3. metode penelitian 3.1 definisi konseptual dan ......29 universitas kristen petra 3. metode...
TRANSCRIPT
29 Universitas Kristen Petra
3. METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
Variabel-variabel yang digunakan penulis dalam penelitian antara lain:
Konsep : Kepuasan Kerja Karyawan
Definisi operasional : Tingkat perasaan seorang karyawan ketika
melakukan sebuah pekerjaan dimana restaurant atau café tempat mereka
bekerja dapat memberikan hal-hal yang dibutuhkan karyawan secara
maksimal.
Indikator empirik :
o Karyawan merasa puas dengan pekerjaan yang dilakukan.
o Karyawan merasa puas dengan gaji yang diterima dari restaurant atau
café tempat mereka bekerja.
o Karyawan merasa puas dengan supervisi (pengawasan, pengarahan,
dan bimbingan) dari atasan pada restaurant atau café tempat mereka
bekerja.
o Karyawan memiliki hubungan kerja yang baik dengan rekan kerja pada
restaurant atau café tempat mereka bekerja.
o Karyawan merasa puas dengan kesempatan promosi dari restaurant
atau café tempat mereka bekerja.
Konsep : Kualitas Layanan
Definisi operasional : Keadaan dimana karyawan dapat memberikan
layanan yang memenuhi atau melebihi tingkat kepuasan pelanggan.
Indikator empirik :
o Penampilan karyawan sesuai dengan harapan pelanggan.
o Karyawan menyediakan layanan sesuai dengan yang dijanjikan.
o Karyawan mampu memenuhi harapan pelanggan dengan cepat dan
tepat.
o Karyawan mendapat kepercayaan pelanggan.
o Karyawan memahami kebutuhan pelanggan.
30 Universitas Kristen Petra
Konsep : Kepuasan Pelanggan
Definisi operasional : Tingkat perasaan pelanggan atau konsumen ketika
melakukan pembelian produk pada saat pertama kali.
Indikator empirik :
o Pelanggan puas dengan layanan restaurant atau café.
o Restaurant atau café memenuhi harapan pelanggan.
Konsep : Profitabilitas Retaurant
Definisi operasional : Peningkatan laba atau pemasukan yang diterima
oleh perusahaan selama satu siklus usaha yang dilakukan oleh restaurant
atau café yang bersangkutan.
Indikator empirik :
o Pertumbuhan pendapatan restaurant atau café meningkat.
o Pertumbuhan keuntungan restaurant atau café meningkat.
o Pertumbuhan aset restaurant atau café meningkat.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
berdasarkan tingkat ekplanasinya (tingkat penjelasan) adalah penelitian
asosiatif/hubungan. (Sugiyono, 1999, p.11). Penelitian asosiatif/gabungan adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih. Penelitian ini dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan
mengontrol suatu gejala.
3.3 Gambaran populasi dan sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (1999, p.72), “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” Populasi bukan hanya orang tetapi juga objek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari melainkan meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh
31 Universitas Kristen Petra
subjek/objek itu sendiri. Oleh karena itu, populasi dalam penelitian kali ini adalah
karyawan dan pelanggan restaurant dan café yang ada di dalam PTC.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (1999, p.73), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Oleh karena itu, sampel pada penelitian
kali ini adalah sebagai berikut:
1. Karyawan restoran dan café
Peneliti menentukan karyawan yang diteliti berdasarkan lama kerja
karyawan yang bersangkutan minimal 6 bulan dan harus berinteraksi secara
langsung dengan pelanggan. Karyawan yang dipilih harus bekerja minimal 6
bulan karena diharapkan telah cukup mengetahui dan memahami situasi dan
kondisi restoran tempat karyawan tersebut bekerja
2. Pelanggan restoran dan cafe
Peneliti menentukan pelanggan berdasarkan usia pelanggan. Usia
pelanggan yang menjadi sampel peneliti minimal berusia 17 tahun dimana
pada usia 17 tahun biasanya seseorang telah dianggap dewasa dan mampu
bertanggungjawab.
3.3.3 Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel yang akan
mewakili besarnya poupulasi yang diteliti (Sugiyono, 1999, p.79). Apabila jumlah
sampel yang diteliti mendekati populasi, maka kesalahan generalisasi semakin
kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin
besar kesalahan generalisasi. Jadi, jumlah sampel yang diinginkan bergantung
pada tingkat kesalahan yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun untuk
menenetukan desain dan ukuran sampel, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan (Efferin, Darmadji, Tan, 2004, p.27), yaitu:
32 Universitas Kristen Petra
1. Kebanyakan ukuran sampel yang dipergunakan oleh berbagai macam
penelitian berkisar antara 30-500. Artinya, kebanyakan penelitian yang
dilakukan di seluruh dunia mempunyai kecenderungan untuk menggunakan
ukuran sampel berkisar antara 30-500 subjek.
2. Jika sampel harus dibagi menjadi beberapa kelompok, (misalnya pria/wanita,
senior/junior, tinggi/sedang/rendah, dan lain sebagainya), minimal ukuran
sampel untuk tiap kelompok sebesar 30.
3. Pada studi yang termasuk jenis multivariate research (termasuk multiple
regression analysis), ukuran sample harus beberapa kali lipat lebih banyak
daripada jumlah variabel. Biasanya jumlah ukuran sampel sepuluh kali lipat
dari jumlah variabel yang dipergunakan.
4. Untuk sample experimental research dengan tight experimental control
(misalnya matched pairs), dapat menggunakan ukuran sample berkisar antara
10-20.
Oleh karena itu, peneliti menentukan jumlah sampel yang akan digunakan
dalam penelitian kali ini sebesar 56 sampel dimana penulis melihat keadaan di
lapangan bahwa tiap restaurant atau café yang diteliti memiliki maksimal jumlah
karyawan sebanyak 8 orang dan jumlah pelanggan yang diberi kuisioner sesuai
dengan jumlah karyawan yg melayani.
3.3.4. Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana teknik
sampling dikelompokkan menjadi dua, yaitu: probability sampling dan
nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 1999, p.74). Sedangkan nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sugiyono, 1999, p.77).
Untuk penelitian kali ini, peneliti menggunakan teknik purposive
sampling. Dimana purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999, p.78). Sedangkan purposive sampling
33 Universitas Kristen Petra
merupakan metode penetapan sampel dengan cara menentukan target elemen
populasi yang diperkirakan paling cocok untuk dikumpulkan datanya. (Efferin,
Darmadji, Tan 2004, p.68).
Dalam penelitian kali ini, teknik penarikan sampel yang digunakan oleh
peneliti adalah dengan cara menyebarkan kuisioner kepada pelanggan dan juga
kepada karyawan yang secara langsung melayani pelanggan. Hal ini ditunjang
dengan objek penelitian yang diambil oleh penulis berupa restaurant atau café
yang memberikan layanan table service sehingga pelanggan dapat merasakan
secara langsung layanan yang diberikan oleh karyawan.
3.4 Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif. (Sugiyono, 1999, p.84). Adapun skala pengukuran yang digunakan
dalam penelitian ini, antara lain adalah:
1. Skala nominal
Skala ini merupakan skala paling sederhana dimana angka yang melekat pada
objek diperlakukan sebagai label atau pembeda antara objek yang satu dengan
yang lainnya. Skala ini biasanya dipakai untuk melakukan identifikasi
terhadap status atau kategori kelompok responden. Misalnya, jenis kelamin,
agama, ras, asal daerah, dan status perkawinan
2. Skala ordinal
Skala ordinal merupakan skala yang menunjukkan posisi atau hierarki suatu
angka. Jadi angka 1 selalu mendahului angka 2, 3, dan seterusnya. Sebagai
contoh, kita dapat memberikan penilaian terhadap suatu objek bahwa kategori
bagus selalu lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan kategori sedang
dan seterusnya. Dengan menggunakan skala ini, peneliti dapat secara pasti
menentukan hierarki atau urutan masing-masing objek sesuai dengan angka
yang terkandung di dalamnya.
34 Universitas Kristen Petra
3. Skala interval
Skala interval tidak hanya memberikan informasi mengenai urutan atau
hierarki suatu objek terhadap objek lain, namun juga memberikan informasi
tentang jarak yang ada di anatara urutan tersebut.
Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert. Skala likert biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian fenomena sosial ini ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan 5
rating skala Likert dengan rincian sebagai berikut:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = netral
4 = setuju
5 = sangat setuju
3.5 Alat dan Prosedur Pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian kali
ini adalah sebagai berikut:
1. Studi pustaka
Studi pustaka memberikan landasan bagi perumusan hipotesis, penyusunan
daftar pertanyaan, dan pembahasan teoritis. Penulis mengumpulkan data-data
yang berkaitan dengan penelitian ini melalui beberapa literatur seperti jurnal
dan buku-buku pendukung.
2. Penyebaran kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden. (Sugiyono, 1999, p.135).
35 Universitas Kristen Petra
3.6 Jenis dan Sumber data
3.6.1 Jenis data
Jenis data dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu: data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dan tidak
berbentuk angka sedangkan data kuantitatif adalah data yang diperoleh dan dapat
diwujudkan dalam bentuk angka yaitu hasil jawaban dari kuisioner.
3.6.2 Sumber data
Sumber data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: data primer dan data
sekunder. Dalam melakukan penelitian kali ini, penulis menggunakan sumber data
primer dimana penulis memperoleh data secara langsung yang berasal dari
jawaban kuisioner yang disebarkan kepada responden penelitian. Sedangkan data
sekunder berasal dari buku-buku pendukung, jurnal yang ditulis oleh peneliti
sebelumnya, dan internet.
3.7 Teknik Analisa Data
Untuk menghindari adanya salah interpretasi dari data yang diperoleh
dalam proses penelitian, maka ada beberapa tahapan yang harus dilalui seperti
melakukan uji validitas, keandalan, dan teknik analisa Partial Least Square
(PLS).
3.7.1 Uji Validitas
Validitas data adalah kebenaran sebuah data yaitu sejauh mana sebuah data
secara akurat menggambarkan fenomena sosial yang dirujuk (Silverman 2000).
Menurut Arikunto (2009, p.167) validitas adalah keadaan yang menggambarkan
tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur.
Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa validitas merupakan salah
satu sarana untuk melihat dan mengukur kekuatan indikator dalam kuesioner
untuk mengukur variabel yang ingin diuji dalam sebuah penelitian.
Menghitung validitas hubungan atau korelasi antara masing-masing
pernyataan adalah dengan mengunakan Pearson Product Moment Correlation,
yaitu teknik korelasi yang digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
36 Universitas Kristen Petra
hipotesis hubungan dua variabel atau lebih bila data kedua variabel atau lebih
berbentuk interval atau rasio, rumusnya adalah sebagai berikut:
𝒓𝒙𝒚 =𝒏∑𝒙𝒊𝒚𝒊 − ∑𝒙𝒊 (∑𝒚𝒊)
𝑵∑𝒙𝒊𝟐 − (∑𝒙𝒊)𝟐 𝑵∑𝒚𝒊
𝟐 − (∑𝒚𝒊)𝟐
(Sugiono, 2007, p.213)
Dimana:
𝑟𝑥𝑦 = korelasi antara variabel x dan y
X = (𝑥𝑖 − 𝑥 )
y = (𝑦𝑖 − 𝑦 )
Bila hasil pengujian korelasi masing-masing pertanyaan dengan jumlah
skor mempunyai tingkat signifikan lebih kecil dari α sebesar 1,96 (=5%) maka
dapat dikatakan kuisioner telah memenuhi syarat validitas.
3.7.2 Uji Keandalan
Keandalan atau reliabilitas adalah sejauh mana konsistensi dari
kategorisasi data jika dilakukan oleh peneliti yang lain atau oleh peneliti yang
sama pada kejadian yang berbeda (Silverman 2000). Oleh karena itu keandalan
merupakan salah satu sarana untuk menguji tingkat konsistensi jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner pada saat ditanya berulang-ulang.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha atau
cronbanch alpha. Untuk menentukan apakah suatu alat ukur tersebut reliabel atau
tidak digunakan rumus sebagai berikut:
𝒓𝟏𝟏 = 𝒌
𝒌 − 𝟏 𝟏 −
(∑𝝈𝒃𝟐)
𝝈𝒕𝟐
(Arikunto, 2009, p.180)
Keterangan:
𝑟11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑𝜎𝑏2 = jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = varians total
37 Universitas Kristen Petra
3.7.3 Partial Least Square (PLS)
Penelitian ini menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling
(SEM) dengan menggunakan path diagram yang memungkinkan untuk
memasukan semua observed variable sesuai dengan model teori yang
dibangunnya. Analisa SEM yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS)
dengan proses perhitungan yang dibantu program aplikasi software SmartPLS.
Analisa PLS mempunyai dua model, yaitu inner model dan outer model.
Outer model yang disebut juga dengan outer relation atau measurement model,
menunjukan spesifikasi hubungan antar variabel dengan indikatornya. Dengan
kata lain, outer model mendefinisikan karakteristik konstruk dengan variabel
manifesnya. Sedangkan inner modeliner model yang disebut juga dengan inner
relation atau stuctural model menunjukan spesifikasi hubungan antara variabel
tersembunyi atau laten, yaitu antara variabel eksogen dengan variabel endogen.
3.7.3.1 Mengkonstruksi Diagram Path
Diagram Path menunjukan alur hubungan kausal antar variabel eksogen
dan endogen, dimana hubungan- hubungan kausal yang ada merupakan justifikasi
dari teori yang telah ada. Kemudian konsepnya divisualisasikan ke dalam gambar
sehingga lebih mudah untuk dipahami. Gambar berbentuk kotak menunjukan
variabel manifes atau berupa indikator empirik. Sedangkan gambar berbentuk
bulat adalah variabel laten atau konstruk yang terdiri dari variabel endogen dan
eksogen.
3.7.3.2 Evaluasi Goodness-of-fit Outer Model
Dengan mengevaluasi goodness-of-fit outer model, validitas, dan
reliabilitas instrumen penelitian dapat diketahui. Sebuah instrumen dikatakan
valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas konsumen
menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
variabel yang dimaksud. Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya
suatu instrumen penelitian. Prinsip validitas mengandung dua unsur yang tidak
dapat dipisahkan yaitu kecermatan dan ketelitian. Alat ukur yang valid tidak
38 Universitas Kristen Petra
sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat, tetapi juga harus memberikan
gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Valid tidaknya suatu instrumen
dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skot item dengan skor totalnya
pada taraf signifikansi yang dipilih.
Pengujian terhadap kesesuaian model melalui pengujian validasi pada PLS
dilakukan dengan goodness-of-fit outer model. Model pengukuran atau outer
model dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya
dan composite realibility untuk blok indikator. Berikut ini adalah evaluasi outer
model yang digunakan dalam penelitian:
a. Convergent validity
Convergent validity merupakan pengukuran korelasi antara skor indikator
dengan skor variabel latennya. Untuk penelitian ini loading factor 0,5
sampai 0,6 dianggap cukup, karena merupakan tahap awal pengembangan
skala pengukuran dan jumlah indikator per konstruk tidak besar, berkisar
antara 1 sampai 3 indikator.
b. Discriminant validity
Discriminant validity merupakan pengukuran indikator dengan variabel
latennya. Pengukuran discriminant validity dilakukan dengan cara
membandingkan nilai square root average variance extracted (akar AVE)
setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk tersebut terhadap konstruk
lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE suatu konstruk lebih besar
dibandingkan dengan nilai korelasi terhadap konstruk lainnya dalam
model, maka dapat disimpulkan kanstruk tersebut memiliki nilai
discriminant validity yang baik, dan sebaliknya. Direkomendasikan nilai
pengukuran AVE harus lebih besar dari 0,5.
𝐴𝑉𝐸 = ∑𝜆𝑖
2
∑𝜆𝑖2 + ∑ 𝑣𝑎𝑟 𝜀𝑖 𝑖
c. Composite reliability
Composite reliability menunjukan derajat yang mengindikasikan common
latent (unobserved), sehingga dapat menunjukan indikator blok yang
39 Universitas Kristen Petra
mengukur konsistensi internal dari indikator pembentuk konstruk. Nilai
batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit adalah 0,7,
walaupun bukan merupakan standar absolut.
𝜌𝑐 =(∑𝜆𝑖)2
(∑𝜆𝑖)2 + ∑ 𝑣𝑎𝑟 (𝜀𝑖)𝑖
3.7.3.3 Evaluasi Goodness-of-Fit Inner Model
Model stuktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase
varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat R2 untuk konstruk laten dependen
dengan menggunakan ukuran Stone –Geisser Q-square test dan juga melihat
besarnya koefisien jalur stukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan
menggunakan uji t- statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping.
Evaluasi goodness-of-fit dari inner model dievaluasi dengan menggunakan
R-square untuk variabel laten dependen dengan interprestasi yang sama dengan
regresi. Sedangkan untuk mengukur model konstruk digunakan Q-square
predictive relevance. Q-square dapat mengukur seberapa baik nilai observasi
dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Jika Q-square > 0 berarti
menunjukkan bahwa model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai
Q- square < 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance. Nilai
Q2 sebesar 0,02; 0,15; 0,35 dapat diinterpretasikan apakah preditor variabel laten
mempunyai pengaruh yang lemah, medium atau besar pada tingkat structural.
Perhitungan Q-square dilakukan dengan rumus:
𝑄2 = 1 (1 − 𝑅12) (1- 𝑅2
2)....(1-𝑅𝑃2)
Dimana:
𝑅12, 𝑅2
2, … . . , 𝑅𝑃2 = R-square variabel endogen dalam model persamaan
40 Universitas Kristen Petra
3.8. Model Penelitian
Gambar 3.1: Gambar Model Penelitian
3.9. Uji Hipotesis Penelitian
Berikut ini adalah rumusan hipotesis penelitian antar variabel secara
parsial:
a. Kepuasan Karyawan dan Kualitas Layanan
𝐻0: 𝛾1 = 0, artinya kepuasan karyawan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas layanan.
𝐻1: 𝛾1 ≠ 0, artinya kepuasan karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas layanan.
b. Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan
𝐻0: 𝛾2 = 0, artinya kualitas layanan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
𝐻1: 𝛾2 ≠ 0, artinya kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
c. Kepuasan Pelanggan dan Profitabilitas
𝐻0: 𝛾3 = 0, artinya kepuasan pelanggan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap profitabilitas.
𝐻1: 𝛾3 ≠ 0, artinya kepuasan pelanggan berpengaruh secara signifikan
terhadap profitabilitas.
41 Universitas Kristen Petra
d. Kepuasan Karyawan dan Kepuasan Pelanggan
𝐻0: 𝛾4 = 0, artinya kepuasan karyawan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
𝐻1: 𝛾4 ≠ 0, artinya kepuasan karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
e. Kepuasan Karyawan dan Profitabilitas
𝐻0: 𝛾5 = 0, artinya kepuasan karyawan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap profitabilitas.
𝐻1: 𝛾5 ≠ 0, artinya kepuasan karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap
profitabilitas.
f. Kualitas Layanan dan Profitabilitas
𝐻0: 𝛾6 = 0, artinya kualitas layanan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap profitabilitas.
𝐻1: 𝛾6 ≠ 0, artinya kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap
profitabilitas.
Setelah merumuskan hipotesis penelitian dan level signifikasi yaitu 5%,
maka dilakukan uji statistic untuk menentukan daerah penolakan 𝐻0 sehingga
dapat diperoleh kesimpulan hasil hipotesis penelitian. Uji statistic yang digunakan
adalah uji t yang ditunjukan oleh table Results for Inner Model pada Output PLS.
Daerah penolakan 𝐻0 adalah: Tolak 𝐻0 jika │T-statistik │> 𝑇𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu sebesar
1,96 dengan level signifikasi 5%. Masing-masing nilai T-Statistik variabel
eksogen terhadap variabel endogen dilihat untuk dapat diambil kesimpulan
pengaruh tiap variabel tersebut secara parsial.