2.kista ovarium
DESCRIPTION
Slide kista ovariTRANSCRIPT
KISTA OVARIUM
1. Definisi
Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga
seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006)
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda
seperti bubur (Dewa, 2000) Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi
cairan seperti balon yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi Kista
adalah indung telur.Tidak ada keterkaitan apakah indung telur kiri atau kanan.Pada
kebanyakan kasus justru tak memerlukan operasi.(http:// suara merdeka.com).
2. Sifat
Kista Fisiologis
Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal normal saja.Sasuai
suklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan
gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 5 cm, dapat
dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang.
Jadi ,kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan
tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut
mengalami pembesaran atau tidak.Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh
orang di usia reproduksi karena dia masih mengalami menstruasi. Bila seseorang
diperiksa ada kista, jangan takut dulu, karena mungkin kstanya bersifat
fisiologis.Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid.
Kista Patologis ( Kanker Ovarium )
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.
Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala
dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70%
pasien dating pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer.
Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.
Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi relative cepat, yang kadang
tidak disadari penderita.Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti
penyakit umumnya.Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian
bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah
cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan
melalui proses laparoskopi, sehingga tidak perlu dilakukan pengirisan di bagian perut
penderita. Setelah di angkat pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak.
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium.Jenis ini ada yang bersifat jinak
dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar.
Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas.Sayangnya sampai saat ini, belum
diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut. Kista ganas yang
mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak
teratur.Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal
memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas.
3. Jenis
Jenis kista indung telur meliputi:
Kista Fungsional
Sering tanpa gejala, timbul gejala rasa sakit bila disertai komplikasi seperti terpuntir/
pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang.Dan sangat jarang pada kedua indung
telur.Kista bisa mengecil dalam waktu 1-3 bulan.
Kista Dermoid
Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi
beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak.Kista dapat terjadi pada kedua
indung telur dan biasanya tanpa gejala.Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/
pecah.
Kista Cokelat (Edometrioma)
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan
terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam ragim tetapi
melekat pada dinding luar indung telur. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan
tersebut menghasilakan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi
kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur.Timbul gejala utama yaitu rasa sakit
terutama sewaktu haid/ sexsuale intercourse.
Kistadenoma
Berasal dari pembungkus indung telur yang tumbuh menjadi kista.Kista jenis ini juga
dapat menyerang indung telur kanan dan kiri.Gejala yang timbul biasanya akibat
penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti VU sehingga dapat menyebabkan
inkontinensia. Jarang terjadi tetapi mudah menjadi ganas terutama pada usia diatas
45 tahun atau kurang dari 20 tahun.
Klasifikasi Kistadenoma:
Kistadenoma ovarii serosum
Kistadenoma ovarii musinosum
4. Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan
menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.Kista jenis ini terbentuk oleh karena
pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada
keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk
melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga
menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.
Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista
dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini
disebut dengan Kista Dermoid.
Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi:
Gaya Hidup Tidak Sehat
Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
Zat tambahan pada makanan
Kurang olah raga
Merokok dan konsumsi alcohol
Terpapar denga polusi dan agen infeksius
Sering stress
Factor Genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu
yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan
yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena
radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
5. Epidemiologi
Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan
sebagian kecil berbentuk tumor padat.Kanker ovarium merupakan penyebab kematian
terbanyak dari semua kanker ginekologi.Angka kematian yang tinggi ini disebabkan
karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan
apabila sudah berada dalam stadium akhir.Kista dermoid yang merupakan bagian dari
kista ovarium 80 % didapati pada penderita yang berusia antara 20-30 tahun. Pada
wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko tumor menjadi ganas
berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol dengan USG pelvic. Ada beberapa yang
menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang
mulai menopause. Pada usia rata-rata 30 tahun, tumor rata-rata berukuran 6 cm dan
teratoma bilateral kira-kira 10 %. Sebagian besar wanita dengan teratoma matur bersifat
asimptomatik. Pada kista dermoid yang simptomatik,sebagian besar timbul nyeri perut
dan perasan yang tidak menyenangkan.
6. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan
hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang
menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium.Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur,
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam
ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus
luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-
tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis
dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula
akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari
yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-
lutein.Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih.Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak
berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah
dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul
langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan
diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan
cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan
menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
7. Manifestasi Klinis
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu
yang lama.Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
Gangguan haid
Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih
Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut
Nyeri saat bersenggama
Pada stadium lanjut:
Asites
Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut (usus dan
hati)
Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
Gangguan buang air besar dan kecil
Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada
8. Pemeriksaan Diagnostik
Deteksi dini
Keterlambatan mendiagnosis kanker ovarium sering terjadi karena letak ovarium
berada didalam rongga panggul sehingga tidak terlihat dari luar.Biasanya kanker
ovarium ini di deteksi lewat pemeriksaan dalam. Bila kistanya sudah membesar maka
akan terabab ada benjolan. Jika dokter menemukan kista, maka selanjutanya akan
dilakukan USG untuk memastikan apakah ada tanda tanda kanker atau tidak.
Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil jaringan (biopsy)
untuk memastikan kista tersebut jinak atau ganas.Ini bisa dilakukan dengan
laparskopi, melalui lubang kecil di perut. Pemeriksaan lainnya dengan CT Scan dan
tumor marker dengan pemeriksaan darah.
9. Penatalaksanaan
Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah,
misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium
adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu
pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh
pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang
berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai
penyangga.
Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan
pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti
kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan
tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi
luka operasi( Lowdermilk.dkk. 2005:27 ).
10. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian umum pada kista:
ada tidaknya nyeri di perut bagian bawah?
ada tidaknya gangguan BAB dan BAK?
ada tidaknya asites?
ada tidaknya perut membuncit?
ada tidaknya gangguan nafsu makan?
ada tidaknya kembung?
ada tidaknya sesak nafas?
Pengkajian diagnostic kista:
USG: ada tidaknya benjolan > 5 cm
CT Scan: ada tidaknya benjolan dan ukuran benjolan
Diagnosa
1. Nyeri b.d putaran tangkai tumor atau infeksi pada tumor
2. Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya
3. Gangguan harga diri b.d perubahan ferminimitas dan efek hubungan seksual
Intervensi keperawatan
Dx 1: Nyeri berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi pada tumor
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan nyeri berkurang sampai hilang sama
sekali
Intervensi:
Intervensi Rasional
Kaji tingkat dan intensitas nyeri mengidentifikasi lingkup masalah
Atur posisi senyaman mungkin. Menurunkan tingkat ketegangan pada
daerah nyeri
Kolaborasi untuk pemberian terapi
analgesik
menghilangkan rasa nyeri
Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi Merelaksasi otot – otot tubuh
Dx 2: Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
dan penatalaksanaannya
Tujuan: Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman (cemas)
berkurang.
Intervensi:
Intervensi Rasional
Kaji dan pantau terus tingkat
kecemasan klien.
mengidentifikasi lingkup masalah
secara dini, sebagai pedoman tindakan
selanjutnya
Berikan kesempatan tentang apa yang
dia rasakan
memberikan minat dan memperbaiki
kesalahan konsep
Berikan penjelasan tentang semua
permasalahan yang berkaitan dengan
penyakitnya
Informasi yang tepat menambah
wawasan klien sehingga klien tahu
tentang keadaan dirinya
Bina hubungan yang terapeutik
dengan klien
Hubungan yang terapeutuk dapat
menurunkan tingkat kecemasan klien
Dx 3: Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan feminimitas dan
efek hubungan seksual
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperwatan menyatakan penerimaan diri
pada situasi dan adaptasi perubhan pada citra tubuh
Intervensi:
Intervensi Rasional
Kaji stress emosi klien untuk melakukan tindakan selanjutnya
Berikan kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya terhadap
perubahan status kesehatannya
Memberikan minat dan perhatian
serta memperbaiki kesalahan konsep
Berikan informasi yang akurat memberikan kesempatan pada pasien
untuk bertanya dan mengasimilasi
informasi
Berikan dukungan spiritual kepada
klien
agar klien tetap bersemangat dan
tidak berputus asa terhadap
perubahan status kesehatannya