document27
TRANSCRIPT
POLA PENDIDIKAN ANAK PADA KELUARGA MISKIN
DI DESA KLIDANG LOR KECAMATAN BATANG
KABUPATEN BATANG
0 (Kasus 5 keluarga Nelayan Di Desa Klidang Lor Kecamatan
Batang Kabupaten Batang)
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Dwi Rasnawati
NIM : 1214990004
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 12 Mei 2005
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Siswanto, MM. Dra. Liliek Desmawati, M.Pd.
NIP.130515769 NIP. 131413202
Penguji I Penguji II
Drs. Utsman, M.Pd Drs. Sawa Suryana
NIP. 130936409 NIP. 131413203
Penguji III
Dra. Mintarsih Arbarini, M.Pd.
NIP. 132050302
iii
ABSTRAK
Dwi Rasnawati, 2005. Pola Pendidikan Anak Pada Keluarga Miskin Di
Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang (Kasus 5 keluarga
Nelayan di Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang).
Pendidikan dalam keluarga mempunyai peran yang strategis dan amat
menentukan pencapaian mutu sumber daya manusia. Dalam penyelenggaraan
pendidikan keluarga tidak sekedar berperan sebagai pelaksana yang bersifat rutin
dan alamiah, melainkan berperan sebagai pengelola yang bertanggung jawab
dalam meletakkan landasan dan memberikan bobot dan arah serta pola-pola
kehidupan anak. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pola
Pendidikan Anak Pada Keluarga Miskin khususnya keluarga nelayan di Desa
Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana Pola
pendidikan anak pada keluarga miskin dan ingin mendeskripsikan motivasi cinta
kasih keluarga, penanaman moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai
keagamaan dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak di keluarga
miskin nelayan Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang.
Subyek penelitian terdiri dari 5 (lima) keluarga nelayan di Desa Klidang
Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang yang berjumlah dari 15 (lima belas)
informan dengan perincian 10 (sepuluh) informan orang tua yang terdiri dari 5
(lima) ayah, 5 (lima) Ibu, dan dari masing-masing pasangan diambil 1 (satu)
informan anak, jadi untuk informan anak berjumlah 5 (lima) orang. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan
analisis data yang digunakan melalui beberapa tahap yaitu: reduksi data, penyajian
data dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Motivasi cinta kasih pada
keluarga I, III dan IV kurang memperhatikan saat anak mengeluh sakit, saat
makan, mandi, orang tua jarang membelikan oleh-oleh pada saat bepergian,
namun sebaliknya pada keluarga II dan keluarga V selalu memberikan kasih
sayang dan perhatian pada anak. 2) Penanaman moral pada keluarga I, III dan IV
kurang diperhatikan terutama tata krama berbicara dengan orang lain, tidak
membiasakan anak berpamitan. 3) Penanaman nilai sosial pada keluarga I, III dan
IV tidak menanamkan rasa kerja sama, tolong menolong secara kekeluargaan dan
mengajarkan anak untuk bergaul dengan lingkungan, 4) Penanaman nilai
keagamaan pada keluarga I, III, dan IV tidak pernah mengajak anak melakukan
ibadah, 5) Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak pada 5 (lima)
keluarga nelayan mendapat bantuan beasiswa sehingga dapat meringankan
tanggung jawab keluarga dalam pendidikan formal, meskipun demikian dalam
kenyataannya masih banyak anak yang mengalami kegagalan putus sekolah,
karena kurangnya dukungan belajar dari orang tua.
Disimpulkan bahwa : 1) Pola pendidikan anak dalam keluarga miskin
cenderung lebih permisif, karena orang tua selalu membiarkan segala tindakan
yang dilakukan anak, cara mendidik orang tua yang permisif dapat dilihat dari
iv
kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, orang tua tidak pernah
menanamkan, mengajarkan anaknya untuk bekerjasama dengan orang lain. 2)
Motivasi atau dorongan cinta kasih pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan, dari 3
(tiga) keluarga masih kurang perhatian kasih sayang terhadap anak. 3) Penanaman
moral pada 5 (lima) keluarga sebagian besar dari 3 (tiga) keluarga kurang
memberikan nasehat atau contoh kepada anaknya dalam bertingkah laku dan
berbicara dengan orang lain. 4) Penanaman nilai sosial pada 5 (lima) keluarga
miskin nelayan sebagian besar dari 3 (tiga) keluarga nelayan cenderung tidak
mengajarkan pada anak untuk saling bekerja sama, tolong menolong secara
kekeluargaan dan bergaul dengan lingkungannya. 5) Penanaman nilai keagamaan
pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan sebagian besar dari 3 (tiga) keluarga
nelayan tidak pernah menanamkan atau mengajarkan untuk melakukan ibadah
karena orang tua jarang melakukan ibadah, 6) Tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan anak pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan sebagian besar dari 3
(tiga) keluarga tidak memberikan dukungan belajar terhadap anak.
Disarankan pada orang tua memberikan kasih sayang, memberikan
contoh tata krama dalam berbicara dengan orang lain yang lebih tua, orang tua
disarankan memupuk kasadaran sosial membantu orang lain, bergaul dengan
lingkungan sekitar, orang tua sebaiknya memberikan contoh dan menanamkan
kasadaran beribadah, orang tua juga harus memberikan dukungan belajar pada
anak. Disarankan pada anak untuk lebih memahami kondisi orang tua dan
berusaha lebih giat dalam belajar walaupun dalam kondisi orang tua yang kurang
mampu dan jangan merasa takut atau rendah diri dengan teman-temannya.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
♦ Orang yang optimis adalah orang yang melihat peluang disetiap kesulitan
(penulis)
♦ Nilai sebuah perjuangan bukan dilihat dari hasilnya, namun pada kegigihannya
(Achmad Mufid AR)
♦ Keberhasilan akan tercapai dengan ketekunan, kesabaran serta doa
(penulis)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
♦ Mama & Bapakku tercinta, yang selalu
memberikan kasih sayang dengan tulus
dan mengiringi langkahku dengan do’a.
♦ Mbak Ika & Adik Adi tersayang, yang
selalu membantu dan mendo’akanku.
♦ Mas Kadi yang selalu memberiku
semangat dan sabar menungguku.
♦ Sahabat baikku (Nana, Acuh, Mas
Anang) yang selalu membuatku
tersenyum.
♦ Saudara dikost ”Cantik” (Indah, Ida,
Dina, Nining, Rina, Rini, Ina, Mbak
Anik & Aris, Cece, Heni, Mba Ulin)
♦ Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berbagai kenikmatan, rahmat, taufik hidayat serta inayahnya, sehingga penulis
dapat menyusun skripsi yang berjudul : Pola Pendidikan Anak Pada Keluarga
Miskin Di Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang (Kasus 5
keluarga Nelayan di Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang).
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang tahun 2004/2005. Dalam penulisan ini banyak mendapat
bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari berbagai pihak, oleh karena
itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. H. Siswanto, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Achmad Rifai RC, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,
Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Sawa Suryana, Dosen pembimbing I yang tulus ikhlas meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan pada
penulis.
4. Dra. Mintarsih Arbarini, M.Pd, dosen pembimbing II yang tulus ikhlas
meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan penuh kesabaran memberikan
bimbingan dan pengarahan pada penulis.
vii
5. Bapak Karbukti, B.E Kepala Desa Klidang Lor beserta perangkat yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya penulisan
Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak
kekurangan, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi lebih sempurnanya skripsi ini.
Semarang, April 2005
Penulis
Dwi Rasnawati
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Permasalahan.......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
E. Penegasan Istilah.................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................. 9
A. Pendidikan.............................................................................................. 9
B. Pendidikan Keluarga .............................................................................. 12
C. Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga.................................................. 16
D. Model Sosialisasi Pendidikan Anak dalam Keluarga ............................ 20
E. Keluarga ................................................................................................. 24
F. Kemiskinan ............................................................................................ 27
G. Pola Pendidikan Keluarga Miskin.......................................................... 31
H. Kerangka Berfikir................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 35
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 35
B. Penentuan Lokasi Penelitian .................................................................. 36
C. Fokus Penelitian ..................................................................................... 36
D. Subyek Penelitian................................................................................... 37
E. Sumber Data Penelitian.......................................................................... 37
ix
F. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 38
G. Teknik Analisis Data.............................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 45
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 45
1. Gambaran Umum daerah Penelitian................................................ 45
a. Keadaan geografis ..................................................................... 45
b. Penduduk................................................................................... 45
c. Pemerintahan............................................................................. 49
2. Gambaran Subyek Penelitian .......................................................... 50
3. Pola Pendidikan Pada Keluarga Miskin .......................................... 51
4. Kasus keluarga Miskin (5 Keluarga Nelayan) ................................ 56
B. Unit Analisis Informan........................................................................... 78
C. Pembahasan............................................................................................ 96
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 103
A. Simpulan ................................................................................................ 103
B. Saran ...................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................... 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................. 108
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Penduduk Desa Klidang Lor menurut Umur dan Jenis Kelamin 46
2. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian bagi yang berumur 10
tahun keatas Desa Klidang Lor .............................................................. 47
3. Jumlah Penduduk Desa Klidang Lor menurut Tingkat Pendidikan.. .... 48
4. Informasi Tentang 10 Informan Orang Tua Menurut Pendidikan, Pekerjaan
Pendapatan dan Jumlah Anak ................................................................ 50
5. Data Identitas Informan Anak Berdasarkan Umur dan Pendidikan....... 51
6. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Ayah ............... 52
7. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Ibu................... 53
8. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Anak ............... 54
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman wawancara untuk orang tua ......................................................... 108
2. Pedoman wawancara untuk orang anak....................................................... 111
3. Transkip wawancara .................................................................................... 114
4. Dokumentasi ................................................................................................ 167
5. Surat ijin penelitian...................................................................................... 170
6. Surat keterangan telah melakukan penelitian .............................................. 171
7. Sketsa Peta Desa Klidang Lor...................................................................... 172
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan proses upaya pemeliharaan dan peran dalam
membangun peradaban. Dalam pendidikan tidak terbatas pada benda-benda
yang tampak seperti bangunan fisik, melainkan meliputi gagasan, perasaan
dan kebiasaan. Peran serta dalam kehidupan sekarang juga tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan masa yang akan datang, karena pemeliharaan
manusia merupakan tugas tanpa akhir bagi setiap lapisan masyarakat.
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur Pendidikan Luar
Sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan
keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan ketrampilan. Pendidikan
keluarga merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi anak sehingga
keluarga mempunyai konstribusi besar dalam pembentukan sikap anak.
1
xiii
Tanggung jawab mendidik anak adalah pekerjaan penting dan mulia,
banyak orang tua tidak sadar bahwa tugas mendidik anak itu merupakan satu
pekerjaan yang tinggi. Orang tua adalah sosok teladan yang akan
diidentifikasi dan diinternalisasi menjadi peran dan sikap oleh anak. Maka
salah satu tugas utama orang tua ialah mendidik keturunannnya dengan kata
lain dalam relasi antara anak dan orang tua itu secara kodrati tercakup unsur
pendidik untuk membangun kepribadian anak dan mendewasakannya, karena
orang tua merupakan pendidik paling pertama dan paling utama bagi anak-
anaknya (Kartono, 1997 : 59-60). Berbagai bentuk perlakuan orang tua
terhadap anaknya setidak-tidaknya akan membuat kesan dalam kehidupan
anak yang akan datang. Sebab apa yang dilakukan orang tua terhadap anaknya
dimasa pertumbuhan dan perkembangan anak dapat menjadi dasar pola
tingkah laku anak.
Pendidikan dalam keluarga mempunyai peran yang strategis dan
amat menentukan pencapaian mutu sumber daya manusia. Dalam
penyelenggaraan pendidikan keluarga tidak sekedar berperan sebagai
pelaksana yang bersifat rutin dan alamiah, melainkan berperan sebagai
pengelola yang bertanggung jawab dalam meletakkan landasan dan
memberikan bobot dan arah serta pola-pola kehidupan anak.
xiv
Orang tua yang menerapkan pendidikan keluarganya ada yang
sangat ketat, longgar dan fleksibel atau luwes ternyata mempunyai dampak
yang berbeda-beda bagi pembentukan pribadi anak itu sendiri. Dalam
kehidupan sehari-hari orang tua ada yang mengharapkan agar anak-anaknya
mengikuti jejak dirinya, ada yang membiarkan secara bebas dan ada pula yang
bersikap masa bodoh. Setiap orang tua didalam mendidik anak-anaknya
memiliki cara-cara yang berbeda-beda.
Kenyataan belum semua anak sekolah di Indonesia memperoleh
dukungan keluarga yang kondusif. Anak-anak usia sekolah yang berasal dari
keluarga yang miskin cenderung hanya mendapat layanan pendidikan
keluarga yang serba terbatas, rutin dan alamiah tanpa disertai upaya
perencanaan pengelolaan yang berorientasi kemasa depan. Problema ini
semakin meresahkan jika dikaitkan dengan konsep perkembangan individu
yaitu bahwa pengalaman pendidikan dalam usia pra sekolah akan menjadi
dasar terbentuknya kerangka kepribadian pada individu yang bersangkutan,
kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu lama, bahkan dalam kurun waktu
pembentukan satu generasi. Akan menjadi kendala dasar bagi upaya
pengembangan kualitas sumber daya manusia. Seiring dengan kondisi tersebut
perlu dilakukan pemikiran dan upaya sistematik dan komprehensif terhadap
pendidikan dalam keluarga khususnya bagi keluarga miskin.
xv
Salah satu tugas utama orang tua ialah mendidik keturunannya,
dengan kata lain dalam relasi antara anak dan orang tua tidak secara kodrati
tercakup unsur pendidikan untuk membangun kepribadian anak dan
mendewasakannya, karena orang tua merupakan pendidik paling pertama dan
paling utama bagi anaknya (Kartini, 1997 : 59-60).
Ayah dan ibu berkewajiban untuk memberikan pendidikan kepada
anak-anaknya, namun pendidikan dirumah biasanya dibebankan pada ibu
karena ibu lebih dekat dibandingkan dengan ayah, tetapi pendidikan adalah
tanggung jawab keduanya. Namun tidak semua orang tua memiliki kebiasaan
dan pola pendidikan yang sama dalam mendidik anak, tidak semua orang tua
memiliki kesamaan dalam mengambil kebutuhan dan sikap, sehingga orang
tua kurang memperhatikan anak seperti yang terjadi di keluarga nelayan.
Secara garis besar dapat dilihat bahwa pendidikan dilingkungan
nelayan kurang mendapatkan perhatian yang khusus oleh sebagian keluarga
nelayan hal ini dapat dijumpai dari pendidikan orang tua yang memiliki
pendidikan rendah, bahkan banyak orang tua yang tidak sekolah dikarenakan
kurangnya biaya dan waktu mereka untuk belajar. Waktu mereka banyak
dihabiskan untuk melaut mencari ikan dan hasilnya untuk memenuihi
kehidupan sehari-hari.
xvi
Keluarga yang mengalami kehidupan yang miskin atau kurang
mampu adalah keluarga yang mata pencahariannya sebagai nelayan buruh,
disamping itu sebagian besar keluarga miskin nelayan mempunyai anak yang
banyak
Keluarga miskin nelayan mempunyai beberapa masalah dalam
kehidupan mereka sehari-hari misalnya yang berkenaan dengan sosial,
spiritual keagamaan, dan ekonomi. Dilihat dari kondisi sosial pada keluarga
nelayan dapat digambarkan bahwa sebagian besar keluarga nelayan
mempunyai temperamen yang keras sesuai dengan kondisi lingkungan pesisir,
disamping itu kurangnya komunikasi antar keluarga karena waktu mereka
lebih banyak digunakan untuk berlayar, dilihat dari kehidupan sosial yang
keras serta kurangnya pengetahuan tentang agama sehingga mereka kurang
memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, hal ini akan berpengaruh
terhadap perekonomian mereka yang mangandalkan dari hasil tangkapan ikan.
. Pola pendidikan orang tua terhadap anak memberikan dampak
langsung terhadap kehidupan sosial anak. Anak dapat beradaptasi dengan
lingkungan pergaulan pada masyarakat sekitar serta lingkungan sekolah
sangat bergantung pada pola pendidikan orang tua yang diterapkan kepada
anak itu sendiri.
xvii
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “POLA PENDIDIKAN ANAK PADA
KELUARGA MISKIN DI DESA KLIDANG LOR KECAMATAN
BATANG KABUPATEN BATANG “(Kasus 5 keluarga Nelayan di Desa
Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang)”.
B. Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana Pola
Pendidikan Anak Pada Keluarga Miskin khususnya keluarga nelayan di Desa
Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pola pendidikan anak
pada keluarga miskin dan mendeskripsikan motivasi cinta kasih keluarga,
penanaman moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai keagamaan dan
tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak di keluarga miskin
nelayan Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
xviii
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang pola pendidikan anak yang diterapkan orang tua melalui cara
motivasi atau dorongan cinta kasih keluarga, penanaman moral,
penanaman nilai sosial, penanaman nilai keagamaan serta tanggungjawab
orang tua terhadap pendidikan anak.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan tentang pendidikan luar sekolah melalui pola pendidikan
keluarga.
E. Penegasan Istilah
1. Pola Pendidikan Anak
Pola pendidikan berasal dari kata pola yang mempunyai arti
sesuatu yang dipakai sebagai contoh atau rangkaian. Pendidikan adalah
setiap usaha, perlindungan dan bantuan kepada anak tertuju pada
pendewasaan anak atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri dan pendidikan merupakan proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional kearah alam dan sesama manusia (Hasbullah, 2001 : 2).
xix
Jadi pola pendidikan anak adalah suatu rangkaian contoh
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional kearah alam dan sesama manusia.
2. Keluarga Miskin
Menurut Abu Ahmadi (2004 : 167) keluarga merupakan
kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Abu Ahmadi 2004 : 96) keluarga
adalah kumpulan beberapa orang yang terikat oleh satu turunan lalu
mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial,
dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk
memuliakan masing-masing anggotanya. Makna miskin secara definitif
adalah tidak terpenuhinya kebutuhan asasi manusia atau tidak
terpenuhinya kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan
dan pendidikan (Abu Ahmadi, 2003 : 328).
Jadi keluarga miskin adalah kelompok sosial kecil yang terikat
dalam satu turunan dan tidak terpenuhinya kebutuhan pokok seperti
pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.
3. Nelayan
xx
Nelayan adalah orang yang mata pencaharian utamanya dari
usaha menangkap ikan dilaut (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 1991 : 686).
xxi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pendidikan
Pengertian Pendidikan.
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai didalam masyarakat
dan kebudayaan, selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan
oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai
tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah,
2001 : 1).
Pengertian pendidikan selalu mengalami perkembangan, meskipun
secara essensial tidak jauh berbeda. Menurut Langeveld (dalam Hasbullah, 2001
: 2) Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat
membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang
dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan
ditujukan kepada orang yang belum dewasa. John Dewey (dalam Hasbullah,
2001 : 2) menyatakan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama
manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Hasbullah, 2001 : 3) berpendapat
bahwa pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sedangkan
menurut UU Nomor 2 Tahun 1989 (dalam Hasbullah, 2001 : 3) pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan manusia peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan
datang.
Dari beberapa pengertian yang diberikan para ahli tersebut, meskipun
berbeda namun secara essensial terdapat kesatuan unsur atau faktor-faktor yang
terdapat didalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan
suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung
unsur-unsur pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang berupa bimbingan dan
pengarahan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya. Pendidikan
juga merupakan pembentukan kepribadian dan kemampuan anak menuju
dewasa.
9
xxii
Ruang Lingkup Pendidikan
Menurut Ketetapan MPR No II/MPR/1993, tentang GBHN yang
kemudian disempurnakan menjadi Ketetapan MPR No II/MPR/1999 tentang
GBHN dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena
itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah.
a. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh
seseorang dirumah dalam lingkungan keluarga. Pendidikan ini
berlangsung tanpa organisasi, yakni tanpa orang tertentu yang
diangkat atau ditujuk sebagai pendidik, tanpa suatu program yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu tanpa evaluasi yang
formal berbentuk tujuan. Namun demikian pendidikan formal ini
sangat penting bagi pembentukan pribadi seseorang.
b. Pendidikan Formal
Dalam perkataan formal terdapat kata form atau bentuk.
Pendidikan formal ialah pendidikan yang mempunyai bentuk atau
organisasi tertentu, seperti terdapat disekolah atau universitas yang
mencakup adanya perjenjangan, program atau bahan pelajaran untuk
tiap jenis sekolah, cara atau metode mengajar disekolah juga formal
yaitu pola tertentu, penerimaan murid, homogenitas murid, jangka
waktu, kewajiban belajar, penyelenggaraan dan waktu belajar.
c. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal meliputi berbagai usaha khusus yang
diselenggarakan secara berorganisasi agar terutama generasi muda dan
xxiii
yang dewasa yang tidak dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak
berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah dapat memiliki
pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang mereka perlukan
sebagai warga masyarakat yang produktif.
Pendidikan Keluarga
Pengertian Pendidikan Keluarga.
Dalam ayat 4 pasal 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan keluarga
merupakan bagian dari pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam
keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan.
Pendidikan keluarga termasuk pendidikan informal dan karena
pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari
pengalaman sehari-hari dengan sadar ataupun tidak sadar ( Idris, 1986:58).
Fungsi Pendidikan Keluarga.
Tugas utama dari pendidikan keluarga ialah sebagai peletak dasar bagi
pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Adapun fungsi pendidikan
keluarga meliputi :
Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama
yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak.
Pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama, pertama
maksudnya bahwa kehadiran anak di dunia disebabkan oleh kedua
orang tuanya, sedangkan utama maksudnya adalah bahwa orang tua
bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Hal itu memberikan
pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak
berdaya dan penuh ketergantungan orang lain. Orang tua adalah
xxiv
tempat menggantungkan diri bagi anak secara wajar, oleh karena itu
orang tua berkewajiban memberikan pendidikan pada anaknya dan
yang paling utama dimana hubungan orang tua dengan anaknya
bersifat alami dan kodrati (Hasbullah, 2001 : 39-40).
Menjamin Kehidupan Emosional.
Melalui pendidikan keluarga kehidupan emosional atau
kebutuhan akan kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang
dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara
pendidik dengan anak didik, sebab orang tua hanya menghadapi
sedikit anak didik dan karena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta
kasih sayang murni. Kehidupan emisional ini merupakan salah satu
faktor yang terpenting didalam membentuk pribadi seseorang
(Hasbullah, 2001 : 41).
Menanamkan Dasar Pendidikan Moral.
Dalam pendidikan keluarga merupakan penanaman utama dasar-
dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan
perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak. Memang
biasanya tingkah laku, cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh
anak. Dengan teladan ini melahirkan gejala identifikasi positif yakni
penyamaan diri dengan seseorang yang ditiru dan hal ini penting
sekali dalam rangka pembentukan kepribadian (Hasbullah, 2001 : 42).
Memberikan Dasar Pendidikan Sosial.
xxv
Dalam pendidikan keluarga, perkembangan benih-benih
kesadaran sosial pada anak dapat dipupuk sedini mungkin, terutama
lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong-menolong, gotong-
royong secara kekeluargaan, menolong saudara atau tetangga yang
sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan dan
keserasian dalam segala hal (Hasbullah, 2001 : 43).
Peletakan Dasar-dasar Keagamaan.
Masa kanak-kanak masa yang paling baik untuk memupuk
dasar-dasar hidup beragama. Anak-anak seharusnya dibiasakan ikut
serta kemasjid bersama-sama untuk menjalankan ibadah,
mendengarkan ceramah keagamaan, kegiatan seperti ini besar
pengaruhnya terhadap kepribadian anak (Hasbullah, 2001 : 44).
Dasar Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak.
Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya
meliputi:
Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan
orang tua dan anak. Kasih sayang orang tua yang ikhlas yang murni
akan mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab
untuk memberi pertolongan kepada anaknya (Hasbullah, 2001 : 44).
Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan
orang tua terhadap keturunannya. Adanya tangung jawab moral ini
meliputi nilai-nilai agama atau nilai-nilai spiritual. Menurut para ahli,
bahwa penanaman sikap beragama sangat baik pada masa anak-anak
xxvi
(usia 3 sampai 6 tahun) seorang anak memiliki pengalaman agama
yang asli dan mendalam serta mudah berakar dalam kepribadiannya.
Pada periode ini peranan orang tua dirasakan sangat penting melalui
pembiasaan misalnya orang tua sering mengajak anak-anaknya
ketempat ibadah sebagai penanaman dasar yang mengarahkan anak
pada pengabdian dan mampu menghargai kehadiran agama dalam
bentuk pengalaman dengan penuh ketaatan (Hasbullah, 2001 : 44).
Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya
akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
Tanggung jawab sosial itu merupakan perwujudan kesadaran
tanggung jawab kekeluargaan yang dibina oleh darah dan keturunan.
Terjalinnya hubungan orang tua dengan anak adalah untuk melindungi
dan memberikan pertolongan kepada anak dalam membimbing
mereka agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi sempurna
sebagaimana yang diharapkan untuk mengambil sikap mandiri dan
mampu mengambil keputusan sendiri serta kehidupannya dalam
keadaan stabil (Hasbullah, 2001 : 45).
Memelihara dan membesarkan anak. Tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan,
minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan
disamping itu orang tua bertanggung jawab dalam menjamin
xxvii
kesehatan baik jasamani maupun rohaniah dari berbagai gangguan
penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan diri anak
(Hasbullah, 2001 : 45).
Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila
ia dewasa akan mampu mandiri (Hasbullah, 2001 : 45).
Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga
Pengertian Pola Pendidikan dalam Keluarga.
Pola adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah mantap mengenai
suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh dalam hal menggambarkan atau
mendiskripsikan gejala itu sendiri (Ariyono Suyono, 1976:327).
Pola adalah suatu wujud, tipe, sifat yang dikenakan seseorang oleh
orang yang lebih dewasa secara sadar atau tidak sadar terlaksana secara
bertahap, artinya merupakan suatu proses, mengharapkan hasil yang
positif, maka dapat dikatakan adanya suatu proses yaitu proses pendidikan.
Pola pendidikan yang diterapkan orang tua kepada anak sudah
tentu berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini nantinya akan
mempengaruhi perkembangan anak itu sendiri. Secara garis besar dapat
dijelaskan bahwa perbedaan dalam pola pendidikan dapat terjadi karena
setiap orang tua memiliki sikap dan nilai-nilai yang berbeda dan akan
mempengaruhi mereka dalam menghadapi anak.
Pendidikan anak didalam keluarga adalah suatu wujud, tipe, sifat
yang disampaikan oleh anggota keluarga yang lebih dewasa (orang tua)
kepada anak untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pendidikan anak
xxviii
dalam keluarga merupakan pendidikan informal, dalam pelaksanaannya
tergantung dari pengalaman orang tua atau pendapat orang tua masing-
masing. Menurut Yaumil Agoes Athir (1994:11) orang tua hendaknya
memperhatikan dan menyesuaikan dengan peranan dan fungsinya yaitu :
a. Sebagai tokoh yang ditiru anak, maka pola pendiikan yang berisi
pemberian teladan.
b. Sebagai tokoh yang mendorong anak, maka pola pendidikanya adalah
pemberian kemandirian kepada anak, motivasi untuk berusaha dan
mencoba bangkit kembali bila mana mengalami kegagalan.
c. Sebagai tokoh mengawasi, dalam hal ini maka pola pendidikannya
adalah berisi pengendalian, pengarahan pendisiplinan, ketaatan,
kejujuran, orang tua perlu memberitahu apa yang boleh atau tidak
boleh dilakukan anak.
Ditarik kesimpulan bahwa pola pendidikan anak didalam keluarga
dapat ditandai oleh interaksi terus menerus antara orang tua dengan anaknya,
yang interaksi ini ditujukan agar anak dapat dididik hingga mencapai tumbuh
kembang secara sempurna.
Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga.
Menurut Singgih D. Gunarso (1986:116-117) mengemukakan 3 (tiga)
pola pendidikan yang digunakan oleh para orang tua dalam mendidik anak-
anaknya adalah sebagai berikut :
xxix
a. Pola Pendidikan Otoriter.
Yaitu pola pendidikan dimana anak harus mengikuti pendapat dan
keinginan orang tua, kekuasaan dipilih orang tua. Anak tidak diperkenankan
memberikan pendapat kepada orang tua. Orang tua cenderung bersikap kaku,
suka memaksakan kehendak, selalu mengatur tanpa memperhatikan
kemauan dan perasaan anak, menghukum bila anak bertindak tidak sesuai
dengan kehendaknya dan kurang adanya komunikasi dengan anak.
b. Pola Pendidikan Demokratis.
Cara ini anak diberi kesempatan yang luas untuk mendiskusikan
segala permasalahan dengan orang tua dan orang tua mendengarkan keluhan
dan memberikan pandangan atau pendapat serta orang tua menghargai
pendapat anak-anak. Orang tua selalu memperhatikan perkembangan, saling
terbuka dan mau mendengarkan saran dan kritik dari anak.
c. Pola Pendidikan Permisif.
Yaitu pola pendidikan orang tua yang memberikan kebebasan penuh
pada anak tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab. Orang tua kurang
kontrol terhadap perilaku anak, kurang membimbing dan mengarahkan anak
serta kurang komunikasi dengan anak.
Sedangkan Sutari (1984 : 123-125) menggolongkan pola pendidikan
anak dalam keluarga dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Pola Pendidikan Otoriter
Dalam pola pendidikan ini pemegang peranan adalah orang tua
karena semua kekuasaan dan keaktifan anak ditentukan oleh orang tua.
xxx
Anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk mengemukakan
pendapat misal memilih sekolah, anak dianggap sebagai anak kecil,
anak tidak pernah mendapat perhatian yang layak.
Sifat anak dalam keluarga ini yaitu kurang inisiatif, gugup, ragu-
ragu, suka membangkang, menantang kewibawaan orang tua, penakut
dan penurut.
b. Pola Pendidikan Demokrasi
Pola pendidikan ini memandang anak sebagai individu yang
berkembang sebab itu perlu adanya kewibawaan yang memimpinnya
(orang tua). Pola pendidikan ini disesuaikan dengan taraf
perkembangan anak dengan cita-citanya, minatnya, kecakapan-
kecakapan dan pengalamannya. Anak dilibatkan ditempat semestinya
yang mempunyai kebebasan untuk berinisiatif dan aktif. Disamping
itu orang tua memberikan pertimbangan dan pendapat kepada anak
sehingga anak mempunyai sifat terbuka, anak dapat dipimpin dan
memimpin dengan penuh kreatif dan aktif.
Sifat anak dalam keluarga ini yaitu anak aktif didalam hidupnya,
penuh inisiatif, percaya diri, penuh tanggung jawab, menerima kritik
dengan terbuka, emosi lebih stabil dan mudah menyesuaikan diri.
c. Pola Pendidikan Permisif
Dalam pendidikan ini orang tua kurang tegas, anak menentukan
sendiri apa yang dikehendaki. Orang tua memberi kebebasan kepada
anaknya, orang tua tidak mempunyai fungsi sebagai pimpinan yang
xxxi
mempunyai kewibawaan dan suasana keluarga bebas. Dalam keluarga
ini anak merasa tidak ada pegangan tertentu dan norma-norma yang di
anut, sehingga bertindak atas kemauan sendiri dan tidak menghargai
orang lain sehingga selalu mementingkan diri sendiri.
Sifat anak dalam keluarga ini yaitu agresif, tidak dapat bekerja
sama dengan orang lain, emosi kurang stabil dan selalu mengalami
kegagalan karena tidak ada bimbingan.
Pola Sosialisasi Pendidikan Anak dalam Keluarga.
Menurut David A Gozali (dalam Diniarti F Soe’oed, 1990 : 30)
sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat
berpartisipasi sebagai anggota kelompok dalam masyarakat. Seseorang dapat
dikatakan sebagai makhluk sosial apabila ia mampu mensosialisasikan dirinya
baik di lingkungan keluarga maupun dimasyarakat. Menurut Varderzande
(dalam Diniarti F Soe’oed, 1990 : 30) sosialisasi merupakan proses sosial
untuk mempelajari cara-cara berfikir, berperasaan dan berperilaku sehingga
dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat.
Dalam suatu keluarga peran ibu, bapak, nenek, kakek, paman, bibi
begitu besar dalam membentuk suatu corak tersendiri yang khas dalam proses
sosialisasi. Bagi anak yang berada dalam lingkungan masyarakat yang
sederhana, keluarga merupakan sumber pengetahuan utam baginya (Rohidi,
1994 : 17).
xxxii
Sosialisasi dapat dilihat sebagai mekanisme hubungan kontrol
sosial mengenai prilaku anak-anak dalam satu kesatuan sosial. Proses
sosialisasi dalam keluarga, anak akan menangkap dan menyadap bentuk
pandangan hidup orang tua sebagai nilai-nilai.
Konsep sosialisasi pendidikan anak dalam keluarga dibagi menjadi
tiga teori antara lain:
Teori Sosialisasi Pasif.
Menurut Persons (dalam Robinson, 1986 : 58 – 61) berpendapat
bahwa sosialisasi seperti belajar, berlangsung terus sepanjang hidup. Un
sur-unsur kepribadian anak diperoleh dengan belajar, struktur kepribadian
dasar (Basic Personality Structure) adalah inti dari pola orientasi nilai
yang digariskan dalam masa anak-anak dan tidak mudah diubah secara
drastis dalam masa hidup dewasa. Sosialisasi dalam kerangka hubungan
fungsional yang terus menerus diarahkan untuk mencapai tujuan. Individu
harus berusaha menyesuaikan diri yaitu mempertahankan pola kemudian
mengintegrasikan perilaku baru itu dalam struktur kepribadian yang baru
tumbuh.
Pada teori pasif digunakan asumsi bahwa sianak hanya sekedar
memberi rerspons kepada rangsangan-rangsangan orang tua dan dengan
demikian mengabaikan kemungkinan bahwa sianak itu (bisa saja)
mengalami beberapa konflik dalam dirinya. Dalam model Persons adanya
suatu struktur kepribadian dasar yang sekali diletakkan pada masa anak-
anak bersifat relatif statis selama hidup.
xxxiii
Sosialisasi adalah sesuatu yang terjadi pada manusia, nilai-nilai
diinternalisasikan, perilaku diubah sementara anak memberi respons
kepada tekanan-tekanan terhadap dirinya : Anak tidak diberi kesempatan
untuk menciptakan dunianya sendiri, demikian pula pengaruh anak
terhadap tindakan orang tua.
Teori Sosialisasi Aktif.
Sosialisasi aktif menurut pendapat Blume (dalam Robinson, 1986 :
66–67) adalah tindakan yang dibangun dalam usaha mengatasi kesulitan-
kesulitan dan tidak sekedar dilepaskan dari suatu struktur psikologis yang
ada sebelumnya oleh faktor-faktor yang mempengaruhi struktur itu.
Dalam teori aktif individu mempunyai kebebasan untuk berbuat sesukanya
dan mengabaikan kekuasaan yang ada pada sementara orang untuk
mengekang kegiatan orang-orang lain. Mead berpendapat bahwa individu
merupakan makhluk sosial dan hanya dibentuk dalam interaksi dengan
orang-orang lain.
Berger dan Lucmann (dalam Robinson, 1986 : 67) berpendapat
bahwa kita dilahirkan dalam suatu struktur sosial yang objektif, suatu
jaringan hubungan-hubungan yang sudah ada sebelum kita lahir dan
disana kita berkenalan dengan orang-orang lain yang signifikan (punya
arti bagi kita), yakni orang tua yang akan bertugas mensosialisasikan kita.
Teori sosialisasi aktif dan pasif dalam proses belajar sering banyak
dijumpai dalam keluarga seperti bagaimana keluarga mempertahankan
xxxiv
pola perilaku yang selama ini dihayati dan bagaimana dengan pola
perilaku yang mengandung situasi baru.
Teori Sosialisasi Radikal.
Teori sosialisasi radikal dipandang sebagai teori sosialisasi yang
penting untuk dipelajari dimana sosialisasi berlangsung dalam suatu
masyarakat yang berlapis-lapis. Latar belakang proses anak-anak menjadi
dewasa merupakan bagian integrasi dari proses pembentukan kelas.
Menurut pandangan Clarke (dalam Robinson, 1986 : 70) berpendapat
bahwa sosialisasi adalah sosialisasi kelas. Dimana kaum muda atau anak
mewarisi dari orang tua mereka suatu orientasi kultural terhadap masalah
umum kelas yang mungkin akan menimbang, membentuk dan
menunjukkan makna-makna yang kemudian akan diterapkan pada
berbagai bidang kehidupan sosial mereka.
Keluarga
Pengertian Keluarga.
Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Abu Ahmadi, 2004 : 96)
keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang terikat oleh satu turunan
lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,
esensial, dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu
untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Keluarga merupakan persekutuan hidup primer dan alami
diantara seorang wanita dengan seorang pria yang diikat dengan tali
xxxv
perkawinan dan cinta kasih. Diantara makhluk yang bersekutu ini terdapat
unsur hakiki yang sama yaitu : cinta kasih, ketergantungan, saling
membutuhkan dan saling melengkapi. Mereka saling memberi, ngemong,
meminta, memberi pengorbanan, punya loyalitas atau kesetiaan, dan
saling melengkapi sesuai dengan kodratnya masing-masing. Dengan
lahirnya anak, ikatan perkawinan pada umumnya semkin kokoh, erat
terpatri, sebab anak merupakan andalan atau jaminan berpautnya cinta
kasih yang timbal balik. Lagi pula ketidak berdayaan bayi dan anak
membangkitkan imbauan pada kedua orang tuanya untuk bersama
memelihara, merawat, membesarkan, mengasuh dan mendidik anak-anak
dengan rasa tanggung jawab (Kartini, 1997:59).
Menurut Soelaeman (dalam Moch Shochib, 1998 : 17)
menyatakan bahwa dalam pengertian psikologis, keluarga adalah
sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan
masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga
terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling
menyerahkan diri, sedangkan dalam pengertian paedagogis, keluarga
adalah “ satu “ persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara
pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang
bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha saling
melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian
dan fungsi sebagai orang tua.
Fungsi Keluarga.
xxxvi
Dalam kehidupan keluarga suatu pekerjaan atau tugas yang
harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Pekerjaan yang harus dilakukan
oleh keluarga itu dapat digolongkan kedalam beberapa fungsi :
a. Fungsi Biologis
Keluarga diharapkan dapat menyelenggarakan persiapan-
persiapan perkawinan bagi anaknya. Persiapan perkawinan yang perlu
dilakukan oleh orang tua bagi anak-anaknya sejak anak menginjak
kedewasaan dapat berupa pengetahuan tentang kehidupan suami-isteri,
mengatur rumah tangga bagi sang isteri, tugas dan kewajiban sang
suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak (Abu Ahmadi, 2003 :
89).
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya
dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut : gangguan
udara dengan menyediakan rumah, gangguan penyakit dengan
berusaha menyediakan obat-obatan, gangguan bahaya. Bila dalam
keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya sudah tentu
membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat (Abu Ahmadi,
2003 : 90).
c. Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok yaitu :
kebutuhan akan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup
tubuhnya, serta kebutuhan tempat tinggal. Dalam keluarga juga
xxxvii
berusaha melengkapi kebutuhan jasmani dimana keluarga (orang tua)
diwajibkan berusaha mendapatkan perlengkapan jasmani baik yang
bersifat unum maupum individual. Perlengkapan jasmani yang bersifat
umum misalkan kursi, tempat tidur, lampu dan sebagainya, sedangkan
yang bersifat individual misalkan alat-alat sekolah, pakaian,
permainan bagi anak-anak. Permainan merupakan sebagai nilai
mengembangkan daya cipta disamping nilai rekreasi (Abu Ahmadi,
2003 : 90).
d. Fungsi Keagamaan
Di Negara Indonesia yang berideologi Pancasila berkewajiban
pada setiap warganya untuk menghayati, mendalami damn
mengamalkan Pancasila didalam perilaku dan kehidupan keluarganya.
Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan
mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya
sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Abu
Ahmadi, 2003 : 90-91).
e. Fungsi sosial
Dalam fungsi ini keluarga memperkenalkan nilai-nilai dan
sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-
peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah
dewasa. Generasi tua dalam keluarga yaitu ayah, ibu mewariskan
sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik dan
buruknya perbuatan dan nilai-nilai (Abu Ahmadi, 2003 : 91).
xxxviii
Kemiskinan
Pengertian Kemiskinan.
Dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat yang tergolong
miskin, kemiskinan adalah sesuatu yang nyata adanya, karena mereka
sendiri yang merasakan dan menjalani kehidupan dalam kemiskinan
tersebut. Kemiskinan akan lebih terasa lagi apabila mereka telah
membandingkan dengan hidup orang lain yang lebih tinggi tingkat
kehidupannya. Selanjutnya kemiskinan dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok, seperti
pangan, sandang, papan sebagai tempat berteduh.
Menurut Emil Salim (dalam Abu Ahmadi, 2003 : 326)
menyatakan bahwa mereka berada dibawah garis kemiskinan apabila
pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling
pokok, seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-lain. Sedangkan
menurut Suparlan (dalam Abu Ahmadi, 2003 : 326) menyatakan
kemiskinan adalah sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu
adanya suatu tingkat kekurangan meteri pada sejumlah atau segolongan
orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara
langsung nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan,
kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong orang
xxxix
miskin. Kemiskinan terwujud sebagai hasil interaksi antara berbagai aspek
tersebut terutama aspek sosial dan ekonomi.
Menurut Amin Raiz (1995:9) mendefinisikan bahwa kemiskinan
adalah kondisi terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar
seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan dasar.
Kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kekurangan pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan pokok.
Kaum miskin sebagai suatu kelompok sering disebut sebagai
kelompok berpenghasilan rendah yaitu kelompok yang berdiam disuatu
tempat, daerah yang mendapat penghasilan lebih rendah jika dibandingkan
kebutuhan minimal mereka yang seharusnya mereka penuhi (Mulyanto
dan Evers, 1982:20).
Dalam uraian tersebut diatas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kekurangan pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kemiskinan disini bukan hanya
meliputi kekurangan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan
tetapi juga pendidikan.
Ukuran-Ukuran Kemiskinan
Klasifikasi atau penggolongan seseoang atau masyarakat itu
dikatakan miskin, ditetapkan dengan menggunakan tolok ukuran yang
umumnya dipakai adalah sebagai berikut :
a. Tingkat Pendapatan
xl
Di negara Indonesia, tingkat pendapatan digunakan ukuran waktu kerja
sebulan. Tolok ukur yang digunakan di Indonesia untuk menentukan besarnya
besarnya jumlah orang miskin adalah batasan tingkat pendapatan per waktu
kerja (Rp 30.000, perbulan atau lebih rerndah) dan disamping itu juga tolok
ukur juga dibuat berdasarkan atas batasan minimal jumlah kalori yang diambil
persamaannya dalam beras, dimana dinyatakan batas minimal kemiskinan
adalah mereka yang makan kurang dari 320 kg beras di desa dan 420 kg dikota
pertahunnya (Suparlan dalam abu Ahmadi, 2003:327).
b. Kebutuhan Relatif
Tolok ukur kebutuhan relatif perkeluarga, yang batasan-batasannya dibuat berdasarkan atas kebutuhan minimal yang
harus dipenuhi guna sebuah keluarga dapat melangsungkan kehidupannnya secara sederhana tetapi memadai sebagai
warga masyarakat yang layak. Tolok ukur ini adalah kebutuhan yang biasanya berkenan dengan sewa rumah, biaya
untuk kesehatan dan pengobatan, biaya menyekolahkan anak, biaya untuk sandang, pangan sederhana tetapi
mencukupi dan memadai.
Menurut konsep struktural, kemiskinan tersebut terasa sudah
mapan dan sulit diubah untuk memperbaiki struktural yang ada dan
sudah mapan tersebut seperti yang telah dikatakan Chambers
(1987:11) bahwa mereka (kaum miskin) terdiri dari berjuta-juta
manusia yang sering tidak nampak dan tenggelam, yang bergelimang
dengan kemiskinan lemah, tersisih, tidak terpedaya, terbelakang, dan
tidak memiliki kekuatan apapun. Istilah yang dipakai untuk golongan
miskin beraneka ragam, seperti kaum miskin, kelompok pinggiran dan
kaum rombeng dari bumi.
xli
Ukuran-ukuran kemiskinan dapat disimpulkan bahwa
keberadaan orang-orang atau keluarga yang dalam kebutuhan primer
tidak dapat mencukupi secara layak. Dari uraian tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa kemiskinan bukan saja berurusan dengan
persoalan ekonomi tetapi bersifat multi dimensional karena dalam
kenyataannya juga berurusan dengan persoalan-persoalan non
ekonomi (sosial, budaya dan politik).
Ciri-ciri Kemiskinan
Menurut Amin Raiz (1995) yaitu ada dua kategori atau ciri
tingkat kemiskinan yaitu :
a. Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi dimana tingkat pendapatan
seseorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti
pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.
b. Kemiskinan relatif adalah perhitungan kemiskinan berdasarkan
proporsi distribusi pendapat dalam suatu daerah. Kemiskinan jenis ini
dikatakan relatif karena lebih berkaitan dengan distribusi pendapatan
antar lapisan masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut diatas Lukman Sutrisno (1998 : 39-
40) menyatakan bahwa ciri-ciri kemiskinan adalah sebagai berikut :
a. Ketidakpastian hidup, meskipun secara menakjubkan ketidakpastian
itu tidak membawa keputusan dan apatisme atau mengarah dengan
keadaan.
b. Sikap tidak mempedulikan pendidikan keluarga demi masa depan
generasinya.
xlii
c. Sikap menerima nasib (buruk) dari peri kehidupannya yang miskin itu
juga terhadap malapetaka yang menimpa tampak sikap tak berdaya
dan menerima nasib.
Pola Pendidikan Keluarga Miskin
Pendidikan dalam keluarga mempunyai peran yang sangat penting
dalam perkembangan kepribadian anak. Orang tua adalah sosok teladan yang
akan diidentifikasi dan diinternalisasi menjadi peran dan sikap oleh anak,
maka salah satu tugas utama orang tua ialah mendidik keturunanya dengan
kata lain dalam relasi antara anak dan orang tua itu secara kodrati tercakup
unsur pendidik untuk membangun kepribadian anak dan mendewasakan,
karena orang tua merupakan pendidik paling pertama dan paling utama bagi
anak-anaknya.
Orang tua dikeluarga miskin sangat kurang memperhatikan
kebutuhan anaknya karena pendapatan keluarga yang kurang mencukupi
kebutuhan keluarga dengan kata lain hidup serba kekurangan. Matoritas
pendidikan orang tua yang rendah akan memperngaruhi cara mereka dalam
mendidik anak-anaknya.
Pola pendidikan keluarga miskin nelayan ini tentunya berbeda
antara satu dengan yang lainnya, perbedaan ini akan mempengaruhi
perkembangan anak itu sendiri. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa
perbedaan dalam pola pendidikan dapat terjadi karena setiap orang tua
memiliki sikap dan nilai-nilai yang berbeda-beda dan akan mempengaruhi
xliii
mereka dalam menghadapi anak. Dalam kenyataanya hampir tidak pernah
ditemukan keluarga yang memiliki pola pendidikan yang persis sama,
walaupun berbeda antar keluarga tetapi secara umum ada persamaan yaitu
sesuai dengan norma masyarakat yang terikat dengan kultur.
Pola pendidikan anak dalam keluarga dapat ditandai oleh interaksi
terus menerus antara orang tua dengan anaknya, interaksi ini ditujukan agar
anak dapat dididik hingga mencapai tumbuh kembang yang sempurna.
Dikeluarga miskin nelayan interaksi orang tua dengan anakya kuran
memperhatikan. Pada keluarga miskin nelayan ini orang tua selalu
membiarkan segala tindakan yang dilakukan anak, orang tua lebih banyak
mencari uang untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga karena pendapatan
yang mereka dapatkan sangatlah sedikit.
Kerangka Berfikir
Pendidikan diartikan usaha sadar yang terencana yang diberikan
kepada anak dalam pertumbuhannya. Ruang lingkup pendidikan meliputi : 1)
Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dirumah
dalam lingkungan keluarga, pendidikan ini berlangsung tanpa organisasi
karena pendidikan informal ini berperan sangat penting dalam pembentukan
kepribadian anak, 2) Pendidikan formal yaitu pendidikan yang mempunyai
organmisasi secara nyata seperti sekolah, 3) Pendidikan non formal meliputi
berbagai usaha khusus yang diselenggarakan secara berorganisasi untuk
xliv
memberikan pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang diperlukan
sebagai warga masyarakat yang produktif.
Pendidikan keluarga termasuk pendidikan informal, karena dalam
pendidikan keluarga proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari
pengalaman sehari-hari dengan sadar ataupun tidak sadar. Dalam hal ini
pengaruh orang tua, orang-orang lain yang ditemui anak dalam pergaulan
sehari-hari dapat menentukan sikap dan nilai-nilai yang dijadikannya sebagai
pedoman dalam hidupnya. Pendidikan keluarga ini merupakan peran pertama
dan utama dalam perkembangan pribadi anak.
Tugas utama dari pendidikan keluarga ialah sebagai peletak dasar
bagi pendidikan akhlak dan pengetahuan hidup keagamaan, adapun fungsi
pendidikan dalam keluarga ini yaitu sebagai pengalaman pertama pda masa
kanak-kanak, menjamin kehidupan emosional anak, menanamkan dasar
pendidikan moral, memberikan dasar pendidikan sosial dan pengetahuan dasar
keagamaan.
Dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya
meliputi : pemberian cinta kasih keluarga, penanaman moral, penanaman nilai
sosial, penanaman nilai keagamaan dan tanggung jawab memberikan
pendidikan dari berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Penelitian ini dititik beratkan pada 5 keluarga miskin pada
masyarakat nelayan. Nelayan merupakan mata pencaharian pokok masyarakat
tersebut. Penghasilan yang diperoleh pada keluarga miskin jauh dari
penghasilan layak, karena penghasilan pada 5 keluarga nelayan ini hanya
xlv
cukup untuk kebutuhan pokok sehari-hari sedangkan kebutuhan yang lainnya
terabaikan atau tidak mendapat perhatian.
Dari uraian diatas dapat dilihat dari pemberian motivasi cinta
kasih keluarga, penanaman moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai
keagamaan dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dapat
diketahui pola pendidikan yang akan diterapkan orang tua yaitu meliputi pola
pendidikan otoriter, pola pendidikan demokrasi dan pola pendidikan permisif.
xlvi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu penelitian dengan cara memandang objek kajian sebagai suatu
sistem, artinya objek kajian dilihat sebagai satuan terdiri dari unsur yang
saling terkait dan mediskripsikan fenomena-fenomena yang ada (Arikunto,
1993:209).
Fokus dalam pola pendidikan anak dalam keluarga ini adalah
motivasi atau dorongan cinta kasih keluarga, penanaman moral, penanman
nilai sosial, penanaman nilai keagamaan, dan tanggung jawab orang tua
terhadap pendidikan anak. Oleh karena itu pendekatan yang dianggap cocok
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif.
Penelitian deskrptif kualitatif memungkinkan pencarian fakta dan
interpretasi yang tepat, memungkinkan mengkaji masalah-masalah normatif
sekaligus membuat perbandingan antar fenomena.
Dengan metode deskriptif kualitatif ini akan diperoleh pemahaman
dari penafsiran serta realistis dan mendalam mengenai makna dari kenyataan
dan fakta yang ada, karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini
tidak berkenaan dengan angka-angka, tapi mendiskripsikan, menguraikan dan
menggambarkan tentang pola pendidikan anak pada masyarakat miskin kasus
35
xlvii
5 (lima) keluarga nelayan di Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang,
Kabupaten Batang. Pola pendidikan ini diperoleh anak melalui pengalaman
sehari-hari dalam lingkungan keluarga. Selain itu peneliti juga menguaraikan
daerah yang diteliti meliputi keadan fisik, pendidikan, agama yang dianut,
serta mata pencaharian penduduk.
Lebih lanjut peneliti mengadakan pendekatan secara kekeluargaan
sehingga mereka akan lebih terbuka dalam menyampaikan penjelasan atau
keterangan yang diajukan.
B. Penentuan Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi penelitian adalah Desa
Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang karena mayoritas
masyarakatnya sebagai nelayan. Penelitian ini dilakukan pada keluarga
nelayan dengan kategori miskin.
C. Fokus Penelitian
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pola pendidikan anak
dalam keluarga miskin yaitu:
1. Motivasi atau dorongan cinta kasih keluarga.
2. Pemberian penanaman moral.
3. Penanaman nilai sosial.
4. Penanaman nilai keagamaan.
5. Tanggug jawab orang tua terhadap pendidikan anak.
xlviii
D. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengemukakan subyek penelitian pada 5
(lima) keluarga nelayan di Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten
Batang yang berjumlah dari 15 (lima belas) informan dengan perincian 10
(sepuluh) informan orang tua yang terdiri dari 5 (lima) ayah, 5 (lima) Ibu, dan
dari maing-masing pasangan diambil 1 (satu) informan anak, jadi untuk
informan anak berjumlah 5 (lima) orang.
Penulis mengambil 15 informan dalam penelitian ini karena dari 15
informan dianggap dapat melengkapi data-data dan mampu menjawab
informasi yang peneliti butuhkan. Adapun karakteristik subyek penelitian
yang diteliti sebagai berikut :
1. Karakteristik subyek penelitian orang tua :
Orang tua yang berkerja sebagai nelayan
Pendapatan orang tua kurang dari Rp 300.000 per bulan
Orang tua yang berusia 45-50 tahun
2. Karakteristik subyek penelitian anak :
a. Anak yang berpendidikan SD/SLTP
b. Anak yang berusia 10-14 tahun
E. Sumber Data Penelitian
Dalam pengumpulan data ini, peneliti mengambil dari dua sumber
data yang terdiri dari :
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumbernya. Dalam hal ini data
berupa informasi langsung dari 5 keluarga miskin didesa Klidang Lor
xlix
Batang, yang terdiri dari 15 informan, dengan perincian 10 informan
orang tua dan dari masing-masing keluarga diambil 1 (satu) informan anak
yang berjumlah 5 orang.
2. Data Sekunder yaitu data yang digunakan untuk membantu menyelesaikan
data primer dari arsip atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian
yang meliputi monografi penduduk Desa Klidang Lor, Kecamtan Batang,
Kabupaten Batang.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 1996 : 145).
Teknik ini merupakan pengamatan atau mendengarkan perilaku individu
dalam situasi atau selang waktu tanpa manipulasi atau mengontrol, dimana
perilaku itu ditampilkan dalam teknik observasi yang tidak mengabaikan
kemungkinan menggunakan sumber-sumber non manusia seperti
dokumen dan catatan-catatan observasi.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
langsung, yaitu peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan pada
objek penelitian ditempat penelitian dilakukan. Pada dasarnya teknik ini
dilakukan sebagai upaya korektif terhadap data primer dan sekunder yang
diperoleh perihal derajat kesahihan.
l
Untuk teknik observasi ini peneliti lakukan pada tanggal 12
februari 2005 yaitu dengan survey awal tempat penelitian sekaligus
meminta kesediaan para informan sebagai subyek dari penelitian. Teknik
observasi juga dilakukan peneliti saat wawancara dengan informan.
Teknik observasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan sebagai
berikut : a) Dapat terhindar dari data semu, b) Dapat diperoleh dari
pengalaman secara langsung, c) Memberi kemungkinan bagi peneliti
mengamati secara langsung, d) Peneliti dapat memahami berbagai
permasalahan yang terjadi dilapangan.
Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data-data
penelitian yang berkaitan dengan pola pendidikan anak yang meliputi :
motivasi kasih sayang keluarga, penanaman moral, penanaman nilai
sosial, penanaman nilai keagamaan dan tanggung jawab orang tua
terhadap pendidikan anak.
2. Teknik Wawancara
Wawancara adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1993 : 126).
Teknik wawancara adalah pengumpulan data yang utama dalam penelitian
ini, karena informasi yang diperoleh dapat lebih mendalam sebab peneliti
mempunyai peluang lebih luas untuk mengembangkan lebih jauh
informasi yang diperoleh dari informan dan karena melalui teknik
wawancara ini peneliti mempunyai peluang untuk dapat memahami pola
pendidikan anak pada keluarga miskin khususnya nelayan.
li
Pada prinsipnya pertanyaan disusun berdasarkan fokus penelitian
dan permasalahan dalam penelitian ini, baru kemudian dilakukan
wawancara. Adapun kegiatan wawancara dan jawaban dari seluruh
informan ditulis dalam catatan lapangan. Adapun peneliti menggunakan
teknik wawancara yaitu untuk mendapatkan jawaban yang valid dari
informan, maka peneliti harus bertatap muka dan bertanya langsung
dengan informan.
Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan wawancara
terstuktur dengan harapan mampu mengarahkan kepada kejujuran sikap
dan pemikiran subyek penelitian ketika memberikan informasi agar
informasi yang diberikan sesuai dengan fokus penelitian.
Peneliti memulai melaksanakan wawancara kepada informan
keluarga I tanggal 14 februari 2005, pada keluarga II tanggal 14 februari
2005, pada keluarga III tanggal 15 februari 2005, pada keluarga IV
tanggal 15 februari dan pada keluarga V tanggal 16 februari 2005.
Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara ini
adalah data mengenai pola pendidikan yang diterapkan orang tua yang
meliputi : motivasi atau dorongan cinta kasih keluarga, penanaman moral,
penanaman nilai sosial, penanaman dasar keagamaan serta tanggung
jawab orang tua terhadap pendidikan anak.
3. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari wawancara
dan observasi. Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian.
lii
Dalam penelitian ini dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi
data dari hasil observasi dan wawancara. Pertimbangan peneliti
menggunakan teknik dokumentasi karena dokumentasi merupakan sumber
data yang stabil, menunjukkan suatu fakta yang telah berlangsung dan
mudah didapatkan. Data dari dokumentasi memiliki tingkat kepercayaan
yang tinggi akan kebenaran atau keabsahan data dan dokumentasi juga
sebagai sumber data yang kaya untuk memperjelas identitas subyek
penelitian, sehingga dapat mempercepat proses penelitian.
Dalam penelitian ini dokumen diperoleh dari kantor Kepala Desa
Kilang Lor berupa gambaran umum Desa Kluidang Lor meliputi : kedaan
geografis, kependudukan, pemerintahan serta gambar peta Desa Klidang
Lor. Adapun dokumen yang diperoleh informan meliputi : data identitas
informan, serta hasil wawancara dengan 5 keluarga nelayan di Desa
Klidang Lor, untuk mempertajam validitas laporan akan ditambahkan
foto-foto yang berkaitan dengan fokus penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Proses analisis data bukan hanya merupakan tindak lanjut logis dari
pengumpulan data tetapi juga merupakan proses yang tidak terpisahkan
dengan pengumpulan data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu informan kunci dari hasil wawancara, dari
hasil pengamatan dilapangan atau observasi dan dari hasil studi dokumentasi
(Moleong, 2002 : 209).
liii
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif model interaktif yang merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan
terus menerus. Menurut Miles (1992:16-20) analisis model interaktif yang terdiri
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu sebagai berikut:
Gambar 1. Proses analisis data
Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan
metode tersebut adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama mengumpulkan data sesuai dengan tema,
pengumpulan data ini yaitu data mengenai pola pendidikan anak pada
keluarga miskin khususnya keluarga miskin nelayan. Data tersebut
diambil dari data ayah, ibu dan anak. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan observasi pada tanggal 12 Februari 2005, wawancara tanggal
14 – 16 Februari 2005 dan dokumentasi dilakukan pada saat proses
wawancara.
2. Langkah kedua adalah reduksi data, pada tahap ini peneliti
memusatkan perhatian pada catatan lapangan yang terkumpul yaitu
hal-hal yang berkaitan dengan penelitian tentang motivasi cinta kasih
keluarga, penanaman moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai
keagamaan dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak.
Selanjutnya data yang terpilih di sederhanakan dengan
Penyajian data Pengumpulan data
Reduksi data Simpulan / verifikasi
liv
mengklasifikasikan data atas dasar tema-tema, memadukan data yang
tersebar, menelusuri tema untuk merekomendasikan data tambahan,
kemudian peneliti melakukan abstraksi pasar tersebut menjadi uraian
singkat atau ringkasan.
Dalam tahap ini peneliti memisah-misahkan informasi dari informan
satu dengan informan lain, yaitu informasi data daria ayah, ibu, dan
anak disamping itu peneliti juga memisah-misahkan informasi
mengenai motivasi cinta kasih keluarga, penanaman moral,
penanaman nilai sosial, penanaman nilai keagamaan dan tanggung
jawab orang tua terhadap pendidikan anak.
3. Langkah ketiga adalah penyajian data, pada tahap ini peneliti
melakukan penyajian informasi dari data ayah ibu dan anak mengenai
motivasi cinta kasih keluarga, penanaman moral, penanaman nilai
sosial, penanaman nilai keagamaan dan tanggung jawab orang tua
terhadap pendidikan anak, melalui bentuk teks naratif agar diperoleh
penyajian data yang lengkap dari hasil pengumpulan data yang
dilakukan.
Dalam tahap ini peneliti membuat teks naratif mengenai informasi
yang diberikan informan.
4. Langkah keempat adalah tahap kesimpulan, pada tahap ini peneliti
melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data yang
diperoleh informan satu keinforman lain dengan cara melibatkan orang
tua (ayah, ibu) dan anak. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan pada
pemahaman terhadap data yang telah disajikan dan dibuat dalam
lv
pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan menguji pada pokok
permasalahan yang diteliti.
Dalam penelitian ini empat tahapan tersebut berlangsung secara
simultan, oleh karena itu teknik bongkar pasang hasil penelitian ini
terpaksa dilakukan jika ditemukan fakta atau pemahaman baru yang lebih
akurat. Data yang dipandang tidak memiliki relevansi dengan maksud
penelitian akan dikesampingkan.
lvi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian.
a. Keadaan Geografis
Desa Klidang Lor adalah salah satu Desa yang ada diwilayah
Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Ditinjau dari keadaan
geografisnya, Desa Klidang Lor memiliki luas wilayah ± 114,665 ha.
Adapun batas-batas wilayah Desa Klidang Lor adalah sebagai berikut:
– Sebelah Utara : Laut Jawa
– Sebelah Selatan : Klidang Wetan
– Sebelah Barat : Karangasem Utara
– Sebelah Timur : Desa Depok Kecamatan Tulis.
b. Penduduk
Desa Klidang Lor tahun 2005 mempunyai jumlah penduduk
3423 jiwa. Penduduk tersebut tersebar diseluruh Desa Klidang Lor
yang terdiri dari 1707 orang laki-laki dan 1716 orang perempuan.
Jumlah penduduk Desa Klidang Lor akan digolongkan dalam tabel
menurut umur dan jenis kelamin, jumlah penduduk menurut mata
pencaharian, serta jumlah penduduk desa menurut pendidikan.
lvii
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Klidang Lor menurut Umur dan Jenis
Kelamin.
Laki-laki (L) Perempuan (P) Jumlah ( L+P) Kelompok
Umur Jumlah % Jumlah % Jumlah %
00 – 04 tahun
05 – 09 tahun
10 – 14 tahun
15 – 19 tahun
20 – 24 tahun
25 – 29 tahun
30 – 34 tahun
35 – 39 tahun
40 – 44 tahun
45 – 49 tahun
50 –54 tahun
55 – 59 tahun
60 – 64 tahun
65 – 69 tahun
70 - keatas
339
154
171
136
147
182
129
101
82
62
70
58
23
43
10
19,86
9,03
10,02
7,97
8,61
10,66
7,56
5,92
4,81
3,63
4,10
3,40
1,35
2,52
0,59
345
146
184
127
157
136
100
101
82
79
66
72
38
61
22
20,11
8,51
10,72
7,40
9,15
7,93
5,83
5,89
4,78
4,60
3,85
4,20
2,22
3,56
1,28
684
300
355
263
304
318
229
202
164
141
136
130
61
104
32
19,98
8,76
10,37
7,68
8,88
9,29
6,69
5,90
4,79
4,12
3,97
3,80
1,78
3,04
0,94
Jumlah 1.707 100 1.716 100 3.423 100
Sumber : Laporan monografi dan laporan statistik Desa Klidang Lor
2004
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
dengan kelompok umur 0-4 tahun adalah 19,98 %, 05-09 tahun 8,76
%, 10-14 tahun 10,37 %, 15-19 tahun 7,68 %, 20-24 tahun 8,88 %, 25-
29 tahun 9,29 %, 30-34 tahun 6,69 %, 35-39 tahun 5,90 %, 40-44
tahun 4,79 %, 45-49 tahun 4,12 %, 50-54 tahun 3,97 %, 55-59 tahun
lviii
3,80 %, 60-64 tahun 1,78 %, 65-69 tahun 3,04 %, 70 tahun keatas 0,94
%.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah
penduduk Desa Klidang lor menurut umur adalah berfariasi. Dengan
demikian secara keseluruhan dapat diketahui bahwa angka persentase
tertinggi adalah kelompok umur 00-04 tahun yaitu 19,98 % dan angka
persentase terendah adalah kelompok umur 70 tahun keatas yaitu 0,94
%.
Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian Bagi yang
Berumur 10 Tahun Keatas Desa Klidang Lor.
No Mata Pencaharian Jumlah Persentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Petani
Buruh Tani
Nelayan
Pengusaha
Buruh Industri
Buruh Bangunan
Pedagang
PNS dan TNI/POLRI
Pensiunana
11
8
929
30
36
16
82
24
2
0,97
0,70
81,64
2,64
3,16
1,41
7,21
2,11
0,18
Jumlah 1.138 100
Sumber : Laporan monografi dan laporan statistik Desa Klidang Lor
2004
lix
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk yang
mempunyai pekerjaan sebagai petani adalah 0,97%, buruh tani 0,70%,
nelayan 81,64%, pengusaha 2,64%, burh industri 3,16%, buruh
bangunan 1,41%, pedagang 7,21%, PNS (TNI/POLRI) 2,11% dan
pensiunan 0,18%. Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mata
pencaharian penduduk desa Klidang Lor sebagian besar nelayan.
Dengan demikian secara keseluruhan dapat diketahui bahwa
angka persentase tertinggi adalah penduduk yang bermata pencaharian
nelayan yaitu 81,64% dan angka persentase terendah adalah pensiunan
0,18%.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Klidang Lor menurut Tingkat
Pendidikan.
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Buta Huruf
Tidak tamat SD/Sederajat
Tamat SD/Sederajat
Tamat SLTP/Sederajat
Tamat SLTA/Sederajat
Tamat Perguruan Tinggi D1
Tamat Perguruan Tinggi D2
Tamat Perguruan Tinggi D3
Tamat Perguruan Tinggi S1
149
401
1.185
155
77
1
5
12
3
7,50
20,17
59,61
7,80
3,87
0,05
0,25
0,60
0,15
Jumlah 1.988 100
lx
Sumber : Laporan monografi dan laporan statistik Desa Klidang Lor
2004
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk buta huruf
yaitu 7,50%,tamat SD/ Sederajat yaitu 59,61 %, sedangkan tidak tamat
SD/Sederajat 20,18 %, tamat SLTP/Sederajat 7,79 %, tamat
SLTA/Sederajat 3,88 %, tamat perguruan tinggi D1 0,06 %, tamat
perguruan tinggi D2 0,26 %, tamat perguruan tinggi D3 0,61 %, dan
tamat perguruan tinggi S1 0,16%.
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tingkat
pendidikan Desa Klidang Lor masih cukup rendah. Dengan demikian
secara keseluruhan dapat diketahui bahwa tingkat persentase tertinggi
adalah penduduk yang tingkat pendikannya tamat SD/ Sederajat yaitu
59,61% dan angka persentase terrendah adalah tamat perguruan tinggi
D1 0,05%.
c. Pemerintahan
Dalam hal pemerintahan Desa Klidang Lor sudah layaknya
seperti desa-desa yang lain, mempunyai kepala desa beserta aparat
pamong desa yang membantu tugas kepala desa dalam melayani
masyarakat. Desa Klidang Lor terbagi dalam 15 RT (rukun tetangga)
dan 4 RW (rukun warga).
Sarana dan prasarana yang ada didesa Klidang Lor cukup
memadai yaitu tersedianya 1 buah masjid, 5 buah musholla. Untuk
sarana terdapat 1 buah TPQ/TPA, 2 buah SD (sekolah dasar). Sarana
lxi
dan prasarana olah raga yaitu terdapat 1 buah lapangan sepak bola dan
2 buah lapangan bulu tangkis. Sedangkan untuk sarana dan prasarana
kesehatan terdapat 1 buah poliklinik/balai pengobatan, 2 buah
posyandu, tenaga medis 1, dukun bayi 2 dan bidan 1.
2. Gambaran Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok.
Kelompok pertama adalah orang tua (ayah dan ibu), sedangkan kelompok
kedua adalah kelompok anak Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
tabel informasi tentang informan orang tua berdasarkan pendidikan,
pekerjaan, pendapatan dan jumlah anak sebagai berikut :
Tabel 4. Informasi tentang 10 Informan orang tua (ayah, ibu) menurut
pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jumlah anak
No Orang Tua Pendidikan Jenis
Pekerjaan
Pendapatan Jumlah
Anak
1
2
Mdy
(Ayah)
Hmd
(Ibu)
Tidak
tamat SD
-
Nelayan
Buruh
Rp.200.000/bulan
Rp.30.000/minggu
4
3
4
Dkb
(Ayah)
Wsl
(Ibu)
Tamat SD
Tamat SD
Nelayan
Buruh
Rp.200.000/bulan
Rp.30.000/minggu
4
5
6
Dbr
(Ayah)
Na
(Ibu)
-
-
Nelayan
-
Rp.35.000/minggu
-
2
7
8
Cmn
(Ayah)
Cmt
(Ibu)
Tamat SD
-
Nelayan
-
Rp.200.000/bulan
Rp.30.000/minggu
6
9
Tkd
(Ayah)
Tamat SD
Nelayan
Rp.200.000/bulan
4
lxii
10 Tmt
(Ibu)
Tamat SD Buruh Rp.30.000/minggu
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa orang tua yang
berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 4 (empat) orang, orang tua
yang tidak tamat SD 2 (dua) orang sedangkan yang tidak berpendidikan 4
(empat) orang. Jenis pekerjaan ayah adalah nelayan, pekerjaan ibu sebagai
buruh gereh (ikan asin) 3 (tiga) orang, sedangkan ibu yang tidak bekerja 2
(dua) orang. Pendapatan nelayan yang tertinggi adalah Rp 200.000,- per
bulan dan yang terendah Rp 35.000,- per miggu, pendapatan ibu sebagai
buruh Rp 30.000,- per minggu. Dari ketiga keluarga mempunyai anak 4
(empat) orang, satu keluarga 6 (enam) orang dan satu keluarga 2 (dua)
orang.
Kelompok kedua adalah anak-anak dari keluarga nelayan yang
masih sekolah. Kelompok kedua ini untuk melengkapi data dari kelompok
pertama untuk jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5. Data Identitas Informan Anak Berdasarkan Umur dan Pendidikan.
No Nama Umur Pendidikan
1 Tkm 12 Tahun SD
2 Jrt 14 Tahun SLTP
3 Nu 13 Tahun SD
4 Mz 12 Tahun SD
5 Bu 12 Tahun SD
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mayoritas pendidikan
anak pada keluarga nelayan adalah Sekolah Dasar dan satu informan anak
lxiii
yang berpendidikan SLTP. Umur informan anak 12 tahun sebanyak 3
(tiga) orang, 13 tahun terdiri dari 1 (satu) orang dan 14 tahun terdiri dari 1
(satu) orang.
3. Pola Pendidikan Pada Keluarga Miskin.
Cara orang tua dalam mendidik anak berbeda-beda dalam
keluarga miskin khususnya nelayan. Pola pendidikan anak dalam keluarga
dapat di lihat melalui cara pemberian kasih sayang, penanamam nilai
moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai agama dan tanggung
jawab orang tua dalam pendidikan. Berikut ini dipaparkan dalam tabel
tentang pola pendidikan anak pada keluarga miskin:
Tabel 6. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Ayah.
Pernyataan
No Orang
Tua
(1)
Motivasi cinta
kasih keluarga
(2)
Penanaman
moral
(3)
Penanaman
nilai sosial
(4)
Penanaman
nilai
keagamaan
(5)
Tanggung
Jawab Orang
Tua Terhadap
Pendidikan
1 Mdy Menyuruh anak
beli obat sendiri,
makan, mandi,
sendiri dan tidak
tahu perkembang
anak.
Hanya
menegur jika
anak berbicara
kasar,
membiarkan
tindakan anak.
Tidak
mengajarkan
anak-anak
membantu
pekerjaan
rumah,
membiarkan
anak jika mau
bermain.
Tidak
melakukan
sholat, tidak
mengajarkan
hanya
menegur tidak
memberikan
cotoh kepada
anak.
Jarang
membelikan
fasilitas
sekolah,
membiarkan
anak bolos,
tidak
menyuruh
anak belajar.
2 Dkb Membawa anak
periksa,
memberikan
nasehat kepada
anak tau
perkembangan
yang terjadi pada
anak.
Menasehati
anak berbicara
yang benar
dengan orang
lain,
membiasakan
anak
berpamitan.
Mengajari
anak
membantu
pekerjaan
rumah
memberi
nasehat anak
jika pergi
bermain.
Mengajak
keluarga
melakukan
sholat,
menasehati
anak, jika
tidak
melakukan
sholat.
Membelikan
peralatan
sekolah,
menasehati
untuk belajar
dan tidak bolos
sekolah.
lxiv
3 Dbr Anak terbiasa
membeli obat
sendiri,makan
mandi sendiri,
jarang tahu
perkembangan
anak.
Tidak
mengajarkan
anak
berpamitan
tidak melarang
anak
bernmain,mem
biarkan
tindakan anak.
Tidak
mengajarkan
anak
membantu
pekerjaan
rumah,
membiarkan
anak
Anak belajar
agama di
sekolah, tidak
mengajak dan
mengajarkan
sholat.
Tidak selalu
membelikan
perlatan
sekolah,
membiarkanaa
nak bolos,
tidak memberi
dukungan anak
belajrr
4 Cmn Menyuruh anak
beli obat sendiri,
membiasakan
anak makan dan
mandi sendiri,
tidak tahu
perkembangan
anak.
Marah jika
anak bicara
kasar, tidak
mengajarkan
anak
bepamitan
Anak tidak
pernah
membantu
pekerjaan
rumah,
membiarkan
anak
Anak belajar
agama
disekolah,
tidak
mengajak dan
mengajarkan
sholat.
Peralatan
sekolah
diberikan
tetangga, tidak
menyuruh
anak-anak
belajar,
membiarkan
anak bolos.
5 Tkd Membawa anak
periksa,
memberikan
nasehat dan tahu
perkembangan
anak
Anak tidak
pernah
berbicara
kotor,
mengajarkan
anak
menghargai
orang
lain.mengajark
an berpamitan
Mengajarkan
membantu
pekerjaan
rumah,
menasehati
anak jika mau
bermain
keluar,
mengajarkan
anak untuk
kerja bakti
Mengajak
keluarga
sholat,
menasehati
anak jika tidak
sholat
Membelikan
peralatan
sekolah,
menasehati
anak belajar,
tidak
membolos,
memberi
dukungan
belajar kepada
anak
Sumber: Data Primer
Tabel 7. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Ibu
Pernyataan
No Orang
Tua
(1)
Motivasi cinta
kasih keluarga
(2)
Penanaman
moral
(3)
Penanaman
nilai sosial
(4)
Penanaman
nilai
keagamaan
(5)
Tanggung
Jawab Orang
Tua Terhadap
Pendidikan
1 Hmd Menyuruh anak
beli obat sendiri,
hanya menegur
jika anak tidak
makan, mandi,
sendiri dan
mengikuti
perkembang
anak.
Memarahi
anak jika
berbicara
kotor, tidak
mengajarkan
berpmitan,
membiarkan
tindakan anak.
mengajarkan
anak-anak
membantu
pekerjaan
rumah,
membiarkan
anak jika mau
bermain.
Tidak
melakukan
sholat, tidak
mengajarkan
hanya
menegur tidak
memberikan
cotoh kepada
anak, tidak
menajak anak
dalam
pengajian
Jarang
membelikan
fasilitas
sekolah,
membiarkan
anak bolos,
tidak
menyuruh
anak belajar.
2 Wsl Membawa anak
periksa
Menasehati
anak berbicara
Mengajari
anak
Mengaj dan
mengajarkan
Membelikan
peralatan
lxv
kepoliklinik,
menyiapkan
makanan anak,
menyuruh anak
mandi mengikuti
perkembangan
anak.
yang benar
dengan orang
lain,
membiasakan
anak
berpamitan,
mengajakan
anak berterima
kasih.
membantu
pekerjaan
rumah
memberi
nasehat anak
jika pergi
bermain.
sholat,
menasehati
jika anak tidak
melakukan
sholat,
mengajak anak
mengikuti
pengajian
sekolah,
menasehati
untuk belajar
dan tidak bolos
sekolah.
3 Na Anak terbiasa
membeli obat
sendiri,makan
mandi sendiri,
jarang tahu
perkembangan
anak.
Hanya
menegur jika
anak bicara
kasar.tidak
mengajarkan
anak
berpamitan
membiarkan
tindakan anak.
Tidak
mengajarkan
anak
membantu
pekerjaan
rumah,
membiarkan
anak
Anak belajar
agama di
sekolah, tidak
mengajak dan
mengajarkan
sholat. Tidak
pernah
mengunjungi
pengajian.
Peralatan
sekolah diberi
oleh tetangga,
tidak pernak
menyuruh
belajar,
membiarkan
anak
membolos
sekolah
4 Cmt Menyuruh anak
beli obat sendiri,
membiasakan
anak makan dan
mandi sendiri,
tidak tahu
perkembangan
anak.
Menjewer
anak jika anak
bicara kasar,
tidak
mengajarkan
anak
bepamitan
Tidak
menyuruh
anak
membantu
pekerjaan
rumah,
membiarkan
anak bermain
Anak belajar
agama
disekolah,
tidak
mengajak dan
mengajarkan
sholat.
Tidak pernah
membelikanpe
ralatan sekolah
diberikan
tetangga, tidak
menyuruh
anak-anak
belajar,
membiarkan
anak bolos.
5 Tmt Membawa anak
periksa,
memberikan
nasehat dan tahu
perkembangan
anak
Anak tidak
pernah
berbicara
kotor,mengajar
kan
berpamitan
dan
mengucapkan
terima kasih
jika ada
pemberian
Mengajarkan
membantu
pekerjaan
rumah,
menasehati
anak jika mau
bermain
keluar,
mengajarkan
anak untuk
kerja bakti
Mengajak
keluarga
sholat,
menasehati
anak jika tidak
sholat
Membelikan
peralatan
sekolah,
menasehati
anak belajar,
tidak
membolos,
memberi
dukungan
belajar kepada
anak
Sumber: Data primer
Tabel 8. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Anak.
Pernyataan
No Orang
Tua
(1)
Motivasi cinta
kasih keluarga
(2)
Penanaman
moral
(3)
Penanaman
nilai sosial
(4)
Penanaman
nilai
keagamaan
(5)
Tanggung
Jawab Orang
Tua Terhadap
Pendidikan
1 Tkm Orang tua
menyuruh beli
obat diwarung,
menangis bila
Menggunakan
bahasa ngoko
diam bila
diberi
Tetap pergi
meski tidak
diijinkan, bila
dipangil
Belajar tentang
keagamaan
disekolah,
tidak ada yang
Jarang
membelikan
fasilitas
sekolah, tidak
lxvi
orang tua tidak
memberikan.
nasehat,tidak
segera minta
maaf jika
melakukan
kesalahan,
tidak pernah
minta
ijin/berpamitan
jika keluar
rumah.
menjawab tapi
sambil
bermain,
jarang
membantu
pekerjaan
orang tua.
mengingatkan
sholat, tidak
pernah
mengikuti
pengajian.
ada yang
menasehati
jika bolos
sekolah, tidak
disuruh
belajar.
2 Jrt Orang tua selalu
mengantarkan
berobat
kepoliklinik, jika
menginginkan
sesuatu selalu
bilang pada
orang tua.
Menggunakan
bahasa ngoko,
mengucapkan
terima kasih
pada orang
yang memberi,
patuh dan
melaksanakan
nasehat orang
ua, segera
minta maaf
bila
melakukan
kesalahan,
selalu
berpamitan.
Jila tidak
diijinkan
bermain diam
saja dirumah,
bila ada yang
memanggil/
mencari
langsung
pulang,
membantu
menyapu
Orang tua
menyuruh
mengaji sholat
kadang
mengajak
kepengajian.
dibelikan
peralatan
sekolah jika
dapat rejeki.
Orang tua
memberi tahu
pada guru jika
anak tidak
masuk
sekolah.
3 Nu Membeli obat
sendiri, bila
menginginkan
sesuatu
menangis dan
minta dibelikan.
Menggunakan
bahasa jawa
ngoko, tidak
diajarkan
mengucapkan
terimakasih
pada orang
yang memberi
hadiah/makana
diam bila
dinasehati,
tidak minta
maaf jika
melakukan
kesalahan,
tidak pernah
pamit.
Tetap ikut
bermain
walaupun
tidak diijinkan
bermain, bila
dipanggil
menjawab
sambil
bermain, tidak
pernah bantu
pekerjaan
rumah ibu.
Belajar tentang
agama di
sekolah, tidak
ada yang
mengajak dan
mengingatkan
sholat, orang
tua tidak
pernah
mengajak
keacara
pengajian.
Jika peralatan
sekolah sudah
rusak baru
dibelikan,
hanya ditegur
orang tua jika
bolos sekolah,
jarang belajar.
4 Mz Orang tua
menyuruh beli
obat sendiri
diwarung, bila
menginginkan
sesuatu
memaksa harus
dibelikan.
Menggunakan
bhasa jawa
ngoko, tidak
diajarkan
mengucapkan
terimakasih
pada orang
yang memberi,
diam bila
Tetap ikut
bermain
walaupun
tidak diijinkan,
bila dipanggil
menjawab
sambil
bermain,
jarang
Belajar tentang
agama
disekolahan,
tidak ada yang
mengingatkan
sholat, orang
tua tidak
mengajak
keacara
Orang tua
jarang
membelikan
peralatan
sekolah, tidak
ada yang
menegur/mena
sehati bila
bolos sekolah,
lxvii
dinasehati,
tidak minta
maaf jika
melakukan
kesalahan,
tidak pernah
pamit .
membantu ibu.
pengajian. tidak pernah
belajar.
5 Bd orang tua selalu
mengantarkan
periksa
kepoliklinik, bila
menginginkan
sesuatu selalu
bilang pada
orang tua.
Menggunakan
bahasa jawa
ngoko,
mengucapkan
terimakasih
pada orang
yang memberi,
patuh dan
melaksanakan
nasehat orang
tua, segera
minta maaf
jika
melakukan
kesalahan,
berpamitan
bila pergi
keluar rumah.
Bila tidak
diijinkan
bermain keluar
main sendiri
dengan
saudara,
berhenti
bermain jika
ada orang yang
memanggil.
Orang tua
menyuruh
belajar
mengaji di
TPQ Arofah
orang tua
mengingatkan
bila tidak
sholat, orang
tua mengajak
kepengajian
dikampung.
Orang tua
membelikan
peralatan
sekolah, jika
bolos sekolah
ibu selalu
menasehati,
orang tua
selalu
menyuruh
belajar.
Sumber : Data Primer
4. Kasus Keluarga Miskin (5 keluarga nelayan).
Kasus Keluarga 1 (Pak Mdy).
a. Motivasi Cinta Kasih Keluarga
Sebagai nelayan Pak Mdy jarang sekali dirumah, sebulan sekali
dia baru pulang melaut, Pak Mdy kurang memperhatikan
perkembangan yang terjadi pada anak. Seperti pernyataan Pak Mdy
(wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Anak saya jarang mengeluh sakit, ya... kalau cuma pusing saya suruh
beli obat diwarung terdekat”
Apa yang dikatakan pak Mdy dibenarkan oleh anaknya Tkm
(wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
lxviii
“Biasanya kalau saya sakit, bapak selalu menyuruh beli obat diwarung”
Pak Mdy dan Ibu Hmd merasa hubungan dengan anaknya
sudah baik meskipun mereka kurang begitu tahu perkembangan yang
terjadi pada anak. Bu Hmd tidak pernah menyuruh anaknya untuk
mandi walaupun sudah waktunya mandi, orang tua pada keluarga ini
membiarkan anaknya makan dan mandi sendiri. Pak Mdy dan Ibu Hmd
jarang sekali membelikan oleh-oleh untuk anak-anaknya, jika salah satu
anak dibelikan barang pasti yang lainnya merasa iri dan terjadi
pertengkaran.
b. Penanaman Moral
Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak memberikan contoh penanaman
moral, orang tua hanya menegur jika anaknya berbicara kasar atau
kotor. Sedangkan bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga pak Mdy
adalah bahasa jawa ngoko seperti umumnya bahasa yang digunakan
pada masyarakat pesisir.
Keluarga Pak Mdy tidak pernah membuat peraturan-peraturan
atau tata tertib dirumah untuk anak-anaknya. Seperti pernyataan Pak
Mdy (wawancara 14 Februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Saya tidak membiasakan anak untuk berpamitan, sebab walaupun
saya dirumah anak saya tidak pernah pamit, langsung pergi bersama
teman-temanya”
Seperti pernyataan Ibu Hmd (wawancara 14 Februari 2005)
yaitu sebagai berikut :
lxix
“Anak saya tidak pernah minta ijin kalau keluar rumah, paling...
biasanya anak saya main dirumah tetangga”
Hal tersebut dibenarkan oleh pernyataan anak Tkm (wawancara
14 Februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Saya tidak pernah minta ijin kalau mau pergi bermain keluar rumah”
Keluarga Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak marah atau melarang
jika anaknya diberi sesuatu hadiah atau makanan dari tetangga. Jika
orang tua sedang memberi nasehat, anak selalu diam saja
mendengarkan nasehat orang tua, akan tetapi orang tua tidak
mengajarkan anak untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan,
seperti pernyataan anak Tkm (wawancara 14 Februari 2005) yaitu
sebagai berikut :
“Kalau saya salah, saya langsung pulang kerumah... diam saja mbak...
tidak ngomong sama orang tua”
c. Penanaman Nilai Sosial
Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah mengajarkan anaknya
untuk membantu pekerjaan rumah, sehingga anak-anaknya jarang
membantu ibunya. Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah melarang
anaknya bermain keluar dengan teman-temannya. Sebagai orang tua
Pak Mdy selalu memperbolehkan anaknya bermain, sebab jika anak
tidak diijinkan atau dilarang mereka (anak-anaknya) tetap ikut bermain
dengan teman-temannya, seperti pernyataan pak Mdy (wawancara 14
februari 2005) yaitu sebagai berikut :
lxx
“Walaupun saya tidak ijinkan tapi... kalau teman-teman anak
sayasudah menghampiri kerumah, anak saya ya... tetap ikut bermain
dengan teman-temannya”
Pak Mdy jarang sekali ikut serta dalam kegiatan kerja bakti
atau gotong royong dikampungnya, jika dia masih ada pekerjaan Pak
Mdy menyuruh anaknya untuk menggantikan walaupun nantinya anak
tidak mau namun pak Mdy tidak pernah memaksakan.
Ibu Hmd tidak pernah marah jika anaknya membuat kegaduhan
dan memecahkan barang saat bermain di rumah. Ibu Hmd selalu
membiarkan anaknya membersihkan sendiri pecahan-pecahan kaca
yang mereka pecahkan saat bermain.
d. Penanaman nilai keagamaan.
Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah menanamkan atau
mengajarkan kepada anaknya tentang dasar keagamaan dirumahnya.
Dalam keluarga ini orang tua tidak pernah mengajak anaknya untuk
mengerjakan sholat bersama-sama di rumah. Pak Mdy dan Ibu Hmd
menganggap itu sudah menjadi kesadaran anak untuk melakukan sholat,
karena mereka sendiri sebagai orang tua jarang melakukan sholat.
Seperti pernyataan Pak Mdy yaitu sebagai berikut :
“Terus terang mbak... saya tidak pernah mengajak anak sholat
bersama-sama, sebab saya belum punya keinginnan untuk
menjalankannya. Dulu saya agak mendingna mbak mau melakukan
sholat, tapi... sekarang malah tidak pernah, soalnya pikiran saya masih
penat, jadi malas melakukan mbak...”
Hal tersebut dibenarkan oleh anaknya Tkm (wawancara 14
februari 2005) yaitu sebagai berikut :
lxxi
“Tidak ada yang mengingatkan dan mengajak saya melakukan sholat”
Kurangnya pengetahuan tentang agama membuat Pak Mdy dan
Ibu Hmd tidak pernah memberikan contoh pada anaknya untuk
melakukan ibadah Setiap kali ada acara pengajian atau kegiatan
keagamaan dikampungnya, Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah
mengajak anaknya bersama-sama mengunjungi pengajian tersebut.
e. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak
Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak menanggung biaya pendidikan
anak, karena pada keluarga ini semua biaya sekolah anak yang masih
duduk di Sekolah Dasar (SD) mendapatkan beasiswa sehingga dapat
meringankan beban biaya Pak Mdy.
Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah membelikan peralatan
sekolah anak. Pada keluarga ini orang tua tidak memberikan dukungan
anak agar mau sekolah dan belajar. Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak
memberikan motivasi anak untuk belajar, hal ini dapat dilihat dalam
pernyataan Pak Mdy (wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai
berikut :
“Saya tidak pernah menyuruh anak belajar mbak... sebab anak saya
sulit atau tidak mau jika disuruh baca-baca buku dan tidak mau buat
PRnya mbak...”
Pak Mdy tidak pernah memberikan nasehat pada anaknya jika
anaknya bolos sekolah, karena Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah
memperhatikan anaknya jika anak bolos sekolah.
lxxii
Kasus Keluarga II (Pak Dkb)
a. Motivasi Cinta Kasih Keluarga
Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu memperhatikan anak-anaknya,
sebagai orang tua mereka selalu mengetahui setiap perkembangan yang
terjadi pada anaknya. Kasih sayang dan perhatian orang tua selalu
diberikan dengan tulus untuk anak-anaknya, seperti pernyataan Pak
Dkb (wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Kalau anak saya mengeluh sakit, ya... saya atau ibunya membawa
anak kepoliklinik terdekat, yang murah mbak... biar bisa dapat bantuan
periksa”
Apa yang dikatakan Pak Dkb dibenarkan oleh anaknya Jrt
(wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Biasanya kalau saya sakit, bapak atau ibu pasti mengantar periksa
kepoliklinik”
Sebagai Ibu yang baik bu Wsl selalu memberikan perhatian
jika anaknya tidak mau makan, begitu pula Pak Dkb juga selalu
menanyakan kepada anaknya kenapa tidak mau makan. Pak Dkb selalu
memberikan nasehat pada anaknya supaya tidak saling iri dan
bertengkar jika bapak/ibunya membelikan barang yang dibutuhkan oleh
salah satu anak sehingga anaknya tidak ada yang merasa iri.
Jika sudah waktunya untuk makan atau mandi, Ibu Wsl selalu
memperhatikan anak-anaknya dengan cara menyuruh anaknya untuk
segera makan dan mandi. Dengan segala perhatian dan kasih sayang Ibu
Wsl selalu menyiapkan makanan untuk keluarganya, seperti pernyataan
Ibu Wsl (wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
lxxiii
“Biasanya kalau saya kerja,saya sudah menyiapkan makanan dimeja,
tapi... kalau saya sudah pulang (sore) ya... saya pasti menyuruh anak
untuk makan karena saya sudah siapkan dimeja mbak...”
Dengan segala perhatiannya Ibu Wsl selalu mencari anak-
anaknya jika sudah sore anak belum mandi, Ibu Wsl selalu menyuruh
anaknya untuk segera mandi walaupun anaknya sedang asyik bermain.
Jika ada rejeki, Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu membelikan oleh-oleh
untuk anak-anaknya.
b. Penanaman Moral
Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu memberikan contoh yang baik
pada anaknya. Keluarga Pak Dkb menganggap anak-anaknya sebagai
sahabat dan tidak menyukai hubungan yang kaku dengan menggunakan
bahasa jawa krama seperti pernyataan Pak Dkb (wawancara 14 Februari
2005) yaitu sebagai berikut :
“Dalam sehari-hari menggunakan bahasa jawa ngoko, saya dan ibunya
anak-anak tidak terbiasa pakai bahasa krama, menurut saya
penggunaan bahasa seperti itu malah menimbulkan jarak dan terkesan
hormat ynag berlebihan”
Menurut informasi dari Pak Dkb yang merupakan kepala
keluarga, bahasa jawa krama itu dapat menimbulkan jarak hubungan
orang tua dengan anak. Jadi keluarga ini tidak ada pembedaan
penggunaan bahasa sehari-hari yakni dengan bahasa jawa ngoko.
Meskipun demikian sopan santun tetap dijaga sesuai dengan peran
mereka masing-masing didalam keluarga, karena Pak Dkb menasehati
anaknya untuk berbicara sopan atau tidak kasar kepada orang lain.
lxxiv
Keluarga Pak Dkb selalu membiasakan berpamitan jika keluar
rumah, hal tersebut dinyatakan oleh anaknya Jrt (wawancara 14
Februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Kalau saya mau bermain keluar rumah, apalagi kalau pergi sekolah...
saya selalu pamit atau minta ijin sama bapak, ibu atau orang yang ada
dirumah mbak...”
Dalam keluarga ini ada peraturan atau tata tertib agar mereka
selalu sopan dan patuh kepada orang tua atau keluarga dirumah. Seperti
dinyatakan Pak Dkb (wawancara 14 Februari 2005) sebagai berikut :
“Kalau dirumah tidak ada sopan santun, anak saya pasti berbuat
sesukanya, tidak mau patuh sama orang tua, la... wong sudah saya
kasih tau atau nasehati aja anak masih ada yang agak membantah”
Setiap ada tetangga yang memberikan sesuatu untuk anak,
orang tua selalu mengajarkan anaknya untuk mengucapkan terima kasih
pada orang yang memberi. Pada keluarga ini orang tua juga
mengajarkan anaknya untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan
pada orang lain atau temannya, hal ini dinyatakan oleh anak Jrt
(wawancara 14 Februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Saya langsung meminta maaf sama teman saya jika saya melakukan
suatu kesalahan”
c. Penanaman Nilai Sosial
Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu mengajarkan, memberikan contoh
dan menasehati anak agar mereka mau membantu pekerjaan rumah,
sehingga pada keluarga ini terjalin suatu kerjasama, tolong menolong
secara kekeluargaan, seperti pernyataan Pak Dkb (wawancara 14
februari 2005) yaitu sebagai berikut :
lxxv
“Ya... saya tidak memaksa anak untuk membantu pekerjaan rumah,
tapi... saya selalu menasehati agar anak membantu ibunya memasak
dan bersih-bersih rumah, bagi saya semua itu sudah kewajiban anak
membantu orang tuanya”
Jika anak ingin bermain keluar rumah, Pak Dkb dan Ibu selalu
menanyakan dan menasehati anaknya untuk membuat tugas sekolah/PR
dulu sebelum bermain, sehingga anak-anak selalu menurutinya, seperti
pernyataan Pak Dkb sebagai berikut :
“Kalau saya tidak ijinkan bermain, ya... anak saya di rumah saja mbak...
buat PRnya, baca-baca buku, nanti baru saya ijinkan bermain bila anak
sudah selesai membuat PRnya”
Pak Dkb menanamkan kepada anak-anaknya untuk tolong
menolong dan menjaga hubungan baik dengan tetangga, hal tersebut di
contohkan Pak Dkb dengan ikut serta dalam acara kerja bakti dan
gotong royong dikampungnya. Pak Dkb selalu ikut serta dalam acara
kerja bakti dikampungnya, menurutnya hubungan dengan tetangga dan
lingkungan itu sangat perlu.
Apabila anak-anak membuat kegaduhan dan memecahkan
barang saat bermain dengan teman-temannya di rumah, Ibu Wsl selalu
menasehatinya untuk berhati-hati menggunakan barang pecah belah.
d. Penanaman nilai keagamaan.
Pada keluarga Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu mengajarkan dan
memberikan contoh kepada anak-anaknya untuk melakukan ibadah.
Apabila Pak Dkb dirumah, dia kadang mengajak anak-anaknya sholat
bersama-sama, akan tetapi anak-anak sudah terbiasa sholat sendiri
lxxvi
sehingga tanpa disuruhpun mereka (anak) sudah tahu kewajibannya
sebagai seorang muslim harus taat beribadah, seperti pernyataan Pak
Dkb (wawancara 14 februari 2005) sebagai berikut :
“Saya selalu mengajak keluarga atau anak untuk sholat, tapi jarang
melaksanakan sholat bersama-sama dirumah, sebab anak saya terbiasa
sholat sendiri mbak..”
Sejak anak-anak masih kecil Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu
menanamkan dasar keagamaan dengan cara mengajak anak sholat
bersama, jika ada acara pengajian atau kegiatan keagamaan dikampung
Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu mengajak anaknya untuk mengunjunginya.
e. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak.
Pak Dkb dan Ibu Wsl sangat mendukung anak-anaknya
bersekolah, semua biaya anak-anaknya yang masih duduk dibangku
Sokolah Dasar (SD) mendapat bantuan beasiswa dari sekolah, namun
biaya pendidikan anaknya yang SMP mereka biyai sendiri karena anak
tidak dapat beasiswa dari sekolahnya.
Jika ada rejeki Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu membelikan semua
peralatan sekolah anak-anaknya, walaupun mereka dari keluarga kurang
mampu, tapi segala kebutuhan sekolah anak mereka penuhi, karena
mereka ingin anak-anaknya pendidikannya lebih baik dari pada orang
tuanya. Pada keluarga ini orang tua memahami pentingnya pendidikan
sekolah sebagai bekal ilmu anak agar budi pekerti anak dapat terbina
dengan baik, sehingga Pak Dkb selalu memberikan motivasi anak untuk
lxxvii
belajar, seperti pernyataan Pak Dkb (wawancara 14 februari 2005)
sebagai berikut :
“Kalau mau pinter ya... anak harus belajar mbak... walaupun cuma
baca-baca buku sebentar, saya selalu meyuruh anak belajar”
Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu menasehati anak-anaknya jika
anak bolos sekolah, sehingga anak-anak Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu
menuruti dan tidak pernah mengulanginya lagi.
Kasus Keluarga III (Pak Dbr)
a. Motivasi Cinta Kasih Keluarga
Pak Dbr jarang sekali dirumah, sebulan sekali dia baru pulang
melaut, sehingga kurang memperhatikan perkembangan yang terjadi
pada anak. Pak Dbr dan Ibu Na kurang memperhatikan anak-anaknya,
mereka tidak pernah menyuruh anaknya untuk makan dan mandi, anak-
anak pada keluarga ini terbiasa melakukannya sendiri tanpa disuruh.
Saat anak mengeluh sakitpun Pak Dbr dan Ibu Na hanya memberikan
uang untuk membeli obat, seperti pernyataan Pak Dbr (wawancara 15
februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Kalau anak saya pusing, biasanya minta uang buat beli obat
diwarung”
Apa yang dikatakan pak Dbr dibenarkan oleh anaknya Nu
(wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“ Saya biasanya minta uang buat beli obat diwarung jika saya sakit”
Pak Dbr dan Ibu Na merasa hubungan dengan anaknya sudah
baik meskipun mereka kurang begitu tahu perkembangan yang terjadi
lxxviii
pada anak. Bu Na tidak pernah menyuruh anaknya untuk mandi
walaupun sudah waktunya mandi, orang tua pada keluarga ini
membiarkan anaknya makan dan mandi sendiri. Pak Dbr dan Ibu Na
tidak pernah membelikan oleh-oleh untuk anak-anaknya saat pulang
bepergian, jika salah satu anak dibelikan barang pasti yang lainnya
merasa iri dan terjadi pertengkaran.
b. Penanaman Moral
Dalam penanaman moral, Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah
menasehati anak tetapi hanya menegur segala tindakan yang dilakukan
anak. Seperti pernyataan Pak Dbr (wawancara 15 februari 2005) yaitu
sebagai berikut :
“Kalau anak saya ngomongnya kasar dengan orang lain, ya... paling
saya tegur mbak...”
Bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa
jawa ngoko, karena Pak Dbr tidak pernah mengajarkan pada anaknya
bahasa jawa halus atau krama inggil. Pada saat akan pergi bermain
orang tua kurang atau tidak begitu memperhatikan sehingga membuat
anak terbiasa tidak berpamitan atau minta ijin, seperti pernyataan Pak
Dbr yaitu sebagai berikut :
“Saya tidak pernah membiasakan anak pamit, bila anak mau keluar
rumah langsung pergi, anak saya tidak pernah pamit atau minta ijin,
saya malah tidak pernah tahu anak mau pergi kemana dan dengan siapa
dia bermain”
Hal tersebut dibenarkan oleh pernyataan Nu (anaknya) yaitu
sebagai berikut:
lxxix
“Saya tidak pernah pamit mbak... kalau mau main”
Pak Dbr tidak pernah membuat peraturan atau tata tertib
dirumah untuk anak-anaknya, sehingga saat dirumah anak bertindak
semaunya sendiri dan tidak tahu sopan santun misal cara duduk anak
tidak pernah sopan (kaki diangkat).
Pak Dbr dan Ibu Na merasa senang dan berterima kasih jika
ada tetangga yang memberi hadiah atau makanan untuk anaknya.
Walaupun mereka kurang begitu memperhatikan tapi sebagai orang tua
mereka mengajarkan pada anaknya untuk meminta maaf jika anak
mereka melakukan kesalahan, pernyataan tersebut dibenarkan oleh Nu
(anaknya) yaitu sebagai berikut :
“Saya selalu meminta maaf sama teman saya kalau saya melakukan
kesalahan”
c. Penanaman Nilai Sosial
Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah mengajarkan anaknya untuk
saling kerjasama dan tolong menolong, sehingga anak-anaknya tidak
terbiasa membantu pekerjaan rumah. Seperti pernyataan Pak Dbr
(wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Saya tidak memaksakan anak bantu-bantu kerjaan rumah, soalnya
anak saya males-males mbak...semua dikerjakan ibunya”
Hal tersebut dibenarkan oleh pernyataan Ibu Na (wawancara 15
februari 2005) sebagai berikut :
“Semua kerjaan rumah saya yang mengerjakan dari nyapu, masak
sampai mencuci, anak saya tidak mau bantu mbak...”
lxxx
Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah menanyakan pada anaknya
jika anak mau pergi keluar atau bermain. Keluarga ini selalu
membiarkan anaknya bermain dan tidak pernah melarang anaknya,
karena walaupun dilarang anaknya masih tetap ikut bermain keluar
dengan teman-temannya. Seperti pernyataan Pak Dbr yaitu sebagai
berikut :
“Saya tidak pernah melarang anak bermain mbak... jadi anak saya ya...
biasa keluar bermain denga teman-temannya”
Pak Dbr selalu ikut serta dalam kegiatan kerja bakti atau
gotong royong dikampungnya, Pak Dbr tidak pernah menyuruh
anaknya untuk menggantikan karena Pak Dbr tidak punya anak laki-
laki.
d. Penanaman nilai keagamaan.
Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah menanamkan atau
mengajarkan kepada anaknya tentang dasar keagamaan dirumahnya.
Dalam keluarga ini orang tua tidak pernah mengajak anaknya untuk
mengerjakan sholat bersama-sama dirumah. Pak Dbr dan Ibu Na sendiri
jarang mengerjakan sholat. Sebagai orang tua mereka tidak
menanamkan nilai agama dan tidak pernah memberikan contoh kepada
anak-anaknya dirumah, seperti pernyataan Pak Dbr (wawancara 15
februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Saya tidak pernah mengajak anak untuk sholat bersama-sama, sebab
saya sendiri jarang melakukan sholat mbak...”
lxxxi
Hal tersebut dibenarkan oleh anaknya Nu (wawancara 15
februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Dikeluarga saya, tidak ada yang mengingatkan dan mengajak saya
melakukan sholat”
Kurangnya pengetahuan tentang agama membuat Pak Dbr dan
Ibu Na tidak pernah memberikan contoh pada anaknya untuk
melakukan ibadah Setiap kali ada acara pengajian atau kegiatan
keagamaan dikampungnya, Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah ikut dan
tidak pernah mengajak anak untuk mengunjungi pengajian.
e. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak
Pak Dbr dan Ibu Na tidak menanggung biaya pendidikan anak,
karena pada keluarga ini semua biaya sekolah anak yang masih duduk
di Sekolah Dasar (SD) mendapatkan beasiswa sehingga dapat
meringankan beban biaya Pak Dbr.
Pak Dbr dan Ibu Na jarang sekali membelikan peralatan
sekolah anak. Pada keluarga ini orang tua tidak memberikan dukungan
anak agar mau sekolah dan belajar. Pak Dbr dan Ibu Na tidak
memberikan motivasi anak untuk belajar, hal ini dapat dilihat dalam
pernyataan Pak Dbr (wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut
:
“Saya jarang sekali menyuruh anak belajar mbak... tergantung anaknya
ada tugas (PR) dari sekolah atau tidak, kalau ada tugas ya... saya suruh
belajar mbak...”
Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah memberikan nasehat pada
anaknya jika anaknya bolos sekolah atau tidak mau sekolah, karena Pak
lxxxii
Dbr dan Ibu Na selalu memaklumi jika anaknya bolos sekolah, seperti
pernyataan Pak Dbr sebagai berikut :
“Biasanya anak bolos karena tidak buat tugas mbak..., jadi ya...
maklumlah mbak...”
Kasus Keluarga IV (Cmn)
a. Motivasi Cinta Kasih Keluarga
Sebagai nelayan Pak Cmn jarang sekali dirumah, sebulan sekali
dia baru pulang melaut, sehingga Pak Cmn kurang memperhatikan
perkembangan yang terjadi pada anak. Seperti pernyataan Pak Cmn
(wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Saat anak mengeluh sakit, ya... saya suruh beli obat diwarung
terdekat, biar sakitnya agak mendingan mbak...”
Apa yang dikatakan pak Cmn dibenarkan oleh anaknya Mz
(wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“ Biasanya kalau saya sakit, bapak selalu menyuruh beli obat diwarung”
Pak Cmn dan Ibu Cmt merasa hubungan dengan anaknya sudah
baik meskipun mereka kurang begitu tahu perkembangan yang terjadi
pada anak. Bu Cmt tidak pernah menyuruh anaknya untuk mandi
walaupun sudah waktunya mandi, orang tua pada keluarga ini
membiarkan anaknya makan dan mandi sendiri. Pak Cmn dan Ibu Cmt
tidak pernah membelikan oleh-oleh untuk anak-anaknya, jika salah satu
anak dibelikan barang pasti yang lainnya merasa iri dan terjadi
pertengkaran.
lxxxiii
b. Penanaman Moral
Pak Cmn dan Ibu Cmt selalu marah dan tidak senang bila
anaknya berbicara kasar pada orang lain, seperti pernyataan mereka
(wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Saya marah mbak... nek anakku ngomonge ora bener mesti tak
kandani, ora usah melu-melu kancane”
Bahasa yang digunakan sehari-hari pada keluarga Pak Cmn
adalah bahasa jawa ngoko seperti umumnya masyarakat nelayan.
Sebagai orang tua Pak Cmn tidak melatih anaknya menggunakan
bahasa jawa halus atau krama. Sehingga anak selalu menggunakan
bahasa yang sama (ngoko) dengan orang yang lebih tua.
Keluarga Pak Cmn tidak membuat peraturan atau tata tertib
dirumah. Aktifitas yang ada dirumah berjalan sewajarnya, karena semua
anggota keluarga sudah tahu segala tindakan yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan. Bila keluar rumah keluarga Pak Cmn tidak
pernah membiasakan berpamitan atau minta ijin, hal tersebut
dibenarkan oleh pernyataan Mz (anak) yaitu sebagai berikut :
“Saya tidak pernah minta ijin bila keluar rumah mbak...”
Pak Cmn tidak melarang jika anaknya diberi sesuatu hadiah
atau makanan dari tetangga, menurutnya kalau anak terlalu sering diberi
hadiah nanti anak akan menjadi kebiasaan menerima sesuatu barang
dari orang lain. Anak-anak Pak Cmn selalu diam saja bila diberi
lxxxiv
nasehat, tapi kadang-kadang mereka juga membantah dan tidak patuh
pada orang tua.
Pak Cmn tidak mengajarkan pada anaknya untuk meminta
maaf jika melakukan kesalahan pada teman atau orang lain. Seperti
pernyataan Mz (anak) sebagai berikut :
“Kalau saya salah atau nakal dengan teman saya, saya pasti pulang
kerumah takut kalau teman saya bilang sama orang tuanmya”
c. Penanaman Nilai Sosial
Pak Cmn dan Ibu Cmt tidak pernah mengajarkan anaknya
membantu pekerjaan rumah, sehingga anaknya jarang membantu
pekerjaan rumah. Seperti pernyataan Bu Cmt (wawancara 15 februari
2005) yaitu sebagai berikut :
“Anak saya tidak tidak pernah bantu saya memasak atau membersihkan
rumah, walaupun saya sudah menyuruhnya mbak...”
Pak Cmn jarang sekali melarang anaknya untuk bermain,
sehingga anak merasa bebas karena orang tua selalu mengijinkan
kemanapun anaknya pergi bermain. Anak-anak Pak Cmn tidak pernah
patuh pada orang tua walaupun Pak Cmn tidak mengijinkan anaknya
bermain mereka tetap ikut bermain bersama teman-temannya.
Pak Cmn selalu ikut serta dalam kegiatan kerja bakti
dikampung, jika Pak Cmn masih ada kerjaan di rumah, dia selalu
menyuruh anaknya untuk menggantikannya, namun Pak Cmn tidak
pernah memaksakan jika anaknya tidak mau.
d. Penanaman nilai keagamaan.
lxxxv
Pak Cmn dan Ibu Cmt tidak pernah menanamkan atau
mengajarkan kepada anaknya tentang dasar keagamaan dirumahnya.
Dalam keluarga ini orang tua tidak pernah mengajak anaknya untuk
mengerjakan sholat bersama-sama dirumah. Pak Cmn dan Ibu Cmt
menganggap itu sudah menjadi kesadaran anak untuk melakukan sholat,
karena mereka sendiri sebagai orang tua tidak pernah melakukan sholat.
Seperti pernyataan Pak Cmn yaitu sebagai berikut :
“Saya tidak pernah mengajak anak sholat bersama-sama, sebab saya
juga tidak pernah melakukan sholat mbak...”
Hal tersebut dibenarkan oleh anaknya Mz (wawancara 15
februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Tidak ada yang mengingatkan dan mengajak saya melakukan sholat”
Kurangnya pengetahuan tentang agama membuat Pak Cmn dan
Ibu Cmt tidak pernah memberikan contoh pada anak-anaknya untuk
melakukan ibadah Setiap kali ada acara pengajian atau kegiatan
keagamaan dikampungnya, Pak Cmn dan Ibu Cmt tidak pernah
mengajak anaknya bersama-sama mengunjungi pengajian tersebut.
e. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak
Pak Cmn dan Ibu Cmt menanggung semua biaya pendidikan
sekolah anak-anaknya karena anaknya tidak mendapatkan beasiswa.
Pak Cmn dan Ibu Cmt Tidak selalu membelikan peralatan sekolah bagi
anak-anaknya, biasanya anak-anak mereka diberi tas, sepatu bekas dari
tetangga bahkan kadang seragam sekolah anak juga dari pemberian
tetangga.
lxxxvi
Pak Cmn dan Ibu Cmt tidak memberikan dukungan pada anak-
anaknya agar mau sekolah, seperti pernyataan Pak Cmn (wawancara 15
februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Saya tidak pernah mnyuruh anak belajar, sebab anak saya males baca
buku mbak...”
Pak Cmn dan Ibu Cmt Tidak pernah memperhatikan jika
anaknya bolos sekolah, seperti pernyataan Pak Cmn sebagai berikut :
“Saya kurang tahu kalau anak membolos, sebab yang saya tahu kalau
anak pakai seragam sekolah ya... berarti berangkat sekolah mbak...”
Kasus Keluarga V (Pak Tkd)
a. Motivasi Cinta Kasih Keluarga
Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu memperhatikan anak-anaknya,
sebagai orang tua mereka selalu mengetahui setiap perkembangan yang
terjadi pada anaknya. Kasih sayang dan perhatian orang tua selalu
diberikan dengan tulus untuk anak-anaknya, seperti pernyataan Pak Tkd
(wawancara 16 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Kalau anak saya mengeluh sakit, ya... saya bawa periksa kepoliklinik
mbak... tapi kalau saya tidak dirumah ya...pasti ibunya yang membawa
anak kepoliklinik terdekat, yang murah mbak... biar bisa dapat bantuan
periksa”
Apa yang dikatakan Pak Tkd dibenarkan oleh anaknya Bd
(wawancara 16 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Kalau saya sakit, bapak atau ibu pasti mengantar periksa kepoliklinik”
Sebagai orang tua Pak Tkd dan Ibu Tmt merasa bingung bila
anaknya susah makan/tidak mau makan, mereka selalu memberikan
lxxxvii
nasehat kepada anaknya untuk makan walaupun Cuma makan sedikit.
Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu sabar dan memberikan pengertian kepada
anak-anaknya supaya anak tidak saling iri bila ada salah satu anak yang
dibelikan sesuatu barang yang sangat dibutuhkannya.
Bila sudah waktunya untuk makan atau mandi, Pak Tkd dan
Ibu Tmt selalu membiasakan dan menyuruh anak-anak untuk segera
makan atau mandi walaupun anak-anak mereka sedang asyik bermain.
Pada keluarga ini selalu memperhatikan anak-anaknya dengan acara
menyuruh anaknya untuk segera makan dan mandi.
Dengan segala perhatiannya Ibu Tmt selalu mencari anak-
anaknya jika sudah sore anak belum mandi. Jika ada rejeki, Pak Tkd
dan Ibu Tmt selalu membelikan oleh-oleh untuk anak-anaknya.
b. Penanaman Moral
Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu menasehati anak untuk bersikap
sopan dan ramah kepada orang lain, sehingga anak-anak tidak pernah
ngomong kasar dengan orang tua maupun orang lain, seperti pernyataan
pak Tkd (wawancara 16 februari 2005) yaitu sebagai berikut :
“Walaupun dalam sehari-hari menggunakan bahasa jawa ngoko tapi
saya selalu menanamkan pada anak sikap sopan dan ramah kepada
orang lain yang lebih tua, dalam berbicara dengan orang lain yangn
lebih tua anak saya selalu menggunakan bahasa jawa halus atau krama
inggil”
Keluarga Pak Tkd selalu membiasakan berpamitan jika mau
keluar rumah, hal tersebut dinyatakan oleh Bd (anak) sebagai berikut :
“Saya selalu pamit kalau mau pergi sekolah maupun bermain dengna
teman-teman saya”
lxxxviii
Pak Tkd dan Ibu Tmt tidak membuat peraturan untuk anak-
anaknya tapi mereka selalu mengajarkan pada anaknya untuk bersikap
sopan, bertingkah laku yang baik dirumah misalnya saja cara duduk
dirumah harus sopan kaki tidak boleh diangkat, seperti pernyataan Pak
Tkd yaitu sebagai berikut :
“Walaupun dirumah tidak saya buat peraturan, tapi sopan santun
dirumah itu perlu sekali mbak... karena saya selalu mengajarkan anak
untuk sopan bila mereka duduk juga membiasakan anak berpamitan
bila masih ada orang yang dirumah”
Jika ada tetangga yang memberikan sesuatu hadiah atau
makanan untuk anak, Pak Tkd selalu mengajarkan kepadanya anaknya
untuk mengucapkan terima kasih, tapi Pak Tkd kadang tidak
memperbolehkan anak menerima sesuatu hadiah atau makanan dari
tetangga karena jika anak selalu menerima pemberian orang lain
nantinya akan menjadi kebiasaan anak.
Pak Tkd selalu mengajarkan anak untuk meminta maaf jika
anak melakukan kesalahan, seperti yang dinyatakan Bd (anak) yaitu
sebagai berikut :
“Ya... kalau saya salah langsung minta maaf sama teman saya”
c. Penanaman nilai Sosial
Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu memberikan contoh dan
menasehati anak untuk saling tolong menolong, kerjasama secara
kekeluargaan, seperti pernyataan Bu Tmt (wawancara 16 februari 2005)
yaitu sebagai berikut :
lxxxix
“Saya tidak memaksakan anak untuk membantu kerjaan saya didapur,
saya hanya menasehati supaya anak tidak bermalas-malasan, namanya
anak ya... harus bantu-bantu pekerjaan rumah mbak...”
Pak Tkd tidak melarang anaknya bermain dengan teman-
temannya, asalkan anak tidak terlalu jauh bermain dengan teman-
temannya, jika Pak Tkd tidak mengijinkan anak hanya diam saja
dirumah bermain dengan kakak atau adiknya dirumah, seperti
pernyataan Pak Tkd sebagai berikut :
“Jika saya tidak mengijinkan anak bermain, ya... anak saya diam saja
dirumah mbak... kadang bermain dirumah dengan adiknya”
Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu menanamkan tolong-menolong dan
gotong-royong sehingga saat Pak Tkd masih ada pekerjaan lain,
anaknya selalu menggantikan bila ada kerja bakti dikampungnya
d. Penanaman Nilai Keagamaan.
Pada keluarga Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu mengajarkan dan
memberikan contoh kepada anak-anaknya untuk melakukan ibadah.
Apabila Pak Tkd dirumah, dia kadang mengajak anak-anaknya sholat
bersama-sama, akan tetapi anak-anak sudah terbiasa sholat sendiri
sehingga tanpa disuruhpun mereka (anak) sudah tahu kewajibannya
sebagai seorang muslim harus taat beribadah, seperti pernyataan Pak
Tkd (wawancara 16 februari 2005) sebagai berikut :
“Kadang-kadang saya mengajak anak sholat, kalau saya pas dirumah
mbak... tapi biasanya anak saya melaksanakan sholat sendiri dirumah”
Sejak anak-anak masih kecil Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu
menanamkan dasar keagamaan dengan cara mengajak anak sholat
xc
bersama, jika ada acara pengajian/kegiatan keagamaan dikampung Pak
Tkd dan Ibu Tmt selalu mengajak anaknya untuk mengunjungi
pengajian.
e. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak
Pak Tkd dan Ibu Tmt sangat mendukung anak-anaknya
bersekolah, semua biaya anak-anaknya yang masih duduk dibangku
Sokolah Dasar (SD) mendapat bantuan beasiswa dari sekolah, namun
biaya pendidikan anaknya yang SMP mereka biayai sendiri karena anak
tidak dapat beasiswa dari sekolahnya.
Jika ada rejeki Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu membelikan semua
peralatan sekolah anak-anaknya, walaupun mereka dari keluarga kurang
mampu, tapi segala kebutuhan sekolah anak mereka penuhi, karena
mereka ingin anak-anaknya pendidikannya lebih baik dari pada orang
tuanya. Pada keluarga ini orang tua memahami pentingnya pendidikan
sekolah sebagai bekal ilmu anak agar budi pekerti anak dapat terbina
dengan baik, sehingga Pak Tkd selalu memberikan motivasi anak untuk
belajar, seperti pernyataan Pak Tkd (wawancara 16 februari 2005)
sebagai berikut :
“Ya... saya selalu menyuruh anak belajar mbak... buat PR atau baca-
baca buku walaupun sebentar”
Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu menasehati anak-anaknya jika
anak bolos sekolah, sehingga anak-anak Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu
menuruti dan tidak pernah mengulanginya lagi.
xci
B. Unit Analisis Informan
Informan Satu
Mdy (47 th) inisial kepala keluarga I beragama Islam Pendidikan
tidak tamat SD, dikaruniai 4 (empat) orang anak dari perkawinannya dengan
Hmd (45 th). Pak Mdy bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp.
200.000,- perbulan. Sebagai kepala rumah tangga beliau menggunakan pola
pendidikan permisif begitu pula dengan istrinya yang mendidik anaknya
cenderung permisif. Pola mendidik anak yang permisif ditunjukkan dengan
sikap yang selalu membiarkan segala tindakan anak tanpa memberikan contoh
teladan yang baik kepada anak-anaknya.
Adapun motivasi/dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-
anaknya kurang. Pak Mdy kurang memperhatikan perkembangan anak-
anaknya, dalam penanaman moral pak Mdy tidak pernah mengajarkan anak-
anaknya menggunakan bahsa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua,
bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa jawa ngoko
seperti umumnya masayarakat pesisira. Sebagai kepala rumah tangga beliau
tidak pornah mengajarkan pada anaknya untuk saling meminta maaf jika
mereka melakukan suatu kesalahan pada temannya atau orang lain.
Dalam penanaman nilai sosial, Pak Mdy tidak pernah mengajarkan
pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.
Beliau jarang mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya, sedangkan
dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat memberikan teladan
bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan penanaman tentang
xcii
agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan contoh perilaku rajin
sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak anak dan menasehati
anak-anaknya untuk sholat.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang
memperhatikan, Pak Mdy tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau
sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh tehadap
pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan
nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.
Informan Dua
Hmd (45 th) adalah istri dari Pak Mdy, beliau memeluk agama islam,
beliau tidak berpendidikan, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya
beliau bekerja sebagai buruh gereh (ikan asin) dengan penghasilan Rp.
30.000,- per minggu. Beliau cenderung permisif dalam mendidik anak-
anaknya., pola mendidik anak yang permisif ditunjukkan dengan sikap yang
selalu membiarkan segala tindakan anak tanpa memberikan contoh teladan
yang baik kepada anak-anaknya.
Adapun motivasi/dorongan kasih sayang, sebagai ibu, beliau
mengetahui setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya, dalam
penanaman moral Bu Hmd tidak pernah mengajarkan anak-anaknya
menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua, bahasa
sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa jawa ngoko seperti
umumnya masyarakat pesisir, beliau tidak pornah mengajarkan pada anaknya
xciii
untuk saling meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan pada
temannya atau orang lain.
Dalam penanaman nilai sosial, Bu Hmd tidak pernah mengajarkan
pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.
Sedangkan dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat
memberikan teladan bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan
penanaman tentang agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan
contoh perilaku rajin sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak
anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang
memperhatikan, BU Hmd tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau
sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh tehadap
pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan
nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.
Informan Tiga
Tkm (12 th), adalah inisial anak keluarga I, agama islam, pendidikan
SD dan sekarang duduk di kelas 6 (enam). Orang tua kurang memberikan
kasih sayang karena tidak pernah memperhatikan perkembangan dan kondisi
anak saat sakit. Karena kurang perhatian dari orang tua, Tkm menjadi terbiasa
membeli obat sendiri saat ia sakit.
Adapun penanaman moral, Tkm tidak bisa menggunakan bahasa
krama pada orang lain yang lebih tua, karena orang tuanya tidak pernah
xciv
mengajarkannya untuk menggunakan bahasa krama, dia juga tidak segera
meminta maaf jika melakukan kesalahan dan tidak pernah berpamitan/minta
ijin jika keluar rumah.
Tkm tidak pernah membantu pekerjaan rumah, karena orang tua
tidak pernah menanamkan nilai sosial. Anak tidak diajarkan untuk saling
tolong menolong secara kekeluargaan.
Tkm belajar tentang agama di sekolah, karena orang tua tidak pernah
menanamkan nilai keagamaan. Tidak ada yang mengingatkannya untuk sholat
sehingga membuat dia tidak rajin melaksanakannya, orang tua tidak pernah
mengajarkan dan memberikan contoh kepada Tkm untuk rajin sholat.
Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak kurang diberikan
sehingga membuat Tkm malas belajar dan mendapatkan nilai jelek, orang tua
tidak pernah memotivasinya untuk belajar.
Informan Empat
Dkb (45 th) inisial kepala keluarga I beragama Islam, pendidikan
tamat SD, dikaruniai 4 (empat) orang anak dari perkawinannya dengan Wsl
(45 th). Pak Dkb bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp. 200.000,-
perbulan. Sebagai kepala rumah tangga beliau cenderung menggunakan pola
pendidikan demokratis begitu pula dengan istrinya. Pola mendidik anak yang
demokratis ditunjukkan dengan kedekatan dan keakraban, sehingga ada
keterbukaan pribadi dengan anak-anaknya.
xcv
Adapun motivasi/dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-
anaknya selalu memperhatikan. Pak Dkb selalu memperhatikan perkembangan
anak-anaknya, dalam penanaman moral pak Dkb selalu mengajarkan anak-
anaknya menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua,
walaupun bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa ngoko
seperti umumnya masayarakat pesisir. Sebagai kepala rumah tangga beliau
selalu mengajarkan pada anaknya untuk saling meminta maaf jika mereka
melakukan suatu kesalahan pada temannya atau orang lain.
Dalam penanaman nilai sosial, Pak Dkb mengajarkan pada anak
untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah. Beliau selalu
mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya, sedangkan dalam
penanaman nilai keagamaan beliau selalu memberikan teladan bagi anak-
anaknya untuk rajin melaksanakan sholat lima waktu, beliau kadang mengajak
anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya selalu
memperhatikan, Pak Dkb memberikan dukungan anak agar mau sekolah dan
belajar, orang tua dalam keluarga ini memberikan dukungan penuh tehadap
pendidikan anak dan memenuhi semua kebutuhan belajar anak. Beliau selalu
memberikan nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.
Informan Lima
Wsl (45 th) adalah istri dari Pak Dkb, beliau memeluk agama islam,
pendidikan tamat SD, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya beliau
xcvi
bekerja sebagai buruh gereh (ikan asin) dengan penghasilan Rp. 30.000,- per
minggu. Beliau cenderung demokratis dalam mendidik anak-anaknya., pola
mendidik anak yang demokratis ditunjukkan dengan kedekatan dan keakraban,
sehingga ada keterbukaan pribadi dengan anak-anaknya.
Adapun motivasi atau dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-
anaknya selalu memperhatikan Bu Wsl selalu memperhatikan perkembangan
anak-anaknya, dalam penanaman moral Bu Wsl selalu mengajarkan anak-
anaknya menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua,
walaupun bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa ngoko
seperti umumnya masayarakat pesisir, beliau selalu mengajarkan pada
anaknya untuk saling meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan
pada temannya atau orang lain.
Dalam penanaman nilai sosial, Bu Wsl mengajarkan pada anak untuk
saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah, sedangkan dalam
penanaman nilai keagamaan beliau selalu memberikan teladan bagi anak-
anaknya untuk rajin melaksanakan sholat lima waktu, beliau kadang mengajak
anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya selalu
memperhatikan, Bu Wsl memberikan dukungan anak agar mau sekolah dan
belajar, orang tua dalam keluarga ini memberikan dukungan penuh tehadap
pendidikan anak dan memenuhi semua kebutuhan belajar anak. Beliau selalu
memberikan nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.
xcvii
Informan Enam
Jrt (14 th), adalah inisial anak keluarga II, agama islam, pendidikan
SLTP dan sekarang duduk di kelas 1 (satu). Orang tua selalu memperhatikan
perkembangan dan kondisi anak saat sakit dan selalu membawa periksa
kepoliklinik.
Adapun penanaman moral, Jrt kadang menggunakan bahasa krama
pada orang lain yang lebih tua, karena orang tuanya mengajarkan untuk
menggunakan bahasa krama meskipun dalam sehari-hari selalu menggunakan
bahasa jawa ngoko, dia sudah terbiasa untuk segera meminta maaf jika
melakukan kesalahan dan selalu berpamitan atau minta ijin jika keluar rumah.
Jrt selalu membantu pekerjaan rumah, karena orang tua selalu
menanamkan nilai sosial. Anak selalu diajarkan untuk saling tolong menolong
secara kekeluargaan.
Jrt belajar tentang agama disekolah, dimusholla dan kadang disuruh
belajar di TPQ karena orang tua selalu menanamkan nilai keagamaan. Orang
tua selalu mengingatkannya untuk sholat sehingga membuat dia rajin
melaksanakannya, orang tua selalu mengajarkan dan memberikan contoh
kepada Jrt untuk rajin sholat.
Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak selalu diberikan
sehingga membuat Jrt selalu belajar dan kadang mendapatkan nilai bagus
disekolahnya, karena orang tuanya selalu memotivasinya untuk belajar.
Informan Tujuh
xcviii
Dbr (50 th) inisial kepala keluarga III beragama Islam, tidak sekolah,
dikaruniai 2 (dua) orang anak dari perkawinannya dengan Na (45 th). Pak Dbr
bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp 35.000,- per minggu. Sebagai
kepala rumah tangga beliau menggunakan pola pendidikan permisif begitu
pula dengan istrinya yang mendidik anaknya cenderung permisif. Pola
mendidik anak yang permisif ditunjukkan dengan sikap yang selalu
membiarkan segala tindakan anak tanpa memberikan contoh teladan yang baik
kepada anak-anaknya.
Adapun motivasi atau dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-
anaknya kurang begitu memperhatikan. Pak Dbr kurang memperhatikan
perkembangan anak-anaknya, dalam penanaman moral pak Dbr tidak pernah
mengajarkan anak-anaknya menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang
lain yang lebih tua, bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah
bahasa jawa ngoko seperti umumnya masyarakat pesisir. Sebagai kepala
rumah tangga beliau tidak pernah mengajarkan pada anaknya untuk saling
meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan pada temannya atau
orang lain.
Dalam penanaman nilai sosial, Pak Dbr tidak pernah mengajarkan
pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.
Beliau jarang mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya, sedangkan
dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat memberikan teladan
bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan penanaman tentang
agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan contoh perilaku rajin
xcix
sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak anak dan menasehati
anak-anaknya untuk sholat.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang
memperhatikan, Pak Dbr tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau
sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh terhadap
pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan
nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.
Informan Delapan
Na (45 th) adalah istri dari Pak Dbr, beliau memeluk agama islam,
beliau tidak berpendidikan, sebagai ibu rumah tangga aktivitas beliau tiap hari
dirumah saja mengurus pekerjaan rumah tangga. Beliau cenderung permisif
dalam mendidik anak-anaknya., pola mendidik anak yang permisif
ditunjukkan dengan sikap yang selalu membiarkan segala tindakan anak tanpa
memberikan contoh teladan yang baik kepada anak-anaknya.
Adapun motivasi/dorongan kasih sayang, sebagai ibu, beliau
mengetahui setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya, dalam
penanaman moral Bu Na tidak pernah mengajarkan anak-anaknya
menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua, bahasa
sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa jawa ngoko seperti
umumnya masyarakat pesisir, beliau tidak pornah mengajarkan pada anaknya
untuk saling meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan pada
temannya atau orang lain.
c
Dalam penanaman nilai sosial, Bu Na tidak pernah mengajarkan
pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.
Sedangkan dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat
memberikan teladan bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan
penanaman tentang agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan
contoh perilaku rajin sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak
anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang
memperhatikan, Bu Na tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau
sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh tehadap
pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan
nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.
Informan Sembilan
Nu (13 th), adalah inisial anak keluarga III, agama islam, pendidikan
SD dan sekarang duduk di kelas 5 (lima). Orang tua kurang memberikan kasih
sayang karena tidak pernah memperhatikan perkembangan dan kondisi anak
saat sakit. Karena kurang perhatian dari orang tua, Nu menjadi terbiasa
membeli obat sendiri saat ia sakit.
Adapun penanaman moral, Nu tidak bisa menggunakan bahasa
krama pada orang lain yang lebih tua, karena orang tuanya tidak pernah
mengajarkannya untuk menggunakan bahasa krama, dia juga tidak segera
ci
meminta maaf jika melakukan kesalahan dan tidak pernah berpamitan/minta
ijin jika keluar rumah.
Nu tidak pernah membantu pekerjaan rumah, karena orang tua tidak
pernah menanamkan nilai sosial. Anak tidak diajarkan untuk saling tolong
menolong secara kekeluargaan.
Nu belajar tentang agama di sekolah, karena orang tua tidak pernah
menanamkan nilai keagamaan. Tidak ada yang mengingatkannya untuk sholat
sehingga membuat dia tidak rajin melaksanakannya, orang tua tidak pernah
mengajarkan dan memberikan contoh kepada Nu untuk rajin sholat.
Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak kurang diberikan
sehingga membuat Nu malas belajar dan mendapatkan nilai jelek, orang tua
tidak pernah memotivasinya untuk belajar.
Informan Sepuluh
Cmn (45 th) inisial kepala keluarga IV beragama Islam, tamat SD,
dikaruniai 6 (enam) orang anak dari perkawinannya dengan Cmt (40 th). Pak
Cmn bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp 200.000,- per bulan.
Sebagai kepala rumah tangga beliau menggunakan pola pendidikan permisif
begitu pula dengan istrinya yang mendidik anaknya cenderung permisif. Pola
mendidik anak yang permisif ditunjukkan dengan sikap yang selalu
membiarkan segala tindakan anak tanpa memberikan contoh teladan yang baik
kepada anak-anaknya.
cii
Adapun motivasi atau dorongan cinta kasih orang tua kepada anak-
anaknya kurang. Pak Cmn kurang memperhatikan perkembangan anak-
anaknya, dalam penanaman moral Pak Cmn tidak pernah mengajarkan anak-
anaknya menggunakan bahsa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua,
bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa jawa ngoko
seperti umumnya masyarakat pesisir. Sebagai kepala rumah tangga beliau
tidak pernah mengajarkan pada anaknya untuk saling meminta maaf jika
mereka melakukan suatu kesalahan pada temannya atau orang lain.
Dalam penanaman nilai sosial, Pak Cmn tidak pernah mengajarkan
pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.
Beliau jarang mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya, sedangkan
dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat memberikan teladan
bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan penanaman tentang
agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan contoh perilaku rajin
sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak anak dan menasehati
anak-anaknya untuk sholat.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang
memperhatikan, Pak Cmn tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau
sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh tehadap
pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan
nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.
Informan Sebelas
ciii
Cmt (40 th) adalah istri dari Pak Cmn, beliau memeluk agama islam,
beliau tidak berpendidikan, sebagai ibu rumah tangga aktivitas beliau tiap hari
dirumah saja mengurus pekerjaan rumah tangga. Beliau cenderung permisif
dalam mendidik anak-anaknya., pola mendidik anak yang permisif
ditunjukkan dengan sikap yang selalu membiarkan segala tindakan anak tanpa
memberikan contoh teladan yang baik kepada anak-anaknya.
Adapun motivasi atau dorongan cinta kasih, sebagai ibu beliau
mengetahui setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya, dalam
penanaman moral Bu Cmt tidak pernah mengajarkan anak-anaknya
menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua, bahasa
sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa jawa ngoko seperti
umumnya masyarakat pesisir, beliau tidak pernah mengajarkan pada anaknya
untuk saling meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan pada
temannya atau orang lain.
Dalam penanaman nilai sosial, Bu Cmt tidak pernah mengajarkan
pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.
Sedangkan dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat
memberikan teladan bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan
penanaman tentang agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan
contoh perilaku rajin sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak
anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang
memperhatikan, Bu Cmt tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau
civ
sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh tehadap
pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan
nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.
Informan Duabelas
Mz (12 th), adalah inisial anak keluarga IV, agama islam, pendidikan
SD dan sekarang duduk di kelas 6 (enam). Orang tua kurang memberikan
kasih sayang karena tidak pernah memperhatikan perkembangan dan kondisi
anak saat sakit. Karena kurang perhatian dari orang tua, Mz menjadi terbiasa
membeli obat sendiri saat ia sakit.
Adapun penanaman moral, Mz tidak bisa menggunakan bahasa
krama pada orang lain yang lebih tua, karena orang tuanya tidak pernah
mengajarkannya untuk menggunakan bahasa krama, dia juga tidak segera
meminta maaf jika melakukan kesalahan dan tidak pernah berpamitan atau
minta ijin jika keluar rumah.
Mz tidak pernah membantu pekerjaan rumah, karena orang tua tidak
pernah menanamkan nilai sosial. Anak tidak diajarkan untuk saling tolong
menolong secara kekeluargaan.
Mz belajar tentang agama disekolah, karena orang tua tidak pernah
menanamkan nilai keagamaan. Tidak ada yang mengingatkannya untuk sholat
sehingga membuat dia tidak rajin melaksanakannya, orang tua tidak pernah
mengajarkan dan memberikan contoh kepada Mz untuk rajin sholat.
cv
Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak kurang diberikan
sehingga membuat Mz malas belajar dan mendapatkan nilai jelek, orang tua
tidak pernah memotivasinya untuk belajar.
Informan Tiga belas.
Tkd (45 th) inisial kepala keluarga V beragama Islam, pendidikan
tamat SD, dikaruniai 4 (empat) orang anak dari perkawinannya dengan Tmt
(45 th). Pak Tkd bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp. 200.000,-
perbulan. Sebagai kepala rumah tangga beliau cenderung menggunakan pola
pendidikan demokratis begitu pula dengan istrinya. Pola mendidik anak yang
demokratis ditunjukkan dengan kedekatan dan keakraban, sehingga ada
keterbukaan pribadi dengan anak-anaknya.
Adapun motivasi atau dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-
anaknya selalu memperhatikan. Pak Tkd selalu memperhatikan perkembangan
anak-anaknya, dalam penanaman moral Pak Tkd selalu mengajarkan anak-
anaknya menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua,
walaupun bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa ngoko
seperti umumnya masyarakat pesisir. Sebagai kepala rumah tangga beliau
selalu mengajarkan pada anaknya untuk saling meminta maaf jika mereka
melakukan suatu kesalahan pada temannya atau orang lain.
Dalam penanaman nilai sosial, Pak Tkd mengajarkan pada anak
untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah. Beliau selalu
mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya, sedangkan dalam
cvi
penanaman nilai keagamaan beliau selalu memberikan teladan bagi anak-
anaknya untuk rajin melaksanakan sholat lima waktu, beliau kadang mengajak
anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya selalu
memperhatikan, Pak Tkd memberikan dukungan anak agar mau sekolah dan
belajar, orang tua dalam keluarga ini memberikan dukungan penuh tehadap
pendidikan anak dan memenuhi semua kebutuhan belajar anak. Beliau selalu
memberikan nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.
Informan Empat belas
Tmt (45 th) adalah istri dari Pak Tkd, beliau memeluk agama islam,
pendidikan tamat SD, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya beliau
bekerja sebagai buruh gereh (ikan asin) dengan penghasilan Rp. 30.000,- per
minggu. Beliau cenderung demokratis dalam mendidik anak-anaknya, pola
mendidik anak yang demokratis ditunjukkan dengan kedekatan dan keakraban,
sehingga ada keterbukaan pribadi dengan anak-anaknya.
Adapun motivasi atau dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-
anaknya, Bu Tkd selalu memperhatikan perkembangan anak-anaknya dalam
penanaman moral Bu Tkd selalu mengajarkan anak-anaknya menggunakan
bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua, walaupun bahasa
sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa ngoko seperti umumnya
masyarakat pesisir, beliau selalu mengajarkan pada anaknya untuk saling
meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan pada temannya atau
orang lain.
cvii
Dalam penanaman nilai sosial, Bu Tkd mengajarkan pada anak untuk
saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah, sedangkan dalam
penanaman nilai keagamaan beliau selalu memberikan teladan bagi anak-
anaknya untuk rajin melaksanakan sholat lima waktu, beliau kadang mengajak
anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya selalu
memperhatikan, Bu Tkd memberikan dukungan anak agar mau sekolah dan
belajar, orang tua dalam keluarga ini memberikan dukungan penuh terhadap
pendidikan anak dan memenuhi semua kebutuhan belajar anak. Beliau selalu
memberikan nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.
Informan Lima Belas.
Bd (12 th) adalah inisial anak keluarga II, agama islam, pendidikan
SD sekarang duduk di kelas 6 (enam). Orang tua selalu memperhatikan
perkembangan dan kondisi anak saat sakit dan selalu membawa periksa
kepoliklinik.
Adapun penanaman moral, Bd kadang menggunakan bahasa krama
pada orang lain yang lebih tua, karena orang tuanya mengajarkan untuk
menggunakan bahasa krama meskipun dalam sehari-hari selalu menggunakan
bahasa jawa ngoko, dia sudah terbiasa untuk segera meminta maaf jika
melakukan kesalahan dan selalu berpamitan atau minta ijin jika keluar rumah.
cviii
Bd selalu membantu pekerjaan rumah, karena orang tua selalu
menanamkan nilai sosial. Anak selalu diajarkan untuk saling tolong menolong
secara kekeluargaan.
Bd belajar tentang agama di sekolah, di musholla dan kadang disuruh
belajar di TPQ karena orang tua selalu menanamkan nilai keagamaan. Orang
tua selalu mengingatkannya untuk sholat sehingga membuat dia rajin
melaksanakannya, orang tua selalu mengajarkan dan memberikan contoh
kepada Bd untuk rajin sholat.
Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak selalu diberikan
sehingga membuat Bd selalu belajar dan kadang mendapatkan nilai bagus
disekolahnya, orang tua selalu memotivasinya untuk belajar.
C. Pembahasan
1. Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga Miskin.
Ayah dan Ibu dan keluarga mempunyai kedudukan yang sama
bagi anak-anak dan buah hati mereka. Pemegang kendali keluarga bukan
hanya terletak ditangan suami, sang istripun memiliki hak yang sama
dalam pengambilan keputusan, bukan terjadi dualisme kepemimpinan
tetapi kedudukasn istri yang notabene ibu dari anak-anak merupakan
penyeimbang suami. Pola pendidikan anak yang digunakan orang tua
dalam menanamkan motivasi kasih sayang, moral, nilai sosial, nilai
keagamaan dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak
antara lain: pola otoriter, demokrasi dan permisif. Pada pola otoriter,
cix
orang tua menentukan peraturan ketat yang harus dipatuhi anak, jika tidak
ia akan mendapatkan hukuman, orang tua jarang memberikan sesuatu
hadiah pada anak-anaknya, anak kurang mendapatkan kebebasan untuk
mempertimbangkan ataupun mengambil keputusan sendiri. Adapun pola
demokratis, orang tua selalu memberikan penjelasan atau alasan dan
nasehat pada anak dalam menentukan aturan tertentu, anak diajak
berdiskusi disamping itu orang tua selalu mempertimbangkan keadaan,
kondisi dan kebutuhan anak, orang tua selalu memberikan nasehat pada
anak-anaknya sehingga anak merasa dekat dengan orang tuanya,
sedangkan pola permisif orang tua lebih banyak berbuat sekehendaknya,
jarang memberikan aturan yang ketat, anak mendapat banyak kebebasan
untuk menentukan dan memutuskan sendiri dimana orang tua tidak
mengadakan tuntunan atau nasehat terhadapnya, orang tua selalu
membiarkan tindakan anaknya.
Menurut S.C Utami (1985:45) yaitu orang tua dari taraf sosial
ekonomis yang lebih tinggi dan menengah cenderung lebih demokratis,
sedangkan dari taraf ekonomis yang rendah cenderung lebih permisif, dan
lebih membiarkan anak. Konsep tersebut perlu ditinjau kembali karena
tidak terbukti pada keluarga II (Pak Dkb) dan keluarga V (Pak Tkd). Pak
Dkb dan Pak Tkd ternyata lebih demokratis walaupun mereka dari
keluarga kurang mampu, pada keluarga Pak Dkb dan keluarga Pak Tkd
orang tua berpendidikan, meskipun hanya SD tetapi mereka sangat
mengerti keadaan dan kebutuhan anak bila dibandingkan orang tua pada
cx
keluarga I (Pak Mdy), keluarga III (Dbr) dan keluarga IV (Pak Cmn)
yang tidak berpendidikan sehingga cenderung permisif dan selalu
membiarkan segala tindakan anaknya.
2. Motivasi atau Dorongan Cinta Kasih Keluarga
Hasil temuan menunjukkan pada keluarga I (Pak Mdy),
keluarga III (Pak Dbr) dan keluarga IV (Pak Cmn) orang tua cenderung
membiarkan anaknya, ketika anak masih asyik bermain dan belum makan
orang tua tidak pernah memperhatikan. Pada keluarga I, III dan IV ini
motivasi kasih sayang orang tua sangat kurang.
Hal ini terlihat kurangnya kasih sayang yang diberikan orang
tua kepada anaknya dan terkesan membiarkan anaknya beli obat sendiri
saat sakit, karena orang tua cenderung permisif.
Menurut Hasbullah (2001 : 44) kasih sayang orang tua yang
ikhlas dan murni akan mendorong sikap dan tindakan rela menerima
tanggung jawab untuk mengorbankan hidupnya dalam memberikan
pertolongan kepada anaknya. Kasih sayang yang ikhlas dan tindakan rela
berkorban untuk anak-anaknya dapat dilihat pada keluarga II (Pak Dkb)
dan keluarga V (Pak Tkd), terlihat adanya sikap konsistensi sikap rela
berkorban demi anak, karena adanya motivasi atau dorongan kasih
sayang orang tua yang memperhatikan kesehatan anaknya, orang tua
selalu memperhatikan saat anak makan, mandi dan membelikan oleh-oleh
saat pulang bepergian.
3. Penanaman Moral
cxi
Hasil temuan menunjukkan pada keluarga I (Pak Mdy),
keluarga III (Pak Dbr) dan keluarga IV (Pak Cmn) orang tua cenderung
permisif yang selalu membiarkan segala tingkah laku anak. Pada keluarga
ini orang tua tidak memberikan penanaman moral, sehingga membuat
anak bertindak semaunya sendiri, tidak punya sopan santun yang harus
dipegang.
Didalam keluarga merupakan penanaman utama dasar-dasar
moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang
tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak (Hasbullah, 2001 : 42). Pada
Keluarga II (Pak Dkb) dan V (Pak Tkd) orang tua cenderung Demokratis
karena orang tua sebagai teladan yang dicontoh anaknya. Pada keluarga ini
anak selalu mempunyai inisiatif dan percaya diri, karena orang tua selalu
menanamkannya.
Bernstein (dalam Robinson, 1986 : 95) berpendapat bahwa bentuk
hubungan sosial mempengaruhi tutur bahasa yang digunakan dan pada
gilirannya kembali mempengaruhi hubungan sosial itu. Menurut temuan
penelitian, kelima keluarga tidak terlihat adanya penggunaan bahasa jawa
krama, sehari-hari keluarga ini menggunakan bahasa jawa ngoko.
Keluarga II (Pak Dkb) dan keluarga V (Pak Tkd) dalam sehari-hari tidak
menggunakan bahasa krama tetapi orang tua selalu mengajarkan pada
anaknya untuk selalu menggunakan bahasa jawa krama dengan orang lain
yang lebih tua, sedangkan pada keluarga I (Pak Mdy), III (Pak Dbr) dan IV
(Pak Cmn) tidak pernah mengajarkan pada anaknya berbahasa krama
cxii
sehingga anak-anak tidak bisa menggunakan bahasa krama jika berbicara
dengan orang lain yang lebih tua.
4. Penanaman Nilai Sosial
Hasil temuan menunjukkan bahwa orang tua pada keluarga I (Pak
Mdy), keluarga III (Pak Dbr), dan keluarga IV (Pak Cmn) tidak
mengajarkan dan menasehati anak untuk saling membantu dengan rasa
kebersamaan kepada saudara ataupun orang lain, sehingga membuat anak
malas tidak pernah membantu pekerjaan rumah.
Menurut Hasbullah (2001 : 43) didalam kehidupan keluarga,
merupakan basis yang sangat penting dalam peletakan dasar pendidikan
sosial anak. Perkembangan kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk
sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa
tolong menolong, gotong royong secara kekeluargaan, bersama-sama
menjaga ketertiban, kedamaian, dan kebersihan rumah. Seperti pada
Keluarga II (Pak Dkb) dan keluarga V (Pak Tkd), orang tua selalu
mengajarkan dan menasehati anaknya untuk saling tolong menolong. Pada
keluarga ini anak selalu sadar dan mempunyai kewajiban membantu
pekerjaan rumah, karena orang tua selalu menanamkan kesadaran pada
anaknya untuk membantu dan saling tolong menolong secara
kekeluargaan.
5. Penanaman Nilai Keagamaan
Hasil temuan menunjukkan sikap mendua (kadang-kadang sholat)
dalam nilai agama anak secara langsung ataupun tidak langsung
cxiii
disebabkan oleh perilaku orang tuanya. Anak akan merasakan suatu hal
yang kontradiktif dalam sikap orang tua yang sering menegur agar
anaknya rajin sholat tapi dirinya sendiri kurang rajin sholat. Diam-diam
anak akan mengamati apakah orang tuanya konsisten terhadap apa yang
diperintahkan, sehingga apabila orang tua tidak rajin beribadah maka
tentunya anak tidak termotivasi untuk melaksanakan nasehat orang tuanya.
Menurut pepatah lama “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya”, rajin atau
tidaknya perilaku orang tua akan diimitasi oleh anak dalam kehidupan
religiusnya.
Pada keluarga I Tkm merasa bingung akan sikap ayahnya yang
sering mengingatkannya untuk rajin sholat namun ayahnya sendiri tidak
rajin sholat. Pak Mdy tidak konsisten terhadap ucapannya dalam memupuk
nilai agama, teladan rajin beribadah tidak ditunjukkan pada ayah dan ibu
dalam keluarga ini karena Pak Mdy cenderung Permisif dalam mendidik
anaknya.
Pada keluarga II (Pak Dkb) nilai agama cukup baik ditanamkan,
terlihat pada sikap Jrt (anak) yang pandai mengaji dan berusaha untuk rajin
sholat meskipun terkadang ada sholat lima waktu yang terlalaikan. Pada
keluarga ini Pak Dkb cenderung demokratis.
Pada keluarga III Pak Dbr tidak memberi teladan rajin sholat pada anak-
anaknya. Perilaku ibadah Nu kurang rajin, kadang sholat, kadang juga tidak sama
sekali, karena orang tua tidak ada yang mengingatkan jika tidak sholat. Begitu
pula pada keluarga IV Mz merasa bingung akan sikap ayahnya yang kadang
menegurnya untuk rajin sholat namun ayah dan ibunya tersebut tidak rajin sholat.
Orang tua pada keluarga ini tidak konsisten terhadap ucapannya dalam memupuk
cxiv
nilai agama, teladan rajin beribadah tidak ditunjukkan pada ayah dan ibu pada
keluarga ini. Pada keluarga III dan pada keluarga IV orang tua cenderung
permisif.
Sedangkan pada keluarga V nilai agama cukup baik ditanamkan, terlihat
pada sikap Bd (anak) yang pandai mengaji karena ayahnya menyuruhnya belajar
mengaji di musholla kadang di TPQ Aroffah. Bd juga berusaha rajin sholat
meskipun terkadang ada sholat lima waktu yang terlalaikan. Pada keluarga ini
cenderung Demokratis.
Kesadaran anak dalam mengejawantahkan nilai-nilai agama dalam
kehidupannya dapat dibangun melalui; suasana kebersamaan seluruh anggota
keluarga dalam menjalankan ibadah, konsistensi orang tua dalam menjalankan
perintah agama secara benar sebagai suri teladan dan adanya dialog-dialog antara
anak dengan orang tua dalam nuansa keagamaan.
6. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada keluarga I (pak Mdy),
keluarga II (Pak Dkb), keluarga III (Pak Dbr), dan keluarga V (Pak Tkd) biaya
pendidikan anak-anak yang duduk di SD mendapat bantuan beasiswa dari
sekolah kecuali pada keluarga IV (Pak Cmn) tidak mendapat bantuan beasiswa.
Pak Mdy, Pak Dbr dan Pak Cmn tidak pernah memberikan
motivasi kepada anaknya untuk sekolah. Ketiga keluarga ini cenderung
permisif dalam mendidik anaknya. Penelitian menemukan suatu konsep
dimana orang tua tidak pernah memaksa anak untuk bersekolah dan
mendapatkan prestasi, karena bagaimanapun hal tersebut ditentukan oleh
kemampuan anak sendiri.
Orang tua tidak pernah membelikan segala kebutuhan sekolah
anak, orang tua juga tidak memberikan dukungan pada anaknya untuk
cxv
belajar dan sekolah sehingga anak-anak pada keluarga ini ada yang putus
sekolah dan tidak mau melanjutkan.
Berbeda dengan keluarga Pak Dkb dan keluarga Pak Tkd yang
selalu memberikan motivasi kepada anaknya untuk sekolah. Menurut
penelitian, tujuan orang tua menyekolahkan anak adalah memberikan
bekal pengetahuan, pengalaman bagi kehidupan anak di masa yang akan
datang. Kesadaran untuk mendapatkan prestasi di sekolah tidak lepas dari
adanya dukungan orang tua yang selalu memotivasi anak untuk hidup
lebih baik dari orang tuanya, karena mereka memahami arti pentingnya
pendidikan bagi masa depan anak. Menurut keluarga Pak Dkb, dan Pak
Tkd sekolah sudah merupakan kebutuhan bagi anak-anak usia sekolah.
Dari hasil penelitian terlihat adanya kerelaan orang tua berkorban demi
anak terutama dalam biaya pendidikan. Pak Dkb dan Pak Tkd berusaha
mencukupi biaya sekolah anak, dan semua kebutuhan belajar anak, meskipun
penghasilannya sangatlah sedikit mereka menginginkan anaknya pintar agar tidak
seperti orang tuanya yang tidak mempunyai bekal pengetahuan yang cukup.
cxvi
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Desa Klidang Lor
Batang dan hasil pembahasan yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pola pendidikan pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan sebagian besar dari
3 (tiga) keluarga selalu membiarkan segala tindakan anak dan cenderung
permisif. Cara mendidik anak yang permisif dapat dilihat dari kurangnya
perhatian orang tua terhadap anak, orang tua tidak pernah menanamkan,
memberikan contoh dan mengajarkan pada anaknya untuk bekerjasama
dengan orang lain. Sebagian besar anak dari tiga keluarga miskin nelayan
mengalami kegagalan dalam pendidikan karena tidak ada bimbingan dan
dukungan belajar dari orang tua.
2. Motivasi atau dorongan cinta kasih pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan
sebagian besar dari 3 (tiga) keluarga masih kurang perhatiannya terhadap
anak-anak terutama saat anak mengeluh sakit, saat anak makan, mandi,
dan membelikan oleh-oleh pada saat pulang bepergian.
3. Penanaman moral pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan sebagian besar
dari 3 (tiga) keluarga menunjukkan bahwa penanaman moral terhadap
anak kurang diperhatikan, terutama tata krama berbicara dengan orang
lain yang lebih tua, kurang memberikan nasehat atau contoh kepada
103
cxvii
anaknya dalam bertingkah laku, mengajarkan anak mengucapkan
terimakasih pada saat diberi hadiah atau makanan oleh tetangga.
4. Dalam penanaman nilai sosial pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan
sebagian besar dari 3 (tiga) keluarga nelayan cenderung tidak
mengajarkan pada anak untuk membantu pekerjaan rumah, mengajarkan
anak bergaul dengan lingkungannya, dan menanamkan pada anak untuk
gotong-royong dan tolong-menolong dengan para tetangga.
5. Penanaman nilai keagamaan pada 5 (lima) keluarga nelayan sebagian
besar dari 3 (tiga) keluarga nelayan menunjukkan bahwa orang tua tidak
pernah mengajak dan mengerjakan sholat bersama-sama dirumah, orang
tua juga tidak pernah mengajak anak-anak mengunjungi acara pengajian
atau kegiatan keagaamaan.
6. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan (sekolah dasar) anak pada
5 (lima) keluarga miskin nelayan mendapat bantuan beasiswa dari sekolah
sehingga tanggungjawab keluarga dalam pendidikan formal lebih ringan,
meskipun demikian dalam kenyataan masih banyak anak yang mengalami
putus sekolah karena kurangnya dukungan dan perhatian orang tua
terhadap keinginan anak dalam belajar. Dari 3 (tiga) keluarga nelayan
menunjukkan bahwa orang tua jarang membelikan peralatan sekolah
untuk anak, orang tua tidak pernah menyuruh anak belajar, orang tua
kurang perhatian saat anak mendapat nilai jelek dan saat anak bolos
sekolah.
cxviii
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang pola pendidikan anak pada
keluaraga miskin nelayan yang meliputi motivasi cinta kasih keluarga,
penanaman moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai keagamaan, dan
tanggung jawab orang tua terhadapa pendidikan anak, peneliti memberikan
saran sebagai berikut :
1. Orang tua sebaiknya memberikan perhatian kasih sayang, memberikan
contoh tata krama dalam berbicara dengan orang lain yang lebih tua, pada
orang tua disarankan memupuk kesadaran sosial membantu orang lain,
bergaul dengan lingkungan sekitar, orang tua sebaiknya memberikan
contoh dan menanamkan kesadaran beribadah, orang tua juga harus
memberikan dukungan belajar pada anak sehingga anak tidak mengalami
kegagalan dalam pendidikan.
2. Disarankan pada anak untuk lebih memahami kondisi orang tua dan
berusaha lebih giat dalam belajar walaupun dalam kondisi orang tua yang
kurang mampu dan jangan merasa takut atau rendah diri dengan teman-
temannya.
cxix
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
----------------. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
Amin Raiz. 1995. Kemiskinan dan Kesejahteraan di Indonesia. Yogyakarta :
Aditya Media.
Ariyono Suyono. 1976. Kamus Antropologi. Jakarta : Akademika Pressindo
Chambers Robert. 1987. Pembangunan Desa Mulai dari Belakang. Jakarta :
LP3ES.
Diniarti Soe’oed. 1996. Proses Sosialisasi Dalam Bunga Rampai Sosiologi
Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Gerungan W. A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung : Eresco.
Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo.
Kartono, Kartini. 1997. Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional.
Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Lukman Soetrisno. 1981. Kemiskinan dan Kesejahteraan di Indonesia.
Yogyakarta. Aditya Media.
Miles & Haberman. 1992. Analisis data Kualitatif. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Mulyanto & Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : Rajawali.
Moleong Lexy 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Moh. Shochib. 1998. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta : Rineka Cipta.
Robinson Philip. 1986. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Tjetjep Rohendi Rohidi. 1994. Pendekatan Sistem Sosial Budaya Dalam
Pendidikan. Semarang : IKIP Press.
Singgih D. Gunarso. 1986. Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia.
Sutari Imam Barnadib. 1984. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta :
FIP IKIP Press.
Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta : Rineka Cipta.
cxx
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta :
Depdikbud.
Yaumil Agoes Athir. 1997. Peranan Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian
Anak. Jakarta : Kantor Menteri Negara Kependudukan, BKKBN.
cxxi
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ORANG TUA
I. IDENTITAS SUBYEK PENELITIAN
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Pendidikan akhir : SD/SLTP/SLTA
II. DAFTAR PERTANYAAN
A. MOTIVASI ATAU DORONGAN CINTA KASIH KELUARGA
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah
makan?
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat
dibutuhkannya (misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian
anak yang lain merasa iri, bagaimana sikap anda?
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak
sampai dai tumbuh dewasa?
5. Apakah anda membiasakan dan menyuruh anak untuk makan jika
sudah waktunya makan?
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari
bermain dengna teman-temannya?
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi,
sore)?
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
cxxii
B. PENANAMAN MORAL
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan
anda lakukan?
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta
ijin jika keluar rumah?
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan
makanan atau sesuatu barang kepada anak anda?
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah
anda?
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk
anak atau semua anggota keluarga?
C. PENANAMAN NILAI SOSIAL
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-
temannya, bagaimana sikap anak anda?
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan
saat itu anda msh ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk
mrnggantikannya?
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
D. PENANAMAN DASAR KEAGAMAAN
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat
bersama-sama dirumah?
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi
belum melakukan sholat?
cxxiii
23. Apabila diDesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan
(pengajian), apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
E. TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana
sikap anda?
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking
disekolahnya?
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP
saja?
31. Apa harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk atau membolos
sekolah?
33. apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak?
cxxiv
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ANAK
I. IDENTITAS SUBYEK PENELITIAN
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Pendidikan akhir : SD/SLTP/SLTA
II. DAFTAR PERTANYAAN
A. MOTIVASI ATAU DORONGAN CINTA KASIH KELUARGA
1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?
2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus
mendapatkannya atau hanya dipendam?
3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak
memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kmu lakukan?
4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak
memuaskan, apa yang akan kamu lakukan?
5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana
sikapmu?
B. PENANAMAN MORAL
6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih
tua, bahasa apa yang akan kamu gunakan?
7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau
makanan?
8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan
dari orang lain/tetangga?
9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu
lakukan?
cxxv
10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa
yang akan kamu lakukan?
11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa
yang akan kamu lakukan?
12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu
membiasakan berpamitan atau minta ijin?
C. PENANAMAN NILAI SOSIAL
13. Jika kamu tidak diijinkan bermain dengan teman-temanmu apa yang
akan kamu lakukan?
14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu
sedang asyik bermain dengan teman-teman kamu?
15. Apakah kamu selalu membantu pekerjaan orang tuamu dirumah?
D. PENANAMAN NILAI KEAGAMAAN
16. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?
17. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu/
18. Apakah orang kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian
(kegiatan keagamaan) diDesa/kampungmu?
E. TANGGUNG JAWAB TERHADAP PENDIDIKAN
19. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?
20. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan
sekolah?
21. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?
22. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?
23. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?
24. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?
25. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?
cxxvi
cxxvii
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK ORANG TUA
Variabel Sub Variabel Indikator No Item
A.Motivasi atau
Dorongan cinta
kasih keluarga.
B.Penanaman
Nilai Moral.
C.Penanaman
Nilai Sosial.
1.Hubungan orang
tua dengan anak-
anak
2.Kasih sayang dan
perhatian orang
tua dengan anak
1.Sopan-santun
berbahasa
2.Sikap dan tingkah
laku anak.
1.Pergaulan anak.
2.Kebersihan dan
keteraturan.
3.Tolong
menolong.
Terjalinnya
komunikasi dan
hubungan dalam
keluarga
Memperhatikan
perkembangan
anak-anak.
Menghargai orang
tua dalam
berbahasa
Kebiasaan
berpamitan dan
patuh.
Batasan bermain
dan pergaulan
anak.
Bersama-sama
menjaga
kebersihan dan
keteraturan
Mengajarkan
kerjasama dan
tolong menolong.
1, 2
3, 4, 5, 6
1, 3,
2, 4, 5, 6, 7,
8
1, 3
2
4, 5
cxxviii
D.Penanaman
Nilai
Keagamaan.
E.Tanggung
jawab terhadap
pendidikan
anak.
1.Kebiasaan
beribadah.
2.Kegiatan
keagamaan.
1.Perhatian dan
dukungan orang
tua .
2.Biaya Pendidikan.
3.Pilihan
Pendidikan anak.
Mengajarkan
anak untuk
beribadah.
Keaktifan anak
dalam kegiatan.
Memoerhatikan
pendidikan anak.
Beban biaya
pendidikan anak
Kebebasan anak
menentukan arah
pendidikan.
1, 3, 4
2, 5
1, 4, 5, 6, 7,
9
2, 3
8, 10. 11
cxxix
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK ANAK
Variabel Sub Variabel Indikator No Item
A.Motivasi atau
Dorongan cinta
kasih keluarga.
B.Penanaman
Nilai Moral.
C.Penanaman
Nilai Sosial.
D.Penanaman
Nilai
1.Hubungan orang
tua.
2.Kasih sayang dan
perhatian orang
tua.
1.Sopan-santun
berbahasa
2.Sikap dan tingkah
laku.
1.Pergaulan dengan
teman.
2.Tolong
menolong.
1.Kebiasaan
beribadah.
Terjalinnya
komunikasi dan
hubungan dalam
keluarga
Memperhatikan
perkembangan
anak-anak.
Menghargai orang
tua dalam
berbahasa
Kebiasaan
berpamitan dan
patuh kepada
orang tua.
Batasan bermain
dan pergaulan
Sikap tolong
menolong dan
kerjasama.
Ajaran orang tua
anak untuk
1, 2
3, 4, 5
1, 3,
2, 4, 5, 6, 7,
8
1, 2, 3
4, 5
1, 3, 4
cxxx
Keagamaan.
E.Tanggung
jawab orang tua
terhadap
pendidikan
anak.
2.Kegiatan
keagamaan.
1.Perhatian dan
dukungan orang
tua .
2.Biaya Pendidikan.
3.Fasilitas sekolah.
3.Pilihan
Pendidikank.
beribadah.
Keaktifan dalam
kegiatan.
Memperhatikan
pendidikan anak.
Beban biaya
pendidikan.
Buku dan
peralatan sekolah
yang memadai.
Kebebasan anak
menentukan arah
pendidikan.
2,
1, 5, 6, 7, 8,
9
2
3, 4
10, 11
cxxxi
PEDOMAN OBSERVASI
Observasi Keterangan
1. Keadaan
keluarga
2. Komunikasi
orang tua dengan anak.
3. Perhatian
(kasih sayang) orang tua kepada anak-
anaknya.
4. Kebersihan
dan keteraturan rumah.
5. Keadaan
Lingkungan.
............................................................
............................................................
............................................................
............................................................
............................................................
cxxxii
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 1 (orang tua)
Nama : Muhdiyat
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki (ayah)
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak tamat SD
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/jam : 14 Februari 2005/16.00 WIB
Tempat : Ruang tamu
Hasil wawancara
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
Jawab :“Anak saya jarang mengeluh sakit, kalau cuma pusing...ya... saya
suruh beli obat diwarung terdekat mbak..”
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?
Jawab :“Ya... paling... saya hanya menegur saja mbak... kenapa anak tidak
mau makan?”
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya
(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa
iri, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... wajarlah kalau merasa iri dengan saudaranya, kalau anak-
anak tidak benar-benar membutuhkannya, saya juga atidak akan
membelikannya kok mbak..”
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai
tumbuh dewasa?
Jawab :“Terus terang, saya jarang memperhatikan mbak..., Ibunya yang
lebih tahu”
5. Apakah anda mermbiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?
Jawab :“Ya... kalau anak masih asyik bermain biasanya lupa makan...
palang ya.. saya tegur”
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain
dengan teman-temannya?
Jawab :“Ya.. biasa mbak..namanya anak bertengkar dengan temannya,
paling... nanti kalau sudah lelah menangis anaknya diam sendiri
kok mbak”
cxxxiii
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?
Jawab :“Biasanya anak mandi sendiri kok mbak...”
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
Jawab :“Jarang sekali mbak...kalau pulang melaut ada rejeki ya.. saya
belikan”
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda
lakukan?
Jawab :“Ya.. maklum mbak... lingkungan nelayan omongannya kasar,
paling ya... saya tegur”
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
Jawab :“Saya dan ibunya biasa menggunakan bahasa jawa ngoko sudah
umumnya masyarakat disini mbak... soalnya memang sejak kecil
anak-anak tidak saya latih untuk bahasa krama dengan saya, jadi
anak saya ya... tidak bisa bahasa jawa krama dengan orang lain”
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika
keluar rumah?
Jawab :“walaupun saya dirumah mereka tidak pernah pamit mbak..
langsung pergi saja bersama teman-temannya”
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau
sesuatu barang kepada anak anda?
Jawab :“Tidak apa-apa mbak... malah bersyukur ada yang peduli dengan
keluargaku”
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?
Jawab :“Ya... saya tegur mbak...”
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak
atau semua anggota keluarga?
Jawab :“Wah... saya tidak pernah buat peraturan anak harus begini atau
anak harus begitu”.
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
Jawab :“Anak saya jarang membantunya ibunya mbak...”
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
Jawab :“Ya... tidak apa-apa mbak... paling main ditetangga’
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,
bagaimana sikap anak anda?
Jawab :“Ya... kalau temannya sudah menghampiri kerumah anak saya ya..
tetap ikut bermain sama teman-temannya”
cxxxiv
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu
anda msh ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?
Jawab :“Kalu saya ada kerjaan ya... saya menyuruh anak menggantikan,
tapi kalu anak tidak mau ya... saya tidak bisa paksakan mbak..”
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
Jawab :“Ya... marah, saya suruh bersihkan mbak...”
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
Jawab :“Anak saya belajar disekolah mbak... soalnya saya tidak pernah
mengajarkan dirumah, terus terang mbak.. tentang agama saya
kurang tahu”
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama
dirumah?
Jawab :“Tidak pernah mbak... sebab saya belum punya keinginan
menjalankannnya, dulu saya melakukan sholat, sekarang tidak
pernah... pikirannya masih penat mbak...’
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum
melakukan sholat?
Jawab :“Ya.. paling saya menegur... tapi itu sudah kesadran anak mbak...”
23. Apabila diDesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),
apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
Jawab :“Saya jarang mengunjungi mbak...”
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
Jawab :“Untung saja mbak...biayanya dapat dari bantuan beasiswa”
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
Jawab :“kadang anak saya memakainya sampai lulus mbak..bahkan sampai
rusak sebab saya tidak bisa membelikan’”.
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
Jawab :“Tidak mbak... Sebab anak sulit disuruh baca-baca buku”
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
Jawab :“Jarang saya liat anak belajar, tapi kadang belajar sendiri dirumah”
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... saya tegur mbak... lawong anaknya susah belajar ya..nilainya
jelek coba mau belajar kan bisa pinter”.
cxxxv
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?
Jawab :“Ya pasti senang... tapi sayangnya, anak saya tidak pernah dapat
nilai bagus”.
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?
Jawab :“Mau lulus SD saja sudah seneng mbak... soalnya semakin tinggi
sekolahnya biayanya semakin mahal...
31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
Jawab :“Harapan saya setelah anak lulus ya... saya suruh kerja mbak...cari
duit”.
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?
Jawab :“Saya kurang tahu kalau anak membolos, sebab yang saya tahu
kalau anak sudah pakai seragam ya.. dia pergi sekolah mba”.
33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?
Jawab :“Yang mengambil raport ya... ibunya”.
cxxxvi
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 2 (orang tua)
Nama : Hamdanah
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan (Ibu)
Agama : Islam
Pendidikan akhir : -
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/jam : 14 Februari 2005/16.00 WIB
Tempat : Ruang tamu
Hasil wawancara
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
Jawab :“Ya...saya suruh beli obat kewarung mbak”.
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?
Jawab :“Saya selalu tanyakan... apa masakanya tidak cocok...tapi biasanya
susah makan karena sakit mbak...”
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya
(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa
iri, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Biasa saja mbak...yang namanya anak-anak ya pasti iri”.
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai
tumbuh dewasa?
Jawab :“Sebagai ibu ya... saya pasti tahu apa yang terjadi dengan anak-
anak saya”.
5. Apakah anda mermbiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?
Jawab :“Ya... saya hanya menegur saja, kadang mereka lupa makan siang
kalau sedang bermain”.
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain
dengan teman-temannya?
Jawab :“Kalau anak meminta jajan seperti temanya ya..saya pasti kasih
uang biar tidak menangis terus”.
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?
Jawab :“Saya sudah membiasakan anakuntuk mandi sendiri”.
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
Jawab :“Saya jarang membawa oleh-oleh”.
cxxxvii
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda
lakukan?
Jawab :“Ya.. saya marahi kalau anak bicara kasar”
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) sudah umumnya masyarakat disini mbak...”
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika
keluar rumah?
Jawab :“Tidak mbak walaupun dirumah ada bapaknya mereka tidak
meminta ijin, paling ya mereka main ditetangga..”
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau
sesuatu barang kepada anak anda?
Jawab :“Saya tidak apa-apa malah senang kalau ada tetangga yang
memberikan sesuatu buat anak saya”.
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?
Jawab :“Anaknya saya marahi mbak...”
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak
atau semua anggota keluarga?
Jawab :“Dirumah saya tidak ada tata tertib”.
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
Jawab :“Tidak mbak... anak saya jarang membantu saya didapur”.
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
Jawab :“Saya melarang anak bermain jauh-jauh mbak”.
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,
bagaimana sikap anak anda?
Jawab :“anak saya tetap ikut bermain dengan teman-temanya”.
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu
anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?
Jawab :“biasanya yang ikut kerja bakti bapanya mbak”
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
Jawab :“Ya..tidak apa-apa tapi saya suruh anak membersikanya sendiri”.
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
Jawab :“anak saya belajar agama disekolahan”.
cxxxviii
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama
dirumah?
Jawab :“tidak pernah mbak... mengajak anak sholat dirumah.
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum
melakukan sholat?
Jawab :“Ya.. saya menegur... tapi itu sudah kesadaran anak mbak...”
23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),
apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
Jawab :“saya tidak pernah mengunjunggi pengajian”
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
Jawab :“biaya pendidikanya dapat beasiswa dari sekolahnya”.
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
Jawab :“saya jarang membelikan, biasanya mereka memakainya sampai
rusak/ sampai mereka lulus mbak”.
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
Jawab :“Tidak pernah mbak... Sebab anak sulit disuruh baca-baca buku”
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
Jawab :“anak saya belajar sendiri dirumah kadang kalau tidak bisa ya
dengan teman-temannya”.
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... saya suruh belajar jangan banyak bermain”
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?
Jawab :“anak saya tidak pernah dapat rengking”.
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?
Jawab :“mau melanjutkan ke SMP tapi biayanya tidak ada”.
31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
Jawab :“Ya... saya suruh cari kerja seadanya mbak...”.
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?
Jawab :“Saya kurang tahu kalua anak membolos, sebab yang saya tahu
kalau anak sudah pakai seragam ya.. dia pergi sekolah mba”.
33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?
Jawab :“Biasanya saya yang menggambil raport sebab bapaknya jarang di
rumah”
cxxxix
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 3 (anak)
Nama : Takim
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/ jam : 14 Februari2005/ 19.00 WIB
Tempat : Ruang tamu.
Hasil wawancara
1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?
Jawab :”Biasanya kalau saya sakit bapak suruh beli obat diwarung”.
2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus mendapatkannya atau
hanya dipendam?
Jawab :”Bilang sama bapak minta dibelikan”.
3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak
memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Ya... saya menangis mbak minta dibelikan”
4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak memuaskan,
apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :” Saya diam saja walau jawabanya kurang jelas”
5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana sikapmu?
Jawab :”Jarang membelikan oleh-oleh kalau dibelikan ya.... senang
mbak...”
6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih tua,
bahasa apa yang akan kamu gunakan?
Jawab :”Bahasa jawa ngoko, soalnya dirumah saya terbiasa menggunakan
bahasa jawa ngoko”
7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau makanan?
Jawab :”Saya senang menerimanya dan mengucapkan terimakasih”.
8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan dari orang
lain/tetangga?
Jawab :”Tidak marah malah ikut senang”.
cxl
9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Saya hanya diam mendengarkan mbak”
10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa yang akan
kamu lakukan?
Jawab :”Kalau saya salah saya langsung pulang kerumah”
11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa yang
akan dilakukannya?
Jawab :”Kadang marah-marah dan jewer saya”
12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu membiasakan
berpamitan atau minta ijin?
Jawab :”Tidak pernah minta ijin bila keluar rumah”
13. Jika kamu tidak diijinkan bermain dengan teman-temanmu, apa yang akan
kamu lakukan?
Jawab :”Kalau teman-teman sudah datang ya tetap ikut”
14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu sedang
asyik bermain dengan teman-teman kamu?
Jawab :”Kalau dipanggil saya menjawab tetapi sambil tetap bermain”
15. Apakah kamu selalu membantu pekerjaan orang tuamu dirumah?
Jawab :”Dirumah saya jarang membantu orang tua”
16. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?
Jawab :”Saya belajar agama disekolah”
17. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu?
Jawab :”Tidak ada yang mengingatkan saya jika tidak melakukan sholat”
18. Apakah orang tua kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian (kegiatan
keagamaan) diDesa/kampungmu?
Jawab :”Bapak dan ibu saya jarang mengunjungi acara pengajian, jadi saya
tidak pernah ikut pengajian,”
19. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?
Jawab :”Biaya sekolah tidak dari orang tua tetapi dapat bantuan beasiswa”
20. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan sekolah?
Jawab :”Kalau kenaikan sekolah tidak selalu memberikan perlatan sekolah”
cxli
21. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?
Jawab :”Bapak, tapi kadang ada tetangga yang memberikan tas untuk
sekolah”
22. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?
Jawab :”Tidak ada yang marah kalau saya bolos”.
23. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?
Jawab :”Belajar kadang-kadang kalau saya ada PR”
24. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?
Jawab :”Saya belajar sendiri dirumah”
25. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?
Jawab :”Orang tua saya tidak pernah marah mbak...”
cxlii
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 4 (orang tua)
Nama : Daskobari
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Tamat SD
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/jam : 14 Februari 2005/19.00 WIB
Tempat : Ruang tamu
Hasil wawancara
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
Jawab :“Ya saya dan ibunya membawa anak kepoliklinik yang murah biar
bisa dapat bantuan”
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?
Jawab :“Kalau saya pas dirumah biasanya saya tanyakan”kenapa kok
tyidak maumakan apa ia sakit atau makananya yang tidak cocok”
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya
(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa
iri, bagaimana sikap anda?
Jawab :“saya beri nasehat pada semua anak saya agar mereka tidak
bertengkar dan mau mengerti kalau bapaknya hanya bisa
membelikan saat anak benar-benar membutuhkan”
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai
tumbuh dewasa?
Jawab :“Setiap perkembangan anak saya pasti tahu walaupun saya jarang
sekali pulang”
5. Apakah anda membiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?
Jawab :“Ya pasti... walaupun masih bermain, saya menyuruh anak untuk
makan dulu”
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari
bermain dengan teman-temannya?
Jawab :“Saya tanyakan kenapa dia menangis setelah itu baru saya
menasehati supaya tidak saling bertengkar dan rukun dengan
teman-teman”
cxliii
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?
Jawab :“Menyuruh anak untuk cepat-cepat mandi”
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
Jawab :“Biasanya saya bawakan oleh-oleh kalau saya ada rejeki”
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda
lakukan?
Jawab :“Saya selalu menasehatinya supaya anak menjaga omongan dengan
orang lain dan tidak mengulangnya lagi, karena saya selalu
menanamkan sikap sopan dan ramah terhadap siapapun baik yang
muda ataupun yang lebih tua”
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
Jawab :“Dalam sehari-hari saya menggunakan bahasa jawa ngoko mbak..
saya, ibunya dan anak-anak tidak terbiasa pakai bahasa
krama...memang sejak kecil saya tidak mengajarkan bahasa
krama, menurut saya penggunaan bahasa seperti itu malah
menimbulkan jarak dan terkesan hormat yang berlebihan, tapi
walaupun begitu anak saya tetap sopan dan patuh pada orang tua”
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika
keluar rumah?
Jawab :“Ya saya selalu membiasakan anak untuk pamit/ minta ijin dengan
orang-orang yang dirumah”
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau
sesuatu barang kepada anak anda?
Jawab :“Alhamdulilah mbak... kalau ada tetangga yang memberi saya
membiasakan pada anak untuk mengucapkan terima kasih”
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?
Jawab :“Ya... saya nasehati mbak kalu masih ikut orang tua ya harus
menurut dan patuh.”
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak
atau semua anggota keluarga?
Jawab :“Ya kalu yidak ada sopansantun dirumah anak berbuat sesukanya
tidak mau patuh”.
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
Jawab :“Ya saya tidak memaksa tapi saya selalu menasehati karena
membantu orang tua bagi saya semua itu sudah kewajiban anak.”
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
cxliv
Jawab :“Paling saya tanyakan mau bermain dimana dan dengan siapa saja”
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,
bagaimana sikap anak anda?
Jawab :“Ya dirumah saja mbak... buat PR nanti baru saya ijinkan bermain
kalu anak sudah selesai membuat PR”
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu
anda msh ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?
Jawab :“Biasanya saya ikut mbak... bagi saya hubungan dengan tetangga
sangat perlu,kecuali kalau saya tidak dirumah tidak ada yang
menggantikan sebab saya tidak punya anak laki-laki yang sudah
besar”
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
Jawab :“Saya menasehati anak saya untuk hati-hati menggunakan barang
pecah belah, saya memaklumi mbak kalu ada barang yang pecah
namanya anak-anak...”
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
Jawab :“Alhamdulilah mbak anak saya yang nomer 2 dan nomer 4 sedikit
bisa mengaji karena belajar diTPQ Arrofah”.
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama
dirumah?
Jawab :”Ya saya selalu menegur dan mengajak keluarga untuk sholat tapi
jarang melaksanakan sholat bersama diruma sebab anak saya
terbiasa sholat sendiri”
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum
melakukan sholat?
Jawab :“Ya.. saya menasehati mbak la wong sudah kewajiban agama
agama Islam melaksanakn sholat lima waktu ya harus
dilaksanakan”.
23. Apabila diDesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),
apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
Jawab :“Kalau saya dirumah biasanya saya mengajak anak mengunjungi
pengajuan”
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
Jawab :“Kebetulan anak saya yang SD dapat bantuan beasiswa tapi yang
SMP saya biayai sendiri”
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
cxlv
Jawab :“Kadang mbak kalau saya punya rejeki semua peralatan anak saya
belikan”
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
Jawab :“Kalau mau pintar ya.. harus belajar mbak.. walaupun cuma baca
sebentar”
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
Jawab :“Biasanya anak saya belajar dirumah dengan kakaknya yang
lulusan SMP”
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Saya menasehati untuk banyak belajar, jangan hanya bermain
terus”.
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?
Jawab :“Senang mbak.. tidak sia-sia saya menyekolahkannnya”.
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?
Jawab :“Tidak mbak... karena saya menginginkan anak saya
pendidikannnya harus lebih baik dari orang tuanya, inipun saya
harus utang duit buat biaya sekolah.”.
31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
Jawab :“Saya berharap anak saya bisa kerja cari duit sendiri sesuai dengan
ilmu yang didapati disekolah”.
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?
Jawab :“Saya tegur mbak.. lain kali tidak boleh diulangi”
33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?
Jawab :“Kadang-kadang tapi, kalau saya tidak dirumah ya... ibunya yang
ambil raport”.
cxlvi
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 5 (orang tua)
Nama : Wasliah
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Tamat SD
Agama : Islam
Pendidikan : -
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/jam : 14 Februari 2005/19.00 WIB
Tempat : Ruang tamu
Hasil wawancara
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
Jawab :“Saya membawa kepoliklinik mbak... biasanya dapat keringanan
biaya”.
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?
Jawab :“Anak saya kalau makan tidak pernah rewel paling kalau sakit tidak
mau mkan..”
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya
(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa
iri, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Kalau ada yang iri dengan saudaranya yang lain, ya... saya cuma
bisa bilang dan menjanjikan untuk membelikan jika bapak sudah
pulang melaut”
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai
tumbuh dewasa?
Jawab :“Sebagai ibu ya... saya pasti tahu apa yang terjadi dengan anak-
anak saya”
5. Apakah anda membiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?
Jawab :“Biasanya kalau saya kerja, saya sudah menyiapkan makanan
dimeja, tapi kalau saya dah pulang kerja ya... saya pasti menyuruh
anak untuk makan mbak...”
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain
dengan teman-temannya?
cxlvii
Jawab :“Saya selalu tanyakan kenapa dia menangis... kalau anak meminta
jajan seperti temannya ya... saya pasti kasih uang biar tidak
menangis terus”.
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?
Jawab :“Kalau sudah sore belum mandi, ya... saya cari dirumah temannya
mbak”
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
Jawab :“Kalau ada rejeki ya... saya belikan”
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda
lakukan?
Jawab :“Ya.. saya nasehati mbak... kalau ngomong sama orang ya... jangan
kasar-kasar”
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) sudah umumnya masyarakat disini mbak...”
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika
keluar rumah?
Jawab :“Kalau ada orang dirumah, anak saya selalu pamit mbak...”
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau
sesuatu barang kepada anak anda?
Jawab :“Saya tidak apa-apa malah senang dan berterima kasih ada tetangga
yang memberikan sesuatu buat anak saya”
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?
Jawab :“Anak saya selalu patuh mbak sama orang tua, tidak pernah
membantah”
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak
atau semua anggota keluarga?
Jawab :“Kalau dirumah tidak ada peraturan sopan santun... ya anak saya
pasti berbuat sesukanya mbak tanpa ada yang melarang”
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
Jawab :“Sudah kewajiban anak mbak... bantu-bantu pekerjaan saya kalau
saya tidak dirumah”
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
Jawab :“Saya pasti tanyakan mau main dimana dengan siapa, anak saya
selalu pamit mbak... kalau saya dirumah jadi ya... saya tidak
melarang selama mainnya tidak jauh”
cxlviii
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,
bagaimana sikap anak anda?
Jawab :“Anak saya diam saja dirumah, kadang dia malah mengerjakan PR
nya mbak...”
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu
anda msh ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?
Jawab :“Biasanya kalau bapaknya dirumah yang ikut kerja bakti ya...
bapaknya mbak...”
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
Jawab :“Ya..tidak apa-apa... tapi lain kali saya tidak mengijinkan anak
bermain barang pecah lagi”
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
Jawab :“Kadang dirumah dengan kakaknya mbak... soalnya dulu anak-anak
saya pernah ikut ngaji di TPQ Arrofah, ya... syukurlah bisa baca
AlQuran dikit-dikit”
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama
dirumah?
Jawab :“Ya pernah.. tapi semua keluarga disini sholatnya sendiri-sendiri
mbak... tidak pernah bareng”
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum
melakukan sholat?
Jawab :“Ya.. kalau sudah besar saya nasehati mbak...karena itu sudah
kewajiban seorang muslim”
23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),
apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
Jawab :“Biasanya saya dan bapaknya mengajak anak pergi kepengajian”
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
Jawab :“Alhamdulillah mbak... anak saya yang SD dapat beasiswa, tapi
yang SMP saya biayai sendiri mbak...”
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
Jawab :“Kadang saya belikan mbak.., tapi kalau punyaan kakaknya masih
bagus ya... saya tidak jadi belikan malah saya suruh pakai”
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
cxlix
Jawab :“Walaupun tidak ada PR saya suruh baca-baca sebentar”
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
Jawab :“Anak saya belajar dengna kakaknya dirumah”
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... saya suruh belajar jangan banyak bermain”
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?
Jawab :“Ya... saya senang mbak...”
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?
Jawab :“Tidak mbak... saya ingin anak saya melanjutkan ke SMP biar
pinter tidak seperti orang tuanya”
31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
Jawab :“Saya berharap setelah lulus, anak saya dapat bekerja sesuai dengan
ilmu yang diperolehnya selama sekolah”
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?
Jawab :“Saya pasti crewet mbak...kadang jewer anak saya, saya pasti
menasehati lain kali tidak boleh diulangi lagi”
33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?
Jawab :“Saya ambil sendiri raport anak saya soalnya biar bisa tahu dari ibu
gurunya tentang perkembangan anak asaya disekolah”
cl
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 6 (anak)
Nama : Jarotin
Umur : 14 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/ jam : 14 Februari2005/ 19.00 WIB
Tempat : Ruang tamu.
Hasil wawancara
1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?
Jawab :”Biasanya kalau saya sakit pasti diantar ibu pergi berobat
kepoliklinik”
2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus mendapatkannya atau
hanya dipendam?
Jawab : ”Bilang sama ibu minta dibelikan”.
3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak
memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab : ”Ya...tidak apa-apa mbak...diam saja kalau tidak dibelikan”
4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak memuaskan,
apa yang akan kamu lakukan?
Jawab : ”Saya minta mengulanginya mbak, biar jelas”
5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana sikapmu?
Jawab :”Ya...kadang bapak belikan oleh-oleh, saya pasti senang mbak”
6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih tua,
bahasa apa yang akan kamu gunakan?
Jawab :”Bahasa jawa ngoko, tapi kalau dengan orang lain yang tidak
dikenal saya menggunakan krama mbak”
7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau makanan?
Jawab :”Saya senang menerimanya dan mengucapkan terimakasih”.
cli
8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan dari orang
lain/tetangga?
Jawab :”Tidak marah malah ikut senang dan menyuruh saya mengucapkan
terima kasih pada orang yang memberi”
9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Ya... saya selalu patuh dan melaksanakan mbak...”
10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa yang akan
kamu lakukan?
Jawab :”Ya... saya langsung minta maaf sama teman saya mbak...”
11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa yang
akan dilakukannya?
Jawab :”Bapak saya selalu menasehati jika saya salah”
12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu membiasakan
berpamitan atau minta ijin?
Jawab :”Kalau mau bermain keluar rumah, apalagi kalau sekolah saya
selalu pamit?minta ijin mbak...”
13. Jika tidak diijinkan apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Ya... saya dirumah saja buat PR”
14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu sedang
asyik bermain dengan teman-teman kamu?
Jawab :”Kalau ibu saya memanggil saya langsung pulang rumah”
15. Apakah kamu selalu membantu pekerjaan orang tuamu dirumah?
Jawab :”Paling saya hanya bantu-bantu ibu menyapu”
16. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?
Jawab :”Saya pernah ngaji di TPQ Arrofah, soalnya bapak yang nyuruh”
17. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu?
Jawab :”Biasanya bapak/ibu yang menyuruh saya sholat”
18. Apakah orang kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian (kegiatan
keagamaan) diDesa/kampungmu?
Jawab :”Kalau bapak dirumah, bapak selalu mengajak kepengajian”
19. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?
Jawab :”Biayanya dapat beasiswa dari sekolahan”
clii
20. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan sekolah?
Jawab :”Kadang dibelikan kalau bapak saya punya uang”
21. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?
Jawab :”Yang membelikan bapak, kadang ibu juga membelikan”
22. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?
Jawab :”Kalau saya tidak masuk sekolah biasanya ibu yang bilang sama
guru saya”
23. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?
Jawab :”Ibu selalu menyuruh saya baca-baca buku mbak...”
24. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?
Jawab :”Saya selalu belajar dengan kakak saya”’
25. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?
Jawab :”Ya... marah tapi bapak selalu menyuruh saya belajar”
cliii
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 7 (orang tua)
Nama : Dulbari
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki (ayah)
Agama : Islam
Pendidikan : -
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/jam : 15 Februari 2005/15.30 WIB
Tempat : Ruang tamu
Hasil wawancara
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
Jawab :“Kalau anak saya pusing, biasanya anak saya malah minta uang
buat beli obat diwarung”
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?
Jawab :“Saya jarang dirumah mbak... jadi ya... saya tidak tahu”
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya
(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa
iri, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Kalau anak-anak ada yang iri ya... saya marahi mbak...”
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai
tumbuh dewasa?
Jawab :“Kadang kalau saya dirumah”
5. Apakah anda mermbiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?
Jawab :“Anak saya biasanya makan sendiri mbak... jadi saya tidak
menyuruhnya untuk makan”
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain
dengan teman-temannya?
Jawab :“Ya... saya suruh diam mbak...”
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?
Jawab :“Kalau sudah sore anak saya mandi sendiri kok mbak... jadi saya
tidak pernah menyuruh anak saya untuk mandi”
cliv
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
Jawab :“Saya tidak pernah membawa oleh-oleh mbak...”
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda
lakukan?
Jawab :“Ya.. kalau anak saya ngomong kasar sama orang lain ya... paling
saya tegur mbak...”
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) mbak...”
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika
keluar rumah?
Jawab :“Saya tidak pernah membiasakan anak pamit, jika keluar anak
langsung pergi saja tidak pernah berpamitan...”
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau
sesuatu barang kepada anak anda?
Jawab :“Ya... senang... berterima kasih ada yang mau bantu”
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?
Jawab :“Kalau anak saya tidak patuh ya... saya marahi”
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak
atau semua anggota keluarga?
Jawab :“Saya tidak pernah buat peraturan dirumah”
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
Jawab :“Saya tidak pernah memaksakan anak bantu pekerjaan rumah
mbak... soalnya anak saya males-males tidak mau kerja bantu-
bantu ibunya”
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
Jawab :“Ya... tidak apa-apa namanya anak-anak ya... pinginnya main terus”
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,
bagaimana sikap anak anda?
Jawab :“Ya...walaupun tidak diijinkan, anak saya tetap ikut bermain karena
teman-temannya sudah menghampiri kerumah mbak...”
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu
anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?
Jawab :“Tidak mbak... soalnya anak saya perempuan semua, jadi tidak ada
yang menggantikan, kalau saya dirumah ya... saya yang ikut kerja
bakti mbak...”
clv
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
Jawab :“Biasa aja mbak... namanya anak-anak kalau bermain ya... pasti
bikin berantakan”
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
Jawab :“Ya... disekolahnya mbak... soalnya saya tidak bisa ngaji mbak...”
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama
dirumah?
Jawab :“Saya tidak pernah mangajak anak untuk sholat soalnya saya jarang
melakukan sholat mbak...”
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum
melakukan sholat?
Jawab :“Saya.. sudah menegur mbak... tapi anak saya belum punya
keinginan melakukan sholat”
23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),
apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
Jawab :“Terus terang mbak... saya tidak pernah ikut pengajian dikampung”
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
Jawab :“Biaya pendidikan bukan tanggungan saya mbak... soalnya anak
mendapat beasiswa dari sekolahnya”
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
Jawab :“Tidak selalu membelikan mbak... saya membelinya kalau sudah
rusak dan tidak bisa dipakai lagi”
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
Jawab :“Tergantung anaknya, ada tugas dari sekolah atau tidak. Kalau ada
tugas ya... saya suruh belajar mbak...”
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
Jawab :“Belajar sendiri dirumah”
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... saya marahi mbak...?
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?
Jawab :“Anak saya tidak pernah dapat rangking mbak...”
clvi
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?
Jawab :“Anaknya mau sekolah saja saya sudah bersyukur mbak... kalau
tidak mau sekolah ya... saya tidak paksakan mbak...”
31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
Jawab :“Ya harapan saya kalau bisa cepat-cepat cari kerja mbak...”
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?
Jawab :“Biasanya bolos sekolah karena tidak buat tugas mbak... jadi ya...
maklum lah...”
33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?
Jawab :“Ya... kadang kalau saya dirumah, saya yang mengambil raport tapi
kalau saya tidak dirumah ya... ibunya yang ngambil ”
clvii
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 8 (orang tua)
Nama : Nur azizah
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan (ibu)
Agama : Islam
Pendidikan : -
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/jam : 15 Februari 2005/15.30 WIB
Tempat : Ruang tamu
Hasil wawancara
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
Jawab :“Biasanya anak minta uang untuk beli obat sendiri”
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?
Jawab :“Bingung mbak... biasanya saya tanyakan kenapa dia tidak mau
makan?
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya
(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa
iri, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... biasa mbak... maklum pasti mereka iri kalau saudaranya
dibelikan, pasti minta dibelikan”
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai
tumbuh dewasa?
Jawab :“Sebagai ibu ya... saya tahu perkembangan anak dari lahir sampai
sekarang mbak...”
5. Apakah anda mermbiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?
Jawab :“Kalau saya sedang kerja, anak biasa makan sendiri mbak...”
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain
dengan teman-temannya?
Jawab :“Biasanya minta dibelikan jajan seperti temannya, kalau saya punya
uang ya... saya kasih mbak... biar tidak menangis terus”
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?
clviii
Jawab :“Saya jarang menyuruh anak untuk mandi mbak... kalau sudah sore
anak saya mandi sendiri”
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
Jawab :“Saya jarang membelikan oleh-oleh mbak...”
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda
lakukan?
Jawab :“Kalau ngomong kasar sama orang lain ya..saya menegur saja
mbak...”
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) biasa mbak...”
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika
keluar rumah?
Jawab :“Anak saya tidak pernah pamit atau minta ijin bila keluar rumah
mbak...”
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau
sesuatu barang kepada anak anda?
Jawab :“Tidak apa-apa mbak... saya hanya menyuruh untuk mengucapkan
terima kasih”
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?
Jawab :“Kalau anak saya tidak patuh ya... saya marahi”
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak
atau semua anggota keluarga?
Jawab :“Tidak pernah buat tata tertib dirumah”
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
Jawab :“Tidak mbak, semua kerjaan rumah saya yang menyelesaikan dari
nyapu, masak, sampai mencuci baju semua saya yang kerjakan”
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
Jawab :“Ya... tidak apa-apa mbak... biasa saja, paling main dirumah
tetangga”
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,
bagaimana sikap anak anda?
Jawab :“Ya... menangis mbak... pengin ikut bersama teman-temannya”
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu
anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?
Jawab :“Tidak mbak... soalnya saya juga jarang ikut kerja bakti”
clix
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
Jawab :“Ya saya jengkel mbak...”
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
Jawab :“Ya... disekolahnya mbak..”
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama
dirumah?
Jawab :“Saya tidak pernah mengajak sholat...”
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum
melakukan sholat?
Jawab :“Ya...itu kan sudah kesdaran mereka mbak mau melakukan sholat
atau tidak ya...terserah mereka”
23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),
apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
Jawab :“Jarang ikut pengajian mbak...”
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
Jawab :“Biaya sekolah anak dapat beasiswa mbak...”
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
Jawab :“Tidak mbak... kadang-kadang ada tetangga yang memberi tas pada
anak saya ”
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
Jawab :“Tidak pernah mbak...”
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
Jawab :“Anak saya jarang belajar mbak...”
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... saya tegur mbak...?
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?
Jawab :“Anak saya tidak pernah dapat rangking mbak...”
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?
Jawab :“Saya tidak bisa membiayai mbak kalau sekolahnya tinggi-tinggi
sampai lulus SD saja sudah syukur kok mbak...”
31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
Jawab :“Ya harapan saya anak bisa cepet kerja biar bisa cari duit sendiri”
clx
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?
Jawab :“ya... saya nasehati mbak...”
33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?
Jawab : “Saya tidak pernah mengambil raport mbak...”
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 9 (anak)
Nama : Nur Usmawati
Umur : 13 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan (anak)
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/ jam : 15 Februari2005/ 15.30 WIB
Tempat : Ruang tamu.
Hasil wawancara
1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?
Jawab :” Saya biasanya minta uang sendiri buat beli obat”
2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus mendapatkannya atau
hanya dipendam?
Jawab :”Saya biasanya bilang sama ibu minta dibelikan”.
3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak
memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Kalau saya tidak dibelikan ya... menangis...”
4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak memuaskan,
apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Ya... saya diam saja”
5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana sikapmu?
Jawab :”Bapak tidak pernah membeli oleh-oleh”
6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih tua,
bahasa apa yang akan kamu gunakan?
Jawab :”Bahasa jawa ngoko, soalnya bapak tidak mengajarkan tentang
bahasa jawa kromo”
7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau makanan?
Jawab :”Kalau ada yang memberi hadiah ya... saya seneng mbak...”
clxi
8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan dari orang
lain/tetangga?
Jawab :”Bapak tidak marah mbak kalau saya diberi sesuatu
makanan/hadiah dari tetangga”
9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Saya diam saja kalau bapak dan ibu sedang memberikan nasehat”
10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa yang akan
kamu lakukan?
Jawab :”Saya minta maaf sama teman-teman saya kalau saya salah...”
11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa yang
akan kamu lakukan?
Jawab :”Biasanya ibu jewer telinga saya kalau saya nakal”
12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu membiasakan
berpamitan atau minta ijin?
Jawab :”Saya tidak pernah minta ijin atau pamit mbak... kalau saya main”
13. Jika tidak diijinkan apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Saya tetap ikut bermain dengan teman-teman saya, sebab bapak,
ibu tidak pernah melarang saya”
14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu sedang
asyik bermain dengan teman-teman kamu?
Jawab :”Walaupun sedang bermain saya menjawab kalau dipanggil
mbak...”
15. Apakah kamu selalu membantu pekerjaan orang tuamu dirumah?
Jawab :”Saya tidak pernah membantu ibu”
16. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?
Jawab :” Disekolahan”
17. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu?
Jawab :”Tidak ada yang mengingatkan saya untuk sholat”
18. Apakah orang kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian (kegiatan
keagamaan) diDesa/kampungmu?
Jawab :”Bapak tidak pernah mengajak ikut pengajian”
19. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?
Jawab :”Tidak mbak... soalnya saya dapat beasiswa dari sekolahan”
clxii
20. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan sekolah?
Jawab :”Tidak mbak....kadang-kadang kalau sudah rusak bapak baru
membelikan”
21. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?
Jawab :”Bapak yang membelikan alat-alat sekolah tapi saya tidak pernah
dibelikan buku pelajaran”
22. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?
Jawab :” Jika saya bolos, ibu hanya menegur saja”
23. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?
Jawab :”Saya tidak belajar tiap hari, tapi kadang-kadang kalau saya ada PR
baru belajar”
24. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?
Jawab :”Saya belajar sendiri dirumah”
25. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?
Jawab :”Tidak marah mbak”
clxiii
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 10 (orang tua)
Nama : Casmono
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki (ayah)
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SD
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/jam : 15 Februari 2005/19.00 WIB
Tempat : Ruang tamu
Hasil wawancara
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
Jawab :“Kalau anak saya sakit, ya... saya suruh beli obat diwarung biar
sakitnya agak mendingan”
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?
Jawab :“Ya... bingung... saya pasti tanyakan sama anak “kenapa dia tidak
mau makan”
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya
(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa
iri, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya maklum... biasa mbak anak-anak...”
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai
tumbuh dewasa?
Jawab :“Ya... kadang-kadang... soalnya saya jarang dirumah”
5. Apakah anda membiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?
Jawab :“Tidak mbak...anak saya biasanya makan sendiri tanpa saya suruh”
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain
dengan teman-temannya?
Jawab :“Ya... saya suruh diam mbak...”
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?
clxiv
Jawab :“Biasanya saya suruh mandi sendiri”
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
Jawab :“Tidak pernah membawa oleh-oleh mbak... soalnya tidak ada uang
lebih untuk membelinya”
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda
lakukan?
Jawab :“Ya... saya marah mbak.. kalau ngomongnya kasar sama orang lain
ya... paling saya tegur mbak...”
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) mbak...”
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika
keluar rumah?
Jawab :“Tidak mbak... anak saya tidak pernah pamit kalau pergi keluar
rumah”
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau
sesuatu barang kepada anak anda?
Jawab :“Saya melarang mbak... soalnya nanti jadi kebiasaan anak”
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?
Jawab :“Kalau anak saya tidak patuh ya... paling saya tegur”
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak
atau semua anggota keluarga?
Jawab :“Dirumah saya tidak ada peraturan anak harus begini atau harus
begitu, semua aktifitas berjalan sewajarnya saja mbak...”
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
Jawab :“Tidak mbak, anak saya tidak pernah bantu ibunya dirumah”
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
Jawab :“Ya... tidak apa-apa.... paling cuman ditetangga sebelah”
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,
bagaimana sikap anak anda?
Jawab :“walaupun saya tidak mengijinkan, anak saya tetap ikut bermain
dengan temannya mbak...”
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu
anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?
Jawab :“Saya menyuruh anak menggantikan, tapi kalau anak tidak mau...
ya... saya tidak bisa paksakan mbak..”
clxv
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
Jawab :“Biasa mbak...paling saya suruh anak membersihkan barang-barang
yang pecah bersama teman-temannya yang memecahkannya”
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
Jawab :“Anak saya belajar disekolahan mbak... lawong saya tidak bisa
bacaan-bacaan Alquran”
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama
dirumah?
Jawab :“Saya tidak pernah mangajak anak untuk sholat mabak.. soalnya
saya tidak pernah melakukannya mbak...”
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum
melakukan sholat?
Jawab :“Saya... hanya menegur saja mbak... soalnya itu sudah kewajiban
dan kesadaran anak mbak...”
23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),
apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
Jawab :“Terus terang mbak... saya jarang mengunjungi pengajian
dikampung”
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
Jawab :“Ya... semua biaya sekolah anak saya yang bayar mbak... soalnya
anak saya tidak dapat beasiswa dari sekolahnya”
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
Jawab :“Tidak mabk... lawong tetangga malah pada memberikan tas, sepatu
pada anak saya”
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
Jawab :“Tidak pernah, soalnya anak saya malas belajar”
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
Jawab :“Belajar sendiri dirumah mbak... tapi anak saya jarang belajar”
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... tidak apa-apa, lawong anaknya jarang belajar kok mbak...”
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?
Jawab :“Anak saya tidak pernah dapat rangking mbak...”
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?
clxvi
Jawab :“Kalau anaknya mau lulus SD saja saya sudah senang kok...
soalnya mereka tidak mau sekolah mbak... ya... saya tidak bisa
paksakan”
31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
Jawab :“Ya harapan saya anak cepat-cepat cari kerja mbak... biar bisa cari
duit sendiri”
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?
Jawab :“Saya kurang tahu kalau anak membolos sekolah, sebab yang saya
tahu kalau anak pakai seragam ya... berarti berangkat sekolah
mbak...”
33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?
Jawab :“Yang mengambil raport ya... ibunya mbak...”
clxvii
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 11 (orang tua)
Nama : Casmuti
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan (ibu)
Agama : Islam
Pendidikan : -
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/jam : 15 Februari 2005/19.00 WIB
Tempat : Ruang tamu
Hasil wawancara
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
Jawab :“Saya suruh beli obat diwarung mbak...”
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?
Jawab :“Saya tanyakan ‘apa masakannya kurang cocok’? tapi biasanya
anak susah makan karena sakit”
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya
(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa
iri, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... biasa aja mbak... namanya anak ya..pasti iri”
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai
tumbuh dewasa?
Jawab :“Ya... pasti tahu mbak... perkembangan anak dari kecil sampai anak
besar”
5. Apakah anda mermbiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?
Jawab :“Ya... hanya menegur saja, kadang mereka lupa makan karena
terlalu asyik bermain”
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain
dengan teman-temannya?
Jawab :“Ya... kalau anaknya nangis minta jajan seperti temannya, ya... saya
kasih uang, kadang saya utang sama tetangga yang punya warung”
clxviii
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?
Jawab :“Saya biasakan anak mandi sendiri mbak...”
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
Jawab :“Saya jarang membawakan oleh-oleh mbak...”
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda
lakukan?
Jawab :“Ya... saya jewer mbak kalau anak ngomongntya kasar”
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) biasa mbak...”
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika
keluar rumah?
Jawab :“Tidak pernah mbak... anak saya tidak pernah pamit atau minta ijin
bila keluar rumah mbak...”
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau
sesuatu barang kepada anak anda?
Jawab :“Saya malah senang kalau ada tetangga yang memberi sesuatu
hadiah atau makanan pada tetangga saya’
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?
Jawab :“Kalau anak saya tidak patuh ya... saya marahi”
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak
atau semua anggota keluarga?
Jawab :“Tidak pernah buat tata tertib dirumah”
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
Jawab :“Tidak mbak... anak saya tidak pernah bantu-bantu saya didapu,
membersihkan rumah walaupun saya sudah menyuruhnya
mbak...”
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
Jawab :“Ya... tidak apa-apa mbak... biasa mbak... paling ditetangga
sebelah”
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,
bagaimana sikap anak anda?
Jawab :“Anak saya tetap ikut bermain dengan teman-temannya mbak...
walaupun saya tidak mengijinkannya”
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu
anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?
Jawab :“Biasanya bapaknya anak-anak yang ikut kerja bakti mbak...’
clxix
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
Jawab :“Ya... tidak apa-apa mbak... lain kali saya tidak mengijinkan anak
bermain barang pecah belah lagi mbak, soalnya bahaya”
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
Jawab :“Ya... disekolahnya mbak...”
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama
dirumah?
Jawab :“Tidak pernah mengajak sholat...”
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum
melakukan sholat?
Jawab :“Ya... saya hanya menegur saja, soalnya sudah kesadaran sendiri
sih mbak...”
23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),
apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
Jawab :“Saya tidak pernah mengunjung pengajian mbak... jadi ya... tidak
pernah mengajak anak-anak”
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
Jawab :“Biaya sekolah anak tanggungan saya sendiri mbak... kadang saya
sampai utang duit pada tetangga saya buat bayar sekolah anak”
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
Jawab :“Tidak pernah mbak... malah kadang anak saya dikasih tas, sepatu
dari tetangga kok mbak...”
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
Jawab :“Tidak pernah mbak... soalnya anak saya malas belajar”
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
Jawab :“Saya jarang melihat anak saya belajar mbak... ya... kadang anak
belajar sendiri dirumah”
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... maklum... soalnya anak saya tidak mau belajar jadi nilainya
pasti jelek mbak...”
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?
Jawab :“Anak saya tidak pernah dapat rangking mbak...”
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?
Jawab :“Kalau anaknya mau lulus SD saja sudah seneng mbak... soalnya
mereka malas kalau disuruh sekolah”
31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
clxx
Jawab :“Ya... saya suruh kerja mbak... bantu orang tua cari duit buat bekal
hidupnya”
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?
Jawab :“Ya... saya jewer mbak... pasti saya nasehati kalau anak mau
sekolah ya... jangan bolos sekolah”
33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?
Jawab :“Saya yang mengambil raport anak saya mbak...”
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 12 (anak)
Nama : Maezaroh
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/ jam : 15 Februari2005/ 19.00 WIB
Tempat : Ruang tamu.
Hasil wawancara
1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?
Jawab :”Biasanya bapak menyuruh beli obat sendiri diwarung”
2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus mendapatkannya atau
hanya dipendam?
Jawab :”Biasanya saya bilang sama ibu minta dibelikan”.
3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak
memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Ya... saya menangis minta dibelikan”
4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak memuaskan,
apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Ya saya hanya diam saja mbak walaupun belum jelas”
5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana sikapmu?
Jawab :”Bapak, ibu jarang sekali membeli oleh-oleh”
6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih tua,
bahasa apa yang akan kamu gunakan?
Jawab :”Bahasa jawa ngoko, soalnya bapak tidak mengajarkan bahsa
krama”
clxxi
7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau makanan?
Jawab :”Saya senang menerimanya”
8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan dari orang
lain/tetangga?
Jawab :”Tidak marah mbak... soalnya bapak, ibu sudah kenal dengan
tetangga yang memberi saya makanan dan peralatan sekolah”
9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Saya mendengarkan saja kalau bapak dan ibu sedang memberikan
nasehat”
10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa yang akan
kamu lakukan?
Jawab :”Kalau saya salah/nakal dengan teman saya, saya pasti pulang
kerumah, takut kalau teman sya bilang sama orang tuanya”
11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa yang
akan kamu lakukan?
Jawab :”Kadang bapak marah-marah mbak kalau saya salah, saya pasti
menangis kalau bapak memarahi saya”
12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu membiasakan
berpamitan atau minta ijin?
Jawab :”Saya tidak pernah minta ijin/pamit bila keluar rumah mbak...”
13. Jika kamu tidak diijinkan bermain oleh orang tuamu, apa yang akan kamu
lakukan?
Jawab :”Kalau teman-teman saya sudah menghampiri, ya... saya tetap ikut
bermain dengan teman-teman saya mbak...”
14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu sedang
asyik bermain dengan teman-teman kamu?
Jawab :”Walaupun sedang bermain saya menjawab kalau dipanggil
mbak...”
15. Apakah kamu selalu membantu pekerjaan orang tuamu dirumah?
Jawab :”Saya jarang membantu ibu mbak...”
16. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?
Jawab :”Belajar agamanya disekolah”
17. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu?
Jawab :”Tidak ada yang mengingatkan saya untuk sholat”
clxxii
18. Apakah orang tua kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian (kegiatan
keagamaan) diDesa/kampungmu?
Jawab :”Saya tidak pernah ikut pengajian mbak...”
19. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?
Jawab :”Semua biaya sekolah bapak yang bayar mbak...”
20. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan sekolah?
Jawab :”Tidak selalu membelikan mbak....kadang-kadang kalau sudah
rusak”
21. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?
Jawab :”Bapak, tapi kadang ada tetangga yang memberikan tas, sepatu
bekas buat sekolah saya mbak...”
22. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?
Jawab :”Kalau saya bolos, ibu menjewer kuping saya mbak...”
23. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?
Jawab :”Tidak kadang-kadang kalau saya ada PR saya belajar mbak...”
24. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?
Jawab :”Saya belajar sendiri dirumah, tapi jarang mbak...”
25. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?
Jawab :”Tidak marah mbak”
clxxiii
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 13 (orang tua)
Nama : Takudi
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki (ayah)
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SD
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/jam : 16 Februari 2005/16.00 WIB
Tempat : Ruang tamu
Hasil wawancara
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
Jawab :“Kalau saya pas dirumah, saya pasti membawa periksa anak saya
kepoliklinik, tapi kalau saya tidak dirumah ya... ibunya yang
membawa periksa”
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?
Jawab :“Ya... pasti saya suruh makan mbak... anak harus makan walaupun
sedikit”
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya
(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa
iri, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya maklum mbak kalau saling bertengkar... paling saya nasehati
mbak, saya hanya bisa menjanjikan untuk membelikannya kalau
sudah ada rejeki”
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai
tumbuh dewasa?
Jawab :“Walaupun jarang dirumah, saya selalu tahu mbak perkembangan
anak dari kecil sampai anak tumbuh besar”
clxxiv
5. Apakah anda membiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?
Jawab :“Saya pasti menyuruh anak saya makan mbak... kalau sudah
waktunya makan”
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain
dengan teman-temannya?
Jawab :“Saya pasti tanyakan pada anak saya, kenapa dia menangis dan
menyuruh anak saya supaya tidak cengeng (nangisan) mbak...”
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?
Jawab :“Kalu sudah sore anak belum juga mandi, saya pasti menyuruhnya
untuk mandi mbak...”
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
Jawab :“Kadang kalau ada rejeki, saya pasti membelikan oleh-oleh buat
anank-anak saya mbak...?
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda
lakukan?
Jawab :“Memang mbak lingkungan nelayan omongannya pasti kasar-kasar,
tapi alhamdulillah anak saya tidak pernah ngomong kasar mbak...
karena saya selalu mengajarkan anak untuk sopan dalam berbicara
dengan orang lain”
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
Jawab :“Walaupun dalam sehari-hari menggunakan bahasa jawa (ngoko)
tapi saya mengajarkan pada anak sikap sopan dan ramah terhadap
orang lain yang lebih tua, dalam berbicara dengan orang lain anak
saya selalu menggunakan bahasa jawa halus (krama)”
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika
keluar rumah?
Jawab :“Kalau saya dirumah dan masih ada orang yang dirumah, anak ya...
harus pamit mbak kalau mau keluar rumah”
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau
sesuatu barang kepada anak anda?
Jawab :“Tergantung mbak... kadang saya tidak memperbolehkan, karena
nanti akan jadi kebiasaan anak’
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?
Jawab :“Saya beritahu sama anak “kalau masih ikut orang tua ya... harus
patuh mbak...”
clxxv
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak
atau semua anggota keluarga?
Jawab :“Ya... walaupun tidak saya buat aturan, tapi bagi saya sopan santun
dirumah itu sangat perlu mbak...”
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
Jawab :“Ya sebagai anak ya... harus bantu orang tua mba... karena saya
selalu memberikan contoh dan mengajarkan pada anak untuk
menyapu rumah, memasak”
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
Jawab :“Ya... saya tidak apa-apa.... asalkan jangan jauh-jauh kalau mau
bermain”
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,
bagaimana sikap anak anda?
Jawab :“Jika saya tidak ijinkan anak bermain ya... anak dirumah saja
bermain dengan saudaranya, kadang malah belajar sendiri
mbak...”
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu
anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?
Jawab :“Jika dikampung ada kerja bakti, kadang anak saya yang
menggantikan kalau saya masih ada kerjaan dan tidak bisa ikut
kerja bakti”
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
Jawab :“Ya tidak apa-apa mbak... namanya anak-anak, saya hanya
menasehati supaya lain kali musti hati-hati”
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
Jawab :“Saya selalu menyuruh anak belajar mengaji di TPQ Arrofah
mbak...”
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama
dirumah?
Jawab :“Kadang mbak... saya mengajak anak melakukan sholat bersama-
sama dirumah, kalau saya pas dirumah”
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum
melakukan sholat?
Jawab :“Saya selalu menasehati anak untuk melakukan sholat, karena itu
sudah kewajiban orang muslim untuk melakukannya mbak...”
clxxvi
23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),
apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
Jawab :“Kalu saya pas dirumah ya...mengajak anak untuk mengunjungi
pengajian, tapi anak-anak jarang yang mau ikut mbak...’
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
Jawab :“Syukur mbak... semua anak saya dapat beasiswa, jadi ya... agak
ringan biaya sekolahnya”
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
Jawab :“Ya... kalau ada rejeki pasti saya belikan oleh-oleh buat anak-anak
saya mbak... biar anak-anak senang mbak”
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
Jawab :“Saya selalu menyuruh anak baca buku walaupun sebentar, apalagi
kalau anak ada tugas/PR dari sekolah pasti saya selalu menyuruh
belajar mbak...”
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
Jawab :“Belajar sendiri dirumah mbak...”
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... saya selalu menasehati anak supaya lebih giat belajar lagi
mbak...”
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?
Jawab :“Ya pasti senang mbak... paling saya suruh belajar terus”
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?
Jawab :“Tidak mbak... karena saya menginginkan anak saya pendidikannya
harus lebih tinggi dari orang tuanya, biar mereka jd pintar tidak
sepeerti orang tuanya”
31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
Jawab :“Saya berharap anak bisa melanjutkan sekolah, kalau saya masih
mampu membiayai saya suruh anak meneruskan samapai SMP,
tapi kalau tidak mampu ya... saya suruh cari kerja mbak... biar bisa
cari duit sendiri”
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?
Jawab :“Ya... saya menasehati anak supaya tidak mengulangi lagi bolos
sekolah”
33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?
clxxvii
Jawab :“Kadang saya yang mengambil raport, tapi kalau saya tidak
dirumah yang mengambil raport ya... ibunya”
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 14 (orang tua)
Nama : Tarmuti
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan (ibu)
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SD
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/jam : 16 Februari 2005/19.00 WIB
Tempat : Ruang tamu
Hasil wawancara
1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?
Jawab :“Walaupun saya tidak punya uang, bagaimanapun caranya saya
akan bawa anak saya periksa kepoliklinik mbak... biar bisa dapat
keringanan”
2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?
Jawab :“Saya bingung mbak... walaupun sedikit pasti saya suruh makan”
3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya
(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa
iri, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Semua anak saya tidak ada yang iri... sebab mereka tahu kalau
orang tuanya tidak bisa belikan kalau mereka tidak benar-benar
membutuhkannya”
4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai
tumbuh dewasa?
Jawab :“Ya... saya pasti tahu perkembangan anak-anak dari mereka lahir
sampai mereka bersar”
clxxviii
5. Apakah anda membiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?
Jawab :“Ya... pasti... biasanya saya cari dirumah temannya dan saya pasti
menyuruh anak makan walaupun mereka sedang asyik bermain
mbak...”
6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain
dengan teman-temannya?
Jawab :“Saya pasti tanyakan pada anak saya kenapa dia menagis... biasanya
anak saya menangis karena minta dibelikan jajan seperti teman-
temanya mbak...”
7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?
Jawab :“Saya suruh anak cepat-cepat mandi karena sudah sore, kalau anak
saya yang kelas dua SD biasanya masih saya mandiin mbak...”
8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?
Jawab :“Kadang kalau ada rejeki saya selalu membawakan oleh-oleh buat
anak saya supaya mereka senang mbak...”
9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda
lakukan?
Jawab :“Syukur mbak... anak saya tidak pernah ngomong kasar mbak...”
10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?
Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) biasa mbak...”
11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika
keluar rumah?
Jawab :“Ya... harus pamit mbak... biar saya tahu mereka mau pergi
kemana, dengan siapa... kan saya tidak kwatir mbak...”
12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau
sesuatu barang kepada anak anda?
Jawab :“Ya tidak apa-apa mbak... saya malah senang dan berterima kasih
ada yang memberi bantuan mbak...”
13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?
Jawab :“Syukur mbak... anak saya selalu patuh dengan orang tua”
14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak
atau semua anggota keluarga?
Jawab :“Walaupun dirumah tidak ada peraturan, tapi mereka harus patuh
dan sopan dirumah”
15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?
clxxix
Jawab :“Ya saya tidak memaksa anak untuk membantu saya mbak... saya
hanya menasehati anak supaya tidak bermalas-malasan, namanya
anak ya... harus bantu-bantu pekerjaan rumah mbak...”
16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?
Jawab :“Kalau anak mau main ya... tidak apa-apa mbak... biasa mbak...
paling ditetangga sebelah”
17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,
bagaimana sikap anak anda?
Jawab :“Anak saya diam saja dirumah mbak, kadang malah bermain
dengan adiknya dirumah mbak...”
18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu
anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?
Jawab :“Biasanya yang ikut menggantikan kerja bakti anak laki-laki saya
mbak...”
19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat
kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?
Jawab :“Maklum mbak... anak-anak, saya hanya menasehati pada anak
saya supaya lain kali harus hati-hati”
20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?
Jawab :“Anak-anak saya suruh belajar ngaji di TPQ Arrofah mbak...’
21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama
dirumah?
Jawab :“Ya... kadang saya mengajak anak untuk sholat, tapi anak-anak
biasa sholat sendiri kok mbak...”
22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum
melakukan sholat?
Jawab :“Saya menasehati mbak... lawong sudah kewajiban orang muslim
menjalankan sholat lima waktu ya... harus dilaksanakan”
23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),
apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?
Jawab :“Saya dan bapaknya anak-anak pasti mengajak anak-anak
mengunjungi pengajian mbak... tapi kadang-kadang anak saya
tidak mau ikut”
24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?
Jawab :“Biaya sekolah anak saya dapat beasiswa mbak dari sekolahan”
25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?
Jawab :“Kadang saya belikan peralatan sekolah kalau ada rejeki”
clxxx
26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?
Jawab :“ya... harus baca buku mbak... walaupun cuman sebentar”
27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?
Jawab :“Belajar sendiri dirumah”
28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?
Jawab :“Ya... saya selalu menasehati supaya belajar lebih giat lagi mbak...”
29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?
Jawab :“Ya... saya pasti senang mbak... tidak sia-sia saya menyekolahkan
anak mbak kalau anaknya mau belajar”
30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?
Jawab :“Kalau hanya tamat SD saya tidak puas mbak... karena saya ingin
anak saya sekolahnya bisa lebih tinggi dari orang tuanya”
31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?
Jawab :“Ya... harapan saya setelah lulus anak dapat kerja sesuai denmgan
ilmu yang diperolehnya”
32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?
Jawab :“Saya selalu menasehati anak saya supaya tidak bolos lagi mbak”
33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?
Jawab :“Saya yang mengambil raport anak saya mbak...”
clxxxi
TRANSKIP WAWANCARA
Informan 15 (anak)
Nama : Budi. A
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Ds. Klidang Lor
Tgl/ jam : 16 Februari2005/ 19.00 WIB
Tempat : Ruang tamu.
Hasil wawancara
1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?
Jawab :”Kalau saya sakit, bapak dan ibu saya selalu membawa periksa
kepoliklinik”
2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus mendapatkannya atau
hanya dipendam?
Jawab :”Biasanya saya ngomong sama bapak”
3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak
memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Ya... tidak apa-apa mbak kalau bapak memang tidak bisa
membelikan”
4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak memuaskan,
apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Ya saya minta bapak untuk mengulangi jawabannya mbak...”
5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana sikapmu?
clxxxii
Jawab :”Kalau bapak ada rejeki pasti membelikan oleh-oleh mbak... Ya
saya senang mbak..
6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih tua,
bahasa apa yang akan kamu gunakan?
Jawab :”Bahasa jawa ngoko mbak...”
7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau makanan?
Jawab :”Saya senang menerimanya dan mengucapkan terima kasih sama
orang yang memberi mbak...”
8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan dari orang
lain/tetangga?
Jawab :”Tidak apa-apa mbak... tapi kadang bapak sama ibu tidak
mengijinkan mbak”
9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab :”Saya pasti mendengarkan dan melaksanakan nasehat orang tua
mbak...”
10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa yang akan
kamu lakukan?
Jawab :”Ya saya pasti langsung minta maaf sama teman saya jika saya
salah”
11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa yang
akan kamu lakukan?
Jawab :”Bapak selalu menasehati saya kalau saya nakal, tapi saya selalu
mendengarkannya”
12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu membiasakan
berpamitan atau minta ijin?
Jawab :”Saya selalu pamit mbak kalau mau keluar rumah, apalagi kalau
mau pergi sekolah”
13. Jika kamu tidak diijinkan bermain oleh orang tuamu, apa yang akan kamu
lakukan?
Jawab :”Ya saya dirumah saja mbak main dengan adik atau kakak saya,
kadang saya malah buat PR”
14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu sedang
asyik bermain dengan teman-teman kamu?
Jawab :”Bila ada yang memanggil saya pasti langsung berhenti bermain
mbak...”
clxxxiii
15. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?
Jawab :”Saya belajar mengaji di TPQ arrofah mbak...”
16. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu?
Jawab :”Kalau saya tidak sholat ibu selalu mengingatkan mbak...”
17. Apakah orang tua kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian (kegiatan
keagamaan) diDesa/kampungmu?
Jawab :”Saya kadang diajak bapak mengunjungi pengajian dikampung saya
mbak...”
18. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?
Jawab :”Tidak mbak... soalnya saya dapat beasiswa dari sekolahan”
19. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan sekolah?
Jawab :”Kadang bapak membelikan kalau ada rejeki”
20. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?
Jawab :”Bapak, tapi kadang ada tetangga yang memberikan tas, sepatu
bekas buat sekolah saya mbak...”
21. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?
Jawab :”Kalau saya bolos, ibu menjewer kuping saya mbak...”
22. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?
Jawab :”Walaupun sedit-sedikit saya selalu baca buku mbak...”
23. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?
Jawab :”Saya belajar sendiri dirumah.”
24. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?
Jawab :”Bapak selalu menasehati mbak supaya belajar lebih giat lagi”
clxxxiv