4. sektor pertanian

16
1 PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN 1. Peranan Sektor Pertanian Menurut Kuznets, Sektor pertanian di LDC’s mengkontribusikan thd pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk: a.Kontribusi Produk Penyediaan makanan utk pddk, penyediaan BB untuk industri manufaktur spt industri: tekstil, barang dari kulit, makanan & minuman b.Kontribusi Pasar Pembentukan pasar domestik utk barang industri & konsumsi c.Kontribusi Faktor ProduksiPenurunan peranan pertanian di pembangunan ekonomi, maka terjadi transfer surplus modal & TK dari sector pertanian ke Sektor lain d.Kontribusi Devisa Pertanian sbg sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (NPI) melalui ekpspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk impor.

Upload: dadanhermansyah

Post on 29-Dec-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Materi Keempat Perekonomian Indonesia #

TRANSCRIPT

Page 1: 4. SEKTOR PERTANIAN

1

PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN1. Peranan Sektor PertanianMenurut Kuznets, Sektor pertanian di LDC’s mengkontribusikan thd pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk:a.Kontribusi Produk Penyediaan makanan utk

pddk, penyediaan BB untuk industri manufaktur spt industri: tekstil, barang dari kulit, makanan &

minumanb.Kontribusi Pasar Pembentukan pasar domestik

utk barang industri & konsumsic.Kontribusi Faktor ProduksiPenurunan peranan

pertanian di pembangunan ekonomi, maka terjadi transfer surplus modal & TK dari sector

pertanian ke Sektor laind.Kontribusi Devisa Pertanian sbg sumber penting

bagi surplus neraca perdagangan (NPI) melalui ekpspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk impor.

Page 2: 4. SEKTOR PERTANIAN

2

Kontribusi Produk.Dalam system ekonomi terbuka, besar kontribusi produk sector pertanian bisa lewat pasar dan lewat produksi dg sector non pertanian. • Dari sisi pasar, Indonesia menunjukkan pasar domestic didominasi

oleh produk pertanian dari LN seperti buah, beras & sayuran hingga daging.

• Dari sisi keterkaitan produksi, Industri kelapa sawit & rotan mengalami kesulitan bahan baku di dalam negeri, karena BB dijual ke LN dengan harga yg lebih mahal.

Kontribusi Pasar.Negara agraris merup sumber bagi pertumbuhan pasar domestic untuk produk non pertanian sptpengeluaran petani untuk produk industri (pupuk, pestisida, dll) & produk konsumsi (pakaian,mebel, dll)Keberhasilan kontribusi pasar dari sector pertanian ke sector non pertanian tergantung:• Pengaruh keterbukaan ekonomi Membuat pasar sector non

pertanian tidak hanya disi dengan produk domestic, tapi juga impor sbg pesaing, shg konsumsi yg tinggi dari petani tdk menjamin pertumbuhan yg tinggi sector non pertanian.

• Jenis teknologi sector pertanian Semakin moderen, maka semakin tinggi demand produk industri non pertanian

Page 3: 4. SEKTOR PERTANIAN

3

Kontribusi Faktor Produksi.F.P yang dapat dialihkan dari sector pertanian ke sektor lain tanpa mengurangi volume produksi pertanian Tenaga kerja dan ModalDi Indonesia hubungan investasi pertanian & non pertanian harus ditingkatkan agar ketergantungan Indonesia pada pinjaman LN menurun. Kondisi yang harus dipenuhi untukmerealisasi hal tsb:• Harus ada surplus produk pertanian agar dapat

dijual ke luar sectornya. Market surplus ini harus tetap dijaga & hal ini juga tergantung kepada factor penawaran Teknologi, infrastruktur & SDM dan factor permintaan nilai tukar produk pertanian & non pertanian baik di pasar domestic & LN

• Petani harus net savers Pengeluaran konsumsi oleh petani < produksi

• Tabungan petani > investasi sektor pertanian

Page 4: 4. SEKTOR PERTANIAN

4

Kontribusi Devisa.Kontribusinya melalui :• Secara langsung ekspor produk pertanian & mengurangi impor.

• Secara tidak langsung peningkatan ekspor & pengurangan impor produk Berbasis pertanian spt tekstil, makanan & minuman, dll

Kontradiksi kontribusi produk & kontribusi devias peningkatan ekspor produk pertanianmenyebabkan suplai dalam negari kurang dan disuplai dari produk impor. Peningkatan eksporproduk pertanian berakibat negative thd pasokan pasar dalam negeri. Untuk menghindari tradeoff ini 2 hal yg harus dilakukan:• Peningkatan kapasitas produksi.• Peningkatan daya saing produk produk pertanian

Page 5: 4. SEKTOR PERTANIAN

5

2. Sektor Pertanian di Indonesia• Selama periode 1995-1997 PDB sektor pertanian (peternakan, kehutanan & perikanan) menurun & sektor lain spt menufaktur meningkat.

• Sebelum krisis moneter, laju pertumbuhan output sektor pertanian < ouput sektor non pertanian

• 1999 semua sektor turun kecuali listrik, air dan gas.

Rendahnya pertumbuhan output pertanian disebabkan:• Iklim kemarau jangka panjang berakibat volume dan daya saing turun

• Lahan lahan garapan petani semakin kecil• Kualitas SDM rendah• Penggunaan Teknologirendah

Page 6: 4. SEKTOR PERTANIAN

6

Sistem perdagangan dunia pasca putaran Uruguay (WTO/GATT) ditandatangani oleh 125 negara anggota GATT telah menimbulkan sikap optimisme & pesimisme Negara LDC’s:• Optimis Persetujuan perdagangan multilateral WTO menjanjikan berlangsungnya perdagangan bebas didunia terbebas dari hambatan tariff & non tariff

• Pesimis Semua negara mempunyai kekuatan ekonomi yg berbeda. DC’s mempunyai kekuatan > LDC’s

Perjanjain tsb merugikan bagi LDC’s, karena produksi dan perdagangan komoditi pertanian, industri & jasa di LDC’s masih menjadi masalah besar & belum efisien sbg akibat dari rendahnya teknologi & SDM, shg produk dri DC’s akan membanjiri LDC’s.Butir penting dalam perjanjian untuk pertanian:• Negara dg pasar pertanian tertutup harus mengimpor minimal 3 % dari kebutuhan konsumsi domestik dan naik secara bertahap menjadi 5% dlm jk waktu 6 tahun berikutnya

• Trade Distorting Support untuk petani harus dikurangi sebanyak 20% untuk DC’s dan 13,3 % untuk LDC’s selama 6 tahun

• Nilai subsidi ekspor langsung produk pertanian harus diturunkan sebesar 36% selama 6 tahun & volumenya dikurangi 12%.

• Reformasi bidang pertanian dlm perjanjian ini tdk berlaku utk negara miskin

Page 7: 4. SEKTOR PERTANIAN

7

Temuan hasil studi dampak perjanjian GATT:• Skertariat GATT (Sazanami, 1995) Perjanjian tsb berdampak + yakni peningkatan pendapatan per tahun Eropa Barat US $ 164 Milyar, USA US$ 122 Milyar, LDC’s & Eropa Timur US $ 116 Milyar. Pengurangan subsidi ekspor sebesar 36 % dan penurunan subsidi sector pertanian akan meningkatkan pendapatan sector pertanian Negara Eropa US $ 15 milyar & LDC’s US $ 14 Milyar

• Goldin, dkk (1993) Sampai th 2002, sesudah terjadi penurunan tariff & subsidi 30% manfaat ekonomi rata-rata pertahun oleh anggota GATT sebesar US $ 230 Milyar (US $ 141,8 Milyar / 67%0 dinikmati oleh DC’s dan Indonesia rugi US $ 1,9 Milyar pertahaun

• Satriawan (1997) Sektor pertanian Indonesia rugi besar dlm bentuk penurunan produksi komoditi pertanian sebesar 332,83% dengan penurunan beras sebesar 29,70% dibandingkan dg Negara ASIAN

Page 8: 4. SEKTOR PERTANIAN

8

• Feridhanusetyawan, dkk (2000) Global Trade Analysis Project mengenai 3 skenario perdagangan bebas yakni Putaran Uruguay, AFTA & APEC. Ide dasarnya: apa yang terjadi jika 3 skenario dipenuhi (kesepakatan ditaati) dan apa yang terjadi jika produk pertanian diikutsertakan? Perubahan yang diterapkan dalam model sesuai kesepakatan putaran Uruguay adalah:a.Pengurangan pajak domestic & subsidi sector

pertanian sebesar 20% di DC’s dan 13 % di LDC’sb.Penurunan pajak/subsidi ekspor sector pertanian

36% di DC’s & 24% di LDC’sc. Pengurangan border tariff untuk komoditi pertanian

& non pertanian

Liberalisasi perdagangan berdampak negative bagi Indonesia thd produksi padi & non gandum. Untuk AFTA & APEC, liberalisasi perdagangan pertanian menguntungkan Indonesia dg meningkatnya produksi jenis gandum lainnya (terigu, jagung & kedelai). AFTAIndonesia menjadi produsen utama pertanian di ASEANdan output pertanian naik lebih dari 31%. Ekspor pertanian naik 40%.

Page 9: 4. SEKTOR PERTANIAN

9

3. Nilai Tukar Petani (NTP)Nilai tukar nilai tukar suatu barang dengan barang lainnya. Jika harga produk A Rp 10 dan produk B Rp 20, maka nilai tukar produk A thd B=(PA/PB)x100% =1/2. Hal ini berarti 1 produk A ditukar dengan ½ produk B. Dengan menukar ½ unit B dapat 1 unit A. Biaya opportunitasnya adalah mengrobankan 1 unit A utk membuat ½ unit B.Dasar Tukar (DT):• DT dalam negeri pertukaran 2 barang yang berbeda di dalam negeri dg mata uang nasional

• DT internasional / Terms Of Trade pertukaran 2 barang yang berbeda di dalam negeri dg mata uang internasional

Page 10: 4. SEKTOR PERTANIAN

10

Nilai Tukar Petani Selisih harga output pertanian dg harga inputnya (rasio indeks harga yang diterima petani dg indeks harga yang dibayar).Semakin tinggi NTP semakin baik.

NTP setiap wilayah berbeda dan ini tergantung:• Inflasi setiap wilayah• Sistem distribusi input pertanian• Perbedaan ekuilibrium pasar

komoditi pertanian setiap wilayah (D=S)

D>S harga naik & D<S harga turun

Page 11: 4. SEKTOR PERTANIAN

11

Provinsi Januari 2011  IT IB NTPP

[1] [2] [3] [4]       

Aceh 141.26 129.29 109.26Sumatera Utara 134.67 134.75 99.94Sumatera Barat 131.38 133.33 98.54Riau 138.14 123.75 111.63Jambi 123.80 127.85 96.84Sumatera Selatan 151.94 127.53 119.13Bengkulu 149.89 141.74 105.75Lampung 161.80 128.34 126.08Kep.Bangka Belitung 104.41 123.17 84.77Kepulauan Riau 82.42 124.27 66.33Jawa Barat 133.47 138.49 96.38Jawa Tengah 129.03 130.29 99.03DI. Yogyakarta 143.29 126.22 113.52Jawa Timur 132.98 136.98 97.08Banten 137.93 133.60 103.24Bali 122.97 129.37 95.05Nusa Tanggara Barat 121.55 135.72 89.55Nusa Tenggara Timur 132.43 135.32 97.86Kalimantan Barat 121.32 127.79 94.94Kalimantan Tengah 144.36 130.56 110.57Kalimantan Selatan 140.05 131.25 106.70Kalimantan Timur 112.47 127.62 88.13Sulawesi Utara 129.70 129.87 99.87Sulawesi Tengah 114.98 137.17 83.82Sulawesi Selatan 138.96 134.25 103.51Sulawesi Tenggara 113.51 131.50 86.32Gorontalo 114.71 124.88 91.86Sulawesi Barat 118.02 130.86 90.19Maluku 126.24 140.01 90.17Maluku Utara 123.74 130.94 94.50Papua Barat 115.42 132.09 87.38Papua 127.06 129.88 97.83

Indeks Harga yang Diterima Petani (It), Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) Tahun 2011

Desember 2010IT IB NTPP

[35] [36] [37]

140.62 127.88 109.96132.53 132.75 99.83130.63 132.04 98.93136.22 122.33 111.35123.46 126.94 97.26149.39 126.36 118.23149.32 140.66 106.16161.51 126.58 127.59103.04 121.66 84.6982.92 123.44 67.18

130.64 137.18 95.23127.49 129.04 98.80142.04 125.53 113.15131.05 136.02 96.34137.28 132.68 103.46121.73 128.66 94.62121.09 134.51 90.02131.00 134.23 97.59120.25 126.98 94.69143.43 129.72 110.57138.26 130.32 106.09112.21 126.87 88.45127.66 129.12 98.86113.96 135.34 84.20135.69 133.37 101.74112.41 131.35 85.58113.56 123.36 92.06117.25 129.82 90.31125.41 138.82 90.34122.72 130.47 94.06115.77 131.84 87.81127.70 129.10 98.92

Desember 2009It Ib NTPP

[35] [36] [37]     

123.91 120.31 103.00121.13 124.06 97.64121.99 122.60 99.50122.51 115.95 105.66114.22 118.12 96.70131.73 118.09 111.55144.35 129.80 111.21142.50 120.15 118.6099.73 116.06 85.9375.71 119.00 63.62

114.62 126.07 90.91113.02 119.67 94.44127.02 118.56 107.14117.42 124.75 94.12119.25 124.48 95.80115.59 119.80 96.49115.00 125.24 91.83125.03 125.99 99.24115.43 120.00 96.19127.01 121.21 104.78122.53 121.27 101.05111.77 121.69 91.85116.44 120.81 96.38112.27 129.63 86.61120.89 125.66 96.20108.50 124.29 87.30101.18 118.96 85.05116.83 123.29 94.76117.98 128.95 91.50116.74 124.53 93.75113.61 125.32 90.66125.99 123.59 101.94

Page 12: 4. SEKTOR PERTANIAN

12

BPS memberikan difinisi. Nilai Tukar Petani adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima

petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

Indeks harga yang diterima petani adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Indeks harga yang dibayar petani adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumahtangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi rumahtangga maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian.

Harga yang diterima petani adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani sebelum ditambahkan biaya transportasi atau disebut farm gate (harga di sawah/ladang setelah pemetikan). Pengertian harga rata-rata adalah harga yang bila dikalikan dengan volume penjualan petani akan mencerminkan total uang yang diterima petani tersebut. Data harga tersebut dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan petani produsen.

Harga yang dibayar petani adalah rata-rata harga eceran barang/jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Data harga barang untuk keperluan produksi pertanian dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan petani, sedangkan harga barang/jasa untuk keperluan konsumsi rumahtangga dicatat dari hasil wawancara langsung dengan pedagang atau penjual jasa di pasar terpilih.

Page 13: 4. SEKTOR PERTANIAN

13

4. Investasi di Sektor PertanianInvestasi di sector pertanian tergantung :• Laju pertumbuhan output• Tingkat daya saing global komoditi

pertanianInvestasi:• Langsung Membeli mesin• Tdk Langsung Penelitian &

PengembanganHasil penelitian:•Supranto (1998) laju pertumbuhan sektor ini rendah, karena PMDN & PMA serta kerdit yg mengalir kecil. Hal ini karena resiko lebih tinggi (gagal panen) dan nilai tambah lebih kecil di sektor pertanian.

Page 14: 4. SEKTOR PERTANIAN

14

Sektor 1993 1994 1995 1996

Pertanian

2.735 4.545 7.128 15.284

Manufaktur

24.032 31.922 43.342 59.218

Tabel 5.17 Investasi di sektor pertanian & industri manufaktur (Rp milyar) 1993-96•Simatupang (1995) kredit perbankan lebih byk megalir ke sektor non pertanian & jasa dibanding ke sektor pertanian.

Page 15: 4. SEKTOR PERTANIAN

15

Sektor 1993 1994 1995 1996

Pertanian

7.846

8.956

9.841

11.010

Manufaktur

11.346

13.004

15.324

15.102

Tabel 5.18 Kredit Perbankan di sektor pertanian & industri manufaktur (Rp milyar) 1993-96

Penurunan ini disebabkan ROI sector pertanian +/- 15 %,shg tdk menarik.

Page 16: 4. SEKTOR PERTANIAN

16

5. Keterkaitan Pertanian dg Industri ManufakturSalah satu penyebab krisis ekonomi kesalahan industrialisasi yg tidak berbasis pertanian. Hal ini terlihat bahwa laju pertumbuhan sector pertanian (+) walaupu kecil, sedangkan industri manufaktur (-). Jepang, Taiwan & Eropa dlm memajukan industri manufaktur diawali dg revolusi sector pertanian.

Alasan sector pertanian harus kuat dlm proses industrialisasi:• Sektor pertanian kuat pangan terjamin tdk ada

laparkondisi sospol stabil• Sudut Permintaan Sektor pertanian kuat pendapatan riil

perkapita naik permintaan oleh petani thd produk industri manufaktur naik berarti industri manufaktur berkembang & output industri menjadi input sektor pertanian

• Sudut Penawaran permintaan produk pertanian sbg bahan baku oleh industri manufaktur.

• Kelebihan output siktor pertanian digunakan sbg sb investasi sektor industri manufaktur spt industri kecil dipedesaan.

Kenyataan di Indonesia keterkaitan produksi sektor pertanian dam industri manufaktur sangat lemah dan kedua sektor tersebut sangat bergantung kepada barang impor.