385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfcoppel, c. a. (2003)....
TRANSCRIPT
384
DAFTAR PUSTAKA
Abdilah, U. (2002). Politik identitas etnis "pergulatan tanda tanpa identitas".
Magelang: Indonesiatera
Adi, I. R. (2011). Fiksi populer teori dan metode kajiannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Ahmadi, A. (1999). Psikologi sosial edisi revisi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Aksan, H. (2008). Jangan bunuh obama. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Alatas, S. H. (1988). Mitos pribumi malas citra orang jawa, melayu dan filipina
dalam kapitalisme kolonial. Jakarta: LP3ES
Ardianto, E., Karlinah, S & Komala, L. (2009). Komunikasi massa suatu pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Azwar, S. (2003). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. (ed.1). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Barker, C. (2005). Cultural studies: Teori dan praktek. (Nurhadi, Terjemahan).
Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Barker. C. (2008). Cultural studies; teori dan praktik cetakan Ke-IV. Yogyakarta:
Kreasi Wacana.
Baksin, A. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis.
Barthes, R. (2009). Mitologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Barthes, R. (2004). Mitologi. (Nurhadi & S. Millah, Terjemahan). Yogyakarta:
Kreasi Wacana.
Baay, R. (2010). Nyai & pergundikan di hindia belanda. Depok: Komunitas Bambu.
Budiman, K. (1999). Kosa semiotika. Yogyakarta: LKiS.
Brown, R. (2005). Prejudice: menangani “prasangka” dari perspektif psikologi
sosial. Yogyakarta: Pusat Pelajar
Baron, R. M. & Graziano, W G. (1991). Social psychology. USA: Holt, Rinehart &
Winston, Inc.
Baron, R. A. & Byrne, D. (1991). Social psychology: Understanding human
interaction (6th ed.). USA: Allyn and Bacon, Inc.
Baron, R. A & Byrne, D. (1997). Social psychology. Massachusets: A Pearson
Education Company.
Baron, R. A & Byrne, D. (2000). Social psychology. Massachusets: A Pearson
Education Company.
Baron, R. A & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial (Edisi 10 Alih Bahasa). Jakarta:
Erlangga.
Brigham, J. C. (1986). Social psychology. Canada: Little Brown & Company.
Burchell & Fraser. (2001). Introducing social psychology. Amerika: Black Well
Publishers Inc USA.
Carole W. dan Carol T. (2007). Psikologi. Jakarta: Erlangga
Chaniago, R. H. & Basri, F. K. (2011). Budaya populer dan komunikasi: impak
kumpulan slank terhadap slankers di indonesia. Malaysian Journal of
Communication (Jurnal Komunikasi), 27(1), 91-100.
385
Chriost, D. M. (2003). Language, identity and conflict: A comparative study of
language in ethnic conflict in europe and eurasia. New York: Routledge.
Coppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di
indonesia yang multikultural. Antropologi Indonesia, 71, 13-22.
Danesi, M. (2010). Pengantar memahami semiotika media. Yogyakarta: Jalasutra
Danesi, M. (2010). Pesan, tanda dan makna. Yogyakarta: Jalasutra.
Devito, A. Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang: Karisma
Publishing Group.
Dunham, S. A. (1992). Pendekar-pendekar besi nusantara, kajian antropologi
tentang pandai besi tradisional di indonesia. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Effendy, H. (2009). Mari membuat film: panduan menjadi produser. Jakarta:
Erlangga.
Effendy, O. U. (2002). Ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Effendy, O. U. (2005). Ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Effendy, O. U. (2006). Ilmu komunikasi; teori dan praktek. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Emsan. (2014). Filosofi-filosofi warisan tiongkok kuno. Yogyakarta: Laksana.
Fachruddin, A. (2012). Dasar-dasar produksi televisi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Fiske, J. (2004). Cultural and communication studies (sebuah pengantar paling
komprehensif). Yogyakarta: Jalasutra.
Fredrickson, G. M. (2005). Rasisme: sejarah singkat. Yogyakarta: Narasi
Fulthoni., Arianingtyas, R., Aminah, S. & Sihombing, U. P. (2009). Memahami
diskriminasi, buku saku untuk kebebasan beragama. Jakarta: The Indonesian
Legal Resource Center (ILRC).
Hafizh, M. A. (2016). Rasisme dalam masyarakat pascakolonial: sebuah analisis
wacana kritis terhadap novel-novel jacqueline woodson. Humanus, 15 (2),
177-194.
Hall, S., Morley, D., & Chen, K. H. (1996). On Postmodernism and Articulation:
An Interview with Stuart Hall. London: Routledge.
Hall, S. (1997). Representation: Cultural representation and signifying practices.
London: Sage Publication.
Hall, S. (2003). Representation: Cultural representation and signifying practices.
London: Sage Publication.
Hogg, M. A. & Vaughan, G. M. (2002). Social psychology: 3th edition. London:
Prentice Hall.
Hoon, C. Y. (2012). Identitas tionghoa pasca-suharto. Jakarta: Yayasan Nabil dan
LP3ES
Ibrahim, I. S. (2011). Kritik budaya komunikasi: budaya, media dan gaya hidup
dalam proses demokratisasi di indonesia. Yogyakarta: Jalasutra
Issamudin. (2002). Antara imlek dan diskriminasi. Jakarta: Harian Umum Suara
Merdeka.
Ismail, A. (2009). Selamat bergereja: 33 renungan tentang komunitas iman. Jakarta:
Gunung Mulia.
386
Irab, Y. (2007). Rasisme. Jurnal Jaffray, 5 (1), 50-58.
Irianto, S. & Normanda, N. (2015). Belajar manusia & antropologi dari iwan
tjitradjaja. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Jamuin, M. (2001). Memupus silang-sengkarut relasi jawa-tionghoa. Panduan
advokasi untuk membangun rekonsiliasi. Surakarta: Ciscore.
Javandalasta, P. (2011). 5 hari mahir bikin film. Surabaya: Java Pustaka Group.
Juditha, C. (2015). Stereotip dan prasangka dalam konflik etnis tionghoa dan bugis
makassar. Jurnal Ilmu Komunikasi. 12 (1), 87- 104.
Kerlinger, F. N. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. (L.R. Simatupang & H.J.
Koesoemanto, Terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Koentjaraningrat. (1992). Kebudayaan mentalitas dan pembangunan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. (2000). Kebudayaan mentalitas dan pembangunan (cetakan
kesembilan belas). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. (2002). Pengantar ilmu antropologi. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Krebs, C. J. (2001). Ecology: the experimental analysis of distribution and
abundance.5th edition, benyamin cuming’s an inprint of addision. Wesley:
Longman Inc.
Kridalaksana, H. (1984). Leksion komunikasi. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Kurniawan. (2001). Semiologi roland barthes. Magelang: Yayasan Indonesiatera.
Lan, T. J. (2006). Klaim, kontestasi & konflik identitas: lokalitas vis á vis
nasionalitas. Jakarta: LIPI
Lan, T. J. (2006). Redefinisi etnisitas dalam konteks kebudayaan nasional. Jurnal
Masyarakat dan Budaya, 8 (1), 123-140.
Lembahmata, P. (2011). Bonsai hikayat satu keluarga cina benteng. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Lechte, J. (2001). 50 filsuf kontemporer. (A. G. Admiranto, Terjemahan).
Yogyakarta: Kanisius.
Liem, Y. (2000). Prasangka terhadap etnis cina. Jakarta: Djambatan.
Liliweri, A. (2002). Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya. Yogyakarta:
PT. LKis Pelangi Aksara.
Liliweri, A. (2007). Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya. Yogyakarta:
PT. LKis Pelangi Aksara. Lopulalan, D. & Tukan, B. (2000). Penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial
panduan bagi jurnalis. Jakarta: LSPP.
Madyaningrum, M. E. (2010). Diskriminasi berdasar Identitas Sosial-Budaya dan
Pendidikan HAM di Indonesia dalam Perspektif Psikologi Sosial. Insan, 12
(1), 1-10.
Yulianto, M. A. (2016). Penerimaan penonton terhadap diskriminasi etnis tionghoa
dalam film “ngenest”. Jurnal E-Komunikasi Petra, 4 (1), 1-12.
Marta, R. F. & Suryani, A. (2016). Dampak kekuatan informasi film ngenest
terhadap penilaian komunitas stand up indonesia di jakarta. Jurnal Aspikom,
3 (1), 77-87.
Maryati, K. & Suryawati, J. (2001). Sosiologi untuk sma dan ma kelas xi (Edisi
kedua). Jakarta: Esis.
387
Maryati, K. & Suryawati, J. (2006). Sosiologi untuk sma dan ma kelas xi (Edisi
ketiga). Jakarta: Esis.
Marzali, A. (2011). Pemetaan sosial politik kelompok etnik cina di indonesia.
Jurnal Masyrakat Indonesia, 37 (2), 47-84.
Mahayaman, M. S., Sofyan, O., & Dian, A. (1992). Ringkasan dan ulasan novel
indonesia modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Meinarno, E. (2007). Sikap peribumi terhadap etnis tionghoa. Paper
dipresentasikan di seminar Setengah Abad Hubungan Malaysia‐Indonesia,
Malaysia.
McQuail, D. (2011). Teori komunikasi massa mcquail. Jakarta: Salemba Humanika.
Mikarso, V. (2009). Perjuangan-perjuangan hak-hak sipil di amerika dan
implikasinya bagi indonesia. Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana UGM
Mudjiono, Y. (2011). Kajian semiotika dalam film. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1 (1),
125-138.
Mudjiyanto, B. & Nur, E. (2013). Semiotika dalam metode penelitian komunikasi
semiotics in research method of communication. Jurnal Pekommas, 16 (1),
73-82.
Mufid, M. (2009). Etika dan filsafat komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Mulyana. D. (2002). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Mulyana, D. (2005). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, D. (2007). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Myers, D. G. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Naim, M. (2004, Febuari). Masalah sara: hubungan pribumi, keturunan, islam dan
kristen. Paper dipresentasikan di seminar SARA masyarakat Indonesia,
Chicago Illinois.
Neubeck, K. J. dan Neubeck, M. A. (1997). Social problem: a critical approach.
USA: Mcgraw-Hill Companies, Inc.
Nurudin. (2004). Komunikasi massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Noviani, R. (2002). Jalan tengah memahami iklan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Osborne, R dan Borin V. L. (2005). Sosiologi: seri mengenal dan memahami.
Jakarta: Scientific Press.
Oxford Dictionary (3th edition). (2010). New York: Oxford University Press
Pertiwi, W. & Subagyo, W. (1997). Pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perilaku
budaya tradisional pada generasi muda di kota ujungpandang. Makassar:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pilliangs, C. J. (2001). Ecology: the experimental analysis of distribution and
abundance.5th edition, benyamin cuming’s an inprint of addision, Wesley:
Longman Inc.
Pilliang, Y. A. (2003). Hipersemiotika tafsir cultural studie atas matinya makna.
Yogyakarta: Jalasutra.
Pratista, H. (2008). Memahami film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Rabiger, M. (2009). Directing the Documentary. Oxford: Elsevier
388
Rahardjo, T. (2005). Menghargai perbedaan kultural: mindfulness dalam
komunikasi antar etnis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Reslawati. (2007). Minoritas di Tengah Mayoritas: Interaksi Sosial Katolik dan
Islam di Kota Palembang. Komunika, 10 (2), 1-18.
Ritzer. George. (2013). Sosiologi ilmu pengetahuan berparadigma ganda. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Rustopo. (2013). Kontribusi orang-orang tionghoa di surakarta dalam kebudayaan
jawa 1895-1998. Dewa Ruci, 8 (2), 212-229.
Riswandi. (2009). Ilmu komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu.
Samovar, L., Porter, Richard. dan McDaniel, Edwin R. (2010). Komunikasi lintas
budaya. Jakarta: Salemba Humanika.
Sanjatmiko, P. (1999). Orang keturunan cina di tangerang: suatu kajian tentang
faktor-faktor yang mendorong dan menghambat asimilasi antara penduduk
golongan etnik pribumi. Jurnal Penelitian Universitas Indonesia, Seri C (3),
70-78.
Santoso, Thomas. (2002). Teori-teori kekerasan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Saptaningrum, I. D. & Wiryawan, S. M. (2007). Upaya memerangi praktik
diskriminasi rasial melalui sarana hukum pidana. Jakarta: ELSAM dan
Aliansi Nasional Reformasi KUHP.
Sekti, F.S. (2015). Representasi rasisme dalam film cin(t)a. Journal Universitas
Airlangga, 4 (1), 100-110.
Seng, A. W. (2007). Rahasia bisnis orang cina. Jakarta: Hikmah
Setiono, Benny G. (2008). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: TransMedia.
Sindhunata. (2007). Putri cina. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sobur, Alex. (2003). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sobur, Alex. (2006). Analisis Teks Wacana: Suatu pengantar untuk analisis
wacana, analisis semiotik, dan analisis framing. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sobur, Alex. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sobur, Alex. (2009). Semiotika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung
Sochmawardiah, Hesti Arniwulan. (2013). Diskriminasi rasial dalam hukum ham.
Yogyakarta: Genta Publishing,
Storey, J. (2007). Cultural studies dan kajian budaya pop. Yogyakarta: Jalasutra.
Strinati, Dominic. (2003). Popular culture: Pengantar menuju teori budaya
populer. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Studwell, Joe. (2007) Asian godfathers: Money and power in hongkong and
southeast asia. New York: Atlantic Monthly Press.
Soedarsono, Dewi K. (2009). Sistem manajemen komunikasi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media
Sunarti (2003). Popular culture: pengantar menuju budaya populer. Yogyakarta:
Jejak.
Sunyoto, D. (2011). Mengapa orang cina kaya & berhasil? Jakarta: Surya Media.
Susetya, W. (2010). Cina menuju super power: Dalam cakrawala pemikiran islam,
barat, dan jawa. Bantul: Media Insani
389
Susetyo, D. P. B. (2010). Stereotip dan relasi antarkelompok. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Suryadinata, L. (2008). ethnic chinese in contemporary indonesia. Singapore:
Chinese Heritage Centre & Institute of Southeast Asian Studies.
Suryadinata, L. (1981). Dilema minoritas cina. Jakarta: Grafiti Press
Suryadinata, L. (2002). Negara dan etnis tionghoa (kasus indonesia). Jakarta:
LP3ES
Suryadinata, L. (2010). Etnis tionghoa dan nasionalisme indonesia. Jakarta: LP3ES.
Susanti, E. (2016). Glosarium kosakata bahasa indonesia dalam ragam media sosial.
Dialektika, 3 (2), 229-250.
Thompson, R & Bowen, C. J. (2009). Grammar of The Shot Second Edition. Oxford:
Focal Press
Thoyibi, M., Khisbiyah, Y., Aly, A., & Baidhowy, Z. (2008). Model pembelajaran
berkehidupan bersama lintas etnik dan agama. Jurnal Penelitian Humaniora, 9
(1), 32-53.
Tan, M. G. (2008). Etnis tionghoa di indonesia kumpulan tulisan. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Tinarbuko, S. (2008). Semiotika komunikasi visual. Yogyakarta: Jalasutra
Turner, G. (1995). Film as social practice. London: Routledge
Theodorson, G. A. & Achilles G. T. (1979). A modern dictionary of sociology. New
York: Barnes & Noble Books.
Thompson, R. and Bowen, C. (2009). Grammar of the shot. United States of
America: Focal Press
Tjasmadi, H. M. (2008). 100 Tahun sejarah bioskop di indonesia. Bandung: PT.
Megindo Tunggal Sejahtera.
Utama, K. A. (2013). Analisis wacana kritis stereotip etnis tionghoa pada
pertunjukan stand-up comedy yang ditampilkan ernest prakasa. Journal
Universitas Airlangga, 2 (3), 96-111.
Pertiwi, W. & Subagyo, W. (1997). Pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perilaku
budaya tradisional pada generasi muda di Kota Ujungpandang. Makassar:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pradopo, R. D. (2005). Beberapa teori sastra, metode kritik, dan penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rachman, R. F. (2014). Representasi diskriminasi etnis tionghoa dalam film babi
buta yang ingin terbang. Kanal, 2 (2), 107-206.
Vardiansyah, D. (2004). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia
Waluya, B. (2009). Sosiologi menyelami fenomena sosial di masyarakat. Jakarta:
PT. Setia Purna Inves.
Wangsanegara, S. (1986). Ilmu sosial dasar. Jakarta: Karunika
Warnaen, S. (2002). Streotip etnis dalam masyarakat multietnis. Yogyakarta: Mata
Bangsa.
Wibowo, I. S. W. (2011). Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan
skripsi komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Winarta, F. H. (2004). Hambatan Sosial Budaya Dalam Pembauran Masyarakat
Tionghoa Dengan Masyarakat Lokal. Law Review, 4 (1), 10-17.
390
Witanto, E. P. (2000). Mengapa Pemukiman Mereka Dijarah: Kajian Historis
Pemukiman Etnis Tionghoa di Indonesia. Dalam I. Wibowo (Ed.). Harga
yang Harus Dibayar: Sketsa Pergulatan Etnis Tionghoa di Indonesia. (h.
191-212). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Skripsi dan Tesis:
AINI, N. S. (2013). Pola komunikasi antar agama etnis tionghoa dan etnis jawa di
pecinan desa welahan kec. welahan kab. jepara. [Skripsi Sarjana, Institut
Agama Islam Negeri Walisongo, 2013]. Diakses dari
http://eprints.walisongo.ac.id/1749/
Arief, R. (1997). Persepsi terhadap perlakuan diskriminasi di dalam kondisi
minoritas dan kecenderungan berinteraksi pada golongan pribumi dan
golongan nonpribumi Cina. [Skripsi Sarjana, Universitas Indonesia, 1997].
Ayun, P. Q. (2013). Representasi multikulturalisme dalam film anak indonesia
(analisis isi kualitatif film “denias - senandung di atas awan” dan “di timur
matahari”). [Tesis Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, 2013]. Diakses
dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pene
litianDetail&act=view&typ=html&buku_id=63185
Dewi, K., Saragih., Rasianna, B. & Alfarabi. (2014). Akulturasi pada pernikahan
campuran antara suku rejang dengan suku sunda di kecamatan padang jaya
kabupaten bengkulu utara. [Skripsi Sarjana, Universitas Bengkulu, 2014].
Diakses dari http://repository.unib.ac.id/9230/
Jamaludin, A.N. (2013). Interaksi sosial antara pedagang etnis cina tionghoa
dengan masyarakat islam di kelurahan kota kulon sumedang. [Laporan
Penelitian Individual, UIN Sunan Gunung Djati, 2013]. Diakses dari
http://digilib.uinsgd.ac.id/3530/
Joseph, D. (2011). Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Pusat
Apresiasi Film di Yogyakarta. [Skripsi Sarjana, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, 2011]. Diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/821/
Kencana, I. N. (2014). Rasisme dalam film the help: analisis semiotik pendekatan
roland barthes. [Skripsi Sarjana, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel,
2014]. Diakses dari http://digilib.uinsby.ac.id/281/
Kurniawan, A. A. (2009). Representasi perempuan tionghoa dalam film “wo ai ni
Indonesia”. [Skripsi Sarjana, Universitas Kristen Petra, 2009]. Diakses dari
http://incuvl.petra.ac.id/catalog/ft_detail.php?knokat=11569
Pradianty, V. D. (2016). Representasi asimilasi etnis tionghoa dalam film indonesia
(analisis semiotik pada film ngenest). [Skripsi Sarjana, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 2016]. Diakses dari
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7438/B.%20HALA
MAN%20JUDUL%20PENUH.pdf?sequence=2&isAllowed=y
Waluyo. (2007). Dari Kuli Perkebunan Menuju Masyarakat Perkotaan: Kehidupan
Komunitas Cina di Medan 1888-1940. [Tesis Pascasarjana, Universitas
391
Gadjah Mada, 2007]. Diakses dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pene
litianDetail&act=view&typ=html&buku_id=33091
Widjaja, A. (2016). Representasi resistensi rasisme dalam film 12 years a slave.
[Skripsi Sarjana, Universitas Diponegoro, 2016]. Diakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=451146&val=4687&titl
e=Representation%20of%20Racism%20Resistance%20on%2012%20Years
%20a%20Slave%20Movie
Wijaya, N. (2011). Representasi etnis tionghoa dalam film gie. [Skripsi Sarjana,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2011]. Diakses pada
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t17999.pdf
Situs Internet:
Adnan, S. A. (2017). Yang tersimpan dari mei 1998. Diakses pada 1 April 2017,
dari http://news.metrotvnews.com/read/2017/05/12/699596/yang-tersimpan-
dari-mei-1998
Afrisia, R. S. (2016). Jumlah penonton film indonesia tertinggi setelah enam tahun.
Diakses pada 27 Febuari 2017, dari
http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20160729000615-220-
147779/jumlah-penonton-film-indonesia-tertinggi-setelah-enam-tahun/
Alif, M. (n.d.). Komunikasi antar budaya dalam pernikahan adat minangkabau di
kota banjarbaru. Diakses pada 29 Febuari 2017, dari
file:///C:/Users/antth/Downloads/2221-4526-1-SM.pdf
Arief, H. (2017). Pilkada DKI 2017: Berapa Mahal Biaya Pencalonan Ahok?.
Diakses pada 20 Maret 2017, dari https://kumparan.com/hersubeno-arief/pil
Arifiannto, S. (n.d.). Kontruksi Teori-Teori Dalam Perspektif ”Kajian Budaya Dan
Media” http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/KONTRUKSI-TEORI-
TEORI-DALAM-PERSPEKTIF-KAJIAN-BUDAYA-DAN-MEDIA-
(2).pdf
Armando, A. (2015). Mengapa KAMMI Memandang Kelompok Tionghoa
sebagai Musuh? Diakses pada 12 April 2017, dari
http://www.madinaonline.id/c907-editorial/mengapa-kammi-memandang-
kelompok-tionghoa-sebagai-musuh/
Avalokitesvari, N. N. (2012). Diskriminasi etnis tionghoa di indonesia pada masa
orde lama dan orde baru. Diakses pada 20 Maret 2017, dari
http://www.tionghoa.info/diskriminasi-etnis-tionghoa-di-indonesia-pada-
masa-orde-lama-dan-orde-baru/
Bahri, S. (2015). Ernest Prakasa Angakat Diskriminasi Etnis Cina di Film Ngenest.
Diakses pada 2 Maret 2017, dari
http://www.bintang.com/celeb/read/2399923/ernest-prakasa-angkat-
diskriminasi-etnis-cina-di-film-ngenest?
Berita Sepuluh. (2016). Diskriminasi rasial etnis cina di indonesia dari masa ke
masa. Diakses pada 17 Maret 2017, dari
392
https://beritasepuluh.com/2016/12/12/diskriminasi-rasial-etnis-cina-di-
indonesia-dari-masa-ke-masa/
Danandjaja, J. (2003). Diskriminasi terhadap minoritas masih merupakan masalah
aktual di indonesia sehingga perlu ditanggulangi segera. Diakses pada 18
April 2017, dari
http://www.lfip.org/english/pdf/baliseminar/Diskriminasi%20terhadap%20
minoritas%20-%20james%20danandjaja.pdf
Diananto, W. (2016). Awal desember, jumlah penonton film indonesia di tahun
2016 sudah mencapai 30 juta. Diakses pada 27 Febuari 2016, dari,
http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/kabar/55905-awal-
desember-jumlah-penonton-film-indonesia-di-tahun-2016-sudah-mencapai-
30-juta
Diantono, W (2017). Diam-diam, jumlah penonton film “cek toko sebelah” melibas
“hangout”. Diakses pada 21 Febuari 2017, dari
http://www.tabloidbintang.com/articles/berita/polah/60839-diamdiam-
jumlah-penonton-film-cek-toko-sebelah-melibas-hangout
Dhani, A. (2016). Sejarah kebencian terhadap etnis tionghoa. Diakses pada 20
Maret 2017, dari https://tirto.id/sejarah-kebencian-terhadap-etnis-tionghoa-
bFLp
Djaya, A. B. (2016). Ernest prakasa dan kisah ngenest-nya jadi film terlaris.
Diakses pada 28 febuari 2017, dari https://beritagar.id/artikel/seni-
hiburan/ernest-prakasa-dan-kisah-ngenest-nya-yang-jadi-film-terlaris
Narwoko, J. D. & Suyanto, B. (2006). Sosiologi; Teks Pengantar dan Terapan
(Edisi kedua). Jakarta: Kencana
Fathiyah, A. (2014). Makna warna dalam budaya cina. Diakses pada 22 April 2017,
dari https://m.tempo.co/read/news/2014/01/31/215549967/makna-warna-
dalam-budaya-cina
Fauzy, A. R. (2013). Inilah sejarah migrasi warga tionghoa ke indonesia. Diakses
pada 10 Mei 2017, dari http://m.inilah.com/news/detail/2047161/inilah-
sejarah-migrasi-warga-tionghoa-ke-indonesia
Film Indonesia. (2016). Data penonton. Diakses pada 21 Febuari 2017, dari
http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2016#.WKxwWYVOL4g
Film Indonesia. (2016). Daftar film berdasarkan tahun “2016”. Diakses pada 21
Febuari 2017, dari
http://filmindonesia.or.id/movie/title/list/year/2016#.WKoVpjt97IU
Gatra, S. (2014). Diskriminasi etnis masih terjadi. Diakses pada 17 Maret 2017,dari
http://nasional.kompas.com/read/2014/03/30/0908155/Diskriminasi.Etnis.M
asih.Terjadi
Hanifah, A. (2017). Toleransi dalam masyarakat plural memperkuat ketahanan
sosial. Diakses pada 17 Maret 2017, dari
http://www.kemsos.go.id/unduh/Abu_Hanifah.pdf
Henryhens. (2016). Daftar lengkap pemenang IBOMA 2016 di SCTV. Diakses pada
29 Febuari 2017, dari http://www.bintang.com/celeb/read/2461464/daftar-
lengkap-pemenang-iboma-2016-di-sctv Hidayat, A. N. (2016). Ngenest dan single unggulan terbanyak di indonesia box
office movie awards. Diakses pada 29 Febuari 2017, dari
393
https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/ngenest-dan-single-unggulan-
terbanyak-di-indonesian-box-office-movie-awards
Istilah ”cina”, ”china” dan ”tionghoa”: tinjauan historis dan masalah
penggunaannya dewasa ini. (2017). Diakses pada 20 Maret 2017, dari
http://www.nabilfoundation.org/artikel/9/istilah-cina-china-dan-tionghoa-
tinjauan-his
Iswidayati, S. (n.d.). Roland Barthes dan mithologi. Diakses pada
http://www.academia.edu/7910874/ROLAND_BARTHES_DAN_MITOLO
GI
Karim. (2014). Homelessness, isu ras, dan penjara di amerika serikat. Diakses
pada 28 April 2017, dari http://etnohistori.org/homelessness-isu-ras-dan-
penjara-di-amerika-serikat-bagian-2-catatan-karim.html
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). Ceng.li.
Diakses pada 27 Maret 2017, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/cengli
Koten, T. (2017). Mari kita hilangkan stigma "pribumi" dan "nonpribumi".
Diakses pada 14 April 2017, dari
http://www.netralnews.com/news/rsn/read/82287/mari.kita.hilangkan.stigma
..pribumi..dan..nonpribumi.
Kurniadi, R. H. (2016). Prasangka dan stereotype terhadap remaja berambut
gimbal. Diakses pada 29 April 2017, dari
http://www.jurnalkommas.com/docs/Rosa%20Hafidz%20Kurniadi%20-%2
0D1211070%20-%20Jurnal.pdf
Kusumaningtyas, P. (2004). Perlakuan diskriminatif terhadap etnis tionghoa di
amerika dan di indonesia. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Diakses pada 5 April 2016, dari
http://purplelotusmandala.weebly.com/uploads/1/2/5/3/1253653/diskriminas
i_terhadap_etnis_cina.pdf
Lembong, E. (2011). Istilah "cina", "china" dan “tionghoa”: tinjauan historis dan
masalah penggunaannya dewasa ini. Diakses pada 29 April 2017, dari
http://www.nabilfoundation.org/artikel/9/istilah-cina-china-dan-tionghoa-
tinjauan-his
Lestari, P. P. (2016). Empat alasan film ngenest tak membosankan. Diakses pada 2
Maret 2017, dari http://www.bintang.com/celeb/read/2643714/empat-alasan-
film-ngenest-tak-membosankan
Marzali, A. (2015). Siapakah orang tionghoa indonesia? Diakses tanggal 19 April
2017, dari http://www.tionghoa.info/siapakah-orang-tionghoa-indonesia/
Na’im, A. & Syaputra, H. (2010). Kewarganegaraan, suku bangsa, agama, dan
bahasa sehari-hari penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pa
k_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agam
a_bahasa_2010.pdf
Ngenest. (2015). Diakses pada 19 Maret 2017, dari
http://www.imdb.com/title/tt6380556/
Novanda, R. (2015). Data penonton 25 september 2015, komedi tak pernah mati.
Diakses pada 2 Maret 2017, dari
394
http://www.bintang.com/celeb/read/2325624/data-penonton-25-september-
2015-komedi-tak-pernah-mati
Plous, S. (2003). The psychology of prejudice, stereotyping and discrimination: An
overview. Diakes pada 25 April 2017, dari
www.understandingprejudice.org/draft/pdf/OverviewEnglish.pdf
Rahadian, L. (2016). Mewaspadai kampanye SARA jelang pilkada. Diakses pada 7
Maret 2017, dari http://www.cnnindonesia.com/politik/20160915143518-32-
158533/mewaspadai-kampanye-sara-jelang-pilkada/
Rahardjo, H. M. (2010). Triangulasi dalam penelitian kualitatif. Diakses pada 16
April 2017, dari http://www.uin-malang.ac.id/r/101001/triangulasi-dalam-
penelitian-kualitatif.html
Rahman, N. E. (2013). Konflik dan kecemburuan sosial antara etnis Tionghoa dan
masyarakat Pandahalungan di daerah besuki-- situbondo. Diakses pada 26
Febuari 2017, dari https://icssis.files.wordpress.com/2013/09/2013-02-
15.pdf.
Revida, E. (2006). Interaksi sosial masyarakat etnik cina dengan pribumi di kota
medan sumatra utara. Diakses pada 13 April 2017 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15293/1/harsep2006.pdf.
Riantrisnanto, R. (2016). 10 Film indonesia terlaris 2015 beserta pendapatannya.
Diakses pada 29 Febuari 2017, dari
http://showbiz.liputan6.com/read/2421017/10-film-indonesia-terlaris-2015-
beserta-pendapatannya
Rosana, F. C. (2016). Sebelum bilang orang tionghoa itu perhitungan, 8 hal ini
wajib kamu tahu dulu! Diakses pada 23 April 2017, dari
https://life.idntimes.com/inspiration/francisca-christy/benarkah-orang-
orang-keturunan-tionghoa-itu-pelit-dan-perhitungan
Rozie, F. (2015). Ngenest, cerita ernest prakasa jadi kaum minoritas. Diakses pada
2 Maret 2017, dari http://showbiz.liputan6.com/read/2388246/ngenest-cerita-
ernest-prakasa-jadi-kaum-minoritas
Silitonga, L. T. (2017). Film indonesia: 2016, jumlah penonton capai 34,5 juta.
Diakses pada 21 Febuari 2017, dari
http://lifestyle.bisnis.com/read/20170114/254/619519/film-indonesia-2016-
jumlah-penonton-capai-345-juta-
Santoso, A. B. (2014). Komedi, cinta, action, tiga besar genre film paling disukai
orang indonesia. Diakses pada 7 Maret 2017, dari
http://www.tribunnews.com/seleb/2014/09/15/komedi-cinta-action-tiga-
besar-genre-film-paling-disukai-orang-indonesia
Soemitro. (2017). Tgb dihina steven sebagai ‘pribumi tiko’, warga NTB bergerak.
Diakses pada 20 Maret 2017, dari http://www.aktual.com/tgb-dihina-steven-
sebagai-pribumi-tiko-warga-ntb-bergerak/3/
Stereotip negatif etnis tionghoa sengaja diciptakan belanda. (2008). Diakses pada
4 April 2017, dari
http://entertainment.kompas.com/read/2008/05/14/19583642/stereotip.negat
if.tionghoa.sengaja.diciptakan.belanda.
395
Suryaningsih, R. B. (n.d.). Muslim Tionghoa Siap Tunjukkan Eksistensinya (1).
Diakses pada 18 Maret 2017, dari
http://www.republika.co.id/amp_version/n3chtg
Talib, H. (2015). Dua pemalak etnis tionghoa ditangkap, satu orang meninggal
dunia. Diakses pada 8 Mei 2017, dari http://medansatu.com/berita/tag/etnis-
tionghoa/url/dua-pemalak-etnis-tionghoa-ditangkap-satu-orang-meninggal-
dunia
Teliti tentang kesenjangan pribumi muslin dengan etnik tionghoa di indonesia
antarkan herdi menuju doktor. (2011). Diakses pada 29 Maret 2017, dari
http://uin-suka.ac.id/id/berita/detail/325/teliti-tentang-kesenjangan-pribumi-
muslin-dengan-etnik-tionghoa-di-indonesia-antarkan-herdi-menuju-doktor
Ulumi, N. (2016). Relasi antar etnis tionghoa dan melayu dalam pemilukada tahun
2013 (Studi kasus: Tanjungpandan, belitung). Diakses pada 17 April 2017,
dari
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7698/j.%20Naskah
%20Publikasi%20%28Jurnal%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Priherdityo, E. (2015). Ramai-ramai dongkrak jumlah penonton film indonesia.
Diakses pada 27 Febuari 2017, dari
http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150724210135-220-68074/ramai-
ramai-dongkrak-jumlah-penonton-film-indonesia/
Wdi. (2017). Inilah nilai kehidupan yang membuat etnis tionghoa sukses berbisnis. Diakses pada
18 Mei 2017, dari http://economy.okezone.com/read/2017/02/03/320/1608628/inilah-nilai-
kehidupan-yang-membuat-etnis-tionghoa-sukses-berbisnis
Windratie & Windratie. (2015). Makna merah dan emas pada semarak imlek.
Diakses pada 5 Mei 2017, dari http://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20150218141016-269-33107/makna-merah-dan-emas-pada-semarak-
imlek/
Wni bangsa tionghoa. (2007). Diakses pada 19 Maret 2017, dari
http://inti.or.id/view_article/WNI_Bangsa_Tionghoa.html?id=298#sthash.U
1KBjzhC.4rb12E6C.dpbs