3. staid ki-ii (epistemologi ilmu pendidikan islam)
TRANSCRIPT
1. Kontrak Belajar & Orientasi Silabus IPI; (Dosen)
2. Pengantar IPI: Awali Jelajah, Kenali Istilah; (Makalah Dosen)
3. Pengetahuan dalam Perspektif Ajaran Islam (Epistemologi Ilmu Pendidikan Islam / IPI); (Dosen)
4. Pengertian, Ruang Lingkup, Urgensi, dan Fungsi IPI; (Dosen)
5. Konsep Fitrah dan Implikasinya dalam Pendidikan; (Kelompok 1)
6. Pendidik dan Peserta Didik menurut Ajaran Islam; (Kelompok 2)
7. Prinsip, Pola Pendekatan, Metode dan Praktik Pembelajaran dalam Pendidikan Islam; (Kelompok 3)
8. Media/Alat Pembelajaran dalam Pendidikan Islam; (Kelompok 4)
9. Evaluasi Hasil Pembelajaran dalam Pendidikan Islam; (Kelompok 5)
10. Kurikulum Pendidikan Islam; (Dosen)
11. Institusi Pendidikan Islam; (Dosen)
12. Peran dan Tanggung Jawab Masyarakat dan Pemerintah dalam Pendidikan; (Kelompok 6)
13. Penanggung Jawab Pendidikan menurut Ajaran Islam; (Kelompok 7)
14. Kedudukan dan Peranan Guru dalam Prespektif Ajaran Islam; (Kelompok 8)
15. Lingkungan dan Lembaga Pendidikan dalam pandangan islam; (Kelompok 9)
16. problematika pendidikan umat islam kontemporer. (Kelompok 10)
Mahasiswa mampu:
1) Menjelaskan perbedaan “Pengetahuan” (knowledge ) dan “Ilmu” (science );
2) Menjelaskan syarat-syarat Ilmu;
3) Menguraikan 3 dasar filsafat Ilmu;
4) Menjelaskan hakekat (kedudukan) Ilmu;
5) Menjelaskan konsep Ilmu Pengetahuan menurut Ajaran Islam;
6) Menjelaskan epistemologi Ilmu Pendidikan Islam.
Apa itu Pengetahuan ?
Apa itu Ilmu ?
Seringkali ilmu diartikan sbg pengetahuan, padahal tdk semua pengetahuan dpt dinamakan sbg ilmu. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yg diperoleh dg cara-cara tertentu berdasarkan-kesepakatan para ilmuwan. (Dawam Raharjo, “Ilmu, Ensiklopedi al-Qur’an”, dalam Jurnal Ulumul Qur’an, No. 4. Vol. 1, Jakarta, 1090, hal. 56.)
Pengetahuan Ilmu
Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diketahui manusia, sebagai hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang memiliki nilai kebenaran sehingga menjadi dasar manusia untuk bersikap dan bertindak, meskipun belum teruji secara ilmiah (bersifat subjektif/individual ).
“sejenis pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap obyek-obyek yang empiris” (Dr. Ahmad Tafsir).
“Suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang suatu obyek” (Dr. Sutari Imam Barnadib)
Jika kebenaran yang diperoleh telah teruji, maka kebenaran tersebut merupakan pengetahuan yang berkembang menjadi ilmu (science). Sebaliknya jika belum teruji, maka berarti sebatas pengetahuan biasa.
PENGETAHUAN ILMU
Diperoleh sebatas melalui penginderaan
Selain penginderaan, telah dibuktikan melalui penyelidikan
Kebenarannya bersifat subjektif dan individual
Kebenarannya bersifat objektif dan berlaku untuk semua orang
Belum teruji secara ilmiah Sudah teruji melalui metode ilmiah
Bisa logis, tapi belum empiris Logis dan empiris
Tidak sistematis Tersusun scr sistematis
Syarat-syarat Ilmu: 1.Mempunyai obyek atau
lapangan kajian yang bersifat empiris;
2.Bisa dibuktikan secara logis (metodologis);
3.Tersusun secara sistematis.
3 Dasar filsafat ilmu (sekaligus jg sbg syarat ilmu), ilmu itu harus jelas:
1. Ontologis (apa yg dikaji; objek material & formal-nya)
2. Epistemologis (bagaimana proses mendapatkannya/ sumbernya);
3. Aksiologis (apa kegunaannya bagi kesejahteraan manusia)
Bandingkan :
1. Penget. Indrawi
2. Penget. Ilmiyah
3. Filsafat
4. Mistik
Hasil tangkapan Panca Indra
Empiris dan Logis
Logis tapi tidak Empiris
Empiris tapi tidak Logis
ILMU
AKTIFITAS
(SEBAGAI PROSES)
PENGETAHUAN (SEBAGAI PRODUK)
METODE (SEBAGAI PROSEDUR)
4. Bagaimana Kedudukan (Hakekat) ILMU
ILMU SBG AKTIFITAS (PROSES)
Ilmu
Sbg
Aktifitas
1. Rasional
2. Kognitif
3. Teknologis
Proses pemikiran yang
berpegang pada kaidah-kaidah
logika
Proses mengetahuan dan
memperoleh pengetahuan
- Mencapai kebenaran
- Memperoleh pemahaman
- Memberikan penjelasan
- Melakukan penerapan
dengan melalui peramalan
atau pengendalian
ILMU SBG METODE ILMIAH (PROSEDUR)
Ilmu
Sbg
Metode
Ilmiah
1. Pola Prosedural
2. Tata Langkah
3. Berbagai Teknik
4. Aneka Alat
-Pengamatan - Percobaan
- Pengukuran - Survey
- Deduksi - Induksi
- Analisis - Lainnya
1. Menentuan Masalah
2. Perumusan Hipotesis (bila Perlu)
3. Pengumpulan Data
4. Penurunan Kesimpulan
5. Pengujian Hasil
- Daftar pertanyaan
- Wawancara
- Perhitungan
- Pemanasan
- Lainnya
- Timbangan
- Meteran
- Perapian
- Komputer
- Lainnya
ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK)
Ilmu Sbg Pengetahuan
Ilmiah
1. Segi Obyek
Pengetahuan
2. Segi Sifat
Pengetahuan
Obyek Material
Obyek Formal
- Empiris
- Sistematis
- Obyektif
- Analitis
- Verifikatif
DIMENSI ILMU
Dimensi
Ilmu
1. Cabang Ilmu
1. Dimensi ekonomik
2. Dimensi linguistik
3. Dimensi matematis
4. Dimensi politik
5. Dimensi psikologis
6. Dimensi sosiologi
2. Pengetahuan reflektif-abstrak
3. Aspek realitas
1. Dimensi filsafati
2. Dimensi logis
1. Dimensi Kebudayaan
2. Dimensi sejarah
3. Dimensi kemanusiaan
4. Dimensi rekreasi
5. Dimensi sistem
6. Dimensi lainnya
PENGGOLONGAN
ILMU PENGETAHUAN
Pembagian
Sistematis
Pengetahuan
Ilmiah
1. Ragam Ilmu
2. Jenis Ilmu
A. Ilmu Teoritis (Pure)
B. Ilmu Praktis
(Aplikatif/Terapan)
I. Ilmu Matematis
II. Ilmu Fisis
III. Ilmu Biologis
IV. Ilmu Psikologis
V. Ilmu Sosial
VI. Ilmu Linguistik
VII. Ilmu Interdisipliner
VIII. Ilmu Pendidikan Islam
5. Bagaimana Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Islam ?
Kata Ilmu berasal dari Bhs Arab, masdar dari
‘alima – ya’lamu – ‘ilman (berarti tahu atau
mengetahui);
Dalam Bhs Inggris, Ilmu biasanya dipadankan
dengan kata science, sedang pengetahuan
dengan knowledge;
Dalam Bhs Indonesia kata science, umumnya
diartikan Ilmu, tapi sering juga diartikan
dengan Ilmu Pengetahuan (scr konseptual
mengacu pada makna yg sama).
Tdk bisa dipungkiri, ilmu itu mesti
berasal dan berawal dari Islam;
Ilmu bersumber dari Allah SWT. Ini
adlh sebuah keyakinan keimanan, karena
Allah SWT memiliki nama al-‘Alim;
Allah SWT menurunkan ilmu kepada
para nabi dan rosul-Nya (termasuk kpd
Nabi Adam AS, manusia pertama dan
leluhur semua manusia) yg kemudian
diajarkan kpd ummatnya;
Dalam al-Qur‟an, kata al- ’ilm
dan kata-kata jadiannya
digunakan lebih dari 780 kali
(Ghulsyani, 2001). Beberapa
ayat pertama, yang diwahyukan
kepada Rasulullah SAW.,
menyebutkan pentingnya
membaca, pena, dan ajaran
manusia (Q.S. al-'Alaq: 1-5):
Doktrin pertama yg Allah ajarkan kpd Nabi
Muhammad SAW adlh membaca (iqro’);
Aktivitas membaca merupakan akses utama seseorang
mendapatkan ilmu;
Hal tsb membuktikan bhw ilmu berasal dari Islam,
setidaknya scr embrional;
Dlm perkembangan selanjutnya, sesuai dg
sunnatullah, siapa yg bisa menguasai dan
mengembangkannya dg penuh ketekunan dan
kesungguhan dialah yg akan mendapatkannya;
Realitas kekinian menunjukkan bhw yg menguasai
ilmu itu adlh orang-orang Barat yg notabene bukan
orang Islam.
Ayat dlm QS. al-’Alaq di atas
memotivasi Umat Islam utk gemar
membaca, berfikir dan berkreasi;
Semakin banyak membaca, semakin
banyak manfaat yg diperoleh;
Ilmu akan bertambah, bahasa makin
baik, dan wawasan makin luas;
Bacalah alam ini, Bacalah al-Qur'an
ini, Bacalah buku-buku ilmu
pengetahuan;
Karena membaca adlh kunci pembuka
untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan.
Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan sbgmna yg
dicerminkan dlm wahyu pertama yg diturunkan kpd Nabi
Muhammad SAW;
Begitu besar perhatian Islam trhdp ilmu pengetahuan, shg
setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan
diwajibkan untuk menuntut ilmu;
Sabda Nabi SAW:
Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena
sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap
mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela)
dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).
Menurut hadits tsb, tempat-
tempat majlis ilmu itu dinaungi
malaikat, diberikan
ketenangan (sakinah), disirami
rahmat dan dikenang Allah di
singgasana-Nya;
Begitulah penghormatan yg
diberikan kepada orang-orang
yg menuntut ilmu pengetahuan
itu.
Menuntut ilmu tdk hanya terbatas pd hal-hal
ke-akhiratan saja, tetapi jg tentang
keduniaan.
Kunci utama keberhasilan dan kebahagiaan,
baik di dunia maupun di akhirat adlh ilmu,
sbgmn sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia
maka raihlah dengan ilmu, dan barangsiapa yang
menghendaki kehidupan akhirat maka raihlah dengan
ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya
(kehidupan dunia dan akhirat) maka raihlah dengan
ilmu.”
Menuntut ilmu dalam Islam tidak
berhenti pada batas usia tertentu,
melainkan dilaksanakan seumur
hidup. tegasya dalam hal menuntut
ilmu tidak ada istilah "sudah tua“;
Sabda Nabi Muhammad SAW:
Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai dari
buaian sampai liang lahat.”
Di samping itu, para penuntut
ilmu dijanjikan oleh Rasulullah
SAW. akan diberikan
kemudahan jalan ke surga;
sbgmna hadits di bawah ini:
Artinya: “Barang siapa menempuh suatu
jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim).
Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih
tinggi derajatnya dibanding dengan yg tidak berilmu.
Dengan kata lain, kedudukan mulia tidak akan
dicapai kecuali dengan ilmu. Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kamu:
“berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujaadilah: 11)
ILMU MEMPERKUAT IMAN
Ilmu pengetahuan dpt memperluas
cakrawala dan memperkaya bahan
pertimbangan dlm segala sikap dan
tindakan;
Keluasan wawawasan, pandangan
serta kekayaan informasi akan
membuat seseorang lebih cenderung
kepada obyektivitas, kebenaran dan
realita;
Ilmu yg benar dapat dijadikan sarana
untuk mendekatkan kebenaran dalam
berbagai bentuk.
Tentunya bagi seorang muslim, dibalik wajah-wajah
kebenaran itu tersirat kebenaran yg mutlak adlh
Allah SWT, Zat mutlak Pemilik Kebenaran;
DENGAN KATA LAIN, ILMU YG BENAR
MENDORONG SESEORANG BERIMAN KEPADA
ALLAH SWT, ZAT YANG MAHA BENAR;
Bahkan lebih dari itu, ilmu yg benar dapat pula
memperkuat dan meningkatkan keimanan
seseorang;
Ilmu dapat memperkuat iman, dan iman melahirkan
kepatuhan dan tawadhu' kepada Allah SWT;
Firman Allah SWT:
"Dan agar orang-orang yg telah diberi ilmu meyakini
al-Qur'an itulah yang hak (petunjuk yang benar) dari
Tuhanmu, lalu mereka beriman dan tunduk hati
mereka kepada-Nya" (al-Hajj : 54).
Dari salah satu hadits nabi yang
diriwayatkan oleh Abu Daud: "Dari Abu
Darda' berkata, saya mendengar
Rasulallah SAW bersabda: 'Kelebihan
seseorang alim dari seseorang 'abid
(banyak ibadah) seperti kelebihan bulan
pada bintang-bintang".
Ilmu manfaatnya tidak terbatas, bukan
hanya bagi pemiliknya. Tapi ia membias
ke orang lain yg mendengarkannya atau
yang membaca karya tulisnya;
Sedangkan ibadah manfaatnya terbatas
hada pada si pelakunya.
Pengaruh ilmu tetap abadi dan lestari
selama masih ada orang yang
memanfaatkannya, meskipun sudah
beberapa ribu tahun;
Tetapi orang yg melakukan shalat, puasa,
zakat, haji, bertasbih, bertakbir dll tetap
diberi pahala oleh Allah SWT., akan tetapi
semua ini segera berakhir dengan
berakhirnya pelaksanaan dan kegiatan;
Sabda Nabi : "Jika manusia meninggal
dunia, semua amalnya terputus kecuali tiga:
sedekah jariah, ilmu yg bermanfaat dan
anak saleh yg selalu mendo'akan kedua
orang tuanya" (HR. Muslim).
Klasifikasi Ilmu menurut Ulama Islam :
Imam Syafi’i:
1)Al „Ammah; Ilmu yg diterima scr
umum (memiliki nas tegas dlm al-
Qur’an atau Sunnah mutawatir).
Contoh: kewajiban shalat 5 waktu
sehari, dsb.
2)Al khassah; ilmu yg menjadi
wilayah orang2 tertentu, yakni
ulama‟).
Klasifikasi lain:
1) Al manqulat; semua Ilmu-ilmu Agama
yang disimpulkan dari atau mengacu
kepada tafsir, ushul al tafsir, dan al
hadis;
2) Al ma’qulat; semua ilmu dimana akal
pikiran memegang peranan penting;
3) Al maksyufat; ilmu yang diterima
langsung dari sumber Ilahi tanpa
keterlibatan indra, maupun pikiran
spekulatif.
Menurut Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya
Ulumudin mengklasifikasikan Ilmu dalam dua
kelompok, yaitu 1) Ilmu Fardu a’in, dan 2)
Ilmu Fardu Kifayah;
“Ilmu fardu a‟in (kewajiban individual);
Ilmu tentang cara amal perbuatan yg
wajib, maka orang yg mengetahui ilmu yg
wajib dan waktu wajibnya, berartilah dia
sudah mengetahui ilmu fardu a‟in.
“Ilmu fardu kifayah (kewajiban kolektif);
ialah tiap-tiap ilmu yg tidak dapat
dikesampingkan dalam menegakan
urusan duniawi “ (1979 : 84)
Yang termasuk ilmu fardu a’in ialah ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam;
sementara itu yang termasuk dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah antara lain ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan urusan dunia.
Pada bagian lain, Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin
mengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok, yaitu 1) Ilmu
Shar‟iyyah, dan 2) Ilmu Ghairy Shar‟iyyah;
Shar‟iyyah;
1) ushul (al-Qur‟an, sunnah nabi, ijma‟ & atsar
sahabah);
2) Furu‟ (ilmu yg berkaitan dg kemaslahatan
dunia/akhirat, mis: fiqih);
3) al-Muqoddimat (ilmu alat spt bahasa);
4) Al-Mutammimat (ilmu al-Qur‟an, ilmu hadits, usul
al-fiqih).
Ghairy Shar‟iyyah;
a) Terpuji (fardu kifayah)
b) Mubah (netral, spt: sejarah dsb)
c) Tercela (sihir, magis dsb)
6. Bagaimana Epistemologi Ilmu Pendidikan Islam?
Menurut DW. Hamlyn dlm bukunya ,
History of Epistemologi (dikutip oleh
Amsal Bakhtiar), epistemologi atau
teori pengetahuan adalah cabang
filsafat yang berurusan dg hakikat dan
lingkup pengetahuan, pengandaian-
pengandaian, dan dasar-dasarnya
serta pertanggungjawabannya atas
pernyataan mengenai pengetahuan
yang dimiliki.
Menurut Muthahhari, ada empat sumber
epistemologi, yakni: alam (indera), rasio,
hati dan sejarah;
Noeng Muhadjir; dalam pengenalan
terhadap beragam objek bisa diserap
lewat indera, akal rasio, akal budi, dan
intuisi serta keimanan kita (wahyu);
Jadi, dari sumber epistemologi tsb
dalam prosesnya akan melahirkan ilmu
pengetahuan yang merupakan sebuah
keharusan dalam membangun
peradaban.
Menurut Mujamil Qomar, jika
epistimologi dikaitkan dg Ilmu
Pendidikan Islam, maka
pembahasannya meliputi;
pembahasan yang berkaitan dengan
seluk beluk pengetahuan pendidikan
Islam mulai dari hakekat pendidikan
Islam, asal-usul pendidikan Islam,
sumber pendidikan Islam, metode
membangun pendidikan Islam, unsur
pendidikan Islam, sasaran pendidikan
Islam, macam-macam pendidikan
Islam dan sebagainya.
SUMBER ILMU PENGETAHUAN
SUMBER ILLAHI
wahyu, ilham & mimpi (ru’ya) yang benar
SUMBER MANUSIA
dipelajari melalui pengalaman & penelitian