34 fix
DESCRIPTION
adsfTRANSCRIPT
BAB IX
PERCOBAAN 8
SOFTWARE
9.1 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui sifat rangkaian magnetic coupling polaritas sama dan beda
2. Mengetahui respon transient rangkaian RL fungsi step dan fungsi sinus
3. Mengetahui respon transient rangkaian RC fungsi step dan fungsi sinus
4. Mengetahui sifat rangkaian RLC seri dan RLC paralel
5. Mengetahui sifat rangkaian dua pintu tipe phi dan tipe T
6. Mengetahui sifat rangkaian LPF , BPF dan HPF
9.2. Dasar Teori
9.2.1 Percobaan Magnetic Coupling Polaritas sama
Gambar 9.1: Rangkaian Magnetic Coupling Polaritas Sama
9.2.2 Percobaan Magnetic Coupling Polaritas Beda
Gambar 9.2: Rangkaian Magnetic Coupling Polaritas Beda
9.2.3 Percobaan Respon Transien Fungsi Tangga (Step) R-L
Gambar 9.3: Rangkaian Trasien Fungsi Step RL
9.2.4 Percobaan Respon Transien Fungsi Sinus R-L
Gambar 9.4: Rangkaian Trasien Fungsi Sinus RL
9.2.5 Percobaan Respon Transien Fungsi Tangga (Step) R-C
Gambar 9.5: Rangkaian Respon Transien Fungsi Tangga (Step) R-C
9.2.6 Percobaan Respon Transien Fungsi Sinus R-C
Gambar 9.6: Rangkaian Respon Transien Fungsi Sinus R-C
9.2.7 Percobaan Rangkaian R-L-C Seri
Gambar 9.7: Rangkaian Rangkaian R-L-C seri
9.2.8 Percobaan Rangkaian R-L-C Pararel
Gambar 9.8: Rangkaian Rangkaian R-L-C Pararel
9.2.9 Percobaan Rangkaian 2 Pintu Tipe Phi
Gambar 9.9 Rangkaian 2 Pintu Tipe Phi
9.2.10 Percobaan Rangkaian 2 Pintu Tipe T
Gambar 9.10 Rangkaian 2 Pintu Tipe T
9.2.11 Percobaan Rangkaian Filter LPF
Gambar 9.11 Rangkaian Filter LPF
9.2.12 Percobaan Rangkaian Filter BPF
Gambar 9.12 Rangkaian Filter BPF
9.3 Alat dan Bahan
1. Laptop
2. Aplikasi PSPICE
9.4 Langkah Percobaan
1. Membuka file praktikum sesuai nama file masing-masing percobaan.
2. Menjalankan program PSPICE dengan memilih DSIPE and student.
3. Membuka listing program pada file praktikum sesuai percobaan.
4. Mengganti nilai resistansi sesuai kelompok praktikan.
5. Men-run listing tersebut kemudian add trace sesuai percobaan
6. Memunculkan gelombang sinus dan mencari koordinat puncak (Max) dan
lembah (Min)
7. Mengulangi langkah 1 sampai 6 untuk percobaan lain.
9.6 Analisa dan Pembahasan
9.6.1 Percobaan Magnetic Coupling Polaritas sama
9.6.1.1 Listing Program
Vs 1 0 Sin ( 0 200V 60 Hz)
R1 1 2 19OHM
L1 2 0 50mH
L2 3 0 50mH
R2 3 4 257OHM
R3 4 0 1000000OHM
KALL L1 L2 0,999
Tran 10 µs 33 ms
PROBE
END
9.6.1.2 Penjelasan Listing Program
Vs 1 0 sin ( 0 200V 60 Hz)
Vsumber node 1 dan 0 dengan tegangan 200V dan F 60Hz.
R1 1 2 19OHM
Hambatan R1 dinode 1 dan 2 dengan nilai 19 OHM
L1 2 0 50 mh
Induktor L1 dinode 2 dan 0 dengan nilai 50 mH
L2 3 0 50 mH
Induktor L2 dinode 3 dan 0 dengan nilai 50 mH
R2 3 4 257 OHM
Hambatan R2 dinode 3 dan 4 dengan nilai 257 ohm
R3 4 0 1000000 OHM
Hambatan R3 dinode 4 dan 0 dengan nilai 1000000 ohm
KALL L1 L2 0,999
Mendeklarasikan mutual inductansi L1 dan L2 sebesar 0,999
TRAN 10µs 33ms
Waktu transient 10µs sampai 33ms
PROBE
Menampilkan hasil masukan dari listing yang dijalankan
END
Mengakhiri program
Berikut gambar rangkaian percobaan magnetic coupling polaritas sama.
Gambar 9. 10 Magnetic coupling polaritas sama
9.6.1.3 Perhitungan Magnetic Kopling polaritas sama
Vs=200 sin ωt
Vs=200 sin 2 π f t
Vs=200 sin 120 π t
Vs=200cos(¿120 π t−90)¿
Vs=200∠−90
m=k √L 1 L 2
m=0,999√0,05 × 0,05
m=0,04995
XL 1= jωL1
XL 1= j2πf L 1
XL 1= j120 π 0,05
XL 1= j6 π Ohm
XL 1=18,84∠90 Ω
XL 2= jωL2
XL 2= j2π f L2
XL 2= j120 π 0,05
XL 2= j6 π Ohm
XL 2=18,84∠ 90 Ω
Loop 1=i 1=Vs=i1 R 1+ j ωL1 i1− jωmi 2
200∠−90= (R 1+ jωL1 ) i1−Jωm i2
200∠−90= (19+18,84 j ) i1− j (120 π 0,04995 ) i2
200∠−90= (26,75∠ 44,75 ) i1− (18,83∠90 ) i 2
Loop 2=( R 2+R 3 ) i2+ jωL2−Jωm i1=0
¿ (1000257 ) i2+ j (120 π 0,05 ) i2− j (120 π 0,04995 ) i1
¿ (1000257∠0,001079 ) i2−(18,83∠90 ) i1=0
Matriks dari kedua loop adalah sebagai berikut :
[26,75∠59,7 −18,83∠ 90−18,83∠90 1000257∠ 0,001079][ i1
i2]=[200∠−900 ]
[ i1i2]= 1
26756874∠60,779−354,569∠180×
[1000257∠0,001079 18,83∠9018,83∠ 90 21,8∠59,7 ][200∠−90
0 ][ i1i2]= 1
26756520∠60,778×[200051400∠−90
3766 ][ i1i2] = [ 7,47∠−150
0,00014∠−60,77]
V 1=Vs=200 V
V 2=i 1× XL1=9,174∠−150 ×18,84∠90=172,838∠−60V
V 3=i 2 (R 2+R 3 )=0,00014∠−60,77 ×1000257
¿140,036∠−60,77
V 4=V 3=140,036∠−60,77
9.6.1.4 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi
Tabel 9.1 Perbandingan hasil perhitungan dan simulasi
Perhitungan (V) Simulasi (v)
V
1
200 199,727
V
2
172,838∠−60 160,064
V
3
140,036∠−60,77 80,032
V
4
140,036∠−60,77 80,011
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai V3 dan V4 pada perhitungan dan
simulasi berbeda. Hal ini dikarenakan adanya pembulatan angka dibelakang koma
sehingga tidak sesuai dengan nilai simulasi. Pada V2 merupakan tegangan pada
inductor 1 sedangkan V3 merupakan tengangan pada rangkaian Rtotal dari R2 dan R3
sedang V4 juga sama sedangkan pada simulasi V2 dan V3 serta V4 merupakan
tegangan yang terletak pda titik tersebut sehingga terjadi perbedaan nilai hitung.
9.6.2 Percobaan Magnetic Coupling Polaritas beda
9.6.2.1 Listing Program
Vs 1 0 Sin ( 0 200V 60 Hz)
R1 1 2 19OHM
L1 2 0 50mH
L2 3 0 50mH
R2 3 4 257OHM
R3 4 0 1000000OHM
KALL L1 L2 0,999
Tran 10 Vs 3 ms
PROBE
END
9.6.2.2 Penjelasan Listing Program
Vs 1 0 sin ( 0 200V 60 Hz)
Vsumber node 1 dan 0 dengan tegangan 200V dan F 60Hz.
R1 1 2 19 OHM
Hambatan R1 dinode 1 dan 2 dengan nilai 19 OHM
L1 2 0 50 mh
Induktor L1 dinode 2 dan 0 dengan nilai 50 mH
L2 3 0 50 mH
Induktor L2 dinode 3 dan 0 dengan nilai 50 mH
R2 3 4 257 OHM
Hambatan R2 dinode 3 dan 4 dengan nilai 257 OHM
R3 4 0 1000000 ohm
Hambatan R3 dinode 4 dan 0 dengan nilai 1000000 OHM
KALL L1 L2 0,999
Mendeklarasikan mutual inductansi L1 dan L2 sebesar 0,999
TRAN 10µs 33ms
Waktu transient 10µs sampai 33ms
PROBE
Menampilkan hasil masukan dari listing yang dijalankan
END
Mengakhiri program.
Gambar 9.11 Rangkaian kopling polaritas beda
9.6.2.3 Perhitungan Magnetic Kopling Polaritas Beda
Vs=200 sin w t m=K √ L1 . L2
¿200 sin 2π f t ¿0,999√50.10−3 x5.10−3
¿200 sin 120 π t ¿0,04995 H
¿200cos (120n t−90)
¿200∠−90 V
X L 1=J ω L1 X L 2=J w L 2
¿ J 120 π (50.10−3) ¿ J 2 π f L 2
¿ J 6 π ¿ J 120 π (5.10−3)
¿18,84∠90 ¿18,84∠90
Loop I1 = Vs=I 1R 1+Jw L1 I 1+J w m I 2
¿ ( R 1+J w L1 ) I 1+J w m I 2
¿ (19+18,84 J ) I 1+J (120 π 0,04995 ) I 2
200∠−90= (26,75∠ 44,75 ) I 1+(18,83∠90 ) I 2
Loop 2=( R 2+R 3 ) i2+ jωL2+Jωmi 1=0
¿ (1000257 ) i2+ j (120 π 0,05 ) i2+ j (120 π 0,04995 ) i 1
¿ (1000257∠0,001079 ) i2+(18,83∠90 )i 1=0
Matriks dari kedua loop adalah sebagai berikut :
[26,75∠59,7 18,83∠9018,83∠ 90 1000257∠0,001079 ][ i1
i2]=[200∠−900 ]
[ i1i2]= 1
26756874∠60,779−354,569∠180×
[1000257∠0,001079 18,83∠9018,83∠ 90 26,75∠59,7 ][200∠−90
0 ]
[ i1i2]= 1
26756520∠60,778×[200051400∠−90
3766 ]
[ i1i2] = [ 7,476∠−150
0,00014∠−60,77]
V 1=Vs=200 V
V 2=i 1× XL1=7,476∠−150 ×18,84∠90=140,847∠−60 V
V 3=i 2 (R 2+R 3 )=0,00014∠−60,77 ×1000171
¿140,024∠−60,77
V 4=V 3=140,024∠−60,77
9.6.2.4 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi
Tabel 9.2 Perbandingan hasil perhitungan dan simulasi
Variabel Perhitungan (V) Simulasi (v)
V1 200 199,495
V2 140,847∠−60 V 104,584
V3 140,024∠−60,77 104,584
V4 140,024∠−60,77 104,584
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai V3 dan V4 pada perhitungan dan
simulasi berbeda. Hal ini dikarenakan adanya pembulatan angka dibelakang koma
sehingga tidak sesuai dengan nilai simulasi. Pada V1 nilainya mendekati karena ada
pembulatan, pada V2 dan V3 serta V4 terjadi perbedaan, pada V3 perhitungan
merupakan nilai tegangan pada rangkaian hambatan total R2 dan R3, V2 merupakan
nilai tegangan inductor L1 sedangkan nilai yang ditampilkan pada simulasi tidak
sesuai dengan yang dicari saat perhitungan.
9.6.3 Percobaan Respon Masukan Fungsi Tangga Rangkaian R-L
9.6.3.1 Listing Program
VS 1 0 PWL (0NS 0V 1NS 220 V 2MS 220V)
R1 1 2 19 OHM
L1 2 0 10 MH
.TRAN 10US 33MS
.PROBE
.END
9.6.3.2 Penjelasan Listing Program
VS 1 0 PWL (0NS 0V 1NS 220 V 2MS 220V)
Vsumber di node 1 dan 0 dengan tegangan 220 V
R1 1 2 19 OHM
R1 di node 1 dan 2 dengan nilai 19 OHM
L1 20 10 MH
L1 di node 2 dan 0 dengan nilai 10 MH
TRAN 10 µs 33 ms
Waktu transien dari µs 33 ms
PROBE
Menampilkan hasil masukan dari listing yang dijalankan
END
Mengakhiri program.
Gambar 9.12 Respon transien masukan fungsi tangga rangkaian RL
9.6.3.3 Perhitungan Respon Transien Masukan Tangga Rangkaian R-L
V=I . R+ Ldidt
Vs=I ( s) .R+ L. s . I (s )
220s
=( R+Ls ) I ( s )
I ( s )= 220
Rs+ L s2= 220
R+Ls∙
1s
¿ AR+Ls
+ Bs
¿ 220Rs+L s2 =
sA+B(R+Ls )s (R+Ls)
¿ sA+BR+BLss (R+Ls)
¿s ( A+BL )+BR
s ( R+Ls )
s=0→0=A+BL , maka :
I ( s )=220
LR
R+
220Rs
I ( s )=
−220R
RL
+s+
220Rs
Lalu persamaan tersebut di anti-laplacekan menjadi sebagai berikut
I ( t )=−220R
∙ e−Rt
L +220R
Dengan t=8,1778 ms=8,1778 ×10−3 s
I ( t )=−22019
∙ e−¿ ¿
I ( t )=11,57 A
9.6.3.4 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi
Tabel 9.3. Perbandingan hasil perhitungan dan simulasi
Variabel Perhitungan Simulasi
V1 (V) 220 220,015
I R1 (A) 11,57 11,579
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai V1 dan IR1 perhitungan dan simulasi
sangat medekati.
9.6.4 Percobaan Respon Transien Fungsi Sinus Rangkaian R-L
9.6.4.1 Listing Program
VS 1 0 SIN(0 200V 60HZ)
R1 1 2 19 OHM
L1 2 0 10 mH
.TRAN 10 µS 33 mS
.PROBE
.END
9.6.4.2 Penjelasan Listing Program
VS 1 0 SIN (0 200V 60HZ)
Vsumber diantara node 1 dan 0 dengan tegangan 200 V frekuensi 60 Hz
R1 1 2 19 ohm
R1 berada di node 1 dan 2 dengan nilai 19 ohm
L1 2 0 10 mH
L1 berada di node 2 dan 0 dengan nilai 10 Mh
TRAN 10 µS 33 mS
Waktu transient dari 10 µS 33 mS
PROBE
Digunakan melihat hasil pengukuran gelombang dari listing
END
Mengakhiri program
Gambar 9.13. Respon transien masukan fungsi sinus rangkaian R-L
9.6.4.3 Perhitungan Respon Transien Fungsi Sinus Rangkaian R-L
Vs=V sin ωt
Vs=200 sin 2 πft
Vs=200 cos(120 πt−90)
Vs=200∠−90
V=I . R+ I . XL
200∠−90=I . (19 )+ I . j 2 π .60 .0,05
200∠−90=I (19+ j .6 π )
I= 200∠−9026,75∠ 44,75
I=7,47∠−135,75 A
Karena rangkaian seri, maka :
I ( R 1 )=I=7,47∠−135,75 A
9.6.4.4 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi
Tabel 9.4 Perbandingan hasil perhitungan dan simulasi
Variabel Perhitungan Simulasi
V1 200∠−90 V 199,495 V
I(R1) 7,47∠135,75A 10,245 A
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai V1 hasil perhitungan sangat mendekati
dengan hasil simulasi. Namun pada I(R1) terdapat selisih yang cukup besar.
9.6.5 Percobaan Respon Transient Masukan Fungsi Tangga R-C
9.6.5.1 Listing Program
VS 1 0 SIN(0 200V 60HZ)
R1 1 2 19OHM
C1 2 0 100MF
.TRAN 10US 33MS
.PROBE
.END
9.6.5.2 Penjelasan Listing Program
VS 1 0 SIN (0 200V 60 HZ)
V Sumber dinode 1 dan 0 dengan tegangan 220V dan frekuensi 60 HZ
R1 1 2 19OHM
R1 dinode 1 dan 2 dengan nilai 19 OHM
C1 2 0 100MF
C1 dinode 2 dan 0 dengan nilai 100MF
.TRAN 10US sampai 33MS
Waktu transient antara 10US sampai 33MS
.PROBE
Digunakan untuk mengukur hasil gelombang dari listing program
.END
Mengakhiri program
Gambar 9.15 Respon transien masukan fungsi Tangga R-C
9.6.5.3 Perhitungan Respon Transien Masukan Fungsi Tangga R-C
V=I . R+ 1C ∫ I dt
Dengan transformasi laplace :
V (s )=I (s ) . R+ 1C ( s)
. I (s)
220s
=I ( s)(R+ 1C (s )
)
I ( s )=
220s
s+1
CS
Transformasi laplace balik :
I ( t )=220R
. e−( 1
RC)t
I (t )=22019
. e−( 1
11.0,1)10−9
I (t )=11,57 A
9.6.5.4 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi
Tabel 9.5. Perbandingan hasil percobaan dan perhitungan
Variabel Perhitungan Simulasi
V1 220 V 220,015 V
I R1 11,57 A 11,80 A
Dari tabel diatas, terlihat bahwa nilai arus dan tegangan perhitungan sudah
sangat mendekati dengan hasil simulasi. Namun masih terdapat selisih yang cukup
kecil juga berupa 0,015 untuk V1 dan 0,23 untuk IR1.
9.6.6 Percobaan Respon Transient masukan fungsi sinus R-C
9.6.6.1 Listing Program
VS 1 0 SIN(0 200V 60HZ)
R1 1 2 19OHM
C1 2 0 100MF
.TRAN 10US 33MS
.PROBE
.END
9.6.6.2 Penjelasan Listing Program
VS 1 0 SIN (0 200V 60 HZ)
V Sumber dinode 1 dan 0 dengan tegangan 220V dan frekuensi 60 HZ
R1 1 2 19OHM
R1 dinode 1 dan 2 dengan nilai 19OHM
C1 2 0 100MF
C1 dinode 2 dan 0 dengan nilai 100MF
.TRAN 10US sampai 33MS
Waktu transient antara 10US sampai 33MS
.PROBE
Digunakan untuk mengukur hasil gelombang dari listing program
.END
Mengakhiri program
Gambar 9.15. Respon transien masukan fungsi sinus R-C
9.6.6.3 PerhitunganRespon transien masukan fungsi sinus R-C
Vs=V sin ωt
Vs=200 sin 2 πft
Vs=200cos(120 πt−90)
Vs=200∠−90
V=I . R+ I . Xc
200∠−90=I . (19 )+ I .( 1j 2 π .60 .0,1
)
200∠−90=I (19− j1
12 π)
I=200∠−9019∠ 0,08
I=10,52∠−90,08 A
Karena rangkaian seri, maka :
I ( R 1 )=I=10,52∠−90,08 A
9.6.6.4 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi
Tabel 9.6 Perbandingan hasil percobaan dan perhitungan
Variabel Perhitungan Simulasi
V1 200∠−90 V 198,930 V
I(R1) 10∠−90,08 A 10,454 A
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai V1 dan I(R1) pada perhitungan dan
simulasi telah sesuai.
9.6.7 Percobaan Rangkaian R-L-C Seri
9.6.7.1 Listing Program
VS 1 0 SIN(0 200V 60HZ)
R1 1 2 190OHM
L1 2 3 10MH
C1 3 0 100MF
.TRAN 10US 33MS
.PROBE
.END
9.6.7.2 Penjelasan Listing Program
VS 1 0 SIN (0 200V 60 HZ)
V Sumber dinode 1 dan 0 dengan tegangan 220V dan frekuensi 60 HZ
R1 1 2 190OHM
R1 dinode 1 dan 2 dengan nilai190 OHM
L1 2 3 10MH
L1 dinode 2 dan 3 dengan nilai 10MH
C1 3 0 100MF
C1 dinode 3 dan 0 dengan nilai 100MF
.TRAN 10US sampai 33MS
Waktu transient antara 10US sampai 33MS
.PROBE
Digunakan untuk mengukur hasil gelombang dari listing program
.END
Mengakhiri program
Gambar 9.16. Rangkaian R-L-C Seri
9.6.7.3 Perhitungan Rangkaian R-L-C Seri
9.6.7.3 Perhitungan Rangkaian R-L-C Seri
Vs=V sin wt
Vs=200 sin 2 πft
Vs=200 cos (120 πt−90 )
Vs=200<−90 XL= j2 π 6010−2=3,768 j
Vs=I . R+ I . Xc+ I . XL XC= −1
j 2π 60 100 10−3=−0,026 j
Vs=I (R+Xc+ XL)
200←90=I ¿
200←90=I (190+ j3,742 )
I= 200←90190<1,128
=1,05←91,128
9.6.7.4 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi
Tabel 9.7 Perbandingan hasil percobaan dan perhitungan
Variabel Perhitungan SimulasiV(1) 200<-90 199,889
I R(1) 1,05←91,128 1,05
Dari tabel diatas dilihat bahwa nilai perhitungan V(1) dan I(R1) adalah sesuai dengan nilai hasil simulasi.
9.6.8 Percobaan R-L-C Paralel
9.6.8.1 Listing Program
VS 1 0 SIN(0 200V 60HZ)
R1 1 2 190OHM
R 2 0 1OHM
L1 2 0 10MH
C1 2 0 100MF
.TRAN 10US 33MS
.PROBE
.END
9.6.8.2 Penjelasan Listing Program
VS 1 0 SIN (0 200V 60 HZ)
V Sumber dinode 1 dan 0 dengan tegangan 220V dan frekuensi 60 HZ
R1 1 2 190OHM
R1 dinode 1 dan 2 dengan nilai 190 OHM
L1 2 0 10MH
L1 dinode 2 dan 0 dengan nilai 10MH
C1 2 0 100MF
C1 dinode 2 dan 0 dengan nilai 100MF
.TRAN 10US sampai 33MS
Waktu transient antara 10US sampai 33MS
.PROBE
Digunakan untuk mengukur hasil gelombang dari listing program
.END
Mengakhiri program
Gambar 9.17. Rangkaian R-L-C Paralel
9.6.8.3 PerhitunganRangkaian R-L-C Paralel
Vs=V sin wt
Vs=200 sin 2 πft
Vs=200 cos (120 πt−90 )
Vs=200<−90 XL= j2 π 6010−2=3,768 j
Vs=I . R+ I . Xc+ I . XL XC= −1
j 2 π 60 100 10−3=−0,026 j
Z1=XC . XLXC+XL
=0,097j3,74
=− j0,0267
Z2=R .Z1
R+Z1
= − j 0,02671− j 0,00267
=0,0267<88,74
Z total=R 1+Z2=190+0,0267<88,74=195,9<0,001
V s=I . Z total
200←90=I .195<0,001
I= 200←90195<0,001
=1,02←90
9.6.8.4 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi
Tabel 9.8 Perbandingan hasil percobaan dan perhitungan
Variabel Perhitungan Simulasi V(1) 200←90 199,848I R (1) 1,02←90 1,05
Dari tabel diatas dilihat bahwa nilai perhitungan V(1) dan I(R1) adalah medekati dengan nilai hasil simulasi.
9.6.9 Percobaan Rangkaian dua pintu bentuk phi
9.6.9.1Listing Program
VS 1 0 SIN(0 200V 60HZ)
R1 1 2 190OHM
L1 2 3 500MH
C1 3 0 50F
C2 1 0 50F
R 3 0 40
.TRAN 10US 33MS
.PROBE
.END
9.6.9.2 Penjelasan Listing Program
VS 1 0 SIN (0 200V 60 HZ)
V Sumber dinode 1 dan 0 dengan tegangan 220V dan frekuensi 60 HZ
R1 1 2 190OHM
R1 dinode 1 dan 2 dengan nilai 190 OHM
L1 2 3 500MH
L1 dinode 2 dan 3 dengan nilai 500MH
C1 3 0 50F
C1 dinode 3 dan 0 dengan nilai 50F
C2 1 0 50F
C2 dinode 1 dan 0 dengan nilai 50F
R 3 0 40
R dinode 3 dan 0 dengan nilai 40OHM
.TRAN 10US sampai 33MS
Waktu transient antara 10US sampai 33MS
.PROBE
Digunakan untuk mengukur hasil gelombang dari listing program
.END
Mengakhiri program
Gambar 9.18 Rangkaian dua pintu bentuk phi
9.6.9.3 Perhitungan Rangkaian dua Pintu bentuk Phi
X L1= jω L1= j2 πf L1
¿ j ∙ 2∙ 3,14 ∙60∙ 500 ∙10−3= j188,4=188,4∠ 90°
X C1=− j
ωC1
= − j2 πf C1
= − j2∙ 3.14 ∙ 60.50
=− j5,30 x10−5=5,30 x10−5∠−90 °
X C2=− j
ωC2
= − j2 πf C2
= − j2∙ 3.14 ∙ 60.50
=− j5,30 x10−5=5,30 x10−5∠−90 °
Z1=R+X L1=19+ j188,4=189,35∠84,24 °
Z2=
R❑C1
=R ∙C1
R+C1
=19.− j 5,30 x 10−5
19− j 5,30 x10−5 = −10,07 x 10−4 j19− j5,30 x10−5 =− j 5,26 x10−5
Z3=Z1+Z2=11+ j 188,4− j 5,26 x10−5
¿188,7∠86,65 °
ZH=Z3/¿ XC2
¿Z3∙ XC 2
Z3+XC 2
=5,3 ∙ 10−5∠−90
I z=VsZH
=3773584906
V 1=200 V
V 3=XC 2
XC 2+Z3
I z=1061,57∠3,34 °
I R1=V 1
R=1,818 A
9.6.9.4 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi
Tabel 9.9 Perbandingan hasil percobaan dan pehitungan
Variabel Perhitungan Simulasi
V1 200 198,912
V3 1061,57∠3,34 ° 27,930
I(R1) 1,818 0,698
Nilai perhitungandan simulasi pada V3 jauh berbeda karena pembulatan
angka di belakang koma dan kesalahan pengambilan parameter. Sehingga terjadi
perbedaan antara perhitunagan dan percobaan..