3. konsep desain 3.1. tinjauan tentang gambar 3.1.1 ... · 3. konsep desain 3.1. tinjauan tentang...
TRANSCRIPT
83
Universitas Kristen Petra
3. KONSEP DESAIN
3.1. Tinjauan tentang Gambar
3.1.1. Tinjauan tentang unsur Gambar
Gambar merupakan karya visual yang mampu memberikan banyak
makna. Gambar terkadang dapat bersifat subjektif tergantung persepsi dari
masing-masing individu dalam memaknai suatu gambar. Untuk dapat membuat
dan memahami gambar yang dapat membangkitkan emosi, maka perlu mengerti
dan memahami unsur - unsur gambar.
3.1.1.1. Garis (Line)
Garis merupakan unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap
pembentukan suatu objek. oleh karena itu, selain dikenal sebagai goresan atau
coretan, garis juga menjadi batas atau limit suatu bidang dan warna. kumpulan
dari garis-garis yang ditata mampu memberikan emosi dari apa yang
digambarkan. garis dapat diartikan sebagai hubungan antara dua titik secara lurus
atau kumpulan titik - titik berderet lurus, bisa juga diartikan sebagai suatu titik
yang diperluas menjadi sesuatu yang memiliki panjang, kedudukan dan arah.
Ciri khas garis yaitu terdapatnya arah serta dimensi memanjang. garis
dapat tampul dalam bentuk lurus, gelombang dan bentuk lainnya. Beberapa jenis
garis dan kesan yang ditimbulkan :
a. Garis tegak : kuat, kokoh, tegak, tegar dan hidup
b. Garis datar : lemah, tidur, dan mati
c. Garis lengkung : lemah, lembut dan menggairahkan
d. Garis berombak : halus, lunak dan berirama
e. Garis miring : sedang, menyudutkan
f. Garis patah : tegas, tajam, hati - hati, naik turun
Garis dapat menyimbolkan ungkapan emosi manusia yang telah
dialaminya di alam. Kualitas sebuah garis dapat dipengaruhi beberapa hal, yaitu
orang yang membuatnya, alat yang digunakan serta bidang dasar tempat garis
digoreskan (Kusrianto 30).
84
Universitas Kristen Petra
Dalam fungsi yang lebih luas, garis memiliki kegunaan sebagai berikut :
a. Garis memiliki daya komunikatif, digunakan pada huruf, peta, grafik, kode,
dan lain – lain.
b. Garis mempunyai kekuatan ekspresif, misalnya: tebal, tipis, panjang, pendek,
lengkung, berombak, dan lain – lain. Sehingga orang dapat mengungkapkan
rasa dari garis itu.
c. Garis dapat menunjukkan gerak emosi, misalnya: ketakutan, kemarahan,
keraguan, kekesalan dan sebagainya.
d. Garis mempunyai irama, misalnya : gemulai, kaku, tajam, dan lain – lain.
Selain memiliki fungsi, garis juga memiliki tugas yaitu :
a. Menciptakan bentuk yang indah karena tiap – tiap garis mempunyai keindahan
tersendiri sehingga disebut garis seni yang digunakan untuk pengungkapan
rasa ( ekspresi ).
b. Untuk membatasi atau membagi luas sebuah bidang.
c. Untuk menciptakan bentuk dengan garis tepi ( contour ).
d. Untuk member warna lewat arsiran sehingga dapat member kesan gelap terang
maupun dimensi.
e. Untuk menciptakan persiapan gambar ( sketch ).
f. Sebagai suatu penangkap atau pembimbing pandangan ke suatu arah.
3.1.1.2. Kualitas Gelap Terang (Value)
Menurut Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto dalam bukunya yang berjudul
Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain, value adalah terang gelapnya warna,
contohnya adalah tingkatan warna putih hingga hitam (dikutip dari "Warna",
par.6)
Value memperjelas garis sehingga bentukan tiga dimensinya menjadi
lebih hidup. Derajat perubahan value tergantung pada kekontrasan antara
bayangan dengan cahaya, juga dari sumber cahaya yang menimpa objek. Dalam
kualitas gelap terang suatu objek, putih adalah tekanan yang paling rendah atau
paling terang kondisi sebaliknya berlaku untuk warna hitam.
Sedangkan menurut Mudjiono & B. Irawan dalam bukunya yang
berjudul Buku Ajar Nirmana Asas dan Unsur-Unsur Desain, menjelaskan bahwa
85
Universitas Kristen Petra
value merupakan nilai warna yang diukur dengan jenjang gelap dan terang,
melalui kandungan warna putih dan hitam. Nilai dari sebuah warna tergantung
dari cerah dan redupnya. Bukan diukur melalui luas dan kekuatannya.
3.1.1.3. Bentuk dan Ruang (Shape dan Space)
Bentuk adalah sesuatu yang terdiri dari beberapa garis dengan berbeda
arah dan saling berpotongan. bentuk ditentukan oleh garis luar atau kontur dari
garis yang membentuk tepian dari bidang datar tersebut. Bentuk juga diartikan
sebagai sesuatu yang abstrak, sebuah garis imajinasi yang menggambarkan suatu
obyek di dalam hubungannya, dengan latar belakang, karakter tiga dimensi yang
terbentuk.
Ruang dalam bahasa Inggris disebut “space”, extents or area of ground,
surface, etc. Artinya, ruang adalah keluasan dari bidang. Ruang terbentuk dari
adanya bidang. Ruang lebih mengarah terhadap wujud tiga dimensi, sehingga
ruang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu ruang nyata dan ruang semu.
Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual tidak dapat diraba tetapi hanya
dapat dimengerti (Kusrianto 30).
Ruang juga dapat diartikan beberapa bidang yang sisi-sisinya
bersinggungan sehingga membentuk beberapa bidang positif (sedikitnya tiga
bidang). Ruang dapat dibedakan menjadi dua:
a. Ruang negatif: yaitu ruang yang bersifat “kosong” di luar ruang
positif.
b. Ruang positif: yaitu ruang massif/ ruang yang bersifat
“padat/berisi” tidak berongga.( Mudjiono & B. Irawan 18).
3.1.1.4. Pola (Pattern)
Pola adalah bentuk dekoratif yang memiliki sifat dua dimensi. sifatnya
datar dan tidak memiliki gradasi gelap terang. Tujuan dari pola adalah untuk
memberikan kesan indah.
86
Universitas Kristen Petra
3.1.1.5. Tekstur (Texture)
Tekstur merupakan salah satu elemen desain yang menimbulkan
kekhasan sebuah permukaan, permukaan dapat polos, bergambar, licin serta dapat
memukau indra raba dan mata (Santosa 106). Menurut Adi Kusrianto dalam
bukunya berjudul Pengantar Desain Komunikasi Visual, tekstur diartikan sebagai
nilai raba suatu permukaan. secara fisik, tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan
tekstur halus. Jika ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi
tekstur nyata dan tekstur semu karena adanya perbedaan antara hasil raba dengan
hasil penglihatan (32).
Dengan adanya tekstur, suatu permukaan dapat dirasakan, bersifat
ekspresif dan emosional. tekstur dapat menimbulkan kesan ekspresif, jika tekstur
yang diberikan kurang, maka gambar menjadi lemah. tekstur dapat dihasilkan
menjadi berbagai variasi kuat lemah warna atau arsiran dan juga dapat diperoleh
melalui percobaan dengan menggunakan alat - alat kreatif di sekitar kita. dalam
penerapannya, tekstur dapat berpengaruh pada unsur - unsur visual lainnya, yaitu
kejelasan titik, kualitas garis, intensitas warna, keluasan bidang dan ruang.
Sedangkan menurut Mudjiono & B. Irawan dalam bukunya yang
berjudul Buku Ajar Nirmana Asas dan Unsur-Unsur Desain, tekstur dapat
dibedakan menjadi 2 jenis:
a. Tekstur nyata, yaitu suatu permukaan apabila dilihat nilainya sama
dengan apabila diraba (halus-kasarnya). Sebagai contoh permukaan
kulit kayu yang kasar. Susunan batu-batuan pada sebuah
dinding,dsb.
b. Tekstur semu, yaitu suatu permukaan apabila dilihat tidak sama
dengan nila rabanya. Contohnya ialah semua permukaan bidang
yang nilai rabanya tidak sama dengan nilai lihat.
3.1.1.6. Warna (Colors)
Menurut Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, warna dapat didefinisikan secara
fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan atau secara psikologis sebagai bagian
dari pengalaman indra penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna dapat
diberikan oleh panjang gelombang. dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang
87
Universitas Kristen Petra
tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan
bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik (dikutip dari "Warna",
par.1). Warna bersangkut paut dengan persepsi dan interpretasi subyektif. Bahkan
jika mereka melihat obyek yang sama, orang akan menggambarkannya dengan
referensi dan pengalaman yang berbeda dan mengekspresikan warna dengan
istilah yang beragam. Karena ada variasi dalam mengungkapkan warna tertentu,
pengungkapan secara verbal dari warna sangat sulit dan rumit apabila harus
diterjemahkan dalam bahasa reproduksi grafika (Dameria 8).
Secara fisika, warna dihasilkan dari gelombang cahaya. Sejenis radiasi
elektromagnetik yang terukur dengan satuan mikron. Warna - warna yang dapat
kita lihat berada pada 400 - 700 mikron namun ada juga warna - warna yang tidak
terjangkau untuk dilihat karena panjang gelombangnya berada di luar jangkauan
mata kita.
Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu
cahaya, objek dan observer (berupa mata kita atau alat ukur). Di dalam ruang yang
gelap dimana tidak ada cahaya, kita tidak dapat mengenali warna. Demikian juga
bila kita menutup mata, maka kita tidak dapat mengenali warna suatu objek
sekalipun ada cahaya. Begitu pula bila tidak ada objek yang dapat kita lihat,
kitapun tidak dapat mengenali warna (Dameria 10)
Dalam desain, warna berfungsi sebagai salah satu sarana komunikasi
terhadap penikmat desain. Hal ini dikarenakan warna mem neiliki alur seni yang
mampu membawa emosi para penikmatnya terhadap objek yang ditampilkan.
Selain itu keberadaan warna mampu menciptakan kehidupan pada sebuah objek.
Gambar 3.1. Lingkaran Warna
Sumber : Encyclopedia Britannica
88
Universitas Kristen Petra
Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa :
a. Warna adalah getaran / gelombang tertentu dari sesuatu yang diterima
oleh retina mata manusia.
b. Warna adalah pantulan panjang gelombang dari suatu benda yang
berasal dari sinar dan kemudian diterima oleh mata kita.
a. Klasifikasi Warna berdasarkan Spektrum Warna
1) Warna Primer
Warna yang tidak didapat dari pencampuran warna dengan kata lain merupakan
warna paling dasar atau asli. Warna primer terdiri dari : merah (magenta red),
kuning (lemon yellow) dan biru (turquoise blue ).
2) Warna Sekunder
Warna - warna sekunder adalah warna yang didapatkan dari hasil pencampuran
warna - warna primer. Dalam lingkaran warna, warna sekunder merupakan lawan
warna dari warna - warna primer. Yang termasuk dalam warna sekunder adalah
jingga (pencampuran warna merah dan kuning), hijau (pencampuran warna
kuning dan biru), dan ungu (pencampuran warna biru dan merah).
3) Warna Tertier
Warna tertier adalah warna yang didapat dari pencampuran warna - warna
sekunder. Yang termasuk warna tertier adalah kuning - hijau (moon green),
kuning - jingga ( deep yellow ), merah - jingga ( red vermilion ), merah - ungu (
purple ), biru - ungu ( blue / indigo ), dan biru - hijau ( sea green ).
4) Warna Komplementer
Warna komplementer adalah warna yang dihasilkan dari perpaduan warna yang
berlawanan pada lingkaran warna. Warna komplementer selalu berlawanan secara
kontras dan bila keduanya dicampur akan terjadi penetralan dimana warna yang
akan muncul adalah warna abu - abu netral. Warna komplementer menetralkan
intensitas warna yang terlalu kuat. Misalnya ungu dengan kuning, biru dengan
orange, merah dengan hijau.
5) Warna Analogus
Adalah warna - warna yang menggunakan terang gelap dan intensitas dari warna
yang terdekat, misalnya kuning - hijau, kuning - orange (dominasi warna kuning),
dsb. Warna analogus ini lebih berwarna daripada warna monochrome, namun
89
Universitas Kristen Petra
warna analogus juga menciptakan keharmonisan dan suasana hati yang tenang
karena hubungan warna yang selaras.
b. Klasifikasi warna beradasarkan Gambar / Ilustrasi
1) Warna Monochrome
Adalah warna yang terdiri dari satu warna saja, namun kedalamannya
tergambarkan dalam kualitas gelap terangnya. Warna monochrome digunakan
untuk mengidentifikasikan sebuah keseimbangan antara cahaya dan juga gelap
dari sebuah objek, serta memberikan kesan volume dari sebuah warna,
memberikan kesan kelonggaran dan kebebasan bagi pengamatnya untuk memiliki
imajinasi tentang obyek gambar serta partisipasi dalam memahami kondisi sebuah
objek yang ditampilkan.
2) Warna Polychrome
Adalah warna yang terdiri dari banyak kandungan warna yang dicampurkan, yang
membuat objek menjadi lebih realis dan ekspresif sebab pencampuran warna
didasarkan kepada warna - warna yang sesungguhnya dilihat.
c. Klasifikasi Warna berdasar Sensasinya
1) Warna Panas
Yang termasuk warna panas adalah warna merah, kuning dan
pencampuran diantaranya. Disebut warna panas karena secara psikologis warna –
warna yang ada di dalam klasifikasi ini mampu member nuansa yang
berhubungan dengan aktivitas, gairah dan semangat.
2) Warna netral
Warna netral ada warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna. Warna netral
merupakan campuran ketiga komponen warna tadi dalam komposisi yang tepat
sama. Yang termasuk warna netral adalah warna hitam, putih, dan pencampuran
diantaranya.
3) Warna dingin
Yang termasuk warna dingin adalah warna biru, hijau dan pencampuran
diantaranya. Disebut warna dingin karena di dalamnya terdapat warna-warna yang
memberi nuansa sejuk, ketenangan dan mampu memberi kesan jauh pada objek
yang bersangkutan (Glichrist 201).
90
Universitas Kristen Petra
d. Klasifikasi Warna berdasarkan Karakteristiknya
1) Warna positif atau aktif
Warna positif atau aktif adalah warna yang memberikan kesan aktif. Yang
termasuk dalam golongan warna positif adalah kuning, jingga dan merah.
2) Warna negatif atau pasif
Warna negatif atau pasif memberikan kesan kegelisahan, kepatuhan, kegairahan,
pemikiran yang lemah lembut. yang termasuk di dalamnya adalah biru, biru
kemerah dan merah kebiruan.
e. Klasifikasi Warna berdasar Kualitasnya
Dibagi menjadi tiga jenis oleh Louis Prang yang dikenal dengan nama
sistem warna Prang pada tahun 1876 yang ditemukan meliputi
1) Hue
Adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna,
sehingga dapat dibedakan antara warna yang satu dengan yang lain. Dalam
lingkaran warna, mengacu pada nama warna - warna tersebut, misalnya : merah,
kuning, biru, hijau, dll.
2) Chroma / Intensity
Merupakan dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya
warna, misalnya dua warna yang sama - sama merah akan tetapi dalam
penampilannya berbeda. yang satu berwarna merah kuat dan yang lain merah
lemah. hal ini dikarenakan perbedaan jumlah pigmennya / intensitas warna.
3) Value
Adalah terang gelapnya warna. hal ini disebabkan dalam warna tersebut
mengandung sejumlah warna hitam dan putih. Semakin banyak kandungan warna
hitam, maka tentu akan semakin gelap. Sebaliknya semakin tinggi kandungan
warna putih akan menyebabkan warna menjadi lebih muda dan terang (dikutip
dari "Warna", par. 6).
f. Klasifikasi Warna berdasar Maknanya
Warna mampu memberikan respon secara psikologis. Molly E. Holzchlag,
seorang pakar warna, membuat daftar mengenai kemampuan warna ketika
memberi respons kepada orang yang melihatnya. Hal senada juga diungkapkan
Anne Dameria, bahwa warna memiliki makna dan karakter masing - masing
91
Universitas Kristen Petra
(Dameria, 18 - 22).
1) Hijau
Berkesan alami, sehat, pandangan yang enak, pembaharuan, kecemburuan
2) Kuning
Memiliki kesan optimis, harapan, filosofi, kecurangan
3) Merah
Memiliki makna kekuatan, tenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas,
bahaya.
4) Ungu
Warna ini memiliki kesan spiritualitas, misteri, keagungan (terutama
dalam budaya Romawi kuno), perubahan, arogan.
5) Biru
Memiliki makna kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi,
kebersihan, perintah.
6) Coklat
Warna coklat memiliki makna kehidupan, dapat dipercaya
7) Hitam
Warna hitam memberi kesan kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian,
misteri, ketakutan, keanggunan, ketidakbahagiaan.
8) Putih
Warna putih memiliki kesan kemurnian, suci, bersih, kecermatan, steril,
kematian.
9) Abu - abu
Memiliki kesan intelek, futuristis, modis, kesenduan ( Kusrianto 47 ).
3.1.2. Tinjauan Unsur Komposisi
3.1.2.1. Penataan Layout
Layout berasal dari kata “lay” dan “out”. “lay” artinya meletakkan,
menempatkan untuk suatu tujuan, sedangkan “out” berarti muncul, keluar
kedalam batas pandang (Krause, 8).
Layout adalah proses menyusun bagian dan lain sebagainya menurut
suatu aturan pola. Layout dalam desain menyangkut penempatan teks dan gambar
92
Universitas Kristen Petra
di dalam sebuah desain, meliputi bagaimana elemen-elemen tersebut diletakkan
dan diatur, baik dalam hubungan antar elemen satu sama lain, maupun secara
keseluruhan di dalam desain. Tujuan utama penyusunan layout adalah untuk
menghadirkan aspek visual dari tulisan maupun gambar yang akan
dikomunikasikan kepada pembacanya, agar mampu menerima informasi yang
disajikan secara maksimal tanpa kesulitan yang berarti. Ada 3 kriteria dasar suatu
layout yang baik, yaitu jika pengaturannya berhasil, terorganisir, dan mampu
menarik khalayak. Suatu layout juga harus menonjol dari sekelilingnya untuk
menjalankan perannya sebagai penarik perhatian (Siebert, Ballard 1).
Layout yang baik akan mampu menyajikan sejumlah informasi dalam
cara yang praktis dan estetis bagi yang melihatnya. Tidak ada aturan khusus dalam
menyusun letak halaman selain bahwa informasi tetap poin utama yang penting
untuk disajikan (Ambrose, Harris. 6-11).)
Untuk menciptakan suatu layout yang baik, seringkali diperlukan garis
maya yang biasanya dikenal dengan grid. Grid merupakan alat bantu untuk
menata tipografi dan gambar, dan dipakai di semua aspek desain terutama pada
bagian editorial/isi. Grid harus cukup fleksibel untuk berbagai perubahan seperti
perubahan layout dan tulisan, dan cukup fungsional untuk pemotongan kertas
pasca cetak serta penjilidan akhir. Grid membagi bidang kerja kedalam beberapa
unit yang ditempatkan. Dalam hal ini, grid berfungsi untuk membantu
menyatukan semua elemen desain (Dabner 100).
Grid sebagai struktur fondasi dasar tata letak memiliki beberapa fungsi
sebagaimana dikemukakan oleh Josef Muller-Brockman, desainer dari Zurich
yang cukup dikenal dengan kontribusinya dalam penyusunan sistem grid
(Ambrose, Gavin & Paul Haris 49).
• Untuk membangun argument secara obyektif dalam komunikasi visual.
• Untuk membangun dan menyusun teks dan materi ilustratif secara
sistematis dan logis.
• Untuk menyusun teks dan ilustrasi dalam susunan yang rapi, padat dan
memiliki irama tersendiri.
• Untuk menyatukan materi-materi visual agar dapat terbaca dengan jelas
dalam stuktur yang padat juga.
93
Universitas Kristen Petra
Teks yang mengisi kolom memiliki berbagai variasi format perataan teks
yang lebih dikenal dengan nama alignment. Jenis-jenis alignment ini adalah rata
kiri atau left flush, yaitu bila kolom teks rata pada bagian kirinya. Rata kanan atau
right flush bila kolom teks rata pada bagian kanannya. Centered atau rata tengah
adalah kondisi bila teks dalam kolom rata lurus pada bagian tengah kolom.
Justified adalah kondisi rata kiri dan kanan, dimana jarak antar kata (word
spacing) dan antar huruf (kerning) disesuaikan lagi agar teks dapat benar-benar
berbentuk kotak. Random atau no alignment atau acak adalah pola yang sama
sekali berbeda dengan keempat pola diatas. Peletakan kata tiap baris disusun
secara acak sehingga tidak ada suatu pola yang jelas (Sihombing, Danton 91).
Dalam penataan tipografi, seperti yang telah dijelaskan di atas, layout
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, menurut penataan barisnya, yaitu sebagai
berikut:
• Rata kiri (Flush left)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang atau pendek. Bagian
kanan susunan huruf menghasilkan bentuk irregular yang memberikan
kesan dinamis.
Contoh:
------------------------------------
-----------------------
------------------------------------
• Rata kanan (Flush Right)
Hanya layak digunakan untuk naskah yang pendek dengan
penataan jumlah huruf-huruf per barisnya hampir setara.
Contoh:
------------------------------------
-----------------------
------------------------------------
• Rata tengah (Centered)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan
penataan jumlah huruf yang seimbang pada tiap barisnya.
Contoh:
94
Universitas Kristen Petra
-------------------------------------
----------------------
-------------------------------------
• Rata kiri-kanan (Justified)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang. Keteraturannya
memberikan kesan bersih dan rapi. Namun, jarak antar kata harus
diperhatikan bila jumlah huruf tidak sebanding dengan lebar kolom.
Contoh:
-------------------------------------
-------------------------------------
-------------------------------------
• Asimetris (Random)
Penataan ini berbeda dengan empat cara penataan di atas. Setiap
baris disusun secara acak (random) sehingga tidak ada pola baris yang
dapat diprediksi panjangnya ataupun penempatannya.
Contoh:
--------------------------------------
--------------------------------------
--------------------------------------
--------------------------------------
Dalam penataan gambar dan tipografi secara bersamaan, layout dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Grid
Sistem grid merupakan formal layout yang bertumpu pada garis-garis vertikal
dan horizontal yang membagi bidang menjadi kotak-kotak. Sebuah grid
diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual
dalam sebuah ruang. Sistem grid digunakan untuk mempermudah menciptakan
sebuah komposisi visual. Tujuan utama dari penggunaan system grid dalam
sebuah desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif
dan memuaskan secara estetik. Sistem grid dibagi menjadi beberapa jenis:
• Manuscript grid
95
Universitas Kristen Petra
Layout dimulai dengan penempatan judul utama baru disertai dengan
isinya, berkesan rapi dan resmi.
• Column grid
Layout digolongkan menjadi bagian-bagian vertikal, dengan tujuan untuk
mengelompokkan data agar lebih mudah pemahamannya.
• Modular grid
Layout dibagi berupa kotak-kotak agar lebih menarik.
• Hierarchical grid
Layout dibagi berupa kotak-kotak agar lebih menarik perhatian, tetapi
masih tetap berkesan rapi dan teratur.
• Dynamic grid
Layout yang dinamis, pembagian kolomnya kurang jelas, dipengaruhi oleh
tipografi, beralur.
b. Ungrid
Merupakan sebuah susunan layout yang dinamis, dimana pengaturan
kolomnya dilakukan secara bebas dan dipengaruhi oleh tipografi dan beralur.
Menurut Gavin Ambrose dan Paul Harris dalam bukunya Basic Desain
Layout, dibagi menjadi:
• Grid System
Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan
elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid system digunakan sebagai
perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual.
Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah
sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah
komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid system
adalah menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan
secara estetik.
• The Golden Section
Sebelum kita bias membuat grid, kita memerlukan sebuah halaman untuk
meletakannya. Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar
pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk
menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan
96
Universitas Kristen Petra
sejak zaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan
indah.
Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8:13 berarti
bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek
hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong
dengan garis yang lebih panjang tadi.
Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan Fibonacci, yaitu
deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan
sebelumnya dan dimulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8:13 yaitu
rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran
bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena
proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 223 377 …
Sebuah obyek yang mempunyai proporsi agung mapu sekaligus
memuaskan mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun pakis
dan spiral dalam rumah keong adalah contoh yang paling popular.
• The Symetrical Grid
Dalam grid yang simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis
seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang
sama baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi,
margin luar memiliki bidang yag lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori
oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini
didasari ukuran halaman 2:3.
a. Komposisi Layout secara Umum (Vertikal-Horisontal)
Komposisi dibedakan menjadi dua, yaitu vertikal dan horizontal.
Komposisi vertikal umumnya digunakan untuk memberi penekanan pada
unsur ketinggian. Sedangkan komposisi horizontal umumnya digunakan
untuk menggambarkan skematik atau pemandangan.
b. Perkembangan Komposisi Layout
Layout berkembang seiring berjalannya waktu. Dahulu bentuk dan
format layout masih standard dan sederhana, hanya bermain pada komposisi
vertikal-horisontal. Variasi-variasi dalam penempatan layout masih sangat
jarang digunakan. Seiring proses yang semakin berkembang, layout semakin
97
Universitas Kristen Petra
berani dan bervariasi. Grid-grid dinamik semakin banyak digunakan,
misalnya pada majalah-majalaah, khususnya yang memiliki target anak muda
atau remaja. Hal ini dilakukan agar semakin lebih dekat dan mengena dengan
pembaca.
Layout halaman merupakan bagian dari desain grafis yang mengacu pada
susunan dan trik artistik untuk elemen-elemen pada sebuah halaman. Bermula
dari halaman-halaman buku yang diperbanyak secara manual pada abad
pertengahan, dan berkembang hingga ke majalah modern dan layout katalog,
desain halaman telah lama dikenal dalam media-media cetak. Sehubungan
dengan media cetak, elemen-elemen yang disusun biasanya berupa teks,
gambar, dan efek grafis lain yang tidak dicetak dengan tinta, seperti die/laser
cutting, hot print, ataupun blind embossing (“Page Layout”, part 1).
Sejak peledakan era komputer personal, keahlian tentang layout halaman
telah berkembang cepat ke media elektronik disamping perkembangannya
pada media cetak. Dengan media modern yang memiliki teknologi tinggi,
terdapat banyak kerancuan antara komunikasi visual dengan teknologi
informasi (“Page Layout”, part 2).
Publikasi cetak besar (buku tebal, khususnya instruksi secara alami) dan
halaman elektronik (web pages) memerlukan meta data untuk proses
pencarian indeks secara otomatis, format ulang otomatis, database publishing,
display halaman dinamis dan fasilitas interaktif untuk penggunannya. Banyak
meta data yang harus diberi data khusus saat proses pembuatan layout. Hal ini
yang membedakan perihal mengenai layout halaman antara seniman dan ahli
teknik (“Page Layout”,part 6).
c. Warna dalam Komposisi Layout
Pemakaian warna pada layout dapat menyampaikan suasana hati,
mengidentifikasikan sebuah obyek, dan menyampaikan pesan. Sebagai
contoh, penggunaan warna soft pada periklanan dapat memberi kesan tenang
dan romantik.
Warna dapat ditambahkan pada sebuah bidang pada layout. Tetapi ketika
memilih warna-warna tersebut, anda harus memikirkan secara hati-hati, kesan
seperti apa yang ingin ditampilkan dalam pemilihan warna tersebut. Apakah
98
Universitas Kristen Petra
warna tersebut adalah pilihan yang paling tepat? Dapatkah warna hjau atau
emas memberikan kesan yang terbaik dalam hal menggambarkan kekayaan
bank?Apakah warna yang dipilih dapat menggambarkan suatu perusahaan?
Apakah sebaiknya warna yang ditampilkan seperti pada perusahaan-
perusahaan yang lain atau berbeda dari yang lain? Bagaimanapun anda
menggunakan warna, akan membuat sebuah perbedaan pada hasil akhirnya.
Penggunaan warna pada layout dapat digunakan untuk:
• Menandai teks/ tulisan yang penting
• Menarik perhatian mata;
• Mengarahkan kepada pembaca, mana yang harus dibaca terlebih
dahulu;(point of view);
• Menggetarkan elemen-elemen yang muncul, menciptakan perasaan
gembira;
• Menghubungkan antar layout dan warna (menjadi satu kesatuan);
• Mengorganisir;
• Membedakan bagian-bagian dalam sebuah diagram atau grafik;
• Menciptakan sebuah kesan/ suasana hati;
• Menggabungkan atau memisahkan antar elemen-elemen;
• Membangkitkan reaksi emosional (Siebert, Ballard 24-25).
3.1.2.2. Tinjauan Teori Perspektif Sederhana
Perspektif atau sudut pandang adalah teknik atau metode untuk
menggambar objek-objek berupa benda, ruangan (interior), dan lingkungan
(eksterior) yang ukurannya lebih besar dari manusia. Teknik ini tercipta karena
keterbatasan jarak pandang mata kita dalam melihat objek. Semakin jauh jarak
mata dengan benda, semakin kecil penampakannya dan bahkan akan hilang dari
pandangan pada jarak tertentu. Sebaliknya semakin dekat jarak mata kita, benda
tersebut akan terlihat semakin besar.
Dua hal yang harus dijadikan patokan dalam teknik menggambar
perspektif, yaitu garis horizon dan titik hilang. Garis horizon adalah garis khayal
mata. Di mana kita berada, dis itulah garis horizon itu ada. Sedangkan, titik hilang
adalah titik terjauh dari jangkauan. Jarak pandang mata dan titik hilang selalu
99
Universitas Kristen Petra
terletak di dalam garis horizon. Secara teknis, perspektif terdiri dari perspektif
satu titik hilang, perspektif dua titik hilang, dan perspektif tiga titik hilang.
3.1.2.3. Tinjauan Teori Tata Cahaya
Tata cahaya dalam suatu gambar atau ilustrasi memiliki peran agar
gambar atau ilustrasi tersebut dapat terlihat lebih nyata dan hidup. Cahaya ini
dapat tercipta melalui permainan atau pencampuran warna dan membedakan
bagian mana yang perlu diwarnai lebih gelap dan bagian mana yang lebih terang.
Pada dasarnya, setiap objek memiliki suatu keterangan dan kegelapan intrinsik
sesuai karakteristiknya masing-masing, serta akan memiliki permukaan yang lebih
terang dan lebih gelap bila terkena cahaya tertentu. Fenomena ini dikenal sebagai
nada warna setempat (local tone), suatu istilah yang digunakan oleh seniman dan
pengajar Nathan Goldstein (1997). Sebagai contoh, batu bata memiliki nada
warna setempat yang jauh lebih gelap daripada batu marmer putih. Bila kedua
sisinya terkena cahaya matahari, masing-masing akan memiliki sisi yang lebih
terang dan lebih gelap daripada permukaan batu marmer putih tersebut.
Selain local tone, terdapat teknik-teknik lain untuk menciptakan
pencahayaan pada gambar, salah satunya adalah ciaroskuro (chiaroscuro), yang
mengacu pada perubahan berangsur-angsur dari terang ke gelap sutu bentuk
ilustrasi untuk membuat ilustrasi tersebut tampak tiga dimensi. Penggunaan efek
pencahayaan warna ini memiliki riwayat panjang dalam seni. Salah satu seniman
yang ahli dalam menggunakan efek tersebut adalah Leonardo da Vinci.
Efek lain yang juga dapat digunakan untuk menciptakan pencahayaan
pada gambar adalah gradasi warna. Permukaan yang membentang tampak
bergradasi karena kedekatannya dengan cahaya langsung dan karena cahaya dan
warna yang dipantulkan pada permukaan itu (dan ke dalam permukaan) dari
benda-benda dan permukaan yang di dekatnya. Gradasi ini biasanya tanpa
berangsur-angsur pada permukaan drop (mattee) dan menjadi lebih tajam dengan
bertambahnya daya pantul cahaya (specularity) atau “polesan” pada permukaan
tersebut. Permukaan beton atau dinding batu kasar akan menerima warna dan
gradasi yang lebih merata daripada permukaan yang seperti baja tahan karat yang
dipoles (yang membuat sifat kecerminan permukaannya berkurang).
100
Universitas Kristen Petra
3.1.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi
3.1.3.1. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian
• Ilustrasi Editorial
Ilustrasi editorial paling sering dijumpai pada novel – novel, buku –
buku bacaan anak maupun orang dewasa, buku – buku olahraga,
kartun dan karikatur dan masih banyak lagi. Contohnya : ilustrasi
buku cerita anak yang banyak mengangkat tema fantasi sangat
berguna karena mampu mengembangkan cerita serta membantu anak
dalam mengembangkan fantasi mereka. Selain itu contoh lainnya
adalah ilustrasi pada artikel surat kabar dan majalah yang berfungsi
sebagai komunikasi massa dimana dapat berupa gambar maupun foto.
• Ilustrasi Periklanan.
Ilustrasi periklanan umumnya berfungsi sebagai sarana promosi dan
pemasaran dimana sangat mempengaruhi konsumen terhadap produk
yang ditawarkan. Contoh : ilustrasi pada dunia pariwisata dimana
biasanya menggambarkan pemandangan alam serta keunikan dari
tempat wisata tersebut.
3.1.3.2. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi
• Gambar Ilustrasi yang menjembatani pemahaman dari sebuah bahasa
verbal. Ilustrasi dan teks adalah dua hal saling mendukung serta
mempermudah pembaca mengerti cerita yang disajikan.
• Gambar ilustrasi bertujuan memberi penjelasan atas suatu maksud
atau tujuan secara visual.
• Gambar ilustrasi berfungsi sebagai sarana pendukung cerita. Adanya
gambar ilustrasi akan lebih mendukung cerita karena dapat
menghidupkan suasana dan emosi dalam suatu cerita.
• Gambar ilustrasi berfungsi untuk menghias atau sebagai unsure
dekoratif. Gambar ini mengisi komposisi bidang yang kosong untuk
member daya tarik dan memenuhi kepuasan eseteis pengamatnya
(Kusrianto 140).
101
Universitas Kristen Petra
3.1.3.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Alat
Dalam membuat gambar ilustrasi ada berbagai macam alat atau
perlengkapan yang dapat digunakan, antara lain :
• Perlengkapan Sketsa
Perlengkapan pembuatan sketsa meliputi pensil, charcoal / pensil
arang, penghapus dan lain sebagainya. Pensil digunakan untuk
menciptakan garis – garis bantu sebelum proses rendering. Charcoal
berguna untuk mengoreksi kesalahan tanpa merusak permukaan kertas
bila dihapus. Penghapus yang digunakan sebaiknya bersifat lentur,
lunak dan bersih ( “Menggambar Bentuk” par. 6 ).
• Perlengkapan Warna
Terdapat berbagai macam sarana pewarnaan dalam membuat gambar
ilustrasi antara lain : pensil berwarna, cat air, cat minyak, crayon,
pastel dan lain sebagainya. Pada pensil berwarna umumnya
mengandung lilin (“Menggambar bentuk” par. 3 ).
• Palet dan air
Palet dipergunakan untuk menghasilkan campuran cat yang
dikehendaki sedangkan air berfungsi untuk menambah atau
mengurangi campuran tersebut. Keduanya berguna dalam
penggambaran dengan media cat air.
• Kuas
Ada bermacam – macam jenis kuas yang dipakai. Mulai dari ukuran
bulu kuas, meliputi diameter serta ketebalan, jenis bulu kuas hingga
bentuk ujungnya.
• Kertas
Kertas umumnya dapat dipakai untuk media pensil berwarna, cat air,
crayon dan pastel. Sedangkan untuk cat minyak umumnya memakai
kanvas. Ukuran dan jenis kertas maupun kanvas ada bermacam-macam
disesuaikan dengan kebutuhan (“Menggambar Bentuk” par. 7).
102
Universitas Kristen Petra
3.1.3.4. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Teknik
• Manual merupakan teknik gambar ilustrasi yang sepenuhnya
dihasilkan dari ketrampilan tangan dalam mengelola perlengkapan
gambar tanpa alat bantu mesin atau alat digital sehingga dalam gambar
yang ditampilkan akan muncul kekhasan gaya pembuatnya atau
senimannya. Teknik manual umumnya memiliki nilai estetika yang
lebih baik dibandingkan dengan komputer dalam proses pembuatan
gambarnya.
• Komputer merupakan salah satu hasil kemajuan teknologi yang juga
memungkinkan untuk dapat mampu menghasilkan karya gambar
ilustrasi. Fotografi juga digunakan sebagai teknik dalam gambar
ilustrasi. Umumnya yang banyak dipakai adalah fotografi dokumentasi
dimana ini merupakan sarana untuk merekam peristiwa tanpa
mengindahkan unsure estetis. Jenis lainnya adalah fotografi yang
memperhatikan aspek keindahan sehingga menjadi media ekspresi
keindahan dan seni baru yang disebut Fotografi Piktorial ( Kamus
Fotografi 254 ).
• Photomontage dan Collage. Kedua teknik ini memiliki prinsip yang
sama yaitu suatu proses membuat suatu komposisi yang dilakukan
dengan cara menggabungkan fragmen dalam foto dengan suatu gambar
atau menggabungkan beberapa bahan dan bentuk sehingga membentuk
satu kesatuan yang baru. Kedua teknik ini banyak digunakan pada gaya
Surrealism dan Dadaism (“Eksperimentasi dan Gaya Dadaisme di
dalam Seni Fotografi, par. 2).
3.1.3.5. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Goresan
• Arsir
Arsir merupakan teknik untuk menyampaikan kesan tiga dimensi
yang tidak dapat terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis arsir
mengacu pada serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan dan
rapat. Ada beberapa jenis teknik arsir, yaitu :
1) Arsiran biasa, yaitu garis arsir mengacu pada serangkaian garis
103
Universitas Kristen Petra
rapat sejajar, seirama sesuai dengan benda yang digambar.
2) Arsiran silang, yaitu arsir yang menggunakan dua lapis garis arsir
untuk mendapatkan kepadatan lebih tinggi dan menghasilkan nada
gelap terang.
3) Teknik scribbling yaitu jenis arsiran yang terdiri dari garis – garis
berbagai arah yang dibuat secara acak, sehingga tekstur visualnya
akan bervariasi dengan tekstur garis yang digunakan
(“Menggambar Bentuk”, par. 6).
• Blocking
Merupakan teknik pembuatan gambar yang memberikan kesan datar,
tanpa gradasi dan umumnya minim ornament karena bertujuan untuk
memusatkan perhatian pada objek utamanya yang sederhana.
• Dry Brush
Dry Brush merupakan teknik pembuatan gambar dengan
menggunakan sapuan cat dan kuas setengah kering atau tanpa
campuran air dan menyapukan kuas tersebut ke permukaan kertas
yang kasar untuk menghasilkan efek pecah – pecah.
• Pointilism
Merupakan teknik menggambar dengan memanfaatkan secara penuh
kualitas permukaan suatu bidang baik kasar atau halus, keras atau
lembut dan lain sebagainya. Ilustrasi pointillism terbentuk dari
kumpulan titik – titik warna dan jika dilihat dari jarak tertentu
membentuk gambar yang realis, artistic dan ekspresif.
3.1.3.6. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Gaya Gambar
• Realism
Realis merupakan gaya gambar yang menggambarkan segala
sesuatnunya sesuai dengan keadaaan sebenarnya.
• Cubism
Kubisme merupakan metode menggambar objek secara nyata, tapi
ilustrasinya bersifat abstrak dan geometris. Gambar yang dihasilkan
bersifat dua dimensi dan datar.
104
Universitas Kristen Petra
• Decorative
Dekoratif merupakan teknik atau gaya gambar yang menarik karena
penuh ornament dengan fungsi estetis atau penghias. Gaya ini sangat
“hidup” pada masa abad 19. Beberapa gaya dekoratif yang terkenal
antara lain Victorian, Art and Crafts dan Art Nouveau.
• Cartoon
Kartun berasal dari bahasa latin cartoon yang berarti gambar lucu.
Gaya gambar kartun banyak ditemui dalam buku – buku komik.
Prinsip penggambaran kartun yaitu proporsi bayi, dimana
perbandingan kepala dengan tubuh menjadi lebih pendek.
• Caricature
Karikatur berasal dari bahasa Italia caricature yang artinya bersifat
menyindir dan melebih – lebihkan sesuatu. Tujuannya adalah untuk
memberikan kritik dan perlawanan sosial. Dalam membuat karikatur
dituntut untuk mengubah ciri – cirri fisik terutama mengubah bentuk
raut wajah menjadi tidak wajar. Namun ciri khas orang yang digambar
harus tetap ada (Halim 152).
3.1.4. Tinjauan Fotografi
Kata Fotografi berasal dari kata “foto” yang artinya cahaya dan “grafi”
yang berarti melukis. Jadi dalam fotografi, kehadiran cahaya adalah mutlak. Kita
dapat membuat foto apabila terdapat cahaya di sekitar tempat dimana kita
membuat foto. Fotografi dikenal kurang lebih 150 tahun yang lalu. Tapi bila kita
membicarakan teori gambar yang dihasilkan lewat peran cahaya, maka ada catatan
panjang dalam sejarah dunia fotografi bahkan sebelum Masehi.
Alma Davenport dalam bukunya The History of Photography pada tahun
1991, menyebutkan bahwa pada abad ke – 5 SM seorang pria bernama Mo Ti
sudah mengamati gejala yang menjadi awal dari fotografi. Apabila pada dinding
ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan
terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi.
Kemudian pada abad ke- 10 M, seorang ilmuwan Arab, Ibnu Al-Haitam
menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang kebetulan berlubang.
105
Universitas Kristen Petra
Kemudian ia menuliskan sebuah prinsip yang nantinya menjadi dasar kerja
kamera.
”Citra dari matahari pada saat gerhana, kecuali gerhana total, ketika
cahayanya menembus melewati sebuah lubang kecil bundar, citra dari
rembulan dapat dibentuk dari cahaya yang ditangkap oleh suatu bidang
dihadapannya. Citra matahari dan bulan tersebut hanya Nampak jika lubang
yang dilewatinya cukup kecil. Jika lubang diperbesar, maka citra akan
hilang.”
Demikianlah, fotografi kemudian tercatat resmi pada abad ke – 19 dan
terpacu saat itu dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar – gencarnya.
Tahun 1839 dicanangkan sebagai tahun resmi fotografi. Pada tahun itu, di
Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan dalam
dunia teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat pada mata
sudah bias dibuat secara permanen. Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis
Jacques Mande Daguerre sebenarnya ingin mematenkan temuannya. Tetapi
pemerintah Perancis dengan pemikiran politiknya, mencetuskan ide agar temuan
itu dibagikan secara cuma – cuma.
Pada tahun 1880, mulai ditemukan proses cetak halftone. Proses ini
memungkinkan foto dapat dicetak pada surat kabar. Foto pertama yang dimuat di
surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown karya Hendry J.
Newton yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat
pada tanggal 4 Maret 1889 ( Rambey 24 ).
Dihadapkan pada masalah rumit dan kompleksnya proses fotografi,
George Eastman (1890) terobsesi untuk membuat sistem yang sesederhana
mungkin agar bisa dilakukan oleh semua orang. Akhirnya, ia menciptakan media
film negative yang diberi nama KODAK.
106
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.2. George Eastman
Sumber : www.kodak.com
Fotografi masuk ke Indonesia dan mulai berkembang sejak tahun 1930.
Pada masa Perang Dunia II, dunia fotografi di Indonesia sempat berhenti
berkembang tapi kemudian pada sekitar tahun 1960 kembali menunjukkan kondisi
positif. Pada akhir dasawarsa ini, dunia fotografi makin berkembang dengan pesat.
Didukung majunya teknologi yang kini juga merambah ke dunia fotografi.
Akibatnya, fungsi fotografi pun tidak hanya sekedar untuk dokumentasi saja tetapi
meningkat ke media komunikasi, jurnalistik, seni foto, foto produk dan
periklanan.
Ada beberapa catatan penting seputar sejarah dan perkembangan dunia
fotografi. Pada tahun 1826, seorang peneliti Perancis, Joseph Nicephore Niepce
sebenarnya sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto
pertama dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul “View from Window at
Grass” itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS. Niepce membuat
foto dengan cara melapisi pelat logam dengan senyawa buatannya. Pelat logam
tersebut kemudian disinari dalam kamera obscura selama beberapa jam sampai
tercipta imaji. Metode ini sebenarnya sangat rumit karena lama penyinaran bisa
sampai tiga hari. Daguerre kemudian mengajak Niepce bekerja sama dalam
mengembangkan temuan itu. Tapi tak lama, Niepce meninggal sehingga Daguerre
lah yang mempopulerkan penemuan mereka. Setelah itu fotografi berkembang
dengan pesat. Pada tahun 1901, peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan
pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang pada tubuh manusia
dimana citra yang ditampilkan adalah citra struktur otot dan tulang sehingga ini
menjadi kemajuan bagi dunia kedokteran juga.
107
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.3. Contoh hasil pemotretan X-Ray
Sumber : Britannica Encyclopedia
Perkembangan penting lainnya seputar dunia fotografi adalah penemuan
Dr. Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili dimana mereka menemukan lampu
yang bisa menyala dan mati berkali – kali dalam hitungan sepersekian detik.
Lampu yang disebut strobe ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat.
Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto dapat difoto dengan bantuan lampu
ini secara cepat sehingga gambar yang terekam seperti rangkaian cerita. Ini
menjadi dasar bagi fitur continous shot dalam kamera modern.
3.1.4.1. Tinjauan Fotografi berdasar bidang kajian
a) Fotografi Seni
Fotografi seni adalah sebuah karya foto yang dianggap memiliki nilai seni
layaknya sebuah lukisan yang bernilai seni tinggi. Fotografi seni merupakan
sebuah bidang tersendiri dalam dunia fotografi dimana memiliki tantangan khusus
yaitu bukan hanya kemahiran menggunakan tiap fasilitas yang ada pada kamera
tetapi juga memiliki nilai seni tinggi. Fotografi seni memanfaatkan semua aspek
fotografi seperti pengaturan pencahayaan, penataan komposisi, pengolahan warna
serta pengolahan akhir yaitu pengambilan sebuah momen yang tepat pada waktu
yang tepat dengan teknik yang tepat. Selain itu dibutuhkan kepekaan dan sense
dari fotografer tersebut.
Pada akhirnya, fotografi ini memang lebih memuaskan nilai spiritual dan emosi
fotografer, sehingga terkadang fotografi jenis ini memerlukan perenungan untuk
memahami makna yang hendak disampaikan.
108
Universitas Kristen Petra
b) Fotografi Komersial
Fotografi komersial adalah foto yang tujuannya menjual atau promosi produk
( McGovern 409 ). Karya - karya fotografi komersial dapat dilihat melalui media
reklame seperti billboard, majalah, koran, brosur, poster, televisi dan lain - lain.
Dalam menghasilkan foto komersial, fotografer tidak saja hanya menyajikan data
tetapi juga memanipulasi pencetakan, warna dan penggambaran yang hiperbola
atau berlebihan untuk memberi daya tarik bagi target market yang dituju.
Umumnya fotografer komersial dituntut untuk dapat menunjukkan nilai jual dari
foto yang dihasilkannya, jika bisa bahkan memberi nilai lebih dari yang
sebenarnya tentu saja semua untuk tujuan komersil demi mendapat laba sebesar-
besarnya.
c) Fotografi Jurnalistik
Menurut Guru Besar Universitas Missouri Amerika Serikat, Cliff Edom, foto
jurnalistik adalah paduan kata – kata dan gambar. Sementara menurut editor
majalah Life dari 1937 – 1950, Wilson Hicks foto jurnalistik merupakan
kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi
saat ada kesamaan latar belakang pendidikan social pembacanya. Fotografi jenis
ini umumnya ditemui dalam koran atau majalah. Perlu dicatat bahwa foto
jurnalistik tidak hanya sekedar fokus terhadap teknisnya tetapi juga fokus
terhadap cerita dan pesan yang hendak disampaikan. Dalam arti yang lain bahwa
fotografi jurnalistik tidak hanya sekedar menghasilkan gambar tetapi juga
memiliki fokus pada cerita serta mengadung kesan, pesan, dan misi yang jelas.
Jenis – jenis Foto Jurnalistik dapat diketahui melalui kategori yang dibuat
oleh Badan Foto Jurnalistik Dunia ( World Press Photo Foundation ) pada lomba
foto tahunan yang diselenggarakan bagi wartawan di seluruh dunia. Kategori itu
adalah sebagai berikut.
a) Spot Photo
Spot Photo adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal atau
tidak terduga yang diambil oleh fotografer langsung dari lokasi kejadian.
Misalnya foto peristiwa kecelakaan, kebakaran dan perang. Karena dibuat dari
peristiwa yang jarang terjadi dan menampilkan konflik serta ketegangan, maka
foto spot harus segera disiarkan. Foto ini juga harus mampu memperlihatkan
109
Universitas Kristen Petra
emosi subjek yang difoto sehingga mampu memancing emosi pembaca.
b) General News Photo
General News Photo adalah foto – foto yang diabadikan dari peristiwa yang
terjadwal, rutin dan biasa terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tema yang
diambil antara lain politik, ekonomi dan humor.
c) People in the News Photo
People in the News Photo adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam
suatu berita. Yang ditampilkan adalah pribadi atau sosok yang menjadi berita.
Tokoh – tokoh pada foto jenis ini bisa tokoh yang popular maupun tudak popular.
Majalah Times adalah yang sering menggunakan foto jenis ini.
d) Daily Life Photo
Daily Life Photo adalah foto tentang kehidupan sehari – hari manusia
dipandang dari segi kemanusiaan. Biasanya foto ini dapat diambil di lingkungan
sekitar masyarakat pada umumnya.
e) Portrait
Portrait adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up.
Wajah yang ditampilkan karena adanya cirri khas pada wajah tersebut.
f) Sport Photo
Sport Photo adalah foto yang dibuat pada sebuah peristiwa dalam olahraga.
Foto ini biasanya menampilkan gerakan, ekspresi atau hal lain yang menyangkut
dunia olahraga.
g) Science and Technology Photo
Science and Technology Photo adalah foto yang diambil berkaitan dengan
dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Foto – foto yang diambil seputar objek
penelitian maupun hasil uji coba ilmiah yang didapat dari dunia tersebut.
h) Art and Culture Photo
Art and Culture Photo adalah foto yang menampilkan cirri khas budaya dan
tradisi dari suatu daerah. Nilai utamanya adalah keunikan dari budaya yang
diangkat atau yang difoto.
i) Social and Environment Photo
Social and Environment adalah foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta
lingkungan tempat tinggal masyarakat.
110
Universitas Kristen Petra
3.1.4.2. Tinjauan Fotografi Berdasar Sifat dan Fungsi
a. Foto sebagai Hiburan
Foto sebagai hiburan ini sifatnya pribadi bagi pembuatnya. Tujuannya
hanya untuk hiburan saja.
b. Foto sebagai Ekspresi Diri
Foto dengan tujuan ekspresi diri, fungsinya sama dengan fotografi seni.
c. Foto untuk Keperluan Promosi
Foto ini digunakan untuk keperluan promosi, fungsinya sama dengan
fotografi komersial.
d. Foto sebagai Media Informasi
Foto sebagai media informasi memiliki arti bahwa sebuah foto digunakan
untuk memberikan informasi maupun berita bagi yang melihatnya.
e. Foto Dokumentasi
Foto dokumentasi adalah foto yang digunakan untuk pengumpulan
bukti-bukti atau keterangan - keterangan tentang suatu peristiwa
(Nugroho 104).
3.1.4.3. Tinjauan Fotografi Berdasarkan Teknik
Dalam teknik fotografi ada beberapa teknik yang sering dipakai terutama
dalam fungsinya memberikan nilai seni dalam sebuah buku.
a. Panning
Panning adala teknik fotografi yang dilakukan dengan cara mengikuti subyek
yang akan difoto. Efek yang dihasilkan, subyek yang diikuti akan tampak tajam
dan latar belakangnya blur serta efek geraknya terekam (Nugroho 243).
b. Freezing
Freezing adalah teknik fotografi untuk mendapatkan objek yang bergerak dengan
kecepatan tinggi. Sehingga gambar yang diperoleh tampak tajam, walaupun saat
pengambilan, objek bergerak.
c. Blurring
Blurring adalah teknik untuk mendapatkan gambar yang kabur karena gerakan
yang disengaja saat pemotretan tujuannya untuk mendapatkan kesan benda yang
bergerak. (Nugroho 41).
111
Universitas Kristen Petra
d. Ruang Tajam Sempit
Adalah teknik pengambilan gambar untuk menimbulkan kesan fokus pada benda
yang dijadikan sebagai objek utama. Sedangkan objek lainnya tidak nampak.
e. Ruang Tajam Luas
Ruang Tajam Luas adalah teknik untuk menghasilkan gambar atau foto yang
seluruhnya nampak tajam. Teknik ini digunakan untuk memberikan informasi dan
bersifat jurnalistik.
f. Silhouette
Silhouette adalah teknik foto dengan cara benda difoto berada atau membelakangi
sumber cahaya atau intensitas cahaya yang lebih kuat dibanding dengan intensitas
cahaya yang terpantul dari permukaan benda itu sendiri. Efeknya adalah gambar
atau foto yang dihasilkan menjadi datar, kehilangan segala bentuk relief, motif
dan sebagainya. Namun, menampilkan visi yang polos dengan garis tepi yang
tegas dalam bentuk bidang positif berwarna hitam (Nugroho 298).
g. Zooming
Zooming adalah teknik penciptaan efek gerak memusat, dimana objek sentralnya
terlihat jelas dengan latar belakang sekeliling merupakan garis - garis yang
menyebar keluar ke segala sudut (Nugroho 360).
3.2. Konsep Kreatif Perancangan Buku
3.2.1. Khalayak Sasaran
Perancangan buku ini berdasarkan dengan karakteristik target
audiensnya. Adapun target audiensnya adalah sebagai berikut :
1. Target Audiens Primer
• Demografis
Usia : 25-50 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Pekerjaan : Ibu rumah tangga, wiraswasta (pengusaha)
Pendidikan : min S1
Kelas sosial : Menengah keatas, atas
Kewarganegaraan : WNI (Warga Negara Indonesia)
112
Universitas Kristen Petra
• Geografis
Wilayah : Pulau Jawa
Karakteristik : Perkotaan
• Psikografis
Kepribadian : Orang yang peduli pada kesehatan. Selain itu juga
suka membaca, suka mengoleksi buku, memiliki
ketertarikan terhadap pengobatan tradisional dan
suka mencoba sesuatu hal yang baru.
• Behavioral
Manfaat : Menambah wawasan dan referensi
Tahap pembelian : Membutuhkan dan tertarik
Sikap : Antusias positif
2. Target Audiens Sekunder
• Demografis
Usia : 18-55 tahun
Jenis Kelamin : Pria dan wanita
Pekerjaan : Mahasiswa, pegawai
Pendidikan : SMP, SMA dan S1
Kelas sosial : Kelas menengah dan menengah keatas
Kewarganegaraan : WNI
• Geografis
Wilayah : Indonesia
Karakteristik : Perkotaan
• Psikografis
Kepribadian : Suka membaca, suka mengoleksi buku, suka
mencoba hal baru, menyukai pengobatan
tradisional.
• Behavioral
Manfaat : Menambah referensi dan wawasan
Tahap pembelian : Tertarik
Sikap : Antusias positif
113
Universitas Kristen Petra
3.2.2. Tujuan Kreatif
Tujuan kreatif dalam pembuatan buku panduan pengolahan rempah-
rempah obat adalah memberikan informasi dan menambah pengetahuan mengenai
pengungkapan fakta-fakta baru tentang rempah- rempah itu sendiri beserta
kandungan-kandungan kimia yang dihasilkan oleh rempah-rempah tersebut
senagai jaminan dalam hal pengobatan dan cara mengolah rempah-rempah
tersebut menjadi obat. Pembuatan buku ini sangat mendukung dan membantu
pembaca, mengingat saat ini minat masyarakat terhadap pengobatan tradisional
(back to nature) semakin banyak.
3.2.3. Strategi Kreatif
Dalam pencapaian tujuan perancangan buku panduan pengolahan
rempah-rempah menjadi obat, maka diperlukan strategi kreatif dimana dalam
perancangan buku ini menampilkan proses pengolahan rempah-rempah tersebut
menjadi sebuah obat. Selain itu beberapa hal yang akan menjadi strategi meliputi :
a) Dominasi unsur visual sebagai elemen dan daya tarik utama serta teks
yang menggambarkan kondisi dari visual yang ditampilkan.
b) Visual yang ditampilkan merupakan murni fotografi tanpa ada penggunaan
efek berlebihan dari software pengolah foto dalam hal ini adalah Adobe
Photoshop kecuali adjusting warna terhadap monitor dan printer. Selain itu
juga akan ditampilkan beberapa ilustrsi sebagai pendukung.
c) Gaya bahasa penuturan yang ada menggunakan gaya bahasa naratif
informatif dengan maksud mempermudah audiens untuk dapat menangkap
makna dari teks dan visual serta gaya bahasa persuasif dengan maksud
mengajak, membimbing dan mengarahkan audience.
3.3. Konsep Rancangan Buku
3.3.1. Judul Rancangan Buku
Judul buku panduan tentang pengolahan rempah-rempah obat adalah
“Rempah-Rempah Aromatik Solusi Kesehatan”
114
Universitas Kristen Petra
3.3.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan perancangan buku ini adalah:
a. Memberikan informasi mengenai pengetian rempah-rempah
b. Memberikan informasi mengenai berbagai macam rempah-rempah,
kandungan kimia beserta cara pengolahannya sebagai obat tradisional.
3.3.3. Bentuk Penyajian dan Variasi Tampilan
Buku ini menyajikan tentang rempah-rempah sebagai salah satu alternatif
pengobatan tradisional, dimana dalam buku ini akan diungkapan fakta-fakta baru
mengenai fungsi rempah-rempah sebagai obat berdasarkan pada penelitian-
penelitian sampai saat ini. Selain itu, juga akan menampilkan proses pengolahan
rempah-rempah sebagai obat melalui visualisasi dengan teknik fotografi dan
sedikit ilustrasi sebagai bentuk variasi.
Untuk teknik fotografi menggunakan kamera Digital Single Lens Reflex
(D-SLR). Gambar yang akan diambil adalah obyek rempah-rempah maupun
beberapa foto tanaman rempah-rempah untuk menunjukkan kesan alami.
Berdasarkan sifat dan fungsinya, teknik fotografi ditujukan sebagai media
informasi, yaitu digunakan untuk memberikan informasi maupun berita bagi yang
melihatnya.
Untuk tampilan layoutnya, menggunakan konsep simplicity dengan
penggunaan white space dengan tujuan lebih simple dan elegan. Untuk
penempatan foto dan teks dibuat sedemikian rupa sehingga tidak tampak
membosankan.
Pewarnaan yang dipilih adalah warna hijau yang memberi kesan segar,
kesejukan, kealamian, kesehatan dan ketenangan, warna putih yang memberi
kesan bersih, dan beberapa warna yang disesuaikan dengan masing-masing
rempah.
3.3.4. Jumlah Seri
Buku hanya dibuat dalam satu seri saja, dengan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
115
Universitas Kristen Petra
3.3.5. Ukuran dan Jumlah Halaman
Buku ini disajikan dalam ukuran persegi 20 x 20 cm dengan jumlah
halaman 151 halaman.
3.4. Konsep Dasar Gaya Desain
Konsep buku ini menggunakan gaya desain simplicity, dengan
penggunaan white spice. Selain itu, juga menggunakan grid layout mengingat
buku panduan yang berfungsi memandu pembaca, sehingga dipilih desain yang
simple.
3.5. Konsep Warna
Konsep warna yang digunakan adalah penggunaan warna hijau, putih dan
beberapa warna yang disesuaikan dengan warna pada masing-masing rempah.
Penggunaan warna hijau digunakan pada tampilan cover dan pada warna baju
yang dikenakan oleh ilustrasi pendukung tokoh pria. Warna hijau dipilih karena
ingin memberikan kesan kesejukan dan kealamian yang menunjukkan kealamian
rempah-rempah yang dapat diolah menjadi obat yang sehat dan tanpa bahan-
bahan kimia. Selain itu, warna hijau juga memberi kesan kesehatan yang berkaitan
dengan rempah-rempah obat yang dapat memberikan solusi sebuah kesehatan.
Sedangkan penggunaan warna biru digunakan pada warna baju yang dikenakan
oleh tokoh ilustrasi pendukung tokoh wanita. Warna biru dipilih karena ingin
memberikan kesan kebersihan, pendidikan, pengetahuan dan teknologi yang
menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian, rempah-rempah tersebut memang
memiliki kandungan-kandungan kimia alami yang memiliki potensi untuk
menyembuhkan dan mencegah penyakit.
Penggunaan warna putih yang digunakan sebagai warna background dan
ditempatkan di halaman spread awal pada tiap rempah yang dibahas. Hal itu
dimasudkan karena pada halaman awal tersebut, ditampilkan visual berupa foto
rempah tersebut. Dengan adanya background putih tersebut, maka dapat
ditonjolkan sisi visualisasi foto tersebut (sebagai point of view).
Selain itu, juga menggunakan warna-warna yang diambil dan disesuaikan dengan
warna dari masing-masing rempah.Warna-warna tersebut ditempatkan pada
116
Universitas Kristen Petra
halaman spread berikutnya sebagai tanda bahwa halaman tersebut masih
membahas rempah-rempah yang sama dari halaman sebelumnya. Untuk
penggunaan warna juga disesuaikan dengan kekontrasan tulisan atau teks tersebut.
Jika kurang kontras dan kurang terbaca, maka tingkatan warna yang digunakan
akan diturunkan sampai teks tersebut terbaca, dan jika teks masih belum dapat
terbaca dengan baik, maka penggunaan warna teks yang akan diubah menjadi
warna putih.
3.6. Teknik pengerjaan
Untuk teknik pengerjaannya menggunakan teknik fotografi
menggunakan kamera Digital Single Lens Reflex (D-SLR). Gambar yang akan
diambil adalah obyek rempah-rempah dan beberapa obyek tanaman rempah-
rempah untuk menunjukkan kesan alami. Pemotretan yang diambil adalah
pemotretan outdoor dan indoor. Untuk pemotretam outdoor menggunakan cahaya
dari sinar matahari (day light). Sedangkan pemotretan indoor menggunakan alat
bantu flash. Obyek yang akan diambil pada pemotretan outdoor adalah tanaman
rempah-rempah yang masih alami. Sedangkan obyek yang diambil pada
pemotretan indoor adalah rempah-rempah yang sudah siap pakai berbentuk utuh,
butiran atau bubuk halus.
Selain itu, juga akan menggunakan teknik gambar ilustrasi yang
ditujukan sebagai ilutrasi pendukung dan teknik tracing guna menciptakan obyek
yang menyerupai aslinya dan lebih variatif.
3.7. Konsep Font
3.7.1. Font Judul
Typeface yang dipilih untuk penempatan judul menggunakan jenis Sans
Serif dan Script. Pemilihan jenis Sans Serif dimaksudkan karena jenis huruf
tersebut memiliki kelebihan mudah terbaca, sederhana dan memberi kesan simple.
Pemakaian huruf Sans Serif dimaksudkan memberi kesan yang dinamis, kuat dan
tegas. Pemakaian jenis Sans Serif menggunakan huruf Pristina yang terletak pada
judul dalam pemakaian kata “Rempah-Rempah Aromatik”.
117
Universitas Kristen Petra
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 . , ! ? ( ) + -
Gambar 3.4. Huruf jenis Pristina
Sedangkan pemilihan jenis font Script dimaksudkan untuk memberi
kesan elegan,unik, flexible dan indah. Penempatan font Script diletakkan pada
kata “Solusi Kesehatan”. Dimana dalam hal ini, dimaksudkan untuk menawarkan
secara halus kepada pembaca tentang adanya sebuah solusi kesehatan yang dapat
diperoleh dari kata “Rempah-Rempah Aromatik”. Penggunaan font yang dipilih
dalam kata “Solusi Kesehatan” adalah jenis font Vivaldi.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
S T U V W X Y Z
a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 . , ! ? ( ) + -
Gambar 3.5. Huruf jenis Vivaldi
3.7.2. Font Teks Narasi
Pada bagian isi buku menggunakan jenis huruf Sans Serif. Mengingat
yang dibuat adalah buku panduan yang bersifat memandu pembaca, maka jenis
huruf Sans Serif sangat cocok untuk dipilih, karena jenis huruf tersebut memiliki
bentuk yang tidak formal dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Huruf
yang dipilih adalah huruf Myriad Pro yang memberi kesan simple dan sederhana.
118
Universitas Kristen Petra
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 . , ! ?
Gambar 3.6. Huruf jenis Myriad Pro