3613100074_bella shintya_review materi perencanaan kota

5

Upload: bella-shintya-ariyani

Post on 23-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

materi

TRANSCRIPT

Page 1: 3613100074_bella Shintya_review Materi Perencanaan Kota
Page 2: 3613100074_bella Shintya_review Materi Perencanaan Kota

MINGGU KE 2 PEMAHAMAN DASAR TENTANG KOTA, PERKOTAAN, DAN KAWASAN-

KAWASAN FUNGSIONAL DI PERKOTAAN

Kota menurut Ditjen Cipta Karya (1977) merupakan permukiman yang berpenduduk

relative besar, luas areal terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif

tinggi, tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah

geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis, dan individualistis.

Sedangkan menurut para ahli seperti Max Weber, kota adalah suatu tempat yang

penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Bagian

Wilayah Kota merupakan satuan zonasi pada kawasan perkotaan yang dikelompokkan sesuai

dengan kesamaan fungsi, adanya pusat tersendiri, kemudahan aksesibilitas, dan batasan-batasan,

baik fisik maupun administrasi. Kawasan fungsional kota terbagi menjadi enam fungsi yaitu Kota

Pusat Produksi,Kota Pusat Perdagangan, Kota Pusat Pemerintahan, Kota Pusat Kebudayaan, Kota

Pusat Kesehatan, dan Kota Penopang kota Pusat

Klasifikasi kota menurut sifat terbagi menjadi numerik dan non numerik. Berdasarkan numerik

klasifikasi kota terbagi menjadi kota kecil, kota menengah, kota besar, dan kota metropilitan.

Sedangkan berdasarkan non numerik terbagi lagi menjadi : Berdasarkan status pemerintahan

terbagi lagi menjadi daerah perkotaan, daerah kabupaten, dan kota satelit. Berdasarkan

pengembangan (Menurut Lewis Mumford) : terbagi menjadi tahap eopolis, tahap polis, tahap

metropolis, tahap megapolis, tahap tiranipolis,tahap necropolis. Berdasarkan karakteristik

dinamika fungsional (menurut Taylor). Berdasarkan karakteristik pertumbuhan (menurut

Houston)

Rank Size Rule merupakan formula untuk mengamati hierarki kota-kota yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara kedudukan (rank) suatu kota dengan jumlah penduduknya, bukan

hubungan antar kota.

MINGGU KE 2 PENGERTIAN METROPOLITAN DAN MEGAPOLITAN SERTA PERKEMBANGAN

KOTA DI INDONESIA DAN LUAR NEGERI

Metropolitan didefinisikan sebagai kawasan yang merupakan aglomerasi dari beberapa

kota yang berdekatan dan terkait dalam satu sistem kegiatan sosial ekonomi, termasuk prasarana

dan sarana penunjangnya, dengan satu kota utama berperan sebagai inti dan kota-kota lainnya

sebagai satelit.

Megapolitan merupakan wilayah perkotaan berskala besar yang terkait dengan perkotaan

sekitarnya sebagai satu kesatuan sosial, ekonomi, geografi dan ekolologi yang saling terhubung

dalam satu kesatuan jejaring prasarana.

Page 3: 3613100074_bella Shintya_review Materi Perencanaan Kota

Teori-teori perkembangan kota meliputi: Teori Konsentris : Suatu kota yang besar

mempunyai kecenderungan berkembang ke arah luar di semua bagian-bagiannya. (E.W. Burgess

(Yunus, 1999)). Teori Sektor : Berangsur-angsur menghasilkan kembali karakter yang dipunyai

oleh sector-sektor yang sama terlebih dahulu. (Homer Hoyt (Yunus, 1991 & 1999)). Teori Inti

Ganda yaitu Pertumbuhan kota yang berawal dari suatu pusat menjadi bentuk yang kompleks.

Bentuk yang kompleks ini disebabkan oleh munculnya nukleus-nukleus baru yang berfungsi

sebagai kutub pertumbuhan. (Harris dan Ullman (1945)). Teori Konsektoral yaitu Teori ini

mencoba menggabungkan teori konsentris dan sektoral, namun penekanan konsentris lebih

ditonjolkan. (Peter Mann pada tahun 1965). Teori Poros : Teori poros dikemukakan oleh Babcock

(1932), yang menekankan pada peranan transportasi dalam memengaruhi struktur keruangan

kota. Teori Historis yaitu Alonso mendasarkan analisisnya pada kenyataan historis yang berkaitan

dengan perubahan tempat tinggal penduduk di dalam kota

MINGGU KE 3 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERKOTAAN DI INDONESIA

Pembangunan perkotaan dikelompokkan menjadi 4 sasaran yaitu, Perwujudan sistem

perkotaan nasional, Percepatan pemenuhan pelayanan perkotaan, Perwujudan kota berkelanjutan,

Peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan

Rencana Tata Ruang Kota terbagi menjadi dua yakni Rencana Detail Tata Ruang Kota

(RDTRK) dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota. Rencana Detail Tata Ruang Kota adalah

rencana terperinci tentang tata ruang kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi. Sedangkan

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota adalah rencana terperinci tentang wilayah kota yang

penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota

di bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan.

Terdapat 6 misi dalam pengembangan kota yaitu Mengembangkan kota yang aman dan

layak huni, Mengembangkan kota yang sejahtera, Mengembangkan lingkungan kota yang

berkeadilan sosial dan berbudaya, Mengembangkan pembangunan kota berkelanjutan (SUD): aspek

ekonomi, aspek sosial budaya, aspek lingkungan, Mengembangkan pola pengelolaan kota

berdasarkan tata pemerintahan yang baik (Good Governance), Menjaga keseimbangan dan

keterkaitan antar kota dan kota-desa

MINGGU KE 3 MASALAH PERKOTAAN DAN PENDEKATAN PERENCANAAN

Saat ini kota-kota di Indonesia bahkan di dunia mengalami permasalahan yang sama, yakni

urbanisasi yang mengakibatkan permukiman kumuh dan ilegal serta kemiskinan yang semakin

krusial, globalisasi yang mengakibatkan alih fungsi lahan akibat ekspansi perusahaan asing, global

warming dan perubahan iklim, serta lokalisasi.

Page 4: 3613100074_bella Shintya_review Materi Perencanaan Kota

Dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut dibutuhkan pendekatan perencanaan yang

tepat, terdapat beberapa pendekatan perencanaan yang dikemukakan yaitu bottom up, top down,

interactive, dan dual level.

Botttom up merupakan perencanaan yang susunannya dimulai dari bawah. Perencanaan

yang masyarakatnya lebih berperan dalam hal pemberi gagasan awal sampai dengan mengevaluasi

program yang telah dilaksanakan dan pemerintah hanya sebagai fasilitator dalam jalannya suatu

progra. Sebaliknya Top down merupakan perencanaan yang susunannya dimulai dari atas.

Perencanaan ini dilakukan oleh lembaga pemerintahan sebagai pemberi gagasan awal serta

pemerintah berperan lebih dominan dalam mengatur jalannya program yang berawal dari

perencanaan hingga proses evaluasi dan pengaruh masyarakat tidak begitu berpengaruh.

MINGGU KE -4 GREEN CITIES DAN MEGACITIES

Green cities dikenal sebagai kota ekologis (Nicholas, 2012). Kota yang secara ekologis juga

dapat dikatakan kota yang sehat. Artinya adanya keseimbangan antara pembangunan dan

perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Contoh kota yang menerapkan konsep green

cities adalah Reykjavik (Iceland), Växjö (Swedia), Curitiba (Brazil), Copenhagen (Denmark), dan

lain-lain

Konsep megacities paling sedikit bermakna adanya pemerintahan yang merupakan

representasi dari sebuah Kota (yang sangat) Besar. Megacities sebagai sebuah usulan tingkatan

pemerintahan, sesungguhnya bukan karena semata-mata peningkatan kualitas pelayanan publik,

tetapi karena adanya kenyataan bahwa sebuah kota telah berkembang sangat dahsyat,

membengkak secara fisik dan demografis, memiliki kegiatan (terutama ekonomi) yang sudah

berdampak luas dan dengan skala yang sangat besar. Contoh : Tokyo (Jepang), Mumbai (India).

MINGGU 4 SATELLITE CITY, SMART CITY, DAN COMPACT CITY

Kota akan mengalami pertumbuhan karena kebutuhan manusia semakin berkembang, dan

dalam upaya memenuhi kebutuhan sosialnya ini maka manusia mengorganisasikan dirinya

sehingga tercapai sistem keteraturan yang dapat memenuhi tuntutan kehidupannya. Hal inilah

yang mendasari munculnya konsep-konsep pengembangan kota saat ini. Konsep-konsep

pengembangan tersebut meliputi kota satelit, smart city, dan compact city

Kota satelit merupakan suatu daerah memiliki sifat perkotaan dan daerah ini memberi daya

dukung bagi kehidupan kota. Contoh Bumi Serpong Damai (BSD) yang menjadi penunjang Kota

Jakarta.

Smart City merupakan sebuan konsep kota yang mampu mengetahui secara dini (unsur

pintar, preventif) kebutuhan riil masyarakatnya sehingga senantiasa dapat terpenuhi/terantisipasi

Page 5: 3613100074_bella Shintya_review Materi Perencanaan Kota

keinginan publik tersebut melalui beragam aplikasi dan inovasi teknologi informasi. Contoh kota

yang menerapkan konsep ini adalah Barcelona (Spanyol), Amsterdam (Belanda), dan Jakarta

(Indonesia).

Compact city adalah suatu konsep desain dan perencanaan perkotaan yang terfokus

terhadap pembangunan berkepadatan tinggi dengan penggunaan yang beragam dan bercampur

jadi satu dalam suatu lahan yang sama untuk mengefisienkan lahannya semaksimal mungkin.

Contoh kota yang menerapkan konsep ini adalah Hongkong, dan Singapura.

MINGGU KE 5-6 SOSIOLOGI PERKOTAAN

Menurut Holahan dan Baum (dalam Elyacoubi, 1999), psikologi perkotaan (urban

psychology) adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perilaku (sosial)/ eksperiensi manusia

(kota) dengan lingkungan (perkotaan) tempat perilaku berlangsung. Menurut Kamus Random

House, 2014, sosiologi perkotaan merupakan studi sosiologis mengenai kota-kota dan perannya di

dalam pengembangan masyarakatnya.

Terdapat hubungan yang kuat antara masyarakat kota (society) dengan ruang kota (space).

Masyarakat menciptakan dan mengubah ruang-ruang kota sesuai kebutuhannya, tetapi disaat yang

sama perilaku mereka dibentuk dan dibatasi oleh atribut-atribut fisikal dan sosiokultural dari

setting khusus kotanya. (Socio

Dalam Socio-Spatial Perspective menekankan pada interaksi masyarakat dengan ruang

kota. Tatanan ruang (spatial arrangement) berpengaruh timbal balik dengan perilaku dan interaksi

masyarakat kota sehingga muncul perubahan-perubahan ruang kota sesuai perubahan kebutuhan

dan keinginan masyarakatnya. Socio-spatial perspective mempertimbangkan faktor budaya (suku,

gender, konteks simbolik ruang, dsb) sama pentingnya dengan ekonomi dan politik.

Psikologi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari relasi antara perilaku dengan

konteks lingkungan tempat perilaku tersebut berlangsung. Perilaku ini mencakup perilaku/

tindakan nyata (overt acts) dan perilaku/ tindakan tersembunyi (covert acts). Termasuk

didalamnya pikiran, emosi, keinginan, dan motivasi (Boum, dalam Elyacoubi, 1999).