260110140078_ayu apriliani_b1
DESCRIPTION
Farmasi fisikaTRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II
MIKROMERTIKA
NAMA : AYU APRILIANI
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 07 MEI 2015
ASISTEN :1. NOVIA EKA PUTRI
2. RIMBA T
LABORATORIUM FARMASI FISIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
ABSTRAK
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel
yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran
diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan
sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata . Tujuan
dari praktikum ini yaitu menentukan ukuran partikel secara mikroskopik,
menentukan kerapatan partikel dengan piknometer, menentukan kerapatan alir
serbuk dan sudut istirahat, menentukan kerapatan curah ( ruah, longgar, bulk) dan
kerapatan mampat serta menentukan sifat aliran serbuk. Metode yang digunakan
dalam praktikum ini adalah pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk sejumlah serbuk
amprotab yang diletakkan di dalam satu corong sampai seluruh serbuk itu turun dan
perhitungan kerapatan amprotab yang diperoleh serbuk amprotab dalam gelas ukur yang
dimampatkan sampai volumenya tetap dengan alat tapping density. Hasil yang didapat
kerapatan sejati amprotab adalah 1,496 gram/ml, sudut istirahat 42,17 °, kerapatan
curah 0,47 gram/ml dan kerapatan mampat adalah 0,533 gr/ml dan 0,54 gr/ml.Sifat
aliran serbuk yaitu sangat buruk berdasarkan sudut istirahat dan bersifat sangat
baik berdasarkan Indeks Carr.
Kata kunci: mikromeritika, kecepatan alir serbuk, kerapatan partikel,
kerapatan mampat, kerapatan curah, sudut istirahat, Indeks
Carr.
ABSTRACT
Mikromeritika usually defined as the science and technology of small
particles. The particle size can be expressed in various ways. The size of the
diameter average, the size of the surface area average, the average of volume and
so on. Understanding particle size is the size of the diameter average. The purpose
of this practicum is to determine the microscopic particle size, particle density to
determine the pycnometer, determine the density of powder flow and rest angle,
determines the bulk density (bulk, loose, bulk) and the density of compressible
and determine the flow properties of powders. The method used in this practicum
is the measurement of the time required for a number of disintegrator powder is
placed in a funnel until all of the powder was dropped and the calculation of
density disintegrator obtained powder in a measuring cup remain compressed until
its volume by means of tapping density. The results obtained disintegrator true
density is 1.496 g / ml, 42.17 ° rest angle, bulk density of 0.47 g / ml and
compressed density is 0.533 g / ml and 0.54 g / ml. The flow properties of
powders is very bad based on the rest angle and be very good by Carr index.
Keywords: mikromeritika, powder flow rate, particle density, compressed
density, bulk density, angle of rest, Carr index.
I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan ukuran partikel secara mikroskopik
2. Menentukan kerapatan partikel dengan piknometer
3. Menentukan kerapatan alir serbuk dan sudut istirahat
4. Menentukan kerapatan curah ( ruah, longgar, bulk) dan kerapatan
mampat
5. Menentukan sifat aliran serbuk
II. Prinsip Percobaan
1. Kalibrasi mikrometer
Kalibrasi sebuah micrometer yaitu adjustment kembali ketitik nol untuk
mendapatkan hasil ukur yang lebih presisi (Takarina, 2014).
2. Kerapatan sejati
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka
dan tertutup (Mochtar,1990).
3. Kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat
Kecepatan alir diperoleh dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah
tertentu serbuk untuk mengalir melewati corong. Sudut istirahat diperoleh
dengan mengukur tinggi dan diameter tumpukan serbuk yang terbentuk
(Lachman, 1994).
4. Kerapatan curah dan kerapatan mampat
Kerapatan curah adalah ketika volume diukur pori intra partikel dan pori
antarpartikel.
Kerapatan mampat adaah volume yang dilihat ketika fluid bergerak
melewati partikel (Gibson.2004).
5. Adhesi dan Kohesi
Adhesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar partikel yang
berbeda jenis.
Kohesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar partikel sejenis
(Febriyani,2014).
6. Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel
yang memiliki massa di alam semesta (Mesuji,2014).
III. Reaksi
-
IV. Teori Dasar
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel
yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran
diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan
sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata
(Takeuchi, 2008).
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran
kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus
mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk
ini mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah
“very coarse, coarse, moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan
dengan bagian serbuk yang mempu melalui lubang-lubang ayakan yang telah
distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu
ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara
mekanis (Ansel, 1989).
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu :
1. Menghitung luas permukaan
2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral,
suntikan dan topikal
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah
menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran
lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang
tiap inchi linear (Parrot, 1970).
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel:
a. Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak
diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di
bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan
mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam
mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut
lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah
disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur. Kerugian dari metode ini
adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel
tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh
untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan
lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan
suatu perkiraan yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan
waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel
harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel
lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen
seringkali bisa dideteksi dengan metode ini (Martin, 2008).
b. Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran
partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran
geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya
lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak
dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang
ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya.
Mereka membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada
ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada
penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui
penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali
pada setiap ayakan (Martin, 2008).
c. Dengan cara sedimentasi
Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks.
Dasar untuk metode ini adalah Aturan Stokes:
Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah
metode pipet, metode hidrometer dan metode malance (Martin, 2008).
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran
kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus
mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk
ini mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah
“very coarse, coarse, moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan
dengan bagian serbuk yang mempu melalui lubang-lubang ayakan yang telah
distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu
ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara
mekanis (USU, 2011).
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam
farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan
sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya (Moechtar, 1990).
V. Alat , Bahan dan Gambar Alat
Bahan
1. Acetosal
2. Amprotab
3. Parafin cair
4. Parasetamol
5. Primojel
6. Starch 1500
Alat
1. Alat pengukur kecepatan aliran sebuk
2. Alat pemampat serbuk
3. Gelas ukur 100 ml
4. Neraca analitik
5. Piknometer mulut lebar 25 ml
6. Spatel
Gambar Alat
Alat Pengukur kecepatan Alat pempat serbuk Gelas Ukur
Aliran serbuk
Neraca analitik Piknometer Spatel
VI. Prosedur
1. Menentukan kerapatan partikel dengan piknometer
Ditimbang piknometer kosong yang akan digunakan untuk penentuan
kerapatan suatu zat. Setelah didapat masa piknometer kosong, dimasukkan
kedalam piknometer tersebut paraffin cair selaku solvent kemudian ditimbang
kembali piknometer. Lalu dituangkan 2-3 ml larutan solvent, kemudian kedalam
piknometer yang sama dimasukkan amprotab sebagai sampel, lalu ditambahkan
paraffin cair ad sampai penuh. Lalu piknometer tersebut ditimbang. Sehingga
akan didapat data berat piknometer, berat sampel, dan berat solvent.
2. Menentukan kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat
Ditimbang sampel sebanyak 25-40 g, kemudian sampel tersebut dimasukkan
kedalam corong alat yang bagian bawahnya tertutup. Setelah semua zat sampel
dipastikan telah berada dalam corong, ditutup bawah dibuka lalu dihitung dan
dicatat waktu selama sampel mengalir sampai sampel habis. Percobaan tersebut
dilakkan dengan dan tanpa alat penggetar. Serbuk yang mengalir akan
membentuk tumpukkan, maka diukur diameter dari tumpukkan tersebut dengan
mengukurnya dari 4 sisi dan diambil rata-ratanya. Diukur pula tinggi dari
tumpukkan tersebut untuk menentukan sudut istirahat sampel.
3. Menentukan kerapatan curah dan keraparan mampat
Ditimbang sampel sebanyak 50 g, kemudian dimasukkannya kedalam gelas
ukur dalam alat dan dicatat volume sampel sebelum diberi perlakuan apapun.
Gelas ukur berisi sampel disimpan dalam alat pemampat. Dilakukan pengetukkan
dengan tempo mulai dari 50 ketukkan sampai 300 ketukkan. Dan dicatat volume
sampel setiap ketukan berhenti.
VII. Data Pengamatan
1. Menentukan kecepatan partikel
W1 = bobot piknometer kosong = 10,68 gram
W2 = bobot piknometer solven = 15,02 gram
W3 = bobot sampel = 0,5 gram
W4 = bobot piknometer solven dan sampel = 15,23 gram
W2 = Wi – W1 = 15,02 gram - 10,68 gram = 4,34 gram
W4 = W5 – W1 = 15,02 gram - 10,68 gram = 4,55 gram
W2 = Bobot solven
W4 = bobot pelarut dan sampel
2. Sudut istirahat
a. )
b. )
c. )
Rata-rata = 42,17
3. Menentukan laju alir dan sudut istirahat
pengulangan Waktu (S) Diameter (
cm )
Tinggi ( cm
) Tan
1 - 9,3 4 0,86
2 - 8,8 4,1 0,93
3 - 9,0 4,2 0,93
Rata-rata 9,03 4,1 0,89
4. Menenentukan kerapatan curah dan kerapatan mampat
Jumlah
kelarutan
Volume
(ml)
Kerapatan
(gr/ml)
Rasio
hausner
kompresibilitas Indeks
carr`s
50 75 0,533 1,134 11,819 11,9
100 74 0,540 1,148 12,96 13
125 74 0,540 1,148 12,96 13
200 74 0,540 1,148 12,96 13
250 74 0,540 1,148 12,96 13
300 74 0,540 1,148 12,96 13
Volume awal/curah = 85 ml
= 40 gr / 85 ml = 0,470 gr/ml
⁄ = 0,533 gr/ml
⁄ = 0,540 gr/ml
0,540
gr/ml
a. Rasio hausner
a.1 jumlah ketukan 50
a.2 jumlah ketukan 100-300
b. % kompresibilitas (indeks konsolidasi)
b.1 % kompresibilitas 50
b.2 % kompresibilitas 100-300
c. Indeks carr`s
(
)
c.1 ketukan 50
(
)
c.2 ketukan 100-300
(
)
VIII. Pembahasan
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel
yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran
diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan
sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata. Masalah
seperti ukuran partikel ini dalam bidang farmasi sangat diperhitungkan sekali atau
dapat dikatakan sangat penting. Pengetahuan dan kontrol dari ukuran partikel juga
penting dalam ilmu farmasi dan material. Ukuran dan juga luas permukaan
partikel, dapat berhubungan dengan sifat fisik, sifat kimia dan sifat-sifat
farmakologi dari obat-obatan. Secara klinis, ukuran partikel obat dapat
mempengaruhi pelepasan dari bentuk sediaan yang diberikan secara oral,
parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang baik dari suspensi, emulsi dan
tablet, baik stabilitas fisika dan respon farmakologi juga tergantung pada ukuran
partikel yang ada dalam produk. Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama
mikromeritik oleh Dalla Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu
kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi
farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang
mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada
dalam kisaran ayakan.
Dalam praktikum mikromeritika ini bertujan untuk menentukan ukuran
partikel secara mikroskopik, kerapatan partikel dengan piknometer, kerapatan alir
serbuk dan sudut istirahat, kerapatan curah ( ruah, longgar, bulk), kerapatan
mampat dan sifat aliran serbuk.
Dalam menentukan ukuran partikel cukup banyak metode yang digunakan,
namun yang sering digunakan dalam bidang farmasi antara lain mikroskopis,
pengayakan, pengendapan/sedimentasi, dan penentuan volume ukuran. Praktikum
kali ini kita hanya melakukan percobaan menentukan kerapatan partikel dengan
piknometer, menentukan kecepatan laju alir dan sudut istirahat, menentukan
kecepatan curah (ruah) dan kerapatan mampat.
Kerapatan Sejati (true density) ρ, adalah kerapatan bahan padat sebenarnya.
Kerapatan sejati ditentukan secara piknometris. Pada penentuan kerapatan sejati,
digunakan piknometer kosong yang ditimbang beserta dengan penutupnya.
Diperoleh sebesar 10,68 gram. Piknometer yang bersih, dipegang menggunakan
tissue. Hal ini dikarenakan pada tangan manusia tedapat partikel atau zat yang
dapat mempengaruhi bobot piknometer yang sesungguhnya. Pada penentuan
bobot jenis zat, piknometer yang bersih ditimbang dan diisi dengan air suling
hingga penuh. Diperoleh sebesar 15,02 gram, Sampel amprotab sebesar 0,5 gram
dimasukkan ke dalam piknometer dan ditimbang kembali. Sehingga didapatkan
kerapatan sejati amprotab yaitu .
Untuk selanjutnya penentuan kecepatan aliran dan sudut istirahat dengan
menggunakan floutester(alat pengukur kecepatan aliran serbuk) dan corong gelas,
dalam praktikum ini kami menggunakan amprotab 25-50 gram. Massa cetak
diletakkan dalam corong alat pengukur kecepatan aliran serbuk yang bagian
bawahnya ditutup. Massa amprotab yang keluar dari alat tersebut dihitung
kecepatan alirannya dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh sejumlah
serbuk untuk turun melalui corong alat penguji dengan menggunakan stopwatch
dari mulai dibukanya tutup bagian bawah hingga semua massa serbuk mengalir
keluar dari alat uji. Timbunan serbuk dapat digunakan untuk menghitung sudut
istirahat. Diameter rata-rata timbunan serbuk dan tinggi puncak timbunan serbuk
diukur. Sudut Istirahat: Arc Tangen = Tan =
. Percobaan ini dilakukan selama
tiga kali untuk mendapatkan nilai yang lebih presisi. Didapatkan rata sudut
istirahatnya yaitu 42,17
Hubungan sudut istirahat dengan sifat aliran serbuk
Sudut Istirahat Sifat Aliran
< 25 Sangat baik
25 – 30 Baik
30 – 40 Cukup
> 40 Sangat buruk
Jika melihat dari hasil percobaan, dan dibandingkan dengan tabel hubungan antara
sifat aliran dengan sudut istirahat, maka dapat disimpulkan bahwa sifat aliran
serbuk tersebut adalah sangat buruk, karena sudut istirahatnya lebih dari 40°.
Untuk menentukan kerapatan curah dan kerapatan mampat kelompok kami
menggunakan alat berupa gelas ukur dan alat pemampat serbuk. Kerapatan Curah
(bulk density) didefinisikan sebagai massa dari serbuk dibagi dengan volume
bulk. Kerapatan curah ditentukan dengan mengukur volume serbuk di dalam gelas
ukur dari sejumlah tertentu yang telah ditimbang. Volume total serbuk yaitu 85 ml
sedangakan massa serbuk amprotab itu sendiri yaitu 40 gram. Dihitung kerapatan
curahnya
= 40 gr / 85 ml = 0,470 gr/ml. Sehinga kerapatan curah yang
dihasilkan yaitu 0,470 gr/ml.
Setelah dilakukan penentuan kerapatan curah di atas, kemudian ditentukan
kerapatan mampat. Kerapatan Mampat (tapped density) adalah kerapatan yang
diperoleh jika serbuk di dalam gelas ukur diketuk-ketukkan ( dimampatkan)
sampai volumenya tetap dengan alat tapping density. Ketuk-ketukan gelas ukur
tersebut dengan menggunakan alat uji kompresibilitas hingga volume serbuk
konstan. Kerapatan mampat adalah massa serbuk dibagi dengan volume serbuk
konstan
. Untuk jumlah ketukan 50 didapat kerapatan mampat sebesar
0,533 gr/ml, sedangkan untuk jumlah ketukan 100-300 didapat kerapatan mampat
sebesar 0,540 gr/ml. Selanjutnya ditentukan rasio hausner yaitu perbandingan
antara kerapatan mampat dengan kerapatan curah. Untuk ketukan sebanyak 50
kali didapat nilai rasio hausnernya sedangakan untuk ketukan sebanyak
100-300 ketuk nilai rasio hausnernya .
Selanjutnya penentuan kompresibilitas dari serbuk amprotab. Penentuan
kompresibilitas digunakan untuk menghasilkan tablet yang baik. Kompresibilitas
dapat dilihat dari harga indeks Carr yang sangat bergantung pada kerapatan curah
maupun kerapatan mampat dari serbuk yaitu dengan cara kerapatan mampat
dikurangi kerapatan curah, lalu dibagi dengan kerapatan mampat. Kompresibilitas
serbuk dinyatakan dalam persen.
Kompresibilitas =
Kompresibilitas untuk 50 ketuk sebesar 11, 819% sedangkan untuk yang 100-300
ketuk sebesar 12, 96%. Sedangkan untuk Indeks Carr adalah indikasi dari
kompresabilitas dari serbuk, formulanya adalah :
(
)
Untuk nilai Indeks Carr yang berjumlah 50 ketuk yaitu 11,9 sedangkan untuk
yang berjumlah 100 ketuk adalah 13.
Hubungan antara indeks Carr dengan jenis aliran granul.
Indeks Konsolidasi (Carr)
(%)
Sifat Aliran
5 – 15 Sangat baik
12 – 16 Baik
18 – 21 Cukup
23 – 35 Buruk
33 – 38 Sangat buruk
> 40 Sangat buruk sekali
Hasil percobaan menunjukkan bahwa hasil Indeks Carr serbuk amprotab berada
pada rentang 5-15. Dilihat dari table diatas, ternyata termasuk dalam kategori sifat
aliran serbuk yang sangat baik.
IX. Kesimpulan
1. Kerapatan sampel serbuk amprotab dengan piknometer adalah sebesar
.
2. Sudut rata-rata sampel serbuk amprotab adalah 42,17 °.
3. Kerapatan curah amprotab yaitu 0,47 gram/ml, kerapatan mampat pada 50
ketukan yaitu 0,533 gram/ml dan pada 100 ketukan yaitu 0,54 gram/ml.
4. Sifat aliran serbuk berdasarkan sudut istirahat sangat buruk karena
melebihi dari 40°. Sedangkan berdasarkan Indeks Carr yang dipunyai oleh
amprotab sifat aliran serbuk sangat baik karena nilai Indeks Carr berada
pada rentang 5-15.
Daftar Pustaka
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI-Press.
Febriyani, Eka.2014. Adhesi-Kohesi. Available at http://www.informas-
pendidikan.com/2014/12/kohesi-dan-adhesi.html?m=1 (Diakses 7 Mei
2015).
Gibson, Mark. 2004. Pharmaceutical Preformulation and Formulation. United
States of Amerika.
Lachman, L., H. A. Lieberman & J.L Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri Jilid I Edisi II. diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Martin, A. 2008. Kimia Fisika Edisi ke-3.Jakarata : UI Press.
Mesuji, Dudung. 2014. Pengertian Gravitasi Bumi menurut Hukum Newton.
Available at http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-gravitasi-bumi-
menurut-hukum-newton/ (Diakses 7 Mei 2015).
Mochtar. 1990. Fisika Farmasi. Yogyakarta : UGM Press.
Parrot, L. 1970. Pharmaceutical Technologi. Mineapolish: Burgess Publishing.
Takarina,M. 2014. Cara Kalibrasi Mikrometer. Available at
http://www.pipercomex.com/2011/10/cara-kalibrasi-micrometer.html
(Diakses 7 Mei 2015).
Takeuchi, Y. 2008. Mikromeritika. Available at http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_dasar/mikromeritika_ukuran_partikel/
(Diakses 7 Mei 2015).
USU. 2011. Mikromeritika. Available at
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29343/4/Chapter%20II.pdf
(Diakses 7 Mei 2015).
Lampiran