3 berita dari winda (1)

7

Click here to load reader

Upload: petrus-gulo

Post on 31-Jul-2015

36 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3 Berita Dari Winda (1)

Dorong Percepatan Pembangunan PLTA Batang Toru, Gubsu akan Surati PT NSH

MEDAN- Untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan listrik di Sumut, Gubernur Sumatera Utara segera menyurati Pihak Swasta yang mengantongi izin lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru. Dalam surat tersebut, perusahaan diminta untuk segera menyerahkan laporan hasil uji kelayakan proyek pembangkit tersebut kepada PLN dan Kementerian ESDM.

Demikian salah satu rekomendasi hasil rapat koordinasi yang membahas kemajuan Proyek pembangkit listrik di Sumut yakni PLTA Batang Toru dan PLTA Asahan III, di Kantor Gubernur Sumut, Rabu (12/ 9). Rapat dihadiri pihak Pemerintah Provinsi, Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), Dirjen Kelistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (DJK-ESDM) dan PT PLN.

Hadir dalam kesempatan tersebut Staf Setwapres Sunaryo, Alihuddin mewakili DJK ESDM, Kepala Bappeda Provsu Riadil Akhir, Kepala Dinas Pertambangan Provsu Untungta Kaban dan Didik M, S Siswanto, Sarono, Dendi K dan Robert Purba mewakili PT PLN.

Sebelumnya, tanggal 6 Agustus silam Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho telah menyurati kementerian ESDM mempertanyakan tindaklanjut proyek PLTA Batang Toru yang sudah dikeluarkan rekomendasinya oleh Pemprovsu berdasarkan ijin lokasi Bupati Tapsel untuk PLTA Batang Toru I, III dan V dengan kapasitas 510 MW.

Dalam rapat kemudian terungkap berbagai kendala yang dialami untuk melanjutkan proyek dimaksud. Diantaranya Hasil uji kelayakan proyek PLTA Batang Toru yang telah dilakukan PT North Sumatera Hydroenergy (NSH) sebagai pemegang ijin lokasi belum juga dilaporkan kepada PT PLN dan DJK-ESDM. Tanpa hasil FS tersebut PLN beralasan tidak dapat melanjutkan proses penunjukan pelaksana pembangunan pembangkit. Disamping itu, data hasil studi kelayakan dimaksud juga diperlukan untuk memperbaharui dokumen Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) nasional yang di laksanakan Kementerian ESDM.

Pada kesempatan itu Alihuddin mewakili DJK ESDM mengingatkan PT PLN untuk segera menetapkan pelaksana proyek PLTA Batang Toru dimaksud untuk percepatan pembangunannya. Karena sebagaimana Peraturan Presiden No 14 tahun 2012, untuk energi terbarukan, PT PLN dapat melakukan penunjukan langsung perusahaan pelaksana tanpa harus melihat kapasitas. "Kami menunggu keputusan PLN untuk penunjukan langsung agar proyek ini dapat terwujud segera,"kata Alihuddin.

Selain membahas kemajuan PLTA Batang Toru, rapat juga membahas kemajuan PLTA Asahan III yang mengalami kendala status lahan yang masih berstatus kawasan hutan berdasarkan SK Menhut no 44/Menhut II/ 2005 tentang penunjukan hutan di wilayah provinsi Sumut seluas 3.741.120 ha. Karenanya proyek yang direncanakan selesai 2014 ini mengalami kendala dalam pembebasan lahan dengan total kebutuhan seluas 253,7 ha di Kab Tobasa dan Asahan.

Pihak dirjen kelistrikan kementerian ESDM mengingatkan agar PLN dapat mempercepat proses

Page 2: 3 Berita Dari Winda (1)

penyelesaian status lahan, mengingat adanya potensi kerugian negara apabila proyek yang dibiayai pinjaman asing itu tertunda pembangunannya. (Winda)

Diminta Kepada Kejatisu Segera Periksa Kadis Distanla Medan 

 MEDAN- Presidium Masyarakat Medan Utara (PMMU) meminta kepada Kejatisu dan Tipikor Polda Sumut segera periksa Kadis Pertanian dan Kelautan Kota Medan Ir. Emilia Lubis berkaitan dengan Pengumuman lelang Pembagunan Kapal Perikanan  30 GT sebanyak 2 Unit dan Kapal Perikanan 15 GT Sebanyak 2 Unit tanggal 13 Agustus 2012 dengan Kode lelang 354308 pada LPSE Pemko Medan.

Demikian hal tersebut dikatakan Ketua PMMU Saharuddin didampingi Tata Nurlita, Brist Zainal Siregar, Bambang Hendarto SH, Hertati, Muchtar selaku kuasa dari CV Saroha  kepada wartawan, Kamis (13/9) di Medan. Lebih lanjut dikatakan mereka,   satuan Kerja Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan bahwa pada lelang pertama telah ditunjuk pemenang yaitu CV. SAROHA dengan nilai penawaran Rp. 3.829.410.728,- ( Tiga Milyard delapan ratus dua puluh Sembilan juta empat ratus sepuluh ribu tujuh ratus dua puluh delapan rupiah)

“Namun dibatalkan sesuai dengan surat pembatalan lelang oleh Kuasa Pengguna Anggaran pada Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan Nomor 027/3096 tanggal 13 Agustus 2012. Lelang ulang tersebut telah diumumkan pemenangnya pada tanggal 3 September 2012 yaitu PT. PRIMA MANDIRI SATRIA PERKASA dengan nilai penawaran Rp. 4.128.500.laku 000.- (empat milyar seratus dua puluh delapan juta lama ratus ribu rupiah ),” ujar mereka.

 Dijelaskan mereka,  bahwa pengumuman lelang ulang bersamaan harinya dengan pembatalan lelang yaitu pada tanggal 13 Agustus 2012.  Sehingga, calon penyedia yang dinyatakan sebagai pemenang sebelumnya tidak diberikan waktu dan kesempatan sedikitpun untuk menyanggah/merasa keberatan terhadap keputusan Kuasa Pengguna Anggaran yang membatalkan lelang.

Dalam hal ini, meereka menilai terdapat kesalahan-kesalahan fatal pada dokumen pengadaan dilelang kedua. Sehingga,  dokumen tidak mengacu lagi pada Perpres Nomor 54 Tahun 2010, konsekwensinya PA/KPA harus membatalkan lelang tersebut berdasarkan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 pasal 83 ayat 3 huruf (e) dimana, PA/KPA menyatakan Pelelangan/seleksi/Pemilihan langsung gagal apabila dokumen pengadaan tidak sesuai dengan peraturan perpres ini ada  hal-hal yang tidak sesuai itu dapat saya rincikan kata tata misalnya judul paket pekerjaan.

 “ Pembangunan Kapal Perikanan 30 GT sebanyak 2 (dua) unit dan kapal Perikanan 15 GT Sebanyak 2 Unit. Jika dicermati pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan membangun/membuat wujud kapal dimulai dari persiapan bahan baku, perakitan lambung kapal, pembuatan rumah kapal, pemasangan mesin dan propeller serta finising dengan pengecatan dan pemasangan alat-alat bantu lainnya,” tandas mereka.

Selain itu juga disebutkan Tata, dimana saat pembangunanya/pekerjaan turut serta konsultan pengawasan.  Namun katagori pengadaan dinyatakan sebagai pengadaan barang,

Page 3: 3 Berita Dari Winda (1)

bukan pekerjaan konstruksi.

Hal tersebut bertentangan dengan Pepres 54 Tahun 2010 penjelasan pasal 4 huruf b yang menyatakan “ Pekerjaan konstruksi adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Dimana yang dimaksud perwujudan fisik lainnya meliputi keseluruhan atau sebahagian rangkaian kegiatan pelaksanaan yang mencakup pekerjaan untuk mewujudkan selain bangunan antara lain konstruksi bangunan kapal. Pesawat atau kendaraan tempur,” sebut Tata yang cukup frontal.

Ditambahkan Tata Nurlita menyatakan terkesan panitia tidak mengikuti Perka LKPP Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Tata Cara E-Tendering dimana pada angka 2 hruf b. nomor 9 ULP tidak perlu membuat Berita Acara Penjelasan Pekerjaan(BAPP) dimana rekaman Tanya jawab melalui aplikasi SPSE otomatis menjadi Berita Acara Pemberian Penjelasan.

 Namun panitia mengeluarkan/mengupload Berita Acara Anwijizing No 12/PP-DPK/VIII/2012 tanggal 23 Agustus 2012 dan berita acara tersebut justru tidak sesuai dengan rekaman pada aplikasi SPSE.

Disebutkan Tata bahwa dalam berita anwijzing nomor 12/PP-dpk/VIII/2012 tanggal 23 Agustus 2012 point 5 hal-hal yang mengguggurkan penawaran, c harga melebihi ‘Pagu dana’.    Hal tersebut sudah tidak sesuai dengan Perpres Nomor 54 tahun 2010 lampiran II Tata cara pemilihan penyedia barang, huruf B 1 f 10).A) total harga penawaran terhadap total nilai HPS: (a) apabila total harga penawaran melebihi nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Dinyatakan gugur.

Dan, sebut Tata, yang menggugurkan penawaran adalah jika harga penawaran terkoreksi melebihi HPS bukan pagu Dana tanda tata didampingi beberapa orang kuasa hukumnya. Konspirasi ini saya kira sudah cukup terang benderang kuat dugaan saya panitia tidak menguasai Pepres 54 Tahun 2010 sehingga dokumen pengadaan menyimpang dari Peppres 54 Tahun 2010 tersebut sehingga dapat diduga kuat terindikasi merugikan Negara.

Karena melihat penawaran yang dimenangkan adalah perusahaan dengan nilai penawaran tinggi berbau mark up. Belum lagi kejanggalan penggunaan kop surat berikut dan stempel Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan yang digunakan oleh panitia, terang Tata yang juga merupakan tokoh Sumut.

Sementara itu, Saharuddin Ketua Presidium Masyarakat Medan Utara menambahkan bahwa pekerjaan pembangunan kapal adalah pekerjaan konstruksi, bukan pengadaan barang.

Saat digelar rapat dengar pendapat oleh DPRD Medan pada tanggal 13 September 2012 pukul 14.00 wib diruang komisi A, Kadis Tanla Medan, Inspektorat Kota Medan, Pejabat Pembuat Komitmen, Panitia lelang dan LPSE Kota Medan tidak ada yang hadir. Ketika dikonfirmasi kepada sumber di Inspektorat mengatakan tidak ada undangan dari Komisi A DPRD Kota Medan, sebutnya. (Winda) 

Page 4: 3 Berita Dari Winda (1)

Dinas Pertanian Sumut Dukung Penggerebekan Pupuk Oleh Komisi B DPRD Sumut dan Poldasu

MEDAN - Kepala Dinas Pertanian Sumut, Ir. HM Roem S sangat mendukung Komisi B DPRD Sumut yang melakukan sidak dan penggerebekan gudang pupuk oplosan bersubsidi  di Gudang BIA No 59A, Kompleks KIM I, Mabar, Kecamatan Percut Sei Tuan, Senin, 3 September 2012 lalu.

“Ini penggerebekan dengan temuan pupuk terbesar dan Dinas Pertanian akan terus memantau temuan mitra kita, Komisi B DPRD Sumut dan sekarang Polda Sumut telah menetapkan Direkturnyaa sebagai tersangka,” ujar HM Roem.

Menurut Roem,  pupuk bersubsidi yang dioplos merupakan perbuatan yang  melawan hukum dan tentu saja dampaknya merugikan para petani, terutama menjelang musim tanam tahun ini. “Mereka butuh pupuk bersubsidi, tetapi ternyata dioplos oknum tertentu,” ujarnya.

Informasi yang dihimpun wartawan, pupuk yang dioplos ditemukan tim Komisi B diketuai T Dirkhansyah Subhan Ali SE Ak dan Wakil Ketua Ir Washington Pane MSc dan beserta anggota komisi, Aduhot Simamora, Japorman Saragih, H Ali Jabar Napitupulu, Dermawan Sembiring, Layari Sinukaban, Sudirman Halawa, M Faisal, Hj Helmiati, Ristiawati, Tiasiah Ritonga, dan Muliani, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak).

Di lokasi, Washington Pane dan T Dirkhansyah terkejut, melihat berton-ton pupuk bersubsidi berwarna pink telah dioplos menjadi pupuk nonsubsidi, selanjutnya di-packaging dan diberi label 'pupuk nonsubsidi PT Pusri.'

Para penjaga gudang yang sempat ditanyai anggota dewan berdalih, mereka hanya pekerja yang dibayar untuk mengganti kemasan pupuk bersubsidi itu, menjadi pupuk nonsubsidi.

"Pemilik gudang ini adalah Boyke dan Irawan, silakan berhubungan dengan mereka," kata para

Page 5: 3 Berita Dari Winda (1)

pekerja di gudang tersebut.

Washington Pane dan T Dirkhansyah menegaskan, melihat bukti-bukti di dalam gudang yang menumpuk ribuan ton pupuk bersubsidi di dalam karung berwarna putih, yang selanjutnya diganti dengan karung berwarna kekuningan, merupakan tindakan penyalahgunaan pupuk bersubsidi.

"Terdapat indikasi pupuk bersubsidi ini didapatkan dari Pulau Jawa dengan harga relatif murah. Selanjutnya dioplos menjadi pupuk nonsubsidi demi memperoleh keuntungan berlibat ganda," kata Washington Pane dan T Dirkhansyah.

Dukung Polda Terus Mengusut Penimbunan Pupuk Subsidi

Selain itu, Kadis juga sangat mendukung kinerja dari Polda Sumut khususnyaa kepada Direskrim Khusus Ekonomi yang terus mengusust penimbunan pupuk subsidi yang memang seharusnya diperuntukan petani.

“Sejauh ini, kita belum diminta keterangan, tetapi kita percaya aparat penegak hukum dapat mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya,” katanya.Dijelaskan Kadis, siapapun orang atau oknum di belakang layar permainan pupuk oplosan ini harus diusut tuntas. “Kalau dugaan pupuknya dari Surabaya, kita minta pertanggungjawaban pihak Surabaya, begitu seterusnya,” katanya.

Menyebut kondisi pupuk bersubdisi saat ini, Kadis Pertanian  M Roem S mengatakan, saat ini cukup. “Kita tidak terpengaruh oleh adanya penggebrekan pupuk oplos, karena persediaan pupuk kita cukup. Namun demikian diharapkan kepada masyarakat maupun siapa saja, apabila disekitar saudara ada ditemukan penimbunan pupuk secepatnya laporkan kepada Dinas Pertanian, DPRD Sumut serta Polda,” ujar HM. Roem. (Winda)