4. siklus dan manajemen bencana oke

Upload: milya-sari

Post on 16-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PH

TRANSCRIPT

Modul Manajemen Penanggulangan Bencana Untuk Puskesmas

C. PENGETAHUAN DASAR BENCANAPokok bahasanPENGETAHUAN DASAR BENCANA

Rujukan Modul penanggulangan bencana berbasis masyarakat, Yayasan Idep

Ayo Siaga Bencana, PMI

Buku Petunjuk untuk pendamping, Central Java Community Assisstance Program.

MetodeDiskusi kelompok, game membangun respon melindungi diri ketika gempa

Tujuan 1. Peserta memahami tentang Bencana dan Gejala Alam2. Peserta memahami siklus dan managemen bencana3. 4. Peserta Memahami Persiapan dalam menghadapi bencana

Waktu 120 menit

Alat dan bahan Flipcart

Spidol

Lakban

Bahan presentasi jenis bencana dan siklus bencana

Bahan bacaan kebencanaan dan siklus bencana

Acuan permainan angin berhembus

in focus dan laptop

camera

printer

Langkah kegiatan1. Fasilitator menjelaskan tujuan sesi2. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang pengertian bencana dan penyebabnya3. Fasilitator menggali kepada peserta tentang risiko bencana yang pernah dan berpotensi terjadi di lingkungan Puskesmas dan menuliskan di flipcart

4. Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok sesuai jenis bencana yang teridentifikasi dan memberi nama kelompok sesuai dengan jenis bencana dengan permainan reuni keluarga bencana5. Masing-masing Kelompok mendikusikan tentang bencana sesuai dengan nama kelompok, penyebab dan akibat bencana tersebut serta tindakan kesiapsiagaan masing-masing bencana. Kelompok juga menunjuk juru bicara yang akan mempresentasikan hasil diskusi

6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapi.7. Fasilitator menampilkan slide tentang kebencanaan dan siklus bencana

8. Fasilitator menyimpulkan dan menutup sesi

Untuk melakukan diskusi, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok. Salah satu permaianan yang digunakan adalah Reuni Keluarga Bencana

Siapkan empat atau lima kelompok kartu dengan nama keluarga seperti ibu gempa, bapak gempa, anak gempa, nenek gempa dan tante gempa. Pergunakan jenis bencana lain seperti tsunami, angin ribut, longsor dan banjir untuk kelompok yang lain.

Berikan setiap peserta potongan kertas tertulis dengan nama-nama anggota keluarga, dan sebutkan reuni keluarga.pada saat pengunguman ini setip orang harus berusaha membentuk satu kelompok keluarga dengan berusaha enemukan anggota keluarga mereka yang lain.

Setelah setiap keluarga terbentuk minta mereka berlaku seperti halnya bencana yang menjadi keluarga mereka.

Bencana merupakan sebuah peristiwa atau rangkaian kejadian yang dapat menyebabkan gangguan serius pada masyarakat baik secara psikologis maupun fisik serta meluas pada kehidupan manusia baik dari segi materi, ekonomi, maupun lingkungan. Dalam Undang-Undang Penanggulangan bencana No 24 tahun 2007 dijelaskan bahwa Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam/garing atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerusakan harta benda dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nion alam yang anatara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh mausia yang meliputi konflik sosial antara kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.

Bencana adalah suatu ganguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi, lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan mengunakan sumberdaya mereka sendiri (ISDR,2004)Komponen BencanaBencana dapat terjadi karena adanya: bahaya ditambah kerentanan yang berupa rangkaian dari rasa tidak aman. Resiko berikut menggambarkan proses bencana:

Rangkaian Kerentanan

=

Kerentanan

+

Bahaya

(modul pelatihan FBCB, 2008)Hubungan antara ancaman, kerentanan dan kemampuan yang dapat dibuat dalam rumus sebagai berikut;

Bencana dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok berdasarkan penyebab bahayanya, yaitu bencana alam, bencana sosial dan gabungan dari keduanya.

Bencana yang disebabkan oleh gejala alam disebut dengan bencana alam. Misalnya pergeseran lapisan bumi yang menimbulkan ancaman gempa bumi dan tsunami letusan gunung api menimbulkan ancaman gempa vulkanik, letusan, semburan awan panas, hujan abu dan lain-lain. Selain bencana alam ada juga bencana yang disebabkan oleh manusia misalnya yang berhubungan dengan lingkungan seperti penebangan hutan yang menyebabkan erosi, kelalaian seperti kebakaran kilang minyak. Konflik antara suku atau wilayah juga bisa disebut dengan bencana social. Bencana juga bisa terjadi karena disebabkan oleh alam ataupun karena ulah manusia, contohnya longsor dan banjir. Longsor bisa terjadi karena curah hujan yang tinggi dan juga karena daya serap tanah terhadap air rendah. Daya serap yang rendah bisa disebabkan karena ditebangnya pohon yang ada di hutannya.

PENANGGULANGAN BENCANAPada dasarnya penanggulangan bencana meliputi empat aspek:

1. Kesiapsiagaan bencana : mencegah atau mengurangi becana, mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak yang terjadi akibat bencana dan memastikan semua orang siap siaga jika terjadinya bencana.

2. Tanggap darurat : apa yang dilakukan saat dan sesaat setelah bencana terjadi untuk meneyelamatkan korban jiwa, mengurangi dampak dan penderitaan, dan bertahap dengan dampak langsung.

3. Pemulihan setelah bencana : upaya mengembalikan situasi seperti semula atau mungkin menjadi lebih baik dibanding sebelum bencana terjadi dengan cara membangun kembali masyarakat melalui cara yang sesuai dan memperkirakan risiko bencana di masa mendatang

4. Pegembangan yang berkelanjutan : ini adalah upaya jangka panjang masyarakat untuk tumbuh dan berkembang dengan cara yang dapat terus berlanjut tapa mengakibatkan lebih banyak bencana atau masalah lainnya (Panduan Penanggulangan Bencana Berbasis masyarakat Yayasan Idep: 2010).Jenis Bencana dan Kesipasiagaan 1. Gempa bumi Kita semua mungkin pernah merasaka gempa bumi baik yang berskala kecil ataupun besar. Namun apakah sebenarnya gempa tersebut? Gempa adalah pergeseran tiba-tiba lapisan tanah di bawah bumi. Pergeseran ini disebabkan oleh pergerakan lempengan-lempengan tektonik yang disebabkan oleh gempa tektonik, aktivitas gunung api yang disebut dengan gempa vulkanik, atau reruntuhan bebatuan yang disebut dengan gempa Induksi (runtuhan)

Gempa yang berskala besar dapat mengakibatkan hancurnya bangunan, tiang, jembatan, jalan raya dan lain-lain sebagainya. Gempa juga dapat menyebabkan terjadinya longsor dan memicu terjadinya gelombang tsunami. Korban jiwa pada gempa bumi biasanya terjadi karena tertimpa bagian-bagian bangunan yang roboh atau benda lainnya seperti pohon dan tiang listrik. Gempa bumi sering kali diikuti oleh gempa susulan dalam beberapa jam atau hari bahkan minggu setelah gempa yang pertama. Bahaya Gempa susulan adalah penghancuran bangunan yang telah goyah akibat gempa pertama. Jadi bukan gempanya yang besar, tetapi karena gempa yang sebelumnya menyebabkan rentannya bangunan yang kemudian runtuh. Kesiapsiagaan gempa bumi

Jika kita tinggal di daerah yang rawan gempa maka harus waspada setiap saat dimana dan kapanpun berada. Perhatikan barang-barang di dalam ruangan yang bisa dijadikan tempat berlindung disaat gempa. Ketika akan masuk suatu gedung atau bangunan perhatikan dimana letak pintu keluar, tangga darurat atau cara-cara keluar jika sewaktu-waktu harus menyelamatkan diri. Perhatikan juga tempat-tempat yang berbahaya jika gempa terjadi, seperti di dekat atau dibawah kaca, di dekat tiang atau pilar. Simpanlah nomor-nomor telepon penting yang harus dihubungi pada saat terjadi gempa bumi, seperti kantor , rumah sakit, pemadam kebakaran, polisi dll.

Apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi?

Jika terjadi Gempa, jangan panik. Saat gempa, benda-benda yang tidak stabil bisa saja jatuh, bangunan dan tiang bisa saja runtuh. Menjauhlah dari bangunan, tiang, pagar atau benda benda tinggi lainnya.

Bila berada di dalam bangunan dan tidak sempat keluar, jongkok atau tiarap di lantai. Gunakan bangku, tas, lemari, kasur atau perlengkapan rumah tangga yang kuat sebagai perlindungan. Jika berada di dalam kamar berlindunglah di bawah tempat tidur, lindungi diri dengan bantal atau benda lainnya.

Tetap di sana dan bersiap untuk pindah. Tunggu sampai goncangan berhenti dan aman untuk bergerak.

Menjauhlah dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh.

Jika gempa terjadi malam hari dan tidak ada penerangan jangan lari keluar. Cari tempat yang aman di bawah tempat tidur atau di samping lemari yang kuat atau tunggu gempa berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah tempat yang aman. Ada baiknya kita mempunyai lampu senter di dekat tempat tidur. Jangan gunakan lilin atau gas karena akan berbahaya dalam situasi gempa.

Jika berada di tengah keramaian carilah perlindungan. Tetap tenang dan mintalah yang lain untuk tetap tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka jauh dari pepohonan besar atau bangunan dan waspada akan kemungkinan gempa susulan.

Jika anda di luar cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi, bangunan tinggi dan jaringan listrik. Hindari rengkahan akibat gempa yang dapat sangat berbahaya.

Jika mengemudi, berhentilah jika aman, tetapi tetap dalam mobil. Menjauhlah dari jembatan atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu lintas, jangan berhenti di dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik.

Jika di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh waspadalah dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa

Jika di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang agak tinggi atau beberapa ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang beberapa menit atau jam setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat (buku petunjuk untuk pendamping, Yogyakarta, Central Java Community Assisstance Program)2. Tsunami

Tsunami berasal dari bahasa jepang yaitu

Tsu = pelabuhan dan Nami = gelombang

Jadi tsunami artinya ombak besar di pelabuhan. Tsunami adalah gelombang laut besar yang terjadi akibat pergeseran lapisan bumi. Pergeseran ini bisa dikarenakan gempa tektonik, gunung meletus, longsor atau meteor yang jatuh ke bumi. Tsunami dapat terjadi kapan saja baik pagi, siang, malam atau pada musim hujan, musim panas. Gelombang tsunami merupakan rangkaian gelombang bukan gelombang tunggal. Bukan hanya ombak yang pertama yang besar tetapi juga ombak yang akan datang berikutnya (Ayo Siaga Bencana, PMI : 2008). Siaga tsunami

Dapat dilakukan dengan mengenali gejala atau tanda tsunami yaitu gempa besar di bawah permukaan laut. Gempa tersebut mengakibatkan lapisan tanah di bawah permukaan laut bergerak. Sebelum gelombang tsunami datang, air laut akan menyurut dari batas normal. Segeralah bergerak ke tempat yang lebih tinggi.

Tanda-tanda tsunami

Tsunami biasanya diawali dengan gempa bumi yang kuat di bawah laut, terhitung sampai enam atau lebih skala richter.

Air laut surut secara tiba-tiba

Angin berhembus dengan kencang dan bau gram yang menyengat

Lautan berwarna lebih gelap

Suara gemuruh lebih keras dari pada biasanya.

Ketahuilah jalur evakuasi

Jika terjadi tanda-tanda tsunami di atas, segeralah untuk memberitahu orang-orang untuk menyelamatkan diri. pergi Jika berada di tepi pantai, kenalilah tempat yang lebih tinggi yang tidak akan terendam genangan gelombang tsunami. Tetap ikuti informasi mengenai bencana melalui radio dan informasi dari pemerintah. Jika tidak ada, pilihlah gedung tinggi minimal tiga lantai dengan kontruksi yang kuat (Ayo Siaga Bencana PMI: 2008).

Meeting Point (Jangan lupa janjian agar tidak ada anggota keluarga yang kehilangan)

Setelah gelombang tsunami

a. Setelah air surut dan jika berniat untuk kembali ke rumah, selalu berhati-hati, jangan melewati jalan yang rusak, waspadai jika ada bagian rumah yang roboh atau lantai yang licin.

b. Menjauh dari instalasi listrik dengan tegangan tinggi, jika menemukan ada masalah laporkan ke PLNc. Menjauh dari reruntuhan

d. Melaporkan diri anda kepada instasi pemerintah

e. Jika memungkinkan susunlah tempat perlindungan.ajaklah orang-orang untuk melakukan kegiatan positif seperti jika terdapat korban yang meninggal untuk segera menguburnya, mengadakan doa bersama dan mencari barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan. Kegiatan ini menguatkan orang untuk bisa membangun hidupnya kembali.

f. Jika diperlukan cari bantuan dari instansi pemerintah, LSM dan lembaga lainnya (Panduan Penanggulangan Bencana Berbasis masyarakat Yayasan Idep: 2010)

3. Banjir Tak hanya wilayah Kota seperti Jakarta yang bisa terkena banjir, wilayah pedesaan juga bisa menjadi banjir jika perilaku membuang sampah di sembarang tempat dan menebang pohon di hutan serta saluran air yang kurang baik. Secara umum diketahui banjir bisa disebabkan oleh terjadinya pedangkalan sungai, sampah yang menyumbat saluran air, tidak adanya pengaliran saluran air yang baik (drainase), penebangan pohon yang tidak terkendali di daerah lereng dll (ayo siaga bencana, PMI: 2008).

Penyebab banjir

a. Hujan lebat yang turun terus menerus selama beberapa hari

b. Erosi tanah; batuan yang terbuka menyebabkan air hujan mengalir deras diatas permuakaan tanah tanpa ada resapan

c. Buruknya penanganan sampah; ini yang bisa menyumbat selokan dan menyebabkan air meluap

d. Tanah yang tertutup bangunan beton

e. Kerusakan pada selokan atau bendungan

f. Keadaan tanah dan tanaman; daya serap tanah yang tergantung pada banyak atau tidaknya tumbuhan yang ada di atasnya. g. Daerah bebatuan atau tanah tersusun rapat; tanah seperti ini menyerap sedikit air sehingga dapat menyebabkan banjir.

Kesiapsiagaan banjir

Banjir biasanya diawali dengan hujan lebat, saluran air mulai meluap dll. Lindungi dokumen penting dengan plastik agar tidak terkena air. Letakkan di tempat yang tinggi agar tidak terkena genangan air. Jangan bermain di genangan air banjir karena akan ada risiko seperti sengatan binatang, arus listrik, benda tajam, penyakit dan sebagainya.

4. Tanah LongsorTanah longsor merupakan pergerakan tanah dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau berangsur-angsur. Tanah longsor biasanya terjadi di daerah perbukitan yang curam atau lereng yang tidak stabil. Tanah yang longsor dapat menyapu dan merusak benda-benda di atasnya, seperti batu-batu, pohon-pohon, bangunan, sampah, jembatan, dan lain-lain. Pada gempa 30 September 2009 lalu juga terjadi longsor yang menimbun pemukiman penduduk di Kabupeten Pdang Pariaman. Daerah apa yang biasanya rawan longsor (Buku petunjuk untuk pendamping, Central Java Community Assisstance Program, hal 13)

a. Daerah bekas tanah longsor, baik yang lama maupun yang baru

b. Daerah di dasar ataupun di puncak lereng atau tebing yang terjal

c. Daerah disekitar rongga (lubang-lubang) drainase(saluran air)

d. Daerah di dasar dan puncak tebing urugan tanah

e. Daerah di dasar dan puncak lereng/tebing yang dipotong.

f. Daerah-daerah bukit gundul

Daerah apa yang biasanya aman dari longsora. Pada area yang keras/bebatuan, yang tidak pernah bergeser sejak masa lalui.b. Daerah dataran landai yang jauh dari tebing maupun hulu sungai.

c. Daerah di balik punggung bukit, di sisi lain dari puncak tebing

Siaga Bencana Tanah Longsor

Longsor harus diwaspaidai terutama di daearah yang pernah terkena longsoran karena kemungkinan akan terjadinya longsoran kembali sangat besar. Perlu untuk diketahui tanda-tanda akan muncul tanah longsor adalah sebagai berikut : (PMI hal 17 dan Buku petunjuk untuk pendamping hal 13)

a. Diawali dengan hujan lebat terus menerus.

b. Warna air sungai yang berubah menjadi lebih keruh.

c. Tiba-tiba muncul rembesan, mata air atau retakan yang memanjang di tanah.

d. Terjadi runtuhan tanah, batu atau ranting.

e. Rekahan atau tonjolan baru di tanah, atau trotoar atau badan jalan.

f. Tanah yang bergeser dari pondasi

g. Struktur tambahan seperti dek atau teras miring / bergerak mendekati rumah utama

h. Miring atau merekahnya beton lantai taupun fondasi

i. Pecahnya pipa air atau piranti bawah tanah

j. Tiang telepon, pohon, atau pagar-pagar yang jadi condong

k. Garis pagar yang menjadi tidak rata

l. Tenggelam atau menurunnya alas jalan

m. Menyusutnya ketinggian air sungai dengan mendadak, meski pada saat

n. Lengketnya pintu-pintu dan jendela dan kerangka yang keluar dari bangunan induknya

Menanam pohon di lereng perbukitan dan tidak menebang kayu sehingga daya serap air tanah tinggi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari longsor. Apa yang harus kita lakukan bila ada tanda bahaya tanah longsor? a. Hubungi tetangga kiri kanan sekalian petugas local/desa yang bisa mengumumkan peringatan keselamatan.

b. Bunyikan kentongan tanda bahaya atau umumkan lewat bedug/ pengeras suara di mesjid

c. Tinggalkan daerah itu secepatnya

Jika Longsor Terjadi

Tidak banyak yang dapat dilakukan saat longsor terjadi. Yang terpenting adalah tetap tenang dan segeralah bergerak ke tempat yang aman dari jalur longsoran. Bertahanlan di tempat yang aman dan terlindung sampai situasi benar-benar aman. Tetaplah dekat dengan keluarga anda, jangan memisahkan diri. Jika anda terpisah, cobalah mencari bantuan.

Setelah longsor terjadi

Jika selamat dari longsoran, perhatikan daerah di sekitar. Jika belum ada bantuan, segera menghubungi pemerintah daerah setempat, polisi atau organisasi lain yang mungkin bisa memberikan pertolongan. Bencana longsor kadang-kadang bisa mengubur seluruh desa.5.Gunung ApiGunung api yang tersebar di seluruh Indonesia pada umumnya adalah gunung berapi aktif. Terakhir letusan gunung berapi yang menimbulkan kerugian yang sangat besar adalah letusan gunung api di Yogyakarta bahkan sampai saat ini masih meninggalkan lahar dingin dan penduduk di sekitarnya harus diungsikan. Letusan gunung api adalah endapan magma yang keluar akibat dorongan gas yang bertekanan tinggi dari perut bumi. Letusan gunung api membawa batu dan abu yang dapat menyembur sampai 18 km sedangkan aliran lavanya bisa mencapai jarak 90 km.

Bahaya letusan gunung merapi timbul dari material yang dikeluarkannya, baik yang berbentuk benda padat, cair, maupun gas. Benda-benda tersebut cenderung merusak serta menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta dalam kehidupan kita.

Bahaya Gunung Api Letusan gunung api menimbulkan magma yang sering dikenal sebagai lahar atau lava. Disamping itu juga menimbulkan :

a. Awan panas atau wedus gembel ( pyroclastic flow )

b. Aliran lumpur

c. Hujan abu

d. Kebakaran hutan

e. Gas beracun

f. Gempa bumi

g. Gelombang tsunami

Akibat letusan gunung berapi (Buku petunjuk untuk pendamping Totalitas hal 11)

a. Permasalahan pernapasan

b. Kesulitan penglihatan

c. Pencemaran sumber air bersih

d. Menyebabkan badai

e. Mengganggu kerja mesin dan kendaraan bermotor

f. Merusak atap

g. Merusak ladang

h. Mengubah infrastruktur

Kesiapsiagaan Letusan Gunung Api

Pemerintah melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) melakukan pengawasan pada gunung api aktif di Indonesia. Tidak kurang dari 500 buah gunung api tersebar di seluruh Indonesia, 129 diantaranya adalah gunung api aktif, dan 70 diantaranya adalah gunung api yang sering meletus.

Dengan melakukan pengawasan, pemerintah dapat memberikan peringatan jika gunung api mulai membahayakan kehidupan masyarakat sekitarnya. Pemerintah biasanya menyampaikan peringatan jika situasi gunung api membahayakan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Bagaimana mempersiapkan diri dalam menghadapi letusan gunung merapi a. Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi

b. Membuat perencanaan penanganan bencana

c. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan

d. Mempersiapkan kebutuhan dasar

Jika Gunung Api Meletus

Lakukanlah langkah-langkah berikut :a. Hindari daerah yang rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.

b. Persiapkan diri untuk bencana susulan

c. Ikuti jika ada himbauan mengungsi. Jangan berdiam di tempat yang berbahaya. Ikuti rute evakuasi yang sudah ditentukan. Jangan melewati lembah yang dilalui aliran sungai.

d. Sebelum mengungsi, tutuplah pintu dan jendela, matikan alat-alat listrik dan bawalah perbekalan makanan yang ada di rumah.

e. Jika terjebak di luar lindungi diri anda dari benda-benda yang disemburkan oleh letusan gunung api, carilah tempat berlindung. Waspadai daerah aliran lahar jika anda berada di daerah aliran sungai.

f. Lindungi juga diri anda dari hujan abu, kenakan baju dan celana panjang, kacamata, masker atau penutup wajah, dan topi.

g. Jika tidak ada masker, gunakan sapu tangan yang dibasahi untuk menutup hidung.

h. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan

Setelah gunung api meletus

a. Jika kita mengungsi, kembalilah ke rumah ketika keadaan dinyatakan benar-benar aman.

b. Bersihkan atap dari timbunan abu, karena abu bisa menyebabkan atap runtuh.

c. Lindungi tubuh anda dari abu, terutama mulut dan hidung, abu gunung bisa menimbulkan iritasi dan mengganggu pernapasan.

d. Hindari mengendarai mobil atau motor di daerah yang terkena hujan abu sebab dapat merusak mesin motor, persneling hingga pengapian (Buku petunjuk untuk pendamping Totalitas hal 12)

6.Konflik sosial Dalam kehidupan sehari-hari, kadang terjadi perselisihan antar individu atau kelompok masyarakat. Jika perselisihan itu menimbulkan masalah dalam waktu lama, kita mengenalnya dengan instilah konflik. Konflik diartikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih, dimana salaah satu pihak berusaha meniadakan pihak yang lain atau membuatnya tidak berdaya. Tidak ada satu masyarakatpun yang tidak pernah mengalami konflik. Konflik di dalam masyarakat wajar terjadi. Tetapi akan sangat merugikan jika konflik di warnai oleh kekerasan.

Kenapa terjadi konflik?

Dalam kehidupan sehari-hari, kadang anda suka berselisih dengan kakak, adik atau teman. Hal ini dapat terjadi ketika anda ingin mempertahankan prinsip, pendapat atau keinginan anda. Anda mencoba memaksakan apa yang anda inginkan dan tidak mau mengalah. Pertentangan disebut konflik. Konflik menjadi bencana ketika terjadi kekerasan.

Dampak konflik sosial

Jika terjadi perselisihan, kegiatan anda pasti terganggu. Perselisihan yang besar dan berkepanjangan dapat mengganggu aktivitas anda. konflik sosial dapat membuat semua orang menjadi susah dan sedih. Pada saat situasi memanas, kekerasan dalam perselisihan dapat mengakibatkan kerusakan bangunan, bahkan perkelahian atau kericuhan yang menyebabkan hilangnya harta benda, bahkan korban jiwa.

Mengatasi konflik

Konflik tidak akan terjadi jika orang dapat saling menghargai perbedaan. Ketika dua kelompok yang bertentangan mencapai saling pengertian, mereka akan mencoba menenangkan konflik. Mereka saling berkomunikasi dan mencari jalan tengah. Sehingga kedamaian dan keselamatan dapat dicapai.

7.Kebakaran

Kebakaran adalah api yang tidak bisa dikendalikan. Kebakaran dapat disebabkan oleh factor alam dan juga kecerobohan manusia seperti pembakara hutan, kompor yang meledak, korsleting atau hubungan pendek listrik dll.

Puskesmas sebagai pusat pelayanan yang didatang oleh banyak orang juga tidak terlepas dari ancaman bencana kebakaran ini. Untuk itu perlu dilakukan tindakan kewaspadaan terhadap bencana kebakaran ini.

Tindakan saat kebakaran

a. Pahami bangunan dimana kamu berada setiap saat. Selalu mengingat dimana jalan keluar atau pintu darurat. Perhatikan juga letak alat pemadam api ringan (APAR) atau tombol alarm kebakaran.

b. Jika mendengar tanda bahaya kebakaran seperti asap dan alarm, segera hubungi petugas untuk mendapat pertolongan

c. Jika terjebak di dalam ruangan, tutup celah pintu dengan kain atau handuk basah

d. Jika terjebak, merangkaklah di bawah asap, bernafaslah pendek-pendek

e. Mintalah pertolongan, beritahukanlah dimana posisi kamu berada, cobalah menarik perhatian tim penyelamat misalnya dengan mengibaskan kain

Kesipsiagaan bencana kebakaran:

1. Sediakanlah APAR (alat pemadan kebakaran ringan) sisetiap bangunan dan fasilitas umum

2. Cari tahu cara menggunakan APAR

3. Rawatlah apar secara teratur dengan membalikkan tabung setiap seminggu sekali dan melakukan isi ulang setiap setahun sekali.

Cara menggunakan APAR

Tarik Pin/segel yang terdapat dipegangan hingga putus atau terepas. Tanpa menarik Pin, kita tidak akn dapat menekan handle sehingga isi tabung APAR tidak dapat keluar

Ambil nozel dan pastikan tidak tersumbat. Jika tersumbat pukulkan kepala nozel secara perlahan atau di congkel (pada gambar berwarna hitam)

Sebelum di arahkan ke api, pastikan nozel berfungsi dengan cara menekan handel sesaat. Jika APAR mengeluarkan tepung maka Apar siap digunakan.

Setelah itu arahkan kepala nozzle ke arah api dari jarak 2-3 meter. Pastikan kita berdiri di atas angin atau dibelakang arah api.

Tekan handle untuk mengeluarkan atau menyemprotkan isi tabung dan sapukan ke arah api sampai api padam secara merata Jika api tidak padang, segera hubungi pemadam kebakaran setempat.SIKLUS BENCANA

Sumber : Bahan pelatihan Siaga Bencana Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

1. Pencegahan dan mitigasi

Pencegahan dan mitigasi bencana dapat mengurangi atau menghilangkan ancaman

Contoh-contoh tindakan pencegahan dan mitigasi

a. Mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air hujan untuk bencana kekeringan

b. Melarang atau menghentikan penebangan liar

c. Menanam banyak jenis tanaman, bukan penanaman tunggal

d. Menanam pohon dan tunmbuhan lainnya di lereng untuk mencegah longsor

e. Menjaga system pembuangan air yang jauh dari sampah untuk mencegah penyumbatan yang mengakibatkan banjir

f. Membuat bendungan, tanggul, atau kanal untuk menyalurkan iar yang berpotensi meyebabkan banjir

g. Penetapan dan pelaksanaan peraturan atau sanksi untuk mendorong penggunaan lahan yang baik dan standar pembangunan yang aman

h. Menyediakan informasi, penyuluhan atau pelatihan, termasuk pendidikan penanggulangan bencana

2. Kesiapsiagaan

Tindakan kesiapsiagaan dapat membantu untuk memastikan kesiapan dalam situasi gawat darurat, termasuk menyiapkan sumber daya yang dapat berguna untuk situasi tersebut.

a. Membuat system pengawasan ancaman dan system penyebaran peringatan ancaman

b. Membuat rencana kesiapsiagaan darurat dan pengungsian

c. Membuat system peringatan dini yang efektif

d. Mempersiapkan lokasi pengungsian, sarana dan tanda-tanda untuk memperjelas jalur pengungsian dan menonjolkan indicator peringatan dini

e. Menyiapkan jalur evakuasi

f. Melakukan pelatihan dan simulasi atau ujicoba rencana gawat darurat

3. Tanggap darurat

Tanggap darurat dilakukan saat dan sesaat setelah bencana terjadi untuk mengurangi dampak, seperti menyelamatkan jiwa dan harta benda atau barang-barang lainnya.

a. Pengungsian

a. Pencarian dan penyelamatan

b. Pertolongan pertama dan gawat darurat

c. Penilaian cepat terhadap kebutuhan dan kerusakan

d. Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan kebersihan, pangan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan dan penyuluhan

e. Pemulihan fasilitas penting sesegara mungkin seperti system komunikasi, listrik, persediaan air untuk mendukung kegiatan tanggap darurat

4. Pemulihan

Pemulihan adalah pengembalian atau meningkatkan kondisi kehidupan dan sumber penghidupan masyarakat setelah terjadi bencana, pemulihan termasuk rehabilitasi dan rekonstruksi

Contoh-contoh tindakan pemulihan

a. Memastikan bahwa pelayanan umum dasar berjalan termasuk pendidikan, kesehatan, kesehatan mental, ekonomi, keadaan sosial dan budaya.

b. Penyediaan hunian sementara dan hunian tetap bagi korban bencana.

c. Memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan

d. Memperbaiki system prasarana transportasi dan komunikasiBENCANA = BAHAYA x KERENTANAN

KAPASITAS

bahaya

bencana

Kondisi tidak nyaman

Tekanan dinamis

Akar masalah

Bahan Bacaan

Dalam keadaan aman atau sebelum bencana tsunami datang, cobalah kumpulkan semua anggota keluarga. Buka peta wilayah tempat tinggal kita dan peta jalur evakuasi. Lalu, tentukan satu titik tempat bertemu bila terjadi tsunami. Dengan menentukan satu titik tempat bertemu, maka kita akan terhindar dari kemungkinan terpisah dari anggota keluarga, dimanapun anggota keluarga kita berada ketika tsunami datang. Atau, dalam waktu tidak berapa lama setelah tsunami , kita bisa menghitung anggota keluarga yang ada dan sudah bertemu di tempat yang sudah ditentukan tadi. Bila jumlah anggota keluarga tidak cukup, kita bisa mencarinya, atau kita bisa menentukan berapa anggota keluarga kita yang jadi korban.

PAGE 17