3.4. proses kerja penata kamera · cerita dalam film drama ini. penulis sebagai seorang penata...
TRANSCRIPT
144
3.4. Proses Kerja Penata Kamera
Dalam produksi drama televisi “LOST” penulis sebagai penata kamera
ingin menyajikan gambar-gambar yang bagus dan mampu menciptakan sebuah
karya yang indah dan menarik. Seorang penata kamera harus paham dengan
kamera yang digunakan nya lalu mengerti akan teknik-teknik pengambilan
gambar seperti shot size, camera angle, sudut pandang dan pergerakan kamera.
Menurut Kusumawati, dkk (2017:68) “Penata Kamera adalah seseorang
yang bertugas merekam gambar dengan menggunakan perangkat keras kamera
video yang direkam melalui pita video, memory, hard disk atau media
penyimpanan lainnya sesuai dengan arahan sutradara atau pengarah acara.
Berdasarkan kutipan diatas seorang penata kamera bisa disebut juga
sebagai orang yang berperan aktif ke alat kamera yang digunakan dan
bertanggung jawab terhadap pengambilan shoot dan angle yang diberikan
sutradara maupun yang disusun sendiri oleh penata kamera, sehingga dapat terjadi
kerja sama yang baik dan menghasilkan suatu karya film yang indah untuk dilihat
penonton.
Kemudian seorang penata kamera dan sutradara harus saling bekerja sama
dalam melakukan pengambilan gambar dengan menggunakan shot size, camera
angle, teknik-teknik kamera dan sudut pandang kamera dari berbagai tempat yang
berbeda agar mendapatkan shot gambar yang menarik yang dapat memperkuat
cerita dalam film drama ini. Penulis sebagai seorang penata kamera dapat
menciptakan kerja sama dengan baik dengan sutradara pada saat shooting agar
dapat menghasilkan film yang sesuai dengan naskah dan gambaran yang sudah
tertulis.
145
3.4.1. Pra Produksi
Menurut Kusumawati (2017:69) “tahap pra produksi merupakan tahap
yang paling menentukan hasil gambar yang baik. Dalam tahap pra produksi
penulis sebagai penata kamera bersama crew yang lain nya berkumpul dan
membahas apa saja yang diperlukan agar memperlancar pada saat produksi nanti
sesuai dengan tugasnya masing-masing. Kemudian penulis sebagai penata kamera
harus memahami isi cerita dari naskah tersebut karena disini penulis harus dapat
imajinasi lalu membuat shot size, camera angle dan teknik-teknik kamera yang
dilakukan bersama sutradara agar mempermudah pada saat shooting berlangsung.
Pra produksi sangatlah penting dilakukan agar pembuatan film berjalan
dengan lancar karena sudah ada yang dijadikan acuan atau gambaran dan juga
seorang penata kamera harus bekerja sama yang baik dengan sutradara lalu
mengikuti pengarahannya untuk menghasilkan sebuah naskah menjadi audio
visual yang bagus.
Setelah semua sepakat tentang masalah budgeting produksi, dimana alat-
alat apa saja yang akan dibeli atau pun disewa selesai, kemudian produser,
sutradara, dan penulis naskah mengcasting para pemain sesuai dengan karakter
yang ada di naskah dan sesuai apa yang diharapkan oleh sutradara. Setelah itu
sutradara dibantu oleh penata kamera dan penata artistik untuk hunting lokasi
shooting yang sesuai dengan naskah. Penulis sebagai penata kamera dituntut
untuk bisa memvisualisasikan naskah kedalam bentuk gambar, dan juga
mendapatkan angle – angle yang membuat penoonton tidak merasa jenih dan
bosan, konsep sinematografi juga diperlukan dalam pembuatan sebuah produksi
drama televisi, tujuannya agar gambar yang dihasilkannya bagus dan tidak kaku
lalu dapat membuat penonton mengerti dan memahami isi cerita dalam drama
televisi tersebut.
146
3.4.2. Produksi
Menurut Kusumawati, dkk (2017:75), “segala perencanaan yang telah
dipersiapkan dalam pra produksi, akan direalisasikan pada tahap produksi.
Seorang penata kamera akan membantu sutradara atau pengarah acara untuk
menterjemahkan bahasa tulisan ke dalam bahasa visual.
Setelah proses praproduksi selesai, kemudian masuk ke tahap produksi
disini penulis sebagai penata kamera melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan
apa yang dibicarakan pada saat pra produksi karena pada saat shooting semua
akan bekerja sesuai dengan tugasnya masing – masing agar dapat berjalan dengan
baik dan benar.
Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa produksi itu
ialah tahapan yang memvisualisasikan sebuah naskah menjadi sebuah karya film
yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh semua kru dengan matang dan mampu
menciptakan film sesuai dengan keinginan bersama.
Pada saat melakukan produksi, seorang penata kamera sebelumnya
mengecekdan membersihkan alat-alat yang digunakan dari debu yang menempel
karena sangat berpengaruh kepada hasil yang di shot disetiap adegan film ini.
Sebelum semua melakukan produksi semua kru berkumpul untuk diberikan
pengarahan dari sutradara sesuai dengan tugasnya masing-masing demi
kelancaran pada saat shooting berjalan.
Disini seorang penata kamera dan sutradara harus mempunyai kerja sama
yang baik dalam pengambilan komposisi gambar atau camera angle yang
membuat hasil film nanti tidak membosankan bagi yang menontonnya. Setelah set
dekorasi dan pengaturan tata cahaya yang benar lalu penata kamera mulai
meletakan tripod dan slider sesuai dengan gambaran sutradara, tripod digunakan
supaya gambar yang di shot tidak goyang kemudian slider untuk memberi kesan
dramatik nanti nya, lalu sisanya menggunakan hand held untuk mengambil shot
yang sulit dijangkau oleh penata kamera.
Saat take shooting akan dimulai, seorang penata kamera mulai mendengar
arahan dari sutradara, angle apa saja yang diinginkannya. Tetapi pada saat
147
dilapangan, perubahan shoot angle sering kali terjadi sehingga tidak terlalu sama
seperti story board yang telah dibuat atau yang diharapkan kru, setelah produksi
selesai kemudian semua kru berkumpul untuk melakukan review ulang kerja dari
masing-masing jobdesk apa saja yang telah didapat dari shooting.
3.4.3. Pasca Produksi
Menurut Kusumawati, dkk (2017:77) “pada tahap pasca produksi tidak
banyak hal yang dilakukan oelh penata kamera. Untuk produksi drama, penata
kamera biasanya membantu sutradara dan editor untuk menjelaskan hal-hal yang
kurang di mengerti.
Setelah produksi selesai dilaksanakan, kemudian masuk ketahap pasca
produksi dimana seorang penata kamera kembali betugas menyerahkan semua
hasil pengambilan gambar yang dilakukan pada saat shooting dalam bentuk
memory card, yang akan diserahkan kepada editor untuk editor untuk di edit dan
dirangkai menjadi sebuah film.
3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Kamera
Menurut Sarwo Nugroho (2014;102) Seorang penata kamera merupakan
tangan kanan pengarah acara. Oleh karena itu, si penata kamera harus mempunyai
hubungan batin yang kuat dengan pengarah acara agar mudah memahami rasa
seni pengarah acara. Penata kamera juga harus mempunyai rasa seni, khususnya
seni komposisi gambar. Dengan demikian, gambar yang dihasilkan mempunyai
nilai-nilai artistik.
Berdasarkan kutipan diatas penulis sebagai penata kamera dapat
menyimpulkan bahwa dalam produksi drama televisi ini penulis mempunyai tugas
dan tanggung jawab dalam pengambilan gambarnya dari segi komposisi gambar,
angle, camera angle, shot size agar dapat menciptakan sebuah drama televisi yang
disukai oleh penonton dan membuat gambar jadi tidak membosankan, dan penulis
148
harus saling bekerja sama dengan kru lain agar dapat memperlancar pada saat
shooting nantinya.
3.4.5. Proses Penciptaan Karya
Penulis sebagai seorang penata kamera dalam produksi drama televisi
yang berjudul “Lost” dikarenakan penulis sangat tertarik menekuni profesi ini dan
penulis ingin menyajikan komposisi gambar yang bagus dan enak dilihat oleh
penonton.
Disini penulis juga akan menerapkan ilmu yang sudah diberikan oleh
dosen pengajar dikampus, dari referensi buku – buku tentang ilmu kamera, cara
pengambilang gambar yang baik dan dari semua itu penulis akan terapkan dalam
produksi drama televisi ini. Walaupun ilmu yang penulis terima dan pengalaman
penulis sebagai seorang penata kamera belum begitu banyak untuk menjadi penata
kamera yang handal, tetapi penulis akan terus belajar memanjakan mata para
penonton. Penulis juga banyak menonton film-film sebagai referensi untuk
memperhatikan type of shot, angle kamera, gerakan kamera, tata cahaya, serta tata
artistik yang digunakan.
a. Konsep Kreatif
Seorang penata kamera harus bisa menampilkan gambar yang menarik
sehingga yang menonton tidak bosan dan dapat menikmati film dari awal sampai
akhir, disini seorang penata kamera harus mengeluarkan seninya khususnya seni
dalam pengambilan komposisigambar yang baik dan mempunyai nilai yang
dramatik di setiap adegannya dalam drama televisi ini dan jugakreativitas dari
seorang penata kamera.
Kemudian seorang penata kamera dan sutradara harus mempunyai jurus 5
C yakni, Close up, Camera angle, Composition, Cutting, Continuity, semua itu
akan digunakan oleh penulis dan sutradara agar dapat membuat penonton tidak
akan merasa bosan saat menonton drama televisi ini.
149
1) Close up (Pengambilan jarak deket)
Ukuran ini cara pengambilan nya hanya dari kepala sampai batas
dada, karena penulis ingin menampilkan suatu emosi dari tokoh terebut
agar penonton pun ikut merasakannya.
2) Camera Angle (Sudut pengambilan gambar)
Sudut pengambilan gambar yang digunakan oleh penata kamera
dalam produksi drama televisi “Lost” adalah sebagai berikut:
a) Sudut pengambilan tinggi (High Angle)
Pengambilan sudut ini kamera diatas kepala kamerawan,
sehingga memberikan kesan merendahkan seseorang. Sudut ini
bagus juga untuk pengambilan landscape atau establishing shot.
b) Sudut Pngambilan Rendah (Low Angle)
Pengambilan sudut ini kamera ditempatkan dibawah si
tokoh, sehingga seolah – seolah tokoh terlihat gagah dan angkuh.
c) Sudut Pengambilan Normal (Eye Angle)
Pengambilan sudut ini disesuaikan dengan pandangan
manusia. Sudut ini juga disesuaikan dengan tinggi rendahnya
posisi obyek.
d) OTS (Over The Shoulder)
Mengambil adegan dialog dari sudut belakang/punggung
bahu salah satu subjek sinematik disebut juga over shoulder.
e) One Shot
Adalah pengambilan gambar dengan objek gambar hanya
seorang talent saja.
f) Two shot
Adalah pengambilan gambar dengan objek dua orang talent.
150
3) Komposisi (Composition)
Penulis sebagai penata kamera menentukan komposisi yang padat
dan luas yang membuat suatu gambar yang mempunyai nilai dramatik
disetiap pengambilan gambarnya.
4) Pergantian Gambar (Cutting)
Diartikan sebagai pergantian gambar dari satu scene ke scene yang
lainnya yang sesuai dengan ceita naskah. Penulis dan sutradara harus
mampu memainkan imajinasinya ketika proses shooting, agar nantinya
jika potongan-potongan scene ini dapat diedit dan menjadi rangkaian
sebuah film.
5) Persambungan Gambar – Gambar (Continuity)
Penulis sebagai penata kamera bersama sutradara akan tetap menajaga
continuity pada setiap adegan agar mempermudah pada saat dirangkai
menjadi sebuah film. Mungkin nantinya penulis pun akan menambahkan
beberapa shot size yang digunakan dimaksudkan untuk menampilakn
secara detail apa sajayang terlihat dalam setiap adegannya, ada beberapa
shot size yang digunakan seperti :
a) ECU (Extreme Close Up)
Pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti
hidung pemain atau bibir atau mata objek.
b) BCU (Big Close Up)
Pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga ke dagu,
untuk menerangkan atau menonjolkan ekspresi tertentu.
c) CU (Close Up)
Pengambilan gambar dari kepala sampai ke leher, untuk
menegaskan mimik wajah seseorang.
151
d) MCU (Medium Close Up)
Pengambilan gambar dari sebatas kepala sampai ke dada,
untuk menegaskan profil seseorang.
e) MS (Medium Shot)
Pengambilan gambar dari kepala sampai ke pinggang,
untuk memperlihatkan sosok seseorang dengan tampangnya.
f) FS (Full Shot)
Pengambilan gambar penuh dari kepala hinga kaki,
diperuntukukan memperlihatkan objek dengan lingkungannya
g) LS (Long Shot)
Pengambilan gambar lebih dari full shot. Digunakan untuk
menunjukan objek dengan backgroundnya.
h) VLS (Very Long Shot)
Pengambilan gambar lebih jauh dari long shot. Digunakan
untuk menunjukkan objek dengan background yang cukup jauh.
b. Konsep Produksi
Dalam produksi drama televisi “Lost” penulis sebagai penata kamera akan
bertanggung jawab mengikuti semua arahanyang dilakukan sutradara pada saat
shooting karena disini diharuskan untuk saling kerja sama yang baik agar
produksi berjalan dengan lancar.
Pada konsep ini seorang penata kamera berusaha menyesuaikan segala
bentuk teknik pengambilang gambar dengan tetap mengacu kepada director
treatment. Mulai dari teknik pengambilan gambar (shot), sudut pengambilan
(angle) dan sesuai dengan director treatmentyang telah disepakati oleh crew, lalu
dari director treatment bekerja sama dengan penata artistik untuk mengeset
152
lokasi dan penata cahaya agar dan warna yang diinginkan. Lalu penulis juga
menambahkan teknik – teknik kamera melalui dengan pergerakan kamera
(movement) dalam drama televisi ini, karena disini penulis akan membuat
penonton merasa film ini menarik dan tidak membosankan.
1) Tilting
Gerakan kamera secara vertikal,baik ke atas atau ke bawah, disebut
juga tilting. Secara prinsip, tilting masih sama dengan panning, yakni
posisi kamera berada diatas tripodnya. Disebut tilt up jika kamera bergerak
vertikal ke atas, sedangkan disebut tilt down jika kamera bergerak ke
bawah menggunakan alat bantu tripod untuk memudahkannya.
2) Panning
Disebut panning karena kamera bergerak menyamping secara
mendatar horizontal, baik ke kiri maupun ke kanan, dengan alat bantu
slider dan tripod.
3) Following
Kamera bergerak secara aktif mengikuti kemana pun talent
bergerak dan penata kamera menggunakan hand held dalam teknik ini.
c. Konsep Teknis
Seorang penata kamera harus bisa membangun dan menghasilkan sebuah
karya film yang indah dari segi komposisi gambar dengan framing yang membuat
penonton tidak bosan melihatnya, lalu jika ingin mendapatkan suatu momen yang
berkesan kita jangan pernah takut mencoba untuk merekam dari sudut pandang
yang berbeda – beda. Berikut yang akan dipersiapkan dan digunakan pada saat
produksi nanti :
153
1) Pemilihan Bahan Baku
Pemilihan bahan baku yang dibutuhkan dalam produksi drama
televisi ini adalah 2 memory sd card yang berkapasitas masing – masing
16 gb untuk merekam shooting dan untuk behind the scene 1 memory sd
card 8 gb.
2) Persiapan Peralatan Kamera
Peralatan kamera yang dibutuhkan oleh penata kamera dalam
produksi drama televisi “Lost” yaitu :
Kamera Sony VG30 : 1 Unit
Sd Card : 2 Unit
Kamera Dslr Canon 700D (bts) : 1 Unit
Tripod : 1 Unit
3.4.6. Kendala Produksi
Dalam tahap produksi drama televisi “Lost” penulis menemukan beberapa
kendala serta solusi yang sudah didiskusikan bersama kru.
Kendala : 1. Saat proses shooting, batrei kamera ada kendala bocor.
2. Saat proses shooting, kamera terkadang ngeblur.
154
3.4.7. Lembar Kerja Penata Kamera
1. Spesifikasi Kamera
2. Floor Plan Pra Produksi
3. Director Treatment
4. Blocking Kamera
155
SONY NEX VG 30
Gambar III.26
• Sensor Gambar : Exmor APS HD CMOS sensor 16.1
megapixels
• Pixel : Approx. 16.7 Megapixel (16:9)
• Fokus : Auto / Manual
• Iris : Auto / Manual
• Shutter Speed : Rana Lambat Otomatis AKTIF :
1/25-1/8.000
: Rana Lambat Otomatis
NONAKTIF: 1/50 – 1/8.000
• Zoom Optik : 2.0x
• Jarak Fokus : 2,82 – 59,2 mm
• Zoom : Intelligent Zoom NONAKTIF 26x
: Intelligent Zoom AKTIF 50x
• Penstabil Gambar : Fungsi HYBRID O.I.S + (Penstabil
Gambar Optik)
• Keseimbangan Warna : Auto / White Set / Sunny / Claudy /
Indoor 1 / Indoor 2
• Merek Lensa : Sony E-Mount Lens
• Dimensi ( P x L x T ) : Sekitar 205 x 217 x 479 mm ( 8.07
x 8.54 x 18.85 inci )
• Wide – Viewing Angle : 28 mm
156
• Monitor LCD : 3.0 Xtra Fine LCDTM 270 degree
swivel display
• Ukuran Gambar : [16:9] 9,4 megapixel (4.096 x
2.304), 2,1 megapixel 1.920 x
1.080), [4:3] 1,4 megapixel (1.440 x
1.080)
• Baterai Isi Ulang : 1960 mAh
• Daya : 7,2 V (Baterai)/9,3 V (Adaptor AC)
• Sistem Dua Memory : Slot Kartu SD x2
• Sistem Sinyal : 1080 / 50i , 576/50i
• Format Perekaman : HD:MPEG4-AVC/H.264
AVCHDtm ver. 2.0 format compatible,
STD: MPEG2-PS
• Media Perekaman Foto : Kartu Memory SD/SDHC/SDXC
• Metode Kompres : MPEG-4 AVC / H.264
• Sistem Perekaman Audio : 1080/50p : Dolby Digital 5.1 ch
• Format Gambar : JPEG
• Ukuran Gambar (Resolusi) : 920 x 1080 FULL HD
• Berat (Tanpa Baterai) : 825 g
• Tipe Baterai : NP – FV70
• Lampu Kilat : Ya
• Manual Ring : Ya
• Headphone : Ya
• Charger : Ya
• Device : Ya
• Bahasa Tampilan Layar : Inggris, Cina Traditional, Thailand,
Arab, Persia
• Baterai Isis Ulang : Ya (2.900 mAh)
• Adaptor AC : Ya
• Adaptor DC : Ya
• Kabel USB : Ya
157
• Tutup Lensa : Ya
• Dudukan Aksesoris : Ya
• ViewFinder : Ya
• MADE IN JAPAN
• Cincin LED Bercahaya : Merah ( Perekaman ), Biru ( Siaga)
• Posisi Baterai : Di belakang Kamera
• Tekan Tombol CAMERA FUNCTION untuk memilih pengaturan yang
akan disesusaikan dengan manual ring : focus / Zoom / Iris / White
Balance / Shutter Speed.
158
2. Floor Plan Pra Produksi
Production Company : BSI Director : Rizky Akbar
Project Title : Lost Cameraman : Yeremia
Tarsardo
Durasi : 20 menit
Scene 1
Int. Ruang Keluarga (Pagi Hari)
Gambar III.27
Scene 2
Eks. Depan Rumah (Siang Hari)
Gambar III.28
159
Scene 3
Int. Ruang Keluarga (Malam Hari)
Gambar III.29
Scene 4
Int. Kafe (Sore Hari)
Gambar III.30
160
Scene 5
Eks. Kios Martabak (Sore Hari)
Gambar III.31
161
Scene 6
Eks. Kios Martabak (Sore Hari)
Gambar III.32
Scene 7
Int. Ruang Keluarga (Malam Hari)
Gambar III.33
Scene 8
162
Int. Kamar Vino (Malam Hari)
Gambar III.34
Scene 9
Int. Ruang Makan (Pagi)
Gambar III.35
163
Scene 10
Int. Kafe (Siang)
Gambar III.36
Scene 11
Int. Ruang Tamu (Siang)
Gambar III.37
164
Scene 12
Eks. Dipinggir Jalan (Siang Hari)
Gambar III.38
Scene 13
Int. Kafe (Sore Hari)
Gambar III.39
165
Scene 14
Eks. Tukang Martabak (Sore Hari)
Gambar III.40
Scene 15
Int. Teras Rumah (Sore Hari)
Gambar III.41
Scene 16
Int. Ruang Keluarga (Sore Hari)
Gambar III.42
166
Scene 17
Int. Kamar Sarah (Malam Hari)
Gambar
III.43
167
Scene 18
Int. Kamar Rena (Malam Hari)
Gambar III.44
Scene 19
Eks. Teras Rumah (Pagi Hari)
Gambar III.45
168
Scene 20
Int. Kamar Sarah (Pagi Hari)
Gambar III.46
Scene 21
Int. Kamar Vino (Siang Hari)
Gambar III.47
Scene 22
Int. Tangga (Siang Hari)
Gambar III.48
169
Scene 23
Eks. Kuburan (Siang Hari)
Gambar III.49
170
CAMERA REPORT
TABLE III.41
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 1
1 1 Over The
Shoulder
Still Eye
Level
2 Vino dan Sarah
sedang menonton
TV
2 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2 Vino dan Sarah
sedang menonton
TV lalu Vino
mengisengi Sarah
melempar
makanan ke Sarah
3 Medium
Close Up
Still Eye
Level
4 Menghindari
pukulan Sarah
4 Medium
Close Up
Still Eye
Level
3
5 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2
6 Medium
Close Up
Still Eye
Level
3 Vino melempari
Sarah dengan
cemilan
Sarah memukul
Vino dengan
bantal
171
Vino mengambil
Remote TV
TABLE III.42
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 2
1 1 Medium
Long
Shot
Pan
Left
Eye
Level
2 Papa, Vino, Mama,
dan Sarah keluar
menuju teras depan
rumah
2 Medium
Long
Shot
Still Eye
Level
3 Vino memasukkan
koper kedalam
bagasi taksi
3 Medium
Long
Shot
Still Eye
Level
Menutup pintu
bagasi taksi
172
Sarah mengusap
rambut Vino
Vino mencium
tangan mama
4 Close
Up
Still Eye
Level
3 Vino membuka pintu
taksi
5 Medium
Close
Up
Still Eye
Level
2 Papa masuk kedalam
taksi
173
6 Medium
Close
Up
Still Eye
Level
2 Mama memeluk
Sarah
7 Medium
Close
Up
Still Eye
Level
2 Mama dan Sara
melambaikan tangan
8 Medium
Close
Up
Still Eye
Level
2 Taksi meninggalkan
rumah Vino
TABLE III.43
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 3
1 1 Medium
Close Up
Still Eye
Level
3 Sarah sedang menonton
siaran berita lalu
berteriak memanggil
mama
2 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2 Mama yang sedang
merapikan meja makan
langsung kaget dan
menghampiri Sarah
3 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2 Mama menghampiri
Sarah lalu memeluk
Sarah yang menangis
Mama pun ikut
menangis
4 Medium
Shot
Still Eye
Level
3 Sarah berlari kekamar
meninggalkan mama
sendirian
174
TABLE III.44
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 4
1 1 Medium
Close Up
Still Low
Level
2 Sarah sedang
mengerjakan tugas
kuliahnya
2 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2 Rena datang dan
mengagetkan Sarah
Sarah menutup
laptopnya dan
meninggalkan Rena
3 Medium
Long
Shot
Still Eye
Level
5 Bingung dengan
perilaku Sarah
175
TABLE III.45
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 5
1 1 Medium
Long
Shot
Still Eye
Level
2 Sarah membuka pintu
kafe lalu keluar
2 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2 Sarah membuka tas
dan mengecek
handphone nya
3 Over The
Shoulder
Still High
Level
3 Sarah melihat pesan
masuk di handphone
nya dan membaca
4 Medium
Close Up
Still Eye
Level
5 Sarah pergi dari kafe
TABLE III.46
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 6
1 1 Close Up Still Eye
Level
2 Sarah menghampiri
tukang martabak
langganannya
2 Close Up Still Low
Level
3
3 Close Up Still Eye
Level
5
4 Close Up Still Low
Level
3
5 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2 Abang martabak
memberikan pesanan
Sarah lalu Sarah
membayar pesanannya
176
dan pergi meninggalkan
kios martabak
TABLE III.47
NO SHOT VISUAL DIRECTION AUDIO
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
FOOTAGE
1 1 Close
Up
Still High
Level
3 Abang
martabak
membuat
adonan
martabak
telur
2 Close
Up
Still High
Level
3 Abang
martabak
membuat
isian
martabak
telur
3 Close
Up
Still High
Level
4 Abang
martabak
menggoreng
adonan dan
memasukkan
isian telur ke
adonan
177
TABLE III.48
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 7
1 1 Medium
Long
Shot
Still Eye
Level
3 Sarah yang baru
pulang langsung
mencium tangan
mama yng sedang
membaca majalah
2 Medium
Long
Shot
Still Eye
Level
4 Mama yang sedang
membaca majalah
langsung
menyambut Sarah
3 Medium
Long
Shot
Still Eye
Level
2
4 Medium
Long
Shot
Still Eye
Level
5 Sarah
menunjukkan
martabak untuk
Vino kepada Mama
5 Close Up Still Eye
Level
3 Mama yang terlihat
sedih dengan
ucapan Sarah
TABLE III.49
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 8
1 1 Medium
Close Up
Still Eye
Level
4 Sarah membuka
pintu kamar Vino
2 Medium
Long
Shot
Still Eye
Level
3 Sarah menaruh
martabak di meja
kamar Vino lalu
Sarah duduk dan
178
membuka laptop
kemudian
mengerjakan tugas
kuliahnya
3 Close Up Still Eye
Level
4 Sarah mengerjakan
tugas kuliahnya
4 Medium
Long
Shot
Pan
Left
Eye
Level
5 Sarah bangun dan
keluar dari akamar
Vino
TABLE III.50
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 9
1 1 Over The
Shoulder
Still Eye
Level
4 Sarah sedang
membuat sarapan
2 Medium
Long
Shot
Pan
Right
Eye
Level
3 Mama menghampiri
Sarah yang sedang
membuat sarapan di
ruang makan
3 Over The
Shoulder
Still Eye
Level
3 Sarah sedang
membuat sarapan
4 Medium
Shot
Still Eye
Level
3 Menarik bangku
kemudian duduk
5 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2 Mengoleskan selai
ke roti
6 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2
7 Medium
Close Up
Still Eye
Level
3 Sambil mengerjakan
tugas
8 Medium
Close Up
Still Eye
Level
4
9 Medium
Close Up
Still Eye
Level
3
10 Medium Still Eye 4
179
Close Up Level
11 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2
12 Medium
Close Up
Still Eye
Level
4
13 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2
14 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2 Berdiri
15 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2 Sarah berdiri dan
merapikan laptop
lalu pergi
meninggalkan mama
16 Close Up Still Eye
Level
2 Mama sedih karena
ucapan Sarah
TABLE III.51
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 10
1 1 Medium
Long Shot
Pan
Right
Eye Level Sarah membuka pintu
kafe dan duduk
2 Close Up Still High
Level
Sarah membuka laptop
dan mengerjakan tugas
kuliahnya
3 Medium
Long Shot
Still Eye Level Sarah mengerjakan
tugas kuliahnya
180
TABLE III.52
NO SHOT VISUAL DIRECTION AUDIO
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 11
1 1 Close
Up
Still Eye
Level
Mama Sarah
menelpon
Rena
menanyakan
Sarah
Mama : “halo
assalamualaikum
Ren, kamu apa
kabar?”
2 Close
Up
Still Eye
Level
Mama : “gini loh
akhir-akhir ini
sikapnya Sarah
aneh, kamu
ngerasa kan ren?”
3 Close
Up
Still Eye
Level
Mama :
“makanya tante
minta tolong
sama kamu untuk
temuin Sarah dan
ajak ngobrol, kan
kamu temen
deketnya kali aja
Sarah terbuka
sama kamu.”
4 Close
Up
Still Eye
Level
Mama :
“sekarang sih lagi
di kafe yang biasa
katanya”
5 Close
Up
Still Eye
Level
6 Close
Up
Still Eye
Level
7 Close
Up
Still Eye
Level
8 Close
Up
Still Eye
Level
181
9 Close
Up
Still Eye
Level
10 Close
Up
Still Eye
Level
TABLE III.53
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 12
1 1 Medium
Long Shot
Follow Eye Level Rena yang sedang
berjalan kemudian
ditelpon oleh Mama
Sarah
2 Medium
Close Up
Follow Eye Level
3 Medium
Close Up
Follow Eye Level
4 Medium
Close Up
Follow Eye Level Mematikan telponnya
dan menuju ke kafe
TABLE III.54
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 13
1 1 Over The
Shoulder
Still Eye Level Sarah sedang
mengerjakan tugas
kuliahnya dan Rena
menyusul lalu
mengagetkan Sarah
2 Medium
Long Shot
Still Eye Level Rena mengagetkan
Sarah yang sedang
mengerjakan tugas
182
3 Medum
Close Up
Still Eye Level Sarah mmasih sibuk
mengerjakan tugas
4 Medium
Long Shot
Still Eye Level Sarah merapikan
laptopnya lalu pergi
meninggalkan Rena
TABLE III.55
N
O
SHO
T
VISUAL DIRECTIO
N
AUDIO
SHOT
SIZE
MOV
E
ANGL
E
TAK
E
SCENE 14
1 1 Mediu
m Close
Up
Still Eye
Level
4 Mama Sarah
membeli
martabak
manis
kesukaan
Sarah
Mama :
“bang
martabak
manisnya
satu ya yang
keju”
1 3 Abang
Martabak :
“siap bu, oh
iya bu
kemarin si
sarah beli
martabak
telur kok
tumben ya
bukannya
dia gasuka
martabak
telur”
1 5 Sedih
mendengar
ucapan
abang
martabak
Mama : “iya
bang saya
juga heran
kemarin dia
bawa
pulang
martabak
telur,
mungkin
183
karna dia
kangen
sama Vino”
1 3 Abang
Martabak :
“iya sih bu
mungkin
aja, tapi
pelan-pelan
ibu kasih
tau, supaya
gak terus
kaya gini”
1 3 Mama :
“lagi saya
coba bang,
biar dia gak
terlalu kaget
juga, saya
takut dia
syok
dengernya”
2 Mediu
m Long
Shot
Still Eye
Level
2 Memberikan
pesanan
Mama Sarah
Abang
Martabak :
“ini bu
pesenannya
”
TABLE III.56
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 15
1 1 Medium
Long Shot
Pan
Right
Eye
Level
3 Sarah pulang lalu
duduk di kursi di
teras
2 Close Up Still Eye
Level
3 Sarah pulang lalu
duduk di kursi di
184
teras
3 Long Shot Still Eye
Level
2
4 Close Up Still Eye
Level
2
5 Medium
Long Shot
Still Eye
Level
2
6 Medium
Long Shot
Still Eye
Level
3
TABLE III.57
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 16
1 1 Medium
Long
Shot
Pan
Left
Eye
Level
3 Mama dan Sarah
masuk kedalam
Rumah lalu duduk di
ruang tamu
2 Medium
Close Up
Still Eye
Level
3 Sarah dan Mama
duduk di ruang tamu
3 Close Up Still Eye
Level
3
4 Medium
Close Up
Still Eye
Level
3
5 Medium
Close Up
Still Eye
Level
2 Mama menangis
mendengar ucapan
Sarah
6 Close Up Still Eye
Level
2
7 Medium
Close Up
Still Eye
Level
3 Mamapun menapar
Sarah karena sudah
terlalu kesal
185
Sarah pun menangis
karena ditampar oleh
mama
8 Medium
Long
Shot
Pan
Right
Eye
Level
2 Sarah pun berlari
kekamar
TABLE III.58
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE TAKE
SCENE 17
1 1 Medium
Shot
Still Eye
Level
3 Sarah menangis
karena ditampar
mama lalu menelpon
Rena
2 Close Up Still Eye
Level
2
3 Close Up Still Eye
Level
3
4 Close Up Still Eye
Level
4
TABLE III.59
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 18
1 1 Medium
Close Up
Still High
Level
Rena yang sedang main
handphone tiba-tiba
ditelpon oleh Sarah
2 Medium
Close Up
Still High
Level
3 Medium Still High
186
Close Up Level
TABLE III.60
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 19
1 1 Over The
Shoulder
Follow Eye Level Rena datang kerumah
Sarah
2 Medium
Long Shot
Still Eye Level Rena mengetuk pintu
tumah Sarah
Mama keluar
3 Medium
Close Up
Still Eye Level Mama dan Rena duduk di
ruang tamu
4 Medium
Close Up
Still Eye Level Mama dan Rena duduk di
ruang tamu
5 Close Up Still Eye Level
TABLE III.61
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 20
1 1 Point Of
View
Still Eye Level Rena mengintip Sarah
yang sedang baca buku
dari celah pintu kamar
2 Medium
Close Up
Still Eye Level Rena masuk perlahan
kekamar Sarah
3 Medium
Close Up
Still Eye Level Rena mengagetkan Sarah
Sarah kaget
187
4 Medium
Long Shot
still Eye Level Rena duduk dikasur Sarah
5 Medium
Close Up
Still Eye Level Sarah masih membaca
buku
6 Close Up Still Eye Level
7 Over The
Shoulder
Still Eye Level
8 Close Up Still Eye Level
9 Over The
Shoulder
Still Eye Level
TABLE III.62
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 21
1 1 Medium
Close Up
Still Eye Level Rena membuka pintu
kamar Vino
2 Close Up Still High
Level
Rena membuka martabak
yang dibeli Sarah untuk
Vino masih utuh
3 Medium
Close Up
Still Eye Level Sarah berusaha mecari
Vino namun usahanya
dihentikan oleh Rena
4 Close Up Still Eye Level Sarah berusaha mengingat
kejadian itu
TABLE III.63
NO SHOT VISUAL DIRECTION AUDIO
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 22
1 1 Medium Still Eye level Sarah Sarah : “udah
188
Close Up mendorong
paksa Rena
mengusir dari
rumah Sarah
mending lo
pergi aja dari
rumah gue, lo
sebagai sahabat
bukannya
ngedukung
malah sama aja
kaya nyokap”
2 Medium
Close Up
Still Eye level Rena
berusaha
menyadarkan
Sarah
gue sama
nyokap lo tuh
Cuma mau lo
sadar sar
3 Medium
Close Up
Still Eye
Level
Mama
menegahkan
pertengkaran
Sarah dengan
Rena
Mama
memberikan
bukti bahwa
Vino sudah
benar-benar
meninggal
Mama : “ini
ada apa, kok
malah
bertengkar gini,
sar maksud
mama sama
rena tuh biar
kamu sadar gak
terus-terusan
menganggap
vino ada, kalo
kamu gak
percaya kamu
liat ini photo-
photo kamu
4 Close Up Still High
Level
Sarah melihat
fotonya di
kuburan Vino
5 Close Up Still Eye
Level
Sarah
menangis
melihat
fotonya di
kuburan Vino
Mama : “Vino
sudsh tidak ada
Sarah”
TABLE III.64
NO SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT MOVE ANGLE
189
SIZE
SCENE 23
1 1 Medium
Close Up
Still Eye
Level
Sarah menangis kencang saat
Vino dikuburkan
Mama dan Rena berusaha
menenangkan Sarah
2 Close Up Still Low
Level
Sarah menangis kencang saat
Vino dikuburkan
3 Close Up Still Eye
Level
Sarah masih tidak terima
kalau Vino sudah meninggal
4 Medium
Close Up
Still Low
Level
Sarah pun pingsan, Mama
dan Rena berusaha
menyadarkan Sarah
SHOT VISUAL DIRECTION
SHOT
SIZE
MOVE ANGLE
SCENE 24
1 1 Medium
Long Shot
Still Eye
Level
Sarah mendatangi kuburan
Papa lalu memberikan bunga
di kuburan papa
2 Medium
Close Up
Still Eye
Level
Sarah mendatangi kuburan
Vino lalu memberikan bunga
di kuburan Vino
3 Medium
Long Shot
Still Eye
Level
Sarah meninggalkan kuburan
papa dan Vino
190
Blocking Kamera
Production Company : BSI Produser : Muhammad Risky
Project Title : LOST Director : Rizky Akbar
Durasi : 20 menit Penata Kamera : Yeremia Tarsardo
Gambar III.50
Gambar III.51
191
Gambar
III.52
Gambar III.53
192
Gambar III.54
Gambar III.55
193
Gambar
III.56
Gambar III.57
194
Gambar
III.58
Gambar III.59
Gambar
III.60
195
Gambar
III.61
Gambar
III.62
196
Gambar III.63
Gambar
III.64
Gambar
197
III.65 Gambar
III.66
Gambar
III.67
198
Gambar
III.68
Gambar III.69
199
Gambar III.70