32019 5-670748215145

40
Bahan Kuliah Seminar Akuntansi ttm ke-5 Afif Sulfa, SE MSi. Ak. 1. BIAYA PINJAMAN A. PENDAHULUAN 1. Tujuan : Mahasiswa mampu memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 26 tentang perlakuan akuntansi atas: a. biaya pinjaman, di mana secara umum standar ini mengharuskan pembebanan segera biaya pinjaman pada saat terjadinya. b. biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi atau produksi dari suatu qualifying asset, standar ini mengharuskan kapitalisasi biaya pinjaman tersebut. 2. Ruang Lingkup a. PSAK No. 26 harus diterapkan untuk perlakukan akuntansi atas biaya pinjaman; b. PSAK No. 26 menggantikan PSAK No. 26, Akuntansi Bunga Untuk Periode Konstruksi , yang diberlakukan sejak tahun 1988; c. PSAK No. 26 tidak mengatur biaya atas ekuitas (actual or imputed cost of equity). Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Upload: kanda-aprial

Post on 30-Jun-2015

784 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

buku bagu

TRANSCRIPT

Page 1: 32019 5-670748215145

Bahan Kuliah Seminar Akuntansittm ke-5

Afif Sulfa, SE MSi. Ak.

1. BIAYA PINJAMAN

A. PENDAHULUAN

1. Tujuan :

Mahasiswa mampu memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

No. 26 tentang perlakuan akuntansi atas:

a. biaya pinjaman, di mana secara umum standar ini mengharuskan

pembebanan segera biaya pinjaman pada saat terjadinya.

b. biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan

perolehan, konstruksi atau produksi dari suatu qualifying asset, standar

ini mengharuskan kapitalisasi biaya pinjaman tersebut.

2. Ruang Lingkup

a. PSAK No. 26 harus diterapkan untuk perlakukan akuntansi atas biaya

pinjaman;

b. PSAK No. 26 menggantikan PSAK No. 26, Akuntansi Bunga Untuk

Periode Konstruksi, yang diberlakukan sejak tahun 1988;

c. PSAK No. 26 tidak mengatur biaya atas ekuitas (actual or imputed cost of

equity).

3. Definisi

a. Biaya Pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya harus ditanggung oleh

suatu perusahaan sehubungan dengan peminjaman dana.

b. Aktiva Tertentu yang memenuhi syarat (qualifying assets)- selanjutnya

disebut Aktiva Tertentu - adalah suatu aktiva yang membutuhkan waktu

yang cukup lama agar siap untuk dipergunakan atau dijual sesuai dengan

tujuannya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 2: 32019 5-670748215145

4. Biaya pinjaman meliputi antara lain:

a. Bunga atas penggunaan dana pinjaman baik pinjaman jangka pendek

maupun jangka panjang.

b. Amortisasi diskonto atau premium yang terkait dengan pinjaman

(borrowings).

c. Amortisasi atas biaya yang terkait dengan perolehan pinjaman seperti

biaya konsultan, ahli hukum, commitment fee dan sebagainya.

d. Selisih kurs atas pinjaman dalam valuta asing (sepanjang bunga) atau

amortisasi premi kontrak valuta berjangka dalam rangka hedging dana

yang dipinjam dalam valuta asing.

5. Aktiva Tertentu antara lain adalah persediaan barang tertentu, pabrik dan

pembangkit tenaga listrik. Sedangkan aktiva yang pada saat diperoleh sudah

dalam keadaan siap untuk digunakan atau dijual bukan merupakan Aktiva

Tertentu.

6. Persediaan barang tertentu adalah persediaan yang untuk memproduksi

sampai siap untuk dijual membutuhkan waktu yang cukup lama sesuai

dengan bidang usahanya. Yang dimaksud dengan waktu yang cukup lama

adalah 12 bulan atau lebih. Persediaan yang pada saat diperoleh sudah

dalam keadaan siap dijual bukan merupakan Aktiva Tertentu.

B. PENGAKUAN

Biaya pinjaman harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya

biaya pinjaman tersebut, kecuali untuk biaya pinjaman yang harus dikapitalisasi.

Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan,

konstruksi atau produksi suatu Aktiva Tertentu harus dikapitalisasi sebagai bagian

dari biaya perolehan Aktiva Tertentu tersebut. Jumlah biaya pinjaman yang

dikapitalisasi tersebut harus ditentukan sesuai dengan standar ini.

1. Biaya Pinjaman yang Dikapitalisasi

Apabila bulan pinjaman dapat diatribusikan secara langsung

dengan Aktiva Tertentu, maka biaya pinjaman tersebut harus dikapitalisasi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 3: 32019 5-670748215145

terhadap Aktiva Tertentu tersebut. Apabila biaya pinjaman tersebut tidak

dapat diatribusikan secara langsung dengan Aktiva Tertentu, maka

kapitalisasi biaya pinjaman ditentukan berdasarkan penjelasan sebelumnya.

Dalam keadaan tertentu sulit untuk mengidentifikasikan adanya

hubungan langsung antara pinjaman terntentu dengan perolehan suatu

Aktiva Tertentu dan untuk menentukan bahwa pinjaman tertentu sebenarnya

tidak perlu ada apabila perolehan Aktiva Tertentu tidak terjadi. Misalnya:

apabila terdapat sentralisasi pendanaan untuk semua kegiatan usaha.

Kesulitan juga dapat terjadi bila suatu perusahaan menggunakan beberapa

jenis instrumen hutang dengan tingkat bunga yang berbeda-beda. Dalam hal

ini, sulit untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat secara

langsung diatribusikan, sehingga diperlukan pertimbangan profesional

(profesional judgement).

Apabila pinjaman hanya digunakan untuk memperoleh suatu Aktiva

Tertentu, maka jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah seluruh

biaya pinjaman yang timbul selama peminjaman dana tersebut dikurangi

dengan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi sementara atas

dana hasil pinjaman yang belum digunakan.

Pengaturan pendanaan untuk perolehan suatu Aktiva Tertentu

dapat menyebabkan suatu perusahaan memperoleh pinjaman dan

menanggung biaya pinjamannya sebelum seluruh atau sebagian dana yang

diperoleh tersebut digunakan untuk membiayai perolehan Aktiva Tertentu.

Dalam keadaan tersebut perusahaan umumnya menginvestasikan untuk

sementara dana yang belum terpakai. Untuk menentukan jumlah biaya

pinjaman yang dikapitalisasi dalam periode tertentu, jumlah biaya pinjaman

harus dikurangi terlebih dahulu dengan hasil investasi atas dana yang belum

terpakai tersebut.

Apabila suatu dana berasal dari pinjaman yang tidak secara khusus

digunakan untuk perolehan suatu Aktiva Tertentu tetapi pinjaman tersebut

digunakan juga untuk perolehan Aktiva Tertentu, maka jumlah biaya

pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat

kapitalisasi terhadap pengeluaran yang terjadi untuk memperoleh Aktiva

Tertentu. Tingkat kapitalisasi dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 4: 32019 5-670748215145

biaya pinjaman dibagi dengan jumlah pinjaman dari suatu periode, (tidak

termasuk jumlah pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan

Aktiva Tertentu) jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi dalam periode

tertentu tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi selama

periode tersebut.

2. Selisih antara Nilai Tercatat suatu Aktiva Tertentu dengan Jumlah yang

Dapat Dipulihkan

Apabila nilai tercatat atau jumlah keseluruhan biaya yang

diperkirakan atas suatu Aktiva Tertentu melebihi jumlah yang diharapkan

dapat dipulihkan atau nilai realisasi bersih, maka nilai tercatat tersebut harus

disesuaikan dengan mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan lain

yang berlaku.

3. Saat Dimulainya Kapitalisasi

Kapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian dari biaya perolehan

suatu aktiva dimulai apabila:

a. Pengeluaran untuk aktiva tersebut telah mulai dilakukan.

b. Biaya pinjaman sedang terjadi.

c. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pembangunan atau

memproduksi Aktiva Tertentu sedang berlangsung.

Pengeluaran untuk Aktiva Tertentu hanya meliputi pengeluaran

yang menimbulkan pembayaran tunai, transfer aktiva lain, atau timbulnya

kewajiban yang dikenakan bunga. Perhitungan kapitalisasi Biaya Pinjaman

berdasarkan asas proporsional jumlah pinjaman dikurangi penerimaan

pendapatan yang berkaitan dengan Aktiva Tertentu tersebut. Nilai tercatat

rata-rata suatu Aktiva Tertentu dalam suatu periode, termasuk jumlah biaya

pinjaman yang telah dikapitalisasi sebelumnya, biasanya merupakan taksiran

yang layak dari pengeluaran yang dihitung dengan menggunakan tingkat

kapitalisasi dalam periode tersebut.

Pengertian mengenai aktivitas yang dibutuhkan untuk

mempersiapkan pembangunan atau memproduksi Aktiva Tertentu tidak

terbatas pada aktivitas konstruksi fisik, tetapi termasuk juga aktivitas teknik

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 5: 32019 5-670748215145

dan administrasi yang dibutuhkan sebelum dimulainya konstruksi fisik, seperti

kegiatan untuk memperoleh perizinan yang dibutuhkan untuk membangun

Aktiva Tertentu. Akan tetapi, dianggap tidak terdapat aktivitas apapun,

apabila perusahaan hanya mendiamkan suatu aktiva tanpa kegiatan

pembangunan atau produksi yang dapat mengubah kondisi aktiva tersebut.

Misalnya, biaya pinjaman yang terjadi pada periode dimana tanah tertentu

sedang dikembangkan harus dikapitalisasi. Akan tetapi apabila perusahaan

membeli tanah tertentu untuk dibangun dan hanya mendiamkannya tanpa

kegiatan apapun, maka biaya pinjaman yang timbul tidka boleh dikapitalisasi.

4. Penghentian Kapitalisasi

Kapitalisasi biaya pinjaman harus dihentikan apabila dalam sautu

periode yang cukup lama perusahaan menangguhkan atau menunda

aktivitas perolehan, pembangunan ataupun produksi.

Biaya pinjaman mungkin saja tetap ada selama perusahaan

menunda atau memberhentikan untuk sementara waktu aktivitas untuk

memperoleh, membangun atau memproduksi Aktiva Tertentu, biaya

pinjaman selama masa ini tidak boleh dikapitalisasi. Pada keadaan tertentu,

dapat saja terjadi penundaan atau pemberhentian sementara dar aktivitas

konstruksi fisik karena menunggu penyelesaian dari pekerjaan teknik atau

administrasi yang sedang berlangsung. Dalam keadaan ini kapitalisasi biaya

pinjaman tetap berlangsung. Keadaan lainnya dimana kapitalisasi biaya

pinjaman tetap berlangsung walaupun ada penundaan/pemberhentian

sementara aktivitas untuk memperoleh, membangun atau memproduksi

Aktiva Tertentu, yaitu dimana dalam proses memperoleh, membangun atau

memproduksi secara teknik diharuskan atau dibutuhkan penundaan aktivitas.

Misalnya, dalam proses pembangunan jembatan, kegiatan konstruksi fisik

harus dihentikan sementara karena permukaan air sungai sedang pasang,

dalam keadaan ini kapitalisasi biaya pinjaman tetap berlangsung hanya

apabila di daerah tersebut naiknya permukaan air merupakan hal yang wajar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 6: 32019 5-670748215145

5. Berakhirnya Kapitalisasi Biaya Pinjaman

Kapitalisasi biaya pinjaman harus diakhiri apabila aktivitas untuk

memperoleh, membangun atau memproduksi Aktiva Tertentu sesuai dengan

tujuannya secara substansial telah selesai.

Satu aktiva biasanya siap untuk digunakan atau dijual sesuai

tujuannya apabila kegiatan konstruksi fisik yang dibutuhkan telah selesai,

walaupun mungkin masih dibutuhkan kegiatan admisitratif tertentu yang

berkaitan dengan aktiva tersebut. Dalam keadaan ini biaya pinjaman tidak

lagi boleh dikapitalisasi.

Apabila pembangunan atau konstruksi suatu aktiva dapat

diselesaikan perbagian dimana bagian yang telah selesai dapat segera

digunakan sementara bagian lainnya masih dalam penyelesaian, maka

jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah untuk bagian yang belum

selesai saja.

Untuk suatu area perkantoran yang didalamnya terdapat beberapa

gedung, maka masing-masing gedung dapat dianggap sebagai Aktiva

Tertentu tersendiri, karena apabila gedung pertama telah selesai dapat

langsung digunakan, dijual atau disewakan sesuai dengan tujuannya tanpa

harus tergantung dengan penyelesaian gedung kedua. Hal ini berbeda

dengan pembangunan suatu pabrik yang melibatkan beberapa tahapan

proses produksi, pembangunan pabrik ini baru dapat dianggap selesai, bila

seluruhnya selesai karena bagian yang lebih dulu secara fisik telah selesai

tetap tidak dapat digunakan apabila bagian terakhir dari pembangunan pabrik

selesai.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 7: 32019 5-670748215145

2. AKUNTANSI PERKOPERASIAN

A. PENDAHULUAN

1. Tujuan :

Mahasiswa mampu memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

No. 27 tentang perlakuan akuntansi pada badan usaha berbentuk koperasi.

2. Ruang Lingkup

a. PSAK No. 27 harus diterapkan untuk perlakukan akuntansi pada badan

usaha koperasi;

b. Perlakuan akuntansi yang tidak diatur dalam PSAK No. 27, maka

mengikuti PSAK lainnya.

B. KARAKTERISTIK BADAN USAHA KOPERASI

Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial,

beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan

usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

Tujuan utama koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan

anggota, pada khususnya, dan masyarakat, pada umumnya. Koperasi Indonesia

adalah perkumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal, sehingga laba

bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima

anggota lebih diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan

agar koperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang

disumbangkan oleh masing-masing anggota.

Keanggotaan koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas

kepentingan bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota

ikut, secara aktif, memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui

karya dan jasa yang disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih

menekankan pada pelayanan terhadap kepentingan anggota, baik sebagai

produsen maupun konsumen. Kegiatan koperasi akan lebih banyak dilakukan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 8: 32019 5-670748215145

kepada anggota dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu, anggota, dalam

koperasi, bertindak sebagai pemilik sekaligus pelanggan.

Kegiatan usaha koperasi dilakukan dalam suatu sistem jaringan koperasi.

Dalam banyak hal terdapat keterkaitan yang erat antara anggota, koperasi dan

koperasi lainnya.

Koperasi yang didirikan oleh orang-orang atau badan-badan hukum

koperasi adalah kesatuan usaha yang terpisah dan merupakan badan hukum yang

berdiri sendiri. Sesuai dengan kebutuhan dan untuk maksud-maksud efisiensi,

koperasi-koperasi dapat memusatkan diri menjadi koperasi pusat/sekunder. Di

samping itu, untuk tujuan ekonomi, koperasi-koperasi dari berbagai jenis dapat

mendirikan koperasi jenis lain. Pemusatan atau pendirian koperasi lain ini

dilakukan dengan membentuk badan hukum koperasi tersendiri. Hubungan

kepemilikan yang terdapat dalam koperasi-koperasi yang mengadakan pemusatan

atau mendirikan koperasi jenis lain tersebut di atas tidak mengakibatkan timbulnya

satu kesatuan ekonomi dalam pengertian akuntansi.

Dalam menjalankan usahanya koperasi dapat mendirikan dan memiliki

perusahaan atau unit-unit usaha yang langsung berada di bawah tanggung jawab

dan pengawasan koperasi yang bersangkutan. Perusahaan dan unit-unit usaha

tersebut di atas merupakan satu kesatuan dan di bawah satu pengelolaan dengan

koperasi yang mendirikannya. Untuk perusahaan atau unit-unit usaha tadi tidak

diperlukan badan hukum koperasi tersendiri. Koperasi beserta perusahaan atau

unit-unit usaha yang dimilikinya merupakan satu kesatuan akuntansi.

Koperasi dikelola oleh Pengurus yang dipilih dari dan oleh anggota dalam

suatu rapat anggota. Dalam hal-hal tertentu, anggota pengurus koperasi dapat

berasal dari bukan anggota koperasi, dengan ketentuan, jumlahnya tidak melebihi

sepertiga dari jumlah pengurus. Tugas kewajiban pengurus adalah memimpin

organisasi dan usaha koperasi serta mewakilinya di muka dan di luar pengadilan.

Manajemen koperasi dilakukan secara terbuka terutama untuk anggota-

anggotanya. Keterbukaan, dalam hal ini, tidak boleh diartikan bahwa koperasi

harus mengungkapkan semua informasi. Pengungkapan informasi-informasi yang

akan berakibat merugikan koperasi itu sendiri, misalnya rumus-rumus kimia atau

proses produksi, tidak termasuk dalam konsep keterbukaan manajemen.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 9: 32019 5-670748215145

Keterbukaan manajemen koperasi dititikberatkan pada dilaksanakannya fungsi

pertanggungjawaban dengan baik oleh pengurus koperasi.

Dalam melakukan usahanya koperasi mengikuti hukum-hukum ekonomi

yang rasional dan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan, termasuk prinsip efisiensi

usaha. Sesuai Pasal 37 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967, Pemerintah

berkewajiban untuk memberikan bimbingan, pengawasan, perlindungan dan

fasilitas terhadap koperasi, dengan tujuan mendorong kearah kemandirian. Dalam

kaitan ini, banyak kegiatan usaha koperasi yang tidak dapat dilepaskan dari

kebijakan pemerintah.

C. KARAKTERISTIK PELAPORAN KEUANGAN KOPERASI

Pengurus bertanggungjawab dan wajib melaporkan kepada rapat

anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi. Aspek

keuangan merupakan salah satu dari aspek-aspek yang tercakup dalam tata

kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan

pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.

Laporan keuangan koperasi juga merupakan bagian dari sistem

pelaporan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi lebih ditujukan kepada

pihak-pihak di luar pengurus koperasi dan tidak dimaksudkan untuk pengendalian

usaha.

Pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota

koperasi itu sendiri beserta pejabat koperasi. Pemakai lainnya yang mempunyai

kepentingan terhadap koperasi diantaranya adalah calon anggota koperasi, bank,

kreditur dan kantor pajak.

Kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi, terutama

adalah :

a. Menilai pertanggungjawaban pengurus.

b. Menilai prestasi pengurus.

c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 10: 32019 5-670748215145

d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya, karya

dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi .

Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-

pinjaman, penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-

sumber lain. Simpanan anggota dalam koperasi terdiri dari simpanan pokok,

simpanan wajib dan simpanan suka rela. Simpanan suka rela dapat berasal dari

bukan anggota. Cadangan koperasi dipupuk melalui penyisihan sisa hasil usaha

dan cara-cara lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Cadangan dalam

koperasi dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi sendiri dan untuk menutup

kerugian koperasi. Cadangan koperasi bukan milik anggota koperasi dan tidak

boleh dibagikan kepada anggota walaupun di waktu pembubaran. Istilah

permodalan koperasi, dengan demikian, tidak hanya mencakupi modal yang

disetor oleh anggota. Permodalan dalam koperasi meliputi seluruh sumber

pembelanjaan koperasi, yang dapat bersifat permanen atau sementara. Pihak-

pihak yang mempunyai klaim terhadap sumber daya koperasi terdiri dari kreditur,

anggota/ pemilik dan badan usaha koperasi itu sendiri. Struktur klaim yang

demikian menunjukkan bahwa koperasi mempunyai eksistensi tersendiri, terpisah

dengan anggota-anggotanya.

Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi

dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang

bersangkutan disebut sisa hasil usaha. Sesuai dengan karakteristik koperasi, sisa

hasil usaha berasal dari hasil usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan juga

bukan anggota. Sisa hasil usaha pada koperasi bukan merupakan satu-satunya

alat pengukur bagi manfaat keanggotaan koperasi dan prestasi pengurus. Sisa

hasil usaha, dengan demikian, merupakan hasil dari aturan dan prosedur

akuntansi yang diterapkan dalam koperasi dan mencerminkan perubahan

kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri, yang berasal

dari transaksi, kejadian atau keadaan ekonomis yang timbul dari kegiatan usaha.

Pembagian laba dan transaksi modal tidak dimasukkan dalam perhitungan sisa

hasil usaha.

Keanggotaan pada koperasi tidak dapat dipindahtangankan dengan dalih

apapun. Kewajiban anggota untuk menanggung kerugian yang diderita koperasi

baik yang timbul pada penutupan tahun buku maupun pada saat pembubaran

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 11: 32019 5-670748215145

dapat ditetapkan terbatas atau tidak terbatas. Dalam hal tanggungan anggota

ditetapkan terbatas, maka kerugian hanya dapat dibebankan pada kekayaan

koperasi (dalam bentuk cadangan yang telah dipupuk) dan kepada anggota

sebesar jumlah tanggungan yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Dalam kaitan

ini, sisa hasil usaha bukan merupakan perubahan kekayaan dari anggota.

D. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN KOPERASI

Laporan keuangan koperasi dapat menyediakan informasi yang berguna

bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk:

a. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi.

b. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan sisa

hasil usaha dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran.

c. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan

kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota

dan bukan anggota.

d. Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya

ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih, dalam suatu periode, dengan

pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota.

e. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas

dan solvabilitas koperasi.

Informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan seperti berikut :

a. Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi;

b. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh koperasi;

c. Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri;

d. ransaksi, kejadian dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang

mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih koperasi.

e. umber dan penggunaan dana serta informasi-informasi lain yang mungkin

mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 12: 32019 5-670748215145

Informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan koperasi

sedapat mungkin memisahkan antara aktivitas yang dilakukan dengan anggota

dan bukan anggota.

F. LAPORAN KEUANGAN

1. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi

a. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggung-jawaban

pengurus kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan.

b. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan,

laporan laba rugi dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan

secara komparatif.

c. Sesuai dengan posisi koperasi sebagai bagian dari sistem jaringan

koperasi, maka beberapa akun atau istilah yang sama akan muncul baik

pada kelompok aktiva maupun kewajiban/kekayaan bersih.

d. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha

(SHU). Sisa hasil usaha koperasi dapat berasal dari usaha yang

diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. Sisa hasil usaha

yang dibagikan kepada anggota harus berasal dari usaha yang

diselenggarakan untuk anggota. Pada rapat anggota tahunan sisa hasil

usaha ini diputuskan untuk dibagi sesuai dengan ketentuan yang

tercantum dalam undang-undang dan anggaran dasar koperasi.

Komponen pembagian SHU sesuai dengan undang-undang adalah

sebagai berikut:

Sisa hasil usaha yang berasal Sisa hasil usaha yang berasal dari :

anggota bukan anggota :

a. Cadangan koperasi a. Cadangan koperasi

b. Anggota sebanding dengan b. Dana pengurus

jasa yang diberikan

c. Dana pengurus c. Dana pegawai/karyawan

d. Dana pegawai/karyawan d. Dana pendidikan koperasi

e. Dana pendidikan koperasi e. Dana sosial

f. Dana sosial f. Dana pembangunan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 13: 32019 5-670748215145

g. Dana pembangunan daerah kerja daerah kerja

Komponen-komponen tersebut selama belum dicairkan,

disajikan dalam kelompok kewajiban lancar pada neraca, sedangkan

cadangan koperasi merupakan bagian sisa hasil usaha yang tidak dibagi

dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri dan menutup

kerugian.

e. Dengan adanya konsep sistem jaringan koperasi dan pengaturan

pemerintah, maka terdapat aktiva (sumber daya) yang dimiliki koperasi

tetapi tidak dikuasainya, dan sebaliknya terdapat aktiva (sumber daya)

yang dikuasai oleh koperasi tetapi tidak dimilikinya.

f. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan

konsolidasi dari koperasi-koperasi.

Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa

hasil usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha. Istilah perhitungan hasil

usaha sebagai pengganti istilah laporan laba rugi sangat dianjurkan

mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari laba,

tetapi lebih ditekankan pada manfaat bagi anggota. Oleh karena itu koperasi

tidak menggunakan istilah laba atau rugi melainkan hasil usaha.

Oleh karena rapat anggota tahunan memutuskan pembagian sisa

hasil usaha dan untuk itu diperlukan informasi tentang likuiditas, maka

seharusnya koperasi menyajikan laporan arus kas.

Oleh karena transaksi yang berhubungan dengan perubahan

kekayaan bersih sering terjadi, maka seharusnya laporan keuangan koperasi

dilengkapi dengan laporan perubahan kekayaan bersih sebagai laporan

keuangan tambahan.

Oleh karena kegiatan koperasi cenderung lebih banyak ditujukan

kepada kepentingan anggota baik sebagai pemilik maupun pelanggan, maka

seharusnya laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat

menyajikan hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk

anggota di samping yang berasal dari bukan anggota.

Seharusnya alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil

usaha kepada anggota dan bukan anggota, berpedoman pada perbandingan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 14: 32019 5-670748215145

manfaat yang diterima oleh anggota dan bukan anggota. Jika hal demikian

sulit dilaksanakan, alokasi dapat dilakukan dengan cara lain yang sistematik

dan rasional. Cara-cara yang diterapkan perlu diungkapkan dalam catatan

atas laporan keuangan.

Penggabungan dua badan hukum koperasi dalam satu badan

hukum koperasi perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan

bilamana perlu melakukan penilaian kembali.

G. PENDAPATAN DAN BEBAN

1. Pendapatan

Pendapatan pada perhitungan hasil usaha sebuah koperasi, terdapat

beberapa karakteristik sebagai berikut:

a. Pendapatan yang timbul dari transaksi penjualan produk atau

penyerahan jasa kepada anggota dan bukan anggota.

b. Pendapatan tertentu yang realisasi penerimaannya masih tergantung

pada persyaratan/ketentuan yang ditetapkan.

Contoh: Beberapa jenis fee koperasi yang diperoleh dari penyaluran dan

pengadaan komoditi program.

Transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota

merupakan transaksi usaha yang terjadi antar bagian dalam sistem jaringan

koperasi. Informasi tentang jumlah maupun nilai transaksi semacam ini

dalam suatu periode tertentu dapat merupakan salah satu petunjuk penting

tentang manfaat yang dapat diberikan koperasi kepada para anggotanya.

Oleh karena itu, pendapatan yang ditimbulkan dari transaksi semacam ini

perlu disajikan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai

penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota.

Pendapatan yang timbul sehubungan dengan penjualan produk

atau penyerahan jasa kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai

pendapatan usaha sebagaimana lazimnya terdapat pada badan-badan

usaha lainnya. Sehubungan dengan alasan yang dikemukakan pada paragraf

02 di atas, maka pendapatan yang timbul dari transaksi semacam ini perlu

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 15: 32019 5-670748215145

disajikan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan

kepada bukan anggota atau pendapatan dari bukan anggota.

Pendapatan yang realisasi penerimaan uangnya masih tidak pasti~

dapat menimbulkan pengaruh yang terlalu optimistis bagi pembaca laporan

keuangan jika pendapatan tersebut diakui pada saat terjadinya transaksi.

Pengakuan terhadap pendapatan semacam ini perlu ditunda sampai terdapat

kepastian realisasinya, yaitu dengan cara mencatatnya sebagai pendapatan

ditangguhkan dalam kelompok kewajiban.

Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau penyerahan

jasa kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada perhitungan hasil

usaha sebagai penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota.

Pendapatan sehubungan dengan transaksi penjualan produk atau

penyerahan jasa kepada bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan-

ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 tentang

Pendapatan.

Pendapatan yang realisasi penerimaannya belum pasti dicatat

sebagai pendapatan ditangguhkan dan disajikan dalam kelompok kewajiban.

Penjelasan secukupnya perlu diberikan dalam catatan atas laporan

keuangan.

2. Beban Pokok Penjualan dan Beban

Beberapa karakteristik beban pokok penjualan dan beban pada

koperasi adalah sebagai berikut:

a. Beban pokok penjualan produk kepada anggota dan bukan anggota.

b. Beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya dengan

program-program pemerintah.

c. Beban yang pada hakekatnya dapat dipisahkan menjadi beban untuk

kegiatan pelayanan kepada anggota dan beban untuk kegiatan

pelayanan kepada bukan anggota.

Sebagaimana halnya dengan pendapatan koperasi yang berasal

dari transaksi penjualan kepada anggota, maka beban pokok penjualan yang

berkaitan dengannya, sewajarnya disajikan secara terpisah pula agar dapat

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 16: 32019 5-670748215145

diperoleh informasi yang jelas tentang hasil usaha kotor dari transaksi

dengan anggota.

Beban pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan penjualan

produk kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai beban pokok

penjualan sebagaimana lazimnya pada badan-badan usaha lainnya.

Beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya

dengan program khusus merupakan beban usaha yang timbul sebagai akibat

wajar dari berbagai fasilitas pemerintah kepada koperasi. Oleh karena itu,

beban usaha semacam ini, dapat dipandang sebagai pengorbanan ekonomis

yang telah dimanfaatkan atau tidak akan mendatangkan manfaat ekonomis di

masa datang.

Agar sisa hasil usaha dapat dipisahkan menjadi bagian yang

berasal dari kegiatan pelayanan kepada anggota, dan bukan anggota, maka

beban usaha perlu dialokasikan menjadi beban anggota dan bukan anggota.

Sedapat mungkin alokasi didasarkan atas perbandingan jumlah manfaat

yang diterima. Tetapi, apabila hal demikian sulit dilaksanakan, maka alokasi

dapat dilakukan secara sistematik dan rasional. Metode alokasi tersebut

perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memperoleh

informasi yang lebih jelas tentang sisa hasil usaha koperasi.

Beban pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan transaksi

penjualan produk kepada anggota disajikan secara terpisah pada

perhitungan hasil usaha koperasi. Beban pokok penjualan yang timbul

sehubungan dengan transaksi penjualan produk kepada bukan anggota

disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya

dengan program khusus merupakan pengorbanan ekonomis yang telah

dimanfaatkan.

Beban harus disajikan secara terpisah antara beban usaha anggota

dan bukan anggota. Pengalokasian beban usaha tersebut sedapat mungkin

didasarkan atas perbandingan jumlah manfaat yang diterima. Dalam hal cara

demikian sulit dilaksanakan, maka alokasi dapat dilakukan secara sistematis

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 17: 32019 5-670748215145

dan rasional. Metode alokasi yang digunakan harus diungkapkan dalam

catatan atas laporan keuangan.

H. A K T I V A

1. Kas dan Bank

Dalam PSAK No. 9 tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban

Jangka Pendek, menyatakan antara lain bahwa :

a. Yang dimaksud dengan kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas

digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan .

b. Yang dimaksud dengan bank ialah sisa rekening giro perusahaan yang

dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum

perusahaan.

Yang dapat dikategorikan sebagai akun bank dalam neraca sebuah

koperasi antara lain mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Rekening-rekening bank yang penggunaannya dibatasi untuk transaksi-

transaksi khusus. Pembatasan ini, pada umumnya, berdasarkan

ketentuan pemerintah sehubungan dengan program pengadaan dan

penyaluran yang memperoleh fasilitas dari pemerintah. Contoh rekening-

rekening semacam ini adalah: Rekening Pengadaan Pangan dan

Rekening Tebu Rakyat Intensifikasi.

b. Rekening-rekening bank yang dibuka oleh koperasi tetapi dananya

ditetapkan untuk koperasi lain, anggota atau gerakan. Dana yang

tersimpan dalam rekening ini ditetapkan bukan milik koperasi yang

membuka rekening tersebut. Contoh rekening semacam itu ialah:

Rekening Dana Pengembangan dan Rekening Dana Penyangga. Untuk

keperluan standar akuntansi ini, rekening tersebut di klasifikasikan

sebagai rekening atas nama koperasi (titipan).

c. Rekening-rekening bank, yang dananya menjadi milik koperasi, tetapi

wewenang penggunaannya dibatasi oleh ketentuan pemerintah. Contoh

rekening ini adalah : Rekening Fee Pengadaan Pangan dan Rekening

Over-Price Gula Pasir.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 18: 32019 5-670748215145

Adanya pembatasan-pembatasan tersebut di atas mengakibatkan

kriteria: "Siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum

perusahaan" seperti tercantum dalam PSAK No. 9 tidak terpenuhi.

Pos kas dan bank dalam neraca koperasi dapat digolongkan menjadi:

a. Kas dan bank milik koperasi yang penggunaannya tidak dibatasi;

b. Kas dan bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi;

c. Kas dan bank atas nama koperasi (titipan) dan oleh karena itu wewenang

penggunaannya dibatasi.

2. Akun Piutang pada koperasi lazimnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa

kepada anggota, sehubungan dengan program penyaluran barang atau

dana kredit dari pemerintah maupun karena kegiatan usaha lainnya.

b. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa

kepada bukan anggota sehubungan dengan program penyaluran barang

atau dana kredit dari pemerintah maupun karena kegiatan usaha lainnya.

c. Piutang kepada koperasi lain yang timbul sehubungan dengan transaksi-

transaksi yang menyangkut program pemerintah di bidang pengadaan

dan penyaluran produk. Pencairan sebagian atau seluruh piutang ini di

luar wewenang koperasi yang berpiutang. Di samping itu, transaksi/dana

yang mengakibatkan timbulnya piutang ini dilakukan/disimpan oleh

koperasi lain. Piutang semacam itu lebih bersifat sebagai aktiva yang

dititipkan pada koperasi lain, yang pencairannya diatur pihak lain. Contoh

dari piutang semacam ini adalah piutang dana pengembangan.

d. Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha

(SHU) dari koperasi lain yang pencairannya tergantung pada persyaratan

tertentu.

Transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota

merupakan transaksi yang terjadi antar bagian dalam sistem jaringan

koperasi. Informasi tentang jumlah maupun nilai transaksi semacam ini

dalam suatu periode tertentu dapat merupakan salah satu petunjuk penting

tentang manfaat yang dapat diberikan kepada para anggotanya. Sehubungan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 19: 32019 5-670748215145

dengan hal tersebut, piutang yang ditimbulkan oleh transaksi semacam ini

dipandang perlu disajikan secara terpisah dalam neraca sebagai piutang

anggota.

Piutang yang timbul sehubungan dengan penjualan produk atau

penyerahan jasa kepada bukan anggota dipandang sebagai piutang usaha

sebagaimana lazimnya yang terdapat pada badan-badan usaha lainnya, dan

oleh karenanya disajikan dalam neraca sesuai dengan ketentuan-ketentuan

dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 9 tentang Penyajian

Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek.

Pembatasan pencairan -terhadap piutang seperti disebutkan dalam

di atas, mengakibatkan timbulnya ketidakpastian bagi koperasi tentang saat

maupun jumlah pencairan piutang. Oleh karenanya, piutang semacam ini

perlu dicantumkan secara terpisah dalam neraca sebagai Aktiva Dititipkan

dalam kelompok aktiva tidak lancar. Kepastian yang timbul di kemudian hari

menjadi dasar bagi penyajian piutang dan pengakuan pendapatan.

Penyisihan untuk piutang sangsi atau taksiran jumlah yang tidak

dapat diterima perlu ditentukan untuk piutang dari anggota, piutang dari

bukan anggota maupun piutang lain-lain sehingga piutang dalam neraca

mencerminkan secara wajar taksiran jumlah yang dapat diterima.

3. Persediaan

Beberapa karakteristik khusus sehubungan dengan akun

persediaan pada koperasi adalah sebagai berikut:

a. Persediaan pada koperasi dapat digolongkan menjadi persediaan

komoditi program dan komoditi umum (bukan program). Komoditi

program adalah komoditi yang memperoleh fasilitas dari pemerintah dan,

pada umumnya, mencakupi program pengadaan dan penyaluran.

b. Selain harga beli, jumlah kewajiban koperasi sehubungan dengan

transaksi untuk mendapatkan komoditi program mencakupi berbagai jenis

dana yang ditetapkan oleh pemerintah atau gerakan koperasi itu sendiri.

Di antara dana-dana tersebut, terdapat jenis dana yang akan

dikembalikan kepada koperasi yang bersangkutan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 20: 32019 5-670748215145

Sesuai dengan konsep harga perolehan/harga pokok, seluruh

kewajiban koperasi sehubungan dengan transaksi perolehan komoditi

program, termasuk iuran-iuran yang ditetapkan oleh pemerintah dan gerakan

koperasi, dapat dipandang sebagai pengorbanan ekonomis, dan oleh karena

itu seluruh kewajiban tersebut merupakan unsur harga pokok. Dana-dana

yang akan diperoleh kembali dapat dipandang sebagai pendapatan lain-lain

pada saat penerimaan tersebut direalisasikan.

Persediaan komoditi program dinilai sebesar jumlah kewajiban

kepada pihak ketiga ditambah dengan dana-dana yang harus dibayar

menurut ketentuan pemerintah maupun gerakan koperasi. Dana-dana yang

diperoleh kembali pada kemudian hari dicatat sebagai pendapatan lain-lain

pada saat penerimaan tersebut direalisasikan. Persediaan komoditi umum

(bukan program) dinilai dan disajikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

dalam PSAK No. 14 tentang Persediaan.

Penurunan nilai persediaan program yang disebabkan oleh

kerusakan fisik, susut atau sebab-sebab lain diperlakukan sesuai dengan

ketentuan-ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14.

4. Investasi

Investasi yang dilakukan koperasi dapat berupa : ( 1 ) investasi

pada koperasi lainnya dan (2) investasi pada badan usaha bukan koperasi.

Beberapa karakteristik yang terdapat dalam akun investasi pada koperasi

lainnya adalah sebagai berikut :

a. Penyertaan yang sifatnya permanen (jangka waktunya tidak terbatas) dan

tidak dapat diperjualbelikan. Contoh jenis penyertaan seperti ini adalah

simpanan pokok pada koperasi lain.

b. Penyertaan yang jumlahnya selalu bertambah dalam jangka waktu

tertentu dan umurnya tergantung pada ketentuan dalam anggaran

dasar/anggaran rumah tangga koperasi. Penyertaan semacam ini juga

tidak dapat diperjualbelikan. Contoh jenis penyertaan seperti ini adalah

simpanan wajib dan simpanan-simpanan khusus.

c. Penyertaan yang jangka waktunya tidak terbatas dan pencairannya di

luar wewenang koperasi yang memilikinya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 21: 32019 5-670748215145

Wewenang pencairan pendapatan yang diperoleh dari penyertaan ini

juga berada di luar koperasi yang bersangkutan. Contoh jenis penyertaan

seperti ini adalah Simpanan khusus KUD di BUKOPIN yang berbentuk

sertifikat deposito.

d. Penyertaan yang dapat diambil sewaktu-waktu (pencairannya tidak

dibatasi) dan dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan dan tidak

dapat diperjualbelikan. Contoh jenis penyertaan seperti ini adalah

simpanan sukarela.

Beberapa karakteristik sehubungan dengan akun investasi suatu

koperasi pada koperasi lainnya dengan demikian dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a. Investasi jangka pendek, dengan karakteristik sebagai berikut:

i. pencairannya tidak dibatasi umurnya relatif pendek,

ii. tidak dapat diperjualbelikan,

iii. dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan.

b. Investasi jangka panjang, dengan karakteristik sebagai berikut:

i. permanen (jangka waktu tidak dibatasi),

ii. umurnya tergantung pada ketentuan yang berlaku pada koperasi dan

relatif jangka panjang,

iii. tidak dapat diperjualbelikan,

iv. lebih dititikberatkan sebagai ikatan dalam sistem jaringan koperasi.

Karakteristik-karakteristik tersebut mengakibatkan kriteria menurut

PSAK No. 13 tentang Akuntansi Untuk Investasi tidak dapat diterapkan pada

koperasi.

5. Aktiva Tetap

Beberapa karakteristik sehubungan dengan aktiva tetap pada

koperasi adalah sebagai berikut :

a. Aktiva tetap yang diperoleh untuk keperluan menunjang program

pemerintah atau untuk keperluan usahanya sendiri.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 22: 32019 5-670748215145

b. Aktiva tetap dari pemerintah yang dikelola oleh koperasi atas dasar

revolving fund. Perolehan aktiva tetap ini menimbulkan kewajiban

menyetor sejumlah tertentu kepada pengelola revolving fund. Jumlah

yang disetorkan adalah sebesar keuntungan yang diperoleh dari

pengelolaan aktiva tetap tersebut. Apabila dari pengelolaan aktiva tetap

ini koperasi yang bersangkutan tidak memperoleh keuntungan maka

kewajiban menyetor dapat ditangguhkan. Contoh aktiva tetap semacam

ini adalah Mesin Pengolahan Padi (Rice Milling Unit) dari Kennedy

Round.

c. Aktiva tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah.

Pelunasan kewajiban yang timbul dari aktiva tetap tersebut dikaitkan

dengan program pemerintah tertentu yang berlaku untuk semua koperasi

yang terlibat, baik yang menerima atau tidak menerima aktiva tetap

dimaksud. Contoh aktiva tetap semacam ini adalah Gudang Lantai Jemur

dan Kios (GLK) yang dibangun dengan kredit dari pemerintah.

Aktiva tetap dari pemerintah yang dikelola atas dasar revolving fund

merupakan bantuan (donasi) dari pemerintah kepada koperasi dan dicatat

sebesar harga perolehan. Keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan

aktiva tetap tersebut akan merupakan bagian dari sisa hasil usaha koperasi

dan disisihkan untuk cadangan revolving. Penyetoran revolving fund dicatat

sebagai dana revolving. Keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan aktiva

tetap ini dihitung hanya terbatas pada pendapatan dan biaya langsung yang

berkaitan dengannya. Dengan perlakuan akuntansi seperti tersebut di atas,

laporan keuangan dapat lebih menggambarkan prestasi koperasi yang

bersangkutan.

Dasar yang dipakai adalah konsep substance over form, yang lebih

menekankan makna ekonomis suatu peristiwa / transaksi daripada bentuk

hukumnya. Aktiva tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah

dan yang pelunasan kewajibannya dikaitkan dengan program tersebut dicatat

sebesar harga perolehan pada saat aktiva tersebut diterima, dengan

mengkredit kewajiban. Dana yang disisihkan dan disetor oleh koperasi yang

memperoleh aktiva tetap tersebut merupakan pelunasan kewajiban. Dana

yang disisihkan dan disetor oleh koperasi yang tidak menerima aktiva tetap

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 23: 32019 5-670748215145

dimaksud atau oleh koperasi yang kewajiban pelunasannya telah selesai

dicatat sebagai beban. Dasar yang digunakan untuk perlakuan akuntansi

seperti tersebut di atas adalah adanya keterkaitan antara dana yang

disisihkan dengan aktiva tetap yang diterima. Perlakuan akuntansi demikian

akan mengakibatkan laporan keuangan dapat lebih mempunyai daya

banding.

I. KEWAJIBAN

Beberapa karakteristik sehubungan dengan akun kewajiban pada

koperasi adalah sebagai berikut:

a. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban kepada anggota dan

bukan anggota.

b. Kewajiban sehubungan dengan simpanan dari anggota yang sifatnya sukarela.

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967, simpanan semacam ini

dikelompokkan dalam permodalan koperasi.

c. Kewajiban kepada koperasi lain atau anggota yang timbul sehubungan dengan

program pemerintah di bidang pengadaan dan penyaluran komoditi. Kewajiban

ini adalah bagian dari harga pertukaran yang menjadi hak koperasi lain atau

anggota tersebut.

d. Kewajiban berupa dana-dana koperasi yang timbul sehubungan dengan

pembagian sisa hasil usaha. Contoh kewajiban jenis ini adalah Dana Anggota,

Dana Pengurus, Dana Karyawan, Dana Pembangunan Daerah Kerja, Dana

Sosial.

e. Kewajiban kepada koperasi lain atau gerakan koperasi secara nasional yang

timbul sehubungan dengan program khusus di bidang pengadaan atau

penyaluran komoditi yang jatuh temponya ditetapkan oleh pemerintah. Contoh

kewajiban jenis demikian adalah Simpanan Khusus KUD dan Dana Cadangan

Modal KUD.

f. Kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainnya untuk menanggung

kerugian yang diderita oleh koperasi lain tersebut, baik yang timbulnya pada

saat penutupan buku maupun pada saat pembubaran koperasi lain tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 24: 32019 5-670748215145

g. Kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainnya untuk menanggung

kewajiban sesama koperasi anggota yang tidak mampu untuk menanggung

kerugian koperasi.

Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan anggota atau yang ada

keterkaitan dengan anggota perlu disajikan secara terpisah sebagai hutang

kepada anggota. Perlakuan demikian dianggap tepat oleh karena informasi

semacam ini dapat merupakan petunjuk penting tentang manfaat yang dapat

diberikan oleh koperasi kepada para anggotanya.

Kewajiban yang timbul sehubungan dengan transaksi pembelian produk

atau penerimaan jasa dengan bukan anggota dapat dipandang sebagai hutang

sebagaimana yang terdapat pada badan-badan usaha lainnya.

Kewajiban kepada koperasi lain atau anggota sehubungan dengan

program khusus di bidang pengadaan dan penyaluran komoditi seperti tersebut

pada Paragraf 1.c di atas berkaitan dengan aktiva titipan, sehingga kewajiban

semacam ini disajikan di neraca sebagai pengurang atas aktiva titipan yang

bersangkutan.

Simpanan sukarela dari anggota dianggap lebih bersifat sebagai

kewajiban daripada sebagai modal, walaupun dalam Undang-Undang No. 12

Tahun 1967 dikelompokkan dalam permodalan koperasi.

Kewajiban yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha

dapat dianggap sebagai kewajiban lancar, atau karena terdapat ketentuan lain

kewajiban semacam ini diperlakukan sebagai kewajiban jangka panjang.

Kebijakan pemerintah yang bersifat membatasi, khususnya pembatasan

terhadap penggunaan, penguasaan maupun jatuh tempo kewajiban seperti

tersebut pada Paragraf 1 .d di atas perlu diungkapkan, atau kewajiban yang

bersangkutan disajikan secara terpisah.

Ketentuan yang mengatur tentang kewajiban koperasi untuk

menanggung kerugian koperasi lainnya atau menanggung kewajiban sesama

koperasi anggota seperti tersebut pada Paragraf 1.e dan 1.f di atas, dalam suatu

sistem jaringan koperasi dianggap tidak dapat mengakibatkan timbulnya kewajiban

bersyarat.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 25: 32019 5-670748215145

Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan anggota disajikan secara

terpisah sebagai hutang kepada anggota. Kewajiban yang timbul sehubungan

dengan transaksi dengan bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan-

ketentuan dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Simpanan sukarela disajikan sebagai kewajiban lancar atau jangka

panjang sesuai dengan jatuh temponya.

Kewajiban yang timbul karena pembagian SHU disajikan sebagai

kewajiban lancar kecuali terdapat ketentuan lain yang menyatakan secara jelas

perlunya penyajian kewajiban semacam ini sebagai kewajiban jangka panjang.

Kewajiban sehubungan dengan dana titipan diperlakukan sebagai

kewajiban titipan dan disajikan sebagai pengurang terhadap aktiva titipan yang

bersangkutan.

Ketentuan tentang kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainya

untuk menanggung kerugian koperasi lainnya tersebut atau sesama koperasi

anggota tidak dapat dianggap sebagai kewajiban bersyarat.

 

 J. KEKAYAAN BERSIH

Beberapa karakteristik modal pada koperasi adalah sebagai berikut:

1. Modal yang berasal dari simpanan dan dapat berbentuk:

a. Simpanan pokok yaitu jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya

yang wajib diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi

anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang

bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.

b. Simpanan wajib yaitu jumlah nilai uang tertentu yang harus dibayar oleh

anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib dapat

diambil kembali dengan cara dan waktu yang ditentukan. Pembayaran

simpanan pokok dan simpanan wajib anggota dapat dilakukan dengan

cara angsuran yang jumlah dan lamanya ditetapkan dalam anggaran

dasar atau ketentuan lainnya. Simpanan pokok dan simpanan wajib

tersebut dapat dikompensasikan dengan jasa modal dan/atau jasa usaha

dari bagian sisa hasil usaha anggota yang bersangkutan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 26: 32019 5-670748215145

c. Simpanan sukarela yaitu jumlah tertentu dalam nilai uang yang

diserahkan oleh anggota/bukan anggota terhadap koperasi atas

kehendak sendiri sebagai simpanan.

2. Modal yang berasal dari donasi dari pihak luar yang diterima oleh koperasi

baik dalam bentuk kas maupun bukan kas.

3. Modal yang dipupuk dari cadangan koperasi dan berasal dari:

a. Akumulasi pembagian sisa hasil usaha yang besarnya ditetapkan

menurut cara-cara yang diatur dalam anggaran dasar atau ketentuan

lainnya. Cadangan ini dimaksudkan untuk pemupukan modal dan

menutup kerugian, sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota walau

pada waktu pembubaran sekalipun.

b. Penyisihan dana yang dilakukan sehubungan dengan program khusus di

bidang pengadaan dan penyaluran komoditi. Cadangan ini digunakan

untuk pemupukan modal dan pencairannya di luar wewenang koperasi

yang bersangkutan.

4. Modal yang berupa sisa hasil usaha tahun berjalan dan tahun (tahun)

sebelumnya yang belum dibagi. Kewajiban koperasi sehubungan dengan

pembagian sisa hasil usaha timbul pada saat pembagian tersebut telah

diputuskan oleh dan dalam rapat anggota tahunan.

Simpanan pokok dan simpanan wajib pada dasarnya adalah investasi

pemilik/anggota pada koperasi dan bersifat kekal. Dalam kaitan ini, simpanan

pokok dan simpanan wajib dapat dianggap sebagai bagian dari kekayaan bersih

koperasi. Oleh karena kewajiban menyetor simpanan pokok dikaitkan dengan hak

dan status anggota, maka penyajian simpanan pokok dalam laporan keuangan

harus dapat mengungkapkan besarnya simpanan pokok yang masih harus dibayar

anggota. Perlakuan yang sama perlu diterapkan untuk simpanan wajib mengingat

sifatnya sebagai bagian dari kekayaan bersih. Setiap bentuk balas jasa atas

simpanan pokok dan simpanan wajib, sesuai dengan alasan seperti tersebut di

atas, dengan demikian dianggap sebagai distribusi sisa hasil usaha kepada

anggota.

Mengingat sifat dan tujuan pembentukan cadangan koperasi adalah

untuk memupuk ekuitas maupun menutup kerugian koperasi dan dengan demikian

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI

Page 27: 32019 5-670748215145

dapat mengakibatkan perubahan kekayaan bersih koperasi, maka dianggap perlu

adanya laporan perubahan kekayaan bersih pada koperasi.

Kekayaan bersih koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib,

donasi, cadangan koperasi, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi. Setiap bentuk

balas jasa atas simpanan pokok dan simpanan wajib yang diberikan oleh koperasi

kepada anggota diperlakukan sebagai pembagian sisa hasil usaha kepada

anggota.

Simpanan pokok dan simpanan wajib disajikan di neraca sesuai dengan

jumlah uang yang telah menjadi kewajiban untuk disetorkan. Simpanan pokok dan

simpanan wajib yang belum disetor disajikan sebagai pengurang terhadap

simpanan yang bersangkutan.

Cadangan koperasi yang berasal dari pembagian sisa hasil usaha

disajikan sejumlah akumulasi pembagian sisa hasil usaha periode-periode lalu.

Cadangan yang berasal dari penyisihan dana dalam rangka program khusus,

disajikan sebesar jumlah yang menjadi hak koperasi.

Laporan perubahan kekayaan bersih perlu disajikan sebagai laporan

keuangan tambahan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI