3. konsep pemotretan 3.1. konsep kreatif 3.1.1. tujuan …
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra
36
3. KONSEP PEMOTRETAN
3.1. Konsep Kreatif
Dalam bab ini, akan dijelaskan konsep kreatif meliputi tujuan kreatif,
strategi kreatif, dan program pemotretan.
3.1.1. Tujuan Kreatif
Menghasilkan karya perancangan fashion photography yang menarik,
inspiratif, dan mampu menunjang citra atau image dari produk karya designer
Natalia Kiantaoro khususnya “JADIS” collection untuk kebutuhan promosi
berupa lookbook dan fashion campaign. Hal ini dikarenakan “ JADIS ” collection
merupakan salah satu koleksi terbaru dari fashion designer Natalia Kiantoro di
tahun 2014 ini sehingga dibutuhkan promosi untuk menunjang citra dari produk
beliau serta meningkatkan popularitas baik dari karyanya serta produk fashion
yang dihasilkan oleh beliau.
3.1.2. Strategi Kreatif
Dalam strategi kreatif berisi penjelasan mengenai what to say dan how to say
mengenai perancangan. Berikut penjelasan lengkapnya.
3.1.2.1. What to Say
Natalia Kiantoro merupakan salah satu fashion designer muda Indonesia
yang berprestasi dan berbakat. Beliau selalu memperhatikan detil design dan
kualitas bahan di setiap produknya. Misi dari Natalia Kiantoro senditi ialah ingin
mengenalkan brand asli Indonesia dengan standar dan kualitas yang tinggi
sehingga mampu diterima baik oleh pasar nasional maupun internasional. “
JADIS “ collection merupakan koleksi busana siap pakai untuk wanita yang
terinspirasi dari kristal es, glacier, gunung dan stalaktit es. Es diinterpretasikan
sebagai sesuatu yang dingin, kaku, kuat, tangguh, indah untuk dipandang. Dibalik
itu semua, di suatu titik, es bisa juga mencair atau meleleh. Konsep inilah yang
menjadi dasar koleksi ini, yang merupakan penggabungan antara sifat yang strong
Universitas Kristen Petra
37
dan soft, diinterpretasikan dalam bentuk cutting lines dan siluet yang sharp namun
tetap menonjokan sisi feminine. Selain itu, dalam “ JADIS “ collection ini,
terdapat sebuah inovasi yang tergolong baru untuk ditrisbusikan secara masal di
dunia fashion khususnya di Indonesia yaitu special effect glow in the dark yang
diterapkan dalam print dari salah satu produk fashion designer lokal.
3.1.2.2. How to Say
Menggunakan media yang dekat hubungannya dengan busana bernuansa
kontemporer minimalis yaitu fashion photography yang nantinya juga akan
diaplikasikan ke media berupa lookbook serta untuk menunjang media – media
online yang sudah dimiliki oleh Natalia Kiantoro untuk kebutuhan promosi.
Fotografi sifatnya lebih universal serta imajinatif dikarenakan lebih mudah
dicerna oleh masyarakat, diterima, dan diapresiasi. Selain itu, melalui sebuah foto,
masyarakat bisa berimajinasi dan berandai – andai bagaimana apresiasi oleh
lingkungannya jika mereka mengenakan sebuah rangkaian busana tersebut serta
tampilan seperti apa yang akan didapat oleh masyarakat pada saat mengenakan
busana tersebut. Kedekatan masyarakat akan fotografi dapat dilihat dari
kehidupan sehari-hari sekalipun, misalnya mayoritas telepon genggam masa kini
yang telah dilengkapi oleh kamera serta berbagai macam media sosial yang saat
ini semakin banyak ragamnya dan booming yang dilengkapi dengan fitur untuk
meng-upload foto yang mencerminkan dari gaya hidup orang tersebut seperti
instagram, facebook, dan lain – lain. Selain itu, hasil dari karya fotografi sifatnya
juga efisien dan efektif dalam artian materi tersebut nantinya bisa diaplikasikan
ke berbagai media sehinga bisa menekan budget media namun penyampaian
pensannya tetap efektif.
Berbeda dengan karya fotografi fashion komersil yang sejenis pada
umumnya, pengambilan foto dengan menampilkan keaadan alam atau suasana
yang mendukung tema yang terinspirasi dari bentukan es pada umumnya secara
mentah – mentah menampilkan bentukan es tersebut. Pada konsep pameran ini
semua foto dilakukan dalam ruangan atau studio dengan teknik pencahayaan high
key yang dikolaborasikan dengan berbagai macam teknik pencahayaan lainnya
dikarenakan dalam komersil harus menyesuaikan dengan kebutuhan akan apa
Universitas Kristen Petra
38
yang dikomersilkan dalam hal ini produk fashion yang wajib menjadi point of
interest. , juga dengan pengambilan gambar longshot, mediumshot, atau medium
close-up dimana hasil foto akan menonjolkan detail dari “ JADIS “ collection
yang dikenakan oleh para model dari headpiece hingga alas kaki serta
menunjukan setting studio sebagai background dari karya foto yang menunjang
konsep, mood, dan suasana sebagai pesan yang ingin disampaikan ke audience.
Tidak menutup kemungkinan jika nantinya akan ditambahkan beberapa properti
pendukung untuk menunjang konsep foto.
a. Tema Foto
“ JADIS “ collection dengan gaya kontemporer dimana di dalamnya akan
ditampilkan karakter dan mood yang kuat, tegas, garang, tangguh tetapi masih
terlihat sisi femininenya, serta terlihat dingin sebagai represantasi dari konsep es
dan tegas dimana koleksi ini merupakan koleksi winter dan secara bersamaan
terlihat sexy.
b. Konsep Penyajian
“ JADIS “ collection ditampilkan melalui pendekatan fotografi fashion
yang disesuaikan dengan kebutuhan fashion campaign dan lookbook. Untuk
kebutuhan fashion campaign, fashion photography akan disajikan berupa
kumpulan beberapa foto yang terdiri dari beberapa layout utama dari “ JADIS “
collection yang di setting sedemikian rupa dengan menambahkan beberapa
properti pendukung seperti print dari “ JADIS “ collection ataupun komposisi
beberapa bidang geometris yang merupakan representasi dari konsep tegas yang
ingin ditampilkan serta detail di setiap bagian yang nantinya akan dimounting di
photoblock. Sedangkan untuk kebutuhan lookbook, disajikan berupa kumpulan
foto yang menampilkan tampak dari berbagai sisi dari produk yang dipromosikan
namun tetap memiliki konsep modern minimalis dan rapi. Pada penyajian
lookbook, nantinya akan terdiri dari kumpulan beberapa foto yang menampilkan
seorang model yang sedang mengenakan busana yang akan dipromosikan dari
beberapa arah sehingga nantinya masyarakat nantinya bisa membayangkan
bagaiman tampilan busana tersebut saat digunakan. Foto pada lookbook memang
Universitas Kristen Petra
39
cenderung lebih simple namun masih memiliki konsep yang masih berhubungan
dengan campaign.
c. Judul
“JADIS”
“JADIS” diambil dari nama karakter fiksi yang berperan sebagai Ice
Queen, adalah koleksi busana siap pakai untuk wanita yang terinspirasi oleh
kristal es, glacier, gunung dan stalaktit es. Es diinterpretasikan sebagai sesuatu
yang dingin, kaku, kuat, tangguh, indah untuk dipandang. Dibalik itu semua, di
suatu titik, es bisa juga mencair atau meleleh. Konsep inilah yang menjadi dasar
koleksi ini, yang merupakan penggabungan antara sifat yang strong dan soft,
diinterpretasikan dalam bentuk cutting lines dan siluet yang sharp namun tetap
menonjokan sisi feminine.
d. Target Audience
1. Demografis
a. Usia : 18 tahun ke atas
b. Gender : Laki-laki dan perempuan.
c. Profesi : Pelajar, profesional, muda mudi, fotografer, commercial
digital imaging artist, retoucher, fashion editor, desainer.
d. Edukasi : SMA ke atas.
e. Kelas Sosial : SES A, AB, dan B
2. Psikografis
a. Aktivitas : Sekolah, bekerja, bersosialisasi.
b. Interests : Fotografi,digital imaging, desain, seni, fashion.
c. Sifat : Modern, artistik, memperhatikan penampilan, up-to-date.
3. Behavior
Terbuka terhadap desain dan fashion, berwawasan, gemar membaca,
browsing, up-to-date, konsumtif.
4. Geografis
Kota-kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jakarta, dan sekitarnya.
Bahkan tingkat Asia.
Universitas Kristen Petra
40
e. Lokasi
Pengambilan gambar dilakukan di sebuah studio foto yang berada di
kawasan Surabaya Timur. Studio tersebut dipilih karena memilki kelengkapan
peralatan yang dapat memudahkan pengaturan cahaya untuk menghasilkan foto
yang diinginkan. Disamping itu, pemotretan yang dilakukan di studio tidak
bergantung pada kondisi cuaca seperti apabila pemotretan dilakukan di luar
ruangan. Untuk setting background akan dilakukan pembuatan maket yang ditata
sedemikian rupa untuk memperkuat konsep foto. Dari maket tersebut nantinya
akan dilakukan pemotretan sebagai stock images dengan berbagai angle yang
disesuaikan dengan angle pada saat pengambilan gambar talent. Sehingga
nantinya pada saat proses editing, akan memudahkan dalam hal proses
compossing antara talent dengan background.
f. Properti
Properti yang digunakan adalah “ JADIS “ collection yang merupakan
koleksi winter dan merupakan koleksi terbaru dari fashion designer Natalia
Kiantoro. Didukung dengan beberapa tambahan aksesosris dan kelengkapan
wardrobe untuk menunjang hasil foto. Serta penambahan properti berupa bentuk
siku dari dinding yang terbuat dari tripleks sebagai background serta beberapa
bidang geometris seperti kubus dan balok sebagai properti penunjang untuk
memperkuat konsep yang dibangun.
g. Teknik Pemotretan
Teknik pemotretan menggunakan teknik ruang tajam luas, sehingga setiap
detail dari objek utama dapat terlihat dengan jelas. Untuk mencapai hasil
demikian digunakan bukaan diafragma kamera yang kecil.
1. Angle
Angle atau sudut pengambilan gambar akan dilakukan dengan posisi
kamera sejajar dengan model (eye level) maupun lebih rendah dari model (below
eye level). Posisi kamera yang sejajar dengan model dilakukan untuk pengambilan
gambar medium shot atau medium close-up. Sedangkan sudut pengambilan below
eye level dilakukan saat mengambil gambar yang menampilkan foto full shot agar
Universitas Kristen Petra
41
figur model yang difoto dan setting background terlihat semua dalam sebuah
frame. Namun tidak menutup kemungkinan menggunakan sudut pengambilan
gambar high angle atau angle lainnya untuk memperoleh hasil yang semaksimal
mungkin dan sebagai stock image untuk proses editing.
2. Lighting
Untuk menghasilkan foto dengan kesan dingin,kaku, tegas, garang,
tangguh, sexy, dramatis dan feminim akan digunakan main light berupa satu buah
lampu yang diposisikan di sisi kanan dari kamera, diatas kepala model dengan
arah proyeksi cahaya ke bawah yaitu ke arah model. Demikian, cahaya yang
diproyeksikan berkarakter soft dan secara rata menyinari model untuk
memperoleh tone kulit yang baik. Ditambah dengan beberapa lighting sebagai fill
in berkarakter keras yang diproyeksikan ke beberapa bagian objek yang difoto
untuk memperoleh detil yang tinggi dan menimbulkan kesan garang, tegas,
tangguh dan dramatis. Dalam hal ini karakter foto nantinya sifatnya akan lebih
mengarah ke permainan highlight dan shadow yang cukup kuat sehingga foto
tidak terlihat flat yang cenderung membosankan dan kurang real.
Maka dari itu, diperlukan penambahan media yang menyerap dan
memantulkan cahaya seperti papan polyboard hitam dan putih ataupun reflector
yang diposisikan di kea rah mana yang ingin ditampilkan detilnya.
Teknik pencahayaan yang digunakan akan mengarah teknik high key atau semi
high key, dimana foto final akan didominasi warna biru cenderung ke putiih atau
low saturate pada background namun tetap terlihat contrast antara objek utama
dengan objek pendukung untuk menonjolkan koleksi busana “ JADIS “ yang
difoto untuk kebutuhan promosi serta terdapat point of interest dalam foto
tersebut. Dalam hal ini, yang menjadi point of interest utama ialah busana yang
dikenakan oleh model, kemudian model, dan yang terakhir background sebagai
penunjang hasil foto.
h. Teknik Editing
Proses editing dilakukan dengan teknik digital imaging dimana di
dalamnya mencakup koreksi foto dalam tahap minor baik dari segi warna, mood,
skin retouch, background, cropping, dan composing talent dengan setting
Universitas Kristen Petra
42
background. Proses editing sepenuhnya menggunakan program Adobe Photoshop
CS6. Untuk kebutuhan campaign, akan dilakukan proses cropping, retouching,
seleksi tiap bagian dari talent , coloring talent dan background, composing talent
dengan background, serta detailing. Sedangkan untuk kebutuhan lookbook,
editing yang dilakukan meliputi koreksi warna, mood coloring, dan retouching.
Tidak termasuk compossing dikarenakan background yang dibutuhkan untuk
lookbook kebutuhannya hanya bersih, rapi, dan menampilkan berbagai sisi dari
busana pada saat dikenakan.
3.1.3. Program Pemotretan
Program pemotretan berisi penjelasan mengenai planning dan table
pemotretan serta peralatan yang digunakan pada saaat pemotretan berlangsung.
3.1.3.1. Plannig dan Time Table Tabel 3.1. Time Table Pemotretan
April 2014
S S R K J S M
31 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
Mei 2014
S S R K J S M
28 29 30 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 1
Universitas Kristen Petra
43
Keterangan:
ABC Pengumpulan perlengkapan perancangan, kebutuhan pemotretan
ABC Pemotretan
ABC Proses editing
ABC Proses pencetakan media
3.1.3.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam perancangan ini meliputi:
- Kamera SLR digital Canon 7D
- Lensa Canon EF 24 – 70 mm f/2.8L II USM, 16 - 35 mm f/2.8L II USM
- Tripod
- Lighting Studio Falcon Eyes + Aksesoris lighting
- Properti yang terbuat dari bahan seperti tripleks, kayu berwarna putih untuk
memperoleh bentuk siku seperti pada siku tembok sebagai backdrop pada foto
- “ JADIS “ collection by Natalia Kiantoro
- Software Photoshop
3.1.3.3. Pelaksanaan Pemotretan
Pemotretan dilakukan dalam dua sesi yang dilaksanakan dalam dua hari
berbeda, yaitu sekitar tanggal 26 April 2014 untuk lookbook shooting, dan tanggal
11 Mei 2014 untuk kebutuhan fashion campaign. Pengambilan gambar dilakukan
pada pagi hari hingga selesai di dalam studio. Proses make-up dan styling rambut
oleh make-up artist dan stylist pada model dilaksanakan di studio di bawah
pengawasan perancang. Make-up dan gaya rambut yang diaplikasikan pada
model pale, beauty, natural dan tidak terlampau Avant Garde; bertujuan untuk
membantu menciptakan mood bersama dengan busana yang dikenakan model
secara keseluruhan dan tidak mengalihkan perhatian utama audiens kepada make-
up dan rambut model. Proses make-up dipercayakan perancang kepada Diana Lo,
2 3 4 5 6 7 8
Universitas Kristen Petra
44
dan special effect dipercayakan kepada Eddu Rinaldy, juga styling oleh Eddu
Rinaldy untuk pemotretan lookbook. Sedangkan untuk pemotretan fashion
campaign, make-up dipercayakan kepada Priscilla Jhanie. Dengan pengalaman
dan jam terbang yang tinggi sebagai profesional di bidangnya, perancang percaya
pada pihak tersebut dalam mewujudkan visi yang telah disampaikan pada saat
briefing ke masing – masing pihak terkait.
Proses styling busana yang dikenakan oleh model dilaksanakan oleh
perancang secara bersamaan ketika model dirias. Foto yang diambil menggunakan
format file RAW, dan akan diproses secara digital menjadi format TIFF hingga
tercapai hasil foto-foto final pada akhir Mei 2014. Masing-masing busana akan
diambil fotonya sebanyak mungkin untuk kebutuhan stock images yang nantinya
akan memudahkan pada saat proses editing untuk mencapai hasil foto yang
maksimal dan sesuai dengan tujuan awal yang dibangun.
Pemotretan akan dilakukan oleh 2 orang model, yang terdiri dari 2
model wanita. Setiap model akan mengenakan sekitar 5 look dari “ JADIS “
collection milik fashion designer Natalia Kiantoro dan dibantu oleh stylist dalam
hal styling dibawah pengawasan perancang, dan pada satu frame ataupun layout
akhir nantinya akan bervariasi antara sepasang model dalam setiap framenya
maupun seorang model dalam setiap framenya.
3.2. Materi Pendukung Lainnya
Materi pendukung lainnya berisi penjelasan mengenai proses kerja, kriteria
pemilihan model, serta koleksi dari Natalia Kiantoro.
3.2.1. Proses Kerja
Proses kerja pada perancangan ini dimulai dari pra-produksi, produksi,
hingga pasca-produksi.
1. Pra-Produksi ( Pre-Produkction )
Pada tahap ini, yang dilakukan ialah membangun konsep yang ingin
diterapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan dari klien, dalam hal ini fashion
designer Natalia Kiantoro. Proses yang dilalui pada tahap ini juga meliputi
pembuatan moodboard dimana di dalamnya termasuk seperti apa treatment yang
Universitas Kristen Petra
45
akan diterapkan dalam produksi karya fotografi ini. Treatment tersebut meliputi
treatment lighting, pemilihan talent yang akan digunakan dalam photoshoot,
treatment make-up, mood color, property photoshoot, lokasi atau setting yang
diterapkan kira - kira bagaimana. Berikut beberapa referensi gambar dari
treatment yang akan diterapkan dalam produksi karya fotografi ini.
Gambar 3.1 Referensi gambar lighting dan property treatment lookbook
Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.2 Referensi gambar alternatif mood treatment lookbook
Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Universitas Kristen Petra
46
Gambar 3.3 Referensi gambar lighitng treatment dan mood color campaign shoot
Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.4 Referensi gambar alternatif lighting and mood color treatment
Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Universitas Kristen Petra
47
Gambar 3.5 Foto dari talent yang akan digunakan dalam produksi karya fotografi
Sumber : comcard MC models management
Gambar 3.6 Referensi make-up treatment
Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Universitas Kristen Petra
48
Gambar 3.7 Referensi gambar bentuk geometris yang akan di terapkan dalam
backdrop ( kiri ) dan gambar hasil print pada salah satu koleksi “ JADIS “ milik
Natalia Kiantoro ( kanan )
Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.8 Referensi gambar alternatif tatanan bentuk geometris yang akan
diaplikasikan ke dalam pembuatan maket
Sumber : shutterstock
Universitas Kristen Petra
49
Gambar 3.9 Alternatif Lighting diagrams yang akan diterapkan pada saat
photoshoot
Sumber : Dokumen pribadi penulis
2. Produksi (Production )
Pada tahap ini, meliputi proses pemotretan. Selain itu, menata atau
melakukan setting studio sesuai dengan konsep yang dibangun juga termasuk
dalam tahap ini. Proses yang dilalui juga meliputi evaluasi apakah foto yang
dihasilkan sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan dari segi lighting treatment,
moodcolor, maupun pose dari model yang mengenakan busana yang akan
dipromosikan. Pada kenyataannya, dalam tahap ini, perlu dilakukan eksperimen
beberapa alternatif lighting treatment dan pose dari model agar memperoleh hasil
yang maksimal dan sesuai dengan tujuan awal pembuatan perancangan.
3. Pasca – Produksi (Post – Produciton )
Pada tahap ini meliputi proses editing dari hasil foto pada saat produksi dan
cetak foto dalam bentuk hardcopy serta penyajiannya. Proses editing dilakukan
menggunakan teknik digital imaging untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai
dengan tujuan awal perancangan dimana di dalamnya meliputi koreksi warna,
cropping, composing, retouching, dan pembentukan moodcolor dalam sebuah
foto. Untuk proses cetak foto dalam bentuk hardcopy, nantinya untuk kebtuhan
lookbook akan disajikan dalam bentuk buku, sedangkan untuk fashion campaign
akan disajikan dalam hasil cetak sebuah foto dimana tiap layout nantinya akan di
Universitas Kristen Petra
50
mounting ke photoblock. Berikut penulis sajikan beberapa gambar pada saat
proses digital imaging yang nantinya akan diterapkan.
Gambar 3.10 Stock photoshhot talent ( kiri ) dan stock image bangun
geometris (kanan )
Sumber : dokumen pribadi penulis (kiri ) dan Natalia Kiantoro ( kanan )
Kedua gambar tersebut nantinya akan dipadupadankan antara talent dengan
bangun geometris pada saat proses editing, sehingga nantinya akan menghasilkan
sebuah gabungan image agar sesuai dengan hasil yang diinginkan. Berikut
beberapa contoh gambar dari hasil roughcompose atau composing kasar yang
telah dilakukan.
Universitas Kristen Petra
51
Gambar 3.11 Roughcomposse final layout alternatif 1 ( kiri ) dan
Roughcomposse final layout alternatif 2 (kanan) pada saat dikolaborasikan dengan
bangun geometris
Sumber : dokumen pribadi penulis ( talent ), dokumen pribadi Natalia
Kiantoro ( background image kiri ) , stockphoto ( background image sebelah
kanan )
Gambar 3.12 Roughcomposse final layout alternatif 3 pada saat diterapkan
di treatment background print dari busana yang akan dipromosikan
Sumber : dokumen pribadi penulis dan dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar di atas merupakan contoh alternatif roughcompose yang diakukan
agar mendapatkan bayangan gambar seperti apa yang nantinya akan dihasilkan.
Namun untuk detailing pada proses roughcompose belum benar – benar detail
seperti hasil final layout nantinya.
3.2.2. Kriteria Pemilihan Model
Kriteria pemilihan model merupakan hal yang penting di dalam fotografi
fashion. Dikarenakan produk yang dijual merupakan fashion, maka model erat
kaitannya dengan fashion. Model juga memiliki tanggung jawab yang cukup berat
dalam fotografi fashion, dimana mereka dituntut untuk tampil di depan kamera
dan berpose sesuai dengan konsep awal yang ingin dibangun serta memiliki tugas
bagaimana caranya agar pesan yang ingin disampaikan dapat terkomunikasikan.
Universitas Kristen Petra
52
Dalam perancangan kali ini, penulis telah memutuskan untuk
menggunakan dua orang model yang dirasa sesuai dengan konsep yang ingin
dibangun. Keputusan ini telah disepakati pula oleh pihak terkait dalam hal ini
klien dimana posisinya sebagai fashion designer. Keputusan ini diambil setelah
melalui proses bertukar pikiran antara penulis dengan fashion designer. Adapun
kriteria khusus dari model yang telah dipilih sebagai berikut :
- Diana Lo ( MC Models Management )
Wajah : Asia
Tinggi Badan : 175 cm
Lingkar Pinggang : 63 cm
Lingkar Pinggul : 92 cm
Lingkar Dada : 78 cm
- Mona Shahab ( Mc Models Management )
Wajah : Indo ( campuran )
Tinggi Badan : 170 cm
Lingkar Pinggang : 63 cm
Lingkar Pinggul : 93 cm
Lingkar Dada : 85 cm
Kriteria tersebut dirasa sudah paling mendekati sesuai dengan konsep yang
ingin dibangun. Namun ukuran tubuh di atas bukan merupakan hal yang pasti,
karena bukan tidak mungkin ukuran tersebut dapat berubah sewaktu – waktu
tergantung dari pola hidup masing – masing model. Karakter wajah juga
merupakan hal yang penting dalam pemilihan kriteria seorang model untuk
menunjang mood yang ingin ditampilkan melalui sebuah foto.
3.2.3. Koleksi dari Natalia Kiantoro
Koleksi dari Natalia Kiantoro merupakan busana wanita siap pakai atau biasanya
yang sering disebut dengan nama high-end fashion ready-to-wear. Koleksi yang
telah dibuat oleh beliau diantaranya sebagai berikut :
1. Dani
Dani terinspirasi dari suku Dani Lembah Baliem Papua Tengah dimana
suku ini sangat inspiratif karena gaya hidup mereka yang sederhana namun
Universitas Kristen Petra
53
pada saat yang bersamaat huga sangat dekoratif. Suku ini sudah ada sejak
Zaman Batu. Richard Archborld, berasal dari Amerika, beliau pertama kali
yang menemukan suku ini pada tanggal 23 Juni 1983.
Pria suku Dani tidak memakai pakaian apapun kecuali untuk labu penis,
yang disebut koteka atau Horim. Bulu – bulu digunakan untuk hiasan kepala
mereka. Sedangkan wanita muda mengenkan rok yang terbuat dari daun
kelapa atau serat pakis dan wanita yang lebih tua mengenakan rok kulit pohon
tenunan.
Di desa Dani, beberapa jenis pondok dapat dilihat. Mereka membangun
gubuk berbentuk oval dan bulat, dimana masing – masing memikiki fungsi
yang berbeda. Pria dan wanita tidur secara terpisah, bahkan bagi yang sudah
menikah pula. Hal ini dianggap tabu menurut suku Dani jika pasangan
menikah memiliki hubungan intim setelah melahirkan selama dua sampai
lima tahun.
Yang membuat suku Dani berbeda ialah karena adanya mumi asap kering
dari kepala suku besar atau terkenal, yang ditempatkan di depan pondok suku
Dani. Mereka telah berusia lebih dari dua setengah dekade. Yang paling
terkenal ialah Akima dan Jiwika Desa Lembah Baliem.
Orang dani akan menampilkan tarian perang yang terkenal dan
pertempuran pura – pura bersama – sama dengan kostum dalam festival
Lembah Baliem tahunan. Antropolog mencatat bahwa perang Dani adalah
lebih mementingkan tampilan kostum daripada keinginan untuk membunuh
musuh. Ini adalah ritual yang unik dari suku Dani, yaitu mengamputasi sendi
jari perempuan ketika meninggal. Sendi dibakar bersama dengan mayat. Para
perempuan sendiri telah melakukan ritual ini. Pada pertengah tahun 60-an,
pemerintah Belanda berhasil membuat ritual ini ditinggalkan, meskipun kita
masih bisa melihat beberapa wanita muda dengan sendi hilang saat ini.
Desain dari koleksi ini akan berfokus terutama pada bentuk koteka dan
atap gubuk dani, yang akan muncul secara repetisi. Siluet dari lima pakaian
pas ketat di bagian atas dan kemudian tebal di bagian bawah. Ide ini diambil
dari siuet orang dani yang tidak memakai apapun di bagian atass tetapi
memakai rumput besar atau pohon rok kulit atau koteka besar untuk bagian
Universitas Kristen Petra
54
bawah. Menggabungkan non-pola yang ringan seperti organza, sutra, dan
sutra thai dengan kain tebal yaitu kain satin duchess, sutra thai tebal dan gaun
pengantin sutra akan meyenmpurnakan koleksi ini. Hal ini akan dapat
menampilkan tampilan yang minimalis dan simplicity dalam desain.
Untuk detil, seperti tali, manik – manik dan sendikit sentuhan bulu di
beberapa bagian dapat digunakan untuk melengkapi tampulan. Beads yang
akan diterapkan pada pakaian adalah manik – manik kayu kusam dan maik –
manik kerang saja. Sedangkan pada hiasan kepala dan noken dari suku Dani
menginspirasi bentuk manipulasi kain. Detil – detil tersbut akan banyak
menyerupai suku Dani.
Pilihan warna yang hampir sama dengan warna – warni dari suku Dani.
Warna tanah dengan kombinasi sedikit abu – abu terang, gading, putih yang
off and stark akan sangat cocok untuk mendapatkan feeling suku Dani dalam
koleksi ini.
Gambar 3.13 Fashion campaign koleksi “ D A N I “ 1
Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Universitas Kristen Petra
55
Gambar 3.14 Fashion campaign koleksi “ D A N I “ 2
Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.15 Fashion campaign koleksi “ D A N I “ 3
Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Universitas Kristen Petra
56
Gambar 3.16 Fashion campaign koleksi “ D A N I “ 4
Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.17 Koleksi ‘D A N I ‘ masuk dalam salah satu majalah Amerika
Sumber : http://www.amazon.com/THE-UNDERESTIMATED-ARTS-Of-
AFRIASIA/dp/1491831227 ( kiri ) dan dokumen pribadi Natalia Kiantoro (
kanan )
Universitas Kristen Petra
57
2. Tangled
Tangled terinspiasi dari ‘ twist ‘ atau ‘ sentuhan ‘. Menurut kamus oxford,
twist merupakan bentuk yang dibengkokan atau menjadi bengkok, melengkung,
pleating, tenun, mengepang, melingkar, berkelok – kelok atau bentuk distorsi.
Definisi lain dalah untuk membentu sesuatu menjadi bentuk tertentu dengan
memegang satu atau kedua ujungnya dan mengubhanya ( Oxfor Dictionary )
Kata ‘ twist ‘ atau ‘ memutar ‘ berasal dari pertengah abad ke- 14 dari
prasejarah Jerman kata ‘twi’, beraarti ganda, yang juga berasal daru bahasa
inggris ‘ twice ‘ atau dua kali, ‘ twig’, atau ranting, dan ‘ twins ‘ atau kembar.
Dalam bahasa Inggris kuni ditemukan hanya dalam kata majemuk, menunjukan
hal – hal seperti tali yang membentuk seperti putaran . Ini tidak muncul sebagai
kata independen sampai sekitar tahun 1630-an , saat hubungannya dengan tali
yang diberi makna ‘to move in a winding fashion’ atau dalam bahasa
indonesianya ' untuk bergerak dalam mode berliku '.
Dimensi dibuat oleh liku adalah konsep utama dari seluruh koleksi . Ide
twist akan muncul secara repetisi sebagai rincian kecil atau fokus utama dari
garmen. Hal tersebut akan disajikan dalam tekstur kain , siluet dan bahkan warna .
Berbagai jenis siluet akan terlihat pada koleksi. Beberapa potongan-
potongan seperti pakaian luar dapat sedikit longgar , sementara potongan-
potongan dalam lebih dekat dengan tubuh . Hal ini juga dapat diterapkan secara
terbalik . Inspirasi juga membawa ide layering . Selain itu , lapisan sangat cocok
untuk musim gugur dan musim dingin untuk menjaga tubuh hangat . Lapisan
mungkin tidak memberikan permukaan datar dan siluet karena beberapa bagian
akan tebal dan bagian lain akan lebih tipis . Tirai juga dipertimbangkan dalam
koleksi juga. Ini membantu untuk menciptakan beberapa dimensi dan volume
yang diperlukan dalam koleksi ini .
Kain musim dingin seperti kulit , suede , wol dan sutra tebal adalah pilihan
yang bijak untuk musim. Selain itu , bahan-bahan tersebut akan membentuk
bayangan ketika ada cahaya . Ini sesuai dengan konsep memutar , yang jelas
menghasilkan nuansa gelap dan terang . Beberapa manipulasi tekstil 2D dan 3D
yang memiliki pranala ke inspirasi akan digunakan di bagian-bagian tertentu dari
garmen . Manipulasi 3D hanya dapat diterapkan di bagian yang lebih kecil untuk
Universitas Kristen Petra
58
menghindari perasaan ' sibuk' sementara manipulasi datar dapat diterapkan di
tempat-tempat seperti korset , hem , jahitan samping , dan sebagainya .
Pilihan warna yaitu warna gelap , yang sesuai dengan musim . Beberapa
warna-warna terang seperti krem dan turquoise yang berlaku untuk ' freshen '
seluruh tampilan . Berikut adalah warna-warna yang akan tampil dalam koleksi.
Gambar 3.18 Fashion campaign koleksi “ Tangled “ 1 dan 2
Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Universitas Kristen Petra
59
Gambar 3.19 Fashion campaign koleksi “ Tangled “ 3
Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.20 Fashion campaign koleksi “ Tangled “ 4
Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.21 Fashion campaign koleksi “ Tangled “ 5
Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Universitas Kristen Petra
60
Gambar 3.22 Fashion campaign koleksi “ Tangled “ 6
Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro
3. Special Project
Special Project ini dibuat untuk ikut memeriahkan acara yang diadakan
oleh Tunjungan Plaza, Agustus 2013 yaitu dalam rangka memeriahkan
hari kemerdekaan Indonesia. Berikut lampiran gambar dari koleksi ini.
Universitas Kristen Petra
61
Gambar 3.23 Special Project celebrating indonesia's independence day
Tunjungan Plaza, Aug 2013
Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro
4. Jadis
"Jadis", diambil dari nama karakter fiksi yang berperan sebagai Ice Queen,
adalah koleksi busana siap pakai untuk wanita yang terinspirasi oleh kristal es,
glacier, gunung dan stalaktit es. Es diinterpretasikan sebagai sesuatu yang dingin,
kaku, kuat, tangguh, indah untuk dipandang. Dibalik itu semua, di suatu titik, es
bisa juga mencair atau meleleh. Konsep inilah yang menjadi dasar koleksi ini,
yang merupakan penggabungan antara sifat yang strong dan soft, diinterpretasikan
dalam bentuk cutting lines dan siluet yang sharp namun tetap menonjokan sisi
feminine. Berikut lampiran gambar mengenai ‘Jadis’ collection dari Natalia
Kiantoro.
Universitas Kristen Petra
62
Gambar 3.24 Koleksi ‘J A D I S ‘ dikenakan oleh artis Julie Estelle pada
cover majalah Femina 2014
Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.25 Koleksi ‘J A D I S ‘ pada saat ajang fashion show Shanghai
Fashion Week April 2014
Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Universitas Kristen Petra
63
Gambar 3.26 Koleksi ‘J A D I S ‘ pada saat Jakarta Fashion Week 2014
ketika mengikuti Lomba Perancang Mode 2013 sebagai 10 finalis.
Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.26 Koleksi ‘J A D I S ‘ pada saat Jakarta Fashion Week 2014
ketika mengikuti Lomba Perancang Mode 2013 sebagai 10 finalis.
Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Universitas Kristen Petra
64
3.3. Budgeting Tabel 3. 2. Budgeting
Keterangan Jumlah Biaya Satuan Biaya Keseluruhan
Lookbook Team
Talent ( 1 orang )
Make-up Artist (include 2 looks)
Stylist
10 looks
1 head
10 looks
Rp. 200.000,-
Rp. 500.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 4.500.000,- /
package
Fashion Campaign Team
Talent ( 2 orang ) @ 5 looks
Make-up Artist
Stylist
10 looks
2 heads
10 looks
Rp. 200.000,-
Rp. 600.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 2.000.000,-
Rp. 1.200.000,-
Rp. 1.500.000,-
Rental studio
Lookbook : 25 April 2014
Campaign : 10 Mei 2014
7 jam
10 jam
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 700.000,-
Rp. 1.000.000,-
Konsumsi ( 2 sesi ) 13 orang Rp. 40.000,- Rp. 520.000,-
Properti
Lookbook
Campaign
1 set
1 set
Rp. 2.000.000,-
Rp. 2.000.000,-
Rp. 2.000.000,-
Rp. 2.000.000,-
Lookbook (30 tamu)
Ukuran 15.5 cm x 23.5 cm
Jumlah halaman + cover 42
Kertas Profoto 118 gsm
Cetak (dalam A3+)
Jilid soft / hard cover
1260
lembar
30
eksempl
ar
Rp. 4.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 2520.000,-
Rp. 1.575.000,-
Rp. 900.000,-
Foto
Ukuran 30 cm x 40cm ( 10 R )
Kertas Foto Glossy
Cetak
12
lembar
Rp. 50.000,-
Rp600.000,-
Poster pameran
Ukuran 32 cm x 48 cm
Kertas iPro 260 gsm
1 lembar
Rp. 5.000,-
Rp. 5.000,-
Universitas Kristen Petra
65
Cetak
Laminasi doff
1 lembar
1 lembar
Rp. 5.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 3.000,-
Photoblock 12 buah Rp. 15.000,- Rp. 180.000,-
Total biaya Rp. 20.688.000,-