3. staid ki-ii (epistemologi ilmu pendidikan islam)

43
1. Kontrak Belajar & Orientasi Silabus IPI; (Dosen) 2. Pengantar IPI: Awali Jelajah, Kenali Istilah; (Makalah Dosen) 3. Pengetahuan dalam Perspektif Ajaran Islam (Epistemologi Ilmu Pendidikan Islam / IPI); (Dosen) 4. Pengertian, Ruang Lingkup, Urgensi, dan Fungsi IPI; (Dosen) 5. Konsep Fitrah dan Implikasinya dalam Pendidikan; (Kelompok 1) 6. Pendidik dan Peserta Didik menurut Ajaran Islam; (Kelompok 2) 7. Prinsip, Pola Pendekatan, Metode dan Praktik Pembelajaran dalam Pendidikan Islam; (Kelompok 3) 8. Media/Alat Pembelajaran dalam Pendidikan Islam; (Kelompok 4) 9. Evaluasi Hasil Pembelajaran dalam Pendidikan Islam; (Kelompok 5) 10. Kurikulum Pendidikan Islam; (Dosen) 11. Institusi Pendidikan Islam; (Dosen) 12. Peran dan Tanggung Jawab Masyarakat dan Pemerintah dalam Pendidikan; (Kelompok 6) 13. Penanggung Jawab Pendidikan menurut Ajaran Islam; (Kelompok 7) 14. Kedudukan dan Peranan Guru dalam Prespektif Ajaran Islam; (Kelompok 8) 15. Lingkungan dan Lembaga Pendidikan dalam pandangan islam; (Kelompok 9) 16. problematika pendidikan umat islam kontemporer. (Kelompok 10)

Upload: jumari-awi

Post on 15-Apr-2017

249 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

1. Kontrak Belajar & Orientasi Silabus IPI; (Dosen)

2. Pengantar IPI: Awali Jelajah, Kenali Istilah; (Makalah Dosen)

3. Pengetahuan dalam Perspektif Ajaran Islam (Epistemologi Ilmu Pendidikan Islam / IPI); (Dosen)

4. Pengertian, Ruang Lingkup, Urgensi, dan Fungsi IPI; (Dosen)

5. Konsep Fitrah dan Implikasinya dalam Pendidikan; (Kelompok 1)

6. Pendidik dan Peserta Didik menurut Ajaran Islam; (Kelompok 2)

7. Prinsip, Pola Pendekatan, Metode dan Praktik Pembelajaran dalam Pendidikan Islam; (Kelompok 3)

8. Media/Alat Pembelajaran dalam Pendidikan Islam; (Kelompok 4)

9. Evaluasi Hasil Pembelajaran dalam Pendidikan Islam; (Kelompok 5)

10. Kurikulum Pendidikan Islam; (Dosen)

11. Institusi Pendidikan Islam; (Dosen)

12. Peran dan Tanggung Jawab Masyarakat dan Pemerintah dalam Pendidikan; (Kelompok 6)

13. Penanggung Jawab Pendidikan menurut Ajaran Islam; (Kelompok 7)

14. Kedudukan dan Peranan Guru dalam Prespektif Ajaran Islam; (Kelompok 8)

15. Lingkungan dan Lembaga Pendidikan dalam pandangan islam; (Kelompok 9)

16. problematika pendidikan umat islam kontemporer. (Kelompok 10)

Jumari, S.P., M.Pd.

Mahasiswa mampu:

1) Menjelaskan perbedaan “Pengetahuan” (knowledge ) dan “Ilmu” (science );

2) Menjelaskan syarat-syarat Ilmu;

3) Menguraikan 3 dasar filsafat Ilmu;

4) Menjelaskan hakekat (kedudukan) Ilmu;

5) Menjelaskan konsep Ilmu Pengetahuan menurut Ajaran Islam;

6) Menjelaskan epistemologi Ilmu Pendidikan Islam.

Apa itu Pengetahuan ?

Apa itu Ilmu ?

Seringkali ilmu diartikan sbg pengetahuan, padahal tdk semua pengetahuan dpt dinamakan sbg ilmu. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yg diperoleh dg cara-cara tertentu berdasarkan-kesepakatan para ilmuwan. (Dawam Raharjo, “Ilmu, Ensiklopedi al-Qur’an”, dalam Jurnal Ulumul Qur’an, No. 4. Vol. 1, Jakarta, 1090, hal. 56.)

Pengetahuan Ilmu

Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diketahui manusia, sebagai hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang memiliki nilai kebenaran sehingga menjadi dasar manusia untuk bersikap dan bertindak, meskipun belum teruji secara ilmiah (bersifat subjektif/individual ).

“sejenis pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap obyek-obyek yang empiris” (Dr. Ahmad Tafsir).

“Suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang suatu obyek” (Dr. Sutari Imam Barnadib)

Jika kebenaran yang diperoleh telah teruji, maka kebenaran tersebut merupakan pengetahuan yang berkembang menjadi ilmu (science). Sebaliknya jika belum teruji, maka berarti sebatas pengetahuan biasa.

PENGETAHUAN ILMU

Diperoleh sebatas melalui penginderaan

Selain penginderaan, telah dibuktikan melalui penyelidikan

Kebenarannya bersifat subjektif dan individual

Kebenarannya bersifat objektif dan berlaku untuk semua orang

Belum teruji secara ilmiah Sudah teruji melalui metode ilmiah

Bisa logis, tapi belum empiris Logis dan empiris

Tidak sistematis Tersusun scr sistematis

Syarat-syarat Ilmu: 1.Mempunyai obyek atau

lapangan kajian yang bersifat empiris;

2.Bisa dibuktikan secara logis (metodologis);

3.Tersusun secara sistematis.

3 Dasar filsafat ilmu (sekaligus jg sbg syarat ilmu), ilmu itu harus jelas:

1. Ontologis (apa yg dikaji; objek material & formal-nya)

2. Epistemologis (bagaimana proses mendapatkannya/ sumbernya);

3. Aksiologis (apa kegunaannya bagi kesejahteraan manusia)

Bandingkan :

1. Penget. Indrawi

2. Penget. Ilmiyah

3. Filsafat

4. Mistik

Hasil tangkapan Panca Indra

Empiris dan Logis

Logis tapi tidak Empiris

Empiris tapi tidak Logis

ILMU

AKTIFITAS

(SEBAGAI PROSES)

PENGETAHUAN (SEBAGAI PRODUK)

METODE (SEBAGAI PROSEDUR)

4. Bagaimana Kedudukan (Hakekat) ILMU

ILMU SBG AKTIFITAS (PROSES)

Ilmu

Sbg

Aktifitas

1. Rasional

2. Kognitif

3. Teknologis

Proses pemikiran yang

berpegang pada kaidah-kaidah

logika

Proses mengetahuan dan

memperoleh pengetahuan

- Mencapai kebenaran

- Memperoleh pemahaman

- Memberikan penjelasan

- Melakukan penerapan

dengan melalui peramalan

atau pengendalian

ILMU SBG METODE ILMIAH (PROSEDUR)

Ilmu

Sbg

Metode

Ilmiah

1. Pola Prosedural

2. Tata Langkah

3. Berbagai Teknik

4. Aneka Alat

-Pengamatan - Percobaan

- Pengukuran - Survey

- Deduksi - Induksi

- Analisis - Lainnya

1. Menentuan Masalah

2. Perumusan Hipotesis (bila Perlu)

3. Pengumpulan Data

4. Penurunan Kesimpulan

5. Pengujian Hasil

- Daftar pertanyaan

- Wawancara

- Perhitungan

- Pemanasan

- Lainnya

- Timbangan

- Meteran

- Perapian

- Komputer

- Lainnya

ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK)

Ilmu Sbg Pengetahuan

Ilmiah

1. Segi Obyek

Pengetahuan

2. Segi Sifat

Pengetahuan

Obyek Material

Obyek Formal

- Empiris

- Sistematis

- Obyektif

- Analitis

- Verifikatif

DIMENSI ILMU

Dimensi

Ilmu

1. Cabang Ilmu

1. Dimensi ekonomik

2. Dimensi linguistik

3. Dimensi matematis

4. Dimensi politik

5. Dimensi psikologis

6. Dimensi sosiologi

2. Pengetahuan reflektif-abstrak

3. Aspek realitas

1. Dimensi filsafati

2. Dimensi logis

1. Dimensi Kebudayaan

2. Dimensi sejarah

3. Dimensi kemanusiaan

4. Dimensi rekreasi

5. Dimensi sistem

6. Dimensi lainnya

PENGGOLONGAN

ILMU PENGETAHUAN

Pembagian

Sistematis

Pengetahuan

Ilmiah

1. Ragam Ilmu

2. Jenis Ilmu

A. Ilmu Teoritis (Pure)

B. Ilmu Praktis

(Aplikatif/Terapan)

I. Ilmu Matematis

II. Ilmu Fisis

III. Ilmu Biologis

IV. Ilmu Psikologis

V. Ilmu Sosial

VI. Ilmu Linguistik

VII. Ilmu Interdisipliner

VIII. Ilmu Pendidikan Islam

5. Bagaimana Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Islam ?

Kata Ilmu berasal dari Bhs Arab, masdar dari

‘alima – ya’lamu – ‘ilman (berarti tahu atau

mengetahui);

Dalam Bhs Inggris, Ilmu biasanya dipadankan

dengan kata science, sedang pengetahuan

dengan knowledge;

Dalam Bhs Indonesia kata science, umumnya

diartikan Ilmu, tapi sering juga diartikan

dengan Ilmu Pengetahuan (scr konseptual

mengacu pada makna yg sama).

Tdk bisa dipungkiri, ilmu itu mesti

berasal dan berawal dari Islam;

Ilmu bersumber dari Allah SWT. Ini

adlh sebuah keyakinan keimanan, karena

Allah SWT memiliki nama al-‘Alim;

Allah SWT menurunkan ilmu kepada

para nabi dan rosul-Nya (termasuk kpd

Nabi Adam AS, manusia pertama dan

leluhur semua manusia) yg kemudian

diajarkan kpd ummatnya;

Dalam al-Qur‟an, kata al- ’ilm

dan kata-kata jadiannya

digunakan lebih dari 780 kali

(Ghulsyani, 2001). Beberapa

ayat pertama, yang diwahyukan

kepada Rasulullah SAW.,

menyebutkan pentingnya

membaca, pena, dan ajaran

manusia (Q.S. al-'Alaq: 1-5):

Doktrin pertama yg Allah ajarkan kpd Nabi

Muhammad SAW adlh membaca (iqro’);

Aktivitas membaca merupakan akses utama seseorang

mendapatkan ilmu;

Hal tsb membuktikan bhw ilmu berasal dari Islam,

setidaknya scr embrional;

Dlm perkembangan selanjutnya, sesuai dg

sunnatullah, siapa yg bisa menguasai dan

mengembangkannya dg penuh ketekunan dan

kesungguhan dialah yg akan mendapatkannya;

Realitas kekinian menunjukkan bhw yg menguasai

ilmu itu adlh orang-orang Barat yg notabene bukan

orang Islam.

Ayat dlm QS. al-’Alaq di atas

memotivasi Umat Islam utk gemar

membaca, berfikir dan berkreasi;

Semakin banyak membaca, semakin

banyak manfaat yg diperoleh;

Ilmu akan bertambah, bahasa makin

baik, dan wawasan makin luas;

Bacalah alam ini, Bacalah al-Qur'an

ini, Bacalah buku-buku ilmu

pengetahuan;

Karena membaca adlh kunci pembuka

untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan.

Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan sbgmna yg

dicerminkan dlm wahyu pertama yg diturunkan kpd Nabi

Muhammad SAW;

Begitu besar perhatian Islam trhdp ilmu pengetahuan, shg

setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan

diwajibkan untuk menuntut ilmu;

Sabda Nabi SAW:

Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena

sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.

Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap

mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela)

dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).

Menurut hadits tsb, tempat-

tempat majlis ilmu itu dinaungi

malaikat, diberikan

ketenangan (sakinah), disirami

rahmat dan dikenang Allah di

singgasana-Nya;

Begitulah penghormatan yg

diberikan kepada orang-orang

yg menuntut ilmu pengetahuan

itu.

Menuntut ilmu tdk hanya terbatas pd hal-hal

ke-akhiratan saja, tetapi jg tentang

keduniaan.

Kunci utama keberhasilan dan kebahagiaan,

baik di dunia maupun di akhirat adlh ilmu,

sbgmn sabda Rasulullah SAW:

Artinya: “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia

maka raihlah dengan ilmu, dan barangsiapa yang

menghendaki kehidupan akhirat maka raihlah dengan

ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya

(kehidupan dunia dan akhirat) maka raihlah dengan

ilmu.”

Menuntut ilmu dalam Islam tidak

berhenti pada batas usia tertentu,

melainkan dilaksanakan seumur

hidup. tegasya dalam hal menuntut

ilmu tidak ada istilah "sudah tua“;

Sabda Nabi Muhammad SAW:

Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai dari

buaian sampai liang lahat.”

Di samping itu, para penuntut

ilmu dijanjikan oleh Rasulullah

SAW. akan diberikan

kemudahan jalan ke surga;

sbgmna hadits di bawah ini:

Artinya: “Barang siapa menempuh suatu

jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan

memudahkan baginya jalan menuju surga.”

(HR. Muslim).

Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih

tinggi derajatnya dibanding dengan yg tidak berilmu.

Dengan kata lain, kedudukan mulia tidak akan

dicapai kecuali dengan ilmu. Firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kamu:

“berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujaadilah: 11)

ILMU MEMPERKUAT IMAN

Ilmu pengetahuan dpt memperluas

cakrawala dan memperkaya bahan

pertimbangan dlm segala sikap dan

tindakan;

Keluasan wawawasan, pandangan

serta kekayaan informasi akan

membuat seseorang lebih cenderung

kepada obyektivitas, kebenaran dan

realita;

Ilmu yg benar dapat dijadikan sarana

untuk mendekatkan kebenaran dalam

berbagai bentuk.

Tentunya bagi seorang muslim, dibalik wajah-wajah

kebenaran itu tersirat kebenaran yg mutlak adlh

Allah SWT, Zat mutlak Pemilik Kebenaran;

DENGAN KATA LAIN, ILMU YG BENAR

MENDORONG SESEORANG BERIMAN KEPADA

ALLAH SWT, ZAT YANG MAHA BENAR;

Bahkan lebih dari itu, ilmu yg benar dapat pula

memperkuat dan meningkatkan keimanan

seseorang;

Ilmu dapat memperkuat iman, dan iman melahirkan

kepatuhan dan tawadhu' kepada Allah SWT;

Firman Allah SWT:

"Dan agar orang-orang yg telah diberi ilmu meyakini

al-Qur'an itulah yang hak (petunjuk yang benar) dari

Tuhanmu, lalu mereka beriman dan tunduk hati

mereka kepada-Nya" (al-Hajj : 54).

Dari salah satu hadits nabi yang

diriwayatkan oleh Abu Daud: "Dari Abu

Darda' berkata, saya mendengar

Rasulallah SAW bersabda: 'Kelebihan

seseorang alim dari seseorang 'abid

(banyak ibadah) seperti kelebihan bulan

pada bintang-bintang".

Ilmu manfaatnya tidak terbatas, bukan

hanya bagi pemiliknya. Tapi ia membias

ke orang lain yg mendengarkannya atau

yang membaca karya tulisnya;

Sedangkan ibadah manfaatnya terbatas

hada pada si pelakunya.

Pengaruh ilmu tetap abadi dan lestari

selama masih ada orang yang

memanfaatkannya, meskipun sudah

beberapa ribu tahun;

Tetapi orang yg melakukan shalat, puasa,

zakat, haji, bertasbih, bertakbir dll tetap

diberi pahala oleh Allah SWT., akan tetapi

semua ini segera berakhir dengan

berakhirnya pelaksanaan dan kegiatan;

Sabda Nabi : "Jika manusia meninggal

dunia, semua amalnya terputus kecuali tiga:

sedekah jariah, ilmu yg bermanfaat dan

anak saleh yg selalu mendo'akan kedua

orang tuanya" (HR. Muslim).

Klasifikasi Ilmu menurut Ulama Islam :

Imam Syafi’i:

1)Al „Ammah; Ilmu yg diterima scr

umum (memiliki nas tegas dlm al-

Qur’an atau Sunnah mutawatir).

Contoh: kewajiban shalat 5 waktu

sehari, dsb.

2)Al khassah; ilmu yg menjadi

wilayah orang2 tertentu, yakni

ulama‟).

Klasifikasi lain:

1) Al manqulat; semua Ilmu-ilmu Agama

yang disimpulkan dari atau mengacu

kepada tafsir, ushul al tafsir, dan al

hadis;

2) Al ma’qulat; semua ilmu dimana akal

pikiran memegang peranan penting;

3) Al maksyufat; ilmu yang diterima

langsung dari sumber Ilahi tanpa

keterlibatan indra, maupun pikiran

spekulatif.

Menurut Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya

Ulumudin mengklasifikasikan Ilmu dalam dua

kelompok, yaitu 1) Ilmu Fardu a’in, dan 2)

Ilmu Fardu Kifayah;

“Ilmu fardu a‟in (kewajiban individual);

Ilmu tentang cara amal perbuatan yg

wajib, maka orang yg mengetahui ilmu yg

wajib dan waktu wajibnya, berartilah dia

sudah mengetahui ilmu fardu a‟in.

“Ilmu fardu kifayah (kewajiban kolektif);

ialah tiap-tiap ilmu yg tidak dapat

dikesampingkan dalam menegakan

urusan duniawi “ (1979 : 84)

Yang termasuk ilmu fardu a’in ialah ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam;

sementara itu yang termasuk dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah antara lain ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan urusan dunia.

Pada bagian lain, Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin

mengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok, yaitu 1) Ilmu

Shar‟iyyah, dan 2) Ilmu Ghairy Shar‟iyyah;

Shar‟iyyah;

1) ushul (al-Qur‟an, sunnah nabi, ijma‟ & atsar

sahabah);

2) Furu‟ (ilmu yg berkaitan dg kemaslahatan

dunia/akhirat, mis: fiqih);

3) al-Muqoddimat (ilmu alat spt bahasa);

4) Al-Mutammimat (ilmu al-Qur‟an, ilmu hadits, usul

al-fiqih).

Ghairy Shar‟iyyah;

a) Terpuji (fardu kifayah)

b) Mubah (netral, spt: sejarah dsb)

c) Tercela (sihir, magis dsb)

6. Bagaimana Epistemologi Ilmu Pendidikan Islam?

Menurut DW. Hamlyn dlm bukunya ,

History of Epistemologi (dikutip oleh

Amsal Bakhtiar), epistemologi atau

teori pengetahuan adalah cabang

filsafat yang berurusan dg hakikat dan

lingkup pengetahuan, pengandaian-

pengandaian, dan dasar-dasarnya

serta pertanggungjawabannya atas

pernyataan mengenai pengetahuan

yang dimiliki.

Menurut Muthahhari, ada empat sumber

epistemologi, yakni: alam (indera), rasio,

hati dan sejarah;

Noeng Muhadjir; dalam pengenalan

terhadap beragam objek bisa diserap

lewat indera, akal rasio, akal budi, dan

intuisi serta keimanan kita (wahyu);

Jadi, dari sumber epistemologi tsb

dalam prosesnya akan melahirkan ilmu

pengetahuan yang merupakan sebuah

keharusan dalam membangun

peradaban.

Menurut Mujamil Qomar, jika

epistimologi dikaitkan dg Ilmu

Pendidikan Islam, maka

pembahasannya meliputi;

pembahasan yang berkaitan dengan

seluk beluk pengetahuan pendidikan

Islam mulai dari hakekat pendidikan

Islam, asal-usul pendidikan Islam,

sumber pendidikan Islam, metode

membangun pendidikan Islam, unsur

pendidikan Islam, sasaran pendidikan

Islam, macam-macam pendidikan

Islam dan sebagainya.

SUMBER ILMU PENGETAHUAN

SUMBER ILLAHI

wahyu, ilham & mimpi (ru’ya) yang benar

SUMBER MANUSIA

dipelajari melalui pengalaman & penelitian

Para filusuf Islam

menyebutkan beberapa

sumber dan sekaligus alat

pengetahuan, yaitu :

Alam tabi'at atau alam

fisik (penginderaan)

Alam Akal (pikiran)

Analogi (Tamtsil /

Qiyas)

Hati dan Ilham