menggunakan Pittsburg Quality ofSleep Index (PSQI). Alat ini merupakan alat untuk menilai kualitastidur. Alat ini terdiri dari 19 poin pertanyaan yang berada di dalam7kompenen nilai dan 5 pertanyaan untuk teman sekamar. 19 pertanyaanitu mengkaji secara luas faktor yang berhubungan dengan tidur sepertidurasi tidur, latensi tidur, dan masalah tidur. Setiap komponen skor

    memiliki rentang nilai 0-3. Ketujuh komponen dijumlahkan sehinggaterdapat skor 0-21, dimana skor lebih tinggi dari 5 menandakankualitas tidur yang buruk (Buysse et al., 1988).e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TidurMenurut Kozier et al.,(2011), ada beberapa faktor yang mempengaruhitidur antara lain: sakit, lingkungan, letih, gaya hidup, stres emosional,stimulan dan alkohol, diet, merokok, motivasi, dan obat-obatan.1) SakitKeadaan sakit pada individu membuat terjadinya masalah tidur.Orang yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyakserta irama tidur dan bangun juga terganggu. Misal pada pasiendengan gangguan pernafasan maka ia akan pola nafasnya yangpendek, dangkal dan lainnya membuat sulit tidur.

    2) LingkunganLingkungan dapat mempercepat dan memperlambat tidur.Misalnya suara kebisingan dapat menggangu tidur.Ketidaknyamanan akan suhu lingkungan juga mempengaruhi tidur.21

    Selain itu intensitas cahaya juga berpengaruh, misal individu yangterbiasa tidur gelap tentu akan terganggu saat cahaya terang.3) LetihTingkat keletihan individu juga mempengaruhi pola tidurseseorang. Orang dengan letih sedang akan mengalami tidur yanglebih tenang. Semakin letih seseorang semakin pendek waktu tidurREM pertamanya.

    4) Gaya hidupSeseorang yang jam kerjanya berganti-ganti dan bergeser tentuakan mempengaruhi pola tidur seseorang. Sehingga individu perluuntuk mengatur waktu yang tepat untuk tidur.5) Stres emosionalAnsietas dan depresi seringkali mengganggu tidur. Seseorang yangpikirannya penuh dengan masalah tentu lebih sulit untuk relaks danmengakibatkan sulit untuk tidur. Ansietas menyebabkan stimulasisaraf simpatis sehingga produksi norepinefrin meningkat dan iniberdampak pada kurangnya tidur tahap IV NREM dan REM.

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    10/27

    6) Stimulan dan alkoholMinuman yang mengandung kafein akan menstimulasi saraf pusatsehingga mempengaruhi tidur. Orang yang meminum minumanberalkohol akan sulit untuk memiliki tidur REM. Dan seseorangyang telah toleran terhadap hal itu akan cenderung tidak mamputidur dengan baik.22

    7) DietKonsumsi makanan atau minuman yang mengandung L-Triptofanseperti keju dan susu akan menginduksi tidur. Namun kandungankefein dalam kopi dapat menghambat untuk tidur.8) MerokokNikotin memberi efek stimulan terhadap tubuh. Orang yangmerokok akan cenderung lebih sulit untuk tertidur dan akan lebihsering terbangun.9) MotivasiKeinginan untuk tetap terjaga seringkali dapat mengatasi rasa letihseseorang. Sedangkan orang yang tidak termotivasi untuk terjagakarena bosan akan lebih cepat tertidur.10) Obat-obatanBeberpa obat mempengaruhi kualitas tidur. Antara lain obatpenyekat beta menyebabkan insomnia dan mimpi buruk.Amfetamin dan antidepresan menyebabkan penurunan tidur REM

    secara tidak normal. Seseorang yang putus obat dari setiap obat-obatan ini lebih banyak tidur REM dibandingkan biasanya.3. Terapi Murottal Al Qur'ana. Definisi terapi murottal Al Qur'anAl Qur'an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mu'jizatyang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al Qur'an adalahkitab suci yang diyakini kebenarannya, dan dijadikan salah satu syarat23

    keimanan bagi setiap muslim. Dalam sejarah turunnya Al Qur'anAyat suci Al Qur'an diturunkan di kota Makkah dan di kota MadinahMunawarah (Siswantinah, 2011).Terapi dengan menggunakan lantunan murottal Al Quran

    (selanjutnya disebut Terapi murottal Al Qur'an), ternyata sudahmemasyarakat di kalangan tertentu pemeluk agama Islam. Tujuanmereka bukan sebagai terapi suara, tapi untuk mendekatkan dirikepada Tuhan (Allah SWT). Hal ini mendatangkan gagasan untukmengetahui tanggapan otak ketika mendengarkan lantunan murottalAl Qur'an. Tidak saja melihat respon secara umum, tapi juga denganlebih detail, seperti melihat daerah korteks otak manakah yangmemberikan respon relaksasi setiap 10 detik sejak diberikan stimulasi(Siswantinah, 2011).b. Efek murottal Al Qur'an terhadap respon tubuhDengan tempo yang lambat serta harmonis lantunan Al Qur'andapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormonendorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan

    perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistemkimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambatpernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangatbaik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebihdalam dan metabolisme yang lebih baik (Heru, 2008).24

    Murottal Al Qur'an mampu memacu sistem saraf parasimpatisyang mempunyai efek berlawanan dengan sistem saraf simpatis.

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    11/27

    Sehingga terjadi keseimbangan pada kedua sistem saraf autonomtersebut. Hal inilah yang menjadi prinsip dasar dari timbulnya responrelaksasi, yakni terjadi keseimbangan antara sistem saraf simpatis dansistem saraf parasimpatis (Asty, 2009).Menurut Mardiyono (2011), efek dari murottal dan zikirantara lain dapat menurunkan kecemasan sebelum operasi. Selain itujuga memberikan efek relaks pada tubuh (ketenangan, kedamaian, dankonsentrasi).Pengaruh terapi pembacaan Al Qur'an berupa, adanyaperubahan-perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah,perubahan detak jantung, dan kadar darah pada kulit. Perubahantersebut menunjukan adanya relaksasi atau penurunan ketegangansaraf yang mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah danperfusi darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detakjantung (Faradisi, 2009).Berdasarkan perubahan irama sirkadian yang akan berubahpada saat terjadi tiga sampai lima kali perubahan irama sirkadianmaka pemberian terapi murottal Al Qur'an akan diberikan selama 7hari. Terapi juga akan dilakukan pada sore hari sebelum tidur karenaberdasarkan teori gaya hidup merupakan faktor yang mempengaruhitidur seseorang. Berdasarkan data di atas pemberian terapi murottal Al25

    Qur'an memiliki potensi untuk membantu meningkatkan kualitas

    tidur lansia.

    26

    B. KERANGKA TEORIBerdasarkan tinjauan pustaka dari kozier (2011), Potter & Perry

    (2006), Stanley (2006) dapat digambarkan kerangka penelitian sebagaiberikut :

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    12/27

    Gambar 2.1 Kerangka Teori

    LansiaKualitasTidurPola Istirahat danTidur berubah. Lansiasulit memasuki tahap4 fase NREMFaktor-faktor yangmempengaruhi tidur :1. Sakit2. Lingkungan3. Letih4. Gaya hidup

    5. Stresemosional6. Stimulan danalkohol7. Diet8. Merokok9. Motivasi10. Obat-obatanTerapiMurottalAl Qur'anIrama yang harmonisdan tempo yang lambat

    dapat mengaktifkanhormon hormonendorfin. Sehinggaterjadi respon relaksasiAda penurunan fungsineurontransmittersehingga distribusinorepinefrine menurunIrama sirkadian berubahsehingga latensi tidurmeningkat dan mudahterbangun di malamhari.

    27

    C. KERANGKA KONSEPBerdasarkan kerangka teori penelitian maka dapat digambarkankerangka konsep penelitian sebagai berikut :

    Variabel TerikatVariabel Bebas

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    13/27

    Variabel Confounding

    Gambar 2.2 Kerangka KonsepKeterangan :

    : tidak diteliti : diteliti

    Terapi MurrotalAl Qur'an1. Gaya hidup2. Motivasi

    Kualitas TidurLansia :(Durasi, latensi,aspek subjektif)

    Skor : 0-21

    28

    D. HIPOTESIS

    Hipotesis merupakan suatu kesimpulan sementara atau jawabansementara dari suatu penelitian (Notoatmodjo, 2005). Hipotesis daripenelitian ini adalah :Ha : Ada pengaruh Terapi Murottal Al Qur'an terhadap kualitas tidur lansia.

    29

    BAB IIIMETODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian1. Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental denganrancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest with controlgroup design. Quasi eksperiment merupakan penelitian eksperimen semu,karena syarat-syarat sebagai penelitian eksperimen tidak cukup memadaiyaitu pengontrolan sempurna pada variabel pengganggu (Notoatmodjo,2005).

    A1

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    14/27

    O1>(X)>O2

    A3

    O3>(-)>

    O4

    A2

    (X) : Kelompok perlakuan dengan terapi murottal Al Qur'an durasi 15menit 1X sehari(-) : Kelompok kontrol tanpa Perlakuan Terapi Murottal Al Qur'an

    30

    O1: observasi dan pengukuran terhadap kualitas tidur pada lansiasebelum pemberian terapi murottal Al Qur'an pada kelompokperlakuan.O2: observasi dan pengukuran terhadap kualitas tidur pada lansiasetelah pemberian terapi murottal Al Qur'an selama 7 hari padakelompok perlakuan.O3: observasi dan pengukuran terhadap kualitas tidur sebelumpemberian terapi murottal Al Qur'an pada kelompok kontrol.O4 = observasi dan pengukuran terhadap kualitas tidur setelah 7 haripada kelompok kontrol.A1 = Perbedaan skor kualitas tidur sebelum dan sesudah pemberian

    terapi murottal Al Qur'an selama 7 hari pada kelompok Perlakuan.A2 = Perbedaan skor kualitas tidur sebelum dan sesudah tanpapemberian terapi murottal Al Qur'an selama 7 hari pada kelompokKontrol.A3= Perbedaan kualitas tidur antara kelompok perlakuan dankelompok control.2. Waktu dan tempat penelitianPenelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni 2013 di UnitRehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap. Lokasi ini dipilih karena beberapapertimbangan, antara lain : sampel mengumpul menjadi satu dalamwisma-wisma sehingga mempermudah jalannya penelitian. Selain itubanyak lansia yang mengalami gangguan tidur. Serta dibandingkan31

    dengan panti lain jumlah lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanatalebih banyak dan mencukupi untuk penelitian.

    B. Populasi dan Sampel Penelitian1. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yangditeliti (Notoatmodjo, 2005). Menurut Nursalam (2003) populasi adalahsetiap objek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Populasidalam penelitian ini adalah lansia yang berusia 60 tahun keatas di Un

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    15/27

    itRehabilitasi Dewanata Cilacap. Jumlah populasi dalam penelitian iniadalah 90 lansia.2. SampelSampel penelitian menurut Notoatmodjo (2005) adalah objekyang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sedangkanmenurut Nursalam (2003) sampling adalah cara atau metodepengambilan sampel untuk dapat mewakili populasi. Teknik samplingyang akan digunakan adalah simple random sampling yaitu teknikpenentuan sampel dengan cara acak sederhana, yaitu semua individuberpeluang untuk diambil sebagai sampel. sampel dipilih secara acakdengan sistem undian. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi penelitian iniadalah :

    32

    a) Kriteria inklusi:(1) Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap.(2) Responden dengan usia 60-80 tahun.(3) Responden yang bersedia menjadi responden(4) Responden yang beragama islam.b) Kriteria eksklusi:(1) Responden yang mengalami gangguan mental.

    (2) Responden yang mengalami gangguan pendengaran(3) Responden yang merokok.(4) Responden yang menggunakan obat tidur.

    Adapun besar sampel dalam penelitian ini adalah :*

    ()

    +

    Keterangan :n = Besar sampel minimalZa = devi t b ku norm l untuk a

    Zb = deviat

    aku normal untuk bSd = standar deviasid = selisih antara dua kelompok yang ermaknaDari rumus terse

    ut maka perhitungan sampel dalam penelitianini adalah se agai erikut :[

    ( )

    ]

    *

    ()

    +

    33

    [

    ]

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    16/27

    n = (6,18)2n = 38,19 = 38 su jekBerdasarkan penghitungan rumus jumlah sampel yang akanditeliti adalah 38 orang. Akan tetapi pada saat melakukan penelitianpeneliti dapat mengumpulkan responden se anyak 40 responden. Jumlahini akan ter agi menjadi dua, yaitu 20 sampel kelompok perlakuan dan20 sampel kelompok kontrol.

    C. Varia el PenelitianPada penelitian ini terdapat dua varia el yaitu varia el e as(independent) dan varia el terikat (dependent).1. Varia el e as (independent)Varia el e as merupakan varia el yang menjadi se a peru ahan atautim ulnya varia el dependen (terikat). Varia el e as dalam penelitianini adalah terapi murotal Al Qur'an.2. Varia el terikat (dependent)Varia el terikat merupakan varia el yang dipengaruhi atau yang menjadiaki at karena adanya varia el e as. Varia el terikat pada penelitian iniadalah kualitas tidur lansia.

    34

    D. Definisi OperasionalTa el 3.1 Definisi OperasionalNo Varia el Definisi Operasional InstrumenHasilUkurSkala1 TerapimurottalAl Qur'an

    Terapi yang di

    erikankepada lansia dengancaramemperdengarkanayat-ayat suci Al-Qur'an secara intensif,menggunakan activespeaker dengan jarak50 cm, kekuatan unyi65 dB dan selama 7hari erturut-turut.Pada penelitian iniresponden di agi

    menjadi 2 kelompokyaitu:1. Kelompok A = 1Xsehari @15 menitKelompok B = kontrolRecorderayat-ayat Al-Qur'anActif speakerSound level

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    17/27

    meterTimerLaptop- -2 Kualitastidur

    Nilai dari lamanyatidur, latensi tidur,kepuasan tidur danperasaan tidur dalam

    KuisionerPSQI0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21Rasio

    E. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan olehpeneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya le ih mudah danhasilnya le ih aik sehingga le ih mudah diolah (Saryono, 2008). Instrumenyang digunakan dalam penelitian ini adalah lem ar o servasi dan lem arkuisioner Pitts urg Sleep Quality Index (PSQI). Alat ini merupakan alatuntuk menilai kualitas tidur. Alat ini terdiri dari 19 poin pertanyaan pri adi35

    yang erada di dalam 7 komponen nilai dan 5 pertanyaan untuk teman

    sekamar. 19 pertanyaan itu mengkaji secara luas faktor yang

    erhu

    ungandengan tidur seperti durasi tidur, latensi tidur, dan masalah tidur. Setiapkomponen skor memiliki rentang nilai 0-3. Ketujuh komponen dijumlahkansehingga terdapat skor 0-21, dimana skor le ih tinggi menandakan kualitastidur semakin

    uruk (Buysse et al., 1988). Sedangkan instrument untuk terapimurottal Al Qur'an adalah laptop dengan merek Axioo dan speaker Sim ada.Kekuatan suara 65 desi el sesuai dengan peneliti se elumnya.

    F. Validitas Dan Relia ilitas1. Validitas

    Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Se

    uahinstrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa sajayang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Dengankata lain secara sederhana dapat dikatakan ahwa se uah instrumendianggap valid jika instrumen itu enar- enar dapat dijadikan alat untukmengukur apa yang akan diukur (Notoatmojo,2005)Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahdengan menggunakan alat yang sudah valid dan sudah di uji validitasnya.Hal ini erdasarkan penelitian dari Buysse (1988), dalam penelitianterse ut PSQI diujikan selama 18 ulan kepada 52 orang sehat dan 54

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    18/27

    pasien depresi dan 62 pasien gangguan tidur. PSQI teruji valid dengansensitivitas 89,6% dan spesifitas 86,5% ( kappa = 0,75, p < 0,001).36

    2. Relia ilitasRealia itas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatualat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini erartimenunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetapasas ila dilakukan pengukuran dua kali atau le ih terhadap gejala yangsama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2002).Alat pengukur yang akan digunakan pada penelitian ini adalahkuisioner PSQI. Kuisioner ini sudah digunakan oleh peneliti se elumnyasehingga tidak perlu dilakukan uji rea ilitas. Hal ini erdasarkanpenelitian Buysse (1988) dan Rakhmawati (2012) ahwa PSQI relia eluntuk digunakan.

    G. Teknik Pengumpulan DataBe erapa hal yang perlu dipersiapkan peneliti se elum penelitian yaitumempersiapkan prosedur-prosedur pengumpulan data. Adapun langkah-langkahnya se agai erikut:1. Prosedur Pengumpulan Dataa. Tahap Persiapan(1) Mengajukan surat permohonan penelitian kepada Ketua Jurusan

    Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman.(2) Mengurus perijinan studi pendahuluan di dinas kesehatanka upaten Cilacap.37

    (3) Mengam ilan data tentang kejadian lansia di Unit Reha ilitasiSosial Dewanata Cilacap.(4) Konsultasi dengan pem im ing.

    . Tahap Pelaksanaan(1) Mengurus perijinan pelaksanaan penelitian di Dinas Sosial JawaTegah di Semarang.(2) Menentukan sampel penelitian.(3) Meminta responden menandatangani lem ar persetujuan

    (informed concent).(4) Mengumpulkan data sekunder yaitu data umum lansia.(5) Melakukan pre test untuk kualitas tidur lansia.(6) Melaksanakan terapi murrotal al Qur'an selama tujuh hari.(7) Mengumpulkan data primer yaitu melakukan pengukuranmelalui kuesioner yang ada setelah tujuh hari terapi.(8) Tindak lanjut dari pengumpulan data aik sekunder maupunprimer adalah melakukan pengecekan data apakah data sudahsesuai.(9) Data yang sudah lengkap kemudian diolah denganmenggunakan komputer.(10) Menganalisis data yang telah diolah.(11) Mem uat laporan penelitian.

    38

    Ujian proposal dilakukan se elum peneliti melakukan penelitian.Dalam penelitian peneliti akan mengumpulkan data, mengolah data, danmenganalisis data kemudian menyajikan data dalam seminar hasil.

    H. Pengolahan Dan Analisa Data1. Pengolahan DataSetelah data yang diperlukan terkumpul kemudian diperlukan

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    19/27

    pengolahan data dengan melalui tahap-tahap se agai erikut:a) Edit data

    Edit data yaitu memeriksa data yang telah dikumpul melaluikuesioner dan lem ar hasil pemeriksaan. Hal ini diperlukan dilapangan untuk meneliti kem ali apakah isian dalam lem arpertanyaan sudah cukup aik untuk diproses dan dilaksanakan dilapangan, sehingga ila terdapat kekurangan segera dilengkapi.

    ) PengkodeanMasing-masing varia el penelitian di eri kode erupa angka yang

    selanjutnya dimasukkan dalam lem aran ta el kerja untukmemudahkan entri di komputer.c) Ta ulasi

    Ta ulasi merupakan kegiatan meringkas jawa an dari kuesionermenjadi satu ta el induk yang memuat semua jawa an responden.Jawa an responden akan dikumpulkan dalam entuk kode-kode yangdisepakati untuk memudahkan pengolahan data selanjutnya.39

    d) Aplikasi data / pengujian dataMenggunakan uji statistik yang sesuai dengan tujuan penelitian.

    Pada penelitian ini peneliti menggunakan antuan komputer.(Saryono, 2011)2. Analisa Data

    Setelah data terkumpul maka dilakukan analisa data dengan

    perhitungan statistik dengan cara:a) Analisa UnivariatAnalisa univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadaptiap varia el dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa inihanya menghasilkan distri usi dan persentase dari tiap varia el(Notoatmodjo, 2005). Tujuan dari analisis ini adalah untukmenjelaskan karakteristik masing-masing varia el yang diteliti Dataditampilkan dalam proporsi atau persentase dan ta el yaitukarakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, tingkatpendidikan, dan kualitas tidur.

    ) Analisa BivariatAnalisis ivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadapdua varia el yang diduga erhu ungan atau erkorelasi (Notoatmodjo,

    2002). Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t tidak erpasangan. Uji t erpasangan . (Santjaka, 2008). Uji t erpasangan untuk melihat per edaan skor kualitas tidur se elum dansesudah terapi murrotal Al Qr'an. Sedangkan uji t tidak

    erpasangan40

    untuk melihat per edaan selisih skor kualitas tidur kelompok terapidan kelompok kontrol.Rumus uji t adalah:(1) Uji t erpasangan

    (

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    20/27

    )(2) Uji t tidak erpasangan

    apa ila data tidak terdistri usi normal maka uji ivariat yangdigunakan dalam penelitian ini adalah uji non parametrik yaitu ujiWilcoxon dan uji Mann-Whitney. Uji Wilcoxon digunakan untuk melihatper edaan skor kualitas tidur se elum dan sesudah terapi murottal AlQur'an. Sedangkan uji Mann-Whitney untuk melihat per edaan selisihskor kualitas tidur pada kelompok terapi dan kelompok kontrol.Rumus uji Wilcoxon :

    Rumus uji Mann-Whitney :

    41

    I. Etika PenelitianEtika dalam penelitian ini menurut Notoatmodjo (2002) adalah :1. Informed ConsentInformed consent merupakan entuk persetujuan antara peneliti danresponden, dengan entuk lem ar persetujuan. Lem ar persetujuandi erikan se elum penelitian kepada responden yang akan diteliti.Lem ar ini dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat penelitian,sehingga su jek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila su jekmenolak, maka peneliti tidak oleh memaksa dan harus tetap

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    21/27

    menghormati hak-hak su jek2. AnonimityAnonimity digunakan untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akanmencantumkan nama responden, tetapi pada lem ar terse ut di erikankode pengganti nama responden.3. ConfidentialityInformasi yang telah dikumpulkan dari responden akan dijaminkerahasiaanya oleh peneliti, dan hanya akan digunakan untukpengem angan ilmu.

    4. Prinsip keadilanSu yek penelitian ini diperlakukan secara adil aik se elum, selamamaupun sesudah keikutsertaannya dalam penelitian. Kelompok yangtidak mendapatkan perlakuan pem erian terapi murrotal Al Qur'an saat42

    penelitian, akan di erikan terapi murrotal Al Qur'an setelah pengukuranposttest.

    43

    BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil PenelitianPenelitian ini dilakukan di Unit Reha ilitasi Sosial Dewanata Cilacapselama 14 hari yaitu pada tanggal 20 juni hingga 3 juli 2013. Jumlahresponden yang ersedia mengikuti penelitian adalah 40 responden. Hal inisesuai yang diharapkan peneliti. 20 responden masuk kedalam kelompokintervensi yang di eri terapi murottal Al Qur'an selama 7 hari erturut

    turut. Sedangkan 20 responden lainnya masuk dalam kelompok kontrol yanghanya diamati. Adapun hasil penelitian ini adalah :1. Karakteristik responden di Unit Reha ilitasi Sosial Dewanata CilacapTa el 4.1 Distri usi responden erdasarkan usia, jenis kelamin, dankualitas tidur (n=40)Karakteristik Intervensi Kontrol homogenitasa. Usia (tahun) f Persentase (%) f Persentase (%)p =1,000 60 - 74 10 50 10 5075 - 90 10 50 10 50

  • 7/23/2019 246066271-kesehatan-lansia

    22/27

    . Jenis kelaminp=0,333Laki - laki 9 45 9 45perempuan 11 55 11 55c. Kualitas tidurp= 0,032 Baik 5 25 9 45Buruk 15 75 11 55

    Berdasarkan ta el 4.1 Usia responden memiliki distri usi yangsama pada kedua kelompok. Hal ini ditunjukkan dengan homogenitasusia pada kedua kelompok menunjukkan data yang homogen (p = 1,000> a = 0,05). R t r t responden p d kelompok intervensi berusi 44

    73,55 t hun, dim n usi termud d l h 64 d n usi tertu d l h 80t

    hun.P d kelompok intervensi d n kontrol memiliki distribusi jeniskel

    min y

    ng s

    m

    . Homogenti

    s jenis kel

    min menunjukk

    n p v

    lue =0,333 (p v lue < 0,05). H l ini ber rti jenis kel min responden homogen.P

    d

    peneliti

    n ini juml

    h responden perempu

    n lebih b

    ny

    k d

    rip

    d

    l ki l ki.Berd

    s

    rk

    n t

    bel 4.1 ku

    lit

    s tidur

    w

    l kelompok intervensi d

    nkelompok kontrol sebelum diberik n ter pi murott l Al Qur' n memilikid

    t

    y

    ng tid

    k homogen. H

    l ini ditunjukk

    n deng

    n p v

    lue = 0,032.

    P

    d

    peneliti

    n ini r

    t

    r

    t

    ku

    lit

    s tidur kelompok kontrol lebih b

    ikdib

    ndingk

    n kelompok intervensi.2. Perbed n ku lit s tidur sebelum d n sesud h perl ku n p d kelompokintervensi.T bel 4.2 ku lit s tidur sebelum d n sesud h intervensiH

    sil pengukur

    nMe n

    SDMin-m xt df p v

    luePretest intervensi 7,450

    3,000 3-132-115,403 19 0,000

    Posttest intervensi 5,605

    2,303Pretest kontrol 6,001

    1,947 3-111,831 19 0,083

    Posttest kontrol 5,852

    1,899 3-11

    Berd s rk n t bel 4.2 terd p t perbed n ku lit s tidur p d kelompok intervensi sebelum d

    n sesud

    h perl

    ku

    n. Nil

    i t hitung =5,403 sed ngk n nil i t t bel = 2,093(t hitung > t t bel). Me n skorku lit s tidur sebelum ter pi 7,45 menj di 5,60 t u memiliki selisihme

    n 1,85. D

    ri uji t test jug

    menunjukk

    n p v

    lue 0,000

    t

    u p v

    lue