33689384-mihwar-daulah

Upload: zainal-ahmad

Post on 05-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    1/23

    MENYONGSONG MIHWAR DAULAH

    BAB 1. DAKWAH : SEBUAH KEMESTIAN

    Dakwah, Amar makruf dan nahi mungkar adalah ajaran Islam yang memberikan

    solusi atas dinamika kehidupan kemanusiaan.

    A. KEWAJIBAN DAKWAH, AMAR MAKRUF, DAN NAHI MUNGKAR

    Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan

    bantahlah dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih baik

    mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ( An-Nahl : 125 )

    Dalam ayat Makiyah di atas mengandung unsur perintah dari Allah untuk

    mengajak manusia ke jalan-Nya. Rasul saw dan seluruh pengikutnya dari kaummuslimin dan muslimat mukallaf terkena beban kewajiban dakwah.

    Allah Taala juga memerintahkan untuk membentuk umat yang senantiasa

    melakukan dakwah. Umat yang dikehendaki Allah memiliki karakteristik

    senantiasa melakukan dakwah (yaduna ilal khair), amar makruf (yamuruna bil

    makruf) dan nahi mungkar (yanhauma anil mungkar).

    a. Dakwah, Wajib Ain atau Kifayah ?

    Terdapat empat titik yang mempertemukan dua pandangan kewajiban

    dakwah tersebut. Pertama, kedua kelompok ulama telah bersepakat atas

    wajibnya dakwah. Kedua, ulama berpendapat dakwah sebagai fardhu ain,

    membatasi kewajiban kepada mereka yang memiliki ilmu dan kemampuan.

    Ketiga, para ulama yang berpendapat dakwah sebagai fardhu kifayah

    memahami bahwa kewajiban itu tertunaikan apabila tersedia jumlah yang

    cukup untuk menyelesaikan beban-beban dakwah. Keempat, seandainya pun

    tersedia jumlah yang mencukupi untuk menyelesaikan pekerjaan dakwah, nilai

    dakwah sebagai sebaik-baiknya perkataan tetap berlaku.

    Dengan empat titik temu di atas sesunguhnya, jika pun dipahami

    sebagai fardhu ain atau fardhu kifayah, dakwah tetap menghajatkan

    keterlibatan seluruh potensi kaum muslimin.

    b. Kewajiban Amar dan Nahi

    Allah Taala menyebutkan amar makruf dan nahi mungkar sebagai karakter

    pokok laki-laki dan perempuan yang beriman:

    Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalh

    menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang

    makruf dan mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat,

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    2/23

    mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;

    sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.( AtTaubah : 71 )

    Allah Taala menyebutkan Rasul dan orang-orang yang mengikutinya

    selalu melakukan aktivitas amar makruf dan nahi mungkar. Rasulullah saw.

    Memerintahkan kepada setiap orang mukmin laki-laki dan perempuan yangmelihat adanya kemungkinan untuk melakukan upaya mengubah atau

    mencegah sesuai kesanggupannya. Diriwayatkan dari abu Hurairah r.a, Nabi

    saw. Telah bersabda:

    Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan

    tangannya, apabila tidak mampu maka hendaklah mengubah dengan lisannya dan

    apabila tidak mampu maka hendaklah mengubah dengan hatinya, yang sedemikian

    itu selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim)

    Sebagian kaum muslimin menolak terlibat dalam aktivitas dakwah,

    amar makruf dan nahi mungkar dengan alasan dakwah hanyalah kewajiban

    para ulama dan mubalig, sedangkan mereka merasa bukan ulama dan bukan

    mubalig. Mereka menganggap selama dirinya berada dalam keadaan beriman

    dan mendapat petunjuk Allah, tidak perlu lagi melakukan dakwah.

    c. Alasan Diwajibkan Dakwah

    Dr. Abdul Karim Zaidan dalam dalam kitabnya Ushulud Dakwah

    menjelaskan tiga alasan wajibnya dakwah. Pertama, karena Allah telah

    mengutus Rasul-Nya untuk seluruh umat manusia. Allah Taala berfirman:

    Katakanlah, Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu

    semua. (Al-Araf : 158)

    Yang kedua, tersebarnya kemusrikan dan kekafiran di muka bumi akan

    membahayakan kaum Muslimin, baik cepat atau lambat.

    Ketiga, berdakwah berarti menghindarkan kaum Muslimin dari kebinasaan dan

    azab Allah.

    Zinab binti Jasy bertanya kepada Rasulullah saw., Ya Rasulullah, apakah kami akan

    binasa juga sedang ada di antara kami prang-orang yang masih melalukan

    kebaikan? Rasulullah saw. Menjawab, Ya, apabila kejahatan telah merata. (HR.

    Muslim, dikutip oleh Qurthubi dalam tafsirnya)

    Musibah bisa diratakan kepada segenap penduduk, yang jahat maupun

    yang baik, apabila kemungkaran didiamkan saja. Huru-hara, keguncangan dan

    kegemparan bisa mendera bangsa Indonesia tanpa henti apabila mereka

    mengembangkan perilaku mungkar. Bahkan kegilaan bisa menjadi penyakit

    nasional akibat ditinggalkannya kewajiban nahi mungkar.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    3/23

    d. Dakwah adalah Solusi

    Kemungkaran sistemik di bidang politik, sosial, ekonomi, dan budaya

    tidak bisa dibiarkan. Sifat asal kemungkaran adalah menghancurkan, oleh

    karena itu harus dihentikan. Kemungkinan alternatif bagi bangsa Indonesia

    yang menghadapi berbagai bentuk kemungkaran, antara lain;

    Pertama, secara sadar berusaha melakukan nahi mungkar dengan mencegah

    terjadinya berbagai tindak kemungkaran. Cara ini menyebabkan bangsa dan

    Negara akan aman dan bisa melaju lurus ke masa depan yang penuh harapan

    akan keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan.

    Kedua, secara sadar membiarkan saja kemungkaran terjadinya dan merajalela

    di tengah kehidupan masyarakat, bahkan kalau perluiktu menikmati hasil-hasil

    kemungkaran tersebut. Jika ini pilihan yang di ambil, tidak ada kata lain

    kecuali kita harus bersiap untuk tenggelam bersama.

    Pilihan cerdas yang sesuai akal sehat dan hati nurani yang bersih adalah

    menyelamatkan kapal kehidupan bangsa dan Negara Indonesia agar tidak

    tenggelam.

    B. TUJUAN UTAMA DAKWAH

    `Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan Rasulullah saw. Dan para

    pengikutnya untuk mengajak manusia menuju Allah semata, bukan kepada yanglainnya. Inilah pernyataan ghayah (tujuan utama) dakwah.

    Allah swt berfirman:

    Dan serulah kepada Tuhanmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang

    yang musyrik. ( Al-Qashah : 87 )

    Perintah dakwah mengajak manusia ila rabbika (kepada Tuhanmu) dikaitkan

    langsunga dengan larangan syirik. Hal ini semakin memperjelas rumusan tujuan

    utama dalam dakwah, yakni semata-mata mengajak manusia kepada Allah tanpa

    mempersekutukan dengan sesuatu apa pun.

    Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik . (An-

    Nahl : 125)

    Menyeru menusia menuju jalan Tuhan, Bukan jalan-jalan yang lain,sebab hanya

    jalan Allah yang lurus. Jalan-jalan lain yang terbentang akan menceraiberaikan

    dan menyesatkan manusia, sebagaimana firman-Nya:

    Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah

    dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu

    menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. ( Al-Anam : 153 )

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    4/23

    Jalan-jalan lain tersebut bisa ideologi, isme, keyakinan dan paham hidup atau

    millah selain islam. Allah menghendaki umat dibawa menuju jalan yang satu,

    yaitu jalan Allah, jalan ketuhanan, yanga akan menyelamatkan manusia. Dakwah

    yang dibebankan kepada Rasulullah saw. beserta pengikutnya disebut Allah

    sebagai satu-satunya jalan.

    Katakanlah, inilah jalan (agamaku), aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak

    (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata. Maha suci Allah, dan aku tidak termasuk

    orang-orang musyrik. (Yusuf : 108)

    Tujuan dakwah yang dilakukan oleh setiap rasul Allah dari zaman ke zaman

    senantiasa sama, yakni mengajak manusia kepada Allah, tak ada tujuan yang lain.

    Mereka mengajak umatnya agar menyembah hanya kepada Allah dan menjauhi

    ilah selain Allah.

    Dengan demikian, seluruh aktivis dakwah dari masa ka masa hingga akhirzaman tiba telah disatukan oleh kesatuan tujuan utama yaitu mengajak manusia

    kepada Allah dengan menyembah-nya, tanpa mempersekutukan dengan ilah-ilah

    yang lain.

    C. MADU DALAM DAKWAH

    Madu adalah objek dan sekaligus subjek dalam dakwah, yaitu seluruh

    manusia tanpa terkecuali. Dakwah tidak hanya ditujukan kepada orang Islam,

    tetapi orang-orang di luar Islam, baik mereka itu atheis, penganut alirankepercayaan, maupun pemeluk agama-agama lain. Semua adalah Madu. hal ini

    disebabkan karena misi kedatangan Islam adalah sebagai rahmat bagi alam

    semesta. Pendek kata, semua manusia, apa pun keyakinan hidupnya, ras, bahasa,

    dan bangsanya adalah Madu. Bahkan mereka serius dan konsisten memerangi

    ajaran tauhid adalah Madu dalam dakwah.

    Dalam konteks gerakan dakwah Islam, kendatipun seluruh manusia adalah

    Madu, akan tetapi perlu adanya prioritas dalam penggarapannya. Berbagai

    keterbatasan yang dimiliki gerakan dakwah tidak memungkinkan mengambil

    seluruh bagian umat untuk dilakukan dakwah kepada mereka sekaligus. Prioritasadalah kunci untuk bisa melakukan kerja dakwah secara efektif dan menghasilkan

    produk yang optimal.

    D. METODE DAKWAH

    Allah Taala memberikan pedoman metodologis dalam menunaikan dakwah,

    yaitu dengan hikmah dan mauizah hasanah, sebagaimana firman-Nya sebagai

    berikut:

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    5/23

    Seluruh manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran baik, dan bantahlah

    mereka dengan cara yang lebih baik. ( An-Nahl : 125 )

    Berbagai pengertian secara bahasa maupun pengertian syara, Dr. Ali Abdul

    Halim Mahmud menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hikmah di dalam

    dakwah adalah berbuat yang tepat dengan cara yang tepat pada waktu yang tepat.

    Aplikasi metode dakwah dengan hikmah sedah dicontohkan oleh Rasulullah

    saw sejak beliau berlaku lembut dan santun bahkan terhadap musuh saat awal

    periode Mekah, sampai saatnya beliau mengomando para sahabat untuk

    mengangkat senjata memerangi musuh. Semua ini adalah aplikasi hikmah. Ada

    kalanya menahan diri, tetapi ada pula saat berperang. Ada masanya beliau

    berdakwah secara sirriyah (tertutup), tetapi ada pula masanya untuk berdakwah

    secarajahriyyah (terbuka).

    Tahap-tahap dakwah yang dilalui oleh Nabi saw merupakan contoh darihikmah dalam dakwah. Beliau melakukan dakwah dengan tahapan-tahapan yang

    jelas sebagaimana penahapan dalam turunnya Al-Quran. Jika tidak bertahap

    dalam melakukan dakwah, justru akan memunculkan ketidaksiapan masyarakat

    dalam menerima seruan kebenaran.

    E. DAKWAH DENGAN TERSTRUKTUR

    Hendaknya dakwah dilakukan secara bersama-sama dalam suatu penataan

    struktur (tanzhim). Manusia terbatas dengan berbagai kelemahan dan kekurangan.Akan tetapi, apabila bersatu dalam sebuah penataan maka kekurangan satu dengan

    lainnya akan tertutupi dan terlengakapi.

    Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebijakan dan takwa, dan

    janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran(Al-Maidah : 2 )

    Strukturisasi gerakan dakwah merupakan sebuah hajat dan kemendesakan,

    mengingat banyaknya agenda permasalahan umat yang menuntut penyelesaian

    sistemik. Sesungguhnya telah banyak contoh dalam kehidupan keseharian yang

    bisa dijadikan rujukan. Shalat berjamaah adalah contoh kongkret tentang

    bagaimana seharusnya kegiatan kaum muslimin dikelola. Ada imam yang didengar

    dan dipatuhi perintahnya, ada jamaah yang taat, tetapi kritis terhadap sang imam,

    sehingga apabila imam melakukan kesalahan, jamaah wajib menegur dan

    membenarkan. Demikian juga pembisaaan yang dilakukan oleh Rasul saw agar

    kaum Muslimin berada dalam keadaan terpimpin, tidak melangkah sendiri-sendiri.

    Untuk mewujudkan kegiatan dakwah yang berstruktur ini, perlu dibentuk

    kepribadian jamaah pada diri aktivis dakwah. Kepribadian jamaah adalah sebuah

    kepribadian yang mampu mencerap dan mengaplikasikan nilai-nilai

    keberjamaahan dalam kehidupan sehari-hari sebagai aktivis dakwah. Kepribadianjamaah dalam kehidupan para sahabat Rasul yang memiliki komitmen penuh pada

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    6/23

    system dan pimpinan. Syiar mereka adalah mendengar dan taat, baik dalam

    keadaan ringan maupun berat, sedih maupun senang.

    Mobilisasi struktural dalam dakwah baru bisa dilakukan apabila setiap aktivis

    dakwah telah menginternalisasikan kepribadian jamaah dalam diri mereka. Kita

    lihat, betapa Rasulullah saw dengan gampang melakukan mobilisasi secara

    struktural dan sistemik untuk berbagai tugas dakwah. Berbagai maneuver dakwah,

    sariyyah maupun ghazwah, cukup menjadi bukti keberhasilan beliau dalam

    memobilisir seluruh potensi sahabat.

    Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan merasa ringan maupun merasa berat,

    dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. (At-Taubah : 41 )

    F. ASPEK-ASPEK PERTUMBUHAN DAKWAH

    Dakwah Islam dalam konteks gerakan harus mengalami pertumbuhan secara

    simultan meliputi segenap aspeknya. Untuk itu, diperlukan tiga aspek

    pertumbuhan dalam gerakan dakwah, agar bisa menunaikan misi besar

    kekhalifahan di muka bumi.

    a. Pertumbuhan Kuantitas (Numuwwal Kammiyyah)

    Pertumbuhan kuantitas ialah bertambahnya jumlah aktivis gerakan

    Islam dengan berbagai potensi yang dimiliki. Ada tiga landasan untuk

    memahami pentingnya pertumbuhan kuantitas, antara lain:

    Pertama, perhatikan Al-Quran mengenai urgensi jumlah kaum Muslimin.

    Hai Nabi, Gelorakanlah semangat para muknin untuk berjuang. Jika ada 20 orang

    yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan 200 musuh. Dan

    jika ada 100 orang (yang sabar) di antaramu, niscaya dapat mengalahkan 1000

    orang kafir disebabkan orang-orang kafir itu adalah kaum yang tidak mengerti.

    Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan mengetahui bahwa padamu ada

    kelemahan. Maka jika ada di antaramu 100 orang yang sabar niscaya mereka dapat

    mengalahkan 200 orang; dan jika ada di antaramu 1000 orang (yang sabar) niscayamereka dapat mengalahkan 200 dengan izin Allah. Dan Allah bersama orang-orang

    yang sabar. ( Al-Anfal : 65-66 )

    Kedua, Nabi membanggakan jumlah umatnya yang banyak, sebagaimana

    dalam hadits riwayat Thabrani, wa inni mukatsirun bikum al-umama ayaumal

    qiyamah.

    Ketiga, sejarah ekspansi dakwah Islam sejak zaman Nabi saw hingga para

    khalifah rasyidah, semangat elegan kaum muslimin untuk terus menerus

    melakukan dakwah, dan maneuver ke berbagai wilayah hingga akhirnya Islamdikenal oleh masyarakat dunia hingga saat ini.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    7/23

    Cara yang bisa dilakukan untuk mencapai pertumbuhan kuantitas ini

    adalah dengan melakukan dakwah, baik dakwah fardiyyah maupun dakwah

    jamahiriyyah. Kedua jenis dakwah ini digunakan sebagai pintu untuk

    mengajak mereka menuju proses keberislaman yang baik.

    b. Pertumbuhan Kualitas (Numuwwun Nauiyyah)

    Pertumbuhan kualitas adalah pertumbuhan kualitas personal maupun

    struktural gerakan dakwah. Dalam skala personal, hendaknya setiap aktivis

    gerakan dakwah senantiasa mengupayakan peningkatan berbagai segi kualitas

    pribadinya; seperti pertumbuhan kualitas spiritual, kualitas moral, kualitas

    intelektual, dan kualitas amal. Skala struktural, diharapkan adanya

    peningkatan solidaritas struktur gerakan dan kualitas kinerja organisatoris.

    c. Pertumbuhan Kapasitas

    Pertumbuhan kapasitas adalah pertumbuhan kemampuan gerakan

    dakwah untuk menguasai basis sosial di masyarakat. Basis sosial ini harus

    dibentuk dan dikuasai, karena dakwah islam mengemban misi untuk

    membahasabumikan Islam. Untuk itu, berbagai potensi masyarakat perlu

    mendapatkan sentuhan agar mereka pada akhirnya akan memberikan

    dukungan terhadap dakwah Islam. Dengan berbagai sentuhan langsung di

    tengah masyarakat itu, diharapkan kapasitas keberagaman mereka akan

    semakin meningkat.

    BAB 2. MIHWAR DAKWAH : DARI TANZHIMI MENUJU DAULAH

    Dakwah adalah proses membahasabumikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan

    keseharian di segala bidang. Para nabi dan rasul terdahulu telah mengemban amanah

    ini, di mana nabi berikutnya meneruskan dan menyempurnakan pekerjaan nabi yang

    terdahulu. Hingga akhirnya Nabi akhir zaman, Muhammad saw menunaikan

    kesempurnaan bangunan dakwah nabi-nabi sebelumnya.

    Sesungguhnya, dakwah yang dicontohkan Rasulullah saw bersifat totalitas;

    mencakup segala sisi kehidupan manusia. Bermula dengan penanaman akidah tauhidyang bersih dari segala unsur syirik, Rasulullah saw meletakkan nilai-nilai Islam

    secara bertahap kepada masysrakat. Sehingga dengan landasan iman itu, dibangunlah

    tatanan sosial, tatanan ekonomi, tatanan politit, bahkan sampai ke pembentukan

    konstitusi Negara Madinah. Inilah dakwah yang total, sehingga membalikkan pribadi

    jahiliyah menjadi pribadi Islam.

    Dalam dakwah hasil yang kita inginkan adalah perubahan sistemik pada

    seluruh bidangg kehidupan tanpa terkecuali. Untuk mencapai kejayaan masa depan

    seperti yang dicita-citakan gerakan Islam, perlu disusun kerangka gerak yang integral,

    bertahap dan berkesinambungan. Secara teoritis, kerangka gerak yang dimaksud

    meliputi empat lingkar kegiatan atau orbit (mihwar) gerakan. Pertama, adalah orbit

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    8/23

    ideologisasi gerakan (mihwar tanzhimi), kedua adalah orbit sosialisasi gerakan

    (mihwar syabi), ketiga adalah orbit kelembagaan polotik (mihwar muassasi), dan

    keempat adalah orbit kelembagaan Negara (mihwar daulah).

    Masing-masing orbit saling berhubungan dengan yang lain secara sinergis, artinya

    setiap orbit terus berjalan tanpa henti, dan ketika sudah mencapai batas kesiapan

    optimum akan menambah orbit berikutnya. Dengan demikian, sebuah gerakan dakwah

    yang telah mencapai fase orbit kenegaraan, berarti pada saat yang bersamaan mereka

    tengah melakukan keempat orbit secara bersamaan dan sinergis satu dengan yang

    lainnya.

    Kesuksesan melalui sebuah orbit ditentukan oleh sejauh mana keberhasilan dari

    orbit sebelumnya. Dengan kata lain, keseluruhan orbit tersebut saling berkorelasi

    secara positif terhadap yang lain, karena orbit sebelumnya menjadi dasar berpijak bagi

    orbit setelahnya.

    A. ORBIT PERTAMA, MIHWAR TANZHIMI

    Karakter utama dari mihwar ini adalah melakukan rekrutmen kader inti

    (an-nuwatu ash-shulbah) untuk kemudian menindaklanjuti dengan segala usaha

    membina dan memperbaiki kualitas setiap aktivis, sehingga mereka memiliki

    kepribadian Islam. (asy- syakhshiyyah al-Islamiyyah) dan kepribadian jamaah

    (asy- syakhshiyyah al-jamaiyyah), sebagai sarana utama untuk berhubungan

    dengan penataan internal gerakan.

    a. Sifat Ketertutupan pada Kegiatan Ideologisasi

    Secara umum, kegiatan yang dilaksanakan lebih banyak urusan

    internal, dan menghajatkan kondisi ketertutupan (sirriyyah) untuk

    menghindarkan diri dari benturan atau masuknya anasir perusak dari luar.

    b. Bentuk Aktivitas Ideologisasi Gerakan

    Bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan oleh gerakan dakwah pada orbit

    ideologisasi yang lebih banyak bersifat tertutup tersebut di antaranya:

    1. Membentuk Kepribadian Islami

    Kepribadian Islami adalah sebuah kondisi pribadi yang terwarnai dan

    tercelup dalam nilai-nilai Islam.

    2. Membentuk Kepribadian Jamaah

    Kepribadian jamaah adalah sebuah kepribadian yang mampu mencerap dan

    mengaplikasikan nilai-nilai keberjamaahan dalam kehidupan sehari-

    harinya sebagai aktivis dakwah.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    9/23

    3. Merekrut Kader Secara Selektif

    Rekrutmen personal pada orbit ideologisasi gerakan ini bersifat amal

    selektif, karena berorientasi kepada terbentuknya kader inti.

    c. Konsolidasi Internal

    Orbit ideologisasi gerakan menghajatkan sebuah konsolidasi internal

    yang kokoh, meliputi konsolidasi personal dan konsolidasi struktural.

    Konsolidasi ini dilaksanakan guna menjamin soliditas personal dan struktural

    gerakan dakwah, ketika mereka akan menampaki mihwar-mihwar berikutnya

    dalam perjalanan dakwah.

    B. ORBIT KEDUA, MIHWAR SYABI

    Setelah melampaui orbit ideologisasi maka gerakan berikutnya, yaitu

    sosialisasi gerakan. Pada orbit sosialisasi, sifat gerakan mulai terbuka, dengan

    melakukan kegiatan formal dan melakukan kegiatan formal dan melakukan

    rekrutmen publikdi tengah masyarakat luas.

    a. Argumen Urgensi Sosialisasi Gerakan

    Sosialisasi harus dilakukan gerakan dakwah, mengingat islam adalah

    rahmat bagi semesta alam yang harus disampaikan kepada semua bagian di

    alam semesta ini.

    Tiga alasan berikut memperkuat keharusan melakukan sosialisasi

    gerakan dakwah. Pertama, adanya contoh kegiatan sosialisasi gerakan dakwah

    di zaman kenabian. Kedua, sifat asal ajaran Islam yang menampik perilaku

    antisosial. Ketiga, manusia memiliki kebutuhan sosial.

    b. Sasaran Sosialisasi Gerakan Dakwah

    Orbit sosialisasi gerakan dakwah berorientasi pada beberapa sasaran berikut:

    1. Meningakatkan Kapasitas Keberagaman Masyarakat

    Tatkala gerakan dakwah hendak mewujudkan peradaban baru yang

    sesuai dengan tata nilai Islam, tidak mungkin akan bisa meninggalkan

    masyarakat.

    Oleh karena itu, masyarakat harus dibimbing, diarahkan, dan dibina

    agar selalu memiliki peningkatan kapasitas keberagamaan mereka,

    sehingga terbentuk masyarakat religius yang melaksanakan kewajiban

    beragama. Di zaman keemasan Islam, kita menyaksikan tipologi

    masyarakat yang Islami. Mereka adalah masyarakat yang memiliki

    kapasitas keberagamaan yang sangat tinggi.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    10/23

    2. Muncul dan Menguatkan Opini-Opini Positif tentang Islam dan Opini-

    Opini Islami dalam Berbagai Bidang Kehidupan, Baik Sosial, Ekonomi,

    Polotik, Hukum, Hankam, maupun HAM.

    Tatkala mengupas persoalan sosial, diharapkan masyarakat bisa

    menggunakan cara pandang Islami untuk memahami dan mencari solusi.

    3. Muncul dan Menguatnya Penampilan Islam (al-mazhar al-islami) di tengah

    Masyarakat

    Orbit Syabi di antaranya memiliki sasaran agar penampilan Islami

    semakin menguat di tengah kehidupan masyarakat.

    4. Muncul dan Menguatnya Dukungan Publik terhadap Dakwah dan Gerakan

    Dakwah.

    Diharapkan masyarakat semakin simpati dan memberi konstribusi

    terhadap upaya dakwah, sekaligus bersimpati terhadap pergerakan dakwah.

    c. Langkah Sosialisasi Gerakan

    1. Menguatkan Peran Publik para Aktivis Dakwah di Tengah Masyarakat.

    2. Mengintensifkan Kegiatan Dakwah Ammah (Umum) di tengah

    Masyarakat.

    3. Membuat wajihah atau wadah kegiatan yang legal dan formal.

    4. Membuat wadahwadah atau lembaga yang menghimpun potensi

    masyarakat.

    5. Mengoptimalkan peran media masa, baik cetak maupun elektronik.

    6. Melakukan komunikasi dan silahturohmi dengan tokoh tokoh masyarakat

    dan organisasi sosial politik.

    7. Melakukan komunikasi dan silahturohmi dengan tokoh tokoh gerakan

    dakwah dan lembaga lembaga dakwah islam.

    d. Rekrutmen pada orbit sosialisai

    1. Rekrutmen (tajnid) pada orbit sosialisasi.

    2. Berorientasi mendekatkan masyarakat pada kultur keislaman, dengan

    harapan mereka bisa memberikan kontribusi optimal sesuai potensi mereka

    masing masing.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    11/23

    e. Langkah kangkah rekrutmen publik

    1. Pemetaan sosial.

    2. Menentukan prioritas sasaran.

    3. Penetuan strategi dasar (grand strategy).

    4. Penentuan metodologi rekrutmen terhadap sasaran.

    5. Menentukan sarana dan prasarana rekrutmen.

    6. Evaluasi dan penanganan hasil rekrutmen.

    C. ORBIT KETIGA, MIHWAR MUASSASI

    Setelah melakukan persiapan di mihwar tanzhimi, lalu melalui keterbukaan dan

    langkah rekrutmen publik di mihwar syabi, tiba saatnya bagi gerakan dakwah

    untuk segera memasuki orbit kelembagaan politik (mihwar muassasi).

    a. Politik dalam Islam

    Politik merupakan salah satu bagian utuh dari perhatian islam, agar manusia

    bisa melaksanakan fungsi kekhalifahan di muka bumi dengan baik,

    memakmurkan alam semesta dan memimpin umat manusia menuju kebaikan

    hidup di dunia maupun akhirat.

    b. Makna Siyasah

    Secara sederhana, kata siyasah dimaknai sebagai politik. Di antara makna

    siyasah yang penting adalah:

    1. Seni Mengatur Pemerintahan

    2. Seni Mengelola Perubahan

    3. Upaya Merealisasikan Kebaikan

    4. Kepedulian terhadap Urusan Umat

    c. Makna Musyawarakah Siyasiyah

    Tentang partisipasi politik ini, menurut Miriam Budihardjo dalam bukunya

    Partisispasi Politik ada tingkatan-tingkatan sebagai berikut:

    1. Mendengarkan berika peristiwa polotik

    2. Membaca Berita Politik

    3. Mendiskusikan Masalah Politik

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    12/23

    4. Melihat Kampanye Partai Politik

    5. Ikut Berkampanye untuk Partai Politik Tertentu

    6. Memilih dalam Pemilu

    7. Menjadi Anggota Partai Politik

    8. Menjadi pimpinan suatu partai politik

    d. Penetrasi Kelembagaan Politik

    Politik, sebagaimana posisi bidang garap lainnya, hanyalah merupakan

    salah satu dari sekian banyak bidang sector publik, seperti ekonomi, sosial, dan

    budaya. Artinya, aktivitas polotik itu tidak dengan sendirinya memiliki makna

    bertentangan dengan islam.

    Oleh karena politik merupakan salah satu bagian dari integrelitas ajaran

    Islam maka mengurus politik dan kelembagaan politik merupakan salah satu

    bagian utuh dari pengelola dakwah Islam.

    e. Berbagai Kegiatan Mihwar Muassasi

    1. Mempersiapkan Pelaku Kegiatan Politik

    2. Melakukan Pendidikan Politik Kepada Masyarakat

    3. Membentuk Partai Politik

    4. Mengikuti Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden, dan Pemilihan Kepala

    Daerah

    5. Memasukkan Aktivitas Dakwah dalam Lembaga Legislatif, Eksekutif, dan

    Yudikatif

    6. Membangun Komunikasi Politik

    D. ORBIT KEEMPAT, MIHWAR DAULAH

    Setelah berhasil menunaikan pekerjaan-pekerjaan besar pada tiga mihwar

    sebelumnya, gerakan dakwah bisa nemambah volume gerakan dengan memasuki

    orbit kelembagaan Negara (mihwar daulah). Gerakan dakwah harus memikirkan

    bagaimana bisa menciptakan sebuah pemerintahan yang berdaulat dan terbebas

    dari pengaruh-pengaruh asing, baik dari segi ideologi, politik, hukum, ekonomi,

    sosial maupun budaya.

    Sebuah pemerintahan yang akan melindungi masyarakat dari degradasi akidah

    dan akhlak, menunaikan hak-hak rakyat, menegakkan keadilan dan kemakmuranbagi segenap warga, mengolah sumber daya alam dengan penuh amanah. Hal itu

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    13/23

    menghajatkan keterlibatan para aktivis dakwah, sehingga harus aplikasikan dalam

    orbit penetrasi kelembagaan kenegaraan.

    a. Islam, Negara, dan Pemerintahan

    Pemerintah dalam sebuah Negara yang dikehendaki dalam Al-Quranadalah sebuah alat kekuasaan untuk merealisasikan kebijakan universal di alam

    semesta. Hal ini mengandung dua pengertian, Pertama, pemerintah yang

    tengah berkuasa di suatu Negara pada hakikatnya hanyalah pelaksana dari

    ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Allah sebagai pemegang

    otoritas mutlak di alam semesta. Kedua, bahwa fungsi pemerintahan harus

    memiliki orientasi kemaslahatan bagi umat secara umum.

    b. Aplikasi Prinsip Kedaulatan Allah di Alam Semesta

    Islam telah meletakkan fondasi yang kokoh bagi segala systemkehidupan. Dalam wacana politik, keimanan kepada Allah Taala menjadi

    landasan bagi konsep maupun aplikasi praktisnya.

    c. Kegiatan Mihwar Daulah

    Di antara bentuk kegiatan penetrasi lembaga kenegaraan yang bisa dilakukan

    oleh gerakan dakwah adalah:

    1. Mempersiapkan Pelaku Mihwar Daulah

    2. Menyiapkan Cetak Biru Sistem Pemerintahan

    3. Memasukkan Aktivis Dakwah dalam Berbagai Lembaga Pengambilan

    Kebijakan Negara

    4. Menyusun Pemerintahan Baru

    5. Menetapkan Undang-Undang atau Peraturan

    E. SENI MENGELOLA PERKEMBANGAN MIHWAR

    Secara internal, gerakan dakwah mengalami perubahan yang amat signifikan

    setiap kali melakukan pengambangan mihwar. Pada saat menapaki orbit

    ideologisasi (mihwar tanzhimi), ketertutupan merupakan karakterdasar yang

    membentuk perilaku dan mentalitas para aktivis dakwah. Tatkala langkah

    sosialisasi gerakan dimulai, secara perlahan sifat ketertutupan itu harus

    ditinggalkan. Tentu saja tidak mudah untuk memulai sebuah kultur baru dalam

    pergerakan. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran secara kolektif dan

    pembisaaan secara wajar dan cerdas untuk memahami suasana-suasana dan

    tuntutan baru dalam pergerakan.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    14/23

    Perubahan-perubahan sifat, suasana, tuntutan, dan juga peluang serta tantangan

    yang ada dalam dua mihwar tersebut harus diantisipasi secara cepat oleh para

    aktivis dakwah, agar segera menyesuaikan diri dengan lingkar kerja yang baru.

    F. TOLOK UKUR PERUBAHAN

    Tiga tolok ukur berikut dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai kebutuhan

    perubahan:

    a. Kaidah-Kaidah Syariat

    Dr. Yusuf Qardhawi membrikan beberapa kaidah untuk menghadapi pilihan-

    pilihan tersebut dalam konteks Fikih Muwazanat, diantaranya adalah sebagai

    berikut:

    1. Kaidah-Kaidah yang bisa digunakan untuk memilih antara berbagai

    kemaslahatan:

    Mendahulukan kepentingan yang sudah pasti atas kepentingan yangbaru diduga adanya, atau diragukan

    Mendahulukan kepentingan yang besar atas kepentingan yang kecil Mendahulukan kepentingan jamaah atas kepentingan pribadi Mendahulukan kepentingan yang banyak atas kepentingan yang sedikit Mendahulukan Kepentingan yang berkesinambungan atas kepentingan

    yang sementara dan incidental

    Mendahulukan kepentingan inti dan fundamental atas kepentinganyang bersifat formalitas dan tidak penting

    Mendahulukan kepentingan masa depan yang kuat atas kepentingankekinian yanga lemah

    2. Kaidah yang digunakan untuk menentukan pilihan antara berbagai

    kemudharatan:

    Tidak ada bahaya dan tidak boleh membahayakan Suatu bahaya sedapat mungkin harus disingkirkan Suatu bahaya tidak boleh disingkirkan dengan bahaya yang sepadan

    atau lebih besar

    Memilih bahaya atau keburukan yang lebih ringan dibandingakan

    bahaya atau keburukan lainnya

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    15/23

    Memilih menanggung bahaya yang lebih rendah untuk menolakbahaya yang lebih tinggi

    Memilih menanggung bahaya yang khusus untuk menolak bahayayang lebih luas dan umum.

    3. Kaidah-Kaidah Penting untuk memilih antara kebaikan dan keburukan

    apabila keduanya bertemu;

    Menolak kerusakan didahului atas mengambil kemanfaatan Kerusakan kecil ditolerir untuk memperoleh untuk kemaslahatan yang

    lebih besar

    Kerusakan yang bersifat sementara ditolerir untuk kemaslahatan yangberkesinambungan

    Kemaslahatan yang sudah pasti tidak boleh ditinggalkan karena adanyakerusakan yang baru diduga adanya.

    b. Konstitusi Organisasi

    Gerakan dakwah tentu saja memiliki seperangkat konstitusi (qanun

    asasi), seperti Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan,

    Pedoman, Panduan, Kebijakan, Fatwa dan mekanisme lainnya yang bersifat

    mengikat kepada setiap langkah gerak dan pelaku pergerakan. Dan setiap

    aktivis dakwah harus dibiasakan memiliki ketaatan terhadap konstitusi

    organisasi, sehingga aspek-aspek yang mengalami perubahan karena adanya

    perubahan mihwar itu pun tetap dalam koridor konstitusi.

    c. Pertimbangan Dawiyah

    Bisa jadi, sebuah pilihan kegiatan dapat dibenarkan oleh syariat setelah

    dilakukan pertimbangan menggunakan berbagai kaidah, demikian pula dalam

    konstitusi organisasi tidak melarang adanya kegiatan tersebut, namun masih

    ada pertimbangan berikutnya dalam konteks dakwah. Pertanyaan yang

    dimunculkan adalah, apakah kegiatan tersebut positif dalam konteks dakwah

    atau justru kontra produksi, atau tepat atau tidak tepatkah dilaksanakan

    sekarang?

    G. PERSIAPAN UNTUK MEMASUKI PERUBAHAN

    Para pelaku dakwah memerlukan pula sejumlah persiapan untuk bisa

    mengemban tugas pada setiap perkembangan mihwar dengan sukses, antara lain:

    Pertama, kesiapan diri dan kelapangan jiwa untuk berinteraksi dengan berbagairealitas sosial masyarakat.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    16/23

    Kedua, peningkatan pemahaman keislaman kejamaahan, dan kenian.

    Ketiga, kemampuan berkomunikasi efektif. Menghadapi keragaman masyarakat

    menghajatkan kemampuan komunikasi efektif.

    BAB 3. PERSIAPAN-PERSIAPAN AKTIVITAS DAKWAH

    Tak bisa dipungkiri, persiapan-persiapan yang diperlukan seorang aktivis

    dakwah bersifat madal hayah (sepanjang hidup) sebab kewajiban dakwah berlaku

    selama itu pula.

    A. PERSIAPAN RUHANIYAH

    Ini merupakan rahasia kekuatan Islam, pada saat imam mulai tumbuh dan

    berkembang dalam pribadi mukmin, detik itu pula muncul sosok jiwa yang siap

    mati di jalan Allah swt. Sejarah telah membuktikan hal itu. Ketika Bilal bin Rabah

    r.a menyatakan diri masuk Islam maka siksaan yang dilakukan Umayyah bin

    Khalaf kepadanya tak berpengaruh, selain menambah keteguhan iman belaka.

    Keyakinan yang kokoh akan kebenaran jalan yang telah ditempuh

    membuatnya rela mempertaruhkan nyawa. Rasulullah saw menyiapkan generasi

    awal Islam lewat tarbiyyah ruhaniyyah yang mantap. Turunnya surat Al-

    Muzzammil pada awal periode Mekah menginsyaratkan betapa kuatnya persiapan

    tarbiyyah ruhaniyyah saat itu.

    Gejala Kekeringan Ruhaniyah

    a. Mudah Dilanda Kejenuhan dan Kemalasan

    b. Mudah Emosi dan Tersinggung

    c. Mudah Kecawa dan Putus Asa

    d. Mudah Mengeluh dan Meratapi Kondisi

    B. PERSIAPAN KARAKTER (MUWASHAFAT)

    AKTIVIS DAKWAH HARUS MEMILIKI muwashafat(karakter) yang kuat dan

    jelas. Karakter yang sangat kuat melekat pada generasi sahabat tidaklah muncul

    dengan tiba-tiba dan seketika, tetapi hasil dari proses pembinaan yang panjang dan

    berkesinambungan.

    a. Nabi Membentuk Karakter Sahabat

    Karakter yang hendak dibangun Nabi saw lewat proses tarbiya, antara lain:

    1. Membentuk Tashawwur Islami

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    17/23

    2. Membentuk Sistem AMAL Jamai

    3. Membentuk Karakter Kepribadian

    b. Landasan Karakter Para Aktivis Dakwah

    Islam sebagai din yang syamil memiliki patokan karakter kepribadian

    penganutnya yang tercermin dalam doktrin akidah, syariah maupun akhlak.

    Akidah sebagai fondasi keyakinan telah tertancap sejak awal zaman kenabian

    ke dada para sahabat. Inilah patokan karakter yang amat fundamental dalam

    kehidupan muslim, yang menyebabkan seorang muslim berkepribadian

    tamayyuz(spesifik), berbeda dari yang lainnya.

    Ada beberapa karakter yang selayaknya dimiliki para aktivis dakwah

    Islam, yakni:

    1. Kejelasan Wala(Loyalitas)

    2. Menetapi Akhlak Kenabian

    c. Muwashafat Para Aktivis Dakwah

    Muwashafatbagi para aktivis dakwah mencakup sepuluh poin kepribadian

    islami berikut:

    1. Salimul Aqidah

    2. Shahihul Ibadah

    3. Matinul Khuluq

    4. Qadirun ala Kasbi

    5. Mutsaqqaful Fikri

    6. Qawiyyul Jismi

    7. Mujahidun linafsihi

    8. Munazhzhamun fi Syuunihi

    9. Harishun ala Waqtihi

    10. Nafiun li Ghairihi

    C. PERSIAPAN FIKRIYAH (INTELEKTUAL)

    Persiapan intelektual bermaksud untuk memperkuat keterikatan dan

    penguasaan konsepsional setiap personal bagi keperluan dakwah.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    18/23

    a. Pengetahuan Islam secara Lengkap

    1. Ilmu Ushul Ats-Tsalatsah (tiga landasan pokok) yang meliputi pengetahuan

    (marifah) tentang Allah Subhanahu wa Taala, Ar-Rasul dan Al-Islam itu

    sendiri.

    2. Al-Quran, baik kandungan maupun ilmu-ilmu yang berhubungan

    dengannya.

    3. As-Sunnah, baik kandungan maupun ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya.

    4. Ilmu Al-Aqaid (akidah), akhlak dan fiqh

    5. Sirah Nabawiyah dan tarikh umat Islam

    6. Ilmu Bahasa Arab

    7. Sistem musuh dalam menghancurkan Islam (deislamisasi)

    8. Studi Islam modern

    9. Fiqh Ad-Dakwah

    b. Pengetahuan Modern

    Seorang aktivis dakwah juaga perlu mengerti ilmu pengetahuan modern

    yang sekarang banyak berkembang. Pengetahuan ini sering pula disebut

    dengan ilmu kauni. Aktivis dakwah islam perlu juga mengetahui secara globalmaupun khusus keseluruhan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dalam gerak

    dakwah Islam. Pendek kata, keseluruhan ilmu yang bermanfaat bagi dakwah

    harus dikuasai muslimin, termasuk berbagai sisi keahlian praktis.

    D. PERSIAPAN JASADIYAH

    Persiapan jasadiyah atau fisik merupakan bagian integral dari keseluruhan

    persiapan yang mesti dilakukan oleh para akativis dakwah. Kesehatan fisik

    merupakan salah satu syarat kesuksesan dakwah. Hendaklah para aktivissenantiasa menjaga kesehatan dan kekuatan tubuhnya.

    a. Kebisaaan Hidup Sehat

    Kebisaaan hidup sehat seperti fondasi yang sangat penting untuk mendapatkan

    kesehatan dan kekuatan fisik. Makanan yang seimbang dari segi kandungan

    karbohidrat, protein, lemak juga vitamin dan mineral. Sayur-sayuran hijau,ikan

    laut maupun darat, buah-buahan merupakan contoh makanan yang menyehatkan,

    ditambah makanan pokok yang telah bisa dikonsumsi.

    b. Olahraga Teratur

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    19/23

    hendaklah para aktivis memiliki kegiatan olahraga (riyadhah) yang teratur.

    Dengan olahraga, badan bukan hanya akan sehat, namun juga segar dan bugar.

    E. PERSIAPAN KOMPETENSI

    Salah satu persiapan untuk menyongsong masa depan dakwah adalah persiapan

    kompetensi. Ada beberapa langkah penting dalam upaya penyiapan kompetensi

    ini:

    a. Pemetaan Posisi

    b. Perencanaan Kebutuhan

    c. Penyiapan Kompetensi SDM

    F. PERSIAPAN MALIYAH (MATERI)

    Materi bukanlah segalanya, akan tetapi ia merupakan hal yang diperlukan bagi

    kelangsungan dakwah, baik dalam skala individual maupun kolektif. Setiap

    langkah dakwah pasti membutuhkan materi, baik berupa uang yang langsung

    terlihat, ataupun berbentuk perbekalan yang tidak kelihatan secara langsung.

    BAB 3. PERAN AKHWAT MUSLIMAH DALAM DAKWAH

    Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi

    penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf dan

    mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada

    Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah

    Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (At-Taubah : 71)

    Ayat di atas dengan jelas menggambarkan peran yang seimbang antara lelaki dan

    perempuan dalam penunaian dakwah, amar makruf dan nahi mungkar. Lelaki dan

    perempuan beriman terlibat dalam suatu system amal jamai, saling menguatkan di

    antara mereka dalam kebaikan, sebagian mereka adalah menjadi penolong sebagian

    yang lain.

    A. PENGHARGAAN ISLAM KAPADA PEREMPUAN

    Islam telah memberikan hak sosial, politik, dan ekonomi kepada perempuan

    sebagaimana kepada kaum lelaki. Islam selalu menjaga kehormatan dan

    memperlakukan perempuan dengan penuh penghargaan dan keagungan. Sungguh

    suatu hak dan penghormatan yang belum pernah diberikan kepada permpuan oleh

    ideologi manapun didunia ini, salain islam.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    20/23

    B. KESEIMBANGAN PERAN

    Tanggung jawab kemanusiaan di hadapan Alllah, tak ada pembedaan lantaran

    potensi keperempuanan atau kelelakian.

    Adapun orang-orang yang beriman laki-laki dan perempan, sebagian mereka (adalah)menjadi penolong sebagian yang lain. (At-Taubah : 72)

    Mereka saling tolong-menolong, saling melengkapi, sehingga terjaga

    keseimbangan peran di muka bumi.

    C. PERAN AKHWAT MUSLIMAH DI ZAMAN KEEMASAN ISLAM

    Para akhwat sahabiyah Nabi saw memiliki peran yang sangat besar dalam

    berbagai aktivitas publik, termasuk dinamika dakwah dan jihad. Mereka tidak

    hanya berada di dalam rumah malakukan aktivitas domestik, namun terlibat pula

    dalam ranah publik.

    Cobalah kita perhatikan, apa saja yang telah mereka lakukan di zaman keemasan

    islam.

    a. Mengadu kepada Nabi saw

    Sungguh, kita amata berterima kasih kepada Habibah binti Sahl, istri

    Tsabit bin Qais. Dari beliau r.a kita menjadi tahu seberapa jauh keterlibatan

    dan hak-hak sosial perempuan. Kita bahkan labih yakin tentang nilai

    kemanusiaan yang di emban islam.

    Kisah yang bermula dari proses pernikahan Habibah. Seandainya ia tidak

    mengadukan masalah ini, tak akan kita mendapatkan hikmah yang besar

    Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa istri Tsabit bin Qais bin Syammas telah

    datang kepada Rasulullah saw kemudian berkata, Ya Rasulullah, aku tidak

    mencela akhlak maupun agama suamiku. Tetapi, aku tidak menyukai

    kekufuran dalam islam. Rasulullah saw bertanya, maukah engkau serahkan

    kembali kebun pemberian suamimu? Ia menjawab, Ya maka Rasulullah

    bersabda, Terimalah kebun itu (hai Tsabit) dan jatuhkanlah talak satu

    kepadanya. (HR. Bukhari dan Nasai). ini adalah kisah kejadian khuluj

    pertama kali dalam sepanjang sejarah hukum islam.

    b. Menimba Ilmu dari Nabi SAW

    Para akhwat sahabiyah Nabi saw terbiasa menghadiri majelis ilmu Nabi

    saw bersama kaum laki-laki. Mereka juga terbiasa bertanya tentang berbagai

    urusan. Bahkan para akhwat sahabiyah meminta diprioritaskan oleh Nabi saw

    atas kaum laki-laki. Mereka minta agar Nabi saw menyediakan hari khusus

    untuk para akhwat sahabiyah.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    21/23

    c. Berbaiat Kepada Nabi

    Kita menyaksikan sejarah keterlibatan Ummu Imarah binti Kaab seorang

    perempuan bani Mazin, dan Asma binti Amr bin Adi, perempuan dari bani

    Slamah, dalam baiat Aqabah II bersama 73 kaum laki-laki. Baiat Aqabah II

    terjadi pada malam hari di Lembah Aqabah, berisi janji setia 75 sahabat

    Yatsrib kepada Rasulullah saw.

    Baiat adalah manifesto kesetiaan kepada kepala Negara, dengan demikian

    dianggap sebagai perwujudan pertisipasi polotik mauslimah dalam urusan

    kenegaraan.

    d. Peran di Medan Perang

    Sebagaimana Ar-Rubayyi binti Muawwidz pernah menuturkan, Kami

    pernah bersama Nabi saw dalam peperangan. Kami bertugas member minumprajurit, melayani mereka, mengobati oang terluka, serta mengantarkan orang-

    orang yang terluka dan terbunuh ke madinah. (HR. Bukhari)

    e. Menentang Pengauasa Zalim

    Pada sisi lain, banyak kita dapatkan kisah kaum perempuan terlibat dalam

    penentangan penguasa, karena sikap kezaliman para penguasa atau karena

    adanya perbedaan pendapat di antara mereka. Kisah As,a binti Abu Bakar

    yang menentang Al-Hajjaj menegakkan amar makruf dan nahi mungkar, serta

    keterlibatan mereka dalam urusan kebaikan Negara.

    f. Meluruskan Kesalahan Pemimpin

    Bantahan salah seorang perempuan shabiyah kepada Khalifah Umar di

    Masjid, tatkala Umar memberikan pembatasan mahar terhadap kaum

    perempuan juga menjadi contoh menarik bagaimana peran mengkritisa

    kebijakan penguasa telah dilakukan secara langsung di zaman keemasan Islam.

    g. Peran Kepemimpinan

    Realitas keseharian kita mengenai adanya perempuan yang mampumemerankan fungsi kepemimpinan dalam berbagai sector kehidupan

    menandakan adanya potensi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Prinsip

    keadilan oleh Allah Taala bahwa antara laki-laki dan perempuan perlu ada

    penataan posisi. Setiap peran tidaklah lebih rendah dibandingakan dengan yang

    lainnya.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    22/23

    D. PERAN AKHWAT DALAM GERAKAN DAKWAH MODERN

    Setelah mempelajari keterlibatan akhwat sahabiyah Nabi saw dalam dakwah,

    kini kita belajar dari salah satu gerakan di zaman modern, yakni gerakan Al-

    Ikhwan di mesir.

    Jamaah Al-Ikhwan dalam struktur organisasi gerakannya memiliki Divisi

    Akhwat Muslimah untuk menampung dan mewadahi kreativitas mereka. Divisi

    Akhwat Muslimah dibentuk tahun 1932 di masa Mursyid Pertama, meruoakan

    cikal bakal keterlibatan para akhwat muslimah dalam perjuangan Ikhwan. Mereka

    mengadakan kegiatan pembinaan, kajian dakwah dan serangkaian aksi sosial di

    tengah masyarakat. Keberadaan mereka tak bisa diabaikan mengingat berbagai

    peran signifikan yang mereka tampakkan dalam perjuangan dakwah Al-Ikhwan.

    E. PEDOMAN UMUM KETERLIBATAN AKHWAT

    Beberapa rambu berikut hendaknya menjadi perhatian bagi kaum muslimin

    maupun muslimat.

    a. Kesadaran dan PartisipasiSosial Politik

    Perempuan muslimah seperti halnya kaum laki-laki, dituntut untuk peduli

    terhadap masalah-masalah sosial polotik yang berkembang dalam masyarakat.

    Kaum muslimah dituntut untuk ambil bagian sesuai dengan batas-batas

    kemampuan dan kondisinya dalam membangun masyarakat melalui kegiatanamar makruf nahi mungkar serta memberikan nasihat, atau dengan mendukung

    usaha-usaha yang positif dan menentang hal-hal yang negatif.

    b. Fardu Kifayah Bidang Sosial Politik

    Kadang-kadang, hukum kegiatan sosial maupun politik adalah fardu dan

    perempuan harus melaksanakan apa-apa yang dianggapnya fardhu kifayah

    atasnya dalam bidang ini.

    1. Setiap tugas yang wajib dilaksanakan guna menjamin penguasa berbuat

    benar dan adil. Untuk itu, diperlukan kerja sama antara lai-laki dan

    perempuan agar sasaran ini bisa terwujud.

    2. Bergabung dalam partai atau orsospol yang bersih dan menginginkan

    kesejahteraan umat, membantu pihak penguasa malakukan perbaikan yang

    bersifat menyeluruh berdasarkan pada prinsip Islam di satu sisi, dan

    menguasai berbagai eksperimen dan ilmu-ilmu modern pada sisi yang lain.

    3. Membudayakan kesadaran berpolitik di kalangan kaum perempuan,

    khususnya pada masa-masa tertentu, seperti pemilu.

  • 7/31/2019 33689384-mihwar-daulah

    23/23

    4. Bertugas mengatur dan melaksanakan kegiatan pemilu untuk menunjukkan

    kejujuran dan kebersihan, terutama di tempat-tempat yang dikhususkan

    untuk kaum perempuan guna menghindari terjadinya keadaan yang

    berdesak-desakan dengan kaum laki-laki.

    c. Pendidikan Sosial dan Politik

    Perempuan memiliki peran signifikan tatkala menjadi ibu, untuk memerankan

    fungsi pendidikan sosial dan politik dalam rumah tangga. Pendidikan politik

    dapat dilakukan melalui berbagai macam media, seperti keluarga, sekolah,

    kelompok, dan sarana informasi. Institusi sosial khusunya keluarga, lebih

    efektif dibandingakan dengan institusi-institusi politik umumnya.