26. pedoman pnpm

78
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PEDOMAN UMUM

Upload: yosse-adrian

Post on 25-Jul-2015

114 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 26.  Pedoman  PNPM

PROGRAMNASIONALPEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

PEDOMAN UMUM

Page 2: 26.  Pedoman  PNPM

2

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Pendekatan pemberdayaan masyarakat selama ini telah banyakdiupayakan melalui berbagai pembangunan sektoral maupunregional. Namun karena dilakukan secara parsial dan tidak

berkelanjutan, efektivitasnya terutama untuk penanggulangankemiskinan dipandang masih belum optimal. Untuk itu, melaluiProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiridiharapkan dapat terjadi harmonisasi prinsip-prinsip dasar, pende-katan, strategi, serta berbagai mekanisme dan prosedur pem-bangunan berbasis pemberdayaan masyarakat sehingga prosespeningkatan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan lebih efektifdan efisien.

Dalam rangka menjaga harmonisasi pelaksanaan berbagai programberbasis pemberdayaan masyarakat dalam kerangka kebijakan PNPMMandiri, maka disusun Pedoman Umum PNPM Mandiri. Tujuan dariPedoman Umum ini adalah sebagai sumber referensi kerangkakebijakan dan acuan umum pelaksanaan program bagi parapengambil keputusan pada berbagai tingkat pemerintahan, pelaksanadi tingkat lapangan, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya yangterkait dalam pelaksanaan program-program pemberdayaanmasyarakat.

Pedoman umum PNPM Mandiri secara garis besar berisi tentang latarbelakang, tujuan dan landasan penyelenggaraan program; prinsipdasar, pendekatan dan strategi program; komponen program; aspek-aspek pengelolaan, monitoring dan evaluasi, serta pengembanganindikator yang diperlukan. Penjelasan masing-masing aspek

PRAKATA

Page 3: 26.  Pedoman  PNPM

3

penyelenggaraan PNPM Mandiri tersebut dalam pedoman inimerupakan koridor kebijakan yang perlu dijabarkan lebih lanjut kedalam berbagai pedoman pelaksanaan dan teknis operasional yangdiperlukan dalam pelaksanaannya.

Penyusunan pedoman umum ini melibatkan berbagai kementeriandan lembaga terkait, yaitu Bappenas, Ditjen PMD Departemen DalamNegeri, Ditjen Cipta Karya Departemen PU, serta tenaga-tenaga ahlidari lembaga-lembaga donor, perguruan tinggi, swasta, dan LSM.Kepada semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyusunanpedoman umum ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaanyang setinggi-tingginya. Partisipasi dan kerjasama yang telah terjalinselama ini diharapkan dapat terus berlanjut dan berkembang padaberbagai pihak yang selama ini belum terlibat. Pelaksanaan PNPMMandiri secara benar dapat membangun optimisme bersama yangkuat sebagai bangsa dalam memerangi musuh utama kita saat ini,yakni kemiskinan dan kebodohan. Semoga Tuhan Yang Maha Esamemberkahi semua rencana dan upaya kita untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat miskin di Indonesia.

Jakarta, Juni 2007 Tim Penyusun Pedoman Umum PNPM

Mandiri

Page 4: 26.  Pedoman  PNPM

4

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

SAMBUTANMENTERI KOORDINASI

KESEJAHTERAAN RAKYAT

Page 5: 26.  Pedoman  PNPM

5

Page 6: 26.  Pedoman  PNPM

6

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

DAFTARISI

Prakata ................................................................................................

Sambutan ............................................................................................

Daftar Isi ..............................................................................................

Daftar Istilah dan Singkatan ..............................................................

Perihal Pedoman .......................................................................................................• Mengapa Diperlukan Pedoman ..............................................................• Siapa Pengguna Pedoman ........................................................................• Bagaimana Sistematika Buku Pedoman ............................................

1. Pedahuluan .............................................................................................................1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1.2. Tujuan ................................................................................................................

2. Strategi, Prinsip dan Dasar Hukum ............................................................2.1. Strategi PNPM ................................................................................................2.2. Prinsip Dasar PNPM ......................................................................................2.3. Pendekatan PNPM ........................................................................................2.4. Dasar Hukum PNPM ....................................................................................

3. Komponen dan Harmonisasi Program ......................................................3.1. Komponen Program ...................................................................................3.2. Harmonisasi Program ................................................................................

Page 7: 26.  Pedoman  PNPM

7

4. Pengelolaan Program ........................................................................................4.1. Persiapan .........................................................................................................4.2. Perencanaan partisipatif ...........................................................................4.3 Pelaksanaan....................................................................................................4.4 Pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan ...................

5. Organisasi Penyelenggara ...............................................................................5.1. Tingkat Pusat .................................................................................................5.2. Tingkat Daerah ..............................................................................................5.3. Tingkat Masyarakat/Komunitas ............................................................

6. Pendanaan ...............................................................................................................6.1. Sumber Dana .................................................................................................6.2. Penganggaran dan Penyaluran .............................................................

7. Penutup ....................................................................................................................

Page 8: 26.  Pedoman  PNPM

8

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

• ADD Alokasi Dana Desa

• APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

• APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

• Bappenas Badan Perencana Pembangunan Nasional

• BBM Bahan Bakar Minyak

• BLM Bantuan Langsung Masyarakat

• Depdagri Departemen Dalam Negeri

• Dirjen Direktur Jenderal

• Ditjen Direktorat Jenderal

• DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

• Gender Asumsi atau bentukan oleh masyarakat atas peran,tanggung-jawab serta perilaku laki-laki dan perem-puan, yang dipelajari dan dapat berubah dari waktuke waktu serta bervariasi menurut budaya

• Kelompok Kelompok yang memberikan perhatian atauPeduli memiliki kepentingan terhadap suatu kegiatan

tertentu

• LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

• Masyarakat Masyarakat yang mampu mengelola potensi yangMandiri ada dalam dirinya atau lingkungannya sehingga

menghasilkan nilai lebih, dan bukan masyarakatyang pasif atau hanya menggantungkan kehi-dupannya dengan mengharap pemberian bantuandari pemerintah atau masyarakat lainnya

DAFTARISTILAH DAN SINGKATAN

Page 9: 26.  Pedoman  PNPM

9

• MDGs Millennium Development Goals

• P3A Perkumpulan Petani Pemakai Air

• PMD Pemberdayaan Masyarakat Desa

• Pembangunan Kegiatan pelayanan yang diwujudkan dalamsektoral investasi anggaran maupun regulasi yang diseleng-

garakan oleh kementerian/ lembaga, dinas sektor

• Pembangunan Pembangunan yang diselenggarakan pada wilayahkewilayahan tertentu di daerah yang diorientasikan pada

pengembangan potensi lokal wilayah tersebut

• Pembangunan Pembangunan yang melibatkan secara aktifpartisipatif komponen masyarakat dan dunia usaha guna

mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunanyang diselenggarakan oleh pemerintah

• Pemberdayaan Upaya menumbuhkan kapasitas dan kapabilitasmasyarakat masyarakat untuk meningkatkan posisi tawar

(bargaining power), sehingga memiliki akses dankemampuan untuk mengambil keuntungan timbalbalik dalam bidang ekonomi, politik, sosial danbudaya

• PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

• PAMSIMAS Program Air Minum dan Sanitasi Masyarakat

• PISEW Pengembangan Infrastruktur Sosial dan EkonomiWilayah

• P2DTK Program Pengembangan Daerah Tertinggal danKhusus

• PPIP Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan

• PPK Program Pengembangan Kecamatan

• PPKP (P2KP) Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan

• PU Pekerjaan Umum

Page 10: 26.  Pedoman  PNPM

10

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

• Renja Rencana Kerja

• RISE Regional Infrastructure for Social Economic

• SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugas pemerintahandi bidang tertentu di daerah provinsi, kabupaten,atau kota.

• SNPK Strategi Nasional Penangulangan Kemiskinan

• SPADA Support for Poor and Disadvantage Areas.

• SPPN Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

• SUBAK Organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatursistem pengairan sawah yang digunakan dalamcocok tanam padi di Provinsi Bali

• Susenas Survey Sosial Ekonomi Nasional

• TKPK Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

• TKPKD Tim Koordinasi Penanggulangan KemiskinanDaerah

Page 11: 26.  Pedoman  PNPM

11

PERIHALPEDOMAN

Pedoman Umum PNPM Mandiri adalah sumber referensi danacuan pelaksanaan PNPM Mandiri. Pedoman Umum inimerupakan bagian dari keseluruhan pedoman PNPM Mandiri

yang disusun secara terpisah.

MENGAPA DIPERLUKAN PEDOMAN?

Mengingat pelaksanaan PNPM Mandiri melibatkan berbagai sektordan pihak terkait di berbagai tingkat pemerintahan, maka untukharmonisasi dan konsistensi pelaksanaan PNPM Mandiri diperlukansumber referensi dan acuan umum bagi para pengambil keputusanpada berbagai tingkat pemerintahan, pelaksana di tingkat lapangan,masyarakat, dan berbagai pihak terkait lainnya dalam pelaksanaanprogram-program pemberdayaan masyarakat.

SIAPAKAH PENGGUNA PEDOMAN?

No Siapa Untuk Apa

1. Pengambil keputusan di berbagai Dasar kebijakantingkat pemerintahan

2. Pelaksana di berbagai tingkat pemerintahan Acuan pelaksanaan

3. Komunitas di lokasi PNPM Mandiri Acuan pelaksanaan

3. Legislatif Referensi

4. Lembaga donor Referensi

5. Masyarakat luas Referensi

Page 12: 26.  Pedoman  PNPM

12

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

BAGAIMANA SISTEMATIKA BUKU PEDOMAN INI?

Buku pedoman PNPM Mandiri terdiri atas:

• Buku Pedoman Umum, berisi garis besar tentang latarbelakang, pengertian, tujuan dan landasan penyelenggaraanPNPM; prinsip dasar, pendekatan dan strategi PNPM; komponendan harmonisasi program; aspek-aspek pengelolaan; dankriteria pengembangan lokasi.

• Buku Pedoman Pelaksanaan, terdiri atas aspek-aspekpelaksanaan seperti antara lain pengelolaan pengaduanmasyarakat; pelatihan pendamping; pemantauan dan evaluasi;serta strategi sosialisasi dan komunikasi.

Penjelasan masing-masing aspek penyelenggaraan PNPM Mandiritersebut di atas merupakan koridor kebijakan yang dapat dijabarkanlebih lanjut ke dalam petunjuk teknis dan operasional yang diperlukanbagi pelaksanaan masing-masing program pemberdayaan masya-rakat.

Page 13: 26.  Pedoman  PNPM

13

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkanintervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namunpenanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan.Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belumoptimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapatmenjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akarpermasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukanperubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upayapenanggulangan kemiskinan.

Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan danpenciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan ProgramNasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007.Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upayapenanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat,mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan danevaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritisdan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapatditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyekmelainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.

Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan dua programpemberdayaan masyarakat, yaitu Program Pengembangan Keca-matan (PPK) sebagai dasar pemberdayaan masyarakat di perdesaan,dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagaidasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan.

Page 14: 26.  Pedoman  PNPM

14

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan ProgramPengembangan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untukpengembangan daerah tertinggal, pasca bencana dan konflik; danProgram Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengandaerah sekitarnya. PNPM juga diperkuat dengan berbagai programpemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagaidepartemen sektor.

Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masya-rakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pem-bangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerahterpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yangselama ini sering berduplikasi antar proyek diharapkan juga dapatdiwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnyamembutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksana-kan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengantarget waktu pencapaian Millennium Development Goals (MDGs)*.Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikatorkeberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkanpencapaian target-target MDGs tersebut.

1.2. PENGERTIAN PNPM MANDIRI

a. PNPM Mandiri adalah gerakan nasional dalam wujud kerangkakebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaanmasyarakat.

b. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individumaupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalanterkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan

Page 15: 26.  Pedoman  PNPM

15

kesejahteraannya.

c. Melalui PNPM Mandiri dilakukan hamonisasi dan pengem-bangan sistem serta mekanisme dan prosedur program,penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untukmendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upayapenanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

d. Keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerahserta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan, danmenjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai menjadikunci keberhasilan proses pemberdayaan masyarakat.

1.3 TUJUAN

1.3.1. Tujuan Umum

Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakatmiskin secara mandiri.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasukmasyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adatterpencil, dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dansering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusandan pengelolaan pembangunan.

b. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yangmengakar, representatif, dan akuntabel.

c. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikanpelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskinmelalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihakpada masyarakat miskin (pro-poor).

Page 16: 26.  Pedoman  PNPM

16

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

d. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah dankelompok peduli (swasta, asosiasi, perguruan tinggi, media, LSM,dll) untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangankemiskinan.

e. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, sertakapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempatdalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.

f. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembangsesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untukmelestarikan kearifan lokal.

g. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna,informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

Kerangka logis PNPM Mandiri pada lampiran 1 lebih lanjut akanmenjelaskan keterkaitan antar tujuan tersebut dan pencapaiannya.

Page 17: 26.  Pedoman  PNPM

17

BAB 2STRATEGI, PRINSIP, PENDEKATAN, DANDASAR HUKUM

Dalam upaya mencapai tujuan PNPM Mandiri, terdapatstrategi, prinsip dasar, pendekatan, dan dasar hukum yangperlu menjadi acuan pelaksanaan program-program

pemberdayaan masyarakat.

2.1 STRATEGI

Strategi PNPM terdiri atas:

2.1.1 Strategi Dasar

a. Mengintensifkan upaya-upaya pemberdayaan untuk mening-katkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.

b. Menjalin kemitraan yang seluas-luasnya dengan berbagai pihakuntuk bersama-sama mewujudkan keberdayaan dan keman-dirian masyarakat.

c. Menerapkan keterpaduan dan sinergi pendekatan pemba-ngunan sektoral, pembangunan kewilayahan, dan pem-bangunan partisipatif.

2.1.2 Strategi Operasional

a. Mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimilikimasyarakat, pemerintah pusat, pemerintah daerah dankelompok peduli lainnya (swasta, asosiasi, perguruan tinggi,LSM, dsb) secara sinergis.

b. Menguatkan peran pemerintah kota/kabupaten sebagai

Page 18: 26.  Pedoman  PNPM

18

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

pengelola program-program penanggulangan kemiskinan diwilayahnya;

c. Mengembangkan kelembagaan masyarakat yang dipercaya,mengakar, dan akuntabel.

d. Mengoptimalkan peran sektor dalam pelayanan dan kegiatanpembangunan secara terpadu di tingkat komunitas.

e. Meningkatkan kemampuan pembelajaran di masyarakat dalammemahami kebutuhan dan potensinya serta memecahkanberbagai masalah yang dihadapinya.

f. Menerapkan konsep pembangunan partisipatif secarakonsisten dan dinamis serta berkelanjutan.

2.2 PRINSIP DASAR PNPM

PNPM-Mandiri menekankan prinsip-prinsip dasar berikut ini:

• Bertumpu pada pembangunan manusia. Pelaksanaan PNPMsenantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabatmanusia seutuhnya.

• Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM, masyarakat memilikikewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalammenentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secaraswakelola.

• Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pem-bangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepadapemerintah daerah atau masyarakat sesuai dengan kapa-sitasnya.

• Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan yangdilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan

Page 19: 26.  Pedoman  PNPM

19

masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurangberuntung.

• Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiapproses pengambilan keputusan pembangunan dan secaragotong royong menjalankan pembangunan.

• Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuanmempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahappembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaatkegiatan pembangunan.

• Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunandilakukan secara musyarawah dan mufakat dengan tetapberorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.

• Transparansi dan Akuntabel. Masyarakat harus memiliki aksesyang memadai terhadap segala informasi dan proses pengam-bilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapatdilaksanakan secara terbuka dan dipertanggunggugatkan baiksecara moral, teknis, legal, maupun administratif.

• Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskanpemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinandengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumber-daya yang terbatas.

• Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalampenanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkankerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan dalampenanggulangan kemiskinan.

• Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harusmempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraanmasyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan

Page 20: 26.  Pedoman  PNPM

20

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

tetap menjaga kelestarian lingkungan.

• Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalampelaksanaan PNPM harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami,dan mudah dikelola, serta dapat dipertanggungjawabkan olehmasyarakat.

2.3 PENDEKATAN PNPM MANDIRI

Pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuanprogram dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaanprogram adalah pembangunan yang berbasis masyarakat dengan:

a. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program.

b. Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambilkebijakan dan pelaku utama pembangunan pada tingkat lokal.

c. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalamproses pembangunan partisipatif.

d. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yangsesuai dengan karakteristik sosial, budaya dan geografis.

e. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,kemandirian, dan keberlanjutan. Penjelasan lebih lanjut tentangpendekatan pemberdayaan Masyarakat ini dapat dilihat padalampiran 2.

2.4 DASAR HUKUM PNPM MANDIRI

Dasar hukum pelaksanaan PNPM mengacu pada landasan konsti-tusional UUD 1945 beserta amandemennya, landasan idiil Pancasila,dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta landasankhusus pelaksanaan PNPM Mandiri yang akan disusun kemudian.

Page 21: 26.  Pedoman  PNPM

21

Peraturan perundang-undangan khususnya terkait sistem pemerin-tahan, perencanaan, keuangan negara, dan kebijakan penang-gulangan kemiskinan adalah sebagai berikut:

2.4.1 Sistem Pemerintahan

Dasar peraturan perundangan sistem pemerintahan yang digunakanadalah:

a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo. Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerin-tah Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 73/2005 tentangKelurahan.

c. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang TimKoordinasi Penanggulangan Kemiskinan.

2.4.2 Sistem Perencanaan

Dasar peraturan perundangan sistem perencanaan terkait adalah:

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

b. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pem-bangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

c. Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004-2009.

d. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pem-bangunan.

e. Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 2007 tentang Tata Cara

Page 22: 26.  Pedoman  PNPM

22

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.

f. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarus-utamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;

2.4.3 Sistem Keuangan Negara

Dasar peraturan perundangan sistem keuangan negara adalah:

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4286);

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4455);

c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

d. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang HibahKepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4577);

e. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah sertaPenerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 3, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4597);

Page 23: 26.  Pedoman  PNPM

23

f. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang PedomanPelaksanaan Barang/jasa Pemerintah.

g. Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas No.005/MPPN/06/2006tentang Tata cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan sertaPenilaian Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman/Hibah LuarNegeri;

h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.010/2006 tentangTata Cara Pemberian Hibah kepada Daerah.

i. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Page 24: 26.  Pedoman  PNPM

24

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Masyarakat yang mandiri tidak mungkin diwujudkansecara instan, melainkan melalui serangkaian kegiatanpemberdayaan masyarakat yang direncanakan, dilak-

sanakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri. Melalui kegiatanyang dilakukan dari, untuk, dan oleh masyarakat, diharapkan upayapenanggulangan kemiskinan dapat berjalan lebih efektif. Untukharmonisasi dan sinergi pelaksanaan berbagai program peberdayaan,pada Bab 3 ini dijelaskan mengenai kategori program, komponen,ruang lingkup kegiatan, dan langkah-langkah harmonisasi dalamPNPM Mandiri.

3.1. KATEGORI PROGRAM

Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaanmasyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. PNPM-Inti: terdiri dari program/proyek pemberdayaanmasyarakat berbasis kewilayahan, yang mencakup PPK, P2KP,PISEW, dan P2DTK.

b. PNPM-Penguatan: terdiri dari program-program pember-dayaan masyarakat berbasis sektor untuk mendukungpenanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkaitpencapaian target sektor tertentu. Pelaksanaan program-program ini di tingkat komunitas mengacu pada kerangkakebijakan PNPM Mandiri.

Pengkategorian program ini akan terus disempurnakan sesuaikebutuhan yang ada.

BAB 3HARMONISASI PROGRAM

DAN KOMPONEN

Page 25: 26.  Pedoman  PNPM

25

3.2. KOMPONEN KEGIATAN

Rangkaian proses pemberdayaan masyarakat dilakukan melaluikomponen kegiatan sebagai berikut:

3.2.1. Pengembangan Masyarakat

Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaiankegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirianmasyarakat yang terdiri dari pemetaan potensi, masalah dankebutuhan masyarakat; perencanaan partisipatif, pengorganisasian,pemanfaatan sumberdaya, pemantauan, dan pemeliharaan hasil-hasilyang telah dicapai.

Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut, disediakan danapendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembanganrelawan, dan operasional pendampingan masyarakat; dan fasilitatoruntuk fasilitasi, pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi. Peranfasilitator terutama pada saat awal pemberdayaan, sedangkanrelawan masyarakat adalah yang utama sebagai motor penggerakmasyarakat di wilayahnya.

3.2.2. Bantuan Langsung Masyarakat

Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah danastimulan keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakatuntuk membiayai sebagian kegiatan yang direncanakan olehmasyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, terutamamasyarakat miskin.

3.2.3. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal

Komponen peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal

Page 26: 26.  Pedoman  PNPM

26

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitaspemerintah daerah dan pelaku lokal/kelompok peduli lainnya agarmampu menciptakan kondisi yang kondusif dan sinergi yang positifbagi masyarakat terutama kelompok miskin dalam menyelenggarakanhidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam komponen ini antaralain seminar, pelatihan, lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukansecara selektif, dan sebagainya.

3.2.4. Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program

Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan programmeliputi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah danberbagai kelompok peduli lainnya dalam pengelolaan kegiatan sepertipenyediaan konsultan manajemen, pengendalian mutu, evaluasi, danpengembangan program.

3.3. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada prinsipnya terbuka bagisemua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dandisepakati masyarakat meliputi:

a. Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkunganpermukiman, sosial, dan ekonomi secara padat karya;

b. Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dankredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomimasyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar perlu diberikanbagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini;

c. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia,terutama yang bertujuan mempercepat pencapaian target-target MDGs.

Page 27: 26.  Pedoman  PNPM

27

d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokalmelalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha,manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tatakepemerintahan yang baik di tingkat lokal.

3.4. HARMONISASI PROGRAM

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaanberbagai program pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiridilakukan harmonisasi pada aspek-aspek sebagai berikut:

3.4.1. Pemilihan sasaran (targeting)

Lokus kegiatan PNPM Mandiri adalah pada tingkat kecamatan. Untukitu, yang dimaksud harmonisasi targeting adalah memadukan prioritaslokasi PNPM Mandiri pada wilayah desa/kelurahan dengan jumlahpenduduk miskin besar dan sasaran penerima manfaat adalahkelompok masyarakat miskin.

Sebelum PNPM Mandiri dapat dilaksanakan di seluruh kecamatan,pemilihan lokasi diutamakan pada kecamatan dengan kriteria berikut:1) memiliki jumlah penduduk miskin cukup besar, 2) tingkat pelayanandasar rendah, dan 3) tingkat kapasitas fiskal rendah. Untuk tahun2007 dan 2008, penentuan lokasi ditetapkan oleh Tim Pengendali PNPMdengan mempertimbangkan usulan sektor dan daerah.

Untuk menghindari tumpang tindih proyek dalam satu kecamatandan kesenjangan antar kecamatan, lokasi program–program PNPM-penguatan diarahkan pada kecamatan yang ditetapkan sebagai lokasiprogram-program PNPM-inti. Tumpang tindih antar program PNPM-inti dihindari mengingat perbedaan pendekatan penanggulangankemiskinan yang berdasar pada karakter wilayah sebagai berikut:

Page 28: 26.  Pedoman  PNPM

28

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

a. Daerah perkotaan, ditandai antara lain oleh karakter masya-rakat miskin perkotaan, seperti banyaknya migran/pendatang,kepadatan tempat tinggal yang tinggi, serta kualitas pelayanandasar yang kurang memadai.

b. Daerah perdesaan, ditandai antara lain oleh aktivitas masya-rakat yang berbasis pertanian, serta fasilitas pelayanan dasardan akses informasi yang tidak memadai. Sebagian dari wilayahini terdapat daerah-daerah cepat tumbuh yang membutuhkanproses pemberdayaan masyarakat tersendiri.

c. Daerah tertinggal dan khusus, yang ditandai antara lain olehketerisolasian wilayah (daerah-daerah perbatasan, pulau2terpencil dan pulau2 terdepan) dan/atau permasalahan khusus(bencana, dan pasca konflik).

3.4.2. Kelembagaan Masyarakat

Selama ini kelembagaan masyarakat yang dibentuk hanya pada ruanglingkup program masing-masing dan kurang melibatkan pemerin-tahan lokal atau hanya bersifat ad-hoc. Untuk efisiensi tata kelola danefektifitas pencapaian tujuan program-program penanggulangankemiskinan, kelembagaan masyarakat perlu diharmonisasikan.

Model kelembagaan masyarakat yang dikembangkan dalam PNPMbertujuan untuk mewujudkan kelembagaan terpadu di desa dan antardesa yang mendukung terciptanya pemerintahan desa yang responsifterhadap upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. Terkait dengankelembagaan ini adalah kelompok masyarakat dan kelembagaan ma-syarakat di desa dan antar desa. Dalam mencapai tujuan sebagaimanadimaksud, maka strategi kelembagaan dikembangkan sejalan dengantahap pemberdayaan seperti dijelaskan pada lampiran 2.

Page 29: 26.  Pedoman  PNPM

29

Program-program PNPM-Penguatan diharapkan memanfaatkansecara optimal kelembagaan masyarakat yang telah ada. Apabilakelembagaan masyarakat terkait dengan sektor telah terbentuk(seperti P3A, Subak, dan sebagainya), maka kelembagaan tersebutdapat dimanfaatkan atau bekerjasama dengan kelembagaanmasyarakat lainnya yang ada, sepanjang jangkauan pelayanannyabersifat inklusif/terbuka bagi seluruh warga yang tinggal di wilayahtersebut dan disepakati masyarakat.

3.4.3. Pendanaan

Untuk meningkatkan efektivitas upaya penanggulangan kemiskinan,juga dilakukan harmonisasi berbagai sumber pendanaan, baik daripemerintah, dunia usaha, maupun swadaya masyarakat termasukkelompok-kelompok peduli. Harmonisasi pendanaan PNPM Mandiridari berbagai sumber dikoordinasikan oleh Tim Pengendali, TKPKDaerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan kelompok masyarakat ditingkat masyarakat.

Pemanfaatan seluruh komponen BLM untuk kegiatan pemberdayaanmasyarakat pada prinsipnya dikoordinasikan oleh masyarakat. Aturandan mekanisme harmonisasi pendanaan di atas untuk dapatdimanfaatkan oleh masyarakat secara langsung akan diatur lebihlanjut.

3.4.4. Pelaksanaan

Harmonisasi aspek pelaksanaan PNPM Mandiri meliputi:

a. Pelaksanaan yang mengacu pada prinsip dasar, strategi,pendekatan, dan dasar hukum sebagaimana dijelaskan padaBab 2.

Page 30: 26.  Pedoman  PNPM

30

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

b. Pelaksanaan PNPM di setiap kecamatan mengacu pada aspek-aspek pengelolaan yang dijelaskan pada Bab 4 buku ini.Harmonisasi pelaksanaan ditingkat kecamatan pada prinsipnyaberdasar pada visi/renstra kecamatan, sedangkan di tingkatdesa/kelurahan dilakukan melalui pengorganisasian masya-rakat untuk mengidentifikasikan dan menyusun prioritaskebutuhan.

c. Untuk mendukung kelancaran proses pemberdayaan masya-rakat tersebut, berbagai kebijakan dan peraturan/perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan PNPM baik ditingkat nasional maupun daerah akan disempurnakan.

d. Pengembangan kurikulum, modul, dan pemandu pelatihanberdasar pada standar yang dikembangkan oleh tim khususyang dibentuk dan dikoordinasikan oleh Tim Pelaksana PusatPNPM. Untuk memenuhi kebutuhan pendamping yangbertambah besar di masa depan, maka kurikulum, modul, danpemandu yang terstandar tersebut dapat dikembangkanbekerja sama dengan lembaga pelatihan berdasarkan padastandar yang telah ditentukan mengacu pada pedomanpelaksanaan pelatihan PNPM Mandiri.

f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan berdasarberbagai indikator keberhasilan dan metodologi monitoringdan evaluasi yang dikembangkan oleh PNPM Mandiri.

g. Pengembangan sistem data base dan informasi PNPM Mandiridilakukan secara terintegrasi dan terbuka.

h. Pengembangan pengelolaan pengaduan masyarakat sebagaibagian yang tidak terpisahkan dari sistem pengelolaan PNPMMandiri.

Page 31: 26.  Pedoman  PNPM

31

i. Pengembangan strategi sosialisasi dan komunikasi yangterintegrasi dan efisien.

Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan sektoral yang berbasismasyarakat, sering ditemukan kualitas pemberdayaan masyarakatyang beragam atau tidak memadai dan kapasitas fasilitator yangterbatas sebagai tenaga penyuluh teknis tanpa keahlian untukpengembangan kapasitas kelembagaan masyarakat. Hal inimenimbulkan pemborosan karena sebagian besar proyek harus jugamenyediakan biaya untuk—antara lain— tenaga fasilitator/penyuluh,pelatihan, operasional kementerian/lembaga, supervisi, monitoring,evaluasi dan sebagainya. Besarnya biaya kegiatan pendukungmenyebabkan masyarakat penerima seringkali tidak merasakanproses pemberdayaan yang semestinya sehingga menimbulkanmasalah keberlanjutan menjaga hasil-hasil yang telah dicapai. Dengankata lain, kegiatan berhenti pada saat suatu program/proyek berakhir.Hal ini menimbulkan kesan dan pemahaman bahwa kegiatanpemberdayaan khususnya untuk penang-gulangan kemiskinandianggap tidak efektif.

Di lain pihak, dalam pelaksanaan beberapa program pemberdayaanmasyarakat lain ditemukan kenyataan bahwa masyarakat dengankematangan berorganisasi mampu untuk menangani berbagaikegiatan pembangunan. Namun hal ini tidak dibarengi olehkemampuan teknis fasilitator yang cenderung tidak berkembang. Disamping itu, penyuluh peternakan, misalnya, tidak memiliki keahlianuntuk pengorganisasian masyarakat partisipatif dan sebaliknyafasilitator pemberdayaan masyarakat tidak ahli dalam hal peternakan.Melalui harmonisasi lokasi kegiatan PNPM Mandiri, akan dilakukankoordinasi pembagian tugas dan fungsi para penyuluh teknis lapangandan tenaga fasilitator masyarakat tersebut.

Page 32: 26.  Pedoman  PNPM

32

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Tahun 2008 merupakan masa transisi dimana proses harmonisasiantara PNPM-Inti dan PNPM Penguatan mulai berlangsung. Beberapakemungkinan yang dapat terjadi pada masa transisi ini antara lainadalah:

a. Masyarakat berminat tetapi tidak ada kegiatan PNPM-Penguatan. Dalam hal ini Kementerian/Lembaga (K/L) penge-lolaan kegiatan perlu mengkaji kemungkinan dipindahkan-nyalokasi kegiatan ke lokasi PNPM Inti. Jika pemindahan lokasi dapatdilakukan, kegiatan PNPM Penguatan harus dilaksanakan sesuaikebutuhan dan waktu yang ditetapkan masyarakat.

b. Masyarakat tidak berminat tetapi ada kegiatan PNPMPenguatan. Dalam hal ini K/L pengelola kegiatan harusberupaya memindahkan ke lokasi yang membutuhkankegiatannya.

c. Masyarakat berminat dan ada kegiatan PNPM Penguatan. Sikluskegiatan PNPM Penguatan harus dilaksanakan sesuai kebu-tuhan dan waktu yang ditetapkan masyarakat.

d. Untuk menjamin keberhasilan harmonisasi kegaiatan PNPM Intidan Penguatan, Tim Pengendali PNPM akan membangun sistempemantauan dan evaluasi yang menyangkut seluruh kegiatanPNPM Inti dan Penguatan mulai tahun 2008. Hasil pemantauandan evaluasi ini akan digunakan sebagai alat untuk memper-tajam harmonisasi PNPM Inti dan Penguatan di tahun-tahunberikutnya.

Berbagai mekanisme pelaksanaan di atas lebih lanjut akan diaturdalam pedoman dan peraturan terkait pelaksanaan lainnya.

Page 33: 26.  Pedoman  PNPM

33

Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakatterdiri dari persiapan, perencanaan partisipatif, pelaksanaankegiatan, monitoring evaluasi, pelaporan dan sosialisasi.

4.1. PERSIAPAN

Persiapan pelaksanaan PNPM di tingkat pusat dikoordinasikan olehTim Pengendali PNPM. Sedangkan di daerah dikoordinasikan olehTKPK daerah masing-masing provinsi dan kabupaten/kota. Kesiapandaerah meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Menyediakan kontribusi dana yang berasal dari anggarandaerah;

b. Membentuk Tim Koordinasi PNPM provinsi dan kabupaten/kota(dapat memanfaatkan keberadaan TKPK daerah);

c. Membentuk Sekretariat Tim Koordinasi PNPM dan opera-sionalnya; dan

d. Hal-hal lain yang ditentukan kemudian. Berbagai kesiapantersebut diadministrasikan dalam dokumen perencanaan danpenganggaran daerah.

Penyelenggaraan proses seleksi, pelatihan, dan penempatan tenaga-tenaga konsultan dan fasilitator dilaksanakan departemen/lembagaterkait bersama dengan daerah sesuai dengan jenis program dankomponennya berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh TimPelaksana Pusat PNPM. Kekhawatiran adanya overlaping tenagakonsultan dan fasilitator dalam satu lokasi dapat diminimalisir dengan

BAB 4PENGELOLAAN PROGRAM

Page 34: 26.  Pedoman  PNPM

34

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

adanya harmonisasi lokasi program yang memperkecil kemungkinanadanya dua/lebih jenis program berada dalam satu kecamatan.

4.2 PERENCANAAN PARTISIPATIF

Perencanaan partisipatif adalah proses pengambilan keputusanpembangunan yang melibatkan masyarakat, dunia usaha, danpemerintah sesuai fungsinya masing-masing. Mekanisme perenca-naan partisipatif terdiri atas mekanisme perencanaan yangdiselenggarakan secara berjenjang dari bawah dimana ketigakomponen di atas terlibat secara aktif dalam perencanaan di tingkatdesa/kelurahan, antar desa/kelurahan (kecamatan), serta dalamperencanaan koordinatif di tingkat kabupaten/kota. Tahapperencanaan partisipatif dalam penanggulangan kemiskinan berbasispemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:

4.2.1. Perencanaan Partisipatif Tingkat Desa/Kelurahan

Perencanaan partisipatif tingkat desa/kelurahan dimulai denganmeningkatkan kesadaran masyarakat melalui refleksi kemiskinan,identifikasi masalah, kebutuhan, dan potensi yang dilakukanmasyarakat secara bersama-sama. Dalam hal ini perlu ditekankanproses fasilitasi yang mendorong tingkat partisipasi kaum perempuandalam menyuarakan kebutuhan dan potensi mereka. Berdasarkanhasil identifikasi, masyarakat menggunakan lembaga kemasyarakatanyang telah ada atau membentuk kelompok masyarakat setempatyang dapat berasal dari unsur-unsur organisasi /kelompok yangmengakar yang telah hidup di masyarakat, seperti kelompok Subak,Nagari, koperasi, kelompok adat dan lain sebagainya, sejauh kelompoktersebut memiliki etos kerja berbasis nilai. Apabila diperlukan,masyarakat dapat membentuk kelompok atau lembaga keswadayaan

Page 35: 26.  Pedoman  PNPM

35

masyarakat baru berdasarkan tradisi dan budaya masyarakatsetempat atau berdasarkan prinsip-prinsip demokratis. Kelompokmasyarakat ini menyusun rencana kegiatan pembangunan termasukkegiatan penanggulangan kemiskinan yang dituangkan ke dalamdokumen rencana pembangunan desa/kelurahan jangka menengahdan tahunan (PJM dan RENSTRA Pembangunan Desa/Kelurahan).

Dokumen perencanaan pembangunan desa/kelurahan yang disusunmelalui mekanisme perencanaan partisipatif PNPM merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari dokumen musrenbang desa/kelurahanuntuk diteruskan ke dalam proses perencanaan melalui musrenbangdi tingkat lebih lanjut. Untuk sinergi penyusunan kedua dokumentersebut dilakukan hal-hal sebagai berikut:

• penyesuaian jadwal kegiatan perencanaan partisipatif PNPMdengan jadwal kegiatan musrenbang di masing-masing daerah;atau

• mengagendakan setiap tahapan musrenbang untuk sekaligusmelakukan musyawarah penyusunan perencanaan partisispatifPNPM (dalam satu tahapan kegiatan dengan dua hasil).

Apabila dokumen perencanaan partisipatif tersebut disusun setelahmusrenbang desa/kelurahan maka dokumen tersebut menjadi bagiandari bahan musrenbang kecamatan. Hal yang harus menjadi perhatiandalam penyelenggaraan musrenbang desa/kelurahan adalah peranperangkat desa/ kelurahan dalam menggerakkan dan memfasilitasimasyarakat perlu dikondisikan secara baik agar musyawarah tidaksekedar mobilisasi masyarakat. Oleh sebab itu perlu dilakukanpeningkatan kapasitas perangkat desa/kelurahan dalam bekerjasamadengan masyarakat sebagai upaya menjaring aspirasi, permasalahandan potensi masyarakat secara nyata.

Page 36: 26.  Pedoman  PNPM

36

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Untuk itu, semua format yang memuat rumusan rencana desa/kelurahan sebagai hasil musrenbang harus menyeluruh terkaitdengan aspek ekonomi, sosial, dan budaya sebagaimana formatlampiran Panduan Musrenbang. Hal ini dimaksud agar semuainformasi dari masyarakat dapat secara tepat ditangkap pada prosespengambilan keputusan di tingkat lebih lanjut. Tugas PNPM adalahmengawal kualitas rumusan perencanaan yang dihasilkan oleh desa/kelurahan.

4.2.2. Perencanaan Partisipatif di Tingkat Kecamatan

Perencanaan partisipatif di tingkat kecamatan berfungsi untukmensinergikan hasil perencanaan tingkat desa/kelurahan denganrencana pembangunan di tingkat kabupaten/ kota berdasarkan skalapelayanan kegiatan (dikerjakan oleh masyarakat (swadaya), skaladesa/kelurahan, kecamatan, atau memerlukan penanganan di tingkatkabupaten/kota/propinsi/nasional).

Untuk mewujudkan sinergi pembangunan terkait dengan penang-gulangan kemiskinan sebagaimana dijelaskan di atas, perlu disusunrencana strategis (renstra) Kecamatan yang memprioritaskan hasilperencanaan pembangunan partisipatif dari masyarakat di tingkatdesa/kelurahan serta mempertimbangkan renstra dan berbagaikebijakan di tingkat kabupaten/kota.

Prioritas hasil perencanaan pembangunan partisipatif masyarakatharus diakomodir dalam Musrenbang tingkat kecamatan pada setiaptahunnya. Hasil perencanaan partisipatif PNPM dan musrenbang desa/kelurahan tersebut menjadi prioritas untuk dibiayai dengan sumberpendanaan Kecamatan dan/atau menjadi bagian dokumen dariMusrenbang Kecamatan untuk diproses pada tingkat perencanaan

Page 37: 26.  Pedoman  PNPM

37

selanjutnya. Hasil perencanaan kecamatan bukan sekedar kompilasiusulan desa, namun juga memuat rencana antar desa/kelurahan yangpembahasannya melibatkan masyarakat banyak.

Dalam pelaksanaan Musrenbang Kecamatan, dipilih perwakilan ataurepresentasi dari masing-masing desa/kelurahan untuk menjadi mitraSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menentukan prioritaspembangunan kecamatan. Representasi desa/kelurahan yang telahdipilih dalam Musrenbang kecamatan ditetapkan sebagai delegasiatau utusan perwakilan masyarakat kecamatan yang akan ikut dalamforum SKPD dan musrenbang kabupaten/kota. Dalam penentuanperwakilan, harus terdapat perwakilan perempuan.

Agar berbagai usulan dan informasi dari tingkat masyarakat tersebutdapat direalisasikan, seluruh proses perencananaan partisipatif ditingkat kecamatan dilakukan dengan melibatkan anggota legislatif.

4.2.3. Perencanaan Partisipatif di Tingkat Kabupaten/Kota

Rencana kegiatan antar desa/kelurahan dan/atau antar kecamatanyang memerlukan penanganan pada tingkat lebih lanjut disampaikanke kabupaten/kota oleh delegasi kecamatan untuk dibahas dalamForum SKPD. Di dalam Forum SKPD, Rencana Kerja Masyarakattersebut menjadi prioritas untuk disinkronkan dalam Rencana Kerja(Renja) SKPD. Renja SKPD yang telah memuat usulan masyarakatselanjutnya menjadi bahan penyusunan RKPD dalam Musrenbangkabupaten/kota yang juga dihadiri oleh delegasi kecamatan.

a. Forum SKPD.

Untuk menjamin konsistensi usulan dari masyarakat makadalam forum SKPD perlu dipastikan:

Page 38: 26.  Pedoman  PNPM

38

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

1. Keterwakilan masyarakat dari kecamatan menjadi mitradalam menentukan prioritas pembangunan kabupaten/kota terkait dengan masing-masing SKPD.

2. Untuk menjaga konsistensi prioritas usulan perencanaanpartisipatif, delegasi masyarakat kecamatan harus memasti-kan bahwa usulan tersebut menjadi agenda pembahasansampai dengan menjadi keputusan.

b. Musrenbang Kabupaten/ Kota.

Untuk menjamin konsistensi usulan masyarakat menjadiprioritas RKPD, maka dalam forum Musrenbang Kabupaten/Kota dipastikan :

1. Delegasi masyarakat kecamatan diberikan waktu untukmemastikan prioritas yang diusulkan dari hasil perencanaanpembangunan partisipatif dapat masuk ke dalam prioritasRKP Kabupaten/Kota.

2. Agar berbagai usulan prioritas dari masyarakat dapatdirealisasikan dalam penganggaran, maka dalam prosesperumusan RKPD Kabupaten/Kota dipastikan keterlibatananggota legislatif (DPRD) untuk dapat memahami kondisidan masalah masyarakat sejak awal.

3. Pelibatan anggota legislatif dalam keseluruhan prosesperencanaan partisipatif dilakukan dalam menjaga kesinam-bungan prioritas pembangunan dari perencanaan sampaidengan penganggaran.

4.3. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah proses perencanaan selesaidan telah ada keputusan tentang pengalokasian dana kegiatan.

Page 39: 26.  Pedoman  PNPM

39

Pelaksanaan kegiatan meliputi pemilihan dan penetapan lembagapengelola kegiatan, pencairan atau pengajuan dana, pengerahantenaga kerja, pengadaan barang/jasa, serta pelaksanaan kegiatanyang diusulkan. Semua kegiatan itu dilakukan oleh masyarakat secaraswakelola dan difasilitasi oleh perangkat pemerintah dan fasilitatoratau konsultan. Personil yang duduk dalam lembaga pengelolakegiatan bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik, keuangan,dan fungsional atas kegiatan/pekerjaan yang dilakukan, sesuaiperencanaan.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan secara swakelola, apabiladibutuhkan barang/jasa berupa bahan, alat, dan tenaga ahli(konsultan) perseorangan yang tidak dapat disediakan atau tidakdapat dilakukan sendiri oleh masyarakat sebagai pelaksana kegiatansecara swakelola, maka proses pengadaan barang/jasa yang dilakukandi tingkat masyarakat juga harus memperhatikan prinsip efisiensi,efektivitas, keterbukaan, keadilan yang non diskriminatif, danbertanggung jawab.

Prinsip efisiensi diwujudkan dalam bentuk mencari dan membanding-kan harga barang/jasa untuk kualitas yang sama/setara, serta memilihharga yang terendah sesuai kebutuhan. Untuk mendapatkan hargayang terendah, masyarakat dapat melakukan pengadaan langsungkepada sumber penghasil barang/jasa, seperti pabrikan ataudistributor/agen resmi atau pangkalan pasir/batu (dalam hal kegiatanfisik), dan sedapat mungkin menghindari pengadaan barang/jasamelalui perantara yang tidak memberikan nilai tambah.

Prinsip efektivitas diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang/jasayang dilakukan masyarakat harus dilakukan secara tepat kuantitas,tepat kualitas, tepat waktu, dan tepat pemanfaatan sesuai dengankebutuhan pelaksanaan kegiatan.

Page 40: 26.  Pedoman  PNPM

40

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Prinsip keterbukaan diwujudkan dalam bentuk masyarakat sebagaipelaksana kegiatan secara swakelola harus mempublikasikansekurang-kurangnya pada papan pengumuman dilokasi pelaksanaankegiatan yang mudah dilihat oleh masyarakat umum dan disekretariat pelaksana kegiatan dengan mencantumkan jenis kegiatan,besaran dana, waktu pelaksanaan, dan penanggungjawab kegiatansehingga memberikan ruang bagi kelompok masyarakat yang lainuntuk mengetahui, memonitor, dan mengontrol pelaksanaankegiatan.

Prinsip keadilan yang non diskriminatif diwujudkan dalam bentuksetiap komponen masyarakat berhak untuk berpartisipasi dan ikutterlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan mendapatkan manfaatsebesar-besarnya dari hasil kegiatan tersebut.

Prinisip bertanggung jawab diwujudkan dalam bentuk setiappengeluaran dana dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa dankegiatan dapat dipertanggungjawabkan baik secara administrasi,seperti pencatatan penerimaan dan pengeluaran, kuitansi pembeliandan bukti pembayaran honor, maupun secara teknis seperti kuantitasdan kualitas barang/jasa sesuai dengan rencana.

Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara swakelola,maka perlu diperhatikan hal-hal berikut :

a. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dapat dilaksanakanoleh orang perseorangan, termasuk kelompok masyarakatmelalui swakelola adalah pekerjaan yang menggunakanteknologi sederhana dan mempunyai resiko kecil, dalam artipekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya tidak membahaya-kan keselamatan umum, harta benda, menggunakan alat kerjasederhana, dan tidak memerlukan tenaga ahli. Apabila tidak

Page 41: 26.  Pedoman  PNPM

41

sederhana, maka pekerjaan tersebut harus dilakukan olehpenyedia jasa yang berbentuk badan usaha.

b. Dibuat perencanaan teknis berupa gambar teknis, spesifikasiteknis, dan Rencana Anggaran Biaya dari pekerjaan konstruksiyang akan dilaksanakan. Untuk pelaksanaan perencanaanteknis dapat dibantu tenaga yang ditunjuk dari dinas setempatyang membidangi pekerjaan umum atau tenaga ahli (konsultan)perseorangan.

c. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan konstruksi ada penangungjawab teknis dapat dibantu tenaga yang ditunjuk dari dinassetempat yang membidangi pekerjaan umum atau tenaga ahli(konsultan) perseorangan.

d. Untuk pelaksanaan pekerjaan dapat dibantu pekerja (tenagatukang dan mandor) yang pembayarannya dilakukan secaraharian berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upahborongan.

e. Untuk pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan, selaindilakukan oleh perwakilan lembaga pengelola kegiatan dapatdibantu tenaga yang ditunjuk dari dinas setempat yangmembidangi pekerjaan umum atau tenaga ahli (konsultan)perseorangan.

Dalam rangka operasionalisasi pengadaan barang/jasa oleh kelompokmasyarakat maka diatur sebagai berikut :

a. Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai tidak lebih dari Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) dapat dibeli/diadakan langsungkepada penyedia barang/jasa tanpa penawaran tertulis daripenyedia barang/jasa yang bersangkutan, dan bukti perikatan-nya cukup berupa kuitansi pembayaran dengan materaisecukupnya.

Page 42: 26.  Pedoman  PNPM

42

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

b. Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai di atas Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 15.000.000,00(lima belas juta rupiah) dapat dilakukan dengan penunjukanlangsung kepada 1 (satu) penyedia barang/jasa melaluipenawaran tertulis dari penyedia barang/jasa yang bersang-kutan, dan bukti perikatannya berupa Surat Perintah Kerja (SPK)dengan materai secukupnya.

c. Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai di atas Rp.15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilakukan oleh panitiapengadaan yang berjumlah 3 orang yang berasal dari kelompokmasyarakat dengan cara meminta dan membandingkansekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari 3 (tiga) penyediabarang/jasa yang berbeda serta memilih penawaran denganharga terendah, dan bukti perikatannya berupa Surat PerintahKerja (SPK) dengan materai secukupnya.

d. Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai di atas Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilakukan oleh panitiapengadaan yang berjumlah 3 atau 5 orang yang berasal darikelompok masyarakat dengan cara meminta dan mem-bandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari 3(tiga) penyedia barang/jasa yang berbeda serta memilihpenawaran dengan harga terendah, dan bukti perikatannyaberupa Surat Perjanjian dengan materai secukupnya.

4.4. PENGENDALIAN

Yang dimaksud dengan pengendalian adalah serangkaian kegiatanpemantauan, pengawasan, dan tindak lanjut yang dilakukan untukmenjamin pelaksanaan pembangunan yang direncanakan sesuai

Page 43: 26.  Pedoman  PNPM

43

dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dan memastikan bahwadana digunakan sesuai dengan tujuan program.

Pemantauan dan pengawasan adalah kegiatan mengamati perkem-bangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi sertamengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul.Sedangkan tindak lanjut merupakan kegiatan atau langkah-langkahoperasional, yang perlu ditempuh berdasarkan hasil pemantauan danpengawasan, seperti antara lain koreksi atas penyimpangan kegiatan,akselerasi atas keterlambatan, klarifikasi atas ketidakjelasan, dansebagainya, untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan kegiatan.

Untuk mendukung pengendalian pelaksanaan PNPM Mandiri, sistempemantauan dan pengawasan yang dilakukan meliputi:

(i) Pemantauan dan pemeriksaan partisipatif oleh masyarakat- Keterlibatan masyarakat dalam pemantauan dan pemeriksa-an dari mulai perencanaan partisipatif tingkat desa hinggakabupaten/kota dan pelaksanaan PNPM.

(ii) Pemantauan dan pemeriksaan oleh Pemerintah – Kegiatanini dilakukan secara berjenjang dan bertujuan untuk memasti-kan bahwa kegiatan PNPM dilaksanakan sesuai denganprinsip dan prosedur yang berlaku dan dana dimanfaatkansesuai dengan tujuan program.

(iii) Pemantauan dan Pengawasan oleh Konsultan dan Fasilitator– Pemantauan dan pengawasan oleh konsultan akandilakukan secara berjenjang dari tingkat nasional, regional,provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.Kegiatan ini dilakukan secara rutin dengan memanfaatkansistem informasi pengelolaan program dan kunjungan rutinke lokasi program. Pengawasan melekat juga dilakukan oleh

Page 44: 26.  Pedoman  PNPM

44

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

fasilitator dalam setiap tahapan pengelolaan program denganmaksud agar perbaikan dan penyesuaian pelaksanaanprogram dapat dilakukan dengan segera.

(iv) Pemantauan independen oleh berbagai pihak lainnya – PNPMjuga membuka kesempatan bagi berbagai pihak, antara lain,LSM, universitas, wartawan yang ingin melakukan peman-tauan secara independen terhadap PNPM dan melaporkantemuannya kepada proyek atau instansi terkait yangberwenang.

(v) Kajian Keuangan dan Audit – Untuk mengantisipasi danmemastikan ada atau tidaknya penyimpangan penggunaandana, maka Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan(BPKP) dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) sebagailembaga audit milik pemerintah akan melakukan pemeriksaansecara rutin di beberapa lokasi yang dipilih secara acak.

4.5. PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT

Pengaduan persoalan dan pertanyaan dari masyarakat, pelakuprogram, pemerintah, kelompok peduli, dan lainnya terkait denganpelaksanaan PNPM Mandiri disampaikan baik secara langsungmaupun tidak langsung. Mengingat cakupan pelaksanaan PNPMMandiri sangat luas, maka prinsip pengelolaan pengaduan adalahpenanganan pengaduan pada tingkat yang terdekat dengan lokasipengaduan, mulai dari pendamping (fasilitator) hingga tingkat pusat.Hal ini bertujuan penanganannya dapat dilakukan sesegera mungkindan sedekat mungkin dari lokasi pengaduan.

Untuk memastikan pelaksanaan PNPM Mandiri berjalan lancar,dibentuk Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (PPM-PNPM) secara

Page 45: 26.  Pedoman  PNPM

45

berjenjang yang dikoordinasikan dengan berbagai pihak terkait diberbagai tingkatan, termasuk aparat pengawasan fungsional (APF)dan aparat penegak hukum (APH). SPPM juga bertanggung jawabuntuk memberikan informasi baik kepada pelapor maupunmasyarakat luas mengenai tindakan penyelesaian yang diambil danhasilnya. Mekanisme SPPM lebih lanjut akan diatur dalam pedomanpelaksanaan SPPM.

4.6. EVALUASI

Evaluasi program bertujuan untuk menilai efisiensi, efektifitas,manfaat, dampak, dan keberlanjutan kegiatan yang dilaksanakandalam kerangka PNPM Mandiri terhadap tujuan dan sasaran yangtelah ditetapkan. Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator dansasaran kinerja yang tercantum dalam kerangka pikir program padaLampiran 1.

Kegiatan evaluasi dilakukan secara rutin dan berkala, baik olehpengelola program maupun dan pihak independen seperti antaralain LSM, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan sebagainya.Kegiatan evaluasi ini perlu disusun secara sistematis, obyektif, dantransparan.

Kegiatan evaluasi merupakan tindak lanjut dari hasil pengawasan danpengaduan dari berbagai pihak. Secara sistemik, pemerintahkabupaten/kota perlu mengundang konsultan, pengawas indepen-den, dan wakil masyarakat di wilayahnya untuk menyampaikanmasukan dan hasil-hasil pengawasan sebagai bahan evaluasi program.Kegiatan ini dapat dilakukan bersamaan dengan waktu pelaksanaanmusrenbang di masing-masing kecamatan ataupun kabupaten/kotaatau dapat juga dilaksanakan secara terpisah.

Page 46: 26.  Pedoman  PNPM

46

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Hasil dari masukan-masukan tersebut nantinya akan dibawa olehpemerintah kabupaten/kota ke dalam musrenbang provinsi ataupunkegiatan evaluasi yang direncanakan secara khusus. Secara nasionalperwakilan dari provinsi akan bersama-sama dengan Tim PengendaliPNPM Mandiri untuk membicarakan masukan dan hasil-hasil evaluasiyang dianggap penting untuk dipergunakan sebagai bahan perbaikanprogram selanjutnya. Mekanisme evaluasi lebih lanjut akan diaturdalam pedoman pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

4.7. PELAPORAN

Untuk menjamin aliran informasi berjalan secara cepat, tepat danakurat kepada setiap pemangku kepentingan dalam PNPM Mandiri,pelaporan PNPM dilaksanakan secara berkala dan berjenjang melaluijalur struktural (perangkat pemerintah) dan jalur fungsional(konsultan dan fasilitator). Yang dimaksud dengan berkala adalahsetiap periode waktu tertentu, sedangkan berjenjang adalah darisatuan unit kerja tingkat masyarakat sampai dengan kepada tingkatpengambilan keputusan di tingkat Tim Pengendali PNPM Mandiri.Sistem dan mekanisme pelaporan diatur lebih lanjut dalam petunjukteknis operasional masing-masing program.

4.8. SOSIALISASI

Sosialisasi PNPM bertujuan untuk memberi pemahaman kepadaperangkat pemerintahan, baik pihak eksekutif maupun legislatif,perguruan tinggi, organisasi dan lembaga swadaya masyarakat,masyarakat pengusaha, media massa, serta masyarakat umumlainnya. Hal-hal yang disampaikan dalam sosialisasi mengenai tujuan,konsep, dan mekanisme PNPM sehingga implementasi PNPM dapatberjalan baik dan terbangun kepedulian dan dukungan terhadapPNPM.

Page 47: 26.  Pedoman  PNPM

47

Setiap pihak yang telah memahami PNPM Mandiri ini diharapkanmenjadi media dan perantara sosialisasi ke lingkungan yang lebihluas lagi. Hal tersebut juga menjadi salah satu tolok ukur kepeduliandan rasa memiliki berbagai pihak terhadap program ini. Beberapamuatan yang patut disosialisasikan menyangkut: definisi, kebijakan,tujuan dan target, disain, jenis-jenis kegiatan, pelaksana, lokasi danalokasi program, serta peluang keterlibatannya. Hal-hal yangdisampaikan dalam sosialisasi (content) sangat bergantung kepadajangkauan media sosialisasi dan target pemahaman dari penerimasosialisasi yang ingin dicapai.

Kegiatan sosialisasi awal dilakukan bagi perangkat pemerintahan danpelaku PNPM lainnya ini diselenggarakan melalui:

(i) Serangkaian diskusi informal dengan tokoh-tokoh pemerin-tahan, legislatif, dunia usaha, pendidikan dan lembaga swadayamasyarakat untuk menyampaikan kebijakan pelaksanaanPNPM dan gambaran umum pelaksanaan kegiatan PNPM.

(ii) Lokakarya orientasi PNPM di tingkat nasional dgn mengun-dang eselon 1 instansi sektoral terkait, gubernur, BappedaProvinsi, anggota DPRD Provinsi, perwakilan masyarakat usaha(asosiasi usaha sejenis/profesi), lembaga pendidikan lembagaswadaya masyarakat dan kelompok peduli lainnya di tingkatnasional. Tujuan lokakarya ini adalah untuk menyamakanpersepsi mengenai konsep dan filosofi dasar PNPM sertamemberikan gambaran umum pelaksanaan PNPM.

(iii) Lokakarya orientasi PNPM di tingkat provinsi dengan mengun-dang Bupati/Walikota, anggota DPRD Kabupaten/Kota, wakilBappeda kabupaten/kota, perwakilan komunitas usaha(asosiasi usaha sejenis/profesi), lembaga pendidikan, lembagaswadaya masyarakat dan kelompok peduli lainnya di tingkat

Page 48: 26.  Pedoman  PNPM

48

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

provinsi. Tujuan lokakarya ini adalah untuk menyamakanpersepsi mengenai konsep dan filosofi dasar PNPM, memberi-kan gambaran umum pelaksanaan PNPM, dan integrasiprogram sektoral terkait.

(iv) Lokakarya orientasi PNPM di tingkat kabupaten/kota denganmengundang camat, instansi sektoral terkait, perwakilankomunitas usaha (asosiasi usaha sejenis/profesi), lembagapendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan kelompokpeduli lainnya ditingkat kabupaten/kota. Tujuan lokakarya iniadalah untuk menyamakan persepsi mengenai konsep danfilosofi dasar PNPM, memberikan gambaran umum pelaksana-an PNPM, integrasi dan sinkronisasi program sektoral terkait.

Selanjutnya, sosialisasi dan penyebarluasan informasi kepadakhalayak ramai dilakukan melalui berbagai media sosialisasi dankomunikasi secara terus menerus sepanjang pelaksanaan program.Pesan dan metode pelaksanaan sosialisasi disesuaikan dengan tujuandan sasaran serta menggunakan multi jalur komunikasi dan edukasi.Pada tingkat nasional dan provinsi, sosialisasi difokuskan pada tujuanuntuk membentuk opini publik yang obyektif, sedangkan padatingkat masyarakat ditujukan untuk membangun komunitas belajardi berbagai tingkatan untuk membangun masyarakat yang mandiri.

Page 49: 26.  Pedoman  PNPM

49

Kelembagaan PNPM Mandiri pada hakekatnya bertujuanuntuk penguatan terhadap hak kepemilikan dan memberikesempatan yang sama bagi semua individu untuk

mengerjakan aktivitas, khususnya dalam meningkatkan kapasitasdan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif. Pada Babini dijelaskan mengenai struktur kelembagaan dan strategipengembangan kelembagaan PNPM Mandiri.

5.1. STRUKTUR KELEMBAGAAN

Struktur kelembagaan PNPM Mandiri mencakup seluruh pihak yangbertanggung-jawab dan terkait dalam pelaksanaan serta upayapencapaian tujuan PNPM Mandiri, meliputi unsur pemerintah,fasilitator dan konsultan pendamping, serta masyarakat baik dipusat maupun daerah. Secara umum, struktur organisasi PNPM-Mandiri digambarkan di bawah ini.

BAB 5KELEMBAGAAN

Page 50: 26.  Pedoman  PNPM

50

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Catatan: SKPD = Satuan Kerja Perangkat Daerah

TKPK = Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

5.1.1 Tingkat Pusat

Struktur organisasi PNPM di tingkat pusat dikoordinasikan oleh TimPengendali PNPM di bawah kendali Tim Koordinasi PenanggulanganKemiskinan (TKPK). Tim Pengendali PNPM berikut keanggotaannyaditetapkan oleh dan bertanggungjawab kepada Menteri KoordinatorBidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra). Tim Pengendali terdiri atas TimPengarah dan Tim Teknis, dengan penjelasan sebagai berikut:

Departemen/LPND TKPK NasionalTim Pengendali PNPM Mandiri

Satker (APBN)Konsultan Manajemen Nasional

Konsultan Manajemen Provinsi

Konsultan Manajemen Kabupaten/Kota

Fasilitator Kecamatan

Masyarakat Penerima Manfaat

TKPKD Provinsi(Tim Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan Daerah Provinsi)

SKPD Pelaksana

Satker (APBD)Komponen co-sharing

Unit PengelolaKegiatan (UPK)

Penanggung JawabOperasional Kegiatan (PJOK)

Lembaga Masyarakat

TKPKD Kabupaten/Kota(Tim Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan Daerah Kabupaten/Kota)

Pusat

Provinsi

Kab./Kota

Kecamatan

Desa

Page 51: 26.  Pedoman  PNPM

51

5.1.1.1 Tim Pengarah

Tim Pengarah terdiri atas pejabat eselon I dari berbagaikementerian/lembaga terkait pelaksanaan PNPM.

Tugas dan tanggung jawab Tim Pengarah adalah sebagaiberikut:

a. Menetapkan kebijakan operasional, koordinasi inter-departemen, perencanaan dan pengendalian PNPM yangdituangkan dalam bentuk berbagai Pedoman Umum danatau surat edaran.

b. Menjaga arah pelaksanaan PNPM tetap sesuai kebijakan yangberlaku.

c. Menetapkan lokasi kegiatan PNPM dan keterpaduan denganlokasi program sektoral.

d. Menggalang berbagai sumber pendanaan PNPM, termasukmensinergikan berbagai sumber daya yang ada di tingkatnasional.

e. Mengkaji laporan perkembangan program, audit, danevaluasi, serta memberikan rekomendasi tindak lanjutminimal setiap 6 bulan;

f. Memecahkan berbagai masalah lintas sektor yang telahdiidentifikasi oleh Tim Teknis

5.1.1.2 Tim Teknis

Tim Pengarah terdiri atas pejabat eselon II ke bawah dariberbagai kementerian/lembaga terkait pelaksanaan PNPM.

Tugas dan tanggung jawab Tim Teknis meliputi:

Page 52: 26.  Pedoman  PNPM

52

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

a. Merumuskan konsep kebijakan operasional, perencanaandan mekanisme pengendalian PNPM yang dituangkandalam bentuk berbgai pedoman dan surat edaran.

b. Memantau perkembangan pelaksanaan PNPM dan melapor-kannya kepada Tim Pengarah minimal setiap 3 bulan.

c. Menilai hasil, manfaat, dan dampak dari pelaksanaan PNPMterhadap tujuan PNPM berdasarkan hasil monitoring danevaluasi.

d. Mengusulkan pilihan-pilihan peningkatan efektifitaspelaksanaan PNPM kepada Tim Pengarah.

e. Merumuskan kriteria lokasi kegiatan PNPM dan keterpaduandengan lokasi program sektoral.

f. Memastikan bahwa proses kegiatan sesuai dengan pedo-man PNPM.

g. Memantau dan membantu penyelesaian berbagai permasa-lahan yang timbul di dalam pelaksanaan kegiatan sertamengambil tindakan/sanksi yang diperlukan.

h. Melaporkan perkembangan kegiatan, hasil audit, danevaluasi kepada Tim Pengarah minimal setiap bulan.

i. Menyusun rekomendasi kepada Tim Pengarah untukpenyempurnaan pelaksanaan PNPM.

j. Melaksanakan hal-hal lain yang ditentukan kemudian olehTim Pengarah.

Untuk kelancaran koordinasi pelaksanaan PNPM, lingkup tanggungjawab instansi pusat yang tergabung dalam Tim Teknis PNPM terbagiatas aspek sebagai berikut:

a. Koordinasi pengendalian PNPM: Kantor Kementerian Koordi-

Page 53: 26.  Pedoman  PNPM

53

nasi Kesra

b. Perencanaan dan pengembangan kebijakan, monitoring danevaluasi: Bappenas

c. Pembiayaan: Departemen Keuangan

d. Pelaksanaan dan pembinaan teknis: masing-masing Depar-temen Teknis terkait

e. Sosialisasi dan komunikasi: Departemen Komunikasi danInformatika

Pelaksanaan masing-masing program dikelola oleh Satuan Kerja yangdibentuk di masing-masing departemen teknis terkait.

5.1.2 Tingkat Daerah

Struktur organisasi PNPM Mandiri di daerah terdiri dari :

a. Tim Koordinasi Provinsi.

b. Tim Koordinasi Kabupaten/Kota.

c. Satuan Kerja di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota

d. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Kecamatan

e. Lembaga di tingkat masyarakat/komunitas

5.1.2.1 Tim Koordinasi Provinsi

Penanggung jawab kelancaran pelaksanaan PNPM di provinsiadalah Gubernur. Untuk menjamin kelancaran tersebutGubernur membentuk Tim Koordinasi Provinsi dengankeanggotaan terdiri dari pejabat instansi daerah terkait. Untukdaerah-daerah yang sudah memiliki Tim Koordinasi Penang-gulangan Kemiskinan Daerah (TKPK-D) yang berfungsi baik

Page 54: 26.  Pedoman  PNPM

54

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

dapat memanfaatkan tim tersebut sebagai Tim KoordinasiPNPM Mandiri. Susunan keanggotaan Tim Koordinasi Provinsidilaporkan kepada Tim Pengendali PNPM.

Tugas Tim Koordinasi PNPM Provinsi, adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan substansi pedoman teknis dari berbagaisektor di tingkat provinsi.

b. Mengkoordinasikan penyusunan anggaran dan bantuanteknis berbagai kegiatan program sektoral di tingkatprovinsi.

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan PNPM di tingkatprovinsi.

d. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PNPM di tingkatprovinsi.

e. Mensinergikan kegiatan pusat dan daerah.

f. Memantau dan membantu penyelesaian berbagai perma-salahan yang timbul di dalam pelaksanaan kegiatan sertamengambil tindakan/sanksi yang diperlukan.

g. Melaporkan perkembangan kegiatan, hasil audit, danevaluasi kepada Gubernur.

h. Memastikan bahwa proses kegiatan sesuai dengan pedo-man PNPM

Untuk memperlancar pelaksanaan operasional Tim KoordinasiPNPM, di provinsi dapat dibentuk Satuan Kerja (Satker) yangmendukung operasional di ruang lingkup wilayah provinsiuntuk pelaksanaan tugas-tugas tim yang bersumber dari APBDProvinsi. Penunjukkan satuan kerja tersebut ditentukan olehGubernur.

Page 55: 26.  Pedoman  PNPM

55

5.1.2.2 Tim Koordinasi Kabupaten/Kota

Penanggung jawab kelancaran pelaksanaan PNPM di kabu-paten/kota adalah Bupati/Walikota. Untuk menjamin kelan-caran pelaksanaan PNPM, Bupati/Walikota membentuk TimKoordinasi Kabupaten/Kota dengan keanggotaan terdiri dariperwakilan instansi daerah terkait. Untuk kabupaten/kota yangsudah memiliki Tim Koordinasi Penanggulangan KemiskinanDaerah (TKPKD) yang berfungsi baik dapat memanfaatkan timtersebut sebagai Tim Koordinasi PNPM Mandiri. Susunankeanggotaan Tim Koordinasi Provinsi dilaporkan kepada TimPengendali PNPM.

Susunan keanggotaan Tim Koordinasi Kabupaten/Kotadisampaikan ke Tim Pengendali PNPM.

Tugas Tim Koordinasi Kabupaten/Kota, adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan substansi pedoman teknis dari berbagaisektor di tingkat kabupaten/kota.

b. Mengkoordinasikan penyusunan anggaran dan bantuanteknis berbagai kegiatan program sektor.

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan PNPM di tingkatkabupaten/kota.

d. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PNPM kabu-paten/kota.

e. Mensinergikan kegiatan pusat dan daerah.

f. Memantau dan membantu penyelesaian berbagai perma-salahan yang timbul di dalam pelaksanaan kegiatan serta

Page 56: 26.  Pedoman  PNPM

56

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

mengambil tindakan/sanksi yang diperlukan.

g. Melaporkan perkembangan kegiatan, hasil audit, danevaluasi kepada bupati/walikota.

h. Memastikan bahwa proses kegiatan sesuai dengan pedo-man PNPM.

5.1.2.3 Satuan Kerja PNPM Mandiri di Tingkat Kabupaten/Kota

Di tingkat kabupaten/Kota hanya ada satu satker PNPM Mandiriyang diketuai oleh Bupati/Walikota. Untuk itu, Bupati/Walikotamenunjuk dan menetapkan Satuan Kerja yang mengelola PNPMdi tingkat Kabupaten/Kota.

Selanjutnya untuk wilayah perkotaan, bantuan teknis dikoordi-nasikan melalui Ditjen Cipta Karya Departemen PU. Sedangkanuntuk wilayah kabupaten, bantuan teknis disediakan melaluiDitjen PMD, Departemen Dalam Negeri (untuk wilayahperdesaan - PPK); Deputi Bidang Kawasan Khusus, KantorKementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (untuk wilayahtertinggal - P2DTK/SPADA); dan Ditjen Cipta Karya, DepartemenPU (untuk wilayah Kabupaten - PISEW/RISE).

Mengingat program-program PNPM-Penguatan juga terkaitdengan pelaksanaan program untuk pencapaian target sektor,maka pelaksanaannya tetap menginduk pada Satker dinassektor terkait dan program masing-masing. Namun koordinasiprogram-program penguatan tersebut dengan PNPM Mandiritetap diperlukan untuk menjamin tidak adanya tumpang tindihdan inefisiensi dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini TKPKDKabupaten/kota memiliki peranan yang penting.

5.1.2.4 Tingkat Masyarakat/Komunitas

Agar masyarakat mampu mengelola kegiatan pembangunan

Page 57: 26.  Pedoman  PNPM

57

dengan baik dan benar, maka masyarakat difasilitasi untukmembentuk atau mengembangkan lembaga-lembaga pem-bangunan yang memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. Lembaga pengelola kegiatan di kecamatan, yang dibentukdan ditetapkan melalui musyawarah antar desa.

b. Lembaga pengelola kegiatan di desa/kelurahan, yangdibentuk dan ditetapkan melalui musyawarah desa danpengurusnya dipilih langsung oleh warga dewasa desa/kelurahan, tanpa pencalonan, rahasia dan demokratisberdasarkan rekam jejak. Masyarakat dapat menggunakanlembaga kemasyarakatan yang telah ada, atau membentukkelompok masyarakat setempat yang dapat berasal dariunsur-unsur organisasi/kelompok yang mengakar yangtelah hidup di masyarakat.

c. Lembaga masyarakat sebagai penanggungjawab kegiatanpenanggulangan kemiskinan di tingkat desa/kelurahan,yang dibentuk dan ditetapkan oleh seluruh representasimasyarakat di kelurahan/desa tersebut dan anggota-anggotanya harus dipilih langsung oleh warga dewasa desa/kelurahan, melalui mekanisme tanpa pencalonan dan tanpakampanye, secara tertulis dan rahasia serta melalui prosesdemokratis tanpa rekayasa berdasarkan rekam jejak perilakudan perbuatannya.

d. Selain itu perlu adanya upaya-upaya untuk mengagasmuncul dan berkembangnya tenaga penggerak/pelopormasyarakat di dalam melaksanakan kegiatan PNPM Mandiridan lebih jauh lagi menjadi motor penggerak pembangunansecara keseluruhan di lingkungannya yang diharapkan lebihberkelanjutan setelah PNPM Mandiri selesai. Para penggerak

Page 58: 26.  Pedoman  PNPM

58

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

tersebut diambil dari warga masyarakat setempat sendiriyang peduli dengan lingkungannya, memiliki komitmenyang besar terhadap pembangunan masyarakatnya, dantidak pamrih.

5.2 PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PNPM MANDIRI

Ruang lingkup pengembangan kelembagaan PNPM Mandiri meliputibaik aturan formal maupun informal, dan pengembangan mekanismepenegakannya. Pengembangan aturan formal meliputi konstitusi,statuta, hukum, dan seluruh regulasi pemerintah lainnya. Aturanformal membentuk sistem politik (struktur pemerintahan, hak-hakindividu), sistem ekonomi (hak kepemilikan dalam kondisi kelangkaansumberdaya, kontrak), dan sistem keamanan (peradilan, polisi).Sedangkan penguatan aturan informal meliputi akomodasi terhadappengalaman, nilai-nilai tradisional, agama, dan seluruh faktor yangmemengaruhi bentuk persepsi subyektif individu tentang dunia dimana mereka hidup. Semua kelembagaan tersebut tidak akan efektifapabila tidak diiringi dengan mekanisme penegakan.

PNPM Mandiri bukan semata-mata berisi kegiatan dan sasaran,melainkan seperangkat aturan yang memungkinkan kegiatanberjalan. Untuk itu, pengembangan kelembagaan PNPM Mandiri perlumengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Semua bentuk intervensi program dan berbagai aturan tidakboleh berbenturan/mengesampingkan/menghilangkantatanan sosial masyarakat yang sudah mapan, seperti:keswadayaan masyarakat, gotong royong, dsb. Bahkansebaliknya, harus dikondisikan untuk membatasi perilakumenyimpang yang bakal timbul dalam pelaksanaan danmungkin juga intervensi diantara para pelaku. Basis dari

Page 59: 26.  Pedoman  PNPM

59

kerjasama bukan sekadar kesamaan tujuan, melainkan aturanmain yang sudah disepakati secara sukarela (voluntary).

b. Semua aturan baik formal maupun informal yang diterapkandalam PNPM Mandiri merupakan akumulasi dari kebutuhan riilmasyarakat.

c. Berbagai desain kelembagaan perlu disertai dimensi tata kelolayang baik yang ditujukan untuk meminimalisasi dampak sosialdan lingkungan yang bakal muncul.

Page 60: 26.  Pedoman  PNPM

60

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

6.1 SUMBER DANA

Sumber dana pelaksanaan PNPM berasal dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), baik yangbersumber dari Rupiah Murni maupun dari Loan/Grant/Hibah;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi,terutama untuk mendukung penyediaan dana pendampingbagi kabupaten dengan kapasitas fiskal rendah;

c. APBD Kabupaten/Kota sebagai dana pendamping, denganketentuan minimal 20 (dua puluh) persen bagi kabupaten/kotadengan kapasitas fiskal rendah dan minimal 50 (lima puluh)persen bagi kabupaten/kota dengan kapasitas fiskal menengahke atas;

d. Kontribusi dunia usaha;

e. Swadaya masyarakat termasuk kelompok-kelompok peduli.

Dana yang bersumber dari APBD, kontribusi usaha, dan swadayamasyarakat tersebut merupakan kontribusi yang harus bersinergidengan dana dari APBN, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.

6.2 PERUNTUKAN DANA

Sumber-sumber dana bagi pelaksanaan PNPM tersebut di atasdigunakan untuk keperluan komponen-komponen program yaitu: a)

BAB 6PENDANAAN DAN

PENGELOLAAN KEUANGAN

Page 61: 26.  Pedoman  PNPM

61

Pengembangan Masyarakat; b) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM);c) Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal; dan d)Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program.

Dalam pelaksanaan komponen-komponen program tersebut di atas,khususnya komponen BLM, harus memperhatikan aspek peruntukandana dan daftar negatif (negatif list) yang telah ditetapkan dandisepakati oleh masing-masing program.

6.3 PENGANGGARAN

Penganggaran dan penyaluran dana PNPM Mandiri harus diupayakanterjadi pendampingan pendanaan (co-sharing) dengan menggunakanketentuan yang berlaku.

Dana yang berasal dari pendanaan luar negeri, baik hibah maupunpinjaman, untuk PNPM selain mengikuti ketentuan yang berlaku, perlumengikuti ketentuan PNPM Mandiri sebagai berikut:

a. Dana tersebut bersifat co-financing, sehingga memungkinkanpemanfaatan berbagai sumber pendanaan secara optimaldalam membiayai PNPM Mandiri. Pemanfaatan dana tersebutdikoordinasikan oleh Tim Pengendali PNPM Mandiri.

b. Mekanisme penyaluran, termasuk pengadaan di tingkatkomunitas (community procurement), harus mengikuti ketentuanyang berlaku bagi program-program pemberdayaan masya-rakat.

Pengaturan penganggaran dan penyaluran dana BLM diharapkanmenggunakan mekanisme yang mendukung pembangunanpartisipatif, antara lain melalui:

a. BLM yang berasal dari APBN dan APBD menggunakan rekening

Page 62: 26.  Pedoman  PNPM

62

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

bagian anggaran non sektor.

b. Penyaluran dana BLM ini langsung ke rekening masyarakatsesuai dengan usulan yang diajukan.

c. Bendahara Satker mencatat sistem administrasi dan realisasipencairan DIPA yang dikelolanya.

d. Di tingkat masyarakat, BLM tersebut dikelola secara swadayaoleh masyarakat.

e. Pemanfaatan anggaran sektoral untuk program penang-gulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakatmenggunakan aturan berbasis kinerja dengan tetap mengede-pankan sinkronisasi anggaran antar sektor dan masyarakatmelalui proses perencanaan partisipatif.

f. Penganggaran untuk kegiatan-kegiatan atau program-program pemberdayaan, khususnya komponen dana BLMdiupayakan dapat diperlakukan sebagai kegiatan dan anggaranyang bersifat lebih dari satu tahun (multiyears).

Untuk menjamin keterpaduan dan sinkronikasi semua kegiatanpenanggulangan kemiskinan berbasis masyarakat beserta anggaran-nya harus dikoordinasikan dan mendapat persetujuan dari TimKoordinasi Nasional atau Provinsi atau Kabupaten/Kota, sesuai jenjangpemerintahan, sebelum pengesahan DPRD/DPR.

6.4 PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM

a. Persiapan Penyaluran Dana

Satker PNPM di masing-masing tingkatan bertanggungjawab padaaktivitas pendanaan dan penyalurannya. Pembayaran dan penya-luran dana PNPM untuk masing-masing komponen program dilakukan

Page 63: 26.  Pedoman  PNPM

63

oleh Satker PNPM dengan mengajukan Surat Perintah Pembayaran(SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada Kantor PelayananPerbendaharaan Negara (KPPN) yang ditunjuk, yang selanjutnya KPPNtersebut akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)kepada Bank Pelaksana. Bank Pelaksana akan menyalurkan dana yangdiminta langsung kepada rekening penerima. SPP dan SPM hanyaakan diterbitkan oleh Satker PNPM setelah dokumen-dokumenpendukung untuk pencairan dana dilengkapi dan diverifikasi olehkonsultan pendamping dan mendapat persetujuan dari Satker PNPM.

Dalam rangka persiapan penyaluran dana BLM, masyarakatdiharuskan membuka rekening bersama (tabungan atau giro) di bankpemerintah terdekat. Untuk setiap pembukaan rekening bersamamaupun pengambilan dana dari rekening tersebut harus dilakukandengan minimal 2 (dua) specimen tanda tangan anggota masyarakatpenerima bantuan.

Penyaluran dana BLM ke rekening masyarakat dan pemanfaatannyadilakukan secara bertahap atau sesuai kebutuhan dan jenisbantuannya. Jika dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan ataupenyelewengan terhadap pelaksanaan PNPM di lapangan atauterhadap pemanfaatan dana BLM, maka Satker PNPM berdasarkanmasukan dan rekomendasi dari konsultan pendamping maupunpemerintah daerah setempat, dimungkinkan untuk membatalkanpenyaluran dana BLM sebagian atau seluruhnya.

b. Tata Cara Pencairan Dana

Tata cara pencairan dana, baik APBN maupun APBD, mengikutiketentuan dan mekanisme yang berlaku. Sedangkan, untuk pencairandana yang bersumber dari dari luar negeri, baik pinjaman maupunhibah akan menggunakan mekanisme Rekening Khusus. Pemerintah

Page 64: 26.  Pedoman  PNPM

64

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Indonesia akan membuka Rekening Khusus yang dibuka di BankIndonesia atau Bank Pemerintah yang ditunjuk untuk menampungpencairan dana pinjaman dan hibah bagi pelaksanaan kegiatan PNPMMandiri. Rekening Khusus akan dibuka atas nama DepartemenKeuangan.

Seluruh transaksi pencairan dana ke dan dari Rekening Khusus akandisampaikan oleh pihak bank di mana Rekening Khusus dibuka kepadaPemerintah cq. Departemen Keuangan dalam bentuk LaporanRekening Khusus (Special Account Statement) secara mingguan.Laporan Rekening Khusus harus berisi seluruh informasi transaksiyang membebani rekening tersebut, seperti: jumlah pencairan dana,nomor SP2D, tanggal SP2D, penerima dana dan KPPN pembayar.

Dalam rangka pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaankeuangan program, pihak Satker PNPM Mandiri akan meng-konsolidasikan seluruh Laporan Rekening Khusus dengan dokumenSPM yang sudah diterbitkan dalam format-format laporan pengelola-an keuangan (financial management report) yang disepakati antaraPemerintah dengan pihak donor.

c. Akuntasi dan Pelaporan

Pengelolaan keuangan program dilakukan oleh Satker PNPMmengikuti sistem dan prosedur akuntansi pemerintah. Satker PNPMdi tingkat Pusat membuat laporan konsolidasi pengelolaan keuanganprogram, baik untuk sumber dana yang berasal dari Rupiah Murnimaupun bersumber dari Luar Negeri secara reguler. Sedangkan untukSatker PNPM di daerah harus membuat laporan konsolidasi pengelola-an keuangan program yang berisi laporan realisasi DIPA yangdikelolanya, baik yang bersumber dari APBN maupun APBD.

Page 65: 26.  Pedoman  PNPM

65

Format dan bentuk laporan keuangan program yang akan dibuatSatker PNPM harus mengikuti format dan bentuk yang disepakatiantara pihak donor/pemberi pinjaman, Departemen Keuangan,Bappenas dan BPKP. Hal ini penting dilakukan agar terjadi persamaanpersepsi terhadap format dan bentuk laporan keuangan programuntuk menghindari semua pihak yang terkait dengan pelaksanaanPNPM dari tumpang tindih kewenangan.

d. Audit

Satker PNPM berkewajiban menyiapkan dan membuat laporankonsolidasi pengelolaan keuangan program seperti dimaksud di atasuntuk dilakukan audit oleh lembaga audit internal maupun eksternal.Auditor eksternal yang dipilih oleh Satker PNPM harus dari lembagaaudit resmi dan disepakati oleh pihak donor/pemberi pinjaman.

Untuk penggunaan dana yang bersumber dari Luar Negeri, makalaporan audit tahunan harus disampaikan kepada pihak donor palinglambat 6 bulan setelah tutup buku masa Tahun Anggaran Pemerintahyang lalu. Permintaan audit PNPM kepada lembaga auditor harusdidasarkan atas Kerangka Acuan Audit yang disepakati bersama olehPemerintah Indonesia dan pihak donor/pemberi pinjaman.

Lembaga auditor tersebut juga dapat melakukan audit terhadappencapaian tujuan program dengan berpatokan pada indikator kinerjasebagaimana telah disepakati bersama antara Pemerintah Indonesiadan pihak donor.

Di tingkat masyarakat, Unit Pengelola Keuangan (UPK) atau organisasimasyarakat penerima bantuan, berkewajiban menyiapkan laporankeuangan/pembukuan dengan format dan bentuk yang sudahdisepakati oleh Satker PNPM. Laporan keuangan/pembukuan tersebut

Page 66: 26.  Pedoman  PNPM

66

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

harus tersedia setiap saat untuk diketahui oleh auditor maupun olehmasyarakat atau pihak-pihak yang ingin mengetahui.

e. Transparansi

Untuk menjaga transparansi pengelolaan kegiatan dan penggunaandana BLM oleh di tingkat masyarakat, maka Unit Pengelola Kegiatan(UPK) atau organisasi masyarakat penerima bantuan diwajibkan untukmenyebarluaskan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan,laporan posisi keuangan, kelompok pengelola kegiatan dan anggotapenerima bantuan serta informasi-informasi lain, antara lain:

1. melalui penempelan pada papan-papan informasi di tempat-tempat strategis,

2. melalui forum-forum pertemuan rutin,

3. melalui media warga,

4. melalui audit tahunan,

5. melalui forum pertanggungjawaban laporan keuangan.

f. Akuntabilitas

Selain wajib menerapkan prinsip transparansi, dalam prosespengambilan keputusan dan pengelolaan kegiatan serta keuangan,juga wajib dilaksanakan berdasarkan prinsip akuntabilitas yang harusditaati secara konsisten oleh semua pelaku PNPM.

Akuntabilitas ini pada dasarnya dapat diterapkan dengan memberikanakses kepada semua pihak yang berkepentingan untuk melakukanaudit, bertanya dan atau menggugat pertanggungjawaban parapengambil keputusan, baik di tingkat Program, daerah danmasyarakat. Oleh sebab itu semua unit pengambilan keputusan dalam

Page 67: 26.  Pedoman  PNPM

67

semua tataran program harus melaksanakan proses pengambilankeputusan masing-masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk tataran masyarakat antara lain dapat dilakukan kegiatan-kegiatan seperti konsultasi publik di tingkat masyarakat, rapatkoordinasi berkala, rapat bulanan UPK atau organisasi masyarakatpenerima bantuan, rapat tahunan atau forum pertanggungjawaban,rembug para pihak terkait PNPM di tingkat masyarakat dan komunitasbelajar di tingkat masyarakat.

6.5 PENGELOLAAN KEUANGAN MASYARAKAT

Karena lokus PNPM berada di tingkat kecamatan, maka perlu dibentukUnit Pengelola Kegiatan Kecamatan. Terkait dengan pengelolaankeuangan, Unit tersebut membuka dan mengelola rekening kolektifmasyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.Specimen tanda tangan dalam rekening tersebut harus melibatkanminimal dua orang yang ditetapkan oleh musyawarah masyarakat.

Penyaluran dana ke tingkat desa/kelurahan dilakukan sesuaikebutuhan dan berdasarkan kegiatan yang diusulkan. Untuk itu, ditingkat desa/kelurahan dibentuk Unit Pengelola Kegiatan Desa/Kelurahan dan dapat dibuka rekening kolektif masyarakat. Mekanismedan prosedur penyaluran dan pengelolaan keuangan mengikutiketentuan dan kaidah yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Pencatatan setiap transaksi keuangan minimal dilakukan dalam bukucatatan uang masuk dan catatan uang keluar yang disertai denganbukti transaksi seperti kuitansi, bon atau nota pembelian. Pengelolaankeuangan di tingkat masyarakat harus disampaikan dalam papaninformasi dan melalui musyawarah desa pertanggungjawaban dana

Page 68: 26.  Pedoman  PNPM

68

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

dan kegiatan.

Pengelolaan keuangan di tingkat masyarakat dilakukan denganmenerapkan prinsip-prinsip akuntansi/pembukuan sederhana,dengan memisahkan penanggung jawab pengelolaan dana nonbergulir dan dana bergulir. Pengelolaan dana non bergulir dilakukandengan melakukan pencacatan pembukuan berdasar aliran kas(cashflow basis), yaitu pencatatan uang masuk dan uang keluar.Sedangkan pengelolaan dana bergulir harus dilakukan di tingkat UPKatau organisasi masyarakat penerima bantuan dilakukan denganmenerapkan dasar-dasar akuntansi/pembukuan sederhana, termasukpenyusunan Neraca dan Rugi Laba.

Pengelolaan dana bergulir di tingkat masyarakat harus dilakukandengan kaidah-kaidah pengelolaan pinjaman bergulir yang ber-orientasi pada masyarakat miskin. Artinya tidak semata-mataberorientasi pada pemupukan dana, namun juga harus mempertim-bangkan aspek pelayanan dan kemanfaatan bagi masyarakat miskin.

Untuk itu UPK diharapkan dapat memperkuat kapasitas pengurusnyauntuk memberikan pelayanan kepada orang miskin denganmelakukan berbagai diversifikasi pelayanan pinjaman bergulir yangtepat bagi masyarakat miskin di wilayahnya.

Page 69: 26.  Pedoman  PNPM

69

Pedoman Umum PNPM ini disusun untuk menjadi acuankebijakan PNPM, serta menjadi dasar penyusunan pedomanpelaksanaan dan pedoman teknis lebih lanjut yang diperlu-

kan dalam pelaksanaan masing-masing program yang berada dalamkerangka kebijakan PNPM.

Bila di kemudian hari diperlukan perubahan terhadap Pedoman Umumini, maka perubahannya harus mendapat persetujuan Tim PengendaliPNPM.

BAB 7PENUTUP

Page 70: 26.  Pedoman  PNPM

70

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

LAMPIRAN 1KERANGKA LOGIS PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI

1 Angka-angka kesehatan dan pendidikan dihitung dari data Susenas. Untuk masa datang, program PNPM Generasiakan memiliki angka-angka dari data dasar dan data dari survei dampak untuk menghitung persentase.

Hirarki Tujuan

SasaranMeningkatnyakesejahteraan sosial danekonomi masyarakatmiskin di Indonesia.

Maksud atau Tujuan

Meningkatkan aksesmasyarakat miskin diperkotaan dan perdesaanuntuk mendapatkanmanfaat dan kesempatandari kondisi sosial danekonomi serta tatakepemerintahan yanglebih baik.

Indikator

Penurunan persentase penduduk di bawahgaris kemiskinan nasional dari 15,68% padatahun 2007 menjadi 7,5% pada 2015.

Penurunan tingkat pengangguran terbukadari 9,75% pada tahun 2007 menjadisekitar 8% pada tahun 2009.

Penurunan indikator-indikator kesehatandan pendidikan pada 2015:• Tingkat kematian ibu melahirkan turun

dari 307 (per 100.000 kelahiran hidup)pada 2002 menjadi 97 pada 2015.

• Tingkat kematian bayi turun dari 34,7%(2004) menjadi 19% pada 2015.

• Tingkat kurang berat badan/kurang gizipada anak usia 5 tahun turun dari 27,5%(pada 2004) menjadi 17,8 pada 2015.

• Angka partisipasi murni SD dari 92,7%tahun 2002 menjadi 100% pada 2015.

• Angka partisipasi murni SMP dari 61,7%tahun 2002 menjadi 100% pada 2015.

Meningkatnya pengeluaran rumah tanggadan kemudahan untuk mendapat pelayanansosial serta ekonomi di semua kecamatankota dan desa pada 2009. (% keluargamiskin yang mendapat manfaat dariinfrastruktur dan kegiatan program)

Terciptanya sekitar 20 juta pekerjaan barumelalui PNPM pada 2009.

Indikator kesehatan dan pendidikanmeningkat melalui PNPM-Generasi di palingtidak 230 kecamatan desa dan kota di 20kabupaten1:

Sumber Data

Susenas

Sakernas

Laporan kemajuan MDGs

Survei Demografi danKesehatan Indonesia

Susenas

Survei

MIS PNPM

MIS PNPM dan survei-survei dampak.

Asumsi/Resiko

Stabilitas ekonomi makrotidak terjamin.

Pertumbuhan ekonomi tidakberkualitas sehingga tidakdapat menyerap banyaktenaga kerja.

Inflasi dan kenaikan hargalainnya mengurangi dampakbagi pemberantasankemiskinan.

Goncangan dari luar atasekonomi Indonesia, termasukbencana alam atau bencanaoleh ulah manusia, terjadi.

Tidak tersedianya anggaranyang cukup untuk BLMsehingga tidak terjadidampak yang signifkan padakemiskinan ataupengangguran.

Pelaksanaan program tidaksejalan dengan prinsip-prinsippendekatan berbasismasyarakat.

Penyalahgunaan dana

Page 71: 26.  Pedoman  PNPM

71

KeluaranKeluaran 1:infrastruktur ekonomiproduktif yang dibangun

• Kesehatan:- Cakupan imunisasi untuk bayi umur 12-23

bulan meningkat dari 38% pada 2005menjadi 48% pada 2009.

- Kunjungan pra-melahirkan naik dari 56%pada 2005 menjadi 66% pada 2009.

- Melahirkan dibantu bidang terlatih naikdari 40% pada 2005 menjadi 50% pada2009.

- Gizi: % anak kurang gizi menurut angkaberat badan untuk bayi usia 0-11 bulanturun dari 29% pada 2004 menjadi 19%pada 2009.

- Vitamin A: % anak di bawah 5 tahun yangmendapat 2 kapsul Vit A selama 12 bulanterakhir naik dari 62% pada 2004 menjadi72% pada 2009.

• Pendidikan:- Murid SD terdaftar naik dari 96,5% pada

2005 menjadi 97% pada 2009.- Murid SMP terdaftar naik dari rata-rata

57% pada 2006 menjadi 72% pada 2009.- Hasil tes matematika dan bahasa

Indonesia naik 5% poin dari data dasarsurvei.

Pertambahan usaha baru atau perluasanusaha yang berkembang melalui dukunganpembiayaan mikro.

EIRR >30% untuk infrastruktur utama desa

Minimum 80% tingkat kepuasan penerimaterhadap pelayanan dan tata pemerintahanyang lebih baik.

Jumlah dan jenis kegiatan infrastruktur, dansubproyek pendidikan dan kesehatan yangselesai pada:• 2007: 2.800 kelurahan dan desa.• 2008: 3.800 kecamatan• 2009: 5.358 kecamatan

Jumlah hari kerja yang tercipta melaluikegiatan PNPM Mandiri

70% infrastruktur dinilai secara independenbermutu tinggi.

Data Susenas (perkiraandata dasar dari data intiSusenas 2005 dan module2004 untuk indikator-indikator kesehatantertentu)

Studi dampak ekonomipada 2008 dan 2009

Survei pada 2008 dan2009.

MISMisi supervisi

MIS

Survei evaluasi teknis

Kendala persediaan dalampelayanan kesehatan danpendidikan.

Dana BLM tidak memadai.

Supervisi teknis tidakmemadai untukmenghasilkan infrastrukturbermutu.

Page 72: 26.  Pedoman  PNPM

72

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Keluaran 2:Kesehatan, pendidikan,kredit kecil, kegiatansosial dan ekonomi yangdidukung

Keluaran 3:Organisasi masyarakatdiperkuat dan partisipasiwarga desa dalamkegiatan pembangunanmeningkat.

Keluaran 4:Kapasitas pemerintahmemberikan pelayanankepada wargamasyarakat, terutamakepada warga miskin,meningkat.

Jumlah dan jenis investasi pendidikan yangdidukung PNPM (beasiswa, perbaikansekolah, biaya angkutan, dsb.)Jumlah/jenis investasi kesehatan yangdidukung (pos kesehatan, pelayanan, dsb.)

Jumlah/warga miskin penerima kreditmikro (L/P)

> 80% tingkat pembayaran kembalikegiatan kredit mikro.

Jumlah dan jenis kredit yang diberikanuntuk kegiatan kredit mikro

> 20% kenaikan produktivitas pertaniandan hasil oleh petani yang dibantu olehprogram.

Minimal 40% tingkat partisipasi perempuandan warga termiskin dalam perencanaandan pengambilan keputusan/kegiatan.

Untuk wilayah kota, minimal 40%penduduk dewasa (Laki-laki/Perempuan)memilih dalam pemilihan BKM.

Organisasi masyarakat (UPK, BKM, TPK)semakin kuat dari segi perencanaan,pengelolaan keuangan, dan pelaksanaanproyek di 5.358 kecamatan pada 2009..

>60% kabupaten kota dan daerahmenyediakan dana pendamping untukPNPM.

% kenaikan rencana dan anggaran setempatyang dinilai pro penanggulangankemiskinan.

Reformasi desa dan perumusan berbagaiperaturan terkait mulai tahun 2008.

MIS dari PNPM dan CCT

Baseline Survey PNPM danPKH

Survei pertanian

MIS

Studi kasus

MIS, data keuanganPemerintah

Peraturan Pemerintah

Masyarakat tidak mendapatcukup informasi mengenaimanfaat kegiatan kesehatandan pendidikan.Terdapat permasalahanpersediaan (supply)dijumpai dalam bidangkesehatan dan pendidikan.

Kegiatan kredit mikro tidakmenjangkau warga miskin,tetapi dinikmati warga yanglebih berada yang dianggaplebih mampumengembalikan kredit.

Perencanaan dan prosespengambilan keputusanpartisipatoris didominasigolongan elit.Perhatian kurang dan danatidak memadai untukkegiatan pengembangankapasitas oleh kelompokmasyarakat.

Pemerintah lambat dalammengeluarkan revisi danperubahan peraturan.

Peranan dan tanggung jawabuntuk desentralisasi tetaptidak jelas danmembingungkan.

Page 73: 26.  Pedoman  PNPM

73

Keluaran 5:Sistem pengelolaan danM&E untuk PNPMterbentuk

Struktur dan fungsi kecamatan dan desa dibawah desentralisasi lebih jelas pada 2008.

Mekanisme jangka panjang danberkelanjutan untuk pengalihan anggaranuntuk BLM masyarakat terbentuk pada2009.

>90% konsultan sudah menandatangikontrak pada waktu siklus setiap proyekmulai.

Sistem evaluasi dampak terbentuk untuksemua program PNPM yang mengukurdengan ketat dampak pada kemiskinan,tata pemerintahan, dan modal sosial.

Sistem MIS terbentuk untuk semuaprogram PNPM dan menyediakan databerkala mengenai hasil dan kemajuan.

Minimum 20% kecamatan diperiksasetiap tahun oleh BPKP dan lembagapemeriksa keuangan yang lain, dan temuandiumumkan.

Minimum 6 studi teknis terkait PNPM dapatdiselesaikan.

Kontrak

Evaluasi rancangan dansurvei

Sistem MIS menghasilkanlaporan bulanan danlaporan berkala.

Laporan pemeriksaankeuangan

Laporan studi

Keterlambatan kontrakmenghambat pelaksanaanprogram pada waktunya.

Page 74: 26.  Pedoman  PNPM

74

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

LAMPIRAN 2TAHAPAN STRATEGI OPERASIONAL

PNPM MANDIRI

Strategi operasional PNPM Mandiri terdiri dari tahapan sebagai berikut:

1. PEMBELAJARAN

Tahap pembelajaran merupakan tahap pengenalan bagi masyarakat,pemerintah dan pelaku pembangunan lainnya. Pada tahap inimasyarakat dan pelaku pembangunan mulai dari kecamatan hinggadesa/kelurahan mendapat kesempatan untuk memahami mekanismepengelolaan pembangunan partisipatif yang ditawarkan PNPM. Bagipemerintah, tahap pembelajaran ditujukan sebagai wahanapembelajaran dalam (i) penerapan pengelolaan pembangunanpartisipatif; dan (ii) penerapan model kerjasama antara pemerintahnasional dan pemerintah kabupaten/kota dalam mempersiapkan,melaksanakan dan mengendalikan program.

Tahap pembelajaran membutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun,tergantung kepada kondisi wilayah dan kesiapan masyarakatnya.

Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kesuksesan pada tahapini adalah:

a. Bantuan pendanaan merupakan faktor utama penggerakproses pemberdayaan masyarakat dibandingkan pada tahaplainnya. Keberadaan bantuan pendanaan merupakan mediauntuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa mereka mampumenyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunanbagi masyarakat dan daerahnya sendiri.

Page 75: 26.  Pedoman  PNPM

75

b. Disediakan bantuan pendanaan dan pendampingan secarakhusus terhadap perempuan, atau kelompok lain yangterpinggirkan (minimal 30% dari alokasi Bantuan LangsungMasyarakat).

c. Peran pendamping (fasilitator/konsultan) dalam memfasilitasiproses pelaksanaan PNPM masih sangat dominan.

d. Rasa kepemilikan program dari masyarakat, lembaga sosial danpemerintah desa dan daerah belum cukup kuat dan masihsangat bergantung kepada fasilitator dan konsultan

e. Untuk mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat kepadakonsultan, fasilitator dan konsultan secara taktis dan sistematisharus memberi kepercayaan kepada pelaku pembangunan ditingkat lokal untuk memfasilitasi proses pelaksanaan PNPM.

f. Proses perencanaan partisipatif belum terintegrasi dengansistem perencanaan pembangunan reguler.

2. KEMANDIRIAN

Tahap kemandirian adalah proses pendalaman atau intensifikasi daritahap internalisasi. Tahap ini dimulai di lokasi-lokasi dimanamasyarakat sudah pernah melaksanakan program pemberdayaanmelalui proses berikut: (i) pelembagaan pengelolaan pembangunanpartisipatif di desa/kelurahan dan kecamatan; (ii) pelembagaanpengelolaan pendanaan mikro yang berbasis masyarakat utkmelayani masyarakat miskin; dan (iii) peningkatan kapasitasmasyarakat dan pemerintah lokal dalam pengelolaan pembangunanpartisipatif dan berkelanjutan. Tahap kemandirian ini membutuhkanwaktu kurang lebih 2 tahun.

Hal yang perlu diperhatikan dalam tahapan ini adalah:

Page 76: 26.  Pedoman  PNPM

76

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

a. Bantuan pendanaan lebih bersifat stimulan sehingga dana dariswadaya maupun sumber lainnya merupakan faktor penggerakpembangunan masyarakat dan daerahnya.

b. Fasilitasi pelaksanaan PNPM lebih banyak dilakukan oleh pelakupembangunan lokal dari masyarakat sendiri.

c. Rasa kepemilikan program dari masyarakat dan pemerintahdaerah sudah cukup kuat, sehingga peran fasilitator/konsultanlebih difokuskan pada peningkatan kapasitas masyarakat,pelaku pembangunan lokal dan perangkat pemerintah daerah.

d. Masyarakat, pemerintah daerah, konsultan dan fasilitator sudahmerupakan mitra sejajar.

e. Proses perencanaan partisipatif telah terintegrasi ke dalamsistem perencanaan pembangunan regular.

3. KEBERLANJUTAN

Tahap keberlanjutan dimulai dengan proses penyiapan masyarakatagar mampu melanjutkan pengelolaan program pembangunan secaramandiri. Proses penyiapan ini membutuhkan waktu setidaknya satutahun. Pada tahap keberlanjutan masyarakat mampu menghasilkankeputusan pembangunan yang rasional dan adil, semakin sadar akanhak dan kewajibannya dalam pembangunan, mampu memenuhikebutuhannya sendiri, dan mampu mengelola berbagai potensisumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejah-teraannya.

Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kesuksesan dalamtahapan ini adalah:

Page 77: 26.  Pedoman  PNPM

77

a. Swadaya masyarakat merupakan faktor utama penggerakproses pembangunan,

b. Perencanaan secara partisipatif, terbuka dan demokratis sudahmenjadi kebiasaan bagi masyarakat dalam merencanakankegiatan pembangunan dan masyarakat mampu membangunkemitraan dengan berbagai pihak untuk menggalang berbagaisumber daya dalam rangka melaksanakan proses pem-bangunan,

c. Kapasitas pemerintahan daerah meningkat sehingga lebihtanggap dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masya-rakat, antara lain dengan menyediakan dana dan pendam-pingan.

d. Keberadaan fasilitator/konsultan atas permintaan darimasyarakat atau pemerintah daerah sesuai keahlian yangdibutuhkan.

Page 78: 26.  Pedoman  PNPM

78

PEDOMANUMUMPROGRAMNASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

Logo PNPM Mandiri menggambarkan simbol bunga yang sedangmekar yang merepresentasikan tingkat kemajuan masyarakat. Bungaini terdiri dari tiga buah kelopak yang diartikan sebagai tiga tahapanproses pemberdayaan, yaitu tahap pembelajaran, kemandirian, dankeberlanjutan.

Penggunaan warna pada logo PNPM Mandiri mengandung arti sebagaiberikut:

• Biru laut melambangkan pelayanan publik,

• Hijau daun melambangkan kesejahteraan, dan

• Oranye keemasan melambangkan kemuliaan.

Secara keseluruhan warna-warna pada logo mengandung arti bahwadengan pelayanan publik yang baik akan tercipta kesejahteraan yangpada akhirnya menuju pada kemuliaan (melalui peningkatan harkat,martabat, dan derajat manusia).

Tulisan PNPM Mandiri juga mengandung arti bahwa program inidirancang secara nasional sebagai upaya pemberdayaan masyarakatmenuju kemandirian.

LAMPIRAN 3PENGERTIAN LOGO

PNPM MANDIRI